makalah kelompok 2.docx
Post on 13-Apr-2016
85 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MAKALAH EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN- A
PENYAKIT YANG BERBASIS LINGKUNGAN
(PENYAKIT MALARIA)
Dosen Pembimbing : Sri Mulyati, SKM, M.Kes
Nama kelompok 2 :
Tingkat II A
1. Aodita Utami Mahardhika Wati
2. Benni Kustian
3. Rani
4. Rinda Haryati
5. Wahyu Lestari
POLTEKKES KEMENKES NEGERI BENGKULU
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2015 / 20161
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat illahi rabbi yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “penyakit yang berbasis lingkungann(penyakit malaria)”
Salawat serta salam marilah kita limpahkan kepada baginda kita yakni Nabi Besar
Muhammad Saw beserta keluarga dan kerabatnya.
Dengan kehadiran makalah ini mudah-mudahan dapat membantu dalam proses belajar
mengajar dan bermakna bagi kita semuanya Amin.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah serta kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
pembuatan makalah yang akan datang.
Bengkulu, Agustus 2015
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1 Pengertian penyakit malaria .............................................................................3
2.2 Jenis-jenismalaria……………………………………………………………..4
2.3 Distribusi……………………………………………………………………...4
2.4 Contoh kasus penyakit malaria……………………………………………….5
2.5 Faktor yang mempengaruhi frekuensi………………………………………..6
2.6 Epidemiologi penyakit malaria……………………………………………….9
2.7 Proses penularan penyakit malaria…………………………………………..10
2.8 Gejala penyakit malaria……………………………………………………...11
2.9 Pengendalian dan pencegahan penyakit malaria…………………………….12
2.10 Pengobatan penyakit malaria……………………………………………….13
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..14
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang mempengaruhi angka kematian
bayi, anak dan ibu melahirkan serta dapat menurunkan peoduktivitas tenaga kerja. Angka
kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi terutama di kawasan timur Indonesia. Kejadian
Luar Biasa (KLB) malaria masih sering terjadi terutama di daerah yang terjadi perubahan
lingkungan misalnya tambak udang atau ikan yang tak terpelihara, penebangan pohon bakau
sebagai bahan bakar dan arang, muara sungai yang tersumbat yang akan menjadi tempat
perindukan Nyamuk Malaria.
Dalam menangani penderita malaria, sebagian penderita masih sering terlambat pada
saat dibawa ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) seperti Puskesmas dan Rumah Sakit,
sehingga menyebabkan penderita tidak tertolong lagi. Upaya pemberantasan yang dilakukan
saat ini adalah menemukan penderita sedini mungkin dan langsung memberikan
pengobatan. Upaya untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat telah dilakukan
melalui pembentukan pos pelayanan kepada masyarakat berupa Pos Obat Desa atau dusun
yang mengikutsertakan masyarakat dalam menemukan sampai mengobati kasus malaria,
baik nyamuk dewasa melalui penyemprotan dinding rumah maupun pemberantasan jentik
yang berada di sarang nyamuk. Penataan lingkungan sehingga jentik tidak tumbuh, atau
dengan melakukan penyemprotan bahan pembunuh jentik nyamuk sangatlah penting. Selain
itu, juga dilakukan upaya untuk menghindarkan diri dari gigitan nyamuk melalui promosi
penggunaan kelambu di masyarakat, penggunaan obat gosok penolak gigitan nyamuk dll.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana tentang penyebab penyakit malaria yang sering terjadi serta bagaimana
pencegahan dan pengendalian dari penyakit malaria tersebut.
4
1.3 Tujuan
Adapun yang menjdai tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui apa itu penyakit
malaria serta jenis jenis malaria,distribusi penyakit malaria,faktor yang mempengaruhi
frekuensi malaria serta proses penularan penyakit malaria, bagaimana gejala penyakit malaria
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk malaria yang bernama Anopheles. Sifat sifat umum nyamuk
Anopheles sp yaitu tubuh nyamuk Anopheles terbagi menjadi tiga bagian,yaitu
kepala,dada,dan perut.dibagian kepala terdapat sungut(antena).Antenna pada nyamuk jantan
berambut banyak sedangkan pada nyamuk betina berambut sedikit.Dibagian kepala juga
terdapat alat mulut dengan salah satu bagian mulutnya disebut probosis.Dibagian dada
terdapat satu pasang sayap nyamuk.Anopheles biasanya berbintik bintik yang disebabkan
oleh kelompok sisik sisik yang warnanya berbeda.agian perut Anopheles terdiri dari delapan
segmen.Segmen terakhir perut termodifikasi menjadi alat perkawinan.Saat istirahat(hinggap)
tubuh dan proboscis membentuk satu garis lurus dan satu sudut dengan permukaan tempat
istirahat.Nyamuk Anopheles penyebab penyakit malaria ini banyak terdapat pada daerah
dengan iklim sedang khususnya di benua Afrika dan India. Termasuk juga di Indonesia.
