laporan besar dietetik dasar
Post on 27-Oct-2015
468 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Laporan Besar Praktek Dietetik
Dalam Penerapan Asuhan Gizi Terstandar
( PAGT )
Kelompok 7
Nama NIM- Nofia Setyawati A9.10.02.039
- Riri Ariani A9.10.02.045
- Yasinta Wella A9.10.02.051
JURUSAN GIZIPOLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAKTAHUN 2012
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Besar Praktek Dietetik ini.
Dietetik mempelajari bagaimana cara Penerapan Asuhan Gizi Terstandar
(PAGT) pada pasien yang menderita suatu penyakit dimana langkah-langkahnya
yaitu pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi, serta monitoring dan evaluasi
gizi. Dimana dalam praktek yang dilaksanakan, dilakukan sesuai dengan menu
satu hari yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan studi kasus yang diberikan
dan akan dievaluasi dari hasil PAGT yang telah dibuat.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan laporan ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih semua pihak
yang membantu dalam pembuatan laporan ini, khususnya kelompok VII.
Pada proses penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya. Namun, dengan segala kemampuan kami, laporan ini
dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu masukan dan saran sangat kami
harapkan agar dapat menyempurnakan kekurangan dan kesalahan pada laporan
ini.
Kamis, 5 Juli 2012
Penanggung Jawab
Kelompok VII A
2
Daftar Isi Hal
Kata Pengantar................................................................................................................................ 2
Memilih Bahan Makanan Segar......................................................................................................4
Memilih Bahan Makanan Kering...................................................................................................18
Pembuatan Mie..............................................................................................................................34
Pembuatan Bakso.........................................................................................................................41
Pembuatan Teh Instan..................................................................................................................48
Pembuatan Susu Kedelai.............................................................................................................55
Pembuatan Roti.............................................................................................................................63
Pembuatan Dodol Buah................................................................................................................73
Pembuatan Abon...........................................................................................................................83
Pembuatan Saus............................................................................................................................96
Pembuatan Kerupuk....................................................................................................................107
3
A. Judul : Standar Makanan Umum Rumah Sakit
B. Tanggal : 10 April 2012
C. Pertemuan Ke : 3 (Tiga)
D. Pembahasan :
Makanan Cair Jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan
jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa (residu) minimal dan tembus
pandang bila diletakkan dalam wadah bening. Jenis cairan yang diberikan
tergantung pada keadaan penyakit atau jenis operasi yang dijalani.
Tujuan diet makanan cair jernih adalah untuk :
1) Memberikan makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi kebutuhan
cairan tubuh yang mudah diserap dan hanya sedikit meninggalkan sisa
(residu).
2) Mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus.
Syarat-syarat diet makanan Cair Jernih adalah sebagai berikut :
1) Makanan di berikan dalam bentuk cair jernih yang tembus pandang
2) Bahan makanan yang terdiri dari sumber karbohidrat
3) Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap
4) Sangat rendah sisa (residu)
5) Diberikan hanya selama 1-2 hari
6) Porsi kecil dan diberikan sering
Indikasi pemberian
Makanan cair jernih diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi
tertentu, keadaan mual dan muntah dan sebagai makanan tahap awal pasca
pendarahan saluran cerna. Nilai gizinya sangat rendah karena hanya terdiri dari
sumber karbohidrat.
Bahan makanan yang boleh diberikan antara lain yaitu teh, sari buah, sirup,
air gula, kaldu jernih serta cairan mudah cerna seperti cairan yang mengandung
maltodekstrin. Makanan boleh ditambah dengan suplemen energi tinggi dan
rendah sisa.
Seperti pada praktek kali ini kami membuat contoh pemberian makanan /
minuman sehari berbentuk cair jernih berupa teh, kaldu jernih dan air jeruk. Pada
pembuatan kami menambahkan gula sebanyak 10 gr dimana 10 gr gula
4
mengandung kalori sebanyak 39,4 kkal. Selanjutnya kami membuat air jeruk.
Kami membuat air jeruk dengan cara diperas. Kami menggunakan 1 buah jeruk
seberat 110 gr yang sesuai dengan urt yaitu 2 x takaran jeruk, dimana 110 gr
buah jeruk ini mengandung kalori sebanyak 50 kkal. Pada pembuatan air jeruk ini
kami juga menambahkan gula sebanyak 10 gr. Terakhir kami membuat kaldu
jernih dari bahan daging sapi dengan berat daging 50gr. Pada pembuatan kaldu
ini pertama-tama daging dicuci bersih kemudian dipotong kecil-kecil lalu
dimasukkan kedalam rebusan air. Lalu ditambahkan bumbu dan garam ¼ sdt.
Pada pembuatan kaldu kami melakukan kesalahan yaitu air rebusan daging yang
pertama seharusnya dibuang dan diambil adalah air rebusan kaldu yang kedua
agar kaldu lebih jernih. Sehingga kaldu yang kami buat lebih terlihat keruh dan
terdapat ampas rebusan daging. Karena telah menjadi kaldu, jadi daging tidak
memiliki kandungan energi lagi walaupun sudah diberikan tambahan garam,
karena garam tidak memiliki kandungan energi hanya saja mengandung natrium.
Makanan cair jernih dapat diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah
operasi, operasi yang dimaksud adalah operasi yang melibatkan saluran cerna
atau pasien yang tidak dapat makan makanan biasa sehingga yang dapat
diberikan adalah jenis makanan cair jernih. Selain itu dapat juga diberikan kepada
pasien dengan keadaan mual dan muntah karena makanan cair jernih tidak
menggunakan bumbu-bumbu yang merangsang dan hanya terdiri dari sumber
karbohidrat sehingga dapat mencegah dehidrasi, diberikan dalam porsi kecil tetapi
sering. Tetapi perlu diingat makanan cair jernih ini dapat diberikan 1-2 hari saja.
Berikut ini kandungan gizi yang terdapat dalam makanan cair jernih yang kami
buat adalah sebagai berikut.
N
o
Nama
ResepBahan
Berat
(gr)Energi
ProteinL Kh Ca Fe
Vit
A
Vit
B1
Vit
CN H
1. Teh Gula 10 39,4 0 0 9,4 0,5 0,01 0 0 0
2.Air
jeruk
- Buah
Jeruk
- Gula
110
10
49,5
39,4
0,9
9
0
0,22
0
12,32
9,4
36,3
0,5
0,44
0,01
0
0
0,08
8
0
53,9
0
3.
Kaldu
Daging
sapi
Daging
sapi50 100,5 9,4 7 0 5,5 1,4 4,5 0,04 0
Jumlah 128,4
5
Jumlah energi diatas tidak ditambah dengan daging dikarenakan dari daging
hanya diambil kaldunya saja, sedangkan kalori dari kaldu adalah 0 kkal.
E. Kesimpulan
Dari praktek yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa makanan cair
jernih dapat diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu,
keadaan mual dan muntah dan sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan
saluran cerna dengan nilai gula yang sangat rendah karena hanya terdiri dari
sumber karbohidrat.
F. Saran
- Untuk pembuatan kaldu, sebaiknya air rebusan yang pertama dibuang lalu
yang digunakan adalah air rebusan kaldu yang kedua
- Sebaiknya makanan cair jernih diberikan kepada pasien hanya selama 1-2
hari saja
- Makanan cair jernih ini sebaiknya diberikan dalam porsi kecil tetapi sering
Hasil Praktek Bentuk Makanan Cair Jernih
6
A. Judul : Studi Kasus Praktek Gizi Buruk
B. Tanggal : 24 April 2012
C. Pertemuan Ke : 4 (Empat)
D. Kasus :
Seorang balita bernama Husnan berusia 15 bulan kelihatan sangat kurus, kulit
hanya tampak pembalut tulang, iga tampak jelas, ia dirujuk ke Puskesmas
Kampung Dalam untuk dirawat. Ia tidak ada dermatosis, dengan PB 65 cm dan
BB 5,7 kg, suhu askiler 37 0C, tangan tidak dingin. Kadar gula darah 2,9 mmol/L,
Hb 8 gr/dl, golongan darah A, tidak ada muntah, tidak ada diare dan mata jernih.
Ia biasa diberi minum air tajin oleh ibunya dan sejak lahir tidak pernah
mendapatkan ASI. Hasil recall asupan Husnan hanya 500 kkal, Protein 15 gr,
Lemak 25 gr, karbohidrat 100 gr. Dirumah orang tua hanya memberikan makanan
seperti layaknya makanan tingkat rumah tangga. Sehingga tidak jarang Husnan
tidak makan sama sekali pada beberapa hari ini. Husnan merupakan anak ke-6
dari 7 bersaudara dan ia mempunyai anak yang berumur 4 bulan. Dari hasil
diskusi Tim Asuhan Gizi di Puskesmas tersebut Husnan dikatakan pada fase
Stabilisasi dengan pemberian makan setiap 3 jam. Nilai skor Z dari perhitungan
adalah <-3 SD, Rencanakan terapi diet yang akan diberikan yang diterapkan
melalui asuhan NCP.
E. Assesment
1. Riwayat Personal
Nama Pasien : Husnan
Umur : 15 bulan
2. Riwayat Penyakit
-
3. Pengukuran Antropometri
PB = 65 cm
BB = 5,7 kg
7
4. Pemeriksaan Biokimia
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Labolatorium
Jenis
Pemeriksaan
Hasil
PemeriksaanBatas Normal Satuan Keterangan
HB 8 10,8 – 12,8 Gr/dl R
Gula darah 2,9 3,9 – 5,5 Mmol/L R
Golongan
darahA - - -
5. Pemeriksaan Fisik klinis
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Keterangan
Keadaan umum - Sangat kurus Tidak Baik
- Iga Gambang Tidak Baik
Kulit Keriput Tidak Baik
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan
Nilai Normal Keterangan
Suhu 370C 36 – 370C Afebris
6. Kebiasaan Makan
Minuman : Air Tajin
7. Recall Makan Pasien
-
8. Penelusuran Masalah Gizi :
Daftar Masalah
a. Hemoglobin Rendah (8 gr/dl)
b. Gula Darah Rendah (2,9 mmol/L)
c. Asupan 500 kkal / dibawah 50%
8
F. Diagnosa
1. Diagnosa Medis
Gizi Buruk (Marasmus)
2. Diagnosa Gizi
NI.5.3 : Energi dan Protein tidak adekuat berkaitan dengan asupan
makanan yang tidak sesuai dan jarang makan ditandai dengan asupan
energi dibawah 50% (500 kkal)
NI.5.2 : Adanya KEP berkaitan dengan Gizi Buruk yaitu adanya Iga
gambang, sangat kurus dan kulit hanya pembalut tulang ditandai dengan
kadar Hb Rendah (8 gr.dl) dan gula darah rendah (2,9 mmol/L)
NC.3.1 : BB kurang berkaitan dengan asupan energi dan protein kurang
ditandai dengan nilai skor Z dari perhitungan < - 3 SD.
