laporan kemajuan hibah kkn-ppm -...
Post on 02-Mar-2019
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
LAPORAN KEMAJUANHIBAH KKN-PPM
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
Oleh:
Dr. drh. Razali M. Si. NIDN. 0003076801 (Ketua Tim)Ir. Cut Aida Fitri, M. Si NIDN. 0012016703 (Anggota Tim)Drh. Hamdani B, M. P NIDN. 0019086002 (Anggota Tim)
Dibiayai oleh:Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan PengembanganKementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Kontrak Pengabdian MasyarakatNomor: 014/SP2H/PPM/DPRM/IV/2017 tanggal 3 April 2017
UNIVERSITAS SYIAH KUALASEPTEMBER, 2017
OPTIMALISASI HASIL SAPI POTONG MELALUI TEKNOLOGIPEMBUATAN AMONIASI UREA JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN
TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI SILO
ii
iii
RINGKASAN
Tujuan dari KKN-PPM ini adalah meningkatkan pengetahuan danketerampilan masyarakat dalam teknik pembuatan amoniasi urea jerami padisebagai pakan ternak dengan berbagai silo untuk meningkatkan produksi sapipotong. Kegiatan yang digagas oleh lembaga mitra LPPM Universitas SyiahKuala dan kelompok sasaran yaitu petani/ peternak sapi di Desa Cot KariengKecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar. Kendala utama dalampeningkatan nilai tambah jerami sebagai pakan alternatif sapi potong di Desatersebut adalah kurangnya motivasi dan minimnya inovasi peternak dan adopsiteknologi pembuatan amoniasi urea jerami padi dengan penggunaan beberapa silo.Masalah mahalnya harga pakan dan kesulitan penyediaan pakan dalam musimkemarau menginspirasi kami membantu petani/ peternak dalam memperkenalkandan mendemonstrasikan teknologi pembuatan amoniasi jerami sebagai pakanternak alternatif berdasarkan beberapa silo yang dapat dilakukan. Pakan ternakyang dihasilkan adalah pakan yang dapat diaplikasikan secara mudah dan dapatdisimpan lama oleh peternak untuk peningkatan produksi ternak sapi.
Pelaksanaan KKN-PPM ini melibatkan dosen pembimbing lapangan dariUniversitas Syiah Kuala sebanyak 3 orang, mahasiswa sebanyak 35 orang dankelompok sasaran petani atau peternak sapi Desa Cot Karieng sebanyak 40 orang.Metode pendekatan yang digunakan dalam kegiatan KKN-PPM ini adalahpendekatan individu dan kelompok. Tahapan pelaksanaan kegiatan mencakuppembekalan mahasiswa tentang tujuan, program dan metode pelaksanaan KKN-PPM, evaluasi, dan pembuatan laporan. Setelah itu akan dilaksanakan lokakaryadesa dan demplot teknologi pembuatan amoniasis dengan memanfaatkan beberapasilo yang ada. Dari kegiatan KKN-PPM ini target dan luaran yang ingin dicapaiadalah meningkatnya keinginan dan pengetahuan serta keterampilan petani ataupeternak dalam teknologi pembuatan amoniasis jerami dengan penggunaanbeberapa silo yaitu silo plastik, silo drum, dan silo lobang tanah. Hasilnya adalahkeinginan peternak untuk membuat pakan alternatif ini bertambah besar dengandibuktikannya bahwa pakan alternatif hasil produksi yang dibuat oleh pesertaKKN PPM semuanya habis. Petani atau peternak merasa yakin dapatmemproduksi sendiri pakan alternatif tersebut setelah mahasiswa KKN-PPMmeninggalkan desa ini. Setelah pelaksanaan kegiatan KKN-PPM selesaidiharapkan masyarakat dapat melanjutkan semua program secara terpadu danberkesinambungan untuk menggalakkan dan memasyarakatkan pembuatanamoniasi jerami sebagai pakan alternatif bagi ternak berbasis sumberdaya lokalyaitu limbah jerami.
Kata kunci : silo, pakan alternatif, jerami padi, Cot Karieng
4
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang senantiasa memberikan nikmat
kesehatan dan kesempatan sehingga Laporan Kemajuan Kualiah Kerja Nyata-Pembelajaran
Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM)-2017 ini dapat diselesaikan. Tidak lupa pula shalawat
beriring salam kita sanjung sajikan ke pangkuan alam baginda yang mulia Rasulullah
Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang telah menerangi dunia ini dengan ilmu
pengetahuan.
Tujuan penulisan Laporan Kemajuan ini adalah untuk memaparkan semua kegiatan
pengabdian KKN-PPM yang telah dilaksanakan di masyarakat selama KKN-PPM berlangsung
yaitu dari tanggal 19 Juli 2017 sampai dengan tanggal 19 Agustus 2017, sekaligus merupakan
rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Syiah Kuala. Penulisan laporan
ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Kemenristek Dikti, yang telah memberikan kepercayaan pengabdian.2. Bapak Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng selaku Rektor Unsyiah3. Bapak Prof. Dr. Drh. Tongku Nizwan Siregar, M.P selaku Ketua Bapel KKN Unsyiah4. Bapak Ir. Cut Aida Fitri, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL 2)5. Bapak drh. Hamdani B, MP. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL 3)6. Bapak Sabirin Razali selaku Keuchik Gampong Cot Karieng7. Bapak Camat Kecamatan Blangbintang dan Bapak Kapolsek.8. Seluruh Perangkat Desa dan Masyarakat Gampong Cot Karieng9. Seluruh Mahasiswa KKN-PPM 2017 yang saling membantu dalam setiap kegiatan KKN.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat terbatas dan masih jauh darikesempurnaan. Namun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan laporan ini.Oleh karena itu, kritik serta saran yang bersifat membangun sangat kami perlukan untukkesempuraan laporan ini. Demikianlah semoga laporan ini bermanfaat bagi kami dan pembaca.
5
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN................................................................ ii
RINGKASAN........................................................................................ iv
PRAKATA………………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI..................................................................................... iii
DAFTAR TABEL …………………………………………………. iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. vi
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................ 4
BAB 2. TARGET DAN LUARAN.................................................... 14
BAB 3. METODA PELAKSANAAN.............................................. 15
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI……………........ 20
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI……………… 21
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ………………. 22
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ………………… ……… 22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 23
LAMPIRAN........................................................................................ 24
6
DAFTAR TABEL
Halaman
Jenis Kegiatan Sosial Gampong Cot Karieng ….………………… 6dalam Kehidupan Sehari – hari
Data Jenis Mata Pencaharian Warga Masyarakat Cot Karieng…… 7
Kelembagaan Petani ……………………………………………… 12
Tingkat Pendidikan Kelompok Sasaran …………………………. 13
Tingkat Umur Kelompok Sasaran ………………………………… 13
Jam Efektif Mahasiswa pada KKN PPM ………………………… 18
Rencana Tahapan kegiatan selanjutnya ………………………….. 22
7
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kecamatan Blang Bintang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Aceh Besar
terdiri dari 26 desa dengan luas 70,51 km2. Potensi utama kecamatan Blang Bintang adalah
bidang pertanian, perkebunan dan peternakan. Potensi bidang peternakan yang menonjol
terlihat dengan banyaknya masyarakat yang memelihara sapi, kerbau, kambing ayam, dan
bebek pada lahan lebih kurang 25,00 km2. Hasil dan potensi tersebut diharapkan mampu
mendukung program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintah. Disamping itu
potensi peternakan di Kecamatan Blang Bintang sangat diperhitungkan. Jumlah sapi potong
10.250 ekor, kerbau 1500 ekor, kambing 1450 ekor dan domba 755 ekor. Potensi lain terdapat
sarana pendidikan yang memadai yaitu TK 3 unit, SD/MIN 8 unit, SMP/MTSN 4 unit,
SMA/MAN 2 unit, pantai asuhan 1 unit. Fasilitas lainnya di Kecamatan Blang Bintang juga
terdapat sarana kesehatan Puskesmas 1unit, Pustu 4 unit, Poskesdes 26 unit, Posyandu 52 unit
dan sarana peribadatan Mesjid 5 unit, menasah 26 unit dan mushalla 1 unit (Bappeda Aceh
Besar, 2013).
