metode sampling(1)
Post on 06-Jul-2018
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
1/18
Laporan Responsi Hari, tanggal : Senin, 21 Maret 2016
Metode Inspeksi Pangan PJP : Ir. CC. Nurwitri, DAA
Asisten : Susi Afrianti, A. Md.
METODE SAMPLINGDAN FOOD RECALLPADA PRODUK
MAYONNAISE
B P1 / Kelompok 4
Gayrinda Yuniare M. J3E114005
Evi Nur Diana Sari J3E114011
M. Bagus Sinatrya O. J3E114060
Fitria Nurul Husna J3E214117
Ghina Octovia Tamtomo J3E214103
SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
2/18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang kontak langsung
dengan tubuh manusia.Apabila pangan yang dikonsumsi tidak memiliki mutu
yang baik maka itu berpotensi mempengaruhi kesehatan manusia. Produk
pangan yang kini beredar di masyarakat tidak sepenuhnya telah memenuhi
persyaratan keamanan pangan.sistem produksi yang baik tidak menutup
kemungkinan ketika produk beredar dimasyarakan terdapat cemara fisik, kimia
dan mikrobiologi akibat proses pengolahan yang tidak sempurna.
Food samplingdan food recalling merupakan tindakan yang harus
dilakukan apabila produk pangan telah beredar dipasaran dan terjadi
ketidaksesuaian produk akibat proses produksi. Food sampling dilakukan setelah
proses produsi dilakukan dan merupakan tindakan apabila terjadi keluhan oleh
konsumen. Apabila setelah dilakukan food sampling produk positif terdapat
ketidaksesuain maka harus segera dilakukan food recalling. Food recalling harus
segera dilakukan setelah diketahui bahwa produk tersebut tidak layak atau
berbahaya bagi konsumen bertujuan agar produk tersebut tidak sampai
ketangan konsumen sehingga produk tersebut jika diproduksi kembali dalam
kondisi sesuai masih dapat dipercaya konsumen. Ketidaksesuaian produk selain
membahayakan kesehatan juga dapat merugikan secara mutu, maka dari itu
perlu proses penarikan produk dari pasaran.
Penetapan food recalling tidak hanya dilakukan oleh perusahaan tetapi
juga melibatkan lembaga independen atau instansi terkait dalam
pelaksanaannya. Penetapan recall harus diringi dengan adanya penelusuran
terhadap ketidaksesuain produk untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi
beserta tindakan koreksi atau perbaikannya yang akan dilakukan. Penelusuran
dilakukan dengan cara mengidentifikasi produk seluruh aspek dengan melihat
barcode pada kemasan.
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
3/18
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya food sampling dan penetapan food recalling yaitu
untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan dalam penarikan produk,
menentukan kendala yang terjadi saat proses recall, dan mengetahui dampak
negatif dari produk yang di recall.
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
4/18
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Identitas Produk
a. Nama Produk : mayonnaise
b. Nama Dagang : Mayumi
c. Berat Bersih : 20 g
d. Nomor Registrasi : BPOM RI MD 256213006037
e. Nama Produsen : PT Ajinomoto Indonesia
f. Alamat Produsen : Mojokerto 61352
g. Komposisi : minyak nabati, air, gula, kuning telur, garam,
maltodekstrin, cuka, penguat rasa (monosodium
glutamat, dinatrium sinosinat), pengatur
keasaman asam sitrat, mustard, pengentam gum
xantan, bawang merah, bawang putih, pengawet
kalium sorbat, sekuesteran kalsium dinatrium
EDTA, kadar lemak 70%
h. Kode Produksi : 061215 B
2.2. SNI MAYONNAISE
Tabel 1: SNI Mayonnaise
Jenis Uji Satuan Persyaratan
Keadaan - Normal
Bau - Normal
Rasa - Normal
Warna - Normal
Tekstur - Normal
Air %b/b Maks. 30
Protein %b/b Maks. 0,9
Lemak %b/b Maks. 65
Karbohidrat %b/b Maks. 65
Kalori %b/b Maks. 4
Pengawet Sesuai SNI 01-0222-1995
Cemaran Logam Sesuai SNI 01-4473-1998
