lp preklinik kep.anak
Post on 11-Feb-2015
51 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengue Hemorraghic Fever atau yang biasa dikenal dengan nama demam berdarah
adalah penyakit yang menjadi langganan saat musim hujan tiba. Penyakit ini tidak pernah absen
menjadi headline news setiap tahunnya. Tidak hanya anak – anak yang menjadi korbannya
remaja, orang dewasapun tak lepas dari jeratan penyakit ini.
Banyak kasus DHF yang terlambat ditangani karena tidak tahunya masyarakat tentang
gejala penyakit ini. DHF memang tidak bisa dideteksi pada saat 3 hari pertama. Hal ini lah yang
membuat masyarakat lalai dan menganggap DHF sebagai penyakit demam biasa. Sehingga
banyak kasus yang ditemui ketika derajat penyakit mencapai shock, yang akhirnya menjadikan
adanya korban.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan dengan adanya penulisan ini bisa menambah
pemahaman bagi masyarakat maupun penulis sendiri dalam penanganan penyakit ini. Sehingga
dikemudian harinya epidemi penyakit ini tidak menjadi hal yang wajar lagi di surat kabar.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas penulis menyimpulkan masalah “Apa yang dimaksud
dengan DHF dan bagaimanakah penanganan seharusnya?”
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1. Menjadi bahan latihan dalam melakukan pengkajian terhadap klien.
2. Memberikan bahan bacaan yang bermanfaat bagi para pembaca yang
membutuhkan.
3. Sebagai alat pemenuhan tugas dalam mata kuliah Preklinik Keperawatan Anak.
1
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa
ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic
fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong
arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang
terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi
yang disertai ruam atau tanpa ruam.
2.2 Etiologi
a. Virus dengue sejenis arbovirus.
b. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2
ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4
ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat
termoragil, sensitif terhadap inaktivitas oleh diatiter & natrium diaksikolat, stabil pd suhu 70 oC.
2.3 Patofisiologi
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala
karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi
ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada
DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
2
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan
DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin,
histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan
intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi,
hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
2.4 Manifestasi Klinis
a. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
b. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
c. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
d. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
f. Sakit kepala.
g. Pembengkakan sekitar mata.
h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah,
capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
2.5 Klasifikasi
a. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit
seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
c. Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan
system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin
dan penderita gelisah.
3
d. Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan
yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.
2.6 WOC
Terlampir
2.7 Data Fokus
a. Wawancara
a. Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak,
remaja dan dewasa ( Effendy, 1995 )
b. Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan
menurun.
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh
tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
d. Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.
e. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui
gigitan nyamuk aides aigepty.
f. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng
bekas, ban bekas, , bak mandi jarang dibersihkan.
4
b. Pemeriksaan fisik
Pengkajian Per Sistem
i. Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada
simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
ii. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat
trjadi DSS
iii. Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada
grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar
mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat
diukur.
iv. Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa,
pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat
menelan, dapat hematemesis, melena.
v. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat
kencing, kencing berwarna merah.
vi. Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji
tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
c. Pemeriksaan penunjang
1. Hemokonsentrasi yaitu terjadi peningkatan nilai hematokrit > 20 %. Meningginya
hematokrit sangat berhubungan dengan beratnya renjatan. Hemokonsentrasi selalu
mendahului perubahan tekanan darah dan nadi.
2. Trombositopenia, akan terjadi penurunan trombosit sampai dibawah 100.000 mm3
3. sediaan hapusan darah tepi, terdapat fragmentosit, yang menandakan terjadinya
hemolisis
5
4. Sumsum tulang, terdapatnya hipoplasi sistem eritropoetik disertai hiperplasi sistem
RE dan terdapatnya makrofag dengan fagositosis dari bermacam jenis sel
5. Elektrolit, : hiponatremi (135 mEq/l). terjadi hiponatremi karena adanya kebocoran
plasma,anoreksia, keluarnya keringat, muntah dan intake yang kurang
2.8 Diagnosa
1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler
2. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolic, dehidrasi, viremia
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu
makan yang menurun.
