jurnal ilmiah tinjauan kriminologi terhadap anak …€¦ · sosial, dan faktor kebudayaan. upaya...
Post on 08-Nov-2020
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
JURNAL ILMIAH
TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP ANAK PECANDU NARKOTIKA
(STUDI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI MATARAM)
Oleh :
ABDUL JAMIL
D1A013003
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019
HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH
TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP ANAK PECANDU NARKOTIKA
(STUDI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI MATARAM)
Oleh :
ABDUL JAMIL
D1A013003
Menyetujui:
Pembimbing Pertama,
Dr. H. Muhammad Natsir, SH.,M.Hum
NIP. 195901261987031001
TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP ANAK PECANDU NARKOTIKA
(STUDI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI MATARAM)
ABDUL JAMIL
NIM: D1A013003
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor
penyebab anak menjadi pecandu narkotika di wilayah hukum Pengadilan Negeri
Mataram dan untuk mengetahui upaya penanggulangan terhadap anak pecandu
narkotika di wilayah hukum Pengadilan Negeri Mataram. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian hukum empiris, dengan pendekatan konseptual,
pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus dan pendekatan sosiologis.
Faktor-faktor penyebab anak menjadi pecandu narkotika di wilayah hukum
Pengadilan Negeri Mataram meliputi, faktor ekonomi, faktor lingkungan dan
sosial, dan faktor kebudayaan. Upaya penanggulangan terhadap anak pecandu
narkotika di wilayah hukum Pengadilan Negeri Mataram meliputi, upaya
persuasif, preventif dan represif.
Kata Kunci : Anak Pecandu Narkotika
THE PRESPECTIVE OF CRIMINOLOGY AGAINST THE
CHILDRENDRUGS ADDICTS
(Study at the Jurisdiction of Mataram Court)
ABSTRACT
The purpose of this study was to study and analyze the factors that cause children
to become narcotics addicts in the jurisdiction of the Mataram District Court and
to find out the efforts to overcome narcotics addicts in the jurisdiction of the
Mataram District Court. This study uses empirical legal research methods, with
conceptual approaches, legislative approaches, case approaches and sociological
approaches.The factors that cause children to become drug addicts in the
jurisdiction of the Mataram District Court include, economic factors,
environmental and social factors, and cultural factors. Efforts to deal with drug
addicts in the jurisdiction of the Mataram District Court include persuasiff,
preventive and repressive measures.
Keywords: Narcotics Addicts
i
I. PENDAHULUAN
Generasi muda adalah generasi harapan bangsa. Pernyataan ini
akan sangat membanggakan bagi masyarakat Indonesia apabila dapat
menjadi kenyataan, akan tetapi, faktanya membuktikan bahwa generasi
muda Indonesia saat ini cenderung mengkhawatirkan perilakunya bagi
kelanjutan masa depan bangsa, hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus
yang terjadi pada generasi muda antara lain kasus narkoba, kejahatan,
pergaulan bebas dan lain sebagainya.1
Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber
daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan
bangsa, yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat
khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin
pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial secara utuh,
serasi dan seimbang.2
Penyalahgunaan narkotika saat ini menjadi perhatian berbagai
kalangan dan terus menerus dibicarakan dan di publikasikan. Ironisnya,
tidak hanya dikalangan orang dewasa saja narkotika dikenal, akan tetapi
dikalangan remaja dan anak dibawah umur pun juga sudah mengenal
barang haram tersebut. Fakta yang dengan disaksikan hampir setiap hari
baik melalui media cetak maupun elektronik, ternyata peredaran narkotika
telah merebak kemana mana tanpa mengenal usia.
