laporan partisipatif persebaran wisata kuliner sepanjang jalan mulyosari
Post on 16-Apr-2017
453 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PEMETAAN PARTISIPATIF
WISATA KULINER (STUDI KASUS: KELURAHAN KALISARI
KECAMATAN MULYOREJO, SURABAYA TIMUR)
Disusun Oleh:
Muhammad Irsyadi Firdaus 3512100015
Kelas:
Pemetaan Partisipatif - A
Dosen:
Hepi Hapsari Handayani, ST., MSc.
JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya, sehingga penulisa dapat
menyelesaikan laporan pemetaan partisipatif dengan judul “Pemetaan Partisipatif
Wisata Kuliner” ini dengan baik.(Study Kasus: Kelurahan Kalisari, Kecamatan
Mulyorejo, Surabaya)” ini dengan baik.
Selama pelaksanaan kerja praktik, banyak pihak yang telah membantu
penulis sehingga kerja praktik ini dapat berjalan dengan baik. Penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua atas doa dan restu serta atas semua dukungan selama pembuatan
laporan.
2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Taufik selaku Ketua Jurusan Teknik Geomatika
FTSP ITS.
3. Ibu Hepi Hapsari Handayani, ST., MSc. selaku dosen pengajar mata kuliah
pemetaan partisipatif.
4. Sahabat-sahabat Teknik Geomatika – ITS Angkatan 2012 atas dukungan
dan semangat yang telah diberikan.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan laporan ini.
Surabaya, November 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
Daftar Gambar ............................................................................................... iv
Daftar Tabel .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3. Tujuan .............................................................................................. 2
1.4. Manfaat ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
2.1. Pemetaan Partisipatif ....................................................................... 3
2.2. Pengertian Restoran, Café dan Warung ........................................... 5
2.3. Sistem Koordinat ............................................................................. 6
2.4. Unsur-unsur Peta .............................................................................. 7
BAB III METODOLOGI .............................................................................. 11
3.1. Lokasi Penelitian ........................................................................... 11
3.2. Data dan Peralatan ......................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 14
3.1. Hasil .............................................................................................. 11
3.2. Analisa ........................................................................................... 18
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 21
5.1. Kesimpulan .................................................................................... 21
5.2. Saran .............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 23
LAMPIRAN ................................................................................................ 24
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Arti simbol – symbol garis. .......................................................... 8
Gambar 2 Arti simbol.................................................................................... 9
Gambar 3 Skala garis. ................................................................................... 9
Gambar 4 Skala garis. ................................................................................... 10
Gambar 5 Lokasi penelitian. ......................................................................... 11
Gambar 6 Flowchart pengolahan data........................................................... 12
Gambar 7 Peta dasar Jalan. ........................................................................... 16
Gambar 8 Peta dasar bangunan. .................................................................... 16
Gambar 9 Peta dasar vegetasi. ...................................................................... 17
Gambar 10 Peta dasar water body. ................................................................ 17
Gambar 11 Peta dasar sepanjang jalan mulyosari ........................................ 17
Gambar 12 Peta overlay kelurahan kalisari dengan data koordinat kuliner. . 18
Gambar 13 Melakukan wawancara dengan perangkat kelurahan
kalisari surabaya. ........................................................................ 24
Gambar 14 Pizza Hut. ................................................................................... 24
Gambar 15 Kedai mas bro............................................................................. 24
Gambar 16 Coffee Grande. ........................................................................... 25
Gambar 17 Tampilan Website Coffee Grande. ............................................. 25
Gambar 18 Tampilan Website Pizza Hut. ..................................................... 25
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Zone Proyeksi UTM dan TM 30 untuk Wilayah Indonesia. . 7
Tabel 2 Daftar Koordinat UTM Kuliner Sepanjang Jalan Mulyosari. .......... 14
Tabel 3 Daftar Koordinat TM 30 Kuliner Sepanjang Jalan Mulyosari. ........ 15
Tabel 4 Selisih Koordinat GPS dengan Koordinat di Lapangan. ................. 19
Tabel 5 Daftar Koordinat TM 30 Kuliner Sepanjang Jalan Mulyosari. ........ 21
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konsep dasar dari pada Pemetaan Partisipatif adalah informasi yang
dituangkan kedalam pemetaan yang didasari oleh penguatan masyarakat
dalam spatial dan pengambilan keputusan ditingkat masyarakat/desa.
Informasi merupakan salah satu unsur penting yang sangat diperlukan dalam
memecahkan berbagai permasalahan. Informasi yang benar dan akurat akan
turut menentukan berhasil tidaknya suatu tindakan atau keputusan, terutama
dalam memecahkan suatu persoalan. Selain itu informasi juga merupakan
satu hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan pandangan dan
pemikiran terhadap suatu hal, yang pada akhirnya menentukan juga
tindakan yang akan diambil.
Dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam
pengelolaan sumber daya , pariwisata atau fasilitas yang berbasis
masyarakat khususnya Wisata Kuliner, juga sangat diperlukan informasi
yang akurat mengenai persebaran dan informasi wisata kuliner itu sendiri.
Baik secara fisik maupun dari segi ekomoninya. Pola-pola hubungan yang
terjadi antara unsur fisik dan ekonomi dalam pengelolaan wisata kuliner
merupakan informasi yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam
memecahkan berbagai permasalahan seperti misalnya konflik yang terjadi
atau dalam pembuatan perencanaan dan perbaikan lahan.
Dalam hal ini informasi yang benar dan akurat akan turut menentukan
sejauh mana permasalahan bisa diidentifikasi, dikaji, atau bahkan
diramalkan. Kemudian hal-hal tersebut akan menjadi dasar dalam
menentukan cara-cara atau pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan
dalam memecahkan permasalahan tadi. Di sini cara mendapatkan dan
mengambil informasi sangat menentukan informasi yang didapat. Pemetaan
merupakan salah satu cara atau metode pengambilan informasi langsung
dari lapangan, khususnya yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat
fisik, sejalan dengan itu pemetaan juga bisa mencakup aspek-aspek sosial,
budaya, dan ekonomi. Peta-peta yang menggambarkan kondisi-kondisi
tersebut secara benar akan turut mempengaruhi pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya yang menyeluruh.
Pengambilan keputusan (yang didasarkan pertimbangan-pertimbangan)
secara menyeluruh dalam pengelolaan sumber daya berbasis masyarakat
sangatlah penting.
Dalam melakukan pengambilan data dan pembuatan peta dalam
pengelolaan sumber daya berbasis masyarakat, juga mutlak diperlukan
keterlibatan yang menyeluruh dari berbagai pihak seperti masyarakat yang
langsung berhubungan dengan sumber daya, pemerintah di berbagai
tingkatan, organisasi-organisasi atau individu-individu di luar keduanya
seperti misalnya LSM, pihak swasta, tokoh masyarakat, dsb. Karena selain
dari fakta fisik di lapangan, pihak-pihak tersebut juga merupakan sumber
informasi penting yang sebetulnya juga bisa “dipetakan”. Metode pemetaan
2
partisipatif bisa dijadikan satu cara yang dilakukan dalam proses tersebut,
karena didalamnya berusaha untuk meningkatkan peran semua pihak-pihak
tadi dalam pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan.
Pengolahan informasi juga sangat berperan penting dalam mendukung
terciptanya pengambilan keputusan yang menyeluruh tadi. Karena pada
proses inilah data dikumpukan, diproses (diseleksi dan “dimanipulasi”)
sesuai maksud dan tujuan pengambilan data, serta pada akhirnya
ditampilkan. Kemampuan pihak-pihak yang terlibat dalam mengolah data
dan informasi tersebut tentu saja sangat berpengaruh, bisa jadi informasi
atau fakta penting pada akhirnya bisa terlihat jadi tidak penting jika
pengolahan data dan informasinya juga kurang baik, begitu juga sebaliknya.
Dalam mewujudkan hal tersebut maka diperlukan sebuah pemetaan
partisipatif tentang wisata kuliner di kelurahan kalisari, kecamatan
mulyorejo Surabaya sebagai upaya untuk memberikan informasi kepada
masyarakat tentang wisata kuliner tersebut sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan yang lebih efektif dan
efisien.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengambilan data pemetaan partisipatif wisata kuliner?
2. Bagaimana mengelolah data hasil pemetaan partisipatif wisata kuliner?
3. Bagaimana menampilkan informasi peta partisipatif wisata kuliner di
kelurahan kalisari kecamatan mulyorejo Surabaya?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari Pemetaan Partisipatif ini adalah menggambarkan
peta kuliner kelurahan kalisari, dimaksudkan agar masyarakat desa secara
partisipatif dapat menggambarkan tata letak wisata kuliner yang terdapat
pada kelurahan yang ditempati dan digarapnya di atas media kertas agar
secara transparan dapat diketahui oleh masyarakat luas tentang kondisi dan
situasi aktual kuliner di kelurahan tersebut, lebih lanjut peta tersebut dapat
dipergunakan sebagai alat bantu dalam perencanaan tata ruang dan
pengembangan wisata kuliner di kelurahan kalisari.
1.4. Manfaat
1. Meningkatkan peran pihak lokal dalam melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan pengambilan dan pengolahan data dan informasi
(secara khusus dengan pemetaan) di wilayahnya masing-masing.
2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam melakukan pemetaan dan
pengukuran lahan mereka.
3. Peta Partisipatif Kuliner di Kelurahan Kalisari Kecamatan Mulyosari,
Surabaya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemetaan Partisipatif
Peta merupakan penyajian grafis bentuk ruang dan hubungan
keruangan antara berbagai perwujudan dan yang diwakili. Peta merupakan
bidang datar dan objek yang digambarkan pada peta-peta pada umumnya
terletak pada permukaan bumi, sehingga digunakan skala dan sistem
proyeksi untuk menggambarkan yang sebenarnya.
