modul suspensi lppk unhas
Post on 23-Jun-2015
639 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ( L K P P )
LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL
Judul :
SEDIAAN BENTUK SUSPENSI
Oleh :
DRA. ERMINA PAKKI, M.Si,Apt
Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan
Nomor : 12608/H4.23/TU.19/2007 Tanggal 05 November 2007
JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN DESEMBER 2007
ii
LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
Lantai Dasar Gedung Perpustakaan Universitas Hasanuddin
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2008
Judul : SEDIAAN BENTUK SUSPENSI Nama Lengkap : Dra. Ermina Pakki, M.Si, Apt N I P : 131 792 011 Pangkat/Golongan : Lektor/III/c Jurusan : Farmasi Fakultas/Universitas : Farmasi/Universitas Hasanuddin Jangka Waktu Kegiatan : 1 (Satu) Bulan Mulai 04 Januari 2008 s/d 04 Februari 2008 Biaya : Rp. 4.000.000,- (Empat Juta Rupiah) Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin
sesuai dengan surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Nomor : 469/H4.23/PM.15/2008, tanggal 04 Januari 2008.
Makassar, 04 Februari 2008 Mengetahui : Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin PD I, Pembuat Modul,
Dr.rer.nat. Marianti A. Manggau, Apt Dra. Ermina Pakki, M.Si, Apt NIP. 132 010 567 NIP. 131 792 011
iii
KATA PENGANTAR
Pengadaan Modul Sedaan Bentuk Suspensi adalah dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan para Mahasiswa Jurusan Farmasi dalam Mata Kuliah
Teknologi Sediaan Farmasi 2.
Materi modul ini penguraiannya lebih diutamakan pada kuliah interaktif
yaitu sesudah pengantar kuliah dilanjutkan presentase oleh masing-masing
kelompok di depan kelas, kemudian dilakukan diskusi dan tanya-jawab. Topik-
topik materi perkuliahan, meliputi : Definisi dan Pengertian Suspensi; Formulasi
Suspensi; Sifat Aliran Suspensi dan Bahan Pensuspensi; Pembuatan Suspensi dan
Evaluasi Kestabilan Suspensi.
Diharapkan modul ini dapat membantu para Mahasiswa memahami Sediaan
Bentuk Suspensi. Namun disadari sedalam-dalamnya bahwa isi modul ini masih
banyak kekuranganya. Demi perbaikan modul ini dalam proses pembelajaran
yang berbasis learning, kami sangat senang menerima apabila ada kritik-kritik dan
saran-saran membangun demi kesempurnaannya.
Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Pimpinan LKPP yang telah membiayai penyusunan modul ini. Juga
disampaikan terima kasih kepada Bapak reviewer yang telah bersusah payah
mengoreksi dan memberi saran perbaikan modul ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan modul ini, kami
mengucapkan terima kasih.
Wassalam
Makassar, 04 Februari 2008
Ermina Pakki
iv
RINGKASAN
Sediaan Bentuk Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung
partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fasa cair. Parikel yang tidal larut
tersebut dimaksudkan secara fisiologi dapat diabsorbsi yang digunakan sebagai
obat dalam atau untuk pemakaian luar dengan tujuan penyalutan. Diameter
partikel suspensi >1µm, umumnya 10 – 50µm. Sasaran utama didalam merancang
sediaan berbentuk suspensi adalah untuk memperlambat kecepatan sedimentasi
dan mengupayakan agar partikel yang telah tersedimentasi dapat disuspensi
dengan baik, jadi tidak untuk mencegah terjadinya pemisahan fasa.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi formulasi sediaan suspensi
antara lain adalah: ukuran partikel dapat mempengaruhi sifat fisika dan kimia
sediaan suspensi, ditinjau dari Hukum Stokes :
2r2 ( ρL – ρS ) g
V =
9η
Dapat dilihat bahwa besarnya partikel dapat mempercepat kecepatan sedimentasi
partikel didalam larutan; Permukaan padat – cair : zat padat yang tidak larut
umumnya mempunyai sifat mudah dibasahi (hidrofil) yang dengan mudah dapat
terdispersi dengan sedikit pengocokan, tetapi ada juga zat padat yang sukar
dibasahi (hidrofob). Beberapa sifat zat padat yang harus diperhatikan antara lain
adalah : pembasahan, sudut kontak dan tegangan permukaan. Untuk memodifikasi
sifat pembasahan serbuk digunakan surfaktan yang berfungsi sebagai zat yang
dapat mengurangi tegangan antar permukaan zat padat – cair.