2.9 Asuhan Keperawatan
NO DIAGNOSA NOC NIC
1. Resiko kekurangan
volume cairan b.d
pindahnya cairan
intravaskuler ke
ekstravaskuler
Hidrasi
Indikator :
- Mempertahankan
urine output sesuai
dengan usia dan BB,
BJ urine normal, HT
normal
- Tekanan darah, nadi,
suhu tubuh dalam
batas normal
- Tidak ada tanda tanda
dehidrasi, Elastisitas
turgor kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
Manajemen Cairan
Aktivitas :
- Timbang BB tiap hari
- Hitung haluran
- Pertahankan intake yang
akurat
- Pasang kateter urin
- Monitor status hidrasi (seperti:
kelebapan mukosa membrane,
nadi)
- Monitor hasil lab. terkait
retensi cairan (peningkatan
BUN, Ht ↓)
- Monitor TTV
- Monitor perubahan BB klien
sebelum dan sesudah dialisa
- Monitor status nutrisi
6
Manajemen Hipovolemia
Aktivitas :
- Monitor status cairan, meliputi
intake dan output dengan tepat
- Pertahankan kepatenan iv
- Monitor nilai hemoglobin dan
hematokrit
- Monitor tanda – tanda vital
- Hitung kebutuhan cairan
berdasarkan luas permukaan
tubuh dan ukuran luka bakar
apabila ada
- Monitor respon pasien
terhadap perubahan volume
cairan
2. Hipertermi b.d
peningkatan
metabolic,
dehidrasi, viremia
Termoregulasi
Indikator :
- Suhu kulit normal
- Suhu badan
35,9˚C- 37,3˚C
- Tidak ada sakit kepa-
la / pusing
- Tidak ada nyeri otot
- Tidak ada perubahan
warna kulit
- Nadi, respirasi
dalam batas normal
- Hidrasi adequate
- Pasien
menyatakan nyaman
- Tidak menggigil
Pengaturan Panas
Aktivitas :
- Monitor suhu sesuai
kebutuhan
- Monitor tekanan darah, nadi
dan respirasi
- Monitor suhu dan warna kulit
- Monitor dan laporkan tanda
dan gejala hipertermi
- Anjurkan intake cairan dan
nutrisi yang adekuat
- Ajarkan klien bagaimana
mencegah panas yang tinggi
Pengobatan Panas
Aktivitas :
- Monitor suhu sesuai
7
kebutuhan
- Monitor IWL
- Monitor suhu dan warna kulit
- Monitor tekanan darah, nadi
dan respirasi
- Monitor derajat penurunan
kesadaran
- Monitor kemampuan aktivitas
- Monitor leukosit, hematokrit,
Hb
- Monitor intake dan output
- Berikan cairan intravena
Mengontrol Infeksi
Aktivitas :
- Anjurkan klien untuk mencuci
tangan sebelum makan
- Gunakan sabun untuk mencuci
tangan
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah me-lakukan kegiatan
perawatan klien
- Ganti tempat infuse dan
bersihkan sesuai dengan SOP
- Dorong klien untuk cukup
istirahat
3. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d nafsu makan
yang menurun.
Status Nutrisi : Intake
Makanan dan Cairan
Indikator :
- Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
Manajemen Nutrisi
Aktivitas :
- Kaji adanya alergi makanan.
- Kaji makanan yang disukai
oleh klien.
- Kolaborasi team gizi untuk
8
- Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi
badan
- Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda tanda
malnutrisi
- Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
- Tidak terjadi
penurunan berat badan
yang berarti
penyediaan nutrisi TKTP
- Anjurkan klien untuk
meningkatkan asupan nutrisi
TKTP dan banyak
mengandung vitamin C
- Yakinkan diet yang
dikonsumsi mengandung
cukup serat untuk mencegah
konstipasi.
- Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori.
- Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi.
Monitor Nutrisi
Aktivitas :
- Monitor respon klien terhadap
situasi yang mengharuskan
klien makan.
- Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak bersamaan
dengan waktu klien makan.
- Monitor adanya mual muntah.
- Kolaborasi untuk pemberian
terapi sesuai order
9
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK P. DENGAN DHF
DIRUANG INFEKSI
RSUD DR. RASYIDIN PADANG
1. IDENTITAS DATA
Nama Anak : An. P
BB/TB : 15 kg / 107 cm
Usia : 6 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Anak : TK
Anak ke : 1
Tanggal klien masuk : 3 April 2013
No. RM : 108048
Diagnose Medis : DHF Derajat 1
Nama Ibu : Ny. Y
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMP
Alamat : Pagang dalam RT 003/ RW 001
2. KELUHAN UTAMA
Pasien baru masuk melalui IGD dengan keluhan batuk kering, sakit perut, makan dan
minum kurang, awal demam suhu tinggi dan demam naik turun.
