inisiasi 2 manajemen keuangan
Post on 27-Dec-2015
70 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
INISIASI II
MATERI-1
MANAJEMEN KEUANGAN DAN LAPORAN AKUNTANSI
Memahami Kondisi Keuangan Perusahaan
Setelah Saudara mempelajari Inisiasi I tentang Ruang lingkup Manajemen
Keuangan dan Konsep Dasar Penilaian dalam Manajemen Keuangan, maka
inisiasi yang berikutnya ini Saudara akan mempelajari tentang Manajemen
Keuangan dan Laporan Akuntansi Keuangan.
Dalam materi ini Saudara pertama kali akan dijelaskan mengenai
pemahaman laporan keuangan karena semua keputusan manajer keuangan
akan didasarkan pada laporan keuangan yang telah disusun. Secara umum
laporan keuangan yang disusun oleh setiap perusahaan antara lain: laporan
neraca, laporan rugi laba dan laporan arus kas.
1. Laporan neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada suatu saat, biasanya pada akhir
periode.
2. Laporan rugi laba adalah laporan keuangan yang menggambarkan hasil
usaha suatu perusahaan selama satu periode.
3. Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi
kas suatu perusahaan pada akhir periode.
Dari laporan-laporan tersebut dapat dilihat kinerja perusahaan tersebut apakah
perusahaan mempunyai prospek yang baik atau tidak. Untuk mengetahui
perkembangan kinerja perusahaan, kita dapat melakukan analisis terhadap
laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan.
1
Rasio keuangan dapat dikelompokkan dalam 5 kelompok yaitu :
A. Rasio Likuiditas, rasio ini adalah rasio keuangan yang mengukur
kemampuan perusahaan untuk memnuhi kewajiban keuangan jangka pendek
tepat pada waktunya. Rasio ini terdiri :
Current ratio
Acid test ratio dan Quick ratio
B. Rasio Manajemen Aktiva adalah rasio keuangan yang mengukur sejauh
mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk
memperoleh penjualan. Rasio ini meliputi :
Rasio perputaran persediaan
Rata-rata pengumpulan piutang
Rasio perputaran aktiva tetap
Rasio perputaran total aktiva
C. Rasio Manajemen Utang adalah rasio keuangan yang mengukur sejauh
mana perusahaan memenuhi kewajiban baik itu kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang. Rasio ini meliputi :
Rasio utang terhadap aktiva
Time interest earned
EBITDA Coverage rasio
D. Rasio Profitabilitas adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa
besar kemampuan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan
penjualan, aktiva maupun laba dari modal sendiri. Rasio ini meliputi :
Marjin laba atas penjualan
Basic earning power
Return on total asset
Return on common equity
E. Rasio Nilai Pasar adalah rasio keuangan yang mengukur nilai perusahaan
dengan didasarkan nilai saham. Rasio ini meliputi :
Price/earning ratio
Price/cash flow ratio
Market to book ratio
2
Rumus mengenai masing-masing rasio keuangan diatas, silahkan Saudara
pelajari pada BMP Manajemen Keuangan modul 3.
Setelah Saudara dapat menghitung kemampuan perusahaan dengan
menggunakan rumus rasio keuangan, tahap berikutnya yang perlu Saudara
ketahui adalah bagaimana menafsirkan rasio-rasio keuangan tersebut. Untuk
menafsirkan rasio keuangan kita menggunakan asumsi bahwa metode akuntansi
yang digunakan oleh perusahaan yang akan kita analisis adalah konsisten dari
waktu ke waktu, dan sama dengan yang digunakan oleh perusahaan lain. Ada
dua cara untuk menafsirkan rasio keuangan yaitu :
A. Membandingkan dengan rasio-rasio keuangan perusahaan di masa yang
lalu.
B. Membandingkan dengan rasio keuangan perusahaan-perusahaan lain dalam
satu industri.
Dari ke dua cara diatas cara kedua yang paling baik karena dapat mengetahui
kedudukan relatif perusahaan kita dibandingkan dengan perusahaan -
perusahaan lain.
Prakiraan dan Perencanaan Keuangan
Salah satu fungsi keuangan adalah fungsi perencanaan. Bagi manajer
keuangan fungsi perencanaan ini berarti bahwa manajer harus melakukan
perencanaan keuangan. Dalam kegiatan perencanaan biasanya didahului oleh
kegiatan prakiraan (forecasting) tentang apa yang diharapkan dimasa yang akan
datang. Didalam keuangan perencanaan akan menyangkut bagaimana posisi
keuangan di masa yang akan datang, termasuk juga berapa banyak pendanaan
ekstern dan intern yang harus dicari.