Parasit plasmodium yang ditularkan nyamuk ini menyerang sel darah merah. Sampai saat
ini ada empat jenis plasmodium yang mampu menginfeksi manusia yaitu plasmodium vivax,
plasmodium malariae, plasmodium ovale dan plasmodium falciparum. Plasmodium
falciparum merupakan yang paling berbahaya dan dapat mengancam nyawa.Setiap tahunnya,
sekitar 1,2 juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit malaria. Demikian menurut
data terbaru yang dimuat dalam jurnal kesehatan Inggris, The Lancet. Angka yang dilansir itu
jauh lebih tinggi dari perkiraan WHO tahun 2010 yakni 655.000.
Banyak yang mengira penyakit malaria sama dengan demam berdarah karena punya
gejala yang mirip dan sama-sama ditularkan oleh nyamuk. Namun perlu diketahui bahwa
keduanya berbeda. Malaria disebabkan oleh nyamuk anopheles yang membawa parasit
plasmodium, sementara demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang
membawa visrus Dengue.
6
2.2 Jenis Jenis Malaria
1. Malaria Tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana pasien
malaria merasakan demam muncul setiap hari ketiga dan merupakan penyebab kira-
kira 43% kasus penyakit malaria pada manusia.
2. Malaria Kuartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae,
pasien malaria merasakan demam setiap hari keempat dan menyebabkan kira-kira
7% penyakit malaria didunia.
3. Malaria Tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum serta
merupakan penyakit malaria yang paling berbahaya dan seringkali berakibat fatal.
Jenis penyakit malaria ini adalah yang terberat, karena dapat menyebabkan berbagai
komplikasi berat seperti cerebral malaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal
ginjal akut, pendarahan, serta sesak nafas,. Penderita penyakit malaria jenis ini
mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak,
bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
4. Malaria Pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Penyakit malaria jenis ini
jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.
2.3 Distibusi penyakit
Malaria merupakan penyakit endemis atau hiperendemis di daerah tropis maupun
subtropics dan menyerang negara dengan penduduk padat. Kini malaria terutama dijumpai di
Meksiko, sebagian Karibia, Amerika Tengah dan Selatan, Afrika sub-sahara, Timur Tengah,
India, Asia selatan, indo Cina, dan pulau – pulaudi Pasifik selatan. Diperkirakan prevalensi
malaria di seluruh dunia berkisarantara 160-400 juta kasus. Batas dari penyebaran malaria
adalah 64˚ Lintang Utara (Rusia) dan 32˚ Lintang selatan (Argentina). Ketinggian yang
memungkinkan parasit hidup adalah 400 meter di bawah permukaan laut (laut mati) dan
2600 meter diatas permukaan laut (Bolivia). Plasmodium vivax mempinyai distribusi
geografis yang paling luas, Mulai dari daerah yang beriklim dingin, subtropik sampai ke
daerah tropis, kadang – kadang dijumpai di Pasifik Barat. Plasmodium falciparum terutama
menyebabkan malaria di Afrika dan daerah–daerah tropis lainnya
7
Di Indonesia malaria tersebar diseluruh pulau dengan derajat endemisitas yang berbeda –
beda dan dapat berjangkit di daerah dengan ketinggian sampai 1800 meter di atas permukaan
laut, angka annual Parasite Incidence (API) malaria di pulau jawa dan bali pada tahun 197
ialah 0,120 per 1000 pendududk, sedangkan diluar pulau jawa angka Parasite Rate (PR) tetap
tinggi yaitu 4,78 % pada 1997, tidak banyak berbeda dengan angka PR tahun 1990 (4,84%).
Spesies yang terbanyak di jumpai adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax.
Plasmodium malariae dijumpai di Indonesia bagian timur, plasmodin ovale pernah
diketemukan di Irian Jaya dan Nusa tengara Timur.