Menurut Prihandito (1998), peta merupakan gambar permukaan
bumi pada bidang datar dalam ukuran yang lebih kecil. Dalam hal ini posisi
titik-titik pada peta ditentukan terhadap sistem siku-siku x dan y, sedangkan
posisi titik-
menunjukkan atau memberikan informasi tentang letak-letak benda di bumi
dalam ukuran yang lebih kecil. Selain itu ada pula pendapat lain
menyatakan peta merupakan penyajian grafis bentuk ruang dan hubungan
keruangan antar berbagai perwujudan yang diwakili, Kals (1983).
Pengambilan data dan informasi di lapangan yang melibatkan
partisipatif aktif dari masyarakat desa sebagai perencanaan dan pemberi
informasi disebut sebagai pemetaan secara partisipatif. Pemetaan partisipatif
menurut Hidayat dkk (2005) yaitu suatu metode pemetaan yang
menempatkan masyarakat sebagai pelaku pemetaan di wilayahnya,
sekaligus juga akan menjadi penentu perencanaan pengembangan wilayah
mereka sendiri. Sedangkan menurut Anonim (2003) pemetaan partisipatif
adalah cara yang dapat digunakan oleh masyarakat desa atau dengan
mendapat asistensi dari pihak lain, untuk mengenali kembali kondisi ruang
yang sebenarnya dari suatu wilayah adat atau desa, mendokumentasikan
berbagai hal yang berhubungan dengan ruang yang dibangun oleh
mayarakat sendiri, menjadi alat bukti tentang klaim suatu wilayah dan bisa
dibaca dengan mudah oleh pihak-pihak laindi luar desa (pemerintah, orang
desa lain, perguruan tinggi dan masyarakat luas). Lebih lanjut Anonim
(2003) menyebutkan bahwa pemetaan partisipatif adalah suatu cara yang
digunakan untuk mengenali kembali kondisi ruang yang sebenarnya dari
suatu wilayah dan mendokumentasikan potensi sumber dayanya (hal-hal
yang berkaitan dengan wilayah tersebut), yang dibuat secara bersama-sama
dengan masyarakat.
Peta bagi masyarakat sangat penting artinya sebab dapat digunakan
sebagai advokasi untuk memagari wilayahnya dari ancaman pihak luar dan
media negoisasi dengan pihak luar yang berkeinginan untuk investasi dalam
wilayah kelolanya, juga untuk kepentingan penyusunan kawasan
(intensifikasi pertanian dan lahan) dan perubahan kebijakan pemerintah
daerah.
Menurut Hidayat dkk (2005) ciri-ciri pemetaan partisipatif adalah:
1. Melibatkan seluruh anggota masyarakat.
2. Masyarakat menentukan sendiri proses yang berlansung.
4
3. Proses pemetaan dan peta yang dihasilkan bertujuan untuk kepentingan
masyarakat.
4. Sebagian besar informasi yang terdapat dalam peta berasal dari
pengetahuan masyarakat setempat.
5. Masyarakat menetukan sendiri penggunaan peta yang dihasilkan.
Anonim (2003) mengatakan bahwa pemetaan partisipatif dibagi
menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1. Manfaat utuk komunitas itu sendiri yaitu:
a. Untuk menyatukan, mencatat dan mengesahkan pengetahuan
tradisional yang memang sudah tumbuh dalam masyarakat.
b. Untuk pengorganisasian masyarakat dan meningkatkan kesadaran
mengenai masalah-masalah tanah dan lingkungan.
c. Untuk perencanaan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam
komunitas.
d. Untuk meningkatkan kapasitas komunitas dalam komunikasi dan
menjalin kerjasama dengan pihak luar.
e. Untuk menegaskan dan menegoisasi klaim wilayah adat.
f. Manfaat untuk pihak-pihak yang menjadi fasilator pemetaan
komunitas.
g. Meningkatkan pemahaman terhadap seluk beluk dan tata cara
kehidupan komunitas.
h. Meningkatkan pemahaman tentang bentang alam dan klaim
komunitas.
i. Meningkatkan kemampuan bekerja menggunakan metode-metode
partisipatif.
j. Menumbuhkan kesadaran tentang peliknya permasalahan yang
dialami komunitas dan keberpihakan.
2. Manfaat untuk pemerintah atau pengambilan kebijakan
a. Adanya informasi tentang wilayah-wilayah institusi lokal dan
klaimnya yang akan sangat bermanfaat dalam administrasi
pemerintahan
b. Adanya informasi ruang detail yang bisa dimanfaatkan untuk dasar
pengambilan keputusan
c. Biaya yang murah.
