literatur review: penyakit periodontal pada ibu hamil
Post on 16-Oct-2021
25 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG)
Volume 3 No 2 September 2021
ISSN: 2721-2033
464
LITERATUR REVIEW: PENYAKIT PERIODONTAL PADA IBU
HAMIL DITINJAU DARI BERBAGAI FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
Rhesilia Hardiderista1*, Isnanto2, Imam Sarwo Edi3
1,2,3 Jurusan Keperawatan Gigi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
* rhesiliahardi@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis
yang penting dalam kehidupan seorang wanita untuk
memperoleh keturunan. Kehamilan adalah suatu masa dari mulai
terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai
janinya dilahirkan. penyakit periodontitis hampir diderita oleh
manusia di seluruh dunia dan prevalensinya mencapai 50% dari
jumlah populasi dewasa. Tujuan : Mengetahui faktor yang
mempengaruhi penyakit periodontal ibu hamil. Study Design :
Jenis penelitian ini yaitu systematic literature review. Pencarian
jurnal dilakukan dari tahun 2016-2020 pada database Google
Scholar, ScienceDirect Pubmed, dan ProQuest dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Stategi pencarian jurnal
menggunakan PICOS. Jurnal dipilih berdasarkan sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi yang akan di review. Hasil :
Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, telah
didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi penyakit
periodontal pada ibu hamil yaitu faktor perilaku dan faktor
hormonal. Faktor perilaku yang mempengaruhi penyakit
periodontal pada ibu hamil yaitu, pengetahuan, sosio ekonomi,
kebiasaan menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut dan faktor
hormonal yang mempengaruhi penyakit periodpntal pada ibu
hamil yaitu, perubahan hormon, usia kehamilan, indeks plak,
status indeks gingiva
Kata kunci:
Penyakit Periodontal, Faktor,
Ibu hamil.
ABSTRACT
Key word:
Periodontal disease, Factors,
Pregnant women.
Background: Pregnancy is an important physiological process in a
woman's life to have offspring. Pregnancy is a period from when
fertilization occurs in a woman's uterus until her fetus is born.
Periodontitis affects nearly all humans in the world and its
prevalence reaches 50% of the adult population. Purpose: To
determine the factors that influence periodontal disease in
pregnant women. Study Design: This research type is systematic
literature review. Journal searches were conducted from 2016-
2020 on the Google Scholar, ScienceDirec, Pubmed, and ProQuest
databases in Indonesian and English. The journal search strategy
uses PICOS. Journals are selected based on the inclusion and
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
465
exclusion criteria that will be reviewed. Results: Based on the
results of a literature review on 10 journals, several factors that
influence periodontal disease in pregnant women have been
found, namely behavioral factors and hormonal factors.
Behavioral factors that influence periodontal disease in pregnant
women are knowledge, socioeconomic, habit of brushing teeth,
control of dental health, and self-efficacy and hormonal factors
that affect periodontal disease in pregnant women, namely
hormonal changes, gestational age, plaque index, gingival index
status
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang penting dalam kehidupan
seorang wanita untuk memperoleh keturunan. Kehamilan adalah suatu masa dari mulai
terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai janinya dilahirkan.
Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yaitu trimester pertama (0-12 minggu), trimester
kedua (13-27 minggu), dan trimester ketiga (28-40 minggu). Kehamilan dapat
menimbulkan perubahan-perubahan pada tubuh wanita, baik fisik maupun psikis.
Seorang wanita yang hamil memiliki beberapa gejala seperti tidak mendapatkan
menstruasi, mual, muntah, sering kencing, mengidam, payudara membesar, sembelit atau
konstipasi, dan rasa mengantuk yang berlebihan (Ikenasya et al., 2017).
Menurut WHO pada tahun 2010 Indonesia berada di posisi ke- 5 sebagai negara
dengan kelahiran preterm terbanyak di dunia yaitu 675.700 bayi. Infeksi-infeksi
periodontal memiliki kemungkinan untuk diintervensi mengingat perubahan fisiologi
yang unik yang terjadi di rongga mulut selama kehamilan. Bentuk infeksi periodontal
yang sering terjadi adalah gingivitis dan periodontitis. Kedua bentuk infeksi tersebut
cukup sering ditemukan pada ibu hamil yaitu sekitar 30 % untuk gingivitis dan 5 – 20%
untuk periodontitis. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2015 masih
cukup tinggi yaitu 22 per 1.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab utama mortalitas
dan morbiditas neonatus adalah persalinan preterm. Penyebab kematian neonatus
(kematian pada waktu kurang dari 7 hari setelah lahir) yang tidak berhubungan dengan
malformasi sebanyak 28% adalah persalinan preterm. Persalinan preterm adalah
persalinan yang terjadi pada saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu dihitung dari
hari pertama haid terakhir (Septira et al., 2019).
Ada 4 komponen dari jaringan periodontal yaitu gingiva, ligamen periodontal,
sementum dan tulang alveolar. Fungsi secara umum dari jaringan periodontal adalah
sebagai kesatuan yang menjaga gigi tetap pada posisinya, dalam berbagai macam respon
selama proses pengunyahan. Gingiva sebagai bagian dari jaringan periodontal tidak
terlihat dalam gambaran radiograf karena gingiva merupakan jaringan lunak. Prosesus
alveolar, lamina dura dan ruang ligamen periodontal yang akan terlihat pada radiograf
periapikal. Jaringan periodontal dikatakan sehat jika secara klinis tidak terlihat adanya
kehilangan perlekatan serta pada gambaran radiograf jarak antara tepi puncak tulang
dengan cemento enamel junction (CEJ) adalah 2-3mm. Pada referensi lain disebutkan
bahwa jarak puncak alveolar kira-kira 1-1,5mm di bawah CEJ gigi yang berdekatan. Pada
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
466
gigi posterior, tinggi puncak alveolar sejajar dengan garis yang menghubungkan CEJ
yang berdekatan (Saputri et al., 2018).
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit rongga mulut yang disebabkan
oleh adanya plak. Penyakit periodontal dikenal sebagai infeksi bakterial yang dapat
menyerang jaringan periodontal dan dapat menimbulkan berbagai kondisi, terutama
gingivitis dan periodontitis. Gingivitis ialah inflamasi gingiva tanpa terjadi ke- hilangan
perlekatan klinis, sedangkan periodontitis berawal dari inflamasi gingiva yang kemudian
mengalami kehilangan perlekatan klinis dari jaringan periodontal. Selain terjadi
kehilangan perlekatan klinis, kondisi-kondisi lain yang dapat timbul ketika jaringan
periodontal terlibat ialah pembesaran gingiva, resesi gingiva, resorpsi tulang alveolar,
pembentukan poket periodontal serta perdarahan gingiva, dan jika tidak dilakukan
perawatan akan menyebabkan kehilangan gigi. Manifestasi penyakit periodontal
umumnya terjadi pada populasi orang dewasa (Savira et al., 2017).