Angka kesakitan malaria untuk jawa bali diukur dengan API, dan untuk luar jawa bali
diukur dengan PR. Air tergenang dan udara panas masing – masing diperlukan untuk
pembiakan nyamuk menunjang endemisitas penyakit malaria. Pada 25 tahun terakhir ini
dijumpai adanya resistensi plasmodium falciparum terhjadap klorokuin telah menyebar ke
berbagai negara endemis malaria termasuk Indonesia. Resistensi ini mungkin karena
munculnya gen yang telah mengalami mutasi. Akhir – akhir ini juga dijumpai resistensi
plasmodium falciparum terhadap pirimetamin-sulfadoksin meningkat di negara – negara Asia
tenggara, Amerika Selatan dan Afrika Sub-Sahar.
2.4 Contoh Kasus penyakit malaria
Terkait dengan kasus malaria, Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Dinas
Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Slamet Riyanto menyatakan, selama Januari 2012
tercatat 159 kasus malaria yang menyerang warga Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap.
Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Januari 2011 yang hanya 4 kasus.
Rencananya, Sabtu (14/1) dan Minggu, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
menggelar survei darah massal di Desa Hargotirto. Langkah ini untuk mendeteksi sejauh
mana penyebaran penyakit malaria di kawasan itu.
Untuk mengantisipasi penyebaran malaria, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
membagikan kelambu bagi warga dan melakukan pengasapan untuk membasmi nyamuk
Anopheles yang merupakan vektor (pembawa) parasit malaria.
8
Bupati Kulon Progo dr Hasto Wardoyo mengatakan, pihaknya menambah jumlah
petugas malaria desa, awalnya berjumlah 15 orang, sekarang menjadi 35 petugas. Petugas
malaria desa bertugas menemukan kasus-kasus malaria di lapangan dengan mengambil
contoh darah dari penduduk yang diduga terjangkit penyakit ini. (ABK)
Analisis dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa hostnya yaitu
manusia(intermediate),umur dan jenis kelamin,Anopheles sp (host definitif),agentnya
protozoa,plasmodium falciparum,dan environmentnya yaitu lingkungan(lingkungan
fisik,lingkungan biologi,an lingkungan sosial-budaya.
2.5 Faktor yang mempengaruhi frekuensi
A. faktor Parasit
Agar dapat hidup terus sebagai spesies, parasit malaria harus ada dalam
tubuh manusia untuk waktu yang cukup lama dan menghasilkan gametosit jantan dan
betina pada saat yang sesuai untuk penularan. Parasit juga harus menyesuaikan diri
dengan sifat-sifat nyamuk Anopheles yang anthropofilik agar sporogini
dimungkinkan dan menghasilkan sporozoit yang infektif.Sifat-sifat spesifik parasit
berbeda-beda untuk setiap spesies malaria dan hal ini mempengaruhi terjadinya
manifestasi klinis dan penularan.
Plasmodium falciparum mempunyai masa infeksi yang paling pendek,
namun menghasilkan parasitemia paling tinggi, gejala yang paling berat, dan masa
inkubasi yang paling pendek. Gametosit Plasmodium falciparum baru berkembang
setelah 8-15 hari sesudah masuknya parasit ke dalam darah. Gametosit Plasmodium
falciparum menunjukkan perioditas dan infektivitas yang berkaitan dengan kegiatan
menggigit vector. Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale pada umumnya
menghasilkan parasitemia yang rendah, gejala yang lebih ringan, dan mempunyai
masa inkubasi yang lebih lama. Sporozoit Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale
dalam hati berkembang menjadi sizon jaringan primer dan hipnozoit. Hipnozoit ini
yangmenjadisumberuntukterjadinyarelaps.
9
Setiap spesies malaria terdiri dari berbagai “strain” yang secara morfologik
tidak dapat dibedakan. Strain dari suatu spesies yang menginfeksi vektor lokal,
mungkin tidak dapat menginfeksi vector dari daerah lain. Lamanya masa inkubasi dan
pola terjadinya relaps juga berbeda menurut geografi. Plasmodium vivax dari daerah
Eropa Utara mempunyai masa inkubasi yang lama, sedangkan Plasmodium vivax dari
Pasifik Barat (Papua, Chesson strain) mempunyai pola relaps yang berbeda.
Terjadinya resistensi terhadap obat antimalaria juga berbeda menurut strain geografik
parasit. Pola resistensi di Papuajuga berbeda misalnya dengan di Sumatera atau Jawa.