Pertimbangan segi rheologi penting dalam pembuatan suspensi a.l.
viskositas sebagai pengaruhnya terhadap pengendapan dari partikel terdispersi
serta perubahan sifat-sifat alir dari suspensi bila wadahnya dikocok dan bila
hasilnya dituang dari botol. Penggunaan bahan pensuspensi dalam suspensi
dimaksudkan untuk memodifikasi viskositas dan menstabilkan zat padat yang
tidak larut dalam medium pendispersi. Berbagai macam bahan pensuspensi dapat
v
digunakan a.l. golongan derivat sellulosa seperti na cmc, metil sellulosa;
polisakarida seperti tragakan dan dari golongan silikat terhidrasi seperti bentonit,
veegum, dll. Bahan tambahan lain yang dapat ditambahkan dalam formulasi a.l
dapar, pemanis, flavor, zat warna, pengawet, bahan untuk flokulasi, dll.
Pada fase awal formulasi harus dibuat keputusan mengenai tipe suspensi
yang diinginkan apakah sistem flokulasi atau sistem dispersi/deflokulasi yang
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sistem flokulasi bisa
tampak kasar karena terbentuknya flokul/agregat dan cepat mengendap tetapi
dapat dengan mudah disuspensi, sistem dispersi/deflokulasi lambat mengendap
tetapi partikel-partikel cenderung untuk membentuk endapan yang keras atau cake
yang sukar disuspensikan kembali. Karakteristik rheologis suatu suspensi penting
dalam mengoptimisasi stabilisasi fisika, khususnya karakteristik rheologis
tiksotropik yang diinginkan dalam sistem suspensi.
Evaluasi/pengujian kestabilan suspensi memungkinkan formulator/pembuat
formulasi menyeleksi penyiapan awal yang dibuat dan juga menentukan formulasi
yang dibuat sesuai dengan yang diinginkan. Parameter pengujian yang dilakukan
a.l. volume sedimentasi, derajat flokulasi, ukuran partikel, redispersibilitas.
Demikian gambaran ringkasan tentang sediaan bentuk suspensi, banyak hal-
hal yang menarik dapat dijumpai di dalam modul ini, namun mungkin pada awal
studinya mendapat kesukaran. Oleh karena itu, disarankan bahwa keinginan untuk
memahami bentuk sediaan suspensi ini sebaiknya didiskusikan di dalam kelas.
vi
PETA KEDUDUKAN MODUL
Pengertian Sediaan Bentuk Suspensi
Formulasi Suspensi
Sifat Aliran Suspensi dan Bahan Pensuspensi
Pembuatan Sediaan Suspensi
Evaluasi Kestabilan Sediaan Suspensi
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
RINGKASAN ............................................................................................... iv
PETA KEDUDUKAN MODUL .................................................................. vi
DAFTAR ISI................................................................................................. vii
MODUL I..................................................................................................... 1
MODUL II ................................................................................................... 8
MODUL III .................................................................................................. 14
MODUL IV.................................................................................................. 20
MODUL V ................................................................................................... 26
LAMPIRAN : RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL
Mata Kuliah : Teknologi Sediaan Farmasi 2
1
MODUL I JUDUL : Pengertian Sediaan Bentuk Suspensi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
• Sistem heterogen
• Sasaran utama didalam merancang formulasi suspensi
• Dispersi kasar
B. RUANG LINGKUP ISI
1. Definisi dan Pengertian Suspensi
• Bentuk suspensi farmasetik
• Fasa dispersi dan pendispersi
• Diameter partikel padat
• Rute pemberian suspensi farmasetik
• Kelebihan dan kekurangan bentuk suspensi
2. Sifat Fisik formulasi suspensi
• Homogen
• Redispersibilitas
• Kecepatan Sedimentasi Lambat
• Partikel Padat Kecil dan Seragam
3. Penggunaan Suspensi Dalam Famasi
• Zat berkhasiat tidak larut dalam air
• Penguraian zat aktif didalam air
• Kontak zat padat dengan medium dispersi dipersingkat
• Penggunaan medium non air
• Zat berkhasiat larut dalam air dibuat tidak larut
• Pelepasan obat diperpanjang
2
C. KAITAN MODUL
1. Modul ini merupakan modul pertama yang akan menjelaskan secara
meluas definisi dan pengertian sediaan bentuk suspensi dan alasan
mengapa zat aktif dibuat dalam bentuk sediaan suspensi serta bagaimana
sifat fisik formulasi suspensi yang baik. Materi ini diberikan mendahului
teori formulasi suspensi (Modul II) dengan maksud agar mahasiswa
mampu menjabarkan materi tersebut sebelum memasuki materi
berikutnya.
