makalah narkoba wahyu
Post on 05-Aug-2015
625 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SEKOLAH CALON PERWIRA
Jl. Bhayangkara No. 166 Sukabumi
OPTIMALISASI KEMAMPUAN PERSONEL SAT RESNARKOBA POLRES KOTIM
DALAM RANGKA MENEKAN ANGKA PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir
Tahap Dasar Keperwiraan Polri
OLEH :
WAHYU SATIYO BUDIARJONOSIS : 1102020150
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI ANGKATAN XL TA. 2011
SECAPA SUKABUMI
LEMBAR PENGESAHAN
OPTIMALISASI KEMAMPUAN PERSONEL SAT RESNARKOBA POLRES KOTIM
DALAM RANGKA MENEKAN ANGKA PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Oleh,
NAMA : WAHYU SATIYO BUDIARJO
NOSIS : 1102020150
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir masa dasar keperwiraan Polri
Program Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Angkatan XL Tahun Ajaran 2011 telah disetujui oleh
pembimbing seperti tertera di bawah ini :
Sukabumi, Mei 2011
Pembimbing,
LEMBAR KONSULTASI
N A M A : WAHYU SATIO BUDIARJO
NOSIS : 1102020150
TON :
PANGKAT : SISWA SIP ANGKATAN XL
JUDUL : OPTIMALISASI KEMAMPUAN PERSONEL SAT RESNARKOBA
POLRES KOTIM DALAM RANGKA MENEKAN ANGKA
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
NOTANGGAL MATERI YANG
DIKONSULTASI
SARAN
PEMBIMBING
TTD
PEMBIMBINGMASUK KELUAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT hanya dengan taufik serta
ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah karya tulis akademik dengan judul
“Optimalisasi Kemampuan Personel Sat Resnarkoba Polres Kotim Dalam Rangka Menekan
Angka Penyalahgunaan Narkoba”. Makalah ini penulis susun sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi salah satu tugas akhir masa dasar keperwiraan Polri pada Program Studi
Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Angkatan XL. TA. 2011, di Secapa Sukabumi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi bahasa,
penulisan, sistematika, maupun isinya. Akan tetapi penulis sangat berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi Kepolisian pada umumnya khususnya bagi para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak
khususnya dari para pembimbing. Untuk itu dalam kesempatan yang baik ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada :
1. Bapak
2. Bapak
3. Bapak
4. Bapak
5. Bapak dan Ibu/ para pejabat dan Gadik pada Secapa Polri Sukabumi.
6. Bapak AKBP Abdul Hasyim, SH, M.Si selaku Kapolres Kotawaringin Timur yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis.
7. Bapak Iptu Winarko selaku Kasat Resnarkoba Polres Kotim serta rekan-rekan
anggota Polri yang telah banyak membantu.
8. Rekan Siswa SIP Angkatan XL tahun 2011, sebagai teman diskusi yang tidak dapat
penulis tulis namanya satu persatu.
Semoga amal baik Bapak, Ibu dan Saudara sekalian diterima Allah SWT sebagai
amal soleh, amin.
Penulis berharap semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan
sumbangan yang berharga bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Sukabumi, Mei 2011
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………...
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………..
1. Umum ………………………………………………………………………….
2. Pengertian Umum ………………………………………………………...…..
3. Dasar ……………………………………………………………………….….
4. Maksud dan Tujuan …………………………………………………………..
5. Ruang Lingkup ………………………………………………………………..
6. Permasalahan ……………………………………………………………..….
7. Persoalan ………………………………………………………………….…..
8. Sistematika ………………………………………………………………...….
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………..…..
9. Situasi ………………………………………………………………………….
10. Kinerja Satresnarkoba Polres Kotim dalam Menekan Angka
Penyalahgunaan Narkoba ……………………………………………….…..
11. Faktor yang mempengaruhi ……………………………………………..…..
12. Kondisi yang diharapkan ………………………………………………..…..
13. Upaya yang dilakukan ………………………………………………………..
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………..