Menurut Wahyukundari (2009) penyakit periodontitis hampir diderita oleh manusia
di seluruh dunia dan prevalensinya mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Di
Amerika Serikat, periodontitis memiliki prevalensi sebesar 30-50% dari total populasi.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), prevalensi nasional masalah gigi dan mulut
termasuk periodontitis adalah 25,9%, diantaranya 68,9% tidak dilakukan perawatan dan
sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka
nasional. Provinsi dengan prevalensi masalah gigi dan mulut tertinggi adalah Sulawesi
Selatan (36,2%), Kalimantan Selatan (36,1%), Sulawesi Tengah (35,6%), Jawa tengah
(32,1%), dan DKI Jakarta (29,1%) (Dheasabel et al., 2018). Tingkat keparahan dan
kerusakan jaringan yang terjadi tergantung pada daya tahan tubuh dan kualitas reparasi
jaringan. Adanya penyakit atau kondisi penurunan daya tahan tubuh penderita dapat
menambah keparahan penyakit. Tetapi tanpa adanya iritasi lokal diragukan bahwa
penyakit sistemik dapat menyebakan penyakit periodontal (Irma & Intan , 2013).
Data Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi gangguan/ komplikasi yang dialami
selama kehamilan pada perempuan umur 10-54 tahun di Indonesia adalah sebesar 28%
dan tingkat kelahiran prematur di Jawa Timur sebesar 23.3% (Riset Kesehatan Dasar
2018). Menurut BPS Jatim (2019) data BPS tahun 2018 menunjukkan 885 kelahiran bayi di
Surabaya dengan berat badan lahir rendah (BBLR) ( Wijaksana et al., 2020).
Wanita hamil amat lazim mengalami masalah yang mengganggu gigi dan mulut
selama kehamilan, antara lain hipersalivasi (air liur berlebihan), gigi berlubang,
perdarahan gusi, gingivitis (peradangan gusi). Masalah gigi dan mulut pada ibu hamil
sering terjadi, hal ini cenderung diabaikan, baik oleh penderita maupun oleh dokter atau
bidan. Masalah gigi dan mulut apabila tidak dirasakan sebagai gangguan, maka wanita
hamil biasanya tidak mengeluhkan kepada dokter atau bidan yang memeriksa
kehamilannya. Calon ibu cenderung lebih peduli akan kesehatan janinnya dan kehamilan
itu sendiri sehingga mengabaikan kesehatan gigi dan mulut (Nyoman, 2017)
Salah satu faktor resiko dari kelahiran bayi prematur dan BBLR adalah adanya
kelainan jaringan rongga mulut yaitu kelainan periodontal (Thakur et al., 2020; Vidhale et
al., 2020; Wijaksana, 2019). Kelaianan periodontal yang umum ditemukan pada ibu hamil
diantaranya adalah gingivitis dan periodontitis. Di Kota Surabaya, studi yang dilakukan
pada delapan puskesmas menunjukkan 73% ibu hamil mengalami gingivitis dan 36% ibu
hamil mengalami periodontitis (Tedjosasongko et al., 2019). Menurut Klokkevold &
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
467
Mealey (2019) wanita dengan periodontitis generalis beresiko 5 kali lebih besar
mengalami kelahiran prematur sebelum usia kehamilan 35 minggu dan 7 kali lebih besar
dalam usia kehamilan kurang dari 32 minggu. Periodontitis lebih mampu mempengaruhi
hasil kehamilan dibanding kebiasaan merokok maupun konsumsi alkohol saat kehamilan
(Wijaksana et al., 2020).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan, yaitu tingginya prevalensi
penyakit periodontal pada ibu hamil dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dari masalah
tersebut, maka penulis perlu melakukan penelurusan artikel ilmiah untuk melaksanakan
literature review “Faktor yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil"
METODE
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Sumber data sekunder yang didapat berupa
artikel jurnal baik nasional maupun internasional dengan tema yang sesuai. Pencarian
literatur dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan Desember 2020. Pencarian
Literatur dalam literatur review ini didapatkan dari 4 academic database yaitu Google
Scholar, PUBMED, Science Direct dan ProQuest. Jumlah artikel minimal yang
direncanakan adalah 10 artikel, yang diterbitkan pada tahun 2016-2020 yang dapat
diakses ful-ltext dalam format pdf
Pencarian artikel dengan menggunakan kata kunci “Behavior”, “Hormon”,
“periodontitis” dan “pregnancy”. Cara menggunakan kata kunci adalah dengan metode
“boolean searching”, yaitu: (Behavior OR perilaku) AND (Hormonal OR hormon) AND
(periodontitis OR penyakit periodontal) AND (pregnancy OR kehamilan).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi di empat academic database
seperti Google Scholar, ScienceDirect, Pubmed,dan Proquest dengan menggunakan kata
kunci “Perilaku dan hormone yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil”
dan “Behavior and hormones that affect periodontal disease in pregnancy” maka peneliti
menemukan jurnal yang sesuai dengan kata kunci tersebut 304 artikel jurnal. Jumlah 304
artikel jurnal yang telah didapatkan dikelompokkan sebagai berikut:
Google scholar : 165
ScienceDirect : 24
Pubmed : 6
ProQuest : 109
Hasil pencarian jurnal yang sudah didapat kemudian diskrining duplikasi dan
ditemukan sebanyak 9 jurnal yang sama sehingga dikeluarkan dan sisa 295 jurnal.
Kemudian dilakukan skrining berdasarkan judul (n=17), abstrak (n=10), full text (n=10)
yang telah disesuaikan dengan tema literature review. Assesment kelayakan jurnal terhadap
kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 10 jurnal yang digunakan dalam literature review.
Pengujian kelayakan (eligibility) diberi nilai “ya”, “tidak”, “tidak jelas” dan “tidak
berlaku”, dan setiap kriteria dengan skor “ya” diberi satu poin dan nilai lainnya adalah
nol, setiap skor studi kemudian dihitung dan dijumlahkan.
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
468
Tabel 11 menyajikan rangkuman hasil literature review tentang penyakit periodontal
pada ibu hamil ditinjau dari berbagai faktor yang mempengaruhi.
Tabel 1. Rangkuman Hasil Literature Review No. Penulis
(Tahun)
Judul Jurnal
Vol
(No)
Metode (Desain, Sampel,
Variabel, Instrumen)
Hasil Database
1. Swati
Patil,
Rajul
Ranka,
Minal
Chaudha
ry, Alka
Hande,
dan
Preethi
Sharma
(2018)
Prevalensi
karies gigi
dan
gingivitis
pada
wanita
hamil dan
tidak hamil
Vol.
13
(no.1)
D : Penelitian dilakukan di
Departemen Patologi
Mulut
dan Mikrobiologi,
Perguruan Tinggi
Kedokteran Gigi Sharad
Pawar, Sawangi (L),
Wardha.
S : Total dari
303 wanita hamil pada
trimester kedua
menghadiri antenatal
bagian rawat jalan (OPD)
dan 238 wanita bagian
reproduksi
kelompok usia (18-38
tahun) yang tidak hamil
direkrut dari OPD
ginekologi.
I : Pemeriksaan Klinis
Ditemukan bahwa 71,9%
wanita hamil mengalami
gingivitis dibandingkan
dengan 60,5% wanita
tidak hamil. Perbedaan ini
kembali signifikan secara
statistik (0,0007).
