juknis optimasi perluasan areal perkebunan
Post on 09-Aug-2015
603 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PETUNJUK TEKNISPETUNJUK TEKNISOPTIMASI LAHAN KAWASANOPTIMASI LAHAN KAWASAN PERKEBUNANPERKEBUNAN KOMODITAS KOMODITAS
KOPI ARABIKAKOPI ARABIKA
DINAS PERKEBUNANDINAS PERKEBUNANKABUPATEN SIMALUNGUNKABUPATEN SIMALUNGUNTAHUNTAHUN 20020099
I. PENDAHULUANI. PENDAHULUAN
A.A. Latar Belakang
Kabupaten Simalungun dengan luas 4.386,6 Km² (438.660 Ha)
terletak antara 02º36’ - 03º18’ LU dan 98º32’ - 99º35’ BT dengan
ketinggian wilayah 20 – 1.400 m dpl dimana terdiri dari 31 Kecamatan
dengan 21 kelurahan dan 302 desa/nagori. Keadaan iklim bervariasi pada
setiap kecamatan dengan curah hujan setiap tahun mencapai 1.500 –
3.500 mm dan mempunyai topografi yang bergelombang sehingga cocok
tumbuh berbagai jenis tanaman perkebunan mulai dari dataran rendah
sampai dataran tinggi dan sebagian besar adalah perkebunan rakyat
yang mencapai luas 56.103,72 Ha yang ditanami berbagai jenis tanaman
perkebunan seperti kopi, karet, kakao, cengkeh, kulit manis, kelapa dan
lain – lain.
Optimasi lahan perkebunan merupakan Usaha meningkatkan
pemanfaatan sumber daya lahan perkebunan menjadi lahan usaha tani
tanaman perkebunan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya
dukung lahan. Kegiatan optimasi lahan perkebunan diarahkan untuk
memenuhi criteria lahan usahatani tanaman perkebunan dari aspek
teknis, perbaikan fisik dan kimiawi tanah, serta peningkatan infrastruktur
usahatani yang diperlukan.
Optimasi lahan perkebunan diarahkan pada lahan kawasan
perkebunan rakyat sementara tidak diusahakan, kurang produktif atau
Indeks Pertanaman (IP) rendah. Usaha perkebunan dibidang agribisnis
khususnya perkebunan (kopi arabika) mempunyai prospek yang cerah
karena harga dan permintaan dari pasaran regional dan internasional
cukup tinggi.
Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang
diperdagangkan secara luas di dunia. Budaya minum kopi di negara-
negara konsumen yang telah berlangsung berabad-abad berpengaruh
terhadap dinamika selera berupa tuntutan konsumen untuk menikmati
citarasa yang lebih beragam. Salah satu kecendrungan yang terjadi
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 1
adalah selera konsumen mengarah pada produk-produk non
kenvensional.
Dengan Agro Ekosistem di Kabupaten Simalungun, komoditi Kopi
Arabika sangat cocok untuk dikembangkan pada lahan – lahan yang
masih tersedia berupa lahan tidur yang terletak di Kawasan Dataran
tinggi Bukit Barisan dan Pesisir Danau Toba yang meliputi Kecamatan :
Raya, Purba, Silimakuta, Dolok Silau, Dolok Panribuan, Jorlang Hataran,
Dolok Pardamean, Panei, dan Sidamanik. Dari beberapa komoditi
perkebunan yang ada di Kawasan Dataran tinggi Bukit Barisan Kabupaten
Simalungun, komoditi Kopi Arabika merupakan komoditi dominan yang
sudah sangat dikenal dan animo masyarakat sangat tinggi untuk
mengembangkannya serta mempunyai prospek pasar yang baik.
Permasalahan yang dijumpai di lapangan dalam rangka
peningkatan produk-produk perkebunan khususnya tanaman kopi, antara
lain:
- Tingkat pengetahuan dan keterampilan petani / pekebun masih
rendah.
- Keterbatasan dan kesulitan mendapatkan benih dan bibit unggul.
- Kesuburan fisik tanah sudah menurun.
- Penanganan pasca panen masih bersifat tradisional.
Upaya pemerintah untuk membangun masyarakat perkebunan
yang sejahtera akan ditempuh dengan berbagai cara, antara lain:
- Intensifikasi komoditi/tanaman perkebunan khususnya komoditi
unggulan.
- Optimalisasi / reklamasi lahan dengan memperbaiki kerusakan tanah.
- Usaha tani konservasi lahan yang diarahkan pada daerah-daerah yang
topografinya curam dan sangat peka terhadap erosi.
