laporan aktualisasi peningkatan minat dan …
Post on 15-Oct-2021
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN AKTUALISASI
PENINGKATAN MINAT DAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK KELAS
IX PADA MATA PELAJARAN PPKN DI SMP NEGERI 6 BALIKPAPAN
Oleh :
REZA AMALIA, S.Pd
NDH : 29
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS)
GOLONGAN III ANGKATAN VIII
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
DAN KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
SAMARINDA
2020
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Aktualisasi
Pelatihan Dasar Calon PNS Angkatan VIII Tahun 2020 :
Nama : Reza Amalia, S.Pd.
NDH : 29
NIP : 19950430 201903 2 010
Jabatan : Guru PPKn Ahli Pertama
Instansi : SMP Negeri 6 Balikpapan
Judul Aktualisasi : PENINGKATAN MINAT DAN KOMPETENSI
PESERTA DIDIK KELAS IX PADA MATA
PELAJARAN PPKN DI SMP NEGERI 6
BALIKPAPAN
TELAH DISEMINARKAN dalam Seminar Aktualisasi pada hari Kamis, tanggal
19 Maret 2020 bertempat di SMP Negeri 6 Balikpapan.
Penguji, Coach,
Drs. Bere Ali, M.Si Rokip Purnomo, S.E
NIP. 19591225 198903 1 008 NIP. 19740430 200804 1 001
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berkah, rahmat, serta karunia-Nya sehingga penulis diberi kemudahan,
kesempatan, dan kemampuan dalam menyelesaikan laporan aktualisasi ini yang
berjudul PENINGKATAN MINAT DAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
KELAS IX PADA MATA PELAJARAN PPKN DI SMP NEGERI 6
BALIKPAPAN dengan baik dan lancar. Laporan aktualisasi ini dibuat sebagai
salah satu penerapan nilai-nilai dasar ASN yang dilaksanakan di unit kerja.
Laporan aktualisasi ini merupakan salah satu syarat kelulusan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III angkatan VIII dengan pola baru yang dilaksanakan di Pusat
Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah
tahun 2020.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan laporan aktualisasi
ini tidak terlepas dari do’a, dorongan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga
terutama kepada:
1. Bapak Dr. Mariman Darto, M.Si. selaku kepala PUSLATBANG KDOD
Samarinda yang telah memberikan layanan dan kesempatan bagi penulis untuk
belajar di PUSLATBANG KDOD.
2. Bapak Robi Ruswanto, S.Sos selaku Kepala Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Balikpapan beserta
seluruh karyawan BKPSDM Kota Balikpapan yang telah memberikan fasilitas,
layanan, dan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti kegiatan Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III Angkatan VIII di PUSLATBANG KDOD.
3. Bapak Drs. Bere Ali, M.Si selaku narasumber yang telah memberikan saran
dan masukan terhadap penyelesaian penyusunan laporan aktualisasi ini
sehingga dapat terselesaikan.
4. Bapak Rokip Purnomo, S.E selaku coach yang telah memberikan fasilitas,
bimbingan, dan arahan kepada penulis dalam penyusunan laporan aktualisasi
ini sehingga dapat terselesaikan.
5. Bapak Suwiyadi, M.Pd selaku mentor yang telah memberikan fasilitas,
bimbingan, dan arahan kepada penulis dalam penyusunan laporan aktualisasi
vii
ini sehingga dapat terselesaikan.
6. Seluruh pegawai yang ada di lingkungan PUSLATBANG KDOD khususnya
kepada Widyaiswara yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama
mengikuti Pelatihan Dasar di PUSLATBANG KDOD.
7. Bapak dan Ibu Guru serta seluruh staff dan tenaga kependidikan SMP Negeri 6
Balikpapan yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama masa
habituasi dan pelaksanaan kegiatan aktualisasi di lingkungan kerja.
8. Kedua orang tua penulis, Ibu Rachmah dan Bapak Ariyanto, beserta saudara,
kakak ipar dan kedua keponakan penulis, Abang Ahmad, Abang Heru, Mba
Kiki, Mba Widya, Aura, dan Azka, yang tak pernah berhenti memberikan doa,
cinta, kasih dan sayang yang tulus kepada penulis.
9. Guntur Galih Atmaji, S.Pd yang telah menemani, mendukung, memotivasi,
dan menyayangi penulis. Thank you for treating me right. Terima kasih karena
tidak pernah menyerah terhadap penulis. Terima kasih karena telah sabar dan
selalu membuat penulis bahagia.
10. Seluruh rekan-rekan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan VIII
Tahun 2020 yang telah menjadi teman seperjuangan penulis.
11. Semua pihak yang membantu kelancaran penyelesaian laporan aktualisasi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan aktualisasi ini, oleh karena itu saran maupun kritikan yang membangun
sangat penulis harapkan. Semoga laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan dapat dipergunakan sebagai bahan kajian mengenai masalah-
masalah yang serupa.
Balikpapan, Maret 2020
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ............................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. iii
LEMBAR KONSULTASI .................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ...... ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan Aktualisasi ..................................................................................... 3
C. Manfaat Aktualisasi ................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup .......................................................................................... 4
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Profil Sekolah ............................................................................................ 5
B. Visi dan Misi Sekolah ................................................................................ 6
C. Struktur Organisasi Sekolah........................................................................ 8
D. Tugas dan Fungsi Guru .............................................................................. 8
BAB III LANDASAN TEORI
A. Nilai-nilai Dasar ASN .......................................................................................... 10
B. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ................................................. 14
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu .…………………………………………………….......... 18
B. Teknik Analisis Isu .................…………………………………............... 19
C. Isu Terpilih ..................………………………………………..……….... 20
D. Rancangan Aktualisasi ...………….....………………………………...... 22
ix
E. Jadwal Kegiatan Aktualisasi ...................................................................... 36
BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI
a. Kegiatan Pertama ................................................................................. 37
b. Kegiatan Kedua ................................................................................... 40
c. Kegiatan Ketiga ................................................................................... 45
d. Kegiatan Keempat ............................................................................... 48
d. Kegiatan Kelima ................................................................................. 51
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................. 55
B. Saran........................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 58
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. SMP Negeri 6 Balikpapan ................................................................... 5
Gambar 2. Struktur Organisasi SMP Negeri 6 Balikpapan ................................... 8
Gambar 3. Gambar pahlawan yang ditempel di dinding kelas ............................ 39
Gambar 4. Alat Peraga dalam Model Talking Stick ............................................ 40
Gambar 5. Peserta didik mengerjakan pre-test .................................................... 41
Gambar 6. Pelaksanaan model pembelajaran Talking Stick ................................ 42
Gambar 7. Peserta didik mencari jawaban atas pertanyaan terkait materi .......... 42
Gambar 8. Peserta didik mengerjakan post-test .................................................. 43
Gambar 9. Guru menjelaskan materi pembelajaran dan skenario sosio-drama .. 46
Gambar 10. Pelaksanaan sosio-drama ................................................................. 46
Gambar 11. Guru menjelaskan materi pembelajaran .......................................... 48
Gambar 12. Guru memberikan tugas untuk membuat poster .............................. 49
Gambar 13. Hasil poster buatan peserta didik ..................................................... 49
Gambar 14. Guru memberikan materi pembelajaran .......................................... 51
Gambar 15. Guru memberikan penjelasan pada tiap kelompok ......................... 52
Gambar 16. Tiap kelompok menyajikan hasil diskusi ........................................ 52
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Bobot Penetapan Skor Kualitas Isu dengan USG.......................... 20
Tabel 2. Analisis Kualitas Isu Menggunakan USG ..................................... 20
Tabel 3. Rancangan Aktualisasi .................................................................. 23
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Aktualisasi........................................................... 36
Tabel 5. Daftar Nilai Peserta Didik............................................................... 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan Pelatihan Dasar (latsar) CPNS Golongan III di Pusat Pelatihan
dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah Kota
Samarinda dilakukan sebagai salah satu syarat kelulusan Calon Pegawai Negeri
Sipil untuk kemudian menjadi Pegawai Negeri Sipil. Terdapat beberapa agenda
yang diajarkan selama proses on campuss pertama, yaitu agenda sikap perilaku
bela negara, agenda nilai-nilai dasar PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), serta agenda kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI. Setelah proses on campuss pertama selama 18 hari kerja
berakhir, CPNS akan melaksanakan habituasi yaitu penerapan rancangan
aktualisasi pada saat off campuss selama 30 hari kerja di instansi masing-masing,
kemudian kembali mengikuti kegiatan on campuss kedua selama 3 hari kerja
untuk menampilkan hasil laporan aktualisasi.
Atas dasar hal tersebut, setiap peserta latsar wajib membuat sebuah
rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan pada saat habituasi sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi tiap CPNS. Rancangan aktualisasi ini bermula dari sebuah
isu atau permasalahan yang ditemui di dalam unit kerja masing-masing. Isu atau
permasalahan yang diangkatkan haruslah isu yang benar terjadi dan disertai
dengan kegiatan-kegiatan yang mampu meminimalisir permasalahan yang ada.
Sebagai seorang guru, penulis menyadari bahwa pendidikan merupakan
suatu hal penting untuk membangun bangsa Indonesia. Sebagaimana yang
tertuang dalam alinea ke empat Pembukaan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa tujuan negara Indonesia salah
satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini sejalan dengan tujuan
nasional pendidikan Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Guru sebagai pionir utama pendidikan, memiliki tugas pokok dan fungsi yang
2
harus dilaksanakan guna menciptakan generasi muda yang cakap, cerdas,
berkarakter, mandiri, dan berakhlak mulia.
Salah satu hal penting di bidang pendidikan adalah bagaimana guru
membawa peserta didik untuk dapat memahami materi yang disampaikan.
Namun, hal tersebut tidak terlepas dari minat dan kemampuan kompetensi peserta
didik. Jika peserta didik memiliki minat yang tinggi akan materi yang
disampaikan, maka ia akan lebih mudah untuk menerima, mengolah, dan
memahami materi, sebaliknya, peserta didik yang kurang memiliki minat pada
materi yang disampaikan, tentu akan sukar untuk memahami materi.
Sebagai seorang guru PPKn di salah satu Sekolah Menengah Pertama
Negeri di Kota Balikpapan, penulis menyadari bahwa minat peserta didik dalam
menerima materi masih tergolong rendah. Pembelajaran PPKn yang
membutuhkan penjelasan mendalam dengan metode ceramah dan penugasan
tertulis seringkali membuat peserta didik merasa bosan untuk mengikuti proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kondisi
saat ini dimana penulis menyadari bahwa peserta didik nampak tidak fokus
terhadap penjelasan maupun penugasan yang diberikan oleh guru. Pada awal
proses pembelajaran, peserta didik masih dapat terfokus pada materi yang
diberikan, namun pada pertengahan proses pembelajaran, fokus dan konsentrasi
dari beberapa peserta didik mulai terpecah. Peserta didik mengakui bahwa metode
ceramah yang disampaikan oleh guru cenderung monoton dan membuat peserta
didik bosan bahkan seringkali mengantuk. Begitu juga dengan teknik penugasan
tertulis yang diberikan oleh guru dirasa kurang bervariatif.
