identifikasi miskonsepsi peserta didik …
Post on 15-Nov-2021
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SKRIPSI
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN
SKALA CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) PADA MATERI
LARUTAN PENYANGGA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan
Program Studi Pendidikan Kimia
Disusun oleh:
Hendrianus Umbu Hunga
NIM: 171444019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK
MENGGUNAKAN SKALA CERTAINTY OF RESPONSE INDEX
(CRI) PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA
Oleh:
Hendrianus Umbu Hunga
171444019
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
(Fransisca Ditawati Nur Pamenang, S.Pd., M.Sc) Tanggal: 30 Juni 2021
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
NIM: 171444019
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji
Pada Tanggal : 28 Juli 2021
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Susunan Panitia Penguji
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK
MENGGUNAKAN SKALA CERTAINTY OF RESPONSE INDEX
(CRI) PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA
Disusun Oleh:
Hendrianus Umbu Hunga
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd ………………
Sekretaris : Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D ………………
Anggota : Fransisca Ditawati Nur Pamenang, S.Pd., M.Sc ………………
Anggota : Risnita Vicky Listyarini, M.Sc ………………
Anggota : Johnsen Harta, M.Pd ………………
Yogyakarta, 28 Juli 2021
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Motto: Hal terpenting dalam hidup adalah perjuangan bukan kemenangan.
Menangislah jika itu membuatmu lega dan rasakan setiap tetesan air mata yang
terjatuh. Setelah itu, katakanlah pada dirimu, sudah waktunya aku bangkit
berjuang untuk mereka yang menunggu kesuksesanku
Dengan mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan, Skripsi ini
kupersembahkan: Untukmu yang selalu berjuang tanpa lelah sampai detik ini,
Mama. Untukmu yang selalu ada dalam ketiadaan, Bapa dan Mm Ibu, Bapa Tua
dan Mm Tua kampung, Bp Tua rumah batu, Untuk Bp Key dan keluarga, Untuk
Tate Ani dan Keluarga, Untuk Kk Ike dan keluarga, Untuk Kk Ina dan keluarga,
Untuk KD, Uspek, Vandro, Dulla koku, Ryan Rajang, Ama Laka, Elsandy, Ian
Goga, Arsito, Trisna, Aldo, Andrew Yammi, Novan, Kk Ando, Mas Brando,
Clarissa, Angel Ngana, Sania, Kk Erty, Savan, Fani, Ariel, Rani, Vira, Asty,
Astry, Sandro, Isto, Rinto, El, Cavin, Caleb, Riswan, Nining, Inka, Stella,
Nadie, Taniki, Esther, Ester, Vena, Rice, Redy, Ali, Winta, Rambu, Noldy,
Metri, AK, Kk Heni, Kk Erwin, Febi, Rani, Organisasi GMKI, Organisasi
Gailar, Keluarga di Sumba, Keluarga besar Waihibur Hip-Hop Community,
teman-teman PKIM 17, semua orang yang tidak bisa saya sebutkan satu per
satu dan diri sendiri yang lelah namun tidak menyerah
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 04 Agustus 2021
Penulis
Hendrianus Umbu Hunga
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Hendrianus Umbu Hunga
NIM : 171444019
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN
SKALA CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) PADA MATERI
LARUTAN PENYANGGA”
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 04 Agustus 2021
Penulis
Hendrianus Umbu Hunga
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
penyertaan-Nya yang luar biasa penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul
“Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik Mengunakan Certainty Of Response Index
(CRI) Pada Materi Larutan Penyangga” dengan baik. Proses penyelesaian skripsi
ini, penulis banyak menerimah bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. M Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini
2. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., P.hD selaku Kaprodi Pendidikan Kimia
yang selalu membimbing dan mengarahkan selama proses perkuliahan
3. Ibu Fransisca Ditawati Nur Pamenang, S.Pd., M.Sc selaku pembimbing yang
memberikan arahan, motivasi, masukan, dan bimbingan selama proses
penyusunan skripsi dari awal sampai akhir
4. Bapak Sumarno, S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Pajangan yang
telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1
Pajangan
5. Bapak Sarjono, A.Md.Pd selaku guru Kimia SMA Negeri 1 Pajangan yang
sudah membimbing saya selama proses penelitian
6. Ibu Risnita Vicky Listyarini, M.Sc dan Bapak Johnsen Harta, M.Pd selaku
validator yang telah membantu memvalidasi instrumen yang saya gunakan
untuk keperluan penelitian
7. Keluarga Besar Sekretariat JPMIPA yang selalu membantu menyiapkan
berkas untuk keperluan penelitian
8. Mama Asniyati Gollu yang selalu memberikan dukungan dalan bentuk
apapun demi terselesainya skripsi ini
9. Keluarga di Sumba yang selalu memberikan motivasi demi terselesainya
skripsi ini
10. Sahabat-sahabat saya dari Gailaru Marada Yogyakarta
11. Teman-teman Pendidikan Kimia Angkatan 2017
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN
SKALA CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) PADA MATERI
LARUTAN PENYANGGA
Hendrianus Umbu Hunga
Universitas Sanata Dharma
2021
Ilmu kimia merupakan bidang kajian yang kompleks karena di dalam kimia terdapat
tiga level representasi yang meliputi level makroskopis, mikroskopis, dan simbolik.
Kompleksitas yang tinggi menyebabkan peserta didik mengalami miskonsepsi pada
ilmu kimia. Peserta didik sering mengalami miskonsepsi pada materi larutan
penyangga. Hal ini disebabkan karena materi larutan penyangga tergolong dalam
konsep abstrak dan berkaitan dengan molekul yang bersifat mikroskopis.
Miskonsepsi peserta didik harus diidentifikasi sejak awal sehingga pembelajaran
pada konsep selanjutnya tidak terdapat miskonsepsi. Salah satu teknik yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik adalah Certainty of
Response Index (CRI). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi
peserta didik pada materi larutan penyangga mengggunakan teknik CRI. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kombinasi dengan seguential explanatory design.
Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel yang
digunakan dalam penelitian berjumlah 13 peserta didik kelas XI IPA 2 di SMA
Negeri 1 Pajangan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar wawancara,
lembar validasi, instrumen tes, dan angket miskonsepsi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa identifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan
penyangga berhasil dilakukan. Miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik
disebabkan oleh konsep awal yang lemah, kesulitan memahami materi larutan
penyangga, dan keyakinan terhadap konsep yang salah.
Kata Kunci: Miskonsepsi, CRI, Larutan penyangga.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
IDENTIFICATION of MISCONCEPTIONS LEARNERS USING THE
SCALE CERTAINTY of RESPONSE INDEX (CRI) ON the MATERIAL
BUFFER SOLUTION
Hendrianus Umbu Hunga
Sanata Dharma University
2021
Chemistry is a complex field of study because in chemistry there are three levels of
representation which include macroscopic, microscopic, and symbolic levels. High
complexity causes students to experience misconceptions in chemistry. Students
often experience misconceptions about the buffer solution material. This is because
the buffer solution material is classified as an abstract concept and is related to
microscopic molecules. Students' misconceptions must be identified from the start
so that there are no misconceptions in learning the next concept. One technique
that can be used to identify students' misconceptions is the Certainty of Response
Index (CRI). This study aims to identify students' misconceptions about the buffer
solution material using the CRI technique. This type of research is combining
research with sequential explanatory design. Determination of the sample is done
by the purposive sampling technique. The sample used in the study amounted to 13
students of class XI IPA 2 at SMA Negeri 1 Pajangan. The research instruments
used were interview sheets, validation sheets, test instruments, and misconception
questionnaires. The results showed that the identification of students'
misconceptions on the buffer solution material was successfully carried out. The
misconceptions that occur in students are caused by weak initial concepts, difficulty
understanding the buffer solution material, and beliefs in wrong
concepts.Keywords: Misconception, CRI, Buffer solution,
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5
A. Miskonsepsi .............................................................................................. 5
C. Faktor Penyebab Miskonsepsi .................................................................. 7
D. Identifikasi Miskonsepsi ........................................................................... 8
E. Larutan Penyangga ................................................................................. 11
F. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 13
G. Kerangka Berpikir .................................................................................. 15
BAB III METODOLOGI PENELITINA .............................................................. 17
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 17
B. Desain Penelitian .................................................................................... 17
C. Variabel Penelitian ................................................................................. 19
D. Sampel Penelitian ................................................................................... 19
E. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 19
F. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 19
G. Instrumen Penelitian ............................................................................... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 24
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 24
B. Pembahasan ............................................................................................ 28
C. Idenfikasi Miskonsepsi pada Larutan Penyangga .................................. 45
D. Keunggulan ............................................................................................ 47
E. Keterbatasan ........................................................................................... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 48
A. Kesimpulan ............................................................................................. 48
B. Saran ....................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 49
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN .......................................................................................................... 53
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kategori Pengelompokkan Miskonsepsi ................................................ 5
Tabel 2.2 Kriteria CRI ........................................................................................... 10
Tabel 2.3 Ketentuan untuk membedakan Antara Tahu Konsep, Miskonsepsi, dan
Tidak Tahu Konsep. ............................................................................. 10
Tabel 3.1 Hubungan Indeks Aikens V dan Validitas ............................................ 22 Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Butir Soal .............................................................. 25
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Angket .......................................................... 26
Tabel 4.3 Persentase Hasil Angket .................................................................................... 26
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik .............................. 27
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 16
Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 18
Gambar 4.1 Soal Nomor 1 Pembuatan Larutan Penyangga .................................. 30
Gambar 4.2 Jawaban Benar Untuk Soal Nomor 1 ................................................ 30
Gambar 4.3 Soal Nomor 2 Jenis Larutan Penyangga Asam ................................. 32
Gambar 4.4 Soal Nomor 3 Larutan Penyangga dalam Ekstra Sel ........................ 33
Gambar 4.5 Soal Nomor 4 Larutan Penyangga dalam Cairan Sel Tubuh ............. 34
Gambar 4.6 Jawaban Benar Untuk Soal Nomor 5 ................................................ 35
Gambar 4.7 Soal Nomor 5 Penentuan Massa Larutan Penyangga ........................ 36
Gambar 4.8 Jawaban benar untuk soal nomor 6 ................................................... 37
Gambar 4.9 Penentuan Molaritas Asam Komponen Pembentuk Larutan ............ 37
Gambar 4.10 Jawaban benar untuk soal nomor 7 ................................................. 39
Gambar 4.11 Soal Nomor Penentuan Molaritas Basa Komponen Pembentuk
Larutan Penyangga ...................................................................... 39
Gambar 4.12 Jawaban benar untuk soal nomor 8 ................................................. 41
Gambar 4.13 Soal Nomor 8 Penentuan Harga pH Larutan Penyangga ................ 41
Gambar 4.14 Jawaban benar untuk soal nomor 9 ................................................. 43
Gambar 4.15 Penentuan harga pH Larutan Penyangga ......................................... 42
Gambar 4.16 Jawaban benar untuk soal nomor 10 ............................................... 45
Gambar 4.17 Pengaruh Penambahan Akuades Terhadap Harga pH Larutan
Penyangga ................................................................................... 45
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Pendidik ................................................... 53
Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Peserta Didik ............................................ 55
Lampiran 3 Kisi-kisi Angket Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik .................. 61
Lampiran 4 Angket Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik ................................ 62
Lampiran 5 Hasil Angket Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik ....................... 64
Lampiran 6 Lembar Validasi Angket Oleh Ahli ................................................... 66
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Validasi Angket ................................................... 68
Lampiran 8 Silabus Kimia Kelas XI Semester Genap Kurikulum 2013 .............. 70
Lampiran 9 Kisi-Kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan ............................ 74
Lampiran 10 Soal Tes Pilihan Ganda Beralasan ................................................... 93
Lampiran 11 Lembar Jawaban Tes Pilihan Ganda Beralasan ............................... 97
Lampiran 12 Kisi-kisi Lembar Validasi Soal Pilihan Ganda Beralasan ............... 98
Lampiran 13 Lembar Validasi Soal Pilihan Ganda Beralasan .............................. 99
Lampiran 14 Hasil Rekapitulasi Nilai Validasi Butir Soal ................................. 104
Lampiran 15 Rata-rata Hasil Rekapitulasi Validasi Butir Soal .......................... 105
Lampiran 16 Rekapitulasi Analisis Jawaban Peserta Didik ................................ 106
Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 112
Lampiran 18 Dokumentasi Setelah Wawancara ................................................. 112
Lampiran 19 Wawancara Daring dengan Peserta Didik ..................................... 113
Lampiran 20 Hasil tangkapan layar untuk jawaban peserta didik ...................... 114
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu cabang ilmu sains yang mempelajari sifat dan komposisi
serta perubahan yang terjadi adalah ilmu kimia. Terdapat tiga level representasi
dalam ilmu kimia yaitu level mikroskopis, makroskopis, dan simbolik. Hal ini
menyebabkan ilmu kimia menjadi materi yang kompleks untuk dipelajari (Wu,
et al., 2001). Pembelajaran kimia di SMA memiliki kompetensi inti tiga level
pemikiran representasi. Pemikiran representasi bertujuan agar peserta didik
mampu memahami, menganalisis, dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh.
Pembelajaran kimia di SMA harus menekankan pada proses mengamati,
meramalkan, mengklasifikasi, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan
sehingga peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran (Winarti,
2014).
Selama proses pemecahan masalah, peserta didik cenderung membuat
penafsirannya sendiri. Hasil penafsiran peserta didik cenderung salah dan
bertentangan dengan konsep ilmu yang sedang dipelajari (Yunitasari, et al.,
2019). Dasar pemikiran dalam memahami teori, prinsip, dan hukum disebut
pemahaman konsep. Penelitian yang dilakukan oleh Bodner (1986), terkait
pemahaman konsep ilmu sains menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik
sering tidak tetap, berbeda, dan tidak mampu menjelaskan fenomena yang
sedang terjadi. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Rusminiati et al
(2015), diketahui bahwa pemahaman konsep peserta didik pada materi kimia
cukup rendah.
Hal ini berdampak munculnya kesalahan konsep pada peserta didik.
Pemahaman konsep yang salah pada peserta didik ini disebut dengan
miskonsepsi. Miskonsepsi adalah pandangan salah yang bertentangan dengan
konsep pengertian ilmiah yang disederhanakan oleh pakar ahli. Miskonsepsi
pada peserta didik terjadi ketika peserta didik sedang berusaha membentuk
pengetahuan dengan menerjemahkan pengalaman baru dalam bentuk konsep
awal (Suparno, 2013). Menurut Eka (2014), miskonsepsi adalah penafsiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
konsep dalam pernyataan yang tidak dapat diterima oleh ahli. Konsep awal yang
lemah menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada peserta
didik. Beberapa faktor yang menyebabkan konsep awal menjadi faktor penyebab
miskonsepsi adalah lingkungan keluarga, teman, buku, dan lingkungan sekolah
peserta didik (Suparno, 2013).
Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Orgill & Sutherland
(2008), diketahui bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami
materi larutan penyangga. Kesulitan yang dialami peserta didik dapat
mengganggu penyerapan dan penguasaan konsep-konsep kimia yang dipelajari
pada materi selanjutnya. Materi larutan penyangga memiliki kompleksitas yang
tinggi sehingga untuk memahami materi ini peserta didik harus memiliki konsep
yang baik dan benar. Konsep yang dipahami dengan baik menjadi faktor penting
bagi peserta didik dalam menerapkan dan memecahkan masalah yang terjadi.
Larutan penyangga termasuk dalam konsep yang cukup sulit untuk dipahami
karena berkaitan dengan molekul di dalam larutan yang bersifat tidak terlihat
secara nyata sehingga harus divisualisasikan (Abdul, et al., 2018).
Beberapa penelitian menunjukkan peserta didik mengalami
miskonsepsi pada materi larutan penyangga. Penelitian yang dilakukan oleh
Abdul, et al (2018), mengemukakan bahwa peserta didik mengalami
miskonsepsi pada sifat larutan, pembentukan larutan penyangga dan konsep
larutan penyangga. Miskonsepsi yang dialami peserta didik sebesar 70,4%.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhujaimah, et al (2016), diketahui bahwa
peserta didik mengalami miskonsepsi pada prinsip kerja larutan penyangga
sebesar 51%, komposisi larutan penyangga sebesar 49%, penentuan harga pH
dan pOH larutan sebesar 47%, peran larutan penyangga sebesar 38% , dan sifat
larutan penyangga sebesar 31%.
Metode yang dapat digunakan untuk mengetahui posisi miskonsepsi
pada peserta didik adalah metode diagnostik tes. Tes diagnostik adalah tes yang
digunakan untuk membaca miskonsepsi dan membuktikan kelemahan peserta
didik secara tepat pada pelajaran tertentu (Depdiknas, 2007). Tes three-tier
adalah salah satu bagian dari tes diagnostik. Tes diagnostik three-tier adalah tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dengan tiga tingkat yang bermula dari soal, alasan memilih jawaban, dan
keyakinan menjawab soal. Tingkatan pertama pada soal terdiri atas pilihan
ganda, tingkatan kedua adalah alasan dari pilihan jawaban, dan tingkatan ketiga
adalah derajat keyakinan atau Certainty of Response Index (CRI) untuk
menyakinkan pemilihan jawaban peserta didik (Pesman & Erylimaz, 2004).
Menurut Kutluay (2005), tes diagnostik three-tier adalah tes diagnostik yang
menambahkan tingkat keyakinan pada setiap butir soal. Peserta didik diberi
beberapa alternatif pilihan jawaban, alasan, dan tingkat keyakinan menjawab
pertanyaan.
Miskonsepsi peserta didik harus diidentifikasi sejak awal sehingga
proses pembelajaran materi selanjutnya peserta didik tidak mengalami
miskonsepsi kembali. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pendidik
di SMA Negeri 1 Pajangan, diketahui bahwa peserta didik kelas XI IPA 2
mengalami miskonsepsi pada konsep, komposisi, dan penentuan harga pH
larutan penyangga.
Penggunaan tes diagnostik three-tier diketahui dapat mendeteksi
miskonsepsi peserta didik. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Monoarfa, et al (2017), diketahui bahwa miskonsepsi peserta didik pada materi
larutan penyangga dapat diidentifikasi menggunakan teknik CRI. Hasil
identifikasi miskonsepsi peserta didik sebesar 44,2%. Penelitian yang dilakukan
oleh Hidayah, et al (2018), diketahui bahwa penggunaan tes diagnostik three-
tier sangat efektif untuk mendeteksi miskonsepsi peserta didik.
Keuggulan dalam penelitian ini adalah penggunaan soal identifikasi
miskonsepsi dan sampel yang berbeda. Soal identifikasi miskosepsi peserta didik
pada materi laruta penyangga dirancang sendiri agar memudahkan peneliti untuk
mengelompokkan pemahaman peserta didik. Berdasarkan uraian diatas, peneliti
tertarik untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik kelas XI IPA 2 di
SMA Negeri 1 Pajangan menggunakan tes diagnostik three-tier dengan teknik
CRI pada materi larutan penyangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah
1. Bagaimana hasil identifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan
penyangga menggunakan tes diagnostik three-tier disertai teknik CRI?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui informasi mengenai miskonsepsi yang terjadi pada peserta
didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Pajangan materi larutan penyangga.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai
manfaat dalam pendidikan baik secara teoritis dan praktis. Manfaat penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Setelah memperoleh hasil dari sebuah penelitian maka hasil tersebut dapat
dijadikan sebagai sebuah landasan untuk mengembangkan media atau
metode yang dapat mereduksi miskonsepsi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Mengetahui cara mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada
materi larutan penyangga
b. Bagi pendidik dan calon pendidik
Menambah pengetahuan terkait identifikasi miskonsepsi peserta didik
pada materi larutan penyangga dan mengembangkan metode
pembelajaran yang dapat mereduksi miskonsepsi.
c. Bagi sekolah
Sebagai acuan dalam mempertimbangkan penyusunan program
pembelajaran dan menentukan metode dan media pembelajaran yang
tepat untuk mereduksi miskonsepsi pada materi larutan penyangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Miskonsepsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Miskonsepsi adalah pandangan salah yang tidak sesuai dengan konsep
ilmiah para ahli pada bidang tersebut (Suparno, 2013). Miskonsepsi adalah suatu
anggapan benar dianggap keliru dan anggapan salah keliru dianggap benar (Bal,
2011). Miskonsepsi peserta didik disebabkan oleh tiga faktor yaitu pemikiran
awal yang keliru, pemahaman yang kurang, dan pengalaman yang dialami.
Konsep awal yang salah, pemahaman yang kurang, dan pengalaman yang
dialami peserta didik dapat membentuk pemahaman baru. Pemahaman peserta
didik yang baru terkadang tidak sesuai dengan teori (Suparno, 2013).
