kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5231/1/skripsi.pdfkc.umn.ac.id
Post on 08-Aug-2019
251 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
-
OBJEKTIVITAS MEDIA DARING YANG TIDAK
BERAFILIASI DENGAN MEDIA KONVENSIONAL
TERHADAP ISU PILKADA DKI JAKARTA 2017
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
Yeremia Christopher
13140110090
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
KONSENTRASI MULTIMEDIA JOURNALISM
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
TANGERANG
2017
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
OBJECTIVITY OF ONLINE MEDIA
UNAFFILIATED TO CONVENTIONAL MEDIA
REGARDING THE ISSUE OF DKI JAKARTA 2017
ELECTION
THESIS
In Partial Fulfillment of the Requirement
for the Degree of Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
Yeremia Christopher
13140110090
COMMUNICATION SCIENCE STUDY PROGRAM
MULTIMEDIA JOURNALISM DEPARTMENT
FACULTY OF COMMUNICATION SCIENCE
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
TANGERANG
2017
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Objektivitas
Media Daring yang Tidak Berafiliasi dengan Media Konvensional terhadap Isu
Pilkada DKI Jakarta 2017” adalah karya ilmiah saya sendiri, bukan plagiat dari
karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain atau lembaga lain, dan semua karya ilmiah
orang lain atau lembaga lain yang dirujuk dalam skripsi ini telah disebutkan sumber
kutipannya serta dicantumkan di Daftar Pustaka.
Jika di kemudian hari terbukti ditemukan kecurangan/ penyimpangan, baik
dalam pelaksanaan skripsi maupun dalam penulisan laporan skripsi, saya bersedia
menerima konsekuensi dinyatakan TIDAK LULUS untuk mata kuliah Skripsi yang
telah saya tempuh.
Tangerang, 14 Agustus 2017
(Yeremia Christopher)
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
HALAMANPENGESAHAN
Skripsi dengan judul
"Objektivitas Media Daring yang Tidak Berafiliasi
dengan Media Konvensional terhadap Isu
Pilkada DKI Jakarta 201 T
oleh
Yeremia Christopher
telah diujikan pada hari Kamis, 3 Agustus 2017,
pukul 08.30 s.d. 10.00 dan dinyatakan lulus
dengan susunan penguji sebagai berikut.
Ketua Sidang Penguji Abli
.'
['
F.X. Lilik Dwi Mardjianto, S.S., M.A. Ron
Dosen Pembimbing
/ Albertus Magnus Prestianta. S.I.Kom., M.A.
Disahkan oleh
Ketua Program Studi llmu Komunikasi
Universitas Multimedia Nusantara
M.Si.
11l
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
iv
“So do not fear, for I am with you;
do not be dismayed, for I am your God.
I wi l l strengthen you and help you;
I wil l uphold you with my r ighteous right hand.”
Isaiah 41: 10
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang
selalu menyertai dan memberikan inspirasi yang melimpah kepada peneliti,
sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Objektivitas Media Daring
yang Tidak Berafiliasi dengan Media Konvensional terhadap Isu Pilkada DKI
Jakarta 2017” dengan baik. Skripsi ini yang diajukan untuk memenuhi syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) di Universitas Multimedia
Nusantara.
Dengan berakhirnya proses pengerjaan skripsi ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
mendukung peneliti, yaitu:
1. Dr. Ninok Leksono, selaku Rektor Universitas Multimedia Nusantara.
2. Inco Hary Perdana, S.I.Kom., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara.
3. Albertus Magnus Prestianta, S.I.Kom., M.A., selaku Dosen
Pembimbing yang telah membimbing peneliti dengan sabar sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
4. Rony Agustino Siahaan, M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah
menguji penelitian ini dan memberikan saran perbaikan untuk
menyempurnakan penelitian ini.
5. F.X. Lilik Dwi Mardjianto, S.S., M.A., selaku Ketua Sidang yang telah
memimpin sidang skripsi dengan baik dan turut memberikan saran
perbaikan untuk menyempurnakan penelitian ini.
6. Orang tua dan kedua kakak peneliti yang selalu mendukung dalam
moral dan materi, serta turut membantu dalam doa untuk memberikan
kekuatan dan dukungan untuk peneliti.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
vi
7. Aldo, S.I.Kom dan Ronald Tandyria, selaku kedua koder yang telah
membantu peneliti dalam mengisi dan menyelesaikan uji reliabilitas
skripsi ini.
8. Daniel Sukmana, Margith Damanik, Adonia Putri, Jessica Priscilla,
Orville Lambert, Sella Rizky, dan Maggie Pranata, selaku teman-teman
peneliti yang selalu mendukung, membantu, dan dengan sabar
mendengar keluh kesah peneliti selama proses pengerjaan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan dalam grup Lala Lulu dan Putra Ketua
Kelas yang yang selalu mendukung peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini, serta teman-teman pengerjaan skripsi yang telah bersama-
sama berjuang menyelesaikan skripsi ini di ruang diskusi perpustakaan
UMN selama berminggu-minggu.
10. Teman-teman peneliti lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu lainnya.
Peneliti menyadari adanya kekurangan, baik dalam segi penulisan maupun
konten dalam skripsi ini. Sekiranya jika ada kritik dan saran yang membantu
peneliti memperbaiki kekurangan yang ada, akan diterima peneliti dengan senang
hati. Peneliti berharap dengan adanya skripsi ini, dapat bermanfaat bagi orang lain
yang akan melakukan penelitian yang serupa. Selamat membaca.
Tangerang, 14 Agustus 2017
Yeremia Christopher
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
vii
OBJEKTIVITAS MEDIA DARING YANG TIDAK
BERAFILIASI DENGAN MEDIA KONVENSIONAL
TERHADAP ISU PILKADA DKI JAKARTA 2017
ABSTRAK Oleh: Yeremia Christopher
Pendirian media daring yang dapat dilakukan oleh siapa saja menimbulkan
pertanyaan mengenai objektivitas yang dimiliki oleh Arah.com dan Merdeka.com
sebagai media daring yang tidak berafiliasi dengan media konvensional.
Objektivitas adalah hal yang penting dimiliki oleh setiap media karena sudah
menjadi tanggung jawab pers yang juga terdapat dalam etika jurnalistik.
Dengan menggunakan metode analisis isi kuantitatif, kemudian menggunakan
kriteria pengukur objektivitas yang dikemukakan Westerståhl (1983) yang dikaji
kembali oleh McQuail (1992) dan teknik skoring seperti yang dilakukan oleh
Dewan Pers (2004), penelitian ini menganalisis Arah.com dengan 239 berita dan
Merdeka.com dengan 271 berita. Pemberitaan yang dianalisis adalah mengenai isu
Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua dalam periode 7 Maret 2017 - 15 April
2017.
Dari hasil penelitian didapat tingkat objektivitas yang tinggi pada kedua media
daring dalam memberitakan isu Pilkada DKI Jakarta 2017. Dalam Arah.com dan
Merdeka.com, sama-sama memiliki lima dari enam sub-dimensi pengukur tingkat
objektivitas yang sudah terpenuhi karena memiliki penilaian sangat bagus dan
bagus yang diatas 50%. Sedangkan satu sub-dimensi yang masih tidak terpenuhi,
yaitu completeness yang memiliki penilaian sangat bagus yang dibawah 50%.
Kemudian secara keseluruhan, tingkat objektivitas Merdeka.com sebagai media
daring yang belum terverifikasi lebih tinggi dibanding Arah.com sebagai media
daring yang sudah terverifikasi oleh Dewan Pers dalam memberitakan isu Pilkada
DKI Jakarta 2017.
Kata Kunci: Objektivitas, Media daring yang tidak berafiliasi dengan media
konvensional, Verifikasi Dewan Pers.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
viii
OBJECTIVITY OF ONLINE MEDIA UNAFFILIATED TO
CONVENTIONAL MEDIA REGARDING THE ISSUE OF DKI
JAKARTA 2017 ELECTION
ABSTRACT By: Yeremia Christopher
The establishment of online media that can be done by anybody causes questions
about Arah.com's and Merdeka.com's objectivity as online media that are
unaffiliated to conventional media. Objectivity is an important thing to be possessed
by every media because it's a responsibility of pers that is also included in the
journalism ethics.
By using content analysis method, then using objectivity measurer criteria put
forward by Westerståhl (1983) which was reviewed by McQuail (1992) and scoring
technique which was done by Pers Council (2004), this research analyzes Arah.com
with 239 news and Merdeka.com with 272 news. The reportings analyzed are about
the issue of DKI Jakarta 2017 second round election in the period of March 7th 2017
- April 15th 2017.
From the result of the research, obtained high level of objectivity at both online
media in reporting the issue of DKI Jakarta 2017 election. In Arah.com and
Merdeka.com, both have five out of six objectivity measurer dimensions fulfilled
because having very good score and good score above 50%. On the other hand, one
sub-dimension which is still unfulfilled, completeness, has very good score below
50%. Then overall, the objectivity level of Merdeka.com as unverified online media
is higher than Arah.com as verified online media by Pers Council in reporting the
issue of DKI Jakarta 2017 election.