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata–Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat
(KKN-PPM) berjudul “Optimalisasi Hasil Sapi Potong Melalui Teknologi Pembuatan
Amoniasi Urea Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak dengan Menggunakan Berbagai Silo” pada
Gampong Cot Karieng, Kecamatan Aceh Besar dan dilaksanakan dari tanggal 19 Juli sampai
19 Agustus 2017.
Kawasan gampong dan masyarakat Gampong Cot Karieng merupakan basis pertanian
suatu daerah. Salah satu ciri dari keberhasilan dicerminkan oleh kemajuan komoditi seperti
padi, dengan demikian untuk mencapai tujuan pertanian suatu daerah, kemajuan kawasan
gampong harus diwujudkan. Keterbatasan kemampuan ekonomi dan pengelolahan potensi
sumberdaya, kebutuhan terhadap teknologi tepat guna untuk berproduksi, kurangnya tenaga
yang terdidik, rendahnya jiwa kewirausahaan merupakan contoh keterbatasan masyarakat
gampong pada umumnya. Kehadiran mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi
8
keterbatasan masyarakat tersebut, untuk selanjutnya menciptakan kegiatan untuk
menanggulanginya serta membenahi persoalan tersebut.
A. Gambaran Umum Lokasi KKN
1. Sejarah Desa
Nama Gampong Cot karieng terdiri dari atas dua suku kata yaitu Cot dan Karieng.
Menurut Rajali Saman, bahwa kata “Cot” memiliki makna tinggi, atau berada pada daerah
yang berbukit-bukit, sedangkan “Karieng” konon dahulu terdapat sebatang pohon yang sangat
besar bernama karieng, sebatang pohon yang sekelas dengan Jamblang atau “Jambee Kleng”.
Atas dasar itulah diberi nama Gampong Cot Karieng.
Penduduk Gampong Cot Karieng beragam asal-usulnya sebagian besar adalah
penduduk asli (pribumi) yang sudah menetap sejak nenek moyang dan sebagiannya adalah
pendatang yang namun relatif sangat sedikit karena pada umumnya adalah pendatang yang
menikah dengan penduduk pribumi dan menetap di Gampong Cot Karieng.
2. Demografi
Kondisi fisik dasar gampong dari Gampong Cot Karieng dapat kita lihat dari segi
pemanfaatan lahan, Gampong Cot Karieng dengan luasnya 50 Ha, dengan jumlah penduduk
599 jiwa. Dalam pemanfaatan lahan dikelompokkan kedalam 4 bagian :
a. Perumahan/pemukiman : 15 Ha
b. Sawah/ladang : 30 Ha
c. Dan lain – lainnya : 5 Ha
Bentuk permukaan jalan utama gampong yang melalui Gampong Cot Karieng sudah
dalam bentuk pengaspalan. Permukaan tanah dari gampong berbentuk bukit dan dengan truktur
dasar tanah berupa tanah liat.
3. Potensi Desa
Salah satu usaha yang perlu dilakukan dalam pembangunan adalah dengan
meningkatkan pemberdayaan, potensi manusia yang ada didalam gampong. Pembangunan
tidak akan berhasil jika manusia tidak menjadi faktor utama sebagai pelaksana pembangunan,
manusia merupakan faktor pendukung dalam melaksanakan pembangunan.Gampong Cot
9
Karieng memiliki potensi dan sumber daya manusia yang memadai dalam melaksanakan
pembangunan gampong. Disamping sumber daya manusia, gampong Cot Karieng memiliki
potensi dan sumber daya alam yang sangat bagus, terutama dalam bidang pertanian dan
tanaman pangan. Dan ini merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah dalam
pengelompokan permasalahan dalam gampong Cot Karieng.
4. Kondisi Sosial
Sebagai gampong yang mayoritas penduduknya adalah Pribumi yang memiliki adat dan
kebiasaan turun temurun yang sama didukung juga sebagian besar penduduknya memiliki
hubungan famili secara baik turun-temurun maupun akibat hubungan pernikahan di antar
masyarakat di dalam gampong sendiri sehingga keadaan ini membuat tatanan kehidupan dan
interaksi antar masyarakat Gampong Cot Karieng terhitung sangat baik dan masih sangat kental
sikap solidaritas sesama, pemerintah Gampong Cot Karieng di bidang sosial budaya akan
mampu mengaktifkan kembali kelompok-kelompok keagamaan lewat pembinaan dan bantuan
dana operasional.
Penduduk Cot Karieng dengan 163 KK, dimana laki – laki berjumlah 313 dan 272
perempuan memliki kehidupan yang kental dengan sikap solidaritas sesama, dimana kegiatan-
kegiatan yang berbaur sosial kemasyarakatan sangat berjalan dan dipelihara. Hal ini terjadi
karna adanya ikatan emosional keagamaan yang sangat kuat antara sesama masyarakat.
Dimana dalam agama islam memang ditekankan untuk saling berkasih sayang, membantu
meringankan beban saudaranya, dan dituntut pula untuk membina dan memelihara hubungan
ukhwah Islamiah antar sesama. Atas landasan inilah sehingga tumbuhnya motivasi masyarakat
untuk saling melakukan interaksi sosial denga baik. Hubungan pemerintah yang terjalin dengan
baik, juga menjadi kekuatan Gampong Cot Karieng dalam pengelolaan pemerintahan dan
kemasyarakatan. Hal inilah dapat dilihat dari adanya administrasi pemerintahan gampong yang
cukup baik, serta berfungsinya struktur pemerintahan gampong itu sendiri.
10
Tabel 1 : Jenis Kegiatan Sosial Gampong Cot Karieng Sehari – hariGolongan Jenis kegiatan sosial
1. Pemuda
Gotong royong Melakukan takziah ketempat orang meninggal
dunia Pengajian rutin ( Dalail Khairat) Berkunjung ke tempat orang sakit Persatuan Olahraga
2. Ibu – ibu
Gotong royong Pengajian rutin (Wirid Yasin) Takziah ketempat orang meninggal Berkunjung ke tempat orang sakit atau melahirkan Kegiatan PKK
3. Bapak–bapak(Orang tua)
Gotong royong Bersama – sama melakukan fardhu kifayah apabila
ada warga yang meninggal dunia Takziah ketempat orang meninggal Berkunjung ke tempat orang sakit
5. Keadaan Ekonomi
Di sektor usaha ekonomi produktif, warga Cot Karieng memiliki banyak sektor usaha
ekonomi, misalnya, usaha warung kopi, jual beli sembako/kelontong, usaha peternakan, jual
ikan keliling, usaha menjahit/bordir, usaha kue/basah, pertukangan, lahan pertanian (sawah
Aliran Irigasi) dengan luas 30 Ha, tanaman keras (kelapa), dan lain-lain. Gampong Cot Karieng
merupakan salah satu dari 26 gampong yang ada dalam Kecamatan Blang Bintang Aceh Besar
yang terletak di selatan pusat kecamatan. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
petani, tukang dan buruh bangunan, pedagang, industri rumah tangga.
Dengan luas area pertanian 102,5 Ha sebagian besar sudah dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk bersawah, berkebun dan ada juga sebagian lahan untuk pakan ternak namun
terkadang ada juga lahan tidur yang belum di manfaatkan oleh masyarakat setempat.