1https://www.kompasiana.com/elsaprananda/generasi-muda-penerus-bangsa
2Suryana, Keperawatan Anak Untuk Siswa, Cet.1, BGC, Jakarta, 1996, hlm.33.
ii
Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba saat ini, tidak hanya
terjadi pada masyarakat golongan ekonomi atas saja, akan tetapi sudah
sampai ke masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah. Narkoba
bukan hanya digunakan oleh kalangan anggota keluarga yang berantakan
(broken home) sebagai sarana untuk melarikan diri dari masalah keluarga,
akan tetapi telah digunakan oleh anggota keluarga yang berasal dari
keluarga harmonis dan berstatus sosial mapan sebagai sarana hiburan. Dari
segi usia, pengguna atau pemakai narkoba saat ini, tidak lagi didominasi
oleh orang dewasa, tetapi terkadang ditemukan pengguna narkoba yamg
masih duduk di tingkat sekolah dasar (SD) yang merupakan anak dibawah
umur yang seharusnya mendapat perlindungan keluarga, masyarakat dan
negara.3
Narkotika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang
pengobatan, pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan,
namun di sisi lain dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan
apabila dipergunakan tanpa adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan
seksama. Dalam dunia medis narkotika sangat diperlukan karna
keampuhannya menghilangkan rasa nyeri.4
Istilah Narkotika yang di kenal di Indonesia dari sisi tata bahasa
berasal dari bahasa Inggris Narcotics yang berarti obat bius, yang sama artinya
dengan kata Narcotics dalam bahasa Yunani yang berarti menidurkan atau
3ibid
4Andi Hamzah dan RM Surachman. Kejahatan Narkotika dan psikotropika, Cet.1,Sinar
Grafika, Jakarta, 1990, hlm.3.
iii
membiuskan. Secara umum narkotika diartikan suatu zat yang dapat
menimbulkan perubahan perasaan, suasana pengamatan karena zat tersebut
mempengaruhi susunan syaraf pusat.5
Narkotika merupakan bagian dari narkoba yaitu segolongan obat,
bahan atau zat yang jika masuk ke dalam tubuh berpengaruh terutama pada
fungsi otak (susunan syaraf pusat) dan sering menimbulkan ketergantungan.
Terjadi perubahan dalam kesadaran, pikiran, perasaan, dan perilaku
pemakainya.6
Kecanduan terhadap narkotika adalah gangguan dalam otak yang
disebabkan penyalahgunaan narkotika sehingga menyebabkan
pengulangan perilaku yang berlebihan dari orang yang susah berhenti
terhadap obat-obatan walaupun dengan resiko berbahaya bagi tubuhnya,
apabila mereka berhenti mengkonsumsi obat-obatan, maka tubuh dari si
pecandu akan menderita secara fisik dan mereka mau tidak mau harus
memenuhi rasa ketagihan tersebut dengan cara apapun.7
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat pada
pertengahan tahun 2018, dari 87 juta populasi anak di Indonesia, sebanyak
5,9 juta diantaranya menjadi pecandu narkoba, mereka menjadi pecandu
narkotika karena terpengaruh dari orang-orang terdekat. KPAI
menyebutkan menangani 2.218 kasus terkait masalah kesehatan dan napza
5Kusno Adi, Kebijakan Kriminal Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Oleh
Anak, Cetakan Pertama,UMM Press, Malang, 2009, hlm.12.
6Ahmadi Sofyan, Narkotika Mengincar Anak Muda, Cet.2, Jakarta, Prestasi Pustaka,
2007, hlm.12. 7http://justnodrugs.blogspot.com
iv
yang menimpa anak-anak. Sebanyak 15,69 persen di antaranya kasus anak
sebagai pengedar narkoba. Kami melihat trend ini akan terus naik dengan
tingkat eskalasi baik itu modus dan pola penyebaran akan mengalami
peningkatan,”ujar sitti. Sitti mengatakan, anak-anak tersebut jadi pecandu
dan mendapatkan narkoba dari orang terdekat dan teman sebayanya.