Selanjutnya Anonim (20003), menekankan bahwa pemetaan
partisipatif lebih diarahkan sebagai suatu media untuk memunculkan
inisiatif masyarakat memberikan peluang seluas-luasnya kepada masyarakat
tentang apa yang perlu dicatat, memberikan kesempatan bagi masyarakat
untuk mempelajari lebih banyak tentang ruang kelola mereka, merupakan
sebuah kesempatan untuk membuat peta menjadi lebih baik, serat
merupakan media saling belajar satu sama lain.
Monberg, dkk (1996) dan Arianto (2001), menyatakan bahwa
pemetaan mayarakat biasanya digunakan untuk berbagai alasan dan tujuan
seperti:
5
a. Mendokumentasikan sistem tata guna lahan pada saat pemetaan dam
membahas rencana pengelolaan sumber daya yang ada di waktu yang
akan datang.
b. Mendokumentasikan kepemilikan tanah untuk mendapat pengakuan
dari pemerintah, mendokumentasikan situs kultural (tempat-tempat
sakral, perkuburan, desa yang telah ditinggalkan dan sejarah lokal)
untuk memperkuat identitas adat.
c. Menyelesaikan berbagai masalah menyangkut konflik kepemilikan
sumber daya oleh berbagai pihak pemanfaatan lahan.
d. Penetapan batas-batas secara partisipatif (misalnya daerah-daerah
konservasi).
e. Menumbuhkan partisipatif di dalam perencanaan tata guna lahan
regional.
2.2. Pengertian Restoran, Café dan Warung
Dilihat dari arti kata, restoran berasal dari kata “re-store” yang berarti
mengembalikan atau memperbaiki kondisi setelah orang bekerja. Dengan
kegiatan tersebut orang akan mengalami kehilangan energi atau kalori untuk
itu diperlukan upaya pemulihan dengan mengkonsumsi makanan atau
minuman di suatu tempat. Tempat dimana seseorang dapat mengembalikan
tenaga atau kalori dalam tubuh dinamakan “restoration”. Restoration
kemudian berubah menjadi “Restaurant” (bahasa Inggris) dan restoran
(bahasa Indonesia).
Restoran sama halnya dengan rumah di lingkungan keluarga. Rumah
yang menyenangkan dan mengesankan akan mempunya watak dan ciri khas
tersendiri. Tamu yang datang ke rumah kita akan merasa senang dan
terkesan dengan penerimaan kita yang ramah, hangat, dekorasi yang sesuai
dan serasi, perabotan bersih serta udara yang segar di dalam ruangan. Di
Restoran tamu diharapkan akan merasa senang dan terkesan dengan
makanan karena hidangan yang beraneka ragam.
Cafe adalah kedai kopi yang informal restoran yang menawarkan
berbagai macam makanan panas dan dibuat untuk memesan sandwich. Ini
berbeda dari sebuah kedai kopi yang terbatas-menu pendirian yang berfokus
pada penjualan kopi. Tergantung pada yurisdiksi, cafe mungkin lisensi
untuk melayani alkohol. Istilah juga dapat merujuk ke rumah makan atau
restoran dengan fasilitas hotel. Di banyak negara, bagaimanapun, istilah
"cafe" menandakan apa kira-kira "kedai kopi" menandakan di negara-negara
berbahasa Inggris (lihat di bawah). Di Amerika yang melayani di warung
kopi yang kebetulan ke penyajian makanan, dan mereka mungkin atau tidak
menyediakan minuman beralkohol.
Cafe kebanyakan untuk anak-anak muda duduk-duduk dan ngobrol
dengan suasana yang santai dan bebas. Serta makanan yang ditawarkan
biasanya makanan yang ringan dan harganya terjangkau oleh anak-anak
muda.
Warung adalah usaha kecil milik keluarga yang berbentuk kedai, kios,
toko kecil, atau restoran sederhana — istilah "warung" dapat ditemukan di
6
Indonesia dan Malaysia. Warung adalah salah satu bagian penting dalam
kehidupan keseharian rakyat Indonesia.
Terdapat banyak jenis warung, umumnya berbentuk toko kecil seperti
gerobak dorong beratap yang menjual minuman dingin dalam kemasan
botol (seperti teh botol), kudapan, permen, rokok, krupuk, dan berbagai
macam barang-barang keperluan sehari-hari. Bahkan terdapat warung
terapung, yakni perahu yang difungsikan sebagai warung. Sementara
warung yang menjual makanan umumnya dapat menjual penganan
sederhana gorengan seperti pisang goreng dan kopi. Selain menjual
masakan Indonesia, beberapa warung menjual makanan asia dan barat,
makanan seperti nasi goreng dan mi goreng lazim ditemukan di warung.
Beberapa warung yang menjual makanan barat bahkan menjual roti,
panekuk, sup, ikan bakar, steak dan pizza.
Istilah "warung" juga merujuk kepada toko atau kedai, dan menjadi
dasar istilah lain, termasuk wartel (kependekan dari warung telepon) dan
warnet (kependekan dari warung internet).
