hubungan ibu hamil sebagai perokok pasif …/hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
Post on 13-Feb-2018
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
HUBUNGAN IBU HAMIL SEBAGAI PEROKOK PASIF
DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DI SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
BENING RAHIMI TITISARI
G 0008203
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Hubungan Ibu Hamil sebagai Perokok Pasif dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Surakarta
Bening Rahimi Titisari, NIM: G0008203, Tahun: 2011
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Pada Hari Kamis, Tanggal 1 Desember 2011
Pembimbing Utama Nama : Dr. Supriyadi Hari R., dr., Sp.OG NIP : 19610309 198802 1 001 (.............................................) Pembimbing Pendamping Nama : Endang Dewi L., dr., Sp.A (K) MPH NIP : 19591201 198603 2 008 (.............................................) Penguji Utama Nama : Dr. Abkar Raden, dr., Sp.OG (K) NIP : 19461019 197603 1 001 (.............................................) Anggota Penguji Nama : Nur Hafidha H., dr., MClinEpid NIP : 19761225 200501 2 001 (.............................................)
Surakarta,
Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS
Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM NIP 19660702 199802 2 001 NIP 19510601 197903 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 1 Desember 2011
Bening Rahimi Titisari
NIM. G0008203
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Bening Rahimi Titisari, G0008203, 2011. Hubungan Ibu Hamil sebagai Perokok Pasif dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ibu hamil sebagai perokok pasif dengan bayi berat badan lahir rendah di Surakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control yang dilaksanakan pada bulan Juni - September 2011 di RS dan RB PKU Muhammadiyah Surakarta. Pengambilan sampel dilaksanakan secara fixed- disease sampling dengan kriteria inklusi adalah (1) Bayi BBLR dan bayi non BBLR aterm (2) Bayi lahir hidup (3) Primigravida (4) Janin tunggal. Sampel mengisi lembar biodata dan informed consent sebagai tanda persetujuan serta mengisi kuesioner perokok pasif. Diperoleh 60 data dan dianalisis menggunakan (1) Uji analisis bivariat Chi Square (2) Uji Regresi Logistik Ganda melalui program SPSS 17.0 for Windows. Hasil Penelitian: Ibu hamil yang terpapar asap rokok memiliki risiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah 5.4 kali lebih besar daripada ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok setelah mengontrol pengaruh ANC (OR = 5.37; IK 95% 1.51,19.12). Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan yang signifikan antara ibu hamil sebagai perokok pasif dengan bayi berat badan lahir rendah. Ibu hamil yang terkena paparan asap rokok memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi berat badan lahir rendah. Kesimpulan ini dibuat setelah mengontrol pengaruh ANC. Kata kunci : Ibu hamil, perokok pasif, berat badan lahir rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Bening Rahimi Titisari, G0008203, 2011. The Relationship between Passive Smoker in Pregnancy and Low Birth Weight Babies in Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Objectives: This research aims to know the relationship between passive smoker in pregnancy and low birth weight babies in Surakarta. Method: This research was analytical descriptive research case control approach and had been done in September 2011 in the RS and RB PKU Muhammadiyah Surakarta. Data was collected by using fixed-disease sampling within inclusion and exclusion criteria. The inclusion criteria were LBW babies and non-LBW babies at term, babies born alive, primigravidae, and a single fetus. Sample filled the biodata and informed consent as a sign of approval, and questionnaire passive smoker. Sixty sample were obtained and analyzed with Chi Square test and Multiple Logistic Regression test through SPSS 17.0 for Windows. Result: Pregnant women who exposed by smoke had a risk of having a baby of low birth weight 5.4 times greater than pregnant women who are not exposed after controlling the influence of the ANC (OR = 5.37; IK 95% 1.51,19.12). Conclusion: There is a significant relationship between passive smoker in pregnancy with low birth weight babies. Pregnant women who are exposed by smoke have a higher risk of having low birth weight babies. The conclusion was made after controlling the influence of the ANC. Key words : Pregnant women, passive smoker, low birth weight
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan taufik, hidayah, dan kekuatan serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Hubungan Ibu Hamil sebagai Perokok Pasif dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Surakarta”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Supriyadi Hari R., dr., Sp.OG, selaku Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.
2. Endang Dewi L., dr., Sp.A (K) MPH, selaku Pembimbing Pendamping yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.