Cemaran Arsen mg/kg Maks. 0,1
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
5/18
Cemaran Mikroba
Angka Lempeng Total Koloni/gram Maks. 104
Bakteri bentuk coli APM/gram Maks. 10
E. coli Koloni/10
gram
-
Salmonella -
Sumber: Standar Nasional Indonesia
2.3. Metode Sampling
Tabel 2: Hasil Analisis Metode Sampling pada Produk Mayonnasie
No Indikator Penilaian Keterangan
1. Nama dan alamat orang yang
memerlukan contoh
Nama : Suherman
Alamat: Jalan Soekarno Hatta 85,
Menteng, Jakarta Pusat
2. Nama dan alamat pihak yang
berwenang
Nama : Badan Pengawas Obat
dan Makanan
Alamat: Jalan Percetakan Negara
23 Kota Jakarta Pusat
3. Tanggal, tempat dan waktu
pengambilan contoh
- Tempat: Ruang produksi PT
Ajinomoto Mookerto
- Tanggal : 20 April 2016
- Tempat : Gudang produk PT
Sinar Matahari
- Tanggal : 21 April 2016
- Waktu : Pukul 10.00
- Tempat: Gudang penyimpanan
Agen Cahaya Terang- Tanggal : 21 April 2016
- Waktu : Pukul 11.00
- Tempat: Pasar Swalayan Rejeki
Baru
- Tanggal: 21 April 2016
- Waktu: Pukul 10.00
4. Alasan pengambilan contoh Untuk mengetahui penyebab kasus
diare masal yang dialami
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
6/18
masyarakat yang mengonsumsi
sosis bakar menggunakan
mayonnaise yang dibeli dari
Swalayan Rejeki Baru saat pesta
ulang tahun
5. Jenis dan sifat bahan pangan Jenis : makanan semi padat
(emulsi)
Sifat bahan pangan : mudah rusak
jika terkena panas dan tekanan
fisik
6. Nama pabrik pembuat, importer,
penjual, atau pembeli
PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto,
61352 - Indonesia
7. Jumlah dan ukuran unit lot 20.000.000 unit
8. Jumlah dan besarnya lot 400 ton
9. Tipe dan identitas alat angkut Tipe : Mitsubishi Box
Spesifikasi : P. 425xL. 200 xT. 190
cm
SystemPressMouldingpaneling
10. Asal pengiriman PT Ajinomoto11. Tujuan pengiriman Nama : PT Sinar Matahari
Alamat: Jalan Kartini 11, Sunter,
Jakarta Utara
12. Tanggal pengiriman dan kedatangan
lot
Tanggal Pengiriman: 20 April 2016
Tanggal Penerimaan: 22 April
2016
13. Jumlah keseluruhan lot (sesuai
kontrak)
2000 lot
14. Metode pengambilan contoh SNI 19-0429-1989
15. Suhu produk saat pengambilan
contoh
19-20C
16. Maksud pengangkutan contoh ke
laboratorium dan oleh siapa
Tujuan pengiriman contoh
Menguji jumlah mikroba pada
mayonnaise sehingga penyebab
kasus diare massal dapat
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
7/18
diidentifikasi
Pengirim : Andi (RnD)
17. Nama dan alamat laboratorium yang
menganalisis contoh
Nama : Unity Microbiology
Laboratory
Alamat : Jalan Sekar Wangi 99,
Jakarta Pusat
18. Uji yang dilakukan SNI 01-4473-1998
Uji Escherichia coli
Dalam menjalankan kegiatan distribusi suatu produk pangan ,perlu adanya
suatu pengawasan mutu dari setiap produk yang dihasilkan. Pengawasan mutudapat dilakukan dengan melakukan pengontrolan setiap kegiatan
produksi.Pengecekan mutu produk tidak dapat dilakukan pada suatu jumlah
populasi produk.Alasan perlunya pengambilan sampel adalah keterbatasan
waktu, tenaga, dan biaya; lebih cepat dan lebih mudah; memberikan informasi
yang lebih banyak dan dalam; dan dapat ditangani lebih teliti (Nasution, 2003).
Pengambilan sampel dilakukan secara random, sehingga semua memiliki
peluang untuk menjadi objek sampel yang akan dipilih. Pemilihan dan
penunjukkan sampel bergantungpada keputusan yang akan dilakukan oleh
peneliti. Dengan cara ini, bias pemilihan dapa diminimalisasikan sekecil mungkin.
Dalam kegiatan perindustrian, metode sampling merupakan metode yang
diterapkan untuk menekan biaya pengawasan, termasuk menekan biaya
produksi. Sehingga dengan adanya metode sampling, suatu industri pangan
akan merasa sangat diuntungkan.