14. Kesimpulan ……………………………………………………………….…..
15. Saran ……………………………………………………………………….….
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….…..
i
ii
1
1
2
3
4
4
5
5
5
6
7
7
9
12
13
14
16
16
16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
Dinamika kehidupan yang semakin komplek dan pengaruh globalisasi yang
begitu cepat menyebabkan terjadinya perubahan budaya masyarakat Indonesia yang
berdampak pada perkembangan berbagai bentuk gangguan kemanan dan ketertiban
masyarakat. Begitu halnya dengan kejahatan di bidang narkotika. Dewasa ini,
narkoba sudah mulai merambak ke berbagai belahan dunia, khususnya di Indonesia.
Bahkan dari kalangan atas sampai menengah kebawah telah banyak menjadi korban
dari zat adiktif tersebut.
Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang
pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di
sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila
disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat .
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika
mengatur bahwa mengimpor, mengekspor, memproduksi, menanam, menyimpan,
mengedarkan, dan/atau menggunakan Narkotika tanpa pengendalian dan
pengawasan yang ketat dan seksama serta bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan merupakan tindak pidana Narkotika karena sangat merugikan
dan merupakan bahaya yang sangat besar bagi kehidupan manusia, masyarakat,
bangsa, dan negara serta ketahanan nasional Indonesia.
Tindak pidana Narkotika merupakan tindak pidana yang bersifat transnasional
yang dilakukan dengan menggunakan modus operandi yang tinggi, teknologi canggih,
didukung oleh jaringan organisasi yang luas, dan sudah banyak menimbulkan
korban, terutama di kalangan generasi muda bangsa yang sangat membahayakan
kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Oleh karena itu Kepolisian dituntut
untuk bekerja secara proaktif, efektif dan efesien dalam melakukan pencegahan dan
pemberantasan bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika serta
Prekursor/bahan baku pembuatan Narkotika.
1
Dari sekian banyak tersangka yang berhasil diamankan oleh satuan reserse
Narkoba Polres Kotim rata-rata berusia antara 20 hingga 45 tahun, artinya merupakan
usia produktif. Bahkan beberapa diantaranya merupakan remaja ataupun pelajar. Hal
ini tentu mengundang keprihatinan yang sangat mendalam dari berbagai pihak
khususnya dari para orang tua. Oleh karena itu Polres Kotim dalam hal ini Satuan
Reserse Narkoba dituntut untuk lebih aktif dalam memberantas segala bentuk tindak
pidana narkotika di wilayah Hukum Polres Kotim guna meyelematkan generasi muda
dari cengkraman bahaya narkoba demi kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
2. Pengertian Umum
Dalam makalah ini yang dimaksud dengan :
a. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam Undang-
Undang ini.
b. Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang
dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika.
c. Produksi adalah kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah, membuat, dan
menghasilkan Narkotika secara langsung atau tidak langsung melalui ekstraksi
atau nonekstraksi dari sumber alami atau sintetis kimia atau gabungannya,
termasuk mengemas dan/atau mengubah bentuk Narkotika.
d. Peredaran Gelap Narkoba dan Prekursor Narkotika adalah setiap kegiatan
atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak atau melawan
hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana Narkoba dan Prekursor
Narkotika.
e. Pengangkutan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan
memindahkan Narkotika dari satu tempat ke tempat lain dengan cara, moda,
atau sarana angkutan apa pun.
2
f. Pecandu Narkoba adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan
Narkotika dan obat-obatan terlarang dalam keadaan ketergantungan pada
Narkotika dan obat-obatan terlarang, baik secara fisik maupun psikis.
g. Ketergantungan Narkoba adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk
menggunakan Narkotika dan obat-obatan terlarang secara terus-menerus
dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan
apabila penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba,
menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.
h. Penyalah Guna adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau
melawan hukum.
3. Dasar
a. Undang-undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
b. Undang-undang nomor 35 tahun 2005 tentang Narkotika.
c. Skep Kapolri No.Pol : Skep/82/XII/2006 tanggal 15 Desember 2006 tentang
petunjuk tekhnis penyidikan.
d. Peraturan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Polres dan Polsek.
e. Laporan Kesatuan Polres Kotim tahun 2010.
f. Laporan Anev Sitkamtibmas Tahun 2010 Polres Kotim.