Penguasan konsep dengan benar pada awal materi menjadi syarat
pembelajaran pada konsep selanjutnya. Pada saat penguasaan konsep, terkadang
peserta didik mencampurkan pengalaman sehari-hari dengan pengalaman
belajar kimia. Hal ini menyebabkan peserta didik mengalami miskonsepsi (Gurel
et al., 2015). Pengelompokkan miskonsepsi dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Kategori Pengelompokkan Miskonsepsi (Gurel et al., 2015)
Tingkat pertama Tingkat kedua Tingkat ketiga Kategori
Benar Benar Yakin Paham konsep
Benar Salah Yakin Miskonsepsi
Benar Benar Tidak Yakin Tidak paham Konsep
Benar Salah Tidak yakin Tidak paham konsep
Salah Benar Yakin Miskonsepsi
Salah Benar Tidak yakin Tidak paham konsep
Salah Salah Yakin Miskonsepsi
Salah Salah Tidak yakin Tidak paham konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Jenis-Jenis Miskonsepsi
Macam-macam miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik dibedakan
menjadi lima yaitu konsep awal yang salah, kesalahpahaman konsep,
kesalahpahaman faktual, dan kesalahpahaman bahasa (Suparno, 2013).
1. Konsep Awal yang Salah
Selama proses pembelajaran, peserta didik cenderung memiliki konsep awal
salah. Konsep awal yang salah disebabkan oleh pengalaman sehari-hari yang
sering digunakan dalam pembelajaran dan mengakar pada pemikiran peserta
didik.
2. Kesalahpahaman Konsep
Kesalahpahaman konsep peserta didik timbul karena pendidik tidak melatih
kemampuan peserta didik untuk memahami, mengidentifikasi, dan
menganalisis suatu permasalahan yang sedang dipelajari. Hal lain yang
menyebabkan kesalahpahaman konsep yaitu peserta didik tidak
mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi masalah pada konsep
baru sehingga peserta didik kebingungan dalam membangun konsepnya
sendiri.
3. Kesalahpahaman Faktual
Kesalahpahaman faktual adalah konsep awal peserta didik yang keliru dan
mengakar pada peserta didik serta digunakan terus menerus dalam
mempelajari konsep selanjutnya.
4. Kesalahpahaman Bahasa
Beragamnya bahasa daerah di Indonesia mempengaruhi proses pembelajaran
di dalam kelas. Pada dasarnya, penggunaan bahasa daerah mempermudah
pendidik menyampaikan materi yang diajarkan pada peserta didik tetapi tidak
semua penyampaian materi menggunakan bahasa daerah sesuai dengan
konteks ilmiah. Hal inilah yang menyebabkan kesalahpahaman bahasa
minimbulkan miskonsepsi pada peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Faktor Penyebab Miskonsepsi
Miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik disebabkan oleh lima
faktor yaitu peserta didik, pendidik, buku teks, konteks, dan metode mengajar:
1. Peserta Didik
Setiap peserta didik memiliki perkembangan pemikiran yang berbeda-beda.
Sebagian peserta didik dengan mudah memahami ilmu pengetahuan yang
diajarkan, Sebagian yang lain membutuhkan waktu yang lama untuk
memahami, dan beberapa bahkan tidak memahami ilmu yang diajarkan.
Perkembangan pemikiran yang berbeda menyebabkan pemikiran
prakonsepsi, asosiatif, humanistik, intuisi yang salah, dan minat belajar yang
berbeda. Hal ini menyebabkan peserta didik berpotensi mengalami
miskonsepsi (Suparno, 2013). Contoh miskonsepsi yang disebabkan peserta
didik dalam materi stoikiometri larutan adalah anggapan bahwa pada reaksi
pembakaran dalam sistem tertutup total massa zat mengalami pengurangan
karena terbentuk gas yang massanya lebih ringan dari padatan (Ozmen &
Ayas, 2003).
2. Pendidik
Beberapa hal yang menyebabkan pendidik menjadi salah satu faktor
miskonsepsi adalah penggunaan bahasa yang terlalu tinggi, penguasaan
materi yang kurang, latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan, dan pendidik membatasi proses pembelajaran di
dalam kelas. Hal ini menyebabkan peserta didik tidak aktif, tidak dapat
memberikan pertanyaan, ide, dan hubungan antar pendidik-peserta didik
kurang baik (Suparno, 2013). Contoh miskonsepsi yang disebabkan oleh
pendidik pada materi larutan penyangga adalah penjelasan terkait materi
stoikiometri. Pendidik tidak menguasai konsep karena lata belakang
pendidikan tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
3. Buku Teks
Buku teks menjadi faktor yang menyebabkan miskonsepsi karena
penggunaan bahasa yang sulit dipahami, penjelasan yang keliru, dan
penulisan rumus yang salah (Suparno, 2013). Contoh miskonsepsi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
disebabkan buku pada materi larutan penyangga adalah penjelasan yang tidak
rinci terutama pada pembahasan dari suatu contoh soal yang ada. Buku teks
yang digunakan tidak sesuai dengan kurikulum yang dijalankan (Al Qadri, et
al., 2019)
4. Konteks
Konteks berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.
Keterkaitan antar konteks dengan kehidupan sehari-hari yaitu penggunaan
bahasa yang berbeda, pemilihan teman diskusi yang salah, kepercayaan yang
berbeda-beda, penjelasan orang tua yang keliru, dan kondisi peserta didik
dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi (Suparno, 2013). Contoh
miskonsepsi yang disebabkan oleh penggunaan bahasa pada larutan
penyangga adalah penggunaan bahasa Sumba untuk menjelaskan komponen
asam atau basa konjugasi. Bahasa yang sering digunakan adalah Mahi. Bagi
orang Sumba Mahi adalah Garam sedangkan pada larutan penyangga tidak
semua asam atau basa konjugasi adalah garam.
5. Metode Pembelajaran
Proses pembelajaran yang searah, tidak adanya interaksi di dalam kelas,
metode ceramah yang berpusat pada pendidik, tidak ada pemberian tugas atau
tes untuk mengevaluasi kemampuan peserta didik, dan penggunaan analogi
yang tidak berkaitan dengan pembelajaran dapat menyebabkan miskonsepsi
pada peserta didik (Suparno, 2013). Contoh metode pembelajaran yang
menyebabkan miskonsepsi pada kesetimbangan kimia adalah metode
pembelajaran yang searah. Kondisi ini menyebabkan peserta didik tidak
melakukan atau memastiskan konsep kesetimbangan yang harus dipahami
secara benar.
D. Identifikasi Miskonsepsi
Miskonsepsi pada peserta didik harus diidentifikasi. Identifikasi
miskonsepsi adalah tindakan awal yang dilakukan untuk mengetahui
miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik. Proses identifikasi dilakukan untuk
mengetahui letak miskonsepsi peserta didik yang terjadi pada suatu konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Proses identifikasi miskonsepsi bertujuan agar peserta didik memahami konsep
yang benar dan mempersiapkan diri untuk memahami konsep selanjutnya
(Yuliahtiningsi, 2013).
Miskonsepsi pada peserta didik dapat diidentifikasi menggunakan tes
diagnostik. Tes diagnostik dapat memberikan pandangan akurat terkait
miskonsepsi yang dialami peserta didik berdasarkan informasi yang diberikan
(Suwarto, 2012). Tes diagnostik digunakan untuk menilai pemahaman konsep
peserta didik terhadap materi larutan penyangga secara khusus pada konsep yang
cenderung dipahami salah. Tes diagnostik dibedakan menjadi dua yaitu tes
diagnostik two-tier dan tes diagnostik three tier. Tes diagnostik two-tier adalah
tes berupa soal pilihan ganda bertingkat dua. Tingkat pertama berisi tentang
pertanyaan terkait konsep yang diujikan dan tingkat kedua berisi alternatif alasan
untuk menjawab pertanyaan di tingkat pertama sebagai bentuk pemikiran peserta
didik (Treagust, 2006).
Tes diagnostik three-tier adalah tes diagnostiik yang menambahkan
tingkat keyakinan pada setiap butir soal. Peserta didik diberi beberapa opsi
pilihan jawaban, alasan, dan keyakinan menjawab pertanyaan (Kutluay, 2005).
Instrumen ini terdiri atas tiga bagian dalam satu soal. Bagian pertama adalah
kasus yang terdiri dari pilihan ganda, bagian kedua adalah pernyataan tes pilihan
ganda yang meminta alasan yang mengacu pada bagian pertama, dan bagian
ketiga menanyakan keyakinan peserta didik dalam menjawab soal dan
memberikan alasan (Gurel, et al., 2015).
Tes diagnostik three-tier memiliki keunggulan yaitu dapat
menganalisis miskonsepsi yang dialami peserta didik, menentukan bagian-
bagian materi yang memerlukan penekanan lebih pada proses belajar mengajar,
dan merencanakan metode pengajaran yang lebih efektif untuk mengurangi
miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik. Tes diagnostik three-tier memiliki
kelemahan yaitu perhitungan analisisnya lebih rumit (Gurel, et al., 2015). Salah
satu bagian penting dari tes diagnostik three-tier adalah certainty of response
index (CRI). CRI adalah ukuran tingkatan keyakinan dan kepastian peserta didik
dalam menjawab soal. Skala CRI menandakan keyakinan peserta didik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menjawab soal dan memberikan alasan dari jawaban yang dipilih (Hasan, et al.,
1999). Kriteria CRI dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kriteria CRI (Hasan, et al., 1999)
Skala CRI Kriteria
0 Menebak secara total
1 Menebak
2 Tidak yakin
3 Yakin dengan sedikit keraguan
4 Yakin
5 Sangat yakin
Berdasarkan Tabel 2.2, skala CRI ada 6 (0-5). Angka 5 menunjukkan
peserta didik memiliki kepercayaan diri yang tinggi atas kebenaran pengetahuan
teori, prinsip, dan aturan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan tanpa ada
unsur menebak. Angka 0 menunjukkan tingkat keyakinan yang dimiliki peserta
didik sangat rendah, peserta didik tidak tahu konsep sama sekali untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan. Angka 0 menandakan bahwa peserta didik menjawab
soal dengan menebak jawaban secara total. Teknik CRI selain dapat digunakan
untuk mengidentifikasi miskonsepsi, juga digunakan untuk membedakan
kemampuan peserta didik yang tahu dan tidak tahu konsep skala keyakinan yang
berikan untuk menjawab soal (Hasan, et al., 1999). Ketentuan untuk
membedakan antara tahu konsep, miskonsepsi dan tidak tahu konsep dapat
dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Ketentuan Untuk Membedakan Antara Tahu Konsep, Miskonsepsi,
dan Tidak Tahu Konsep (Hasan, et al., 1999)
Kriteria Jawaban CRI Rendah (<2,5) CRI Tinggi (>2,5)
Jawaban salah Jawaban salah dan CRI
rendah berarti tidak tahu konsep
Jawaban salah tetapi
CRI tinggi berarti terjadi miskonsepsi
Jawaban benar Jawaban benar tetapi
CRI rendah berarti
tidak tahu konsep (beruntung)
Jawaban benar dan CRI
tinggi berarti
menguasai konsep dengan baik
Nilai CRI yang rendah menandakan peserta didik ketika menjawab soal
memilih dengan jawaban cara menebak dan persentase menebak sekitar 50%-
100%. Hal ini dapat diasumsikan bahwa peserta didik tidak tahu konsep sebagai
dasar memilih jawaban. Nilai CRI yang tinggi menandakan peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dalam menjawab soal. Peserta didik
dengan nilai CRI tinggi dalam menjawab soal dan memberikan alasan yang
benar memiliki pengetahuan konsep dengan baik dan peserta didik yang
menjawab soal dan memberikan alsan yang salah dengan nilai CRI tinggi
dinyatakan bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi (Hasan, et al., 1999).
Teknik CRI memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan teknik CRI adalah
mempermudah peneliti untuk mengelompokkan kemampuan peserta didik yang
tidak tahu konsep, memahami konsep dengan baik, dan mengalami miskonsepsi.
Kelemahan teknik CRI adalah bergantung pada kejujuran peserta didik dalam
menjawab soal dan memberikan alasan dari jawaban yang dipilih (Pesman &
Erylimaz, 2004).
E. Larutan Penyangga
Campuran homogen yang terdiri dari zat terlarut dan pelarutnya disebut
larutan. Komponen dalam larutan dapat berupa padatan, cairan, dan gas
(Sastrohamidjojo & Hardijono, 2005). Larutan penyangga adalah larutan yang
dapat mempertahankan perubahan pH pada penambahan sedikit konsentrasi
asam, sedikit basa (Chang , 2005). Hal ini menyebabkan larutan penyangga
memiliki peranan yang penting dalam sistem kimia dan biologi. Salah satu
peranan larutan penyangga dalam sistem biologi adalah larutan penyangga
dalam darah manusia. Larutan penyangga dalam ekstra sel terdiri atas senyawa
H2CO3 dan HCO3-. Senyawa H2CO3 bertindak sebagai asam lemah dan senyawa
HCO3- sebagai basa konjugasi. Dua senyawa ini menyebabkan pH darah terjaga
sekitar 7,4. pH darah yang terjaga memiliki fungsi penting yaitu darah akan
berikatan dengan oksigen dan mengalirkan ke seluruh tubuh (Herawati , 2008).
Larutan penyangga dibedakan menjadi dua yaitu larutan penyangga
asam dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga asam mempertahankan
pH pada daerah asam dan larutan penyangga basa mempertahankan pH pada
daerah basa. Larutan penyangga asam terdiri dari asam lemah dan basa
konjugasinya. Larutan penyangga basa terdiri dari basa lemah dan asam
konjugasinya (Utami, et al., 2009). Larutan penyangga asam harus mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
konsentrasi asam lemah berlebih untuk bereaksi dengan ion OH-. Larutan
penyanggga basa harus mengandung basa lemah berlebih untuk bereaksi dengan
ion H+. Komponen asam lemah dan basa lemah pada larutan penyangga tidak
boleh saling menghabiskan dalam suatu reaksi penetralan. Persyaratan ini
dipenuhi oleh pasangan asam-basa konjugasi yaitu asam lemah dan basa
konjugasi pada larutan penyangga asam dan basa lemah dan asam konjugasi
pada larutan penyangga basa (Suwardi, et al., 2009).
Salah satu contoh larutan penyangga asam adalah campuran larutan
asam asetat dan natrium asetat. Asam asetat mengalami reaksi hidrolisis di dalam
air menjadi CH3COO- dan natrium asetat mengalami reaksi ionisasi di dalam air
menjadi CH3COO- + Na+. Persamaan reaksi asam asetat dan natrium asetat
ketika mengalami reaksi ionisasi sebagai berikut:
CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + H+(aq) (2.1)
NaCH3COO(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + Na+(aq) (2.2)
Larutan yang mengandung kedua zat ini mampu menetralkan asam atau
basa yang ditambahkan. Penambahan konsentrasi ion H+ menyebabkan ion H+
bereaksi dengan basa konjugasi pada larutan penyangga. Persamaan reaksinya
sebagai berikut:
CH3COO-(aq) + H+(aq) ⇌ CH3COOH(aq) (2.3)
Penambahan konsentrasi ion OH- menyebabkan ion OH- beraksi dengan asam
konjugasi pada larutan penyangga. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
CH3COOH(aq) + OH-(aq) ⇌ CH3COO-(aq)+ H2O(l) (2.4)
Salah satu contoh larutan penyangga adalah campuran larutan amonia
dan ammonium. Amonia mengalami reaksi hidrolisis didalam air menjadi
ammonium. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH-(aq) (2.5)
Ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan basa lemah dan kesetimbangan
akan bergeser ke arah produk (asam konjugasi). Ion OH- yang ditambahkan akan
bereaksi dengan asam konjugasi sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah
reaktan (basa lemah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Kapasitas larutan penyangga bergantung pada konsentrasi asam dan
basa konjugasi. Semakin besar konsentrasinya, efektivitas larutan penyangga
akan semakin besar (Chang , 2005). Pada umumnya, larutan penyangga asam
dinyatakan sebagai asam lemah dibagi basa konjugasinya sehingga sistem
larutan penyangga asam asetat dan natrium asetat dapat dituliskan sebagai
berikut:
CH3COOH
CH3COONa
Perhitungan harga pH larutan penyangga merupakan poin penting
dalam materi larutan penyangga (Watoni, 2014). Penentuan harga pH larutan
penyangga asam dan basa dapat dilihat pada persamaan berikut:
a. Perhitungan harga pH larutan penyangga asam
[H+] = Ka x a
g
(2.6)
pH = - log [H+] (2.7)
Keterangan:
Ka = Tetapan ionisasi asam lemah
a = Jumlah mol asam lemah
g = Jumlah mol basa konjugasi
b. Perhitungan harga pH larutan penyangga basa
[OH-] = Kb x 𝑏
𝑔
(2.8)
pOH = - log [OH-] (2.9)
pH = 14 – pOH (2.10)
Keterangan:
Kb = Tetapan ionisasi basa lemah
b = Jumlah mol basa lemah
g = Jumlah mol asam konjugasi
F. Penelitian yang Relevan
Penelitian dilakukan oleh Yuliahtiningsih (2013), diketahui bahwa
peserta didik mengalami miskonsepsi karena keabstrakan ilmu kimia dan ilmu
kimia membahas istilah yang memiliki makna lebih dari satu. Beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
penelitian dibawah ini, mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi
larutan penyangga menggunakan tes diagnostik three-tier dengan teknik CRI.
Hasil penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa identifikasi miskonsepsi
peserta didik pada materi larutan penyangga berhasil dilakukan. Adapun
penelitian yang dilakukan oleh Nurhujaimah, et al (2016), diketahui bahwa
peserta didik mengalami miskonsepsi pada materi larutan penyangga sebesar
39%, sifat larutan penyangga sebesar 49%, komposisi larutan penyangga sebesar
51%, prinsip kerja larutan penyangga sebesar 47%, dan penentuan harga pH
larutan penyangga sebesar 38%. Secara umum peserta didik mengalami
miskonsepsi karena konsep awal larutan penyangga yang lemah dan salah.
Penelitian yang dilakukan oleh Stephanie, et al (2019), membuktikan
bahwa miskonsepsi peserta didik pada sifat larutan penyangga sebesar 24,6%,
29,3% pada komposisi larutan penyangga, dan 25,4% pada penentuan harga pH
larutan penyangga. Secara umum peserta didik mengalami miskonsepsi pada
larutan penyangga karena konsep awal lemah dan kurang memaknai penggunaan
rumus perhitungan larutan penyangga dengan baik.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Parastuti, et al (2016),
diketahui peserta didik mengalami miskonsepsi pada materi larutan penyangga.
Miskonsepsi yang dialami peserta didik disebabkan oleh pengetahuan awal yang
lemah, kesulitan memahami materi, dan permasalahan dalam penerjemahkan
masalah.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Claudia, et al (2020),
diketahui peserta didik mengalami miskonsepsi sebesar 27% pada materi larutan
penyangga, 36,67% pada pokok materi larutan penyangga, dan 65% pada prinsip
kerja larutan penyangga. Miskonsepsi pada peserta didik disebabkan karena
konsep awal yang lemah.
Penelitian selanjutnya oleh Abdul, et al (2018), diketahui bahwa peserta
didik mengalami miskonsepsi pada komponen larutan penyangga asam dan basa
sebesar 72%, komponen larutan penyangga sebesar 64%, pembuatan larutan
penyangga sebesar 68%, dan campuran senyawa larutan penyangga sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
60%. Secara umum peserta didik mengalami miskonsepsi karena konsep awal
yang lemah.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Monoarfa, et al (2017),
diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada materi larutan
penyangga sebesar 44,2%. Miskonsepsi pada peserta didik disebabkan karena
konsep awal yang lemah dan minimnya minat peserta didik dalam belajar materi
larutan penyangga.
Berdasarkan penelitian relevan yang sudah diuraikan diatas, penelitian
identifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan penyangga
menggunakan teknik CRI masih bisa dikembangkan. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan identifikasi miskonsepsi peserta didik pada
materi larutan penyangga adalah pembuatan soal identifikasi yang dirancang
sendiri agar memudahkan peneliti untuk mengelompokkan pemahaman peserta
didik.
