kemampuan manajerial kepala m.a. at-tahiriyah...
Post on 08-Apr-2019
236 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEMAMPUAN MANAJERIAL
KEPALA M.A. AT-TAHIRIYAH JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Jamal Ripani
NIM: 104018200614
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYTULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah swt. Kepada-Nya semua makhluk tunduk
atas keperkasaan kuasa-Nya, dan semua hamba saleh mengabdikan diri dihadapan
keagungan kehendak-Nya. Shalawat dan salam semoga terus tercurah bagi
baginda Muhammad saw., Sang Trainer Sejati, motivator tiada tanding, beserta
para keluarga, segenap sahabat, dan semua pengikutnya yang setia.
Dengan rahmat dan inayah-Nya, akhirnya penulisan Skripsi ini dapat
dirampungkan, meski jalan yang ditempuh begitu panjang, yang kadang
menikung dan mendaki, dan bahkan tak jarang berbalik arah dan berhenti.
Penulis menyadari, penulisan skripsi ini tak mungkin terwujud tanpa
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, dalam kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah menanamkan jasa dan kebaikan budi kepada penulis,
diantaranya:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil. Ketua Jurusan Kependidikan Islam
dan Bapak Drs. H. Mu‟arif SAM, M.Pd. Katua Program Studi Manajemen
Pendidikan serta Ibu Ifah staf Jurusan Kependidikan Islam Manajemen
Pendidikan..
3. Bapak Drs. Mudjahid AK. M,Sc. dosen pembimbing yang dengan sabar dan
penuh dedikasi selalu memberikan motivasi, arahan dan bimbingan kepada
penulis.
4. Bapak Abdurrahman Sholeh serta Bapak Akbar Zainuddin yang banyak
memberikan inspirasi dan semangat bagi penulis.
5. Aris Ahmad Jaya penulis buku “30 Hari Mencari Jati Diri”, alhamdulillah
bukunya mampu membangkitkan motivasi untuk melewati “saat-saat kritis”
dalam kehidupan.
6. Bapak/Ibu dosen di lingkungan Jurusan KI-Manajemen Pendidikan yang telah
memberikan pelayanan, bimbingan berupa pengatahuan, wawasan, dan
pengalaman dengan ketulusan dan profesinalisme yang tinggi
7. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiayah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Bapak Drs. Syamsuri Halim M.Ag beserta para dewan guru dan staf tata usaha
M.A. At-Tahiriyah Jakarta yang telah memfasilitasi dan meluangkan
waktunya untuk melayani dalam mencari dan menghimpun data yang
diperlukan selama penulisan skripsi.
9. Thabib Muhammad Syah Al-Batawi dan keluarga besar Ibnu-Halim Kalibata
atas do‟a dan arahannya.
10. Papa, mama, yang selalu menanyakan kapan skripsi selesai, (akhirnya selesai
juga), Ato dan Nek Mami, Om Joy, Mama Cun, Om Ido, Mama Ning, Om
Untung, Mama Dida, Om Ihsan, Mana Sila, dan semua keluarga yang ada di
Jakarta, Pangkal Pinang dan Banjarmasin yang senantiasa mendo‟akan
kesuksesan, kelancaran penyelesaian skripsi ini.
11. K.H Imron Mahmud dan seluruh ustadz serta teman-teman di pesantren yatim
Darul Ilmi Banjarbaru atas bantuan dan arahan rohaninya sehingga penulis
bisa tenang dan mampu melewati lika-liku dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Bapak Fauzi Aseri dan keluarga yang selalu memberi dorongan agar skripsi
ini bisa cepat selesai.
13. Sahabat-sahabat yang senasib dan seperjuangan di KI-MP 2004 yang selalu
berbagi dalam suka maupun duka Moh Fauzi Ibrahim dan Shalihin Mujiono
(tanpa kalian berdua skripsi ini belum selesai hari ini), Sule (Syukran, Mas
Bro udh banyak bantu dan nemeninin ane, moga kita ujian bareng), Amin
Nasrullah, Ami, Eva, Laily, Mulya, Bunda Shinta, Yus, Juju, Sukhro, Rudi
Purwanto (Pak le‟), Da‟i, Rustana, Zahruddin, Pupuy, Edi, Farhanah, Evi,
Ridwan Munandar. Semoga persahabatan kita tidak akan lekang oleh waktu
dan selalu terjaga kekal sampai akhir hayat kita.
14. Teman-teman Kakamban dan teman-teman di Asrama Mahasiswa Banjar,
Nasir, Udin, Fuad, Pani, Indra, Hikam, Hasan, Syafruddin Prawira Negara,
Athaillah, Tajud, semoga asrama kita makin maju dan jaya selalu.
Akhirnya, kepada Allah swt. jualah penulis serahkan segala urusan.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya
dan ilmu pengetahuan bidang manajemen pendidikan pada umumnya. Penulis
juga sangat mengharapkan saran, pendapat beserta kritikan atas segala kekurangan
dalam penulisan skripsi ini.
Cipinang, 1 Mei 2011 M
27 Jumadil Awal 1432 H
Penulis
ABSTRAKSI
Kemampuan manajerial merupakan kunci utama bagi seorang Kepala
Sekolah dalam kepemimpinannya agar tujuan dari sekolah tersebut bisa tercapai.
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
mengevaluasi. Dengan tujuan tujuan organisasi dapat tercapai.
Sebagai seorang manajer Kepala Sekolah perlu memiliki keterampilan-
keterampilan khusus agar kepemimpinannya dapat berjalan dengan baik. Di antara
keterampilan khusus tersebut, keterampilan teknis, keterampilan hubungan antar
pribadi, dan keterampilan konseptual.
Kemampuan manajerial Kepala M.A. At-Tahiriyah Jakarta dengan
rumusan masalah yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
dan pengawasan.
Tujuaannya adalah untuk mengetahui Kemampuan manajerial Kepala
M.A. At-Tahiriyah Jakarta dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan diskriptif. Data diperoleh dari M.A. At-Tahiriyah Jakarta. Sedangkan
pengumpulan data diperoleh dengan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian kemampuan manajerial Kepala M.A. At-
Tahiriyah Jakarta dalam kepemimpinannya sudah cukup baik. Dengan melakukan
segala macam upaya agar mutu pendidikan di M.A. At-Tahiriyah dapat
meningkat.
Kendala utama yang dihadapi Kepala M.A. At-Tahiriyah Jakarta adalah
anggaran dana yang kurang memadai. Sehingga banyak rencana-rencana yang
mau dilaksanakan tidak terlaksana.
Dari uraian di atas sebaiknya kepala sekolah hendaknya lebih bertanggung
jawab dalam bertugas membimbing dan mengarahkan para guru. Begitu juga
dengan kepala sekolah agar senantiasa melaksanakan perannya sebagai
edukator, manajer, administrator, supervisor, dan leader.
KATA KUNCI : Kemampuan Manajerial, Kepala Sekolah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………… 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………… 8
C. Pembatasan Masalah ……………………………….… 8
D. Perumusan Masalah ………………………………….. 8
E.Manfaat Penelitian ……………………………………… 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Manajerial ………………………………… 10
1. Pentingnya Manajemen ………………………………10
2. Keterampilan Manajemen …………………………17
3. Fungsi Manajerial …………………………………. 20
a. Fungsi Perencanaan ………………………………20
b. Fungsi Pengorganisasian……………………… 23
c. Fungsi Kepemimpinan…………………………… 25
d. Fungsi Pengawasan atau Supervisi……………… 28
B. Tugas Kepala Sekolah ……………………………… 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A Objek Penelitian ………………………………………. 31
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………………………..31
C. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………..32
D. Metode Penelitian ……………………………………….32
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………32
F. Teknik Analisis Data ……………………………………33
G. Instrumen Penelitian …………………………………… 34
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ……………………35
B. Paparan Hasil Penelitian ……………………………….. 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………… 54
B. Saran …………………………………………………… 54
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Otonomi daerah yang diberlakukan di Indonesia berimbas kepada
perubahan model pemerintahan. Begitu pula dalam dunia pendidikan, otonomi
daerah telah merubah paradigma dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Hal
ini ditandai dengan munculnya berbagai perbaikan, antara lain manajemen
berbasis sekolah.
Manajemen berbasis sekolah pada dasarnya bertujuan untuk memberikan
kesempatan yang besar bagi sekolah untuk mengembangkan kemampuannya
dalam mengelola sekolah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. Hal
ini juga memberikan kesempatan kepada masyarakat agar berperan lebih aktif
dalam penyelenggaraan pendidikan.
Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan manajemen berbasis sekolah
adalah diperlukan adanya kemampuan manajerial yang cukup dan memadai
dari kepala sekolah didukung dengan kinerja guru yang professional dalam
mengelola pendidikan di sekolah.
Madrasah sebagai elemen penting dalam dunia pendidikan di Indonesia
juga merasakan dampak dan konsekuensi dari manajemen berbasis sekolah
tersebut. Karena itu kemampuan manajerial kepala madrasah juga sangat
penting agar madrasah tetap menjadi pilihan dan tidak ditinggalkan
masyarakat.
Adanya tuntutan pendidikan pada Era Globalisasi tidak terbatas pada
aspek kecerdasan spritual saja, tapi lebih dari itu, siswa juga diharapkan
mempunyai kecerdasan emosional, dan intelektual. Karena dengan ketiga
kecerdasan inilah seorang manusia disebut ”insan kamil” yang siap bersaing
di Era Globalisasi.
Mengingat kebutuhan masyarakat terutama siswa di Era Globalisasi dan
pasar bebas seperti saat ini bukan hanya terfokus pada kebutuhan spritual saja.
Namun tuntutan zaman “memaksa” lembaga pendidikan seperti M.A. At-
Tahiriyah agar bisa menghasilkan lulusan yang cerdas secara spritual,
intelektual, dan emosional.
Karena dengan memiliki tiga kecerdasan tersebut diharapkan lulusan
M.A. At-Tahiriyah akan mampu bersaing dan memberikan sumbangsih yang
besar bagi masyarakat. Dan semua itu akan bisa dicapai jika ada kemauan
bersama dari semua pihak yang terkait dengan manajemen di M.A. At-
Tahiriyah untuk bersama-sama melakukan reformasi dalam lembaga
pendidikan tersebut.
“Ketidaksiapan madrasah” aliyah dalam menghadapi tuntutan Globalisasi
inilah yang kemudian menyebabkan masyarakat beralih ke sekolah-sekolah
yang lebih siap dalam menghadapi tuntutan zaman. Salah satu madrasah
aliyah yang mengalami penurunan jumlah murid secara signifikan adalah
M.A. At-Tahiriyah.
Pada awal berdirinya, yaitu tahun 1968, M.A At-Tahiriyah merupakan
madrasah yang cukup terkenal untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Pada saat
itu jumlah murid mencapai 250 orang pada angkatan pertama. Animo
masyarakat dengan penuh kebanggaan mendaftarkan anak-anak mereka untuk
di didik di M.A At-Tahiriyah dari wilayah Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang,
dan kota-kota lainnya.
Data yang penulis dapatkan sejak tahun 2006 sampai sekarang
jumlah murid terus mengalami penurunan. Pada tahun 2006 jumlah murid
yang mendaftar di M.A. At-Tahiriyah adalah 34 orang, tahun 2007 adalah 25
orang, tahun 2008 adalah 19 orang, tahun 2009 adalah 10 orang, dan tahun
2010 adalah 18 orang.
Penurunan jumlah murid seharusnya tidak terjadi di madrasah aliyah
seperti At-Tahiriyah. Karena madrasah aliyah mempunyai kurikulum yang
“lebih unggul” mengintegrasikan kurikulum dari Departemen Agama dengan
kurikulum dari Departemen Pendidikan Nasional, semestinya madrasah
menjadi “pilihan utama” dibandingkan sekolah-sekolah umum lainnya. Secara
historis M.A. At-Tahiriyah berada di bawah naungan lembaga yang dipimpin
oleh tokoh sangat terkenal di Jakarta dan sekitarnya, yaitu K.H. Tohir Rohili.
Dengan keunggulan yang dimiliki, sangat disayangkan jika kemudian M.A.
At-Tahiriyah harus ditinggalkan masyarakat. Islam juga mempunyai
pandangan yang sangat luas terhadap model pendidikan. Hal ini seharusnya
bisa dijadikan alasan bagi para kepala madrasah aliyah agar lebih kreatif dan
inovatif dalam memberikan pelayanan pendidikan bagi siswanya agar
mendapat bekal yang cukup dan memadai ketika selesai menempuh
pendidikan dari madrasah aliyah.
Pendidikan Islam bukanlah hanya untuk mewariskan paham atau pola
keagamaan hasil internalisasi generasi tertentu kepada anak didik.
Pendidikan Islam jangan memperlakukan anak didik sebagai konsumen
dari sebuah paham atau gugusan ilmu-ilmu tertentu, melainkan harus
mampu memberikan fasilitas yang memungkinkan dia menjadi produsen
ilmu dan membentuk pemahaman agama dalam dirinya yang kondusif
dengan zaman. 1
Menghadapi tuntutan zaman yang semakin komplek, M.A. At-Tahiriyah
diharapkan mampu untuk mereformasi diri agar lebih sesuai dengan
kebutuhan masyarakat saat ini. Dalam arti mampu berupaya untuk
memperbaiki hal-hal yang kurang sesuai menjadi sesuai dengan kebutuhan.
Mengingat kebutuhan masyarakat, terutama siswa, di era globalisasi dan
persaingan bebas seperti saat ini bukan hanya terfokus pada kebutuhan
spiritual saja, namun tuntutan zaman “memaksa” lembaga pendidikan Islam
1 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia, ( Jakarta: Kencana, 2003), h. 167
seperti M.A. At-Tahiriyah agar bisa menghasilkan lulusan yang cerdas secara
spiritual, intelektual, dan emosional.
Ketiga kecerdasan tersebut haruslah selaras dan seimbang agar tidak ada
ketimpangan. Siswa yang cerdas secara spiritual saja tidak akan maksimal
dalam pengabdiannya di masyarakat karena hanya menguasai persoalan
agama saja. Begitu pula siswa yang cerdas secara intelektual saja,
kecerdasannya terasa hampa tanpa dilandasi dengan ilmu agama yang
memadai. Kecerdasan emosional penjadi pelengkap bagi kecerdasan spiritual
dan intelektual. Di samping keterampilan teknis untuk mendukung
pelaksanaan tugasnya.
Lembaga pendidikan diharapkan mampu untuk memberikan pendidikan
yang dibutuhkan. Untuk itu perlu dilakukan reformasi dalam model
pendidikan tersebut sehingga kebutuhan-kebutuhan dunia pendidikan pada
saat ini dapat terpenuhi.