Dalam melakukan metode sampling, jenis bahan yang akan diambil
sebagai bahan percobaan harus diperhatikan. Wujud dari benda ada 4, yaitu gas,
padat, cairan, dan semi padat.Mayonnaise “Mayumi” tergolong ke dalam
makanan semi padat yang masih dapat dialirkan.Di Indonesia, aturan tentang
cara pengambilan sampel semi padat dan cairan diatur dalam SNI 19-0429-1989.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dalam bentuk kemasan atau dalam bentuk
curah.
Dalam kasus ini dilakukan pengambilan sampel karena mendapatkan
pengaduan dari warga yang mengalami diare masal setelah mengonsumsi
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
8/18
mayonnaise pada sebuah acara yang diadakan oleh warga.Metode pengambilan
sampel dilakukan di beberapa titik yang diduga masih terikat pada rantai
distribusi produksi tersebut, diantaranya sampel diambil di Swalayan Rejeki Baru,
Gudang Agen Cahaya Terang sebagai pihak distributor, PT Sinar Matahari
sebagai cabang induk Jakarta, dan ruang produksi di PT Ajinomoto yang terletak
di Mojokerto. Pengambil sampel melakukan metode sampling dengan
menerapkan aturan yang tercantum dalam SNI 19-0429-1989.
Pengambilan sampel dilakukan dengantetap mempertahankan suhu bahan
di atas titik bekunya. Jumlah volume yang diambil harus sama pada masing-
masing sampel. Pengambilan sampel dalam bentuk kemasan dilakukan pada 9
titik sampel secaradiagonal pada sebaran lot. Berikut tabel acuan dalam metodepengambilan sampel:
Tabel 3: Jumlah sampel yang harus diambil
Jumlah kemasan kecil Jumlah kemasan kecil untuk sampel
100.000 400
Sumber: Standar Nasional Indonesia 19-0428-1998
Tabel 4: Jumlah sampel yang harus diambil jika dalam kemasan kartonJumlah contoh per lot karung/peti Jumlah contoj yang diambil karung/peti
s/d 10 Semua contoh
11-25 5
26-50 7
51-100 10
>100 Akar pangkat dari jumlah contoh
>1000 Maksimal 30 peti
Sumber : Standar Nasional Indonesia 19-0428-1998
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
9/18
Oleh karena jumlah karton yang dikirimkan selama satu bulan kerja adalah 2000
karton, maka aturan yang diikuti adalah aturan yang terakhir dengan jumlah
sampel yang diambil maksimal 30 peti.Pengambilan sampel pada bagian peti
juga dilakukan secara random.Jika sampel dalam kemasan kecil.Dalam satu
karton mayonnaise, terdapat 96 kemasan mayonnaise.Oleh karena itu, aturan
pengambilan sampel dilakukan berdasarkan aturan yang pertama, yaitu sejumlah
16 kemasan diambil sebagai sampe. Pengambilan sampel dari kemasan kecildari
kemasan sekunder menggunakan tabel sebagai berikut:
Tabel 4: Pengambilan sampel pada kemasan kecil
Jumlah kemasan kecil dalam karton Maksimum jumlah kemasan kecil yang
diambil dari masing-masing karton>24 16
12-24 10
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
10/18
5. Melakukan tindakan koreksi
Waktu: 24 jam setelah ditemukan kasus
Penanggung jawab recall produk:
QualityAssurance
Prosedur:
1. Rapat untuk menetapkan agenda penarikan produk
2. Menentukan jadwal penarikan produk
3. Pengecekan jaringan distribusi
4. Penarikan produk yang tidak sesuai
5. Menentukan sumber masalah penyebab terjadinya ketidaksesuaian
6. Menangani keluhan konsumen dengan memberikan kompensasi sesuai
dengan tingkat ketidaksesuaian produk
7. Melakukan tindakan perbaikan agar ketidaksesuaian tidak terjadi
kembali
8. Dokumentasi penarikan produk
9. Melapor ke instansi terkait jika ketidaksesuaian memberikan dampak
yang membahayakan konsumen
10. Memberikan tindakan lanjut terhadap product recall
DISPOSISI NAMA JABATAN PARAF
Dibuat Oleh Ria Nirmalasari Quality Assurance
Diperiksa Oleh Dodit Iriyanto Manajer Mutu
Disetujui Oleh Wahyu
Suhendra
Direktur Operasional
FORMULIR PENCATATAN JARINGAN DISTRIBUSI
Produsen PT Ajinomoto Indonesia