2.3. Sistem Koordinat
Sistem koordinat TM 3 biasa disebut juga sistem koordinat BPN
(Badan Pertanahan Nasional), karena yang menggunakan sistem koordinat
ini adalah BPN. Biasanya menggunakannya dalam peta – peta kadastral atau
perkebunan. BPN telah menggunakan sistem koordinat TM 3 ini sejak tahun
1997. Sistem koordinat UTM dan TM 3 sama-sama menggunakan
Transverse mercator, berikut perbedaan antara sistem koordinat UTM dan
TM 3 :
a.i.1. TM 3 memiliki lebar zona 3 derajat, sedangkan UTM
memiliki lebar zona 6 derajat.
2 Satu zona UTM dibagi dua menjadi zona TM3, sebagai contoh :
zona 49, terdapat dua zona TM 3 yaitu zona 49.1 dan 49.2.
3 False easting tiap zona TM 3 adalah 200.000, sedangkan untuk
UTM adalah 500.000.
4 False northing untuk tiap zona TM 3 adalah 1.500.000, sedangkan
untuk UTM adalah 10.000.000.
5 Meridian Central di TM3 berbeda dengan UTM. Tetapi prinsipnya
sama. Zona-zona UTM dibagia dua, meridian di setiap zona yang
dibagi dua tersebut otomatis menjadi meridian central.
6 Faktor skala untuk TM 3 adalah 0,9999 , sedangkan UTM adalah
0,9996
7
Tabel 1 Daftar Zone Proyeksi UTM dan TM-3° untuk Wilayah
Indonesia
2.4. Unsur-Unsur Peta
Peta yang baik memberikan informasi yang benar. Peta yang baik
memberikan informasi keadaan suatu daerah. Peta yang baik menunjukkan
letak dan jarak suatu tempat secara jelas dan pasti. Peta yang baik memuat
sejumlah unsur.
Ada enam unsur dalam sebuah peta yang baik. Keenam unsur itu
adalah judul peta, garis tepi peta, legenda, skala, penunjuk arah (mata
angin), dan garis astronomi.
1. Judul peta
Judul peta menunjukkan nama peta. Judul peta ditulis di bagian atas
dengan huruf yang menonjol. Misalnya, Peta Jawa Barat, Peta Kalimantan,
Peta Indonesia, dan sebagainya.
2. Garis tepi peta
Garis tepi peta adalah batas-batas pinggir gambar peta. Fungsi garis
tepi untuk menulis angka-angka derajat astronomis.
3. Legenda
8
Legenda adalah keterangan-keterangan yang menjelaskan simbol-
simbol pada peta. Biasanya legenda terletak di bagian bawah sebelah kiri
ataupun kanan. Sedangkan simbol ialah gambar yang digunakan untuk
mewakili objek-objek dalam peta. Misalnya simbol untuk danau, sungai,
jalan, rel kereta, ibukota provinsi, batas kabupaten, dan sebagainya.
Pemakai peta bisa melihat keadaan suatu wilayah. Simbol-simbol peta
berbentuk warna, garis, dan gambar.
a. Warna
Arti warna-warna dalam peta sebagai berikut.
Warna hijau menunjukkan dataran rendah.
Warna kuning menunjukkan dataran tinggi.
Warna cokelat menunjukkan daerah pegunungan.
Warna putih menunjukkan puncak pegunungan yang tertutup salju.
Warna biru menunjukkan daerah perairan (laut, sungai, danau).
Warna biru untuk laut, dibedakan ketajamannya. Gunanya untuk
menunjukkan kedalaman laut. Warna biru tua untuk laut dalam dan
biru muda untuk laut dangkal.
b. Garis
Arti simbol-simbol garis pada peta sebagai berikut.
Gambar 1. Arti simbol-simbol garis
c. Gambar
Ada banyak gambar simbol dalam peta. Arti gambar-gambar
simbol dalam peta sebagai berikut.
9
Gambar 2. Arti simbol
4. Skala
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang
sesungguhnya. Sebuah peta selalu dibuat jauh lebih kecil dari keadaan
yang sebenarnya. Akan tetapi, letak, jarak, dan arahnya seperti keadaan
yang sebenarnya.
Ada dua macam jenis skala, yaitu skala angka dan skala garis. Mari
kita bahas keduanya.
a. Skala angka (skala numerik)
Skala angka disebut juga skala perbandingan. Skala biasanya ditulis
di bagian bawah. Misalnya dalam sebuah peta kita menemukan Skala
1:10.000 (dibaca 1 berbanding 10.000). Ini berarti bahwa jarak 1 cm pada
peta sama dengan 10.000 cm di permukaan bumi. Atau 1 cm pada peta
sama dengan 100 m atau 0,1 km jarak yang sebenarnya.