Masyarakat Cot Karieng juga memiliki mata pencaharian variatif/ganda, hal ini disebabkan
oleh faktor kesempatan kerja, apabila sedang ada peluang bekerja di proyek bangunan mereka
menjadi tukang atau buruh jika sedang tidak ada mereka beralih kepada usaha beternak
(Penggemukan Sapi).
11
Tabel 2 : Data Jenis Mata Pencaharian Warga Masyarakat Cot Karieng
Jenis pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persen (%) KondisiUsaha
(1) (2) (3) (4)1. Petani
- Petani Pangan- Petani Pekebun
8010
44 %6 %
AktifAktif
2. Peternak- Peternak Penggemukan Sapi
(Kambing, Lembu) 63 %
Aktif
3. Pegawai Negeri 8 4 % Aktif4. Tukang 5 3 % Aktif5. Pedagang 12 7 % Aktif6. Supir 10 6 % Aktif7. Buruh 50 28 % Aktif
TOTAL 181 100 % Aktif
6. Kondisi Pemerintahan Gampong
Pemerintah Gampong Cot Karieng banyak terjadi perubahan dalam pelayanan publik.
Hal ini tidak terlepas dari peran lembaga–lambaga lokal maupun lembaga luar yang
mamainkan perannya dalam pelayanan umum. Semula pemerintah Gampong Cot Karieng
banyak terdapat kelemahan–kelemahan dalam melakukan pelayanan publik. Baik itu dalam
keterbatasan sumberdaya manusia, kurangnya fasilitas pendukung maupun tempat sebagai
sentral pelayanan publik. Pelayanan umum yang diberikan oleh pemerintah Gampong Cot
Karieng saat ini mengalami peningkatan dikarnakan pada tahun ini sudah dilakukan regenerasi
denga terbentuknya Tuha Peut yang sesuai dengan kehendak masyarakat dan peningkatan
pengetahuan tentang posyandu.
7. Pembagian Wilayah Gampong
Gampong Cot Karieng merupakan gampong yang terletak di sebelah barat dari pusat
Kecamatan Blang Bintang dengan luas wilayah ± 50 Ha, adapun batas–batas gampong Cot
Karieng adalah sebagai berikut :
Utara : Gampong Bung Sidom
Timur : Gampong Cot Malem
12
Barat : Gampong Cot Paya Ue
Selatan : Gampong Cot Rumpun
Jumlah dusun yang ada di Gampong Cot Karieng terdiri atas 4 (empat) Dusun yaitu :
a. Dusun Sempurna
b. Dusun Bahagia
c. Dusun Sejahtera
d. Dusun Mulia
8. Struktur Organisasi Pemerintah Gampong
Struktur Pemerintahan Gampong Cot Karieng terdiri dari Geuchik sebagai Pimpinan
Gampong dan dibantu oleh Sekertaris Gampong beserta perangkat gampong lainnya yang
memiliki peran sangat penting dalam menjalankan roda pemerintahan gampong. Salah satu
perangkat gampong yang memegang peranan penting adalah Imuem Meunasah, yang
merupakan penasehat utama dalam mengambi kebijakan pemerintahan gampong. Tuha Peut
juga merupakan penasehat dalam gampong dalam mengambil kebijakan – kebijakan penting,
memantau dan mengawasi kinerja aparatur gampong.
1.2. Penyelesaian Masalah
Dalam penerapan teknologi sederhana pembuatan amoniasis jerami padi dengan
beberapa silo kepada petani/ peternak merupakan sebuah proses transformasi. Proses tersebut
dapat terwujud bila terjadi perubahan yang harmonis antara sosio-kultural masyarakat petani.
Hal tersebut tercermin pada minat dan keinginan yang timbul dari petani. Lebih jauh akan
berdampak pada pengembangan kemampuan, keterampilan, sikap dan mental, tanggungjawab
petani dalam memasyarakatkan teknik ini sebagai pakan alternatif ternak untuk peningkatan
produksi sapi.
Untuk mempercepat proses adopsi teknik pembuatan pakan ini sebagai pakan alternatif
ternak maka perlu dilakukan upaya yang sistematis, terukur, efektif dan berkelanjutan. Melalui
program KKN-PPM maka kegiatan akan berfokus pada masalah yang dihadapi petani/peternak
atau masyarakat yang dapat dipecahkan berdasarkan kemampuan dan keahlian dosen
pembimbing dan mahasiswa.
13
Sehubungan dengan penyelesaian permasalahan untuk teknologi pembuatan pakan
alternatif amoniasis jerami padi dengan berbagi silo kepada petani/peternak sapi Desa Cot
Karieng Kecamatan Blang Bintang, teknologi tersebut terlebih dahulu ditransfer kepada
mahasiswa peserta KKN-PPM melalui kegiatan pembekalan (coaching). Selanjutnya
mahasiswa peserta KKN-PPM akan mentransfer paket teknologi tersebut kepada para petani
selaku kelompok sasaran. Adapun upaya dan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
penyelesaian objek masalah tersebut sebagai berikut:
1. Mengadakan diskusi atau tukar pikiran secara individu dan kelompok untuk menggugah
dan menarik minat petani/ peternak sapi mengatasi masalah sulitnya mendapatkan
pakan pada musim kemarau, sehingga perlu mencari jalan penyelesaian dengan teknik
amoniasis jerami padi.
2. Menanamkan pemahaman kepada individu petani perlunya kerjasama kelompok dalam
pengembangan teknik pembuatan amoniasis pakan dari jerami padi sebagai pakan
ternak, sehingga usaha tani sapi potong dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
3. Memberikan arahan dan pemahaman serta motivasi untuk membentuk dan mengelola
lembaga/ organisasi kelompok petani yang selalu bekerja menganut prinsip dari, oleh
dan untuk petani/ peternak.
4. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada petani untuk dapat membuat
amoniasis dari jerami padi sebagai pakan ternak alternatif dengan memanfaatkan bahan
baku yang ada di sekitar lingkungan.
5. Teknik pembuatan pakan dari jerami padi sebagai pakan ternak tersebut dapat
dilakukan secara individu dan berkelompok. Dengan demikian sarana produksi dapat
tersedia dan budidaya sapi potong tidak mengalami hambatan.
6. Memberikan pemahaman tentang perlunya pengemasan dan penyimpanan pakan
dengan baik sehingga dapat menambah nilai produk yang akan diberikan kepada ternak
atau sapi yang dipelihara.
7. Memberikan pemahaman tentang aplikasi penggunaan pakan tersebut kepada ternak
yang diusahan oleh petani/peternak.
Dengan pengembangan teknologi pembuatan amoniasis pakan dari jerami padi sebagai
pakan ternak untuk peningkatan sapi potong dapat cepat tercapai.
14
1.3. Teknologi dan Metoda yang Digunakan
Metode pendekatan yang akan digunakan dalam mengatasi permasalahan
pengembangan teknologi pembuatan amoniasis jerami padi dengan beberapa silo adalah
sebagai berikut:
1.3.1. Pelatihan Teknik Membuat pakan amoniasi Pakan dari Jerami Padi Sebagai
Pakan Ternak
Kegiatan diikuti oleh 40 peserta yaitu petani dan peternak sapi yang ada di Desa Cot
Karieng. Pembinaan berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Pertanian/ peternakan,
Fakultas Ekonomi dan Fakultas MIPA serta PPL Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar.
Metode pelatihan meliputi: teknik penggemukan sapi potong, pembuatan silo, pembuatan
amoniasis pakan ternak berkualitas dari jerami padi dengan ceramah dan diskusi.
