ketentuan pemasangan instalasi · pengaman arus dari suatu instalasi harus mempunyai nilai...
Post on 12-Mar-2019
271 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KETENTUAN
PEMASANGAN INSTALASI
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
Pekerjaan pemasangan instalasi listrik di dalam atau di luar bangunan
harus memenuhi ketentuan peraturan PUIL 2000, sehingga instalasi aman
untuk digunakan sesuai dengan maksud dan tujuan penggunaannya,
mudah dilayani dan mudah dipelihara.
Pembuatan gambar rencana berdasarkan denah bangunan, dimana
instalasi akan dipasang.
Perhatikan spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari
pemilik bangunan (pemberi pekerjaan).
Spesifikasi mencakup masalah : pelaksanaan pekerjaan, material yang
digunakan, waktu penyerahan, dan lain sebagainya, yang harus dipenuhi
dan dilaksanakan oleh penyedia jasa.
Gambar-gambar harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar denah
bangunan disederhanakan, dinding-dindingnya digambar garis tunggal dan
tebal. Gambar saluran listrik dibuat garis lebih tipis.
Gambar situasi untuk menyatakan letak bangunan, di mana instalasinya
akan dipasang, serta rencana penyambungan dengan jaringan PLN.
Gambar instalasi meliputi :
1. Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang serta
pelayanannya, misalnya : titik lampu, sakelar, stop kontak, perlengakapan hubung
bagi dan sebagainya.
2. Rencana penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya misalnya :
antara lampu dengan sakelarnya, motor dan pengasutnya dan sebagainya.
3. Hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya,dengan perlengkapan
hubung bagi yang bersangkutan.
4. Data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang.
Diagram istalasi garis tunggal meliputi :
1. Diagram perlengkapan hubung bagi dengan keterangan mengenai ukuran atau
daya nominal setiap komponennya.
2. Keterangan beban yang terpasang dan pembagiannya.
3. Ukuran dan jenis hantaran yang akan digunakan.
4. Sistem pentanahan / pembumian.
Gambar perincian atau keterangan yang diperlukan meliputi :
1. Perkiraan ukuran fisik perangkat hubung baginya (PHB).
2. Cara pemasangan alat-alat listriknya.
3. Cara pemasangan kabelnya.
4. Cara kerja instalasi kontrolnya (kalau ada).
Setiap pemasangan instalasi listrik harus mendapatkan izin dari instansi yang
berwenang, umumnya dari cabang / APJ PLN setempat.
Penanggung jawab pekerjaan instalasi harus seorang yang ahli, berilmu pengetahuan,
berpengalaman dalam pekerjaan instalasi listrik dan memiliki izin dari instansi yang berwenang,
yang dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat keahlian/ keterampilan (sertifikat
kompetensi).
Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus diawasi oleh seorang pengawas yang ahli
dan berpengetahuan tentang listrik, menguasai peraturan kelistrikan, berpengalaman dalam
pemasangan instalasi listrik dan bertanggung jawab atas keselamatan para pekerjanya.
Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh orang yang
berpengetahuan dan berpengalaman tentang listrik, dan dalam keadaan sehat.
Pemasangan instalasi listrik yang selesai dikerjakan, harus diperiksa oleh Lembaga/ Badan
Pemeriksa Independen, untuk diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO).
Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh badan pemeriksa, dan sebelum
diserahkan kepada pemilik atau pemesan, instalasinya harus dicoba dulu
dengan tegangan dan arus kerja penuh selama waktu yang cukup lama, semua
peralatan yang dipasang harus dicoba.
Perencana suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rencana yang telah
dibuatnya.
Pelaksana pekerjaan pemasangan instalasi bertanggung jawab atas
pekerjaannya selama batas waktu tertentu. Jika terjadi suatu kecelakaan
karena kesalahan pemasangan ia bertanggung jawab atas kecelakaan
tersebut.
