kajian pustaka teori tata surya
Post on 02-Jan-2016
165 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RESUME
PERKEMBANGAN TEORI TATA SURYA DAN ASAL USUL
TEORI TATA SURYA
Disusun sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Astrofisika
Dosen Pengampu : Pak Masturi
Kelompok 1:
Ai Nur’aisyahi (4201411089)
Endah Sriyati Ningsih (4201411105)
Fitriyah Utami (4201411088)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
A. Tata Surya
Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas
sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh
gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang
sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai,
173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit
(meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian
dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar
adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak
di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya
ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta
km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta
km), Uranus(2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak
pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan
sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih
jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di
sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906
juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan),
Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta
km).
Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu
dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi
oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.
B. Sejarah Perkembangan Tata Surya
Sebuah teori lahir dari keingintahuan akan suatu kejadian atau
keadaan. Tidak mudah untuk mempercayai sebuah teori baru, apalagi jika
teori tersebut lahir ditengah kondisi masyarakat yang memiliki kepercayaan
yang berbeda. Tapi itulah kenyataan yang harus dihadapi oleh para ilmuwan di
awal-awal penemuan mereka.
Hal utama yang dihadapi untuk mengerti lebih jauh lagi tentang Tata
Surya adalah bagaimana Tata Surya itu terbentuk, bagaimana objek-objek
didalamnya bergerak dan berinteraksi serta gaya yang bekerja mengatur
semua gerakan tersebut. Jauh sebelum Masehi, berbagai penelitian,
pengamatan dan perhitungan telah dilakukan untuk mengetahui semua rahasia
dibalik Tata Surya.
Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia
Tengah, khususnya dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari
para pengamat Yunani ditemukan bahwa selain objek-objek yang terlihat
tetap di langit, tampak juga objek-objek yang mengembara dan dinamakan
planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari bahwa Matahari, Bumi, dan
Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya mereka
memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih tapi Phytagoras (572-492
BC) menyatakan semua benda langit berbentuk bola (bundar). Sampai dengan
tahun 1960, perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam
dua kelompok besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton.
1. Permulaan Perhitungan Ilmiah
Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus
dari Samos (310-230 BC). Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-
Matahari dan mencari perbandingan jarak dari Bumi-Matahari, dan Bumi-
Bulan. Aristachrus juga merupakan orang pertama yang menyimpulkan
Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran
yang menjadi titik awal teori Heliosentrik. Jadi bisa kita lihat kalau teori
heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus. Namun
jauh sebelum itu, Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori
heliosentris tersebut.
Pada era Alexandria, Eratoshenes (276-195BC) dari Yunani
berhasil menemukan cara mengukur besar Bumi, dengan mengukur
panjang bayangan dari kolom Alexandria dan Syene. Ia menyimpulkan,
perbedaan lintang keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan revolusi.
Hasil perhitungannya memberi perbedaan sebesar 13% dari hasil yang ada
saat ini.
2. Ptolemy dan Teori Geosentrik
Ptolemy (c 150AD)
menyatakan bahwa semua objek
bergerak relatif terhadap bumi.
Dan teori ini dipercaya selama
hampir 1400 tahun. Tapi teori
geosentrik mempunyai
kelemahan, yaitu Matahari dan
Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi, sementara planet
bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk
mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak. Yang
pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu
tahun pada titik yang disebut deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle,
gerak seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat pada deferent.
3. Teori Heliosentrik dan Gereja
Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang
secara terang-terangan menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat
sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak mengeliinginya dalam orbit
lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat Copernicus
memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit
planet-planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan
menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik. Teori heliosentrik
disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De
Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima
oleh gereja.
Tapi dikemudian hari setelah
kematian Copernicus pandangan
gereja berubah ketika pada akhir abad
ke-16 filsuf Italy, Giordano Bruno,
menyatakan semua bintang mirip
dengan Matahari dan masing-masing
memiliki sistem planetnya yang dihuni
oleh jenis manusia yang berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia
dibakar dan teori Heliosentrik dianggap berbahaya karena bertentangan
dengan pandangan gereja yang menganggap manusialah yang menjadi
sentral di alam semesta.