G. Kerangka Berpikir
Banyak peserta didik yang beranggapan bahwa ilmu kimia bersifat
abstrak sehingga minat belajar peserta didik menjadi kurang. Hal ini
menyebabkan peserta didik berpotensi mengalami miskonsepsi. Peserta didik
sering mengalami miskonsepsi pada materi larutan penyangga. Larutan
penyangga memiliki tingkat kompleksifitas tinggi karena materi saling berkaitan
antara satu dan lainnya. Konsep awal peserta didik yang lemah dapat
menyebabkan kesulitan belajar pada konsep selanjutnya. Miskonsepsi yang
dialami peserta didik perlu diidentifikasi sehingga pembelajaran pada konsep
selanjutnya tidak lagi ditemukan miskonsepsi. Penelitian diawali dengan
melakukan wawancara kepada pendidik di SMA Negeri 1 Pajangan untuk
mengetahui kemampuan peserta didik pada materi larutan penyangga.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pendidik di SMA Negeri 1
Pajngan diketahu bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada materi
larutan penyangga. Penyebab miskonsepsi peserta didik adalah konsep awal
yang salah dan kesulitan memahami penulisan persamaan reaksi. Miskonsepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Peserta didik
miskonsepsi pada
mengalami
konsep
komposisi dan penentuan harga
pH larutan penyangga
diagnostik three-tier multiple choice
disertai teknik CRI
peserta didik
menggunakan tes
Miskonsepsi
diidentifikasi
Penyebab terjadinya miskonsepsi
adalah konsep awal yang salah dan
kesulitan memahami penulisan
persamaan reaksi
Identifikasi miskonsepsi peserta
didik pada materi larutan
penyangga berhasil dilakukan
Hasil Penelitian Pemahaman peserta didik
dikategorikan
yang terjadi pada peserta didik harus diidentifikasi. Identifikasi miskonsepsi
peserta didik pada penelitian ini menggunakan tes diagnostik. Tes diagnostik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah three-tier disertai teknik CRI.
Identifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan penyangga
menggunakan tes diagnostik dengan teknik CRI berhasil dilakukan. Setelah itu,
kemampuan peserta didik dikategorikan dalam empat kategori yaitu tidak tahu
konsep (TK), menebak jawaban (M), mengalami miskonsepsi (MK), dan
menguasai konsep dengan baik (MKB). Kerangka berpikir dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Menguasai konsep
dengan baik Miskonsepsi
Tidak paham
konsep
Menebak
jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Jenis Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kombinasi (mixed method). Penelitian kombinasi adalah penelitian yang
penggabungan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif yang digunakan
secara bersama-sama untuk memperoleh data yang benar, dapat dipercaya,
lengkap, dan objektif (Sugiyono, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1
Pajangan pada materi larutan penyangga.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian. Desain penelitian memberikan prosedur untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan dan menyusun atau menyelesaikan
masalah dalam penelitian (Sugiyono, 2014). Penelitian ini menggunakan
sequential explanatory design. Sequential explanatory design adalah desain
penelitian yang diawali pengumpulan data kuantitatif dan dilanjutkan
pengumpulan data kualitatif untuk membantu menganalisis data yang diperoleh
secara kuantitatif sehingga hasil penelitian yang didapatkan dapat digambarkan
menyeluruh (Sugiyono, 2011). Desain penelitian yang digunakan dilakukan
modifikasi sehingga memiliki empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, tahap pengolahan, dan tahap akhir:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi pengumpulan data. Pengumpulan data terdiri dari
pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data kuantitatif
dalam penelitian ini melalui nilai validasi butir soal, validasi angket, dan
rekapitulasi pengelompokkan pemahaman peserta didik. Pengumpulan data
kualitatif dalam penelitian ini melalui wawancara dengan pendidik, angket,
dan analisis miskonsepsi peserta didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1
Pajangan pada materi larutan penyangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Identifikasi miskonsepsi peserta didik menggunakan Certainty of
Response Index (CRI) Pada Materi Larutan Penyangga
Tahap Akhir
Identifikasi miskonsepsi
peserta didik pada materi
larutan penyangga berhasil
dilakukan
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi pemberian instrumen tes three-tier
menggunakan derajat keyakinan CRI terhadap sampel untuk memperoleh
data.
3. Tahap Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan three-tier
dengan derajat keyakinan CRI dan disimpulkan sesuai dengan
permasalahan yang sedang terjadi.
4. Tahap Akhir
Tahap akhir pada penelitian ini yaitu penulisan data hasil penelitian,
pembahasan, dan pembuatan kesimpulan. Adapun desain penelitian dapat
dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Pengumpul
an data
kualitatif
Tahap Persiapan
Pegumpul
an data
kuantitatif
Tahap Pengolahan
Data
Analisis data dilakukan
dengan three-tier dan
skala CRI
Tahap Pelaksanaan
Pemberian
instrumen
untuk
memperoleh
data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek atau kegiatan yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014).
Pada penelitian ini, variabel yang diukur yaitu hasil identifikasi miskonsepsi
peserta didik pada materi larutan penyangga.
D. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini digunakan untuk proses pengambilan data.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA di SMA Negeri
1 Pajangan. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan kriteria tertentu (Sugiyono, 2014). Sampel dipilih berdasarkan
permintaan pendidik dan situasi sekolah. Sampel yang dipilih adalah kelas XI
IPA 2 sebanyak 13 peserta didik.
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pajangan tanggal 26 Mei
2021 semester genap tahun pelajaran 2020/2021
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data secara tepat (Sugiyono, 2014). Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya
jawab yang dilakukan secara lisan oleh dua orang atau lebih untuk
memperoleh informasi yang diinginkan (Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif , 2018). Wawancara dilakukan secara sistematis dengan
pertanyaan yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Wawancara pertama
dilakukan dengan salah satu pendidik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1
Pajangan untuk menggali informasi terkait pengetahuan peserta didik pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
materi larutan penyangga. Wawancara kedua dilakukan dengan peserta
didik yang mengalami miskonsepsi pada larutan penyangga.
2. Pemberian Angket Respon Peserta Didik
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2014). Angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket miskonsepsi peserta didik yang meliputi konsep
awal materi larutan penyangga, kesulitan belajar, penggunaan bahwa pada
saat pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, metode pembelajaran,
dan model pembelajaran.
3. Pemberian Tes
Tes adalah teknik pengumpulan data dengan mengggunakan
instrumen yang bersifat mengukur kemampuan peserta didik. Tes dalam
penelitian ini berupa pilihan ganda beralasan disertai dengan teknik CRI
untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan
penyangga.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah pengambilan gambar
pada saat proses wawancara berlangsung dan pengenalan singkat
menggunakan aplikasi zoom meeting dan google meet.
5. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melihat
langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti (Sugiyono, 2014).
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung
artinya observasi dilakukan dengan mengamati langsung lokasi penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Instumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan peneliti dalam
kegiatan untuk mengumpulkan data (Juliansyah, 2011). Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Lembar Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lembar wawancara berisi lima butir pertanyaan untuk menggali
informasi terkait proses pembelajaran pada materi larutan penyangga di SMA
Negeri 1 Pajangan dan menggali informasi terkait miskonsepsi peserta didik
pada materi larutan penyangga. Instrumen lembar wawancara dapat dilihat
pada Lampiran 1.
2. Lembar Validasi
a. Lembar Validasi Instrumen Tes
Lembar validasi instrumen tes bertujuan untuk memperoleh data
dari validator mengenai instrumen tes yang dikembangkan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi peserta diidk pada materi larutan
penyangga. Instrumen tes yang dikembangkan terdiri atas 31 butir soal
b. Lembar Validasi Angket
Lembar validasi angket bertujuan untuk memperoleh data dari
validator mengenai angket yang dikembangkan untuk mengetahui
miskonsepsi peserta didik pada materi larutan penyangga. Angket yang
dikembangkan untuk mengetahui miskonsepsi peserta didik terdiri atas 7
pernyataan.
3. Instrumen Tes
Metode tes digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data
kemampuan peserta didik pada materi larutan penyangga. Soal tes yang
diberikan kepada peserta didik berjumlah 10 butir. Pemberian soal tes untuk
mengetahui miskonsepsi peserta didik kelas XI IPA di SMA Negeri 1
Pajangan. Setelah melakukan pemberian soal tes, dilakukan analisis secara
deskriptif untuk mengetahui lebih jauh letak miskonsepsi peserta didik pada
materi larutan penyangga. Pemberian soal tes kepada peserta didik didasarkan
pada keinginan pendidik dan kondisi sekolah. Lembar instrumen soal tes
dapat dilihat pada Lampiran 3.
4. Lembar Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
miskonsepsi peserta didik. Instrumen lembar angket dapat dilihat pada
Lampiran 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
5. Lembar Observasi
Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi
sekolah dan proses kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 1 Pajangan.
H. Metode Analisis Data
Data yang didapatkan dari instrumen-instrumen penelitian selanjutnya
di analisis dengan menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah
dibaca. Data yang didapatkan diinterpretasikan dan dianalisis untuk menarik
sebuah kesimpulan. Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa data
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dituangkan dalam
bentuk pernyataan-pernyataan yang menunjukkan kualitas berdasarkan kondisi,
proses, dan keadaan. Data kualitatif dalam penelitian terdiri atas penjelasan
deskriptif wawancara, angket dan hasil analisis miskonsepsi peserta didik pada
materi larutan penyangga di SMA Negeri 1 Pajangan. Data kuantitatif pada
penelitian ini adalah data validasi butir soal dan data miskonsepsi. Penjabaran
data kuantitatif:
1. Analisis Lembar Validasi
Analisis lembar validasi dibedakan menjadi dua yaitu analisis
lembar validasi butir soal dan analisis lembar validasi angket.
a. Analisis Hasil Validasi Butir Soal
Lembar validasi instrumen butir soal bertujuan untuk
memperoleh data dari validator mengenai butir soal yang dikembangkan
untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan
penyangga. Menurut Retnawati (2016), indeks Aikens V menunjukan
validitas butir soal. Semakin besar nilai indeks Aikens V maka validitas
butir soal semakin tinggi. Validasi butir soal dilakukan oleh dua dosen dan
satu pendidik dengan menilai empat aspek yaitu materi, kunci jawaban,
konstruksi, dan bahasa. Hubungan indeks Aikens V dengan validitas dapat
dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hubungan Indeks Aikens V dan Validitas (Retnawati, 2016)
Koefisien Validitas Validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
0,8 ≤ V ≤ 1,0 Tinggi
0,4 ≤ V ≤ 0,8 Sedang
0 ≤ V ≤ 0,4 Rendah
b. Analisis Lembar Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik
Lembar miskonsepsi peserta didik bertujuan untuk memperoleh
data hasil identifikasi miskonsepsi peserta didik pada setiap butir soal
yang diberikan dengan empat kategori yaitu tidak tahu konsep (TK),
menebak (M), miskonsepsi (MK), dan memahami konsep dengan baik
(MKB). Metode analisis identifikasi miskonsepsi peserta didik
menggunaan persamaan:
K x 100% (3.1) n
Keterangan:
K = Kategori pengelompokkan
n = Jumlah sampel
c. Analisis Lembar Validasi Angket
Lembar validasi angket bertujuan untuk memperoleh data dari
validator mengenai angket yang dikembangkan untuk mengetahui
miskonsepsi peserta didik pada larutan penyangga. Analisis angket
dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui kelayakan angket
sebelum digunakan. Analisis lembar validasi angket menggunakan
persamaan:
n
2
Keterangan:
n = total nilai validasi angket oleh ahli
d. Analisis Lembar Observasi
Hasil observasi yang dilakukan dianalisis secara deskriptif
untuk menggambarkan kondisi sekolah dan proses kegiatan belajar
mengajar yang berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini beriorientasi pada hasil tes peserta didik dan dianalisis
secara deskriptif untuk mengetahui letak miskonsepsi peserta didik kelas XI IPA
2 di SMA Negeri 1 Pajangan pada materi larutan penyangga. Mengacu pada
Gambar 3.1, penelitian ini dibagi dalam empat tahap yaitu tahap persiapan,
pelaksanaan, pengolahan data, dan tahap akhir. Tahap persiapan, pelaksanaan,
dan pengolahan data meliputi analisis kondisi awal dan tahap akhir meliputi
analisis miskonsepsi peserta didik menggunakan CRI. Penjabaran keempat tahap
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan dan Pelaksanaan
Tahap persiapan dan pelaksanaan meliputi analisis kebutuhan
awal. Analisis kebutuhan awal bertujuan untuk menentukan masalah
mendasar yang dialami peserta didik dan perlu diangkat dalam penelitian
ini. Analisis kondisi awal pada penelitian dilakukan melalui wawancara dan
analisis angket. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi proses
pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan wawancara yang dilakukan,
diketahui bahwa proses pembelajaran materi larutan penyangga di dalam
kelas kurang efektif karena kondisi pandemi covid-19. Proses pembelajaran
di dalam kelas dibagi menjadi dua sesi yaitu sesi pertama peserta didik
datang ke sekolah selama 2 jam untuk mengetahui proses pembelajaran dan
sesi kedua peserta didik melanjutkan proses pembelajaran dari rumah.
Ketercapaian pembelajaran di dalam kelas kurang karena pendidik tidak
dapat melihat perkembangan peserta didik secara langsung tetapi melihat
berdasarkan pemberian tugas dan latihan.
Metode yang digunakan di dalam kelas yaitu ceramah dan
pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah. Berdasarkan wawancara
dengan peserta didik, metode pembelajaran yang digunakan di dalam kelas
sudah cukup baik karena pembelajaran harus dikondisikan dengan pandemi
Covid-19. Pandemi Covid-19 berpengaruh pada proses pembelajaran di
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kelas. Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi larutan
penyangga. Kesulitan yang dialami peserta didik adalah mereka tidak
mampu membayangkan reaksi yang terjadi pada larutan penyangga.
Kesulitan peserta didik dalam memahami materi larutan penyangga
menyebabkan miskonsepsi. Peserta didik beranggapan bahwa larutan
penyangga terdiri dari dua campuran asam lemah dan asam konjugasi
dengan hasil reaksi menyisakan basa dan mereka kurang memahami
penulisan persamaan reaksi. Hal inilah yang menyebabkan peserta diidk
mengalami miskonsepsi..
2. Tahap Pengolahan Data
Tahap pengolahan data meliputi validasi butir soal dan angket.
Validasi butir soal bertujuan untuk memperoleh data dari ahli mengenai
butir soal yang dikembangkan untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta
didik pada materi larutan penyangga. Butir soal yang dikembangkan
berjumlah 31 soal. Butir soal divalidasi oleh tiga ahli. Validasi instrumen
butir soal digunakan untuk memperoleh soal yang valid untuk diujikan
kepada peserta didik. Data hasil validasi butir soal dari ahli dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Butir Soal
Nilai Validator
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4
Validator Skor s-1 Skor s-1 Skor s-1 Skor s-1
V1 3,7 2,7 3,1 2,1 3,1 2,1 3,3 2,3
V2 3,5 2,5 3,6 2,6 3,4 2,4 3,4 2,4
V3 3,9 2,9 3,9 2,9 3,9 2,9 3,9 2,9
∑s 8,1 7,6 7,4 7,6
V 0,91 0,84 0,82 0,84
Keterangan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Mengacu pada Tabel 4.1, diketahui bahwa hasil validasi dari ahli
terkait butir soal memiliki nilai validitas yang lebih besar dari 0,8. Menurut
Retnawati (2016), suatu soal dinyatakan memiliki validitas tinggi jika hasil
validitas soal berada pada rentang 0,8 sampai 1,0 dalam skala Aikens’V.
Hasil validasi yang dilakukan sesuai dengan teori sehingga butir soal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dikembangkan dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta
didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Pajangan pada materi larutan
penyangga.
Validasi instrumen angket bertujuan untuk memperoleh data dari
ahli mengenai angket yang dikembangkan untuk mengidentifikasi
miskonsepsi peserta didik pada materi larutan penyangga. Angket yang
diguuakan di validasi oleh dua ahli. Data hasil validasi angket dari ahli dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Angket
No Item V1 V2 Rata-rata nilai
1 Kejelasan 4 4 4
2 Ketepatan
Isi
3
3
3
3 Korelasi 3 4 4
4 Validitas
Isi
4
3
4
5 Tidak Ada
Bias
4
3
4
6 Ketepatan
Bahasa
3
4
4
Pemberian angket dilakukan sebelum pengerjaan soal. Angket
diberikan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta
didik pada materi larutan penyangga. Aspek pada angket dibedakan menjadi
enam yaitu konsep awal, penggunaan bahasa, kesalahan dalam menjawab
soal, proses diskusi pada saat pembelajaran berlangsung, dan miskonsepsi.
Enam aspek pada angket saling berkaitan dengan miskonsepsi pada peserta
didik. Presentase hasil angket dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Persentase Hasil Angket
Aspek Hasil Angket
Konsep awal 100%
Penggunaan bahasa 50%
Kesalahan dalam menjawab soal 84,46%
Proses diskusi pada saat pembelajaran berlangsung
76,93%
Pengabaian konsep yang tidak diketahui 69,23%
Miskonsepsi 53,84%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3. Tahap akhir
Tahap akhir meliputi analisis miskonsepsi peserta didik pada
materi larutan penyangga. Analisis miskonsepsi peserta didik pada materi
larutan penyangga dilakukan dengan memberikan 10 soal pilihan ganda
beralasan dengan tingkat keyakinan CRI. Pemilihan soal untuk
mengidenfikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan penyangga
didasarkan pada hasil validasi dan permintaan pendidik di SMA Negeri 1
Pajangan.
Proses analisis miskonsepsi peserta didik dilakukan dengan
melihat jawaban yang dipilih, alasan, dan tingkat keyakinan yang diberikan.
Pengolompokkan kategori pemahaman peserta didik didasarkan pada skala
CRI yang telah dimodifikasi. Pemahaman peserta didik dibagi dalam lima
kategori yaitu menebak secara total, menebak, tidak yakin, yakin dengan
sedikit keraguan, yakin, dan sangat yakin (Hasan, et al., 1999). Kategori
pemahaman peserta didik dilakukan modifikasi menjadi empat kategori
yaitu tidak tahu konsep (TK), menebak (M), miskonsepsi (MK), dan
menguasai konsep dengan baik (MKB) . Analisis miskonsepsi pada materi
larutan penyangga dilakukan dengan melihat total jawaban yang diberikan
peserta didik pada setiap soal dan hasil wawancara dengan peserta didik.
Hasil rekapitulasi identifikasi miskonsepsi peserta didik berdasarkan soal
tes dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik
IPK Indikator Nom
or
Soal
Kategori Pengelompokan Jumlah Peserta Didik
TK M MK MKB TK M M K
MK B
3.12 .1
Pembuatan
larutan penyangga
1 7,69 %
46,15 %
0,00 %
46,15 %
1 6 0 6
3.12 .3
Larutan
penyangga asam
2 46,15 %
23,08 %
30,77 %
0,00% 6 3 4 0
3.12 .2
Larutan
penyangga
3 38,46 %
15,38 %
7,69 %
38,46 %
5 2 1 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dalam ekstra sel
3.12 .2
Larutan
penyangga
dalam cairan sel tubuh
4 46,15 %
15,38 %
15,38 %
23,08 %
6 2 2 3
3.12
.4
Penentuan massa
5 61,54 %
0,00 %
23,08 %
15,38 %
8 0 3 2
Penentuan
molaritas asam
6 53,85 %
0,00 %
46,15 %
0,00% 7 0 6 0
Penentuan
molaritas basa
7 69,23 %
7,69 %
23,08 %
0,00% 9 1 3 0
3.12 .5
Penentuan harga pH
8 46,15 %
15,38 %
15,38 %
23,09 %
6 2 2 3
Penentuan harga pH
9 53,85 %
23,08 %
15,38 %
7,69% 7 3 2 1
Penentuan
harga pH
berdasarkan
penambahan
akuades
10 53,85 %
7,69 %
38,46 %
0,00% 7 1 5 0
B. Pembahasan
Metode penelitian yang digunakan adalah mixed method. Penggunaan
mixed method karena adanya kombinasi antara pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Kombinasi kualitatif dan kuantitatif menghasilkan pemahaman yang
baik terhadap masalah penelitian. Penggunaan mixed method bertujuan untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Mixed method mendorong peneliti untuk menggunakan berbagai
pandangan yang luas untuk mengkaji masalah yang terjadi (Creswell, 2012).
Desain penelitian yang digunakan adalah sequential explanatory design.
Penerapan sequential explanatory design dimulai dari pengumpulan dan analisis
data kuantitatif. Selanjutnya, dilakukan analisis kualitatif. Penggunaan metode
kuantitatif untuk memperoleh data kuantitatif yang bersifat mengukur sedangkan
metode kualitatif berperan untuk membuktikan, memperdalam, dan memperluas
data kuantitatif (Creswell, 2013). Metode kuantitatif digunakan pada tahap
persiapan, pelaksanaan, dan tahap pengolohan data. Metode kualitatif digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pada tahap akhir. Metode kuantitatif dalam penelitian ini, digunakan untuk
memperoleh data hasil validasi instrumen soal, angket, dan hasil rekapitulasi
identifikasi miskonsepsi peserta didik. Metode kualitatif digunakan untuk
menjelaskan faktor penyebab miskonsepsi pada peserta didik.