3
4. Maksud dan Tujuan
a Maksud
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk dijadikan bahan masukan
bagi Personel Polri khususnya satuan Resnarkoba agar lebih optimal dalam
melakukan pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkotika dan Prekursor/bahan baku pembuatan Narkotika.
b. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk :
1) Mengetahui bagaimana Personel Sat Resnarkoba melaksanakan tugas-
tugas pencegahan dan penindakan serta pemberantasan tindak pidana
narkotika.
2) Mengetahui faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan tugas-tugas
tersebut.
3) Mengetahui hasil yang dicapai oleh satuan Resnarkoba Polres Kotim.
5. Ruang Lingkup
a. Obyek yang diteliti tertuju pada kemampuan personel Sat Resnarkoba Polres
Kotim.
b. Pelaksanaan tugas tugas-tugas pencegahan dan penindakan serta
pemberantasan tindak pidana narkotika.
c. Tempat penelitian adalah Satuan Reserse Narkoba Polres Kotim.
4
6. Permasalahan
Langkah awal dalam melakukan penelitian adalah merumuskan/
mengidentifikasi masalah, karena setiap pelaksanaan penelitian bertolak dari
adanya masalah yang jelas, sehingga tidak akan menimbulkan salah
pengertian dalam menafsirkan setiap masalah. Maka dalam penelitian ini
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : “Optimalisasi
Kemampuan Personel Sat Resnarkoba Polres Kotim Dalam Rangka Menekan
Angka Penyalahgunaan Narkoba”
7. Persoalan
Untuk memperoleh arah yang jelas dan tepat guna mencapai tujuan penelitian,
penulis menggunakan beberapa anggapan persoalan sebagai berikut :
a. Bagaimana kemampuan personel Satuan Resnarkoba Polres Kotim dalam
rangka menekan angka penyalahgunaan narkoba ?.
b. Faktor-faktor apa saja yang menghambat keberhasila pelaksanaan tugas
penanggulangan penyalahgunaan narkoba ?.
c. Hasil yang telah dicapai Sat Resnarkoba dalam menekan angka
penyalahgunaan narkoba ?.
8. Sistematika
Sistematika yang tersaji adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah yang diuraikan
dalam Umum, Pengertian Umum, Dasar, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup,
Permasalahan, Persoalan dan Sistematika.
5
BAB II PEMBAHASAN
Dalam Bab ini penulis membahas kondisi saat ini dan faktor-faktor yang
mempengaruhi dan kondisi yang diharapkan.
BAB III PENUTUP
Bab ini merupakan Bab Penutup yang merangkum isi secara keseluruhan menjadi
beberapa kesimpulan dan saran yang direkomendasikan.
6
BAB III
PEMBAHASAN
9. Situasi
a. Situasi Wilayah
Secara geografis wilayah hukum Polres Kotawaringin Timur terletak di
diantara 111º 0’ 50” BT – 113 º 0’ 46” BT dan 0 º 23’ 14” LS – 3 º 32’ 54” LS,
yang berbatasan dengan wilayah :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Kalbar.
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Katingan.
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Seruyan.
Luas wilayah Kabupaten Kotim ± 16.496 Km 2 yang terdiri dari 15
Kecamatan dan 150 Desa / kelurahan termasuk Desa Persiapan / Unit
Pemukiman Transmigrasi ( UPT ) dan Pemukiman Masyarakat Suku Terasing
( PMST). Kab. Kotim sebagian besar Wilayahnya terdiri dari hutan belantara
seluas ± 609.665 Km² atau 36,96 % dari seluruh wilayah Kab. Kotim,
sedangkan perkebunan seluas 174.186 Km2 ( 10, 56 % Wilayah Kotim ), rawa
– rawa ± 161.996 Km 2 , dataran ± 5.828 Km 2 dan Pertanahan lainnya seluas
366,86 Km2 dialiri oleh satu Sungai besar yakni Sungai Mentaya dengan
panjang 400 Km.