4. Lahirnya Hukum Kepler
Hukum gerak planet kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek
tata surya di kelilingi matahari bergerak mengikuti bentuk elips dengan
matahari sebagai salah satu titik fokusnya. Objek yang berjarak lebih dekat
dari matahari memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips,
jarak anatar objek dengan matahari beravriasi sepanjang tahun. Hampir
semua orbit planet berbentuk lingkaran, tetapi komet, asteroid dan objek
sabuk kuiper sebagian besar bentuknya elips.
Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang Teori
Heliosentrik, tidak semua orang setuju dengannya. Salah satunya, Tycho
Brahe (1546-1601) dari Denmark yang mendukung teori matahari dan
bulan mengelilingi bumi sementara planet lainnya mengelilingi matahari.
Tahun 1576, Brahe membangun sebuah observatorium di pulau Hven, di
laut Baltic dan melakukan penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke
Prague pada tahun 1596.
Di Prague, Brahe menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel
gerak planet dengan bantuan asistennya Johannes Kepler (1571-1630).
Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah data yang ditinggalkan Brahe
dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan elliptik.
Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang
dikenal sampai saat ini yaitu ;
a. Planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari sebagai pusat
sistem.
b. Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang
sama.
c. Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan
pangkat tiga jarak rata-rata dari matahari.
Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku,
diantaranya adalah Epitome of The Copernican Astronomy dan segera
menjadi bagian dari daftar Index Librorum Prohibitorum yang merupakan
buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam daftar ini juga terdapat publikasi
Copernicus, De Revolutionibus Orbium Coelestium.
5. Awal Mula dipakainya Teleskop
Lima planet terdekat ke matahari selain bumi (Merkurius,Venus,
Mars, Yupiter, dan Saturnus) Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi 5 abad membawa manusia untuk memahami benda-benda langit
terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei(1564- 1642) dengan
teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia ”lebih tajam”
dalam mengamati benda-benda langit yang tidak bisa diamati dengan mata
telanjang.
Karena teleskop galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat
berbagai perubahan bentuk penampakan venus, seperti venus sabit atau
venus purnama sebagai akibat perubahan posisi venus terhadap matahari.
Penalaran venus mengintari matahari makin memperkuat teori heliosentris,
yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bukan bumi yang
sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan
heliosentris adalah matahari dikelilingi oleh merkurius hingga saturnus.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan
perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain
melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan hukum kepler. Puncaknya
Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori
perhitungan inilah, pencarian dan perhitungan benda-benda langit dapat
dilakukan.
Pada tahun 1608, teleskop dibuat oleh Galileo Galilei (1562-1642),
.Galileo merupakan seorang professor matematika di Pisa yang tertarik
dengan mekanika khususnya tentang gerak planet. Ia salah satu yang
tertarik dengan publikasi Kepler dan yakin tentang teori heliosentrik.
Dengan teleskopnya, Galileo berhasil menemukan satelit-satelit Galilean
di Jupiter dan menjadi orang pertama yang melihat keberadaan cincin di
Saturnus.
Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya mengenai
teori heliosentrik adalah masalah fasa Venus. Berdasarkan teori geosentrik,
Ptolemy menyatakan venus berada dekat dengan titik diantara matahari
dan bumi sehingga pengamat dari bumi hanya bisa melihat venus saat
mengalami fasa sabit.
Tapi berdasarkan teori heliosentrik dan didukung pengamatan
Galileo, semua fasa Venus bisa terlihat bahkan ditemukan juga sudut
piringan venus lebih besar saat fasa sabit dibanding saat purnama.
Publikasi Galileo yang memuat pemikirannya tentang teori geosentrik vs
heliosentrik, Dialogue of The Two Chief World System, menyebabkan
dirinya dijadikan tahanan rumah dan dianggap sebagai penentang oleh
gereja.
6. Dasar yang diletakkan Newton
Di tahun kematian Galileo, Izaac Newton (1642-1727) dilahirkan.
Bisa dikatakan Newton memberi dasar bagi pekerjaannya dan orang-orang
sebelum dirinya terutama mengenai asal mula Tata Surya. Ia menyusun
Hukum Gerak Newton dan kontribusi terbesarnya bagi Astronomi adalah
Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda
sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum Gravitasi Newton
memberi penjelasan fisis bagi Hukum Kepler yang ditemukan sebelumnya
berdasarkan hasil pengamatan. Hasil pekerjaannya dipublikasikan
dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun.
Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata
Surya yang lahir kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk
didalamnya teori monistik dan teori dualistik. Teori monistik menyatakan
bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang sama. Sedangkan teori
dualistik menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang
berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.
