laporan bending post test
Post on 22-Dec-2015
31 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
5. UJI LENGKUNG
( BENDING TEST )
5.1 Tujuan Instruksional Umum :
Mahasiswa mampu melakukan pengujian DT (Destructive Test) dengan beban
lengkung terhadap suatu material.
Tujuan Instruksional Khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam pengujian lengkung (bending test).
2. Mahasiswa mampu menganalisa cacat yang terjadi pada pengelasan suatu material.
3. Mahasiswa mampu menganalisa kriteria kelulusan hasil pengujian berdasarkan
standart.
5.2 DASAR TEORI.
Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk menentukan
mutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending digunakan untuk mengukur
kekuatan material akibat pembebanan dan kekenyalan hasil sambungan las baik di weld
metal maupun HAZ. Dalam pemberian beban dan penentuan dimensi mandrell ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kekuatan tarik (Tensile Strength)
2. Komposisi kimia dan struktur mikro terutama kandungan Mn dan C.
3. Tegangan luluh (yield).
Berdasarkan posisi pengambilan spesimen, uji bending dibedakan menjadi 2 yaitu
transversal bending dan longitudinal bending.
5.2.1 Transversal Bending.
Pada transversal bending ini, pengambilan spesimen tegak lurus dengan arah
pengelasan. Berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian
transversal bending dibagi menjadi tiga :
1
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
a. Face Bend ( Bending pada permukaan las)
Dikatakan Face Bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las mengalami
tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 4.1). Pengamatan
dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik. Apakah timbul retak
atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di
fussion line (garis perbatasan WM dan HAZ ).
Gambar 4.1 Face Bend pada transversal Bending
b. Root Bend ( Bending pada akar las)
Dikatakan Rote Bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami tegangan
tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 4.2). Pengamatan dilakukan
pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika
timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal. HAZ atau di fusion line (garis
perbatasan WM dan HAZ)
Gambar 4.2 Root Bend pada transversal Bending
2
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
c. Side Bend ( Bending pada sisi las).
Dikatakan Side Bend jika bending dilakukan pada sisi las ( gambar 4.3 ). Pengujian ini
dilakukan jika ketebalan material yang di las lebih besar dari 3/8 inchi. Pengamatan
dilakukan pada sisi las tersebut, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak
dimanakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan
WM dan HAZ).
Gambar 4. 3 Side Bend pada transversal Bending
5.2.2 Longitudinal Bending
Pada longitudinal bending ini, pengambilan spesimen searah dengan arah
pengelasan berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian
longitudinal bending dibagi menjadi dua :
1. Face Bend ( Bending pada permukaan las)
Dikatakan Face Bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las mengalami
tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 4.4) Pengamatan
dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak
atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau
di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Gambar 4.4 Face Bend pada longitudinal Bending
3
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
2. Root Bend (Bending pada akar las)
Dikatakan Root Bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami
tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 4.5). Pengamatan
dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau
tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di
fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Gambar 4.5 Root Band pada longitudinal Bending
5.2.3 Kriteria kelulusan uji bending
Untuk dapat lulus dari uji bending maka hasil pengujian harus memenuhi
kriteria standar ASME IX sebagai berikut :
1. Cacat pada daerah WELD dan HAZ ukurannya tidak melebihi 1/8 inchi (3,0
mm) yang diukur dari segala arah pemukaan.
2. Pada daerah pelapisan ukuran cacat maksimal 1/16 inchi (1.5 mm)
3. Cacat pada sudut diabaikan kecuali akibat SI (Slag Inclusion) dan IF
(Incomplate Fusion) dan Internal Discontinuties
5.3 Material
1. Spesimen uji bending untuk face transversal bend (1 buah)
4
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
2. Spesimen uji bending untuk root transversal bend (1 buah)
3. Batu gerinda kasar (1 buah)
4. Batu gerinda halus (1 buah)
5.4 Peralatan
1. Mesin Uji Bending
2. Gerinda tangan
3. Kacamata pelindung
4. Spidol
5. Kabel daya
6. Sarung tangan pelindung
7. Jangka sorong
8. Penutup telinga
5.5 Gambar Kerja
a. Luasan yang harus di gerinda pada face transversal bend
b.Luasan yang harus digerinda pada root transversal bend
Gambar 4.6 Spesimen uji transversal Bending
5.6 Langkah Kerja
1. Menyiapkan Spesimen
5
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
Ambil spesimen, gerinda pada permukaan yang akan diamati pada daerah weld
metal, HAZ, dan sedikit base metal. Panjang luasan yang digerinda sekitar 50 mm
(gambar 4.6)
Gerinda sudut-sudut spesimen sepanjang luasan di atas sehingga membentuk radius
Dalam menggerinda, pertama kali gerinda dengan batu gerinda kasar terlebih
dahulu, setelah rata baru digerinda dengan batu gerinda yang halus.
Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
2. Kodifikasi
Ambil spidol dan tandai tiap spesimen dengan kode sebagai berikut :
F. untuk spesimen face bend
R. untuk spesimen root bend
3. Pengukuran dimensi:
Ambil spesimen ukur dimensinya
Catat kode spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja
Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
4. Pengujian pada mesin pengujian bending
Catat data mesin pada lembar kerja
Ambil spesimen dan letakkan pada tempatnya secara tepat
Atur beban dan berikan beban secara kontinyu
Ambil spesimen dan amati permukaannya. Bila terdapat cacat, ukur dan catat pada
lembar kerja bentuk, dimensi, tempat dan jenis cacat.
Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen
Standar dimensi percobaan
Root bend
6
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
Gambar 4.7 Spesimen root transversal bend tampak atas dan samping
Face bend
Gambar 4.8 Spesimen face transversal bend tampak atas dan samping
5.7 Hasil Pengujian dan Analisa
Tabel 4.1 Hasil pengamatan
Angle of Bend : 1800 Diameter Mandrell : 38,0 mm
No Penandaan specimen dan tipe bending
Lebar (mm)
Tebal (mm)
Hasil Pengujian Keterangan Jenis cacat
Ukuran cacat(mm)
Lokasi cacat
kriteria
1 F 10,05 35,075 None _ _ Diterima2 R 9,05 35,15 Open 10,225 Lengkungan Ditolak
7
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
FbRb
Gambar 4.9 Gambar hasil pengujian bending
Menurut Standar ASME IX, dapat
dinyatakan bahwa:
Spesimen F.
Pengujiaan yang dilakukan dengan
metode Face Bend, tidak mengalami
cacat. Maka spesimen F dapat diterima
dengan kualitas pengelasan baik
Spesimen R.
Pengujiaan yang dilakukan dengan metode Root Bend, mengalami cacat. Maka
spesimen R ditolak.
5.8 Kesimpulan
Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk menentukan
mutu suatu material secara visual serta untuk mengetahui kualitas dari suatu
pengelasan dapat diketahui apakah pengelasan itu layak untuk dipakai atau tidak.
Hasil dari pengujian tersebut adalah sebagai berikut:
F diterima
R ditolak
8
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
DAFTAR PUSTAKA
1. ASME section IX, Article 1, Edisi 2007
2. Budi, Prasojo, ST, 2002, Buku Petunjuk Praktek, Jurusan Teknik Permesinan
Kapal, PPNS.
3. M.M. Munir,[2000], Modul praktek Uji Bahan, Vol.1,Jurusan Teknik Bangunan
Kapal, PPNS.
9
top related