Modus yang sering digunakan dalam memakai narkoba adalah
mengerjakan tugas sekolah atau belajar bersama. Dia menuturkan bahwa
anak-anak yang bertugas mengedarkan narkoba memberikan teman-
temannya makanan dan minuman yang sudah dicampur dengan barang
haram tersebut. Hal itulah yang membuat anak-anak lain merasakan efek
kecanduan.8
Di Nusa Tenggara Barat (NTB) sendiri, kepala Badan Narkotika
Nasional (BNN) Kota Mataram Nur Rachmat menyebutkan jumlah
penyalahguna narkotika, psikotropika dan obat-obatan berbahaya hingga
tahun 2017 sudah mencapai 63.000 orang atau 1,77 persen dari total
penduduk.
Di Kota Mataram kata Rachmat, jumlah korban penyalahguna narkoba
sebanyak 5.954 orang dari total jumlah penduduk sebanyak 450 ribu jiwa.
Dari total penyalahguna narkoba di Ibu Kota Provinsi NTB itu, sebesar 24
persen dari kalangan pelajar dan mahasiswa.9
8https://news.okezone.com/read/2018/03/06337/1868702/5-9-juta-anak-indonesia-jadi-
pecandu-narkoba 9https://kicknews.today/2018/04/25/data-bnn-di-ntb-penyalahgunaan-narkoba-capai-
angka-63000-orang/
v
Narkotika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang
pengobatan, pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan,
namun di sisi lain dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat
merugikan apabila dipergunakan tanpa adanya pengendalian, pengawasan
yang ketat dan seksama. Dalam dunia medis narkotika sangat diperlukan
karna keampuhannya menghilangkan rasa nyeri.10
Penyalahgunaan narkoba secara terus menerus atau melebihi
takaran yang telah di tentukan akan mengakibatkan ketergantungan.
Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan
psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat dan
organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Berdasarkan uraian di atas maka penyusun mengajukan rumusan
masalah, yaitu: 1). Apakah faktor-faktor penyebab anak menjadi pecandu
narkotika di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Mataram 2).Bagaimana
upaya penanggulangan terhadap anak pecandu narkotika di Wilayah
Hukum Pengadilan Negeri Mataram, Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab anak menjadi pencandu narkotika di
wilayah hukum pengadilan negeri mataram,Untuk mengetahui Bagaimana
upaya penanggulangan terhadap anak pecandu narkotika di wilayah
hukum pengadilan negeri mataram.
10Andi Hamzah dan RM Surachman. Kejahatan Narkotika dan psikotropika, Cet.1,Sinar
Grafika, Jakarta, 1990, hlm.3.
vi
Penelitian ini memiliki tiga manfaat yaitu manfaat Akademis,
manfaat Teoritis dan manfaat Praktis. Jenis Penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian Hukum Empiris. Metode
pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Perundangan ( Statue
Approach ), Pendekatan Konseptual ( Conseptual Approach , Pendekatan
Sosiologis, Pendekatan Kasus (Case Approach). Jenis bahan hukum yang
digunakan adalah bahan hukum primer, bahan hukum tersier, bahan
hukum sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data
lapangan dikumpulkan dengan cara wawancara terstruktur dengan anak
pecandu narkotika sebagai responden dan dengan pihak-pihak yang
berkaitan sebagai informan, data kepustakaan dengan studi dokumen
mengumpulkan buku-buku, literatur-literatur, perundang-undangan yang
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis sistematis.
vii
II. PEMBAHASAN
Faktor-Faktor Penyebab Anak Menjadi Pecandu Narkotika di Wilayah
Hukum Pengadilan Negeri Mataram
Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi tindak
pidana Narkotika yang ditangani oleh Pengadilan Negeri Mataram meliputi
faktor internal dan faktor eksternal. Lebih lanjut faktor-faktor tersebut akan
diuraikan dalam subbab berikut.