G. Intervensi
1. Jenis diet dan Bentuk Makanan
Diet : F75
Bentuk Makanan : Cair
2. Tujuan Diet
Tidak untuk menaikkan berat badan
Agar kondisi anak stabil
3. Prinsip Diet
Diberikan makan 8 kali/hari dengan F75
Diberikan dengan selang waktu 3 jam
4. Syarat Diet
Syarat Energi (80-100 kkal/kg BB)
Cukup Protein (1-1,5 gr/kg BB)
Cukup Cairan (tanpa edema +,++ (130 ml / kg BB)
Cukup Elektrolit
5. Bahan Makanan yang tidak dianjurkan
Bumbu yang merangsang seperti cabe dan merica
Air es, permen, Snack
6. Kebutuhan Zat Gizi
9
Cairan= 130 x 5,7
= 741 ml = pemberian 8 x = 741 : 8 = 92,625 ml
Energi= 741 x 0,75 = 555,75 kkal
P = 1,5 gr / kg BB
= 1,5 gr x 5,7 = 8,55 gr
= 8,55 x 4 x 100
555,75
= 6,15 %
L = 25% x 555,75
9
= 15,44 gr
KH = 68,85 % x 555,75
4
= 95,66 gr
7. Terapi Edukasi
- Materi : Gizi Kurang, KEP, F75
- Tujuan : - Keluarga dapat mengetahui mengenai diet yang
diberikan untuk pasien yaitu pemberian F75
- Keluarga dapat mengetahui apa gizi buruk dan KEP
serta dampaknya
- Sasaran : Orang Tua (Terutama Ibu) / Keluarga
- Waktu : 30 menit
- Tempat : Ruang Rawat Pasien
- Alat : Leaflet dan Gambar Bentuk F75
- Metode : Ceramah dan tanya jawab
10
H. Pembahasan
Gizi Buruk adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan Protein dalam asupan makanan sehari-hari hingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Mengetahui keadaan seseorang
terkena gizi buruk dimana sudah ada standartnya yaitu dilihat dari kriteria indikator
antopometri BB/U, TB/U, BB/TB dan IMT/U. Minimal ketiga kategori terpenuhi.
Kondisi pada suatu status gizi masih diatas -3 (-2 SD -3 SD), maka terjadilah
kwashiorkor (malnutrisi akut). Pada kondisi ini penting peranan radikal bebas dan
antioksidan. Bila stres katabolik terjadi pada saat status gizi dibawah -3 SD, maka
akan terjadilah marasmik-kwashiorkor. Jika kondisi kekurangan ini terjadi terus
menerus sampai pada saat dibawah -3SD maka akan terjadilah marasmik
(malnutrisi kronik). Dengan demikian pada KEP dapat terjadi : gangguan
pertumbuhan, atrofi otot, penurunan kadar albumin serum, penurunan
hemoglobin, penurunan sistem kekebalan tubuh, penurunan berbagai sintesa
enzim dan lain-lain. KEP dibagi menjadi 3 yaitu yang pertama kwashiorkor yang
ditandai dengan edema, wajah sembab membulat, mata sayu dan lain-lain;
Marasmus ditandai dengan sangat kurus, tampak tulang berbungkus kulit, wajah
seperti orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput dan lain-lain. Sedangkan
marasmus kwashiorkor merupakan gejala klinis kwashiorkor dan marasmus.
Berdasarkan klinis yang telah dibaca, Husnan disini dikategorikan anak balita
yang terkena marasmus ini ditandai dengan gejala klinisnya yaitu kelihatan sangat
kurus, kulit tampak hanya pembalut tulang, iga tampak terlihat jelas juga pada
nilai skor Z dari perhitungan yaitu dibawah -3 SD. Dari hasil diskusi TIM asuhan
Gizi di Puskesmas tersebut Husnan dinyatakan pada fase stabilisasi dengan
pemberian makan setiap 3 jam, ini berarti diberikan pemberian 8 x F75. Dimana
pada fase stabilisasi ini menggunakan formula 75 yang bertujuan tidak untuk
menaikkan berat badan serta agar kondisi anak stabil. Sebelum membuat F75
kami menghitung terlebih dahulu energi yang dibutuhkan oleh Husnan, yaitu
dengan cara menggunakan BB sebenarnya ini dikarenakan secara fisiologi anak
yang kekurangan energi kalori dari hari kehari sudah terbiasa mengkonsumsi
sedikit energi, jika langsung diberikan dalam jumlah yang banyak akan
mempengaruhi basal anak dan anak akan merasa sakit, maka disini harus
diberikan perlahan sesuai penerimaan anak, sehingga tidak menggunakan BB
ideal.
11
Pada pembuatan F75 pertama kami menghitung terlebih dahulu cairan yang
dibutuhkan Husnan dimana dilihat dari derajat edema dikali berat badan. Karena
Husnan tidak memiliki edema maka dikategorikan menggunakan cukup cairan
yaitu 130 ml/kg BB=130 x 5,7 = 741 ml. Maka dibuat F75 dengan penambahan air
hingga 741 ml karena pemberian sebanyak 8 x maka dibagi 8 menjadi 92,625 ml
F75 dalam 1 x pemberian (setiap 3 jam). Dimana F75 dibuat dari bahan susu, gula,
minyak dan mineral mix. Untuk membuat berapa takaran susu, gula, minyak dan
mineral mix yang dibuat hingga 741 digunakan perbandingan dimana setiap
penambahan hingga 1000 ml air diperlukan susu 25 gr, gula 100 gr, minyak 30 gr
dan mineral mix 20 gr. Maka perhitungannya :
Susu : 25 x 741 = 18,525 : 8 = 2,31 gr
1000
Gula : 100 x 741 = 74,1 : 8 = 9,26 gr
1000
Minyak : 30 x 741 = 22,23 : 8 = 2,77 gr
1000
Mineral : 20 x 741 = 14,82 : 8 = 1,85
1000
Dalam setiap gr dan ml bahan diatas dibuat untuk pembuatan 1 x pemberian
setiap 3 jam. Dalam pembuatan F75 disini kami menggunakan margarin sebagai
pengganti minyak. Dari hasil praktek pembuatan F75 tampak formula kamu belum
sempurna ini dikarenakan minyak tidak menyatu dengan keseluruhan bahan,
minyak tampak pecah dan terdapat dipermukaan formula. Tetapi berbeda dengan
kelompok 5, yang menghasilkan tekstur yang baik dimana bahan-bahan menyatu
sempurna, tidak tampak ada minyak dipermukaan formula. Ini dikarenakan pada
saat pembuatan formula yaitu pada saat mencampur bahan. Mereka
menggunakan margarin yang dicairkan dalam keadaan panas sehingga minyak
bereaksi dengan baik dan menyatu sedangkan pada kelompok kami
menggunakan margarin yang dicairkan dalam keadaan dingin.
Dalam pembuatan baik F75 maupun F100 sebaiknya menggunakan minyak
sayur dari pada margarin / mentega ini dikarenakan minyak sayur tinggi akan
kalori dan lemak sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan untuk pasien
lebih banyak, penggunaan minyak sayur juga lebih mudah dalam proses
pembuatan formula dikarenakan tidak perlu mencairkan lagi seperti margarin,
12
karena teksturnya sudah cair dan minyak yang dihasilkan dapat menyatu dengan
baik bersama bahan-bahan lain serta tidak mudah pecah. Formula yang dikatakan
baik atau sempurna dimana formula berwarna putih susu, beraroma khas seperti
susu, bertekstur cair, rasa yang gurih serta tidak terdapat minyak dipermukaan
formula.
Ada juga beberapa kelompok yang membuat makanan lunak. Yang dinyatakn
sudah cukup baik dan menarik karena warna yang dihasilkan berbeda-beda dari
tiap makanan yang dibuat. Secara keseluruhan, baik makanan lunak dan formula
yang dibuat sudah dinyatakan berhasil.
Secara umum perbedaan marasmus dan kwashirkor yaitu dimana marasmus
adalah disebabkan karena kekurangan energi sedangkan kwashiorkor disebabkan
karena kekurangan energi protein yang dapat dilihat tanda pada kedua kaki,
minimal terdapat edema. Mengapa bisa terdapat edema ini dikarenakan penderita
kwashiorkor kehilangan banyak albumin dimana albumin tubuh menjadi rendah.
Albumin yang berfungsi menjaga cairan tetap berada didalam sel berkurang,
sehingga cairan akan keluar dari dalam tubuh. Maka asupan protein disini
memiliki peranan penting.
Kendala dalam proses pembuatan formula 75 ini hanya pada saat
pencampuran minyak ke dalam bahan karena di takuti hasil F75 akan tidak baik
yaitu tidak menyatu sempurna dengan bahan. Walaupun demikian F75 yang kami
buat sudah dinyatakan berhasil sehingga dapat dikatakan kami mampu dalam
membuat F75. Dan dapat merencanakan terapi diet yang akan diberikan yang
diterapkan melalui NCP dengan benar.
