laporan labling
Post on 02-Dec-2015
60 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seluruh
proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup berlangsung dalam media air. Air
dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk berbagai keperluan seperti keperluan
rumah tangga, pertanian, transportasi, bahkan sampai industri.
Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah-
limpah akan tetapi ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia
relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor.
Air sebagai pelarut universal, memiliki kemampuan untuk melarutkan berbagai zat,
mulai fase gas dari udara, fase cair dari berbagai larutan, fase padat dan juga
mikroorganisme. Oleh karena itu air banyak sekali mengandung berbagai zat terlarut
maupun tidak terlarut, sehingga air sangat sukar diperoleh dalam keadaan murni.
Sumber air alami yang berupa air permukaan dan air tanah pada dasarnya hanya dapat
diperoleh kalau lingkungan alamnya tidak terganggu atau berubah fungsi. Jadi
ketersediaan dan keberlangsungan sumber air itu juga amat tergantung pada
kesungguhan dalam menjaga kelestarian lingkungan khususnya yang berkaitan dengan
keberadaan sumber air bersih. Sumber air bersih yang baik, yaitu yang dapat memenuhi
persayaratan air besih (kualitas) dan lainnya yaitu kuantitasnya (debit air per detik).
Oleh karena itu, perlu adanya analisa kualitas air tersebut. Agar analisa terbukti secara
akurat, perlu adanya tata cara pengambilan sampel yang baik dan benar.
Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Untuk
mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang
mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai
hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas, sumber daya air telah mengalami
penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang terus meningkat.
Apabila kandungan berbagai zat tersebut tidak mengganggu kesehatan manusia, maka
air dianggap bersih. Air dikatakan tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kualitas
air, dimana kandungan berbagai zat sudah melebihi ambang batas. Ambang batas kadar
zat dalam air berbeda-beda untuk jenis air sesuai peruntukannya. Misalnya kadar zat
untuk air minum berbeda ambang batasnya dengan kadar suatu zat untuk industri. Hal
ini telah diatur oleh pemerintah atau pihak berwenang yang telah dibakukan dalam
sebuah surat keputusan.
Pada praktikum kali ini akan mengetahui bagaimana cara pengukuran parameter-
parameter yang ada pada air permukaan. Praktikum sampling air kali ini akan
mempelajari tata cara pengambilan sampel yang baik dan benar. Adapun yang
melatarbelakangi dilaksanakannya praktikum kali ini agar praktikan dapat mengetahui
teknik pengambilan sampel air dengan benar.
Oleh karena itu, dengan adanya praktikum ini, diharapkan kedepannya mahasiswa dapat
menganalisa kualitas air dengan akurat, karena diawali dengan teknik pengambilan
sampel yang benar dan representatif.
1.2 Tujuan Praktikum
- Mengetahui teknik atau tata cara dalam pengambilan sampel yang baik dan benar
menurut Standard Operation Procedure
- Mengetahui jenis-jenis sampling
- Mengetahui maksud dan tujuan cara-cara pengambilan air sampel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Air
Persyaratan kualitas air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang
tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis. Adanya penyebab
penyakit di dalam air dapat menyebabkan efek langsung dalam kesehatan. Penyakit-
penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro penyebabnya dapat masuk ke dalam
air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Jujubandung,
2012).
Kualitas air pada dasarnya dapat dilakukan dengan pengujian untuk membuktikan
apakah air itu layak dikonsumsi. Penetapan standar sebagai batas mutu minimal yang
harus dipenuhi telah ditentukan oleh standar Internasional, standar Nasional, maupun
standar perusahaan. Di dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2001 tentang kualitas dan pengendalian pencemaran air disebutkan bahwu mutu
air telah diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yang terdiri dari :
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan
untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegiatan
tersebut.
2. Kelas dua, air yang diperuntukannya dapat digunakan untuk prasarna/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanian, dan
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
3. Kelas tiga, yang diperuntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan peruntukan lain yang
persyaratan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
4. Kelas empat, air yang diperuntukannya lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut (Jujubandung, 2012).
H2O merupakan rumus kimia air yang hanya berlaku untuk air bersih seperti akuades,
akuademin, dan sebagainya. Sedang untuk air alami yang berada di dalam sungai,
kolam, laut, danau, dan sumber-sumber lainnya akan menjadi H2O ditambah dengan
faktor yang bersifat biotik dan faktor yang bersifat abiotik (Jujubandung, 2012).