- Perbaikan infrastruktur (jalan produksi/usaha tani) untuk menunjang
kelancaran transportasi dan pemasaran hasil usaha tani, embung,
pompa air dan pipa transmisi.
- Perbaikan/peningkatan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil.
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 2
Sehubungan dengan itu untuk meningkatkan pendapatan sekaligus
peningkatan kesejahteraan petani maka diperlukan suatu program
optimasi lahan kawasan perkebunan secara komprehensif melalui
kegiatan Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur Pertanian di Kabupaten
Simalungun melalui dana TP APBN Tahun Anggaran 2009.
B.B. Maksud dan Tujuan
Petunjuk Teknis optimasi lahan kawasan perkebunan ini,
dimaksudkan sebagai arah kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan
Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur Pertanian dimaksud, dengan
tujuan untuk :
a.Memberikan arahan dan acuan dalam operasional pelaksanaan
kegiatan secara umum.
b.Memberikan batasan (spesifikasi) pekerjaan dan cara pelaksanaan
kegiatan.
c.Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan.
C.C. Sasaran
Sasaran untuk kegiatan ini adalah terlaksananya optimasi lahan kawasan
perkebunan komoditas kopi arabika seluas 50 Ha di Kabupaten
Simalungun.
D.D. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan terdiri dari :
- Membahas dan menetapkan calon petani dan calon lahan
(CP/CL).
- Melakukan pembinaan, bimbingan, pendampingan dan fasilitasi
kegiatan optimasi lahan kawasan perkebunan.
- Melakukan monitoring dan evaluasi.
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 3
- Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan untuk disampaikan ke
Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara dan Direktorat Jenderal
Pengelolaan Lahan dan Air.
E. Indikator kinerjaE. Indikator kinerja
Dalam rangka menunjang peningkatan pendapatan petani dan
produktivitas sektor perkebunan, dukungan optimasi lahan kawasan
perkebunan diharapkan dapat memberikan dampak bagi petani penerima
manfaat. Berikut indikator kinerja kegiatan optimasi lahan kawasan
perkebunan secara kualitatif :
a. Indikator Masukan (Input)
Penyediaan anggaran yang berasal dari Pemerintah Pusat
(APBN).
Penyediaan anggaran yang berasal dari Pemerintah Daerah
sebagai pendamping (APBD).
Data potensi wilayah.
b. Indikator Keluaran (Output)
Terwujudnya optimasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi
arabika sebagai wujud nyata dalam mendukung produktivitas sektor
perkebunan.
Bertambahnya luas baku lahan areal perkebunan yang produktif.
c. Indikator Hasil (Out Come)
Bertambahnya pemahaman masyarakat petani tentang
pengoptimalan lahan kawasan perkebunan.
Bertambahnya areal perkebunan kopi arabika yang produktif
seluas 50 ha.
d. Indikator Manfaat (Benefit)
Terwujudnya dukungan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan
kegiatan Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan.
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 4
Terwujudnya peningkatan produktivitas sektor perkebunan 5
tahun mendatang.
e. Indikator Dampak (Impact)
Terlaksananya program peningkatan produktivitas sektor perkebunan.
Adanya peningkatan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat
petani.
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 5
II.II. PELAKSANAANPELAKSANAAN
A. Persiapan Calon Petani dan Calon Lokasi (CP/CL)
a. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Potensi Perkabunan
Jenis data yang dikumpulkan berupa data sekunder dan primer. Data
sekunder diperoleh dari instansi terkait, dan data primer diperoleh di
lapangan dengan cara wawancara, pengamatan, atau pengukuran
langsung. Dari data yang dikumpulkan diketahui keadaan potensi
areal calon lokasi dan calon petani, data tersebut dimasukkan dalam
tabulasi investigasi. Sebelum lokasi dinyatakan layak, maka perlu
dilakukan pengolahan data, dilanjutkan dengan pembahasan dengan
instansi terkait dan masyarakat setempat, hasil pembahasan berupa
kesepakatan calon petani dan calon lokasi yang dituangkan dalam
Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten
Simalungun.
b. Penentuan CPCL
Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi pembukaan lahan harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Calon lokasi harus
memperhatikan tata ruang yang ditetapkan oleh instansi terkait.
Secara nyata, calon lokasi diarahkan pada lahan yang dialokasikan
untuk kawasan Kimbun Kabupaten Simalungun.
c. Persyaratan Petani
Petani sasaran adalah petani pemilik penggarap atau penggarap,
yang bersedia secara berkelompok mengikuti kegiatan dan
melakukan pemeliharaan selanjutnya.
