laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan...
Post on 07-Dec-2014
7.992 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG TANAH
(Arachis hypogaea L.)
Diajukan Kepada Laboratorium Biologi Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Mataram Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Akhir Praktikum
Oleh :
SYAFITRA
NIM. 10.211.318
LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP MATARAM
2013
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan ini disusun oleh : SYAFITRA
NIM : 10.211.318
Judul : PENGARUH PEMBERIAN PUPUK
KANDANG TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN
KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)
Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk melakukan Ujian Akhir
Paraktikum
Fisiologi Tumbuhan II.
Tanggal………………..Januari 2013
Coordinator Praktikum Fistum II Co_Ass Kelas
(Sukriadi) (Zulasthree agustian safitri, S.Pd)
Menyetujui
Kepala Laboratorium Biologi
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mataram
Fahrul Yadi, S.Pd
NIK. 450.310.089
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan karunia, rahmat serta hidayahnya, sehingga Laporan
Tetap Praktikum Fisiologi Tumbuhan II ini dapat penyusun selesaikan
tepat pada waktunya, dalam Laporan Tetap Praktikum Fisiologi
Tumbuhan II Berisi Tentang Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.),
dimana praktikum Fisiologi Tumbuhan II ini bernilai 1 SKS, sehingga
wajib untuk dilaksanakan.
Terima Kasih penyusun ucapkan kepada dosen mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan II, bapak Ridwan, S.p M.Si , tidak lupa penyusun
mengucapkan terima kasih kepada co.ass - co.ass yang telah membimbing
kami saat Praktikum Fisiologi Tumbuhan II.
Penyusun berharap, semoga Laporan Tetap Praktikum Fisiologi
Tumbuhan II ini bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi penyusun pribadi
maupun bagi yang membaca Laporan Tetap Praktikum Fisiologi
Tumbuhan II ini, sehingga bisa dijadikan sebagai referensi dalam
pembelajaran.
Laporan Tetap Praktikum Fisiologi Tumbuhan II Tentang
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Tnanaman
Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) ini bisa dikatakan jauh dari kata
sempurna, sehingga penyusun membutuhkan masukan-masukan maupun
kritik sehingga penyusun dapat menyempurnakannya di lain hari.
Mataram, Januari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………
A. Latar Belakang …………………………………………….
B. Rumusan Masalah ………………………………………...
C. Tujuan Praktikum …………………………………………..
D. Manfaat Praktikum ………………………………………...
E. Lingkup Praktikum ………………………………………...
F. Definisi Operasional …………………………………….
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………………………....
A. Deskripsi Teori ……………………………………………..
B. Kerangka Berpikir ….............................................................
C. Hipotesis Praktikum ……………………………………….
BAB III METODE PRAKTIKUM ………………………………….
A. Rancangan Praktikum ………………………………………
B. Populasi dan Sample ………………………………………
C. Instrument Praktikum ………………………………………
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………..
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………..
A. Hasil Pengamatan …………………………………………..
B. Pembahasan
…………………………………………………
BAB V PENUTUP …………………………………………………...
A. Kesimpulan ………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………...
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Pengamatan ……………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
G. Latar Belakang
Di Indonesia pada tahun 2000 jumlah penduduknya mencapai
203406005 orang dengan tingkat pertumbuhan dalam satu dekade antara
1990-2000 rata-rata 1,52%. Sedangkan tingkat pertumbuhan produksi
pertaniannya dari tahun 1995 hingga 2010 diperkirakan sekitar 1,34 %
pertahunnya. Sehingga pada saat ini sampai beberapa tahun mendatang
produksi pertanian masih perlu terus ditingkatkan untuk mengimbangi
kebutuhan pangan penduduknya. Untuk memenuhi tuntutan peningkatan
produksi pertanian masih perlu terus ditingkatkan untuk mengimbangi
kebutuhan pangan penduduknya. Untuk memenuhi tuntutan peningkatan
produksi pertanian pemerintah Indonesia masih menggunakan dua strategi
dasar yaitu melalui peningkatanpendayagunaan lahan pertanian yang telah ada
(intensifikasi) dan perluasan lahan pertanian (ekstensifikasi).
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan
yang ada antara lain dengan diperkenalkannya berbagai paket teknologi
pertanian, tetapi berbagai laporan yang tersedia menunjukkan bahwa
produktivitas lahan pada beberapa lokasi mencapai tingkat jenuh, walupun
sebenarnya produksi yang dihasilkan dilihat dari kelas kemampuan lahannya
masih dapat ditingkatkan lagi atau dengan kata lain produktivitas lahan
tersebut sebenarnya belum mencapai kemampuan maksimumnya.