Sebelum menyusun rencana keuangan, manajer keuangan perlu
memahami bagaimana arus kas perusahaan, artinya aliran dari mulai kas
berubah menjadi barang produksi, kemudian dijual dan akhirnya mendapatkan
3
kas. Tentunya banyak faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam arus kas
tersebut.
Untuk menyusun rencana keuangan tersebut diperlukan serangkaian
asumsi, baik yang menyangkut hubungan natar variabel-variabel keuangan,
maupun keputusan-keputusan keuangan. Rencana dapat dikelompokkan
kedalam dua kelompok yaitu perencanaan keuangan jangka panjang dan
perencanaan keuangan jangka pendek.
Perencanaan keuangan jangka panjang, yaitu perencanaan yang
bwerhubungan dengan bagaimana posisi keuangan perusahaan dimasa datang
(lebih dari satu tahun). Oleh karena menyangkut jangka panjang maka perlu
disusun suatu laporan keuangan yang diproyeksikan (laporan keuangan
proforma). Model-model perencanaan keuangan yang dapat digunakan,
diantaranya adalah model persentase penjualan. Model ini menggunakan dasar
pemikiran bahwa perusahaan memerlukan dana yang makin besar apabila
aktivitas perusahaan meningkat. Ukuran dari aktivitas ini adalah penjualan.
Salah satu asumsi dalam model ini adalah bahwa rekening-rekening yang
berubah sesuai dengan penjualan, diasumsikan proporsinya tetap tidak berubah.
Dengan model ini kemudian kita dapat menaksir apakah perusahaan perlu
menambah dana dari luar atau tidak.
Untuk lebih jelas lagi silahkan Saudara mencoba latihan-latihan dalam BMP
Manajemen Keuangan, dan apabila mengalami kesulitan silahkan ditanyakan
dalam forum TUTEL maupun TTM.
Model lain selain model persentase penjualan dapat juga dengan menggunakan
rumus regresi. Sebagai contoh misalnya hubungan antara aktiva dengan
penjualan dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
Y = 20 + 0,04 X
Dalam hal ini Y adalah nilai persediaan dan X adalah penjualan. Apabila
penjualan diperkirakan Rp 100 juta maka nilai persediaan menjadi = 20 + 0,04
4
(100) = Rp 24 juta. Atau dinyatakan dalam persentase adalah nilai persediaan =
24 % dari penjualan.
Perencanaan keuangan jangka pendek, umum perencanaan ini kurang dari satu
tahun. Tujuan utamanya seringkali digunakan untuk menjaga likuiditas
perusahaan. Alat yang dipergunakan dengan menyusun anggaran kas.
Anggaran kas merupalan taksiran tentang kas masuk dan kas keluar pada
periode waktu tertentu.
5
MATERI - 2
PERENCANAAN KEUANGAN DAN FORECASTING
Dalam topik ini, perencanaan yang dimaksud adalah adalah perencanaan
penjualan, perencanaan pendanaan dan analisa sensitifitas
Perencanaan Penjualan:
Perencaanaan penjulan biasa dilakukan berdasarkan penjualan masalalu
(misalnya ) beebrapa tahun , kemudian dilakukan predikasi untuk masa depan.
Dalam melkaukan perencanaan harus memperhatikan :
Jika memeliki banyak macam produk maka dilakukan analisa pada
masing-masing produk kemudiandigabungkan prediksi-prediksi tersebut.
Memperhatikan aktivitas ekonomi
Memperhatikan pangsa pasar produk
Memperhatikan faktor makro ekonomi, yang secara keseluruhan akan
mempengaruhi penjualan
Memperhatikan teknik pemasaran yang dilakukan
Perencanaan penjualan dianggap penting karena jika persiapan produksi dan
stok barang tidak tepat maka kinerja perusahaan tidak akan mencapai optimum.
Kekeurangan produksi akan kehilangan kesempatan, kehilangan pelanggan dst,
jika produksi berlebihan akan menyebabkan biaya membengkak karena
meningkatnya biaya penyimpanan, resiko kerusakan barang tersbut. Contoh
langkah-langkah mem-forecast penjualan dapat dilihat dalam buku modul,
silakan ditelaah lagi buku modul.
6
Forecasting dan Tambahan dana yang dibutuhkan :
Langkah mem-forecast kebutuhan modal adalah adalah dngan cara membentuk
laporan keuangan dan neraca proforma. Biasanya untk mendukung kegitan itu,
diusahakan ratio ratio kesehatan keuangankonstan, sehingga mempunyai
konsekuensi perlu penambahan dana untuk mendukung operasional tersebut.
