jurnal erlin
Post on 09-Jul-2016
233 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Journal ReadingNeonatal Sepsis following
Prolonged Rupture of Membranes in a Tertiary Care Hospital in Karachi,
PakistanMuhammad Matloob Alam, Ali Faisal Saleem, Abdul Sattar Shaikh,
Owais Munir, Maqbool Qadir
J Infect Dev Ctries 2014; 8 (1): 067-073
Penyaji:Erlin Irawati, S.Ked
Pembimbing:dr. Sumardi Fransiskus Simanjuntak, Sp.A
±1 juta dari kematian ini berkaitan dengan infeksi neonatus
Data WHO ±4 juta neonatus meninggal/tahun dengan tingkat mortalitas 23/1000 kelahiran hidup
Latar Belakang
Sepsis neonatorum
Insidensi: 1-10/1000 kelahiran hidup di negara maju
jumlahnya lebih banyak 3X lipat di negara berkembang dengan sumber
daya terbatas
Ketuban pecah dini
(KPD)
Faktor resiko
faktor resiko sepsis neonatorum awitan dini
pada kasus KPD di negara berkembang ?
TUJUAN PENELITIAN
Identifikasi insidensi KPD
Identifikasi isolat bakteri
Identifikasi faktor resiko sepsis neonatus awitan dini pada neonatus yang lahir
dari ibu yang mengalami KPD
1
2
3
METODE Desain & Tempat
Penelitian
• Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif yang di lakukan di Rumah Sakit Universitas Aga Khan di Karachi, Pakistan
Populasi pasien• Semua neonatus yang lahir dengan
riwayat ibu mengalami ketuban pecah dini yang lebih dari 18 jam dari tahun 2007 hingga 2011.
Pengumpulan data
• Faktor resiko ibu meliputi: demam, ISK, korioamnionitis, penggunaan antibiotik, durasi pecahnya ketuban dan hasil swab vagina ibu yang positif terinfeksi Streptococcus Grup B
• Faktor resiko neonatus meliputi: usia gestasi, cara pasien dilahirkan, berat badan lahir (gram), pemeriksaan laboratorium (jumlah leukosit, jumlah platelet), C-reactive protein, dan patogen bakteri yang terisolasi serta sensitivitas terhadap antibakteri.
METODE Data dianalisis dengan SPSS versi 20.
Insidensi KPD jumlah kasus KPD : jumlah kelahiran per tahun per 1000 kelahiran hidup Insidensi sepsis neonatorum awitan dini pada kasus KPD jumlah kultur darah positif : jumlah neonatus dengan riwayat ibu KPD Faktor resiko sepsis neonatorum terkait ketuban pecah dini kultur darah (+): kultur darah (-).
Hasil bermakna jika: p≤0,05 dengan analisis univariat dan p≤0,001 dengan analisis multivariat.
1
2
3
Eksklusi: (n=136)Pasien yang mendapat terapi antibiotik sebelum diagnosa sepsis ditegakkan, pasien yang keluar dari rumah sakit sebelum usia 48 jam atau yang memiliki anomali kongenital yang jelas. (n=40).Diagnosa sepsis tidak ditegakkan (n=96)
Jumlah kelahiran selama periode penelitian (n=20.606)
Ketuban pecah dini > 18 jam
564 (2,7%)
Neonatus yang masuk analisis akhir
N=428
Kultur darah positif sepsis neonatorum
n=17(4%)Kultur darah negatif
n=411 (96%)
Hasil penelitian ini Hasil penelitian terdahulu
Insidensi KPD 2,7% Insidensi KPD 9,8% (Noor et al., 2010)Insidensi sepsis neonatorum awitan dini terkait KPD 27% di Thailand (Ratanakorn et al., 2005)Sekitar 1/3 kasus sepsis neonatorum di Bangladesh berkaitan dengan kejadian KPD (Kuruvilla et al., 1999)
Insidensi sepsis neonatorum awitan dini pada ibu dengan KPD yang terbukti dengan kultur (4%)
Insidensi sepsis neonatorum awitan dini pada ibu dengan KPD yang terbukti dengan kultur(2.6%-8.1%) (Seaward et al., 1998; St Geme et al., 1984; Chamnanvanakij & Saengaroon, 2005)
Mean: 26.5 ± 10 tahun
Mean: 30 ± 12 jam
Gejala dan tanda yang ditemukan pada ibu pada
saat melahirkan
Mean: 2,228 ± 685 gram
Case fatality rate dari penelitian ini adalah 3.5% (n = 15) dan ditemukan lebih tinggi pada bayi prematur (n = 14; 12%) dibandingkan bayi aterm (n = 1; 0.3%).