Misalnya, jarak antara kota A ke kota B di peta adalah 5 cm. Ini
berarti jarak yang sebenarnya dari kota A ke kota B adalah 5 cm X
10.000 cm = 50.000 cm. Kalau dinyatakan dalam meter berarti 500
meter. Kalau dinyatakan dalam kilometer berarti 0,5 km.
b. Skala garis
Skala ini ditunjukkan oleh garis lurus yang dibagi dalam
bagianbagian yang sama. Panjang masing-masing ruas = 1 cm. Mari kita
pelajari contoh skala garis berikut ini.
Gambar 3. Skala Garis
10
Skala garis di atas berarti bahwa 1 cm di peta sama dengan 1 km di
tempat sebenarnya. Bagaimana mengubah skala angka menjadi skala
garis? Mari kita belajar dari contoh berikut. Misalnya dalam sebuah peta
tertulis skala angka 1 : 5.000.000. Kamu tahu ini berarti 1 cm pada peta
sama dengan 5.000.000 cm pada jarak yang sebenarnya (di muka bumi).
Atau, 1 cm pada peta sama dengan 50 km pada jarak sesungguhnya. Jika
skala angka tersebut diubah ke skala garis, gambarnya sebagai berikut.
Gambar 4. Skala Garis
11
BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi dilakukan di kelurahan kalisari, kota surabaya, yang berada
di sepanjang jalan mulyosari
Gambar 5. Lokasi Penelitian
3.2 Data Dan Peralatan
1. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Peta Kelurahan
Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya dan
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
perangkat keras yaitu GPS Navigasi dan Perangkat Lunak yaitu Global
Mapper v. 14.0, AutoCAD Land Desktop 2009, Microsoft Word.
12
Gambar 6. Flowchart pengolahan data
Keterangan:
1. Studi Literatur
Sebelum melakukan penelitian harus terlebih dahulu melakukan studi literatur
mengenai pemetaan partisipatif, transformasi koordinat, overlay peta dll.
2. Pengumpulan Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data gps navigasi, data
kuliner di sepanjang jalan mulyosari, data peta dasar kelurahan. Semua data
tersebut nantinya akan di overlaykan sehingga membentuk sebuah peta partisipatif
3. Transformasi Koordinat
Sistem koordinat pada gps navigasi adalah koordinat UTM sedangkan sistem
koordinat pada peta dasar kelurahan adalah TM 30 sehingga dibutuhkan
transformasi koordinat dari UTM ke TM 30. Untuk mentransformasikan dapat
secara manual/perhitungan dapat juga secara online di alamat berikut:
http://www.hariep.com/transformasi/. Zona TM 30 untuk daerah sepanjang
mulyosari berada pada zona 49.2.
4. Overlay
Hasil yang diperoleh pada gpv navigasi yang sudah di transformasikan ke
koordinat TM 30 dan menjadi point maka langkah selanjutnya adalah
13
mengoverlaykan data point gps navigasi tersebut dengan peta dasar kelurahan
tersebut jika tidak bisa di overlaykan maka prosesnya harus kembali mengukur
koordinat di lapangan tetapi jika sudah sesuai dengan peta dasar maka di
overlaykan dengan data kuliner sebagai atributnya.
5. Analisa
Menganalisa hasil dari overlay peta tersebut, menganalisa hasil transformasi
koordinat dan menganalisa hasil dari pengukuran di lapangan dengan
menggunakan gps navigasi. Setelah hasil di analisa maka dapat disimpulkan apa
yang menjadi tujuan dari penelitian tersebut.
6. Pelaporan
Selanjutnya melakukan pelaporan hasil penelitian, adapun bentuk pelaporannya
yaitu laporan pemetaan partisipatif wisata kuliner sepanjang jalan mulyosari dan
peta partisipatif wisata kuliner sepanjang jalan mulyosari.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
1. Hasil Koordinat Lapangan
Adapun hasil koordinat lapangan wisata kuliner di sepanjang jalan
mulyosari dengan menggunakan gps navigasi adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Daftar Koordinat UTM Kuliner Sepanjang Jalan Mulyosari
Nama Kuliner Koordinat
Restaurant
McD 112.7961050000 E ; -7.2664690000 S
Pizza Hut 112.7960650000 E ; -7.2659640000 S
KFC 112.7961130000 E ; -7.2664630000 S
Sederhana 112.7962410000 E ; -7.2681400000 S
Restu Nature 112.7960630000 E ; -7.2659660000 S
Cafe
Dilon 112.7955940000 E ; -7.2616470000 S
Coffe Grande 112.7962550000 E ; -7.2685530000 S
Lunya 112.7964370000 E ; -7.2681710000 S
Kafetien 88 112.7961260000 E ; -7.2663560000 S
Jungle 112.7957920000 E ; -7.2651540000 S
Warung
Kedai Mas Bro 112.7955190000 E ; -7.2599000000 S