Sebagai bentuk tanggung jawab atas pekerjaan yang telah dikerjakan, harus
memberikan garansi yang berupa jaminan instalasi.
Dalam suatu instalasi antara
meter milik perusahaan dan
pengaman harus dipasang
sakelar.
Instalasi untuk penerangan
dengan jumlah kelompok
sebanyak-banyaknya 6(enam),
jumlah titik cahaya pada
suatu kelompok tidak boleh
lebih dari 15 (lima belas).
Suatu instalasi penerangan
dengan jumlah kelompok lebih
dari 6 (enam) jumlah titik tiap
kelompok hanya dibatasi oleh
nilai beban penghantar yang
diperbolehkan dan nilai
pengaman arus kelompok
yang bersangkutan dengan
memperhatikan kerapian
konstruksi dan keselamatan
jIwa manusia.
Suatu instalasi untuk penerangan,
dimana terdapat stop kontak, dengan
jumlah titik cahaya kurang dari
15(limabelas), sedapat-dapatnya
dibagi dalam sekurang-kurangnya 2
(dua) kelompok.
Suatu instalasi untuk penerangan,
dimana terdapat stop kontak-stop
kontak yang kelompoknya
diamankan dengan pengaman
arus setinggi-tingginya 16 A, jumlah
daya semu lampu-lampu berikut
perlengkapannyapada kelompok
tersebut tidak boleh lebih dari
1.200 VA/127 Volt atau 2.200
VA/220 Volt.
Pengaman arus dari suatu instalasi
harus mempunyai nilai setinggi-
tingginya satu tingkat lebih rendah dari
nilai pengaman arus milik perusahaan
Listrik Negara (PLN).
Peralatan listrik yang memerlukan
pengaman arus dengan nilai nominal
lebih dari 16 Ampere harus diberi
pengaman kelompok tersendiri.
Pada tiap ruangan tertutup atau bagian ruangan sampai dengan luas 9 m2
harus terdapat sekurang-kurangnya satu titik cahaya dan dengan luas sampai
dengan 20 m2 harus terdapat sekurang-kurangnya 2 (dua) titik cahaya.
Nilai sambungan tiap titik cahaya diperhitungkan 60 VA dan untuk stop kontak 200 VA.
Dalam instalasi suatu gedung
bertingkat harus dipasang pengaman
instalasi sebagai berikut :
1. Pada tempat dimana suplai
dihubungkan dengan papan
pembagi utama, harus dipasang
setidak-tidaknya sakelar utama
pada sisi masuk & pengaman
arus utama pada masing-masing
sisi keluar.
2. Pada tiap tingkat harus dipasang papan pembagi tingkat dengan sakelar
dan pengaman arus yang susunannya seperti dimaksud dalam nomor 11
huruf (a).
3. Pada papan pembagi kelompok harus dipasang sakelar dan pengaman arus
yang susunannya seperti dimaksud dalam nomor 11 huruf (a) dan (b).
Pemasangan sakelar & kotak-kontak :
1. Kotak sakelar pembagi kelompok dan pengaman arus kelompok
dipasang pada dinding/tembok kurang lebih 1,50 meter diatas lantai.b.
2. Sakelar pelayanan harus dipasang pada dinding/tembok sekurang -
kurangnya 1,20 meter diatas lantai.
3. Stop kontak harus dipasang pada dinding/tembok sekurang-kurangnya
1,20 meter diatas lantai kecuali stop kontak tertutup.
4. Stop kontak yang dipasang dibawah jarak tersebut atau yang dipasang
ditempat lembab, basah, panas dan sebagainya harus dipasang
dengan konstruksi khusus.
Pengaman arus yang berbentuk
sekering dapat diganti dengan
pemutus otomatis yang bekerja
secara thermis dan atau elektro
magnetis serta mampu
memutuskan arus hubung
singkat, maka pemasangannya
harus seri dengan sekering.
Pengaman kabel dalam pipa, pipanya harus dipasang dulu kemudian
menyusul kabel (RA) nya ditarik masuk kedalamnya. Untuk penggantian
kabelnya harus dapat dikerjakan tanpa membongkar pipa-pipanya.