Kurangnya minat peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran
akan berpengaruh terhadap hasil kompetensi peserta didik. Terlihat dari nilai
ulangan beberapa peserta didik yang masih tergolong rendah dan belum mencapai
target kompetensi yang diinginkan. Hal ini lama-kelamaan akan berpengaruh
terhadap tingkat kemampuan kompetensi peserta didik yang akan semakin
menurun. Hal inilah yang kemudian menjadi fokus utama penulis untuk
mengangkat permasalahan tersebut. Penulis merasa perlu untuk mengembangkan
metode serta model pembelajaran yang dapat mengarahkan peserta didik untuk
semangat dan meningkatkan minat serta kompetensi peserta didik dalam
3
menerima dan memahami materi pembelajaran. Banyaknya model dan metode
pembelajaran yang variatif mendorong penulis untuk menerapkan beberapa
diantaranya sebagai bentuk kegiatan dari isu atau permasalahan yang diangkat.
Pengembangan model dan metode yang dimaksud adalah penerapan dari model
dan metode yang ada dan telah beredar luas di masyarakat, namun masih minim
penggunaannya. Diharapkan dengan penerapan model dan metode yang variatif
ini, guru mampu membangkitkan minat peserta didik dalam menerima materi
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan kompetensi peserta didik
agar mencapai hasil yang ditargetkan.
B. Tujuan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi ini dilakukan dengan tujuan agar CPNS dapat:
1. Menerapkan nilai-nilai dasar PNS, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (A.N.E.K.A) dalam
Kegiatan Belajar Mengajar.
2. Meningkatkan minat dan kompetensi peserta didik kelas IX pada mata
pelajaran PPKn.
3. Memberikan pelayanan berupa pengajaran yang variatif dan tidak
monoton.
4. Mendukung terwujudnya visi dan misi sekolah.
C. Manfaat Aktualisasi
Manfaat aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang penulis lakukan adalah:
1. Bagi Diri Sendiri
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang nilai-nilai dasar ASN
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi) sebagai landasan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi
sebagai guru mata pelajaran PPKn.
2. Bagi Unit Kerja
Membantu mewujudkan visi dan misi Sekolah Menengah Pertama Negeri
6 Balikpapan dalam mewujudkan pendidikan yang berorientasi pada iman
dan taqwa (IMTAQ) dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
4
3. Bagi Peserta Didik
Mendapatkan pelayanan yang lebih variatif melalui metode dan model
pembelajaran yang dikembangkan.
D. Ruang Lingkup
Pelaksanaan Latihan Dasar (LATSAR) CPNS Golongan III Angkatan VIII
Kota Balikpapan berlangsung selama 51 hari kerja yang dimulai pada tanggal 13
Januari 2020 – 20 Maret 2020, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1. Tahapan On Campuss I, dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2020 – 4
Februari 2020 bertempat di PUSLATBANG KDOD Kota Samarinda.
2. Tahapan Habituasi, dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2020 – 17 Maret
2020 bertempat di SMP Negeri 6 Balikpapan.
3. Tahapan On Campuss II, dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2020 – 20
Maret 2020 bertempat di PUSLATBANG KDOD Kota Samarinda.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Profil Sekolah
Gambar 1. SMP Negeri 6 Balikpapan
SMP Negeri 6 Balikpapan adalah salah satu Sekolah Menengah Negeri di
kota Balikpapan. Sekolah ini berlokasi di Jalan Satu RT. 06 No. 79 Kelurahan
Gunung Samarinda, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan. Sekolah
yang didirikan pada tanggal 18 Agustus 1979 ini memiliki luas tanah 11.070 m2.
SMP Negeri 6 Balikpapan terakreditasi “A” dengan penggunaan kurikulum 2013
dan menggunakan sistem full day school (5 hari sekolah per minggu).
Pada Tahun ajaran 2019/2020 SMP Negeri 6 memiliki 30 rombel kelas
dengan rincian kelas 1 sebanyak 11 kelas, kelas 2 sebanyak 10 kelas, dan kelas 3
sebanyak 9 kelas dengan total 1103 peserta didik. Jumlah pegawai di SMP Negeri
6 Balikpapan pada tahun2019 sebanyak 56 orang yang terdiri dari guru tetap
(PNS/Yayasan) sebanyak 36 orang, guru tidak tetap / guru bantu sebanyak 6
orang, dan staf tata usaha sebanyak 14 orang. Dalam hal sarana dan prasarana
penunjang lainnya, SMP Negeri 6 Balikpapan memiliki satu masjid, satu ruang
aula, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu perpustakaan, dua ruang
komputer, 3 ruang laboratorium, dan kantin.
6
B. Visi dan Misi Sekolah
SMP Negeri 6 Balikpapan sebagai salah satu sekolah negeri di Kota
Balikpapan memiliki visi dan misi sebagai landasan dalam proses tercapainya
keberhasilan sekolah dalam mencetak peserta didik yang unggul.
1. Visi SMP Negeri 6 Balikpapan
Unggul dalam Prestasi dan Cakap dalam Kehidupan Berlandaskan Imtaq,
IPTEK, dan Berwawasan Lingkungan
Indikator :
a. Terwujudnya sekolah yang unggul dalam kelulusan, prestasi akademik,
non akademik dan Imtaq.
b. Terwujudnya pemerataan kesempatan belajar yang adil dan merata.
c. Terwujudnya rata-rata nilai antara mata pelajaran yang relatif homogen.
d. Terwujudnya Kurikulum Tingkat SMP Negeri 6 Balikpapan
e. Terwujudnya profesionalisme sumber daya sekolah.
f. Terpenuhinya bahan sumber pembelajaran.
g. Terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan.
h. Tercapainya standar kelulusan mencapai 8.00.
i. Terlaksananya monitoring dan evaluasi terhadap kinerja sekolah.
j. Terwujudnya jalinan kerjasama dengan penyandang dana.
k. Terwujudnya sekolah yang bersih, indah, aman dan nyaman.
2. Misi SMP Negeri 6 Balikpapan
Mewujudkan Pendidikan yang Berorientasi pada Keunggulan Lulusan,
Prestasi Akademik, Non Akademik dan Imtaq.
Indikator :
a. Mewujudkan kondisi belajar siswa secara optimal dilandasi rasa
kekeluargaan yang mendalam (Mitreka Satata).
b. Mewujudkan Kurikulum Tingkat SMP Negeri 6 Balikpapan.
c. Mewujudkan profesionalisme, dedikasi serta kesejahteraan lahir batin
seluruh warga sekolah.
d. Mewujudkan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan.
7
e. Mewujudkan standar kelulusan sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.
f. Mewujudkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja
sekolah.
g. Mewujudkan jalinan kerja sama dengan stake holder.
h. Mewujudkan terlaksananya manajemen pendidikan yang berkualitas.
i. Mewujudkan administrasi sekolah yang lengkap dan transparan .
j. Mewujudkan akuntabilitas administrasi sekolah yang lengkap dan akurat.
k. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, indah, aman dan nyaman.
8
C. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur Organisasi SMP Negeri 6 Balikpapan
Tahun Ajaran 2019/2020
Gambar 2. Struktur Organisasi SMP Negeri 6 Balikpapan
Garis Komando
Garis Koordinasi
D. Tugas dan Fungsi Guru
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selain itu, guru juga
memiliki tugas sebagai berikut:
1. Merencanakan pembelajaran;
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
4. Membimbing dan melatih peserta didik / siswa;
9
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang
sesuai;
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan.
Fungsi guru berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 adalah
sebagai berikut:
1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
2. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika;
3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis;
4. Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan; dan
5. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
10
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Nilai-nilai Dasar ASN
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memahami,
memiliki, dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN dalam pemenuhan
tugas pokok dan fungsinya dalam menjalankan profesinya sebagai pelaksana
kebijakan, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Nilai-nilai dasar
ASN yang dimaksud, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi atau yang biasa disingkat menjadi A.N.E.K.A.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas seringkali dikaitkan dengan responsibilitas. Namun,
dua kata tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah
kewajiban pertanggung jawaban yang harus dicapai. Lebih lanjut
akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.1
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan
dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok / institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung
1Lembaga Administrasi Negara, Akuntabilitas Modul Pelatihan Prajabatan Golongan III,
(Jakarta: LAN, 2015), h. 7.
11
jawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang
baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
system pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme
merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.2 Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan
2Lembaga Administrasi Negara, Nasionalisme Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, (Jakarta: LAN, 2015), h. 1.
12
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah
yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik
atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan
publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdayaguna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
13
n. Meningkatkan efektivitas system pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara
lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung
kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu
terhadap produk atau jasa.3
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana
korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.4
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target
dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi
secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
3Lembaga Administrasi Negara, Komitmen Mutu Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, (Jakarta: LAN, 2015), h. 63 4Lembaga Administrasi Negara, Anti Korupsi Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III, (Jakarta: LAN, 2015)
14
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung
yang mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan
orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita
kerjakan dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap
apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan
maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.
B. Kedudukan dan Peran ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi
tantangan-tantangan global, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Undang-undang ini merupakan dasar dalam
manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk menciptakan ASN yang
memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga
bebas dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang
berkualitas bagi masyarakat.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.5
5Lembaga Administrasi Negara, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS “Manajemen Aparatur
Sipil Negara”, (Jakarta: LAN, 2017), h. 7.
15
2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala
bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat
dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa
baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.6 Adapun prinsip pelayanan
publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk
dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas
dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
6Lembaga Administrasi Negara, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS “Pelayanan Publik”,
(Jakarta: LAN, 2017), h. 8.
16
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat
dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
3. Whole of Goverment (WoG)
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi
yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik.7
7Lembaga Administrasi Negara, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS “Whole of
Goverment”, (Jakarta: LAN, 2017), h. 1.
17
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan
perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai
berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
2) Dialog atau pertukaran informasi;
3) Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) Joint working, atau kolaborasi sementara;
2) Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu
peserta kerjasama;
3) Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
1) Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama;
2) Union, berupa unifikasi resmi, identitas masing-masing masih
nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.
18
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini dibuat atas dasar isu atau masalah yang
berkembang di instansi kerja penulis, yaitu SMP Negeri 6 Balikpapan. Sebagai
tenaga pendidik yang mengampu mata pelajaran PPKn untuk kelas IX, penulis
menyadari bahwa terdapat beberapa permasalahan yang timbul selama penulis
bekerja di SMP Negeri 6 Balikpapan. Isu-isu yang diangkat dapat berasal dari
individu, organisasi, kelompok kerja, tenaga pendidik, tenaga kependidikan,
maupun peserta didik. Permasalahan ataupun isu yang diangkat harus sesuai
dengan struktur kurikulum pelatihan dasar (latsar), yaitu nilai-nilai dasar PNS
(A.N.E.K.A) dan kedudukan serta peran PNS dalam NKRI (Manajemen ASN,
Pelayanan Publik, dan Whole of Government (WoG).
Penulis telah menetapkan beberapa isu atau permasalahan, antara lain
sebagai berikut:
1. Kurangnya Kepedulian Sosial di Kalangan Peserta Didik SMP Negeri 6
Balikpapan
Kesadaran peserta didik untuk peduli terhadap kejadian sosial yang terjadi
di sekitarnya dirasa kurang. Kejadian sosial yang dimaksud seperti membantu
guru, teman, dan warga sekolah yang lain tanpa diminta, membantu teman
atau rekan yang sedang dilanda musibah, dan menawarkan bantuan kepada
warga sekolah. Peserta didik dirasa kurang memiliki dorongan untuk
menumbuhkan rasa peduli dari dalam diri. Hal ini akan berpengaruh terhadap
kehidupan yang harmonis antara peserta didik dengan warga sekolah.