Patogen sepsis neonatorum
Negara maju
Streptococcus Grup B
Negara berkembang
- Klebsiella pneumoniae- Pseudomonas aeruginosa
- Escherichia coli
<
Insidensi sepsis yang dibuktikan dengan kultur + prematuritas 4-6%.
¼ neonatus pada penelitian ini dilahirkan prematur & ditemukan beresiko 4x lebih besar untuk terjadinya sepsis neonatorum awitan dini dibandingkan neonatus aterm.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK? Meskipun penggunaan antibiotik empiris
pada wanita dengan KPD dapat menurunkan insidensi sepsis neonatorum, namun 5-8% neonatus masih beresiko untuk mengalami sepsis neonatorum.
Keputusan untuk memulai terapi antibiotik pada neonatus harus berdasarkan ada atau tidaknya:Faktor resiko tertentu pada ibu dan
neonatus (misalnya korioamnionitis pada ibu, bayi prematur)
Patogen lokalPola sensitivitas patogen.
DURASI KPD-INSIDENSI SEPSIS NEONATORUM-MORTALITAS NEONATUS
Durasi KPD Insidensi sepsis neonatorum
<24 jam 0,9%>24 jam 2,4%>48 jam 3,4%
Durasi KPD lama
Insidensi sepsis neonatorummortalitas
Jika gejala dan tanda korioamnionitis ada, resiko terbuktinya sepsis meningkat menjadi 3-5%.
Hasil kultur positif 8x lebih tinggi pada neonatus yang lahir dari ibu yang mengalami KPD >48 jam.
Dari 15 neonatus yang meninggal, 6 diantaranya memiliki riwayat KPD >48 jam pada ibunya. [6/15; 40%; p=<0,001; crude OR 13,6 (4-51)].
KESIMPULAN Penelitian ini menunjukkan bahwa demam,
korioamnionitis, KPD > 48 jam, prematuritas, BBLR, trombositopenia, dan peningkatan CRP merupakan faktor resiko pada sepsis neonatorum awitan dini yang dibuktikan dengan kultur pada ibu dengan KPD.
Strategi tatalaksana pada neonatus beresiko tinggi di negara berkembang semestinya fokus pada identifikasi faktor resiko, mengenali kondisi klinis dengan skrining laboratorium untuk sepsis, dan terapi antibiotik empiris dini.
•Neonatus yang lahir dengan riwayat ibu mengalami ketuban pecah dini yang lebih dari 18 jam dari tahun 2007 hingga 2011 di Rumah Sakit Universitas Aga Khan di Karachi, Pakistan
Population (P)
•Tidak dilakukan intervensi pada penelitian ini.
Intervention
(I)
• Insidensi KPD pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan penelitian di Pakistan sebelumnya. Namun insidensi sepsis neonatorum awitan dini sebanding dengan penelitian sebelumnya. Insidensi ini juga lebih rendah dibandingkan dengan penelitian di Thailand dan Bangladesh kemungkinan karena berbeda kriteria untuk diagnosis sepsis neonatorum.
• Case fatality rate dari penelitian ini lebih tinggi pada bayi prematur dibandingkan bayi aterm.
• Bakteri pathogen yang lebih berperan pada kejadian sepsis neonatorum awitan dini pada penelitian ini adalah Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, dan Eschericia coli, sesuai dengan penelitain di negara berkembang sebelumnya, tetapi bertolak belakang dengan hasil di negara maju di mana yang paling berperan adalah Streptococcus grup B
Comparison (C)
•Demam, korioamnionitis, KPD > 48 jam, prematuritas, BBLR, trombositopenia, dan peningkatan CRP merupakan faktor resiko pada sepsis neonatorum awitan dini pada ibu dengan KPD.
•Dengan diketahuinya faktor resiko di atas maka dapat dmembantu dalam strategi tatalaksana pada neonatus beresiko tinggi di negara berkembang
Outcome (O)
KETERBATASAN PENELITIAN Data diambil dari rekam medis sehingga
sangat bergantung pada kelengkapan data yang dibuat oleh dokter yang menangani pasien.
Penelitian hanya dilakukan di 1 center dengan jumlah pasien yang terbatas sehingga harus berhati-hati dalam penggeneralisasian hasil penelitian
top related