Petani merupakan penduduk dari desa terpilih/setempat.
Tingkat pendapatan petani relatif rendah dibanding rerata Propinsi
daerah tersebut, diutamakan petani miskin.
Bersedia mengikuti petunjuk / bimbingan dan ketentuan teknis
kegiatan serta dapat bekerja sama dengan petani peserta lainnya di
dalam wadah kelompok tani.
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 6
Petani harus dapat memberikan kontribusinya dalam bentuk tenaga
untuk pelaksanaan kegiatan persiapan lahan, penanaman dan
pemeliharaan tanaman.
Petani bersedia menerapkan teknologi budidaya sesuai anjuran
teknologi yang memungkinkan diterapkan dilokasi tersebut (Good
Agricultural Practices).
Petani berdedikasi tinggi dan bersedia membuat surat pernyataan
(seperti terlampir pada Lampiran 1).
Penempatan lokasi tidak menempatkan kecemburuan sosial bagi
petani sekitarnya.
Petani pada saat yang sama tidak menerima paket bantuan dari
kegiatan sejenis.
d. Persyaratan Lokasi
Pada dasarnya, beberapa pilihan calon lokasi yang memenuhi
syarat agroklimat sesuai untuk budidaya tanaman perkebunan,
dengan persyaratan antara lain sebagai berikut :
Lokasi lahan berada di kawasan budidaya diutamakan di Kawasan
KIMBUN Kopi.
Lokasi lahan mempunyai aksesibilitas yang baik sehingga mudah
dijangkau.
Lahan calon lokasi tidak dalam sengketa kepemilikan.
Penduduk pada lokasi bersangkutan sangat tergantung pada usaha
tani lahan kering.
Lokasi lahan mempunyai produktivitas lahan yang rendah.
Lahan memiliki batas kepemilikan yang jelas dengan luasan
kepemilikan maksimum 2 ha untuk komoditi kopi arabika.
Dicalon lokasi pengembangan tidak terdapat proyek bantuan
pemerintah/non pemerintah yang sama dengan perluasan areal
perkebunan.
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 7
e. Pengorganisasian Calon Kelompok
Tani
Untuk pengembangan organisasi kelompok diarahkan untuk
memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
Kelompok usaha mempunyai struktur organisasi yang dilengkapi
dengan uraian tugas dan fungsi secara jelas dan disepakati
bersama anggota.
Pengurus dipilih secara demokratis oleh anggota, bertanggung
jawab kepada anggota dan pertanggungjawabannya disampaikan
dalam rapat kelompok yang dilakukan secara periodik.
Mekanisme dan tata hubungan kerja antar anggota di dalam
kelompok maupun antar kelompok dalam gabungan kelompok
(gapoktan) disusun secara partisipatif.
Proses pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan
dituangkan dalam berita acara atau risalah rapat yang
ditandatangani oleh pengurus dan diketahui oleh unsur pembina
atau instansi terkait.
Anggota melakukan pengawasan terhadap perkembangan usaha.
Kelompok membangun kerjasama kemitraan dengan pihak terkait.
Pengembangan kelompok/gapoktan diarahkan menuju
terbangunnya lembaga ekonomi seperti koperasi atau unit usaha
berbadan hukum lainnya.
B. Penyusunan RUKK dan Desain Sederhana
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK),
berdasarkan hasil musyawarah kelompok tani dan hasil desain sederhana,
dilaksanakan secara bersama sama antara petani dan petugas untuk
menentukan kegiatan defenitif yang akan dilaksanakan.
Desain sedehana digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan fisik di lapangan dan dibuat dengan memperhatikan kondisi
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 8
lapangan, kebutuhan lapangan, kecukupan dana, kesediaan bahan-bahan
setempat berdasarkan hasil musyawarah kelompok tani. Hasil desain
sederhana terdiri dari :
1. Gambar desain yang memuat batas lokasi optimasi lahan dan batas
kepemilikan lahan masing-masing petani peserta.
2. Jenis pekerjaan yang akan dilakukan yang tertuang dalam Rencana
Anggaran Biaya (RAB).
3. Daftar defenitif petani dan luas pemilikan lahan.
C. Persyaratan Tumbuh Tanaman Kopi
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan
produktivitas yang maksimal dalam pengusahaan kopi adalah
pemanfaatan lahan berdasarkan kesesuaian tanah dan iklim. Persyaratan
tumbuh kopi arabika (Pedoman Teknis Praktek Budidaya Kopi Yang Baik
Direktorat Jenderal Perkebunan 2007) seperti :
Iklim.