Ketentuan pada point diatas tidak berlaku untuk kabel dengan penampang 10
mm2 keatas, asalkan dipasang secara jelas dipandang dan mudah dicapai.
Pipa yang boleh digunakan adalah dari baja/ tanpa sambungan memanjang,
dengan ulir atau sambungan selorok, dan pipa plastik PVC.
Untuk membuat bengkokan
pipa baja, syarat-syaratnya
sebagai berikut :
1. Dengan diameter
maksimum sampai 16
mm, jari-jari = 4 x diameter
pipa.
2. Diameter diatas 16 mm,
jari-jari = 6 x diameter pipa.
3. Untuk pipa plastik cukup =
3 x diameter pipa.
Penarikan kabel lewat kotak
tarik, sedang untuk
menyambung digunakan
kotak penyambung/tarik,
dengan pengeras/ isolasi
lasdop atau sejenisnya.
Diantara kotak tarik satu dengan yang lainnya boleh berada tiga benda
bengkokan atau pipa lurus sejauh 20 m. Ujung pipa harus dilengkapi dengan
cincin pengaman (tule) dan jarak klem pipa maksimum 1 meter.
Penggunaan pipa pakai
sambungan dengan cara
pasangan horisontal sambungan
harus dibawah, dan pasangan
vertikal sambungan harus berada
pada dindingnya.
Jenis kabel seperti GRLL, NBEU dab NYM boleh dipasang tanpa pipa pada
dan didalam tembok.
Pemasangan instalasi dalam
tembok (inbouw) dikerjakan
sebagai berikut :
1. Didalam tembok betonan,
pipa dipasang lebih dulu
sebelum betonan dicor,
yang digunakan pipa ulir
(schroefbuis) dan tak boleh
dicat menie. Untuk pipa
PVC sambungan harus di
lem dengan lem PVC.
2. Dalam tembok plesteran, lubang-lubang dan jalur-jalur untuk menanam pipa
tersebut dibuat dan disiapkan sesudah dinding temboknya selesai.
3. Digunakan pipa dengan sambungan selorok (schuifbuizen) dan dimenie
dulu sebelum diplester.
Pemasangan kotak kontak dilengkapi dengan kotak pengaman kecuali
jika sudah ada tambahan isolasi pengaman yang dapat mencegah
bahaya tegangan.
Hantaran tarik dengan titik tumpu (strekleiding) diatas langit-langit atau
plafon, jaringan kabel merupakan hantaran-hantaran yang ditarik tegang
dengan titik tumpu (steunpunt) pakai rol isolator dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Jarak antara kabel minimum 3 cm.
2. Jarak antara isolator-isolator sebagi titik tumpu sejauh maksimum 1
meter.
3. Jika penampang kabel besarnya 4 mm2 atau lebih digunakan isolator
yang lebih besar (klok isolator) dengan jarak boleh lebih dari 1 meter
dengan maksimum 6 meter.
4. Pencabangan pada strekleideng harus dibuat bebas tarik.
Kabel untuk lampu, minimum dengan penampang 0,5 mm2
1. Fitting edison hanya boleh untuk lampu sebesar 300 watt, diatas 300
watt sampai 1.500 watt digunakan fitting golihath.
2. Setiap instalasi rumah dilengkapi dengan sekering dan sakelar utama.
3. Setiap kotak kontak (stop kontak) hanya boleh untuk satu saluran/satu
tutuk kontak.
1. Rangka rumah dan bagian konstruksi PHB tertutup, harus terbuat dari bahan
yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan kokoh.