Keywords: Objectivity, Online media unaffiliated to conventional media, Press
Council Verification.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 12
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 13
1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................................. 13
BAB II KERANGKA TEORI ............................................................................... 14
2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 14
2.2 Teori Dan Konsep ...................................................................................... 27
2.2.1 Media Daring Sebagai Media Baru ............................................... 27
2.2.1.1 Media Daring yang Tidak Berafiliasi dengan Media
Konvensional ........................................................................... 33
2.2.2 Verifikasi Media oleh Dewan Pers ................................................ 36
2.2.3 Objektivitas Sebagai Alat Ukur Kualitas Berita ............................ 41
2.2.3.1 Objektivitas dalam Teori Tanggung Jawab Sosial .................. 59
2.2.4 Kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017 ............................................ 63
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 66
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 68
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian ........................................................................... 68
3.2 Metode Penelitian....................................................................................... 70
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................. 71
3.4 Operasionalisasi Konsep .......................................................................... 103
3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 122
3.5.1 Data Primer .................................................................................. 123
3.5.2 Data Sekunder .............................................................................. 123
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 124
3.6.1 Uji Validitas ................................................................................. 124
3.6.2 Uji Reliabilitas ............................................................................. 125
3.6.2.1 Hasil Uji Reliabilitas .............................................................. 128
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................ 165
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 173
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................. 173
4.1.1 Arah.com ..................................................................................... 173
4.1.2 Merdeka.com ............................................................................... 177
4.2 Hasil Penelitian ........................................................................................ 181
4.2.1 Arah.com ..................................................................................... 181
4.2.1.1 Sub-dimensi Factualness ...................................................... 181
4.2.1.2 Sub-dimensi Accuracy (Akurasi) .......................................... 204
4.2.1.3 Sub-dimensi Completeness .................................................... 219
4.2.1.4 Sub-dimensi Relevance (Relevansi) ....................................... 221
4.2.1.5 Sub-dimensi Balance (Keseimbangan) ................................. 224
4.2.1.6 Sub-dimensi Neutral (Netralitas) ........................................... 231
4.2.2 Merdeka.com ............................................................................... 239
4.2.2.1 Sub-dimensi Factualness ...................................................... 239
4.2.2.2 Sub-dimensi Accuracy (Akurasi) ......................................... 259
4.2.2.3 Sub-dimensi Completeness ................................................... 270
4.2.2.4 Sub-dimensi Relevance (Relevansi) ....................................... 273
4.2.2.5 Sub-dimensi Balance (Keseimbangan) .................................. 275
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
xi
4.2.2.6 Sub-dimensi Neutral (Netralitas) ........................................... 286
4.3 Pembahasan .............................................................................................. 294
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 333
5.1 Simpulan .................................................................................................. 333
5.2 Saran ......................................................................................................... 335
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 337
LAMPIRAN I ...................................................................................................... 348
Tabel Frekuensi, Persentase, dan Skoring Arah.com dan Merdeka.com ....... 349
LAMPIRAN II ..................................................................................................... 353
1. Protokol Pengisian Lembar Koding ......................................................... 354
2. Contoh Lembar Koding............................................................................ 371
3. Penjelasan Teknik Analisis Data dan Skoring ......................................... 377
LAMPIRAN III .................................................................................................... 382
Lembar Absensi Bimbingan ........................................................................... 383
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 386
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penilian ini ....................... 24
Tabel 2.2 Contoh Media Daring Indonesia Tanpa Afiliasi .................................... 34
Tabel 2.3 Daftar Media Massa yang Sudah Terverifikasi...................................... 37
Tabel 3.1 Daftar Media Daring Yang Tidak Berafiliasi Dengan Media
Konvensional Di DKI Jakarta ............................................................... 72
Tabel 3.2 Daftar Media Daring yang Tidak Berafiliasi dengan Media
Konvensional di DKI Jakarta yang Sesuai Kriteria Penelitian .............. 74
Tabel 3.3 Daftar Sampel Berita Arah.com Terkait Pilkada DKI Jakarta 2017 ...... 79
Tabel 3.4 Daftar Sampel Berita Merdeka.com Terkait Pilkada DKI Jakarta
2017 ....................................................................................................... 90
Tabel 3.5 Operasionalisasi Konsep Objektivitas ................................................. 104
Tabel 3.6 Indikator Main Point ............................................................................ 106
Tabel 3.7 Indikator Nilai Informasi ..................................................................... 107
Tabel 3.8 Indikator Readability ........................................................................... 108
Tabel 3.9 Indikator Checkability .......................................................................... 109
Tabel 3.10 Indikator Verifikasi Terhadap Fakta .................................................. 111
Tabel 3.11 Indikator Relevansi Sumber Berita .................................................... 112
Tabel 3.12 Indikator Akurasi Penyajian............................................................... 113
Tabel 3.13 Indikator Standar Penulisan Jurnalistik.............................................. 114
Tabel 3.14 Indikator News Values ....................................................................... 116
Tabel 3.15 Indikator Internal Balance ................................................................. 118
Tabel 3.16 Indikator Sensasionalisme.................................................................. 120
Tabel 3.17 Indikator Stereotype ........................................................................... 121
Tabel 3.18 Indikator Juxtaposition ...................................................................... 122
Tabel 3.19 Indikator Linkage ............................................................................... 122
Tabel 3.20 Sampling Berita Arah.com Untuk Uji Reliabilitas ............................ 126
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
xiii
Tabel 3.21 Hasil Uji Reliabilitas “Letak Main Point” ......................................... 129
Tabel 3.22 Hasil Uji Reliabilitas “Jenis Main Point” .......................................... 131
Tabel 3.23 Hasil Uji Reliabilitas “Density” ......................................................... 132
Tabel 3.24 Hasil Uji Reliabilitas “Breadth” ........................................................ 133
Tabel 3.25 Hasil Uji Reliabilitas “Depth”............................................................ 134
Tabel 3.26 Hasil Uji Reliabilitas “Pengulangan Kalimat Atau Parafrasa Dalam
Suatu Berita” ..................................................................................... 135
Tabel 3.27 Hasil Uji Reliabilitas “Anak Kalimat Sebagai Keterangan Dari Main
Point” ................................................................................................ 136
Tabel 3.28 Hasil Uji Reliabilitas “Penggunaan Kata Atau Istilah Khusus Dalam
Suatu Berita” ..................................................................................... 138
Tabel 3.29 Hasil Uji Reliabilitas “Checkability” ................................................. 139
Tabel 3.30 Hasil Uji Reliabilitas “Verifikasi Fakta Lapangan” ........................... 140
Tabel 3.31 Hasil Uji Reliabilitas “Verifikasi Fakta Narasumber” ....................... 141
Tabel 3.32 Hasil Uji Reliabilitas “Verifikasi Fakta Atribusi” ............................. 142
Tabel 3.33 Hasil Uji Reliabilitas “Relevansi Sumber Berita” ............................. 143
Tabel 3.34 Hasil Uji Reliabilitas “Konsistensi Penulisan Teknis Berita” ........... 144
Tabel 3.35 Hasil Uji Reliabilitas “Kesesuaian Antara Judul Dengan Isi
Berita” ............................................................................................... 146
Tabel 3.36 Hasil Uji Reliabilitas “Kesesuaian Antara Foto Dengan Teks
Berita” ............................................................................................... 147
Tabel 3.37 Hasil Uji Reliabilitas “Standar Penulisan Jurnalistik” ....................... 148
Tabel 3.38 Hasil Uji Reliabilitas “Proximity Psikografis”................................... 149
Tabel 3.39 Hasil Uji Reliabilitas “Proximity Geografis” ..................................... 150
Tabel 3.40 Hasil Uji Reliabilitas “Timeliness” .................................................... 151
Tabel 3.41 Hasil Uji Reliabilitas “Significance”.................................................. 152
Tabel 3.42 Hasil Uji Reliabilitas “Prominence” .................................................. 154
Tabel 3.43 Hasil Uji Reliabilitas “Magnitude” .................................................... 155
Tabel 3.44 Hasil Uji Reliabilitas “Source Bias” .................................................. 156
Tabel 3.45 Hasil Uji Reliabilitas “Slant” ............................................................. 157
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
xiv
Tabel 3.46 Hasil Uji Reliabilitas “Bentuk-Bentuk Ketidak-Seimbangan
Pemberitaan” ..................................................................................... 158
Tabel 3.47 Hasil Uji Reliabilitas “Emosionalisme” ............................................. 159
Tabel 3.48 Hasil Uji Reliabilitas “Dramatisasi” .................................................. 160
Tabel 3.49 Hasil Uji Reliabilitas “Stereotype” .................................................... 162
Tabel 3.50 Hasil Uji Reliabilitas “Juxtaposition” ................................................ 163
Tabel 3.51 Hasil Uji Reliabilitas “Linkage” ........................................................ 164