1.3.2. Demplot Pembuatan Silo dan Pakan amoniasis dari Jerami Padi Sebagai Pakan
Ternak
Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan burger pakan dari jerami padi adalah jerami
padi sebanyak 60% (jerami yang berkualitas baik, artinya tidak busuk ataupun basah karena
terendam air sawah maupun hujan), dedak padi sebanyak 30%, molases/tetes tebu dan larutan
mikrobia-bisa EM4 sebanyak 10% dan air. Sedangkan alat yang diperlukan meliputi
timbangan, plastik, ember, alat pemotong jerami, sendok, alat penyiram (gembor).
Teknik Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh semua mahasiswa KKN selama KKN itu berlangsung.
Adapun tatacara nya yaitu :
1. Dilakukan dengan pengumpulan jerami padi.
2. Lalu penimbangan jerami padi.
3. Pencampuran molases lalu EM4 (probiotik) lalu urea lalu air.
15
4. Pencampuran larutan urea dengan jerami padi, bahan yang digunakan dalam proses
fermentatif adalah urea dan probiotik, yaitu campuran dari berbagai mikroorganisme
yang dapat membantu pemecahan komponen serat dalam jerami padi tersebut.
5. Setelah pencampuran urea dengan jerami padi kemudian didiamkan selama 21 hari
agar proses fermentatif dapat berlangsung dengan baik.
6. Penyimpanan amoniasi jerami di dalam silo (drum, plastik hitam (terpal), dan tanah).
7. Setelah 21 hari jerami yang telah mengalami proses fermentatif dikeringkan sebelum
disimpan pada tempat yang terlindung dari hujan dan sinar matahari.
8. Setelah proses pengeringan, maka jerami padi fermentasi dapat diberikan kepada sapi
sebagai pakan menggantikan rumput segar.
1.3.3. Aplikasi Burger Pakan dari Jerami Padi pada Sapi
Hasil amoniasis pakan dari jerami harus digunakan pada hari yang sama apabila telah
dibuka dari kemasan plastiknya. Setiap plastik terdiri dari 15-30 kg. Pemberian kepada sapi
sesuai dengan tingkat umur sapi dan kebutuhan konsumsi pakan. Umumnya pakan dari jerami
tersebut diberikan langsung kepada sapi dengan membuka tali kemasan yang ada. Penelitian di
kawasan Merapi, Sleman sapi yang diberikan pakan amoniasis dari jerami padi memiliki
pertambahan berat badan sapi yang lebih tinggi dibandingkan sapi yang diberi rumput
lapangan.
2. Profil Kelompok Sasaran dan Potensi Permasalahannya dari Berbagai Aspek
2.1. Lembaga Mitra KKN-PPM
Lembaga yang menjadi mitra dalam pelaksanan program ini dalam KKN-PPM ini
adalah petani/ peternak Desa Cot Karieng Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar dengan
berbagai potensi.
Sumberdaya Lahan Pertanian
Kecamatan Blang Bintang mempunyai potensi sumberdaya yang besar terutama sumber
daya pertanian, perkebunan dan peternakan. Potensi lahan pertanian produktif meliputi
16
sawah, kebun, ladang dan tegalan. Sedangkan untuk peternakan meliputi sapi, kerbau,
kambing, ayam dan bebek.
Sumberdaya Penduduk
Jumlah penduduk kecamatan Blang Bintang pada tahun 2012 sebanyak 11.416 jiwa
dengan perincian laki-laki 5.886 jiwa dan perempuan 5.550 jiwa.
Kelembagaan Petani
Keberadaan lembaga petani memegang peranan penting dalam penyelenggaraan
penyuluhan. Sebagai wadah informasi, musyawarah, kelas belajar dan sebagai unit
produksi peranan lembaga petani sangat diperlukan. Menurut kelas kemampuan lembaga
petani maka di Kecamatan Blang Bintang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 3. Kelembagaan Petani
Kelas Kemampuan Lembaga Jumlah Lembaga (unit) Jumlah Anggota (orang)
Kelas Pemula 2 120Kelas Lanjut 6 650Kelas Madya 4 195Kelas Utama - -Jumlah 12 965
Selanjutnya kelembagaan ekonomi pedesaan yang terdapat di Kecamatan Blang Bintang
antara lain KUD berjumlah 2 unit, Koperasi tani 3 unit, KSU 15 unit dan Kios Saprodi 7 unit.
2.2. Profil Kelompok Sasaran
Kelompok sasaran dalam kegiatan KKN-PPM ini adalah anggota petani Desa Teupin
Batee Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar. Rata-rata luas lahan garapan
mencapai 284 ha. Luas lahan rata-rata yang dimiliki petani 0,25 ha. Berdasarkan data tahun
2012, jumlah penduduk Desa Teupin Batee setelah tsunami 315 jiwa. Mata pencaharian
penduduk terdiri dari petani 60% (189 jiwa), 20,95 (66 jiwa) diantaranya petani sekaligus
peternak sapi. Sebagian besar petani di Desa Teupin Batee sebelum dan pasca tsunami
mengusahakan tanaman padi dan berbagai jenis ternak seperti sapi, kerbau, kambing, ayam dan
bebek dan lain-lain (Bappeda Aceh Besar, 2013).
17
Pendidikan adalah salah satu sarana yang mengatur kebutuhan tranformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, penentu sikap dan pengambilan keputusan. Bukan hanya itu saja,
tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir seseorang dalam menerima adopsi dan inovasi.
Gambaran tingkat pendidikan kelompok sasaran tertera pada Tabel 2.
Tabel 4. Tingkat Pendidikan Kelompok SasaranNo Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 SD/SR 5 8.002 SLTP 30 45.003 SLTA 22 33.004 Sarjana (D3/S1) 9 14.00
Jumlah 66 100.00Sumber : BPS Kapupaten Aceh Besar, 2013
Seseorang yang memiliki pola pikir yang baik maka akan mudah menerima adopsi dan
perubahan. Berdasarkan Tabel 2, tingkat pendidikan dominan kelompok sasaran adalah SLTP
sebanyak 45 persen. Mengatasi permasalahan yang muncul jika ditilik dari pendidikan untuk
proses penerimaan adopsi dan inovasi, maka harus disampaikan tentang program yang
dilakukan dengan teknik atau metode penyuluhan/ pengajaran yang tepat dengan mengacu pada
bahasa dan komunikasi yang mudah dipahami oleh kelompok sasaran.
Selain pendidikan, umur kelompok sasaran juga sangat mempengaruhi aktifitas dan
pola pikir serta kelancaran program yang dilaksanakan. Selengkapnya tingkat umur kelompok
sasaran ditampilkan dalam Tabel 3.
Tabel 5. Tingkat Umur Kelompok SasaranNo Tingkat Umur Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 15-25 3 5,002 26-35 6 9,003 36-45 10 15,004 46-55 17 26,005 Diatas 56 30 45,00
Jumlah 66 100Sumber : BPS Kapupaten Aceh Besar, 2013
18
Petani atau`peternak yang berusia muda mampu menerima inovasi dan mengadopsinya
lebih cepat dibandingkan dengan petani berusia lanjut. Selain itu, petani dengan usia produktif
akan lebih mau menanggung resiko. Produktifitas tenaga kerja dan kemampuan kerja sangat
ditentukan oleh umur. Biasanya petani dengan usia produktif (15-55 tahun) memiliki pola pikir,
kemampuan dan produktifitas yang lebih baik dibandingkan dengan usia tidak produktif.
Mengacu pada Tabel 3, bahwa umur kelompok sasaaran yang terbesar adalah di atas 56 tahun
(45 persen). Oleh karena itu metode yang digunakan dalam pelaksanaan program harus dengan
teknik dan metode yang tepat, sehingga proses adopsi inovasi dapat berjalan dengan baik dan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
BAB 2. TARGET DAN LUARAN
Adapun target dan luaran yang diharapkan dari kegiatan KKN-PPM ini sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menjadi agen perubahan bersama dosen pembimbing lapangan (DPL)
dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok sasaran.