Dalam hal ini kualitas air bersih harus memenuhi persyaratan yang tertuang dalam
peraturan Menteri Kesehatan RI No.173/Men.Kes/Per/VIII/77 dimana setiap komponen
yang diperkenankan berada di dalamnya harus sesuai. Kualitas tersebut menyangkut:
a) Kualitas fisik
Yang meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa. Kekeruhan air dapat
ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik yang terkandung di
dalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang berasal dari buangan. Dari segi
estetika, kekeruhan di dalam air dihubungkan dengan kemungkinan pencemaran oleh
air buangan.
b) Kualitas kimia
Yang berhubungan dengan ion-ion senyawa ataupun logam yang membahayakan, di
samping residu dari senyawa lainnya yang bersifat racun, seperti residu pestisida.
Dengan adanya senyawa-senyawa ini kemungkinan besar bau, rasa, dan warna air
akan berubah, seperti umum yang disebabkan oleh adanya perubahan pH air. Pada
saat ini kelompok logam berat seperti Hg, Ag, Pb, Cu, dan Zn tidak diharapkan
kehadirannya di dalam air.
c) Kualitas biologi
Berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen pencemar (terutama bakteri colli)
dan penghasil toksin. Untuk mengetahui adanya pencemaran oleh fecal colli dapat
digunakan coliform indeks, yaitu indeks untuk menyatakan kualitas air dari segi
hygiene. Dalam 1 gram feaces biasanya rata-rata terdapat sejumlah coliform bakteria.
Standardisasi bakteriologis air ditentukan dengan perkiraan terdekat jumlah kuman
golongan colli dalam setiap 100 mL contoh air, yaitu yang biasa disebut degan istilah
Most Probable Number of Coliform Organisme (MPN) (Sujahjo, 2008).
2.2 Perencanaan Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel adalah suatu prosedur tertentu yang diikuti apabila suatu substansi,
bahan atau produk diambil untuk keperluan pengujian sampel yang representatif dari
keseluruhannya. Karena itu, pengambilan sampel harus mewakili kumpulannya dan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: perencanaan pengambilan sampel, petugas
pengambil sampel, prosedur pengambilan sampel, peralatan pengambil sampel yang
digunakan, frekuensi pengambilan sampel, keselamatan kerja dan dokumentasi terkait
pengambilan sampel. Proses pengambilan sampel jika tidak dilakukan secara
benar, maka secanggih apapun peralatan yang dipergunakan tidak akan menghasilkan
data yang dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya (Sujahjo, 2008).
Pengambilan sampel harus memenuhi kesesuaian terhadap standar baku yang telah
diakui baik secara internasional maupun nasional, seperti standar EPA, WHO, maupun
SNI, jika tidak akan mengakibatkan langkah-langkah selanjutnya seperti pengawetan,
transportasi, penyimpanan, preparasi, maupun pengujian di laboratorium, akan sia-sia
serta membuang waktu dan biaya (Sujahjo, 2008).
Maksud pengambilan contoh uji (sampling) adalah mengumpulkan volume contoh uji
yang akan diteliti dengan jumlah sekecil mungkin, tetapi masih mewakili
(representatif), yaitu masih mempunyai sifat-sifat yang sama dengan sumber contoh
tersebut (misal badan air/sungai, danau/waduk, mata air, sumur, dan lain-lain) (Sujahjo,
2008).
Pengambilan sampel yang telah direncanakan dengan baik akan mendukung
pelaksanaan yang optimal. Dengan demikian pengambilan sampel merupakan tahap
awal yang dilakukan dalam penentuan kualitas air, yang akan menentukan hasil
pekerjaan pada berikutnya (Anonim, 2011).
Secara garis besar prosedur pengambilan sampel terdiri dari perencanaan, persiapan,
pelaksanaan pengambilan sampel serta Quality Asurance (QA) dan Quality Control
(QC) pengambilan sampel. Hal penting bagi pengambil sampel sebelum ke lapangan
adalah menyusun perencanaan dalam suatu dokumen yang membantu dalam setiap
tahapan pengambilan sampel secara jelas dan sistematik (Anonim, 2011).