B.faktor manusia
Faktor-faktor genetik pada manusia sangat mempengaruhi terjadinya malaria
dengan pencegahan invasi parasit ke dalam sel, mengubah respon imunologik atau
mengurangi keterpaparan terhadap vektor.Beberapa faktor genetik bersifat protektif
terhadap malaria aialah :
a.golongan darah Duffy negative
b.hemoglobin S yang menyebabkan sickle cell anemia
c. thalasemia (alfa dan beta)
d. hemoglobinopati lainnya (HbF dan HbE)
e. defisiensi G-6-PD (glucose-6-phosphate dehydrogenase)
f. Ovalositosis
C.faktor nyamuk
Efektifitas vektor untuk menularkan malaria ditentukan hal-hal sebagai berikut
1.Kepadatan vektor dekat pemukiman manusia.
2.Kesukaan menghisap darah manusia atau antropofilia.
3.Frekuensi menghisap darah, ini tergantung dari suhu.
10
4.Lamanya sporogini (berkembangnya parasit dalam nyamuk sehingga menjadi
infektif )
5.Lamanya hidup nyamuk harus cukup untuk sporogini dan kemudian menginfeksi
jumlah yang berbeda-beda menurut spesies.
D.faktor lingkungan
1. Lingkungan fisik
a.Suhu
Suhu mempengaruhi perkembangan parasit dalam nyamuk. Suhu yang
optimum berkisar antara 20 dan 30 c. makin tinggi suhu (sampai batas
tertentu), maka makin pendek masa inkubasi ekstrinsik dan sebaliknya makin
rendah suhu, maka makin panjang masa inkubasi ekstrinsik.
b.Kelembaban
Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak
berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembaban 60 % merupakan batas paling
rendah untuk memungkinkan hidupnya nyamuk. Pada kelembaban yang lebih
tinggi,nyamuk lebih aktif dan lebih sering menggigit, sehingga meningkatkan
penularan malaria.
d.Hujan
Pada umumnya hujan akan memudahkan perkembangan nyamuk dan
terjadinya epidemik malaria. Besar kecilnya pengaruh tergantung dari jenis
dan deras hujan, jenis vektor, dan jenis tempat perindukan. Hujan
yangdiselingipanasakanmemperbesarkemungkinanberkembangbiaknyanyamu
kAnpheles.
e.Ketinggian
Secara umum malaria berkurang pada ketinggian yang semakin bertambah.
Hal ini berkaitan dengan menurunnya suhu rata-rata. Pada ketinggian di atas
11
2000 meter jarang ada transmisi malaria. Hal ini bisa berubah bila terjadi
pemanasan bumi dan pengaruh dari El-Nino. Di pegunungan Papua, yang dulu
jarang ditemukan malaria, kini lebih sering ditemukan malaria. Ketinggian
paling tinggi masih memungkinan transmisi malaria ialah 2500 meter diatas
permukaan laut(diBolivia).
f.Angin
Kecepatan dan arah angina dapat mempengaruhi jarak terbang nyamuk dan
ikutmenentukanjumlahkontakantaranyamukdanmanusia.6.SinarmatahariPenga
ruhsinarmatahari terhadap larva nyamuk berbeda-beda. Anopheles sundaicus
lebih suka tempat yang teduh, Anhopheles hyrcanus sp dan Anopheles
pinctulatus sp lebih suka tempat yang terbuka. Anopheles barbirostris dapat
hidupbaikditempatyangteduhmaupunyangterang.7.ArusairAnophelesbarbirostr
ismenyukai perindukan yang airnya statis atau lambat. Anopheles minimus
menyukai aliran air yang deras, dan Anopheles letifer menyukai air tergenang.
2. Lingkungan biologik
Tumbuhan bakau, lumut, ganggang, dan tumbuhan lain dapat mempengaruhi
kehidupan larva karena ia dapat menghalangi sinar matahari atau melindungi dari
serangan makhluk hidup lainnya. Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva
seperti iakn kepala timah, gambusia, nila, mujair, dan lain-lain akan
mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah. Adanya ternak seperti sapi,
kerbau dan babi dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia apabila
ternak tersebut tidak dikandangkan tidak jauh dari rumah.
2.6 Epidemiologi Penyakit Malaria
· Distribusi dan Frekuensi Penyakit Malaria
1. Orang
Diperkirakan prevalensi malaria diseluruh dunia berkisar antara 300-500juta kasus
dengan kematian antara1-2 juta setiap tahun dimana lebih dari 80 % adalah anak-anak
12
yang berusia kurang dari 5 tahun. Berdasarkan SKRT tahun 2001, CSDR akibat malaria
pada laki-laki 11 per 100.000 penduduk dan wanita 8 per 100.000 penduduk.