Rumusan untuk menghitung besarnya dana, dapat dilihat dalam buku modul
halaman 3.50.
Analisa Sensitivitas
Dalam melakukan forecast diatas melibatkan variabel-variabel yang bisa saja
mengalami perubahan saat melakukan forecast. Perubahan dimaksud adalah
tidak seperti yang di asumsikan saat melakukan forecast. Untuk itu perlu
dipelajari faktor faktor yang mempengaruhi paling dominan terhadap kondisi kas
jika variabel-variabel lain berubah. Langkah ini adalah analisa sensitivitas.
Analisa sensitivitas ini tidak bisa menghasilkan hasil kebenaran yang mutlak, dan
tidak akan murni terhindar dari faktor subjektifitas. Disamping masih terdapat
masalah lain yaitu interferensi diantara faktor-faktor terkait. Namun analisa ini
dapat membentu langkah antisipatif jika terjadi perubahan/ penyimpangan dari
kondisi yang diharapkan.
7
MATERI - 3
PENILAIAN PERUSAHAAN
A. Lingkup Penilaian Perusahaan
Model penilaian perusahaan yang kita kenal adalah :
- Dengan melakukan forecast laporan keuangan dimasa mendatang,
kemudian dilakukan present value.
- Model pertumbuan deviden
- Model penilaian perusahaan : market value added, economic value added
dan value based management
B. Model Penilaian Perusahaan
Model penilaian free casflow dilakukan dengan melakukan proyeksi ke
masa depan sebagai arus kasnya, kemudian dilakukan discount ke masa
sekarang.
Nilai operasi = Vop) = PV dari PCF yang diharapkan dimasa mendatang :
PFC1 PFC2 PFCy
= ------------------- + --------------- + ….. .......... + -------------
(1+ WACC) (1+ WACC)2 (1+ WACC)y
Pelajarilah contoh contoh soal di buku modul:
C. Valuasi Saham
Dalam menganalisa saham ada beberapa metoda yang bisa
dipergunakan tergantung kepada dasar analisa yang diterapkan. Menurut
(Brown, 2003: 369) pada umumnya pendekatan untuk melakukan valuasi
8
adalah dengan menggunakan sistem top down dan botom up.
Pendekatan top down adalah pendekatan dengan menggunakan tiga
langkah pendekatan yaitu dari makro ekonomi, pendekatan industri dan
pendekatan perusahaaan. Sedangkan pendekatan bottom up adalah
menggunakan pendekatan stock valuation dan stockpicking . Kedua
pendekatan tersebut berguna bagi para fundamentalis dan paran pemain
dengan pendekatan teknikal.
Analisa fundamental adalah analisa yang dilakukan terhadap aspek-aspek
yang ada didalam perusahaan baik yang berhubungan langsung terhadap
keuangan maupun yang tidak langsung berhubungan keuangan tetapi
berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan dimasa mendatang. Sedangkan analisa teknikal adalah
dengan melakukan perhitungan harga saham berdasarkan harga-harga
dimasa yang lalu.
Analisa Fundamental
Salah satu bentuk analisis fundamental adalah dengan pendekatan top
down analisis yang biasanya menggunakan tiga pendekatan yaitu:
A. Mendalami dan mengerti lingkungan ekonomi perusahaan yang
dinilai.
B Menyelidiki potensi perkembangan pada industri yang berkaitan
pada perusahaaaan.
C Menyelidiki perusahaan yang akan dinilai meliputi strategi, pasar,
manajemen, faktor-faktor terkait lain.
Tahapan yang dilakukan dalam analisis fundamental adalah analissis
terhadap kondisi makro ekonomi, kemudian masuk kedalam kondisi
lingkungan industri, selanjutnya masuk kedalam perusahaan spesifik.
9
D. Analisa Makro Ekonomi
Menurut (Tandelilin : 6.4 - 6.7), (Brown 2003:370 ) dalam metode analisa
top down, analisis akan dimulai dengan kondisi ekonomi global dan
nasional yang biasa disebut sebagai kondisi makroekonomi. Analisa ini
akan merefleksikan kegiatan ekonomi masa lalu, saat ini dan dimasa
mendatang. Spigel 1991 sebagaimana dikutif Tandelilin, mengemukakan
terdapat hubungan yang kuat antara harga saham dan kondisi makro
ekonomi. Kondisi pasar saham dipengaruhi dan mempengaruhi kondisi
makro ekonomi. (Bodie 2004: 384) menjelaskan parameter-parameter dari
kondisi makroekonomi yang dimaksud adalah parameter-parameter
produk domestik bruto, tingkat pengangguran, tingkat inflasi, tingkat suku
bunga, tingkat kurs mata uang (berkaitan dengan cadangan devisa) dan
sentimen yaitu persepsi pelaku ekonomi terhadap kondisi ekonomi.