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan pengambilan sampel adalah :
a) Menentukan tujuan pengambilan sampel
b) Menentukan alat pengambil sampel yang sesuai
c) Menentukan apakah pengambilan sampel harus sesuai dengan standar atau
peraturan tertentu
d) Menentukan metode analisis
e) Pemilihan teknik sampling dan menetukan apakah sampling dilakukan secara
random atau acak
f) Menentukan jumlah, volume dan jenis wadah sampel
g) Menentukan waktu, lokasi sampling dan jenis sampel
h) Menentukan frekuensi sampling
i) Menyiapkan pengendalian mutu
j) Menyiapkan dokumentasi (daftar periksa persiapan pengambilan sampel, formulir
rekaman dat pengambilan sampel, laporan pengambilan sampel).
k) Pengamanan sampel terdiri dari :
- Identifikasi/pengkodean sampel
- Pengemasan sampel
- Penyegelan wadah sampel, bila diperlukan
- Penyimpanan sampel di laboratorium (Anonim, 2011).
2.3 Wadah Sampel
Persyaratan wadah penyimpan sampel, sebagai berikut :
- Terbuat dari bahan gelas atau plastik polyethylene (PE) atau polypropylene (PP)
atau teflon (Poli Tetra Fluoro Etilen, PTFE);
- Dapat ditutup dengan kuat dan rapat;
- Bersih dan bebas kontaminan;
- Tidak mudah pecah atau bocor;
- Tidak berinteraksi dengan sampel.
Wadah sampel sebelum digunakan terlebih dahulu harus dibersihkan/dicuci dan
tergantung dari jenis sampel uji (Anonim, 2010).
2.4 Pengawetan Sampel
Pengawetan sampel meliputi perlakuan pendinginan, pengaturan pH, penambahan
bahan kimia untuk mengikat polutan yang akan dianalisis.
a) Perlakuan pendinginan
Perlakuan pendinginan sampel dengan menggunakan dry ice dalam ice box pada
suhu 4°C ± 2°C, kemudian wadah sampel ditutup rapat sehingga tidak ada
pengaruh udara dari luar.
b) Perlakuan pengaturan pH
Perlakuan pengaturan pH bertujuan untuk cross check penambahan bahan kimia
sebagai bahan pengawet pada sampel yang ditentukan berdasarkan parameter uji
(sesuai persyaratan).
c) Perlakuan penambahan bahan kimia
Perlakuan penambahan bahan kimia dilakukan setelah sampel diambil, untuk tetap
memelihara keutuhan dan memastikan tidak terkontaminasi, atau mencegah
terjadinya perubahan. Bahan kimia yang digunakan untuk pengawetan harus
memenuhi persyaratan parameter uji untuk analisis dan tidak mengganggu atau
mengubah kadar zat yang akan di uji, dengan tujuan menghambat aktivitas
mikroorganisme dan mengurangi penguapan gas serta bahan-bahan organik, yang
dilakukan mulai dari lokasi pengambilan sampel sampai analisis di laboratorium.
Batas penyimpanan maksimum sampel tergantung pada karakteristik sampel, sifat
parameter uji dan teknik pengawetan (Anonim, 2010).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan pereaksi untuk pemeriksaan
contoh air sebagai berikut:
- Tidak menyimpan bahan kimia terlalu banyak dan terlalu lama (maksimal
penyimpanan 3 bulan). Karena zat tersebut dapat menua.
- Tidak membuat larutan kerja yang terlalu banyak karena zat kimia yang terlarut
lebih sulit diawetkan.
- Tempat penyimpanan harus selalu ditutup dengan baik supaya zat kimia tidak
terkena kelembaban udara dan jamur tidak dapat tumbuh.
- Apabila bahan kimia mengandung kristal, air harus dihitung bersama dengan unsur
pokok senyawa, dalam kasus ini tawas, karena air terikat dan tidak lenyap selama
pengeringan dalam oven pada 105°C.
- Bahan kimia yang mengandung air kristal atau yang dapat berubah bentuknya pada
105°C sebaiknya dikeringkan pada 60°C saja, kemudian didinginkan dalam
desikator atau dikeringkan selama beberapa hari di dalam desikator (Anonim,
2010).