2. Tempat
Malaria ditemukan di daerah mulai 64 derajat lintang utara (Rusia) sampai 32 derajat
lintang selatan (Argentina), dari daerah dengan ketinggian 2.666 meter (Bollivia) sampai
dengan yang letaknya 433 meter di bawah permukaan laut (laut mati). Kini malaria
banyak di jumpai di Meksiko, sebagian Karibia, Amerika Tengah dan Selatan, Afrika Sub-
Sahara, Timur Tengah, India, Asia Selatan, Asia Tenggara, Indo Cina, dan pulau-pulai di
Pasifik Selatan. Plasmodium vivax memiliki distribusi geografi yang paling luas mulai
dari daerah yang beriklim dingin, subtropis sampai ke daerah tropis, kadang-kadang di
jumpai di Pasifik Barat. Di Indonesia, spesies ini dijumpai di seluruh
kepulauan. Plasmodium palcifarumterutama menyebabkan malaria di Afrika, Asia, dan
daerah tropis lainnya. Di Indonesia, parasit ini tersebar di seluruh kepulauan. Plasmodium
malariae meluas meliputi daerah tropis maupun daerah subtropis. Di Indonesia, spesies ini
di jumpai di Indonesia Bagian Timur. Plasmodium ovale terutama terdapat di daerah
tropik Afrika bagian barat, di daerah Pasifik barat, dan di beberapa bagian lain di dunia. Di
Indonesia, parasit ini terdapat di pulai Owi sebelah selatan Biak di Irian Jaya dan Nusa
Tenggara Timur.
3. Waktu
Berdasarkan SKRT tahun 2001, CFR malaria 0,1 % (30.000 kematian dari 30 juta
kasus). Tahun 2005, CFR malaria 0,2 % (32.000 kematian dari 1,6 juta kasus). Pada tahun
yang sama CFR malaria palcifarum 1,12 % (44 kematian dari 3.924 kasus).
2. 7 Proses Penularan Penyakit Malaria
A. Fase di dalam tubuh nyamuk
Di dalam tubuh nyamuk ini terlihat Plasmodium melakukan reproduksi secara
seksual. Pada tubuh nyamuk, spora berubah menjadi makrogamet dan mikrogamet,
kemudian bersatu dan membentuk zigot yang menembus dinding usus nyamuk. Di
dalam dinding usus tersebut zigot akan berubah menjadi ookinet ookista sporozoit,
kemudian bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Sporozoit ini akan menghasilkan
spora seksual yang akan masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
13
B. Fase di dalam tubuh manusia
Setelah tubuh manusia terkena gigitan nyamuk malaria, sporozoit masuk
dalam darah manusia dan menuju ke sel-sel hati. Di dalam hati ini sporozoit akan
membelah dan membentuk merozoit, akibatnya sel-sel hati banyak yang rusak.
Selanjutnya, merozoit akan menyerang atau menginfeksi eritrosit.
Di dalam eritrosit, merozoit akan membelah diri dan menghasilkan lebih
banyak merozoit. Dengan demikian, ia akan menyerang atau menginfeksi pada
eritrosit lainnya yang menyebabkan eritrosit menjadi rusak, pecah, dan
mengeluarkan merozoit baru. Pada saat inilah dikeluarkan racun dari dalam tubuh
manusia sehingga menyebabkan tubuh manusia menjadi demam. Merozoit ini dapat
juga membentuk gametosit apabila terisap oleh nyamuk (pada saat menggigit)
sehingga siklusnya akan terulang lagi dalam tubuh nyamuk, demikian
seterusn.Bentuk penularan lain yang dapat terjadi yaitu berupa penularan dari
wanita hamil ke janin. Malaria juga dapat menular melalui tranfus
2.8 Gejala Penyakit Malaria
Gejala awal yang dialami oleh pasien malaria adalah demam menggigil
secara berkala dan biasanya disertai sakit kepala yang hebat, badan terasa lemah, mual-
muntah dan tidak nafsu makan, kuning pada mata, air kencing berwarna teh tua serta
wajah pucat karena kurang darah. Apabila tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat,
dapat terjadi kejang-kejang dan kehilangan kesadaran.
Namun demikian, gejala yang klasik muncul pada pasien malaria adalah adanya
perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya
demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung
tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala.