2. Kurangnya Minat dan Kompetensi Peserta Didik Kelas IX pada Mata
Pelajaran PPKn di SMP Negeri 6 Balikpapan
Pembelajaran PPKn dengan materi hapalan yang tidak sedikit dan
seringkali disampaikan dengan metode ceramah tak jarang membuat peserta
didik merasa kurang tertarik dengan pembelajaran. Hal ini terlihat pada proses
pembelajaran dimana peserta didik cenderung untuk berbicara dengan
rekannya dan tidak terfokus pada proses pembelajaran. Berkurangnya minat
peserta didik akan berpengaruh terhadap kompetensi lulusan peserta didik. Hal
19
ini akan menyebabkan nilai peserta didik menurun dan hubungan antar guru
dengan peserta didik pun tidak akan terjalin dengan baik dikarenakan
komunikasi satu arah yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran PPKn yang
memuat unsur sikap spiritual dan sosial serta pendidikan karakter dianggap
penting dan menjadi salah satu dasar penanaman sikap yang baik bagi peserta
didik. Oleh karena itu, membangkitkan minat peserta didik untuk
pembelajaran PPKn amatlah penting agar penanaman nilai-nilai spiritual dan
nilai-nilai sosial dapat terlaksana.
3. Kurangnya Kesadaran Peserta Didik terhadap Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di Lingkungan SMP Negeri 6 Balikpapan
Perilaku hidup bersih dan sehat untuk mendukung jasmani yang kuat
amatlah penting dilaksanakan. Namun, perilaku sadar untuk hidup bersih
dengan menjaga lingkungan sekolah tetap bersih, menjaga ruang kelas tetap
bersih, dan menjaga kerapian masih dirasa kurang optimal. Terlebih perilaku
hidup sehat dengan membawa tumblr minum dari rumah, membawa bekal
makan dari rumah, mengkonsumsi makanan sehat juga masih minim
dilakukan. Hal ini akan berpengaruh terhadap kesehatan peserta didik.
B. Teknik Analisis Isu
Dari beberapa permasalahan di atas, penulis melakukan teknik analisis isu
dengan menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
Urgency, yaitu seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis, dan
ditindaklanjuti. Seriousness, yaitu seberapa serius isu itu harus dibahas terkait
dengan akibat yang ditimbulkan. Growth, yaitu seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya. Analisis ini
mempertimbangkan kepentingan, keseriusan, dan perkembangan dari setiap
permasalahan yang ada diukur dengan bobot penilaian dengan rentang skor 5
hingga 1.
20
Bobot Penetapan Skor Kualitas Isu dengan USG
Skor Keterangan
5 Sangat Kuat Pengaruhnya
4 Kuat Pengaruhnya
3 Sedang Pengaruhnya
2 Kurang Pengaruhnya
1 Sangat Kurang Pengaruhnya
Tabel 1. Bobot Penetapan Skor Kualitas Isu dengan USG
Analisis Kualitas Isu Menggunakan USG
No. Isu / Masalah Kriteria Jumlah
U S G
1. Kurangnya Kepedulian Sosial di Kalangan
Peserta Didik SMP Negeri 6 Balikpapan
4 4 5 13
2. Kurangnya Minat dan Kompetensi Peserta
Didik Kelas IX pada Mata Pelajaran PPKn
di SMP Negeri 6 Balikpapan
5 5 4 14
3. Kurangnya Kesadaran Peserta Didik
terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Lingkungan SMP Negeri 6 Balikpapan
4 5 3 12
Tabel 2. Analisis Kualitas Isu Menggunakan USG
Berdasarkan teknik analisis isu dengan menggunakan analisis USG,
penulis berhasil menemukan prioritas permasalahan dilihat dari jumlah skor
tertinggi. Maka penulis memilih isu Kurangnya Minat dan Kompetensi Peserta
Didik Kelas IX pada Mata Pelajaran PPKn di SMP Negeri 6 Balikpapan.
C. Isu Terpilih
Isu yang memiliki skala prioritas tertinggi adalah “Kurangnya Minat dan
Kompetensi Peserta Didik Kelas IX pada Mata Pelajaran PPKn di SMP
Negeri 6 Balikpapan”. Dari isu tersebut disusunlah gagasan pemecahan
masalahnya, yaitu :
1. Mengoptimalkan penanaman nilai religiusitas dan nilai nasionalisme pada
peserta didik kelas IX dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
21
2. Melaksanakan pembelajaran dengan model Talking Stick berkaitan dengan
materi pembelajaran.
3. Mengajak peserta didik untuk melaksanakan sosio drama berkaitan dengan
materi pembelajaran
4. Mengajak peserta didik untuk membuat display poster berkaitan dengan
materi pembelajaran.
5. Melaksanakan pembelajaran dengan metode pembelajaran Problem Based
Learning berkaitan dengan materi pembelajaran.
Gagasan pemecahan isu di atas dicanangkan dapat meminimalisir dampak
dari isu yang ada. Berikut penulis kemukakan dampak yang akan muncul jika
kegiatan dari isu yang terpilih tidak dijalankan, yaitu:
1) Dampak apabila nilai religiusitas dan nilai nasionalisme pada peserta didik
kelas IX dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak ditanamkan,
maka akan berpengaruh terhadap perilaku peserta didik yang kurang
terpuji, seperti tidak menghargai guru, berkelahi sesama teman, dan
mengejek teman.
2) Dampak apabila pembelajaran dengan model Talking Stick tidak
dilaksanakan, maka pembelajaran akan terasa membosankan dengan
model ceramah dan penugasan sehingga peserta didik enggan untuk
belajar dan mencintai pembelajaran PPKn.
3) Dampak apabila sosio drama tidak dimainkan dalam proses pembelajaran,
maka peserta didik akan lebih sulit untuk membedakan contoh perilaku
sikap yang baik dan buruk.
4) Dampak apabila tidak dibuatnya display poster dalam proses pembelajaran
akan menghambat penyaluran kreatifitas peserta didik dalam menciptakan
hasil karya.
5) Dampak apabila pembelajaran dengan metode pembelajaran Problem
Based Learning tidak dilaksanakan, maka peserta didik akan kesulitan
mencari penyelesaian kasus berdasarkan permasalahan nyata di kehidupan
sehari-hari.
22
D. Rancangan Aktualisasi
Tabel 3. Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : SMP Negeri 6 Balikpapan
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya Kepedulian Sosial di Kalangan Peserta Didik SMP Negeri 6 Balikpapan
2. Kurangnya Minat dan Kompetensi Peserta Didik Kelas IX pada Mata Pelajaran PPKn di SMP Negeri 6
Balikpapan
3. Kurangnya Kesadaran Peserta Didik terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Lingkungan SMP
Negeri 6 Balikpapan
Isu Terpilih : Kurangnya Minat dan Kompetensi Peserta Didik Kelas IX pada Mata Pelajaran PPKn di SMP Negeri 6
Balikpapan
Gagasan Pemecah Isu : 1. Mengoptimalkan penanaman nilai religiusitas dan nilai nasionalisme pada peserta didik kelas IX dalam
Kegiatan Belajar Mengajar
2. Melaksanakan pembelajaran dengan model Talking Stick berkaitan dengan materi pembelajaran
3. Mengajak peserta didik untuk melaksanakan sosio drama berkaitan dengan materi pembelajaran
4. Mengajak peserta didik untuk membuat display poster berkaitan dengan materi pembelajaran
5. Melaksanakan pembelajaran dengan metode pembelajaran Problem Based Learning berkaitan dengan materi
pembelajaran
23
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan dengan Nilai
Dasar ANEKA
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1.
Mengoptimalkan
penanaman nilai
religiusitas dan
nilai nasionalisme
pada peserta didik
kelas IX dalam
Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM)
1. Melakukan konsultasi
dengan Kepala Sekolah.
2. Peserta didik berbaris
dan bersalaman dengan
guru di depan kelas.
3. Memulai pembelajaran
dengan berdo’a dan
membaca surah pendek.
4. Peserta didik
menyanyikan lagu
Indonesia Raya.
1. Hasil
konsultasi
2. Pembiasaan
berbaris dan
bersalaman.
3. Pembiasaan
berdo’a dan
membaca
surah pendek
4. Pembiasaan
menyanyikan
lagu
Indonesia
Raya
1. Akuntabilitas : Membuat
laporan pelaksanaan
kegiataan dan
kesesuaiannya dengan hasil
konsultasi bersama kepala
sekolah tentang pelaksanaan
pengenalan pahlawan
sebagai sebuah
kewajiban pertanggung
jawaban yang harus
dipenuhi.
2. Nasionalisme : Meminta
peserta didik untuk berdo’a
dan menyanyikan lagu
Mewujudkan
Pendidikan yang
Berorientasi pada
Keunggulan Lulusan,
Prestasi Akademik,
Non Akademik dan
Imtaq.
Proses
pembelajaran
yang
menekankan
pada nilai
religiusitas
dan
nasionalisme
akan
menciptakan
peserta didik
yang ramah
dan sopan
sebagai
24
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan dengan Nilai
Dasar ANEKA
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
5. Mengenalkan pahlawan
Indonesia yang
gambarnya ditempel
atau dipajang di dinding
kelas.
6. Membaca do’a untuk
mengakhiri
pembelajaran.
7. Memulai dan
mengakhiri
pembelajaran tepat
waktu.
5. Pengenalan
terhadap
pahlawan
Indonesia.
6. Pembiasaan
berdo’a
setelah
pembelajaran
7. Disiplin
waktu
Indonesia Raya sebagai
bentuk implementasi dari
sila pertama dan ketiga
Pancasila.
3. Etika Publik : Melakukan
konsultasi dengan Kepala
Sekolah dengan terlebih
dahulu meminta izin dan
menyampaikan tahapan
kegiatan secara sistematis
dengan sopan dan santun.
4. Komitmen Mutu :
Mengenalkan pahlawan
Indonesia yang gambarnya
ditempel atau dipajang di
dinding kelas sebagai
perwujudan
nilai
organisasi
Humanis.
25
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan dengan Nilai
Dasar ANEKA
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
sebuah bentuk
pengembangan inovasi
untuk meningkatkan mutu
proses pembelajaran.
5. Anti Korupsi :
Menggunakan gambar
pahlawan yang telah ada
dan tertempel di dinding
kelas masing-masing
sebagai wujud indikator
mandiri dengan tidak
bergantung pada pihak lain
untuk pengadaan gambar
pahlawan.
2. Melaksanakan 1. Melakukan konsultasi 1. Hasil 1. Akuntabilitas : Membuat Mewujudkan Model
26
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan dengan Nilai
Dasar ANEKA
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
pembelajaran
dengan model
Talking Stick
berkaitan dengan
materi
pembelajaran
dengan kepala sekolah.
2. Melaksanakan pre-test.
3. Memberikan materi
pembelajaran kepada
peserta didik tentang
keberagaman Suku,
Agama, Ras, dan Antar
golongan dalam
masyarakat Indonesia
dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika.
4. Mengajak peserta didik
untuk melaksanakan
model pembelajaran
Talking Stick.
