modul praktikum · 2020. 12. 23. · keseluruhan dari ligament (torn ligament) dan hampir 85%...
Post on 31-Jan-2021
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
MODUL PRAKTIKUM STASE TRAVEL MEDICINE
2019
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
-
MODUL PRAKTIKUM
Stase Travel Medicine
Program Studi Profesi Fisioterapi Fk Unud
Tim Penyusun :
Putu Ayu Sita Saraswati, S.Ft., M.Fis
-
i
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu.
Puji syukur kita haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kini telah tersusun Modul
Praktikum Stase Travel Medicine Program Studi Profesi Fisioterapi FK Unud.
Tujuan diterbitkannya modul praktikum ini adalah sebagai panduan dalam :
1. Melaksanakan proses praktik dalam ilmu fisioterapi travel medicine
2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi travel medicine
Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai tujuan dan sasaran
pendidikan
Om santih, santih, santih, om.
Denpasar, 17 September 2016
Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi FK Unud
Tim Penyusun
-
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. ii
Definisi .......................................................................................................................................................... 1
Tujuan ........................................................................................................................................................... 1
Sasaran .......................................................................................................................................................... 1
Sumber Pembelajaran ................................................................................................................................... 1
Sumber daya.................................................................................................................................................. 2
Pelaksanaan ................................................................................................................................................... 2
A. Ankle Sprain .................................................................................................................................... 2
B. Patellofemoral Syndrome ............................................................................................................... 4
C. Sprain ACL ...................................................................................................................................... 6
D. Sprain MCL ..................................................................................................................................... 7
E. Jumper’s Knee ................................................................................................................................ 9
F. Meniscus Tears .............................................................................................................................. 10
G. Plantar Fascitis .......................................................................................................................... 11
H. Piriformis Syndrome................................................................................................................. 13
I. Shin Splint...................................................................................................................................... 15
J. Supraspinatus Tendinitis .............................................................................................................. 16
K. De Quarvein Syndrome ............................................................................................................ 18
L. Tennis Elbow ................................................................................................................................. 20
M. Golfer’s Elbow ........................................................................................................................... 22
-
1
Definisi
Manajemen fisioterapi travel medicine adalah ilmu yang mempelajari penanganan
fisioterapi pada kasus travel medicine. Manajemen fisioterapi travel medicine adalah gabungan
dari beberapa ilmu seperti fisiologi, anatomi, patologi, manajemen fisioterapi, dll yang bertujuan
untuk memberikan gambaran penatalaksanaan kasus-kasus fisioterapi di bidang travel medicine.
Tujuan
Tujuan instruksional umum
1. Memahami kasus-kasus fisioterapi travel medicine
2. Memahami dan mampu menganalisa kasus-kasus fisioterapi travel medicine
3. Memahami dan mampu melakukan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus travel
medicine
Tujuan intruksional khusus
Mahasiswa memahami dan mampu melakukan proses-proses fisioterapi spesifik seperti:
1. Pemeriksaan dengan cermat pada bidang travel medicine dalam kasus pada
skateboarding, hiking, wall climbing, running, bicycling, rafting, canoeing,
diving, snorkeling, paragliding, dan surfing.
2. Memberikan program latihan untuk proses rehabilitasi pada kasus-kasus travel
medicine
Sasaran
Sasaran pembelajaran praktikum manajemen fisioterapi travel medicine adalah mahasiswa
Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah lulus pada mata kuliah
anatomi, fisiologi, biomekanik, elektrofisika dan sumberfisis, patologi, manual therapy, terapi
latihan, dan psikologi pada semester sebelumnya atau pada jenjang pembelajaran sebelumnya.
Sumber Pembelajaran
Sumber Pembelajaran yang digunakan sebagai rujukan adalah :
A. Buku Text dan ebook :
1. H.L. DuPont and R. Steffen (2001). Textbook of Travel Medicine and Health.
Second Edition. Hamilton, London: B.C Decker Inc.
2. A. Yung, T. Ruff, J.Torresi, K. Leder, D. O’Brien (2004). Manual of Travel
Medicine: a pre-travel guide for health care practitioners. Second Edition.
Melbourne: IP Communications
3. R. Steffen, H.L. DuPont, A Wilder-Smith (2003). Manual of Travel Medicine and
Health. Second Edition. Hamilton, London: B.C Decker Inc.
4. J. N. Zuckerman (2001). Principles and Practice of Travel Medicine. New York:
John Wiley & Sons Ltd
-
2
5. WHO (2008). International Health Regulations 2005. Second Edition. Geneva: WHO
B. Narasumber :
1. Dosen Matakuliah
Sumber daya
A. Sumber daya manusia:
1. Dosen pemberi mata kuliah : 1 orang
B. Sarana dan Prasarana:
1. Universitas Udayana
6. Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktikum manajemen fisioterapi travel medicine adalah melakukan
penatalaksanaan fisioterapi pada kasus travel medicine mulai dari pemeriksaan hingga intervesi
pemberian pelatihan untuk meningkatkan aktivitas fungsional pasien.