Tabel 3.52 Skor Sub-dimensi dan Indikator Unit Analisis .................................. 167
Tabel 3.53 Range dan Value Sub-dimensi dan Indikator Unit Analisis .............. 171
Tabel 4.1 Susunan Redaksi Arah.com ................................................................. 175
Tabel 4.2 Susunan Redaksi Merdeka.com ........................................................... 179
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konsep Objektivitas Westerståhl (1983)............................................ 44
Gambar 2.2 Konsep Objektivitas McQuail (1992) dari Westerståhl (1983) ......... 45
Gambar 2.3 Sub-dimensi dan Kriteria dari Factuality ........................................... 46
Gambar 2.4 Sub-dimensi dan Kriteria dari Impartiality ........................................ 47
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 67
Gambar 4.1 Logo Arah.com ................................................................................ 173
Gambar 4.2 Tampilan Kanal Tags Pilkada DKI Arah.com ................................. 174
Gambar 4.3 Logo Merdeka.com .......................................................................... 177
Gambar 4.4 Tampilan Kanal Tags Pilkada DKI Merdeka.com ........................... 179
Gambar 4.5 Diagram Persentase Letak Main Point Arah.com ............................ 182
Gambar 4.6 Diagram Persentase Jenis Main Point Arah.com ............................. 183
Gambar 4.7 Diagram Persentase Density Arah.com ............................................ 186
Gambar 4.8 Diagram Persentase Breadth Arah.com ........................................... 188
Gambar 4.9 Diagram Persentase Depth Arah.com .............................................. 191
Gambar 4.10 Diagram Persentase Pengulangan Kalimat atau Parafrasa
Arah.com ......................................................................................... 194
Gambar 4.11 Diagram Persentase Anak Kalimat Sebagai Keterangan Main Point
Arah.com ......................................................................................... 196
Gambar 4.12 Diagram Persentase Penggunaan Kata atau Istilah Khusus
Arah.com ......................................................................................... 197
Gambar 4.13 Diagram Jumlah Penggunaan Bahasa Khusus Arah.com .............. 198
Gambar 4.14 Diagram Persentase Checkability Arah.com .................................. 202
Gambar 4.15 Diagram Persentase Verifikasi Fakta Lapangan Arah.com ........... 205
Gambar 4.16 Diagram Persentase Verifikasi Fakta Narasumber Arah.com ........ 205
Gambar 4.17 Diagram Persentase Verifikasi Fakta Atribusi Arah.com .............. 206
Gambar 4.18 Diagram Jumlah Kesalahan Atribusi Arah.com ............................. 207
Gambar 4.19 Diagram Persentase Relevansi Sumber Berita Arah.com .............. 209
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
xvi
Gambar 4.20 Diagram Persentase Konsistensi Penulisan Berita Arah.com ........ 211
Gambar 4.21 Diagram Jumlah Kesalahan Penulisan Berita Arah.com ............... 211
Gambar 4.22 Diagram Persentase Kesesuaian Judul dengan Teks Berita
Arah.com ......................................................................................... 214
Gambar 4.23 Diagram Persentase Kesesuaian Foto dengan Teks Berita
Arah.com ......................................................................................... 218
Gambar 4.24 Diagram Persentase Standar Penulisan Jurnalistik Arah.com ........ 220
Gambar 4.25 Diagram Jumlah Unsur 5W+1H yang Tidak Ada Arah.com ......... 220
Gambar 4.26 Diagram Persentase News Value Arah.com ................................... 222
Gambar 4.27 Diagram Persentase Source Bias Arah.com ................................... 225
Gambar 4.28 Diagram Persentase Slant Arah.com .............................................. 227
Gambar 4.29 Diagram Persentase Bentuk-Bentuk Ketidakseimbangan
Arah.com ......................................................................................... 228
Gambar 4.30 Diagram Jumlah Bentuk Ketidakseimbangan Arah.com ............... 229
Gambar 4.31 Diagram Persentase Emosionalisme Arah.com ............................. 232
Gambar 4.32 Diagram Persentase Dramatisasi Arah.com ................................... 233
Gambar 4.33 Diagram Persentase Stereotype Arah.com ..................................... 235
Gambar 4.34 Diagram Persentase Juxtaposition Arah.com................................. 236
Gambar 4.35 Diagram Persentase Linkage Arah.com ......................................... 239
Gambar 4.36 Diagram Persentase Letak Main Point Merdeka.com .................... 240
Gambar 4.37 Diagram Persentase Jenis Main Point Merdeka.com ..................... 241
Gambar 4.38 Diagram Persentase Density Merdeka.com .................................... 244
Gambar 4.39 Diagram Persentase Breadth Merdeka.com ................................... 246
Gambar 4.40 Diagram Persentase Depth Merdeka.com ...................................... 248
Gambar 4.41 Diagram Persentase Pengulangan Kalimat atau Parafrasa
Merdeka.com .................................................................................. 252
Gambar 4.42 Diagram Persentase Anak Kalimat Sebagai Keterangan Main Point
Merdeka.com .................................................................................. 252
Gambar 4.43 Diagram Persentase Penggunaan Kata atau Istilah Khusus
Merdeka.com .................................................................................. 254
Gambar 4.44 Diagram Jumlah Penggunaan Bahasa Khusus Merdeka.com ........ 254
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
xvii
Gambar 4.45 Diagram Persentase Checkability Merdeka.com ............................ 258
Gambar 4.46 Diagram Persentase Verifikasi Fakta Lapangan Merdeka.com ..... 260
Gambar 4.47 Diagram Persentase Verifikasi Fakta Narasumber Merdeka.com . 261
Gambar 4.48 Diagram Persentase Verifikasi Fakta Atribusi Merdeka.com ........ 261
Gambar 4.49 Diagram Jumlah Kesalahan Atribusi Merdeka.com ...................... 262
Gambar 4.50 Diagram Persentase Relevansi Sumber Berita Merdeka.com ........ 264
Gambar 4.51 Diagram Persentase Konsistensi Penulisan Berita Merdeka.com .. 265
Gambar 4.52 Diagram Jumlah Kesalahan Penulisan Berita Merdeka.com ......... 266
Gambar 4.53 Diagram Persentase Kesesuaian Judul dengan Teks Berita
Merdeka.com .................................................................................. 268
Gambar 4.54 Diagram Persentase Kesesuaian Foto dengan Teks Berita
Merdeka.com .................................................................................. 270
Gambar 4.55 Diagram Persentase Standar Penulisan Jurnalistik Merdeka.com . 271
Gambar 4.56 Diagram Jumlah Unsur 5W+1H yang Tidak Ada Merdeka.com ... 272
Gambar 4.57 Diagram Persentase News Value Merdeka.com ............................. 273
Gambar 4.58 Diagram Persentase Source Bias Merdeka.com ............................. 276
Gambar 4.59 Diagram Persentase Slant Merdeka.com ........................................ 278
Gambar 4.60 Diagram Persentase Bentuk-Bentuk Ketidakseimbangan
Merdeka.com .................................................................................. 279
Gambar 4.61 Diagram Jumlah Bentuk Ketidakseimbangan Merdeka.com ......... 280
Gambar 4.62 Diagram Persentase Emosionalisme Merdeka.com ....................... 287
Gambar 4.63 Diagram Persentase Dramatisasi Merdeka.com ............................. 288
Gambar 4.64 Diagram Persentase Stereotype Merdeka.com ............................... 290
Gambar 4.65 Diagram Persentase Juxtaposition Merdeka.com .......................... 291
Gambar 4.66 Diagram Persentase Linkage Merdeka.com ................................... 293
Gambar 4.67 Persentase Perbandingan Sub-dimensi Factualness ...................... 296
Gambar 4.68 Persentase Perbandingan Indikator Main Point ............................. 298
Gambar 4.69 Persentase Perbandingan Indikator Information Value .................. 300
Gambar 4.70 Persentase Perbandingan Indikator Readability ............................. 302
Gambar 4.71 Persentase Perbandingan Indikator Checkability ........................... 304
Gambar 4.72 Persentase Perbandingan Sub-dimensi Akurasi ............................. 306
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
xviii
Gambar 4.73 Persentase Perbandingan Indikator Verifikasi Terhadap Fakta ..... 309
Gambar 4.74 Persentase Perbandingan Indikator Relevansi Sumber Berita ....... 311
Gambar 4.75 Persentase Perbandingan Indikator Akurasi Penyajian .................. 313
Gambar 4.76 Persentase Perbandingan Sub-dimensi Completeness.................... 317
Gambar 4.77 Persentase Perbandingan Sub-dimensi Relevance ......................... 319
Gambar 4.78 Persentase Perbandingan Sub-dimensi Balance ............................. 322
Gambar 4.79 Persentase Perbandingan Sub-dimensi Neutral.............................. 325
Gambar 4.80 Persentase Perbandingan Indikator Sensasionalisme ..................... 327
Gambar 4.81 Persentase Perbandingan Indikator Stereotype .............................. 328
Gambar 4.82 Persentase Perbandingan Indikator Juxtaposition .......................... 330
Gambar 4.83 Persentase Perbandingan Indikator Linkage .................................. 331
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia memerlukan informasi secara terus menerus untuk memenuhi
kebutuhannya. Informasi yang dibutuhkan manusia dapat diperoleh salah satunya
melalui media massa. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang
menyebarkan informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara
massal juga (Bungin, 2014, h. 72).
Peran media massa di dalam masyarakat adalah sebagai media informasi yang
menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, kemudian sebagai institusi
pencerah masyarakat yaitu sebagai media edukasi, dan sebagai media hiburan yang
memberikan penampilan yang menghibur masyarakat (Bungin, 2014, h. 85-86).
Jadi dapat dikatakan bahwa media massa memiliki peran yang penting dalam
kehidupan masyarakat.
Media massa di Indonesia terdiri dari media cetak (printed media) dan media
elektronik (electronic media). Media elektronik dibagi menjadi televisi, radio, dan
film, kemudian media cetak dibagi menjadi koran, tabloid, buletin, majalah dan
buku (Yunus, 2012, h. 27).
Dalam era modern seperti sekarang ini, media massa dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu media massa konvensional dan media baru. Media massa konvensional
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
2
terdiri dari televisi, radio, film, koran, tabloid, majalah dan buku, sedangkan media
baru terdiri dari internet (Biagi, 2005, h. 8).
Kehadiran internet sebagai new media atau media baru di dalam masyarakat
dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari pengguna
internet di dunia mencapai 3.773 miliar orang, sedangkan di Indonesia sendiri
mencapai 132,7 juta orang yang aktif menggunakan internet (We Are Social dan
Hootsuite, 2017).
Dengan adanya internet, berkembanglah sebuah media baru yaitu media daring
atau dapat disebut media siber. Media siber adalah segala bentuk media yang
menggunakan internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik (Dewan Pers dikutip
dalam Romli, 2014, h. 30).
Asep Syamsul M. Romli, seorang praktisi, trainer, dan konsultan media,
mengklasifikasikan media daring yang berupa situs berita menjadi lima macam,
yaitu (Romli, 2014, h. 32):
1. Media daring dari media cetak (surat kabar atau majalah).
2. Media daring dari media penyiaran radio.
3. Media daring dari media penyiaran televisi.
4. Media daring yang tidak terkait dengan media cetak ataupun elektronik.
5. Media “indeks berita” atau agregasi berita yang memuat tautan berita
dari situs berita lain.