I. Kesimpulan
Gizi buruk adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam asupan makanan sehari-hari hingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG), gizi buruk dibagi menjadi 3 yaitu
kwashiorkor (kurang protein). Marasmus (kurang energi kalori) serta marasmus-
kwashiorkor merupakan gabungan dari kwashiorkor dan marasmus. Makanan
yang diberikan biasanya berbentuk lunak, diberikan F75 atau F100 tergantung fase
yang digunakan, yaitu fase stabilisasi, rehabilitasi dan fase transisi. Sehingga
pada praktek kali ini kita mampu membuat F75, F100 maupun makanan lunak untuk
13
diberikan pada pasien gizi buruk untuk memenuhi kebutuhan energi yang
diperlukan dan menjadikannya normal yaitu dalam keadaan sehat.
J. Saran
Sebaiknya menggunakan margarin yang telah dicairkan dalam keadaan
panas agar antara minyak dengan bahan dapat menyatu sehingga
menghasilkan formula yang sempurna yaitu berwarna putih suus dan tidka
terdapat minyak dipermukaan.
Gunakan minyak sayur sebagai pembuatan F75 dan F100 karena memiliki
kalori yang tinggi juga lemak yang tinggi dibandingkan dengan margarin
atau mentega. Minyak sayur juga setara kandungan energinya dengan
minyak kelapa sawit dan memiliki warna putih kekuningan.
Pada pembuatan makanan lunak, perhatikan cara pengolahannya,
pastikan makanan yang dihasilkan bertekstur lunak, biasanya makanan
diolah dengan cara diTim.
Gambar F75 yang dibuat
Bentuk Makanan Lunak
14
K. Lampiran Menu Sehari
15
A. Judul : Studi Kasus Praktek Anemia
B. Tanggal : 1 Mei 2012
C. Pertemuan Ke : 5 (Lima)
D. Kasus :
Tn.I usia 60 tahun, status menikah, dirawat dirumah sakit dengan diagnosa
medis Ileus Obstruksi Parsial ec. Ca Recti 1/3 distal. Pasien dan istrinya bekerja
sebagai petani dengan penghasilan tidak tetap tergantung hasil panen. Pasien
mempunyai 2 orang anak yang sudah tidak tinggal dengan pasien. Sejak 3 bulan
SMRS pasien mengeluh BAB bercampur darah, dan sempat dirawat dirumah sakit
Jampang Kulon Sukabumi selama 4 hari dibopsi. Dari hasil biopsi pasien
didiagnosa kanker recti dan harus menjalankan operasi. Sejak 1 minggi SMRS
pasien mengeluh sulit BAB tetapi masih bisa buang angin. Setiap BAB bercampur
darah dan keras seperti kotoran kambing. Keluhan disertai nyeri perut hilang
timbul, BB pasien sekarang 48 kg dan TB 163 cm.
Hasil pemeriksaan biokimia : HB 9,1 gr/dl (N=13,5-17,5 gr/dl), Hematokrit 27
% (N=40-52%), Eritrosit 3,32 jt/ul (N=4,5-6,5 jt/ul), Leukosit 8200/mm3 (N=3800-
10600/mm3), Trombosit 342.000/mm3 (N=150.000-450.000/mm3), albumin 2,5
gr/dl (N=3,5-5 gr/dl), dan Protein total 4,8 gr/dl (N=6,3-8,2 gr/dl). Data klinis pasien
tampak kurus, lemah, pucat, bising usus positif, dan hanya bisa berbaring
ditempat tidur. Sebelum sakit pasien bisa makan nasi 2-3 x /hari, dengan lauk
yang sering dikonsumsi telur, ikan asin, tahu dan tempe. Pasien jarang
mengkonsumsi buah dan sayuran, hanya 1-2 x/minggu, meskipun istrinya sudah
memasakkan sayur.
Setelah sakit, pasien makan lebih sedikit dari biasanya, hasil recall 24 jam
saat dirumah sakit didapatkan energi=650 kkal, protein=33,8 gr, lemak=20,3 gr,
dan karbohidrat=66,5 gr.
E. Assesment
1. Riwayat Personal
Nama Pasien : I
Umur : 60 tahun
Sex : laki-laki
16
Pekerjaan : Petani
2. Riwayat Penyakit
Pasien sempat dirawat dirumah sakit Jampang kulon Sukabumi selama 4
hari dan dibiopsi. Dari hasil biopsi, pasien didiagnnosa kanker recti dan
harus menjalani operasi sejak 1 minggu SMRS pasien mengeluh sulit BAB
tetapi masih bisa buang angin, setiap BAB bercampur darah dan keras
seperti kotoran kambing hingga 3 bula di SMRS pasien masih mengeluh
BAB bercampur darah.
3. Pengukuran Antropometri
BB = 48 kg
TB = 163 cm
Status Gizi berdasarkan IMT
IMT = BB (kg) = 48 = 18,066TB (m)2 (1,63)
ST = Kurus Tingkat Ringan
4. Pemeriksaan Biokimia
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Labolatorium
Jenis
Pemeriksaan
Hasil
PemeriksaanBatas Normal Satuan Keterangan
HB 9,1 13,5 – 17,5 gr/dl R
Hematokrit 2,7 40 – 52 % R
Eritrosit 3,32 4,5 – 6,5 Jt/ul R
Leukosit 8.200 3.800 – 10.600 /mm3 N
Trombosit 342.000 150.000 – 450.000 /mm3 N
Albumin 2,5 3,5 – 5 gr/dl R
Protein Total 4,8 6,3 – 8,2 gr/dl R
5. Pemeriksaan Fisik klinis
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Keterangan
Keadaan umumKurus, lemah, pucat,
hanya bisa berbaringTidak Baik
Abdomen Bising usus positif Tidak Baik
17
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan
TD 110/70 mmHg 1220/100 mmHg R
Nadi 88 x / mnt 60-80 x / mnt T
Rr 20 x / mnt 18-24 x / mnt N
Suhu Afebris (40-45 oC) 36-37oC T
6. Kebiasaan Makan
Tabel 4. Kebiasaan Makan Pasien
No Jenis Makanan Makanan Frekuensi Makan
1. Makanan Pokok Nasi 2 - 3 x / hari
2. Lauk Hewani Telur, Ikan Asin 2 - 3 x / hari
3. Lauk Nabati Telur, tempe 2 - 3 x / hari
4. Sayuran Sayur 1 - 2 x / minggu
5. Buah – buahan Buah 1 - 2 x / minggu
6. Minuman - -
7. Recall Makan Pasien
-
8. Penelusuran Masalah Gizi :
Daftar Masalah
a. Hemoglobin Rendah (9,1 gr/dl)
b. Hematokrit Rendah (27 %)
c. Eritrosit Rendah (3,32 jt/ul)
d. Albumin Rendah (2,5 gr/dl)
e. Protein total (4,8 gr/dl)
f. Tekanan Darah Rendah (110/70 mmHg)
g. Nadi Tinggi (88x/manit)
18
h. BAB bercampur darah dan nyeri perut hilang timbul
i. ST. Kurus Tingkat Ringan (IMT=18,066)
j. Asupan energi 35,9 % (dibawah 50%)
F. Diagnosa
1. Diagnosa Medis
Ileus Obstruksi Parsial ec. Ca Recti 1/3 distal
2. Diagnosa Gizi
NI.5.8.6 : Gangguan saluran cerna berkaitan dengan riwayat penyakit
kanker rectum yaitu adanya BAB bercampur darah dan keras serta nyeri
perut hilang timbul ditandai dengan diagnosa medis Ileus Obstruksi Parsial
ec. Ca Recti 1/3 distal
NI.5.9.1 : Asupan vitamin tidak adekuat berkaitan dengan kurangnya
mengkonsumsi sayur dan buah, ditandai dengan hasil pemeriksaan
laboratorium Hb Rendah (9,1 gr/dl), Hematokrit Rendah (27 %), Eritrosit
Rendah (3,32 jt/ul).
NI.1.4 : Asupan energi tidak adekuat berkaitan dengan kondisi sakit yaitu
keadaan lemah, pucat, bising usus positif ditandai dengan intake energi
35,9 %
G. Intervensi
1. Jenis diet dan Bentuk Makanan :
Diet : Rendah Sisa II, Tinggi Fe dan Protein
Bentuk Makanan : Lunak
2. Tujuan Diet :
Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi dan sedikit mungkin
meninggalkan sisa dengan cara membatasi asupan serat
Meningkatkan kadar Hb, Hematokrit dan Eritrosit.
3. Prinsip Diet :
Tinggi Fe, Protein, Vitamin
Rendah Serat
4. Syarat Diet :
Energi Cukup
19
Protein Cukup 10-15%
Lemak Sedang 10-25%
Kh Cukup
Asupan serat maksimal 8 gr / hari
Porsi Kecil
5. Bahan Makanan yang tidak dianjurkan
Beras tumbuk, jagung, ubi, dodol
Daging berserat kasar
Kacang-kacangan, sayur dan buah-buahan
Teh dan kopi kental, alkohol
Bawang, cabe, jahe, merica, ketumbar dan cuka
6. Kebutuhan Zat Gizi
BMR = (10 x BB) + (6,25 x TB) - (5 x U) + 5
= (10 x 48) + (6,25 x 163) - (5 x 60) + 5
= (480) + (1018,75 x TB) - (300) + 5
= 1203,75 – 5% = 1143,5625 kkal
TEE = BMR x Fa x Fs
= 1143,56 x 1,2 x 1,4
= 1921,1808 kkal
P = 1,3 gr / kg BB
= 1,3 gr x 48 = 62,4 gr
= 62,4 x 4 x 100 kkal 1921,1808= 17,99 %
L = 25% x 1921,1808
9
= 53,36 gr
KH = 62,01% x 1921,1808
20
4
= 297,83 gr
7. Terapi Edukasi
- Materi : Diet rendah Sisa dan Anemia
- Tujuan : - Pasien dan Keluarga dapat mengetahui mengenai
diet yang sedang dijalani
- Pasien dan Keluarga mengetahui akibat kurangnya
asupan energi yang dikonsumsi
- Memotivasi pasien agar menerapkan diet yang
diberikan
- Sasaran : Pasien dan Keluarga
- Waktu : 30 menit
- Tempat : Ruang Rawat Pasien
- Alat : Leaflet
- Metode : Ceramah dan tanya jawab
H. Pembahasan
Anemia merupakan keadaan dimana massa eritrosit dan massa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh. Anemia dapat juga dikatakan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta
hitung eritrosit dan hematokrit dibawah normal. Timbulnya anemia mencerminkan
adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan
atau keduanya. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis.