5. Membuat rangkuman
konsultasi
2. Hasil pre-test
3. Materi
pembelajaran
4. Pelaksanaan
model
pembelajaran
Talking Stick
5. Rangkuman
laporan hasil belajar siswa
sebelum dan setelah
dilaksanakan model
pembelajaran talking stick
berdasarkan pre-test dan
post-test yang dilaksanakan.
2. Nasionalisme : Model
pembelajaran talking stick
dilaksanakan sesuai asas
keadilan dan suportifitas
sebagai implementasi dari
sila kelima Pancasila.
3. Etika Publik : Memberikan
materi pembelajaran dengan
ramah sehingga
menciptakan lingkungan
Pendidikan yang
Berorientasi pada
Keunggulan Lulusan,
Prestasi Akademik,
Non Akademik dan
Imtaq.
pembelajaran
Talking Stick
akan menjadi
inovasi dalam
proses
pembelajaran
bagi peserta
didik sebagai
perwujudan
nilai
organisasi
profesional.
27
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan dengan Nilai
Dasar ANEKA
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
pembelajaran bersama
dengan peserta didik.
6. Melaksanakan post-test.
7. Memulai dan
mengakhiri
pembelajaran tepat
waktu.
pembelajaran
6. Hasil post-
test.
7. Disiplin
waktu dalam
pembelajaran
kelas yang kondusif.
4. Komitmen Mutu :
Pemilihan materi yang
dikaitkan dengan kondisi
saat ini
5. Anti Korupsi : Tidak
melakukan kecurangan
terhadap nilai peserta didik
karena telah tercantum
dalam hasil pre-test dan
pos- test
3. Mengajak peserta
didik untuk
melaksanakan
sosio-drama
1. Melakukan konsultasi
dengan kepala sekolah.
2. Menyusun naskah sosio
drama
1. Hasil
konsultasi
2. Naskah sosio
drama
1. Akuntabilitas : Membuat
laporan digital berupa video
kegiatan drama yang
ditujukan kepada kepala
Mewujudkan
Pendidikan yang
Berorientasi pada
Keunggulan Lulusan,
Kegiatan
sosio drama
yang
dilaksanakan
28
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan dengan Nilai
Dasar ANEKA
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
berkaitan dengan
materi
pembelajaran
3. Memberikan materi
pembelajaran kepada
peserta didik tentang
Harmoni keberagaman
masyarakat Indonesia
termasuk masalah dan
akibat yang muncul
berkenaan dengan
keberagaman tersebut.
4. Membagi peserta didik
ke dalam beberapa
kelompok untuk
kemudian memainkan
drama sesuai dengan
materi pembelajaran.
5. Memberikan nilai
3. Materi
pembelajaran
4. Pelaksanaan
sosio drama
sesuai materi
pembelajaran
5. Nilai
sekolah sebagai bentuk
pertanggung jawaban
kegiatan sosio drama.
2. Nasionalisme : Adanya
kerja sama dan gotong
royong dalam setiap
kelompok untuk
melaksanakan kegiatan
sosio drama sebagai
impelentasi sila ketiga
Pancasila. Kegiatan sosio
drama juga membutuhkan
musyawarah atau diskusi
antar anggota kelompok
untuk menentukan
penokohan sebagai
Prestasi Akademik,
Non Akademik dan
Imtaq.
menuntut
peserta didik
untuk aktif
dalam
berperan dan
tanggung
jawab
terhadap
peran yang
dimainkan
sebagai
cerminan nilai
responsif.
Selain itu,
nilai lain yang
terlihat yaitu,
29
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan dengan Nilai
Dasar ANEKA
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
terhadap drama yang
dimainkan oleh setiap
kelompok.
6. Membuat rangkuman
pembelajaran bersama
dengan peserta didik.
7. Memulai dan
mengakhiri
pembelajaran tepat
waktu.
kelompok
6. Rangkuman
pembelajaran
7. Disiplin
waktu dalam
pembelajaran
implementasi dari sila
keempat Pancasila.
3. Etika Publik :
Membimbing peserta didik
dalam memainkan sosio
drama dengan tanggap dan
berdaya guna sehingga
membuat peserta didik
terlatih untuk membedakan
prilaku baik atau buruk
4. Komitmen Mutu :
Kegiatan sosio drama yang
dilakukan oleh pesera didik
merupakan salah satu
kegiatan yang berorientasi
mutu karena setiap peserta
Profesional
dibuktikan
dengan
pelaksanaan
kegiatan sosio
drama yang
innovatif,
kreatif, dan
terampil.
30
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan dengan Nilai
Dasar ANEKA
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
didik akan mendapat ukuran
baik buruk prilaku
seseorang dari drama yang
dimainkan.
5. Anti Korupsi : Pemberian
penilaian yang adil sesuai
dengan esensi atau makna
dari drama yang dimainkan
serta keseriusan peserta
didik untuk memerankan
drama tersebut.
4. Mengajak peserta
didik untuk
membuat display
poster berkaitan
1. Melakukan konsultasi
dengan kepala sekolah.
2. Memberikan materi
pembelajaran kepada
1. Hasil
konsultasi
2. Materi
pembelajaran
1. Akuntabilitas : melakukan
pengawasan terhadap
peserta didik dalam proses
pembuatan poster sebagai
Mewujudkan
Pendidikan yang
Berorientasi pada
Keunggulan Lulusan,
Nilai
organisasi
yang terlihat
dalam
31
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan dengan Nilai
Dasar ANEKA
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
dengan materi
pembelajaran
peserta didik terkait
Harmoni Keberagaman
dalam Masyarakat
Indonesia.
3. Membagi peserta didik
ke dalam beberapa
kelompok yang
kemudian diberi
pengarahan untuk
membuat poster yang
bertema keberagaman
masyarakat Indonesia.
4. Meminta tiap kelompok
untuk mengumpulkan
hasil kerjanya.
5. Memulai dan
3. Poster
pendidikan
4. Kumpulan
poster dari
tiap kelompok
5. Disiplin
bentuk tanggung jawab
terhadap hasil karya peserta
didik dan isi poster.
2. Nasionalisme : Kegiatan
pembuatan poster dalam
kelompok membutuhkan
kerja sama tim sebagai
implementasi sila ketiga
Pancasila. Kegiatan
pembuatan poster juga
membutuhkan musyawarah
atau diskusi antar anggota
kelompok untuk
menentukan gambar apa
yang akan dibuat beserta
dengan tulisan dalam poster
Prestasi Akademik,
Non Akademik dan
Imtaq.
kegiatan ini
adalah
profesional
dimana
peserta didik
diminta untuk
berfikir
kreatif dan
berprilaku
terampil guna
menentukan
gambar dan
design yang
tepat untuk
poster
pendidikan
32
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan dengan Nilai
Dasar ANEKA
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
mengakhiri
pembelajaran tepat
waktu.
waktu dalam
pembelajaran
sebagai implementasi dari
sila keempat Pancasila.
3. Etika Publik : Pemilihan
tata bahasa penulisan yang
baik dan benar sesuai EYD
serta design gambar yang
baik sejalan dengan norma
dan tidak melanggar konsep
SARA.
4. Komitmen Mutu :
Pembuatan poster
pendidikan merupakan
salah satu variasi yang
dilakukan guru untuk
mengasah keterampilan
berfikir kritis dan kreatifitas
yang dibuat.
33
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan dengan Nilai
Dasar ANEKA
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
peserta didik.
5. Anti Korupsi : Memulai
dan mengakhiri
pembelajaran tepat waktu
sebagai penerapan nilai
disiplin waktu agar tidak
terjadi korupsi atau
kecurangan waktu.
5. Melaksanakan
pembelajaran
dengan metode
pembelajaran
Problem Based
Learning berkaitan
dengan materi
pembelajaran
1. Melakukan konsultasi
dengan kepala sekolah.
2. Memberikan materi
pembelajaran kepada
peserta didik.
3. Membagi peserta didik
ke dalam beberapa
1. Hasil
Konsultasi
2. Materi
pembelajaran
3. Lembar Kerja
Kelompok
1. Akuntabilitas : membuat
laporan proses
pembelajaran dengan
metode Problem Based
Learning.
2. Nasionalisme : Metode
pembelajaran Problem
Mewujudkan
Pendidikan yang
Berorientasi pada
Keunggulan Lulusan,
Prestasi Akademik,
Non Akademik dan
Imtaq.
Nilai
organisasi
yang terlihat
dalam
kegiatan ini
adalah
profesional
34
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan dengan Nilai
Dasar ANEKA
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
kelompok dan
membagikan lembar
kerja untuk setiap
kelompok.
4. Meminta tiap kelompok
untuk mempresentasikan
hasil kerjanya.
5. Membuat rangkuman
pembelajaran bersama
dengan peserta didik.
6. Memulai dan
mengakhiri
pembelajaran tepat
waktu.
Peserta Didik
4. Hasil kerja
kelompok
5. Rangkuman
pembelajaran
6. Disiplin
waktu dalam
pembelajaran
Based Learning
membutuhkan kerja sama
tim sebagai impelentasi sila
ketiga Pancasila dan
kesempatan yang adil bagi
tiap anggota tim untuk
menyampaikan pendapat
sebagai perwujudan sila
kedua Pancasila.
3. Etika Publik :
Penyampaian hasil kerja
tiap kelompok dengan
bahasa Indonesia yang baik
dan sopan serta menghargai
pendapat dari kelompok
lain.
dimana
peserta didik
dituntut untuk
bekerja secara
efektif dan
terampil
dalam
penyelesaian
konflik atau
masalah.
35
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan dengan Nilai
Dasar ANEKA
Kontribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
4. Komitmen Mutu :
Penyelesaian permasalahan
sangat dibutuhkan untuk
melatih terampil dan
meningkatkan mutu serta
pengetahuan peserta didik.
5. Anti Korupsi : kejujuran
peserta didik dalam
menyampaikan pendapat
dan solusi penyelesaian
masalah yang dihadapi.
36
E. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Rencana kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan pada saat off campus
yakni pada tanggal 5 Februari hingga 17 Maret 2020. Adapun kegiatan-
kegiatan aktualisasi akan dijabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.
Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi sebagai berikut:
No. Kegiatan Februari Maret
1 2 3 4 1 2
1. Mengoptimalkan penanaman nilai
religiusitas dan nilai nasionalisme pada
peserta didik kelas IX dalam Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM)
2. Melaksanakan pembelajaran dengan
model Talking Stick berkaitan dengan
materi pembelajaran
3. Mengajak peserta didik untuk
membuat sosio drama berkaitan
dengan materi pembelajaran
4. Mengajak peserta didik untuk
membuat display poster berkaitan
dengan materi pembelajaran
5. Melaksanakan pembelajaran dengan
metode pembelajaran Problem Based
Learning berkaitan dengan materi
pembelajaran
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
37
BAB V
PELAKSANAAN AKTUALISASI
A. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pelatihan dasar bagi CPNS Golongan III Angkatan VIII yang
dilaksanakan di Puslatbang KDOD mengajarkan nilai-nilai dasar CPNS dengan
agenda sikap perilaku bela negara, agenda nilai-nilai dasar PNS (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), serta agenda
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. Agenda-agenda yang telah diajarkan
diharapkan dapat dilaksanakan di unit kerja masing-masing peserta latsar pada
masa Habituasi terhitung tanggal 05 Februari 2020 hingga 17 Maret 2020.