Media daring yang tidak terkait dengan media cetak ataupun elektronik, yang
dapat dikatakan sebagai media daring yang tidak berafiliasi dengan media
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
3
konvensional, adalah media daring yang berdiri sendiri dan tidak memiliki
hubungan dengan media lain. Dengan adanya internet sebagai medium penyebar
informasi, media daring ini terbantu dalam penyebaran berita. Pelaporan berita
yang dilakukan media daring ini hanya dapat dilakukan melalui internet, karena
media daring ini tidak memiliki medium penyebaran lain, seperti media cetak
ataupun elektronik.
Dalam penelitian Boczkowski (2004 dikutip dalam Klagsbrun, 2014, h. 28)
ditemukan bahwa di dalam media daring yang berasal dan berafiliasi dengan media
konvensional terdapat praktik “peniruan orisinalitas” dari pada berinovasi. Maksud
dari “Peniruan orisinalitas” adalah media konvensional yang cenderung
menampilkan informasi dan praktik yang sudah ada ke dalam media daringnya.
Maka dari itu, media daring yang tidak berafiliasi dengan media konvensional
dinilai tidak memiliki standar praktik untuk ditiru dalam memproduksi berita
(Klagsbrun, 2014, h. 29). Berbeda halnya dengan media daring yang berafiliasi
dengan media konvensional, yang memiliki media terdahulu sehingga sudah
memiliki standar tersendiri untuk ditiru dalam memproduksi dan menyajikan berita.
Saat ini, kehadiran media daring yang tidak berafiliasi dengan media
konvensional perlahan-lahan dikenal oleh masyarakat. Banyaknya kehadiran media
daring yang tidak terkait dengan media konvensional ini karena media daring dapat
didirikan oleh siapa saja, baik perusahaan maupun perseorangan (Romli, 2015,
para. 9).
Media massa yang ada di Indonesia, baik media konvensional maupun media
baru, berada di bawah naungan Dewan Pers Indonesia. Pada saat ini, Dewan Pers
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
4
melakukan program verifikasi perusahaan pers atau media massa dalam
menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Sampai
6 Februari 2017, sudah ada 77 perusahaan pers di Indonesia yang telah diverifikasi
oleh Dewan Pers. Perusahaan pers yang sudah terverifikasi ini merupakan tahap
awal dalam dilakukannya program verifikasi media, karena Dewan Pers akan terus
melakukan verifikasi terhadap semua media massa, baik cetak, elektronik maupun
daring (Dewan Pers, 2017).
Program verifikasi ini didukung oleh Presiden Indonesia Joko Widodo (dikutip
dalam Patty, 2017, para. 4) yang mengatakan bahwa verifikasi media massa
Indonesia ini penting agar masyarakat dapat mengetahui dari media mana
sepantasnya mereka mendapatkan sumber informasi dan pemberitaan secara benar
dan bertanggung jawab. Hal ini dikarenakan jumlah media massa di Indonesia yang
mencapai angka sekitar 50.000, dengan rincian media daring sebanyak lebih dari
43.300, media cetak sekitar 2000 dan media elektronik sekitar 700 buah (Yosep Adi
Prasetyo dikutip dalam Mustakim dan Arsilan, 2017, para. 16).
Selain itu, program verifikasi media massa ini dilakukan oleh Dewan Pers
untuk mendata perusahaan pers sekaligus memastikan pelaksanaan komitmen
perusahaan pers dalam menegakkan profesionalitas dan perlindungan terhadap
wartawan (Galiartha, 2017, para. 1).
Sikap profesionalitas yang dimiliki oleh media dapat menentukan kualitas
konten berita yang terdapat di dalam media tersebut. Salah satu cara untuk melihat
profesionalitas media adalah dengan cara mengukur objektivitas berita yang
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
5
mencerminkan aktualisasi nilai dan presentasi media itu sendiri (McQuail, 1992
dikutip dalam Rahayu, ed. 2006, h. 6).
Tujuan utama dari jurnalisme adalah menyediakan informasi yang akurat dan
terpercaya kepada masyarakat (Ishwara, 2011, h. 21). Selain akurat dan terpercaya,
informasi yang disediakan atau dilaporkan oleh seorang jurnalis haruslah memiliki
nilai kebenaran (Siahaan, dkk., 2001, h. 60). Dalam proses pelaporan sebuah berita,
seorang jurnalis menemukan sebuah permasalahan yaitu banyaknya kepentingan
yang turut “berbicara”. Hal ini ditemukan sejak reporter mengumpulkan fakta di
lapangan, pencarian narasumber, membuat daftar pertanyaan, penulisan teks berita,
sampai berita tersebut disunting dan dimuat di media oleh redaktur. Hal-hal
tersebutlah yang membuat hasil akhir kebenaran yang disajikan oleh jurnalis
kepada masyarakat. Seorang jurnalis seolah-olah berada diantara pihak yang
memiliki kepentingan dan masyarakat sebagai konsumen berita. Padahal setiap
jurnalis memiliki kewajiban untuk memiliki sikap yang tidak memihak dan
menyampaikan kebenaran melalui pemberitaan yang objektif (Siahaan, dkk., 2001,
h. 60).
Terdapat perdebatan pro dan kontra mengenai masalah objektivitas sebuah
media, salah satunya adalah antara John C. Merril dan Everette E. Dennis (dikutip
dalam Siahaan, dkk., 2001, h. 60). Merril menilai bahwa objektivitas adalah
mustahil, karena semua karya jurnalistik dinilai bersifat subjektif dimulai dari
proses pengumpulan sampai penyuntingan berita. Beda halnya dengan pandangan
Dennis yang menilai objektivitas dalam media adalah bukan sesuatu yang mustahil.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
6
Dennis menilai semua proses jurnalistik dapat diukur dengan nilai-nilai objektif,
salah satunya dengan memisahkan fakta dan opini (Siahaan, dkk., 2001, h. 60-61).
Namun, objektivitas pada saat ini digambarkan oleh James Boylan (dikutip
dalam Siahaan, dkk., 2001, h. 62-63) sebagai gaya penulisan berita yang tidak
berifat pribadi dan mewakili tuntutan jurnalisme yaitu sebagai pihak yang tidak
memihak serta berbicara demi kepentingan umum. Objektivitas dinilai sebagai
metode yang dipakai untuk menghadirkan suatu gambaran dunia yang sedapat
mungkin jujur dan cermat dalam batas-batas praktik jurnalistik (Siahaan, dkk.,
2001, h. 63). Ward (2011, para. 11) juga mengatakan bahwa objektivitas bukan
tentang netralitas total atau penghapusan interpretasi, melainkan objektivitas
diartikan sebagai keinginan seseorang untuk menggunakan metode objektivitas
untuk menguji interpretasi-interpretasi terhadap bias dan ketidakakuratan.
McQuail (2011a, h. 222) menjelaskan bahwa objektivitas adalah bentuk
tertentu dari praktik media dan juga sikap tertentu dalam tugas mengumpulkan,
mengelola dan menyebarluaskan informasi. McQuail (2011a, h. 222) membagi
empat ciri objektivitas, yaitu:
1. Sebuah posisi yang lepas dan netral terhadap objek yang dilaporkan.
2. Ada usaha untuk menghindari bias: tidak berpihak dalam permasalahan
atau menunjukkan bias.
3. Objektivitas membutuhkan kaitan erat pada akurasi dan kriteria
kebenaran (seperti relevansi dan kelengkapan).
4. Objektivitas juga tidak memiliki motif tersembunyi atau
menguntungkan pihak ketiga. Proses mengamati dan melaporkan harus
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
7
tidak terkontaminasi subjektivitas, juga tidak boleh menggangu realitas
yang dilaporkan.
Objektivitas sangat penting untuk dimiliki oleh jurnalis dan media massa. Hal
ini dikarenakan media massa memiliki peran penting dalam membentuk opini
publik untuk menggiring masyarakat ke perubahan yang signifikan (Ardianto,
Komala dan Karlinah, 2007, h. 58). Jika jurnalis dan media tidak menerapkan
metode objektivitas dalam pemberitaannya, maka akan tercipta opini publik yang
salah dan menggiring mereka untuk melakukan sesuatu yang tidak tepat.
Dalam melaporkan setiap pemberitaan, media dan jurnalis tidak dapat
menggunakan kebebasannya dalam meliput dan menyebarkan informasi dengan
kehendaknya sendiri, karena berdasarkan Pasal 7 ayat (2) UU No. 40/1999 tentang
Pers, wartawan adalalah profesi yang memiliki dan diwajibkan untuk menaati Kode
Etik Jurnalistik (Yosep Adi Prasetyo dikutip dalam Kuwado, 2017, para. 8). Pada
saat ini, khususnya jurnalis di media daring, memiliki Kode Etik Jurnalistik khusus
daring atau sebuah pedoman yang lebih rinci mengatur perihal jurnalistik media
daring. Pedoman ini disebut sebagai Pedoman Media Siber yang ditandatangani
oleh Dewan Pers dan komunitas pers di Jakarta pada 3 Februari 2012 lalu (Dewan
Pers, 2012). Di dalam pedoman media siber terdapat aturan perihal poin akurasi dan
keberimbangan, dimana kedua poin tersebut adalah turunan dari objektivitas
menurut McQuail (1992 dikutip dalam Rahayu, ed. 2006, h. 10).
Oleh karena itu, dalam setiap pelaporan pemberitaan yang dilakukan media
massa harus menjunjung kemerdekaan pers yang menyampaikan informasi kepada
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
8
masyarakat secara jujur dan berimbang sesuai dengan etika jurnalistik, serta
terlepas dari tekanan kapitalisme dan politik (Yosep Adi Prasetyo dikutip dalam
Kuwado, 2017, para. 8).