7. Alat dan kelengkapan:
1. Bed atau matras
2. Formulir pemeriksaan
3. Alat-alat exercise (trampoline, bola, terabands, dll.)
8. Pengendalian dan Pemantauan
1. Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditandatangani
2. Format penilaian responsi yang telah ditandatangani dan diberi nama jelas instruktur
yang menilai dan peserta didik yang bersangkutan
3. Pedoman penilaian pencapaian kompetensi.
Pelaksanaan
A. Ankle Sprain
Definisi
Sprain ankle juga dikenal sebagai cidera ankle atau cidera ligament ankle, pada umumnya
sprain ankle ini terjdi karena robeknya sebagian dari ligament (torn partial ligament) atau
keseluruhan dari ligament (torn ligament) dan Hampir 85% sprain ankle terjadi pada struktur
jaringan bagian lateral ankle yaitu ligamen lateral complex
Anamnesis
Pendrita dapat menceritakan proses cideranya yatu terjatuh dengan posisi pergelangan kaki
terputar ke dalam atau keluar. Setelah cedera, penderita mengeluh sakit berlebihan pada
-
3
aspek anterolateral pada sendi pergelangan kaki. Perabaan di atas sakit tersebut hanya di
bawah malleolus lateral. Dengan penyebaran terjadi di tempat bengkak yang berlebihan
daerah pergelangan kaki sisi lateral dan anterior, persamaan tes ditunjukkan adaya
ketidakseimbangan, MRI diindikasikan tidak patah tulang.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Lumbale lordosis atau flat back
Tes cepat : Otawa Ankle rule
Gerak squat and bouncing terasa nyeri pada saat bouncing
Tes gerak aktif : Nyeri ke arah inversi
Tes gerak pasif :
Nyeri pada sisi kontra lateral dari arah gerakan
Keterbatasan gerak searah nyeri
Tes gerak isometric : Gerak isometric negative atau kadang nyeri
Tes khusus : drawer sign positif
Palpasi pada derah nyeri
Penegakkan diagnosa
Activity limitation
- Adanya gangguan berlari, loncat, kemampuan berjalan, keseimbangan, kontrol
gerak
Body structure and body function
- nyeri
- oedema
Participation restriction
- Tidak dapat melakukan olahraga dengan maksimal
Diagnosa berdasarkan ICF
- Adanya gangguan stability ankle, adanya ketidakmampuan melakukan kordinasi
gerakan ankle.
Rencana Penatalaksanaan
Tujuan
- Mencegah malaligment
- Meningkatkan movement coordination
- Meningkatkan stabilisasi ankle
- Meningkatkan kemampuan ankle
Prinsip Terapi
- Istirahat
- Aktivasi otot otot stabilisasi
-
4
- Meningkatkan kemampuan fungsional
Konseling-Edukasi
- Latihan keseimbangan
- Latihan aktifitas fungsional
Kriteria Rujukan
- Dokter
- Fisioterapis
Prognosis
Pada umumnya sprain ankle dapat sembuh tanpa komplikasi dan pasien dapat kembali
beraktivitas sebagaimana biasanya.
Sarana dan prasarana
Wobble board, elastic bandage, taping, tera band
B. Patellofemoral Syndrome
Definisi
Chondromalacia patella atau Patellofemoral Syndrome adalah suatu patologi adanya
kerusakan pada kartilago patella, dimana terdapat pelunakan atau pengkikisan dan kekerasan
dari kartilago yang ditandai dengan adanya nyeri pada bagian depan dari lutut terutama saat
menekuk. Kerusakannya dapat berubah dari ringan menjadi berat. Chondromalacia Patella
menggambarkan perubahan yang terjadi pada lapisan kartilago pada ujung tulang dimana
fungsinya menurun dan terjadi degenerasi. Chondromalacia di dapat dari cedera pada
kartilago yang masih sehat atau respon terhadap pembebanan yang berlebihan pada
kartilago. Beberapa penyebab yang telah diketahui seperti injury atau cidera padalutut,
terjadi karena adanya penggunaan atau pembebanan yang berlebihan pada lutut, mal
alignment pada lutut, gangguan mekanik (trauma langsung atau tidak langsung) kecacatan
genu valgus atau genu varus, umur, over weight, over dan proses degenerasis .
Anamnesis
- Nyeri berjalan
- Deformitas kearah genu valgus
Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi: - tidak tampak kelainan local. Perhatikan Q angle/genu valgus
Tes cepat : - gerakan flexi dan ekstensi terjadi painfull arc
Tes gerak aktif : - flexi dan ekstensi
-
5
Tes gerak pasif - flexi dan ekstensi
Tes gerak isometric : - Gerak isometric ekstensi lutut nyeri
Tes khusus
Palpasi : nyeri tekan pada condylus lateral dan medial
Joint play movement MLPP kompresi diatas patella posisi lutut ekstensi dan semi
fleksi.
Pengukuran Q angle dan genu valgus.
Tes kekuatan m. Vastus medialis
2. Pemeriksaan Penunjang
X-Ray
Penegakan Diagnosis
1. Activity limition :
- Naik turun tangga
- Berjalan
- Berlari
- Berdiri dari posisi jongkok
2. Body Function and structure impairment :
- Muscle weakness m. vastus medialis
3. Participation Restriction :
- Keterbatasan dalam pekerjaan
- Keterbatasan dalamberibadah
- Keterbatasan dalam olahraga
- Keterbatasan partisipasi
4. Diagnosa Fisioterapi :
Nyeri pada patella disebabkan oleh chondromalacia
Rencana Penatalaksanaan
1. Tujuan : mengembalikan gerak dan fungsional patella sehingga pasien dapat beraktivitas
seperti biasanya
2. Prinsip Terapi : pengutan otot, peningkatan ROM
3. Konseling-Edukasi : hindari naik tangga
4. Kriteria Rujukan
Prognosis
Prognosis untuk pemulihan fungsional penuh dalam kasus sindrom patellofemoral sangat
baik. Secara umum, sindrom ini berhasil diobati dengan tindakan konservatif
Sarana dan Prasarana
-
6
Sarana : wobble board, US, TENS, MWD, SWD, Tapping, Bed
Prasarana: ruang terapi
C. Sprain ACL
Definisi
Sprain ACL injury adalah robek hingga putusnya jaringan ligament anterior cruciate
ligament pada sendi lutut yang menghubungkan tulang tibia dengan tulang femur. ACL
adalah salah satu ligament pada sendi lutut yang sering bermasalah pada para pemain
olahraga yang menggunakan kaki sebagai tumpuan utama dalam permainannya, contohnya
sepak bola, basket, taekwondo dan lain-lain
Anamnesis
Atlet tiba-tiba berhenti, memotong atau loncat, terjadi trauma hiperekstensi dan rotasi dan
terdengar suara pop sound lalu si atlet tidak dapat melanjutkan olah raga saat itu dan
beberapa jam kemudian terjadi bengkak pada lutut. Bila dilakukan berjalan terasa adanya
giving way
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Bengkak pada lutut
Tes cepat : Squat ada giving way
Tes gerak aktif : Nyeri dan kaku pada saat fleksi lutut
Tes gerak pasif : Nyeri dan ROM terbatas dengan firm end feel, Keterbatasan
gerak dalam capsular pattern.