2. Pada PHB tertutup untuk sistem tegangan bolak-balik di atas 1.000 Volt atau
sistem tegangan arus searah di atas 1.500 Volt, harus dipenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Di depan sakelar harus dipasang pemisah atau yang sederajat.
b. Pada pelayanan dari luar, keadaan kedudukan pemisah harus dapat dilihat
dengan mudah dari tempat pelayanan.
c. Pemisah harus dipasang, dibuat atau dilindungi sedemikian rupa sehingga
dalam keadaan terbuka, semua bagian bertegangan cukup diamankan
terhadap sentuhan langsung.
d. Pengukuran, pemeriksaan dan pembumian, penghubungan pendek dari
bagian yang akan dikerjakan, harus dapat dilakukan dengan mudah dan
aman.
e. Semua bagian logam yang dalam keadaan normal tidak bertegangan,
harus dibumikan secara baik.
Ketentuan Umum PHB :
PHB terbuka :
- PHB terbuka harus dipasang dalam ruang kerja listrik atau terkunci, kecuali
jika sebagian atau seluruhnya ditempatkan dalam kurungan atau pagar
sehingga sentuhan langsung dapat dihindari, atau jika ruang tersebut
merupakan bagian dari ruang khusus seperti laboratorium listrik.
Kurungan atau pagar pelindung, jika terbuat dari logam khusus harus
dikebumikan.
Beban-beban PHB dan Ketentuan Pemasangan PHB 1 Phasa :
1. Pada PHB harus dilengkapi dengan sakelar utama atau pemutus beban
utama dan pengaman kelompok, yang tergantung dari jumlah titik beban
terpasang.
2. Macam-macam beban terdiri dari :
a. Beban resistip (tahanan murni) : lampu pijar, seterika listrik, dan lain
sebagainya.
b. Beban Induktif : AC, Lemari Es, pengisap debu (vacum cleaner),
blender. dan lain sebagainya.
c. Beban kapasitif : kapasitor atau kondensator, yang dipergunakan
untuk memperbaiki faktor kerja atau cos Q.
3. Letak pemasangan PHB dapat ditempatkan di dinding ruang tamu,
ruang makan, ruang keluarga, yang tidak lembab, tidak berdebu, dan
bukan tempat penyimpanan bahan bakar.
4. KWH meter milik PLN harus dipasang di luar ruangan (misal : tidak
dekat penyimpanan bahan peledak dan bahan bakar, sehingga mudah
diperiksa oleh petugas PLN.
5. PHB yang terbuat dari logam, harus selalu dihubungkan ke tanah
(grounding) untuk menghindari terjadinya tegangan singgung yang
diakibatkan oleh kegagalan isolasi dari dalam PHB tersebut.
6. PHB cukup dipasang menempel pada tembok dengan ketinggian
maksimum 190 cm antara kepala PHB dengan lantai.
Elektroda bumi adalah :
1. Penghantar yang ditanam dalam bumi dan membuat kontak langsung
dengan bumi.
2. Penghantar bumi yang tidak berisolasi yang ditanam dalam bumi,
dianggap sebagai bagian dari elektroda bumi.
Jenis elektroda bumi :
1. Elektroda pita, adalah elektroda yang dibuat dari penghantar berbentuk
pita atau berpenampang bulat atau penghantar pilin yang pada umumnya
ditanam dangkal. Elektroda ini dapat ditanam sebagai pita lurus, radial,
melingkar, jala-jala atau kombinasi dari bentuk tersebut.
0,5 – 1 M
60
0,5 – 1 M
0,5 – 1 M
2. Elektroda batang, adalah elektroda dari pipa besi, baja atau profil atau
batang logam utuh (tidak berlobang) lainnya, yang dipancangkan ke
dalam tanah ( lihat gambar ).
3. Eletroda pelat, adalah elektroda yang terbuat dari bahan utuh logam
ayau berlobang. Pada umumnya elektroda pelat ditanam paling dalam,
jika dibandingkan jenis elektroda lainnya (lihat gambar).