3. Dr. Abkar Raden, dr., Sp.OG (K), selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.
4. Nur Hafidha H., dr., MClinEpid, selaku Anggota Penguji yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.
5. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi beserta Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Bapak, Ibu, Mbak Puput, Dek Cakra, Mas Yahya, Annisa, Nafika, Deanita, Marwan dan Trisna Adi yang telah memberi dukungan moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.
Surakarta, 1 Desember 2011
Bening Rahimi Titisari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 5
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5
1. Rokok .............................................................................................. 5
2. Berat Badan Lahir Rendah .............................................................. 9
3. Paparan Asap Rokok terhadap Perokok Pasif .................................. 12
4. Hubungan Ibu Hamil sebagai Perokok Pasif dengan BBLR........... 14
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 16
C. Hipotesis ............................................................................................ 17
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 18
A. Jenis Penelitian............................................................................... 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
B. Lokasi Penelitian............................................................................ 18
C. Subyek Penelitian.......................................................................... 18
D. Teknik Sampling .......................................................................... 19
E. Besar Sampel ................................................................................ 19
F. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 20
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................... 20
H. Instrumen Penelitian ..................................................................... 22
I. Rancangan Penelitian .................................................................... 23
J. Cara Kerja .................................................................................... 23
K. Teknik Analisis Data..................................................................... 23
BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 26
A. Karakteristik Sampel Penelitian ....................................................... 26
B. Hasil Uji Analisis Bivariat ............................................................... 29
C. Hasil Uji Analisis Regresi Logistik Ganda ..................................... 34
BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................... 36
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 41
A. Simpulan .......................................................................................... 41
B. Saran ................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Unsur Asap Rokok .............................................................................. 6
Tabel 4.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur ................................................. 26
Tabel 4.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Status Pekerjaan ............................... 27
Tabel 4.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Status ANC ....................................... 27
Tabel 4.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Status Perokok Pasif ......................... 28
Tabel 4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Status BBLR ..................................... 29
Tabel 4.6. Analisis Bivariat tentang Status Perokok Pasif dengan Kejadian
BBLR …...…………………………………………...........................30
Tabel 4.7. Analisis Bivariat tentang Hubungan Umur dengan Kejadian BBLR.. 31
Tabel 4.8. Analisis Bivariat tentang Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian
BBLR……………………………………………………………….. 32
Tabel 4.9. Analisis Bivariat tentang Hubungan ANC dengan Kejadian
BBLR……………………………………………………………….. 33
Tabel 4.10. Perbandingan Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda dengan
Analisis Bivariat tentang Hubungan antara Ibu hamil sebagai
Perokok Pasif dengan Kejadian BBLR ................…………………. 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Alur Mekanisme Efek Paparan Asap Rokok terhadap Risiko
Terjadinya Kelahiran BBLR .......................................................... 15
Gambar 4.1. Persentase Sampel Menurut Kelompok Umur…………………… 26
Gambar 4.2. Persentase Sampel Menurut Status Pekerjaan ................................ 27
Gambar 4.3. Persentase Sampel Menurut Status ANC ....................................... 28
Gambar 4.4. Persentase Sampel Menurut Status PerokokPasif .......................... 28
Gambar 4.5. Persentase Sampel Menurut Status BBLR .................................... 29
Gambar 4.6 Grafik Persentase Status Perokok Pasif dengan Kejadian
BBLR …...…………………………………………...………...... 30
Gambar 4.7. Persentase Kejadian BBLR Menurut Umur…………………….. 31
Gambar 4.8. Persentase Status Pekerjaan dengan Kejadian BBLR ………….. 32
Gambar 4.9. Persentase Status ANC dengan Kejadian BBLR ………………. 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
Lampiran 2. Surat Bukti Penelitian
Lampiran 3. Informed Consent
Lampiran 4. Lembar Biodata
Lampiran 5. Kuesioner Status Perokok Pasif
Lampiran 6. Data Responden
Lampiran 7. Perhitungan Data SPSS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR SINGKATAN
AMS : Accelerator Mass Spectometry
ANC : Antenatal Care
BBLN : Berat Badan Lahir Normal
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
CNS : Central Nervous System
ETS : Enviromental Tobacco Smoke
KMK : Kecil untuk Masa Kehamilan
LILA : Lingkar Lengan Atas
NBK-KMK : Neonatus Berat Kurang – Kecil untuk Masa Kehamilan
SIDS : Sudden Infant Death Syndrome
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) masih menjadi
masalah yang serius penduduk dunia, terbukti dengan jumlah kasus yang
masih cukup tinggi. Kurang lebih 30 juta bayi lahir dengan berat badan
rendah setiap tahunnya (23.8 % dari semua kelahiran) (WHO, 2005). Di
Indonesia jumlah berat badan lahir rendah juga masih cukup tinggi.