Tes gerak isometric : Gerak isometric negative
Tes khusus
- Lachman Test
- Anterior drawer test
- Pivot shift test
Pemeriksaan penunjang
X-Ray, MRI
Penegakkan diagnosa
Activity limitation
- Adanya gangguan keseimbangan saat berjalan, berlari
Body structure and body function
- Joint line tenderness
- Bengkak, nyeri
-
7
- Instabilitas
Participation restriction
- Tidak dapat melakukan olahraga yang mencakup berlari dan koordinasi, ibadah
Diagnosa berdasarkan ICF
- Adanya gangguan stability, adanya gangguan koordinasi gerak.
Rencana Penatalaksanaan
Tujuan:
Menghilangkan/ mengurangi nyeri dan bengkak, pencapaian normal ROM, adaptasi
anatomi dan hipertropi otot, linear dan lateral stabilisasi, berjalan dan berlari dengan
seimbang, drill untuk kembali ke olah raga.
Prinsip terapi:
- Eliminasi nyeri dan bengkak
- Meningkatkan aktif ROM (cascio et al 2004)
- Functional Strengthening (Gale and Richdmon 2006, Mc carthy and bach 2005)
Konseling-edukasi :
- menjelaskan pencegahan dan kontra indikasi
- menjelaskan dan merencanakan program dengan pasien
Kriteria rujukan:
Dokter ortopedi
Prognosis
Pada cedera acl bisa dilakukan non operative treatment jika keadaan dengan indikasi tua dan
sedentary dilakukan modifikasi aktivitas sehingga mengurangi gejala-gejala yang
ditimbulkan, namun rekonstruksi acl sangat diperlukan pada atlet dan penuh aktivitas.
Sarana dan prasarana
Bed, wobel board, ball, cone, box jump.
D. Sprain MCL
Definisi
Sprain Medial Collateral Ligament (MCL) adalah robekan atau putusnya ligamen pada
bagian medial (dalam) aspek lutut. Bagian dalam dari ligamentum ini melekat pada
meniskus medial dan garis lurus dengan tibialis, MCL bertindak untuk membatasi
pemisahan berlebihan dalam sendi lutut, agar tidak valgus..
Anamnesis
-
8
Terjatuh dengan posisi kaki valgus/ lateral, terjadi trauma benturan pada tibia lalu si atlet
tidak dapat melanjutkan olah raga saat itu. Pada waktu berjalan terasa lutut bergoyang
Pemeriksaan fisik dan dasar penunjang
Pemeriksaan fisik
- Tes Gerak Fungsi dasar. :
- Gerakan ekstensi, fleksi dan external, internal rotasi, valgus semua dalam batas
normal
- Tes khusus
- Valgus stress test (Jacobson KE et al, 2011)
- Palpasi pada sisi medial lutut nyeri dan trimgling
Pemeriksaan penunjang
X-Ray, MRI
Penegakkan diagnosa
Activity limitation
- Adanya gangguan keseimbangan saat berjalan, berlari, loncat
Body structure and body function
- Joint line tenderness
- Bengkak, nyeri
- Instabilitas kea rah valgus
Participation restriction
- Tidak dapat melakukan olahraga yang mencakup berlari dan koordinasi,rekreasi,
ibadah
Diagnosa berdasarkan ICF
- Adanya gangguan stability, adanya gangguan koordinasi gerak.
Rencana Penatalaksanaan
Tujuan:
Menghilangkan/ mengurangi nyeri dan bengkak, pencapaian normal ROM, adaptasi
anatomi dan hipertropi otot, linear dan lateral stabilisasi, berjalan dan berlari dengan
seimbang, drill untuk kembali ke olah raga.
Prinsip terapi:
- Eliminasi nyeri dan bengkak
- Meningkatkan aktif ROM
- Functional Strengthening
Konseling-edukasi :
- menjelaskan pencegahan dan kontra indikasi
- menjelaskan dan merencanakan program dengan pasien
Kriteria rujukan:
-
9
- Dokter ortopedi
- Fisioterapi
Prognosis
Pada cedera MCL bisa dilakukan non operative treatment jika keadaan dengan indikasi tua
dan sedentary dilakukan modifikasi aktivitas sehingga mengurangi gejala-gejala yang
ditimbulkan, namun rekonstruksi MCL sangat diperlukan pada atlet dan penuh aktivitas.
Sarana dan prasarana
Knee bracing, Bed, wobel board, ball, cone, box jump
E. Jumper’s Knee
Definisi
Jumper’s knee / Tendinitis patellaris adalah peradangan pada tendon patella yang
disebabkan penggunaan tendon yang berlebih selama beraktivitas. Kontraksi otot yang
berulang dapat menyebabkan ketegangan tendon sehingga tendon mengalami peradangan
Anamnesis
Nyeri pada lutut sisi depan bagian bawah, nyeri diam saat pasien dalam posisi berdiri, nyeri
tekan pada tendon patella, nyeri gerak saat berjalan dan naik tangga, Nyeri hilang setelah
beraktifitas. Nyeri meningkat ketika melompat .
Pemeriksaan fisik dan dasar penunjang
Pemeriksaan fisik
- Nyeri pada saat tes isometric kea raj ekstensi
- Palpasi nyeri tekan pada infra patela
Pemeriksaan penunjang
MRI, x ray
Penegakkan diagnosa
Activity limitation
- Adanya nyeri saat berlari, melompat, menendang
Body structure and body function
- Nyeri
- Quadriceps inaktif
Participation restriction
Tidak dapat melakukan olahraga yang mencakup berlari, melompat dan menendang
Diagnosa berdasarkan ICF
-
10
Adanya nyeri saat berlari, meloncat dan menendang. adanya gangguan koordinasi
gerak. Nyeri pada bagian lutut sisi depan bagian bawah, penurunan LGS, serta
penurunan kemampuan fungsional.