Penulis, melalui metode USG, telah mengambil sebuah isu untuk diidentifikasi.
Isu tersebut adalah Kurangnya Minat dan Kompetensi Peserta Didik Kelas IX
pada Mata Pelajaran PPKn di SMP Negeri 6 Balikpapan. Gagasan penyelesaian
isu yang penulis pilih terdiri dari 5 kegiatan, yaitu; 1) Mengoptimalkan
penanaman nilai religiusitas dan nilai nasionalisme pada peserta didik kelas IX
dalam Kegiatan Belajar Mengajar, 2) Melaksanakan pembelajaran dengan model
Talking Stick berkaitan dengan materi pembelajaran, 3) Mengajak peserta didik
untuk membuat sosio drama berkaitan dengan materi pembelajaran, 4) Mengajak
peserta didik untuk membuat display poster berkaitan dengan materi
pembelajaran, 5) Melaksanakan pembelajaran dengan metode pembelajaran
Problem Based Learning berkaitan dengan materi pembelajaran. Adapun tahapan
kegiatan, hasil kegiatan, dan keterkaitan dengan nilai ANEKA akan diuraikan
sebagai berikut.
1. Mengoptimalkan Penanaman Nilai Religiusitas dan Nilai Nasionalisme
pada Peserta Didik Kelas IX dalam Kegiatan Belajar Mengajar
a) Tahapan dan Hasil Kegiatan
Pada mata pelajaran PPKn, penerapan nilai religiusitas dan nilai
nasionalisme merupakan sebuah poin penting dalam menentukan keberhasilan
proses pembelajaran. Kegiatan penanaman nilai religiusitas dan nilai
nasionalisme telah dijadikan kegiatan rutin yang dilaksanakan di SMP Negeri
38
6 Balikpapan. Penulis ingin mengoptimalkan penanaman nilai religiusitas dan
nilai nasionalisme pada peserta didik terutama kelas IX karena penulis
merupakan guru pengampu mata pelajaran PPKN di kelas IX. Biasanya,
penanaman nilai religiusitas dan nilai nasionalisme dilaksanakan pada 35
menit pertama sebelum Kegiatan Belajar Mengajar jam pertama dimulai.
Pembiasaan rutin yang selama ini telah dilakukan di SMP Negeri 6
Balikpapan adalah guru yang mengajar jam pelajaran pertama mendampingi
peserta didik untuk baris di depan kelas, setelah disiapkan oleh ketua kelas,
peserta didik dapat masuk ke dalam kelas dengan terlebih dahulu berjabat
tangan dengan guru, setelah semua peserta didik telah berada di dalam kelas,
kegiatan berikutnya adalah berdo’a bersama diikuti dengan membaca surah
pendek. Kemudian peserta didik bersama guru menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Setelah menyanyikan lagu kebangsaan, pembelajaran pun dimulai.
Adapun tahapan awal dari kegiatan pertama yang akan penulis laksanakan
adalah berkonsultasi dengan Kepala Sekolah berkaitan dengan kegiatan
inovasi yang akan penulis lakukan. Kegiatan inovasi dimaksud adalah
mengenalkan sejarah atau latar belakang dari pahlawan Indonesia yang
gambarnya ditempatkan di ruang kelas. Setelah berkonsultasi dan kepala
sekolah menyetujui kegiatan pertama yang penulis ajukan, penulis pun
memulai pelaksanaan kegiatan tersebut. Penulis memulai kegiatan dengan
membariskan peserta didik di depan kelas dan melakukan jabat tangan
sebelum peserta didik masuk ke dalam kelas. Selanjutnya, ketua kelas
memimpin untuk berdo’a dan membaca surah pendek bersama. Kemudian,
penulis meminta peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dengan tiga
tahapan kegiatan di atas, diharapkan akan menghasilkan peserta didik yang
memiliki nilai religiusitas dan nilai nasionalisme yang baik.
39
Gambar 3. Gambar Pahlawan yang ditempel di dinding kelas
Barulah setelah tahapan rutin dilakukan, penulis menyisipkan kegiatan
inovatif, yaitu mengenalkan pahlawan Indonesia yang gambarnya ditempel
atau dipajang di dinding kelas. Penulis meminta peserta didik untuk
menyebutkan satu persatu nama dari pahlawan yang gambarnya tertempel di
ruang kelas mereka. Penulis beserta peserta didik berbagi informasi berkaitan
dengan pahlawan yang dimaksud. Dengan demikian, diharapkan dapat
menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri peserta didik dengan mengetahui
perjuangan dari para pahlawan nasional Indonesia. Seusai menyampaikan
sedikit informasi mengenai pahlawan nasional Indonesia, penulis memulai
pembelajaran seperti biasa. Di akhir pembelajaran, penulis bersama dengan
peserta didik membaca do’a untuk mengakhiri pembelajaran. Pembiasaan lain
yang dapat penulis lakukan dari kegiatan ini, yaitu memulai dan mengakhiri
pembelajaran tepat waktu sebagai wujud disiplin waktu.
b) Keterkaitan dengan Nilai ANEKA
Kegiatan pertama yang penulis ambil erat kaitannya dengan pembiasaan
yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 6 Balikpapan. Mengoptimalkan
penanaman nilai religiusitas dan nilai nasionalisme pada peserta didik kelas IX
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tentunya berhubungan dengan nilai-
nilai ANEKA sebagai poin utama dari pelaksanaan kegiatan latsar ini. Nilai
Akuntabilitas dari kegiatan ini dilaksanakan dengan membuat laporan
pelaksanaan kegiatan dan kesesuaiannya dengan hasil konsultasi bersama
kepala sekolah tentang pelaksanaan pengenalan pahlawan sebagai sebuah
40
kewajiban pertanggung jawaban yang harus dipenuhi. Nilai Nasionalisme
yang terlihat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah meminta peserta didik untuk
berdo’a dan menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai bentuk implementasi
dari sila pertama dan ketiga Pancasila. Nilai Etika Publik yang dilakukan
adalah melakukan konsultasi dengan Kepala Sekolah dengan terlebih dahulu
meminta izin dan menyampaikan tahapan kegiatan secara sistematis dengan
sopan dan santun. Nilai Komitmen Mutu yang dilakukan adalah
mengenalkan pahlawan Indonesia yang gambarnya ditempel atau dipajang di
dinding kelas sebagai sebuah bentuk pengembangan inovasi untuk
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Nilai Anti Korupsi yang dilakukan
adalah menggunakan gambar pahlawan yang telah ada dan tertempel di
dinding kelas masing-masing sebagai wujud indikator mandiri dengan tidak
bergantung pada pihak lain untuk pengadaan gambar pahlawan.
2. Melaksanakan Pembelajaran dengan Model Talking Stick Berkaitan
dengan Materi Pembelajaran
a) Tahapan dan Hasil Kegiatan
Seperti kegiatan pertama, kegiatan kedua dilakukan dengan terlebih dahulu
melakukan konsultasi dengan kepala sekolah. Setelah kepala sekolah
memberikan masukan dan penguatan berkaitan dengan kegiatan kedua yang
akan penulis lakukan, penulis kemudian menyiapkan beberapa hal yang
diperlukan dalam proses pembelajaran, seperti soal pre-test dan post-test serta
membuat tongkat yang akan digunakan sebagai alat peraga dalam proses
pelaksanaan pembelajaran dengan model talking stick.
Gambar 4. Alat peraga dalam model Talking Stick
41
Setelah soal pre-test dan post-test disiapkan, penulis memasuki kelas
untuk memulai kegiatan kedua. Penulis memulai pembelajaran di kelas seperti
biasa, diawali dengan berdo’a bersama, mengecek kehadiran peserta didik,
melakukan apersepsi, dan menjelaskan garis besar pembelajaran yang akan
dilakukan pada hari itu. Tak lupa, penulis juga melaksanakan pembiasaan
dengan kembali mengenalkan sejarah singkat pahlawan yang terpajang
gambarnya di dinding kelas. Kemudian penulis membagikan soal pre-test dan
meminta peserta didik untuk mengerjakannya.
Gambar 5. Peserta didik mengerjakan pre-test
Setelah semua peserta didik mengumpulkan lembar jawaban pre-test,
penulis memberikan materi pembelajaran tentang keberagaman suku, agama,
ras, dan antargolongan dalam masyarakat Indonesia. Setelah penjelasan
materi, penulis mengajak peserta didik untuk melaksanakan model
pembelajaran Talking Stick.
Penulis terlebih dahulu menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran yang terbilang baru dilaksanakan
ini. Penulis kemudian membagikan dua buah tongkat kepada satu orang
peserta didik yang duduk di deretan depan dan satu orang peserta didik yang
duduk di bagian belakang. Setelah semua peserta didik siap, penulis mulai
memutarkan musik dan tongkatpun mulai berpindah tempat dari satu peserta
didik ke peserta didik lain.
42
Gambar 6. Pelaksanaan model pembelajaran Talking Stick
Selang beberapa detik, penulis mematikan musik dan peserta didik yang
memegang tongkat diminta untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh
penulis, tak jarang peserta didik lain ikut memberikan pertanyaan kepada
sesama peserta didik yang lain berkaitan dengan materi pembelajaran.
Gambar 6. Peserta didik mencari jawaban atas pertanyaan terkait materi
Kegiatan ini dilakukan berulang kali, beberapa putaran hingga seluruh
materi telah disampaikan. Setelah seluruh materi tersampaikan dan peserta
didik telah memahami materi yang diberikan, penulis kembali mengumpulkan
tongkat yang telah diberikan dan secara bersama dengan peserta didik
membuat rangkuman pembelajaran pada hari itu. Terakhir, penulis
membagikan soal post-test dan meminta peserta didik untuk mengerjakannya.
43
Gambar 8. Peserta didik mengerjakan post-test
Kali ini, peserta didik dianggap lebih siap untuk menjawab soal karena
telah mempelajari materi yang diujikan. Hal tersebut dapat dibuktikan setelah
penulis memeriksa hasil pre-test dan post-test peserta didik. Hasil nilai yang
peserta didik dapatkan kemudian penulis tampilkan pada tabel di bawah ini:
No. Nama Nilai
Pre-Test Post-Test
1. Aditia Putra A. 70 100
2. Alya Amanda 80 80
3. Alya Kamilia 80 80
4. Andi M. Raffiansa 60 60
5. Arief Setyo N. 50 70
6. Aril Mayhendra 60 90
7. Caesary Anisa 60 100
8. Dewi Ariati 60 70
9. Diosina P. 60 90
10. Dwi Mariana 80 100
11. Ibnoe Subhan K. 50 70
12. Indri Febriyanti 60 90
13. Kristy Alexandra 60 90
14. M. Akmal Fadhillah 60 100
15. M. Al-Hasan 50 90
16. M. Albi H. 40 70
17. M. Isroni 30 80
18. M. Rhafi D.A 60 70
19. M. Ridho 60 60
20. M. Syarif 50 80
21. Narissa Naina 80 90
22. Omanda Jessica W. 80 100
23. Putri Risfy F. 60 100
24. Rahmah Agustina 70 80
25. Raka Prasetya 50 60
26. Rangga Aditya 80 80
27. Reshita Arifawani 60 100
28. Sabrina F. J. 80 90
44
29. Salsabila Amalia P. 70 90
30. Sayid Muhammad A. 50 60
31. Schielvi Anggita R. 70 80
32. Steviano Ernesta 60 80
33. Tarisa Azzahra P. 70 90
34. Viko Putra C. 60 80
RATA-RATA 62,35 83,23
Tabel 5. Daftar Nilai Peserta Didik
Dari nilai di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan nilai sebelum dan
setelah peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan model talking stick.