Dalam beberapa kasus, parasit penyebab malaria bisa bertahan dalam tubuh manusia
selama beberapa bulan. Sementara itu, infeksi akibat parasit P. falciparum biasanya lebih
serius dan lebih mengancam nyawa. Sehingga ketika merasakan gejala tersebut,
penangan dokter lebih awal sangat disarankan.
14
2.9 Pengendalian dan Pencegahan penyakit malaria
A.Pengendalian
1. Pengendalian secara fisik
Pengendalian fisik dapat berupa penimbunan kolam, pengangkatan tumbuhan air,
pengeringan sawah secara berkala setidaknya setiap dua minggu sekali dan pemasangan kawat
kasa pada jendela.
2. Pengendalian secara biologis
Pengendalian biologi dapat berupa penebaran ikan dan Bacillus thuringiensis
serta predator larva lainnya.
3. Pengendalian secara kimia
15
Pengendalian kimia dapat menggunakan kelambu berinsektisida, indoor residual
spray,repellent, insektisida rumah tangga dan penaburan larvasida.
B. Pencegahan Penyakit Malaria
1. Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa, memakai obat
nyamuk bakar, menyemprot ruang tidur, dan tindakan lain untuk mencegah
nyamuk berkembang di rumah.
2. Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di daerah endemis
malaria.
3. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang tidur, semak-
semak sekitar rumah, genangan air, dan kandang-kandang ternak.
4. Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci dengan
menempatkan mereka di luar rumah di dekat tempat nyamuk bertelur.
5. Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah dan parit.
Atau dengan memberi sedikit minyak pada air yang tergenang.
6. Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau
pengeringan sawah secara berkala.
2.10 Pengobatan Penyakit Malaria
Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit
terhadap klorokuin. Untuk suatu serangan malaria falciparum akut dengan parasit
yang resisten terhadap klorokuin, bisa diberikan kuinin atau kuinidin secara
intravena. Pada malaria lainnya jarang terjadi resistensi terhadap klorokuin, karena
itu biasanya diberikan klorokuin dan primakuin.16
Obat penyakit malaria belakangan ini sudah menggunakan obat baru seperti
Artemisinin-based Combination Therapy (ACT), atas rekomendasi dokter dan dosis
yang tepat, diharapkan ACT dapat mengurangi angka kematian akibat penyakit
malaria. Disinilah dibutuhkan kerjasama antara masyarakat, pemerintah dan lembaga
swadaya masyarakat khususnya pada pusat layanan kesehatan masyarakat dalam ikut
menanggulangi penyebaran penyakit malaria.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai permasalahan, penulis dapat menarik kesimpulan :
1. Penyakit Malaria disebabkan oleh Plasmodium yang masuk ke dalam tubuh manusia
melalui gigitan Nyamuk Anopheles.
2. Jenis jenis penyakit malaria yaitu malaria tertian,malaria kuartana,malaria tropica dan
malaria pernisiosa
3. Distribusi penyakit malaria merupakan penyakit endemis atau hiperendemis didaerah
tropis maupun subtropis
4. Faktor yang mempengaruhi frekuensi yaitu factor parasit,factor manusia,factor nyamuk
dan lingkungan.
5. Proses penularan penyakit malaria dimulai dari fase didalam tubuh nyamuk dan fase
didalam tubuh manusia.
6. Gejala awal penyakit yang dialami penyakit malaria yaitu demam menggigil,mual
muntah,badan terasa lemah,tidak nafsu makan dan wajah pucat
7. Pengendalian penyakit malaria terdiri dari pengendalian secara fisik,kimia dan biologis
8. Pencegahannya yaitu menjaga kebersihan lingkungan disekitarnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.combiphar.com/medical.php Diakses 14 November 2013.
http://www.googleweb.com Diakses 14 November 2013.
http://www.googlegambar.com Diakses 15 November 2013.
http://penyakitmalaria/.blogspot.com Diakses 15 November 2013.
http://www.mediasehat.com/utama07.php Diakses 16 November 2013.
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/
http://atmanegara99.blogspot.com/2013/12/makalah-plasmodium-penyebab-malaria.html
http://orangebag98.blogspot.com/2014/06/contoh-makalah-penyakit-malaria.html
https://www.facebook.com/permalink.php?
id=146250918872988&story_fbid=263440637154015
http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
https://yuesuf.wordpress.com/2013/04/16/makalah-penyakit-malaria/
http://penyakitmalaria.org/
http://surveilansepidfkmunsri.blogspot.com/2013/11/survailens-epidemiologi-malaria.html
19
top related