hubungan pola asuh orang tua dengan …eprints.ums.ac.id/24887/12/naskah_publikasi.pdfadanya...
Post on 30-Apr-2019
258 Views
Preview:
TRANSCRIPT
0
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN
INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI RA KECAMATAN
GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
SITI WIDHI ASTUTI
NIM. A520090093
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
1
ABSTRAK
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN
INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI RA KECAMATAN
GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2012/2013
Siti Widhi Astuti, A520090093, Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2013, 64 halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua
dengan kecerdasan interpersonal anak. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian ini dilaksanakan di RA kecamatan
Gondangrejo kabupaten Karanganyar pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Objek dari penelitian ini yaitu pola asuh orang tua otoriter dan kecerdasan
interpersonal anak. Data tantang pola asuh orang tua dikumpulkan melalui angket.
Sedangkan data tentang kecerdasan interpersonal anak dikumpulkan melalui
observasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis korelasi product
moment. Hasil penelitian diperoleh = -0,359 pada taraf signifikansi 0,05 dengan
= 0,254 dan nilai probabilitas 0,004. Dari perhitungan tersebut menunjukkan
probabilitas = 0,004 < 0,05 maka ditolak sehingga hipotesis yang menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan kecerdasan interpersonal anak
diterima. Tanda negatif pada koefisien korelasi berarti hubungan antara pola asuh
orang tua dengan kecerdasan interpersonal anak bersifat berlawanan, artinya semakin
otoriter orang tua maka semakin rendah kecerdasan interpersonal anak. Sebaliknya
semakin tidak otoriter orang tua maka semakin tinggi kecerdasan interpersonal anak.
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa ada hubungan negatif yang
signifikan antara pola asuh orang tua dengan kecerdasan interpersonal anak
kelompok B di RA kecamatan Gondangrejo kabupaten Karanganyar tahun ajaran
2012/2013.
Kata kunci: Pola Asuh Orang Tua, Kecerdasan Interpersonal Anak
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pada
masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang
mengalami masa cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Sehingga
pada masa tersebut sangatlah tepat untuk diberikan stimulasi atau pendidikan
bagi anak usia dini.
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pada bab I pasal I ayat
14 bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Raudhatul Athfal (RA) merupakan
jenjang pendidikan anak usia dini dalam bentuk pendidikan formal, di bawah
Kementrian Agama yang menyelenggarakan program pendidikan dengan
kekhasan agama Islam.
Anak usia dini dalam kehidupannya tidak hanya sebagai seorang individu
tetapi juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial seorang anak tidak
dapat bertahan hidup sendiri tanpa bantuan dari orang-orang di sekitarnya. Dalam
memenuhi kebutuhan dirinya anak selalu melibatkan orang lain. Anak harus
punya bekal dan kemampuan dalam mengurus diri sendiri serta kemampuan
untuk menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat.
Untuk melaksanakan perannya sebagai makhluk sosial diperlukan
kemampuan bekerja sama dengan orang lain, biasa disebut dengan kecerdasan
interpersonal. Anak yang cerdas interpersonal mempunyai banyak teman, banyak
bersosialisasi di manapun ia berada dan mampu menjaga hubungan sosial.
3
Kecerdasan interpersonal anak yang satu dengan yang lain tidaklah sama,
masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Anak yang cerdas tentunya
banyak sekali faktor yang berperan di dalamnya, seperti keturunan, makanan
sehat, perawatan, mental, dan lingkungan di mana anak berada.
Anak yang cerdas interpersonal kemungkinan berasal dari keluarga
dengan pola asuh yang demokratis karena anak diberikan kesempatan hubungan
timbal balik. Anak yang cerdas interpersonal dimungkinkan pula berasal dari
keluarga dengan pola asuh otoriter karena keluarga tidak berinteraksi baik
dengan orang – orang di sekitarnya. Lingkungan keluargalah yang memberikan
peran dalam pemberian pendidikan dalam perkembangan kecerdasan anak,
termasuk kebiasaan orang tua yang ditunjukkan kepada anak.