Dapat dilihat pula bahwa ada beberapa peserta didik yang mendapatkan nilai
serupa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dapat
dijadikan acuan bagi penulis untuk melakukan pendekatan lebih lanjut dengan
peserta didik terkait kendala yang mereka rasakan selama mengikuti proses
pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model talking stick dapat
meningkatkan minat peserta didik untuk menerima pembelajaran, karena
peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu,
terbukti bahwa kompetensi pengetahuan peserta didik selama mengikuti
proses pembelajaran dengan model talking stick juga meningkat. Sebelum
penulis mentup pembelajaran, penulis mengajak peserta didik untuk berdo’a
bersama dan peserta didik mengucapkan salam sebagai penutup proses
pembelajaran. Penulis tetap melakukan pembiasaan untuk memulai dan
mengakhiri pembelajaran tepat waktu pada kegiatan kedua ini.
b) Keterkaitan dengan Nilai ANEKA
Penerapan model pembelajaran talking stick berkaitan dengan nilai-nilai
ANEKA yang telah penulis pelajari. Dilihat dari nilai Akuntabilitas dimana
penulis membuat laporan hasil belajar siswa sebelum dan setelah dilaksanakan
model pembelajaran talking stick berdasarkan pre-test dan post-test yang
dilaksanakan. Laporan yang penulis buat merupakan bentuk nilai akuntabilitas
dari tanggung jawab penulis sebagai guru bidang studi dalam melaksanakan
tugas. Nilai Nasionalisme terlihat dari model pembelajaran talking stick yang
dilaksanakan sesuai asas keadilan dan suportifitas sebagai implementasi dari
sila kelima Pancasila “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Asas
45
keadilan yang dimaksud adalah, pemilihan peserta didik yang akan menjawab
pertanyaan dipilih menggunakan tongkat berjalan yang berhenti ketika musik
dihentikan. Hal ini mencerminkan sikap adil dan objektif dengan tidak
memilih secara langsung (menunjuk) peserta didik yang akan menjawab
pertanyaan. Peserta didik juga akan bertanggung jawab terhadap pertanyaan
yang dilontarkan dan dengan penuh tanggung jawab juga untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Untuk nilai Etika Publik terlihat pada saat penulis
memberikan materi pembelajaran dengan ramah sehingga menciptakan
lingkungan kelas yang kondusif. Peserta didik akan merasa nyaman dan lebih
mudah untuk menyerap materi jika disampaikan secara ramah, terstruktur, dan
sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Selain itu, peserta didik juga
dapat lebih fokus dalam menerima pembelajaran yang disampaikan.
Komitmen Mutu pada kegiatan ketiga ini dibuktikan dengan pemilihan
materi yang dikaitkan dengan kondisi saat ini, dimana kebergaman masyarakat
Indonesia tengah menjadi fokus perbincangan yang sering dilihat di televisi
dan media sosial. Pada era saat ini, keberagaman sering kali dianggap sebagai
pemicu konflik yang sering terjadi. Penulis ingin menyampaikan kepada
peserta didik bahwa keberagaman juga dapat dijadikan sebagai sumber
kekayaan bangsa. Nilai Anti Korupsi terbukti ketika penulis tidak melakukan
kecurangan terhadap nilai peserta didik karena telah tercantum dalam hasil
pre-test dan pos- test. Nilai akhir yang diberikan penulis kepada peserta didik
untuk materi hari itu bersumber dari nilai yang didapat peserta didik saat
mengerjakan pre-test dan pos- test sehingga tidak ada kecurangan nilai dan
nilai yang diberikan sesuai dengan kompetensi peserta didik.
3. Mengajak Peserta Didik untuk Melaksanakan Sosio-Drama Berkaitan
dengan Materi Pembelajaran
a) Tahapan dan Hasil Kegiatan
Penulis kembali melakukan konsultasi dengan kepala sekolah untuk
keberlangsungan kegiatan ketiga. Setelah mendapat persetujuan dan saran dari
kepala sekolah, penulis kemudian menyiapkan naskah sosio drama yang akan
dimainkan oleh peserta didik. Seusai naskah drama siap, penulis masuk ke
dalam kelas untuk memulai pembelajaran. Seperti biasa, penulis memulai
46
Kegiatan Belajar Mengajar dengan berdo’a bersama, mengecek kehadiran
peserta didik, dan memberikan apersepsi serta gambaran umum proses
pembelajaran yang akan dilakukan hari itu. Tak lupa, penulis juga
melaksanakan pembiasaan dengan kembali mengenalkan sejarah singkat
pahlawan yang terpajang gambarnya di dinding kelas.
Setelah dirasa cukup, penulis memberikan materi pembelajaran kepada
peserta didik tentang Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia termasuk
masalah dan akibat yang muncul berkenaan dengan keberagaman tersebut.
Gambar 9. Guru menjelaskan materi pembelajaran dan skenario sosio-drama
Setelah pemberian materi, penulis kemudian membagi peserta didik ke
dalam beberapa kelompok untuk kemudian dibimbing memainkan drama
tentang permasalahan sehari-hari yang kerap kali dijumpai. Beberapa masalah
yang diambil seperti kurangnya sikap saling menghargai perbedaan suku pada
pergaulan dan perbedaan pendapat dalam pergaulan. Penulis membagikan
naskah drama kepada tiap kelompok dan membimbing mereka dalam
persiapan bermain peran. Penulis memberikan waktu 40 menit (1 JP) untuk
peserta didik mendalami peran dan berlatih. Setelah waktu berlatih habis,
penulis meminta tiap kelompok secara bergantian untuk melaksanakan sosio
drama yang sesuai dengan materi pembelajaran.
47
Gambar 10. Pelaksanaan sosio-drama
Penulis memberikan nilai bagi tiap kelompok yang tampil. Pada akhir
pembelajaran, setelah semua kelompok menampilkan drama yang diminta,
penulis bersama seluruh peserta didik membuat rangkuman pembelajaran
bersama dengan peserta didik. Sebelum menutup kegiatan pembelajaran hari
itu, penulis mengajak peserta didik untuk berdo’a bersama dan peserta didik
menyampaikan salam sebagai penutup kegiatan pembelajaran. Pembiasaan
yang penulis lakukan pada kegiatan ketiga ini tetap pada memulai dan
mengakhiri pembelajaran tepat waktu.
b) Keterkaitan dengan Nilai ANEKA
Pelaksanaan sosio drama dipilih penulis sebagai salah satu gagasan
pemecah isu untuk meningkatkan minat dan kompetensi peserta didik. Hal ini
dikarenakan peserta didik dapat mengasah kreatifitas dan membangun
semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Adapun nilai-
nilai ANEKA yang terlihat dari pelaksanaan sosio-drama ini, yaitu nilai
Akuntabilitas dimana penulis membuat laporan digital berupa video kegiatan
drama yang ditujukan kepada kepala sekolah sebagai bentuk
pertanggungjawaban dari kegiatan sosio drama yang telah dilaksanakan. Nilai
yang kedua, yaitu nilai Nasionalisme terlihat dari kerja sama dan gotong
royong dalam setiap kelompok untuk melaksanakan kegiatan sosio drama
sebagai impelentasi sila ketiga Pancasila “Persatuan Indonesia”. Kerja sama
dan gotong royong diperlukan agar drama yang dimainkan dapat berlangsung
baik. Kegiatan sosio drama juga membutuhkan musyawarah atau diskusi antar
anggota kelompok untuk menentukan penokohan sebagai implementasi dari
48
sila keempat Pancasila “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan”. Nilai Etika Publik dapat terlihat dari
cara penulis membimbing peserta didik dalam memainkan sosio-drama
dengan tanggap dan berdaya guna sehingga membuat peserta didik terlatih
untuk membedakan perilaku baik atau buruk. Kegiatan sosio drama yang
dilakukan oleh pesera didik merupakan salah satu kegiatan yang berorientasi
mutu dan memiliki Nilai Komitmen Mutu karena setiap peserta didik akan
mendapat ukuran baik buruk perilaku seseorang dari drama yang dimainkan.
Nilai Anti Korupsi dapat diukur dari pemberian penilaian yang adil dan
objektif sesuai dengan esensi atau makna dari drama yang dimainkan serta
keseriusan peserta didik untuk memerankan drama tersebut.
4. Mengajak Peserta Didik untuk Membuat Display Poster Berkaitan
dengan Materi Pembelajaran
a) Tahapan dan Hasil Kegiatan
Tahapan awal kegiatan keempat yang penulis lakukan adalah berkonsultasi
dengan kepala sekolah terkait kegiatan pembuatan poster oleh peserta didik.
Setelah berkoordinasi dengan kepala sekolah dan mendapat beberapa
masukan, penulis siap untuk memasuki kelas. Seperti biasa, penulis memulai
pembelajaran dengan meminta ketua kelas memimpin do’a bersama,
kemudian penulis mengkondisikan kelas, mengecek kerapian peserta didik,
mengecek kehadiran peserta didik, dan memberikan apersepsi pada peserta
didik. Tak lupa, penulis juga melaksanakan pembiasaan dengan kembali
mengenalkan sejarah singkat pahlawan yang terpajang gambarnya di dinding
kelas.
Setelah kegiatan pendahuluan pembelajaran dilaksanakan, penulis
kemudian memberikan materi pembelajaran kepada peserta didik terkait
Harmoni Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia. Penulis memberikan
penjelasan mengenai keberagaman sosial budaya, ekonomi, dan gender dalam
masyarakat.
49
Gambar 11. Guru menjelaskan materi pembelajaran
Setelah memberikan penjelasan dan memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya jika ada materi yang kurang jelas, penulis kemudian
membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok yang kemudian diberi
pengarahan untuk membuat poster yang bertemakan keberagaman masyarakat
Indonesia. Penulis mengarahkan bahwa poster yang dibuat boleh berupa
gambar, tulisan, ajakan, atau gabungan keseluruhan yang tidak memuat unsur
SARA.
Gambar 12. Guru memberikan tugas untuk membuat poster
Penulis mengawasi proses pembuatan poster dengan berkeliling kelas dan
memastikan tidak ada unsur SARA yang dimuat dalam poster buatan peserta
didik. Penulis sesekali bertanya kepada tiap kelompok mengenai poster yang
dibuat. Jawaban dari tiap kelompok akan memengaruhi nilai yang akan
diberikan penulis kepada setiap kelompok. Setelah waktu yang diberikan
dirasa cukup dan semua kelompok telah menyelesaikan posternya masing-
masing, penulis meminta tiap kelompok untuk mengumpulkan hasil kerjanya.