Beberapa karakteristik reformasi dalam suatu bidang tertentu, yaitu
adanya keadaan yang tidak memuaskan pada masa yang lalu, keinginan untuk
memperbaikinya pada masa yang akan datang, adanya perubahan besar-
besaran, adanya orang yang melakukan (aktor) reformasi, adanya pemikiran
atau ide-ide baru, adanya sistem dalam suatu institusi tertentu baik dalam
skala kecil seperti sekolah maupun dalam skala besar seperti negara
sekalipun.2
Kepala sekolah merupakan aktor yang bisa memulai perubahan di
sekolah. Kepala M.A. At-Tahiriyah mempunyai peran penting agar M.A. At-
Tahiriyah kembali menjadi sekolah yang diperhitungkan di Jakarta.
Kemampuan manajerial sangat diperlukan agar semua potensi yang dimiliki
sekolah dapat dikelola dan dimanfaatkan demi kemajuan pendidikan di M.A.
At-Tahiriyah.
Kemampuan manajerial kepala M.A. At-Tahiriyah sangat diharapkan
untuk meningkatkan kembali jumlah murid di M.A. At-Tahiriyah. Peran dari
seorang kepala sekolah dengan kemampuan manajerial yang mencukupi
sangat dibutuhkan sebagai agen perubahan di lingkungan M.A.At-Tahiriyah
2 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah Teori, Model, dan Aplikasi, (Jakarta: Grasindo,
2003), cet.ke-2, h. 33
agar terjadi reformasi menuju At-Tahiriyah yang lebih bermutu dan “merebut”
kepercayaan masyarakat.
Masyarakat sebagai user sekaligus sebagai mitra M.A. At-Tahiriyah
tentu sangat berharap melihat perubahan-perubahan yang signifikan di
lingkungan M.A. At-Tahiriyah. Dan perubahan-perubahan tersebut bisa
dimulai dari kepala M.A. At-Tahiriyah.
Segala macam upaya perbaikan perlu dilakukan agar M.A. At-Tahiriyah
kembali menjadi pilihan utama orang tua dalam menyekolahkan anaknya.
Upaya-upaya tersebut memang telah dilakukan oleh kepala M.A. At-
Tahiriyah, namun sampai saat ini upaya-upaya tersebut belum mencapai hasil
yang diharapkan. Penurunan jumlah murid terus terjadi.
Sebagai seorang pemimpin di sekolah, kepala M.A. At-Tahiriyah
diharapkan mampu mengelola agar proses perbaikan dapat berjalan sesuai
dengan harapan. Dengan kepemimpinan yang baik, kepala sekolah bisa
memberikan pengaruhnya terhadap bawahan agar melakukan hal-hal positif
bagi kemajuan sekolah. Keberadaan kepala sekolah dengan kepemimpinannya
akan bisa membawa dampak besar bagi kemajuan M.A. At-Tahiriyah. Kepala
sekolah, selaku pemimpin seharusnya mampu “menekankan pengaruhnya
yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur,
memfasilitasi aktivitas dan hubungan di dalam kelompok atau organisasi.”3
Kemajuan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan
manajerial kepala sekolah. Dengan kemampuan manajerial yang dimiliki
kepala sekolah ia akan mampu untuk mengarahkan bawahannya untuk
mengikuti petunjuk dan arahan yang ia berikan. Sehingga cita-cita pendidikan
yang diinginkan bisa tercapai dengan hasil maksimal.
Bawahan atau karyawan tidak bisa dipandang sebagai robot yang harus
bekerja sesuai dengan keinginan atasan. Kemampuan seorang manajer dalam
“memanusiakan” karyawan sangat penting agar kepuasan kerja dapat dicapai.
Bawahan tentu tidak hanya semata-mata mengharapkan bayaran dari
pekerjaan yang dilakukan. Karyawan yang sudah mapan dalam ekonomi akan
3 Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, (Jakarta: Indeks, 2005), h. 3
menjadikan bayaran sebagai sesuatu yang tidak penting dalam pekerjaannya,
tapi kepuasan dalam bekerja menjadi tujuan. Kalau kita perhatikan di
pesantren-pesantren tradisonal banyak ustadz yang mengajar hanya
bermodalkan keikhlasan. Namun mereka tidak pernah mengeluh dan tetap
semangat mengajar. Mereka akan merasakan kenikmatan yang luar biasa
ketika santrinya lulus dan sukses mengabdi di masyarakat. Sebaliknya
karyawan yang taraf ekonomi lemah mengharapkan bayaran yang sesuai dan
tepat waktu.
Setelah bertahun-tahun, penaksiran tentang pentingnya bayaran untuk
memanajemeni organisasi mengalami berbagai perubahan. Pertama,
bayaran dianggap sebagai cara utama, atau satu-satunya cara untuk
memotivasikan orang-orang untuk bekerja. Kemudian bayaran dianggap
tidak terlalu penting. Akhir-akhir ini, para ahli ilmu keperilakuan sekali
lagi menunjukan kesadaran akan pentingnya bayaran. Barangkali
sebagai akibat perubahan dalam pandangan, ada kemungkinan untuk
melihat bayaran dengan pandangan yang lebih realistik dan seimbang.
Bayaran dapat dia dianggap sebagai penting dalam dua hal:
1. Untuk memelihara perdamaian industri, untuk menghindari rasa
ketidakadilan dan kekecewaan.
2. Untuk membantu memenuhi berbagai kebutuhan para anggota
organisasi jika diurus dengan baik. 4
Kemampuan manajerial kepala sekolah sangat penting artinya demi
kemajuan sekolah. Output dari sekolah diharapkan mampu bersaing di segala
bidang. Sayang sekali sebagian sekolah seperti M.A At-Tahiriyah akhir-akhir
ini mulai ditinggalkan masyarakat.. Padahal madrasah menjanjikan
kemampuan lebih bagi lulusannya. Lulusan madrasah diharapkan tidak hanya
menguasai di bidang agama saja, tapi juga mampu bersaing dalam bidang
keilmuan lainnya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan zaman,
tuntutan masyarakat terhadap sebuah lembaga pendidikan semakin tinggi pula.
M.A. At-Tahiriyah tidak hanya dituntut untuk bisa melahirkan generasi yang
mempunyai bekal imtaq saja, namun juga menguasai iptek sebagai bekal
menghadapi tantangan Era Elobalisasi. Ketidaksiapan sekolah dalam
4 Dov Elizur, Evaluasi Pekerjaan, ( Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo, 1991), h. 19
menghadapi persaingan di Era Globalisasi inilah yang kemudian
menyebabkan penurunan jumlah murid di M.A. At-Tahiriyah.
Kondisi tersebut tentunya merupakan tantangan dan tanggung jawab
yang besar bagi kepala sekolah yang ada sekarang untuk mengembalikan
kejayaan dan kebesaran M.A At-Tahiriyah sebagai lembaga pendidikan yang
berkualitas yang dulu pernah dimiliki.
Jumlah murid yang sedikit merupakan tantangan tersendiri bagi kepala
sekolah. Ini akan memicu kreatifitasnya agar bisa memajukan M.A. At-
Tahiriyah kembali. Kemampuan manajerial merupakan hal mutlak yang harus
dimiliki agar bisa mengarahkan bawahannya untuk bekerja lebih baik lagi.
Apa pun jenis pekerjaan yang dilakukan, profesi apa pun, di mana pun
pekerjaan dan profesi dilaksanakan, keberhasilan ditentukan oleh ketegaran
dalam melewati tantangan, dan tidak surutnya tekad untuk memecahkan
permasalahan. Permasalahanlah yang memberikan peluang kepada setiap
orang untuk mencapai keberhasilan.5
Dengan adanya permasalahan maka akan menjadikan kreatifitas dan
kemampuan seseorang semakin bertambah. Pengalaman merupakan guru
terbaik untuk mencapai kemajuan. Jadi permasalahan yang ada harus
dipandang sebagai bahan pelajaran yang akan menjadikan hidup lebih maju di
masa yang akan datang.
Permasalahan yang dihadapi M.A. At-Tahiriyah yang disebabkan oleh
semakin menurunnya jumlah murid justru merupakan sebuah tantangan bagi
segenap personel yang ada di M.A. At-Tahiriyah. Kepala sekolah sebagai
manajer berada di garda terdepan untuk memimpin para guru dalam
memajukan sekolah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Kemampuan Manajerial Kepala M.A. At-
Tahiriyah Jakarta”
5 Erry Riyana, Hardjapamekas, Esensi Kepemimpinan Mewujudkan Visi Menjadi Aksi,
(Jakarta: Elex Komputindo, 2000), h. 124
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan
masalah yaitu: Bagaimana Kepala Sekolah M.A. At-Tahiriyah dalam
melakukan fungsinya sebagai manajer yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan dalam usaha
meningkatkan jumlah murid di M.A. At-Tahiriyah.
C. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penulis pada penelitian ini dan untuk
menghindari kesalahan penafsiran. Maka penulis perlu membatasi penelitian
ini pada aspek perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan yang dilaksanakan Kepala M.A. At-Tahiriyah.
D. Perumusan Masalah
Mengingat beragamnya permasalahan yang ada, untuk memudahkan
pemprosesan penelitian ini, penuis merumuskan permasalahan sebagai
berikut: “Kemampuan manajerial yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan yang dilaksanakan kepala
M.A. At-Tahiriyah.
E. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi kepala M.A. At-Tahiriyah, diharapkan hasil penelitian dapat
memberikan masukan yang positif untuk dapat melaksanakan
kepemimpinan dengan lebih baik agar madrasah yang dipimpin lebih maju
lagi dan berkontribusi yang berarti bagi bangsa ini.
2. Bagi para pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan perbandingan terhadap manajemen sekolah.
3. Bagi peneliti, dengan melakukan penelitian ini diharapkan peneliti
bertambah informasi serta wawasan tentang manajemen sekolah yang baik
dan benar.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Manajerial
1. Pentingnya Manajemen
Kemampuan manajerial yang dimiliki seorang kepala madrasah
merupakan hal penting dalam upaya meningkatkan kualitas dan kemajuan
madrasah yang dipimpinnya. Dengan kemampuan manajerial yang cukup,
yang meliputi kemampuan teknik, kemampuan berinteraksi dengan
lingkungan, serta kemampuan untuk membuat konsep yang jelas bagi
kemajuan madrasah yang dipimpinnya maka kepala madrasah akan
mampu menggerakan seluruh potensi yang dimiliki madrasah demi
kemajuan yang diharapkan. Kemampuan berinteraksi dengan para guru
juga sangat penting agar kualitas kinerja serta profesionalitas para guru di
madrasah bisa terus ditingkatkan untuk mencapai hasil pembelajaran yang
maksimal. Salah satu kunci suksesnya kepemimpinan adalah kemampuan
pemimpin untuk berinteraksi.
Seandainya Anda berkeinginan untuk dapat berinteraksi dengan baik
terhadap saya, istri Anda, anak Anda, tetangga Anda, atasan Anda,
rekan sejawat, atau pun teman-teman Anda, maka rumus pertama yang
patut diperhatikan adalah: Anda harus memahami mereka terlebih
dahulu. Untuk itu, Anda tidak bisa hanya menguasai tekniknya semata-
mata, karena bila Anda cenderung hanya ”memanfaatkan” teknik
tertentu saja, maka kemungkinan besar saya akan ”menirunya”, dan
bahkan memanipulsainya!6
Mempunyai kemampuan berinteraksi yang baik dengan guru atau
bawahan sangat penting bagi kepala madrasah agar mampu mencapai hasil
yang maksimal dalam kepemimipinannya. Tanpa adanya interaksi yang
baik akan sulit bagi kepala madrasah meningkatkan kualitas dan hasil
pembelajaran para guru di sekolah.
Adapun tentang gaya kepemimpinan yang efektif adalah mampu
memelihara hubungan baik dengan bawahannya. Ia harus mengenal
bawahannya dengan mengetahui kepentingan-kepentingan yang dapat
menimbulkan motivasi bekerja untuk memperoleh kepuasan kerja.7
Kepuasan merupakan motivasi utama manusia dalam beraktifitas.
Tidak semua motivasi berhubungan dengan materi. Salah satu kepuasan
guru adalah ketika melihat kesuksesan yang diraih muridnya. Baik itu
kesuksesan ekonomi mau pun dari prestasi yang diraihnya. Begitu pula
dalam pendirian madrasah ada motivasi yang melandasinya.
Madrasah pada awal berdirinya didasari dari berbagai macam
motivasi. Motivasi yang paling mendasar adalah untuk menyebarkan
ajaran agama, motivasi ekonomi karena berkaitan dengan ketenagakerjaan,
dan juga motivasi politik.
Berbicara tentang asal mula didirikannya madrasah maka kita tidak
akan bisa melupakan sejarah berdirinya madrasah tertua yaitu Madrasah
Nizamiyah. Madrasah ini didirikan pada abad kelima Hijriyah (ke-11
Masehi) oleh Nizam Al-Mulk.
Dari kajian tentang pertumbuhan Madrasah Nizamiyah, dan mengikuti
sejarah perkembangannya, kami dapat menentukan tiga tujuan
utamanya: Pertama, menyebarkan pemikiran Sunni untuk menghadapi
pemikiran Syi‟ah; Kedua, menyediakan guru-guru Sunni yang cakap
untuk mengajarkan madzhab Sunni dan menyebarkannya ke tempat-
6 Erry Riyana, Hardjapamengkas, Esensi Kepemimpinan Mewujudkan Visi Menjadi Aksi, (
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2000), h.60 7 Tholib Kasan,Teori &Aplikasi Administrasi Pendidikan,(Jakarta: Studia Press) h. 10
tempat lain; Ketiga, membentuk kelompok pekerja Sunni untuk
berpartisipasi dalam menjalankan pemerintahan, memimpin kantornya,
khususnya di bidang peradilan dan manajemen.8
Sejak awal berdirinya madrasah telah jelas bahwa pendidikan di
madrasah bukan hanya bertujuan untuk membentuk manusia yang cerdas
secara spritual saja, tapi kecerdasan intelektuan dan emosional juga
diberikan. Oleh karenanya madrasah-madrasah di zaman sekarang
diharapkan lebih maju dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan
kebutuhan zaman. Hal ini bisa terwujud dengan pengorganisasian yang
baik di madrasah.
Organisasi, baik itu yang bergerak dalam bidang bisnis, pendidikan,
pemerintahan atau dalam bidang apapun, tidak akan bisa lepas dari
manajemen. Manajemen berfungsi untuk mengarahkan semua potensi
yang ada dalam organisasi agar bisa bekerja secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama. Berbicara tentang pentingnya manajemen, T.