Secara umum, Keadaan topografis Kabupaten Kotawaringin timur
bervariasi. Sebagaian besar merupakan Daratan Rendah yang meliputi bagian
selatan sampai bagian tengah memanjang dari Timur ke Barat. Sedangkan
bagian utara daerah ini merupakan daratan tinggi yang berbukit dan jenis tanah
yang mendominasi wilayah ini adalah tanah jenis padsolik merah kuning,
walaupun ada beberapa bagian juga ditemui jenis tanah lainnya seperti alluvial,
Oraganosal, Lithosol dan sebagainya.
7
Hidrologi Daerah ini dicirikan dengan adanya sungai – sungai yang
membelah dan mengalir dari utara ke selatan, diantaranya sungai – sungai
yang dijumpai di wilayah ini terdapat beberapa sungai yang lebar sampai 400 –
500 meter dengan panjang mencapai + 400 Km.
Penduduk Kabupaten Kotim, menurut data Statisik terakhir berjumlah
339.439 Jiwa, yang terdiri dari laki – laki 176.983 jiwa dan perempuan 162.456
jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk 5,38 % terdiri dari berbagai macam
etnis. Etnis yang mendominasi adalah suku dayak, kemudian Banjar, Jawa,
Melayu, flores, Madura, Bugis dan masih banyak etnis lainnya. Sumber Daya
Alam yang berlimpah terdiri dari hasil hutan, emas, biji besi serta hasil tambang
lainnya mengakibatkan sebagian besar penduduk Kotawaringin Timur
menggantungkan hidupnya dari alam. Namun setelah banyak berdirinya
perkebunan sawit perlahan-lahan paradigma tersebut mulai bergeser dengan
tidak menggantungkan hidupnya hanya dari alam, banyak masyarakat yang
mulai ikut bekerja di perusahaan-perusahaan sawit, berdagang dan lain
sebagainya.
b. Situasi Kamtibmas
Menurut data dari Laporan Analisa dan Evaluasi Sitkamtibmas Polres
Kotim tahun 2010, pada tahun 2010 perkara yang dilaporkan sebanyak 634
dan mengalami peningkatan sebanyak 61 kasus dibandingkan yang terjadi
selama tahun 2009 yaitu sebanyak 553 kasus. Sedangkan penyelesaian
perkara di tahun 2009 sebanyak 355 kasus (61,9%) menurun sebanyak 24
kasus (9,7%) dibandingkan di tahun 2010 yang menyelesaikan kasus
sebanyak 331 kasus(52,2%).
Berdasarkan data dari Satuan Reserse Narkoba Polres Kotawaringin
Timur, bahwa di tahun 2009 Jumlah Tindak Pidana Narkotika yang ditangani
sebanyak 53 kasus dengan 72 Tersangka. Sedangkan selama tahun 2010
mengalami penurunan sebanyak 16 kasus dengan 37 perkara. Sedangkan
jumlah Tersangka juga mengalami kenaikan sebanyak 18 orang. Meskipun dari
segi kuantitas mengalami penurunan, namun dari segi kualitas mengalami
8
peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya barang
bukti yang berhasil disita oleh Satuan Resnarkoba Polres Kotim. Di tahun 2009
barang bukti narkotika jenis shabu-shabu yang diamankan sebanyak 26,3
gram, sedangkan di tahun 2010 meningkat menjadi 48,47 gram. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin canggihnya dan beragam modus operandi yang
dilakukan oleh para pelaku dalam melakukan tindak pidana narkotika.
Pemetaan yang dilakukan oleh Satresnarkoba Polres Kotim menunjukkan
bahwa wilayah Kota Sampit yang terdiri dari kecamatan Ketapang dan
Baamang merupakan wilayah yang paling rawan terjadi penyalahgunaan
narkoba, baik itu pemakai, pengedar/ penjual maupun Bandar besar (pemodal).
Sedangkan untuk wilayah lainnya masih sebatas pemakai dan jumlahnya
masih relatif kecil.