D.1 Produk Domestik Bruto
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah memberikan informasi mengenai
jumlah agregat barang dan jasa yang telah dihasilkan untuk satu periode
setahun. PDB ini mengindiskasikan kondisi perekonomian suatu negara
artinya jika PDB tumbuh berarti konsisi perekonomian membaik. Pada
saat pertumbuhan ekonomi terjadi, maka daya beli masyarakat akan
semakin besar sehingga kesempatan swasta untuk berjualan semakin
besar dan kesempatan mendapatkan keuntuingan juga semakin besar.
D.2 Tingkat Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk
secara keseluruhan. Inflasi perlu diperhitungkan dalam melakukan
keputusan investasi karena berkaitan dengan nilai waktu dan uang. Ini
bisa dijelaskan dengan adanya inflasi yang tinggi maka akan
meningkatkan rate of return dan cost of equity meningkat, sehingga akan
meningkatkan WACC (weight average cost of Capital) yang pada giliranya
akan berpengaruh kepada harga saham dan retun dari saham.
10
Beberapa referensi menjelaskan bahwa inflasi bisa berpengaruh positif
dan negatif terhadap harga saham. Pada kondisi normal akan
berpengaruh positif tetapi pada kondisi inflasi yang sangat tinggi akan
berpengaruh negatif.
Pada umumnya inflasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu inflasi yang
disebabkan karena kenaikan biaya produksi barang-barang dan yang lain
disebabkan karena perubahan kesetimbangan permintaan dan
penawaran.
D.3 Tingkat suku bunga
Suku bunga adalah merupakan nilai yang akan diperoleh para pemodal
yang menggunakan uangnya untuk investasi, ini juga berarti bahwa
merupakan biaya yang harus dibayar oleh perusahaan yang
menggunakan modal dari pihak luar.
Pada saat suku bunga rendah akan mendorong masyarakat untuk
meningkatkan konsumsi (daya beli naik) dan akan meningkatkan investasi
bagi perusahaan. Sebaliknya jika sukubunga tinggi maka akan
mendorong masyarakat menabung dananya di bank, sehingga investasi
akan berkurang. Dan kemampuan untuk berkonsumsi juga kurang.
Dengan singkat kata suku bunga adalah kontrol investasi. Hal senada
juga dijelaskan oleh Bodie 2004: 386.
D.4 Nilai tukar
Nilai tukar adalah harga rupiah terhadap mata uang asing. Jika nilai tukar
menurun maka akan nilai rupiah akan menurun terhadap mata uang
asing, sehingga daya beli masyarakat juga menurun. Dan konsumsi
masyarakat juga akan menurun. Tetapi kondisi ini akan dapat
meningkatkan eksport karena barang-barang produksi Indonesia akan
11
terasa lebih murah. Jadi dengan singkat kata jika nilai turun maka
perusahaan yang berbasis konsumsi dalam negeri akan mengurangi nilai
intrisik sebaliknya jika perusahaan berbasis eksport maka akan
menghasilkan nilai yang lebih bagus.
E. Analisa Industri
Analisis industri penting untuk dilakukan karena akan memberikan
informasi yang penting mengenai sifat, potensi dan kekuatan dari industri
itu sendiri. Hal ini disadari karena tiap industri mempunyai karasteritik
sendiri dan mempuyai sifat serta siklus sendiri. Reilly & Brown 2003; 487-
490, telah melakukan studi dengan hasil :
Pada periode yang sama tiap inidustri menghasilkan return yang
berbeda-beda. Hal ini menunjukan bahwa analisa industri penting
untuk dilakukan.
Tingkat penegembalian masing-masing industri adalah berbeda
setiap tahunnya. Sehingga dalam melakukan prediksi perlu
memasukan faktor-faktor lain, selain faktor industri.
Tingkat return perusahaan-perusahaan satu industri yang sama
terlihat cukup beragam. hal ini menunjukan selain analisa industri
juga diperlukan analisis perusahaan.
Selama periode yang sama, industri yang berbeda mempunyai resiko
yang berbeda pula seperti halnya return.
Tingkat resiko suatu industri relatif tetap sepanjang waktu, sehingga
analisis berdasarkan data masa lalu cukup akurat.