3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
a. Prenatal : Selama kehamilan Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan rutin kebidan kurang
lebih 6x dan mendapatkan imunisasi TT 2x. ibu pertama kali periksa kehamilan pasa saat
10
usia 4 bulan kehamilan. Ibu juga menyatakan tidak pernah menderita sakit selama hamil,
obat yang diminum selama hamil yaitu tablet penambah darah dari bidan.
b. Intranatal : An. P lahir ditolong oleh bidan, lahir spontan, langsung menangis, lahir cukup
bulan (9 bulan 4 hari).
c. Postnatal : An. P diasuh sendiri oleh kedua orang tuanya dan diberi ASI sejak lahir
sampai usia 2 tahun. Sejak usia 6 bulan An. C diberikan susu formula dan bubur tim dan
diberi makan nasi biasa sampai sekarang.
4. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
a. Penyakit yang diderita sebelumnya : An. P hanya pernah demam dan batuk
b. Pernah dirawat di RS : Ibu mengatakan anaknya baru pertama kali ini
dirawat dirumah sakit, sebelumnya belum pernah dirawat di RS.
c. Obat- obatan yang pernah digunakan : An. P pernah menggunakan obat dari bidan
d. Alergi : An. P tidak mempunyai alergi makanan
e. Kecelakaan : An. P tidak pernah mengalami kecelakaan.
f. Riwayat imunisasi : An. P sudah lengkap mendapatkan imunisasi dasar
Usia 1 bulan : BCG
Usia 2-3 bulan : Hep. B I, II, III, Polio I, II dan DPT I, II
Usia 4 bulan : DPT III dan Polio III
Usia 9 bulan : Polio IV dan Campak
5. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Pasien baru masuk melalui IGD pada tanggal 3 April 2013 pukul 15.10 dengan
keluhan batuk kering, sakit perut, makan kurang, awal demam suhu tinggi, dan demam naik
turun. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 4 April 2013 pukul 08.40 klien terlihat
masih batuk, demam, sakit perut, kurang minum dan makan.
6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit seperti klien, ibu juga
menyatakan tidak ada tetangganya yang menderita penyakit yang sama dengan yang diderita
An.P.
11
7. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
a. Kemandirian dan bergaul : Menurut keterangan ibunya An. P saat usia 4 tahun anaknya
sudah mulai mandiri dan bergaul dengan teman-temannya.
b. Motorik Kasar : Menurut keterangan ibunya An. P saat usia 11 bln sudah bisa berjalan
dengan dipegangi kedua lengannya. Saat ini semenjak sakit An. P lebih banyak berada di
tempat tidur karena badanya lemas dan anak juga kurang gerak.
c. Motorik Halus : Pada saat ini An. P sudah mampu menunjukan keseimbangan dan
koordinasi mata dan tangan
d. Kognitif dan Bahasa : Perkembangan bahasa An. P sudah mulai mengoceh sejak usia
6,5 bln dan sekang anak sudah bisa mengucapkan kata-kata dan menyusun kalimat serta
menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya.
e. Psikososial : Pada saat ini anak masih belum bisa berpisah dengan orang tuanya.
8. RIWAYAT SOSIAL
Yang mengasuh klien : Orang tua
Hubungan dengan anggota keluarga : Baik
Hubungan dengan teman sebaya : Baik
Pembawaan secara umum : Ceria
Lingkungan rumah : Lingungan kurang bersih dan banyak genangan air
9. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital sign : N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 37,80 C
d. BB (kg) / TB (cm) : 15 kg / 107 cm
e. Kepala
Lingkar kepala : 54 cm
12
Rambut : Bersih, distribusi merata, berwarna hitam, halus dan tidak mudah
dicabut
f. Mata : Gerakan bola mata simetris. Sclera tidak ikterik, konjungtiva
tidak anemis
g. Telinga : Simetris dan fungsi pendengaran baik
h. Hidung : Simetris dan tidak ada folip
i. Mulut : Kering
Lidah : Tidak kotor
Gigi : Caries (-)
j. Leher
KGB : Tidak ada pembesaran KGB
Kelenjer Tiroid : Tidak ada pemesaran kelenjar tiroid
JVP : 5 – 2 CmH2O
k. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis tak tampak
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 dan S2 murni, tidak ada suara tambahan (s3)
l. Paru-paru
Inspeksi : Simetris statis dinamis (SSD)
Palpasi : Taktil fremitus teraba sama kuat pada paru kanan-kiri
Perkusi : Sonor di semua lapang paru.