- Garis lintang 200 LS sampai 200 LU
- Tinggi tempat 1.000 s/d 2.000 m dpl.
- Curah hujan 1.500 s/d 2.500
- Terdapat 1 sampai 3 bulan kering (CH < 60 mm / bulan).
- Suhu udara rata-rata 15-250 C
Tanah.
- Kemiringan tanah < 45 %.
- Kedalaman tanah efektif > 100 cm.
- Tekstur tanah berlempung, dengan struktur tanah lapisan atas
remah.
- Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0-30 cm) memiliki kadar
bahan organik > 3,5 % atau kadar C> 2%; nisbahC/N 10-12;
kapasitas pertukaran kation (KPK) > 15 me/100 g tanah; Kejenuhan
basa > 35%; pH tanah 5,5-6,5 dan kadar unsur hara N,P,K,Ca,Mg
cukup sampai tinggi.
Penilaian Klas Lahan; Didasarkan pada Iklim dan lahan,
faktor yang mempunyai level paling rendah, disarankan untuk klas S1
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 9
(sesuai), S2 (cukup sesuai) atau minimal S3 (kurang sesuai atau
marginal). Makin rendah klas lahan produktivitas yang didapat, semakin
rendah, dan kebutuhan input semakin tinggi. Uraian penjelasan tipe
penggunaan lahan tersebut adalah sebagai berikut:
- Kelas S1 : Sangat sesuai (Highly Suitable)
Lahan dengan klasifikasi ini tidak mempunyai pembatas
yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang
dibutuhkan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak
berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap
produktivitas lahan serta tidak akan meningkatkan
keperluan masukan yang telah biasa diberikan.
- Kelas S2 : Sesuai (Moderately Suitable)
Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang agak serius
untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus
diterapkan. Faktor pembatas yang ada akan mengurangi
produktivitas lahan serta mengurangi tingkat keuntungan
dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
- Kelas S3 : Sesuai Marginal (Marginal Suittable)
Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang serius
untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus
diterapkan. Tingkat masukan yang diperlukan melalui
kebutuhan yang diperlukan oleh lahan yang mempunyai
tingkat kesesuaian S2, meskipun masih dalam batas-
batas kebutuhan yang normal.
- Kelas N : Tidak Sesuai (Not Suitable)
Lahan dengan faktor pembatas yang permanen, sehingga
mencegah segala kemungkinan pengembangan lahan
untuk penggunaan tertentu. Faktor pembatas ini tidak
dapat dikoreksi dengan tingkat masukan yang normal.
Secara kuantitatif kriteria teknis kesesuaian lahan untuk kopi arabika
tertera pada tabel berikut.
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 10
No. Karakteristik Syarat
Tumbuh
Klas KesesuaianN
S1 S2 S3
1 2 3 4 5 6
1. Iklim.
- Curah hujan tahunan
(mm)
- Lama bulan kering
1.500-2.000
2-3
1.250
3-4
1.250
4-5
1-2
<1.000
>5
<1
2. T-Elevasi (m dpl) 1.000-1.500 850-1.000 650-850 <650
3. S-Lereng (%) 0-8 8-25 25-45 >45
4. R-Sifat fisik tanah
- Kedalaman efektif (cm)
- Tekstur
- Persentase batu dipermukaan
>150
Lempung
berpasir
Lempung berliat
Lempung berliat
berdebu
-
100-150
Pasir
berlempung
Liat berpasir
Liat berdebu
0-3
60-100
Liat
3-15
<60
Pasir
Liat Berat
>15
5. D-Genangan
Klas Drainase
-
Baik
-
Agak Baik
1-7 hari
Agak buruk
Buruk
Agak
berlebihan
>7 hari
Berlebihan
Sangat
buruk
6. N- Sifat kimia tanah (0-30
cm)
- pH
5,5-6 6,1-7,0
5,0-5,4
7,1-8,0
4,0-4,9
>8,0
<4,0
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 11
- C-Organik (%)
- KPK (me/100g)
- KB (%)
- N (%)
- P2O5 tersedia (ppm)
- Kdd (me %)
2-5
>15
>35
>0,21
>16
>0,3
1-2
5-10
10-15
20-35
0,1-0,2
10-15
0,1-0,3
0,5-1
10-15
5-10
<20
<0,1
<10
<0,1
<0,5
>15
<5
-
-
-
-
7. X-Toksitas
- Salinitas (mm hos/cm)
- Kejenuhan Al (%)
<1
<5
1-3
5-20
3-4
20-60
>4
>60
D. Persyaratan Bibit Kopi dan Pupuk Dasar.
a. Penyediaan bibit yang dapat dilakukan sendiri dan atau
pengadaan bibit siap salur bila waktu tidak memungkinkan.