2. Modul pertama ini menyajikan definisi dan pengertian sediaan bentuk
suspensi dan akan dijelaskan formulasi, pembuatan dan evaluasinya pada
Modul II, III dan IV.
D. SASARAN PEMBELAJARAN MODUL
Setelah mempelajari modul ini, Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian sediaan bentuk suspensi.
2. Menjelaskan rute pemberian sediaan bentuk suspensi
3. Menjelaskan sasaran didalam merancang formulasi suspensi.
4. Menjelaskan alasan penggunaan suspensi dalam farmasi.
5. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan sediaan bentuk suspensi.
6. Menjelaskan sifat-sifat fisik formulasi suspensi yang baik.
7. Menyebutkan diameter partikel baik untuk oral maupun non oral
3
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Definisi dan Pengertian Bentuk Sediaan Suspensi, menurut :
- Lieberman, dkk ( disperse systems )
- Lachman, dkk ( Theory and Practice of Industrial Pharmacy )
- Ansel, dkk ( Pharmaceutical Dosage Forms )
- Aulton, dkk ( Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design )
- Winfield, dkk ( Pharmaceutical Practice )
- Latihan dan tanya-jawab.
- Soal-soal.
B. Rute Pemberian Sediaan Bentuk Suspensi
- Oral, contoh : suspensi kloramfenikol, rifampicin
- Ocular, contoh : suspensi hidrokortison asetat
- Otic, contoh : suspensi hidrokortison
- Parenteral, contoh : suspensi penicilin G ( i.m )
- Rectal, contoh : suspensi paranitro sulfathiazol
- Topical, contoh : caladin losio
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
C. Alasan Penggunaan Suspensi Dalam Farmasi
- Zat berkhasiat tidak larut dalam air
- Zat berkhasiat tidak enak atau pahit
- Mengurangi proses penguraian zat aktif dalam air
- Kontak zat padat dengan medium dispersi dipersingkat
- Memperpanjang pelepasan obat menggunakan pembewa minyak
- Latihan dan tanya-jawab.
- Soal-soal.
4
D. Sifat fisik formulasi suspensi yang baik
- Suspensi harus tetap homogen
- Harus mudah didispersikan kembali
- Mudah dituang
- Partikel suspensi harus kecil dan seragam
- Latihan dan tanya jawab
- Soal-soal.
E. Diameter dan tipe Partikel Suspensi
- Suspensi kasar : >1µm, umumnya :10 – 50 µm
- Suspensi koloid : <1 µm, umumya : 1,0 dan 0,5 µm
- Partikel individu
- Partikel berbentuk jaringan atau agregat
- Latihan dan tanya jawab
- Soal-soal.
F. Sasaran Utama Dalam Merancang Formulasi Suspensi
- Memperlambat kecepatan sedimentasi
- Mengupayakan partikel yang telah tersedimentasi dapat disuspensidengan
baik
- Tidak untuk mencegah terjadinya pemisahan fasa
- Latihan dan tanya jawab
- Soal-soal.
G. Indikator Penilaian
- Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh.
- Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka.
- Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi.
- Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi.
5
- Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa (20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).
6
BAB III
PENUTUP
1. Mahasiswa setelah mempelajari Modul Satu (I) ini, diharapkan mampu :
- Menjelaskan pengertian sediaan bentuk suspensi.