Anemia dapat disebabkan oleh, perdarahan hebat, berkurangnya pembentukkan
sel darah merah disebabkan kekurangan mengkonsumsi makanan yang
bersumber dari zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin C, penyakit kronis atau
disebabkan karena meningkatnya penghancuran sel darah merah dan lain-lain.
Tetapi adapula anemia yang disebabkan karena penyakit lain yang menyertainya.
Seperti pada kasus yang telah dibaca ini, disini Tn. I telah didiagnosa medis
ileus obstruksi Parsial ec. Ca Recti 1/3 distal, ini merupakan hambatan atau
gangguan passage usus baik parsial atau komplit disebabkan oleh obstruksi atau
gangguan mekanik. Pasien sebelum masuk rumah sakit mengeluh sulit BAB
21
tetapu masih bisa buang angin, tetapi BAB bercampur darah dan keras seperti
kotoran kambing, pasien juga sering mengeluh nyeri perut hilang timbul. Dari data
hasil pemeriksaan biokimia yaitu Hb Rendah (9,1 gr/dl), Hematokrit Rendah (27
%), Eritrosit Rendah (3,32 jt/ul) yang berkaitan dengan penyakit yang dialaminya
yaitu ileus obstruksi Parsial ec. Ca Recti 1/3 distalyang merupakan salah satu
penyakit saluran cerna maka kami memberikan jenis diet rendah sisa, tinggi Fe
dan Protein serta bentuk makanan yang lunak mengingat Tn. I berusia 60 tahun
yaitu sudah dikatakan lansia. Diet yang diberikan memiliki jumlah seat minimal 8
gr/hari untuk mempermudah kerja saluran pencernaan yang mengalami
gangguan. Dimana diperoleh energi yang dibutuhkan Tn. I adalah 1921,1808 kkal.
Menu yang kami hidangkan dalam diet ini adalah pada waktu pagi kami
menyajikan Bubur Ayam. Menu yang disajikan sudah dikatakan baik, karena
berbentuk lunak dan ditambahnya wortel dan juga ayam untuk meningkatkan
kandungan vitamin, mineral dan protein di dalam makanan tersebut. Pada snack
pagi diberikan bubur kacang hijau, sebaiknya kacang hijau diambil sarinya saja
karena kacang hijau tinggi akan kandungan serat didalamnya, dimana untuk
menurunkan kadar serat didalamnya dan tetap menjaga kandungan gizi yang
terdapat pada kacang maka teknik pengolahannya diambil sarinya saja. Pada
hidangan makan siang disajikan nasi tim, pindang ikan, perkedel tempe, tumis
bayam dan sari buah dan snack sore yaitu jus apel. Hidangan ini sudah cukup
baik, hanya saja pada malam hari masih dinyatakan kurang benar karena
hidangan yang diberikan menyajikan nasi. Dimana nasi bukan merupakan
makanan lunak sebaiknya diganti dengan nasi tim/bubur saja.
Sebenarnya untuk jenis diet yang diberikan untuk penyakit ileus obstruksi
Parsial ec. Ca Recti 1/3 distal dapat diberikan diet lambung hanya perhatikan
bentuk makanannya saja.
Adapula hidangan makanan yang memiliki kandungan Fe yang tinggi untuk
membantu meningkatkan kadar Fe dalam tubuh yaitu Semur hati ayam, yang
mana hati memiliki kadar Fe yang tinggi. Fe yang tinggi ini akan membantu
meningkatkan kadar Hb sehingga kadar Hb yang awalnya rendah menjadi normal.
Secara keseluruhan, menu yang diberikan menghasilkan energi 1882,16 kkal
memenuhi 95,90 % kebutuhan energi untuk Tn.i. Pada menu juga sudah
22
melengkapi kebutuhan akan vitami karena tetap disajikan sayuran dan buah-
buahan pada hidangan makanan.
Yang paling penting diperhatikan dalam pemberian makanan hal pertama
yang harus diperhatikan adalah status gizi dari pasien. Apabila pasien memiliki
Status Gizi Rendah maka semaksimal mungkin hidangan makanan yang disajikan
harus memenuhi asupan energi sesuai kebutuhan pasien. Guna untuk
meningkatkan Status gizi hingga menjadi Normal.
Dalam praktek kali ini kami tidak mengalami kendala dalam
pembuatan/pengolahan makanan yang disajikan karena menu yang disajikan
mudah dalam proses pengolahannya dan juga alat yang digunakan mudah
diperoleh. Maka pada praktek kali ini kita dapat membuat menu 1 hari untuk kasus
yang diberikan sesuai penyakit yang dialami pasien, dapat membuat NCP nya
dengan baik dan berdasarkan langkah-langkah PAGT.
I. Kesimpulan
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan
hematokrit di bawah normal atau keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa
hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen
bagi jaringan tubuh. Tn.I dinyatakan anemia karena berkaitan dengan hasil
labolatorium yang menunjukkan kadar Hb rendah yaitu 9,1 gr/dl, Hematokrit
rendah yaitu 27% dan eritrosit yang juga rendah yaitu 3,32 juta/ul. Disertai dengab
diagnosa medis ileus obstruksi parsial ec. Ca recti 1/3 distal sehingga jenis diet
yang diberikan adalah diet rendah sisa, tinggi Fe dan tinggi protein dengan bentuk
makanan lunak. Yang bertujuan untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan
gizi dan sedikit meninggalkan sisa dengan cara membatasi asupan serat serta
agar kadar Hb meningkat demikian pula hematokrit dan eritrosit yang meningkat
hingga mencapai kadar Normal.
J. Saran
Pada pembuatan makanan lunak, perhatikan cara pengolahannya,
pastikan makanan yang dihasilkan bertekstur lunak.
23
Diet rendah sisa yang diberikan harus rendah serat, sebaiknya buah
hindari dalam keadaan utuh karena kadar serat yang tinggi, sebiaknya
buah diambil sarinya saja
Sebelum menaikkan kadar zat gizi yang rendah sebaiknya perhatikan
status gizi pasien terlebih dahulu dimana langkah pertama yang harus
dilakukan yaitu usahakan status gizi normal untuk membantu pemulihan /
penyembuhan penyakit yang dialami pasien
Hidangan Makanan yang Disajikan
Hidangan Pagi (07.00)
Hidangan Pagi (07.00nWIB) -> Bubur Ayam
Snack Pagi (10.00 WIB) -> Bubur Kacang
24
Makan Siang (12.30 WIB) -> - Nasi
- M
- M
- M
- m
Snack Sore (15.00 WIB) -> Jus Apel
Makan Malam (19.00 WIB) -> -
K. Lampiran Menu Sehari
25
A. Judul : Study Kasus Divertikulitis
B. Tanggal : 22 Mei 2012
C. Pertemuan ke : 7 (Tujuh)
D. Kasus :
26
Tn. X berumur 45 tahun adalah seorang pengusaha pengiriman barang yang
sukses, sehari-hari ia sibuk dengan usahanya. Ia mempunyai seorang istri dan 3
orang anak yang beranjak remaja. TB 165 cm dengan BB 70 kg. Selama
beberapa bulan terakhir ia mempunyai keluhan sakit dibagian perut sebelah
kanan terutama setelah makan. Selain itu juga merasakan sulit untuk BAB.
Awalnya ia hanya minum jamu untuk mengobati rasa sakitnya.
Ketika rasa sakitnya makin parah, ia juga merasa demam, mual dan sering
flatus. Ia konsultasi ke Dokter dan disarankan untuk dirawat di RS sambil
dilakukan beberapa pemeriksaan.
Dari hasil anamnesa dengan ahli gizi diketahui pola makan Tn. X tidak suka
sayuran, tempe dan tahu. Kesukaannya makanan berlemak / bersantan.
Kebiasaan makan paginya adalah nasi goreng, telur atau roti isi keju dan
minuman kopi. Untuk makan siang seringnya ia makan di restoran Padang.
Sedangkan frekuensi makan buah hanya sesekali. Kesukaannya makan-makanan
kecil / selingan seperti keripik jagung, emping dan minuman ringan bersoda. Ia
juga merokok 1 hari sebanyak 1 pak.
Dari hasil pemeriksaan dokter ia dinyatakan menderita Divertikulitis. Terapi
yang diberikan antara lain : Istirahat tirah baring, obat antibiotika, analgesic dan
anticholinergic.
Anda sebagai seorang ahli gizi, berikan pelayanan asuhan gizi berdasarkan
NCP pada Ny. X dan susun menu sehari.
E. Assesment
1. Riwayat Personal
Nama Pasien : X
Umur : 45 tahun
Sex : laki - laki
Pekerjaan : Pengusaha
2. Riwayat Penyakit
Beberapa bulan terakhir mempunyai keluhan sakit bagian perut sebelah
kanan, sulit BAB
3. Pengukuran Antropometri
27
TB = 165 cm
BB = 70 kg
IMT = BB (kg) = 70 = 25,711
TB (m)2 (1,65)
ST = Gemuk (Overweight)
BBI = (TB - 100) – 10% (TB – 100)
= (165 – 100) – 10% (165 – 100)
= 65 – 6,5
= 58,5 kg
4. Pemeriksaan Biokimia
-
5. Pemeriksaan Fisik Klinis
Hasil Pemeriksaan Fisik
-
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan
Nilai Normal Keterangan
Suhu > 370C 36 – 370C Demam
6. Kebiasaan Makan
Tabel 2 Kebiasaan Makan Pasien
No Jenis Makanan Makanan Frekuensi Makan
1. Makanan Pokok Nasi 3 x sehari
2. Lauk Hewani Telur 3 x sehari
3. Lauk Nabati - -
4. Sayuran - -
5. Buah – buahan Buah Sesekali
28
6. Minuman Kopi, minuman
bersoda
Sering
7. Lain-lain Keripik jagung, emping Sering
7. Recall Makan Pasien
-
8. Penelusuran Masalah Gizi
Daftar Masalah
a. Status Gizi Overweight (IMT > 25)
b. Demam, mual, flatus
c. Sulit BAB
d. BB Lebih (> BB ideal)
F. Diagnosa
1. Diagnosa medic
Diverticulitis
2. Diagnosa Gizi
NC.3.3 : Kelebihan berat badan atau overweight berkaitan dengan
kebiasaan makan berlemak / bersantan, makanan kecil / selingan,
minuman bersoda ditandai dengan IMT = 25,711
NC.1.4 : Gangguan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan adanya
perubahan fungsi kolon ditandai dengan sakit dibagian perut sebelah
kanan, sulit BAB, mual, dan sering flatus.