Untuk lebih akurat didalam melakukan analisa, maka perlu menganalisis
dan membandingkan dengan industri sejenis pada bidang yang sama.
Parameter yang dibandingkan juga akan bersifat spesifik untuk masing-
masing jenis industri.
12
Industri juga mencerminkan tingkat kepekaan terhadap perubahan
lingkungan global. Arah dari reaksi ini berlaku dua arah yang artinya risk
dan return.
E.1 Analisa kehidupan industri
Analisa kehidupan industri penting untuk melihat perusahaan
secara lengkap dan awal hingga prediksi akhir. Disini juga perlu
disadari bahwa tiap jenis industri mempunyai karasteriktik sendri,
namun secara umum akan melalui tahapan-tahapan seperi berikut.
Bodie, Kane, Markus 2004 ;402-403 maupun Reilly & Brown 2003:
495-496 menjelaskan bahwa industri akan melalui tahapan-
tahapan yang intinya adalah sebagai berikut :
a. Perkenalan (start – up)
Pada tahapan ini perusahaan hanya memperoleh
keuntungan yang kecil atau bahkan negatif. Hal ini karena
memang profit margin dari penjualan yang kecil dan atau
omset yang masih kecil. Perusahaan ini adalah memakan
biaya. Tidak mudah melakukan prediksi perusahaan pada
tahap ini.
b. Konsolidasi / consolidation stage
Pada tahaapan ini perusahaan mempunyai produk yang
telah diperhitungkan sehingga mempunyai pangsa pasar
yang bagus dan mempunyai profit margin yang bagus pula.
Dalam kondisi seperti ini perusahaan mampu mencetak laba
lebih dari 100% atau melebihi kondisi ekonomi secara
keseluruhan. Pada tahapan ini lebih mudah melakukan
prediksi dari masa depan industri.
c. Kedewasaan / maturity stage
13
Pada tahapan ini pertumbuhan tidak secepat tahap
sebelumnya dan merupakan pertumbuhan yang relatif stabil
bahkan hampir sejajar dengan peryumbuhan ekonomi. Laba
perusahaan juga akan bervariasi diantara perusahaan-
perusahaan yang ada. Pada tapan ini terdapat persaingan
yang ketat. Dengan demikian investor akan lebih mudah
melakukan prediksi dan kalkulasi.
d Penurunan.
Pada tahapan ini perusahaan mengalami kematangan
perusahaan sehingga kemampuan memasarkan produk
menurun dan keuntungan juga menurun bahkan mengalami
kerugian. Pengembalian modal juga sangat sulit dilakukan.
E.2 Analisa siklus bisnis
Untuk menganalisis siklus bisnis adalah dengan melakukan kajian
hubungan kemampuan industri untuk merespon perubahan
ekonomi makro. Dalam kenyataan di dunia bisnis kemampuan ini
akan berbeda beda masing-masing sektor. Misalnya akan terdapat
industri dengan kondisi yang sangat rentan terhadap perubahan
global, misalnya akan menjadi sangat buruk pada saat ekonomi
glonal buruk dan akan sangat baik pada saat ekonomi global
sangat baik.
E.3 Analisa kekuatan bersaing
Di dalam melakukan analisa industri yang juga memprediksi return
yang diperoleh dari prediksi penjualan dan prediksi biaya, maka
perlu dilakukan analisa persaingan usaha. Analisa persaingan
usaha /industri adalah menggunakan analisa persaingan yang
14
dikemukakan Porter. Dalam analisa ini ini kita mengenal adanya
pesaing pesaing dalam industri yang berupa pesaing dari luar
(eksternal ) dan juga internal. Persaingan berasal dari rivalitas
industri (internal industri), pemasok, pembeli, pendatang baru dan
barang subtitusi.
F. Analisa Perusahaan
Nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan itu
menghasilkan suatu arus kas suatu periode tertentu dan menghasilkan
pertumbuhan tertentu pula. Dengan demikian menganalisis perusahaan
berarti adalah menganalisis laporan keuangan (financial) dan
menganalisis potensi dan kemampuan perusahaan menghasilkan uang
dimasa mendatang dan mempresent value-kan. (diskonto). Wild dkk 2001:
33, memberikan alat untuk melakukan analisa perusahaan yaitu dengan
menggunakan analisis perbandingan antar laporan keuangan dalam
perusahaan, analisa perbandingan antar bagian dalam perusahaan,
analisa ratio, analisa arus kas dan penilaian.