Varietas/klon
“Sigarar Utang” yang
beradaptasi baik
pada agroekosistem
wilayah Kimbun Kopi
Kabupaten
Simalungun
1. Mutu Fisik :
Bibit siap salur sebanyak 62.500 batang
berada di dalam polybag berwarna hitam.
Umur bibit siap salur minimal 5 bulan di
dalam polybag (di luar persemaian).
Tinggi bibit siap salur minimal 15 cm.
Jumlah daun minimal 3 pasang serta tidak
terjadi etiolasi.
b. Mutu Fisiologi
Kondisi pertumbuhan bibit normal
Kesehatan bibit : Bebas dari serangan
OPT/hama dan penyakit
c. Bibit telah terseleksi dan tersretifikasi
oleh BBP2TP Medan.
b. Pengadaan pupuk dasar.
Pupuk dasar yang digunakan adalah bokasi plus sebanyak 37.500 Kg
atau 0,6 Kg per lubang tanaman.
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 12
E. Pelaksanaan Konstruksi
Kontribusi petani pada kegiatan ini diberikan dalam bentuk tenaga
berupa pelaksanaan persiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan
tanaman sesuai dengan teknologi budidaya yang dianjurkan. Dalam
melaksanakan teknologi budidaya tersebut, tahapan yang perlu
diperhatikan petani peserta adalah sebagai berikut:
Persiapan Lahan.
- Pembongkaran pohon-pohon, tunggul beserta perakarannya.
- Pembongkaran tanaman perdu dan pembersihan gulma
- Pembukaan lahan tanpa bakar dan penggunaan herbisida
terkendali
- Sebahagian tanaman kayu-kayuan yang diameternya < 30 cm
dapat ditinggalkan sebagai penaung tetap dengan populasi 200-500
pohon/ha diusahakan dalam arah Utara-Selatan. Jika
memungkinkan tanaman kayu-kayuan yang ditinggalkan sebagai
penaung tetap adalah yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
- Pembersihan lahan, kayu-kayuan ditumpuk di satu tempat di
pinggir kebun.
- Gulma dapat dibersihkan secara manual maupun secara kimiawi
menggunakan herbisida sistemik maupun kontak tergantung jenis
gulmanya.
- Pembuatan teras-teras pada lahan yang memiliki kemiringan lebih
dari 8 %.
Persiapan Lubang Tanam
- Jarak tanam Kopi Arabika ”Sigarar Utang” (2 x 4) m.
- Ukuran lubang tanam adalah (40 x 40 x 40) cm.
- Pembuatan lubang tanam dilakukan 3 bulan sebelum tanam.
- Tanah galian lapisan atas dan bawah dipisahkan. Tanah galian
lapisan atas ditempatkan disebelah kiri dan tanah lapisan bawah
disebelah kanan.
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 13
- Satu bulan sebelum penanaman, lubang tanam ditutup 2/3
bahagian dengan tanah lapisan atas dicampur dengan pupuk bikasi
plus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
- Untuk tetap memelihara produktivitas lahan, selama persiapan
lahan tersebut areal kosong dapat ditanami dengan tanaman
semusim.
Pelaksanaan Penanaman
- Sebelum penanaman, lubang tanam dipadatkan kemudian
tanah dicangkul sedalam + 30 cm.
- Pada polibag yang berisi bibit siap tanam dilakukan
pemotongan pada bagian dasar polibag + 2-3 cm.
- Bibit ditanam sebatas leher akar, tanah dipadatkan
kemudian polibag yang telah disobek ditarik keluar.
- Penutupan lubang tanam dibuat cembung agar tidak
terjadi genangan air.
III. PROSEDUR/MEKANISME
PENDANAN KEGIATAN
A. Mekanisme Pemanfaatan Kegiatan
PMUK
Penyaluran dana kegiatan Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur
Pertanian optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi arabika
dilakukan melalui Dana Bantuan Sosial kepada petani yang merupakan
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang dilaksanakan secara
Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK).
Pemanfaatan Dana PMUK
Mekanisme pemanfaatan dana PMUK, pemupukan modal serta
pengendalian, pengawasan dan pelaporan mengacu pada Pedum
Pemberdayaan Masyarakat Pertanian melalui PMUK tahun 2006.