2.5 Jenis Contoh Uji
Ada 3 (tiga) jenis contoh uji sampel, yaitu:
a) Sampel Sesaat atau Grab Sample
Contoh uji yang diambil di satu titik dan di suatu saat atau volume contoh uji yang
diambil langsung dari badan air yang sedang diteliti.
b) Sampel Sesaat Terpadu atau Integrated Sample
Contoh uji yang diambil dari beberapa aliran pada saat atau waktu yang sama.
pengambilan contoh uji dengan cara ini adalah untuk mewakili seluruh badan air
pada saat yang sama, misal untuk mengetahui beban pencemaran aliran-aliran
bagian terhadap sungai induk. Contoh uji terdiri dari n (n= aliran bagian), dimana
volume setiap contoh uji sebanding dengan debit aliran masing-masing aliran
bagian, yaitu:
Volumecontohbagian iVolume contohterpadu
= Debit aliranbagiani
Debit total
(i = 1,2,3,....n)
c) Sampel Campuran atau Composite Sample
Contoh uji yang diambil di satu titik pada beberapa saat. Jenis contoh uji cara ini
adalah dimaksudkan untuk mewakili secara merata perubahan parameter pada suatu
badan air yaang sedang diteliti selama masa yang cukup panjang secara mendetail
dengan pekerjaan yang terbatas. Contoh campuran meliputi x menit dan terdiri dari
y contoh bagian yang diambil setiap x/y menit, dengan volume tiap contoh uji
sesuai dengan volume air yang mengalir melalui titik pengambilan contoh dalam
waktu x/y menit (sekitar pengambilan contoh tersebut) sehingga:
Volumeconto h bagianiVolume contoh terpadu
= Volume air selama
xy
menit
Seluru h volume air selama xmenit
Untuk pengambilan sampel campuran biasanya digunakan alat pengambilan sampel
otomatis yang dilengkapi dengan pengukur debit. Tetapi bila alat tersebut tidak ada,
maka contoh bagian diambil dengan volume yang diperkirakan cukup, kemudian debit
air dihitung secara manual (penampamg sungai x kecepatan aliran). Dengan rumus di
atas maka volume setiap sampel bagian dapat dihitung untuk digabungkan/dicampur
menjadi sampel campuran (Anonim, 2010).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
3.1.1 Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 Oktober 2012. Pada pukul
10.00 - 11.20 WITA.
3.1.2 Tempat Pelaksanaan
Lokasi tempat pengambilan sampel disamping Gedung III Fakultas Teknik Universitas
Mulwarman, parit depan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, dan kolam depan
Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
- Botol dengan volume 100 ml
- Tali rafia
- Batu (pemberat)
- Kayu
- Bunsen
- Korek api
- Kamera
3.2.2 Bahan
1. Air sampel
2. Alumunium foil
3. Kapas
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Sampling Pada Air Kran
1. Dipilih kran yang memiliki hubungan langsung dengan sambungan utama.
2. Dipastikan kran tidak mengalami kebocoran dan dalam keadaan baik.
3. Dipastikan tidak ada aksesoris yang ada pada mulut kran (karet).
4. Dibuka kran selama 1 menit dan setelah itu ditutup.
5. Kran disterilisasi (dipanaskan) dengan menggunakan bunsen.
6. Setelah itu dibuka kembali kran selama 1 menit.
7. Botol sampel disterilisasi (dipanaskan) juga menggunakan bunsen.
8. Diambil air dari kran (tidak menyentuh mulut kran).
9. Ditunggu sampai air yang ada dalam botol tersebut meluap.
10. Dibuang sebagian air sampai di dalam botol tersisa 3/4 bagian.
11. Kemudian disterilisasi kembali botol.
12. Langsung ditutupi kapas dan dilapisi lagi dengan alumunium foil.
3.3.2 Air Permukaan Langsung
1. Botol disterilisasi dan dipegang bagian bawah botol.
2. Dicelupkan botol sedalam lebih kurang 20 cm dengan mulut botol menghadap
bawah kemudian di arahkan mulut botol dengan arah melawan arus aliran.