Auskultasi : Vesikuler
m. Perut
Inspeksi : Perut datar
Palpasi : Hepar dan Lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising Usus
n. Punggung : Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan dan nyeri ketuk
o. Ekstremitas : Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah 5.
Atas : Pada tangan kanan terpasang infuse RL 25 tpm.
13
Bawah : Normal
p. Genitalia : Normal
q. Kulit : Kulit anak berwarna coklat, turgor kulit cukup, tekstur kenyal,
anak terpasang infus di tangan kanan dan terdapat bintik-bintik warna merah dibawah
kulit. (ptecie).
TERAPY :
- IVFD RL 25 tpm
- Inj. ranitidin 3x 0,4 cc i.v
- Inj. Pirantel Penoat 1 x 25 mg. i.v
- Sanmol 3 x 1/2 sendok teh p.o
- Diet : Diet 3x Makanan Lunak dan susu 3 x 200 cc
10. PEMERIKSAAN TUMBUH KEMBANG
a. DDST
Motorik kasar : Berdiri satu kaki 6 detik
Berjalan tumit kejari kaki
Bahasa : Mengartikan 2 kata
Mengetahui 3 kata sifat
Bicara semua dimengerti
Adaptif
Motorik halus : Mencontoh
Menggambar orang 6 bagian
Mencontoh 8 ditunjukkan
Memilih garis yang lebih panjang
Personal social : Mengambil makanan
Menggosok gigi tanpa bantuan
Bermain ular angga /kartu
Berpakaian tanpa bantuan
14
b. STATUS NUTRISI
BB/U
Normal x = 20 kg
15/20 x 100 % = 75 % (KEP I)
TB/U
Normal x = 115
107/115 x 100 % = 93 % (Normal)
BB/TB
15/18 x 100 % =83,3 % (Gizi Kurang)
Interpretasi = Sekarang Kurang + (rendah, normal, rendah)
11. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hematologi
Hb : 11,70 gr/dl ( p. 13 – 16 gr/dl )
Ht : 35,3 % ( p. 40 – 50 % )
Leukosit : 8.500 / mm3 ( 5.000 - 10.000 / mm3 )
Trombosit : 29.000 / mm3 ( 150.000 - 450.000 / mm3 )
b. Urinalisa
Warna : Kuning Bilirubin : (-)
pH : 5,5 reduksi : (-)
Protein : (+) Satu
Urobilin : (+) positif
12. KEBUTUHAN DASAR SEHARI-HARI
No Jenis Kebutuhan Di Rumah/sebelum
sakit
Di Rumah sakit
1 Makan Biasa makan 3
x/hari (pagi, siang,
malam) dengan
menu lengkap (nasi,
lauk pauk dan
makan dengan diet
3x Makanan Lunak
( 3-5 sendok makan
yang habis )
15
sayur).
2 Minum Terbiasa minum
susu Bendera di
rumah.
Diberi minum susu
3 x 200 cc
3 Tidur 8-10 jam sehari 6-8 jam sehari
4 Mandi Mandiri / sendiri Dibantu keluarga
perawat
5 Eliminasi BAB 1-2 x/hari,
konsisitensi padat,
warna coklat,
BAK 6-8 x/hari
BAK 6-7 x/hari,
warna kuning, bau
khas
BAB 1-2 x/hari,
konsistensi lembek,
warna hitam.
6 Bermain Aktif / ceria Kurang semangat /
lemah
13. ANALISIS DATA
NO DATA PATOFISIOLOGI MASALAH
1. DS :
Keluarga klien
mengatakan klien
badannya terasa panas
DO :
Akral dingin
Panas hari ke 2
panjang.