50
Gambar 13. Hasil poster buatan peserta didik
Sebelum menutup proses pembelajaran, penulis kembali meminta ketua
kelas untuk memimpin do’a dan peserta didik mengucapkan salam sebagai
penutup proses pembelajaran. Seperti biasa, pembiasaan yang penulis lakukan
dalam kegiatan keempat ini adalah pembiasaan untuk memulai dan
mengakhiri pembelajaran tepat waktu sebagai salah satu bentuk kedisiplinan
waktu yang penulis lakukan.
b) Keterkaitan dengan Nilai ANEKA
Poster atau gambar yang mengandung makna, seringkali berupa ajakan,
atau sekedar tulisan penyemangat penulis jadikan sebagai salah satu gagasan
pemecah isu yang penulis ambil. Selain bisa meningkatkan kreatifitas peserta
didik, menggambar poster juga dapat meningkatkan minat peserta didik pada
pembelajaran, terutama untuk menghindari kejenuhan dan kebosanan peserta
didik pada pembelajaran yang selalu berfokus pada penugasan dan metode
ceramah dari guru. Adapun nilai-nilai ANEKA yang terlihat dari kegiatan
keempat ini adalah nilai Akuntabilitas dimana penulis melakukan
pengawasan terhadap peserta didik dalam proses pembuatan poster sebagai
bentuk tanggung jawab terhadap hasil karya peserta didik dan isi poster yang
dibuat. Untuk nilai yang kedua, yaitu Nasionalisme. Kegiatan pembuatan
poster dalam kelompok membutuhkan kerja sama tim sebagai implementasi
dari sila ketiga Pancasila “Persatuan Indonesia”. Kegiatan pembuatan poster
juga membutuhkan musyawarah atau diskusi antar anggota kelompok untuk
51
menentukan gambar apa yang akan dibuat beserta dengan tulisan dalam poster
sebagai implementasi dari sila keempat Pancasila “Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan”.
Diharapkan dengan kerja sama dan musyawarah ini peserta didik akan terbiasa
untuk menyelesaikan tiap permasalahan dengan jalur musyarawah dan
meningkatkan kerja sama tim sebagai bentuk penerapan nilai-nilai
nasionalisme dalam Pancasila. Nilai Etika Publik terlihat dari pemilihan tata
bahasa penulisan oleh peserta didik yang baik dan benar sesuai EYD serta
design gambar yang baik sejalan dengan norma dan tidak melanggar konsep
SARA. Nilai ANEKA selanjutnya, yaitu Komitmen Mutu. Pembuatan poster
pendidikan merupakan salah satu variasi yang dilakukan penulis sebagai guru
untuk mengasah keterampilan berfikir kritis dan kreatifitas peserta didik. Nilai
Anti Korupsi dibuktikan dengan pembiasaan yang dilakukan penulis dengan
memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu sebagai penerapan nilai
disiplin waktu agar tidak terjadi korupsi atau kecurangan waktu.
5. Melaksanakan Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Problem
Based Learning Berkaitan dengan Materi Pembelajaran
a) Tahapan dan Hasil Kegiatan
Tahapan pertama yang dilakukan oleh penulis dalam kegiatan kelima ini
adalah melakukan konsultasi dengan kepala sekolah. Penulis berkonsultasi
mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. Setelah kepala sekolah
memberikan masukan dan menyetujui kegiatan kelima yang akan penulis
lakukan, penulis pun menyiapkan segala sesuatunya untuk melaksanakan
kegiatan di kelas. Penulis menyiapkan lembar kerja yang akan digunakan
dalam pembelajaran di kelas (lembar kerja dapat dilihat pada lampiran laporan
ini). Setelah semua persiapan dirasa cukup, penulis masuk ke dalam kelas
untuk memulai pembelajaran. Sebelum memberikan pembelajaran, seperti
biasa penulis meminta ketua kelas untuk memimpin do’a bersama, kemudian
penulis mengecek kerapian peserta didik dan kebersihan ruang kelas. Penulis
juga mengecek kehadiran peserta didik dan melakukan apersepi. Tak lupa,
penulis juga melaksanakan pembiasaan dengan kembali mengenalkan sejarah
singkat pahlawan yang terpajang gambarnya di dinding kelas. Penulis
52
kemudian memberikan materi pembelajaran terkait norma yang berlaku dalam
masyarakat.
Gambar 14. Guru memberikan materi pembelajaran
Penulis lalu membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok dan
membagikan lembar kerja untuk setiap kelompok. Pada lembar kerja yang
diberikan, penulis meminta tiap kelompok untuk menafsirkan gambar tersebut
dan mengikuti perintah dalam lembar kerja yang diberikan. Peserta didik
secara berkelompok mengerjakan tugas yang diberikan.
Gambar 15. Guru memberikan penjelasan pada tiap kelompok
Setelah waktu yang diberikan dirasa cukup, penulis meminta tiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Di sini, tiap kelompok
menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang tertulis pada lembar kerja
peserta didik.
53
Gambar 16. Tiap kelompok menyajikan hasil diskusi
Setelah semua kelompok menyampaikan hasil kerjanya, penulis membuat
rangkuman pembelajaran bersama dengan peserta didik. Setelah semua
rangkaian pembelajaran selesai dilakukan, penulis meminta ketua kelas untuk
memimpin do’a bersama dan peserta didik mengucapkan salam penutup
pembelajaran hari itu. Penulis juga melakukan pembiasaan yang penulis
lakukan setiap harinya, yaitu memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat
waktu.
b) Keterkaitan dengan Nilai ANEKA
Pembelajaran dengan metode Problem Based Learning akan
meningkatkan cara berfikir kritis peserta didik terkait dengan permasalahan
nyata yang sering kali ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
dengan metode ini akan memberikan kebebasan peserta didik untuk
menyampaikan pendapat serta solusi pemecahan permasalahan yang diterima.
Nilai-nilai ANEKA yang didapat dari kegiatan kelima ini, adalah nilai
Akuntabilitas dimana penulis membuat laporan proses pembelajaran dengan
metode Problem Based Learning. Laporan yang dibuat merupakan salah satu
bentuk pertanggung jawaban penulis pada kepala sekolah terkait jalannya
pembelajaran di dalam kelas. Nilai Nasionalisme erat kaitannya dengan
implementasi sila-sila Pancasila dalam proses pembelajaran. Metode
pembelajaran Problem Based Learning dengan diskusi kelompok menuntut
adanya kerja sama tim agar tugas yang diberikan dapat terselesaikan dengan
baik sebagai impelentasi sila ketiga Pancasila. Selain kerja sama tim, model
pembelajaran ini juga memberikan kesempatan yang adil bagi setiap anggota
54
kelompok untuk menyampaikan pendapat dan fikirannya terkait permasalahan
yang didapat oleh tiap kelompok. Kesempatan yang adil ini merupakan
perwujudan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
dimana tiap peserta didik diberi kesempatan yang sama dan diberlakukan baik
oleh penulis. Nilai Etika Publik terlihat dari penyampaian hasil kerja tiap
kelompok dengan bahasa Indonesia yang baik dan sopan serta menghargai
pendapat dari kelompok lain. Setiap kelompok yang diberi kesempatan untuk
menyampaikan hasil kerja kelompoknya, diharuskan untuk menyampaikan
dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dengan memperhatikan sopan
santun. Ketika ada sanggahan, pendapat, ataupun tambahan dari kelompok
lain, maka kelompok tersebut harus menghargai kelompok lain. Kelompok
tadi diberi kebebasan untuk menerima, menimbang, menyetujui, atau bahkan
menolak apa yang disampaikan oleh kelompok lain selama disampaikan
dengan bahasa yang sopan. Hal ini juga mengajarkan etika dalam berperilaku
dan memberlakukan manusia lain dalam pergaulan dan kehidupan
bermasyarakat. Nilai Komitmen Mutu terlihat dari jenis permasalahan yang
ditampilkan adalah masalah kekinian dan sedang dibicarakan oleh khalayak
ramai sehingga peserta didik sedikit banyak mengetahui permasalahan
tersebut. Cara peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
dalam kehidupan sehari-hari sangat dibutuhkan untuk melatih terampil dan
meningkatkan mutu serta pengetahuan peserta didik. Nilai Anti Korupsi yang
terlihat dalam kegiatan pembelajaran ini adalah kejujuran peserta didik dalam
menyampaikan pendapat dan solusi penyelesaian masalah yang dihadapi.
55
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Sesuai dengan alinea keempat Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 disebut bahwa salah satu tujuan nasional negara Republik
Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu pihak yang
berperan penting dalam mewujudkan hal tersebut adalah guru. Guru, dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, memiliki fungsi
salah satunya, yaitu menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Melalui pelatihan dasar CPNS
Golongan III Angkatan VIII, penulis sebagai guru mendapat banyak ilmu baru,
diantaranya adalah nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi). Ilmu tersebut harus diterapkan dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan.
Melalui observasi yang penulis lakukan di tempat kerja, penulispun
mengangkat satu isu yang akan dicoba dipecahkan dengan kegiatan-kegiatan yang
penulis laksanakan. Isu tersebut adalah “Peningkatan Minat dan Kompetensi
Peserta Didik Kelas IX pada Mata Pelajaran PPKn di Smp Negeri 6 Balikpapan”.
Adapun kegiatan yang diambil oleh penulis yaitu, 1) Mengoptimalkan penanaman
nilai religiusitas dan nilai nasionalisme pada peserta didik kelas IX dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), 2) Melaksanakan pembelajaran dengan model
Talking Stick berkaitan dengan materi pembelajaran, 3) Mengajak peserta didik
untuk membuat sosio drama berkaitan dengan materi pembelajaran, 4) Mengajak
peserta didik untuk membuat display poster berkaitan dengan materi
pembelajaran, dan 5) Melaksanakan pembelajaran dengan metode pembelajaran
Problem Based Learning berkaitan dengan materi pembelajaran.
Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang penulis laksanakan, dapat
disimpulkan bahwa minat dan kompetensi peserta didik dapat meningkat
dibandingkan dengan proses pembelajaran yang hanya menitikberatkan pada
metode ceramah dan penugasan tertulis. Peserta didik lebih bersemangat
mengikuti pembelajaran dengan inovasi dan kegiatan variatif yang disajikan
penulis dalam kegiatan belajar mengajar. Penyampaian materi yang santai dan
56
kekinian serta pemberian kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk
menyampaikan pendapat, menyalurkan kreatifitas, dan berfikir kritis membuat
peserta didik lebih leluasa dan mudah untuk menerima pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan, maka penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Diri Sendiri
Bagi CPNS sendiri diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan mampu
untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) sebagai
landasan dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai tenaga pendidik.
2. Bagi Sekolah
Diharapkan pihak sekolah selalu memberikan dukungan terhadap guru dalam
melaksanakan setiap kegiatan yang bertujuan meningkatkan nilai-nilai
religiusitas dan nasionalisme bagi peserta didik demi tercapainya visi dan misi
sekolah.
3. Bagi Peserta Didik
Hendaknya peserta didik dapat membiasakan diri untuk menanamkan nilai
religiusitas dan nasionalisme dalam diri masing-masing agar menjadi pribadi
yang berakhlak mulia, berwawasan luas, dan berkomitmen pada negara.
4. Bagi Orang Tua / Wali Murid
Orang tua/ wali murid hendaknya ikut berpartisipasi dalam mengawasi serta
membimbing anaknya ketika berada dilingkungan keluarga dan masyarakat.
57
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III: Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III: Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III: Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III: Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III: Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Kesiapsiagaan Bela Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole
of Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
58
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Soal Pre-Test dan Post Test pada Kegiatan Kedua “Melaksanakan Pembelajaran
dengan Model Talking Stick Berkaitan dengan Materi Pembelajaran”
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia merupakan kewajiban dari
...