Hani Handoko menjelaskan ada tiga alasan diperlukannya manajemen.
a. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi dan pribadi.
b. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga
keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-
kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang
berkepentingan dalam organisasi.
c. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi
dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara
yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.9
Efisiensi adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu dengan
maksimal dengan menggunakan sumber daya yang sesuai. Sedangkan
efektivitas adalah kemampuan untuk memilih alat atau sumber daya yang
8 H. Maksum, Madrasah Sejarah & Perkembangannya, ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999, cet. II), h. 61 9 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1995), cet.ke-9, edisi
kedua, h. 6
sesuai untuk mencapai tujuan. Melakukan sesuatu yang benar dengan cara
yang benar sangat penting bagi sebuah organisasi, karena hal ini akan bisa
mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu. Manajemen berfungsi untuk
mengatur semua itu.
Melalui sebuah organisasi maka potensi-potensi yang ada disatukan
untuk kemudian diatur agar bisa menghasilkan gol yang diinginkan.
Dalam sebuah organisasi tentu ada aturan-aturan yang harus ditaati dan
dilaksanakan secara bersama-sama.
Organisasi terbentuk karena adanya tujuan yang ingin dicapai secara
bersama-sama. Namun di dalam organisasi itu sendiri terdapat orang-
orang yang mempunyai kepentingan yang beragam. Manajer berfungsi
untuk mengarahkan tujuan-tujuan pribadi agar tidak bertolak belakang
dengan tujuan organisasi.
”Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha
para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber
daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. ‟‟10
Manajemen adalah ”proses merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta
pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.”11
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.12
10
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), cet. 8, h.103
11 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
h. 93 12
T. Hani Handoko, Manajemen, h. 8
Manajemen adalah fungsi dewan manajer (biasanya dinamakan
manajemen), untuk menetapkan kebijakan (policy) mengenai apa macam
produk yang akan dibuat, bagaimana pembiayaannya, memberikan servis
serta melatih pegawai, dan lain-lain faktor yang mempengaruhi kegiatan
suatu usaha. Lebih-lebih lagi manajemen bertanggung jawab dalam
membuat suatu susunan organisasi untuk melaksanakan kebijakan itu.13
Dari beberapa pengertian tentang manajemen yang dikemukakan para
ahli di atas, dapat dipahami bahwa definisi manajemen hampir sama. Yaitu
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan merupakan hal penting
dalam manajemen. Tujuan dari manajemen adalah agar sasaran atau tujuan
organisasi bisa tercapai.
Manajemen merupakan hal penting dalam proses pencapaian hasil
yang diinginkan. Organisasi terdiri dari individu-individu yang
mempunyai keinginan yang berbeda-beda pula. Namun dalam organisasi
yang yang harus diutamakan adalah kepentingan dan tujuan organisasi.
Manajemen berperan untuk mengarahkan agar potensi yang ada dalam
organisasi efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam organisasi sekolah, kepala sekolah berperan sebagai manajer
mempunyai tugas mengarahkan guru agar mampu memberikan
pembelajaran yang maksimal agar anak didik dapat mencapai hasil yang
diinginkan, baik ke dunia kerja atau pun untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Ini sangat ditentukan oleh perencanaan
pendidikan yang dibuat oleh kepala sekolah yang dibantu dengan kinerja
para guru yang maksimal.
Kepala sekolah mempunyai peran sentral dalam organisasi sekolah.
Kemajuan dan kemunduran sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan
manajerial kepala sekolah. Dengan kemampuan manajerial yang baik,
maka semua potensi yang dimiliki sekolah akan dapat dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan sekolah.
13
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. ke-13, h.6
Kemampuan manajerial tidak hanya sebatas mengatur kerja karyawan
saja. Seorang manajer juga mempunyai kemampuan untuk memahami
keadaan psikologis bawahan. Pandai untuk merasakan apa yang dirasakan
oleh bawahan. Sehingga karyawan akan merasakan atmosfer kerja yang
nyaman dan tidak tertekan.
Namun bukan berarti tekanan dalam pekerjaan menjadi tidak penting.
Karena banyak karyawan yang tidak bisa berprestasi sebelum ditekan oleh
atasan. Hal ini menuntut manajer agar bisa mengelola tekanan dengan
sebaik-baiknya agar menghasilkan energi yang positif bagi kemajuan
organisasi.
Kemajuan organisasi tidak akan tercapai hanya bermodalkan sumber
daya yang berkualitas saja. Tapi yang terpenting adalah bagaimana
manajer mampu mengelola sumber daya tersebut dengan baik. Artinya
menempatkan seseorang dengan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuannya.
Untuk menempatkan orang yang tepat dengan pekerjaan yang sesuai
manajer terlebih dahulu melakukan analisis terhadap pekerjaan tersebut.
Setelah dilakukan analisis terhadap pekerjaan maka akan bisa ditentukan
deskripsi jabatan.
Deskripsi jabatan adalah pernyataan-pernyataan tertulis yang meliputi
tugas-tugas, wewenang, tanggung-jawab dan hubungan-hubungan lini
( baik ke atas atau ke bawah ). Sedangkan spesifikasi jabatan
merupakan pernyataan-pernyataan tertulis yang menunjukkan kualitas
minimum karyawan yang dapat diterima agar mampu menjalankan
suatu jabatan dengan baik. Spesifikasi jabatan berisi identifikasi
jabatan, kondisi-kondisi pekerjaan suatu jabatan, dan kualifikasi-
kualifikasi personalia ( atau persyaratan-persyaratan kerja ) yang
diperlukan bagi seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan
sukses. Bagi pekerjaan-pekerjaan rutin dan tingkatan manajemen
rendah, sebaiknya juga dinyatakan standar maksimum yang dapat
diterima untuk mencegah seseorang menjadi ”overqualified” dan
muncul ketidak-puasan.14
14
T. Hani Handoko, Manajemen, ( Yogyakarta : BPFE, 1995 ), cet. Ke- 9, h. 236
Dalam lingkup M.A. At-Tahiriyah, potensi yang dimiliki sekolah
untuk maju cukup besar. At-Tahiriyah sudah mempunyai nama dan
dikenal dikalangan masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Lokasi sekolah
sangat strategis, yaitu dekat dari stasiun kereta dan terminal bus.
Kemudian M.A. At-Tahiriyah secara struktural berada dibawah naungan
Lembaga Pendidikan Islam At-Tahiriyah yang mempunyai sekolah dari
tingkat TK sampai perguruan tinggi. Potensi-potensi ini merupakan modal
untuk kemajuan M.A. At-Tahiriyah. Kepala sekolah sebagai manajer di
sekolah berperan untuk mengarahkan semua potensi yang dimiliki tersebut
agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam hal pendanaan, At-Tahiriyah sebagai madrasah dibawah
lembaga yang sudah cukup terkenal dan mempunyai jaringan yang luas
baik itu di kalangan masyarakat biasa mau pun kalangan pemerintah
tentunya bukan merupakan hal yang sulit untuk menggalang dana bagi
keperluan madrasah. Peran kepala sekolah sebagai manajer sangat penting
agar dana yang ada bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk
kemajuan madrasah.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer,
kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau
kooperatif, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk
meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga
kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program
sekolah.15
Keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan sangat
penting agar program yang dilaksanakan dapat berjalan dengan maksimal.
Keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan akan
menambah rasa memiliki dalam diri setiap tenaga kependidikan sehingga
mereka akan lebih memberikan kontribusi yang besar bagi suksesnya
keberhasilan program yang dilaksanakan.
15
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, h.103
Kepala sekolah sebagai manajer akan mengarahkan sumber daya yang
ada di sekolah untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk
meningkatkan kemampuan personel, maka kepala sekolah dapat
memberikan kesempatan bagi tenaga kependidikan mengikuti pelatihan
yang sesuai dengan kebutuhan.
Dengan kemampuan manajerial yang baik, kepala sekolah akan dapat
mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh anggota
organisasinya dan bisa merumuskan tindakan apa yang harus dilakukan
agar kekurangan tersebut bisa diatasi. Disinilah kemampuan konseptual
seorang manajer berperan untuk melihat kebijakan yang akan
dilaksanakan.
Pentingnya manajemen dalam organisasi sudah mutlak adanya. Tidak
akan tercipta kemajuan organisasi tanpa adanya manajemen yang baik.
Manajemen berfungsi untuk mengarahkan organisasi agar dapat mencapai
sasaran yang diinginkan.
2. Keterampilan Manajemen
Pemimpin tidak sama dengan bawahan dari bidang keahlian dan
keterampilan. Pemimpin dipilih karena ia memiliki kelebihan dari yang
dipimpin. Karena seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang
jauh lebih besar dari bawahannya.
Tugas utama seorang pemimpin adalah bagaimana ia bisa untuk
mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Cita-cita dan tujuan sebuah
organisasi adalah amanah dan tanggung jawab yang besar untuk bisa
diwujudkan dengan keterampilan manajemen dari seorang pemimpin.
Karena itu ada keterampilan khusus yang harus dimilikinya, yaitu:
1. Keterampilan Teknis: Pengetahuan tentang metode, proses, prosedur
dan teknik untuk melakukan aktivitas khusus, dan kemampuan untuk
menggunakan peralatan dan perangkat yang relevan dengan aktivitas
tersebut.16
Manajer yang baik adalah manajer yang bisa melakukan atau
setidaknya memahami apa yang ia perintahkan kepada bawahan.
Sebelum memberikan perintah kepada bawahan seorang pemimpin
terlebih dahulu memahami dan mampu untuk mengerjakan pekerjaan
tersebut.
Penguasaan terhadap hal-hal teknis akan menjadikan seorang
manajer lebih dihargai dan dihormati oleh bawahannya. Selain itu,
penguasaan terhadap keterampilan teknis juga berguna agar manajer
bisa mengawasi, dan mengevaluasi program yang dilaksanakan.
Selain berguna untuk mengawasi dan mengevaluasi pekerjaan yang
telah diberikan, penguasaan terhadap hal-hal teknis juga berguna agar
pemimpin mengetahui dan memahami tingkat kesulitan dari pekerjaan
tersebut. Sehingga dalam memberikan tugas bisa memilih orang yang
tepat dan sesuai untuk pekerjaan tersebut.
Keterampilan teknis merupakan keterampilan dasar yang harus
dikuasai oleh para manajer dalam melaksanakan tugasnya. Tanpa
penguasaan terhadap keterampilan teknis, maka sangat sulit bagi
manajer dapat melaksanakan tugas-tugasnya.
2. Keterampilan Hubungan Antar Pribadi: Pengetahuan tentang
perilaku manusia dan proses hubungan antarpribadi; kemampuan untuk
memahami perasaan, sikap, dan motif dari orang lain dari apa yang
mereka katakan dan lakukan. (empati, sensitivitas sosial,); kemampuan
untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif (kefasihan bicara,
persuasif); dan kemampuan untuk membuat hubungan yang efektif dan
kooperatif (kebijaksanaan, diplomasi, keterampilan mendengarkan,
pengetahuan tentang perilaku sosial yang dapat diterima).17
Kesuksesan kerja organisasi diawali dari kenyamanan hubungan
antar pribadi yang ada dalam organisasi. Manajer berperan untuk
16
Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi ,h.213 17
Gary Yukl, KepemimpinanDalam Organisasi ,h.213
membuat suasana menjadi nyaman. Pengetahuan yang baik terhadap
suasana hati karyawan sangat penting agar manajer dapat mengambil
tindakan yang tepat. Selain itu manajer juga dituntut untuk bisa
berkomunikasi dengan baik terhadap semua komponen yang ada di
lingkungan organisasi.
Pemahaman terhadap suasana hati bawahan sangat penting bagi
pimpinan. Dengan memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh
bawahan maka pimpinan akan bisa memperlakukan bawahan dengan
bijaksana dan adil sehingga tidak menilai bawahan semata-mata dari
prestasi yang diraihnya. Hubungan emosional sangat penting bagi
keharmonisan antara pimpinan dan bawahan.
Alasan utama kenapa banyak kantor tidak memiliki emosi yang
sehat atau stabil adalah bahwa manajemen tidak tahu apa yang
dipikirkan karyawan atau bagaimana mereka merasakan terhadap
lingkungan kerja. Peluang jarang diberikan kepada karyawan untuk
membicarakan cara membuat hubungan kantor lebih baik dan apa yang
diperlukan untuk membuat tim kerja. Jika kondisi kantor
memungkinkan untuk berbagi rasa, karyawan biasanya punya banyak
saran tentang bagaimana mencapai iklim kerja yang lebih baik.18
Suasana kerja yang penuh dengan rasa kekeluargaan dan
kebersamaan sangat penting untuk membangun rasa kesetiaan dalam
organisasi. Komunikasi yang terjalin harmonis akan menjadikan
karyawan lebih terbuka dengan permasalahan yang dihadapi sehingga
manajer akan lebih mudah mencari solusi.
3. Keterampilan Konseptual: kemampuan analitis umum; pemikiran
logis; kefasihan dalam pembentukan konsep dan konseptualisasi
hubungan yang kompleks dan ambigu; kreatifitas dalam pembuatan ide
dan pemecahan masalah; dan kemampuan untuk menganalisis peristiwa
dan merasakan tren, antisipasi perubahan, dan mengenali kesempatan
dan potensi masalah (pemikiran induktif dan deduktif).19
18
Patricia Patton, EQ Keterampilan Kepemimpinan ( Mitra Media, 2002), h 72. 19
Gary Yukl, Kepemimpinan Organisasi ,h.213
Manajer merupakan ujung tombak terdepan dalam sebuah
organisasi. Karena itu kepekaan dan kemampuan seorang manajer
dalam membuat sebuah kebijakan sangat penting. Kepekaan dalam
melihat keadaan yang sedang terjadi akan menjadikan organisasi bisa
mengatasi hal-hal terburuk yang mungkin akan terjadi.
Menghadapi era globalisasi dan pasar bebas, kreatifitas dan ide-ide
baru dari manajer sangat diperlukan agar organisasi yang dipimpinnya
dapat terus bersaing. Globalisasi menyebabkan kebutuhan masyarakat
juga berubah. Perubahan-prubahan seperti inilah yang harus diantisipasi
oleh manajer dengan ide-ide baru dan menghadirkan kebutuhan yang
diinginkan oleh masyarakat.
Keterampilan konseptual akan menjadikan manajer mampu untuk
mengenali masalah-masalah atau tantangan yang ada. Dengan tantangan
itulah manajer mendapatkan ide-ide baru dan memberikan pelayanan
kreatif yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kreatifitas manajer
akan menghasilkan ide dan gagasan yang berkualitas dalam rangka
mengenali masalah dan mencari solusi dari masalah tersebut.