Resistans jenis tanah dan resistans pembumian :
Resistans jenis tanah mempunyai nilai yang berbeda-beda tergantung pada
jenis tanah (lihat tabel 1)
Tabel 1
Resistans Jenis Tanah
NO KLASIFIKASI / JENIS TANAH RESISTANS JENIS (Ohm-m)
1. Tanah rawa 30
2. Tanah Liat & Tanah Ladang 100
3. Tanah basah 200
4. Kerikil basah 500
5. Pasir dan kerikil kering 1.000
6. Tanah berbatu 3.000
Resistans pembumian :
- Resistans pembumian dari elektroda bumi tergantung pada jenis dan
tahanan tanah serta ukuran dan susunan elektroda..
- Resistans pembumian suatu elektroda harus dapat diukur. Untuk
keperluan tersebut, penghantar yang menghubungkan setiap elektroda
bumi atau susunan elektroda bumi, harus dilengkapi dengan hubungan
yang dapat dilepaskan.
Catatan : Resistans pembumian total sari suatu instalasi pembumian,
belum dapat ditentukan dari hasil pengukuran tiap elektroda.
Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata resistans elektroda bumi.
Tabel 2
Resistans pembumian pada resistans jenis Q1 = 100 Ohm-meter.
NO JENIS ELEKTRODA PANJANG /
UKURAN
RESISTAN
PEMBUMIAN (Ohm)
10 M 20
25 M 10
50 M 5
1. PITA ATAU PENGHANTAR
PILIN
100 M 3
1 M 70
2 M 40
3 M 30
2. BATANG ATAU PIPA
5 M 20
0,5 x 1 M2 35 3. PELAT VERTIKAL DENGAN SISI
ATAS 1 M DI
PERMUKAAN TANAH 1 x 1 M2 25
Keterangan : Untuk resistans jenis lain (Q), maka besar resistans
pembumian, adalah perkalian nilai di atas dengan :
1001
Q
Q
Q
Contoh : a. Untuk mencapai resistans pembumian sebesar 5 Ohm pada
tanah liat atau tanah ladang dengan resistans jenis 100 Ohm-
meter, diperlukan sebuah elektroda pita yang panjangnya 50
meter atau empat buah elektroda batang yang panjangnya
masing-masing 5 meter. Jarak elektroda-elektroda tersebut,
minimum harus dua kali panjangnya.
b. Pada pasir basah yang resistans jenisnya 200 ohm meter
sebuah elektroda pita sepanjang 100 meter, menghasilkan
resistans pembumian 6 Ohm.
Bahan dan ukuran elektroda :
1. Bahan elektroda adalah tembaga atau baja yang digalvanish atau
dilapisi tembaga, sepanjang kondisi setempat tidak mengharuskan
memakai bahan lain (misalnya pada perusahaan kimia).
2. Ukuran minimum elektroda dapat dipilih menurut tabel 3 dengan
memperhatikan pengaruh korosi atau KHA.
Catatan : Jika keadaan tanah sangat korotif atau jika digunakan elektroda baja yang
tidak digalvanish, dianjurkan untuk menggunakan luas penampang atau tebal
sekurang-kurangnya 150% dari yang tertera pada tabel 3.
NO
BAHAN
JENIS
ELEKTRODA
BAJA DI GALVANISH
DENGAN PROSES
PEMANASAN
BAJA BERLAPIS
TEMBAGA
TEMBAGA
1. Elektroda pita Pita Baja 100 mm2 Setebal
mi- nimum 3 mm2
Penghantar pilin 95 mm2
(bukan kawat halus)
50 mm2
-
Pita tembaga 50 mm2 tebal
mi-nimum 2 mm
Penghantar pilin 35 mm2
(bukan kawat halus)
2. Elektroda batang Pipa baja 25 mm2
Baja profil (mm)
L65 x 65 x 7
U 6,5
T 6 x 50 x 3
Batang profil lain yang
setaraf
Baja berdiameter 15 mm
dilapisi tembaga setebal 2,5
mm.