Berdasarkan hasil estimasi dan survei demografi dan kesehatan Indonesia,
angka BBLR secara nasional pada periode tahun 2002-2003 mencapai 7,6 %.
Selain tingginya angka kejadian, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007, BBLR masih menimbulkan angka kematian bayi
baru lahir di Indonesia sekitar 12,8 % dari seluruh penyebab kematian bayi
baru lahir (Depkes, 2010).
BBLR dapat disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor ibu, faktor janin
dan faktor lingkungan. Berkatian dengan faktor lingkungan, BBLR dapat
disebabkan karena tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, permasalahan
sosio-ekonomi dan paparan zat racun seperti zat yang terkandung dalam
rokok (Khosim, 2008). Rokok masih menjadi salah satu penyebab penting
tingginya angka kematian penduduk dunia. Data epidemi di dunia
menunjukkan, tembakau membunuh lebih lima juta orang setiap tahunnya.
Jika hal ini terus berlanjut, diproyeksikan pada tahun 2020 terjadi 10 juta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kematian, dengan 70 % kematian di negara sedang berkembang (Depkes,
2010).
Indonesia termasuk negara konsumen rokok terbesar urutan ke-3 di
dunia setelah China dan India dengan konsumsi 220 milyar batang per tahun
2005. Tingginya angka konsumsi rokok di Indonesia terbukti dengan separuh
lebih (57 %) rumah tangga di Indonesia mempunyai sedikitnya satu perokok,
dan hampir semua perokok (91,8 %) merokok di rumah. Seseorang bukan
perokok yang menikah dengan perokok mempunyai risiko terkena kanker
paru sebesar 20 % sampai 30 %, dan mempunyai risiko terkena penyakit
jantung (Depkes, 2010 ).
Salah satu dari bahaya merokok adalah gangguan pada kehamilan.
Rokok mengandung beberapa zat yang dapat membahayakan janin seperti
nikotin, radikal bebas dan oksidan. Zat ini dapat menyebabkan terjadinya
defisiensi folat, Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dan hipertensi dalam
kehamilan. Kelainan dalam kehamilan tersebut dapat menyebabkan BBLR
(Yuliana, 2009).
Berat badan bayi ibu perokok pada umumnya kurang dan mudah
menjadi sakit. Berat badan bayi tersebut lebih rendah 40 - 400 gram
dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu bukan perokok. Sekitar 7 %
dari ibu hamil yang merokok satu bungkus sehari mungkin akan melahirkan
anak yang beratnya kurang dari 2500 gram, dan persentase ini meningkat
menjadi 12 % pada ibu hamil yang menghabiskan dua bungkus rokok
seharinya (Aditama, 2001).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Berdasarkan penelitian, satu dari tiga perempuan yang merokok lebih
dari 20 batang sehari melahirkan bayi dengan berat badan kurang, namun hal
tersebut tidak hanya terjadi pada ibu hamil yang merokok saja, ternyata ibu
hamil yang tidak merokok pun bila sehari-hari selalu berada di antara
perokok dan selalu terpapar asap rokok (perokok pasif), bisa mengalami efek
negatif yang hampir sama tingkatannya dengan perokok aktif (Syahbana,
2001).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah
terdapat hubungan ibu hamil sebagai perokok pasif dengan bayi berat badan
lahir rendah di Surakarta.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan ibu hamil sebagai perokok
pasif dengan bayi berat badan lahir rendah di Surakarta.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan ibu
hamil sebagai perokok pasif dengan bayi berat badan lahir rendah di
Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris (data)
tentang adanya hubungan ibu hamil sebagai perokok pasif dengan bayi
berat badan lahir rendah di Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti kepada
masyarakat tentang adanya hubungan ibu hamil sebagai perokok pasif
dengan bayi berat badan lahir rendah di Surakarta dan meningkatkan
kewaspadaan ibu dan peran keluarga untuk secara aktif ikut menjaga
kesehatan ibu hamil dan janin terutama dalam hal menghindari paparan
asap rokok sehingga kesehatan ibu dan janin dapat terpelihara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Rokok
a. Pengertian
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui
dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup atau life style ini menarik
sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor
risiko dari berbagai macam penyakit (Bustan, 2000).