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 14
Penyediaan Dana pada DIPA Tahun 2009, pos anggaran kegiatan
optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi arabika dengan
pola PMUK, ditampung pada DIPA Tugas Pembantuan Kabupaten
Simalungun Tahun 2009 pos Belanja Lembaga Sosial Lainnya.
Ketentuan proses pengajuan dan penyaluran Dana optamasi lahan
kawasan perkebunan komoditas kopi arabika dengan pola PMUK
adalah (sesuai bagan alur terlampir):
a. Tim Teknis dan penyuluh/pendamping melakukan identifikasi dan
penetapan calon petani dan calon lokasi (CPCL) yang
direkomendasikan kelompok tani yang sudah ada / atau segera
membentuk Kelompok Tani secara hamparan.
b. Kelompok Tani Sasaran membuat Rencana Usaha Kegiatan
Kelompok (RUKK) disahkan/ditandatangani oleh Ketua Kelompok
serta dua Anggota Kelompok.
c. Ketua Kelompok membuka rekening tabungan pada kantor
cabang/unit BRI/Bank lain terdekat dan memberitahukan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
d. Ketua Kelompok mengusulkan RUKK kepada PPK setelah
diverifikasi oleh penyuluh pertanian dan disetujui oleh Ketua Tim
Teknis.
e. PPK meneliti RUK dari masing-masing kelompok yang akan dibiayai,
jika sudah setuju selanjutnya mengajukan kepada KPA, untuk
diajukan surat permintaan pembayaran langsung (SPP-LS) dengan
lampiran sebagai berikut :
SK Kelompok Tani Sasaran.
Rekapitulasi RUKK dengan mencatumkan nama dan ketua
kelompok, nomor rekening kelompok, nama cabang/ unit BRI/
Bank yang digunakan, jumlah dana, dan susunan keanggotaan
kelompok.
Kuitansi yang ditandatangani oleh Ketua Kelompok, dan disetujui
oleh PPK.
Surat perjanjian kerjasama antara PPK dengan kelompok
sasaran tentang pemanfaatan dana PMUK.
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 15
f. Atas dasar SPP-LS, P4 menguji, dan jika sudah setuju, selanjutnya
menerbitkan SPM-LS, kemudian KPA menyampaikan SPM-LS ke
KPPN setempat dengan dilampiri dokumen :
Foto copy SK penetapan kelompok sasaran;
Kuitansi yang ditandatangani ketua kelompok dan diketahui oleh
tim teknis serta disetujui oleh PPK;
Serta Surat Pernyataan KPA bermaterai, bahwa semua dokumen
pendukung telah diteliti kebenarannya (siap diaudit) dan berada
pada KPA.
g. KPPN menerbitkan surat perintah pencairan dana (SP2D) sesuai
ketentuan yang diterbitkan Departemen Keuangan.
h. Cabang/Unit BRI/Bank yang digunakan, menstranfer ke rekening
Kelompok Tani Sasaran.
i. Dengan persetujuan pendamping, Kelompok Tani Sasaran
mencairkan dana untuk melaksanakan kegiatan sesuai kebutuhan
yang tertera pada RUKK yang telah dibuat.
j. Pelaksanaan kegiatan sesuai RUKK, akan menghasilkan output baik
fisik maupun keuangan.
k. Kepala Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara dan Kabupaten
Simalungun, melakukan monitoring dan evaluasi/ pengawasan
tentang (5 WH) atas pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan.
IV. ORGANISASI
A. Struktur organisasi
1. Penanggung jawab program : Kepala Dinas Perkebunan
Kabupaten Simalungun
2. Kuasa Pengguna Anggaran : Ir. Martua Tamba, MS
3. Pejabat Pembuat Komitmen : Ir. Jan Posman H Purba
4. Pejabat Penguji Persetujuan Pembayaran : Olbert Aston Saragih, SH
5. Bendaharawan : Rolam Sembiring
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 16
B. Tugas Tim Teknis Kabupaten Simalungun
- Melakukan inventarisasi dan seleksi CPCL.
- Melakukan pengawalan pelaksanaan kegiatan pada tahapan
sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pembina Propinsi dan Tim Teknis
Kabupaten.
- Melakukan pengawalan tahapan seleksi calon kelompok sasaran dan
calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten.
- Melakukan pengawalan persiapan administrasi untuk pencairan dana
kelompok yang meliputi pembukaan rekening, penyusunan RUKK.
- Melakukan pengawalan pencairan dana ke rekening kelompok.
- Melakukan pengawalan penyaluran dana ke rekening kelompok.