3. Ditunggu sampai tidak ada gelembung yang terlihat.
4. Diangkat dan dibuang air sampai memenuhi 3/4 bagian tersisa.
5. Disterilisasi botol (dipanaskan) menggunakan bunsen.
6. Ditutupi dengan kapas di mulut botol dan dilapisi dengan alumunium foil.
3.3.3 Air Permukaan Tidak Langsung
1. Botol disterilisasi, tapi sebelumnya sudah diikat botol bagian bawah dengan batu
dan diikat dengan tali.
2. Diturunkan perlahan-lahan botol dengan memegang talinya.
3. Dibiarkan sejenak sampai tidak ada gelembung yang terlihat.
4. Setelah tidak ada terlihat gelembung diangkat dan dibuang sebagian air
sampai memenuhi 3/4 bagian botol yang tersisa.
5. Disterilisasi botol (dipanaskan).
6. Ditutup dengan kapas dan dilapisi dengan alumunium foil.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
REKAMAN DATA PENGAMBILAN
SAMPEL LINGKUNGAN
1. Nama Pengambilan Sampel : Pengambilan contoh air untuk analisa
mikrobiologi
2. Tanggal Pengambilan Sampel : 13 Oktober 2012
3. Jam Pengambilan Sampel : - 10.30 WITA (sampling kran)
- 10.50 WITA (sampling air permukaan
langsung)
- 11.10 WITA (sampling air kran tidak langsung)
4. Lokasi Pengambilan Sampel : - Kran air utama Gedung III Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman (sampling air kran)
- Parit di depan Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman (sampling permukaan langsung)
- Kolam di depan Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman (sampling air tidak langsung)
5. Uraian Sampel : Air kran, air parit, dan air kolam
6. Tipe Sampel :
Gabungan Waktu Gabungan Tempat Sesaat
1) Interval Waktu : ± 20 menit
2) Volume Sub Sampel : 75 ml
3) Total waktu yang dibutuhkan : 1 jam
4) Sampel tidak diambil pada jam :
7. Acuan metode pengambilan sampel : - Metode sampling air kran
- Metode sampling air permukaan langsung
- Metode sampling air permukaan tidak
langsung
No.
Urut
Titik Pengambilan Sampel
(bila diperlukan gunakan
koordinat)
Diagram/sketsa/foto lokasi/pengambilan
sampel
1 Pengambilan sampel air kran
di Gedung III Fakultas
Teknik Universitas
Mulawarman
2 Pengambilan sampel air
permukaan langung di parit
depan Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman
3 Pengambilan sampel air
permukaan tidak langsung di
kolam Fakultas Teknik
Universitas Mulwarman
Rincian kondisi lingkungan selama
pengambilan sampel yang dapat
mempengaruhi intepretasi hasil
pengujian:
1. Metode Sampling Kran
Kran yang digunakan berada di
Gedung III Fakultas Teknik.
Kran yang biasanya digunakan
untuk mencuci tangan.
2. Metode Sampling Air
Permukaan Langsung. Air parit
tersebut berasal dari
pembuangan Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman.
3. Metode Sampling Air
Permukaan Tidak Langsung
Percobaan ini dilakukan di
danau depan Fakultas Teknik
Unmul. Di samping danau
tersebut terdapat asrama
mahasiswa Universitas
Mulawarman.
Hasil pengukuran parameter lapangan
4.2 Pembahasan
Kendala-kendala yang dialami pada saat praktikum kali ini adalah di sesi sampling air
kran, bunsen susah dinyalakan. Karena sumbu bunsen terkena air. Sehingga
memerlukan waktu untuk menyalakannya. Yang pada akhirnya langsung menggunakan
korek api untuk mensterilisasi botol sampel. Kemudian di sesi sampling air permukaan
langsung yang harusnya air permukaan tersebut memiliki aliran, pada kenyataannya
tidak ada aliran yang bergerak. Sehingga praktikan membuat sendiri aliran dari balok
kayu yang digerakkan. Dan pada sesi sampling air tidak langsung, seharusnya pemberat
dan botol sampel tidak menyatu. Jadi pada saat mengambil botol sampel, pemberat
tidak ikut terangkat. Hal ini dilakukan dikarenakan waktu yang mendesak. Selain itu,
selama praktikum tidak ada yang mendokumentasikannya. Sehingga, setelah
berakhirnya praktikum, para praktikan kembali ke rute awal praktikum untuk
mendokumentasikannya. Yang pada akhirnya dokumentasi atau foto-foto yang diambil
tidak maksimal.