Wanita hamil dengan
kebersihan mulut yang
buruk
status 1,5 kali (OR = 1,49,
P = 0,078) lebih mungkin
menderita radang gusi
dibandingkan dengan
mereka yang memiliki
kebersihan mulut yang
baik
status. Namun, terjadinya
radang gusi pada wanita
hamil
wanita dengan
pengetahuan buruk
signifikan (OR = 1,87,
P = 0,005) dibandingkan
dengan mereka yang
memiliki pengetahuan
baik.
Selain itu, kejadian
gingivitis secara
signifikan lebih banyak
pada pasien dengan sikap
buruk (OR = 2,04, P = 0,01)
dibandingkan mereka
dengan sikap yang baik.
Penyakit gigi ini dapat
disebabkan oleh respons
imun yang berubah atau
dapat dikaitkan dengan
stres dan kecemasan
selama kehamilan, yang
mengakibatkan
kurangnya perhatian
terhadap kebersihan
mulut dan karenanya
berkontribusi pada
kerusakan pada kondisi
Scholar
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
469
mulut wanita. Selain itu,
ketidakseimbangan
hormon telah dilaporkan
dikaitkan dengan
perubahan kesehatan
mulut selama kehamilan
sejak lama.
2. Lia
Hapsari
Andayan
i, Putri
Bungsu,
dan
Nurhayat
i
Priharton
o (2019)
Determina
n Penyakit
Periodonta
l
Kehamilan
pada
Wanita
Indonesia:
Studi
Cross-
sectional
dengan
Data
National
Riskesdas
2013
Vol.
12
No. 1
D : penelitian cross sectional
ini menggunakan data
sekunder dari Survei
Kesehatan Dasar Nasional
(Riskesdas) Indonesia yang
dilaksanakan selama Mei
2013 – Juni 2013.
I : Wawancara dan
pemeriksaan
Di antara 1733 wanita
hamil yang disertakan, 77
(4,4%) didiagnosis dengan
penyakit periodontal,
sedangkan 1656 (95,6%)
sisanya tidak memiliki
penyakit periodontal.
Wanita hamil yang tidak
menyikat gigi setiap hari
memiliki peningkatan
risiko penyakit
periodontal jika
dibandingkan dengan
mereka yang menyikat
gigi minimal dua kali
sehari (P= 0,041; POR =
2,543; CI 95% = 1,041–
6,210).
Praktik kebersihan mulut
optimal yang dilaporkan
sendiri seperti menyikat
dua kali sehari dan
flossing setiap hari
ditemukan secara
signifikan terkait dengan
risiko penyakit
periodontal yang lebih
rendah. Pada kasus
penyakit periodontal
yang parah, wanita nifas
yang menggosok gigi
hingga dua kali / hari
berisiko lebih tinggi
mengalami penyakit
periodontal jika
dibandingkan dengan
mereka yang menggosok
gigi tiga kali / hari.
Scholar
3. Jaiganesh
Ramamu
rthy, dan
Fathima
Irfana
(2017)
Penilaian
pengetahu
an dan
kesadaran
tentang
kesehatan
periodonta
l pada
Vol. 9
No. 1
D : Sebuah studi berbasis
kuesioner dilakukan
dengan menilai tanggapan
atas pertanyaan dasar yang
dipilih tentang kesehatan
gigi periodontal di
departemen Ginekologi
rumah sakit shifa, Chennai.
Hasil yang diperoleh
darikesadaran kesehatan
periodontal
Kuesioner dikumpulkan
dan ditabulasi dan
disajikan secara grafis.
Tabulasi deskriptif
dilakukan berdasarkan
Scholar
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
470
wanita
hamil
I : Kuesioner
umur, pendidikan dan
jabatan. Untuk tujuan
analisis, tingkat
pendidikan dikategorika
n sebagai rendah (hanya
pendidikan dasar),
menengah (pendidikan
menengah) dan tinggi
(pendidikan pasca
sekolah menengah).
Penyakit mulut yang
paling umum selama
kehamilan (yaitu penyakit
peri odontal) dapat
dicegah dengan tindakan
sederhana seperti
menyikat gigi dan
flossing secara teratur.
Namun perilaku positif
tersebut akan
dipengaruhi oleh
pengetahuan dan sikap
kesehatan mulut individu
yang pada gilirannya
dipengaruhi oleh
kesadaran individu.
4. Cut
Ratna
Keumala
(2019)
Faktor-
faktor
yang
berhubung
an dengan
gingivitis
pada ibu
hamil yang
berkunjun
g ke poli
KIA
Puskesmas
Bebesan
Kabupaten
Aceh
Tengah
Vol. 2
No. 1
D : Penelitian ini bersifat
Analitik
S : Sampel penelitian ini
berjumlah 30 ibu hamil
dengan menggunakan
metode Accidental Sampling.
V :Variabel independe
(pengaruh) yaitu faktor
luar dan faktor sistemik,
sedangkan faktor
dependen (terpengaruh)
yaitu gingivitis pada ibu
hamil.
I : Kuesioner
Distribusi frekuensi
berdasarkan faktor luar
kejadian gingivitis maka
diketahui bahwa kejadian
gingivitis pada ibu hamil
yang berkunjung ke Poli
KIA Puskesmas Bebesen
Kabupaten Aceh Tengah
berada pada kriteria
gingivitis sedang
sebanyak 12 responden
(40,0%).
Berdasarkan data hasil
penelitian tersebut
menurut peneliti
kurangnya pemeliharaan
kebersihan gigi dan mulut
disebabkan oleh perilaku
ibu hamil. Peneliti
menemukan bahwa
alasan responden tidak
melakukan pmeriksaan
kesehatan gigi dan mulut
yakni karena tidak
mengetahui saat
kehamilan lebih rentan
Scholar
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
471
terjadinya gingivitis
karena adanya perubahan
hormonal, faktor
lingkungan sosial
ekonomi yang rendah
untuk memeriksakan
kesehatan gigi dan
mulutnya.
5. Suci
Erawati,
Irene
Anastasi
a, Shanna
Sukmada
ra (2017)
Hubungan
tingkat
kebersihan
rongga
mulut
dengan
status
penyakit
gingivitis
pada ibu
hamil di
RSUD DR.
RM.
Djoelham
Binjai
Vol. 6
No. 2
D : Penelitian ini dilakukan
di RSUD Dr. RM. Djoeljam
Binjai. Penelitian ini
dilaksanakan mulai bulan
februari tahun 2016.
I : Alat penen=litian yang
digunakan adalah formulir
informed concent, handscoen
dan masker, sonde dan
kaca mulut, probe William
dan perlengkapan alat
tulis. Bahan yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah air
mineral, cutton bud, sabun
antiseptic, dan zat pewarna
makanan.
V : Variabel bebas adalah
ibu hamil trimester II dan
ibu hamil trimester III,
sedangkan variabel terikat
adalah gingivitis dan OHIS.
Dapat dilihat bahwa
berdasarkan responden
wanita hamil trimester
kedua dari hasil uji Chi-
square menunjukkan
bahwa rata-rata skor OHI-
S 1,75±0,82975. Sedangkan
rata-rata skor OHI-S
trimester ketiga 2,87±0,97
dan nilai hasil uji (0,001)
lebih kecil dari pada nilai
mutlak (p<0,05) yang
menunjukkan bahwa
pada trimester ketiga
didapati hubungan antara
oral hygiene dengan
keparahan gingivitis.