- Melakukan pengawalan kebenaran serta ketetapan pemanfaatan dana
yang dilakukan oleh kelompok (pertanggung jawaban).
- Melakukan pengawalan pelaksanaan konstruksi mulai dari persiapan
lahan sampai dengan pemeliharaan tanaman.
- Melakukan pembinaan, pemantauan, dan pengendalian pelaksanaan
kegiatan fisik di lapangan.
- Membuat laporan kegiatan, laporan tersebut disampaikan kepada
Kepala Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara.
V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORANV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Dasar Hukum
Kegiatan Pengendalian, Pengawasan, Evaluasi dan Pelaporan
mengacu pada :
1. Keputusan Menteri Pertanian No. 431 / Kpts / RC.210/2004 tanggal 13
Juli 2004 tentang pedoman Sistem Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
(Simonev) Program Pembangunan Pertanian.
2. Surat Edaran Menteri Pertanian Nomor : 391 / RC.210 / A / 6 / 2005
tanggal 29 Juni 2005 tentang Sistem Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan (Simonev) Anggaran Berbasis Kinerja.
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 17
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 39 Tahun 2006 tanggal 29 November
2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan.
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan /OT.140/1/2008
Tahun 2008 tentang pelimpahan wewenang kepada Bupati/Walikota
dalam Pengelolaan dan tanggung jawab Dana Tugas Pembantuan
Kabupaten/Kota Tahun 2008.
5. Pos Anggaran; Pengelolaan anggaran pembangunan pertanian
mengacu pada Pedoman Pengelolaan Anggaran Pembangunan
Pertanian yang dikeluarkan oleh Sekjen Deptan TA. 2009, agar
penyelenggaraan kegiatan menerapkan prinsip-prinsip partisipatif,
transparatif dan akuntabel.
B. Monitoring
Pelaksanaan optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi
arabika yang dilaksanakan di Kabupaten Simalungun harus terus di
pantau secara berkala dan berkelanjutan, sehingga dapat diketahui sedini
mungkin tingkat kemajuan pekerjaan di lapangan dan permasalahan yang
mungkin timbul sehingga optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas
kopi arabika dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
C. Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan optamasi lahan kawasan
perkebunan komoditas kopi arabika yang dilaksanakan pada setiap akhir
tahun untuk menentukan arah pembangunan selanjutnya.
D. Pelaporan
Salah satu kriteria keberhasilan kegiatan ditentukan oleh pelaporan
yang memenuhi persyaratan seperti ketepatan waktu, kesinambungan,
kualitas dan keakuratan laporan, termasuk bentuk laporan sesuai jenis
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 18
kegiatan yang dilaksanakan. Setelah pelaksanaan optamasi lahan
kawasan perkebunan komoditas kopi arabika selesai, Kepala Dinas
Perkebunan Kabupaten Simalungun selaku Pelaksana teknis kegiatan
wajib menyiapkan dan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan baik
dari segi fisik maupun keuangan.
E. Bentuk Laporan
Dari segi bentuk laporan, khususnya dari segi waktu untuk
pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari (1). Laporan Bulanan dan (2).
Laporan Akhir. Laporan ini berisi antara lain data dan informasi tentang
perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan serta hasil kerja fisik
lainnya dalam jangka waktu tersebut. Laporan dibuat oleh Kuasa
Pengguna Anggaran.
F. Penyampaian Laporan
a. Laporan Bulanan
Disampaikan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Laporan
dimaksud berupa Laporan MONEV dan SAI. Laporan disampaikan ke
Direktorat Jendral Pengelolaan Lahan dan Air, dan Dinas Perkebunan
Propinsi Sumatera Utara.
b. Laporan Akhir
Setelah pelaksanaan optimasi lahan kawasan perkebunan,
penanggung jawab kegiatan di tingkat kabupaten wajib menyiapkan dan
menyampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan baik dari segi fisik
maupun keuangan. Agar lebih informatif dan komunikatif, laporan akhir
dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi pada kondisi awal pekerjaan,
sedang dalam pelaksanaan dan setelah pekerjaan selesai 100 %. .
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 19
Laporan disampaikan ke Direktorat Jendral Pengelolaan Lahan dan Air dan
Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara.