Sebaran distribusi Jakarta, Bogor, dan Bekasi
Jumlah produk yangdidistribusikan
1 bulan kerja=2.000.000 kemasan
Lama waktu distribusi 1. Mojokerto-Jakarta
Distribusi dilakukan selama 2 hari kerja
dan satu minggu dilakukan 2 kali
distribusi
2. Jakarta-Bogor/Bekasi
Distribusi dilakukan selama 4 jam dan
dalam satu minggu dilakukan 4 kali
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
11/18
distribusi ke agen-agen besar,
sedangkan distribusi ke swalayan
dilakukan 1 kali dalam seminggu
Alat distribusi Truk container
Penanggung jawab distribusi 1. Mojokerto-Jakarta: Ali
2. Jakarta-Bogor/Bekasi: Dani
FORMULIR PENARIKAN PRODUK
Target tempat recall product 1. Swalayan Rejeki Baru tempat produk
mayonnaise dibeli
2. Seluruh tempat yang masuk daftar
distribusi produk mayonnaise
Jumlah produk yang ditarik 74000 kemasan
Kondisi penarikan produk Terdapat kebocoran pada bagian ujung
seal kemasan produk
Alasan penarikan produk Bagian dalam produk masih bagus, namun
tidak dapat lagi dikonsumsi karena
kemasan sudah mengalami kebocoran
yang memungkinkan mikroba
mengontaminasi karena mayonnaise
termasuk produk rentan mikroba
FORMULIR LAYANAN KELUHAN KONSUMEN
Nama pengadu Chairil Yusuf
Alamat pengadu Jalan Perjuangan 33, Kemayoran, Jakarta
Pusat
Alasan pengaduan Terjadi kasus diare masal setelah
mengonsumsi mayonnaise pada acara
yang diselenggarakan oleh salah seorangwarga
Penanganan keluhan 1. Meninjau seluruh informasi yang masuk
tentang keluhan atau laporan tersebut
2. Melakukan pemeriksaan atau
pengujian terhadap contoh yang
diterima bila perlu memeriksa juga
contoh pertinggal bets yang
bersangkutan
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
12/18
3. Meneliti kembali semua data dan
dokumentasi yang berkaitan, termasuk
catatan bets, catatan distribsi, dan
catatan hasil pengujian
Tindak lanjut penanganan keluhan Penarikan kembali semua produk jadi
yang diproduksi yang telah ditelusuri
melalui barcode dan dilakukan analisis
FORMULIR TINDAKAN KOREKSI
Jenis ketidaksesuaian Kemasan bocor sehingga menyebabkan
kontaminasi mikroba
Kategori Berbahaya jika tetap dikonsumsi
Tindak lanjut Produk dimusnahkan oleh pihak produsen
dan memperbaiki sistem produksi dengan
penerapan sanitasi yang dapat
mendukung terciptanya suatu produk yang
memiliki mutu bagus, mulai mutu fisik
hingga mutu mikrobiologis
Penarikan kembali (recall) adalah kegiatan menarik kembali produk darisemua mata rantai distribusi apabila ditemukan adanya produk yang tidak
memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan dapat menyebabkan kerugian
berupa gangguan kesehatan. Produk akan di-recall jika terjadi keluhan dan
laporan konsumen yang berkaitan dengan mutu yang menyangkut keadaan fisik,
kimia, dan biologi dari suatu produk. Penarikan kembali suatu produk harus
didasarkan pada beberapa kategori, yaitu kategori recall karena ketidaksesuaian
yang dapat mengancam jiwa manusia, ketidaksesuaian yang berpotensi
mengancam jiwa manusia, dan ketidaksesuaian yang berpotensi mengakibatkan
mutu tidak sesuai.
Dalam analisis masalah recall ini, produk mayonnaise “Mayumi” yang
diproduksi oleh PT Ajinomoto Indonesia mengalami recall karena adanya
ketidaksesuaian yang dapat mengancam jiwa manusia. Produk mengalami recall
karena adanya keluhan dari konsumen yang melaporkan bahwa terjadi diare
masal setelah mengonsumsi sosis bakar yang diberi mayonnaise pada suatu
acara yang dilakukan oleh salah seorang warga. Dalam melakukan penarikan
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
13/18
kembali suatu produk, hal yang perlu dilakukan adalah mengecek jaluran
distribusi, menarik produk dari pasaran, melakukan analisis masalah, menangani
keluhan konsumen, dan melakukan tindakan koreksi.