3. Fungsi Manajerial
Seorang kepala sekolah harus memahami fungsi-fungsi manajerial agar
ia dapat menerapkan dalam kepemimpinannya di sekolah. Penguasaan
terhadap fungsi-fungsi manajerial sangat penting sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan seorang kepala sekolah.
Fungsi-fungsi manajerial itu meliputi; perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengawasan atau supervisi.
a. Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua kegiatan
dalam suatu organisasi karena tanpa perencanaan maka kegiatan-
kegiatan lainnya dalam organisasi seperti pengorgaganisasian,
kepemimpinan, dan pengawasan atau supervisi tidak akan bisa
dilaksanakan. Dengan perencanakan maka tujuan organisasi dapat
terlihat dengan jelas sehingga akan mempermudah mengatur strategi
dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang diinginkan.
Kegiatan apapun yang dilakukan memerlukan sebuah perencanaan
yang baik agar apa yang dilakukan bisa mencapai tujuan yang
diharapkan. Tanpa perencanaan sebuah kegiatan tidak akan mencapai
hasil maksimal dan bisa sangat mmngkin mengalami kegagalan.
Dalam membuat perencanaan, yang harus dilakukan adalah semua
komponen yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Manajer sebelum
membuat perencanaan harus mengumpulkan data, menganalis data,
dan membuat keputusan.
Perencanaan berarti bahwa para manajer memikirkan kegiatan-
kegiatan mereka sebelum dilaksanakan. Berbagai kegiatan ini biasanya
didasarkan pada berbagai metode, rencana atau logika, bukan hanya
atas dasar dugaan atau firasat.20
Perencanaan (planning), adalah 1) pemilihan atau penetapan
tujuan-tujuan organisasi dan 2) penentuan strategi, kebijaksanaan,
proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 21
Perencanaan merupakan suatu langkah persiapan dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu.
Tanpa perencanaan atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan
akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. Di dalam setiap perencanaan
ada dua faktor yang harus diperhatikan, yaitu faktor tujuan dan
faktor sarana, baik sarana personel maupun material.22
Perencanaan sangat penting artinya dalam sebuah kegiatan
organisasi. kesuksesan sebuah kegiatan berawal dari perencanaan.
Perencanaan berfungsi sebagai alat kontrol dan petunjuk arah kegiatan.
20
T. Hani Handoko, Manajemen, h. 9 21
T. Hani Handoko, Manajemen, h. 23 22
Tholib Kasan, Teori & Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studi Press), h. 19
Dari perencanaan akan bisa dilihat sumber daya apa yang diperlukan
untuk menunjang kesuksesan apa yang akan dilaksanakan.
Perencanaan terkait dengan apa yang akan dikerjakan, bagaimana
mengerjakan, siapa yang akan mengerjakan, kapan akan dikerjakan,
dan dimana akan dikerjakan. Dengan demikian dapat ditetapkan apa
dan siapa saja yang harus dilibatkan dalam sebuah kegiatan.
Organisasi perencanaan berhubungan dengan penetapan tujuan
organisasi, penentuan sumber, dan hambatan dalam mencapai tujuan,
dan penentuan langkah untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Secara jelas, langkah-langkah untuk menentukan perencanaan
adalah:
1. Menentukan tujuan yang akan dicapai.
2. Mengadakan penelitian masalah.
3. Mengumpulkan data.
4. Menentukan langkah yang akan ditempuh dalam upaya
pencapaian tujuan.
5. Mencari upaya pemecahan masalah dan penyelesaian pekerjaan.
Adapun syarat-syarat dalam membuat perencanaan adalah:
1. Memliki tujuan yang jelas, namun sederhana, dan bersifat praktis.
2. Menghindari sikap untung-untungan dalam menentukan
perencanaan dan menghindari adanya penduplikasian perencanaan.
3. Mengoordinasikan kegiatan yang akan dilakukan sehingga dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
4. Mengatur pelaksanaan kegiatan berdasarkan urutan kepentingan
masing-masing sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara satu
kegiatan dengan keiatan yang lainnya.
5. Melakukan penghematan tenaga, biaya, dan waktu dan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan sebaik-baiknya
dan menyesuaikan kegiatan dengan jumlah dana yang tersedia.23
Perencanaan bisa mengantisipasi akibat yang akan timbul dalam
pelaksanaan kegiatan. Dengan perencanaan bisa diukur kendala-
kendala yang akan dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan. Sejak awal
kegiatan, kendala yang akan dihadapi sudah diantisipasi sehingga
kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dan mencapai hasil yang
diinginkan.
23
Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), h.53
Agar tercapai hasil yang maksimal dalam sebuah kegitana, manajer
terlebih dahulu menentukan metode atau cara yang sesuai dengan
kegiatan. Metode yang baik akan bisa mencapai hasil yang maksimal
jika dilaksanakan oleh orang yang sesuai dan mempunyai kemampuan
untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
b. Fungsi Pengorganisasian
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri. Hal itulah menyebabkan manusia
cenderung untuk mengelompokkan diri dalam satu organisasi.
Setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya kelompok, yaitu
aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (
perasaan atau emosi ). Tiga elemen pembentuk kelompok tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan
dengan orang lain ( shared ), semakin beraneka interaksi-
interaksinya, dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen-
sentimen mereka.
2. Semakin banyak interaksi-interaksi di antara orang-orang,
maka semakin banyak kemungkinan aktivitas-aktivitas dan
sentimen yang ditularkan ( shared ) pada orang lain.
3. Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan
pada orang lain, maka semakin banyak kemungkinan
ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.24
Kumpulan individu-individu yang membentuk kelompok
organisasi ini membutuhkan seorang pemimpin atau manajer untuk
mengarahkan dan mengorganisir agar tujuan yang diinginkan dapat
tercapai. Tanpa adanya pemimpin atau manajer kelompok individu
tersebut belum dapat dinyatakan sebagai organisasi.
Seorang manajer tidak bekerja sendirian. Ia dibantu oleh
bawahannya dalam melakukan pekerjaan. Maka agar pekerjaan itu bisa
24
Daniel Goleman, dkk, Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi, ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006 ), h. 81
berjalan dengan baik manajer harus bisa memanfaatkan semua sumber
daya manusia yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. manajer diharapkan mampu menempatkan seseorang sesuai
dengan keahliannya. Penempatan seseorang pada pekerjaan yang
sesuai dengan keahliannya inilah salah satu manfaat pengorganisasian.
Organisasi-organisasi adalah peralatan sosial dan teknologi yang
dapat dicapai untuk mencapai tujuan-tujuan yang kompleks yang
tidak mungkin dilaksanakan oleh orang perorangan. Organisasi-
organisasi tersebut dapat dipandang sebagai unit-unit di mana
terjadi proses input-input tertentu dari suatu lingkungan untuk
tujuan penciptaan output-output khusus yang diperlukan oleh
masyarakat berupa barang-barang dan jasa-jasa.25
Sekolah merupakan salah satu bentuk organisasi yang di dalamnya
terjadi proses pembelajaran untuk menghasilkan output-output yang
nantinya berguna di masyarakat. Sebagai organisasi yang bergerak
dalam bidang jasa sekolah diharapkan mampu memberikan kepuasan
bagi masyarakat.
Dalam sekolah, pengorganisasian semua potensi sekolah untuk
mencapai kemajuan sangat diperlukan. Kepala sekolah bisa
bekerjasama dengan oran tua murid dalam rangka upaya meningkatkan
prestasi murid. Bisa juga memanfaatkan alumnus untuk menambah
kegiatan di sekolah. Potensi-potensi yang dimiliki sekolah hanya akan
berdaya guna jika mampu didayagunakan dengan baik oleh kepala
sekolah sebagai manajer.
Kreatifitas dan kepekaan kepala sekolah dalam memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki sekolah sangat penting bagi kemajuan
sekolah. Sumber daya sekecil apa pun harus bisa berguna bagi
kemajuan sekolah. Kemampuan kepala sekolah dalam membuat
konsep terhadap apa yang akan dilakukannya demi kemajuan sekolah
merupakan modal penting yang harus dimiliki.
25
Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), h. 1
c. Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi
orang lain untuk berbuat guna mewujudkan tujuan-tujuan yang sudah
ditentukan. Kepemimpinan selalu melibatkan upaya seseorang
(pemimpin) untuk mempengaruhi perilaku seseorang pengikut atau
para pengikut dalam suatu situasi.26
Pemimpin berperan agar semua potensi yang ada dalam organisasi
dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin agar dapat
digunakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan sangat erat hubungannya dengan manusia, karena
manusia merupakan sumber daya terpenting dalam sebuah organisasi.
Manusia yang menetapkan tujuan organisasi, dan manusia pula yang
mengupayakan agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai.
Kompleksitas sifat manusia inilah yang kemudian harus diarahkan oleh
seorang pemimpin agar dapat secara bersama-sama menuju tujuan
yang telah ditetapkan. Inilah yang menjadikan adanya seorang
pemimpin dalam organisasi sangat penting. Namun pemimpin itu
sendiri tidak lahir dengan sendirinya.
Pemimpin bisa lahir dari beberapa faktor. Seorang pemimpin bisa
lahir dari lingkungan, artinya lingkungan seseorang menjadikannya
sebagai pemimpin. Ini bisa terjadi jika seseorang aktif dalam kegiatan-
kegiatan organisasi. ini biasanya disebut teori tabularasa. Pemimpin
bisa juga karena memang ia dilahirkan untuk menjadi pemimpin.
Artinya sejak lahir ia sudah mempunyai bakat untuk menjadi
pemimpin. Ini disebut dengan teori bakat. Atau pemimpin bisa lahir
26 M. Manullang, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Andi Offset,1987),
jilid I, h. 127
dari dua faktor tersebut. Artinya, seseorang yang mempunyai bakat
sejak lahir menjadi pemimpin kemudian lingkungan juga mendukung
bakat tersebut.
Dalam organisasi sekolah terdapat berbagai macam latar belakang
individu dengan berbagai macam keahlian dan keterampilan masing-
masing. Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk
mengarahkan semua potensi yang ada untuk bisa dimanfaatkan dengan
maksimal dalam upaya mencapai tujuan-tujuan organisasi. Walaupun
sebuah organisasi mempunyai sumber daya yang berkualitas. Namun
jika tidak ada kepemimpinan yang baik maka sumber daya tersebut
tidak akan efektif dalam mencapai tujuan.
Keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya ditentukan oleh
kecerdasan intelektual saja, tapi dalam kepemimpinan modal yang
paling penting adalah kecerdasan emosional. Para pemimpin besar
bekerja dengan melibatkan emosi.
Seperti yang diingatkan oleh Albert Einstein,” Kita harus berhati-
hati agar kita tidak mendewakan intelek. Tentu saja intelek mempunyai
kekuatan tetapi tidak memiliki kepribadian. Intelek tidak bisa
memimpin, intelek hanya bisa melayani.”27
Pemimpin yang ingin sukses tidak cukup hanya memiliki
kecerdasan intelektual saja. Orang yang cerdas secara intelektual saja
tidak akan mampu untuk menjadi pemimpin yang baik. Pemimpin
(leader) yang sukses adalah pemimpin yang melibatkan emosi dalam
kepemimpinannya. Dengan emosi seorang pemimpin akan bisa
membawa dampak positif bagi kemajuan organisasi.
Salah satu contoh pemimpin sukses adalah Napoleon Bonaparte
yang sukses memimpin Perancis selama 14 tahun. Napoleon bukanlah
seorang yang terkenal, ia hanya perwira rendah. Salah satu kunci
27 Daniel Goleman, Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2006), cet. 4, h. 31
keberhasilan dari kepemimpinannya adalah kemampuan
menyampaikan perintah dengan cepat dan tepat.
Kecepatan dalam bertindak adalah syarat utama keberhasilan
dalam peperangan. Kecepatan dalam perencanaan dan pelaksanaan.
Kecepatan akan hilang akibat keraguan terhadap persiapan dan
pendistribusian perintah yang diperlukan. Perintah panjang yang
memerlukan waktu persiapan, pembacaan dan pemahaman yang
lebih lama adalah musuh kecepatan. Napoleon mampu
mengeluarkan perintah dalam sejumlah kalimat pendek tetapi dapat
menggambarkan keinginannya dan hanya memerlukan waktu
singkat untuk dipahami.28
Kemampuan pemimpin untuk membaca situasi dan mengambil
tindakan terhadap situasi tersebut sangat penting. Yang lebih penting
lagi adalah kecepatan dan ketepatan pimpinan dalam menyampaikan
perintah terhadap bawahan.
Perintah yang cepat dan tepat adalah awal dari keberhasilan
pekerjaan yang akan diberikan. Banyak bawahan yang gagal dalam
melaksanakan tugas bukan disebabkan karena ketidakmampuannya,
tapi karena perintah yang diberikan tidak jelas sehingga membuat
bingung bawahan. Hal yang tidak kalah penting dari seorang pimpinan
adalah kemampuannya untuk menjadi contoh bagi bawahannya dengan
sifat-sifat yang baik dan terpuji.
Pendekatan sifat-sifat sangat diperlukan dalam kepemimpinan
pendidikan, mengingat bahwa kepala sekolah dan guru-guru
ataupun para pendidik lainnya perlu memiliki sifat-sifat yang baik
yang sesuai dengan norma-norma yang dituntut oleh pendidikan.
Sebagai pendidik, guru dan pendidik lainnya diharapkan dapat
menjadi suri teladan, dapat memberikan contoh perilaku yang baik
kepada anak-anak didiknya. Kepala sekolah dituntut agar memiliki
sifat-sifat yang baik untuk dapat memberikan bimbingan dan
sekaligus memberi contoh kepada guru-guru dan para siswanya. 29
28 Conrad H. Lanza, Napolen dan Strategi Perang Modern,( Jakarta : Komunitas Bambu,
2010 ), h.19 29
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, ( Bandung : Rosdakarya, 2004 ), h. 45
Sudah menjadi sifat manusia bahwa mencontoh sifat-sifat yang
dilihat lebih mudah dilakukan daripada harus melakukan hal yang
belum pernah dilihat. Karena itu seorang pimpinan adalah contoh
terbaik bagi bawahannya.
d. Pengawasan atau Supervisi
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif.30
Efektifitas pembelajaran di sekolah akan dapat dirasakan jika ada
pengawasan yang cukup dari kepala sekolah. Dengan adanya
pengawasan maka akan diketahui kendala dan permasalahannya apa
saja yang ada dalam pelaksanaan program-program pendidikan yang
telah direncanakan.
Pengawasan dalam pendidikan akan berdampak pada perbaikan
hal-hal yang belum sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kalau
dalam pengawasan ternyata guru-guru belum maksimal dalam
memberikan pelajaran maka kepala sekolah bisa mengambil tindakan
dengan menambah sarana yang mendukung pembelajaran atau bisa
juga dengan memberikan peatihan kepada guru-guru. Karena tujuan
pengawasan dalam pendidikan pada dasarnya adalah ingin
menciptakan perbaikan dalam proses pendidikan.