Di RA kecamatan Gondangrejo kabupaten Karanganyar pada kelompok
B anak-anak didiknya memiliki kemampuan bersosialisasi yang rendah. Anak
saling mengejek dan berontak saat tantrum. Jika keadaan seperti tersebut tidak
segera dicarikan penyelesaiannya maka akan berdampak buruk pada kepribadian
anak dan kehidupan yang akan datang. Berdasarkan masalah yang terjadi tersebut
maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “HUBUNGAN POLA
ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN INTERPESONAL ANAK
KELOMPOK B DI RA KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Pola asuh orang tua di masyarakat sangat beragam, di antaranya adalah pola
asuh authoritarian (otoriter), authoritative (demokratis), dan permisif.
2. Kecerdasan interpersonal anak dengan pola asuh orang tua yang otoriter pada
saat di sekolah sangat beragam dimana ada yang interpersonalnya sangat
baik, cukup baik, dan baik.
4
3. Faktor penyebab dari keragaman kecerdasan interpersonal tersebut
kemungkinan karena faktor keturunan, stimulasi yang diberikan, lingkungan
tempat anak berada yaitu keluarga,sekolah, dan masyarakat, termasuk di
dalamnya pola asuh orang tua.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini efektif, efisien, dan terarah maka perlu pembatasan
masalah. Penelitian ini difokuskan pada hal-hal sebagai berikut :
1. Kecerdasan interpersonal anak dalam penelitian adalah kecerdasan
interpersonal anak pada saat di sekolah.
2. Pola asuh orang tua difokuskan pada pola asuh yang otoriter.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan
kecerdasan interpersonal anak kelompok B di RA Kecamatan Gondangrejo
Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2012/2013?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh
orang tua dengan kecerdasan interpersonal anak kelompok B di RA Kecamatan
Gondangrejo Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di RA kecamatan Gondangrejo kabupaten
Karanganyar pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif karena penelitian ini ingin
menggambarkan sifat atau keadaan yang sementara berjalan dan berusaha
meneliti sejauh mana hubungan antara pola asuh orang tua dengan kecerdasan
interpersonal anak.
5
Jenis penelitan ini merupakan penelitian kuantitatif yangberjenis
penelitan deskriptif. Menurut Nazir (1999), metode deskriptif merupakan suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sisitem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Dalam penelitian ini penulis ingin menggambarkan hubungan pola
asuh orang tua dengan kecerdasan interpersonal anak.
Subjek penelitian kuantitatif meliputi populasi dan sampel. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh anak RA kelompok B di wilayah kecamatan
Gondangrejo kabupaten Karanganyar. Sedangkan sampelnya diambil dari tiga
RA yang berjumlah 62 anak yaitu RA Sudirman Mendungsari, RA Bakti VII
Selokaton, dan RA Daarul Falah Selokaton. Variabel dalam penelitian ini terdiri
atas dua variabel, yaitu variabel bebas (pola asuh orang tua) dan variabel terikat
(kecerdasan interpersonal).
Data penelitian ini dikumpulkan melalui angket dan observasi. Angket
digunakan untuk mengumpulkan data tentang pola asuh orang tua, observasi
digunakan untuk mengumpulkan data tentang kecerdasan interpersonal anak.
Data yang terkumpul kemudian diskorkan sesuai dengan skor jawaban masing-
masing.
Terdapat beberapa teknik analisis data penelitian kuantitatif, penelitian ini
menggunakan teknik analisis korelasi product moment yang meliputi analisis
deskriptif dan analisis inferensial dengan bantuan aplikasi SPSS for windows
versi 16.00, selanjutnya dibuat kesimpulan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
RA di kecamatan Gondangrejo kabupaten Karanganyar terdiri dari
atas 17 RA yang bernaung di bawah kementrian keagamaan. Dalam
penelitian ini diambil tiga RA sebagai sampel penelitian untuk menguji
6
hipotesis penelitian ini, yaitu RA Sudirman Mendungsari, RA Bakti Ngegot
dan RA Daarul Falah Selokaton.
Secara umum RA di kecamatan Gondangrejo kabupaten Karanganyar
adalah sekolah di bawah yayasan pendidikan Islam sehingga materi agama
sangat diutamakan. Sebagian besar RA berada satu lokasi dengan SD/MI,
keadaan ini sangat kondusif bagi proses pembelajaran, berlokasi di pedesaan
yang jauh dari keramaian, kebisingan, dan polusi kendaraan.