G. Intervensi
1. Jenis diet dan Bentuk Makanan
Diet : Rendah Sisa I
Bentuk Makanan : Lunak
2. Tujuan Diet
29
Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi
Mencegah akibat laktasi dari makanan berserat tinggi
Mempertahankan BB normal dan mencegah kenaikan BB.
3. Prinsip Diet
Diet Rendah Sisa
4. Syarat Diet
Energi sesuai kebutuhan, protein tinggi (15%) karena ada infeksi untuk
memperbaiki sel usus, lemak rendah untuk mencegah steatorea,
karbohidrat cukup.
Serat maksimal 8gr/ hari.
5. Makanan yang tidak dianjurkan
Makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil (Co: Tomat, Jambu Biji,
strawberry dll) yang dapat menumpuk dalam divertikulitis
Daging berserat kasar, cabe, merica, cuka
Kacang-kacangan ( Co: Kacang tanah, kacang merah, kacang hijau dan
lain-lain)
Sayur dan buah utuh (lebih baik dibuat sari atau ambil airnya saja)
Teh dan kopi kental, alkohol
6. Kebutuhan Zat Gizi
BMR = (10xBB)+(6,25xTB)-(5xU)+5
= (10x70)+(6,25x165)-(5x45)+5
= 700 + 1031,25 - 225 + 5
= 1511,25 kkal
TEE = BMR x Fa x Fs
= 1511,25 x 1,2 x 1,2
= 2176,2 kkal
P = 13% x TEE
= 13% x 2176,2 kkal
= 13 x 2176,2 kkal
30
100
= 282,906 kkal
4
= 70,72 gr
L = 15% x TEE
= 15% x 2176,2 kkal
= 15 x 2176,2 kkal
100
= 326,43 kkal
9
= 36,27 gr
KH = 72% X TEE
= 72% X 2167,2 kkal
= 72 x 2167,2 kkal
100
= 1566,86 kkal
4
= 391,716 gr
H. Pembahasan
Diverticulitis adalah penyakit pencernaan terutama ditemukan dalam usus
besar. Diverticulitis berkembang dari diverticulosis, yang melibatkan pembentukan
kantong (divertikula) pada bagian luar usus besar. Diverticulitis terjadi jika salah
satu divertikula menjadi meradang.
Gejala yang paling umum dari divertikulitis adalah nyeri perut. Tanda yang
paling umum adalah nyeri di sekitar sisi lain perut bagian bawah. Jika infeksi
adalah penyebabnya, kemudian mual, muntah, demam, kram, dan sembelit dapat
terjadi juga. Tingkat keparahan gejala tergantung pada sejauh mana infeksi dan
komplikasi. Diverticulitis dapat memperburuk sepanjang hari pertama dimulai
31
sebagai nyeri kecil dan diare, dan perlahan-lahan dapat berubah menjadi muntah
dan nyeri yang tajam.
Dari kasus yang kami dapat, diketahui bahwa Tn. X berumur 45 tahun
mempunyai keluhan sakit d bagian perut sebelah kanan terutama setelah makan.
Selain itu ia juga merasakan sulit BAB. Ketika rasa sakitnya makin parah, ia juga
merasa demam, mual, dan sering flatus.
Dari hasil anamnesa dengan ahli gizi diketahui pola makan Tn. X tidak suka
sayuran, tempe dan tahu. Kesukaannya makanan berlemak dan bersantan.
Kebiasaan makan paginya adalah nasi goreng, telur, atau roti isi keju dan
minuman kopi. Untuk makan siang seringnya ia makan di restoran padang.
Sedangkan frekuensi makan buah hanya sesekali. Kesukaannya makan-makanan
kecil/ selingan seperti keripik jagung, emping, dan minuman ringan bersoda. Ia
juga merokok 1 hari sebanyak 1 bungkus.
Dari hasil pemeriksaan dokter ia dinyatakan menderita diverticulitis.
Dari hasil pengukuran antropometri diketahui status gizi Tn. X adalah
overweight. Karena dari hasil diagnosa Tn. X dinyatakan menderita diverticulitis,
maka Tn. X disarankan untuk menjalani beberapa terapi diet. Jenis diet yang
diberikan berupa diet rendah sisa 1 dengan bentuk makanan lunak.
Tujuan dari diet ini sendiri adalah untuk mengistirahatkan usus untuk
mencegah perforasi, mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi, dan
mempertahankan BB normal serta mencegah kenaikan BB.
Tn. X tidak dianjurkan makan makanan yang banyak mengandung biji-biji
kecil, daging berserat kasar, kacang-kacangan, sayur dan buah utuh, serta teh
dan kopi kental dan alkohol. Sehingga makanan yang kami berikan untuk Tn. X
adalah makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi Tn. X dan makanan yang
dapat memperbaiki sel usus, berlemak rendah untuk mencegah steatorea,
karbohidrat cukup.
Menu yang kami berikan untuk Tn. X adalah sebagai berikut. Untuk sarapan
pagi kami berikan pure kentang dengan campuran wortel dan telur. Kentang
diberikan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat sebagai pengganti nasi. Telur
mengandung protein yang tinggi sehingga dapat membantu memperbaiki sel
usus. Snack pagi kami berikan bubur ubi jalar kuning ,dimana bubur ubi jalar
kuning ini berbentuk lunak . ini kami berikan untuk mengubah pola makan Tn. X
yang biasanya makanan selingannnya berupa keripik jagung, emping, dan
32
minuman ringan bersoda. Untuk makan siangnya kami berikan bubur, bubur
diberikan agar kerja usus tidak terlalu berat, proteinnya didapat dari semur daging
ayam dan tahu. Kami memilih memberikan daging ayam karena seratnya tidak
terlalu tinggi bila dibandingkan dengan daging sapi. Sayurannya adalah oseng
labu siam, karena penyakit diverticulitis tidak boleh makan sayur dan buah utuh,
sayuran kami potong kecil-kecil dan buah kami berikan sari buah tomat. Snack
sore kami berikan roti tawar isi selai srikaya dan sari jeruk dicampur apel. Terakhir
untuk makan malam kami berikan nasi tim sebagai sumber karbohidrat, bakso
ikan dicampur wortel, buncis, dan jagung manis sebagai sumber protein hewani
dan sayuran serta nugget tahu untuk sumber protein nabati dan buahnya kami
berikan pisang.
Dari menu yang kami berikan ini, diharapkan Tn. X dapat merubah pola
makannya, dan terapi diet dijalan kan sesuai dengan perencanaan diet yang
diberikan.
Tidak ada kendala dalam praktek kami kali ini. Menu yang kami sajikan tidak
susah dalam pengolahannya serta bahan yang digunakan mudah didapat. Menu
yang kami buat juga sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai dengan
penyakit yag diderita pasien. NCP kami buat dengan baik berdasarkan langkah-
langkah PAGT.
I. Kesimpulan
Divertikulitis adalah peradangan yang terjadi pada usus besar. Salah satu
penyebab divertikulitis adalah sering mengkonsumsi makanan berlemak dan
jarang mengkonsumsi sayuran seperti pada kasus ini. Masalah yang dialami Tn. X
adalah status gizi yang kegemukkan atau overweight (IMT > 25), demam, mual,
flatus dan sulit BAB. Maka dalam penanganannya disini diberi diet rendah sisa
untuk mengistirahatkan usus, mencegah akibat laktasi dari makanan berserat
tinggi serta mempertahankan BB normal dan mencegah kenaikan BB. Hal yang
harus diperhatikan dalam penyusunan menu adalah melihat asupan serat yang
dikonsumsi, tidak boleh > 8 gr. Karena jika > 8 gr. Maka dikatakan menu yang
dibuat tidak boleh diberikan pada Tn. X ini karena akan memperberat kerja usus
dan ini akan membahayakan Tn. X.
33
J. Saran
Untuk membuat tujuan diet perhatikan masalah gizi yang akan ditangani.
Berikan buah-buahan pada menu dengan cara di ambil sarinya atau airnya
saja sehingga di dapat serat yang seminimal mungkin dari buah tersebut.
Buat menu dengan mencantumkan serat yang terkandung dari tiap bahan
yang terdapat pada menu dan jumlahkan keseluruhan serat agar
mengetahui berapa banyak serat dari menu sehari yang dibuat apakah
memenuhi syarat Diet yang ditentukan.
A. Judul : Study Kasus Tuberculosis
B. Tanggal : 12 Juni 2012
C. Pertemuan ke : 8 (Delapan) dan 9 (Sembilan)
D. Kasus :
34
Ny. Betty adalah seorang PNS dengan pendidikkan sarjana yang tinggal di
Kota Puwekerto. Bersuku Jawa dan beragama Islam. Ny. Betty saat ini berumur
39 tahun dengan BB 33 kg dan TB 158 cm, LLA 13,2 cm. Beliau bekerja selama 7
jam setiap hari dan selalu mengikuti aerobic untuk kebugaran tubuhnya setiap 3
kali perminggu.
Frekuensi makan setiap hari Ny. Betty adalah ia terbiasa makan pokok 3 x
sehari dengan porsi nasi 150 gr @porsi, lauk hewani 2 x sehari, lauk nabati 1 x
sehari, sayuran 2 x sehari dan buah 4 x perminggu. Tidak ada pantangan tetapi
alergi makan tempe dan telur.