Memimpin merupakan sebuah pekerjaan yang tidak hanya
mengandalkan kecerdasan intelektual saja. Pemimpin yang baik adalah
yang mampu merasakan apa yang dirasakan oleh bawahannya.
Kepekaan terhadap situasi dan kondisi yang sedang dihadapi bawahan
akan menjadikan pimpinan lebih dihargai dan disegani bawahannya.
30 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h.76.
B. Tugas Kepala Sekolah
Pengertian kepala sekolah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
“Kepala sekolah adalah orang yang memimpin suatu sekolah, guru
sekolah”.31
Sedangkan pengertian kepala sekolah menurut penulis adalah
seseorang yang mempunyai keterampilan khusus yang telah ditetapkan oleh
sekolah maupun pemerintah untuk melaksanakan kepemimpinan di sekolah.
Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap keberhasilan
pelaksanaan program-program di sekolah.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam pasal 12 ayat 1 PP
28 tahun 1999 dikemukakan bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan
tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana
dan prasarana.
Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan luas kepada kepala
sekolah seperti dalam konteks saat ini, akan lebih mudah melakukan
pengembangan terhadap berbagai potensinya yang ada. Akan tetapi
pengembangan itu memerlukan peningkatan kemampuan kepala sekolah
dalam berbagai aspek manajerialnya, agar dapat tercapai tujuan sesuai dengan
visi dan misi yang diemban sekolahnya.
Keberhasilan program-program yang dijalankan sekolah tidak lepas
dari peran kepala sekolah untuk mengoptimalkan peran guru-guru di sekolah.
Agar guru-guru dapat memberikan pembelajaran yang baik maka
pengetahuan dan kemampuan guru-guru perlu terus dikembangkan dan
ditingkatkan.
Penguasaan dan kemampuan melaksanakan kompetensi secara prima
dalam arti efektif dan efisien menempatkan pekerjaan atau jabatan guru
dan dosen sebagai sebuah profesi. Sehubungan dengan itu, relevan sekali
penegasan bahwa profesionalisme dalam suatu jabatan/pekerjaan
ditentukan oleh tiga faktor penting; pertama, memiliki keahlian khusus
31 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka,1990).
yang dipersiapkan oleh program pendidikan keahlian atau
spesialisasi;kedua, kemampuan untuk memperbaiki kemampuan
(keterampilan dan keahlian khusus yang dikuasai); ketiga, penghasilan
yang memadai sebagai imbalan terhadap keahlian khusus yang
dimilikinya.32
Kepala sekolah mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, mengoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi seluruh
kegiatan pendidikan di sekolah dengan perincian sebagai berikut:
a. Mengatur proses belajar mengajar:
1. Program tahunan, semesteran, caturwulan berdasarkan kalender
pendidikan.
2. Jadwal pelajaran tahunan, per semesteran, per caturwulanan termasuk
penetapan jenis mata pelajaran/keterampilan dan pemabagian tugas
baru.
3. Program satuan pelajaran ( teori dan praktek ) berdasarkan buku
kurikulum.
4. Pelaksanaan jadwal satuan pelajaran ( teori dan praktek ) menurut
alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kalender pendidikan.
5. Pelaksanaan ulangan/tes hasil evaluasi belajar untuk kenaikan EBTA.
6. Penyusunan kelompok murid/siswa berdasarkan norma kepengurusan.
7. Penyusunan nama penilaian.
8. Penetapan kenaikan kelas.
9. Laporan kemajuan hasil belajar murid/siswa.
10. Penetapan dalam peningkatan proses belajar mengajar.
b. Mengatur administrasi kantor.
c. Mengatur administrasi murid/siswa.
d. Mengatur administrasi pegawai.
e. Mengatur administrasi perlengkapan.
f. Mengatur administrasi keuangan.
g. Mengatur administrasi perpustakaan.
h. Mengatur pembinaan kemuridan / kesiswaan.
i. Mengatur hubungan dengan masyarakat.33
32
Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta: Elsas, 2006), h. 101 33
Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998 ) h. 29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terkait di dalam
masalah yang sedang penulis angkat antara lain Kepala Sekolah, guru, dan
karyawan di M.A At-Tahiriyah Jakarta.
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegunaan manajemen
yang telah dilaksanakan oleh Kepala sekolah M.A. At-Tahiriyah dalam usaha
untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di lingkungan M.A.At-
Tahiriyah. Penelitian ini berguna sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah
dalam rangka menerapkan manajemen sekolah agar sekolah yang dipimpin
menjadi sekolah yang berkualitas sesuai dengan harapan masyarakat sebagai
pengguna jasa pendidikan. Diharapkan dengan adanya penelitian ini
manajemen di M.A. At-Tahiriyah semakin berkembang dan sesuai dengan
harapan. Sehingga M.A. At- Tahiriyah bisa maju dan berkembang seperti
yang diharapkan dan memberikan sumbangsih yang berarti bagi pendidikan di
Indonesia.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di M.A. At-Tahiriyah Jakarta. Penelitian akan
dilaksanakan pada bulan Februari 2010- Maret 2011.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan deskriptif
analisis, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian
lapangan terhadap obyek yang dituju untuk memperoleh dan mengumpulkan
data yang diperlukan. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah obsevasi, dokumentasi dan wawancara
Data yang ingin diperoleh melalui observasi langsung ini adalah
pemerincian tentang kegitan, tindakan dan interaksi petugas perpustakaan.
Adapun data yang ingin diperoleh melalui dokumentasi adalah catatan dan
tulisan tentang kegiatan yang terjadi di M.A. At-Tahiriyah Jakarta.
E. Sumber Data
Sedangkan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah pihak
yang terkait langsung serta mengetahui terhadap permasalahan, yaitu kepala
sekolah, guru, dan karyawan di lingkungan M.A. At- Tahiriyah Jakarta.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
0bservasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan
dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadinya atau
berlangsungnya peristiwa.34
34
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), h. 158
Dalam hal ini peneliti akan melakukan observasi di M.A. At-
Tahiriyah Jakarta.
Dalam melakukan observasi peneliti melakukan pengamatan dan
pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Adapun pengamatan dan pencatatan yang dilakukan tidak pada
saat peristiwa berlangsung yang akan diteliti. Observasi dilakukan pada
saat penelitian sebelum penelitian dimulai sebagai data awal. Dan pada
saat penelitian berlangsung.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi ditunjukkan pada penguraian dan penjelasan
apa yang telah lalu melalui sumber-sumber yang outentik atau dokumen-
dokumen lain yang dibutuhkan dilapangan. Teknik ini diperlukan untuk
memperkuat data yang diperoleh dengan upaya menelaah data yang
berkaitan dengan kinerja Kepala M.A. At- Tahiriyah Jakarta.
Data yang diperoleh dari dokumen ini berupa catatan dan tulisan,
seperti arsi-arsip. Dan juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau
hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian.
3. Wawancara
Teknik wawancara merupakan salah satu cara untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian kualitatif. Dalam teknik ini,
peneliti melakukan wawancara langsung dengan pihak yang terkait serta
mengetahui terhadap permasalahan yang sedang dibahas di M.A. At-
Tahiriyah Jakarta.
Adapun teknik yang digunakan dalam wawancara ini ada dua,
yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur
ditujukan kepada guru dan guru M.A. At- Tahiriyah Jakarta. Sedangkan
wawancara tidak terstruktur ditujukan kepada Kepala M.A. At- Tahiriyah
Jakarta.
G. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisis data peneliti akan menggunakan teknik analisis
non statistik. Hal ini disebabkan karena penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif akan mengajak orang untuk melihat hal yang
diteliti secara mendasar dan mendalam.
Teknik analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Adapun metode yang
digunakan peneliti adalah metode deskriptif analisis untuk data atau informasi
yang diperoleh dari lapangan yang berupa observasi, dokumentasi, dan
wawancara.
Data yang diperoleh melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara
disajikan dalam bentuk diskripsi tentang kegiatan yang terjadi ditempat
penelitian yaitu di M.A. At- Tahiriyah Jakarta.
G. Instrumen Penelitian
Kisi-kisi Instrumen
Fokus Dimensi Indikator
Kemampuan
Manajerial
Kepala Sekolah
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Kepemimpinan
d. Evaluasi
Program Sekolah
Penetapan kebutuhan
Penempatan SDM
Program pembinaan
Penerimaan dan penempatan
Strategi evaluasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya M.A. At-Tahiriyah Jakarta
Madrasah Aliyah At-Tahiriyah yang berlokasi di Jl. KH Abdullah
Syafii no 68 Bukit duri Tebet Jakarta Selatan adalah lembaga pendidikan
yang berdiri tahun 1968. Saat ini pendidikan tersebut dilengkapi dengan
fasilitas 7 lokal ruang kelas, 2 ruang laboratorium, 1 ruang perpustakaan, 1
ruang kepala madrasah, dan 1 kantor guru.
Fasilitas-fasilitas yang ada tersebut digunakan untuk menunjang
proses belajar-mengajar di M.A. At-Tahiriyah. Dengan fasilitas yang
memadai diharapkan pembelajaran semakin mudah dan dapat memenuhi
kebutuhan siswa tidak hanya dibidang ilmu pengetahuan saja tapi juga nilai-
nilai agama. Sesuai dengan prinsip madrasah untuk memberikan nilai-nilai
baik ditengah masyarakat kita, dan mencegah hal-hal buruk dengan
memberikan pengertian-pengertian dengan pendekatan ajaran agama
terutama akhlakul karimah (budi pekerti yang baik).
Madrasah aliyah At-Tahiriyah berada di bawah naungan lembaga
pendidikan yang cukup terkenal di Jakarta dan sekitarnya. Berbicara
masalah sejarah madrasah aliyah At-Tahiriyah tentunya tidak bisa
dilepaskan dari Lembaga Pendidikan Islam Ad-Diniyah At-Tahiriyah.
Madrasah aliyah At-Tahiriyah merupakan madrasah yang melengkapi
jenjang-jenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan
Islam Ad-Diniyah At-Tahiriyah (LPIAA).
Lembaga Pendidikan Islam Ad-Diniyah At-Tahiriyah (LPIAA)
merupakan lembaga pendidikan Islam yang menyelenggarakan pendidikan
baik pendidikan formal mau pun nonformal. Dalam menyebarkan dakwah
Islam, Lembaga Pendidikan Islam Ad-Diniyah At-Tahiriyah selain
menyelenggarakan pendidikan formal dan nonformal juga melakukan
dakwah melalui media radio. Pengajian umum juga dilaksanakan setiap
Sabtu pagi yang dihadiri oleh kaum ibu yang datang dari Jakarta dan
sekitarnya. Untuk lebih memberikan pelayanan yang baik dalam bidang
dakwah LPIAA juga menyelenggarakan jasa bimbingan haji dan umroh.
Nama Lembaga Pendidikan Islam Ad-Diniyah At-Tahiriyah
(LPIAA) ini sendiri diambil dari nama pendirinya yaitu KH. Muhammad
Thohir Rohili. Pada awal berdirinya tanggal 21 Januari tahun 1951 lembaga
pendidikan ini diberi nama Madrasah Diniyah. Tanggal tersebut kemudian
menjadi tahun lahirnya Lembaga Pendidikan Islam Ad-Diniyah At-
Tahiriyah (LPIAA). Lulusan pertama yang dikeluarkan Madrasah Diniyah
yaitu pada tahun 1957 dengan mengikuti ujian di Sekolah Rakyat (sekolah
pemerintah).
Lembaga pendidikan mulai berkembang pada dekade enam puluhan.
Pada tahun 1966 didirikan Madrasah Tsanawiyah atau setingkat SMP. Pada
tahun 1967 juga didirikan pesantren yang khusus mengkaji kitab kuning,
namun pada saat ini pesantren kitab kuning tersebut sudah ditutup. Pada
tahun 1968 didirikan Raudatul Athfal atau Taman Kanak-Kanak. Pada tahun
1968 juga didirikan pengajian umum bagi kaum bapak dan kaum ibu. Pada
tahun tersebut juga didirikan Madrasah Aliyah At-Tahiriyah.
Pada tahun 1969, kemajuan LPIAA semakin disempurnakan dengan
didirikannya Perguruan Tinggi yang diberi nama Universitas Islam At-
Tahiriyah (UNIAT). Pada awal berdirinya Universitas Islam At-Tahiriyah
(UNIAT) hanya memiliki dua fakultas, yaitu Adab dan Tarbiyah. Kemudian
pada tahun 1987 dapat dibuka Fakultas Syari‟ah, Ushuluddin, Hukum,
Ekonomi, dan Teknik.
Untuk lebih melebarkan dakwah, dengan bantuan para donator
maka pada tahun 1972 didirikan cabang di Cipinang Besar dengan
menyelenggarakan Madrasah Ibtidaiyah. Pada tahun 1974 dibuka cabang di
Pejaten, menyelenggarakan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dan
Tsanawiyah. Pada tahun 1975 dibuka cabang di Cakung dengan
menyelenggarakan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah,
dan kursus Bahasa Arab. Pada tahun 1979 dibuka cabang di Ciracas dengan
menyelenggarakan Madrasah Diniyah Awaliyah dan Taman Kanak-Kanak.
Dari gambaran umum diatas kita dapat melihat bahwa Madrasah
Aliyah At-Tahiriyah berada dibawah naungan lembaga pendidikan yang
besar. History tentang kejayaan At-Tahiriyah harus dijaga dan dibangun
kembali oleh generasi penerus. Madrasah Aliyah At-Tahiriyah sebagai salah
satu unsur pembangun kejayaan LPIAA juga harus dapat menjaga kualitas
dan kuantitas pendidikan.
Profil M.A. At-Tahiriyah
PROFILE MADRASAH
Nama Madrasah : MA Attahiriyah
Alamat : Jl. KH Abdullah Syafii no 68 Bukit Duri Tebet
Jakarta Selatan
NPSN : 20102822
NSM : 312317170023
Nama Kepala MA : Drs. Syamsuri Halim MAg
Nama Bank : BRI Kebon Baru
No Rekening : 3307-01-000961-50-6
Atas Nama : Madrasah Aliyah Attahiriyah
No MPWP Yayasan : 01.337.039.0-015.000
Jumlah siswa/I : 170 Siswa
2. Visi, Misi, dan Tujuan M. A. At-Tahiriyah Jakarta
a. Visi M.A At-Tahiriyah Jakarta
Unggul dalam IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi) pada era globalisasi dengan tetap
mengetengahkan akhlak yang mulia.
b. Misi M.A. At-Tahiriyah Jakarta
1. Membentuk peserta didik yang memiliki ketakwaan terhadap
Allah Yang Maha Esa.
2. Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan
menyenangkan.
3. Mengembangkan sikap dan kepribadian yang santun, beretika
dan berestetika tinggi.
4. Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi.
5. Membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang TIK ( Teknologi Informasi dan
Komunikasi) dan bahasa.
Adapun pemahaman penulis mengenai misi diatas dapat
dikemukakan sebagai berikut, yaitu:
1. Melayani masyarakat dalam memberikan jasa pendidikan yang
berkualitas dengan mengedepankan kecerdasan spiritual,
intelektual, dan emosional.
2. Mengupayakan anak didik agar mampu berdaya saing di Era
Globalisasi dalam rangka menghadapi tuntutan perubahan
zaman.
3. Memberikan jasa pendidikan yang terbaik bagi masyarakat
dengan prinsip pelayanan prima dengan cara mengoptimalkan
peran para pendidik
c. Tujuan M.A. At-Tahiriyah Jakarta
1. Melaksanakan pembinaan ketakwaan terhadap Allah Yang Maha
Esa.
2. Melaksanakan pembelajaran yang efektif.
3. Mengembangkan kompetensi peserta didik dalam bidang
IPTEK.
4. Menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi secara nasional
mau pun global.
5. Memberi bekal pengetahuan dan keterampilan di bidang TIK
dan Bahasa yang bermanfaat pada Era Globalisasi.
KOMPOSISI KEANGGOTAAN KOMITE SEKOLAH
MA ATTAHIRIYAH PUSAT
Ketua : Rona Amalia : Orang Tua Siswa
Anggota :1. Drs Syamsuri Halim MAg : Kepala Sekolah
2. Drs Ahmad Syakur Budi : Wakil Kepal Sekolah
3. Tuti Alawiyah Sag : Unsur Guru
4. Killie Arisandi : Kaur Pemerintah
Kelurahan Bukit Duri
5. Drs Syafiq Muchlis : Tokoh Masyarakat
6. Agus Salim : Wali Murid
7. Siti Zubaidah : Siswa
Jakarta, 20 Juli 2010
Komite Sekolah Kepala MA Attahiriyah
Rona Amalia Drs. Syamsuri Halim MAg
3. Fasilitas dan Sarana Pembelajaran
Madrasah Aliyah At-Tahiriyah mempunyai fasilitas yang cukup
memadai. Fasilitas yang cukup memadai ini antara lain ruang kelas,
ruang laboratorium, ruang perpustakaan, ruang serbaguna, dan tempat
ibadah. Fasilitas-fasilitas tersebut sebagian besar merupakan fasilitas
milik LPIAA. M.A. At-Tahiriyah sendiri berada di lantai tiga gedung
LPIAA.
Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah At-Tahiriyah Jakarta
No Bangunan Ket. Jumlah Kondisi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Ruang kelas
Ruang perpustakaan
Ruang Komputer
Ruang serba guna
Lab. Bahasa
Lab. IPA
Ruang kepala sekolah
Ruang wakil kepala sekolah
Ruang guru
Ruang tata usaha
Ruang WC guru
Ruang WC siswa
Ruang UKS
Ruang OSIS
Sarana Ibadah
Ruang Gudang
Pos Jaga
Gedung Olahraga
Lapangan Upacara
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sarana dan fasilitas yang ada jika dimanfaatkan dengan maksimal
akan memberi manfaat yang besar bagi kemajuan pendidikan. Namun
penggunaan perlengkapan tersebut bukan asal menggunakan saja,
harus sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari materi yang
disampaikan.
Bahwa dalam menggunakan media pendidikan sebagai alat
komunikasi khususnya dalam hubungannya dengan masalah
proses belajar mengajar, kiranya harus didasarkan pada kriteria
pemilihan yang objektif. Sebab penggunaan media pendidikan
tidak sekedar menampilkan program pengajaran ke dalam kelas.
Karena harus dikaitkan dengan tujuan pengajaran yang akan
disampaikan, strategi kegiatan belajar mengajar dan bahan.35
Keberadaan perlengkapan bukan berarti menjamin mutu
pendidikan otomatis menjadi meningkat. Namun perlengkapan
tersebut hanya sebagai media untuk menunjang. Hal yang terpenting
adalah sumber daya manusia yang menggunakannya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam
menggunakan media pendidikan untuk mempertinggi kualitas
pengajaran :
1. Guru perlu memiliki pemahaman media pendidikan antara
lain jenis dan manfaat media pendidikan, menggunakan
media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut
penggunaan media dalam proses belajar.
2. Siswa, guru terampil membuat media pendidikan
sederhana untuk keperluan pengajaran, terutama media dan
dimensi atau media.
3. Grafis, dan beberapa media tiga dimensi, dan media
proyeksi. Pengetahuan dan keterampilan dalam menilai
keefektifan penggunaan media dalam proses pegajaran.
Menilai keefektifan media pendidikan penting bagi guru
agar ia bisa menentukan apakah penggunaan media mutlak
diperlukan atau tidak selalu diperlukan dalam pengajaran
sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapai siswa.
Apabila penggunaan media pendidikan tidak
mempengaruhi proses dan kualitas pengajaran, sebaliknya
guru tidak memaksakan penggunaannya, dan perlu mencari
usaha lain di luar media pendidikan.36
4. Kegiatan Ekstra Kulikuler
35
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2003 ), h. 238 36
Harjanto, Perencanaan Pendidikan, h. 239
Kegiatan ekstra kulikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan
diluar jam pelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah. Kegiatan ekstra
kulikuler di M.A. At-Tahiriyah sebagian besar dilaksanakan oleh
pengurus OSIS dengan bimbingan guru-guru. Kegiatan tersebut
bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, serta
pengalaman siswa. Hal tersebut juga berguna untuk persiapan siswa
mengabdi kepada masyarakat.
Adapun kegiatan-kegaiatan ekstra kulikuler yang dilaksanakan di
M.A. At-Tahiriyah, yaitu:
1. Paskibra
2. Pramuka
3. Rohis
4. Taekwondo
5. Kegiatan olahraga
6. Seni baca Al-Qur‟an
7. Seni Qosidah
8. Seni Marawis
Selain berguna untuk mengembangkan dan menyalurkan bakat
siswa, kegiatan ekstra kulikuler juga berguna sebagai sarana promosi
sekolah secara tidak langsung. Masyarakat akan semakin mengenal
M.A. At-Tahiriyah dari siswa-siswa yang mengabdi di masyarakat.
Sampai sekarang telah banyak alumni M.A. At-Tahiriyah yang
mengabdikan diri di masyarakat dengan mengandalkan bakat yang
diasah melalui ekstra kulikuler. Selain itu kemampuan siswa juga bisa
diikutkan dalam perlombaan-perlombaan yang diadakan oleh sekolah
atau perguruan tinggi yang ada di sekitar Jakarta.
Kreatifitas dan minat siswa sangat tersalurkan dengan adanya
kegiatan ekstra kulikuler. Hal ini akan berpengaruh positif terhadap
perkembangan siswa. Karena kreatifitas yang tidak tersalurkan dengan
baik bisa saja berubah menjadi energi-energi negatif yang akhirnya
menyebabkan siswa terjebak ke dalam pergaulan-pergaulan yang
merugikan. Apalagi pada saat ini dunia remaja sangat mudah
terpengaruh terhadap hal-hal yang baru mereka ketahui.
B. PAPARAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang Kemampuan
Manajerial Kepala M.A. At-Tahiriyah Jakarta, penelitian ini penulis banyak
mendapatkan informasi dan data melalui beberapa instrumen pengumpulan
data yaitu dokumentasi dan wawancara yang penulis lakukan di M.A.At-
Tahiriyah Jakarta.
Wawancara sendiri peneliti lakukan dengan responden Kepala
Sekolah, guru, dan Bagian Tata Usaha M.A.At-Tahiriyah dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana Kepala Sekolah M.A. At-Tahiriyah dalam melakukan
fungsinya sebagai manajer yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengawasan di M.A. At-Tahiriyah. Untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan.
1. Kemampuan Kepala M.A. At-Tahiriyah dalam Membuat
Perencanaan.
Dalam membuat perencanaan Kepala M.A. At-Tahiriyah selalu
terlebih dahulu melihat kebutuhan apa yang paling diperlukan oleh
sekolah untuk segera dilaksanakan. Turun dan melihat langsung situasi
dan kondisi sehari-hari di sekolah memudahkan Kepala Sekolah untuk
menganalisis kebutuhan yang harus diprioritaskan. Berikut ini adalah hasil
wawancara dengan Kepala M.A. At-Tahiriyah Jakarta, yaitu:
“…saya selalu melibatkan guru-guru dalam perencanaan karena
saya tidak mungkin bekerja sendiri dalam melaksanakan program
tanpa dukungan guru-guru. Nah, kalau program yang akan
dilaksanakan melibatkan siswa, misalnya mengadakan kegiatan ke
luar sekolah, maka saya melibatkan pengurus dan guru Pembina
OSIS.
Kalau Lembaga biasanya cukup saya beritahu kalau perencanaan
tersebut sudah matang. Biasanya kalau kegiatan yang membutuhkan
dana banyak sering tidak diizinkan.
Komite sekolah juga kami libatkan karena mereka ini sangat
menunjang bagi program yang akan dilaksanakan sekolah.
Kerjasama dari semua pihak selalu saya libatkan dalam
perencanaan.”
Wawancara diatas diperkuat dengan hasil dokumentasi yang
diperoleh dari MA At-Thahiriyah sesuia dengan rencana strategis Dinas
Pendidikan Provinsi DKI Jakarta:
Dokumentasi Program pengembangan MA At-Thahiriyah:
Program Pengembangan MA. At-tahiriyah Jakarta
Sasaran Pertama
Peningkatan Rata-rata Nilai Ujian Nasional ( UN ) dari 8.61 menjadi 9.00
Rencana : Peningkatan Rata-rata Nilai Ujian Nasional ( UN )
sebesar 1.49
Program : 1. Mengadakan bimbingan belajar
Rincian Program : a. Menentukan guru pembimbing
b. Membuat jadwal
c. Membuat dan mempersiapkan modul
d. Mengumpulkan soal - soal dari tahun sebelumnya dan
internet
e. Pelaksanaan setiam malam dari jam 20.30 s/d 21.30
Program : 2. Peningkatan mutu Pendidikan
Rincian Program : a. Sosialisasi dan penyusunan program sekolah
b. Pelaksanaan kegitatan belajar mengajar
c. Mengikuti lomba-lomba mata pelajaran
d. Peningkatan SDM guru
e. Peningkatan sarana kegiatan belajar mengajar
Program : 3. Mengikuti MGMP
Rincian Program : a. Memilih guru
b. Mengikuti MGMP
Program : 4. Melaksanakan Uji coba Ujian Nasional
Rincian Program : a. Membuat kisi-kisi dan soal Uji coba UN
b. Pengadaan soal Uji coba UN 103
c. Melaksanakan Uji coba UN
d. Pemeriksaan hasil Uji coba UN
e. Mengumumkan hasil Uji coba UN
Program : 5. Meningkatkan sarana prasarana
Rincian Program : a. Mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana
b. Pengadaan buku penunjang
c. Kumpulan soal-soal Matematika, IPA, IPS, Bahasa
Indonesisa, B.
Inggris
Sasaran ke Dua
Penguasaan ilmu agama siswa serta aktualiasasinya secara sempurna
Rencana : Penguasaan ilmu - ilmu agama serta penerapannya dalam
kehidupan
sehari-hari
Program : 1. Mengadakan kajian ilmiah
Rincian Program : a. Membuat jadwal pelaksanaan
b. Melaksanakan secara berkala
Program : 2. Mengadakan tambahan khusus ilmu - ilmu agama
Rincian Program : a. Membuat jadwal tambahan materi agama
b. Merekrut tenaga mumpuni
Program : 3. Melaksanakan evaluasi dan praktek
Rincian Program : a. Membuat panduan evaluasi dan praktek
b. Pelaksanaan praktek dilaksanakan sesuai 104 dengan
penyampaian
materi
c. Mengadakan PHBA
Sasaran ke Tiga
Pembentukan komunitas bahasa Arab, Inggris dan Jepang
Rencana : Pembentukan komunitas bahasa
Program : 1. Mengadakan kursus siswa dan guru
Rincian Program : a. Membuat jadwal pelaksanaan
b. Mengupayakan tenaga sesuai dengan keahliannya
c. Melaksanakan kursus setiap hari Jum‟at untuk siswa
d. Melaksanakan kursus bahasa inggris setiap hari Senin
untuk guru-
guru
Program : 2. Mengikuti workshop dan pelatihan
Rincian Program : a. Memilih siswa bersama guru pendamping
b. Mengikuti kegiatan workshop
Program : 3. Melangkapi sarana prasarana
Rincian Program : a. Mengupayakan adanya ruang multimedia
b. Mengupayakan kaset-kaset berkaitan dengan bahasa
c. Mengupayakan buku - buku penunjang penguasaan
bahasa
Program : 4. Membentuk area khusus bahasa
Rincian Program : a. Membuat jadwal pemakaian bahasa 105
b. Membuat materi percakapan sehari-hari
c. Membuat selebaran cinta bahasa
Sasaran ke Empat
Penerapan kedisiplinan dalam segala hal, berkepribadian, berakhlaq, terampil dan
mandiri
Rencana : Mengefektifkan kedisiplinan dalam segala hal, percaya
diri dan
memiliki keahlian
Program : 1. Menyempurnakan tata tertib dan mensosialisasikannya
kepada
semua pihak
Rincian Program : a. Menyempurnakan tata tertib sekolah
b. Menyebarluaskan tata tertib sekolah melalui forum
tertentu
c. Menyusun jadwal piket kelas
d. Menertibkan pelaksanaan piket kelas
e. Memberi sanksi bagi para pelanggar
Program : 2. Pengadaan sarana prasarana pendukung peningkatan
Kedisiplinan
Rincian Program : a. Pengadaan tata tertib sekolah
Program : 3. Mengadakan pembinaan secara menyeluruh
Rincian Program : a. Mengadakan pelatihan keterampilan
b. Mengadakan kursus jurnalisitik
c. Mengadakan acara study banding 106
Sasaran ke Lima
Kelompok Drum Band, Nasyid, Da’i dan unggul dalam berorganisasi
Rencana : Terbentuknya kelompok Drum Band, Nasyid, Juru
Da‟wah serta
Siswa punya kemampuan dalam berorganisasi
Program : 1. Mengupayakan pelatihan secara intensif
Rincian Program : a. Mengadakan jadwal pelaksanaan latihan
b. Mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan
c. Mengupayakan tempat yang memadai
Program : 2. Mengadakan pelatihan keorganisasian
Rincian Program : a. Membentuk kepengurusan khusus
b. Melakukan sidang rutin dan evaluasi program
c. Mendatangkan tutor sesuai dengan pokok bahasan
Program : 3. Mengadakan pelatihan berdakwah
Rincian Program : a. Membentuk pengurus Jam‟iyyah
b. Membuat jadwal tampil
c. Melaksanakan kegiatan latihan pidato setiap Jum‟at sore
Perencanaan dibuat melibatkan guru-guru, komite sekolah, dan
pihak LPIAA (Lembaga Pendidikan Islam Ad-Diniyah At-Tahiriyah). Jika
perencanaan tersebut berhubungan dengan siswa adakalanya siswa yang
diwakili oleh pengurus OSIS juga turut dilibatkan. Melibatkan pihak
Lembaga biasanya hanya sebatas laporan untuk disetujui. Artinya pihak
Lembaga cukup sekedar mengetahui dan menentukan apakah perencanaan
tersebut bisa dilaksanakan atau tidak.