B. Hasil Penelitian
1. Penyajian Data Penelitian
Data penelitian ini berupa data tentang pola asuh orang tua (X)
sebagai variabel bebas (independent variable), dan data tentang kecerdasan
interpersonal anak (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable). Berikut
ini akan disajikan deskripsi data berdasarkan tabulasi data dari masing-
masing variabel yaitu :
a. Variabel pola asuh orang tua
Data pola asuh otoriter diperoleh dengan menggunakan angket
yang terdiri dari 21 item pernyataan. Hasil scoring atau penilaian,
variabel pola asuh otoriter diperoleh nilai tertinggi 65 dan nilai terendah
31, range sebesar 34 dari jumlah (N) = 62 responden, dan jumlah skor
secara keseluruhan 2690.
b. Variabel kecerdasan interpersonal anak
Data kecerdasan interpersonal anak diperoleh melalui observasi
yang terdiri dari 25 item pengamatan. Hasil scoring atau penilaian,
variabel kecerdasan interpersonal anak diperoleh nilai tertinggi 74 dan
nilai terendah 38, range sebesar 36 dari jumlah (N) = 62 responden, dan
jumlah skor secara keseluruhan 3602.
7
2. Analisis Data Penelitian
a. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dari data pokok penelitian pada lampiran
menggunakan bantuan program aplikasi SPSS for windows 16.00. Dari
hasil analisis data melalui program SPSS tersebut maka dapat disajikan :
1) Distribusi data
Adapun ringkasan distribusi datanya dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Distribusi data
No Keterangan
Variabel
Pola Asuh Orang
Tua
Kecerdasan
Interpersonal Anak
1 Responden 62 62
2 Minimum 31 38
3 Maksimum 65 74
4 Mean 43,39 58,10
5 Standar Deviasi 7,343 10,889
6 Range 34 36
7 Varians 53,913 118,581
8 Jumlah Skor 2690 3602
2) Distribusi frekuensi
Berdasarkan distribusi data di atas, maka untuk mengetahui
tingkat pencapaian pola asuh orang tua dan kecerdasan interpersonal
anak dapat dilihat melalui tabel distribusi frekuensi dengan kategori
sebagai berikut : Baik/sangat apabila prosentase nilai 76-100%,
Cukup apabila prosentase 56-75% dan Kurang apabila prosentase
<56% (Notoatmodjo, 2002:187). Tabel distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
8
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua
Kategori Frekuensi Persen (%) Keterangan
76-100% 11 17,74% SangatOtoriter
56-75% 38 61,29% CukupOtoriter
<56% 13 20,97% KurangOtoriter
62 100%
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Interpersonal Anak
Kategori Frekuensi Persen (%) Keterangan
76-100% 35 56,45% Baik
56-75% 26 41,94% Cukup
<56% 1 1,61% Kurang
62 100%
Hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa tingkat
pencapaian pola asuh orang tua sebesar 51,65% (2690/5208) dan
kecerdasan interpersonal anak sebesar 58,10% (3602/6200). Angka
ini diperoleh dengan membandingkan hasil angket / observasi dengan
skor tertinggi kriterium setiap variabel.
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi
product moment dengan menggunakan bantuan program aplikasi SPSS
for windows 16.00. Berdasarkan hasil perhitungan data diperoleh = -
0,359, dengan jumlah responden 62 anak pada taraf signifikansi 0,05,
= 0,254 dan nilai probabilitas 0,004. Dari perhitungan tersebut
menunjukkan probabilitas = 0,004 < 0,05 maka ditolak sehingga
hipotesis yang menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh orang tua
dengna kecerdasan interpersonal anak diterima.
9
Tanda negatif menunjukkan hubungan berlawanan antara kedua
variabel. Semakin otoriter orang tua maka kecerdasan interpersonal anak
semakin rendah, sebaliknya semakin tidak otoriter orang tua maka
kecerdasan interpersonal anak semakin tinggi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara pola
asuh orang tua otoriter dengan kecerdasan interpersonal anak kelompok B
di RA kecamatan Gondangrejo kabupaten Karanganyar tahun ajaran
2012/2013.