-
3. Elektroda
Pelat besi tebal 3 mm, luas
0,5 mm2 sampai 1 m2
- Pelat Tembaga tebal 2 mm,
luas 0,5 m2 sampai 1 m2
Tabel 3
Ukuran Minimum Elektroda
Jika elektroda pita hanya digunakan untuk mengatur gradian tegangan, luas penampang minimum pada baja
gelvanish atau berlapis tembaga, harus 16 mm2 dan pada tembaga 10 mm2.
Letak pengaman rangkaian (Fuse Box / Zekering Kast) & APP :
1. Fuse Box dapat ditempatkan (dipasang) di dalam ruangan, misal : ruang
tamu atau ruang keluarga.
2. Pesawat pembatas PLN atau APP harus diletakkan di luar ruangan,
tetapi harus aman dan tidak kena air hujan. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan petugas PLN mencatat KWH Meter tiap bulan.
Pemasangan grounding :
1. Dapat dipasang di luar rumah, sedangkan hantaran pentanahan dari
arde tersebut yang biasanya berupa kawat tembaga telanjang (BC),
harus disambungkan pada badan fuse box & disambungkan juga pada
kawat nol & terminal nol dalam fuse box.
2. KWH Meter juga harus disambungkan dengan hantaran pentanahan.
Tujuan pemasangan grounding ini adalah untuk menghindari tegangan
singgung (tegangan sentuh) yang terjadi pada fuse box atau KWH Meter,
jika pada rangkaian terjadi kegagalan isolasi.
Penempatan kotak kontak (stop kontak) :
1. Umumnya dipasang di dekat sudut-sudut ruangan atau disesuaikan dengan
kebutuhan pemakaiannya.
2. Penempatan di tengah dinding (antara dua sudut ruangan), biasanya kurang
efektif, karena ada kemungkinan tertutup perabot.
3. Jika dipasang kurang dari 1,25 m dari lantai, harus diberi tutup (PUIL ayat
840.C5), atau memakai stop kontak jenis khusus.
4. Jangan dipasang dekat kran air, sehingga tidak terkena percikan air.
Pentanahan kotak kontak (stop kontak) :
1. Stop kontak yang dipasang di ruangan berdinding tembok dan lantai yang
meghantarkan arus listrik, harus dilengkapi kontak pengaman, dimana kontak
pengaman tersebut disambung dengan hantaran pentanahan.
2. Apabila lantainya terbuat dari kayu yang tidak menghantarkan arus listrik,
maka stop kontak tidak perlu ditanahkan.
Penempatan sakelar :
1. Umumnya dipasang dekat pintu sedemikian rupa atau ditempat-tempat yang
mudah dijangkau.
2. Dipasang 1,5 meter dari lantai, sehingga tidak mudah dijangkau anak kecil.
Penempatan armatur kedap air :
1. Dipasang pada tempat-tempat yang basah, misal : kamar mandi, WC dapur,
tempat cuci, dan lain-lain.
2. Dipasang pada tempat-tempat yang mengandung polusi tinggi, misal : gudang
yang berdebu, garasi, lampu taman, dan lain-lain.
Pemasangan dan penggunaan kabel NYA :
1. Untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, harus dipasang di dalam
pipa (pipa union atau PVC), misalnya : yang ditanam pada tembok atau
menempel pada kayu, sehingga harus tetap dilindungi dengan pipa instalasi
2. Kabel-kabel NYA yang dipasang diluar jangkauan tangan, boleh dipasang
terbuka dengan menggunakan rol isolator. Cara pemasangannya harus
sedemikian rupa sehingga jarak bebas minimum 1 cm terhadap dinding
dan terhadap bagian lain dari bangunan atau konstruksi.
3. Kabel NYA dapat dipakai untuk alat-alat listrik pada perlengkapan hubung
bagi dan sebagainya.
4. Kabel NYA tidak boleh digunakan di ruang basah, di alam terbuka atau di
tempat kerja dan gudang dengan bahaya ledakan dan kebakaran.
5. Untuk saluran utama dan rangkaian akhir yang menggunakan stop
kontak, digunakan penampang 2,5 mm2.