Kondisi tersebut terjadi sebagai akibat dari kesalahan dalam
implementasi konsep pertanian intensif yang mengarah pada un-sustainable
agricultureral practices, dimana yang seharusnya adalah harus menggunakan
konsep pertanian intensif yang berkelanjutan. Penyebab lain dari menurunnya
produktivitas lahan pertanian adalah terjadinya perubahan fungsi atau alih
fungsi untuk industri non-pertanian. Sebagai contoh yaitu kegiatan
penambangan pasir dan batu-batu koral pada lahan-lahan pertanian yang tidak
dikehendaki, dampak selanjutnya dari kegiatan tersebut yaitu tanah akan
menjadi rusak atau terdegradasi.
Tanah dikatakan rusak atau terdegradasi jika kehilangan kemampuan
penggunaannya atau kehilangan potensi penggunaannya atau terjadinya
pengurangan, kehilangan atau perubahan dari ciri-ciri atau organisme tanah
tersebut yang tidak dapat digantikan lagi. Secara umum tanah yang rusak
menunjukkan pengurangan dalam kelas kemampuan atau status tanah tersebut,
sebagai contoh terjadinya perubahan komposisi flora/fauna tanah dari yang
komplek menjadi yang lebih sederhana. Apabila tanah yang sudah rusak
tersebut dibiarkan saja tanpa ada pemulihan (recovery) sementara proses
pengrusakan tanah berjalan secara terus menerus, maka kondisi tanah menjadi
sakit artinya kualitas dan kesehatan tanah menjadi menurun.
Dalam kondisi tanah seperti itu maka perlu upaya pemulihan atau
rehabilitasi tanah dengan memberikan bahan organik atau pupuk organik
kedalam tanah. Bahan organik tanah merupakan sumber energi bagi
kehidupan dalam tanah dan berperan sangat besar dalam mempengaruhi sifat-
sifat fisika, kimia dan biologi. Ditinjau dari berbagai aspek yang ada, jika
kandungan bahan organik tanah cukup, maka kerusakan tanah seperti yang
tersebut diatas dapat diminimalkan atau bahkan dapat dihindari.
(Kistinnah, Idun, Endang Sri Lestari. 2009. BIOLOGI Makhluk Hidup dan
Lingkungannya. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.)
H. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan
tanaman Arachis hypogaea L. ?
I. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap
pertumbuhan tanaman.
J. Manfaat Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui bagimana pengaruh dari pemberian pupuk
kandang terhadap pertumbuhan Arachis hypogaea L.
K. Lingkup Praktikum
a. Subyek penelitian
Pengaruh penggunaan pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman.
b. Objek penelitian
Objek pengamatan kali ini adalah kacangtanah yang ditanam dalam media yang dicampur dengan pupuk kandang.
c. Tempat pelaksanaan
Laboratorium Biologi FPMIPA IKIP Mataram
d. Waktu pelaksanaan :
1. Penanaman Benih
Hari/tanggal : Rabu, 26 desember 2012
Waktu : 08.00 WITA – 09.00 WITA
2. Pengamatan Benih
Hari/tanggal : Sabtu, 29 Desember 2012 – Kamis, 10
Januari 2013
L. Definisi Operasional
1. Pupuk Kandang
Pupuk kandang ialah zat organik yang digunakan sebagai pupuk
organik dalam pertanian. Pupuk kandang berperan dalam kesuburan tanah
dengan menambahkan zat dan nutrien, seperti nitrogen yang ditangkap
bakteri dalam tanah. Organisme yang lebih tinggi kemudian hidup dari
jamur dan bakteri dalam rantai kehidupan yang membantu jaring makanan
tanah.
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan.
Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah
hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing,
sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa
berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Dalam
pengelolaan tanah, pupuk kandang dapat dikelompokkan menjadi 3
macam, yakni pupuk hewan, kompos, dan pupuk hijau.
(Parnata, Ayub S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk
Organik. Jakarta : AgroMedia Pustaka)
ii. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat
irreversibel (tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan
jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan
biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat
diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
(Pratiwi, D.A., Maryati, Sri, dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XII.