Pada tahun 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan
uranus. Perhitungan orbit uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang
menggangu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846, setelah itu
ditemukan pluto pada tahun 1930. ketika ditemukan,pluto diketahui satu-
satunya objek angkasa yang berada setelah neptunus. Akan tetapi pada
1978 charon, satelit yang mengelilingi pluto ditemukan dan dianggap
planet yang sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh dengan pluto.
Hampir semua planet di tata surya juga memiliki sistem sekunder.
Kebanyakan adalah benda pengorbit alami yang disebut satelit atau bulan.
Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih besar dari planet. Hampir semua
satelit berpaling kearah planet induknya secara permanen. Empat planet
terbesar juga memiliki cincin yang berisi partikel-partikel kecil yang
mengorbitkan secara serempak.
C. Teori Pembentukan Tata Surya
Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para
ahli, beberapa di antaranya adalah:
1. Teori Nebulae atau Nebular Hyphothesis (Kant-Laplace)
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel
Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel
Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Dikatakannya bahwa di jagad raya
terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah
kabut itu lama-kelamaan berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian
menjadi Matahari. Bagian kabut sekitarnya kemudian berubah menjadi
planet-planet dan satelitnya.
Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de
Laplace secara independen pada tahun 1796. Pada waktu yang hampir
bersamaan , tanpa ada komunikasi, seorang ahli Fisika Prancis bernama
Pierre Simon de Laplace, mengemukakan teori yang hampir sama.
Dikatakannya bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin.
Karena pilinan itu maka kabut tersebut membentuk bentukan yang bulat
seperti bola raksasa . Semakin kecil bola tersebut maka semakin cepatlah
pilinannya. Akibatnya bentuk bola itu kemudian memepat di bagian
kutubnya dan melebar dibagian ekuatornya. Kemudian sebagian massa gas
di ekuatornya menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk gelang-
gelang.Lama kelamaan gelang-gelang itu berubah menjadi gumpalan
padat. Gumpalan padat itulah yang kemudian menjadi planet-planet dan
satelitnya. Sedangkan bagian inti kabut itun tetap berbentuk gas pijar yang
kemudian kita sebut matahari sekarang ini.
Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari
planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka. Teori
Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap :
a. Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang
begitu pekat dan besar.
b. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan
terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada
saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang
lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak
mengelilingi matahari.
c. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan
gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang
tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.
Kelebihan teori kabut/Teori Nebula:
Teori ini berhasil menjelaskan bahwa tata surya datar, orbit ellips planet
mengelilingi matahari hampir datar.
Kelemahan teori kabut/Teori Nebula:
a. James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa massa
bahan dalam gelang-gelang tak cukup untuk menghasilkan tarikan
gravitasi sehingga memadat menjadi planet.
b. F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi
syarat bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar haruslah
planet bukan matahari. Teori kabut menyebutkan bahwa matahari yang
memiliki massa terbesar akan memiliki momentum sudut yang paling
besar.
Berbagai Modifikasi Teori Nebula
Astronom Jerman C. von Weizsaeckar memperkenalkan hipotesis
nebulanya pada tahun 1940-an. Dia berpendapat bahwa suatu lapisan
materi bersifat gas pernah muncul dan keluar sampai jauh sekali dari garis
khatulistiwa matahari di jaman purba. Sebagian besar lapisan ini terdiri
dari unsur ringan hidrogen dan helium. Akhirnya, tekanan panas dan
radiasi matahari menghilangkan sebagian besar hidrogen dan helium serta
meninggalkan unsur-unsur yang lebih berat. Unsur-unsur yang lebih berat
itu secara bertahap berkumpul dalam suatu deretan konsentris yang
berbentuk seperti ginjal. Deretan massa ini menarik bahan-bahan lain yang
terdapat di ruang angkasa dan berkembang menjadi planet.
2. Teori Planetisimal ( Moulton dan Chamberlin )
Hipotesis planetisimal
pertama kali dikemukakan
oleh ThomasC. Chamberlin
dan Forest R. Moulton pada
tahun 1900. Hipotesis
planetisimal mengatakan
bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat
cukup dekat dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari.
Teori ini menyatakan bahwa matahari yang kita lihat sekarang
memang sudah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak.