VI. PENUTUPVI. PENUTUP
Batasan kebijakan dalam rangka pelaksanaan optimasi lahan kawasan
perkebunan antara lain : (1) Kebijakan pengembangan merupakan
pengoptimalan fungsi lahan guna peningkatan produktivitas lahan kawasan
perkebunan, (2) Pendekatan kawasan berskala ekonomi yang dilengkapi
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 20
infrastruktur minimal jalan kebun, (3) Penentuan lokasi harus sesuai dengan
aspek teknis yakni kesesuaian daya dukung dan Agropedoklimat, kesesuaian
aspek sosial, ekonomis dan lingkungan, (4) Partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat termasuk pendidikan serta pembelajaran melalui
pendampingan.
Pelaksanaan optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi
arabika hendaknya dilaksanakan sesuai dengan kaidah Good Agricultural
Practices (Budidaya Pertanian Baku) untuk setiap komoditi yang
dikembangkan. Dengan demikian mulai pemilihan, penentuan lokasi, bahan
tanaman, jarak tanam persiapan tanam harus dilaksanakan sesuai aturan
teknis yang berlaku, untuk setiap jenis komoditi yang dikembangkan. Itulah
sebabnya dalam buku ini dicantumkan Persyaratan Teknis sesuai dengan
komoditi yang dikembangkan.
Mempertimbangkan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan secara
Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK), maka peranan Kelembagaan
Kelompok Tani menjadi penting dan perlu untuk segera dibentuk dan
dikembangkan termasuk penentuan pengurus oleh anggota dan pembukaan
rekening di Bank terdekat secepatnya.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan merupakan kegiatan yang penting
dan perlu dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan, mulai dari
Pusat, Propinsi dan Kabupaten, yang secara berjenjang dilaporkan ke Pusat.
Demikian Petunjuk Teknis optamasi lahan kawasan perkebunan
komoditas kopi arabika ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan Kegiatan Penyediaan dan Perbaikan
Infrastruktur Pertanian optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi
arabika di Kabupaten Simalungun.
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 21
Pamatang Raya, Maret 2009
DIKETAHUI OLEH : PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KEPALA DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN SIMALUNGUN
IR. MARTUA TAMBA, MS IR. JAN POSMAN H PURBA NIP. 080 064 795 NIP. 080 117 284
Lampiran 1
SURAT PERNYATAAN PETANI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : …………………………………………………………
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 22
Tempat/tanggal lahir : …………………………………………………………Kelompok Tani : …………………………………………………………Alamat : …………………………………………………………
Sehubungan dengan adanya rencana Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur Pertanian optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi arabika dengan ini menyatakan bersedia untuk:
1. Menerapkan pelaksanaan sesuai Teknis Budidaya Baku Jenis Tanaman yang diusahakan.
2. Mengusahakan tanaman semusim; sambil menunggu masa panen tanaman utama yaitu Kopi Arabika ” sigarar utang ” dengan biaya sendiri atau modal usaha kelompok, dengan tetap memelihara tanaman utama.
3. Melaksanakan kerja sama secara berkelompok dan bersungguh sungguh ikut aktif melaksanakan kegiatan melalui PMUK.
4. Tidak akan mengkonversikan lahan yang sedang dikembangkan.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
..................,...............2009
Mengetahui Kepala Desa ................ Yang menyatakan,
(...............................) (...............................)
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 23
Jadwal Kegiatan Optimasi Lahan Kawasan PerkebunanTA. 2009
Propinsi : Sumatera UtaraKabupaten : SimalungunKomoditi : KopiLuas : 50 Hektar
JADWAL KEGIATAN TAHUN 2009No KEGIATAN BULAN KETERANGAN/
PENANGGUNGJAWAB1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penerimaan DIPA Ditjen PLA2 Penerimaan POK Ditjen PLA3 Penerimaan Pedum Teknis Ditjen PLA4 SK Penetapan KPA Ditjen PLA5 SK Penetapan P4 Ditjen PLA6 SK Penetapan Bendahara Ditjen PLA7 Penetapan PPK Ditjen PLA8 Sosialisasi Kegiatan Dinas Kabupaten9 Pemberitahuan DanaPendamping Bupati10 Penyusunan Juklak Dinas Propinsi11 Penyusunan Juknis Dinas Kabupaten12 Rancangan Teknis (Design) dan RAB Dinas Kabupaten13 Pembentukan Tim Teknis dan Pengawas Dinas Kabupaten14 Pembuatan RUKK Kelompok Tani, PUMK15 Pembukaan Rekening Kelmpok dan Penandatanganan
Surat PerjanjianKelompok Tani, PUMK
16 Pelaksanaan Fisik (konstruksi) Kelompok Tani, PUMK17 Pengadaan saprodi Kelompok Tani, PUMK18 Pelaporan Disbun Kabupaten, Propinsi
Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 1
top related