Jakarta: Penerbit Erlangga)
iii. Kacang Tanah
Kacang Tanah (Arachis hypogea L) merupakan sejenis spesies
kacang-kacangan dari famili Fabaceae yang berasal dari Amerika Selatan.
Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu
setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun
kecil.
Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain
kacang bogor, Voandziea subterranea yang buahnya mengalami
pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda
terkena cahaya, proses pematangan biji terganggu.
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia,
namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau
subtropis Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17
diperkirakan karena dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol,Cina,atau
Portugis sewaktu melakukan pelayarannya dari Meksiko ke Maluku
setelah tahun 1597 Pada tahun 1863 Holle memasukkan Kacang Tanah
dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukkan pula Kacang
Tanah dari Mesir Republik Rakyat Cina dan India kini merupakan
penghasil kacang tanah terbesar dunia.
(AAK. 1989. Kacang Tanah. Yogyakarta : Kanisius)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
D. Deskripsi Teori
1. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan
yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan
yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi,
domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa
berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan.
Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk
kandang padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan
kalium. Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di
antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan
molibdenum.Kandungan nitrogen dalam urine hewan ternak tiga kali lebih
besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat.
Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Pupuk dingin
adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara
perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas,
contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.
b. Pupuk panas
adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan
mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya
pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam. Pupuk
kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro
dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan
mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk
pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur
tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal.
Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin,
remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang.Jika
belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap
digunakan.Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat
pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman.Penggunaan
pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga
penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat
dikurangi.Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling bauk
dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat
dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman.
(Parnata, Ayub S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk
Organik. Jakarta : AgroMedia Pustaka)
2. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat
irreversibel (tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan
jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan
biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat
diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Aktivitas pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Pada tanaman kecepatan pertumbuhan dapat diukur dengan menggunakan
alat yang disebut busur tumbuh atau auksanometer. Tumbuhnya tanaman
melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan pertumbuhan tanaman, yaitu
sebagai berikut:
a. Perkecambahan
Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan
biji. Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji
semakin tinggi karena masuknya air ke dalam biji melalui proses
imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah optimal, dimulailah
perkecambahan.
Struktur yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji adalah
radikula yang merupakan calon akar primer. Radikula adalah bagian
dari hipokotil. Pada bagian ujung sebelah atas terdapat epikotil (calon
batang). Berdasar letak kotiledonnya, ada dua jenis perkecambahan
yaitu tipe epigeal, dan tipe hipogeal.
b. Pertumbuhan Primer
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem
primer. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer
yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang dimulai sejak
tumbuhan masih berupa embrio. Dan merupakan pertumbuhan yang
terjadi karena adanya aktivitas meristem primer.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer
yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang dimulai sejak
tumbuhan masih berupa embrio.
Ciri-ciri jaringan meristem ini adalah mempunyai dinding sel yang
tipis, bervakuola kecil atau tidak bervakuola, sitoplasma pekat dan sel-
selnya belum berspesialisasi.
Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu:
i. Jaringan meristem apical
Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang,
yang berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan primer.
ii. Jaringan meristem lateral
Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan
sekunder. Contoh yang sering kita temukan adalah
kambium, jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan
lateral atau menambah diameter dari bagian tumbuhan.
Kambium didapatkan pada tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae.
Contoh yang lain adalah kambium gabus yang
terdapat pada batang dan akar tumbuhan berkayu atau pada
bagian tumbuhan yang terkena luka.
c. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem
sekunder. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan kambium yang
bersifat meristematik kembali. Ciri-ciri jaringan meristematik ini
adalah mempunyai dinding yang tipis, bervakuola kecil atau tidak
bervakuola, sitoplasma pekat dan selselnya belum berspesialisasi.
Ketika pertumbuhan berlangsung secara aktif,sel-sel meristem
membelah membentuk sel-sel baru. Sel-sel baru yang terbentuk itu
pada awalnya rupanya sama, tetapi setelah dewasa, sel-sel tadi
berdiferensiasi menjadi jaringan lain.
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem
sekunder, yang meliputi:
i. Kambium gabus (felogen)
Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus.
Jaringan gabus berperan sebagai pelindung, yaitu
menggantikan fungsi epidermis yang mati dan terkelupas, juga
merupakan bagian dari jaringan sekunder yang disebut
periderm.
ii. Kambium fasis (vasikuler)
Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan
membentuk floem sekunder ke arah luar, selain itu juga
menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-deret menurut arah
jari-jari dari bagian xilem ke bagian floem yang disebut jari-jari
empulur.