Melibatkan semua pihak terkait dalam membuat perencanaan
selalu dilakukan agar perencanaan yang telah dibuat bisa dilaksanakan dan
menjadi tanggung jawab bersama. Karena perencanaan yang dibuat tanpa
dukungan pihak terkait tidak akan bisa dilaksanakan dengan baik.
Perencanaan yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama akan menjadi
tanggung jawab bersama dalam melaksanaknnya, jika perencanaan
tersebut tidak mencapai hasil maksimal maka tidak ada pihak yang
disalahkan.
Perencanaan yang baik juga berfungsi untuk mengarahkan kepala
sekolah dan pihak terkait agar lebih terarah dalam mencapai tujuan yang
diinginkan. Pihak yang terkait bisa memahami dengan baik apa yang
harus dilaksanakan, dengan siapa mereka bekerja sama, dan tujuan yang
diinginkan bersama. Selain itu perencanaan akan membuat kepala sekolah
berpikir jauh ke depan untuk kemajuan sekolah. Segala aspek yang akan
menjadi penghalang dari sebuah program bisa diperkirakan dengan dini.
Selain itu perencanaan akan membuat kerja organisasi dapat
berjalan dengan efektif dan efesien. Kepala sekolah bisa mengidentifikasi
hal-hal yang tidak perlu sehingga mengurangi pemborosan dalam
keuangan sekolah. Hal yang tidak kalah penting dari perencanaan adalah
sebagai alat kontrol. Dengan adanya perencanaan maka evaluasi terhadap
pekerjaan bisa dilakukan dengan cara membandingkan hal yang bisa
terlaksana sebelum dan sesudah perencanaan dilaksanakan.
Sasaran dari sebuah organisasi bisa dicapai dengan baik jika
proses pembuatan perencanaan telah berjalan dengan baik. Karena itu
kemampuan kepala sekolah dalam membuat prencanaan yang baik
merupakan kunci sukses dari semua fungsi manajerial. Perencanaan
merupakan dasar dari fungsi-fungsi manajerial lainnya.
Salah satu kendala yang dihadapi kepala M.A. At-Tahiriyah dalam
menjalankan program yang telah dibuat adalah kurangnya dukungan dari
Lembaga. Hal ini sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan salah satu
guru:
“…sebenarnya kepala sekolah sudah sangat baik dalam membuat
perencanaan dan program untuk memajukan sekolah. Namun
seringkali apa yang menjadi rencana kepala sekolah jika tidak sesuai
dengan keinginan lembaga tidak didukung. Seharusnya kepala
sekolah juga harus tegas terhadap apa yang dinilai baik terhadap
kemajuan sekolah. Dia kan kepala sekolah jadi lebih tahu apa yang
menjadi kebutuhan sekolah.”
Dari hasil wawancara tersebut peneliti menemukan bahwa salah
satu faktor penghambat program-program yang telah direncanakan justru
ada pada kebijakan lembaga yang tidak sepenuhnya memberikan
kebebasan kepada kepala M.A. At-Tahiriyah untuk melaksanakan rencana
yang telah dibuat. Kepala sekolah tentunya lebih paham terhadap
kebutuhan sekolah dan bisa membuat perencanaan yang tepat dengan
kebutuhuan tersebut.
Berikut ini adalah kutipan pidato perencanaan tahunan Kepala
M.A. At-Tahiriyah Jakarta dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan
madrasah bagi masyarakat :
KALIMAT IFTITAH
Kepala Madrasah Aliyah At-Tahiriyah
Pendahuluan
Kata-kata kunci berkenaan dengan upaya peningkatan mutu dan kemampuan
komunitas telah terpatri secara abadi di dalam Al-Qur‟an yang menjadi pegangan
dan pedoman hidup kita. Kunci-kunci itu tiada lain berbunyi :
Artinya :
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu komunitas melainkan
mereka berupaya untuk mengubah nasib mereka sendiri”.
Kondisi buruk yang dialami oleh Bangsa Indonesia dan yang kita alami sendiri
sebagian besar disebabkan oleh kesalahan kita, antara lain kita kurang memiliki
dorongan untuk berprestasi (need for achievement). Kita acapkali lupa akan self
motivation ke arah perubahan dari buruk menjadi baik, dan dari lebih baik
menjadi yang terbaik. Sebagai umat yang diberi atribut terbaik, program MA. At-
Tahiriyah tahun ajaran 2010/2011, akan kita jadikan wahana mengevaluasi,
mengidentifikasi kesuksesan dan kegagalan dari sistem kegiatan belajar dan
mengajar, guna dijadikan agenda ke depan dalam melakukan peningkatan mutu
pendidikan.
Di dalam program MA. At-Tahiriyah tahun ajaran 2010/2011 ini perlu
mewujudkan participative management dengan bercermin pada realita dan
dinamika yang terjadi di masa lalu dan yang sedang berjalan, untuk melakukan
pembenahan diri baik di bidang fisik, administrative, lebih-lebih yang berkenaan
dengan teknis edukatif.
Pikiran Rakyat (26 Juli 2006) mengemukakan bahwa di tingkat dunia Indonesia
termasuk Negara penghutang (debitor) nomor 6, Negara terkorup no. 3, peringkat
SDM ke 112 dari 127 negara. Dengan penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskinan mencapai 30% dan pengangguran terbuka mencapai 12 juta. Akar
masalah tersebut adalah faktor semrawutnya manajemen Sistem Pendidikan
Nasional.
Dari kutipan berita Pikiran Rakyat di atas, MA. At-Tahiriyah yang berada
di dalam lembaga Yayasan Waqfiyah Perguruan At-Tahiriyah, yang bertugas
menyiapkan SDM. Ini menjadi pemicu didalam melakukan pembenahan diri.
Untuk itu perlu kerja keras, sadar tugas, fungsi wewenang dan tanggung jawab
kita. Job Description yang telah kita buat masing-masing, marilah kita samakan
dan harus mendapat prioritas dalam pelaksanaannya.
Dengan begitu Insya Allah kita akan survive dalam mengantar peserta
didik ke medan cita-cita. Di benak kita perlu dipacu untuk menjadi pribadi yang
baik, atau SDM yang unggul dan mental menjadi Champion juga perlu
ditanamkan di kalangan Perguruan At-Tahiriyah khususnya di MA. At-Tahiriyah.
Di samping itu, kita harus berupaya menciptakan suasana yang kondusif
bagi tercapainya tujuan pendidikan dengan cara pembenahan diri dan mulai
membangun kerja sama dengan orang tua dan masyarakat sebagai manifestasi
terkait.
Semua teknis edukatif maupun teknis administrative diharapkan
memaknai visi, misi, tujuan dan strategi kita dalam mengelola pendidikan dan
mengantarkan peserta didik ke jenjang cita-cita.
Sebagai penutup kami mohon maaf jika terjadi kekeliruan di sana-sini baik yang
berkenaan dengan program kerja dalam memutar roda KBM di MA. At-Tahiriyah.
Jakarta, 12 Juli 2010
Kepala Madrasah,
2. Kemampuan Organisasi Kepala M.A. At-Tahiriyah Jakarta.
Organisasi terdiri dari sekelompok individu yang bersama-sama
menuju satu tujuan. Organisasi yang terdiri dari individu-individu tersebut
tentunya mempunyai banyak kendala jika tidak dikendalikan dengan baik.
Kepala sekolah sebagai manajer di sekolah mempunyai tanggung jawab
untuk mengorganisir sumber daya yang dimiliki sekolah agar program
dapat berjalan dengan baik.
Sumber daya yang paling utama dari sebuah organisasi adalah
sumber daya manusia. Tanpa adanya sumber daya manusia maka sumber
daya yang lain tidak akan berfungsi. Namun sumber daya manusia jika
tidak dikelola dengan baik juga tidak akan berfungsi dan memberi manfaat
bagi kemajuan organisasi. Karena sumber daya manusia bukan mesin,
maka penempatannya pun harus disesuaikan dengan kemampuannya.
Menempatkan seseorang sesuai dengan keahlian dan
kemampuannya adalah kunci agar program yang dibuat bisa terlaksana
dengan baik. Memberikan pekerjaan atau jabatan kepada bawahan tentu
harus sesuai dengan kriteria dan kebutuhan dari pekerjaan itu sendiri.
Pekerjaan yang diberikan kepada orang yang tidak tepat hanya akan
menunggu kegagalan. Berikut adalah hasil wawancara dengan Kepala
M.A. At-Tahiriyah Jakarta mengenai pengorganisasian yang dilakukan di
sekolah dalam rangka mencapai program yang telah direncanakan:
“...untuk melaksanakan program yang telah dibuat saya akan
menempatkan mereka yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan
program tersebut. Pendekatan secara individu terhadap para guru
memudahkan saya untuk memilih yang sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan yang akan diberikan. Saya akan memberikan pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan bukan sekedar kedekatan pribadi.
Sumber daya yang ada di sekolah sekecil apapun akan dimanfaatkan
untuk kemajuan sekolah. Misalnya Ikatan Alumni At-Tahiriyah,
saya lakukan kerja sama yang baik dengan mereka sehingga mereka
bisa menunjang kegiatan sekolah.”
Ikatan alummi juga dilibatkan oleh kepala sekolah dalam upaya
memajukan M.A. At-Tahiriyah. Kegiatan-kegiatan sekolah seringkali
melibatkan alumni. Hal ini sebagaimana dituturkan oleh Ibu Tuty
Alawiyah selaku Bagian Tata Usaha:
“… Kepala sekolah sebenarnya sangat cerdas, alumni bisa dirangkul
untuk kegiatan sekolah. Kedekatan kepala sekolah sangat bagus
terhadap kemajuan sekolah. Mereka bisa membantu untuk kegiatan
ekstra kulikuler, mereka juga bisa membantu untuk promosi sekolah.
Kepala sekolah kan alumni M.A. At-Tahiriyah juga, jadi ada ikatan
yang kuat dengan alumni.”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, kepala sekolah mampu
melihat peluang yang besar dari para alumni. Alumni mempunyai
kecintaan yang besar terhadap sekolahnya. Kecintaan tersebut dapat
dibuktikan dengan cara membantu pelaksanaan program-program yang
ada di sekolah seperti membantu kegiatan ekstra kulikuler.
Selain membantu kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah, alumnus
juga bisa menjadi sarana promosi sekolah. Karena banyak alumni M.A.
At-Tahiriyah yang telah mengabdi di masyarakat. Seperti mengisi
ceramah di pengajian-pengajian atau menjadi imam di masjid-masjid.
Sumber daya ini tentu sangat membantu untuk kemajuan sekolah jika
kepala sekolah mampu memanfaatkannya dengan baik.
Keterlibatan alumni dalam membantu kegiatan-kegiatan ekstra
kulikuler yang ada di sekolah merupakan hal yang sangat baik. Akan
tetapi keterlibatan alumni tentu hanya sebatas menjalankan program yang
telah dibuat oleh sekolah dan tidak boleh berlawanan dari tujuan
organisasi. Pengawasan dari kepala sekolah sangat penting agar kegiatan
alumni tetap searah dengan tujuan sekolah.
Dengan demikian kemampuan kepala M.A. At-Tahiriyah Jakarta
dalam mengorganisir sumber daya yang ada dimiliki sekolah sudah cukup
memadai. Namun kerjasama yang baik dari semua bagian yang ada dalam
organisasi perlu ditingkatkan lagi agar tercapai hasil yang lebih baik.
3. Kepemimpinan Kepala M.A. At-Tahiriyah Jakarta
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi
bawahan untuk bisa bersama-sama melaksanakan apa yang telah menjadi
program organisasi. Kepemimpinan yang baik merupakan kunci
keberhasilan sebuah organisasi. Begitu pula dalam sebuah sekolah,
seorang kepala sekolah dituntut mempunyai kemampuan kepemimpinan.
Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah bertugas
mengarahkan potensi-potensi yang ada di sekolah bisa berfungsi untuk
kemajuan sekolah. Tantangan terhadap sekolah di era globalisasi semakin
komplek dan membutuhkan kemampuan tenaga pendidik yang handal.
Kepala sekolah yang profesinal bisa membawa bawahannya ke arah
perubahan agar sekolah terus bisa memberikan pelayanan yang baik bagi
siswa.
Kemampuan tenaga pendidik tentunya tidak bisa tercipta dengan
begitu saja tanpa adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan guru.
Untuk mewujudkan guru yang professional dibutuhkan peran kepala
sekolah. Kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting karena
merupakan pemimpin pendidikan di sekolah.
Tujuan pendidikan bisa tercapai melalui keterampilan dan
kecakapan kepala sekolah dalam memimpin dan mengatur sumber daya
yang ada di sekolah agar bisa difungsikan sesuai dengan kebutuhan.kepala
sekolah professional bisa memahami dengan baik apa yang menjadi
kebutuhan sekolah dan mengupayakan agar kebutuhan tersebut bisa
dipenuhi.
Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan kepala M.A.
At-Tahiriyah ketika peneliti menanyakan tentang kepemimpinannya:
“…memperbaiki kinerja guru adalah hal yang paling utama agar
siswa tertarik untuk sekolah disini. Untuk itu saya selalu
menekankan kepada guru agar bisa memperbaiki terus cara
mengajar. Kesejahteraan guru juga selalu saya usahakan agar
mereka fokus dan semangat dalam mengajar.
Untuk mempengaruhi bawahan agar mereka mau melaksanakan
program yang telah dibuat saya mengedepankan pendekatan pribadi,
semakin kita mengenal guru secara pribadi mereka akan terbuka.
Dengan demikian kita akan tahu apa yang menjadi keinginan
mereka. Kalau sudah begitu secara tidak langsung mereka akan
dengan senang hati membantu program.”