Fakor Internal
Faktor Lemahnya Kepribadian
Berdasarkan hasil wawancara dengan “RS” salah satu penghuni
Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Mataram menyatakan
bahwa :
“dirinya sering tidak percaya diri dan sulit beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya. Emosinya kadang tidak terkontrol dan
sering menyendiri, kesulitan dalam menyelesaikan masalah
menjadikan dirinya mencoba narkotika dan menjadi pecandu
narkotika”
Hasil wawancara tersebut di atas juga sejalan dengan apa yang
dijelaskan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam bukunya yang
berjudul Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini,
menyatakan bahwa anak yang memiliki masalah dengan percaya diri
akan sulit mencapai prestasi. Dia akan sering mengeluh dan mudah
menyerah. Mereka tidak memiliki keberanian untuk berkomunikasi
viii
dengan orang lain dan kurang memiliki keinginan untuk mencapai
sesuatu.11
Faktor Kehendak Ingin Bebas
Berdasarkan hasil wawancara dengan Berdasarkan hasil
wawancara dengan seorang anak berinisial “HD” penghuni Lembaga
Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Mataram menyatakan bahwa :
“dirinya menjadi pecandu narkotika akibat banyak sekali
tekanan dari orangtua yang membuatnya sangat kesal, sering
kali orangtua nya menekan dalam hal-hal yang menurutnya
tidak perlu diatur oleh orangtua, begitupun disekolahnya, HD
lebih sering membolos akibat menghindari guru yang
memarahinya karna hal-hal di sekolahnya.”
Hasil wawancara tersebut di atas sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh Lamintang dalam buku yang berjudul Kebijakan
Kriminal Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika yang
ditulis oleh Kusno Adi, bahwa pada anak-anak yang berusia antara
sepuluh (10) sampai delapan belas (18) Tahun itu wajarlah apabila
orang tidak dapat berbicara tentang adanya suatu kebebasan untuk
menentukan kehendak pada diri mereka, tentang adanya suatu
kebebasan untuk menentukan kehendak pada diri mereka, tentang
adanya suatu pengetahuan yang tepat mengenai baik dan buruk,
11
Badan Narkotika Nasional, Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Sejak Usia Dini, Jakarta, 2007, Hlm.101.
ix
mengenai dapat dibenarkan atau tidak, mengenai hak atau melawan
hak, hingga tidak dapat dikatakan bahwa mereka itu dapat membuat
sesuatu penilaian tentang apa yang telah mereka lakukan.12
Faktor Keingintahuan Yang Tinggi
Remaja yang sensitif dan mudah tersinggung, emosinya mudah
meledak dan berusaha melakukan penyerangan atau tindakan agresif
sebagai bentuk pelampiasan.
Anak remaja tipe ini pun sangat rentan pada penyalahgunaan
narkotika, karena di bawah pengaruh narkotika, remaja merasa
keberaniannya meningkat dan melakukan tindakan anti sosial untuk
menakuti orang disekitarnya.
Faktor Eksternal
Faktor Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kurnia Mustika Wati
.,SH. Selaku salah satu Hakim di Pengadilan Negeri Mataram bahwa:
“Faktor ekonomi menjadi salah satu bagian terpenting dari
adanya kejahatan, semakin mengalami kesulitan perekonomian
maka jalan kejaahatan pun bisa dihalalkan. Tidak terkecuali
pada kejahatan yang dilakukan oleh anak dalam hal ini menjadi
pecandu narkotika.
Umumnya, memang harga kebutuhan pokok yang semakin
meningkat membuat banyak keluarga kesulitan untuk
12
Kusno Adi, Kebijakan Kriminal Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Oleh Anak, UMM Press, Malang, 2009, Hlm.100.
x
membiayai sekolah anaknya. Akhirnya, banyak anak yang
putus sekolah diakibatkan karna orangtuanya sudah tidak
mampu atau kekurangan secara materi untuk membiayai
sekolah anaknya. Anak yang putus sekolah menjadi bingung,
frustasi dan tidak sedikit yang terjerumus sampai mencari
ketenangan dan kesenangan untuk lari dari permasalahan hidup
dengan menggunakan narkotika dan bahkan, ada juga yang
apabila tidak mampu membeli barang haram tersebut. Sang
anak kemudian berteman dengan kurir atau bandar lalu
kemudian hingga bekerja bersama mereka. Hal inilah yang
paling sering terjadi pada anak yang menjadi pecandu narkotika
yang berada di wilayah hukum Pengadilan Negeri Mataram.”