Selain prinsip objektivitas, nilai berita juga turut dipertimbangkan dalam setiap
pemberitaan yang dilakukan oleh media massa. Nilai berita di dalam jurnalistik
terdapat sembilan buah, yaitu konflik, kemajuan dan bencana, konsekuensi,
kemasyhuran dan terkemuka, saat yang tepat (timeliness) dan berdekatan
(proximity), keganjilan, human interest, seks dan aneka nilai. (Ishwara, 2011, h. 76-
81).
Isu pemberitaan yang sedang banyak diberitakan adalah mengenai Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2017, khususnya Pilkada DKI Jakarta.
Pemberitaan Pilkada DKI Jakarta 2017 memiliki beberapa nilai berita, seperti
konsekuensi, kemasyhuran dan terkemuka, saat yang tepat (timeliness) dan
berdekatan (proximity). Hal ini dikarenakan DKI Jakarta adalah Ibu Kota Indonesia,
yang tentu saja segala aktivitas politik yang terjadi berpengaruh dengan daerah lain.
Selain itu, Kaka Suminta (dikutip dalam Tambak, 2016, para. 2) menilai
pemberitaan di media massa terkesan Jakarta Sentris, karena penyampaian
informasi mengenai Pilkada DKI Jakarta lebih banyak dilakukan oleh media massa
dibanding 100 daerah lainnya yang melakukan Pilkada.
Namun terdapat perbedaan antara Pilkada DKI Jakarta dengan Pilkada di
daerah lain, yaitu Pilkada DKI Jakarta berlangsung dua putaran. Hal ini dikarenakan
tidak ada pasangan calon yang meraih suara lebih dari 50 persen pada saat
pemilihan (Sumarno dikutip dalam Lubis, 2017, para. 1-2).
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
9
Setiap pemilihan umum, pasti terdapat jadwal kampanye untuk
menyampaikan dan mensosialisasikan visi-misi serta program kerja setiap paslon
kepada masyarakat luas. Jadwal kampanye pada Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran
Pertama berlangsung pada tanggal 28 Oktober 2016 sampai 11 Februari 2017
(Komisi Pemilihan Umum, 2016). Sedangkan jadwal kampanye pada Putaran
Kedua berlangsung pada tanggal 7 Maret 2017 sampai 15 April 2017 (Sari, 2017,
para. 5).
Kampanye adalah upaya persuasif untuk mengajak orang lain yang belum
sepaham atau belum yakin pada ide-ide yang ditawarkan, agar mereka bersedia
bergabung dan mendukungnya (Imawan, 1999 dikutip dalam Cangara, 2009, h.
276). Selama kampanye politik berlangsung, media massa melaporkan pemberitaan
terkait aktivitas kampanye yang sedang dilakukan paslon.
Media massa dinilai sebagai elemen yang penting dalam proses komunikasi
politik, khususnya dalam proses kampanye, karena tanpa media masa pesan politik
tidak mampu menjangkau masyarakat luas dengan cara yang efektif dan efisien
(Junaedi, 2013, h. 37). Fungsi media dalam komunikasi politik adalah sebagai
saluran komunikasi politik yang berasal dari luar media dan sebagai pengirim pesan
politik yang dikontruksi oleh jurnalis kepada masyarakat luas (McNair, 1999
dikutip dalam Junaedi, 2013, h. 37).
Selain itu, Junaedi (2013, h. 37) mengungkapkan bahwa media massa juga
dinilai memiliki peran sebagai aktor politik dalam proses komunikasi politik. Media
massa sebagai aktor politik melakukan perannya dalam menafsirkan dan
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
10
menyajikan berbagai wacana politik dalam beragam pemberitaan yang
dilakukannya (Junaedi, 2013, h. 79).
Menurut Jamaluddin (ed. 2014, h. 23) pada saat pemilu, jurnalis dan media
punya tanggung jawab untuk menyajikan fakta, pendapat, dan ide yang penting dan
relevan bagi masyarakat agar tidak keliru dalam menentukan pilihan. Jamaluddin
(ed. 2014, h. 23) juga mengatakan bawa fakta yang disajikan harus komprehensif,
dengan memastikan bahwa ideologi, visi, dan misi paslon dapat diketahui
masyarakat. Pada saat yang sama, peran jurnalis dan media penting untuk
menjembatani masyarakat dengan paslon, agar aspirasi masyarakat dapat didengar
oleh paslon yang sedang berkampanye.
Salah satu media massa yang sering digunakan dalam melaporkan pemberitaan
terkait Pilkada DKI Jakarta 2017 adalah media daring. Media daring memiliki
caranya masing-masing dalam memberitakan mengenai Pilkada DKI Jakarta 2017.
Seperti contohnya Liputan6.com dan Tempo.co yang memiliki kanal “Pilkada”
tersendiri untuk memuat pemberitaan dengan topik yang berhubungan dengan
Pilkada. Selain membuat kanal tersendiri, media daring seperti Kompas.com
memiliki kanal “Liputan Khusus” yang khusus membahas mengenai Pilkada DKI
Jakarta. Kemudian media daring juga dapat menggunakan tagar atau tags “Pilkada
DKI” untuk menyatukan pemberitaan yang terkait dengan Pilkada DKI Jakarta,
seperti Sindonews.com dan Tribunnews.com.
Dahlia Umar (dikutip dalam Badriyanto, 2016, para. 4) menilai keberimbangan
atau netralitas media dalam melaporkan pemberitaan, khususnya terkait pemilihan
umum seperti Pilkada DKI Jakarta 2017 adalah poin yang penting. Hal ini
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
11
dikarenakan media memiliki peran yang penting dalam mendidik kedewasaan
politik masyarakat.
Kebenaran dalam pemberitaan adalah tujuan utama dan menjadi pegangan
pokok setiap jurnalis dan media (Ardianto, Komala dan Karlinah, 2007, h. 206).
Poin keberimbangan dan kebenaran ini merupakan poin yang penting dan berada di
bawah dari poin utama objektivitas (McQuail, 1992 dikutip dalam Rahayu, ed.
2006, h. 10). Maka dari itu, setiap media massa diharapkan untuk selalu membuat
pemberitaan yang objektif untuk disajikan kepada masyarakat. Tidak terkecuali
media daring yang tidak berafiliasi dengan media konvensional, juga diharapkan
untuk tetap membuat pemberitaan yang objektif sesuai dengan etika jurnalistik
yang berlaku.
Dalam penelitian ini, media daring yang tidak berafiliasi dengan media
konvensional yang akan dianalisis adalah media daring Arah.com dan
Merdeka.com. Arah.com dan Merdeka.com adalah media daring yang keduanya
memberitakan mengenai Pilkada DKI Jakarta 2017. Menurut website Dewan Pers
(www.dewanpers.or.id) per 20 April 2017, Arah.com merupakan salah satu media
daring yang sudah terverifikasi dan Merdeka.com merupakan salah satu media
daring yang belum terverifikasi oleh Dewan Pers. Kemudian menurut website
Alexa (www.alexa.com) per 31 Mei 2017, sebagai media daring yang tidak
berafiliasi dengan media konvensional, Arah.com dan Merdeka.com telah berhasil
masuk 150 besar untuk situs yang paling banyak dikunjungi di Indonesia, yaitu ke-
130 (Arah.com) dan ke-13 (Merdeka.com).
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
http://www.dewanpers.or.id/http://www.alexa.com/
-
12
Seperti fakta yang sudah dipaparkan sebelumnya, Romli (2015, para. 9)
mengungkapkan bahwa pendirian media daring dapat dilakukan oleh siapa saja.
Kemudian terdapat juga fakta bahwa media daring yang tidak berafiliasi dengan
media konvensional tidak memiliki standar dalam produksi berita (Klagsbrun,
2014, h. 29). Hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan mengenai sikap yang dimiliki
oleh media daring, khususnya media daring yang tidak berafiliasi dengan media
konvensional. Selain itu, isu pemberitaan terkait Pilkada DKI Jakarta 2017 yang
sangat menarik perhatian masyarakat mewajibkan seluruh media massa, baik media
konvensional maupun media daring, untuk bersikap profesional dan objektif.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan
yang dapat diidentifikasikan untuk diteliti lebih lanjut adalah
1. Bagaimana tingkat objektivitas Arah.com dan Merdeka.com sebagai
media daring yang tidak berafiliasi dengan media konvensional dalam
memberitakan isu terkait Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran Kedua?
2. Bagaimana tingkat objektivitas Arah.com sebagai media daring yang
sudah terverifikasi dan Merdeka.com sebagi media daring yang belum
terverifikasi oleh Dewan Pers dalam memberitakan isu terkait Pilkada
DKI Jakarta 2017 Putaran Kedua?
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
13
1.3 Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk
1. Mengukur tingkat objektivitas Arah.com dan Merdeka.com sebagai
media daring yang tidak berafiliasi dengan media konvensional, dalam
memberitakan isu terkait Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran Kedua.
2. Mengukur tingkat objektivitas Arah.com sebagai media daring yang
sudah terverifikasi dan Merdeka.com sebagi media daring yang belum
terverifikasi oleh Dewan Pers dalam memberitakan isu terkait Pilkada
DKI Jakarta 2017 Putaran Kedua.
1.4 Kegunaan Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
1. Secara akademis: penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan
kontribusi bagi penelitian jurnalistik, khususnya penelitian terkait
objektivitas media daring untuk dikembangkan lebih lanjut oleh
kalangan akademisi dan mahasiswa jurnalistik.