Mengacu pada Tabel 4.1, diketahui bahwa keempat aspek pada butir soal
memiliki nilai validitas yang lebih besar dari 0,8. Empat aspek pada butir soal
yaitu materi, kunci jawaban, konstruksi, dan bahasa. Menurut Retnawati (2016),
suatu soal memiliki validitas tinggi jika hasil validas soal berada pada rentang
0,8 sampai 1,0 dalam skala Aikens V. Hasil validasi oleh tiga ahli menunjukan
bahwa butir soal yang dikembangkan untuk mengidentifikasi miskonsepsi
peserta didik memiliki validitas yang tinggi.
Tabel 4.2 adalah data hasil validasi angket. Enam item pada angket yaitu
kejelasan, ketepatan isi, korelasi, validitas isi, tidak ada bias, ketepatan bahasa.
Hasil validasi angket menunjukkan yang bahwa angket yang dikembangkan
untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan penyangga
dapat digunakan. Berdasarkan Tabel 4.3, peserta didik menyatakan bahwa
konsep awal mereka pada materi larutan penyangga benar. Pada item kedua,
sebagian peserta didik menyatakan bahwa penggunaan bahasa pendidik saat
pembelajaran berlangsung dan bahasa dalam buku membuat mereka bingung
untuk belajar materi larutan penyangga dan sebagian peserta didik tidak
memiliki masalah dengan penggunaan bahasa oleh pendidik dan bahasa dalam
buku. Pada item ketiga, 11 peserta didik menyatakan bahwa kesalahan dalam
menjawab soal dikarenakan konsep awal yang lemah dan salah. Dua peserta
didik yang lain menyatakan bahwa konsep materi larutan penyangga sudah benar
Pada item keempat, 10 peserta didik menyatakan bahwa pada saat pembelajaran
berlangsung mereka tidak mengajukan pertanyaan kepada pendidik. Peserta
didik yang lain menyatakan bahwa pada saat pembelajaran berlangsung mereka
aktif bertanya kepada pendidik. Pada item kelima, 9 peserta didik menyatakan
bahwa beberapa konsep larutan penyangga yang tidak diketahui diabaikan.
Peserta didik yang lain menyatakan bahwa mereka tidak mengabaikan konsep
larutan penyangga. Pada item keenam, 7 peserta didik menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mereka mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi yang dialami disebabkan karena
konsep awal dan minat belajar yang kurang. Peserta didik yang lain menyatakan
bahwa mereka tidak mengalami miskonsepsi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa peserta
didik mengalami miskonsepsi pada materi larutan penyangga. Mengacu pada
Tabel 4.4, diketahui bahwa setiap indikator memiliki persentase yang berbeda
untuk empat kategori pemahaman peserta didik pada materi larutan penyangga.
Pembahasan ini berkaitan dengan persentase miskonsepsi dan alasan terjadinya
miskonsepsi peserta didik:
a. Pembuatan Larutan Penyangga
Mengacu pada Tabel 4.4, diketahui bahwa persentase peserta didik
yang tidak tahu konsep sebesar 7,69%, persentase menebak sebesar 46,15%,
dan persentase miskosepsi sebesar 0,00%,. Peserta didik yang tidak tahu
konsep dan menebak jawaban kemungkinan disebabkan karena konsep awal
yang lemah. tidak mengalami miskonsepsi pada pembuatan larutan
penyangga. Soal dan jawaban benar untuk nomor 1 dapat dilihat pada
Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Gambar 4.1 Soal Nomor 1 Pembuatan Larutan Penyangga
Gambar 4.2 Jawaban Benar Untuk Soal Nomor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Larutan Penyangga Asam
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui bahwa persentase peserta didik
yang tidak tahu konsep sebesar 46,15%, menebak jawaban sebesar 23,08%,
dan mengalami miskonsepsi sebesar 30,77%. Peserta didik yang tidak tahu
konsep dan menebak jawaban kemungkinan faktor penyebabnya adalah
konsep awal yang lemah dan kesulitan untuk memahami materi larutan
penyangga. Hal ini didukung oleh hasil angket pada Tabel 4.3. Peserta didik
dalam menjawab soal memilih jawaban dan memberikan alasan yang salah
dengan tingkat keyakinan tinggi. Mengacu pada skala CRI di Tabel 2.3,
diketahui bahwa peserta didik yang memilih jawaban dan memberikan
alasan yang salah dengan tingkat keyakinan yang tinggi, peserta didik
dinyatakan mengalami miskonsepsi (Hasan, et al., 1999). Peserta didik
memberikan alasan dalam menjawab soal yaitu “ketika basa lemah
direaksikan dengan asam kuat, maka basa lemah harus tersisa sehingga
larutan yang dihasilkan bersifat penyangga”. Jawaban dan alasan yang
diberikan peserta didik tidak sesuai dengan pertanyaan soal. Menurut teori
larutan penyangga asam adalah larutan yang terdiri dari asam lemah dan
basa konjugasinya (Chang , 2005). Berdasarkan wawancara yang dilakukan,
diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi karena tidak
memahami konsep jenis-jenis larutan penyangga, konsep awal yang lemah,
dan sulit untuk membedakan jenis-jenis larutan penyangga. Hal ini
didukung oleh penelitan yang dilakukan Mahardika (2014), yang
mengemukakan bahwa peserta didik cenderung mengalami miskonsepsi
pada materi jenis-jenis larutan penyangga karena konsep awal materi larutan
penyangga lemah. Soal nomor 2 dapat dilihat pada Gambar 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 4.3 Soal Nomor 2 Jenis Larutan Penyangga Asam
c. Larutan Penyangga dalam Ekstra Sel
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang
tidak tahu konsep sebesar 38,46%, menebak jawaban sebesar 15,38%, dan
mengalami miskonsepsi sebesar 7,69%. Faktor penyebab peserta didik tidak
tahu konsep dan menebak jawaban adalah pengabaian konsep yang tidak
diketahui. Hal ini didukung oleh hasil angket identifikasi miskonsepsi
peserta didik pada materi larutan penyangga. Peserta didik menyatakan
bahwa konsep larutan penyangga terkadang diabaikan karena minat belajar
dan pemahaman yang kurang. Peserta didik dinyatakan mengalami
miskonsepsi karena memilih jawaban dan memberikan alasan yang salah
dengan tingkat keyakinan tinggi (Hasan, et al., 1999). Peserta didik
memberikan alasan jawaban dalam menjawab soal yaitu ”saya sudah
yakin”. Jawaban yang diberikan peserta didik tidak sesuai dengan teori yang
benar. Menurut Chang (2005), larutan penyangga dalam ekstra sel yaitu
H2CO3 dan HCO3-. Sistem penyangga dalam darah berfungsi untuk menjaga
pH darah agar selalu stabil perbandingan senyawa H2CO3 dan HCO3- dalam
darah selalu tetap yaitu 20 : 1. Penambahan konsentrasi ion H+
menyebabkan basa konjugasi dalam cairan ekstra sel akan beraksi dan arah
pergeseran kesetimbangan menuju asam lemah. Penambahan konsentrasi
ion OH- menyebabka asam lemah dalam cairan ekstra sel akan bereaksi dan
pergeseran kesetimbangan menuju basa konjugasi.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui peserta didik
mengalami miskonsepsi karena beranggapan bahwa konsep awal larutan
penyangga sudah benar, menyakini bahwa pilihan jawaban serta alasan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
diberikan benar dan ternyata jawaban yang diberikan salah. Hal ini
didukung oleh penelitian Claudia, et al (2020), yang mengemukakan bahwa
peserta didik mengalami miskonsepsi pada larutan penyangga dalam tubuh
karena kesulitan memahami peranan larutan penyangga.. Soal nomor 4
dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.4 Soal Nomor 3 Larutan Penyangga dalam Ekstra Sel
d. Larutan Penyangga Cairan Intra Sel Tubuh
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang
tidak tahu konsep sebesar 46,15%, menebak jawaban sebesar 15,38%, dan
mengalami miskonsepsi sebesar 15,38%. Peserta didik yang tidak tahu
konsep kemungkinan penyebab miskonsepsi yang terjadi adalah kosep awal
yang lemah dan tidak adanya interaksi di dalam kelas pada saat
pembelajaran berlangsung. Pernyataan ini ditemukan pada Tabel 4.3.
Peserta didik menyatakan bahwa pada saat pembelajaran berlangsung
mereka cenderung pasif dan tidak bertanya. Peserta didik dalam menjawab
soal memilih jawaban dan memberikan alasan yang salah dengan tingkat
keyakinan tinggi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa peserta didik mengalami
miskonsepsi (Hasan, et al., 1999). Peserta didik memberikan alasan dalam
menjawab soal yaitu “saya sudah yakin”. Jawaban yang diberikan peserta
didik tidak sesuai dengan teori yang benar. Menurut teori, larutan
penyangga dalam cairan intra sel adalah HPO42- dan H2PO4
-. Sistem
penyangga dalam cairan sel tubuh berfungsi untuk menjaga pH cairan tubuh
selalu stabil. Penambahan konsentrasi ion H+ menyebabkan basa konjugasi
(HPO42-) akan bereaksi dan kesetimbangan akan bergeser ke asam lemah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(H2PO4-). Penambahan ion OH- menyebabkan asam lemah akan beraksi dan
kesetimbangan akan bergeser ke basa konjugasi.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, peserta didik mengalami
miskonsepsi karena tidak mengetahui senyawa larutan penyangga di dalam
cairan sel tubuh dan konsep awal peran larutan penyangga lemah. Mengacu
pada penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningrum, et al (2018),
diketahui bahwa miskonsepsi peserta didik pada konsep larutan penyangga
dalam cairan sel tubuh sebesar 36,3%. Miskonsepsi yang terjadi disebabkan
karena peserta didik memahami konsep larutan penyangga dalam cairan sel
tubuh yang salah. Soal nomor 4 dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.5 Soal Nomor 4 Larutan Penyangga dalam Cairan Sel Tubuh
e. Penentuan Massa Garam Larutan Penyangga
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang
tidak tahu 61,54%, menebak jawaban sebesar 0,00%, dan mengalami
miskonsepsi sebesar 23,08%. Peserta didik yang tidak tahu konsep dan
kemungkinan disebabkan oleh pengabaian konsep yang tidak diketahui. Hal
ini juga ditemukan pada Tabel 4.3 hasil angket identifikasi miskonsepsi
peserta didik. Peserta didik menyatakan bahwa pengabaian konsep
dilakukan karena sulit untuk memahami materi larutan penyangga. Peserta
didik dalam menjawab soal memilih jawaban dan memberikan alasan yang
salah dengan tingkat keyakinan tinggi. Mengacu pada skala CRI di Tabel
2.3, diketahui bahwa peserta didik yang memilih jawaban dan memberikan
alasan yang salah dengan derajat keyakinan yang tinggi, peserta didik
dinyatakan mengalami miskonsepsi (Hasan, et al., 1999). Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
jawaban peserta didik pada penentuan massa dilakukan menggunakan
rumus pengenceran yaitu M1.V1 = M2.V2. Jawaban peserta didik dapat
dilihat pada Lampiran 20. Jawaban ini tidak sesuai dengan teori perhitungan
massa komponen pembentuk larutan penyangga. Menurut Chang (2005),
perhitungan massa komponen pembentuk larutan penyangga menggunakan
persamaan:
Massa = n x Massa molar (4.1)
Keterangan:
n = Jumlah mol
soal dan jawaban benar untuk soal nomor 5 dapat dilihat pada
Gambar 4.6. dan Gambar 4.7
Gambar 4.6 Soal Nomor 5 Penentuan Massa Garam Larutan Penyangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 4.7 Jawaban benar Untuk Soal Nomor 5 Penentuan Massa
Garam Larutan Penyangga
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui peserta didik
mengalami miskonsepsi karena tidak memahami rumus yang ada, konsep
awal komponen pembentuk larutan penyangga lemah, dan keyakinan
terhadap konsep yang salah. Miskonsepsi peserta didik pada penentuan
massa larutan penyangga juga ditemukan pada penelitian Nurhidayatullah
& Prodjosantoso (2018), yang mengemukakan bahwa peserta didik
mengalami miskonsepsi karena pendidik kurang menekankan konsep
larutan penyangga dan bahasa yang digunakan pada buku kimia terlalu
sulit untuk dipahami. Persentase miskonsepsi peserta didik pada penentuan
massa larutan penyangga sebesar 55%.
f. Penentuan Molaritas Asam Komponen Pembentuk Larutan Penyangga
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang
tidak tahu konsep sebesar 53,85%, menebak jawaban sebesar 0,00%, dan
mengalami miskonsepsi sebesar 46,15%. Peserta didik yang tidak tahu
konsep dan menebak jawaban disebabkan karena sulit untuk memahami
materi larutan penyangga dan kurang memaknai rumus perhitungan
(Stephanie, et al., 2019). Peserta didik dalam menjawab soal memilih
jawaban dan memberikan alasan jawaban yang salah dengan tingkat
keyakinan tinggi. Peserta didik dapat dinyatakan mengalami miskonsepsi
(Hasan, et al., 1999). Berdasarkan jawaban peserta didik pada pada
penentuan molaritas asam komponen pembentuk larutan penyangga,
menuliskan reaksi tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Jawaban
peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 20. Jawaban ini tidak sesuai
dengan teori perhitungan molaritas asam komponen pembentuk larutan
penyangga. Menurut Chang (2005), perhitungan molaritas komponen
pembentuk larutan penyangga menggunakan persamaan:
M = 𝑛 𝑉
Keterangan:
M = Molaritas
(4.2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
n = Jumlah mol
V = Volume akuades dalam Liter
Soal dan jawaban benar untuk soal nomor 6 dapat dilihat pada
Gambar 4.8 dan Gambar 4.9.
Gambar 4.8 Soal Nomot 6 Penentuan Molaritas Asam Komponen Pembentuk
Larutan Penyangga
Gambar 4.9 Jawaban Benar Untuk Soal Nomor 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui peserta didik
mengalami miskonsepsi karena konsep awal lemah, kesulitan untuk
memahami komponen pembentuk larutan penyangga, dan keyakinan
terhadap konsep yang salah. Hal serupa juga ditemukan pada penelitian
Stephanie, et al ( 2019), yang mengemukakan bahwa peserta didik
mengalami miskonsepsi karena konsep awal yang lemah dan kurang
memahami rumus perhitungan harga pH larutan penyangga. Miskonsepsi
peserta didik yang ditemukan pada komponen pembentuk larutan
penyangga sebesar 29,3%. Soal nomor 6 dapat dilihat pada Gambar 4.8.
g. Penentuan Molaritas Basa Komponen Pembentuk Larutan Penyangga
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang
tidak tahu konsep sebesar 69,23%, menebak jawaban sebesar 7,69%, dan
mengalami miskonsepsi sebesar 23,08%. Peserta didik yang tidak tahu
konsep disebabkan karena sulit untuk memahami materi larutan penyangga
dan kurang memaknai rumus perhitungan (Stephanie, et al., 2019). Peserta
didik dalam menjawab soal memilih jawaban dan memberikan alasan yang
salah dengan tingkat keyakinan tinggi. Menurut Hasan et al (1999), peserta
didik yang menjawab soal dan memberikan alasan yang salah dengan
derajat keyakinan yang tinggi dapat dinyatakan mengalami miskonsepsi.
Berdasarkan jawaban yang diberikan peserta didik kode 09 pada penentuan
molaritas basa komponen pembentuk larutan penyangga menuliskan alasan
yaitu “sudah yakin dengan pilihan jawaban”. Peserta didik kode 21
memberikan alasan jawaban dengan menuliskan rumus pengenceran yaitu
M1.V1 = M2.V2. Jawaban peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 20.
Jawaban yang diberikan peserta didik tidak sesuai dengan teori perhitungan
molaritas basa komponen pembentuk larutan penyangga. Menurut teori,
perhitungan molaritas basa komponen pembentuk larutan penyangga dapat
dilihat pada persamaan 4.2. Berdasarkan wawancara yang dilakukan,
diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi karena tidak
memahami konsep pembentuk komponen larutan penyangga dan menyakini
konsep yang salah. Miskonsepsi pada komponen pembentuk larutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
penyangga juga ditemukan pada penelitan Nurhajaimah et al (2016), yang
menyatakan bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada penentuan
komposisi larutan penyangga karena konsep awal peserta didik lemah.
Miskonsepsi peserta didik yang ditemukan sebesar 51%. Jawaban benar dan
soal nomor dapat dilihat pada Gambar 4.9 dan Gambar 4.10
Gambar 4.10 Soal Nomor 7 Penentuan Molaritas Basa Komponen
Pembentuk Larutan Penyangga
Gambar 4.11 Jawaban Untuk Soal Nomor 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
h. Penentuan Harga pH Larutan Penyangga
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang
tidak tahu konsep sebesar 46,15%, menebak jawaban sebesar 15,38%, dan
mengalami miskonsepsi sebesar 15,38. Peserta didik yang tidak tahu konsep
dan menebak jawaban disebabkan karena sulit membayangkan reaksi yang
terjadi pada larutan penyangga (Drastisianti, et al., 2018). Peserta didik
dalam menjawab soal memilih jawaban dan memberikan alasan yang salah
dengan tingkat keyakinan tinggi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa peserta
didik mengalami miskonsepsi (Hasan, et al., 1999). Berdasarkan jawaban
peserta didik kode 09, pada penentuan harga pH larutan penyangga
menuliskan alasan yaitu “sudah yakin dengan jawaban yang dipilih”.
Peserta didik kode 21, hanya menuliskan alasan reaksi setengah dan
langsung menuliskan jawaban. Jawaban peserta didik dapat dilihat pada
Lampiran 20. Menurut teori, penentuan harga pH larutan penyangga dapat
dilihat pada persamaan 2.5 dan 2.6. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan, peserta didik mengalami miskonsepsi karena dengan konsep
awal penentuan harga pH larutan penyangga lemah, tidak dapat menuliskan
persamaan reaksi, dan mengalami kesulitan pada penentuan harga pH
larutan penyangga. Hal serupa juga ditemukan pada penelitian yang
dilakukan oleh Drastisianti, et al (2018), yang menyatakan bahwa peserta
didik mengalami miskonsepsi pada penentuan harga pH larutan penyangga
sebesar 3,596%. Miskonsepsi yang terjadi disebabkan karena peserta didik
sulit membayangkan reaksi yang terjadi pada larutan penyangga. Jawaban
benar dan soal nomor 8 dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 4.12 Soal Nomor 8 Penentuan Harga pH Larutan Penyangga
Gambar 4.13 Jawaban Benar Untuk Soal Nomor 8
i. Penentuan harga pH larutan Penyangga
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang
tidak tahu konsep sebesar 53,85%, menebak jawaban sebesar 23,08%, dan
mengalami miskonsepsi sebesar 15,38%. Kemungkinan faktor penyebab
peserta didik yang tidak tahu konsep dan menebak jawaban adalah konsep
awal yang lemah. Hal ini dapat dilihat pada hasil angket identifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
miskonsepsi peserta didik pada Tabel 4.3. Peserta didik menyatakan bahwa
kesalahan menjawab soal dikarenakan konsep awal materi larutan
penyangga lemah. Mengacu pada skala CRI di Tabel 2.3, diketahui bahwa
peserta didik yang memilih jawaban dan memberikan alasan yang salah
dengan tingkat keyakinan yang tinggi, peserta didik dinyatakan mengalami
miskonsepsi (Hasan, et al., 1999). Berdasarkan jawaban peserta didik kode
09 pada penentuan harga pH larutan penyangga menuliskan alasan yaitu
“sudah yakin dengan pilihan jawaban”. Peserta didik kode 04, menuliskan
alasan jawaban menggunakan persamaan H+ = √10−5. 0,02. Jawaban
peserta didik Lampiran 20. Jawaban yang diberikan peserta didik tidak
sesuai dengan teori perhitungan harga pH larutan penyangga. Perhitungan
harga pH larutan penyangga dapat dilihat pada persamaan 2.5 dan 2.6.
Jawaban benar dan soal nomor 9 dapat dilihat pada Gambar 4.14 dan
Gambar 4.15.
Gambar 4.14 Soal nomor 9 Penentuan harga pH Larutan Penyangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 4.15 Jawaban Benar Untuk Soal Nomor 9
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui peserta didik
mengalami miskonsepsi karena sulit untuk mereaksikan dua campuran yang
dapat membentuk larutan penyangga dan menyakini konsep yang salah.
Miskonsepsi peserta didik pada penentuan harga pH larutan penyangga juga
ditemukan dalam penelitian Orgill & Sutherland (2008) dan Al Qandri, et
al (2019). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Orgill & Sutherland (2008),
diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi karena kesulitan
dalam memahami konsep penentuan harga pH larutan penyangga.