2. Terbentuknya minimal 3 kelompok petani/ peternak dengan pemanfaatan jerami padi
sebagai pakan alternatif amoniasi jerami padi bagi sapi..
3. Sebanyak 40 petani menyadari dan mengetahui penting teknologi pembuatan pakan
amoniasi dari jerami padi dengan beberapa silo sebagai pakan ternak untuk
meningkatkan produksi sapi secara berkelanjutan. Disamping itu juga mengetahui
teknik pengemasan dan penyimpanan pakan tersebut.
4. Sebanyak 75% petani di Desa cot Karieng Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh
Besar berminat dalam mengikuti teknik pembuatan pakan ini dari jerami padi dengan
beberapa silo sebagai pakan ternak untuk peningkatan produksi sapi potong khususnya
sapi aceh.
5. Meningkatnya kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam atau limbah pertanian menjadi
produk bernilai tambah dan mencegah turunnya mikroorganisme tanah dan
pencemaran polusi udara akibat pembakaran jerami.
19
6. Petani mampu memanfaatkan limbah hasil pertanian (jerami padi) untuk pembuatan
pakan.
7. Petani dapat memproduksi sendiri pakan jerami padi sebanyak 1-5 ton per
produksi/pembuatan.
8. Petani dapat menghemat penggunaan biaya untuk pembelian pakan sebesar 30-50%
untuk penggemukan sapi potong.
9. Petani mampu mengaplikasi hasil produksi pakan tersebut pada sapi peliharaan secara
kontinyu.
10. Petani mampu mengemas dan menyimpan pakan tersebut, terutama untuk penggunaan
pada musim kemarau yang sangat sulit untuk mendapatkan pakan ternak.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1. Persiapan dan Pembekalan
3.1.1. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan KKN-PPM
Berdasarkan ruang lingkup, pendekatan, metodologi penanganan program dan
pekerjaan, maka disusunlah organisasi pelaksana pekerjaan. Secara umum organisasi ini terdiri
dari pemberi dana (donatur) yaitu ditangani Pimpinan Pelaksana Kegiatan, dan tim teknik
pelaksanan KKN-PPM yaitu LPM Universitas Syiah Kuala.
Tujuan penyusunan tim organisasi pelaksana pekerjaan untuk memudahkan koordinasi,
pertukaran informasi, evaluasi dan pengendalian pelaksana kegiatan baik pola ekternal
maupun internal.
Pola/ Mekanisme Ekternal, berupa koordinasi antara tim pelaksana kegiatan KKN-PPM
dengan pihak/instansi terkait yang dapat memberi masukan dan arahan untuk
mempermudah pelaksanaan KKN-PPM.
20
Pola/ Mekanisme Internal adalah koordinasi di dalm pelaksanaan KKN-PPM sendiri
mulai dari tahap persiapan sampai penyelesaian kegiatan. Koordinasi intensif dilakukan
antara pihak manajemen LPM dengan tim pelaksana kegiatan KKN-PPM, antar
penanggungjawab kegiatan dengan dosen pembimbing lapangan dan mahasiswa peserta
KKN-PPM.
3.1.2. Materi Persiapan dan Pembekalan KKN-PPM yang perlu diberikan kepada
mahasiswa
Adapun materi persiapan dan pembekalan yang diberikan kepada mahasiswa
meliputi :
1. Ruang lingkup dan tujuan program kegiatan KKN-PPM.
2. Kebijakan dan strategi pemberdayaan petani sesuai dengan penerapan teknologi
pembuatan amoniasis pakan dari jerami padi sebagai pakan ternak dan pengemasan.
3. Peranan kelompok tani/ternak dalam pengembangan sapi potong.
4. Penjelasan umum tentang kondisi kelompok sasaran.
5. Teknik pengemasan dan penyimpanan pakan terrnak.
6. Teknik penggemukan sapi dan pemasaran secara professional.
7. Manajemen kewirausahaan sapi potong secara profesional.
8. Manajemen penguatan kelembagaan kelompok petani/ peternak sapi potong
berdasarkan hamparan/ kandang.
3.2. Pelaksanaan
Metode pelaksanaan yang akan digunakan dalam mengatasi permasalahan dalam
pengembangan teknologi pembuatan amoniasi pakan dari jerami padi sebagai berikut :
3.2.1. Metode Pendekatan Individu
Pendekatan individu diarahkan agar petani mampu membangkitkan daya (energi) dalam
proses pemberdayaan untuk mendukung konsep pembangunan berkelanjutan. Adapun daya
energi tersebut mencakup daya sosial agar masyarakat efektif dan mampu berinteraksi sebagai
makluk sosial, daya ekonomi agar tercipta masyarakat produktif secara ekonomi dan daya
pembangunan dengan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan. Pendekatan individu
21
diharapkan juga agar kelompok sasaran atau petani memiliki perubahan perilaku yang positif,
mandiri dan berdaya guna secara ekonomi serta bisa menghasilkan produk yang dapat
mendukung usaha tani secara berkesinambungan.
3.2.2. Metode Pendekatan Kelompok
Pemberdayaan petani didasarkan pada pendekatan kelompok dengan kesamaan tujuan,
kegiatan, domisili yang mengarah kepada efisensi, efektifitas serta mendorong terbentuk
kelompok sosial yang dapat diandalkan.
Adapun dasar pertimbangan perlunya pendekatan kelompok sebagai berikut :
1) Agar masyarakat lebih dinamis mengembangkan kegiatan dan nilai kemanusiaan
mencakup nilai kejujuran, keikhlasan, dapat dipercaya, pengorbanan, kebersamaan,
gotong-royong dan solidaritas antar sesama.
2) Proses dan kegiatan pemberdayaan akan lebih efektif dan efisien.
3) Proses saling asah, asih asuh antara sesama akan mudah tercipta.
4) Terjadinya konsolidasi kekuatan bersama antara yang lemah dan kuat, miskin dan kaya,
muda dan tua di dalam satu kelompok masyarakat.
5) Kelompok mampu berfungsi mengembangkan kelembagaan dalam hal tanggung jawab,
karakter, wadah proses belajar serta menggerakkan swadaya dan swadana antar anggota.
Bentuk pengorganisasian masyarakat tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan diskusi
kelompok terarah (Focussed Group Discussian (FGD) dan pembentukan swadana atau
Community Self Survey (CSS) dan metode PRA (Participatory Rural Appraisal). Kesemua
pendekatan tersebut sebagai upaya untuk mendorong partisipasi kelompok sasaran secara aktif
dalam kegiatan KKN-PPM. Pendekatan tersebut diarahkan dalam persoalan peningkatan
kemampuan produksi pakan sapi alternatif berbasis jerami.
Adapun tindakan dan langkah yang dilakukan untuk mengatasi masalah pembiayaan
usaha mikro kecil dan menengah kelompok sasaran antara lain :
1. Melakukan sosialisasi kepada petani tentang tujuan dan program KKN-PPM.
2. Mengorganisir petani padi dan peternak sapi dalam berbagai dimensi untuk mempermudah
dan mempercepat pemberdayaan.
22
3. Mengadakan lokakarya desa I sebagai penyusunan rencana kerja untuk mengatasi
permasalahan modal petani/ peternak dan rencana kerja tersebut dapat disepakati dan
dilaksanakan bersama.
4. Mengandalkan pelatihan untuk peningkatan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan
petani dalam menjalankan usahanya. Materi pelatihan yang akan diberikan sebagai berikut:
1) Menumbuh kembangkan jiwa wirausaha di kalangan petani.
2) Menggali potensi diri dan potensi lingkungan usaha.
3) Dinamika, harmonisasi kelompok dan usaha bersama.