- Menjelaskan alasan penggunaan suspensi dalam farmasi.
- Menjelaskan sifat fisik formulasi suspensi yang baik.
- Menjelaskan sasaran utama didalam merancang sediaan bentuk suspensi.
- Menjelaskan kelebihan dan kekurangan sediaan bentuk suspensi.
2. Modul Satu (I) ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk
melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam bentuk teks book,
jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain.
3. Modul ini dapat menjadi media pembelajaran untuk berdialog interaktif,
hingga mahasiswa terdorong menjadi lebih kreatif.
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004
2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001
3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems,
Philadelphia,1999.
4. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New
York, 1996
5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design,
Philadelphia, 1996
6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia,
1986
8
MODUL II JUDUL : FORMULASI SUSPENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
• Partikel padat
• Medium cair
B. RUANG LINGKUP ISI
• Sifat partikel
• Permukaan partikel padat – cair
- Pembasahan
- Sudut kontak
- Tegangan permukaan
- Energi bebas permukaan
• Bahan Pembasah ( wetting agent )
C. KAITAN MODUL
1. Modul ini merupakan Modul Kedua setelah Mahasiswa memahami modul
definisi dan pengertian sediaan bentuk suspensi.
2. Sebelum Mahasiswa mempelajari modul kedua, yaitu Teori Formulasi
Suspensi.
D. SASARAN PEMBELAJARAN MODUL
Setelah mempelajari modul ini, Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan sifat partikel padat yang dapat mempengaruhi sifat fisika dan
kimia dari sediaan suspensi.
2. Menjelaskan proses pembasahan permukaan partikel ( antarmuka padat-
cair ) :
9
- Fenomena pembasahan
- Sudut kontak
- Tegangan permukaan
3. Menjelaskan ketidakstabilan termodinamikan sistem suspensi
4. Menjelaskan mekanisme kerja surfaktan dan koloid hidrofilik didalam
memodifikasi pembasahan partikel.
10
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Sifat Partikel
- Morfologi partikel : sferis dan nonsferis
- Ukuran partikel ( luas permukaan sfesifik )
- Interaksi partikel
- Laju sedimentasi
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
B. Fenomena Pembasahan
- Proses pembasahan
- Partikel hirofilik dan hidrofobik
- Tahap pembasahan
- Cara mengukur kemampuan terbasahi serbuk
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
C. Sudut Kontak dan Tegangan Permukaan
- Sudut kontak antara cairan dan zat padat
- Tegangan permukaan dan energi bebas permukaan
- Contoh-contoh sudut kontak beberapa bahan aktif
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
D. Bahan Pembasah ( wetting agent )
- Pengertian surfaktan dan mekanisme kerja surfaktan
- Penggolongan surfaktan beserta contoh-contoh
- Koloid hidrofilik dan mekanisme kerjanya
- Contoh-contoh hidrokoloid
11
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
E. INDIKATOR PENILAIAN
- Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh.
- Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka.
- Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi.
- Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi.
- Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa
(20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam
menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).
12
BAB III
PENUTUP
Modul II ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk
melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam bentuk teks book,
jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain.
Penyampaian modul pembelajaran untuk pembahasan topik-topik suatu
bahasan akan mendorong mahasiswa untuk hal yang lebih detail, dan hal ini
menuntut kemandirian mahasiswa.
Diharapkan bahwa pembelajaran yang dilengkapi dengan modul dengan
berbasis learning dapat memungkinkan terjadi dialog interaktif, hingga
mahasiswa terdorong menjadi lebih kreatif.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004
2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001
3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems,
Philadelphia,1999.
4. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New
York, 1996
5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design,
Philadelphia, 1996
6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia,
1986
14
MODUL III JUDUL : SIFAT ALIRAN SUSPENSI DAN BAHAN PENSUSPENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
• Sifat Aliran Suspensi Non Newtonian
• Tipe Aliran yang Tidak Tergantung Waktu
• Tipe Aliran yang Tergantung Waktu
• Pengaruh Temperatur
• Maksud Penambahan Bahan Pensuspensi
B. RUANG LINGKUP ISI
1. Tipe Aliran yang Tidak Tergantung Waktu
• Aliran Plastik
• Aliran Pseudoplastik
• Aliran Dilatan
2. Tipe Aliran yang Tergantung Waktu
• Aliran Tiksotropik pseudoplastik/plastik
• Aliran Tiksotropik dilatan
3. Bahan Pensuspensi
• Maksud Penambahan Bahan Pensuspensi
• Bahan Pensuspensi yang Ideal
C. KAITAN MODUL
1. Modul ini merupakan Modul Ketiga yang akan menjelaskan secara meluas
tentang Sifat Aliran Suspensi dan Pemilihan Bahan Pensuspensi. Sebelum
mempelajari Modul III ini, diharapkan mahasiswa lebih dahulu
mempelajari Formulasi Suspensi. Formulasi Suspensi merupakan dasar
15
perancangan formula yang mendasari pemilihan bahan pensuspensi dan
kaitannya dengan tipe aliran suspensi.
2. Modul Ketiga (III) ini menjadi dasar untuk memahami pembuatan
suspensi (Modul IV).
D. DASAR PEMBELAJARAN MODUL
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan sifat aliran suspensi non Newtonian
2. Menjelaskan tipe aliran plastik serta membuat rheogramnya
3. Menjelaskan tipe aliran pseudoplastik serta membuat rheogramnya
4. Menjelaskan tipe aliran dilatan serta membuat rheogramnya
5. Menjelaskan tipe aliran tiksotropik pseudoplastik/plastik serta membuat
rheogramnya
6. Menjelaskan tipe aliran tiksotropik dilatan serta membuat rheogramnya
7. Menjelaskan maksud penggunaan bahan pensuspensi dan menyebutkan
beberapa penggolongan bahan pensuspensi beserta contohnya masing-
masing
16
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Sifat Aliran Suspensi
- Sifat aliran non Newtonian
- Viskositas larutan berubah dengan adanya kecepatan kocok
- Pengaruh temperatur
- Latihan-latihan soal.
- Soal-soal.
B. Tipe Aliran Plastik
- Nilai ambang gerak ( yield value )
- Suspensi konsentrasi tinggi, viskositas tinggi, partikel terdeflokulasi
- Rheogram aliran plastik
- Latihan-latihan soal.
- Soal-soal.
C. Tipe Aliran Pseudoplastik
- Tidak ada nilai ambang gerak
- Larutan polimer
- Rheogram aliran pseudoplastik
- Latihan-latihan soal.
- Soal-soal.
D. Tipe Aliran Dilatan
- Perbedaan keadaan partikel pada saat istirahat dan pada saat pengocokan
- Suspensi deflokulasi
- Rheogram aliran dilatan
- Latihan-latihan soal.
- Soal-soal.
17
E. Aliran Tiksotropik Pseudoplastik/plastik
- Hysteresis loop
- Sediaan bersifat koloidal dan partikel makromolekul
- Rheogram aliran tiksotropik pseudoplastik/plastik
- Latihan-latihan soal.
- Soal-soal.
F. Aliran Tiksotropik Dilatan
- Rheogram aliran tiksotropik dilatan
- Soal-soal.
G. Bahan Pensuspensi
- Maksud penambahan bahan pensuspensi dalam sediaan suspensi
- Kriteria bahan pensuspensi yang ideal
- Penggolongan bahan pensuspensi
- Suspensi Farmasi yang ideal berkaitan dengan tipe alir bahan pensuspensi
- Latihan-latihan soal.
- Soal-soal.
H. INDIKATOR PENILAIAN
- Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh.
- Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka.
- Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi.
- Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi.
- Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa
(20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam
menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).
18
BAB III
PENUTUP
1. Mahasiswa setelah mempelajari Modul III diharapkan mampu :
- Menjelaskan sifat aliran suspensi non newtonian dan kaitannya terhadap
sediaan suspensi.
- Menjelaskan berbagai tipe aliran sistem suspensi beserta kelebihan dan
kekurangannya
- Menggambarkan rheogram berbagai tipe aliran sistem suspensi
- Menjelaskan maksud penambahan bahan pensuspensi dan menyebutkan
penggolongan bahan pensuspensi beserta contohnya masing-masing.