Penelitian yang dilakukan oleh Al Qandry, et al (2019), diketahui bahwa
peserta didik mengalami miskonsepsi pada penentuan harga pH larutan
penyangga sebesar 51%. Miskonsepsi yang terjadi disebabkan karena
peserta didik beranggapan bahwa pH larutan penyangga dapat diketahui jika
terjadi penambahan asam, basa, dan akuades secara berlebih
j. Pengaruh Penambahan Akuades Terhadap Harga pH larutan Penyangga
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang
tidak tahu konsep sebesar 53,85%, menebak jawaban sebesar 7,69%, dan
mengalami miskonsepsi sebesar 38,46. Peserta didik yang tidak tahu konsep
dan menebak jawaban kemungkinan disebabkan oleh konsep awal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
lemah. Hal ini dapat dilihat pada hasil angket identifikasi miskonsepsi
peserta didik pada Tabel 4.3. Peserta didik menyatakan bahwa kesalahan
menjawab soal dikarenakan konsep awal materi larutan penyangga lemah.
Mengacu pada skala CRI di Tabel 2.3, diketahui bahwa peserta didik yang
memilih jawaban dan memberikan alasan yang salah dengan tingkat
keyakinan yang tinggi, peserta didik dinyatakan mengalami miskonsepsi
(Hasan, et al., 1999). Berdasarkan jawaban yang diberikan peserta didik
kode 17 pada penentuan harga pH larutan penyangga pengaruh penambahan
akuades menggunakan persamaan:
OH =√KW
x mol asam x valensi. Ka
Peserta didik kode 12, memberikan alasan dengan menuliskan
reaksi setengah dan langsung menuliskan jawaban. Jawaban peserta didik
dapat dilihat pada Lampiran 20. Jawaban yang diberikan peserta didik tidak
sesuai dengan teori. Penentuan harga pH larutan penyangga pengaruh
penambahan akuades dapat dilihat pada persamaan 2.7 dan 2.8. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan, diketahui peserta didik mengalami miskosepsi
karena tidak memahami konsep, bingung, dan kurang menguasai konsep
penentuan harga pH larutan penyangga. Miskonsepsi peserta didik pada
pengaruh penambahan akuades terhadap harga pH juga ditemukan pada
penelitian yang dilakukan oleh Parastuti, et al (2016), hasil temuan yang
didapatkan diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi karena
salah tafsir terhadap rumus yang ada. Jawaban benar dan soal nomor 10
dapat dilihat pada Gambar 4.15 dan Gambar 4.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 4.14 Soal Nomor 10 Penentuan harga pH Larutan Penyangga
Gambar 4.15 Pengaruh Penambahan Akuades Terhadap Harga pH
Larutan Penyangga
C. Idenfikasi Miskonsepsi pada Larutan Penyangga
Mengacu pada hasil angket identifikasi miskonsepsi peserta didik
diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada materi larutan
penyangga. Miskonsepsi peserta didik disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
minat belajar kurang dan pemahaman konsep awal larutan penyangga lemah.
Berdasarkan pembahasan yang dilakukan, secara umum miskosepsi peserta
didik paling banyak ditemukan pada penentuan komponen pembentuk larutan
penyangga sebesar 61,54% butir soal 5. Miskonsepsi peserta didik disebabkan
oleh konsep awal yang salah dan sulit memahami materi larutan penyangga.
Materi yang sering menyebabkan miskonsepsi pada larutan penyangga adalah
perhitungan harga pH dan perhitungan komponen pembentuk larutan
penyangga. Hal ini juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Mentari,
et al (2014), yang menjelaskan bahwa miskonsepsi peserta didik paling banyak
ditemukan pada konsep larutan penyangga sebesaar 52,44%. Miskonsepsi
peserta didik disebabkan oleh kemampuan menganalisis konsep masih lemah
dan cara belajar banyak menghafal bukan memahami. Materi yang sering
menyebabkan miskonsepsi pada larutan penyangga adalah konsep pembentukan
larutan penyangga.
Mengacu pada penelitian yang dilakukan Haryani, et al (2017),
diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada prinsip kerja larutan
penyangga sebesar 83%. Penyebab miskonsepsi peserta didik adalah konsep
awal yang lemah. Materi yang sering menyebabkan miskonsepsi pada larutan
penyangga penyangga adalah perhitungan harga pH larutan penyangga .
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhujaimah, et al (2016), diketahui bahwa
miskonsepsi peserta didik paling banyak ditemukan pada prinsip kerja larutan
penyangga sebesar 51%. Miskonsepsi pada peserta didik disebabkan karena
konsep awal yang kurang dan tidak memahami penggunaan simbolik larutan
penyangga. Materi yang sering menyebabkan miskonsepsi pada larutan
penyangga adalah perhitungan harga pH larutan penyangga. Penelitian yang
dilakukan Setiawan, et al (2019), diketahui bahwa peserta didik mengalami
miskonsepsi pada konsep larutan penyangga sebesar 83%. Miskonsepsi peserta
didik disebabkan oleh konsep awal yang salah dan tidak memahami penggunaan
simbolik. Materi yang sering menyebabkan miskonsepsi pada larutan penyangga
adalah prinsip kerja larutan penyangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
D. Keunggulan
Keuggulan dalam penelitian ini adalah penggunaan soal identifikasi
miskonsepsi dan sampel yang berbeda. Soal identifikasi miskosepsi peserta didik
pada materi laruta penyangga di rancang sendiri agar memudahkan peneliti
untuk mengelompokkan pemahaman peserta didik dalam empat kategori yaitu
tidak tahu konsep, memilih jawaban dengan cara menebak, mengalami
miskonsepsi dan menguasai konsep dengan baik.
E. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah modifikasi teknik CRI karena
banyak penelitian identifikasi miskonsepsi peserta didik menggunakan tes
diagnostik dengan teknik CRI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui peserta didik kelas XI
IPA 2 di SMA Negeri 1 Pajangan mengalami miskonsepsi pada materi larutan
penyangga. Miskonsepsi peserta didik pada jenis-jenis larutan penyangga adalah
30,77% pada soal nomor 2. Miskonsepsi peserta didik pada konsep larutan
penyangga dalam tubuh adalah 7,69% pada soal nomor 3 dan 15,38% pada soal
nomor 4. Miskonsepsi peserta didik pada komponen pembentukan larutan
penyangga berturut-turut adalah 23,08% pada soal nomor 5, 46,15% pada soal
nomor 6, dan 23,08% pada soal nomor 7. Miskonsepsi peserta didik pada
penentuan harga pH larutan penyangga berturut-turut adalah 15,38% pada soal
8, 15,38% pada soal nomor 9, dan 38,46% pada soal nomor 10. Miskonsepsi
peserta didik pada materi larutan penyangga disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu konsep awal yang lemah, sulit memahami rumus yang diberikan,
keyakinan terhadap konsep yang salah, dan penggunaan buku pegangan peserta
didik yang salah.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran
untuk perbaikan penelitian identifikasi miskonsepsi selanjutnya:
1. Miskonsepsi peserta didik harus dideteksi lebih awal sehingga pada
pembelajaran materi selanjutnya tidak terdapat miskonsepsi lagi.
2. Miskonsepsi peserta didik setelah diidentifikasi dapat direduksi
menggunakan media atau metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
sekolah.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, C., Mahwar, Q., & Hairida. (2018). Analisis Miskonsepsi Pada Materi
Larutan Penyangga Siswa Kelas XI IPA MA Swasta Darul Ulum Kubu
Raya. Ar-Razi Jurnal Ilmah, 6(2):27-32.
Al Qadri , A. R., Ahlaq, P. M., Muthmainnah, N., Irpadilla, M. A., Herlina, S, N.
A., & Scholten, A. R. (2019). Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Kelas XI
SMAN 1 Gowa Pada Materi Larutan Penyangga Menggunakan Instrumen
Three Tier Diagnostic Test. Jurnal Nalar Pendidikan, 7(1):46.
Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bal, M. S. (2011). Misconception of high school students related to the
concepstions of absolutism and constitutionalism in history courses.
Educational Research and Reviews , 6(3):283-291.
Bodner. (1986). Contructivism : A Theory of Knowledge . Journal of Chemistry
Education , 2(63):873-878.
Chang , R. (2005). Kimia Dasar Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Claudia , L. B., Widiyowati, I. I., & Nurlaili. (2020). Penerapan Metode
Eksperimen Untuk Mengurangi Miskonsepsi Siswa Kelas XI SMAN 15
Samarinda Tentang Larutan Penyangga . Chemical Studies Journal,
3(2):23-25.
Creswell, J. W. (2012). Educational Research: Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitative. Boston: Person Education, InC.
Creswell, J. W. (2013). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabeta.
Depdiknas. (2007). Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA
SMP/MTS. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Drastisianti, A., Supartono, Wijayanti, N., & Susilaningsih, E. (2018).
Identification of Misconception on Buffer Material Using Three-Tier Test
in the Learning of Multiple Representation. Journal of Innovative Science
Education, 7(1):95-100.
Education, C. (1997). Science Teaching Reconsidered : A Handbook. USA.
Fitria. (2013). Efektivitas Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Upaya
Meminimilisasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Pokok Larutan Penyangga.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Gurel, D. K., Erylmaz, A., & McDermott, L. C. (2015). A Review and Camparison
of Diagnostic Instruments to Identify Student's Misconception in Science.
Journal of Mathematis Science and Technology Education, 11(5):989-1008.
Gurel, D., K, A., E, & L, M. C. (2015). A Review and Camparison of Diagnostic
Instruments to Identify Student's Misconception in Science . Journal of
Mathematis Science and Technology Education, 11(5):989-1008.
Haryani, S., Listanti, D., & Cahyono, E. (2017). Minimalisasi Miskonsepsi Konsep
pH pada Materi Hidrolisis Garam dan Larutan Penyangga dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Eksperimen Berbasis Masalah. Seminar Nasional Pendidikan, Sains, dan
Teknologi (pp. 294-296). Semarang: Universitas Muhhmadiyah Semarang.
Hasan, S., Bagayoko, D., & Kelley, E. L. (1999). Misconceptions and the Certainty
of Response Index (CRI). Physics Education, 34(5):294-299.
Herawati , S. (2008). Kajian Materi Larutan Buffer Asam-Basa. Tesis S2. Bandung
: Tidak dipublikasi.
Hidayah , U. L., Supardi, K. I., & Sumami, W. (2018). Penggunaan Instrumen
Lembar Wawancara Pendukung Tes Diagnostik Pendeteksi Miskonsepsi
Untuk Analisis Pemahaman Konsep Buffer-Hidrolisis. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, 12(1):2075-2085.
Juliansyah, N. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Kusumaningrum, I. A., Ashadi, & Indriyanti, N. Y. (2018). Concept cartoons for
diagnosing student's misconception in the topic of buffers. Journal of
Physics, 12(36):3-4.
Kutluay, Y. (2005). Diagnosis of Eleventh Grade Students' Misconceptions About
Geometric Optic by A Three-Tier Test. Turki: Middle East Technical
University.
Mahardika, R. (2014). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Certainty of
Response Index (CRI) dan Wawancara Diagnosis Pada Konsep Sel. Jakarta:
Erlangga.
Mentari , L., Suardana , I. N., & Subagia, I. W. (2014). Analisis Miskonsepsi
Peserta Didik SMA pada Pembelajaran Kimia Untuk Materi Larutan
Penyangga. Jurnal Pendidikan Kimia, 1(2):79-81.
Monoarfa, Z. P., Kilo, A. L., & Botutihe, D. N. (2017). Identifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 3 Gorontalo Utara Pada Konsep
Larutan Penyangga. Jurnal Inovasi Penelitian, Pendidikan dan
Pembelajaran Sains , 12(2)219-220:.
Nasution. (2013). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Nurhidayatullah, N., & Prodjosantoso, A. K. (2018). Miskonsepsi Materi Larutan
Penyangga. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 4(1):6-8.
Nurhujaimah, R., Kartika, I. R., & Nurjaydi, M. (2016). Analisis Miskonsepsi
Siswa Kelas XI SMA Pada Materi Larutan Penyangga Menggunakan
Instrumen Tes Three Tier Multiple Choice. Jurnal Penelitian Pendidikan ,
19(1):15-28.
Orgill, M., & Sutherland, A. (2008). Undergraduate Chemistry Student's Perception
of and Misconception about Buffer Problems. Chemistry Education
Research and Practive , 12(1):45-60.
Ozmen , H., & Ayas, A. (2003). Student's Difficulties in Understanding of The
Conservayion of Matter in Open and Closed-Systm Chemical Reactions
Chemistry Education. Research and Practice, 4(3):279-290.
Parastuti, W. I., Suharti, & Ibnu, S. (2016). Miskonsepsi Siswa Pada Materi Larutan
Buffer . Jurnal Pendidikan , 12(1):2307-2313.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pesman, H., & Erylimaz, A. (2004). Development of a Three-Tier Test to Assess
Misconception About Simple Electric Circuits . The Journal of Educational
Research , 103(2):208-222.
Retnawati, H. (2016). Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian . Yogykarta:
Parama Publishing.
Rusminiati, N. N., Karyasa, I. W., & Suardana, I. N. (2015). KOMPARASI
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA DAN
KETRAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA ANTARA YANG
DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELARAN PROJECT
BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING. e-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
Pendidikan IPA, 1(5):2.
Sastrohamidjojo, & Hardijono. (2005). Kimia Dasar Edisi Ke-2. Yogykarta:
Universitas Gajah Mada .
Setiawan, A., Kusumo, E., Kasmul, & Rahayu, S. (2019). Analisis Miskonsepsi
Materi Larutan Penyangga dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Berbantuan Media Interaktif. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2(13):2383-
2394.
Stephanie , M. M., Fitriyani, D., Paristiowati , M., Moersilah, Yusmaniar, &
Rahmawati, Y. (2019). Analisis Miskonsepsi Pada Materi Larutan
Penyangga Menggunakan Two-Tier Diagnostic Test. Jurnal Riset
Pendidikan Kimia , 9(2):59-63.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif . Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, P. D. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.
Yogyakarta: Gramedia.
Suwarto. (2012). Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Treagust, D. F. (2006). Diagnostic Assessmment in Science as A Means to
Improving Teaching, Learning and Retention. Science and Mathematics
Education Centre Curtin University of Technology, 69-71.
Watoni, A. H. (2014). Buku Guru Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Bandung: Yrama Widya.
Winarti, A. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Penerapan Model
Kooperatif Tipe Team Accelanted Instruction (TIA) Untuk Menganalisis
Heterogenitas Kemampuan Siswa di Kelas X SMAN 2 Banjarmasin . Varta
Pendidikan , 19(2):34-40.
Wu, H. K., Krajcik, S., & Soloway, E. (2001). Promoting Understanding of
Chemical Representations : Student's Use of A Visualization Tool in the
Science. Journal Of Research in Science , 38(7):821-842.
Yuliahtiningsi. (2013). Indentifikasi Miskonsepsi Kimia di SMA Muhammadia 3
Yogyakarta Siswa Kelas XII IPA pada Materi Pokok Kesetimbangan
Kimia. Jurnal Penelitian, 1(2):1-9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Yunitasari, I., Widarti, H. R., & Nazriati. (2019). Miskonsepsi Asam Basa Berbasis
Multiple Representasi Pada Lintas Jenjag Pendidikan . Jurnal Pendidikan ,
4(12):1635-1642.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Pendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Peserta Didik
LEMBAR INSTRUMEN WAWANCARA PESERTA DIDIK
Hari dan tanggal : 03 Juli 2021
Responden : Peserta didik yang mengalami miskonsepsi pada materi larutan penyangga
Kelas : XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pajangan
Bentuk : Wawancara
Lembar wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi terkait miskonsepsi yang dialami peserta didik pada materi larutan
penyangga. Data yang diperoleh digunakan dalam pembahasan skripsi Oleh karena itu, mohon peserta didik menjawab pertayaan yang
diajukan sesuai dengan fakta yang ada.
No No Soal Indikator Pertayaan Kode Peserta Didik
Jawaban
1
2 Pandangan peserta
didik terkait tingkat
kesukaran soal
Bagaimana tingkat
kesukaran soal nomor 2?
21 Soal nomor 2 tergolong soal yang
sedang karena harus menentukan
pasangan larutan mana yang dapat membentuk larutan penyangga asam
17 Soal nomor 2 tergolong soal yang mudah
12 Soal nomor 2 tergolong soal yang sulit untuk dikerjakan
04 Soal nomor 2 tergolong soal yang sulit untuk dikerjakan
Alasan terjadinya
miskonsepsi
Berdasarkan analisis yang
dilakukan, diketahui peserta didik memilih
21 Konsep awal jenis larutan penyangga
sangat lemah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
jawaban dan memberikan
alasan yang salah dengan
tingkat keyakinan tinggi.
Hal ini disebut sebagai
miskonsepsi. Mengapa
miskonsepsi bisa terjadi?
17 Saya sulit untuk membedakan jenis-
jenis larutan penyangga asam dan basa
serta konsep awal jenis-jenis larutan penyangga masih lemah
12 Saya sulit untuk membedakan jenis larutan penyangga asam dan basa.
04 Saya tidak memahami konsep jenis- jenis larutan penyangga.
2
3 Pandangan peserta didik terkait tingkat
kesukaran soal
Bagaimana tingkat
kesukaran soal nomor 3?
09 Soal nomor 3 tergolong dalam soal yang
mudah untuk dikerjakan
Alasan terjadinya
miskonsepsi
Berdasarkan analisis yang
dilakukan, diketahui
peserta didik memilih
jawaban dan memberikan
alasan yang salah dengan
tingkat keyakinan tinggi.
Hal ini disebut sebagai
miskonsepsi. Mengapa miskonsepsi bisa terjadi?
09 Saya menyakini bahwa konsep awal
larutan penyangga sudah benar,
menyakini bahwa pilihan jawaban serta
alasan yang diberikan benar. Mengapa
kode 09 sangat menyakini bahwa
konsep larutan penyangga sudah benar?
Karena buku pegangan saya,
menjeleskan demikian
3 4 Pandangan peserta
didik terkait tingkat
kesukaran soal
Bagaimana tingkat
kesukaran soal nomor 4?
11 Soal nomor 4 tergolong soal yang
sedang
13 Soal nomor 4 tergolong soal yang mudah
Alasan terjadinya
miskonsepsi
Berdasarkan analisis yang
dilakukan, diketahui peserta didik memilih
11 Saya tidak mengetahui senyawa kimia
larutan penyangga di dalam cairan sel tubuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
jawaban dan memberikan
alasan yang salah dengan
tingkat keyakinan tinggi.
Hal ini disebut sebagai
miskonsepsi. Mengapa miskonsepsi bisa terjadi?
13 Konsep awal peran larutan penyangga
saya lemah
4 5 Pandangan peserta
didik terkait tingkat
kesukaran soal
Bagaimana tingkat
kesukaran soal nomor 5?
09 Soal nomor 5, tergolong soal yang
mudah
11 Soal nomor 5, tergolong soal yang sulit
21 Soal nomor 5, tergolong soal yang sulit
Alasan terjadinya
miskonsepsi
Berdasarkan analisis yang
dilakukan, diketahui
peserta didik memilih
jawaban dan memberikan
alasan yang salah dengan
tingkat keyakinan tinggi.
Hal ini disebut sebagai
miskonsepsi. Mengapa
miskonsepsi bisa terjadi?
09 Saya menyakini konsep awal larutan
penyangga sudah benar
11 Saya tidak memahami rumus yang ada
dan konsep awal komponen pembentuk
larutan penyangga lemah
21 Saya merasa sulit untuk menggunakan
rumus perhitungan komponen
pembentuk larutan penyangga
5 6 Pandangan peserta
didik terkait tingkat
kesukaran soal
Bagaimana tingkat
kesukaran soal nomor 6?
09 Soal nomor 6, tergolong soal yang sedang
21 Soal nomor 6, tergolong soal yang mudah
17 Soal nomor 6, tergolong soal yang sulit
14 Soal nomor 6, tergolong soal yang sulit
12 Soal nomor 6, tergolong soal yang sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
04 Soal nomor 6, tergolong soal yang sulit
Alasan terjadinya
miskonsepsi
Berdasarkan analisis yang
dilakukan, diketahui
peserta didik memilih
jawaban dan memberikan
alasan yang salah dengan
tingkat keyakinan tinggi.
Hal ini disebut sebagai
miskonsepsi. Mengapa
miskonsepsi bisa terjadi?
09 Saya menyakini konsep awal komponen
pembentukan larutan penyangga sudah benar
21 Saya menebak serta menyakini bahwa
jawaban yang ditebak benar. Mengapa
memilih dengan cara menebak? Karena saya yakin tebakan saya benar
17 Saya merasa sulit dalam memahami
konsep komponen pembentuk larutan
penyangga. Kesulitan yang dialami
disebabkan karena konsep awal larutan penyangga lemah
14 Saya merasa sulit dalam memahami komponen penyusun larutan penyangga.
12 Saya tidak memahami konsep larutan penyangga dan bingung dalam
mengerjakan soal yang diberikan.
4 Saya tidak memahami konsep larutan
penyangga dalam menentukan komponen penyusun larutan penyangga
6 7 Pandangan peserta
didik terkait tingkat
kesukaran soal
Bagaimana tingkat
kesukaran soal nomor 7?