F.1 Analisis perbandingan antar laporan keuangan dalam
perusahaan
Analisa ini adalah memperbandingkan antara neraca dan income
stament (arus kas) pada suatu periode tertentu. Analisa ini akan
mendalam ke dalam mata akutansi di dalam laporannya. Dengan
membandingkan dan menganalisa dari tahun ke tahun (periode ke
periode), maka akan terungkap perubahan-perubahan yang terjadi
didalamnya dan kecenderungan yang akan mungkin terjadi dimasa
mendatang.Wild 2001:33
2.6.1 Analisa perbandingan antar bagian dalam perusahaan
Analisis ini akan dilakukan dari satu buku dengan membandingkan
akun yang ada didalamnya secara vertical. Jika dikatatan total
15
neraca adalah 100% maka didalamnya merupakan bagian bagian
yang tertentu dan dapat dibandingkan dengan akun-akun yang lain.
Hasil perbandingan yang diperoleh adalah akan diperoleh akun
yang dominan dan berpengaruh terhadap laporan keuangan secara
keseluruhan. Wild 2001:37
F.2 Analisa ratio
Analisis perusahaan adalah alat yang paling sering digunakan
untuk menganalisis perusahaan. Ratio-ratio ini merupakan operasi
aritmatika yang sederhana, namun operasi ini akan memberikan
makna yang yang dapat dikaitkan dengan kondisi ekonomi dan
juga dapat digunakan untuk memprediksi trend perusahaan. Ratio-
ratio tersebut anatara lain adalah likuiditas, profitabilitas, efisiensi
dan ratio pasar.
A. Likuditas / current ratio
Ratio ini dipergunakan untuk mengukur jumlah uang yang
tersedia untuk membayar kewajiban jangka pedek. Baik
buruknya terhadap penafsiran ratio akan tergantung kepada
jenis industrinya dan umur industrinya.
Aktiva lancar
Liquiditas = -------------------------------
Kewajiban lancar
B Quick ratio.
Ratio ini dipergunakan menilai ketersediaan uang kas/
kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban
lancarnya.
(Kas + Piutang Lancar)
16
Quik ratio = -----------------------------
Kewajiban Lancar
C. Ratio Perputaran kas.
Ratio ini dipergunakan untuk mengukur perputaran uang
atau modal kerja . Dengan melihat nilai ini akan diketahui
tingkat perputaran modal kerja dan menjaga agar tetap arus
kas positif. Rumus yang dipergunakan untuk menilai ini
adalah
Penjualan bersih
Ratio perputaran kas = ----------------------------
Modal kerja
Penjualan bersih
= ---------------------------------------
Akt. Lancar – kewajiban lancar.
D. Ratio utang pada aktiva (ratio debt to equty ratio)
Ratio ini bertujuan untuk menunjukan Proxy modal yang
berasal dari utang dan yang berasal dar pemengang saham.
Penafsiran terhadap nilai akan tergantung kepada jenis
industri, umur perusahaan dan kebijakan para pengurus
perusahaan. Ratio ini dapat dirumuskan dengan cara
sebagai berikut.
Total utang
Debt to equity ratio = -------------------------
modal
17
E. Profitabilitas
Ratio profiabilitas dipergunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk mengukur dan membantu
mengendalikan pendapatan dengan meningkatkan
penjualan, marjin penjualan dan meningkatkan manfaat-
manfaat dari pengeluaran yang dilakukan atau kombinasi
ketiganya. Ratio ini terdiri dari :
tingkat keuntungan dari penjualan (net profit margin)
ratio tingkat keuntungan dari aktiva (return of asset).
Ratio tingkat keuntungan dari investasi
F. Efisiensi
Rasio efisiensi berfungsi untuk mengukur dan membantu
pengendalian perusahaan. Rasio-rasio ini membantu rasio
rasio yang lain untuk mengontrol penggunanaan pinjaman,
pengendalian bahan baku dll. Ratio ini terdiri dari :
rasio pengumpulan periode rata-rata
rasio perputaran persediaan
rasio perputaran aktive tetap.
G. Ratio pasar
Rasio pasar dipergunakan investor sebagi bahan
pertimbangan dalam membeli saham statu perusahaan.
Rasio rasio itu adalah :
EPS (Earning per share)
PE ratio
PER (Price to Earning Ratio)
18
Pembahasan lebih lanjut mengenai akan diulas pada subab
2.7.2.
F.3 Analisa Model Valuasi
Analisa model valuasi bertujuan untuk mengetahui nilai instrinsik
perusahaan, dimana dasar dari valuasi adalah present value
theory. Teori ini menyatakan bahwa hasil yang didapat dari debt
dan security sama dengan jumlah seluruh hasil dari security yang
didiscount dengan cara tertentu ke masa sekarang. Terdapat
beberapa methode dalam melakukan valuasi diantaranya discount
cash flow dan relative valuation. Wild 2001; 44-45. Pembahasan
lebih detail mengenai Valuasi akan dibahas di sub bab 2.7.