2. Modul III ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk
melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam bentuk teks book,
jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain.
3. Modul III ini dapat menjadi referensi dan media pembelajaran untuk berdialog
interaktif pada senyawa koordinasi, hingga mahasiswa terdorong menjadi
lebih kreatif.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004
2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001
3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems,
Philadelphia,1999.
5. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New
York, 1996
5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design,
Philadelphia, 1996
6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia,
1986
20
MODUL IV JUDUL : PEMBUATAN SUSPENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
• Sistem Deflokulasi dan Flokulasi
• Metode Presipitasi dan Dispersi
• Bahan Penambah Dalam Suspensi
B. RUANG LINGKUP ISI
1. Sistem Deflokulasi dan Flokulasi
- Partikel deflokulasi dan partikel flokulasi
- Sifat-sifat relatif partikel deflokulasi dan flokulasi
- Caking
- Flokulasi terkontrol
- Flokulasi dalam bahan pembawa terstruktur
- Bahan pemflokulasi
2. Metode Presipitasi dan Dispersi
- Presipitasi dengan pelarut organik
- Presipitasi dengan perubahan pH darri medium
- Dispersi
3. Bahan Penambah dalam Suspensi
- Modifikasi densitas
- Pengawet
- Dapar
- Memperbaiki rasa
- Pewarnaan sediaan
- Peningkat bau
21
C. KAITAN MODUL
1. Modul ini merupakan Modul Keempat yang akan menjelaskan secara
meluas tentang Pembuatan Suspensi. Sebelum mempelajari Modul IV ini,
sebaiknya mahasiswa lebih dahulu mempelajari Sifat Aliran Suspensi dan
Bahan Pensuspensi (Modul III). Dalam Modul IV ini mempelajari sistem
deflokulasi dan flokulasi sebelum menentukan tipe suspensi yang akan
dibuat dan beberapa metode pembuatan suspensi dapat digunakan untuk
menghasilkan suspensi yang diinginkan.
2. Modul Keempat (IV) ini menjadi dasar penilaian dalam evaluasi kestabilan
sediaan suspensi (Modul V).
D. SASARAN PEMBELAJARAN MODUL
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan sistem deflokulasi dan flokulasi.
2. Menjelaskan sifat-sifat relatif partikel deflokulasi dan flokulasi.
3. Menjelaskan tentang bahan pemflokulasi dan bahan pembawa terstruktur.
4. Menjelaskan tentang metode presipitasi dan dispersi.
5. Menjelaskan tentang caking dan penyebab serta mekanisme caking.
6. Menjelaskan tentang bahan tambahan dalam sediaan suspensi.
22
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Sistem Deflokulasi dan Flokulasi Dalam Suspensi
- Pengantar
- Sistem Deflokulasi
- Sistem Flokulasi
- Teori DLVO
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
B. Sifat Relatif Partikel Deflokulasi dan Flokulasi
- Pengantar.
- Partkel individu, sedimentasi lambat, sedimen cake
- Partikel aggregat, sedimentasi cepat, sedimen longgar
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
C. Pembentuk Flokulasi
- Pengantar.
- Elektrolit
- Surfaktan
- Polimer
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
D. Metode Presipitasi
- Pengantar.
- Presipitasi dengan pelarut organik
- Presipitasi dengan peru dari mediumbahan pH
- Presipitasi dengan dekomposisi rangkap
23
- Metode dispersi
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
E. Skematis Formulasi Suspensi
- Pengantar.
- Suspensi deflokulasi dalam zat pembawa tersusun sebagai produk akhir.
- Suspensi flokulasi sebagai produk akhir.
- Suspensi flokulasi dalam zat pembawa tersusun sebagai produk akhir.
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
F. Indikator Penilaian
- Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh.
- Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka.
- Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi.
- Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi.
- Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa
(20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam
menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).
BAB III
24
PENUTUP
1. Mahasiswa setelah mempelajari Modul IV diharapkan mampu :
- Menjelaskan sistem deflokulasi dan flokulasi beserta kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
- Menjelaskan pembentukan suspensi flokulasi dengan mekanisme masing-
masing.
- Menjelaskan metode pembuatan suspensi serta syarat-syarat
pembuatannya.