6. Helwi
Umniyati
, Sinta
Primanit
a
Amanah,
Chaerita
Maulani
(2020)
Hubungan
gingivitis
dengan
faktor-
faktor
risiko pada
ibu hamil
Vol. 4
No. 1
D : Jenis penelitian Analitik
dengan menggunakan
desain cross sectionsl.
S : Total subjek penelitian
ini adalah 90 ibu hamil.
I :Kuesioner
Sebagian besar ibu hamil
memiliki indeks plak
sedang sampai berat
(71,1%). Seluruh ibu
hamil mengalami
gingivitis (100%) dengan
lebih dari separuh ibu
hamil (56,7%) mengalami
gingivitis berat (tabel 2).
Analisis hubungan antara
gingivitis dan faktor
risiko pada ibu hamil,
kami menemukan
hubungan yang signifikan
antara gingivitis dan
beberapa faktor risiko
yaitu: umur kehamilan,
frekuensi sikat gigi,
waktu sikat gigi dan
indeks plak (p <0,05).
Scholar
7. Anis
Septiana
Nataris,
Faktor
kejadian
gingivitis
Vol. 1
No. 3
D : Penelitian ini
menggunakan metode
analitik observasional
Distribusi perilaku
kebersihan gigi dan mulut
yakni sebanyak 43 (60,6%)
Scholar
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
472
Yunita
Dyah
Puspita
Santika
(2017)
pada ibu
hamil
dengan desain penelitian
cross sectional.
S : Pemilihan sampel yang
digunakan dalm penelitian
ini adalah nonprobability
sampling dengan teknik
sampel yang digunakan
purposive sampling yang
melibatkan 71 sampel
penelitian.
I : Kuesioner
responden memiliki
perilaku kebersihan gigi
dan mulut buruk dan
sebanyak 28 (39,4%)
responden memiliki
perilaku kebersihan gigi
dan mulut baik.
Penelitian yang dilakukan
oleh (Diana, 2009) yang
menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu
hamil dengan kejadian
periodontal. Hasil
penelitian tersebut
menjelaskan bahwa
sebanyak (38%) wanita
hamil dapat mengetahui
hubungan antara
kehamilan dan selebihnya
sebanyak (62%) wanita
hamil tidak dapat
mengetahui adanya
hubungan antara
kehamilan dengan
kesehatan gigi dan mulut
kesehatan gigi. Proporsi
ibu hamil yang memiliki
pengetahuan rendah lebih
banyak yang mengalami
kejadian periodontal dari
pada ibu hamil yang
memiliki pengetahuan
tinggi. Seluruh ibu hamil
dalam penelitian ini tidak
memiliki perbedaan
dalam cara
membersihkan dan
memelihara kesehatan
gigi dan mulut sebelum
hamil dan setelah hamil.
8. I
Komang
Evan
Wijaksan
a,
Lambang
Bargowo,
Shafira
Kurnia
Supandi
(2020)
Peningkata
n perilaku
sadar
periodonta
l sehat bagi
ibu hamil
di masa
pandemi
covid-19
Vo. 1
No. 4
D : Pengabdian masyarakat
dilakukan melalui 2 tahap,
yaitu pengumpulan data
dan sosialiasi lapangan.
Pada pengabdian
masyarakat ini, didapati
data bahwa 73.68% ibu
hamil yang merasa tidak
memiliki keluhan
terhadap rongga
mulutnya selama
kehamilan. Dari 38 ibu
hamil, hanya 10 ibu yang
merasa memiliki keluhan
terkait rongga mulutnya.
Namun dari 10 ibu yang
memiliki keluhan rongga
Scholar
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
473
mulut selama kehamilan,
hanya 3 ibu yang
melakukan perawatan
rongga mulutnya ke
dokter gigi, meskipun
kesepuluh ibu hamil
tersebut menyatakan
aman melakukan
perawatan ke dokter gigi
selama masa kehamilan.
Keluhan gigi mulut yang
dirasakan oleh ibu hamil
diantaranya gusi
berdarah (5 orang), gigi
goyang (1 orang) dan
nyeri akibat gigi
berlubang (4 orang).
Selama masa kehamilan,
perubahan hormonal
menyebabkan
peningkatan respon
keradangan dalam rongga
mulut. Selama masa
kehamilan, cairan sulkus
gingiva akan mengalami
peningkatan, begitu juga
dengan kegoyangan dari
gigi. Umumnya gingivitis
akan mulai meningkat
selama masa kehamilan
bulan kedua hingga
ketiga.
9. Pei Liu,
Weiye
Wen, Ka
Fung Yu,
Xiaoli
Go,
Edward
Chin
Man Lo,
dan May
Chun
Mei
Wong
(2020)
Efektifitas
berpusat
pada
keluarga
pendekata
n
konseling
perilaku
dan
pendidika
n untuk
meningkat
kan
kesehatan
periodonta
l pada ibu
hamil
Vol.
20
No.
284
D : Penelitian ini
menggunakan uji coba
terkontrol secara acak.
I : Pemeriksaan gigi dan
angket
6,6% dari mereka yang
memiliki
plak yang terlihat di lebih
dari 50% permukaan gigi
yang diperiksa.
Persentase rata-rata
permukaan gigi
dengan plak adalah
serupa pada kelompok uji
dan
kontrol pada awal (p>
0,05). Hampir semua
(95,2%)
peserta memiliki BOP.
Lebih dari 70% peserta
mengalami BOP di lebih
dari 50% situs probing
periodontal.
Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa
perilaku individual dan
ProQuest
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
474
konseling pendidikan
membuahkan hasil yang
menjanjikan
untuk menjaga kesehatan
periodontal yang baik di
antaranya
wanita hamil.
10. DJ
Erchick,
B. Rai,
NK
Agrawal,
SK
Khatry, J
Katz, SC
Leclerq,
MA
Reynolds
, dan LC
Mullany
(2019)
Kebersihan
mulut,
prevalensi
radang
gusi, dan
faktor
risiko
terkait di
antara
wanita
hamil di
Distrik
Sarlahi,
Nepal
Vol.
19
No. 2
D : Sebuah penelitian
kohort prospektif berbasis
komunitas tentang
gingivitis dan hasil
kehamilan yang
merugikan.
I : Pemeriksaan kesehatan
mulut
Hampir semua peserta
melaporkan pembersihan
gigi, paling banyak hanya
sekali sehari (n = 1030,
73%) dan pagi hari (n
= 1407, 99%) (multipel
tanggapan mungkin)
(Tabel 4). Lebih dari tiga
perempat (n = 1113/1412,
79%), bagaimanapun,
menunjukkan bahwa,
secara optimal, seseorang
harus membersihkan gigi
dua kali atau lebih per
hari. Rata-rata waktu
pembersihan gigi adalah
10 (median = 5) menit.