4) Pentingnya teknologi pembuatan amoniasi pakan dari jerami padi sebagai pakan
ternak berkualitas untuk peningkatan produksi sapi potong.
5) Teknis pembuatan amoniasis pakan dari jerami padi sebagai pakan ternak
6) Teknis pengemasan dan penyimpanan pakan ternak
7) Teknis penggemukan sapi secara profesional.
8) Metode pembentukan dan cara pengelolaan kelompok petani/peternak
sehamparan/kandang secara partisipatif.
5. Melakukan pendampingan untuk aplikasi hasil pelatihan.
6. Melakukan pembentukan kelompok tani/ peternak sapi potong secara partisipatif.
7. Pembentukkan pengurus/ pengelola kelompok tani/ peternak sapi potong.
8. Penyusunan Standar Operasional (SOP) penerapan teknologi pembuatan pembuatan
amoanisis pakan dari jerami padi sebagai pakan ternak berdasarkan kondisi sumberdaya
setempat. Mengadakan bimbingan dan pendampingan operasional kelompok tani dalam
membuat amoniasi urea jerami padi sebagai pakan dan mengaplikasikan untuk
peningkatan produksi sapi potong.
9. Mengadakan lokakarya II (akhir) untuk mengevaluasi seluruh rencana kerja yang telah
disepakati pada Lokakarya I dan merencanakan aksi tindak lanjut untuk keberlanjutan
program.
Total keterlibatan mahasiswa dalam program KKN-PPM dinyatakan dalam Jam Kerja
Efektif Mahasiswa (JKEM) dimana setiap mahasiswa melakukan pekerjaan sebanyak 144
JKEM selama minimal 1 bulan kegiatan KKN-PPM. Secara JKEM disajikan pada Tabel 4.
23
Tabel 6. Jam Efektif Mahasiswa pada KKN PPM
No Nama Pekerjaan Program VolumeJKEM
Keterangan
1 Pembekalan Persiapan 18 3 hari2 Lokakarya I Kesepakatan tentang Program
KKN-PPM yang dilaksanakanbersama untuk pemahaman,kesadaran dan motivasi dalammelaksanakan teknik pembuatanpakan amoniasi dari jerami padisebagai pakan untukpeningkatan produksi sapi aceh
3 1 hari @ 3 jam
3 Diklat pembuatanamoniasis pakanternak dan bentuksilo.
Memberikan pengetahuan danketerampilan cara buat pakandan silo
6 2 hari @ 3 jam
4 Diklat pengemasandan penyimpananpakan ternak
Memberikan pengetahuan danketerampilan
6 2 hari @ 3 jam
5 Pengaplikasianpakan amonaisipakan ternak padasapi potong
Memberikan pengetahuan danketerampilan
6 2 hari @ 3 jam
6 Penyuluhan tentangwirausaha sapipotong secaraprofesional
Memberikan pengetahuan danketerampilan
6 2 hari @ 3 jam
7 Demplot pembuatanburger pakan ternak
Memberikan contoh aplikasipembuatan pakan ternak
12 4 hari @ 3 jam
8 Demplotpengemasan danpenyimpanan pakan
Memberikan contoh aplikasipengemasan dan penyimpananpakan ternak
9 3 hari @ 3 jam
9 Demplotpengaplikasian danpemberian kepadahewan ternak
Memberikan contoh aplikasipakan kepada hewan ternak
18 6 hari @ 3 jam
10 Bimbinganpembuatan pakanternak
Petani dapat membuat pakanternak sendiri
18 3 hari @ 4 jam
11 Bimbinganpengemasan danpenyimpanan pakan
Petani dapat membuat kemasandan menyimpan pakan sendiri
12 3 hari @ 4 jam
24
ternak12 Bimbingan
wirausaha sapipotong danpenggemukansecara professional
Petani dapat berwirausaha danmenggemukkan sapi secaraprofessional dan mandiri
8 2 hari @ 4 jam
13 Pra lokakarya II Persiapan bahan untuk lokakaryaII
8 2 hari @ 3 jam
14 Lokakarya II Pembahasan hasil program kerjayang telah dilaksanakan
4 1 hari 3 jam
15 Menyusun laporan Tersedianya laporan KKN-PPM 10Jumlah JKEM 144 50 x 145 JKEM
Total volumeJKEM KKN-PPM 7200
3.3. Rencana Keberlanjutan Program
Perencanaan jangka panjang tentang pembuatan burger pakan dari jerami padi sebagai
pakan ternak akan dilakukan secara partisipatif dan dapat diaplikasikan untuk peningkatan
produksi sapi potong. Kegiatan tersebut diharapkan menjadi salah satu model dalam
pengembangan sapi potong di Kabupaten Aceh Besar. Keberlanjutan program ini juga dapat
dilakukan dengan membentuk mitra desa atau desa binaan bagi LPM Universitas Syiah Kuala
sehingga dapat dijadikan laboratorium lapangan untuk menunjang proses belajar mengajar.
Selain itu dapat dijadikan sebagai pusat riset baik bagi dosen maupun mahasiswa. Selanjutnya
laboratorium terkait akan terus bekerjasama dengan pertani kelompok sayuran Desa Teupin
Batee Aceh Besar dalam menindaklanjuti program LPM Universitas Syiah Kuala. Adapun
laboratorium yang berkompeten untuk itu adalah Laboratorium Pakan Ternak dan
Laboratorium Agrisbisnis Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan, Inkubator
Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala.
Pihak pemerintah Kabupaten Aceh Besar dapat menjadikan model pembinaan untuk
daerah lain dan dijadikan sebagai model pengembangan sapi potong secara berkesinambungan.
Selain itu bagi pihak perbankan, dalam hal ini Bank Aceh dan BRI dapat mengucurkan kredit
atau modal untuk usaha kelompok tani/peternak yang telah terbentuk. Pemberian modal usaha
tersebut akan memudahkan kelompok tani atau peternak dalam mengembangkan dan
25
meningkatkan produksi sapi potong. Peningkatan produksi sapi potong berkonsekuensi
terbukanya peluang pasar dan petani akan secara terus menerus memproduksi amoniasi urea
jerami padi sebagai pakan ternak dan untuk keberlanjutan usaha taninya.
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Hasil KKN-PPM yang dicapai oleh P3KN Universitas Syiah Kuala dalam jangka
panjang adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dan peningkatan produksi
pakan amoniasi dari jerami padi secara berkesinambungan. Dengan meningkatnya pengetahuan
dan keterampilan petani dalam pembuatan pakan ini dengan beberapa silo untuk optimalisasi
produksi sapi potong maka petani diharapkan dapat mengubah pola peternakan konvensional
ke peternakan yang berkesinambungan dengan pemanfaatan limbah pertanian. Dampak dari
pelaksanaan pembuatan pakan ini dari jerami padi adalah akan terjadi efisiensi biaya,
optimalisasi produksi sapi meningkat sekaligus dapat meningkatkan pendapatan petani.
Peningkatan pendapatan dengan sendirinya akan meningkatkan daya beli dan akhirnya akan
meningkatkan indeks pembangunan manusia.
Mengacu pada kelayakan sumberdaya manusia, Tim Pelaksana KKN-PPM ini
merupakan dosen dan mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada di lingkungan Universitas
Syiah Kuala. Keterpaduan tersebut dapat saling mengisi dan mendukung program KKN-PPM.
Ketua tim pengusul (Penanggung Jawab) adalah Dr. drh. Razali, M.Si, selaku dosen Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala yang sudah berpengalaman dalam bidang
penyuluhan kesehatan ternak dan pemanfaatan sumberdaya peternakan untuk mendukung
bidang pertanian. DPL ke dua yaitu Ir. Cut Aida Fitri, M.Si, merupakan dosen Peternakan
yang memiliki pengalaman yang banyak dalam pembuatan pakan dan penggemukan sapi.