2. Prinsip menghargai perbedaan suku, agama, ras, bahasa, dan adat istiadat pada
masyarakat Indonesia merupakan prinsip ...
3. Mencintai asal daerah dan budaya sendiri tanpa menganggap rendah daerah
dan budaya suku lain di Indonesia merupakan implementasi dari prinsip ...
4. Bangsa Indonesia menganut 3 sistem kekerabatan, salah satunya adalah
patrilineal, yaitu sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari ...
5. Salah satu pengaruh positif keberagaman yang ada di Indonesia adalah ...
6. Salah satu contoh sikap cinta tanah air adalah ...
7. Dalam keberagaman masyarakat Indonesia, sangat mungkin memunculkan
konflik. Bentuk konflik yang dapat terjadi yaitu konflik antar ..., ...., ..., dan ...
8. Etnosentrisme yaitu penyebab konflik dalam masyarakat Indonesia yang
menganggap bahwa ...
9. Akibat yang dapat ditimbulkan dari adanya konflik, yaitu ...
10. Terdapat 3 upaya pencegahan konflik yang bersifat SARA, yaitu ... , ... , dan
...
59
Lampiran 2
Beberapa hasil pengerjaan pre-test dan post test
60
61
Lampiran 3
Naskah Drama pada Kegiatan Ketiga “Mengajak Peserta Didik untuk
Melaksanakan Sosio Drama Berkaitan dengan Materi Pembelajaran”
NASKAH DRAMA HARMONI DALAM KEBERAGAMAN KEHIDUPAN
SOSIAL
Pemeran :
1. Narator
2. Adam
3. Silma
4. Olivia
5. Meiga
6. Ratih
Suatu siang di sebuah ruang kelas SMP Tunas Harapan, terjadilah perbincangan
antar tiga orang teman. Di kelas mereka ada seorang anak baru bernama Ratih.
Silma : “Eh, kalian pada tau gak anak baru yang tadi masuk kelas kita.”
Meiga : “Iya, tau. Ratih namanya. Kenapa emangnya?”
Silma : “Dia itu teman SD aku dulu. Tau gak, bapaknya itu kerjanya petani, di
Jawa. Dia di sini tinggal sama ibunya.”
Olivia : “Hah? Serius? Petani? Iihh gak banget deh kalau harus berteman sama
dia.”
Meiga : “Iya, iihh gausah kita temenin deh.”
Di tengah perbincangan mereka, datanglah Ratih menghampiri mereka dan
mengajak mereka berbincang.
Ratih : “Hai teman-teman, sedang apa kalian?”
Olivia : “Lagi ngobrol aja nih.”
Ratih : “Boleh saya minta tolong untuk menemani saya ke perpustakaan? Saya
mau meminjam buku.”
Meiga : “Tidak bisa, kami sedang sibuk.”
Silma : “Iya, kamu pergi aja sendiri.”
62
Dengan terduduk diam, Ratih pun berjalan pelan meninggalkan Silma, Olivia, dan
Meiga. Ratih terlihat sedih karena merasa dimusuhi oleh teman-temannya. Setelah
Ratih berjalan semakin jauh meninggalkan mereka, datanglah Adam, teman
sekelas mereka yang kemudian ikut berbincang.
Adam : “Lagi pada ngomongin apa nih? Serius banget.”
Olivia : “Ini lagi ngomongin anak baru.”
Adam : “Oh, Ratih. Kenapa Ratih?”
Meiga : “Ternyata Ratih itu temen SD nya Silma, tau gak, Dam, ternyata dia itu
anaknya petani. Nih kalo gak percaya tanya Silma.”
Silma : “Iya, bener, Dam. Dia itu anak dari golongan menengah ke bawah. Gak
sesuai kalau berteman dengan kita.”
Adam : “Memangnya kenapa kalau dia anak dari seorang petani? Petani kan
pekerjaan yang halal. Kalian setiap hari makan apa? Nasi kan? Tau kan nasi itu
asalnya dari mana? Dari beras. Sekedar informasi aja, beras itu asalnya dari padi,
yang menanam padi dan memanennya itu adalah petani. Coba kalian bayangkan
kalau tidak ada petani. Kita tidak akan bisa menikmati makanan pokok kita.”
Meiga : “Oiya, bener, Dam. Indonesia kan juga dikenal sebagai negara agraris.
Aku tidak bisa membayangkan kalau tidak ada petani. Siapa yang akan menanam
padi, mengolah sawah, memberi pupuk, menjaga agar padi dapat tumbuh hingga
memanennya menjadi beras.”
Olivia : “Iya. Aku juga ikut membayangkan Indonesia tanpa petani.”
Silma : “Kita harus berterima kasih kepada Bapaknya Ratih dan kita harus
menerima Ratih sebagai teman kita.”
Olivia : “Iya, karena pekerjaan apapun, selama halal dan dilakukan dengan baik
pasti akan baik pula hasilnya.”
Adam : “Baguslah kalau kalian sekarang mengerti.”
Dari kejauhan, terlihat Ratih berjalan seorang diri sembari membawa beberapa
buku yang ia pinjam dari perpustakaan. Ia memasuki ruang kelas dan melihat
keempat teman sekelasnya sedang berbincang.
Ratih : “Hai teman-teman.”
Meiga : “ Hai, Ratih. Sudah dari perpustakaan?”
Ratih : “Sudah. Ini saya sudah pinjam beberapa buku.”
Silma : “Ratih, maafkan kami ya, tadi kami ketus dan tidak mau menemanimu ke
perpustakaan.”
Olivia : “Iya, maakan kami, ya. Kami salah karena menilaimu sebelum
mengenalmu.”
63
Ratih : “Iya, tidak apa-apa. Aku mengerti teman-teman. Aku memafkan kalian.”
Adam : “Nah, sekarang kita bisa berteman tanpa perlu membeda-bedakan status
sosial teman kita.”
Meiga : “Betapa indahnya pertemanan seperti ini.”
Bel tanda masuk kelaspun berbunyi, mereka berlima tersenyum bersama dan
menuju tempat duduk masing-masing untuk menerima pelajaran berikutnya.
64
NASKAH DRAMA HARMONI DALAM KEBERAGAMAN BERBUDAYA
Pemeran :
Virli
Eka
Ayu
Rini
Pada suatu sore sepulang sekolah, terdapat empat sekawan yang sedang
berbincang-bincang di pinggir lapangan basket sekolah. Mereka tampak asyik
membicarakan rencana perjalanan mereka pada hari Sabtu depan, saat sekolah
libur.
Virli : “Jadi, bagaimana? Hari Sabtu kita jadi nonton Milea, gak?”
Eka : “Iya, ayok aja. Aku ngikut. Gimana, Yu? Gimana, Rin?
Ayu : “Aku juga setuju, kebetulan aku penasaran dengan lanjutan ceritanya.”
Rini : “Eh bentar, bentar. Coba liat sini.” (sembari menunjuk papan mading
sekolah)
Eka : “Wah ada pameran pesawat tempur, terbuka untuk umum pula”
Ayu : “Serius? Dimana?
Rini : “Di Landasan Udara Dhomber Balikpapan, masuk arah cargo Bandara
SAMS Sepinggan Balikpapan. Gratis, loh.”
Ayu : “Bagaimana kalau kita ke sana?”
Virli : “Yaaah trus rencana nonton Milea bagaimana?”
Eka : “Bisa di lain waktu, kan Vir. Lagi pula ini acaranya hanya dua hari, Sabtu
dan Minggu. Tidak setiap waktu ada. Hanya sesekali.”
Rini : “Betul, ini bisa dibilang momen yang tidak bisa kita nikmati setiap hari.
Kalau nonton bioskop kan bisa kapan saja. Bioskopnya gak akan lari kemana-
mana. Tenang saja.”
Ayu : “Setuju. Kita sesekali perlu melihat pameran pesawat tempur. Sebagai
generasi muda, kita harus bisa menghargai dan berpartisipasi dalam momen-
momen seperti ini. Ya hitung-hitung menambah ilmu dan wawasan kita, juga
mengenal budaya kita.”
Virli : “Oke kalau begitu, hari Sabtu besok, kita pergi melihat pameran pesawat
tempur saja. Kalau bukan kita yang ikut berpartisipasi, lalu siapa lagi?”
Eka, Rini, dan Ayu : “SETUJU!”
65
Lampiran 4
Kumpulan dari beberapa poster yang telah dibuat oleh peserta didik secara
berkelompok pada Kegiatan Keempat “Mengajak Peserta Didik untuk Membuat
Display Poster Berkaitan dengan Materi Pembelajaran”
66
67
68
69
Lampiran 5
Lembar Kerja Peserta Didik pada Kegiatan Kelima “Melaksanakan Pembelajaran
dengan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Berkaitan dengan Materi
Pembelajaran”
Lembar Kerja 1
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas : IX
Semester : 1 (Ganjil)
Tujuan Pembelajaran :
1. Menyebutkan pengertian norma secara umum
2. Menjelaskan fungsi norma
3. Menjelaskan arti penting norma
4. Menjelaskan perilaku sesuai dengan norma secara umum
5. Menjelaskan perilaku tidak sesuai dengan norma secara umum
6. Menyajikan hasil telaah tentang perilaku sesuai dengan norma secara umum
7. Menyajikan hasil telaah tentang perilaku tidak sesuai dengan norma secara
umum
Petunjuk Kerja:
1. Buatlah kelompok diskusi beranggotakan 5 orang.
2. Berkumpulah bersama kelompokmu.
3. Cermati media pembelajaran.
4. Cermati lembar kerja yang dibagikan guru.
5. Tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan media pembelajaran di
dalam lembar kerja di bagian Identifikasi Masalah.
6. Diskusikan jawaban sementara atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tuliskan
hasilnya di bagian Hipotesis.
7. Carilah sumber-sumber informasi lain (buku pelajaran, buku pendamping,
maupun perpustakaan) yang dapat memperkuat jawaban sementara kelompok.
Tuliskan hasil pengumpulan data itu di bagian Hasil Pengumpulan Data.
8. Diskusikan hasil pengumpulan data tersebut. Tuliskan hasilnya di bagian Hasil
Pengolahan Data.
70
9. Bandingkan hasil jawaban-jawaban sementara di bagian Hipotesis dengan
jawaban-jawaban di bagian Hasil Pengolahan Data.
10. Perbaiki jawaban sementara yang tidak sesuai dengan jawaban Hasil
Pengolahan Data. Tuliskan hasilnya di bagian Hasil Verifikasi Data.
11. Tuliskan simpulan akhir hasil diskusi kelompok di bagian Simpulan.
12. Sajikan hasil kerja kelompok.
Nama Anggota Kelompok :
Kelas :
Identifikasi Masalah
Hipotesis
Hasil Pengumpulan Data
Hasil Pengolahan Data
71
Hasil Verifikasi Data
Simpulan
72
Lampiran 6
Media Pembelajaran yang digunakan dalam Kegiatan Kelima “Melaksanakan
Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Berkaitan dengan
Materi Pembelajaran” berupa gambar-gambar berikut.
73
74
Lampiran 7
Hasil Lembar Kerja Kelompok Peserta Didik dengan Model Pembelajaran
Problem Based Learning
75
76
77
top related