Ampera Padang 112.7956650000 E ; -7.2635440000 S
Depot Lezat 112.7955600000 E ; -7.2614800000 S
Belut Goreng 112.7966490000 E ; -7.2693510000 S
15
Bakso Sapi 112.7966480000 E ; -7.2693430000 S
Padang Siantar 112.7958140000 E ; -7.2654730000 S
Depot Anugrah 112.7955790000 E ; -7.2622680000 S
2. Transformasi Koordinat UTM ke TM 30
Hasil transformasi kordinat UTM ke TM 30 adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Daftar Koordinat TM 30 Kuliner Sepanjang Jalan Mulyosari
Nama Kuliner Koordinat
Restaurant
McD 232696.14884667683, 696541.9971475673
Pizza Hut 232691.76847446154, 696597.8441566579
KFC 232697.03265440668, 696542.6600646484
Sederhana 232711.04534708298, 696357.2040933819
Restu Nature 232691.54748617488, 696597.6231361511
Cafe
Dilon 232640.0711758675, 697075.2623563056
Coffe Grande 232712.56136933228, 696311.5325376696
Lunya 232732.68568684903, 696353.7618762881
Kafetien 88 232698.4758721848, 696554.4914453609
Jungle 232661.68178509513, 696687.4356041839
Warung
Kedai Mas Bro 232631.91539064137, 697268.4551885807
Ampera Padang 232647.77435485876, 696865.4824330832
Depot Lezat 232636.3288378094, 697093.7320640092
Belut Goreng 232756.00953081326, 696223.2592711276
Bakso Sapi 232755.89968933188, 696224.1440029952
16
Padang Siantar 232664.08803795252, 696652.1582283293
Depot Anugrah 232638.37005037468, 697006.5917693697
3. Peta Dasar Jalan
Gambar 7. Peta Dasar Jalan
4. Peta Dasar Bangunan
Gambar 8. Peta Dasar Bangunan
17
5. Peta Dasar Vegetasi
Gambar 9. Peta Dasar Vegetasi
6. Peta Dasar Water Body
Gambar 10. Peta Dasar Water Body
7. Peta Dasar Sepanjang Jalan Mulyosari
Gambar 11. Peta Dasar Sepanjang Jalan Mulyosari
18
8. Hasil Overlay Peta Dasar Kelurahan Kalisari dengan Data
Koordinat Kuliner
Gambar 12. Peta Overlay Kelurahan Kalisari dengan Data Koordinat Kuliner
4.2.Analisa
1. Analisa Koordinat Lapangan
Hasil dari survey lapangan dengan menentukan koordinat-
koordinat tempat kuliner di sepanjang jalan mulyosari di dapatkan 17
tempat kuliner yang dibagi kedalam 5 kelas.
Kelas pertama adalah kelas restoran yang terdiri dari McD, Pizza
Hut, KFC, Sederhana, Resto Nature. Sedangkan kelas kedua adalah
café yang terdiri dari Coffee Grande, Lunya Café, Dilon Café, Kafetien
88, Jungle Café. Kemudian, kelas ketiga adalah warung yang terdiri
dari warung bakso sapi, warung belut goring, warung mas bro, ampere
padang, warung lezat, padang siantar, depot anugrah.
Koordinat yang didapat dari survey lapangan dengan menggunakan
GPS Navigasi dengan merek Garmin adalah koordinat geografis dan
koordinat UTM. Hal ini berbeda dengan sistem koordinat pada peta
dasar kelurahan kalisari yang menggunakan sistem koordinat TM 30.
Sehingga diperlukan transformasi koordinat dari sistem koordinat UTM
yang didapat dari gps navigasi ke sistem koordinat TM 30.
2. Analisa Transformasi Koordinat UTM ke TM 30
Hasil transformasi koordinat tempat kuliner dari UTM ke TM 30 di
tampilan pada Tabel 3. Untuk metransformasikan koordinat UTM ke
TM 30 secara online di alamat http://www.hariep.com/transformasi/.
Pada daerah penelitian, berada pada zona 49.2 hal ini dikarena TM
30 merupakan pembagian bujur setiap 30 dari sistem koordinat UTM
jadi untuk setiap zona dibagi menjadi dua, misalnya zona 49 pada UTM
maka pada TM 30 terdapat zona 49.1 dan zona 49.2
19
Untuk zona 49.2 memiliki batas zona 1110 – 1140 BT sedangkan
meridian tengah 1120 30’ 00” BT. Jika di lihat dari hasil pengukuran di
lapangan pada tempat kuliner untuk semua koordinat pada table 2
berada pada zona 49.2 dengan batas tersebut.
3. Analisa Overlay Peta
Pada proses overlay peta, dari peta dasar kelurahan kalisari dengan
koordinat kuliner yang bersistem koordinat TM 30 didapatkan perbedaan
dari koordinat dilapangan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain:
a. Spesifikasi alat yaitu gps navigasi yang memiliki ketelitian sebesar
3 meter.
b. Waktu pengambilan koordinat, dalam penelitian ini waktu
pengambilan koordinat dilapangan pada jam 11.00 sampai jam
12.00 WIB yang mempengaruhi ketelitian. Waktu yang paling baik
adalah pagi hari dan sore hari.
c. Transformasi koordinat, dalam transformasi koordinat ada
beberapa selisih dari koordinat sebelumnya.