Menurut Nurul Achyani selaku perwakilan Badan Narkotika
Nasional (BNN) Kota Mataram dalam wawancaranya menyebutkan
bahwa:
“perilaku kejahatan yang dilakukan oleh anak dalam hal ini
menjadi pecandu Narkotika, diawali atau di dorong atas dasar
perasaan frustasi akibat ekonomi keluarga yang kurang mampu,
serta pendidikan anak yang berhenti di tengah jalan akibat
kondisi Ekonomi yang tidak berkecukupan. Hal inilah yang
menjadi latarbelakang anak menjadi pecandu narkotika.”
xi
Hasil wawancara ini juga sejalan dengan apa yang ada pada
buku karya I.S.Susanto, pada bukunya yang berjudul Kriminologi
menyatakan bahwa kehidupan ekonomi merupakan hal yang
fundamental bagi seluruh sturktur sosial dan cultural dan karenanya
menentukan semua urusan dalam struktur tersebut, merupakan
pandangan yang sejak dulu dan hingga kini masih diterima luas.
Pendapat bahwa kondisi-kondisi dan perubahan-perubahan ekonomi
mempunyai pengaruh besar dalam terjadinya kejahatan antara lain
dipengaruhi oleh faktor ekologis dan kelas.13
Faktor Lingkungan dan Sosial
Berdasarkan hasil wawancara denganPrayit Hariyanto, SH.
selaku Kepala Sat Res Narkoba Polres Mataram menyatakan bahwa:
“Faktor Lingkungan dan Sosial anak menjadi salah satu
penyebab anak menjadi pecandu atau pemakai Narkotika.
Faktor lingkungan dan sosial yang dimaksud adalah lingkungan
yang ada pada keluarga, sosial masyarakat dan sosial sekolah.
Bahwa faktor keluarga juga mempengaruhi anak menjadi
pecandu narkotika, misalnya pada kondisi keluarga anak
dimana anak sedari kecil sudah ditinggal orangtuanya sibuk
bekerja dan anak tersebut di titip di keluarga lainnya seperti
paman atau bibinya atau kakek/neneknya. Apabila pada
lingkungan sosial pergaulannya terdapat para pemakai
13
Susanto, Kriminologi,CetakanPertama, Genta Publishing, Yogyakarta, 2011, hlm.87.
xii
narkotika, kemudian juga berpengaruh padanya, sehingga anak
menjadi pecandu narkotika mengikuti pergaulan yang diajarkan
oleh teman-teman di lingkungan pergaulannya. Misalnya,
adalah pada kondisi anak yang mempunyai keluarga yang
cukup harmonis, namun pada lingkungan sosial pergaulan dan
lingkungan sosial teman sekolahnya juga berpengaruh pada
kondisi anak tersebut, anak mencoba-coba memakai narkoba
sebagai bagian dari salah satu bagian dari solidaritas pada
teman sekolah atau teman bermainnya yang juga menjadi
pemakai narkotika.”
Hal ini juga sejalan dengan apa yang ada dalam buku karya
I.S.Susanto, pada bukunya yang berjudul Kriminologi, bahwa
kelompok sosial merupakan konsep sosiologis yang mempunyai
pengaruh sangat penting dari kriminologi. Dari berbagai bentuk
kelompok sosial, keluarga dipandang sebagai kelompok yang sangat
penting dalam kehidupan individu dan masyarakat. Sering dikatakan
keluarga sebagai kelompok utama (primary group).14
Melanjutkan, sekolah sebagai salah satu kelompok sosial yang
punya posisi yang sangat penting dalam kehidupan individu maupun
masyarakat, banyak menarik perhatian para ilmuwan dalam melihat
pengaruhnya terhadap kenakalan remaja. Di sekolah, anak-anak
belajar, bahwasanya di sana merupakan dunia yang berbeda dengan
14
Ibid hlm.103.