Pengambilan sampel sesi sampling kran pertama-tama dipilihlah kran yang memiliki
hubungan langsung dengan sambungan utama dan memastikan bahwa kran dalam
keadaan baik dan tidak mengalami kebocoran. Kemudian, dipastikan bahwa tidak ada
aksesoris yang menempel pada mulut kran. Setelah semua dipastikan dengan baik
langsung dibuka kran selama 1 - 2 menit dan ditutup kembali. Setelah ditutup krannya,
disterilisasi kran dengan cara dipanaskan menggunakan bunsen. Setelah disterilisasi
dibuka kembali kran air dan ditunggu selama 1 - 2 menit. Selagi menunggu kran air
yang dibuka, botol sampel disterilisasi dengan cara dipanaskan. Langsung diambil
sampel air tanpa mengenai krannya langsung. Ditungggu sampai air meluap keluar dari
botol sampel. Dibuang sebagian isi air sampai di dalam botol sampel tersisa 3/4 bagian
botol sampel. Setelah itu, disterilisasi mulut botol sampel. Akhirnya mulut botol sampel
ditutup dengan kapas dan dilapisi atasnya dengan alumunium foil.
Pada sesi sampling air permukaan langsung, pertama-tama botol disterilisasi terlebih
dahulu dan dipegang bagian bawah botol sampel. Dicelupkan botol sedalam lebih
kurang 20 cm dengan mulut botol sampel menghadap bawah pada awalnya. Setelah
beberapa saat langsung diarahkan melawan aliran arus air permukaan. Ditunggu sampai
tidak ada gelembung yang keluar dari botol sampel. Diangkat setelah penuh kemudian
dibuang sebagian air dalam botol sampel hingga tersisa 3/4 bagian saja yang tersisa.
Disterilisasi mulut botol sampel dengan cara dipanaskan. Ditutup dengan kapas di
bagian mulut botol dan dilapisi bagian atasnya dengan alumunium foil.
Pada sesi sampling air permukaan tidak langsung, pertama-tama disterilisasi botol
sampel, namun sebelumnya botol sampel sudah diikat bersama pemberat (batu).
Kemudian perlahan-lahan diturunkan talinya ke dalam air dengan memegang tali.
Setelah masuk ke dalam air dibiarkan sejenak sampai tidak ada gelembung yang keluar
dari botol sampel. Setelah tidak ada terlihat gelembung yang keluar, diangkat botol
sampel dan dibuang sebagian air sampai tersisa 3/4 bagian dari botol sampel. Setelah
itu, disterilisasi mulut botol sampel dengan cara dipanaskan. Ditutup bagian atas mulut
botol sampel dengan kapas dan dilapisi bagian atasnya dengan alumunium foil.
Botol sampel perlu disterilisasi sebagai usaha untuk membebaskan alat atau bahan dari
segala macam bentuk kehidupan terutama mikroba atau bebas dari segala mikroba baik
pathogen maupun tidak. Disterilkan dengan cara dipanaskan/dibakar untuk
menghasilkan kondisi yang benar-benar steril.
Tujuan dari pengambilan sampel di sesi sampling air kran yaitu merupakan salah satu
bagian yang tak terpisahkan dari sistem pengukuran kualitas air, yaitu untuk
mendapatkan data kualitas air yang akurat dan valid. Pada pengambilan sampel air,
yang dilakukan pada praktikum kali ini menggunakan sampel air kran dimana cara
pengambilan tersebut haruslah berdasarkan prinsip aseptis begitu pula dengan
pengukuran air permukaan langsung dan permukaan tidak langsung tujuan
dilakukannya adalah untuk mengumpulkan sebagian material/bahan dalam volume yang
cukup kecil yang mewakili material/bahan yang akan diperiksa secara tepat/teliti untuk
dapat dibawa dengan mudah dan diperiksa di laboratorium. Hal ini berarti bahwa
perbandingan atau konsentrasi relatif yang tepat dari semua komponen dalam sampel
akan sama seperti dalam material yang disampling. Serta tidak mengalami perubahan-
perubahan yang berarti dalam komposisinya sebelum pemeriksaan dilakukan.