Tiga perempat (n = 1044,
74%) peserta
menggunakan sikat gigi,
dan sebagian besar
melaporkan
menggunakan datiwan
( ) (n = 626, 43%),
alat pembersih gigi lokal
yang dibuat dari ranting
berbagai pohon (
beberapa tanggapan
mungkin).
Hasil ditemukan sekitar
40% wanita dalam
populasi ini memiliki
radang gusi. Perilaku
kebersihan mulut lebih
jarang dan bervariasi dari
praktik yang
direkomendasikan dan
akses ke layanan
kesehatan gigi jarang
terjadi.
Scholar
Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, didapatkan beberapa factor
perilaku yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu pengetahuan,
sosio ekonomi, perilaku kebiasaan menyikat gigi, dan kebersihan gigi dan mulut
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
475
Tabel 2. Faktor Perilaku Yang Mempengaruhi Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil
No. Faktor Perilaku Yang Mempengaruhi
Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil
Artikel Terkait
1. Pengetahuan Swati Patil, Rajul Ranka, Minal
Chaudhary, Alka Hande, dan
Preethi Sharma
Anis Septiana Nataris, Yunita Dyah
Puspita Santika
2. Sosial ekonomi Cut Ratna Keumala
3. Perilaku Kebiasaan Menyikat Gigi Helwi Umniyati, Sinta Primanita
Amanah, Chaerita Maulani
4. Kebersihan Gigi dan Mulut DJ Erchick, B. Rai, NK Agrawal, SK
Khatry, J Katz, SC Leclerq, MA
Reynolds, dan LC Mullany
Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, didapatkan beberapa faktor
perilaku yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu perubahan
hormon, usia kehamilan, indeks plak, status indeks gingiva.
Tabel 3. Faktor Hormonal Yang Mempengaruhi Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil
No. Faktor Hormonal Yang
Mempengaruhi Penyakit
Periodontal Pada Ibu Hamil
Artikel Terkait
1. Perubahan hormon Suci Erawati, Irene Anastasia, Shanna
Sukmadara
2. Usia Kehamilan Helwi Umniyati, Sinta Primanita Amanah,
Chaerita Maulani,
3. Indeks Plak Helwi Umniyati, Sinta Primanita Amanah,
Chaerita Maulani
4. Status Indeks Gingiva Helwi Umniyati, Sinta Primanita Amanah,
Chaerita Maulani
Kebersihan mulut yang buruk adalah alasan utama terjadinya berbagai masalah di
rongga mulut, yang diperberat oleh perubahan fisiologis dan hormonal selama kehamilan.
Ibu hamil sering mengabaikan kebersihan rongga mulutnya yang akan menyebabkan
penumpukan plak pada gigi dan tepi gingiva, hal ini dapat menyebabkan radang gingiva
atau gingivitis (Umniyati et al., 2020).
Menurut Shiny (2014) dalam Tengah A. (2019) setiap ibu yang mengalami kehamilan
pasti ada perubahan perilaku, itu semua di pengaruhi oleh perubahan hormonal.
Perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi hormon
progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk
psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis
dengan perubahan hormon pada wanita yang sedang mengalami siklus haid, perubahan
hormon yang terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi psikis ibu hamil. Perubahan
hormon (progesterone dan esterogen) selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai
perubahan pada ibu hamil. Seperti, ibu kerap mengalami mual-muntah dipagi hari
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
476
(morning sickness). Akibat peningkatan hormone yang menyebabkan pelepasan histamine
dan enzim preteolitik (enzim penghancur protein), sehingga bagian mulutnya akan
terjadi pelebaran serta perlunakan pembuluh darah yang ada pada gusi. Kondisi ini
diperparah jika ibu hamil sebelumnya tidak memiliki oral hygiene yang baik (Tengah,
2019).
Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, telah didapatkan beberapa faktor
perilaku yang yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu,
pengetahuan, sosial ekonomi, kebiasaan menyikat gigi, dan kebersihan gigi dan mulut
(Hande et al., 2018; Nataris et al., 2017; Tengah, 2019; Umniyati et al., 2020).
Nataris dkk (2017) dalam jurnal yang berjudul “Faktor Kejadian Gingivitis Pada Ibu
Hamil” didapatkan responden ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang rendah dan
mengalami kejadian gingivitis dan responden yang tidak mengalami kejadian gingivitis.
Sedangkan responden ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang tinggi dan mengalami
kejadian gingivitis dan responden yang tidak mengalami kejadian gingivitis. Pada hasil
penelitian jurnal tersebut, terjadi perbedaan yang signifikan dari responden yang
mememiliki pengetahuan rendah dan responden yang memiliki pengetahuan tinggi
terhadap terjadinya gingivitis. Umniyati dkk (2020) dalam jurnalnya yang berjudul “Hubungan Gingivitis Dengan
Faktor-Faktor Risiko Pada Ibu Hamil” didapatkan responden ibu hamil dan presentase
ibu hamil yang memiliki kebiasaan menyikat gigi hanya satu kali sehari dan yang memiliki
kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari. Pada hasil penelitian jurnl tersebut, perilaku
kebiasaan menyikat gigi ada hubungan yang signifikan antara perilaku dan gingivitis pada
ibu hamil. Keumala dkk (2019) dalam jurnal yang berjudul “ Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Gingivitis Pada Ibu Hamil Yang Berkunjung Ke Poli Kia
Puskesmas Bebesen Kabupaten Aceh Tengah” diperoleh responden ibu hamil yang
mengalami gingivitis dalam kriteria buruk dan responden ibu hamil yang mengalami
gingivitis dalam kriteria ringan. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, adanya faktor
lingkungan sosial ekonomi yang rendah sehingga untuk memeriksakan kesehatan
gigi dan mulut yang tidak terpenuhi.
Ramammurthy dkk (2017) dalam jurnal yang berjudul “Penilaian pengetahuan dan
kesadaran tentang kesehatan periodontal pada wanita hamil” didapatkan data dari hasil
tabulasi menunjukkan kesadaran tentang penyakit gingiva pada ibu hamil menggunakan
kuesioner yaitu, tingkat kesadaran tinggi dan yang memiliki tingkat kesadaran rendah.
Pada hasil penelitian jurnal tersebut, pengetahuan dan kesadaran berpengaruh secara
signifikan terhadap terjadinya penyakit gingiva dan periodontal.
Erawati dkk (2017) dalam jurnal yang berjudul “Hubungan tingkat kebersihan
rongga mulut dengan status penyakit gingivitis pada ibu hamil di RSUD DR. RM.
Djoelham Binjai” didapatkan wanita hamil di RSUD DR. RM. Djoelham Binjai dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu ibu hamil trimester kedua dan ibu hamil trimester ketiga
dilakukan pemeriksaan status OHI-S dan gingivitis dengan menggunakan indeks OHI-S
dan indeks gingivitis. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, terdapat hasil yang signifikan
yang menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat kebersihan mulut dengan
keparahan gingivitis pada wanita hamil trimester ketiga.