Pada tanggal 20 maret 2012, Ny. Betty masuk RS dengan keluhan lemas,
sering mengantuk serta batuk-batuk yang disertai dahak, dan nafsu makan
berkurang disebabkan karena batuk yang mengganggu. Bahkan dalam 6 bulan
terakhir ia mengalami penurunan BB sebanyak 3 kg. Sekitar 4 tahun yang lalu Ny.
Betty pernah masuk RS dengan keluhan yang sama dan didiagnosa menderita TB
Paru. Setelah dilihat dari riwayat penyakit keluarga, ternyata ayah Ny. Betty juga
menderita penyakit yang sama. Ny. Betty masuk ruang perawatan dahlia Kls 1/6,
No. RM 844427.
Pengobatan yang diberikan adalah :
Inj. Streptomycin 1x500 mg
Sohobion 1x1
Dexanta 3x1
Cetixime 2x100mg
Sanyotet 1x1
Mentigo SR 2x1
Pemeriksaan Klinis
TD 100/70 mmHg
Nnadi 70 x/mnt
Rr 20 x/mnt
Suhu 37oC
Pemeriksaan Biokimia
Jenis Pemeriksaan Hasil
35
Hemoglobin 9,5
Leukosit 66100
Hematokrit 29
Eritrosit 3,8
Trombosit 307.000
MCV 77
MCH 25,1
RDW 15,9
MPV 8,7
Limfosit 12,8
SGOT 37
SGPT 31
Kolesterol Total 157
Trigliserida 162
Basofil 0,4
Eosinofil 0,6
Batang 0
Segmen 78,5
Monosit 6,2
Sebagai seorang ahli gizi, berikan pelayanan asuhan gizi berdasarkan NCP untuk
Ny. Betty dan susun meu sehari
E. Assesment
1. Riwayat Personal
Nama Pasien : Betty
Umur : 39 tahun
Sex : Permpuan
Pekerjaan : PNS (Pegawai Negeri Sipil)
Pendidikan : Sarjana
Agama : Islam
No. RM : 844427
Ruang Rawat : Dahlia Kls 1/6
Tanggal MRS : 20 maret 2012
36
Alamat : Porwokerto
Diet RS : -
Bentuk Makanan : -
2. Riwayat Penyakit
Pernah masuk Rumah Sakit dengan keluhan lemas, sering mengantuk,
serta batuk-batuk yang disertai dahak dan nafsu makan berkurang dan
didiagnosa TBC Paru
3. Pengukuran Antropometri
TB = 158 cm
BB = 33 kg
LLA = 13,2 cm < 60% Standar (rt2 = 30)
IMT = BB (kg) = 33 = 13,21
TB (m)2 (1,58)2
ST = Underweight (Berat Badan Kurang)
BBI = (TB - 100) – 10% (TB – 100)
= (158 – 100) – 10% (158 – 100)
= 58 – 5,8 = 52,2 kg
4. Pemeriksaan Biokimia
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Labolatorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Batas Normal Satuan Keterangan
Hemoglobin 9,5 12-14 gr/dl R
Leukosit 66,1 5-10 ribu/ml N
Hematokrit 29 40-48 % R
Eritrosit 3,8 4,5-5,5 juta/ml R
Trombosit 307 150-400 ribu/ml N
MCV 77 82-92 FI R
MCH 25,1 27-31 Pgr R
RDW 15,9 <31 % T
MPV 8,7 7,5-11,5 Fl N
Limfosit 12,8 20-40 % R
SGOT 37 <37 U/l (37o) N
SGPT 31 <42 U/l (37o) N
37
Kolesterol Total 157 <200 mg/dl N
Trigliserida 162 40-155 mg/dl T
Basofil 0,4 <1 % N
Eosinofil 0,6 1-3 % R
Batang 0 2-6 % R
Segmen 78,5 50-70 % T
Monosit 6,2 2-8 % N
5. Pemeriksaan Fisik Klinis
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Keterangan
Keadaan Umum Lemas Tidak Baik
Batuk Berdahak Tidak Baik
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan
Nilai Normal Keterangan
TD 100/70 mmHg 1220/100 mmHg R
Nadi 70 x / mnt 60-80 x / mnt N
Rr 20 x / mnt 18-24 x / mnt N
Suhu 37oC 36-37oC N
6. Kebiasaan Makan
Tabel 4 Kebiasaan Makan Pasien
No Jenis Makanan Makanan Frekuensi Makan
1. Makanan Pokok Nasi 150gr @porsi 3 x sehari
2. Lauk Hewani - 2 x sehari
3. Lauk Nabati - 1 x sehari
4. Sayuran - 2 x sehari
5. Buah – buahan Buah 4 x / minggu
6. Minuman - -
38
7. Recall Makan Pasien
-
8. Penelusuran Masalah Gizi
Daftar Masalah
a. Berat Badan Kurang (ST Underweight)
b. Hemoglobin Rendah
c. Hematokrit Rendah
d. Eritrosit Rendah
e. MCV Rendah
f. MCH Rendah
g. RDW Tinggi
h. Limfosit Rendah
i. Trigliserida Rendah
j. Eosinofil Rendah
k. Batang Rendah
l. Segmen Rendah
F. Diagnosa
1. Diagnosa medic
TBC Paru
2. Diagnosa Gizi
NC.3.1 BB Kurang berkaitan dengan adanya batuk berdahak sehingga
nafsu makan berkurang ditandai dengan IMT = 13,22 (ST. Underweight /
BB Kurang), BB=33 kg < BII (52,2 kg)
NI.5.1 Peningkatan Kebutuhan Gizi (Energi, Protein, Fe, Vitamin C)
berkaitan dengan adanya infeksi paru dan penurunan BB 3 kg ditandai
dengan HB = 9,5 (Rendah), Hematokrit = 29 (Rendah), Eritrosit = 3,8
(Rendah)
G. Intervensi
1. Jenis diet dan Bentuk Makanan
Diet : Tinggi Energi dan Tinggi Protein
39
Bentuk Makanan : Lunak
2. Tujuan Diet
Mencegah kehilangan Berat Badan dan menaikkan berat badan secara
bertahap hingga mencapai berat badan ideal
Menggantikan zat gizi yang hilang (Fe) untuk mencapai gizi optimal
Mencegah dan mengurangi kerusakkan jaringan tubuh terutama paru-
paru
3. Prinsip Diet
TETP
4. Syarat Diet
Energi Tinggi untuk mencapai Berat Badan Ideal
Protein Tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak (Sesuai BB aktual)
Lemak cukup (20-25%) dan karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan
energi total
Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin Fe dan C
Makanan mudah dicerna
Makanan tidak merangsang
5. Bahan makanan yang tidak dianjurkan
Sumber protein, karbohidrat dimasak dengajn banyak minyak kelapa
atau santan kental
Minuman rendah kalori
Santan yang kental
Bumbu tajam seperti cabe dan lada
6. Kebutuhan Zat Gizi
Rumus Harisst Benedict
BMR = 655,1 + (9,56 x BB) + (1,85 x TB) - (4,7 x U)
= 655,1 + (9,56 x 33) + (1,85 x 158) - (4,7 x 39)
= 655,1 + 315,48 + 292,3 – 183,3
= 1079,58 kkal
TEE = BMR x Fa x Fs
= 1079,58 x 1,2 x 1,4
40
= 1813,6944 kkal
P = 15% x TEE
= 15% x 1813,6944 kkal
= 272,05 kkal
4
= 68,01 gr
L = 20% x TEE
= 20% x 1813,6944 kkal
= 36,273 kkal
9
= 40,3 gr
KH = 65% X TEE
= 65% X 1813,6944 kkal
= 1178,9013 kkal
4
= 294,7253 gr
H. Pembahasan
Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
Mycrobacterium tuberculosis yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri.
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang
biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang
rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh
41
seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening,
dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu
paru-paru. Gejala yang paling umum dari penderita tuberculosis yaitu demam
yang tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam, kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul, penurunan nafsu makan dan berat badan, batuk-batuk
selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan tidak enak
(malaise), serta lemah.
Pada kasus ini, Ny. Betty telah didiagnosa menderita penyakit TBC Paru,
dengan keluhan lemas, sering mengantuk serta, batuk-batuk yang disertai dahak
dan nafsu makan berkurang disebabkan karena batuk yang mengganggu.
Dengan gejala ini sudah tampak bahwa Ny. Betty memiliki keadaan fisik yang
tidak baik. Dimana sekitar 4 tahun yang lalu ia pernah juga masuk dirumah sakit
dengan keluhan yang sama dan didiagnosa TBC. Dimana dilihat dari hasil
pengukuran antopometri dinyatakan Ny. Betty ini memiliki BB kurang yaitu 33 kg <
dari BB ideal. Dengan Status gizi Underweight. Maka yang harus diperhatikan
dalam menyusun diet nanti adalah memperhatikan asupan makanan yang
diberikan agar dapat mempertahankan dan memelihara berat badan dari Ny.
Betty agar tidak berkurang ;agi dan meningkatkan beratnya hingga mencapai
berat badan ideal secara bertahap.
Dilihat dari pemeriksaan laboratorium, yang paling menonjol yaitu pada
pemeriksaan hemoglobin yang rendah. Hemoglobin rendah disebabkan banyak
faktor, salah satunya karena kurangnya konsumsi zat besi dan zat gizi lain untuk
pembentukan hemoglobin yang dilihat dari penurunan nafsu makan karena batuk
yang diderita Ny. Betty yang disebabkan penyakit TBC Paru tersebut. Sehingga
menyebabkan eritrosit rendah, volume rata-rata eritrosit (MCV) juga rendah, maka
jumlah rata-rata hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit (MCH) rendah,
perbandingan sel darah merah dan volume darah secara keseluruhan (Trombosit)
nya rendah, tetapi pada pemeriksaan RDW akan tinggi karena ini
mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, keadaan ini yang biasa
ditemukan pada anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi
vitamin B12. Tetapi leukosit disini dalam keadaan normal, ini mungkin saja
menunjukkan penyakit Ny. Betty sudah mulai sembuh atau infeksi pada paru yang
baru mulai aktif. Karena Leukosit disini akan memperlihatkan fungsi dalam sistem
42
pertahanan tubuh terhadap infeksi. Perhitungan jenis leukosit yang ada dalam
darah yaitu dilihat dari lima tipe sel darah putih yaitu netrofil, eosinofil, basofil,
monosit dan limfosit. Neutrofil dan limfosit merupakan 80-90% dari total leukosit.