Menurut data di Indonesia terdapat 6,5 juta orang dewasa
menderita penyakit akibat merokok. Berbagai penyakit tersebut antara
lain kanker, terutama kanker paru, penyakit jantung dan peredaran
darah, bayi lahir dengan berat badan rendah serta sindroma bayi
meninggal mendadak (sudden death) dari ibu yang merokok. Masalah
lain dari akibat rokok adalah korbannya tidak hanya menimpa pada
orang yang merokok atau perokok aktif, namun juga menimpa orang
lain yang tidak merokok atau perokok pasif (Depkes, 2003). Rokok
merupakan produk utama dari hasil pengolahan tembakau yang diramu
secara khusus dari berbagai macam jenis dan mutu tembakau.
b. Zat yang terkandung dalam rokok
Asap rokok mengandung sekitar 4.000 zat kimia seperti karbon
monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), asam sianida (HCN), amonia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
(NH4OH), acrolein, acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene,
methanol, coumarin, etilkatehol-4, dan ortokresol. Selain komponen
gas ada komponen padat atau partikel yang terdiri dari nikotin dan tar.
Bahan di ataslah yang menyebabkan terjadinya berbagai macam
kelainan dan penyakit. Beberapa penyakit dengan etiologi perokok,
baik perokok aktif maupun perokok pasif, adalah penyakit jantung
koroner, penyakit paru kronis, tumor paru, impotensi, dan gangguan
sistem reproduksi. Selain itu, salah satu bahaya merokok adalah
gangguan kehamilan dan janin (Yuliana, 2009).
Menurut Jaya (2009), asap rokok mengandung beberapa zat yang
berbahaya. Selain sebagai karsinogen dan kokarsinogen, 40 %
kandungan rokok merupakan bahan beracun yang berefek candu.
Kandungan asap rokok selengkapnya akan disajikan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1. Unsur Asap Rokok
Senyawa Efek Fase Partikel
Tar Hidrokarbon aromatik polinuklear Nikotin Fenol Kresol β-Naftilamin N-Nitrosonor nikotin Benzo(a)piren Logam (nikel, arsen, polonium210) Indol Karbazol Katekol
Karsinogen Karsinogen Stimulator, depressor ganglion, kokarsinogen Kokarsinogen dan iritan Kokarsinogen dan iritan Karsinogen Karsinogen Karsinogen Karsinogen Akselator tumor Akselator tumor Kokarsinogen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Fase Gas Karbon monoksida Asam hidrosianat Asetaldehid Akrolein Amonia Formaldehid Oksida dari nitrogen Nitrosamin Hidrazin Vinil Klorida
Pengurangan transpor dan pemakaian O2
Sitotoksin dan iritan Sitotoksin dan iritan Sitotoksin dan iritan Sitotoksin dan iritan Sitotoksin dan iritan Sitotoksin dan iritan Karsinogen Karsinogen Karsinogen
(Sumber: Purnamasari, 2006)
Komponen yang terdapat dalam rokok dapat dibedakan dalam 2
bentuk, yaitu gas phase yang terdiri dari nitrosamin, nitrosopirodin,
hidrasin, vinil chlorida, uretan, formaldehid, hidrogen sianida,
akrolein, asetaldehid, nitrogen oksida, amonia, piridin,
karbonmonoksida dan particulate matter yang terdiri dari bensopirin,
dibensakridin, dibensokarbasol, piren, fluoranten, hidrokarbon
aromatik, polinuklear, naftalen, nitrosaim yang tidak mudah menguap,
nikel, arsren, nikotin, alkaloid tembakau, fenol, dan kresol (Fajriwan,
1999).
Menurut Van Meurs (1999), beberapa zat yang terkandung dalam
rokok dan bahayanya antara lain adalah:
1) Karbonmonoksida (CO)
Karbonmonoksida (CO) memiliki tingkat afinitas yang
lebih tinggi untuk hemoglobin (Hb) daripada oksigen (O2).
Daya gabung Hb dengan CO kira-kira 245 kali lebih besar
daripada daya gabung dengan O2. Koarbonmonoksida cepat
membentuk senyawa carboxyhemoglobin, di mana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
carboxyhemoglobin ini tidak dapat membawa oksigen. Hal ini
dapat mengakibatkan berkurangnya pasokan oksigen ke janin
dan dapat menyebabkan hipoksia pada janin.