Bagian xilem lebih tebal daripada bagian floem karena
kegiatan kambium ke arah dalam lebih besar daripada kegiatan
ke arah luar.
iii. Kambium interfasis (intervasikuler)
Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur.
Tumbuhan monokotil yang tidak mempunyai kambium,
tumbuh dengan cara penebalan. Tetapi pada umumnya,
pertumbuhan terjadi karena adanya peningkatan banyaknya dan
ukuran sel. Pertumbuhan pada tumbuhan dikotil yang berkayu
menyangkut kedua aktivitas tersebut, sel-sel baru yang kecil
yang dihasilkan kambium dan meristem apikal, kemudian sel-
sel ini membesar dan berdifferensiasi.
d. Pertumbuhan Terminal
Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji
yang aktif tumbuh. Terdapat 3 daerah (zona) pertumbuhan dan
perkembangan.
i. Daerah pembelahan (daerah meristematik)
Merupakan daerah yang paling ujung dan
merupakan tempat terbentuknya sel-sel baru. Sel-sel di
daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar, berdinding
tipis, dan aktif membelah diri.
ii. Daerah pemanjangan
Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel
meristem. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan
bertambah besar ukurannya sehingga menjadi bagian dari
daerah perpanjangan. Ukuran selnya bertambah
beberapapuluh kali dibandingkan sel-sel meristematik.
iii. Daerah diferensiasi
Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah
pemanjangan. Selsel di daerah ini umumnya mempunyai
dinding yang menebal dan beberapa di antaranya
mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan
empulur.
Faktor-faktor pertumbuhan tumbuhan
a. Faktor Genetik
b. Faktor Internal
c. Faktor Lingkungan (Eksternal)
(Pratiwi, D.A., Maryati, Sri, dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XII.
Jakarta: Penerbit Erlangga)
(Syafitra, 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan, IKIP
Mataram)
3. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
Kerajaan: Plantae
Divisi: Tracheophyta
Upadivisi: Angiospermae
Kelas: Magnoliophyta
Ordo: Leguminales
Famili: Papilionaceae
Upafamili: Faboideae
Bangsa: Aeschynomeneae
Genus: Arachis
Spesies: Arachis hypogeae L.
Kacang Tanah (Arachis hypogea L) merupakan sejenis
spesies kacang-kacangan dari famili Fabaceae yang berasal dari
Amerika Serikat. Kacang tanah merupakan sejenis tanaman
tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1
hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil.
Kacangnya pula tumbuh didalam tanah. Kacang tanah
biasanya dimakan langsung tanpa diolah dan juga disajikan dalam
berbagai cara seperti direbus, digoreng, dibakar, dihancurkan dan
berbagai lagi tergantung selera seseorang itu mengolah makanan
ini.
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein
yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks
dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium.
Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi
dari daging, telur dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis
dan banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue.
Kacang tanah juga dikatakan mengandung bahan yang
dapat membina ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa
penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu
dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung. Memakan
segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit kencing
manis dapat membantu kekurangan zat. Kacang tanah mengandung
Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9
yang merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 0ns kacang
tanah terdapat 18 gram Omega 3 dan 17 gram Omega 9.
Kacang tanah mengandung fitosterol yang justru dapat
menurunkan kadar kolesterol dan level trigliserida, dengan cara
menahan penyerapan kolesterol dari makanan yang disirkulasikan
dalam darah dan mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari
hati, serta tetap menjaga HDL kolesterol.
Kajian-kajian menunjukkan kacang tanah dapat sebagai
penurun tekanan darah tinggi dan juga kandungan kolestrol dalam
darah, berkesan untuk melegakan penyakit hemofilia atau
kecenderungan mudah berdarah, penyakit keputihan dan insomnia.
Namun Kacang tanah sangat dicegah pada mereka yang
menghadapi penyakit jenis kanker payudara dan yang mempunyai
masalah jerawat atau acne juga dinasihatkan berhenti
mengkonsumsi kacang tanah.