F.4 Analisa arus kas
Analisa arus kas merupakan alat utama yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana perusahaan mendapatkan sumber
pembiayaan dan bagaimana pembiaayaan tersebut dialokasikan.
analisa ini juga menjadi bagian penting untuk melakukan prediksi
kondisi keuangan dimasa mendatang. Wild 2001:44.
G. Analisa Penilaian Saham
Menurut Damodaran, 2002:11-25, pada prinsipnya ada tiga kategori
pendekatan dalam penilaian saham yaitu dengan melakukan discount
cashflow yaitu nilai asset dan arus kas yang mungkin didicount ke masa
kini. Cara yang lain adalah dengan menggunakan relative valuation yaitu
dengan memperbandingkan dengan nilai buku dsb dengan saham lain
yang bergerak pada industri yang hampir sama. Cara yang ketiga adalah
dengan menggunakan contigent claim, khusus dikembangkan bagi
penilaian opsi dan produk derivative lainnya.
G.1 Discount Cashflow Valuation
19
Bagi investor nilai perusahaan dalah nilai kini bagi sebuah arus kas
yang akan terjadi dimasa mendatang. Menurut konsep presen
value nilai unang akan mlebih besar jika dapat diteria dimuka.
Konsep ini biasa disebut sebagai konsep Discount value atau
discount cash flow atau disingkat DCF. Dimana factor yang
menguragi nilai uang dimasa masa mendatang akan di discount.
Metode DCF memiliki beberapa pendekatan antara alain deviden
discount model, Free cash flow, WACC. Free cashflow terdiri dari
free cashflow to equity dan free cahflow to firm. Sedangkan WACC
terdiri dari cost to equity dan cost to debt.
a. Deviden discount model
Merupakan model perhitugan harga saham yang dilakukan
dengan cara menilai tunai semua cashflow yang akan diterima
dimasa mendatang . Cashflow disini adalah deviden tunai yang
akan diterima setiap tahun dan harga saham terakhir pada saat
akan dijual (terminal). Rumusan yang dipakai adalah :
D1 D2 Dn Pn
Vo = ------ + -------- + ……….. + -------- + ---------
(1+k) (1+k)2 (1+k)n (1+k)n
Dimana :
P : harga saham
D: deviden
K : expected return
Vo: nilai saham saat ini
b. Free cashflow
Model penilaian berdasarkan arus kas merupakan salah satu
dari model pendekatan yang focus pada penialaian usaha atau
20
saham yang mengkuantitaskan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan return atau arus kas ke pemilik / investor.
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan
dapat dilihat dari kinerja masa lalu, saat ini dan dimasa
mendatang.
Dilihat dari pendapatan , maka besarnya nilai perusahaan
bergantung pada kemampuan dalam menghasilkan arus kas
atau perkiraan arus kas yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
Selain itu, besarnya nilai perusahaan juga bergantung pada
tingkat diskonto untuk mengkonversi pendapatan yang akan
diterima dimasa mendatang kedalam bentuk nilai masa kini.
Persamaan yang digunakan pada umumnya adalah :
n C. Ft
Value = ∑ --------------
T=1 (1+k)t
Dimana :
CF = Cash flow pada periode t.
k = discount rate
n = masa hidup asset.
21
G.2 Relative valuation
Inti dari penilaian dengan relative valuation adalah dengan
memperbandingkan nilai saham baik dengan rata-rata industri
maupun dngana industri sejenisnya. Dengan factor-faktornya.
Terdapat beberapa cara melakukan relative valuation, namun yang
paling umum digunakan adalah Price earning ratio (PER), Price to
book value ratio (PBV), dan price to salles ratio (PSR). Menurut
Aswath Damodaran 2001. Terdapat empat langkah dalam
penggunaan pendekatan relative valuation, yaitu :
1. Definition test, dilakukan dengan menentukan methode
(bentuk relative valuation) yang akan digunakan dan
diterapkan pada seluruh perusahaan yang berada sector
yang sama. Dimana perusahaan-perusahaan tersebut akan
menjadi pembanding.
2. Descriptional test, dilakukan dengan mengamati data yang
tersedia dan mengeluarkan data yang menyimpang agar
tidak terjadi bias.
3. Analitical test, dilakukan dengan menentukan metode yang
digunakan.