Rencana Penatalaksanaan
o Tujuan:
Menghilangkan/ mengurangi nyeri, pencapaian normal ROM, adaptasi anatomi dan
hipertropi otot, stabilisasi, berjalan dan berlari dengan seimbang, latihan drill untuk
kembali ke olah raga.
o Prinsip terapi:
- Eliminasi nyeri
- Functional Strengthening
- Latihan eksentrik
o Konseling-edukasi :
- menjelaskan pencegahan dan kontra indikasi
- menjelaskan dan merencanakan program dengan pasien
o Kriteria rujukan:
- Dokter ortopedi
- Fisioterapi
Prognosis
Pada atlet dengan jumper‘s knee akan terus mengalami gejala ringan berkepanjangan setelah
karir atletiknya.
Sarana dan prasarana
Taping, Es, Bola, wobble board
F. Meniscus Tears
Definisi
Robekan pada meniskus karena gerakan fleksi, rotasi, lutut terkunci
Anamnesis
Pasien datang dengan cedera pada area lutut insiden terjadi pada aktivitas olahraga dimana
posisi lutut terpelintir dan sedikit menekuk. Pada sata jalan sering terasa lutut terkunci
Pemeriksaan fisik dan dasar penunjang
o Hasil pemeriksaan fisik
- Tes gerak pasif terbatas pola kapsuler dan nyeri
-
11
- Tes isometric tidak ada keluhan
- Tes khusus
- Rotasi medial, lateral, valgus/varus tes postidf nyeri
- Pemeriksaan penunjang
MRI, X-Ray
Penegakkan diagnosa
- Activity limitation
- Nyeri fleksi maupun ekstensi, naik tangga
- Body structure and body function
- Nyeri
- Gangguan mobilisasi
- Participation restriction
- Olahraga, bekerja
- Diagnosa berdasarkan ICF
- Adanya nyeri sekitar sendi, mobilitas single joint terbatas, gait pattern fuction.
Rencana Penatalaksanaan
- Tujuan
Meningkatkan kemampuan stabilisasi kaki dan penguatan kaki yang lemah
- Prinsip Terapi
- Stabilisasi
- Strengthning
- Edukasi
Mengajarkan latihan strengthning, manipulasi meniscus
- 8. Kriteria Rujukan
Dokter
Fisioterapi
Prognosis
Meniscus dibagi menjadi dua area berdasarkan cara penyembuhannya, dalam dunia medis
disebut RED zone dan White zone. Pada red zone terdapat aliran darah yang mensuplay
makannan sedangkan white zone tidak ada, jadi meniscus pada white zone tidak bisa
sembuh secara alami (harus operasi).
Sarana dan prasarana
Knee support, taping.
G. Plantar Fascitis
-
12
Plantar Fasciitis merupakan nyeri pada bagian medial calcaneus yang ditandai dengan
inflamasi atau peradangan pada perlengketan apponeurosis plantaris bagian bawah dari
tuberositas calcaneus akibat penguluran yang berlebihan dan secara terus menerus,
penekanan saat kaki menyangga beban tubuh sehingga terjadi cidera berulang dan
menimbulkan kerobekan kecil pada fascia plantaris.
Anamnesis
- Nyeri pada telapak kaki belakang diatas tuberositas calcanel
- Nyeri jenis nyeri tajam pada telapak kaki posterior
- Nyeri pada pagi hari dan meningkat pada saat berjalan
Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : Tidak tampak kelainan
- Tes cepat :
- Gerak dorsal fleksi posisi berdiri nyeri
- Gait analisis : early foot flat atau berjalan dengan telapak kaki anterior
- Tes gerak aktif :
- Gerak dorsal fleksi nyeri
- Tes gerak pasif :
- Gerak dorsal fleksi pasif nyeri pada calcaneus, ROM terbatas dengan springy
end fell
- Tes gerak isometric :
- Gerak plantar fleksi isometric nyeri
- Tes khusus :
- Palpasi : palpasi pada apponeurosis plantaris dan tuberositas calcanel nyeri
tajam
2. Pemeriksaan Penunjang : X-ray tampak osteophate
Penegakan Diagnosis
1. Activity Limitation :
- Berjalan jarak jauh
- Lompat
- Berdiri lama
2. Body Function and structure impairment :
- Interior heel pain
- Dorsal heel pain
- Hypomobility
- Muscle imbalance
-
13
- Inflamasi
3. Participation Restriction :
- Keterbatasan dalam pekerjaan
- Keterbatasan dalam beribadah
- Keterbatasan dalam olahraga
- Keterbatasan dalam rekreasi
4. Diagnosa Fisioterapi :
Adanya nyeri tajam pada tumit yang mengakibatkan gangguan aktifitas sehingga
menurunkan produktifitas Px dalam bekerja dan menyelesaikan pekerjaan kantor.
Rencana Penatalaksanaan
1. Tujuan : mengembalikan gerak dan fungsional kaki sehingga pasien bias beraktivitas
seperti bisanya.
2. Prinsip Terapi : meningkatkan ROM, meningkatkan kekuatan otot
3. Konseling-Edukasi :
Disarankan untuk selalu memindah daerah penekanan nyeri ke daerah toleransi
sekitarnya dengan pemakaian insole dari bahan yang lunak seperti karet, busa dan
silikon juga pemakaian viscoheel.
4. Kriteria Rujukan : Dokter orthopedic / fisioterapi
Prognosis
Prognosis akan baik jika dilakuakan penangana dengan cepat, penanganan fisioterapi.
Namun jika tidak dilakukan penangana dengan cepat akan menjadi kronik dan menganggu
aktivitas.