Praktikum air permukaan langsung maupun tidak langsung dengan benar di kolam
depan Fakultas Teknik Universitas Mulwarman.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Teknik sampling yang dilakukan ada 3 metode cara kerja antara lain, pada sesi
pengambilan sampel di kran metode kerja yang dilakukan tidak rumit. Cukup
mengisi botol sampel dengan cara menghadapkan botol sampel ke arah kran.
Kemudian sesi pengambilan sampling air permukaan langsung metode kerja yang
dilakukan cukup menyelupkan botol sampel menggunakan tangan sedalam 20 cm
dengan arah melawan arus aliran air permukaan. Yang terakhir sesi pengambilan
sampling air permukaan tidak langsung. Disini membutuhkan pemberat dan tali
dikarenakan jangkaun air permukaan yang sulit dijangkau. Dengan menurunkan tali
beserta pemberat dan botol sampel ke air permukaan dan ditunggu sampai tidak ada
gelembung udara yang keluar.
- Ada 3 jenis sampling, antara lain:
- Sampel Sesaat atau Grab Sample
Contoh uji yang diambil di satu titik dan di suatu saat atau volume contoh uji
yang diambil langsung dari badan air yang sedang diteliti.
- Sampel Sesaat Terpadu atau Integrated Sample
Contoh uji yang diambil dari beberapa aliran pada saat atau waktu yang sama.
pengambilan contoh uji dengan cara ini adalah untuk mewakili seluruh badan air
pada saat yang sama, misal untuk mengetahui beban pencemaran aliran-aliran
bagian terhadap sungai induk.
- Sampel Campuran atau Composite Sample
Contoh uji yang diambil di satu titik pada beberapa saat. Jenis contoh uji cara ini
adalah dimaksudkan untuk mewakili secara merata perubahan parameter pada
suatu badan air yaang sedang diteliti selama masa yang cukup panjang secara
mendetail dengan pekerjaan yang terbatas.
- Pada percobaan dengan menggunakan metode sampling air permukaan secara
langsung dan tidak langsung, botol hanya diisi 3/4 bagian dari ukuran botol, ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kontaminasi air sampel dengan tutup
botol atau kapas penutup. Pengambilan sampel pada air permukaan air
langsung yaitu berlawanan arah arus sungai, agar bakteri yang terlarut dalam aliran
air dapat ditangkap dalam botol sampel.
5.2 Saran
- Sebaiknya peralatan di laboratorium lebih dilengkapi lagi agar kinerja praktikan
pada saat praktikum lebih optimal.
- Sebaiknya lokasi praktikum tidak hanya di sekitaran kampus saja, namun juga
berada di luar Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2010. Teknik Pengambilan Sampel Air.
http://dc195.4shared.com/doc/FcY99a5c/preview.html. Diakses pada tanggal 13
Oktober 2012 pada pukul 13:49 WITA
2. Anonim. 2011. Cara Pengambilan Contoh Air Untuk Pengujian Fisika Kimia.
http://xa.yimg.com/kq/groups/16123388/1129336008/name/
Buku+Panduan+KSEP.pdf. Diakses pada tanggan 13 Oktober 2012 pada pukul
14:17 WITA
3. Jujubandung. 2012. Pengambilan Contoh Air.
http://jujubandung.wordpress.com/2012/06/08/pengambilan-contoh-air-2/.
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012 pada pukul 14:00 WITA
4. Sujahjo, Nurhasanah. 2008. Pengambilan Contoh Air Dan Pengujian Kualitas
Air. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Teknik+sampling+
%26+Analisis+Kualitas+Air&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CDgQFjAE
&url=http%3A%2F%2Flecturer.poliupg.ac.id%2F~aksanjamal
%2F05.%2520Pengambilan%2520Contoh%2520dan%2520Kualitas
%2520Air.doc&ei=MwN5UMTICcurrAeozoDYCw&usg=AFQjCNH5lBIENvc
m_VFNpt9Y8nMZds12Vg. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012 pada pukul
14:05 WITA
top related