9 Soal nomor 7, tergolong soal yang sedang
21 Soal nomor 7, tergolong soal yang sulit
12 Soal nomor 7, tergolong soal yang sedang
Alasan terjadinya
miskonsepsi
Berdasarkan analisis yang
dilakukan, diketahui
9 Saya menyakini konsep awal larutan
penyangga sudah benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
peserta didik memilih
jawaban dan memberikan
alasan yang salah dengan
tingkat keyakinan tinggi.
Hal ini disebut sebagai
miskonsepsi. Mengapa miskonsepsi bisa terjadi?
21 Saya bingung dengan konsep komponen
pembentuk larutan penyangga
12 Saya tidak memahami konsep
komponen pembentuk larutan
penyangga
7 8 Pandangan peserta
didik terkait tingkat
kesukaran soal
Bagaimana tingkat
kesukaran soal nomor 8?
9 Soal nomor 8, tergolong soal yang
sedang
21 Soal nomor 8, tergolong soal yang sulit
Alasan terjadinya
miskonsepsi
Berdasarkan analisis yang
dilakukan, diketahui
peserta didik memilih
jawaban dan memberikan
alasan yang salah dengan
tingkat keyakinan tinggi.
Hal ini disebut sebagai
miskonsepsi. Mengapa miskonsepsi bisa terjadi?
9 Konsep awal larutan penyangga saya lemah
21 Saya tidak dapat menuliskan persamaan
reaksi dan mengalami kesulitan dalam
penentuan pH larutan penyangga
8 9 Pandangan peserta
didik terkait tingkat
kesukaran soal
Bagaimana tingkat
kesukaran soal nomor 9?
9 Soal nomor 9, tergolong soal yang
sedang
4 Soal nomor 9, tergantung soal yang sulit
Alasan terjadinya
miskonsepsi
Berdasarkan analisis yang
dilakukan, diketahui
peserta didik memilih
jawaban dan memberikan
alasan yang salah dengan
9 Saya menyakini bahwa konsep awa
penentuan harga pH larutan penyangga
sudah benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tingkat keyakinan tinggi.
Hal ini disebut sebagai
miskonsepsi. Mengapa
miskonsepsi bisa terjadi?
4 Saya merasa sulit dalam mereaksikan
dua campuran larutan yang dapat
membentuk larutan penyangga sehingga
langsung memasukan angka-angka ke
dalam rumus tanpa memahami makna dari rumus tersebut.
9 10 Pandangan peserta
didik terkait tingkat
kesukaran soal
Bagaimana tingkat
kesukaran soal nomor 10?
9 Soal nomor 10, tergolong soal yang sulit
21 Soal nomor 10, tergolong soal yang sulit
12 Soal nomor 10, tergolong soal yang
sedang
4 Soal nomor 10, tergolong soal yang sulit
Alasan terjadinya
miskonsepsi
Berdasarkan analisis yang
dilakukan, diketahui
peserta didik memilih
jawaban dan memberikan
alasan yang salah dengan
tingkat keyakinan tinggi.
Hal ini disebut sebagai
miskonsepsi. Mengapa
miskonsepsi bisa terjadi?
9 Saya tidak mengetahui pengaruh
penambahan akuades terhadap
perubahan harga pH larutan penyangga
21 Saya tidak memahami konsep penentuan harga pH larutan penyangga
12 Saya kurang menguasai konsep penentuan harga pH larutan penyangga
dengan benar
4 Saya tidak memahami soal yang
diberikan sehingga memilih jawaban
secara menebak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Kisi-kisi Angket Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik
KISI-KISI ANGKET MISKONSEPSI PESERTA DIDIK
PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA
No Indikator Jumlah Item
Nomor Pernyataan
1 Konsep awal materi larutan penyangga
1 1
2 Penggunaan bahasa 2 3,4
3 Kesalahan dalam menjawab soal 2 6,7
4 Proses diskusi pada saat pembelajaran berlangsung
3 8,9,16
5 Minat belajar peserta didik pada materi larutan penyangga
3 2,5,11
6 Miskonsepsi 1 12
7 Penggunaan model, metode, dan
media pembelajaran larutan penyangga
3 13,14,15
Total 16 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 4 Angket Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik
ANGKET PENELITIAN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA
PESERTA DIDIK
MATERI LARUTAN PENYANGGA
Kode peserta didik :
Kelas :
Petunjuk
1. Berilah tanda (v) pada “Ya” jika anda setuju dengan pendapat tersebut dan
tanda (v) “Tidak” jika anda tidak setuju dengan pendapat tersebut.
2. Data yang diperoleh dari angket ini hanya ditujukan untuk keperluan penelitian
dan jawaban yang Anda berikan tidak berkaitan dengan nilai
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Saya yakin bahwa konsep awal materi larutan penyangga benar
2 Saya sering mengalami kesulitan untuk memahami
konsep-konsep materi larutan penyangga
3 Penggunaan bahasa pendidik saat mengajar membuat saya bingung untuk memahami materi
larutan penyangga
4 Bahasa pada sumber pendukung saat pembelajaran larutan penyangga membuat saya merasa kesulitan
untuk memahami materi larutan penyangga
5 Saya tidak menyukai pelajaran larutan penyangga
6 Kesalahan saya dalam menjawab soal dikarenakan saya tidak memahami konsep awal larutan
penyangga
7 Kesalahan saya dalam menjawab soal dikarenakan
konsep awal yang saya miliki ternyata salah
8 Saya bertanya pada pendidik mengenai konsep larutan penyangga
9 Pendidik memberikan contoh yang ada di sekitar dan terkait dengan pembelajaran larutan
penyangga
10 Saya mengabaikan konsep yang tidak dipahami
sampai menemukan konsep yang baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
11 Ketidakpahaman saya dalam memahami konsep
larutan penyangga membuat saya malas untuk
belajar Kimia
12 Ketidakpahaman saya dalam memahami konsep
larutan penyangga membuat saya mengalami
miskonsepsi (Miskonsepsi adalah suatu
pemahaman konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah ataupun yang diterima para ahli)
13 Model pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran larutan penyangga menarik
14 Metode pembelajaran yang digunakan pada larutan penyangga memudahkan proses pembelajaran
15 Media pembelajaran yang menarik membuat saya senang belajar larutan penyangga
16 Pendidik memberikan tugas latihan untuk
mengetahui kemampuan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 5 Hasil Angket Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik
No Pertanyaan Jumlah Presentase
Ya Tidak Ya Tidak
1 Saya yakin bahwa konsep awal
materi larutan penyangga benar
13 0 100% 0%
2 Saya sering mengalami kesulitan untuk memahami konsep-konsep
materi larutan penyangga
12 1 92,30% 7,69%
3 Penggunaan bahasa pendidik saat
mengajar membuat saya bingung
untuk memahami materi larutan
penyangga
6 7 46,16% 53,84%
4 Bahasa pada sumber pendukung saat
pembelajaran larutan penyangga
membuat saya merasa kesulitan
untuk memahami materi larutan penyangga
7 6 53,84% 46,16%
5 Saya tidak menyukai pelajaran larutan penyangga
3 10 15,39% 84,61%
6 Kesalahan saya dalam menjawab
soal dikarenakan saya tidak
memahami konsep awal larutan penyangga
11 2 84,62% 15,38%
7 Kesalahan saya dalam menjawab
soal dikarenakan konsep awal yang
saya miliki ternyata salah
12 1 92,30% 7,69%
8 Saya bertanya pada pendidik
mengenai konsep larutan penyangga
10 3 76,93% 23,07%
9 Pendidik memberikan contoh yang
ada di sekitar dan terkait dengan
pembelajaran larutan penyangga
12 1 92,30% 7,69%
10 Saya mengabaikan konsep yang
tidak dipahami sampai menemukan
konsep yang baru
8 5 61,54% 38,46%
11 Ketidakpahaman saya dalam
memahami konsep larutan
penyangga membuat saya malas
untuk belajar kimia
9 4 69,24% 30,76%
12 Ketidakpahaman saya dalam
memahami konsep larutan
penyangga membuat saya
mengalami miskonsepsi
(Miskonsepsi adalah suatu
pemahaman konsep yang tidak
7 6 53,84% 46,16%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
sesuai dengan pengertian ilmiah ataupun yang diterima para ahli)
13 Model pembelajaran yang
digunakan pada saat pembelajaran
larutan penyangga menarik
9 4 69,24% 30,76%
14 Metode pembelajaran yang
digunakan pada larutan penyangga
memudahkan proses pembelajaran
10 3 76,93% 23,07%
15 Media pembelajaran yang menarik
membuat saya senang belajar
larutan penyangga
12 1 92,30% 7,69%
16 Pendidik memberikan tugas latihan
untuk mengetahui kemampuan saya
13 0 100% 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Lembar Validasi Angket Oleh Ahli
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN ANGKET IDENTIFIKASI
MISKONSEPSI PADA PESERTA DIDIK MATERI LARUTAN
PENYANGGA
Yth. Ibu / Bapak
Sebagai Validator Angket Penelitian
Dengan hormat,
Saya memohon kesedian Ibu / Bapak untuk mengisi lembar validasi soal angket
penelitian. Tujuan dari validasi instrumen penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pendapat Ibu / Bapak mengenai lembar validasi angket penelitian. Penilain dan
saran dari Ibu sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
angket penelian. Atas kesedian Ibu / Bapak saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda () pada kolom penilaian yang telah disediakan!
2. Kriteria penilaian butir soal adalah sebagai berikut:
(4) : Sangat baik
(3) : Baik
(2) : Kurang baik
(1) : Tidak baik
3. Berikan komentar pada lembar yang disediakan!
4. Berikan kesimpulan dengan memberikan tanda () pada kolom pernyataan yang
telah disediakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
No Aspek Indikator Skala Penilian Komentar
1 2 3 4
1 Kejelasan Kejelasan judul lembar
angket
Kejelasan butir pertayaan
Kejelasan petunjuk pengisian angket
2 Ketepatan
Isi
Ketepatan pertayaan dengan
jawaban yang diharapkan
3 Relevansi Pernyataan berkaitan dengan tujuan penelitian
Pernyataan sesuai dengan aspek yang ingin dicapai
4 Kevalidan
isi
Pernyataan mengungkapkan
informasi yang benar
5 Tidak ada bias
Pernyataan berisi satu gagasan yang lengkap
6 Ketepatan
bahasa
Bahasa yang digunakan mudah dipahami
Bahasa yang digunakan efektif
Penulisan sesuai dengan
PUEBUI
Komentar:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Kesimpulan
Berdasarkan penelian yang dilakukan pada soal pilihan ganda beralasan materi
larutan penyangga
Layak dipakai tanpa revisi
Layak dipakai dengan revisi
Yogyakarta, …… 2021
Validator,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Validasi Angket
Rekapitulasi Hasil Validasi Angket
No Aspek Indikator Nilai Validator Rata-rata
Nilai
V1 V2
1 Kejelasan Kejelasan judul lembar angket
4
4
4
Kejelasan butir
pertayaan 3
3
3
Kejelasan petunjuk pengisian angket
3
4
4
2 Ketepatan
Isi
Ketepatan pertayaan dengan jawaban yang
diharapkan
4
3
4
3 Relevansi Pernyataan berkaitan dengan tujuan
penelitian
4
3
4
Pernyataan sesuai
dengan aspek yang ingin dicapai
3
4
4
4 Kevalidan
isi
Pernyataan mengungkapkan
informasi yang benar
4
4
4
5 Tidak ada
bias
Pernyataan berisi satu gagasan yang
lengkap
3
3
3
6 Ketepatan
bahasa
Bahasa yang
digunakan mudah dipahami
3
4
4
Bahasa yang digunakan efektif
4
3
4
Penulisan sesuai dengan PUEBUI
4
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 8 Silabus Kimia Kelas XI
SILABUS
Kompetnsi inti
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Pajangan
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas : XI (Sebelas)
Semester : Ganjil dan Genap
Program Studi : MIPA
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran / Minggu
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif,
dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif. Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompotensi
Penilaian Alokasi
Waktu
3.12
Menjelaskan
prinsip kerja,
perhitungan
pH, dan peran
larutan
penyangga
dalam tubuh
makhluk
hidup
Membandingkan
pH larutan
penyangga dan
larutan bukan
penyangga dengan
menambah sedikit
asam atau basa
atau diencerkan
Mengamat pH
larutan penyangga
ketika diencerkan,
ditambah sedikit
asam atau
ditambah sedikit
basa
Menganalisis
mekanisme larutan
penyangga dalam
mempertahankan
pHnya terhadap
penambahan
sedikit asam atau
sedikit basa atau
pengenceran
Mendeskripsikan
pengertian larutan
penyangga
Mengidentifikasi
Sifat larutan
penyangga
Menghitung pH
larutan penyangga
Menghitung pH
larutan penyangga
dengan
menambahkan
sedikit asam ,atau
sedikit basa atau
dengan
pengenceran
Menjelaskan
fungsi larutan
penyangga dalam
tubuh makhluk
hidup dan dalam
kehidupan sehari-
hari
3.12.1 Mendeskripsikan
pengertian larutan
penyangga
3.12.2 Mengidentifikasi
Sifat larutan
penyangga
3.12.3 Menghitung pH
larutan penyangga
3.12.4 Menghitung pH
larutan penyangga
dengan
menambahkan
sedikit asam ,atau
sedikit basa atau
dengan
pengenceran
3.12.5 Menjelaskan fungsi larutan
penyangga dalam
tubuh makhluk
hidup dan dalam
kehidupan sehari-
hari
Tugas
Terstruktur
Merancang
percobaan
larutan
penyangga
Observasi
Sikap ilmiah
dalam
melakukan
percobaan dan
presentasi,
misalnya: cara
menggunakan
kertas lakmus,
indikator
universal atau
pH meter;
melihat skala
volumedan
suhu,cara
menggunakan
pipet,
caramenim-
3 x 4jp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Menyimak
penjelasan tentang
cara membuat
larutan penyangga
dengan pH tertentu
Merancang dan
melakukan
percobaan untuk
membuat larutan
penyangga dengan
pHtertentu dan
melaporkannya
MenentukanpH
larutan penyangga
Mendiskusikan
peranan larutan
penyangga dalam
tubuh makhluk
hidup dan industri
bang, keaktifan,
kerja sama,
komunikatif,
dan peduli
lingkungan,
dsb)
Portofolio
Laporan percobaan
Tes tertulis
uraian
Menganalisis
data untuk
menyimpulkan
larutan yang
bersifat
penyangga
Menghitung pH
larutan
penyangga
Menganalisis
grafik
hubungan
perubahan
harga pH pada
titrasi asam
basa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
menjelaskan
sifatlarutan penyangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 9 Kisi-Kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan
Kisi-Kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan
Konsep Larutan Penyangga
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Pajangan
Mata Pelajaran : Kimia
Jumlah Soal : 31 butir
Kompetensi Inti 3:
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Kompetensi Dasar:
3.12. Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makluk hidup
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.12.1. Memahami konsep larutan penyangga
3.12.2. Memahami larutan penyangga dalam tubuh
3.12.3. Menganalisis jenis-jenis larutan penyangga
3.12.4. Menganalisis komponen pembentukan larutan penyangga
3.12.5. Menganalisis penentuan harga pH larutan penyangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
No. Kompetensi Dasar (KD) IPK Level
Kognitif
yang
Diukur
ΣButir
Soal
Nomor
soal
1. 3.13. Menganalisis peran larutan
penyangga dalam tubuh
makluk hidup
3.12. 1
Memahami konsep larutan penyangga
C2 7 1,2,3,4,5,6, 8
3.12. 2
Menganalisis larutan penyangga
dalam tubuh
C4 2 11,12
3.12. 3
Menganalisis jenis-jenis larutan
penyangga
C4 2 9,10
3.12. 4
Menganalisis komponen pembentukan larutan penyangga
C4 10 7,13-21
3.12. 5
Menganalisis penentuan harga pH larutan penyangga
C4 10 22-31
∑ Butir Soal 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
No. IPK No.
Soal Soal Jawaban Benar
1.
3.13.1
1
Pernyataan yang benar tentang larutan
penyangga adalah…….
a. Mempertahankan pH sistem agar
tetap
b. Mampu mengatasi penambahan
asam dan basa dalam jumlah
banyak
c. Memiliki kapasitas tertentu
d. Memiliki komponen asam dan basa
yang selalu berupa pasangan
konjugasi
e. Proses pengenceran yang
berlangsung tidak mengubah ion
OH- dan H+
Jawaban A
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat
mempertahankan pH sistem agar tetap. Larutan
penyangga dapat mempertahankan pH karena
terjadi reaksi kesetimbangan antara asam/basa
lemah dengan asam/basa konjugasinya.
2
3.13.1
2
Larutan penyangga umumnya
mempunyai ketentuan dan sifat-sifat
seperti di bawah ini, kecuali .....
a. dibuat dari campuran asam lemah
dengan basa konjugasinya
b. paling efisien jika konsentrasi asam
dan basa konjugasinya sama banyak
c. pH-nya dianggap tidak berubah kalau
sedikit diencerkan
d. Ka dari asamnya harus sama dengan
Kb dari basa konjugasinya
e. dapat di buat dari asam lemah diprotik, seperti H2CO3 dan NaHCO3
Jawaban D
Nilai Ka dari asam lemahnya tidak harus sama
dengan Kb basa konjugasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3
3.13.1
3
Pasangan komponen yang membentuk
larutan penyangga adalah…….. a. CHOO-/CH3CHO-
b. HCl/Cl- c. NH3/NH4OH d. OCl-/HOCl e. CH3COOH/CHOOH
Jawaban D
OCl-/HOCl karena HOCl adalah asam lemah
sedangkan OCl- adalah basa konjugasi yang
kehilangan 1 atom H.
4
3.13.1
4
Larutan penyangga dapat dibuat dengan
pencampur asam kuat dan basa lemah
maupun basa kuat dan asam lemah.
Pasangan larutan yang dapat membentuk
larutan penyangga adalah….. a. CH3COOH/ CH3COO- dari
CH3COOH b. NH3/NH4
+ dari NH3 dengan NH4Cl c. CH3COOH dengan NH4OH d. CH3COOH dan NaOH e. NH4OH dengan NH4
+
Jawaban C
Larutan penyangga dapat dibuat asam lemah dan
basa konjugasi. CH3COOH dan NH4OH
merupakan asam lemah dan basa lemah yang
dapat membentuk basa konjugasi berupa
CH3COONH4.
5
5
Pasangan larutan di bawah ini yang
menghasilkan larutan penyangga
adalah…..
a. 100 mL NaOH 0,1 M + 50 mL HCN
0,1 M
b. 100 mL NaOH 0,1 M + 100 mL
NaCN 0,2 M
c. 100 mL NaCN 0,2 M + 100 mL
HCN 0,1 M
Jawaban E 100 mL NH4OH 0,1 M + 50 mL HBr 0,1 M
karena larutan penyangga dapat dibuat dari basa
lemah dan asam kuat dimana basa lemah harus
berlebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
d. 100 mL K2SO4 0,1 M + 50 mL
H2SO4 0,1 M e. 100 mL NH4OH 0,1 M + 50 mL HBr
0,1 M
6
3.13.1
6
Pasangan larutan berikut ini
menghasilkan larutan penyangga
adalah….
a. 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL
HCl 0,1 M
b. 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL
HCl 0,3 M
c. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 CH3COOH 0,2 M
d. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL
HCN 0,1 M
e. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL
HCN 0,2 M
Jawaban E 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL HCl 0,1 M
karena hasil raksi NH4OH dan HCl dimana
larutan penyangga yang dapat dibuat dari asam
kuat dan basa konjugasi dimana basa lemah harus
berlebih.
7
3.13.4
7
Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 9, maka ke dalam 40 mL larutan NH3 0,5 M (Kb = 10–5) volume HCl 0,2 M yang ditambahkan sebanyak
... a. 10 mL
b. 20 mL
c. 30 mL
d. 40 mL
e. 50 mL
Jawaban E
pH = 9 pOH = 14 – 9 = 5
pOH = - log [OH-]
[OH-] = 10-5
[OH-] = Kb x mol basa lemah
mol asam konjugasi
10-5 = 10-5 x NH3 NH4+
(10-5:10-5) = NH3 NH4+
1:1 = NH3 NH4+
[NH3] = [NH +] 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
NH3(aq) + HCl(aq) ⇌ NH4Cl(aq)
m 40 x 0,5 mmol 0,2y r 0,2 y 0,2 y 0,2y
s 20 – 0,2 y 0 0,2y
y dapat dijadikan sebagai volume HCl sehingga
NH3] = [NH +] 4
20-0,2y = 0,2y 20 = 0,4y y = 20:0,4 = 50 mL
8
3.13.1
8
Pasangan larutan di bawah ini yang
merupakan campuran penyangga adalah
kecuali……
a. 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL
HCl 0,1 M
b. 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL HCl 0,3 M
c. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL
CH3COOH 0,2 M d. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL
HCN 0,3 M
e. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL
HCN 0,4 M
Jawaban B 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL HCl 0,3 M
dengan alasan hasil larutan penyangga tidak akan
terbentuk karena jumlah asam kuatnya lebih besar
daripada basa lemahnya.