Sarana dan Prasarana
- Sarana : ultrasound, MWD, ESWT,Tapping, bed, bantal
- Prsarana : ruang terapi
H. Piriformis Syndrome
Definisi
Sindrom piriformis adalah gangguan neuromuskular yang terjadi ketika N.Ischiadicus
terkompresi atau teriirtasi oleh M.Piriformis. Secara khas, sindrom piriformis meningkat
dengan adanya kontraksi pada otot piriformis, duduk yang lama, atau tekanan langsung pada
otot. Nyeri pada pantat adalah gejala utamanya.Sindrom piriformis dapat menyebabkan
kesulitan berjalan, karena adanya nyeri pada pantat atau ekstremitas bawah. Sindrom
piriformis adalah salah satu yang menyebabkan kondisi siatika.
Anamnesis
-
14
nyeri jenis pegal pada gluteal kadang menyebar sampai paha belakang. Nyeri meningkat
ketika duduk ditempat keras/jok keras dengan dompet tebal.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : Posisi duduk pasien sedikit miring
- Quick test : Fleksi- ekstensi lumbal secara aktif nyeri
- PFGD :
- Gerak aktif limitasi gerak pelvic hip ROM terbatas pada saat gerakan adduksi
dan internal rotasi
- Gerak pasif : fleksi penuh sendi panggul nyeri gluteal, fleksi penuh dan adduksi
penuh sering nyeri
- Tes isometric : terasa nyeri pada gerak isometric abduksi, ekstensi dan rotasi
eksternal hip joint
- Test Khusus :
- Palpasi : tenderness pada m. piriformis
- Slump test (piriformis) proximal isciadic nerve
2. Pemeriksaan Penunjang
X-Ray tidak tampak kelainan
Penegakan Diagnosis
1. Activity limition :
- Duduk lama
- Berjalan
- Naik tangga
2. Body Function and structure impairment :
- Nyeri
- Inflamasi
- Muscle spasme
- Kontraktur
- Paresthesia paha belakang
- Neural adhesion
- Tenderness
3. Participation Restriction :
- Keterbatasan dalam pekerjaan
- Keterbatasan dalam beribadah
- Keterbatasan dalam olahraga
- Keterbatasan partisipasi
4. Diagnosa Fisioterapi :
-
15
Nyeri dan gerak terbatas pada tungkai bawah disebabkan oleh piriformis syndrome
Rencana Penatalaksanaan
1. Tujuan : mengembalikan gerak dan fungsi tungkai bawah sehingga pasien dapat
melakukan aktivitas seperti biasanya.
2. Prinsip Terapi : mengurangi spasme, menghilangkan nyeri, menghilangkan paresthesia,
meningkatkan ROM
3. Konseling-Edukasi : hindari duduk ditemapt keras
4. Kriteria Rujukan : dokter orthopedic/ fisioterapi
Prognosis
Prognosis baik jika dilakukan penanganan secara cepat dan penangana fisioterapi. Namun,
jika kondisi sudah parah bias dilakukan operasi.
Saran dan Prasarana
- Saran : bed, bantal, hot pack, kruk, walker
- Prasarana : ruang fisioterapi
I. Shin Splint
Definisi
Shin splints adalah peradangan pada otot, tendon, dan jaringan tulang di sekitar tibia akibat
overuse dan cedera berulang pada daerah postero medial dan antero medial. Nyeri biasanya
terjadi di sepanjang perbatasan bagian dalam tibia, di mana otot melekat ke tulang.
Anamnesis
Pasien mengeluh nyeri pada bagian distal dan posteromedial tibia setelah melakukan
hobinya dalam olahraga berlari. Keluhan terjadi tanpa penyebab yang jelas
Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : terjkadang ada flat foot
- Tes cepat : Tidak ada tanda yang jelas
- Tes gerak aktif : nyeri terutama pada gerakan dorsal fleksi ankle .
- Tes gerak pasif :Nyeri pasif ke arah plantar fleksi
- Tes gerak isometric : Gerak isometric nyeri pada saat dorsal fleksi
- Tes khusus :
- Palpasi pada perios tibia ada nyeri dan high tension
Penegakkan diagnosa
-
16
1. Activity limitation
- berjalan, berlari
2. Body structure and body function
- Poor endurance
- Pain
3. Participation restriction
- Tidak dapat melakukan olahraga yang mencakup berlari terlalu lama
4. Diagnosa berdasarkan ICF
- Adanya gangguan stability ankle, adanya ketidakmampuan melakukan lari
dalam batas waktu lebih lama.
Rencana Penatalaksanaan
1. Tujuan:
Menghilangkan/ mengurangi nyeri, pencapaian normal ROM, adaptasi anatomi dan
hipertropi otot, berjalan dan berlari dengan seimbang.
2. Prinsip terapi:
- stretching
- Penguatan pada invertors and evertors dari calf
- Melatih keseimbangan kaki
3. Konseling-edukasi :
- menjelaskan pencegahan dan kontra indikasi
- menjelaskan dan merencanakan program dengan pasien
4. Kriteria rujukan:
- Dokter
- Fisioterapi
Prognosis
Prognosis pada shin splint tergantung dari jenis dan berat ringannya gejala yang terjadi,
selama fase istirahat pasien akan mengalami pemulihan
Sarana dan prasarana
Bed, ice, taping
J. Supraspinatus Tendinitis
Definisi
Tendinitis supraspinatus adalah suatu bentuk kondisi peradangan yang terjadi pada insersio
tendo supraspinatus pada tuberositas mayor humeri yang ditandai dengan adanya rasa nyeri
-
17
dan bisa juga terjadi pada tenno osseal, tendon atau tendo muscular. Tendinitis supraspinatus
adalah penyebab tersering keluhan nyeri bahu.
Anamnesis
- Nyeri jenis pegal pada lengan atas bagian lateral
- Tidak jelas sebab-sebabnya atau setelah menjinjing barang, olah raga dengan lengan-
tangan.