Jaringan distribusi mayonnaise “Mayumi” adalah daerah Jakarta, Bogor,
dan Bekasi.Sistem produksi yang diterapkan di PT Ajinomoto adalah produk
diproduksi di Mojokerto dan disebarkan di beberapa tempat cabang PT
Ajinomoto yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.Jakarta merupakan
salah satu jaringan induk distribusi produk tersebut.Produk jadi dari Mojokerto
didistribusikan ke Jakarta dalam bentuk kemasan siap jual dan diditribusikan di
cabang induk PT Ajinomoto di Jakarta.Kegiatan pemasaran dan distribusi
selanjutnya dilakukan di Jakarta.Sebaran distribusi dari cabang induk Jakartaadalah Jakarta, Bogor, dan Bekasi. Jadi peredaran produk yang berasal dari
Jakarta akan disebarkan di ketiga wilayah tersebut.
Dalam kasus ini, penelusuran jaringan distribusi dilakukan dengan sistem
traceability treasure melalui wawancara dengan konsumen yang
mengadu.Konsumen memberikan informasi bahwa mayonnaise yang digunakan
berasal dari Swalayan Rejeki Baru yang dibeli 2 hari sebelum acara.Dari
swalayan tersebut, didapatkan informasi tentang agen yang menjadi supplier
produk tersebut hingga didapatkan informasi pusat, yaitu di induk cabang
Jakarta. Proses penelusuran jaringan distribusi juga dibantu dengan adanya
barcodeyang berada di balik kemasan. Identifikasi barcodePetugas yang
melakukan recall adalah Quality Assurance dari perusahaan mayonnaise
tersebut. Setelah ditelusuri di swalayan tersebut, beberapa jenis mayonnaise
dibawa ke Unity Microbiology Laboratorium karena diduga bahwa terdapat
kontaminan berupa mikroba pada produk tersebut.
Angka yang tertera pada barcode tersebut adalah 8992770110251.
Pembacaan dari barcode tersebut adalah sebagai berikut:
a. 899 menunjukkan kode negara produsen, yaitu kode Indonesia
b. 277 menunjukkan bahwa produk tersebut tergolong dalam jenis
makanan
c. 01 dapat didefiniskan sebagai shift produk tersebut diproduksi, yaitu
saat shift ke-1
d. 1 menunjukkan bahwa mayonnaise tersebut diproduksi pada batch ke-1
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
14/18
e. 02 didefiniskan sebagai line produksi
f. 51 merupakan jaringan cabang induk produsen produk, yaitu kode
Jakarta
PT Ajinomoto dapat memproduksi produk dalam sehari yaitu 100000 kemasan
dengan berat bersih satu kemasan yaitu, 20 g. Dalam sehari, total produksi
“Mayumi” adalah 20 ton mayonnaise. Total 20 ton tersebut dibagi menjadi 3 shift
kerja, yaitu shift 1 (06.00-14.00), shift 2 (15.00-22.00), dan shift 3 (23.00-05.00).
Masing-masing shiftakan memproduksi sebanyak 3 batch dan dari masing-
masing batch memiliki 3 line produksi. Jumlah total hari kerja yaitu 20 hari kerja
dan total produk yang akan dihasilkan salam 1 bulan kerja adalah 20 juta
kemasan yang siap didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Jumlah produk yang ditarik bergantung pada jumlah ketidaksesuaian produk
yang disesuaikan dengan barcode sebagai petunjuk penarikan.Dari barcode,
dapat ditelusuri produk yang mengalami ketidaksesuaian.Hal yang penting dalam
pertimbangan penarikan produk adalah masalah biaya penarikan yang meliputi
wilayah Jakarta, Bekasi, dan Bogor. Seluruh jaringan distribusi tersebut akan
ditarik produknya sesuai petunjuk yang tercantum dalam barcode produk. Setiap
kemasan produk “Mayumi” memiliki harga pokok sebesar Rp1250,00 dan dalam
satu bulan kerja, jumlah uang yang diterima oleh perusahaan adalah sebesar 2,5
triliun rupiah. Penetapan harga tersebut belum termasuk biaya administrasi dan
biaya distribusi.Jika terdapat ketidaksesuaian pada produk dan perlu adanya
penarikan produk, maka biaya yang harus dikeluarkan meliputi biaya angkut,
biaya administrasi pengangkutan, dan biaya pengujian sebesar 1/3 dari jumlah
penjualan mayonnaise, yaitu sebesar Rp833.000.000,00.