Hasil pemeriksaan hitung jenis leukosit memberi informasi spesifik berhubungan
dengan infeksi dan proses penyakit. Karena hasil menunjukkan leukosit dalam
keadaan normal maka tidak perlu dilakukan perlakuan perbaikkan lagi hanya saja
mempertahankan kadar tersebut tetap dalam keadaan normal.
Pada hasil pemeriksaan klinis, hanya tekanan darah saja yang bermasalah
yaitu tekanan darah nya yang dinyatakan rendah. Ini yang harus diperhatikan
dimana dalam pemberian makannya yang mengandung natrium harus diberikan
dalam jumlah yang agak tinggi. Contohnya pemberian makanan bersumber dari
laut.
Pada penderita penyakit TBC Paru ini diberikan diet Tinggi Energi dan Tinggi
Protein dikarenakan pada penderita tuberculosis basal metabolisme akan naik
dan energi disini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan Ny. Betty yang
mengalami BB kurang, yang mana energi diberikan sesuai dengan keadaan
penderita hingga mencapai berat badan normal dan Tinggi Protein disini diberikan
karena kadar Hb yang kurang maka perlu diet yang mengandung zat besi dan
vitamin C dalam pembentukkan hemoglobin dan penyembuhannya serta untuk
mengganti sel-sel yang rusak. Jumlah Protein yang akan diberikan biasanya 70-
100 gr/hari, lemak dan karbohidrat cukup. Makanan yang tidak dianjurkan adalah
makanan yang mengandung lemak tinggi seperti santan kental, bumbu yang
tajam, minuman yang rendah akan kalori karena sebaiknya sajikan menu dengan
minuman tinggi akan kalori untuk menambah kalori yang dibutuhkan Ny. Betty.
Dari menu yang telah dipraktekkan disini ada beberapa menu yang
menyajikan kandungan zat gizi yang kaya akan protein, zat besi demikian pula
vitamin C nya. Pada makanan pagi disajikan menu dengan kaya akan karbohidrat
dan vitamin, mineral dari sayur-sayuran. Pada snack pagi diberikan hidangan
dengan banyak mengandung vitamin C yaitu terdapat pada buah kiwi dan jeruk.
Pada makan siang disajikan makanan yang mengandung protein tinggi yaitu ikan,
tahu, bayam yang memiliki kandungan zat besi yang tinggi, serta jambu biji untuk
penyerapan zat besi yang telah dikonsumsi sebelumnya. Pada snack sore
diberikan sajian berupa minuman hangat yang berisi kacang-kacangan yang kaya
akan protein, zat besi, dan kandungan gizi lainnya dicampur dengan roti yang
43
mengandung karbohidrat kompleks. Yang terakhir pada makan malam disajikan
makanan yang juga mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dn mineral
yang sesuai serta buah yang disajikan seperti minuman untuk memudahkan Ny.
Betty dalam mengkonsumsinya.
Secara keseluruhan menu yang disajikan sudah dinyatakan baik, hanya saja
pada perhitungan dalam memberikan protein masih perlu diperbaiki dimana
seharusnya pemberian protein harus diberikan diatas 15%, mengingat diet yang
diberikan adalah tinggi protein maka harus > 15%. Karena jika diberikan protein
15% ini masih dinyatakan menu yang dibuat hanya menu makanan biasa bukan
tinggi protein.
Tidak ada kendala dalam praktek kami kali ini. Menu yang kami sajikan juga
tidak sulit dalam pengolahannya serta bahan yang digunakan mudah didapat.
Total kebutuhan yang didapat sudah sesuai dengan persen kebutuhan yang
diterima. Maka pada praktek kali ini kami dapat membuat menu 1 hari sesuai
dengan kasus yang diberikan serta dapat menyusun PAGT berdasarkan NCP.
Hidangan Makanan yang Disajikan
Hidangan Pagi (07:00 WIB) Nasi Bakar Lembut Manis
Snack Pagi (10:00 WIB) Puding Kiwi
Makan Siang (12:00 WIB) Nasi Tim, Ikan Bakar Manis, Jepang Miso Sup tufo,
dan Sari Jambu Biji
44
Snack Sore (15:00 WIB) Skoteng
Makan Malam (19:00 WIB) Nasi Tim, Sup Ayam, Bakwan Jagung, Tumis
Jamur Taoge, Sari Pepaya
I. Kesimpulan
Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
Mycrobacterium tuberculosis yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru.
Bakteri ini mudah terinfeksi pada seseorang dengan daya tahan tubuh yang
rendah seperti yang dialami oleh Ny. Betty. Apa lagi ia mempunyai riwayat
penyakit yang sama yaitu pernah menderita penyakit TBC Paru. Masalah yang
dialami Ny. Betty ini yaitu lemas, sering mengantuk serta batuk-batuk yang
disertai dahak, dan nafsu makan berkurang, mengalami penurunan BB sebanyak
3 kg pada 6 bulan terakhir. Status gizinya dinyatakan Underweight dan
hemoglobinnya rendah. Maka dalam penanganannya disini diberi diet TETP untuk
45
mempertahankan, memelihara dan meningkatkan berat badannya hingga normal
serta meningkatkan kadar hemoglobinnya. Hal yang harus diperhatikan dalam
penyusunan menunya adalah Protein yang diberikan harus tinggi yaitu diatas
15%, dimana menu disesuaikan dengan masalah yang dialami Ny. Betty. Jika
menu yang disajikan masih menggunakan protein 11-15% maka menu belum
dikatakan diet tinggi protein.
J. Saran
Untuk membuat tujuan diet, perhatikan masalah gizi yang akan ditangani.
Jika ingin membuat diet tinggi protein gunakan protein lebih dari 15%.
Karena jika masih menggunakan protein 15% maka masih dikategorikan
untuk makanan biasa.
Perhatikan bentuk makanan yang akan diberikan sesuai kemampuan
pasien. Jika mengalami batuk, sebaiknya berikan makanan dalam keadaan
lunak untuk mencegah terjadinya muntah atau penolakkan pada makanan.
Agar makanan dapat diterima lebih baik. Buah dapat disajikan dalam
bentuk minuman.
A. Judul : Study Kasus Sirosis
B. Tanggal : 26 Juni 2012
C. Pertemuan ke : 10 (Sepuluh)
D. Kasus :
Seorang ibu berinisial M saat ini berumur 56 tahun bersuku Sunda dan
pendidikan tamat SLTP. Beliau bekerja sebagai petani di salah satu daerah
pinggiran di Kota Pontianak dengan lama bekerja sekitar 8 jam/hari. Ny. M
memiliki BB 55,5 kg dan TB 151 cm. Kelengkapan gigi Ny. M juga sudah tidak
lengkap.
46
Tanggal 1 April 2012 Ny. M MRS dengan keluhan pusing, sesak nafas,
kadang-kadang perut terasa sakit. Ny. M akhirnya dimasukkan ke ruang Mawar
kls III No. 9. Dokter mendiagnosa px menderita Sirosis Hepatis.
Ny. M kemudian diberikan pengobatan :
IUFD NaCl 0,9 % = 10 tpm KSR 600 MG = 1X1
Inj. Furosemid = 2x1 Letonal = 1x1
Inj. Raniditin = 2x1 Digoxin = 2x ½
Inj. Cefotaxim = 2x1 ISDN = 2X1
Hasil pemeriksaan laboratorium :
Jenis
Pemeriksaan
Hasil
Protein total 6,82
g/dl
Globulin 5,35
g/dl
Albumin 1,46
g/dl
SGPT 34 /ul
SGOT 48 / ul
Alkali Phospat 60 /ul
Gamma Gt 17 /ul
Hasil Pemeriksaan Klinis :
TD = 130/80 mmHg E = 1639,1 Kkal
Nadi = 72 x/mnt P = 67,1 gr
47
RR = 18 x/mnt L = 29,8 gr
Suhu = 36°C KH = 271,4 gr
Sebagai seorang ahli gizi, berikanlah pelayanan asuhan gizi berdasarkan NCP
untuk Ny. M dan susun menu sehari.
E. Assesment
1. Riwayat Personal
Nama pasien : Ny. M
Umur : 56 tahun
Sex : Perempuan
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTP
Ruang Rawat : Mawar kls III No. 9
2. Riwayat Penyakit
Pusing
Sesak nafas
Kadang-kadang perut terasa sakit
3. Pengukuran Antropometri
BB = 55,5 kg
TB = 151 cm
U = 56 tahun
IMT = BB (kg) = 55,5 = 55,5 = 24,34
TB (m)2 (1,51)2 2,28
ST = Normal
4. Pemeriksaan Biokimia
Tabel 1. Hasil pemeriksaan laboratorium
Jenis
Pemeriksaan
Hasil
Pemeriksaan
Batas
Normalsatuan Keterangan
48
Protein total 6,82 4,5-6,7 g/dl Tinggi
Globulin 5,35 1,3-2,7 g/dl Tinggi
Albumin 1,46 4-5,2 g/dl Rendah
SGPT 34 < 42 /ul Normal
SGOT 48 < 37 Ul Tinggi
Alkali Phospat 60 80-306 /ul Rendah
Gamma 17 /ul
5. Pemeriksaan Fisik Klinis
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan
TD 130/80 mm Hg 120-80 mmHg Tinggi
Nadi 72 x/mnt 60-90 x/mnt Normal
Rr 18 x/mnt 20-40 x/mnt Rendah
Suhu 36 °C 36-37°C Normal
6. Kebiasaan Makan
7. Recall Makanan Pasien
E= 1639,1 kkal
P=67,1 gr
L=29,8 gr
KH=271,4gr
8. Penelusuran Masalah Gizi
Daftar Masalah
a. Protein total tinggi
b. Globulin tinggi
c. Albumin rendah
d. SGOT tinggi
e. SGPT tinggi
f. Alkali Phospat rendah
g. Pusing
h. Sesak nafas
49
i. Kadang-kadang perut terasa sakit
F. Diagnosa
1. Diagnosa Medis
Sirosis Hepatis
2. Diagnosa Gizi
NI.5.1. Peningkatan kebutuhan zat gizi (terutama pada zat gizi protein)
berkaitan dengan infeksi yaitu sirosis hati ditandai dengan hasil
pemeriksaan laboratorium yaitu globulin tinggi/meningkat (5,35 gr/dl).