9
3.13.3
9
Pasangan larutan dibawah ini yang
membentuk larutan penyangga asam
adalah….
a. 100 mL CH3COOH 0,1 M dan 50 mL NaOH 0,1 M
b. 50 mL Hf 0,2 M dan 100 mL NaOH
0,2 M
Jawaban A
Larutan penyangga asam dapat dibuat dari asam
lemah dan garamnya atau basa konjugasinya.
Pasangan larutan disamping yang dapat membentuk larutan penyangga asam adalah 100
mL CH3COOH 0,1 M dan 50 mL NaOH 0,1 M.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
c. 50 mL NH4OH 0,1 M dan 50 mL
HCl 0,1 M
d. 50 mL NH4OH 0,1 M dan 50 mL
HBr 0,2 M e. 100 mL NH4OH 0,1 M dan 100 mL
H2SO4 0,1 M
10
3.13.3
10
Berikut ini yang merupakan pengertian
larutan penyangga basa adalah…...
a. Larutan garam
b. Asam kuat dan basa kuat
c. Larutan yang dapat dibuat dari asam
lemah dan basa konjugasinya
d. Asam kuat dan basa konjugasi e. Basa kuat dan asam konjugasi
Jawaban C Larutan penyangga basa dapat di buat dari basa lemah dan garamnya. Misalnya larutan penyangga yang mengandung ammonia (NH3)
dan ion ammonium (NH4+), persamaan reaksinya
adalah sebagai berikut:
NH3(aq) + H2O(aq) ⇌ NH4+(aq) + OH-(aq)
11
3.13.2
11
Dalam darah manusia terdapat sistem
penyangga yang dapat mempertahankan
pH. Sistem penyangga di dalam ekstra
sel adalah….. a. H3PO4
- dan H2PO4-
b. HPO42- dan H2PO4
-
c. HCO3- dan CO3
2-
d. H2CO3 dan HCO3-
e. HPO42- dan PO 2-
4
Jawaban D
Sistem penyangga dalam darah adalah H2CO3 dan
HCO3-. Sistem penyangga dalam darah berfungsi
untuk menjaga pH darah agar selalu stabil.
12
3.13.2
12
Sistem penyangga dalam cairan sel
tubuh berfungsi untuk menjaga pH
cairan sel tubuh tetap stabil. Sistem
penyangga dalam cairan sel tubuh
adalah….. a. H3PO4
- dan H2PO4-
Jawaban A Sistem penyangga dalam cairan sel tubuh berfungsi untuk menjaga pH cairan tubuh selalu stabil. Sistem penyangga dalam cairan sel tubuh
adalah HPO42- dan H2PO4
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
b. HPO4
2- dan H2PO4-
c. HCO3- dan CO3
2-
d. H2CO3 dan HCO3-
e. HPO42- dan PO 2-
4
13
3.13.4
13
Suatu campuran larutan penyangga
terdiri dari y gram HCOONa (Mr = 68)
dan 100 mL larutan HCOOH 0,1 M
sehingga diperoleh larutan dengan pH =
4. Nilai y adalah (Ka HCOOH = 1 x 10- 5)……
a. 0,068 gram
b. 0,68 gram
c. 1 gram
d. 3,4 gram
e. 6,8 gram
Jawaban A
Diketehui: V HCOOH = 100 mL = 0,1 L
Mol asam lemah = 0,1 L x 0,1 M = 0,01 mol
Mr HCOONa = 68 gram/mol
pH = 4 maka [H+] = 10-4
Ka HCOOH = 1 x 10-5, Ditanya: massa HCOONa?
[H+] = Ka x mol asam lemah
mol basa konjugasi
[10-4] == 1 x 10-5 x 0,001 mol n mol
−7
n = 10
104
massa = n x Mr = 1 x 10-3 mol x 68 gram/mol = 0,068 gram
14
3.13.4
14
Larutan penyangga dengan pH = 4,
dibuat dengan pencampuran larutan
CH3COOH 0,05 M dengan volume 200
mL dan NaOH. Jumlah massa NaOH
yang dibutuhkan untuk membuat larutan
penyangga ini adalah…… (Ka
CH3COOH = 1 x10 -5), Mr NaOH= 40 a. 0,036 gram b. 0,36 gram
c. 0,4 gram
d. 0,6 gram e. 0,8 gram
Jawaban A
Diketahui: pH = 4, CH3COOH 0,05 M (Ka
CH3COOH = 1 x 10-5) dengan volume 200 mL dan Mr NaOH = 40
Ditanya: masa NaOH
Jawab:
n CH3COOH = 0,05 x 200 mL = 10 mmol atau
10-2 mol
n NaOH = n mol CH3COOH(aq)+ NaOH(aq) ⇌ NaCH3COO(aq)
m 10-2 mol n mol r n mol n mol n mol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
s (10-2 – n) n
[H+] = Ka x mol asam lemah
mol basa konjugasi
10-4 = 1 x 10-5 x 10-2 : n 101n = 10-2n
−2
n = 10
11
= 9,094 x 10-4
n = gr
Mr
9,094 x 10-4 = gr 40
Massa NaOH = 0,036 gram
n mol
Jawaban E 40 mL NaOH + 80 mL CH3COOH karena Diketahui : M CH3COOH = 0,1 M, M NaOH = 0,1 dan pH =
15
3.13.4
15
Terdapat larutan NaOH 0,1 M dan
larutan CH3COOH 0,1 M volume
masing-masing larutan diperlukan untuk
membuat 120 mL larutan penyangga
dengan pH 5 adalah…… a. 80 mL NaOH + 60 mL CH3COOH b. 50 mL NaOH + 70 mL CH3COOH c. 70 mL NaOH + 50 mL CH3COOH d. 80 mL NaOH + 40 mL CH3COOH e. 40 mL NaOH + 80 mL CH3COOH
5 Ditanya: Volume masing-masing larutan untuk
membuat 120 mL penyangga? CH3COOH(aq) + NaOH(aq) ⇌ CH3COONa(aq) + H2O(l)
m 0,1 (120-x) 0,1x b 0,1x 0,1x 0,1x
s : [0,1(120-x)]-0,1 0,1x pH = 5
[H+] = 10-5 [H+] = Ka x mol asam lemah : mol garam
[H+] = Ka x CH3COOH : CH3COO-
10- = 10-5 0,1 ( 120−X)−0,1X
0,1X
0,1x = [0,1(120-x)] – 01x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
0,1x = 12-0,1x-0,1x
-12 = -0,1x – 0,1x – 0,1x
0,3x = 12
x= 40
Jadi volume NaOH adalah 40 mL maka volume
CH3COOH adalah (120-x) mL = 120 mL – 40
mL = 80 mL
16
3.13.4
16
Perbandingan volume CH3COOH 0,1 M
(Ka = 10–5) dan NaOH 0,1 M yang harus
dicampurkan untuk membuat larutan
penyangga dengan pH = 6 adalah .....
a. 1 10
b. 2 1
c. 10 1
d. 11 1
e. 11 10
Jawaban E
Diketahui: CH3COOH 0,1 M dan NaOH 0,1 M
pH = 6 Ka CH3COOH = 10-5
Ditanya: perbandingan volume
Jawab:
Ka = pKa
10-5 = 5
pH = pKa – log[ CH3COOH ] NaCH3COO
6 = 5 – log [ CH3COOH ] NaCH3COO
6-5 = – log [ CH3COOH ] NaCH3COO
1 = – log [ CH3COOH ] NaCH3COO
10-1 = [ CH3COOH ] = 1:10 NaCH3COO
Perhitungan diatas adalah perbandingan jumlah
CH3COOH:NaCH3COO sehingga perbandingan
volumenya adalah
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) ⇌ NaCH3COO(aq)
m V1x0,1 V2x0,1 r V2x0,1 V2x0,1 V2x0,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
s (V1- V2) 0,1 0 V2x0,1
CH3COOH = 1:10
( VI−V2) =
1
NaCH3COO V2 10
10.V1 = 11.V2
Sehingga: CH3COOH = 11
NaCH3COOH 10
Jawaban A Diketahui: volume campuran harus mencapai 400 mL, NH4OH 0,1 M dan HCl 0,05 M. pH = 9 – 2 – log 2. Kb NH4OH = 10-5
17
3.13.4
17
Larutan penyangga dibuat dengan
pencampuran senyawa NH4OH 0,1 M
dan HCl 0,05 M dengan volume total
400 mL. untuk membuat larutan
penyangga dengan pH = 9 – 2 log 2,
volume masing-masing kedua larutan
diatas adalah…. (Kb NH4OH = 10-5)……
Ditanya volume masing-masing reaktan?
Jawab: n NH4OH = 0,1 M x V mL = 0,1 Vmmol n HCl = 0,05 x (400-V )mL = 20-0,05 Vmmol
NH4OH(aq) + HCl(aq) ⇌ NH4Cl(aq) + H2O(l)
m 0,1 V 20-0,05V r 20-0,05V 20-0,05V 20-0,05V
s 0,15V -20 - 20-0,05V
pH = 9 – 2 – log 2 = 8,4
pOH = 14 – pH
pOH = 14 – 8,4 = 5,6
[OH-] = Kb x mmol basa lemah
mmol asam konugasi
2,5 x 10-6 = 1 x 10-5 x 0,15v−20 20−0,05v
0,25(20-0,05v) = 0,15v -20 5 – 0,0125v = 0,15v-20
25= 0,1625v V = 25/0,1625 = 153,65 mL NH4OH
V HCl = 400-153,65 = 246,35 mL
a. 153,65 mL dan 246,35 mL b. 135,56 mL dan 264,53 mL c. 204,56 mL dan 256, 76 mL d. 1000 mL dan 1200 mL
e. 408,89 mL dan 502,90 mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
18
3.13.4
18
Larutan NH4OH sebanyak 400 mL 0,1 M ditambahkan kedalam 200 mL H2SO4. Pencampuran larutan penyangga ini ternyata menghasilkan pH = 9-2 log 2 (Kb NH4OH = 10-5). Molaritas H2SO4
yang dibutuhkan adalah……
a. 0,008 M
b. 0,08 M
c. 0,2 M
d. 0,8 M
e. 0,1 M
Jawaban D
Diketahui: Larutan NH4OH 0,1 400 mL + 200
mL H2SO4. pH pencampuran = 9 – 2 – log 2. Kb
NH4OH = 10-5. Ditanya: M H2SO4
Jawab: n NH4OH = 400 mL x 0,1 M = 40 mmol n H2SO4 = n mmol
2 NH4OH(aq) + H2SO4(aq) ⇌ (NH4)2SO4(aq) + 2
H2O(l) m 40 mmol n mmol - r n mmol n mmol n mmol
s (40-2 mmol) - n mmol pH = 9 – 2 – log 2 = 8,4
pOH = 14 – pH
pOH = 14 – 8,4 = 5,6
[OH-] = Kb x mol basa lemah
mol asam konjugasi
2,5 x 10-6 = 1 x 10-5 x 40−2n 2n
0,5n = 40-2n 2,5n = 40, n = 40 : 2,5 = 16 mmol
M = n : V
M = 16 mmol : 200 mL
M = 0,08 M
19
3.13.4
19
Larutan NH4OH 200 mL ditambahkan
ke dalam 200 mL larutan H2SO4 0,05 M
sehingga diperoleh pH larutan penyangga = 9 – 2 log 2. Jika diketahui
Jawaban A Diketahui: pH larutan = 9 – 2 – log 2, V NH4OH = 200 mL, H2SO4 0,05 M n H2SO4 = 0,05 x 200 mL = 10 mmol Ditanya: n NH4OH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Kb NH4OH = 10-5. Molaritas larutan
NH4OH yang dibutuhkan adalah…… a. 0,125 M
b. 0, 12 M
c. 0,11 M
d. 0,15 M
e. 0, 14 M
Jawab:
2 NH4OH(aq) + H2SO4(aq) ⇌ (NH4)2SO4(aq) + 2
H2O(l) m n 10
r 10 10 10
s n -20 0 10 pH = 9 – 2 – log 2 = 8,4
pOH = 14 – pH
pOH = 14 – 8,4 = 5,6
OH- = Kb x mol basa lemah
mol asam konjugasi
2,5 x 10-6 = 10-5 xn−20 20
0,25 x 20 = n – 20 5 = n – 20
20 + 5 = n
n = 25
n = m x V
M = n : V = 25 : 200
M = 0,125 M
20
3.13.4
20
Ke dalam 1 liter larutan asam asetat 0,1
M yang memiliki pH =3, ditambahkan
garam natrium asetat supaya pH larutan
menjadi dua kali semula. Jika Ka asam
asetat = 10–5, maka garam natrium asetat
yang harus ditambahkan sebanyak.....
a. 1 mol
b. 0,1 mol
c. 0,01 mol d. 0,001 mol
Jawaban A
Penjelasan:
Diketahui: pH CH3COOH 0,1 M = 3 Penambahan NaCH3COO menjadikan pH naik 2 kali dari semula, Ka CH3COOH = 10-5 sehingga pKa = 5
Ditanya: mol NaCH3COOH
Jawab:
pH = pKa – log [ CH3COOH ] NaCH3COO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
e. 0,0001 mol 6 = 5 – log [ 0,1 ]
NaCH3COO
1 = - log [ 0,1 ] NaCH3COO
1 = [ 0,1 ], sehingga 10 NaCH3COO
NaCH3COO = 1 mol
21
3.13.4
21
Suatu asam HA mempunyai pKa = 3,2.
Penambahan x mol NaA ke dalam 500
mL larutan HA 0,2 M menghasilkan pH
larutan sebesar 3,5. Jumlah mol NaA
yang ditambahkan adalah .....
a. 0,025 mol
b. 0,05 mol
c. 0,10 mol
d. 0,20 mol e. 0,25 mol
Jawaban B
pKa HA = 3,2
pH = pKa – log [ HA ] NaA
0,3= – log[0,10] NaA
-log 0,5 = – log[0,10] = 10 x 50
= 5
NaA 100 100 100
Sehingga jumlah mol NaA adalah 0,05 mol
22
3.13.5
22
Ke dalam larutan basa lemah BOH
ditambahkan garam B2SO4 dimana
konsentrasi larutan BOH menjadi 0,1 M
dan konsentrasi garamnya adalah 0,0005
M. Bila Kb BOH = 10-5 maka pH
campuran adalah……
a. 10 – log 2
b. 10 + log 2
c. 9 - log 2
d. 9
e. 8 – log 2
Jawaban B
9 + log 2 dengan penyelesaian
Konsentrasi BOH = 0,1 M
Konsentrasi B2SO4 = 0,005 M
Kb LOH = 10-5
[OH-] = Kb x mol basa lemah
asam konjugasi
[OH-] = 10-5 x 0,1 0,005
[OH] = 2 x 10-4 pOH = - log [OH-]
pOH = 4 – log 2 pH = 14 – (4-log 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
pH = 10 + log 2
23
3.13.5
23
Apabila 0,06 mol asam asetat (Ka = 2 ×
10–5) dan 0,01 mol NaOH dilarutkan
dalam air sehingga diperoleh larutan
penyangga dengan volume 1 liter. pH
larutan penyangga tersebut adalah ....
a. 4
b. 4,1
c. 5
d. 5 – log 2
e. 5 + log 2
Jawaban A
Diketahui: mol CH3COOH = 0,06, Ka = 2 x 10-5 mol NaOH = 0,01 yang dilarutakan dalam larutan penyangga 1000 mL. Ditanya: pH larutan penyangga
Jawab: CH3COOH(aq) +NaOH(aq)⇌ NaCH3COO(aq)
m 0,06 mol 0,01 mol r 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol
s 0,05 0 0,01
Ka = 2 x 10-5, pKa = 5 – log 2 dimana pKa = 4,7
pH = pKa – log [ CH3COOH ] NaCH3COO
pH = 4,7 – log [ 0,05] 0,01
pH = 4,7 – 0,6 pH = 4,1
24
3.13.5
24
Sebanyak 150 mL larutan asam asetat
(CH3COOH) 0,02 M dicampurkan
dengan 150 mL larutan natrium asetat
(NaCH3COO) 0,01 M. Jika (Ka CH3COOH = 1 x 10-5) , pH campuran kedua larutan ini adalah…..
a. 5,35
b. 5,4
c. 4,8
d. 4,69
e. 4,5
Jawaban D Diketahui mmol CH3COOH = 150 mL x 0,02 M
= 3 mmol mmol NaCH3COO = 150 mL x 0,01 M = 1,5
mmol
Ditanya pH campuran kedua larutan?
Jawab:
pH = - log [H+]
[H+] = Ka x mmol asam lemah
mmol basa konjugasi
[H+] = 1 x 10-5 x 3 1,5
[H+] = 2 x 10-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
pH = - log [H+]
pH = - log [2 x 10-5]
pH = 5 – log 2 pH = 4,69
25
3.13.5
25
Larutan HNO2 sebanyak 200 mL 0,15 M
dicampurkan dengan 150 mL larutan
KOH 0,10 M. Jika Ka HNO2 = 10-5, pH campuran kedua larutan ini adalah…….. a. 5
b. 5 – log 2
c. 5 – log 5
d. 6
e. 6 – log 3
Jawaban A
Diketahui: V HNO2 0,15 M = 200 mL, V KOH 0,10 M =
150 mL Ka HNO2 = 10-5
Ditanya: pH campuran? Jawab: n HNO2 = 0,15 M x 200 mL = 30 mmol
n KOH = 0,10 M x 150 mL = 15 mmol
HNO2(aq) + KOH(aq) ⇌ KNO2(aq) + H2O(aq) m 30 mmol 15 mmol
r 15 mmol 15 mmol 15 mmol
s 15 mmol 0 15 mmol
Sehingga:
[H+] = Ka x 𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ
𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑠𝑖
= 10-5 x 15 𝑚𝑚𝑜𝑙 = 10-5 15 𝑚𝑚𝑜𝑙
pH = 5
26
3.13.5
26
Suatu campuran penyangga yang
terbentuk dari 500 mL HCOOH 1 M dan
500 mL HCOONa 1 M ditambahkan
dengan 10 mL larutan basa dengan pH
12. Hitunglah pH sesudah penambahan
larutan basa tersebut (Ka HCOOH = 2 x
10-4)…….. a. 4 – log 2
Jawaban A
Diketahui:
pH larutan = 13, penambahan basa 10 mL , Ka
HCOOH = 2 x 10-4, V HCOOH 1 M = 500 mL, V
HCOONa 1 M = 500 mL Ditanya: pH sesudah penambahan basa ke dalam
larutan? Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
b. 4 – log 1,99
c. 1 – log 4
d. 1 – log 5
e. 4 – log 36
- Menentukan pH sebelum penambahan basa
[H+] = Ka x 𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ
𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑠𝑖
[H+] = 2 x 10-4 x 1 [H+] = 2 x 10-4
pH = 4 – log 2
- pH sesudah penambahan = 12
sehingga:
n HCOO- = 1 M x 500 mL = 500 mmol
n HCOOH = 1 M x 500 mL = 500 mmol
n OH- = 10-2 M x 100 mL = 1 mmol HCOOH(aq) + OH-
aq) ⇌ HCOO- aq) + H2O(l)
( (
m 500 mmol 1 mmol 500 mmol r 1 mmol 1 mmol 1 mmol
s 499 mmol - 1 mmol
[H+] = Ka x mmol asam lemah
mmol basa konjugasi
[H+] = 2 x 10-4 x 499 mmol 501 mmol
= 1,99 x 10-4 pH = 4 – log 1,99
27
3.13.5
27
Sebanyak 100 mL larutan CH3COOH
0,02 M dicampurkan dengan larutan
NaCH3COO 100 mL 0,01 M. Jika Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5, pH campuran kedua larutan ini adalah…..
a. 4,18
b. 4,7
c. 4,8
d. 5,35 e. 5,4
Jawaban B
Diketahui:
mmol CH3COOH = 100 mL x 0,02 M = 2 mmol
mmol NaCH3COO = 100 mL x 0,01 M = 1 mmol
Ditanya pH campuran kedua larutan?
Jawab:
pH = - log [H+]
[H+] = Ka x mmol asam lemah
mmol basa konjugasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
[H+] = 1,8 x 10-5 x 2
1
[H+] = 1,8 x 10-5 pH = - log [H+]
pH = - log [1,8 x 10-5]
pH = 5 – log 1,8 pH = 4,7
28
3.13.5
28
Jika ke dalam 50 mL larutan penyangga
dengan pH = 5 ditambahkan 30 mL
akuades, perubahan yang terjadi
adalah….
a. pH akan naik sedikit
b. pH akan turun sedikit
c. pH tidak berubah
d. pH naik drastis e. pH turun drastis
Jawaban C
pH tidak akan berubah karena penambahan 10
mL akuades dianggap sebagai pengencaran dan
tidak merubah pH.