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
477
Wijaksana dkk (2020) dalam jurnal yang berjudul “Peningkatan perilaku sadar
periodontal sehat bagi ibu hamil di masa pandemi covid-19” didapatkan, selama masa
kehamilan perubahan hormonal menyebabkan peningkatan respon keradangan dalam
rongga mulut. Selama masa kehamilan, cairan sulkus gingiva akan mengalami
peningkatan, begitu juga dengan kegoyangan dari gigi. Uji statistik Wilcoxon melalui tes
sebelum dan sesudah penyampaian materi menunjukkan adanya peningkatan
pengetahuan dari ibu hamil. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, perubahan hormonal
berpengaruh secara dominan terhadap terjadinya keradangan gusi (gingivitis) pada ibu
hamil dan peningkatan pengetahuan ibu hamil sangat signifikan terhadap perubahan
perilaku ibu hamil tentang menjaga kebersihan rongga mulut ibu hamil tersebut.
Liu dkk (2020) dalam jurnalnya yang berjudul “Efektifitas berpusat pada keluarga
pendekatan konseling perilaku dan pendidikan untuk meningkatkan kesehatan
periodontal pada ibu hamil” didapatkan mereka yang memiliki plak yang terlihat di lebih
dari lima puluh persen permukaan gigi yang diperiksa. Persentase rata-rata permukaan
gigi dengan plak adalah serupa pada kelompok uji dan kontrol pada awal. Lebih dari
tujuh puluh persen peserta mengalami BOP dan lebih dari lima puluh persen mengalami
situs probing periodontal. Kelompok uji dan kelompok kontrol diberikan pendekatan
konseling perilaku dan pendidikan. Pada kedua kelompok, rata-rata NPoc meningkat
dari T0 (sekitar 0,2) menjadi T1 (sekitar 0,3) dan kemudian menurun pada T2 (sekitar 0,1).
Ada perubahan signifikan dari waktu ke waktu pada kedua kelompok. Pada hasil
penelitian jurnal tersebut, adanya pengaruh konseling perilaku dan pendidikan terhadap
ibu hamil yang berpusat pada keluarga sangat efektif.
Andayani dkk (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Determinan Penyakit
Periodontal Kehamilan pada Wanita Indonesia: Studi Cross-sectional dengan Data
National Riskesdas 2013” didapatkan sampel 1,733 ibu hamil yang diambil dari data
Riskesdas 2013. Wanita hamil yang tidak menyikat gigi setiap hari memiliki peningkatan
risiko penyakit periodontal jika dibandingkan dengan mereka yang menyikat gigi
minimal dua kali sehari. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, frekuensi menyikat gigi
juga ditemukan secara signifikan terkait dengan penyakit periodontal selama kehamilan.
Kebersihan mulut yang tidak memadai merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
penyakit periodontal.
Hande dkk (2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Prevalensi karies gigi dan
gingivitis pada wanita hamil dan tidak hamil” didapatkan wanita hamil pada trimester
kedua menghadiri antenatal bagian rawat jalan (OPD) dan wanita yang tidak hamil.
Ditemukan bahwa wanita hamil mengalami gingivitis lebih tinggi dibandingkan dengan
wanita yang tidak hamil. Wanita hamil dengan kebersihan mulut yang memiliki status
buruk satu setengah kali lebih mungkin menderita radang gusi dibandingkan dengan
mereka yang memiliki kebersihan mulut yang memiliki status baik. Pada hasil penelitian
jurnal tersebut, kebersihan rongga mulut yang buruk selama masa kehamilan sangat
berpengaruh terhadap kejadian radang gusi (gingivitis).
Erchick dkk (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Kebersihan mulut, prevalensi
radang gusi, dan faktor risiko terkait di antara wanita hamil di Distrik Sarlahi, Nepal”
didapatkan hampir semua peserta melaporkan pembersihan gigi, paling banyak hanya
sekali sehari dan pagi hari. Hasil ditemukan wanita dalam populasi ini memiliki radang
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
478
gusi. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, adanya perilaku kebersihan gigi dan mulut
yang masih kurang sehingga menebabkan radang gusi.
Faktor Perilaku Yang Mempengaruhi Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, telah didapatkan beberapa faktor
perilaku yang yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu,
pengetahuan, sosial ekonomi, kebiasaan menyikat gigi, dan kebersihan gigi dan mulut
(Hande et al., 2018; Nataris et al., 2017; Tengah, 2019; Umniyati et al., 2020)..
Menurut Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa setiap manusia memiliki tingkat
pengetahuan yang berbeda – beda. Tingkatan pengetahuan dimulai dari tahu (know),
memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis) dan
evaluasi (evaluation). Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka akan semakin
tinggi pula kemampuan individu tersebut didalam melakukan penilaian suatu materi
atau objek. Pengetahuan seseorang akan menentukan perilakunya dalam hal kesehatan.
Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka akan mengetahui tindakan
yang tepat apabila terserang suatu penyakit sehingga tidak akan memperparah
komplikasi tersebut dan tidak terjadi komplikasi didalamnya. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Diana, 2009) yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian periodontal.
Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa sebanyak (38%) wanita hamil dapat
mengetahui hubungan antara kehamilan dan selebihnya sebanyak (62%) wanita hamil
tidak dapat mengetahui adanya hubungan antara kehamilan dengan kesehatan gigi dan
mulut kesehatan gigi.
Kejadian penyakit gigi mulut selama masa kehamilan bukan semata-mata hanya
dipengaruhi oleh kehamilan itu sendiri melainkan kurangnya pengetahuan pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut sehingga mempengaruhi perilaku kesehatan gigi dan mulut
yang buruk termasuk perilaku kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan kesehatan
giginya di pelayanan kesehatan. Tingkat kesadaran masyarakat tidak mendukung
terhadap kesehatan gigi pada ibu hamil. Kesadaran seseorang akan pentingnya kesehatan
gigi terlihat dari pengetahuan yang dimiliki. Salah satu penyebab timbulnya masalah
kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat adalah faktor perilaku atau sikap
mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini ditandai oleh kurangnya pengetahuan
akan rentangnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (Kesehatan et al., 2018).
Peneliti menemukan bahwa alasan responden tidak melakukan pmeriksaan
kesehatan gigi dan mulut yakni karena tidak mengetahui saat kehamilan lebih rentan
terjadinya gingivitis karena adanya perubahan hormonal, faktor lingkungan sosial
ekonomi yang rendah untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya. Selain itu
kesibukan pekerjaan atau kegiatan ibu hamil lainnya. Sehingga tidak pernah
memeriksakan giginya ke klinik selama masa kehamilan (Tengah, 2019).
Kebersihan mulut yang buruk terkait dengan penyakit periodontal, dan kurangnya
penyikatan gigi yang tepat serta tindakan kebersihan mulut lainnya dapat mendorong
penumpukan bakteri dan penumpukan plak gigi pada gigi dan gusi yang dapat
menyebabkan perubahan inflamasi pada jaringan periodontal . Ada hubungan yang jelas
antara kebersihan mulut yang buruk dan peningkatan akumulasi plak gigi, prevalensi
tinggi dan peningkatan keparahan penyakit periodontal. Axelsson dkk melakukan studi
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
479
prospektif selama 15 tahun dan tidak menemukan kerusakan lebih lanjut dari struktur
periodontal pada subjek yang menjaga kebersihan mulut dan melakukan perawatan gigi
profesional secara rutin (Wang, 2017).