Diantara mata kuliah yang diasuh oleh Ir. Cut Aida Fitri yang sangat terkait dengan program ini
adalah Ilmu Produksi Ternak Potong, Manajemen Ternak Potong, dan Ilmu Usaha Peternakan.
Sedangkan DPL ketiga adalah Drh. Hamdani B. M.P. salah satu dosen senior pada Fakultas
Kedokteran Hewan Unsyiah, yang berpengalaman dalam penanganan limbah pertanian berupa
jerami sebagai nutrisi bagi ternak.
Mahasiswa yang terlibat dalam program KKN-PPM ini adalah mahasiswa tingkat akhir
yang telah menyelesaikan 100 SKS dari 6 Program Studi yang berasal dari 4 fakultas di
26
lingkungan Universitas Syiah Kuala yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan,
Fakultas Ekonomi, dan Fakultas MIPA. Total mahasiswa yang dilibatkan adalah 35 orang.
Selengkapnya data mahasiswa yang dilibatkan terlampir pada Tabel di Lampiran 1.
BAB 5. HASIL YANG TELAH DICAPAI
Adapun hasil yang telah dicapai dari kegiatan KKN-PPM ini sebagai berikut:
1. Mahasiswa telah menjadi agen perubahan bersama dosen pembimbing lapangan dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok sasaran.
2. Telah terbentuknya minimal 4 kelompok petani/peternak sapi dengan pemanfaatan
pakan dari proses amoniasi jerami urea berdasarkan hamparan/sawah/unit kandang.
3. Sebanyak 40 petani menyadari dan mengetahui penting teknologi pembuatan amoniasi
urea jerami padi sebagai pakan ternak untuk meningkatkan produksi sapi secara
berkelanjutan. Disamping itu juga mengetahui teknik pengemasan dan penyimpanan
pakan tersebut.
4. Sebanyak 75 % petani di Desa Teupin Batee Kecamatan Blang Bintang Kabupaten
Aceh Besar telah mengikuti teknik pembuatan amoniasi urea jerami padi sebagai pakan
ternak untuk peningkatan produksi sapi potong khusunya sapi aceh.
5. Terjadinya peningkatan produktifitas pemanfaatan sumberdaya alam atau limbah
pertanian menjadi produk bernilai tambah dan mencegah turunnya mikroorganisme
tanah dan pencemaran polusi udara dengan pembakaran jerami.
6. Petani telah memanfaakan limbah hasil pertanian (jerami padi) untuk pembuatan pakan.
7. Petani telah dapat memproduksi pakan sebanyak 1-5 ton per produksi/pembuatan.
8. Petani berhasil menghemat pengunaan biaya untuk pembelian pakan sebesar 30-50%
untuk penggemukan sapi potong.
9. Petani telah mampu mengaplikasi hasil produksi pakan tersebut pada sapi peliharaan
secara kontinyu.
10. Petani telah mampu mengemas dan menyimpan pakan tersebut, terutama untuk
penggunaan pada musim kemarau yang sangat sulit untuk mendapatkan pakan ternak.
27
BAB. 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Rencana tahapan selanjutnya adalah melakukan pemantauan dan penimbangan sapi
potong yang telah diberikan pakan dari proses amoniasi jerami. Disamping itu rencana
selanjutnya adalah menempatkan satu buah lumbung jerami sebagai tempat stocking bahan
baku untuk amoniasi jerami padi, sehingga dapat tersedia bahan baku untuk proses amoniasi
secara berkelanjutan.
Secara detail rencana tahapan selanjutnya tertera pada Tabel 5
Tabel 7. Rencana Tahapan kegiatan selanjutnya
NO KEGIATAN JADWAL1. Pemantauan dan penimbangan sapi yang diberikan
pakan dari amoniasi jerami padiSeptember 2017
2. Pembuatan lumbung jerami padi di desa CotKarieng
Nopember 2017
3. Menyelesaikan draft Publikasi Nopember 2017
4. Menyerahkan laporan akhir November 2017
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Mahasiswa telah dapat menjadi agen perubahan bersama dosen pembimbing lapangan
dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok sasaran.
2. Telah terbentuk minimal 3 kelompok petani/peternak sapi dengan pemanfaatan pakan
dari proses amoniasi jerami dengan beberapa silo.
3. Sebanyak 40 petani menyadari dan mengetahui penting teknologi pembuatan amoniasi
jerami padi dengan beberapa silo sebagai pakan ternak untuk meningkatkan produksi
sapi secara berkelanjutan. Disamping itu juga mengetahui teknik pengemasan dan
penyimpanan pakan tersebut.
4. Sebanyak 75% petani di Desa Cot karieng Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh
Besar telah mengikuti teknik pembuatan amoniasi jerami padi sebagai pakan ternak
untuk peningkatan produksi sapi potong khususnya sapi aceh.
28
5. Terjadinya peningkatan produktifitas pemanfaatan sumberdaya alam atau limbah
pertanian menjadi produk bernilai tambah dan mencegah turunnya mikroorganisme
tanah dan pencemaran polusi udara dengan pembakaran jerami.
6. Petani telah memanfaatkan limbah hasil pertanian (jerami padi) untuk pembuatan pakan
alternatif. Disamping itu petani berhasil menghemat pengunaan biaya untuk pembelian
pakan untuk penggemukan sapi potong.
7. Petani telah mampu mengaplikasi hasil produksi pakan tersebut pada sapi peliharaan
secara kontinyu dan mampu mengemas dan menyimpan pakan tersebut, terutama untuk
penggunaan pada musim kemarau yang sangat sulit untuk mendapatkan pakan ternak.
7.2. Saran
Perlu diteruskan program ini secara berkelanjutan melalui pembinaan terus menerus
mengingat prospek sapi potong sangat baik di daerah Aceh khususnya kabupaten Aceh Besar.
Melalui program seperti ini dapat membantu petani/ peternak dalam meningkatkan produksi
dan produktifitas sapi potong.
REFEENSI
Anonimus. 1985. Teknik Pengolahan Pakan Ternak Jerami. Direktorat Bina ProduksiPeternakan.Ditjen Peternakan. Departemen Pertanian. Jakarta.
Bappeda Aceh Besar. 2014. Aceh Besar Dalam Angka 2014. Bappeda Kabupaten AcehBesar, Aceh Besar.
Dixon, A. E. 1986. Increasing Digestive Energy Intake Of Ruminant Given Fibrouse DietSupplement. In: Ruminant Feeding System Utilizing Fibrous Agricuktural Residues1985. IDP of Australia University And College Ltd.Canbera
Komar, A.1984. Teknologi Penglahan Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak. Dian Grahitabandung. Marjuki. 2014. Peningkatan Kualitas Jerami Padi Melalui PerlakuanUrea Amoniasi. Fakultas Perternakan Universitas Brawijaya. Diakses tanggal 22Januari 2015.
Shiddieqy, M. I. 2005. Pakan Ternak Jerami Olahan .Mahasiswa Departemen Produksi Ternak,Fakultas Peternakan Unpad. Bandung.