Pendekatan yang dilakukan kepala M.A. At-Tahiriyah terhadap
bawahannya sudah cukup tepat bagi kemajuan organisasi. Karena tidak
semua masalah yang ada bisa terbuka jika tidak ada pendekatan.
Mengetahui kondisi bawahan secara pasti akan memudahkan pimpinan
dalam memberikan tugas dan mencari solusi bagi masalah yang dihadapi.
Memimpin dengan hati adalah cara tepat agar kepemimpinan
dapat berjalan dengan baik. Pemimpin yang dapat merasakan dan mau
peduli dengan keadaan bawahannya akan bisa menjadi pemimpin yang
membawa perubahan dalam lingkungan yang dipimpinnya. Tidak sedikit
pemimpin yang gagal karena memimpin dengan kediktatoran.
Peningkatan kesejahteraan guru juga sangat penting diperhatikan
karena tanpa adanya kesejahteraan guru yang memadai akan sulit untuk
meningkatkan profesionalitas guru. Selain itu pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan guru juga baik untuk dilaksanakan agar
pengetahuan guru sesuai dengan kebutuhan zaman.
4. Pengawasan Kepala M.A. At-Tahiriyah Terhadap Program.
Program kerja yang telah dibuat perlu dilakukan pengawasan.
Baik program itu sedang berjalan maupun yang sudah selesai
dilaksanakan. Pengawasan berguna untuk mengetahui kendala-kendala
apa saja yang dihadapi dan sejauh mana program tersebut telah
dilaksanakan sesuai perencanaan.
Dalam lingkup sekolah pengawasan perlu dilakukan oleh kepala
sekolah agar kemajuan dan perkembangan di sekolah bisa diketahui.
Pengawasan terhadap kinerja guru juga penting agar proses pendidikan di
sekolah bisa berjalan sesuai rencana. Pengawasan tentunya bukan
bermaksud untuk mencari kesalahan bawahan, tapi berfungsi agar
program bisa berjalan dan mencapai hasil yang diinginkan.
Berikut hasil wawancara peneliti dengan kepala M.A. At-
Tahiriyah Jakarta tentang pengawasan yang beliau lakukan:
“…pengawasan itu pasti dilakukan. Kita akan selalu mengontrol
program yang sedang berjalan, kendalanya apa, dan hasilnya seperti
apa. Kalaupun nanti di tengah jalan ada program yang gagal itu
harus kita terima, yang penting kita sudah berusaha maksimal.”
Pengawasan selalu dilaksanakan oleh kepala M.A. At-Tahiriyah
Jakarta supaya program yang dibuat bisa berjalan dengan baik.
Pengawasan berguna untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaannya. Kendala-kendala yang dihadapi ini kemudian bisa
menjadi bahan pertimbangan untuk perencanaan program-program yang
akan datang.
Hasil dari program yang telah dilaksanakan akan dievaluasi untuk
mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai. Hasil evaluasi ini
kemudian dijadikan bahan untuk ditindak-lanjuti dalam perencanaan yang
akan datang. Berikut hasil wawancara peneliti mengenai evaluasi yang
dilakukan kepala M.A. At-Tahiriyah :
“…evaluasi akan dilakukan untuk bisa menentukan tindak lanjut apa
yang bisa dilaksanakan setelah program terlaksana. Kalau tidak ada
tindak lanjut buat apa kita kerja keras. Tindak lanjut ini juga
menunjukan kepada teman-teman bahwa program yang telah
dikerjakan tidak berhenti begitu saja.”
Tindak lanjut dari sebuah program sangat penting dilaksanakan
agar program yang telah dibuat bisa berkesinambungan dan memberikan
hasil yang lebih baik lagi. Apapun program yang dibuat sangat penting
dilakukan tindak lanjut. Pengawasan, evaluasi, dan tindak lanjut
merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari sebuah perencanaan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Kepala M.A. At-Tahiriyah sudah mempunyai kemampuan manajerial yang
cukup dalam memimpin sekolah. Usaha-usaha untuk memajukan sekolah
sudah dilakukan dengan perencanaan dan pengorganisasian seluruh sumber
daya yang dimiliki sekolah, serta mengevaluasi hasil kerja mereka.
2. Kendala yang dihadapi kepala M.A. At-Tahiriyah dalam memajukan sekolah
adalah karena masih belum diberikan kebebasan secara penuh oleh Lembaga
Pendidikan Islam Ad-Diniyah At-Tahiriyah untuk mengambil kebijakan di
sekolah.
3. Berkurangnya jumlah siswa di M.A. At-Tahiriyah Jakarta bukan hanya
disebabkan oleh kesalahan manajerial kepala sekolah, namun lebih disebabkan
karena pandangan orang tua siswa yang memilih sekolah-sekolah umum atau
kejuruan dalam mendidik anak mereka. Hal ini juga dialami madrasah-
madrasah pada umumnya. Di samping persaingan dengan M.A. Negeri dan
sekolah umum.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa saran yang
peneliti pandang perlu untuk disampaikan sebagai hal yang positif dalam
kepemimpinan kepala M.A. At-Tahiriyah Jakarta. Saran tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah bertanggung jawab untuk
memimpin bawahannya ke arah perubahan yang positif dengan terus
memperhatikan kemajuan zaman dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan
sekolah. Kualitas tenaga pendidik agar terus dapat ditingkatkan guna menjadi
guru yang profesional.
2. Komunikasi dengan pihak lembaga perlu dilakukan dengan baik agar
perencanaan-perencanaan yang telah dibuat kepala sekolah dapat diterima dan
disetujui oleh lembaga.
3. Bahwa keberhasilan sebagai pemimpin tidak hanya diukur dengan kuantitatif,
lebih dari itu adalah bagaimana sekolah bisa memberikan pengabdian kepada
masyarakat dengan lahirnya alumnus-alumnus yang siap membantu
membangun masyarakat. Karena itu kualitas pendidikan agar terus menjadi
prioritas utama.
4. Tantangan kemajuan zaman terhadap dunia pendidikan semakin berat. Karena
itu madrasah agar selalu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan Era
Globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2003
Asrorun Ni‟am Sholeh , Membangun Profesionalisme Guru, Jakarta: eLSAS, Cet.
I 2006
Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bina Aksara, 1990
Conrad H. Lanza, Napoleon dan Strategi Perang Modern, Depok: Komunitas
Bambu, 2010
Daniel Goleman, dkk, Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi, Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2006
Dov Elizur, Evaluasi Pekerjaan, Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo, 1991
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006
Erry Riyana dan Hardjapamekas, Esensi Kepemimpinan Mewujudkan Visi
Menjadi Aksi, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2000
Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, Jakarta: Indeks, 2001
T.Hani Handoko, Manajemen,Yogyakarta: BPEF-Yogyakarta: Cet. II, 1986
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta: Cet. III, 2003
M. Manullang, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi Offset,
1987
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004
Maksum, Madrasah Sejarah & Perkembangannya, Jakarta: Logos, Cet. II, 1999
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, cet. II,
2006
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah Teori, Model, dan Aplikasi, Jakarta:
Grasindo, 2003
Patricia Patton, EQ Keterampilan Kepemimpinan Untuk Melaksanakan Tugas dan
Perubahan, Jakarta: Mitra Media, 2002
Peraturan Menteri Pendi-dikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Ma-drasah
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Studia Press,
2004
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001
Yusak, Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1998
Hasil Wawancara
“Kemampuan Manajerial Kepala M.A. At-Tahiriyah Jakarta”
A. Identitas Responden
Nama : Drs. Syamsuri Halim, M.Ag
Usia : 42 tahun
Jabatan : Kepala M.A. At-Tahiriyah Jakarta
Pendidikan Terakhir : S2 Studi Islam
Masa Kerja : 12 tahun
B. Item pertanyaan
1. Bagaimana Kepala Sekolah membuat perencanaan ?
Jawab :
“Perencanaan dibuat sesuai dengan kebutuhan. Jadi saya lihat dulu apa yang
menjadi kebutuhan sekolah. Perencanaan dibuat yang sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhan kita. Kalau perencanaan yang saya buat tidak sesuai dengan
kemampuan ya sama saja perencanaan tersebut sia-sia dan tidak akan berjalan.”
“:Saya membuat perencanaan selalu membuat skala prioritas, kebutuhan yang
paling mendesak itu yang akan saya utamakan untuk dilaksanakan terlebih
dahulu. Perencanaan yang dibuat di sekolah ini ada yang bulanan, semester, dan
tahunan. Permasalahan yang sering terjadi dalam perencanaan saya adalah
kuragnya dukungan dari pihak Lembaga ( LPIAA ).”
2. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan perencanaan ?
Jawab :
“Saya selalu melibatkan guru-guru dalam perencanaan karena saya tidak mungkin
bekerja sendiri dalam melaksanakan program tanpa dukungan guru-guru. Nah,
kalau program yang akan dilaksanakan melibatkan siswa, misalnya mengadakan
kegiatan ke luar sekolah, maka saya melibatkan pengurus dan guru Pembina
OSIS.
Kalau Lembaga biasanya cukup saya beritahu kalau perencanaan tersebut sudah
matang. Biasanya kalau kegiatan yang membutuhkan dana banyak sering tidak
diizinkan.
Komite sekolah juga kami libatkan karena mereka ini sangat menunjang bagi
program yang akan dilaksanakan sekolah. Kerjasama dari semua pihak selalu saya
libatkan dalam perencanaan.”
3. Dalam melaksanakan program, bagaimana kepala sekolah memilih
pelaksananya ?
Jawab :
“Untuk melaksanakan program yang telah dibuat saya akan menempatkan mereka
yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan program tersebut. Pendekatan secara
individu terhadap para guru memudahkan saya untuk memilih yang sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan yang akan diberikan. Saya akan memberikan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan bukan sekedar kedekatan pribadi.
Sumber daya yang ada di sekolah sekecil apapun akan dimanfaatkan untuk
kemajuan sekolah. Misalnya Ikatan Alumni At-Tahiriyah, saya lakukan kerja
sama yang baik dengan mereka sehingga mereka bisa menunjang kegiatan
sekolah.”
4. Sebagai seorang pemimpin, apa saja yang telah dilakukan dalam upaya
meningkatkan jumlah murid ?
Jawab :
“Yang pasti berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara
memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya bagi guru untuk menambah
pengetahuan. Sekarang ini „kan tekhnologi terus berkembang. Karena itu
kemampuan guru harus terus ditingkatkan. Kalau kemampuan guru memadai
dalam mengajar maka sekolah akan mempunyai lulusan yang bermutu juga.
Secara tidak langsung ini akan menjadi promosi di masyarakat.”
5. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, apakah sumber daya yang
dimiliki sekolah dilibatkan ?
Jawab :
“Tentu saja semua potensi yang dimiliki sekolah saya manfaatkan. Misalnya
untuk promosi sekolah bisa melalui radio At-Tahiriyah atau melalui pengajian-
pengajian yang ada di lingkungan Perguruan At-Tahiriyah. Saya tentu tidak bisa
bekerja sendiri tanpa bantuan dari para guru dan semua yang terlibat dalam
Lembaga Pendidikan Islam Ad-Diniyah At-Tahiriyah. Program-program yang
telah ditetapkan tidak akan berhasil dengan baik tanpa ada keterlibatan semua
pihak terkait.”
6. Bagaimana Kepala Sekolah mempengaruhi bawahan agar mau melaksanakan
program yang telah ditetapkan ?
Jawab :
“Untuk mempengaruhi bawahan agar mereka mau melaksanakan program yang
telah dibuat saya mengedepankan pendekatan pribadi, semakin kita mengenal
guru secara pribadi mereka akan terbuka. Dengan demikian kita akan tahu apa
yang menjadi keinginan mereka. Kalau sudah begitu secara tidak langsung
mereka akan dengan senang hati membantu program.
Saya selalu berusaha dekat dengan para guru, ini bisa saya lakukan misalnya
dengan cara makan bersama, dan tidak menjaga jarak antara atasan dan bawahan.
7. Apakah Kepala Sekolah melakukan pembinaan terhadap kinerja guru ?
Jawab :
“Memperbaiki kinerja guru adalah hal yang paling utama agar siswa tertarik untuk
sekolah disini. Untuk itu saya selalu menekankan kepada guru agar bisa
memperbaiki terus cara mengajar. Upaya meningkatkan kinerja guru bisa melalui
seminar-seminar dan lain-lain. Fasilitas untuk guru juga disediakan seperti
internet agar mereka bisa mendapatkan informasi seputar pendidikan.
Kesejahteraan guru juga selalu saya usahakan agar mereka fokus dan semangat
dalam mengajar.
8. Terhadap program yang dilaksanakan, apakah Kepala Sekolah melakukan
pengawasan ?
Jawab :
“Pengawasan itu pasti dilakukan. Kita akan selalu mengontrol program yang
sedang berjalan, kendalanya apa, dan hasilnya seperti apa. Kalaupun nanti di
tengah jalan ada program yang gagal itu harus kita terima, yang penting kita sudah
berusaha maksimal. Pengawasan juga saya lakukan terhadap kinerja guru,
pengawasan saya lakukan dari guru sebelum mengajar. Seperti apa persiapan yang
telah dilakukan guru untuk memberikan pembelajaran yang terbaik bagi murid.
Pengawasan juga dilakukan terhadap proses pembelajaran, sampai bagaimana
guru tersebut melakukan evaluasi pelajaran.”
9. Apakah dilakukan tindak-lanjut terhadap hasil yang telah dicapai ?
Jawab :
“Evaluasi akan dilakukan untuk bisa menentukan tindak lanjut apa yang bisa
dilaksanakan setelah program terlaksana. Kalau tidak ada tindak lanjut buat apa
kita kerja keras. Tindak lanjut ini juga menunjukan kepada teman-teman bahwa
program yang telah dikerjakan tidak berhenti begitu saja.”
STRUKTUR ORGANISASI
MADRASAH ALIYAH ATTAHIRIYAH
JAKARTA – SELATAN
Keterangan:
Garis Komando
Garis Koordinasi
LEMBAGA PEND ISLAM ATTAHIRIYAH
H. Khudhori Thahir
SISWA-SISWI
DEWAN GURU
YAYASAN ADDINIYAH ATTAHIRIYAH
KH. Ahmad Syaugi Thahir
KEPALA MADRASAH
Drs.Syamsuri Halim, M.Ag
KOMITE
Ibu Rona Amalia
TATA USAHA MADRASAH
Tuty Alawiyah, S.Ag
BENDAHARA MADRASAH
A h m a d , S. Ag
WALI KELAS XII
WALI KELAS X
WALI KELAS XI
WAKIL KEPALA MADRASAH
Ahmad Syakur Budi
top related