4. Aplication test, dilakukan dengan mengidentifikasi
perusahaan pembanding dan mengontrol perbedan-
perbedaan yang mungkin terjadi diantara perusahaan-
perusahaan.terdapat tiga pendekatan untuk mengontrol
perbedan-perbedaan tersebut, menyesuikan dengan
karasterisyik individu perusahaan dan melakukan regresi
terhadap perusahaan pembanding.
22
a. Price Earning Ratio
Price Earning ratio (PER) merupakan alat penting yang
umum yang digunakan untuk menilai saham di pasar.
Rumusan yang bisa digunakan untuk menghitung PER
adalah (sondhi, 2002, 152, 698).
Harga Saham payout Ratio x
(1+g)
PER = ------------------- = -------------------------------
EPS ke - g
Dimana :
PER : Price earning Ratio
Harga saham = harga perlembar saham dipasar
EPS : laba per lembar saham
ke : Resiko perusahaaan
g : pertumbuhan stabil
Nilai PER statu preusan biasanya akan dibandingkan
dengan PER rata-rata preusan sejenis. Dari nilai PER
tesrsebut dapat dilakukan justifikasi murah atau mahal.
Murah jira PER berada dibawah PER rata-rata, demikian
juga sebaliknya.
b. Price To Book Value:
Ratio ini membandingkan harga saham dengan nilai buku
ekuitas per saham. Ratio ini dapat dihitung dari rumusan
berikut. (Shondi, 2002).
Harga saham ROExpayoutratiox (1+g)
PBV = ---------------- = -------------------------------
BV Equity ke-g*
23
Dimana :
PBV = Price to Book ratio
Harga saham = harga perlembar saham dipasar.
BV Equity = Nilai buku ekuitas persaham
Ke : Resiko perusahaaan
G : pertumbuhan stabil
Ratio ini dipengaruhi oleh tingkat pertrumbuhhan
pendapatan per saham , deviden payout ratio cost of equity
dan return of equity. Semakin rendah cost of equity akan
mengakibatkan semakin tinggi ratio PBV.
Fama 1992, menemukan bahwa P/B ratio merupakan alat
prediksi yang baik untuk menilai returns saham di masa
mendatang. Studi lebih lanjut mengenai hal ini juga
dilakukan peneliti yang sama pada 2006 dan 2007.
c. Price to sales
Ratio ini memperbandigkan antara harga saham dengan
tingkat penjualan perusahaan , persamaan yang
diperguanakan adalah :
Harga Saham Net profit Magin x payout ratio x (1+g)
PS = ---------------- = ------------------------------------------------
Sales ke - g
Dimana :
PS : Price to Sales
24
Sales : Tingkat penjualan perusahaan per lembar
saham
Ke : Resiko perusahaaan
g : Pertumbuhan stabil
Ratio ini dipengaruhi oleh ekpetasin tingkat pertumbuhan
(sustainable ) roth), deviden payout ratio, net profit margin
dan resiko betha. Ketika PS suatu perusahaan dibawah rata-
rata industri maka harga saham dikatakan saham
undervalue demikian pula sebaliknya, jika nilai berada n
diatas rata-rata industri maka harga saham dikatakan
overvalue.
25
Daftar Pustaka lanjutan untuk mempelajari materi ini:
1. Ekawati Erni, Manajemen Keuangan, Buku Materi Pokok EKMA5205,
Penerbit Universitas Terbuka, 2007, Modul III.
2. Damodaran Aswath, Corporate Finance ; Theory and Practice , 2nd
Edition, John Wiley & Son, New York, 2001, Chapter IV.
3. Brigham E, Ehrhardt M, Financial Management Theory and Practice, 11
Edition, Tomson, 2005, Bab III.
4. Ross dkk, Corporate Finance, Bab III.
5. Breadley, Myers, Marcus, Fundamentals Of Corporate Finance, 3rd
Edition, McGraw-Hill, Boston, 2001.
6. White, Sondi, Fried, The Analysis and Use Of Fiancial Statements, 3rd
Edition, Wiley, 200.
7. Weston, Manajement Keuangan, edisi ke IX, jilid 1&2, alih bahasa oleh
Jaka Wasana, Binarupa Aksara,
8. Husnan suad, manajemen keuangan; teori dan penerapan, edisi ke-4
BPFE,Yogyakarta, 200
9. Darsono, Manajemen Keuangan Pendekatan Praktis, Diaidit media,
Jakarta, 2007.
10. Mardiyanto handono, intisari manajemen keuangan teori soal dan
jawaban, peberbit Grasindo, jakarta 2009.
11. Materi ujian CFA
26
top related