Tindakan atau perilaku seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pengetahuan, kecerdasan,
persepsi, emosi, motivasi, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan sekitar,
baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, budaya, dan
sebagainya. Perubahan perilaku kesehatan dapat diwujudkan melalui pendidikan
kesehatan seperti promosi kesehatan dengan berbagai metode (Umniyati et al.,
2020).
Faktor Hormonal Yang Mempengaruhi Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, telah didapatkan beberapa faktor
hormonal yang yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu,
perubahan hormon, usia kehamilan, indeks plak, status indeks gingiva (Dmf-t & Hamil,
2019; Erawati et al., 2017; Pengetahuan et al., 2017; Umniyati et al., 2020).
Menurut Gani (2014) dalam Anis Septiana N. (2017) pada perempuan, gingivitis dapat
menjadi lebih parah apabila perempuan tersebut dalam keadaan hamil. Keadaan inilah
yang sering disebut pregnancy gingivitis. Gingivitis kehamilan terjadi sebagai hasil dari
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron. Hormon inilah yang dapat
merangsang pembentukan prostaglandin pada gingiva ibu hamil. Perubahan hormonal
juga dapat menekan limfosit T dan mempengaruhi peningkatan P. Intermedia sehingga
menyebabkan kerentanan peradangan dan berakibat pada terjadinya gingivitis kehamilan
(Gani, 2014). Menurut Deliemuthe (2018) dalam Anis Septiana N. (2017) Gingivitis dapat
menyebabkan beberapa komplikasi seperti abses pada gingival dan tulang rahang, infeksi
pada tulang rahang maupun gusi, periodontitis, berulangnya gingivitis dan terjadinya
palung pada mulut (Septiana Nataris et al., 2017).
Berdasarkan usia kehamilan, semakin tinggi usia kehamilan, semakin tinggi
subjek dengan gingivitis. Dalam studi Ganesh ditemukan hubungan yang
signifikan antara umur kehamilan dan gingivitis. Penelitian yang dilakukan oleh
Mervi Gusroy pada tiga puluh ibu hamil dengan mengukur indeks plak dan
perdarahan pada saat probing menunjukkan hubungan yang signifikan antara
umur kehamilan dan gingivitis. Rashidi juga melaporkan bahwa ada peningkatan
gingivitis dari trimester I ke trimester III (Umniyati et al., 2020).
Berdasarkan indeks gingiva menurut Loe dan Silnes, menunjukkan hubungan
yang signifikan antara indeks plak dan gingivitis. Hasil yang kami dapatkan ibu
hamil dengan indeks plak buruk hampir seluruhnya memiliki gingivitis sedang-
berat. Ini menunjukkan dose respone efek semakin tinggi indeks plak semakin
parah gingivitisnya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wardhani yang menemukan hubungan antara tingkat jumlah plak dengan status
gingiva. Hasil serupa ditemukan dalam penelitian lain yang dilakukan oleh
Potdar. Penelitian ini juga sejalan dengan teori Carranza yang menyatakan bahwa
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
480
penyebab utama gingivitis adalah karena penumpukan bakteri yang mengandung
plak (Umniyati et al., 2020).
Loe juga melaporkan hal yang sama, prevalensi gingivitis 100% pada ibu
hamil. Persentase yang tinggi dari gingivitis berat juga ditemukan dalam
penelitian ini (56,7%). Meningkatnya keparahan gingivitis selama kehamilan telah
dilaporkan dalam banyak penelitian sebelumnya. Ada juga kemungkinan bahwa
deposit plak yang lebih tinggi selama kehamilan dan hubungannya dengan
gingivitis disebabkan karena rasa mual dan muntah yang dapat membuat rasa
tidak nyaman menyikat gigi dan perawatan rutin gigi, hal ini dapat mempercepat
pembentukan kalkulus (Umniyati et al., 2020). Inflamasi pada jaringan periodontal dapat melibatkan struktur jaringan ikat di sekitar
gigi yang menyebabkan pelepasan sistemik mediator-mediator inflamasi. Mediator-
mediator ini dapat mencapai pasenta ibu hamil dan menyebabkan peningkatan
prostaglandin di uterus sehingga menginisiasi kontraksi uterin. Selain itu mediator-
mediator inflamasi juga dapat melepaskan metalloprotease yang dapat memicu
pematangan serviks. Penelitian Hwang, et al., (2011) juga menunjukkan bahwa pada
wanita yang tidak melakukan perawatan gigi pada masa kehamilan memiliki risiko lebih
tinggi mengalami persalinan preterm dikarenakan infeksi gigi seperti karies dan penyakit
periodontal. Penelitian Lauren, et al., (2012) juga menunjukkan bahwa pengobatan
periodontitis pada saat kehamilan dapat menurunkan kejadian persalinan preterm secara
signifikan. Wanita yang merencanakan kehamilan, sebaiknya melakukan pemeriksaan
periodontal serta pengobatan yang tepat, sedangkan untuk wanita yang sudah hamil
perlu memperhatikan kesehatan gigi dan mulut serta rutin memeriksakan gigi (Septira et
al., 2019).
Faktor Yang Lebih Berpengaruh Terhadap Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil
Menurut Deliemuthe (2008) dalam Nataris (2017) secara umum, faktor utama
terjadinya gingivitis adalah plak. Sedangkan faktor risiko lain yang mempengaruhi
keparahan gingivitis antara lain: kalkulus, karies, umur, jenis kelamin, taraf pendidikan,
penghasilan dan daerah tempat tinggal. Ada juga beberapa faktor risiko lainnya yang
mempengaruhi keparahan gingivitis antara lain: oral hygiene yang buruk, defisiensi nutrisi
dan protein, faktor psikologis (stress), penyakit metabolisme serta gangguan penyakit
hematologi seperti leukimia dan anemia (Nataris et al., 2017).
Menurut Sorsa (2013) dalam Keumala (2019) menyatakan bahwa hal tersebut
dikarenakan awal permulaan terjadinya gingivitis terjadi pada trimester awal dan akan
mulai menurun pada trimester akhir. Responden ibu hamil yang mengalami gingivitis
memiliki permukaan mengkilap dan kaku pada gingivanya. Saat kehamilan terjadi
peningkatan hormon entrogen dan progesterone yang dapat mempengaruhi kondisi gingiva
ibu hamil, pada dasarnya faktor yang lebih menentukan terjadinya gingivitis pada ibu
hamil adalah karena adanya bakteri plak pada gigi yang dipengaruhi oleh prilaku
kebersihan gigi dan mulut responden ibu hamil itu sendiri (Tengah, 2019).
Berdasarkan analisis diatas, penulis menyimpulkan dari 10 jurnal yang di review
mengenai “Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil Ditinjau Dari Berbagai Faktor Yang
Mempengaruhi” dapat diketahui terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
481
penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu perilaku dan hormonal. Faktor perilaku
terdapat pengetahuan, sosial ekonomi, perilaku kebiasaan menyikat gigi dan kebersihan
gigi dan mulut. Faktor pengetahuan sangat berpengaruh secara dominan terhadap
terjadinya penyakit periodontal pada ibu hamil. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian
Hande dkk (2018) dan Nataris dkk (2017). Faktor hormonal terdapat perubahan hormon,
usia kehamilan, indeks plak, dan status indeks gingiva. Faktor perubahan hormon sangat
berpengaruh secara dominan terhadap terjadinya penyakit periodontal pada ibu hamil.
Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Keumala dkk (2019) dan Wijaksana dkk (2020).
Faktor yang lebih berpengaruh terhadap penyakit periodontal pada ibu hamil
berdasarkan penyataan dari penelitian Keumala dkk (2019) dan Nataris dkk (2017) faktor
perilaku merupakan faktor yang lebih menentukan terjadinya pregnancy gingivitis karena
terjadinya pregnancy gingivitis berawal dari plak yang berakumulasi dalam jumlah banyak
dan didukung oleh perilaku oral hygiene ibu hamil yang buruk.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil literature review didapatkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil. Berbagai faktor tersebut adalah:
pengetahuan, sosio ekonomi, perilaku kebiasaan menyikat gigi, kebersihan gigi dan
mulut dan faktor hormonal pada ibu hamil yaitu, perubahan hormon, usia kehamilan,
indeks plak, status indeks gingiva. Saran dari penelitian ini adalah Perlu adanya upaya
promotif berkesinambungan kepada masyarakat khususnya ibu hamil mengenai faktor
risiko dari gingivitis dan periodontitis yang diakibatkan keadan rongga mulut ibu hamil
yang tidak terjaga yang nantinya dapat mempengaruhi kesehatan baik pada janin
maupun ibu. Kemudian meningkatkan upaya preventif kepada masyarakat khususnya
ibu hamil dengan membiasakan menggosok gigi sebelum tidur malam dan setelah makan
kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan dapat terpelihara dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dheasabel, G., Azinar, M., Biostatistika, E., Ilmu, J., & Masyarakat, K. (2018). Kejadian
Periodontitis Di Kabupaten Magelang. Higeia Journal of Public Health Research and
Development, 2(2), 331–341.
Dmf-t, I., & Hamil, I. (2019). Dental Therapist Journal. 1(1), 12–22.
Erawati, S., Anastasia, I., Sukmadara, S., & Gigi, F. K. (2017). Hubungan tingkat kebersihan
rongga mulut dengan status penyakit gingivitis pada ibu hamil di RSUD DR . RM .
Djoelham Binjai. 6(2), 83–86.
Ferry, A., & Angeline, J. (2018). Bebas sakit Gigi & Mulut Pada Kehamilan (Purindraswari
(ed.)).
Fitriany, M., Farouk, H., & Taqwa, R. (2016). Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan
Kesehatan Lingkungan (Studi di Desa Segiguk sebagai Salah Satu Desa Penyangga
Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Gunung Raya Ogan Komering Ulu Selatan).
Jurnal Penelitian Sains, 18(1), 168118.
Hande, A. H., Chaudhary, M. S., Gadbail, A. R., Zade, P. R., Gawande, M. N., & Patil, S. K.
(2018). Role of hypoxia in malignant transformation of oral submucous fibrosis.
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
482
Journal of Datta Meghe Institute of Medical Sciences University, 13(1), 38–43.
https://doi.org/10.4103/jdmimsu.jdmimsu
I Komang Evan Wijaksana, Lambang Bargowo, S. K. S. (2020). Peningkatan Perilaku Sadar
Periodontal Sehat Bagi Ibu. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 570.
Ikenasya, D. F., Novita, C. F., Studi, P., Dokter, P., Fakultas, G., Gigi, K., & Syiah, U.
(2017). Hubungan Usia Kehamilan dengan Perdarahan Gingiva paa Ibu Hamil di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa Kota Banda Aceh. 2(Agustus), 131–136.
Kesehatan, P., Dan, G., Pada, M., Marwiyah, N., & Dahlia, D. (2018). KOTA CILEGON
Artinya umurnnya akan memberikan efek positif. XIII(1).
Mumpuni, Y., & Pratiwi, E. (2013). 45 Masalah dan Solusi Penyakit Gigi dan Mulut
(Prabawati. Arie (ed.)).
Nyoman, G. I. (2017). Hubungan kebersihan gigi dan mulut dengan trimester kehamilan
pada ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas klungkung I kabupaten klungkung
tahun 2016. Jurnal Kesehatan Gigi, 5(1), 1–5.
Pengetahuan, H., Dan, S., Ibu, P., & Dalam, H. (2017). No Title. I(1), 66–75.
Putri, M., Herijulianti, E., & Nurjannah, N. (2010). Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras
dan Jaringan Pendukung Gigi (L. Juanto (ed.)).
Ramamurthy, J., Rev, F. I.-I. J. C. R., & 2017, undefined. (n.d.). Assessment of knowledge
and awareness about periodontal oral health among pregnant women-a
questionnaire study. Ijcrr.Com. Retrieved December 29, 2020, from
http://ijcrr.com/article_html.php?did=127
Saputri, D., Pengajar, S., Kedokteran, F., Universitas, G., & Kuala, S. (2018). Gambaran
Radiograf Pada Penyakit Periodontal. Journal Of Syiah Kuala Dentistry Society, 1(3), 16–
21.
Savira, N. V., Hendiani, I., & Komara, I. (2017). <p>Kondisi periodontal penderita diabetes
mellitus tipe I</p><p>Periodontal condition of type I diabetes mellitus patients</p>.
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 29(2), 1–8.
https://doi.org/10.24198/jkg.v29i2.18588
Septiana Nataris, A., Dyah Puspita Santik Epidemiologi dan Biostatistika, Y., Ilmu
Kesehatan Masyarakat, J., Ilmu Keolahragaan, F., & Negeri Semarang, U. (2017).
HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT
FAKTOR KEJADIAN GINGIVITIS PADA IBU HAMIL. In journal.unnes.ac.id.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia
Septira, Salsabila; Rodiani; Carolia, Novita; Putri, G. T. (2019). Hubungan Riwayat Penyakit
Periodontal terhadap Kejadian Persalinan Relation between History of Periodontal Disease
with the Incidence of. 8, 7–12.
Suwandi, T. (2019). Hubungan Penyakit Periodontal pada Kehamilan dengan Kelahiran
Bayi Prematur. Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti,
1(1), 53–57.
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
483
Tengah, A. (2019). Jurnal Online Keperawatan Indonesia FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN GINGIVITIS PADA IBU HAMIL YANG BERKUNJUNG
KE POLI KIA PUSKESMAS BEBESEN Cut Ratna Keumala Jurusan Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan kementerian Kesekatan Aceh Jl . Soekarno-Hatt. 2(1).
Umniyati, H., Amanah, S. P., & Maulani, C. (2020). Hubungan Gingivitis dengan Faktor-
Faktor Risiko pada Ibu Hamil. Padjadjaran Journal of Dental Researcher and Student,
4(1), 36–42. https://doi.org/10.24198/pjdrs.v3i2.
Wang, Y. (2008). ePortfolios: A new peer assessment technology in educational context.
Proceedings - International Symposium on Information Processing, ISIP 2008 and
International Pacific Workshop on Web Mining and Web-Based Application, WMWA 2008,
1(2), 360–363. https://doi.org/10.1109/ISIP.2008.139
top related