xiii
dunia keluarganya, di samping disana dia memperoleh aturan dan nilai
yang kadang kala berbeda dengan yang berlaku dalam keluarganya.15
Faktor Kebudayaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Samsul Riyono selaku
Kepala Lingkungan Karang Bagu bahwa:
“Tingkat kriminalitas yang dilakukan oleh anak dipengaruhi
oleh mulai pudarnya kebudayaan yang ada di suatu lingkungan,
banyaknya budaya-budaya luar yang masuk sebagai bagian dari
mulai pudarnya budaya asli masyarakat. Ditambah lagi
semakin majunya tekhnologi yang ada membuat anak menjadi
mudah mengakses dan meniru budaya-budaya luar.
Dari perkembangan tekhnologi informasi dan komunikasi yang
semakin pesat, tak jarang di media-media sosial seperti:
Facebook, Whatsapp, Tweatter, Instagram dan media sosial
lainnya mempengaruhi mindset anak hingga tak mampu
menyaring informasi yang mana kadang kala adalah memiliki
konten negatif. Hal inilah yang mempengaruhi sang anak di
kala berada di alam nyata. Bahkan dalam mendapatkan
informasi tentang narkotika, internet adalah jendela awal di
mana anal mulai mengenal barang haram tersebut, sehingga
berani mencobanya di kehidupan sosialnya.”
15Ibid hlm 104
xiv
Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang anak berinisial
“FA” penghuni Panti Sosial Paramitha Marsudi (PSMP) Mataram
menyatakan bahwa :
“dirinya menjadi pecandu narkotika akibat terlalu sering
melihat video-video negatif di hanphone yang dimana
memperlihatkan adegan remaja yang meminum minuman keras
dan memakai narkotika. Awalnya FA hanya mencoba-coba
memakai narkotika dan membelinya melalui temannya.
Namun, semakin lama FA semakin kecanduan untuk memakai
narkotika lebih sering.”
Upaya Penanggulangan Terhadap Anak Pecandu Narkotika di Wilayah
Hukum Pengadilan Negeri Mataram
Dalam upaya penanggulangan kejahatan yang dilakukan oleh anak,
dimana anak dengan kondisinya yang khas dan perkembangan jiwa dan
mentalnya yang belum matang, ternyata berpeluang untuk melakukan
kejahatan atau melakukan perbuatan yang melanggar hukum pidana
sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
maupun melanggar peraturan perundang-undangan lain termasuk, dapat
melakukan penyalahgunaan narkotika sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.16
16
Kusno Adi, Kebijakan Kriminal Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Oleh Anak, UMM Press, Malang, 2009, Hlm.100.
xv
Penggunaan hukum pidana sebagai sarana penanggulangan
penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh anak hakikatnya merupakan
pilihan yang bersifat dilematis. Di satu sisi, kemampuan hukum pidana
sebagai sarana penanggulangan penyalahgunaan narkotika yang dilakukan
anak sangat terbatas.17
Upaya penanggulangan tindak pidana dalam sistem peradilan pidana
yang menjadi bagian kewenangan hakim merupakan upaya penegakan hukum
yang berarti law enforcement, maka di dalamnya terkandung aspek hukum
yang menitikberatkan kepada operasionalisasi peraturan perundang-undangan
dalam upaya menanggulangi kejahatan dan bertujuan mencapai kepastian
hukum (certainty).18
A.Suryo Hendratmoko.,SH. selaku Hakim Pengadilan Negeri
Mataram menyatakan bahwa:
“Dalam proses peradilan pidana terhadap ABH dalam hal ini anak
yang tersangkut kasus Narkotika kami di Pengadilan Negeri Mataram
menggunakan metode Yuridis dalam hal ini membuat putusan yang
seadil-adilnya sesuai ketentuan Undang-Undang dan Tuntutan Jaksa
Penuntut Umum (JPU).