2. Dari segi praktis: penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan
kontribusi bagi media daring, khususnya media daring yang tidak
berafiliasi dengan media konvensional. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan evaluasi dalam hal objektivitas pemberitaan media
daring, baik bagi media daring yang sudah terverifikasi maupun yang
belum terverifikasi oleh Dewan Pers.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
14
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga penelitian terdahulu, baik
skripsi maupun jurnal. Pemilihan penelitian terdahulu ini didasarkan kepada
kesamaan jenis penelitian, yaitu ingin mengukur tingkat objektivitas maupun
turunan dari objektivitas dalam media daring dengan menggunakan metode
Analisis Isi Kuantitatif.
Penelitian pertama meneliti mengenai akurasi pemberitaan di dalam media
daring. Penelitian yang diteliti oleh Christiany Juditha berjudul Akurasi Berita
dalam Jurnalisme Online (Kasus Dugaan Korupsi Mahkamah Konstitusi di Portal
Berita Detiknews). Christiany Juditha yang merupakan bagian dari Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI) Makassar
melakukan penelitian pada tahun 2013.
Christiany Juditha mengungkapkan bahwa salah satu bagian dari objektifitas
berita adalah akurasi. Penelitian ini ingin mendeskripsikan akurasi berita dalam
jurnalisme online khususnya kasus dugaan korupsi Mahkamah Konstitusi di portal
berita detikNews.com. Dalam penelitian ini, Christiany Juditha menganalisis 46
berita terkait kasus dugaan korupsi MK oleh KPK dalam periode pemberitaan 2
sampai 10 Oktober 2013 di Detik.com. Tanggal-tanggal tersebut dipilih karena
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
15
bertepatan dengan penangkapan ketua MK, Akil Mochtar oleh KPK hingga
penetapannya sebagai tersangka.
Kategorisasi akurasi berita yang digunakan dalam penelitian ini mengacu
kepada penelitian yang pernah dilakukan Dewan Pers dalam riset pemberitaan 28
surat kabar di Jawa pada tahun 2004, yaitu verifikasi terhadap fakta, relevansi
sumber berita dan akurasi penyajian sebuah berita. Kategorisasi Akurasi ini
diturunkan menjadi lima poin yaitu cek dan ricek, kesalahan penulisan, sumber
berita yang relevan, akurasi judul dengan isi, dan akurasi foto dengan isi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa untuk poin cek dan ricek: dari 46 item
berita tentang kasus dugaan korupsi di Mahkamah Konsitusi (MK) yang dimuat
pada portal berita detikNews menunjukkan bahwa mayoritas berita (82,6%) telah
melakukan cek dan ricek kepada sumber berita. Dan hanya sedikit berita (17,4%)
yang tidak disertai cek dan ricek kepada sumber berita. Kemudian untuk poin
kesalahan penulisan: mayoritas berita tentang dugaan kasus korupsi MK di
detikNews tidak terdapat kesalahan penulisan data-data tersebut yaitu sejumlah
93,5%. Apapun kesalahan penulisan sejumlah 6,5% ini hanya sebatas kesalahan
penulisan kata-kata saja seperti “berkasnya” ditulis berkasna, “fasilitas” ditulis
fasilits, dan lain sebagainya. Untuk poin sumber berita yang relevan: mayoritas
berita atau sebanyak 76,1% yang sudah menyertakan sumber berita yang relevan
dalam bentuk narasumber. Misalnya berita dengan judul “Ditahan di Rutan KPK,
Akil Mochtar Akan Dijenguk ‘Keluarga’ dari MK” (Kamis, 03/10/2013 23:41
WIB) menyertakan Wakil Ketua MK Hamdan Zoelva sebagai narasumber yang
relevan. Selanjutnya untuk poin akurasi judul dengan isi: terdapat akurasi antara
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
16
judul dan isi dari keseluruhan berita yang ada, yaitu 46 berita. Kemudian yang
terakhir untuk poin akurasi foto dan isi: sebanyak 80,4% foto dan isi berita akurat,
sementara sebanyak 19,6% berita yang tidak menyertakan foto/gambar dalam
berita. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa detikNews sebagai media
jurnalisme online tetap memegang teguh akurasi pemberitaannya. Ini terlihat dari
hasil kuantitatif lima kategorisasi akurasi berita yang dikaji yaitu cek dan ricek;
kesalahan penulisan pada data; sumber berita yang relevan; akurasi judul dengan
isi; serta akurasi antara foto dengan isi, kesemuanya bernilai di atas lima puluh
persen. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai yang diemban oleh detikcom yaitu cepat
dan akurat, kreatif dan inovatif, integritas, kerjasama dan independen. Tetapi tetap
memiliki komitmen tinggi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Peneliti menilai bahwa dalam penelitian terdahulu ini sudah cukup baik dalam
menggambarkan tingkat aktualitas pemberitaan di Detiknews. Christiany Juditha
telah berhasil menganalisis setiap kategorisasi aktualisasi dalam setiap berita yang
ada di Detik.com mengenai kasus dugaan korupsi Mahkamah Konstitusi. Christiany
Juditha dapat memaparkan data secara jelas sesuai dengan tahapan metode analisis
isi kuantitatif.
Penelitian selanjutnya diteliti oleh Hadrus Salam dengan judul Objektivitas
Media Online Republika.Co.Id Dalam Pemberitaan Kasus “Penolakan Ahok
Sebagai Gubernur Dki Jakarta”. Hadrus Salam merupakan mahasiswa kajian
jurnalistik, fakultas ilmu komunikasi, Universitas Islam Bandung melakukan
penelitian pada tahun 2015.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
17
Penelitian ini memili empat tujuan penelitian, yaitu: untuk mengetahui aspek
kebenaran berita penolakan ahok sebagai gubernur DKI Jakarta pada media
Republika.co.id, untuk mengetahui aspek relevansi berita penolakan ahok sebagai
gubernur DKI Jakarta pada media Republika.co.id, untuk mengetahui aspek
keseimbangan berita penolakan ahok sebagai gubernur DKI Jakarta pada media
Republika.co.id, dan untuk mengetahui aspek netralitas berita penolakan ahok
sebagai gubernur DKI Jakarta pada media Republika.co.id.
Penelitian ini ingin meneliti tingkat objektivitas pemberitaan Republika.co.id
dengan menggunakan sepuluh berita hasil pemilihan purposive sampling. Dalam
penelitian ini menggunakan empat kategori yaitu kebenaran, relevansi, berimbang,
dan netralitas. Turunan dari kelima kategori tersebut adalah faktualitas, akurasi,
kelengkapan, relevance salience, relative priority, proporsional, cover both side,
non-evaluatif, non-sensasional.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa untuk sub-kategori faktualitas: paragraf
yang mengandung fakta dalam berita mendominasi yaitu 46,51%, kemudian data
opini adalah 9,30%, data campuran antara fakta dan opini sebesar 44,19% dan
paragraf yang bukan campuran antara fakta dan opini adalah 0%. Kemudian untuk
sub-kategori akurasi: berita menampilkan keterangan saksi yang diungkapkan jati
dirinya secara lengkap sebesar 90%, kemudian 10% hasil perhitungan menunjukan
“less”, maksudnya adalah tidak menampilkan jati diri saksi secara lengkap tetapi
masih ada saksi yang disebutkan, serta 0% hasil “negative” menunjukan bahwa
tidak ada berita yang tidak memuat pernyataan dari saksi. Kemudian untuk sub-
kategori kelengkapan: berita yang memiliki kelengkapan unsur 5W dan 1H,
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
18
sebanyak 80% berita dari 10 sampel, sedangkan 20% masih belum lengkap unsur
dari beritanya. Selanjutnya untuk sub-kategori relevance salience: 80%
Republika.co.id membuat berita yang penting untuk diketahui oleh khalayak, dan
sebanyak 20% masih tidak relevan untuk diberitakan karena menyangkut beberapa
kepentingan serta ketidakseimbangan dalam isi berita atau hanya untuk memenuhi
deadline saja dengan isi yang kurang relevan. Sub-kategori berikutnya ialah relative
priority: sebanyak 80% berita yang diuji adalah berita-berita penting untuk
diketahui oleh masyarakat, 10% kurang penting dan 10% lagi tidak penting.
Selanjutnya sub-kategori proporsional: berita yang tidak proporsional yaitu,
sebanyak 70%. Kemudian berita yang proporsional atau terdapat lebih dari satu
pihak sebanyak hanya 30%. Kemudian sub-kategori cover both side: Berita yang
mengandung satu sudut pandang saja sebanyak 90% sangat tinggi, dan 10% yang
mengandung dua sudut pandang. Sub-kategori selanjutnya adalah sub-kategori non-
evaluatif: hanya 10 % atau satu berita dari 10 sampel yang dievaluasi oleh wartawan
karena terdapat pendapat atau opini dari wartawan yang membuatnya. Kemudian
dari hasil didapatkan 90% atau 9 berita dari 10 sampel adalah berita yang netral dari
pendapat dan opini wartawannya. Kemudian yang terakhir adalah sub-kategori non-
sensasional: 40% berita yang mengandung unsur sensasional dan 60% berita yang
memuat informasi non-sensasional.
Maka dari hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa “republika.co.id dalam
pemberitaan penolakan Ahok sebagai gubernur DKI jakarta edisi september sampai
desember 2014” dianggap objektif dalam memberitakannya, karena berdasar pada
temuan penelitian yang menunjukkan syarat-syarat kategori objektivitas telah
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
19
terpenuhi berdasarkan hasil perhitungan koding serta tabel frequensi. Kemudian
republika.co.id juga telah melakukan apa yang sudah diatur dalam UUD1945 dan
UU penyiaran mengenai hak warga mendapatkan informasu yang jujur, jelas dan
benar.