(AAK. 1989. Kacang Tanah. Yogyakarta : Kanisius)
E. Kerangka Berpikir
Kacang Tanah merupakan merupakan tanaman yang sering kita jumpai
dalam kehidupan kita sehari-hari, kacang tanh biasanya di jadikan sebagai
lauk dan makanan ringan, Kacang tanah biasanya dimakan langsung tanpa
diolah dan juga disajikan dalam berbagai cara seperti direbus, digoreng,
dibakar, dihancurkan dan berbagai lagi tergantung selera seseorang itu
mengolah makanan ini. Karna kacang tanah sering dijadikan sebagai bahan
pangan maka banyak masyarakat, khususnya di Indonesia menjadikanya
sebagai tanaman yang dibudidayakan,
Untuk penanaman kacang tanah itu sendiri biasanya petani
menggunakan pupuk non-organik yang mengandung bahan kimia untuk
menyuburkan kacang tanah yang ditanam, akan tetapi penggunaan pupuk non-
organik secara terus-menerus dapat menyebabkan tanah lamban laun tidak
dapat digunakan lagi sebagai tempat pertanian dikarenakan bahan kimia yang
berasal dari pupuk tersebut tidak dapat diolah oleh tanah sehingga tetap
mengendap di tanah, oleh sebab itu banyak petani yang beralih menggunakan
pupuk kandang atau pupuk organik yang berasal dari zat organik yang dalam
penyuburan tanah karana menambahkan zat dan nutrien, seperti nitrogen yang
dapat ditangkap oleh bakteri di dalam tanah, pupuk organik ini selain murah,
juga mudah untuk diperoleh, sehingga dapat dikatakan bahwa pupuk kandang
sangat bermanfaat dalam industri pertanian.
F. Hipotesis Praktikum
Ada pengaruh dari pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman
Arachis hypogaea L.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Rancangan Praktikum
1. Proses Penanaman Benih
Siapkan tanah humus dan pupuk kandang yang akan digunakan
sebagai media tumbuh.
Siapkan 5 buah polybag, lalu tempelkan kertas label pada tiap polybag
yang akan digunakan.
Tuliskan keterangan dan berikan tanda P1, P2, P3, P4, P5 pada kertas
label.
Masukan media pada tiap polybag dengan menggunakan gelas pop-ice,
pada tahap ini kita melakukan 5 perlakuan yang berbeda unutuk tiap
polybag, dimana pada polybag dengan tanda P1 kita masukan 100%
tanah (tanah sebanyak 2 gelas), untuk polybag dengan tanda P2 kita
masukan campuran pupuk dan tanah, dengan perbandingan 25% pupuk
ditambah 75% tanah (setengah gelas pupuk dan satu setengah gelas
tanah), untuk polybag dengan tanda P3 kita masukan campuran tanah
dan pupuk, masing-masing 50% pupuk dan 50% tanah (tanah dan
pupuk masing-masing 1 gelas), pada polybag bertanda P4 kita masukan
campuran tanah dan pupuk dengan perbandingan 75% pupuk dan 25%
tanah (satu setengah gelas pupuk dan setengah gelas tanah), untuk
polybag terakhir kita masukan 100% pupuk (2 gelas pupuk)
Setelah media dimasukan kedalm polybag, kita masukan benih kacang
tanah kedalam media, dimana untuk tiap polybag kita masukan 3 biji
kacang tanah.
Setelah selesai penanaman benih kacang, kita siram benih tadi dengan
air secukupnya.
Letakan polybag tadi pada tempat yang telah disiapkan, lalu tunggu
hingga 3 hari untuk diamati.
2. Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Benih
Ambil polybag yang telah kita Tanami biji kacang tanah pada 3 hari
sebelumnya.
Amati perubahan yang terjadi pada biji kacang tanah tersebut.
Catah hasil pengamatan kedalam table yang telah disediakan.
E. Populasi dan Sample
a. Populasi Penelitian
Populasi penelitian pada praktikum ini adalah jumlah semua biji kacang
tanah (Arachis hypogaea L.) yang digunakan dalam satu kelas, yaitu
sebanyak 75 Biji Arachis hypogaea L.
b. Sample Penelitian
Sample yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum Fisiologi
Tumbuhan II ini adalah 15 biji Arachis hypogaea L, dimana untuk tiap
perlakuan masing-masing menggunakan 3 biji Arachis hypogaea L.
F. Instrument Praktikum
a. Alat
2 buah gelas pop-ice
Penggaris
5 buah polybag
5 buah kertas label
Alat tulis menulis
b. Bahan
Tanah humus
Pupuk kandang
15 butir biji Arachis hypogaea L.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada praktikum kali ini di lakukan dengan cara
pengamatan secara langsung.