NC.2.2. Perubahan nilai laboratorium yang terkait zat gizi protein terutama
albumin yang berkaitan dengan fungsi hati ditandai dengan albumin
menurun yaitu 1,46 gr/dl.
NI.1.4. Asupan energi tidak adekuat berkaitan dengan sesak nafas ditandai
dengan hasil recall hanya 78% dari kebutuhan AKG.
G. Intervensi
1. Jenis Diet dan Bentuk Makanan
a. Diet : Diet Hati II
b. Bentuk Makanan : lunak
2. Tujuan Diet
Meningkatkan asupan energi
Meningkatkan asupan konsumsi protein khususnya jenis albumin.
Mencegah kerusakan hati lebih lanjut.
Mencegah penurunan BB / mempertahankan BB normal.
3. Prinsip diet
Diet hati II
3x makan utama dan 2x makan selingan
4. Syarat Diet
Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan
Protein diberikan sebanyak 1,25 gr/kg BB
Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total
Karbohidrat cukup
5. Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan
50
Hindari makanan berbumbu cabai atau lada serta bahan pengawet
Hindari makanan mengandung gas (ubi, kol, kacang merah, durian,
nangka, mentimun, sawi, ketan)
Kerang-kerangan, keju, santan kental
Hindari minuman dan makanan yang mengandung alkohol
6. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
BMR = 655 + (9,6xBB) + (1,8xTB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6x151) + (1,8x151) – (4,7x56)
= 655 + 532,8 + 271,8 – 263,2
= 1196,4 kkal
TEE = BMR x FA x FS
= 1196,4 x 1,2 x 1,4
= 2009,95 kkal
P = 15% x E
= 15 x 2009,95 kkal
100
= 301,49 = 75,37 gr
4
L = 20% x E
= 20 x 2009,95 kkal
100
= 401,99 = 44,66 gr
9
KH = 65% x E
= 65 x 2009,95 kkal
100
= 1036,46 = 326,61 gr
4
H. Pembahasan
Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata
Khirros yang berarti kuning orange (orange yellow), karena perubahan warna
51
pada nodul-nodul yang terbentuk. Pengertian sirosis hati dapat dikatakan sebagai
berikut yaitu suatu keadaan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang
normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis.
Secara lengkap Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah besar dan seluruh sitem arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar
parenkim hati yang mengalami regenerasi.
Sirosis di tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun. Oleh karena itu,
pasien sirosis ringan dan moderat mungkin menderita untuk waktu yang lama
tanpa menyadari penyakitnya. Pada tahap ini tes fungsi hati dapat mendeteksi
perubahan yang mengarah pada disfungsi hati, seperti:
Kegagalan membuat cukup protein seperti albumin yang membantu untuk
mengatur komposisi cairan di dalam aliran darah dan tubuh.
Kegagalan membuat bahan kimia yang cukup diperlukan untuk pembekuan
darah.
Kurang mampu mengolah limbah kimia dalam tubuh seperti bilirubin
sehingga menumpuk di dalam tubuh.
Kurang mampu memproses obat, racun, dan bahan kimia lainnya yang
kemudian bisa menumpuk di dalam tubuh.
Pada tahap akhir, sirosis hati terkait dengan banyak gejala. Sebagian besar
gejalanya adalah akibat dari jaringan hati fungsional yang tersisa terlalu sedikit
untuk melakukan tugas-tugas hati. Gejala yang dapat timbul pada fase ini adalah:
Kelelahan.
Kelemahan.
Cairan yang bocor dari aliran darah dan menumpuk di kaki (edema) dan
perut (ascites).
Kehilangan nafsu makan, merasa mual dan ingin muntah.
Kecenderungan lebih mudah berdarah dan memar.
Penyakit kuning karena penumpukan bilirubin.
52
Gatal-gatal karena penumpukan racun.
Gangguan kesehatan mental dapat terjadi dalam kasus berat karena
pengaruh racun di dalam aliran darah yang memengaruhi otak. Hal ini
dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku, kebingungan,
pelupa dan sulit berkonsentrasi.
Dari kasus yang kami dapat, diketahui seorang ibu berinisial M saat ini
berumur 56 tahun bersuku Sunda, dan pendidikan tamat SLTP. Beliau bekerja
sebagai petani di salah satu daerah pinggiran di Kota Pontianak dengan lama
bekerja sekitar 8 jam/hari. Ny. M memiliki BB 55,5 kg dan TB 151 cm.
Kelengkapan gigi Ny. M juga sudah tidak lengkap.
Tanggal 1 April 2012 Ny. M MRS dengan keluhan pusing, sesak nafas,
kadang-kadang perut terasa sakit. Ny. M akhirnya dimasukkan ke ruang Mawar
kls III No. 9. Dokter mendiagnosa px menderita Sirosis Hepatis.
Dari hasil pengukuran antropometri diketahui status gizi Ny. M adalah normal.
Karena dari hasil diagnosa Ny. M dinyatakan menderita sirosis hepatis, maka Ny.
M disarankan untuk menjalani beberapa terapi diet. Jenis diet yang diberikan
berupa diet hati II dengan bentuk makanan lunak.
Tujuan dari diet hati ini sendiri adalah untuk meningkatkan asupan energi,
meningkatkan asupan konsumsi protein khususnya jenis albumin, mencegah
kerusakan hati lebih lanjut, dan mencegah penurunan BB serta mempertahankan
BB normal.
Ny. M tidak dianjurkan makan makanan yang mengandung gas seperti sawi,
kol, singkong, ketan, alkohol, dan asparagus. Selain itu juga tidak dianjurkan
untuk makan makanan berlemak tinggi seperti daging, ayam berlemak, jeroan,
kacang-kacangan, keju, dan santan kental serta minuman teh kental atau kopi
kental. Dilihat dari pemeriksaan laboratorium, terlihat yang paling menonjol yaitu
pemeriksaan albumin yang rendah yaitu 1,46 gr/dl sedangkan kadar normal
albumin 4-5,2 gr/dl. Albumin rendah disebabkan oleh banyak faktor , salah
satunya kurangnya konsumsi protein. Karena Ny. M didiagnosa terkena sirosis
hepatitis, dan kadar albumin yang rendah maka kami memberikan menu sehari
yang mengandung protein tinggi untuk meningkatkan kebutuhan zat gizinya.
53
Untuk sarapan pagi kami berikan bubur yang terdiri dari campuran wortel dan
ayam. Proteinnya terdapat dari daging ayam. Untuk snack pagi kami berikan
bubur kacang hijau dengan sedikit gula, kacang hijau diberikan untuk
meningkatkan asupan energinya. Makan siang kami berikan nasi tim, ayam
kecap, oseng sayur, dan buah. Untuk snack sore kami berikan puding buah dan
makan malam kami berikan nasi tim, ikan goreng, dan sayurnya berupa sop, dan
buah. Pada umumnya kami memberikan makanan pokok berupa nasi tim karena
jenis diet yang diberikan adalah diet hati II dengan bentuk makanan lunak. Disini
kami menghindari makanan berlemak dan bergas sehingga sebisa mungkin
makanan yang kami berikan tidak mengandung banyak lemak dan gas, ayam
yang kami berikan pun harus bebas lemak atau buang kulitnya. Protein yang kami
berikan sebanyak 1,25 gr/kg BB.
Secara keseluruhan menu yang disajikan sudah dinyatakan baik, hanya saja
pada perhitungan dalam persen kebutuhan zat gizi belum memenuhi kebutuhan.
Pada menu yang kami buat ini, persen kebutuhan masih jauh dari kebutuhan Ny.
M. Sehingga masih perlu perbaikan untuk menu ini.
Tidak ada kendala dalam praktek kali ini. Hanya saja kebutuhan zat gizi yang
masih kurang sehingga menu yang kami buat masih harus ada perbaikan agar
memenuhi kebutuhan zat gizi Ny. M. Maka pada praktek kali ini kami dapat
membuat menu 1 hari sesuai dengan kasus yang diberikan serta dapat menyusun
PAGT berdasarkan NCP.
I. Kesimpulan
Secara lengkap Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro,
anatomi pembuluh darah besar dan seluruh sitem arsitektur hati mengalami
perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis)
disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi. Seperti pada kasus ini,
diberikan diet hati 2 yaitu diberikan protein sebanyak 1 gr/kg BB dengan bentuk
makanan lunak. Diberikan diet hati 2 ini bertujuan untuk meningkatkan kadar
albumin dan globulin, mencegah kerusakan hati lebih lanjut serta mencegah
penurunan BB / mempertahankan BB normal.
54
J. Saran
Untuk membuat tujuan diet perhatikan masalah gizi yang akan ditangani.
Hindari berikan makanan yang tidak dianjurkan.
Buat menu dengan sesuai dengan kebutuhan pasien agar tujuan diet dapat
tercapai.
Hidangan Menu Sehari
Makan Pagi -> Bubur Ayam
Teh Manis
Snack Pagi -> Bubur Kacang
55
Makan Siang -> Nasi Tim
Ayam Kecap
Oseng Sayur
Buah Pisang
Snack Sore -> Puding Nanas
Makan Malam -> Nasi Tim
Ikan Goreng
Sayur SOP
Buah Pepaya
56
57
top related