TTV : N : 80 x/menit,
RR : 22 x/menit,
T : 37,80 C
Proses infeksi virus dengue
Viremia
Thermoregulasi
Hipertermi
16
2. DS :
Keluarga mengatakan
klien mengatakan tidak
suka minum dan perut
terasa kenyang minum
terus.
DO :
Turgor kulit baik
Mukosa bibir kering
Urine banyak warna
kuning pekat
Panas hari ke 2 panjang
Trombosit ; 29.000
Peningkatan suhu tubuh
Ektravasasi cairan
Intake kurang
Volume plasma berkurang
Penurunan volume cairan tubuh
Resiko Kekurangan
Volume Cairan
3. DS :
Keluarga mengatakan
Klien tidak mau makan,
tetapi tidak mual.
DO :
KU = Lemah
Makan hanya mau 3-5
sendok
Nafsu makan menurun
Intake nutrisi tidak adekuat
Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
14. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler
2. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolic, dehidrasi, viremia
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu
makan yang menurun.
17
15. ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
1. Resiko kekurangan
volume cairan b.d
pindahnya cairan
intravaskuler ke
ekstravaskuler
DS :
Keluarga
mengatakan klien
mengatakan tidak
suka minum dan
perut terasa
kenyang minum
terus.
DO :
Turgor kulit
baik
Mukosa bibir
kering
Urine banyak
warna kuning
pekat
Panas hari ke 2
panjang
Trombosit ;
29.000
Hidrasi
Indikator :
- Mempertahankan
urine output sesuai
dengan usia dan BB,
BJ urine normal, HT
normal
- Tekanan darah, nadi,
suhu tubuh dalam
batas normal
- Tidak ada tanda tanda
dehidrasi, Elastisitas
turgor kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
Manajemen Cairan
Aktivitas :
- Timbang BB tiap hari
- Hitung haluran
- Pertahankan intake yang
akurat
- Pasang kateter urin
- Monitor status hidrasi (seperti:
kelebapan mukosa membrane,
nadi)
- Monitor status hemodinamik
termasuk CVP,MAP, PAP
- Monitor hasil lab. terkait
retensi cairan (peningkatan
BUN, Ht ↓)
- Monitor TTV
- Monitor status nutrisi
- Monitor respon pasien untuk
meresepkan terapi elektrolit
- Kaji lokasi dan luas edem
- Anjurkan klien untuk intake
oral
- Distribusikan cairan > 24 jam
Manajemen Hipovolemia
Aktivitas :
- Monitor status cairan, meliputi
intake dan output dengan tepat
- Pertahankan kepatenan iv
18
- Monitor nilai hemoglobin dan
hematokrit
- Monitor adanya kehilangan
cairan (contoh, perdarahan,
muntah, diare, perspirasi dan
takipnea)
- Monitor tanda – tanda vital
2. Hipertermi b.d
peningkatan
metabolic,
dehidrasi, viremia
DS :
Keluarga klien
mengatakan klien
badannya terasa
panas
DO :
Akral dingin
Panas hari ke 2
panjang.
TTV :
N : 80 x/menit,
RR:22 x/menit,
T : 37,80 C
Termoregulasi
Indikator :
- Suhu kulit normal
- Suhu badan
35,9˚C- 37,3˚C
- Tidak ada sakit kepa-
la / pusing
- Tidak ada nyeri otot
- Tidak ada perubahan
warna kulit
- Nadi, respirasi
dalam batas normal
- Hidrasi adequate
- Pasien
menyatakan nyaman
- Tidak menggigil
Pengaturan Panas
Aktivitas :
- Monitor suhu sesuai
kebutuhan
- Monitor tekanan darah, nadi
dan respirasi
- Monitor suhu dan warna kulit
- Monitor dan laporkan tanda
dan gejala hipertermi
- Anjurkan intake cairan dan
nutrisi yang adekuat
- Ajarkan klien bagaimana
mencegah panas yang tinggi
- Berikan obat antipiretik
- Berikan obat untuk mencegah
atau mengontrol menggigil
Pengobatan Panas
Aktivitas :
- Monitor suhu sesuai
kebutuhan
- Monitor suhu dan warna kulit
- Monitor tekanan darah, nadi
dan respirasi
- Monitor derajat penurunan
19
kesadaran
- Monitor kemampuan aktivitas
- Monitor leukosit, hematokrit,
Hb
- Monitor intake dan output
Mengontrol Infeksi
Aktivitas :
- Anjurkan klien untuk mencuci
tangan sebelum makan
- Gunakan sabun untuk mencuci
tangan
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah me-lakukan kegiatan
perawatan klien
- Berikan perawatan kulit di
area yang odem
- Dorong klien untuk cukup
istirahat
3. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d nafsu makan
yang menurun.