Kekuatan Personel Polres Kotim sampai triwulan I tahun 2011 sebanyak
550 personel atau ( 80,64 % dari DSPP) yang terdiri dari 548 anggota Polri
dan 12 PNS. Sedangkan penempatan personel pada satuan , fungsi staf
maupun pada tingkat Polsek diprioritaskan pada satuan Polsek tertentu sesuai
dengan tingkat kerawanan daerah dan volume kegiatan yang dihadapi untuk
mendukung pelaksanaa tugas di lapangan. Kemampuan perorangan Personel
Polres Kotim secara umum cukup baik namun bila dihubungkan dengan sikap
kritis masyarakat terhjadap kinerja Polri dewasa ini, maka perlu dilakukan
peningkatan profesionalisme Polri melalui Pendidikan Kejuruan, Kursus –
kursus atau pelatihan – pelatihan Fungsi sehingga Polri kedepan diharapkan
betul – betul dapat melakukan tugas sesuai dengan harapan Pimpinan.
10. Kinerja Satuan Reserse Narkoba Polres Kotim dalam menekan angka
penyalahgunaan Narkoba.
Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Kotawaringin Timur yang
merupakan pemekaran dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) yang baru
terbentuk pada tahun 2010 dengan jumlah personel sebanyak 10 orang terbagi
dalam 2 unit sidik/lidik.
9
Berdasarkan Keputusan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 September
2010 Paragraf 4 pasal 47 bahwa tugas Satresnarkoba adalah melaksanakan
pembinaan fungsi penyelidikan, penyidikan, pengawasan penyidikan tindak pidana
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba berikut prekursornya, serta
pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi korban
penyalahgunaan Narkoba.
Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut di atas, Satresnarkoba
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkoba berikut prekursornya.
b. pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi korban
penyalahgunaan Narkoba.
c. Pengawasan terhadap pelaksanaan Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang dilakukan oleh Unit
Reskrim Polsek.
d. Penganalisaan kasus beserta penanganannya, serta mengkaji efektivitas
pelaksanaan tugas Satresnarkoba.
Fungsi yang diselenggarakan oleh Satresnarkoba diantaranya adalah
Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkoba berikut prekursornya. Dan mekanisme yang digunakan oleh
Satresnarkoba dalam proses penyidikan tindak pidana Narkoba di wilkum
Polres kotim adalah sebagai berikut :
a. Informasi mengenai terjadinya tindak pidana narkoba melalui call centre 112
atau SMS ke contact person Satresnarkoba Polres Kotim.
b. Dilakukan penyelidikan oleh anggota Satresnarkoba Polres Kotim dengan cara
pengamatan, pemantauan dan observasi di lapangan untuk dilakukan
penangkapan apabila cukup bukti.
c. Melaksanakan Operasi Kepolisian Mandiri Kewilayahan Pekat Telabang
maupun Operasi Kepolisian Terpusat Hani Bersinar dengan sasaran kejahatan
di bidang narkoba.
10
Setiap Proses Penyidikan diawali dari pembuatan Laporan Polisi dan adanya
pengaduan Masyarakat dilakukan melalui proses sebagai berikut :
a. Proses Penyelidikan, meliputi :
1) Pembuatan Surat Perintah Penyelidikan,
2) Penyusunan Rencana penyelidikan,
3) Pembuatan Laporan hasi penyelidikan.
b. Proses Penyidikan, yang meliputi :
1) Pembuatan Laporan Polisi Model “A” sebagai dasar proses peyidikan
2) Pembuatan Rencana Penyidikan.
3) Melaksanakan gelar perkara guna menentukan Tersangka
4) Pemeriksaan terhadap Tersangka dan Saksi; dilakukan interogasi
terlebih dahulu terhadap Tersangka dan saksi sebelum dituangkan ke
dalam BAP
5) Melakukan penggeledahan badan dan tempat
6) Melakukan penyitaan terhadap barang bukti
7) Melengkapi Administrasi penyidikan
8) Pemberitahuan perkembangan proses penyidikan kepada keluarga
Tersangka/ Terlapor
9) Pemberkasan
10) Koordinasi dengan JPU
11) Penyerahan Tersangka dan barang bukti ke JPU apabila berkas sudah
dinyatakan lengkap.
c. Penetapan Tersangka
Penetapan Tersangka diawali dari gelar perkara kasus yang sedang
ditangani dengan mempertimbangkan minimal terpenuhinya 2(dua) alat bukti
dan selanjutnya pimpinan gelar dan para peserta sepakat mengambil
kesimpulan untuk menetapkan Tersangkanya dengan ketentuan tercukupinya
syarat formil (pasal 184 KUHAP) dan unsur-unsur materiil.