Adapun selisih koordinat dengan kondisi di lapangan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4 Selisih Koordinat GPS dengan Koordinat di Lapangan
Nama Kuliner Selisih
Restaurant
McD 11.7 meter
Pizza Hut 7.1 meter
KFC 10.8 meter
Sederhana 2.2 meter
Restu Nature 6.7 meter
Cafe
Dilon 1.3 meter
Coffe Grande 1.2 meter
Lunya 0.3 meter
Kafetien 88 9.7 meter
Jungle 2.1 meter
20
Warung
Kedai Mas Bro 4,1 meter
Ampera Padang 3.1 meter
Depot Lezat 2.6 meter
Belut Goreng 2.1 meter
Bakso Sapi 1.9 meter
Padang Siantar 0.7 meter
Depot Anugrah 2.2 meter
21
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Koordinat tempat kuliner di sepanjang jalan mulyosari kecamatan
mulyorejo Surabaya adalaha sebagai berikut:
Tabel 3. Daftar Koordinat TM 30 Kuliner Sepanjang Jalan Mulyosari
Nama Kuliner Koordinat
Restaurant
McD 232696.14884667683, 696541.9971475673
Pizza Hut 232691.76847446154, 696597.8441566579
KFC 232697.03265440668, 696542.6600646484
Sederhana 232711.04534708298, 696357.2040933819
Restu Nature 232691.54748617488, 696597.6231361511
Cafe
Dilon 232640.0711758675, 697075.2623563056
Coffe Grande 232712.56136933228, 696311.5325376696
Lunya 232732.68568684903, 696353.7618762881
Kafetien 88 232698.4758721848, 696554.4914453609
Jungle 232661.68178509513, 696687.4356041839
Warung
Kedai Mas Bro 232631.91539064137, 697268.4551885807
Ampera Padang 232647.77435485876, 696865.4824330832
Depot Lezat 232636.3288378094, 697093.7320640092
Belut Goreng 232756.00953081326, 696223.2592711276
Bakso Sapi 232755.89968933188, 696224.1440029952
22
Padang Siantar 232664.08803795252, 696652.1582283293
Depot Anugrah 232638.37005037468, 697006.5917693697
2. Daerah penelitian pada sistem koordinat TM 30 berada di zona 49.2
3. Terdiri dari 5 kelas, diantaranya kelas pertama adalah kelas restoran
yang terdiri dari McD, Pizza Hut, KFC, Sederhana, Resto Nature.
Sedangkan kelas kedua adalah café yang terdiri dari Coffee Grande,
Lunya Café, Dilon Café, Kafetien 88, Jungle Café. Kemudian, kelas
ketiga adalah warung yang terdiri dari warung bakso sapi, warung belut
goring, warung mas bro, ampere padang, warung lezat, padang siantar,
depot anugrah.
4. Selisih koordinat gps navigasi dengan koordinat di lapangan yang
paling besar adalah McD, KFC sedangkan selisih yang paling kecil
adalah Lunya Café dan Warung Padang Siantar.
5.2.Saran
Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam pengambilan koordinat seharusnya pada waktu pagi hari atau
sore hari.
2. Dalam pengambilan data menggunakan alat dengan ketelitian yang
tinggi seperti menggunakan gps geodetik.
23
DAFTAR PUSTAKA
Badan Informasi Geospasial. 2014. SOP Penyelenggaraan Pemetaan Partisipatif
dan Pengendalian Kualitas Peta Partisipatif. JKPP: Bogor
Environmental Services Program. 2006. Pelatihan Pemetaan Partisipatif di
Sekitar Kawasan Daerah Aliran Sungai Deli Desa Bakum, Kecamatan
Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. USAID: Jakarta
Environmental Services Program. 2007. Buku Panduan Pemetaan Partisipatif
Dengan Peta Kulihat Desaku. USAID: Jakarta
Hapsari, Hepi. dkk. 2014. Pemetaan Partisipatif Potensi Desa (Studi Kasus: Desa
Selopatak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto). Jurusan Teknik
Geomatika FTSP ITS: Surabaya
Iwan, Ramses. dkk. 2001. Pemetaan Partisipatif dan Penyelesaian Konflik Batas.
Center For International Forestry Research: Jakarta.
Johana, Feri. Dkk. 2013. Perencanaan Tata Ruang Secara Partisipatif. World
Agroforestry Centre (ICRAF): Bogor.
24
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Primer
Gambar 13. Melakukan wawancara dengan perangkat kelurahan kalisari, Surabaya.
Lampiran 2. Dokumentasi
Gambar 14. Pizza Hut
Gambar 15. Kedai Mas Bro
25
Gambar 16. Coffee Grande
Lampiran 3. Data Sekunder
Gambar 17. Tampilan Website Coffee Grande
Gambar 18. Tampilan Website Pizza Hut
top related