DS :
Keluarga
mengatakan Klien
tidak mau makan,
tetapi tidak mual.
DO :
KU = Lemah
Status Nutrisi : Intake
Makanan dan Cairan
Indikator :
- Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
- Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi
badan
- Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda tanda
Manajemen Nutrisi
Aktivitas :
- Kaji adanya alergi makanan.
- Kaji makanan yang disukai
oleh klien.
- Kolaborasi team gizi untuk
penyediaan nutrisi TKTP
- Anjurkan klien untuk
meningkatkan asupan nutrisi
TKTP dan banyak
mengandung vitamin C
- Yakinkan diet yang
dikonsumsi mengandung
20
Makan hanya
mau 3-5
sendok
malnutrisi
- Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
- Tidak terjadi
penurunan berat badan
yang berarti
cukup serat untuk mencegah
konstipasi.
- Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori.
- Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi.
Monitor Nutrisi
Aktivitas :
- Monitor BB jika
memungkinkan
- Monitor respon klien terhadap
situasi yang mengharuskan
klien makan.
- Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak bersamaan
dengan waktu klien makan.
- Monitor adanya mual muntah.
- Kolaborasi untuk pemberian
terapi sesuai order
- Monitor adanya gangguan
dalam input makanan
misalnya perdarahan, bengkak
dsb.
21
BAB IV
ANALISA DATA SENJANG
Pada kasus DHF seharusnya diagnose utama yang muncul adalah Hipetermi, tetapi pada
kasus yang ditemukan di rumah sakit, diagnose utama yang muncul adalah resiko kekurangan
volume cairan. Hal ini didukung dengan data : Mukosa bibir kering, urine banyak warna pekat,
panas hari ke 2 panjang, dan trombosit 29.000/mm3. Walaupun masih bersifat resiko tetapi
menurut kebutuhan dasar maslow, kebutuhan cairan adalah urutan pertama dan cairan berfungsi
untuk mengatur suhu tubuh, melancarkan peredaran darah, membuang racun dan sisa makanan
serta dalam proses pencernaan, cairan berfungsi untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui
darah untuk segera dikirim ke sel-se tubuh. Sehingga jika cairan tidak dapat terpenuhi klien
dapat mengalami dehidrasi, syok hingga dapat menyebabkan kematian.
22
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa
ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).
3.2 Saran
Demam berdarah adalah penyakit yang sering ditemui dan sebenarnya tidak berbahaya
jika penanganannya tepat. Tetapi yang terjadi dewasa ini, banyak terjadi epidemiologi demam
berdarah gara – gara ketidaktahuan masyarakat tentang penyakit ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kesadaran dari masyarakat untuk mencoba peka terhadap lingkungan dan
tenaga kesehatan yang gencar dalam melakukan penyuluhan sehingga masyarakat mengetahui
tindakan yang bisa dilakukan dalam keadaan mendesak. Akhirnya, dengan tindakan kooperatif
ini demam berdarah bukan lagi penyakit yang akan menghiasi headline surat kabar karena
penanganan yang kurang dan korban jiwa yang sudah banyak jatuh.erdarah bukan lagi penyakit
yang akan menghiasi headline surat kabar karena penanganan yang kurang dan korban jiwa yang
sudah banyak jatuh.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M., dkk. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC). USA : Mosby.
Moorhead, Sue., dkk.2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). USA : Mosby.
Heardman, T.Heather.2009. Nursing Diagnosis (NANDA International). Singapore : Markono
Print Media.
Sunaryo, Soemarno.1998. Demam Berdarah Pada Anak. Jakarta : EGC.
Effendy, Christantie.1995.Perawatan Pasien DHF. Jakarta : EGC.
Hendarwanto.1996. Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, Edisi Ketiga. Jakarta : FKUI.
24
top related