17
Ibid hlm 55. 18
Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer, Cet.2, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2011, Hlm.4.
xvi
III. PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil oleh penyusun berdasarkan pembahasan di
atas adalah 1. Faktor-faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkotika oleh
anak meliputi, Pertama faktor ekonomi, yaitu keadaan ekonomi suatu keluarga
berpengaruh pada tingkat pendidikan anak, kebutuhanekonomi yang tinggi
membuat banyak anak pada keluarga yang mempunyai ekonomi rendah menjadi
putus sekolah, akibat putus sekolah inilah anak menjadi frustasi dan mencoba
memakai narkotika. Kedua, faktor lingkungan dan sosial, yaitu pola laku anak
dapat dipengaruhi akibat lingkungan keluarga dan sosial. Pada lingkungan
keluarga, ketidak harmonisan anak pada keluarga menjadi salah satu penyebab
anak mencoba memakai narkotika. Ketiga, faktor kebudayaan, yaitu masuknya
budaya luar yang negatif membuat budaya asli masyarakat menjadi pudar. 2.
Upaya penanggulangan terhadap anak pecandu narkotika di wilayah hukum
Pengadilan Negeri Mataram adalah upaya penerapan peraturan perundang-
undangan dengan menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa
keadilan yang hidup dalam masyarakat. Hakim Pengadilan Negeri Mataram juga
menggunakan metode yuridis dalam hal ini membuat putusan yang seadil-adilnya
sesuai ketentuan undang-undang dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Kualitas seorang Hakim dalam memutus suatu perkara memiliki pengaruh yang
dominan dalam tegaknya supremasi hukum dan mewujudkan wibawa Pengadilan
di Indonesia dengan berpegang teguh terhadap Kode Etik Profesi Hakim.
xvii
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian ini ada beberapa hal yang
penyusun kemukakan saran sebagai berikut yaitu 1. Perlu kebijakan yang
terintegrasi antara penegak hukum, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan
masyarakat dalam menanggulangi tindak pidana narkotika yang dilakukan
oleh anak. Semua elemen ini harus bergerak bersama saling membantu satu
dengan lainnya demi memperkecil tindak pidana terkait dengan narkotika. 2.
Kepada penegak hukum perlu meningkatkan berbagai pelatihan maupun
sosialisasi tentang tindak pidana narkotika sehingga penegak hukum
khususnya hakim dapat menerapkan undang-undang sesuai dengan filosofis
peradilan pidana anak, juga dengan kebijaksanaan yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmadi Sofyan, Narkotika Mengincar Anak Muda, Cet.2, Jakarta, Prestasi
Pustaka, 2007
Andi Hamzah dan RM Surachman. Kejahatan Narkotika dan psikotropika, Sinar
Grafika, Jakarta, 1990
Badan Narkotika Nasional, Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Sejak Usia
Dini, Jakarta, 2007.
Kusno Adi, Kebijakan Kriminal Dalam Penanggulangan Tindak Pidana
Narkotika Oleh Anak, UMM Press, Malang, 2009
Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer, Cet.2, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2011
Suryana, Keperawatan Anak Untuk Siswa, Cet.1, BGC, Jakarta, 1996.
Susanto, Kriminologi,CetakanPertama, Genta Publishing, Yogyakarta, 2011.
Internet
https://news.okezone.com/read/2018/03/06337/1868702/5-9-juta-anak-indonesia-
jadi-pecandu-narkoba
https://kicknews.today/2018/04/25/data-bnn-di-ntb-penyalahgunaan-narkoba-
capai-angka-63000-orang/
https://www.kompasiana.com/elsaprananda/generasi-muda-penerus-bangsa
http://justnodrugs.blogspot.com
top related