CO dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkut O2
darah sebanyak 15 %. CO menimbulkan desaturasi Hb,
menurunkan langsung persediaan O2 untuk jaringan seluruh
tubuh termasuk otot jantung, CO menggantikan tempat O2 di
Hb, menganggu pelepasan okisgen, mempercepat
aterosklerosis, menurunkan kapasitas latihan fisik, dan
meningkatan viskositas darah sehingga mempermudah
penggumpalan darah. (Syahdrajat, 2007).
2) Nikotin
Nikotin mengaktifkan sistem adrenergik melalui pelepasan
katekolamin dari medula adrenal, ganglia otonom dan
persimpangan neuromuscular. Dua tipe yang berbeda pada
stimulasi Central Nervous System (CNS) berkaitan dengan
respon stimulasi positif terhadap ketergantungan nikotin.
Nikotin bereaksi terhadap sistem kardiovaskular,
menyebabkan pelepasan katekolamin pada sirkulasi ibu, dan
dampaknya menyebabkan takikardi, vasokontriksi perifer, dan
penurunan aliran darah plasenta. Hal ini menyebabkan asupan
nutrisi dan oksigenasi yang rendah pada janin. Cotinine sebagai
metabolit nikotin meningkatkan aksi vasokontriksi dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
prostaglandin E2 dan akumulasi cotinine pada aliran darah
janin mempengaruhi secara paksa terjadinya prematuritas dan
aborsi spontan di antara perokok. Perokok menunjukkan
kekurangan beberapa zat gizi seperti zinc, karotin, dan
kolesterol. Semua bahan tersebut dihisap melalui mukosa nasal
sehingga akan berdampak pada berat badan janin dari ibu hamil
yang terpapar rokok. Pengukuran kuantitas asap rokok dan
lama paparan asap rokok sangat sulit untuk diukur dan
diperkirakan (Kenner, 2007).
2. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
a. Definisi
Berat lahir adalah berat pertama fetus atau bayi baru lahir yang
ditimbang satu jam setelah lahir. Untuk kelahiran hidup, sebaiknya
berat lahir diukur pada jam pertama kelahiran, sebelum terjadi
kehilangan berat postnatal yang signifikan (Unicef, 2004).
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir
yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan
2.499 gram) (Prawirohardjo, 2006).
b. Klasifikasi
Menurut Prawirohardjo (2007), bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1) Prematuritas murni
Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan
berat badan sesuai dengan berat badan usia kehamilan atau
biasa disebut Neonatus Berat Kurang – Kecil untuk Masa
Kehamilan (NBK-KMK).
2) Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang
Kecil untuk Masa Kehamilannya (KMK).
c. Tanda-tanda BBLR
Menurut Maryunani dan Nurhayati, (2009) menyatakan bahwa
tanda-tanda BBLR yaitu:
1) Berat Badan < 2500 gr, PB < 45 cm
2) Lingkar kepala < 33 cm, lingkaran dada < 30 cm3)
3) Letak kuping menurun
4) Pembesaran dari satu atau dua ginjal
5) Masalah dalam pemberian makan (reflek menelan dan menghisap
berkurang)
6) Suhu tidak stabil (kulit tipis dan transparan)
d. Faktor-faktor terjadinya BBLR
Menurut Thomson yang dikutip oleh Pajri (2002), beberapa
faktor yang dapat mendorong terjadinya BBLR adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1) Faktor biologis : jenis kelamin bayi, parietas, umur ibu, ras,
ukuran orang tua (berat dan tinggi badan), pertambahan
berat badan selama kehamilan, riwayat kehamilan terdahulu,
hipertensi dan preeklamsia, odema ibu, komplikasi
kehamilan, dan ukuran plasenta.
2) Faktor lingkungan : status sosio-ekonomi, status gizi, dan
rokok.
Menurut Manuaba (1998), faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya persalinan preterm (premature) atau berat badan lahir
rendah bias terjadi karena beberapa faktor yaitu faktor ibu (gizi saat
hamil kurang, umur < 20 tahun atau > 35 tahun, jarak hamil dan
persalinan terlalu dekat, penyakit menahun ibu seperti hipertensi,
gangguan pembuluh darah sebagai contoh perokok), faktor kehamilan
(Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, Pre-
eklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini), faktor janin (cacat bawaan,
infeksi dalam rahim), dan faktor yang masih belum dketahui.