Hasil analisis korelasi product moment menggunakan SPSS for
windows versi 16.00 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Hasil analisis data correlations SPSS versi 16.00
Correlations
Pola Asuh
Orang Tua
Kecerdasan
Interpersonal
Pola Asuh Orang
Tua
Pearson Correlation 1 -.359**
Sig. (2-tailed) .004
N 62 62
Kecerdasan
Interpersonal
Pearson Correlation -.359**
1
Sig. (2-tailed) .004
N 62 62
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data di atas diperoleh skor koefisien korelasi -
0,359. Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh orang tua mempunyai hubungan
negatif yang signifikan dengan kecerdasan interpersonal anak. Dilihat dari
besarnya koefisien korelasi tersebut hubungan pola asuh orang tua dengan
kecerdasan interpersonal anak termasuk cukup. Sedangkan tanda negatif pada
koefisien korelasi menunjukkan hubungan bersifat berlawanan, artinya semakin
otoriter pola asuh orang tua (tinggi) maka kecerdasan interpersonal anak
10
semakin rendah. Ini berarti pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor yang
turut mempengaruhi kecerdasan interpersonal anak.
Dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua memiliki peran dalam
pembentukan sikap seorang anak. Semakin tinggi (otoriter) pola asuh yang
diterapkan orang tua maka kecerdasan interpersonal anak menjadi rendah
(buruk). Sebaliknya jika pola asuh orang tua kurang otoriter maka kecerdasan
interpersonal anak baik. Ini berarti pola asuh otoriter terbukti memiliki pengaruh
terhadap kecerdasan anak tetapi hubungannya berlawanan terhadap kecerdasan
interpersonal anak.
Pola asuh otoriter menjadikan anak tidak kompeten secara sosial, anak
tidak bahagia, ketakutan, minder ketika bersama dengan orang lain, dan memiliki
komunikasi yang lemah. Anak yang tumbuh dengan kondisi seperti tersebut
sangat tidak baik bagi persiapan anak memasuki lingkungan baru untuk
bersosialisasi dengan orang di sekitarnya. Jadi, pola asuh otoriter sebaiknya
dihindari dalam membimbimg dan mendidik anak, baik di rumah sebagi orang
tua maupun di sekolah sebagai pendidik. Tujuannya adalah untuk membentuk
anak yang memiliki perkembangan optimal dalam semua aspek kecerdasaannya,
memberikan dasar bagi pendidikan, proses sosialisasi, dan kehidupan anak di
masyarakat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa pola asuh
orang tua otoriter (X) mempunyai hubungan negatif yang signifikan dengan
kecerdasan interpersonal anak (Y). Hasil analisis product moment diperoleh =
- 0,359 ( pada taraf signifikansi 0,05 dengan probabilitas 0,004.
Dari perhitungan menunjukkan bahwa probabilitas = 0,004 < 0,05 maka
ditolak yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang
11
tua dan kecerdasan interpersonal anak. Sehingga hipotesis dari penelitian ini
terbukti.
Tanda negatif pada koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang
bersifat berlawanan. Semakin otoriter orang tua maka kecerdasan interpersonal
anak semakin rendah, dan sebaliknya semakin tidak otoriter orang tua maka
kecerdasan interpersonal anak semakin tinggi. Dilihat dari besarnya koefisien
korelasi = -0,359 tersebut hubungan antara pola asuh orang tua dengan
kecerdasan interpersonal anak termasuk cukup (0,25< 0,359 < 0,5). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara pola asuh orang
tua otoriter dengan kecerdasan interpersonal anak kelompok B di RA kecamatan
Gondangrejo kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2012/2013.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Reni. 2009. Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak Usia 4-6 Tahun.
Jakarta: PT Mapan.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).
Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Armstrong, Thomas. 2002. Setiap Anak Cerdas. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka
Utama.
. 2002. 7 Kinds of Smart. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Campbell, Linda, Bruce Campbell dan Dee Dickinson. 2002. Metode Terbaru
Melesatkan Kecerdasan. Depok: Inisiasi Press.
Hasan, Maimunah. 2009. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Jogjakarta: DIVA
Press.
Hildayani, Rini dkk. 2009. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Hurlock, Elizabeth B. 2012. Psikologi Perkembangan (Edisi kelima). Jakarta:
Erlangga.
12
Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Wahyuning, Wiwit, Jash dan Meta Rachmadiana. 2003. Mengkomunikasikan Moral
pada Anak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Widayati, Sri dan Utami Widijati. 2008. Mengoptimalkan 9 Zona Kecerdasan
Majemuk Anak. Jogjakarta: Luna Publisher.
top related