6. Untuk hantaran lampu dan sakelar, digunakan salah satu warna misalnya
: merah dan hantaran netralnya biru.
Pemasangan dan penggunaan kabel NYM dan NYY :
1. Kabel NYM dan NYY boleh dipasang pada/ di :
a. Menempel pada plesteran (tembok) atau kayu.
b. Ditanam dalam tembok.
c. Ruang yang lembab atau basah dan di tempat kerja dalam gudang
dengan bahaya ledakan dan kebakaran.
d. Pada bagian-bagian lain dari bangunan, konstruksi, rangka dan
sebagainya, asalkan pemasangannya tidak merusak bangunan dan
selubung luar dari kabel.
2. Pemasangannya menggunakan klem, dengan jarak antara klem 30 cm,
sehingga kabelnya terpasang rapi, lurus dan tidak melendut.
3. Untuk pemasangan di ruangan lembab, harus menggunakan kotak
sambung yang kedap air dan kedap lembab.
4. Untuk kabel NYM dipakai pada tegangan sampai dengan 500 Volt, dan
kabel NYY dipakai tegangan sampai dengan 1000 Volt.
5. Biasanya kabel NYY dan NYM dipakai (dipasang) antara KWH Meter
PLN menuju ke Zekering Box.
Penggunaan kabel lampu gantung :
Kabel lampu gantung atau pendel (NYPLYW) harus digantungkan sedemikian
rupa, sehingga inti penyalur harus bebas dari gaya tarik, dengan cara
menggunakan tali kabel yang diikatkan pada roset langit-langit atau
perlengkapan lain sejenis.
Material yang dibutuhkan adalah :
1. Kabel NYM dari KWH Meter ke Zekering Kast : Meter.
2. Kabel NYA warna kuning (lorek) : Meter.
3. Kabel NYA warna hitam untuk saluran nol : Meter.
4. Kabel NYA warna merah untuk saluran fasa : Meter.
5. Kabel NYA warna biru untuk hantaran tanah : Meter.
6. Stop kontak biasa : Buah.
7. Sakelar deret : Buah.
8. Sakelar tunggal : Buah.
9. Zekering kast 1 group 1 phasa : Buah.
10. Rol Isolator : Buah.
11. Lasdop : Buah.
12. Benang : Rol.
13. Isolasi : Rol.
14. Pipa PVC 5/8” : Meter.
15. Klem PVC ukuran 14” : Buah.
16. Klem PVC ukuran 5/8” : Buah.
17. Inbouw doos untuk sakelar dan stop kontak : Buah.
18. Kabel snur untuk lampu gantung : Meter.
19. Lampu pijar : Buah.
20. Lampu TL : Buah.
21. Ground rod (Grounding) : Buah.
Peralatan kerja yang dibutuhkan adalah :
1. Palu : Buah.
2. Obeng blimbing (kembang) : Buah.
3. Betel (pahat) : Buah.
4. Tespen : Buah.
5. Pengupas kabel : Buah.
6. Megger : Buah.
7. Multi Tester (AVO Meter) : Buah.
8. Pisau (Cutter) : Buah.
9. Tang Kombinasi : Buah.
10. Tang Potong : Buah.
11. Tang cucut atau Tang Bulat : Buah.
12. Earth Resistance Tester : Buah.
Langkah kerja :
1. Menentukan (membuat) denah bangunan beserta single line diagram.
2. Menyiapkan material yang akan dipasang.
3. Membobol tembok untuk tempat pipa-pipa dan in-bouw doos.
4. Memasang pipa-pipa PVC pada tembok.
5. Memasang zekering kast.
6. Memasang (penarikan) kabel pada pipa-pipa dan di atas plafon
(menggunakan rol isolator).
7. Memasang fitting lampu, sakelar dan stop kontak.
8. Melakukan pengecekan sambungan-sambungan dan material yang
telah terpasang.
9. Testing & Komisioning.
10. Pengoperasian.
top related