11
Disamping melakukan upaya penegakan hukum, Satresnarkoba Polres
Kotim bekerja sama dengan BNK Kotim dan Sat Binmas Polres Kotim proaktif
melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba ke sekolah-sekolah, ormas
melalui seminar dan lain sebagainya.
11. Faktor yang mempengaruhi
a. Faktor penghambat
Beberapa faktor yang menghambat kinerja Satresnarkoba Polres Kotim
dalam rangka menekan angka penyalahgunaan narkoba antara lain :
1) Kuantitas dan kualitas personel Satresnarkoba yang terbatas, hal ini
dapat dilihat dari jumlah personel yang hanya berjumlah 10 orang dan
yang sudah melaksanakan pendidikan kejuruan sesuai bidang tugas
Reserse Narkoba maupun reserse umum hanya 5 orang (50%)
sehingga kurang mendapatkan hasil yang maksimal.
2) Satresnarkoba Polres Kotim merupakan pemekaran dari Satreskrim dan
baru terbentuk pada tahun 2010, jadi kinerjanya dirasa kurang optimal.
3) Sarana dan prasarana yang kurang memadai.
4) Anggaran untuk dukungan operasional anggota masih di bawah standar.
5) Kesadaran masyarakat akan hukum dan bahaya narkoba masih rendah.
6) Sebagian kecil penduduk Kotim masih beranggapan bahwa
pemberantasan narkoba hanyalah tugas kepolisian semata, sehingga
masyarakat kurang mau membantu atau takut untuk memberikan
informasi tentang penyalahgunaan narkoba.
b. Faktor Pendukung
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan Polres Kotim khususnya
Satresnarkoba dalam menekan angka penyalahgunaan narkoba adalah
sebagai berikut :
1) Dukungan dari sebagian besar masyarakat untuk peningkatan kinerja
khususnya dalam pemberantasan tindak pidana narkotika di wilkum
Polres Kotim.
12
2) Meningkatnya pasrtisipasi masyarakat atau Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dalam pengawasan kinerja kepolisian.
3) Kerjasama dengan insan pers dalam membentuk opini publik guna
mendukung kamtibmas dan penegakan hukum tindak pidana narkoba.
4) Adanya kebijakan pimpinan Polri yang bersifat desentralisasi dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang.
5) Adanya kebijakan Kapolres Kotim yang memberikan reward kepada
personel yang berprestasi seperti halnya personel yang berhasil
mengungkap kasus narkoba.
6) Kesadaran dan disiplin yang tinggi dari personel Polres Kotim
khususnya personel Satresnarkoba untuk bekerja secara professional
dalam memberantas segala bentuk penyalahgunaan narkoba di wilkum
polres kotim.
12. Kondisi yang diharapkan
Secara umum, Satresnarkoba bertugas untuk menyelenggarakan / membina
fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak pidana Narkotika dan obat - obatan
berbahaya (Narkoba) dan Menyelenggarakan penyuluhan dan pembinaan dalam
rangka mencegah dan merehabilitasi korban / penyalahgunaan Narkoba. Secara garis
besar peranan Satresnarkoba dalam penanganan tindak pidana guna menekan angka
penyalahgunaan narkoba di wilkum Polres Kotim adalah sebagai berikut :
a. Sebagai garda terdepan polri dalam memberantas tindak pidana narkoba.
b. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
dan Prekursor Narkotika
c. Bekerjasama dengan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Kotim dalam
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika
d. Bekerjasama dengan BNK Kotim dan Sat Binmas Polres Kotim dalam
memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
e. Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam
pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika
Narkotika;
13
f. Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.