Pada suatu masa ada sebuah bintang lain yang berpapasan dengan
matahari tersebut pada jarak yang tidak terlalu jauh. Kedekatan tersebut
menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama
proses internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek
gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang
memanjang dari Matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik
kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan
menjadi benda-benda berukuran kecil. Bagian yang terhambur ke ruang
angkasa inilah yang dinamakan planetisimal yang kemudian menjadi
planet-planet dan satelitnya kemudian beredar pada orbitnya dan beberapa
yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari
waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa
materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
3. Teori Pasang Surut (Jeans dan Jeffreys)
Hipotesis
pasang surut
bintang pertama
kali
dikemukakan
oleh James
Jeans pada
tahun 1917.
Teori Pasang-Surut yang hampir sama dengan teori Planetisimal. Jeans
dan Jeffreys mengemukakan bahwa sebuah bintang mendekati matahari
dalam jarak pendek, dapat menyebabkan pengerjaan pasang surut pada
tubuh mataharinpada massa matahari itu masih berada dalam keadaan gas.
Kerja pasang surut yang kita kenal di bumi berukuran sangat kecil,
disebabkan karena kecilnya massa bulan yang jauhnya jarak bulan dari
bumi (60 kali radius orbit bumi). Akan tetapi jikalau misalnya sebuah
bintang yang mempunyai massa yang hampir sama besarnya dengan
matahar, mendekati matahari , makan akan terbentuk semacam gunung-
gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari yang disebabkan oleh
gaya tarik bintang tadi. “Gunung-gunung” tersebut akan mencapai tinggi
yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali dari
massa matahari tadidan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini akan terjadi pengrapatan gas gas dan
akhirnya kolom-kolom ini akan pecah lalu bercerai menjadi benda-benda
tersendiri yang merupakan planet-planet. Bintang besar yang
menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi
melanjutkan perjalanan di alam raya, sehingga lambat laun aka hilang
pengeruhnyaterhadap planet-planet tadi. Planet-planet itu akan berputar
mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini pada planet-planet besar seperti Yupiter dan Saturnus
berjalan dengan lambat, sedangkan planet-planet kecil seperti bumi kita
pendinginan ini berjalan relatif cepat.
4. Teori Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred
Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Teori ini menyatakan bahwa dahulu
memang sudah ada dua buah bintang kembar. Salah satu dari bintang
kembar itu kemudian meledak dan menjadi berkeping –keping. Karena
pengaruh gravitasi bintang yang tidak meledak maka kepingan-kepingan
itu berputar mengelilingi bintang tersebut. Bintang yang tidak meledak itu
kemudian menjadi matahari yang kita lihat sekarang. Kepingan-kepingan
yang berputar mengelilinginya kemudian menjadi planet-planet dan
satelit-satelit.
5. Teori Awan Debu atau Proto Planet (von Weizsaecker)
Teori ini menyatakan bahwa
tata surya itu terbentuk dari
gumpalan awan gas dan debu.
Sampai sekarang ini di alam
semesta masih bertebaran
gumpalan awan seperti itu.
Kurang lebih 5.000 juta tahun
yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada
proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan
itu kemudian membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama-
kelamaan gumpalan gas itu memipih sehingga menyerupai bentuk cakram
yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya. Bagian tengah
cakram ini berpilin lebih lambat daripada bagian tepinya. Parttikel-partikel
dibagian tengah ini saling menekan sehingga menimbulkan panas dan
menjadi pijar. Bagian inilah yang kemudian menjadi matahari. Bagian
paling luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi banyak
gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan-gumpalan ini berpilin
juga seperti gumpalan bola semula. Gumpalan-gumpalan ini kemudian
menjadi dingin lalu membeku. Gumpalan-gumpalan yang membeku inilah
yang kemudian menjadi planet-planet dan satelitnya dan beredar pada
garis edarnya.
6. Teori Ledakan (Big Bang)
George Gamow,
Alpher dan Herman. Alam
pada saat itu belum
merupakan materi tetapi
pada suatu ketika berubah
menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan
tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan
hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat
menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat
jenis yang lebih kecil dan trus bergerak, menjauhi titik pusatnya.
Dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar
dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari
volume yang sangat kecil. Alam semesta lahir dari singularitas fisis
dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang ini semakin menguatkan
pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi kemudian
sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big
Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui
ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah
ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap
penjuru alam semesta. Bukti yang ’seharusnya ada’ ini pada akhirnya
diketemukan.
Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert
Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut
‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu,
akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui
bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal
peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk
penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit COBE (Cosmic
Background Explorer). COBE ke ruang angkasa untuk melakukan
penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE
untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah
menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan
alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang
masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di
ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-
helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis
konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika
alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala,
maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium. Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang
diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir
yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
Sementera pendinginan ini berlaku, planet-planet itu masih
mengikuti orbit yang berbentuk elips mengelilingi matahari, sehingga
besar kemungkinan bahwa pada suatu ketika mereka akan mendekati
matahari dalam jarak yang pendek. Oleh kekuatan pebarikan matahari
makan akan terjadi pengerjaan pasang ssurut padatubuh-tubuh planet yang
baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-
planet dan dengan jalan seperti ini lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit)
yang berputar mengelilingi planet planet. Peranan yangdipegang matahari
dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan
bintang yang telah dibicarakan di atas dalam membentuk planet-planet.
D. Daftar Pertanyaan
1. Eko Prasetyo: “Teori Nebula memiliki kelemahan yang tidak mampu
memberikan jawaban-jawaban kepada banyak hal atau masalah di dalam
tata surya kita. Apa kelemahan dari teori Nebula?
Jawaban:
a. James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa massa
bahan dalam gelang-gelang tak cukup untuk menghasilkan tarikan
gravitasi sehingga memadat menjadi planet.
b. F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi
syarat bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar haruslah
planet bukan matahari. Teori kabut menyebutkan bahwa matahari yang
memiliki massa terbesar akan memiliki momentum sudut yang paling
besar.
2. Ainun Najib : “Kenapa Pluto tidak dimasukkan lagi ke dalam sembilan
planet?”
Jawaban:
Berikut beberapa alasan kenapa Pluto bukan sebagai planet lagi:
a. Pluto lebih kecil dari planet lain, bahkan lebih kecil dari bulan.
b. Pluto padat dan berbatu, seperti planet-planet terestrial (Merkurius,
Venus, Bumi dan Mars). Namun, tetangganya terdekat adalah planet
Jovian gas (Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus). Hal inilah yang
membuat banyak ilmuwan percaya bahwa Pluto berasal di tempat lain
dalam ruang dan terjebak dalam gravitasi Matahari. Beberapa
astronom pernah berteori bahwa Pluto merupakan bulan planet
Neptunus.
c. Orbit Pluto tidak menentu. Planet-planet di tata surya kita semua
mengorbit Matahari dengan bentuk yang relatif datar. Namun, pluto
mengorbit matahari pada sudut 17-derajat. Selain itu, orbitnya sangat
elips dan melintasi orbit Neptunus.
d. Salah satu bulan pluto adalah Charon yang berukuran setengah Pluto.
Beberapa astronom berpendapat bahwa dua benda diperlakukan
sebagai sistem biner bukan sebuah planet dan satelit.
3. Anis Ardyani : “Pada teori Nebula, zat atau energi apa yang dapat
menimbulkan kabut berputar dan kemudian memapat?”
Jawaban:
Menurut teori nebula, tata surya terbentuk dari putaran awan, debu dan gas
yang disebut nebula matahari. Dan secara kebetulan nebula mulai runtuh
karena gaya gravitasinya sendiri. Beberapa ilmuwan percaya bahwa
runtuhnya awan gas raksasa ini dipicu oleh supernova di dekatnya. Hal ini
membuat hawa panas meningkat dan menyebabkan partikel debu menguap
dan mengakibatkan tekanan yang kuat.
DAFTAR PUSTAKA
http://artikel1.coffemix.com/7089/proses-terbentuknya-tata-surya/
http://arulastro.blogspot.com/2012/07/teori-nebula-teori-kabut.html#.UjGVijZ7IfI
http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya
http://ririnyp.wordpress.com/2011/03/31/sejarah-penemuan-tata-surya/
http://simplyvie.com/2006/10/05/sejarah-awal-teori-pembentukan-tata-surya/
http://sonysikumbang.wordpress.com/2010/10/08/sejarah-pembentukan-bumi-
dan-perkembangannya-teori-terjadinya-bumi-dan-tata-surya/
http://www.tipsmu-tipsku.com/2012/02/alasan-pluto-bukan-planet-lagi.html
Sriyono. 2008. Geologi Umum. Semarang: UNNES.
top related