21
29
Lampiran 1. Peta Lokasi pelaksanaan program KKN-PPM
1
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Utama
Berikut dokumentasi dari setiap kegiatan Optimalisasi Hasil Sapi Potong MelaluiTeknologi Pembuatan Amoniasi Urea Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak denganMenggunakan Berbagai Silo
Proses Pembersihan Posko Tempat Amoniasi Jerami Padi
Pemasangan Spanduk Posko Lokasi Amoniasi Jerami Padi
Proses Pembuatan Lubang Silo
2
Proses Penimbangan Jerami Padi
Proses Pembuatan Larutan Amoniasi
Proses Pembentangan Jerami Padi
3
Proses Penyiraman Larutan Amoniasi Pada Jerami Padi
Proses Pemasukan Jerami di Beberapa Jenis Silo
Proses Pembukaan Hasil Amoniasi Jerami Padi di Hari Ke-21
4
Proses Pemasukan Hasil Amoniasi Jerami Padi Ke Dalam Karung untuk DibagikanKepada Peternak
Kegiatan MandiriKegiatan Utama : Sosialisasi dan penyuntikan vitamin B komplek pada kambing
M Yuswar saat sedang melakukan pengambilan vitamin dan saat melakukanpenyuntikan vitamain pada kambing
5
Kegiatan Penunjang : Pentingnya menanam rumput untuk ternak sapi dan kambing.
M Yuswar saat menanam rumput bersama peternak di depan kandang sapi
Kegiatan Utama : Sosialisasi dan penyuntikan vitamin B komplek pada ternak sapi
Zainal Abidin saat sedang melakukan pengambilan vitamin dan saat melakukanpenyuntikan vitamain pada sapi
6
Kegiatan Penunjang : Sosialisasi pentingnya pemberian mineral pada ternak sapi
Zainal abidin saat sedang melakukan sosialisasi pentingnya pemberian mineral pada sapi
Kegiatan Utama : Sanitasi kandang ternak
Mulkan saat sedang melakukan sanitasi kandang ternak
7
Kegiatan Penunjang : Mengajarkan anak-anak pelajaran matematika di menasahcot karieng
Mulkan saat sedang mengajar anak-anak di meunasah.
Kegiatan Utama : Sosialisasi dan Pemberian Mineral Blok Untuk TernakKambing dan Sapi
Luthfi P. Sedang melakukan pembagian mineral blok dan sosialisasi tentang pentingnyamineral untuk ternak sapi dan kambing di kandang warga Gampong CotKarieng
8
Kegiatan Penunjang : Mengajarkan Tajwid
Luthfi P. sedang mengajarkan hukum bacaan Al-qur`an dengan tajwid yang benar ditempat pengajian anak Gampong Cot Karieng
Kegiatan Utama : Pengenalan empat spesies satwa kunci sumatra untukmembangkitkan semangat konservasionis muda
Firdaus saat sedang menjelaskan empat spesies satwa kunci Sumatra
9
B. Kegiatan Penunjang : Mengenalkan behavior (tingkah laku) gajah sumatrapada anak-anak gampong cot karieng
Firdaus saat sedang menampilkan video tentang behavior (tingkah laku) gajah sumatra
Kegiatan Utama :
Miranda F. sedang melakukan Sosialisasi tips dan trik memelihara hewan kesayangan
10
Kegiatan Penunjang
Miranda F. sedang melakukan sosialisasi lingkungan hidup
Kegiatan Utama : Sosialisasi dan pemberian vitamin pada unggas
Rina M. sedang melakukan sosialisasi dan pemberian VITA Chick dilakukan di kandangwarga Gampong Cot Karieng
11
Kegiatan Penunjang : Mengajar dan Mengadakan Lomba Pidato
Rina M. sedang mengajari pidato dan melaksanakan Lomba pidato di menasah GampongCot Karieng dalam rangka memperingati hari 17 Agustus
Kegiatan Utama : Sosialisasi tentang masalah penyakit flu burung
Suryani sedang melakukan sosialisasi penyakit flu burung
12
Kegiatan Penunjang : Lomba bawa kelereng
Suryani sedang melakukan perlombaan bawa kelereng memperingati HUT RI ke-72
Kegiatan Utama : Sosialisasi dan pembagian brosur tentang menajemenpemeliharaan ayam yang baik dan benar
Suryani sedang menjelaskan menejemen pemeliharaan ayam yang baik dan benar
13
Kegiatan Penunjang : Mengajar menari
Maurina R. sedang mengajar menari dan penemampilan tari pada malam perpisahan
Kegiatan Utama : Sosialisasi manfaat protein hewani dari mengkonsumsi Telurdan Susu dalam upaya peningkatan kecerdasan anak bangsa
Memberikan penjelasan tentang manfaat telur dan susu yang diawali dengan pengenalannama jenis-jenis ayam
14
Kegiatan Pendukung : Membentuk Kaderisasi Hafidz dan Hafidzah (dalammenghapal Surah Pendek) pada anak-anak Gampong Cot Karieng
Anak-anak menghafal surah pendek ditempat pengajian disalah satu rumah warga padamalam hari
Kegiatan Utama : Sosialisai dan Pembagian Brosur tentang karkas Ayam yangASUH
Semangat warga pada saat mendengarkan Sosialisasi
15
Kegiatan Pendukung : Mengajar Bahasa Arab
Mengajar Bahasa Arab kepada anak anak gampong Cot karieng yyang di bantu olehteman teman KKN PPM 04
Kegiatan Utama : Sosialisasi rabies
M. Ridha Maulana sedang mensosialisasikan bahaya penyakit Rabies di gampongCot Karieng
16
Kegiatan Utama : Mengajarkan bahasa inggris
M. Ridha Maulana sedang mengajari anak-anak Bahasa Inggris di Meunasah
Lampiran 11 Dokumentasi Kegiatan Kelompok
Berikut lampiran foto dokumentasi dari setiap kegiatan kelompok
Kegiatan Tambahan
Hari Anak Nasional
Pembukaan Acara Hari AnakNasional Oleh Mitra Rumah Zakat
Partisipasi Anak-Anak dan Ibu-Ibu diHari Anak Nasional
17
Pelaksanaan Lomba MewarnaiAnak-Anak
Pelaksanaan Lomba Rangking 1
Sosialisasi Cuci Tangan dan GosokGigi Oleh para Peserta KKN
Sosialisasi Menabung Dini Oleh ParaPeserta KKN
Proses Pembagian Hadiah Oleh ParaPemenang Lomba
Foto Bersama Anak-Anak Gampongdengan Para Peserta KKN
18
Kegiatan Khusus
1. Gotong Royong
Kegiatan gotong royongmembersihkan jalan
Kegiatan gotong royongmembersihkan gulma dijalan
Kegiatan gotong royong bersama dengan masyarakat
2. Perayaan HUT Republik Indonesia Ke-72
Pelaksanaan lomba adzan olehanak-anak
Proses penjurian olehmahasiswa KKN
19
Antusias anak-anak mengikuti ombapidato
Pelaksanaan lomba pidato oleh anak-anak
Antusias anak-anak mengikuti lombabawa kelereng
Pelaksanaan lomba bawa kelerengoleh anak-anak
Pelaksanaan lomba pidato oleh anak-anak
Penjurian lomba pidato olehmahasiswa KKN
20
Pelaksanaan lomba cerdas cermatoleh anak-anak
Antusias anak-anak mengikuti lombacerdas cermat
Antusias anak-anak mengikuti lombahafalan surat pendek
Pelaksanaan lomba hafalan suratpendek oleh anak-anak
Pelaksanaan lomba makan kerupukoleh anak-anak
Usaha anak-anak dalammemenangkan lomba makan kerupuk
21
Proses pembagian hadiah parapemenang lomba oleh DPL KKN
Proses pembagian hadiah parapemenang lomba Oleh mahasiswa KKN
3. Pengecatan Pagar Meunasah
Proses mengecat pagar meunasahOleh Mahasiswa KKN (tampak
samping/luar)
Pengecatan pagar meunasah OlehMahasiswa KKN (tampak dalam)
1
Lampiran 12. Brosur Pembuatan Amoniasi Jerami Sebagai Pakan Ternak
1
Lampiran 12. Brosur Pembuatan Amoniasi Jerami Sebagai Pakan Ternak
1
Lampiran 12. Brosur Pembuatan Amoniasi Jerami Sebagai Pakan Ternak
top related