- Nyeri meningkat ketika angkat lengan dan berkurang bila diistirahatkan
Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : Tidak tampak kelainan
- Tes cepat : Abduksi elevasi: ‘Painful arc‘ humeroscapular rhythm
- Tes gerak aktif: Gerak rotasi eksternal nyeri nyeri kontraksi, gerak rotasi internal
penuh atau horizontal adduksi penuh nyeri regang
- Tes gerak pasif : Tak ada kelainan yang jelas, tetapi, tetapi horizontal adduksi penuh
nyeri regang
- Tes gerak isometric : Abduksi sometric melawan tahanan
- Tes khusus : Palpasi posisi adduksi-ekstensi-rotasi internal penuh nyeri
- Pengukuran : VAS untuk mengukur skala nyeri
Goniometer untuk mengukur ROM
Alat ukur untuk mengukur fungsional tangan
2. Pemeriksaan Penunjang
X ray bila diagnose belum ditemukan
Penegakan Diagnosis
- Activity Limitation :
- Meraih benda ditempat yang lebih tinggi
- Body Function and structure impairment :
- Inflamasi
- Scapular dyskinesis
- Participation Restriction :
- Keterbatasan dalam pekerjaan
- Keterbatasan dalam olahraga
- Keterbatasan dalam rekreasi
- Diagnosa Fisioterapi :
Nyeri bahu lateral sampai lengan atas leteral disebabkan oleh tendonitis m.
infraspinatus
-
18
Rencana Penatalaksanaan
- Tujuan : menghilangkan nyeri dan mengembalikan gerak fungsional sehingga dapat
beraktivitas seperti biasa.
- Prinsip Terapi :
- Konseling-Edukasi :
- Kriteria Rujukan : Dari Dokter Orthopedi
Prognosis
Prognosis untuk tendinitis supraspinatus sangat baik, bila ditangani sedini mungkin dengan
tepat dan intensif.
Saran dan Prasarana
- Saran : Ultrasound, meja, bed
- Prasarana : Ruang terapi (fisioterapi)
K. De Quarvein Syndrome
Definisi
De Quervain syndrome merupakan penyakit dengan nyeri pada daerah prosesus stiloideus
akibat inflamasi kronik pembungkus tendon otot abductor polisis longus dan ekstensor
polisis brevis setinggi radius distal dan jepitan pada kedua tendon tersebut.
Anamnesis
Nyeri pada sisi lateral pergelangan tangan kiri saat fleksi adduksi ibu jari tangan atau ulnar
deviasi yang sudah berlangsung sejak 2 hari yang lalu.
Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : bengkak pada sisi lateral pergelangan tangan
- Tes cepat : fleksi ekstensi tangan dan jari tangan nyeri saat fleksi
- Tes gerak aktif : - Adduksi ibu jari tangan nyeri
- Ulnar deviasi nyeri
- Tes gerak pasif : tes stretch ibu jari nyeri
- Tes gerak isometrik : tes gerak isometrik melawan tahanan ibu jari tangan kerah
abduksi nyeri
- Tes Khusus :
- Finkelstein‘s Test : nyeri, oposisi reposisi ibu jari
- Palpasi : oedem pada sisi lateral pergelangan tangan
- Pemeriksaan Penunjang :
-
19
Penegakan Diagnosis
o Activity Limitation :
- Mengetik
- Mencuci
- Texting
- Menulis
- Menggenggam
- Mengendarai motor
- Memotong
o Body Function and structure impairment :
- Inflamasi
- Adhesion
- Penebalan tendon
- Muscle weakness
- Nyeri
- Fleksibilitas menurun
o Participation Restriction :
- Keterbatasan dalam pekerjaan
- Keterbatasan dalam olahraga
- Keterbatasan dalam rekreasi
o Diagnosa Fisioterapi
Nyeri gerak pada tendon otot m abd pol longus dan ext poli brevis akibat tenovaginitis
m abd pol longus dan ext poli brevis
Rencana Penatalaksanaan
o Tujuan : Mengembalikan gerak fungsional tangan sehingga pasien dapat melakukan
aktivitas seperti biasanya.
o Prinsip Terapi : Menurunkan nyeri, menghancurkan adhesion, meningkatkan
mobilitas gerak.
o Konseling-Edukasi : Gerak aktif pada jari-jari dan ibu jari, dan pasien dianjurkan
untuk mengurangi aktifitas pada ibu jari seperti tidak tidak mengepel, tidak mencuci
dan tidak melakukan aktivitas yang dapat memperberat keadaan ibu jari pasien
menjadi bertambah parah.
o Kriteria Rujukan : Dari Dokter Orthopedi
Prognosis
Prognosis dari De Quervain Syndrome pada dasarnya tergantung pada lokasi dan tingkat
keparahan tenosynovitis, gejala dapat bertahan selama beberapa hari atau beberapa minggu.
-
20
Jika berlebihan atau terus bertambah, rasa sakit dapat memperburuk dan bertahan selama
beberapa bulan.
Sarana dan Prasarana
o Sarana : elastic bandaging, Ultrasound, MWD, Tapping
o Prasarana : Ruang terapi (fisioterapi)
L. Tennis Elbow
Definisi
Tennis Elbow adalah patologi yang ditandai adanya gejala nyeri pada sisi epicondylus lateral
akibat inflamasi pada tenno periosteal yang disebabkan penggunaan tangan yang berlebihan
sehingga terjadi avulsi ringan. Akibat adanya inflamasi, maka timbullah zat-zat iritan seperti
bradikini, prostaglandin, dan histamine
Anamnesis
Nyeri pada daerah siku lateral (epicondylus humeri) menyebar kelengan bawah dan nyeri
meningkat pada saat menggenggam atau mengangkat barang yang sudah berlangsung sejak
1 bulan yang lalu.
Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : Posisi siku normal atau pada posisi semi fleksi
- Tes cepat :
- Gerak siku kadang nyeri
- Gerak ekstensi pergelangan tangan nyeri pada siku
- Tes gerak pasif :
- Gerak fleksi dan ekstensi penuh nyeri
- Gerak pasif pergelangan tangan fleksi penuh nyeri
- Tes Khusus :
o Tes gerak isometric
Gerak isometrik dorsal fleksi pergelangan tangan nyeri pada siku.
Gerak lain kadang nyeri.
o Mill’s test : Adanya nyeri regang
o Palpasi :
Nyeri pada titik-titik tipe I: Tendon extensor carpiradialis longus; tipe
II: Tendoperiosteal extensor carpiradialis brevis; tipe III: Tendon-
muscular juction extensor carpiradialis brevis; dan tipe IV: tengah otot
extensor carpiradialis brevis.