Dalam penelitian terdahulu ini, peneliti dapat menilai bahwa terdapat satu
kekurangan yang ada. Kekurangan tersebut adalah penyampaian kesimpulan yang
tidak jelas dan menggunakan bahasa yang tidak konsisten. Dalam hasil dan
pembahasan yang dilakukan Hadrus Salam, menyimpulkan bahwa “republika.co.id
dalam pemberitaan penolakan Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta (edisi september
sampai desember 2014) dianggap objektif dalam memberitakannya, karena
berdasar pada temuan penelitian yang menunjukkan syarat-syarat kategori
objektivitas telah terpenuhi berdasarkan hasil perhitungan koding serta tabel
frequensi. Namun, pada kenyataannya terdapat satu kategorisasi yaitu
keberimbangan yang mendapatkan nilai yang kurang yaitu: untuk sub-kategori
proporsional berita dalam republika.co.id yang tidak proporsional yaitu sebanyak
70%, kemudian berita yang proporsional atau terdapat lebih dari satu pihak
sebanyak hanya 30%. Selanjutnya untuk sub-kategori cover both side: berita dalam
republika.co.id yang mengandung satu sudut pandang saja sebanyak 90% sangat
tinggi, dan 10% yang mengandung dua sudut pandang. Dari penilaian kedua sub-
kategori dari kategori keberimbangan, menyatakan bahwa republika.co.id dalam
hal menyampaikan pemberitaan mengenai penolakan Ahok sebagai gubernur DKI
Jakarta masih tidak berimbang dan kurang memenuhi syarat dari objektivitas.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
20
Penelitian terdahulu yang ketiga berjudul Objektivitas Pemberitaan Media
Online Republika Dan Suara Pembaruan Terhadap Isu Pembakaran Masjid Di
Tolikara, Papua: Sebuah Analisis Isi Kuantitatif. Penelitian ini dilakukan oleh
Jordie Yonatan Susilo, seorang mahasiswa jurnalistik, fakultas ilmu komunikasi,
Universitas Multimedia Nusantara pada tahun 2016.
Dalam penelitian ini, Jordie Yonatan Susilo memiliki tujuan penelitian yaitu
mengukur seberapa besar tingkat objektivitas media online Republika dan Suara
Pembaruan dalam memberitakan konflik agama pada isu pembakaran masjid di
Tolikara, Papua. Penelitian ini ingin mengukut tingkat objektivitas pemberitaan
dengan cara meneliti 496 berita yang terdiri dari 438 berita dari Republika.co.id dan
58 berita dari Suarapembaharuan.com terkait pembakaran masjid di Tolikara
Papua, dalam periode pemberitaan 17 sampai 23 Juli 2015.
Penelitian ini menggunakan konsep objektivitas Westertahl yang diteliti lebih
lanjut oleh McQuail dan memiliki kategorisasi objektifitas sebagai berikut: fakta
psikologis, fakta sosiologis, check & recheck, significance, magnitude, prominence,
timeliness, proximity, pencampuran opini & fakta, kesesuaian judul dan isi,
dramatisasi, cover both sides, evaluasi sisi, positif dan negatif.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa media online Republika Dan Suara
Pembaruan tidak bersikap objektif dalam membuat berita terkait isu pembakaran
masjid di Tolikara, Papua. Kedua media online tidak memenuhi standar kategori
objektivitas sesuai dengan konsep objektivitas Westerstahl.
Ketidakobjektivitasan kedua media online tersebut dilihat dari rendahnya
persentase keberimbangan berita (cover both sides). Berita yang berimbang pada
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
21
media online Republika hanya 8,6%. Sedangkan berita yang berimbang pada media
online Suara Pembaruan hanya 24,1%. Padahal, berita yang objektif harus
berimbang dengan mencantumkan opini dan argumen narasumber dari dua pihak
atau lebih yang berbeda.
Dari segi pencampuran fakta dan opini, kedua media online juga masih didapati
mencampurkan fakta dengan opini dalam membuat berita. Pada media online
Republika, sebanyak 24,1% mengandung opini dari wartawan, sedangkan pada
media online Suara Pembaruan sebanyak 5,2% mengandung opini dari wartawan.
Ketidakobjektivitasan juga ditemukan pada dramatisasi berita. Dari segi
dramatisasi pada media online Republika, sebanyak 3,4% mengandung unsur
dramatisasi, sedangkan media online Suara Pembaruan tidak menambahkan unsur
dramatisasi dalam membuat berita.
Penelitian yang dilakukan oleh Jordie Yonatan Susilo sudah cukup baik dalam
mengetahui tingkat objektivitas media online Republika dan Suara Pembaruan
terhadap isu pembakaran masjid di Tolikara, Papua. Namun dari tujuan penelitian
dan kesimpulan yang didapat kurang sesuai, yaitu dalam tujuan penelitian tidak
mencantumkan tujuan untuk membandingkan kedua media tersebut, namun di
dalam kesimpulan terdapat kesimpulan yang membandingkan kedua media
tersebut. Secara keseluruhan, penelitian yang dilakukan Jordie Yonatan Susilo
sudah berhasil memaparkan data dan melakukan analisis perkategori objektivitas
sesuai dengan metode analisis isi kuantitatif dan konsep objektivitas dengan cukup
baik.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
22
Dari ketiga penelitian terdahulu yang peneliti dapatkan, terdapat kesamaan dan
perbedaan dengan penelitian ini. Perbedaan yang mencolok adalah pemilihan media
daring yang akan dianalisis pemberitaanya. Ketiga penelitian terdahulu
menggunakan media daring yang berafiliasi dengan media konvensional untuk
menjadi media yang akan dianalisis, sedangkan dalam penelitian ini, media daring
yang akan dianalisis adalah media daring yang berkategori sebagai media daring
yang tidak berafiliasi dengan media konvensional serta media daring yang memiliki
status sudah dan belum terverifikasi oleh Dewan Pers. Perbedaan lain yang ada dari
ketiga penelitian terdahulu, yaitu:
1. Penelitian terdahulu yang dilakukan Christiany Juditha: penelitian
terdahulu ini hanya menganalisis satu media daring saja, yaitu
Detik.com dan hanya meneliti poin Aktualitas, yang merupakan
turunan dari Objektifitas.
2. Penelitian terdahulu yang dilakukan Hadrus Salam: penelitian
terdahulu ini hanya menganalisis satu media daring saja, yaitu
Republika.co.id, kemudian tujuan yang terbagi-bagi dalam turunan dari
konsep objektivitas dan penelitian terdahulu ini menggunakan konsep
khusus dalam penelitian yaitu konsep jurnalistik islam.
3. Penelitian terdahulu yang dilakukan Jordie Yonatan Susilo: penelitian
terdahulu ini memiliki tujuan hanya untuk mengukur tingkat
objektivitas pemberitaan media daring saja dan memiliki perbedaan isu
atau kasus pemberitaan yang dianalisis.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
23
4. Ketiga penelitian terdahulu ini memiliki hasil penelitian yang hanya
menggambarkan persentase dari setiap kategori unit analisis dari
objektivitas saja. Tidak ada yang menggambarkan mengenai kategori
penilaian atau skoring dari hasil perhitungan persentase setiap kategori
unit analisis yang ada, baik dimensi maupun variabelnya. Sebagai
contoh kategori dimensi main point memiliki nilai/ skor yang sangat
bagus, bagus, buruk atau sangat buruk dari hasil perhitungan persentase
tertentu.
Dalam tabel 2.1 berikut ini adalah perbedaan mendasar lain antara ketiga
penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Disisi lain, terdapat kesamaan antara
ketiga penelitian terdahulu dengan penelitian ini, yaitu sama-sama meneliti
mengenai media daring yang ada di Indonesia. Penelitian oleh Christiany Juditha
meneliti Detik.com, selanjutnya penelitian oleh Hadrus Salam meneliti
Republika.co.id, dan terakhir penelitian oleh Jordie Yonatan Susilo meneliti
Republika.co.id dan SuaraPembaharuan.com. Namun dari ketiga penelitian
terdahulu, hanya penelitian yang diteliti oleh Jordie Yonatan Susilo yang meneliti
dua media daring.
Ketiga penelitian terdahulu ini akan dijadikan peneliti sebagai rujukan dan
referensi dalam penelitian ini, namun akan diubah dan ditambahkan sesuai dengan
kebutuhan peneliti dalam mengukur objektivitas pemberitaan media daring yang
tidak berafiliasi dengan media konvensional.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
24
Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian ini
Penelitian 1 Penelitian 2 Penelitian 3 Penelitian ini
Judul
Penelitian
Akurasi Berita dalam
Jurnalisme Online
(Kasus Dugaan Korupsi
Mahkamah Konstitusi di
Portal Berita Detiknews).
Objektivitas Media Online
Republika.Co.Id Dalam
Pemberitaan Kasus
“Penolakan Ahok Sebagai
Gubernur Dki Jakarta”
(Analisis Isi Deskriptif
Pemberitaan Mengenai
Penolakan Ahok Sebagai
Gubernur DKI Jakarta
Edisi September –
Desember 2014 di Media
Online Republika.co.id).
Objektivitas Pemberitaan
Media Online Republika
Dan Suara Pembaruan
Terhadap Isu
Pembakaran Masjid Di
Tolikara, Papua: Sebuah
Analisis Isi Kuantitatif.
Objektivitas Media Daring
yang Tidak Berafiliasi
dengan Media Konvensional
terhadap Isu Pilkada DKI
Jakarta 2017
Nama Peneliti Christiany Juditha Hadrus Salam Jordie Yonatan Susilo Yeremia Christopher
Institusi
Balai Besar Pengkajian
dan Pengembangan
Komunikasi dan
Informatika (BBPPKI)
Makassar
Universitas Islam Bandung Universitas Multimedia
Nusantara
Universitas Multimedia
Nusantara
Rumusan
Masalah
Bagaimana akurasi
media Detiknews.com
dalam kasus dugaan
korupsi Mahkamah
Konstitusi?
Bagaimana objektivitas
media Republika.co.id
dalam kasus penolakan
Ahok sebagai gubernur?