- Menjelaskan tentang caking beserta penyebab terbentuknya caking.
- Menjelaskan secara skematis formulasi suspensi
2. Modul Keempaet (IV) ini diharapkan dapat menjadi dapat menjadi acuan bagi
mahasiswa untuk melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam
bentuk teks book, jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain.
3. Modul IV ini dapat menjadi referensi dan media pembelajaran untuk berdialog
interaktif pada senyawa koordinasi, hingga mahasiswa terdorong menjadi
lebih kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
25
1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004
2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001
3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems,
Philadelphia,1999.
6. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New
York, 1996
5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design,
Philadelphia, 1996
6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia,
1986
26
MODUL V JUDUL : EVALUASI KESTABILAN SUSPENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
• Pengantar.
• Metode evaluasi suspensi
• Parameter evaluasi
B. RUANG LINGKUP ISI
1. Stress condition
2. Volume sedimentasi
3. Derajat flokulasi
4. Kontrol ukuran partikel
5. Redispersibilitas
6. Rheologi
a. Viskositas
b. Tipe alir
7. Mudah tidaknya suspensi dituang
C. KAITAN MODUL
1. Modul ini merupakan Modul Kelima (V) yang akan menjelaskan secara
meluas tentang penilaian stabilitas suspensi. Sebelum mempelajari modul
ini, sebaiknya mahasiswa lebih dahulu mempelajari Pembuatan Suspensi
(Modul IV). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pendekatan metode
yang tepat dalam pembuatan suspensi karena akan mempengaruhi hasil
akhir produk.
27
2. Modul Kelima (V) ini merupakan akhir dari materi bentuk sediaan suspensi
yang merupakan penentu apakah suspensi yang dibuat sesuai yang
diharapkan/diinginkan bardasarkan formulasi yang rasional dan tepat yang
telah dipaparkan pada Modul I, II, III dan IV.
D. SASARAN PEMBELAJARAN MODUL
Setelah mahasiswa mempelajari modul ini, diharapkan mampu :
1. Menjelaskan metode evaluasi suspensi
2. Menjelaskan cara evaluasi volume sedimentasi
3. Menjelaskan cara evaluasi derajat flokulasi
4. Menjelaskan cara evaluasi kontrol ukuran partikel
5. Menjelaskan cara evaluasi redispersibilitas
6. Menjelaskan cara evaluasi rheologi
a. Viskositas
b. Tipe alir
BAB II
PEMBELAJARAN
28
A. Metode Evaluasi
- Pengantar
- Stress condition
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
B. Volume Sedimentasi
- Pengantar.
- Volume sedimen
- Kriteria penerimaan
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
Derajat Flokulasi
- Pengantar.
- Volume sedimen suspensi flokulasi dan deflokulasi
- Kriteria penerimaan
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
C. Kontrol Ukuran Partikel
- Pengantar.
- Aggregat/pertumbuhan kristal
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
D. Redispersibilitas
- Pengantar.
- cake / endapan keras
- Latihan-latihan.
29
- Soal-soal.
E. Rheologi
- Pengantar.
- Viskositas
- Tipe alir
- Latihan-latihan.
- Soal-soal.
F. INDIKATOR PENILAIAN
- Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh.
- Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka.
- Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi.
- Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi.
- Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa
(20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam
menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).
BAB III
PENUTUP
30
1. Mahasiswa setelah mempelajari Modul V diharapkan mampu :
- Menjelaskan alasan-alasan memilih metode evaluasi suspensi.
- Menerangkan penggunaan rumus volume sedimentasi (F).
- Menjelaskan penggunaan rumus derajat flokulasi.
2. Modul Kelima (V) ini diharapkan dapat menjadi menjadi acuan bagi
mahasiswa untuk melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam
bentuk teks book, jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain
3. Modul V ini dapat menjadi referensi dan media pembelajaran untuk berdialog
interaktif pada senyawa koordinasi, hingga mahasiswa terdorong menjadi
lebih kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
31
1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004
2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001
3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems,
Philadelphia,1999.
3. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New
York, 1996
5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design,
Philadelphia, 1996
6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia,
1986
top related