29
29
Larutan penyangga sebanyak 5 L
mengandung NH3 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M. Larutan penyangga ini memiliki pH = 9,26. Jika ditambahkan akuades
sebanyak 15 L, pH larutan setelah
penambahan akuades (Kb NH3 = 1,8 x
10-5) adalah…...
a. 8 b. 9
c. 9,25
d. 9,26
e. 10
Jawaban D
[NH3] = V1 x M1 : Vtotal
[NH4Cl] = V2 x M2 : Vtotal
[NH3] = 1 L x 0,1 M : 20 L = 0,05 mol
[NH4Cl] = 1L x 0,1 : 20 L = 0,005 mol NH4Cl(aq) ⇌ NH4
+(aq) + Cl-(aq) m 0,005 mol
r 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol
s 0 0,005 mol 0,005 mol
sehingga : [OH-] = Kb x mol NH + : mol Cl-
4
[OH-] = 1,8 x10-5 x 1 = 1,8 x10-5 pOH= - log [OH-]
pOH= 4,74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
pH = 14 – pOH
pH = 14-4,74 pH = 9,26
30
3.13.5
30
Jika suatu asam lemah (HA) dititrasi
dengan basa kuat menjadi [A–] > [HA],
perubahan yang terjadi adalah…… a. [H3O
+] < Ka b. pH > pKa c. [H3O
+] > [A–] d. [HA] < [H3O
+] e. pH = pKa
Jawaban A
pH = Pka- log [Ha]:[A-]
karena nilai [A]>[HA]
maka [HA] = lebih kecil dari 1 A
sehingga niai – log [HA] , sehingga pH = pKa A
dimana pH > pKa sehingga [H3O+]<Ka (A)
31
3.13.5
31
Diketahui larutan CH3COOH 0,5 M sebanyak 200 mL dicampurkan dengan
larutan 100 mL CH3COOK. Jika Ka
CH3COOH = 1,7 x 10-5, pH campuran kedua larutan ini adalah…….
a. 4
b. 5
c. 5 – log 3,4
d. 5 + log 3,4
e. 6
Jawaban C
Diketahui: mmol CH3COOH = 200 mL x 0,5 M =
100 mmol
mmol CH3COOK = 100 mL x 0,5 M = 50 mmol
Ka CH3COOH = 1,7 x 10-5
Ditanya: pH campuran kedua larutan? Dijawab:
[H+] = Ka x CH3COOH
CH3COOK
[H+] = 1,7 x 10-5 x 100 mmol 50 mmol
[H+] = 3,4 x 10-5 pH = - log [H+]
pH = - log [3,4 x 10-5] pH = 5 – log 3,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10 Soal Tes Pilihan Ganda Beralasan
SOAL TES
IPK 3.12.1
Soal nomor 1
Pasangan larutan berikut ini menghasilkan larutan penyangga adalah….
a. 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL HCl 0,1 M
b. 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL HCl 0,3 M
c. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 CH3COOH 0,2 M
d. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL HCN 0,1 M
e. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL HCN 0,2 M
IPK 3.12.3
Soal nomor 2
Pasangan larutan dibawah ini yang membentuk larutan penyangga asam adalah….
a. 100 mL CH3COOH 0,1 M dan 50 mL NaOH 0,1 M
b. 50 mL Hf 0,2 M dan 100 mL NaOH 0,2 M
c. 50 mL NH4OH 0,1 M dan 50 mL HCl 0,1 M
d. 50 mL NH4OH 0,1 M dan 50 mL HBr 0,2 M
e. 100 mL NH4OH 0,1 M dan 100 mL H2SO4 0,1 M
IPK 3.12.2
Soal nomor 3
Dalam darah manusia terdapat sistem penyangga yang dapat mempertahankan pH.
Sistem penyangga di dalam ekstra sel adalah…..
c. H3PO4- dan H2PO4
-
d. HPO42- dan H2PO4
-
e. HCO3- dan CO3
2-
f. H2CO3 dan HCO3-
g. HPO42- dan PO4
2-
IPK 3.12.2
Soal nomor 4
Sistem penyangga dalam cairan sel tubuh berfungsi untuk menjaga pH cairan sel
tubuh tetap stabil. Sistem penyangga dalam cairan sel tubuh adalah…..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
a. H3PO4- dan H2PO4
-
b. HPO42- dan H2PO4
-
c. HCO3- dan CO3
2-
d. H2CO3 dan HCO3-
e. HPO42- dan PO4
2-
IPK 3.12.4
Soal nomor 5
Suatu campuran larutan penyangga terdiri dari y gram HCOONa (Mr = 68) dan 200
mL larutan HCOOH 0,1 M sehingga diperoleh larutan dengan pH = 4. Nilai y
adalah (Ka HCOOH = 1 x 10-5)……
a. 0,036 gram
b. 0,36 gram
c. 0,4 gram
d. 0,6 gram
e. 0,8 gram
IPK 3.12.4
Soal nomor 6
Larutan NH4OH sebanyak 400 mL 0,1 M ditambahkan kedalam 200 mL H2SO4.
Pencampuran larutan penyangga ini ternyata menghasilkan pH = 9-2 log 2 (Kb
NH4OH = 10-5). Molaritas H2SO4 yang dibutuhkan adalah……
a. 0,008 M
b. 0,08 M
c. 0,2 M
d. 0,8 M
e. 0,1 M
IPK 3.12.4
Soal nomor 7
Larutan NH4OH 200 mL ditambahkan ke dalam 200 mL larutan H2SO4 0,05 M
sehingga diperoleh pH larutan penyangga = 9 – 2 log 2. Jika diketahui Kb NH4OH
= 10-5. Molaritas larutan NH4OH yang dibutuhkan adalah……
a. 0,125 M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
b. 0, 12 M
c. 0,11 M
d. 0,15 M
e. 0, 14 M
IPK 3.12.5
Soal nomor 8
Larutan HNO2 sebanyak 200 mL 0,15 M dicampurkan dengan 150 mL larutan KOH
0,10 M. Jika Ka HNO2 = 10-5, pH campuran kedua larutan ini adalah……..
a. 5
b. 5 – log 2
c. 5 – log 5
d. 6
e. 6– log 3
IPK 3.12.5
Soal nomor 9
Sebanyak 100 mL larutan CH3COOH 0,02 M dicampurkan dengan larutan
NaCH3COO 100 mL 0,01 M. Jika Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5, pH campuran kedua
larutan ini adalah…..
a. 4,18
b. 4,7
c. 4,8
d. 5,35
e. 5,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
IPK 3.12.5
Soal nomor 10
Larutan penyangga sebanyak 5 L mengandung NH3 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M.
Larutan penyangga ini memiliki pH = 9,26. Jika ditambahkan akuades sebanyak 15
L, pH larutan setelah penambahan akuades (Kb NH3 = 1,8 x 10-5) adalah…...
a. 8
b. 9
c. 9,25
d. 9,26
e. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 11 Lembar Jawaban Tes Pilihan Ganda Beralasan
LEMBAR JAWABAN
Kode peserta didik :
Kelas :
Keterangan TINGKAT KEYAKINAN (CRI)
0. = Hanya menebak soal
1 = Lebih banyak menebak
2 = Tidak yakin
3 = Yakin dengan ada keraguan
4 = Hampir yakin tanpa keraguan
5 = Sangat yakin
NO PILIHAN
JAWABAN
ALASAN TINGKAT KEYAKINAN
(CRI)
1 a b c d e 0 1 2 3 4 5
2 a b c d e
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 12 Kisi-kisi Lembar Validasi Soal Pilihan Ganda Beralasan
Kisi-Kisi Lembar Validasi Soal Pilihan Ganda Beralasan
Materi Larutan Penyangga
No Aspek yang dinilai
Indikator
1
Materi Butir soal yang dikembangkan sesuai dengan KD dan
IPK yang ingin dicapai
Butir soal yang dikembangkan sesuai dengan indikator kemampuan inferensi peserta didik
Butir soal yang dikembangkan mampu mengidentifikasi miskonsepsi
2
Kunci Jawaban Jawaban untuk setiap butir soal yang dikembangkan
sesuai dengan konsep
Jawaban yang tersedia tidak terdapat pada dua opsi
pilihan ganda yang sama
3
Konstruksi Butir soal dirumuskan dengan jelas
Butir soal dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan soal
yang jelas
Butir soal tidak memberikan kunci jawaban
4
Bahasa Bahasa dalam butir soal sesuai dengan PUEBI
Bahasa dalam butir soal mudah dipahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 13 Lembar Validasi Soal Pilihan Ganda Beralasan
LEMBAR VALIDASI SOAL PILIHAN GANDA BERALASAN
MATERI LARUTAN PENYANGGA
Yth. Ibu / Bapak
Sebagai Validator Penelitian Soal Pilihan Ganda Beralasan Materi Larutan Penyangga
Dengan hormat,
Saya memohon kesedian Ibu / Bapak untuk mengisi lembar validasi soal pilihan ganda
beralasan pada materi larutan penyangga. Tujuan dari validasi instrumen penelitian ini
yaitu untuk mengetahui pendapat Ibu / Bapak mengenai lembar validasi soal pilihan
ganda beralasan pada materi larutan penyangga yang dikembangkan untuk penelitian
identifikasi miskonsepsi peserta didik menggunakan metode Certainty of Response
Index (CRI). Penilain dan saran dari Ibu / Bapak sangat bermanfaat untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas soal pilihan ganda beralasan pada materi larutan penyangga.
Atas kesedian Ibu / Bapak saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda () pada kolom penilaian yang telah disediakan!
2. Kriteria penilaian butir soal adalah sebagai berikut:
(4) : Sangat baik
(3) : Baik
(2) : Cukup baik
(1) : Tidak baik
3. Berikan komentar pada lembar yang disediakan!
4. Berikan kesimpulan dengan memberikan tanda () pada kolom pernyataan yang
telah disediakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
N
o
Kriteria penulisan pilihan
ganda
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
20
Materi
1 Butir soal yang dipakai
dikembangkan sesuai dengan KD dan IPK
2
Butir soal yang dikembangkan
sesuai dengan kemampuan
interferensi peserta didik
3 Butir soal yang dikembangkan mampu mampu mengidentifikasi
miskonsepsi
Kunci jawaban
4
Jawaban untuk setiap butir soal
yang dikembangkan sesuai
dengan konsep
5 Jawaban yang tersedia tidak
terdapat pada dua opsi pilihan ganda yang sama
Konstruksi
6 Butir soal dirumuskan dengan jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
7 Butir soal dilengkapi dengan
petunjuk pengerjaan soal yang jelas
8 Butir soal tidak memberikan
kunci jawaban
Bahasa
9 Bahasa dalam butir soal sesuai
dengan PUEBI
10 Bahasa dalam butir soal mudah dipahami
No
Kriteria penulisan pilihan ganda
Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Materi
1 Butir soal yang dipakai dikembangkan sesuai dengan KD dan IPK
2 Butir soal yang dikembangkan sesuai dengan
kemampuan interferensi peserta didik
3 Butir soal yang dikembangkan mampu mampu
mengidentifikasi miskonsepsi
Kunci Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
4 Jawaban untuk setiap butir soal yang dikembangkan sesuai dengan konsep
5 Jawaban yang tersedia tidak terdapat pada dua opsi
pilihan ganda yang sama
Konstruksi
4 Butir soal dirumuskan dengan jelas
5 Butir soal dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan
soal yang jelas
6 Butir soal tidak memberikan kunci jawaban
Bahasa
7 Bahasa dalam butir soal sesuai dengan PUEBI
8 Bahasa dalam butir soal mudah dipahami
Komentar:
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Kesimpulan
Berdasarkan penilian yang dilakukan pada soal pilihan ganda beralasan materi larutan penyangga
Layak dipakai tanpa revisi
Layak dipakai dengan revisi
Yogyakarta, 2021
Validator,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 14 Hasil Rekapitulasi Nilai Validasi Butir Soal Hasil Rekapitulasi Nilai Validasi Butir Soal
No Validator 1 Jumlah Rata2 Validator 2 Jumlah Rata2 Validator 3 Jumlah Rata2
1 Aspek 1 Aspek 1 Aspek 1
Pernyataan 1 114 3.7 Pernyataan 1 102 3.3 Pernyataan 1 120 3.9 Pernyataan 2 114 3.7 Pernyataan 2 112 3.6 Pernyataan 2 120 3.9 Pernyataan 3 115 3.7 Pernyataan 3 109 3.5 Pernyataan 3 120 3.9 Rata-rata 3.7 Rata-rata 3.5 Rata-rata 3.9
2 Aspek 2 Aspek 2 Aspek 2
Pernyataan 1 92 3.0 Pernyataan 1 110 3.5 Pernyataan 1 120 3.9 Pernyataan 2 100 3.2 Pernyataan 2 111 3.6 Pernyataan 2 120 3.9 Rata-rata 3.1 Rata-rata 3.6 Rata-rata 120 3.9
3 Aspek 3 Aspek 3 Aspek 3
Pernyataan 1 98 3.2 Pernyataan 1 98 3.2 Pernyataan 1 120 3.9 Pernyataan 2 90 2.9 Pernyataan 2 107 3.5 Pernyataan 2 120 3.9 Pernyataan 3 101 3.3 Pernyataan 3 111 3.6 Pernyataan 3 120 3.9 Rata-rata 3.1 Rata-rata 3.4 Rata-rata 3.9
4 Aspek 4 Aspek 4 Aspek 4
Pernyataan 1 102 3.3 Pernyataan 1 106 3.4 Pernyataan 1 120 3.9 Pernyataan 2 102 3.3 Pernyataan 2 105 3.4 Pernyataan 2 120 3.9 Rata-rata 3.3 Rata-rata 3.4 Rata-rata 3.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 15 Rata-rata Hasil Rekapitulasi Validasi Butir Soal Rata-Rata Hasil Rekapitulasi Validasi Butir Soal Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4
Validator Skor s Skor s Skor s Skor s
V1 3,7 2,7 3,1 2,1 3,1 2,1 3,3 2,3
V2 3,5 2,5 3,6 2,6 3,4 2,4 3,4 2,4
V3 3,9 2,9 3,9 2,9 3,9 2,9 3,9 2,9
∑s 8,1 7,6 7,4 7,6
V 0,90 0,84 0,82 0,84
Keterangan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 16 Rekapitulasi Analisis Jawaban Peserta Didik
No Kode Peserta Didik Jawaban Skala CRI Keterangan
1 9 Memilih opsi jawaban yang benar tanpa memberikan alasan jawaban dan hanya
memberikan pernyataan sudah yakin
5 Memahami konsep dengan baik
2 Jawaban benar tetapi tidak memberikan alasan jawaban
2 Menebak jawaban
3 Jawaban benar tidak memberikan alasan jawaban
2 Menebak jawaban
11 Jawaban benar dan Memberikan alasan yang benar
4 Memahami konsep dengan baik
13 Memilih opsi jawaban benar dan memberikan alasan yang benar
3 Memahami konsep dengan baik
21 Jawaban benar tetapi tidak memberikan alasan jawaban Hanya memberikan
pernyataan sudah yakin
5 Memahami konsep dengan baik
7 Memilih jawaban yang salah dan tidak memberikan alasan
2 Tidak tahu konsep
17 Memberikan jawaban yang benar sesuai
dengan teori tetapi tidak sesuai dengan konteks
3 Memahami konsep dengan baik
14 Memberikan alasan jawaban yang benar 2 Menebak jawaban
16 Memberikan jawaban yang benar tetapi tidak sesuai dengan konteks
2 Menebak jawaban
1 Memberikan jawaban yang benar tetapi tidak sesuai dengan konteks
1 Menebak secara total
12 Memberikan alasan jawaban yang benar 4 Memahami konsep dengan baik 4 Memberikan alasan jawaban yang benar 3 Memahami konsep dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
2 9 Memilih jawaban yang salah dan alasan salah 0 Tidak tahu konsep
2 Memilih jawaban yang salah tanpa memberikan alasan
2 Tidak tahu konsep
3 Memilih jawaban yang salah tanpa memberikan alasan
2 Tidak tahu konsep
11 Memilih jawaban yang salah dan alasan benar 1 Menebak jawaban 13 Memilih jawaban yang salah dan yang benar 2 Menebak jawaban
21 Memilih jawaban yang salah dengan tanpa memberikan alasan
5 Miskonsepsi
7 Memilih jawaban benar dengan alasan yang benar
0 Menebak jawaban
17 Memilih jawbaan yang salah dengan alasan yang benar
3 Miskonsepsi
14 Memilih jawaban yang salah dan alasan salah 1 Tidak tahu konsep
16 Memilih jawaban yang sala dengan alasan salah
1 Tidak tahu konsep
1 Memilih jawaban yang salah dengan jawaban salah
1 Tidak tahu konsep
12 Memilih jawaban yang salah dengan alasan benar
4 Miskonsepsi
4 Memilih jawaban salah dengan alasan benar 3 Miskonsepsi
3 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi
2 Memilih jawaban salah dengan tidak memberikan alasan
2 Tidak tahu konsep
3 Memilih jawaban salah dengan tidak memberikan alasan
2 Tidak tahu konsep
11 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 4 Memahami konsep dengan baik 13 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 3 Memahami konsep dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
21 Memilih jawaban benar tanpa memberikan alasan dan tingkat CRI tinggi
5 Memahami konsep dengan baik
7 Memilih jawaban benar dengan jawaban salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawbaan salah dengan jawaban salah 2 Tidak tahu konsep 14 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 1 Menebak jawaban 16 Memilih jawaban benar dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 1 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 0 Menebak jawaban 12 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 4 Menguasai konsep dengan benar 4 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 3 Menguasai konsep dengan benar
4 9 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 3 Menguasai konsep dengan benar
2 Memilih jawaban salah tanpa memberikan alasan
2 Tidak tahu konsep
3 Memilih jawaban salah tanpa memberikan alasan
2 Tidak tahu konsep
11 Memilih jawaban salah dengan alasan benar sesuai teori tetapi tidak sesuai dengan konteks
4 Miskonsepsi
13 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi
21 Memilih jawaban salah tanpa memberikan alasan
5 Tidak tahu konsep
7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban benar dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 14 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 16 Memilih jawaban benar dengan alasan salah 1 Menebak 1 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 1 Menebak 12 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 4 Menguasai konsep dengan benar 4 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 4 Mengetahui konsep dengan benar
5 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
2 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 3 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 11 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 4 Miskonsepsi 13 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 21 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 5 Miskonsepsi 7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 14 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 16 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 1 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 12 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 3 Memahami konsep dengan baik 4 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 3 Memamhami konsep dengan baik
6 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 2 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 3 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 11 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 13 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 21 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 5 Miskonsepsi 7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 14 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 16 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 1 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 12 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 4 Miskonsepsi 4 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi
7 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 5 Miskonsepsi 2 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
3 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 11 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 13 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 21 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 5 Miskonsepsi 7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 14 Memilih jawaban benar dengan alasan salah 2 Menebak 16 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 1 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 12 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 4 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep
8 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 4 Miskonsepsi 2 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 3 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 11 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 13 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 21 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 5 Miskonsepsi 7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 4 Memahami konsep dengan baik 14 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 2 Menebak 16 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 1 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 1 Menebak 12 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 4 Memahami konsep dengan baik 4 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 3 Memahami konsep dengan baik
9 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 2 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 3 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
11 Memilih jawaban benar dengan alasan benara 1 Menebak 13 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 21 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 5 Memahami konsep dengan baik 7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak konsep konsep 14 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep
16 Memilih jawaban benar tanpa memberikan alasan
0 Menebak
1 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 1 Menebak 12 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 4 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi
10 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 2 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 3 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 11 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 13 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 0 Menebak 21 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 5 Miskonsepsi 7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 14 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 16 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 1 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 12 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 4 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 18 Dokumentasi Setelah Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 19 Wawancara Online dengan Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 20 Hasil tangkapan layar untuk jawaban peserta didik
Gambar Keterangan
Gambar
Hasil tangkapan
layar untuk
jawaban peserta
didik soal nomor
5
Hasil tangkapan
layar untuk
jawaban peserta
didik soal nomor
6
Hasil tangkapan
layar untuk
jawaban peserta
didik kode 09 soal
nomor 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Hasil tangkapan
layar untuk
jawaban peserta
didik kode 21 soal
nomor 7
Hasil tangkapan
layar untuk
jawaban peserta
didik soal nomor
8
Hasil tangkapan
layar untuk
jawaban peserta
didik soal nomor
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Hasil tangkapan
layar untuk
jawaban peserta
didik kode 17soal
nomor 10
Hasil tangkapan
layar untuk
jawaban peserta
didik kode 12 soal
nomor 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related