Seberapa besar tingkat
objektivitas media online
Republika dan Suara
Pembaruan dalam
memberitakan konflik
agama pada isu
pembakaran masjid di
Tolikara, Papua?”
1. Bagaimana tingkat objektivitas Arah.com
dan Merdeka.com
sebagai media daring
yang tidak berafiliasi
dengan media
konvensional dalam
memberitakan isu terkait
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
25
Pilkada DKI Jakarta
2017 Putaran Kedua?
2. Bagaimana tingkat objektivitas Arah.com
sebagai media daring
yang sudah terverifikasi
dan Merdeka.com
sebagi media daring
yang belum terverifikasi
oleh Dewan Pers dalam
memberitakan isu terkait
Pilkada DKI Jakarta
2017 Putaran Kedua?
Tujuan
Penelitian
Mendeskripsikan akurasi
berita dalam jurnalisme
online khususnya kasus
dugaan korupsi
Mahkamah Konstitusi di
portal berita
detikNews.com.
1. Untuk mengetahui aspek kebenaran berita
penolakan ahok
sebagai gubernur DKI
Jakarta pada media
Republika.co.id.
2. Untuk mengetahui aspek relevansi berita
penolakan ahok
sebagai gubernur DKI
Jakarta pada media
Republika.co.id.
3. Untuk mengetahui aspek keseimbangan
berita penolakan ahok
Mengukur seberapa besar
tingkat objektivitas
media online Republika
dan Suara Pembaruan
dalam memberitakan
konflik agama pada isu
pembakaran masjid di
Tolikara, Papua.
1. Mengukur tingkat objektivitas Arah.com
dan Merdeka.com
sebagai media daring
yang tidak berafiliasi
dengan media
konvensional, dalam
memberitakan isu terkait
Pilkada DKI Jakarta
2017 Putaran Kedua.
2. Mengukur tingkat objektivitas Arah.com
sebagai media daring
yang sudah terverifikasi
dan Merdeka.com sebagi
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
26
sebagai gubernur DKI
Jakarta pada media
Republika.co.id.
4. Untuk mengetahui aspek netralitas berita
penolakan ahok
sebagai gubernur DKI
Jakarta pada media
Republika.co.id.
media daring yang
belum terverifikasi oleh
Dewan Pers dalam
memberitakan isu terkait
Pilkada DKI Jakarta
2017 Putaran Kedua.
Teori dan
Konsep yang
Dipakai
1. Jurnalisme Online 2. Objektivitas
1. Komunikasi Massa 2. Teori Komunikasi
Agenda Setting
3. Jurnalistik Prinsip Jurnalistik:
Akurat, Adil dan
Tidak Berpihak
4. Jurnalistik Islam 5. Jurnalistik Online Prinsip Jurnalistik
Online
6. Berita Sumber Berita
7. Media Islam 8. Media Online 9. Objektivitas dalam
Berita Kode Etik
Jurnalistik
1. Media Massa Media Online 2. Teori Tanggung
Jawab Sosial
3. Objektivitas Westerstahl
1. Media Daring Sebagai Media Baru
Media Daring yang Tidak Berafiliasi
dengan Media
Konvensional
2. Verifikasi Media Oleh Dewan Pers
3. Objektivitas Sebagai Alat Ukur Kualitas
Berita
Objektivitas Dalam Teori Tanggung Jawab
Sosial
4. Kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
27
2.2 Teori dan Konsep
2.2.1 Media Daring Sebagai Media Baru
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi secara
terus menerus. Salah satu komunikasi yang biasa dilakukan adalah komunikasi
massa. Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui
media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan
informasi kepada khalayak luas (Bungin, 2014, h. 71).
Menurut Bungin (2014, h. 71), salah satu unsur penting dalam
komunikasi massa yang mendukung jalannya komunikasi massa adalah media
massa. Media massa adalah media komunikasi yang dapat menyebarluaskan
informasi secara massal dan diakses oleh masyarakat secara massal juga
(Bungin, 2014, h. 72).
Media massa memiliki peran utama sebagai agent of change, yaitu
menjadi institusi pelopor perubahan di dalam masyarakat (Bungin, 2014, h.
85). Dalam berperan sebagai agent of change, media massa juga berperan
sebagai (Bungin, 2014, h. 85-86):
1. Institusi pencerahan masyarakat yang berperan sebagai media edukasi.
Media massa berperan untuk mencerdaskan, membuka pikiran, dan
menjadikan masyarakat maju.
2. Media informasi, yaitu media massa menyampaikan informasi yang
terbuka, jujur dan benar kepada masyarakat. Hal ini ditujukan agar
masyarakat dapat menjadi masyarakat yang kaya dan terbuka akan
informasi.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
28
3. Institusi budaya yang berperan sebagai media hiburan bagi masyarakat.
Media massa dapat menjadi corong kebudayaan dan menjadi
pendukung perkembangan budaya di dalam masyarakat.
Bernard C. Cohen (dikutip dalam Ishwara, 2011, h. 18-20)
menambahkan media massa atau pers juga memiliki lima peran, yaitu sebagai:
1. Pelapor (Informer)
Pers berperan sebagai mata dan telinga publik yang bertugas
melaporkan peristiwa dengan netral kepada masyarakat.
2. Penafsir (Interpreter)
Peran pers selain memberikan laporan dari peristiwa yang ada, pers juga
berperan untuk menjelaskan peristiwa agar dapat dimengerti
masyarakat dengan baik.
3. Wakil dari publik (Representative of the Public)
Pers dapat digunakan oleh politikus sebagai barometer keberhasilan
suatu kebijakan yang dtelah dilakukannya, berdasarkan laporan
mengenai reaksi masyarakat terhadap kebijakan tersebut.
4. Peran jaga (Watchdog)
Peran pers sebagai wakil dari publik juga berperan untuk menjaga
jalannya pemerintahan serta kebijakan yang ada dalam masyarakat.
Dalam hal ini, pers juga dapat memberikan kritik terhadap pemerintah
serta kebijakan yang dibuatnya.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
29
5. Pembuat kebijakan dan advokasi
Pers berperan sebagai pembuat kebijaksanaan yang tercermin dari jenis
pemberitaan yang dipilih untuk dipublikasikan dan cara
menyajikannya.
Saat ini media massa tidak hanya sebagai institusi komersial (commercial
institution) saja, melainkan sudah menjadi institusi sosial dan politik (social
and political institution) yang mampu mempengaruhi apa yang terjadi di dalam
masyarakat (Yunus, 2012, h. 9). Hal ini dikarenakan hampir seluruh aktivitas
masyarakat tidak dapat terlepas dari keberadaan media massa (Yunus, 2012, h.
27). Keberadaan media massa di Indonesia pada saat ini dibagai menjadi tiga
jenis, yaitu media cetak, media elektronik, dan juga media daring (Yunus,
2012, h. 27).
Media daring atau yang biasa disebut media siber (cyber media) adalah
media yang tersaji secara online di situs website melalui internet (Romli, 2014,
h. 30). Media daring sebagai new media merupakan istilah yang mengarah
kepada konten informasi yang dapat diakses kapan saja, dimana saja, pada
setiap perangkat, dan terdapat umpan balik dari pengguna secara interaktif,
partisipasi kreatif, pembentukan komunitas seputar konten media dan juga
aspek generasi real time (Romli, 2014, h. 31).
Romli (2014, h. 33-34) membagi sepuluh karakteristik media daring,
yaitu:
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
30
1. Multimedia
Dalam penyajian berita atau informasi dalam media daring terdapat
informasi berupa teks, audio, video, grafis dan gambar secara
bersamaan.
2. Aktualitas
Dengan penyajian informasi yang mudah dan cepat, informasi dalam
media daring bersifat aktual.
3. Cepat
Informasi yang telah dipublikasi oleh media daring dapat dengan cepat
dan segera diakses oleh masyarakat.
4. Update
Pembaharuan (updating) informasi dalam media daring dapat
dilakukan dengan mudah dan cepat saat itu juga. Selain itu, informasi
juga dapat disampaikan secara berkelanjutan.
5. Kapasitas Luas
Halaman media daring dapat menampung informasi lebih panjang dan
mendalam karena tidak dimiliki batasan dalam memuat informasi.
6. Fleksibilitas
Proses produksi informasi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja,
serta jadwal terbit yang dapat dilakukan kapan saja tanpa ada jadwal
khusus.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
31
7. Luas
Media daring memiliki satu keuntungan lebih dibanding media massa
lain yaitu penyebaran informasi yang luas tanpa mengenal jarak dan
waktu
8. Interaktif
Dalam media daring terdapat karakteristik yang khas yaitu adanya
fasilitas komentar dan chat room untuk dapat mengetahui timbal balik
dari masyarakat kepada media daring.
9. Terdokumentasi
Media daring memiliki arsip dalam menyimpan informasi-informasi
yang telah dipublikasikan terdahulu dan dapat diakses melalui tautan
link dan fasilitas pencarian informasi.
10. Hyperlinked
Informasi dalam media daring memiliki tautan yang dapat diakses satu
dengan yang lain.
Craig (2005, h. 14) mengungkapkan bahwa media daring memiliki
kemampuan seperti media cetak dan elektronik, yaitu dapat memberikan
informasi yang mendalam seperti media cetak dan memberikan informasi yang
aktual dan cepat seperti media elektronik. Namun, media daring memiliki
kemampuan yang unik yaitu memberikan pembaca media daring secara bebas
memilih informasi yang mereka inginkan dan butuhkan.
Objektivitas Media Daring..., Yeremia Christopher, FIKOM UMN, 2017
-
32
Yunus (2012, h. 33) menilai media daring sudah menjadi alternatif media
yang paling mudah dalam mengakses informasi atau berita. Hal ini
menyebabkan banyak media massa konvensional, baik media cetak maupun
media elek
top related