B. Pembahasan
Pada pengamatan fisiologi tumbuhan II kita melakukan beberapa
perlakuan pada biji Arachis hypogaea L. perlakuan ini berkaitan
dengan jumlah pupuk yang di berikan pada media tumbuh, disini kita
melakukan beberapa perlakuan yang berbeda pada tiap polybag,
dimana pada polybag dengan tanda P1 kita masukan 100% tanah (tanah
sebanyak 2 gelas), untuk polybag dengan tanda P2 kita masukan
campuran pupuk dan tanah, dengan perbandingan 25% pupuk
ditambah 75% tanah (setengah gelas pupuk dan satu setengah gelas
tanah), untuk polybag dengan tanda P3 kita masukan campuran tanah
dan pupuk, masing-masing 50% pupuk dan 50% tanah (tanah dan
pupuk masing-masing 1 gelas), pada polybag bertanda P4 kita masukan
campuran tanah dan pupuk dengan perbandingan 75% pupuk dan 25%
tanah (satu setengah gelas pupuk dan setengah gelas tanah), untuk
polybag terakhir kita masukan 100% pupuk (2 gelas pupuk). Setelah
itu kita masukan 3 biji Arachis hypogaea L. untuk tiap polybag, dan
kita biarkan tumbuh selama 3 hari.
Setelah dilakukan pengamatan pada hari pertama (sabtu, 29
desember 2012) diperoleh hasil, bahwa pada tiap perlakuan tidak
terjadi perkembangan pada biji Arachis hypogaea L. yang ditanam
atau dapat dikatakan tidak terjadi pertumbuhan, pada pengamatan
selanjutnya (selasa, 1 januari 2013) semua biji Arachis hypogaea L.
telah membusuk, pada pengamatan hari ke-3 (jum’at, 4 januari 2013)
semua biji Arachis hypogaea L. pada tiap perlakuan mulai di tumbuhi
oleh jamur, pada pengamatan ke-4 (senin, 7 januari 2013) semua biji
Arachis hypogaea L. makin ditumbuhi oleh jamur, dan untuk
pengamatan terakhir (kamis, 10 januari 2013) disini dari semua
perlakuan semua biji Arachis hypogaea L. semakin ditumbuhi oleh
jamur atau dapat dikatakan jamur semakin berkembang, bila hal ini
terus berlanjut maka biji Arachis hypogaea L. akan mati.
Dalam pengamatan ini kami menemukan hifa (dalam pengamatan
ini kami menyebutnya sebagai jamur) yang tumbuh pada tiap biji
Arachis hypogaea L. hal ini dikarenakan di dalam tanah terdapat
bakteri Actinomycetes yang dapat menghasilkan hifa, dimana, bila
diberikan pupuk kandang kedalam tanah, dan dengan lingkungan
sekitar yang memiliki kelembaban yang cukuk tinggi makan akan
memacu pertumbuhan dari bakteri Actinomycetes ini, sehingga bakteri
Actinomycetes yang seharusnya membantu pada pertumbuhan biji
Arachis hypogaea L. maupun tanaman, berbalik menjadi faktor
pengganggu pertumbuhan biji Arachis hypogaea L. itu sendiri.
(Arifin, Muhammad. 2004. Hama Utama Tanaman Kacang Tanah.
Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, kelembaban dapat
berpengaruh terhadap perkembangan biji.
Disini kami tidak bisa menjawab rumusan masalah yang kami ajukan,
karna terjadi human eror maupun gangguan dari lingkunagan sekitar
sehingga mengakibatkan pertumbuhan pada biji Arachis hypogaea L.
tidak berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
(Kistinnah, Idun, Endang Sri Lestari. 2009. BIOLOGI Makhluk Hidup dan
Lingkungannya. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.)
Parnata, Ayub S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk
Organik. Jakarta : AgroMedia Pustaka
Pratiwi, D.A., Maryati, Sri, dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XII.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Syafitra, 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. IKIP
Mataram
(AAK. 1989. Kacang Tanah. Yogyakarta : Kanisius)
Arifin, Muhammad. 2004. Hama Utama Tanaman Kacang Tanah. Gadjah
Mada University Press: Yogyakarta.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Polybag perlakuan 1 Polybag perlakuan 2
(100% tanah) (25% pupuk + 75% tanah)
Polybag perlakuan 3 Polybag perlakuan 4
(50% pupuk + 50% tanah) (75% pupuk + 25% tanah)
Polybag perlakuan 5
(100% pupuk)
Ke-5 sampel gagal (Tidak Tumbuh)
top related