-
21
Pemeriksaan Penunjang : tidak diperlukan
Penegakan Diagnosis
Activity Limitation :
- Tidak mampu menggenggam
- Tidak mampu mengangkat/menjinjing barang dengan beban berat
- Kesulitan dalam mengetik computer
- Keterbatasan dalam mengendarai sepeda motor
- Memotong
- Memasak
Body Function and structure impairment :
- Adanya nyeri pada lateral epikondyle
- Adanya inflamasi kronik
- Adanya perlengketan otot
- Muscle imbalance
- Penurunan stabilisasi
Participation Restriction :
- Keterbatasan dalam pekerjaan
- Keterbatasan dalam olahraga (tennis,bulutangkis)
- Keterbatasan dalam rekreasi (bersepeda)
Diagnosa Fisioterapi :
Nyeri gerak dan spasme pada siku dan m. Brachialis akibat traumatic
Rencana Penatalaksanaan
Tujuan : Menghilangkan nyeri dan mengembalikan gerak fungsional tangan
sehingga dapat kembali beraktivitas.
Prinsip Terapi : Mengurangi nyeri, meningkatkan stabilisasi, meningkatkan
kekuatan otot, menghancurkan adhesion(perlengketan), melancarkan sirkulasi darah.
Konseling-Edukasi : latihan dapat dilakukan dirumah oleh pasiennya sendiri.
Kriteria Rujukan : Dari Dokter Orthopedi
Prognosis
Angka kesembuhan pasien dari penyakit ini cukup tinggi, sekitar 95%, meskipun tanpa
terapi pembedahan. Meskipun begitu, epikondilitis lateral memiliki potensi menjadi masalah
kronik terutama jika tidak tertangani dengan baik. Untuk menurunkan resiko kronik, maka
pasien dianjurkan menjalani modifikasi aktivitas dan koreksi biomekanik.
Saran dan Prasarana
Saran : Ultrasound, flexbar, hand grip dynamometer, tapping, bed, bantal
-
22
Prasarana : Ruang terapi (fisioterapi)
M. Golfer’s Elbow
Definisi
Golfers Elbow adalah suatu keadaan nyeri pada siku bagian dalam, tepatnya pada tendon
otot flexor carpi radialis dan otot pronator teres, yang disebabkan karena gerakan flexi
pergelangan tangan dan pronasi siku hentak dan berulang
Anamnesis
Ny. T usia 39 thn datang dengan mengeluh nyeri pada daerah siku medial (epicondylus
humeri) menyebar kelengan bawah dan nyeri meningkat pada saat menggenggam atau
mengangkat barang yang sudah berlangsung sejak 10 hari yang lalu.
Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : posisi siku normal atau pada posisi semi fleksi
- Tes Cepat : Gerak siku kadang nyeri
Gerak ekstensi pergelangan tangan nyeri pada siku
- Tes Gerak Pasif : Gerak fleksi dan ekstensi penuh nyeri
Gerak pasif pergelangan tangan fleksi penuh nyeri
- Tes gerak isometric :
- Gerak isometrik palmar fleksi pergelangan tangan nyeri pada siku.
- Gerak lain kadang nyeri.
- Tes khusus
o Palpasi : nyeri pada group otot flexor pergelangan tangan epicondylus
medialis humeri
Pemeriksaan Penunjang : tidak diperlukan
Penegakan Diagnosis
Activity Limitation :
- Memasak
- Menggengam
- Mendorong
- Menjinjing barat berat
- Mengetik
- Menulis
Body Function and structure impairment :
- Nyeri medial epicondyle
-
23
- Muscle imbalance
- Inflamasi
- Fleksbilitasi menurun
- Penurunan stabilitas
Participation Restriction :
- Keterbatasan dalam pekerjaan
- Keterbatasan dalam olahraga (Golf, melempar, bulutangkis)
- Keterbatasan dalam rekreasi (bersepeda, berbelanja, jalan-jalan)
Diagnosa Fisioterapi :
Nyeri gerak dan spasme pada siku dan m. Brachialis akibat traumatic
Rencana Penatalaksanaan
Tujuan : Menghilangkan nyeri dan mengembalikan gerak fungsional tangan
sehingga dapat melakukan aktivitas seperti bisanya.
Prinsip Terapi : Meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan ruang lingkup gerak
sendi, menghancurkan adhesion, melancarakan sirkulasi,
Konseling-Edukasi : Latihan dapat dilakukan dirumah oleh pasiennya sendiri.
Kriteria Rujukan : Dari Dokter Orthopedi
Prognosis
Prognosis baik jika ditangani dengan segera. Namun, apabila diabiarkan saja akan menjadi
inflamasi kronik dan menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas keseharian.
Saran dan Prasarana
Saran : Ultrasound, tapping, TENS, Rubbar Bar, Bed, Bantal.