Ukuran keberhasilan yang diharapkan dalam optimalisasi Satresnarkoba dalam
rangka menekan angka penyalahgunaan Narkoba adalah sebagai berikut :
a. Terciptanya suatu kondisi masyarakat Kotawaringin Timur yang bebas dari
penyalahgunaan Narkoba.
b. Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum dan sadar akan bahaya
penyalahgunaan narkoba.
c. Terciptanya efek jera dari para pelaku penyalahgunaan narkoba di wilkum
Polres Kotim.
d. Para Pelaku tindak pidana narkoba dapat diproses secara profesional dan
transparan serta cepat tanpa ada pihak-pihak yang merasa dirugikan sesuai
ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
13. Upaya yang dilakukan
Adapun upaya – upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja
satresnarkoba Polres Kotim adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan pengawasan melakat (waskat) Kasat Resnarkoba terhadap
anggotanya dalam hal profesionalitas personel dalam proses penyelidikan dan
penyidikan perkara Narkoba sampai penyerahan berkas perkara ke JPU.
b. Mengadakan pelatihan responsive terhadap penanganan tindak pidana
Narkoba.
c. Mengikutkan personel Satresnarkoba untuk mengikuti pendidikan kejuruan
Reserse atau intelijen.
d. Mengadakan penyuluhan secara berkala tentang dampak penyalahgunaan
narkoba di wilayah hukum polres kotim.
e. Penghapusan berbagai bentuk pungli dan diskriminasi pelayanan.
f. Menciptakan lingkungan kerja yang ramah, tegas dan humanis.
g. Tidak ragu-ragu dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang hasil
penyidikan tindak pidana narkoba untuk menjamin kepastian hukum.
14
Dan yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan profesionalitas personel
adalah sebagai berikut :
a. Tingkatkan Waskat terhadap Anggota
b. APP sebelum melaksanakan tugas
c. Tingkatkan pembinaan mental anggota
d. Melakukan bimbingan konseling bagi anggota yang melanggar, bila perlu
dijatuhi hukuman.
e. Meningkatkan kemampuan personel sesuai bidang tugasnya (Dikjur)
f. Memberikan reward and punishment kepada anggota yang berprestasi.
Pelaksanaan tugas pemberantasan narkoba harus didukung oleh fungsi-fungsi
lain agar tercipta situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif terbebas
dari narkoba.
15
BAB III
PENUTUP
14. Kesimpulan
a. Partisipasi dan dukungan masyarakat sangat membantu tugas kepolisian.
Tidak mungkin Polisi dapat bekerja sendiri dalam memberantas Narkoba tanpa
ada bantuan dan partisipasi dari masyarakat.
b. Peningkatan kemampuan personel Polri dapat dilakukan secara berlanjut dan
berkesinambungan guna meningkatkan profesionalitas anggota dalam
melaksanakan tugas-tugas kepolisian.
c. Komitmen dari seluruh anggota Polri khususnya Polres Kotawaringin Timur
untuk bertekad memberantas dan meminimalisir peredaran dan perdagangan
gelap narkoba di Wilkum Polres Kotim.
15. Saran
a. Kemampuan Personel Polri harus ditingkatkan guna menunjang tugas-tugas
kepolisian yang semakin komplek.
b. Jumlah personel Polri di setiap fungsi agar disesuaikan dengan jumlah DSP
pada Keputusan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 September 2010.
c. Perlu dibangun online system dan sms centre untuk mempermudah
masyarakat dalan memberikan laporan dan memantau atau memonitor
perkembangan perkara yang dilaporkan tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
(2002). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia
(2005). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2005 tentang Narkotika
(2006). Skep Kapolri No.Pol : Skep/82/XII/2006 tanggal 15 Desember 2006 tentang petunjuk
tekhnis penyidikan.
(2010).Peraturan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Polres dan Polsek.
(2010). Laporan Kesatuan Polres Kotim tahun 2010.
(2010). Laporan Anev Sitkamtibmas tahun 2010 Polres Kotim.
(2010). Intel Dasar Polres Kotim tahun 2010
iii
top related