Penentuan mutu suatu produk harus menjadi perhatian yang sangat penting
karena jika terjadi penarikan produk, maka banyak pihak yang dirugikan, salah
satunya yaitu perusahaan produk pangan tersebut. Kerugian yang dapat
ditimbulkan karena adanya penarikan produk adalah nama perusahaan menjadi
buruk di mata konsumen, sehingga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan
konsumen terhadap perusahaan tersebut. Biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan juga harus diperhitungkan karena penarikan produk yang sudah
sampai di konsumen akanmembutuhkan biaya yang sangat banyak.
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
15/18
Perusahaan seharusnya mempertimbangkan bagaimana sifat bahan dan
prduk yang nantinya akan diproduksi sehingga perusahaan tersebut akan lebih
awareness terhadap potensi-potensi yang dapat menyebabkan penurunan mutu
produk yang dihasilkan.Tindakan koreksi yang harus dilakukan oleh perusahaan
adalah membenahi sistem produksi dan memperketat pengawasan mutu,
terutama mayonnaise yang memiliki sifat rentan terhadap mikroba. Pengawasan
mutu seharusnya diterapkan mulai dari kegiatan produksi hingga distribus.
Terdapat beberapa kendala yang terjadi saat proses recalling. Kendala
beberapa kendala tersebut, antara lain jaringan distribusi yang luas. Selain itu
biaya yang dikeluarkan untuk proses recalling cukup tinggi. Biaya tersebut
berkaitan dengan biaya transportasi dan maupun biaya jasa. Penarikan produk juga dapat memberikan dampak negatif, terutama bagi perusahaan. Kerugian
akibat penarikan produk dapat terjadi dari segi keungan. Biaya yang dikeluarkan
untuk proses recalling membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, akibat dari
penarikan produk tingkat penjualan berkurang karena krisis kepercayaan dari
konsumen sehingga tidak banyak orang yang membeli produk tersebut. Adanya
kasus penarikan produk nama perusahaan akan tercemar dan merusak reputasi
perusahaan.
Perbaikan mutu merupakan tindakan yang harus dilakukan setelah
penarikan produk. Perbaikan ketidaksesuain produk dilakukan oleh PT Ajinomoto
dan diawasi oleh badan khusus yang terkait setelah produk di tarik. Pemusnahan
merupakan sebagai tindakan untuk mengeleminasi produk yang tidak sesuai dan
terbukti dapat membahayakan kesehatan dan jiwa manusia. Tindakan perbaikan
yang dapat dilakukan yaitu melakukan dugaan faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian. Selanjutnya dilakukan verifikasi di
industri tersebut untuk mengetahui apakah faktor sudah sesuai dengan SOP atau
aturan baku industri. Dalam kegiatan verifiaksi ini akan diperoleh faktor-faktor
yang diduga kuat menjadi penyebab masalah.
Untuk memudahkan perbaikan mutu, perusahaan harus memiliki prosedur
dan catatan yang lengkap dari penerimaan barang, proses pengolahan,
kebersihan pabrik hingga proses distribusi. Tindakan perbaikan yang lainnya
yaitu melakukan promosi dengan cara menurunkan harga produk, menciptakan
trade mark baru maupun inovasi kemasan sehingga konsumen masih dapat
tertarik untuk membeli produk tersebut.
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
16/18
Tidak hanya itu, perusahaan dapat melakukan tindakan pencegahan agar
kasus tersebut tidak terulang kembali. Pencegahan dilakukan dengan cara
menerapkan sistem manajemen dan SDM yang baik. Selain itu, dapat dilakukan
audit atau pemerikasaan berkala sehingga perusahaan dapat mengurangi resiko
ketidaksesuain produk.
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
17/18
-
8/17/2019 Metode Sampling(1)
18/18
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, R. 2003. Teknik Sampling. (Online), (tersedia:
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf, diakses pada 14 Mei
2016).
top related