Prasarana : Ruang terapi (fisioterapi )
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
24
FORM PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF DAN PRAKTEK PROFESIONAL)
HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________
EVALUASI AFEKTIF
No NIM Nama Mahasiswa
Nilai Nilai
Total Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama Kejujuran Prakarsa Sopan Santun
1
2
3
4
5
EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL
No NIM Nama Mahasiswa
Nilai Nilai
Total Keamanan Prilaku
Profesional Akuntabilitas Komunikasi
Kompetensi
Budaya
Pengembangan
Profesional
1
2
3
4
5
Kriteria penilaian: Penilai, 1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik ___________________________________
http://www.unud.ac.id/mailto:psfisioterapi@unud.ac.id
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
25
FORM PENILAIAN PRESENTASI JURNAL
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
No Materi Nilai Maksimal Nilai
1 Format presentasi (power point) 10
2 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir
penalaran 10
3 Penguasaan metodelogi penelitian 10
4 Review jurnal
- Materi jurnal 20
- Diskusi dan kemampuan argumentasi 20
- Kelayakan (feasibility) 20
5 Performance presentator
- Bahasa dan sopan santun 10
Jumlah 100
Penilai,
( )
http://www.unud.ac.id/mailto:psfisioterapi@unud.ac.id
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
26
FORM PENILAIAN REVIEW JURNAL
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
No Materi Nilai Maksimal Nilai
1 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir
penalaran 20
2 Penguasaan metodelogi penelitian 10
3 Review jurnal
- Materi jurnal 30
- Kelayakan (feasibility) 30
- Format penulisan 10
Jumlah 100
Penilai,
( )
http://www.unud.ac.id/mailto:psfisioterapi@unud.ac.id
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
27
FORM PENILAIAN PRESENTASI KASUS
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
No Aspek Penilaian Nilai Maksimal Nilai
Penilaian Status Klinis
1 Pemeriksaan Subjektif 4
2 Pemeriksaan Objektif
- Vital Sign 2
- Pemeriksaan Per-Kompetensi 4
3 Diagnosis
- Impairment 2
- Activity Limitation 2
- Participation Restriction 2
- Contextual Factor 2
4 Prognosis 2
5 Planning
- Jangka Panjang & Pendek 2
- Clinical Reasoning 3
6 Prosedur Intervensi
- Metode Pelaksanaan & Dosis 4
- Clinical Reasoning 6
7 Edukasi & Home Program 2
8 Evaluasi 3
Format Penilaian Presentasi
1 Penguasaan konsep dan penalaran klinis 25
2 Diskusi dan kemampuan argumentasi 25
3 Format presentasi dan bahasa 10
TOTAL 100
Penilai,
( )
http://www.unud.ac.id/mailto:psfisioterapi@unud.ac.id
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
28
FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
Aspek yang nilai Rentan Nilai Bobot Nilai
Assessment 0-100 25%
Diagnosis Fisioterapi (ICF) 0-100 25%
Planning 0-100 25%
Intervensi 0-100 25%
Total Nilai
Penilai,
(
)
http://www.unud.ac.id/mailto:psfisioterapi@unud.ac.id
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
29
FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN / OSCE
STASE PILIHAN
NAMA PESERTA :
NIM :
TEMPAT :
TANGGAL :
PRAKTIK PROFESIONAL (PROFESSIONAL PRACTICE)
N
o Komponen Penilaian Kinerja
Subjektif Jumla
h Poin 0 1 2 3 4
1 Keamanan (Safety)
2 Perilaku Profesional (Professional Behaviour)
3 Akuntabilitas (Accountability)
4 Komunikasi (Communication)
5 Kompetensi Budaya (Cultural Competence)
6 Pengembangan Profesional (Professional
Development)
TOTAL POIN
MANAJEMEN PASIEN (PATIENT MANAGEMENT)
N
o Komponen Penilaian Kinerja
Objektif Subjektif Jumla
h Poin 0 1 0 1 2 3 4
ASSESMENT
Anamnesis Umum
1 Peserta memperkenalkan diri
2 Peserta menanyakan identitas pasien
Anamnesis Khusus
1 Peserta menanyakan keluhan utama
pasien
2 Menanyakan Riwayat Penyakit
Sekarang (RPS)/S7
3 Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu
(RPD)
4 Menanyakan Riwayat Penyakit
Keluarga (RPK)
5 Menanyakan Riwayat Penyakit
Penyerta (RPP)
http://www.unud.ac.id/mailto:psfisioterapi@unud.ac.id
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
30
6 Menanyakan Riwayat Sosial
Pemeriksaan Umum
1 Pemeriksaan Vital Sign
2 Pemeriksaan Kondisi Umum Pasien
3 Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Statis
Inspeksi Dinamis
Palpasi
Auskultasi
Pemeriksaan Khusus
1 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Aktif
Pasif
Isometrik Resisted
2 Pengukuran Kekuatan Otot
3 Pengukuran ROM
4 Pengukuran Antropometri
5 Pengukuran Nyeri
6 Pemeriksaan Spesifik
Untuk mendukung penegakan
diagnosis
Untuk menentukan diagnosis banding
7 Melakukan Pengukuran terkait
Diagnosis
DIAGNOSIS
1 Diagnosis Medis (penjelasan)
2 Diagnosis Fisioterapi
Impairment
Functional Limitation
Disability/Participant Restriction
PLANNING
1 Rencana Jangka Pendek
2 Rencana Jangka Panjang
INTERVENSI
1 Penerapan Intervensi Modalitas
2 Penerapan Intervensi Manual Terapi
http://www.unud.ac.id/mailto:psfisioterapi@unud.ac.id
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
31
3 Penerapan Intervensi Terapi Latihan
EDUKASI & HOME PROGRAM
1 Modifikasi faktor internal
2 Modifikasi faktor eksternal
3 Home Program
EVALUASI
1 Evaluasi sesuai dengan pemeriksaan
awal
Total Poin
PERHITUNGAN NILAI AKHIR
N
o Penilaian Perhitungan Bobot (%) Nilai
1 Praktik Profesional (Professional
Practice)
(Jumlah Poin : 24) x
100 30%
2 Manajemen Pasien (Patient
Management)
(Jumlah Poin : 157)
x 100 70%
Total Nilai Akhir
Interpretasi :
Objektif …...………….,
…………………………
0 Tidak Dilakukan
1 Dilakukan Mengetahui,
Subjektif Penguji Bagian
0 Tidak Dilakukan
1 Kurang Baik
2 Cukup Baik
3 Baik (
)
4 Sangat Baik
http://www.unud.ac.id/mailto:psfisioterapi@unud.ac.id
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
32
FORM PENILAIAN MORNING REPORT
HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________
No NIM Nama Mahasiswa Kehadiran Partisipasi
Aktif
Berpikir
Kritis
Kemampuan
Komunikasi
Time
Manajemen
Tata
Krama Nilai Total
1
2
3
4
5
Keterangan Penilaian
No Keterangan Nilai
1 Kehadiran
Hadir tepat waktu 4
Terlambat
-
1
top related