Sedangkan menurut Llewellyn (2002), faktor risiko untuk
insiden bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) antara lain
sosio ekonomi, usia ibu < 17 tahun atau > 35 tahun, merokok, minum
alkohol berlebihan, riwayat kebidanan, anemia pada ibu.
Faktor lingkungan dengan adanya radiasi dan paparan zat-zat
racun juga dapat menyebabkan terjadinya bayi Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) (Sitohang, 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Ibu yang merokok selama kehamilan meningkatkan risiko
terjadinya kondisi prenatal dan pascanatal pada bayi. Angka insiden
bayi BBLR dari ibu yang merokok dua kali lebih besar daripada ibu
yang tidak merokok (Mc Kenzie, 2007).
Adanya paparan asap rokok di lingkungan (Environtmental
Tobacco Smoke) dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan. Efek terbesar dari paparan Environtmental Tobacco Smoke
(ETS) pada berat lahir ditemukan pada ibu yang tidak merokok, rata-
rata penurunannya 88 gram, pada ibu yang terpapar berat oleh ETS di
rumah dan di tempat kerja, berat lahir bayi lebih rendah 189 gram
dibandingkan dengan kelompok ibu yang tidak terpapar dan tidak
pernah merokok dan 70 gram lebih rendah dibandingkan dengan ibu
yang merokok selama kehamilan (Hruba, 2000).
3. Paparan Asap Rokok terhadap Perokok Pasif
Paparan asap rokok adalah semua bahan kimia yang berasal dari
pembakaran rokok yang mengenai perokok maupun bukan perokok. Orang
yang menghirup asap rokok lingkungan (Environtmental Tobacco Smoke)
disebut perokok pasif. Perokok pasif bukan tidak mungkin akan menderita
berbagai penyakit akibat rokok walaupun dirinya tidak merokok.
Kandungan bahan kimia pada asap rokok sampingan ternyata lebih tinggi
daripada asap rokok utama, antara lain karena tembakau yang terbakar
pada temperatur lebih rendah ketika rokok sedang tidak dihisap, membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pembakaran menjadi kurang lengkap dan mengeluarkan lebih banyak
bahan kimia (Aditama, 2001).
Zat toksik lebih banyak didapatkan pada asap samping, antara lain CO
lima kali lipat, benzopiren tiga kali lipat dan amoniak 50 kali lipat.
Beberapa bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam dalam ruangan
setelah rokok berhenti (Syahdrajat, 2007).
Sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh Cheng (2005) yang
bertujuan untuk menilai distribusi jaringan dan bioavailabilitas
(kemampuan nikotin mencapai jaringan target) dan kemampuannya untuk
mengikat protein dan DNA pada level paparan tertentu dari sebatang
rokok. Penelitian ini menggunakan radioaktif berlabel nikotin [14C-
labeled nicotine] sebagai tiruan dan sampel dianalisis dengan Accelerator
Mass Spectometry (AMS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
[14C-labeled nicotine] muncul pada liver, paru-paru, testis, otak, dan
plasenta. Kadar tertinggi muncul pada plasenta. Level kerusakan jaringan
terlihat 15 - 60 menit setelah paparan dan menurun setelahnya.
Ibu hamil yang merokok mulai trimester I memiliki risiko 30 %
melahirkan bayi BBLR. Ibu hamil yang merokok sampai trimester II
memiliki risiko 70 % melahirkan bayi BBLR, sedangkan yang merokok
selama kehamilannya memiliki risiko 90 % melahirkan bayi BBLR
(Amiruddin, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
4. Hubungan Ibu Hamil sebagai Perokok Pasif dengan BBLR
Merokok pasif dikenal juga sebagai merokok tanpa sadar (involuntary
smoking), atau menghisap asap rokok lingkungan (Environtmental
Tobacco Smoke) adalah bernafas dengan udara yang dikeluarkan oleh
perokok dan sisa akhir pembakaran tembakau (Chollat, 1992; Fajriwan,
1999). Asap rokok yang berada di sekitar perokok mengandung bahan
toksik dan karsinogenik yang sama seperti aliran utama yang dihisap
perokok. Dengan demikian efek merokok pasif hampir sama dengan efek
yang timbul pada merokok aktif (Fajriwan, 1999).
Efek samping merokok pada kehamilan antara lain :
a. Peningkatan risiko abortus spontan
b. Peningkatan risiko bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan
kelahiran prematur
c. Menghambat pertumbuhan janin pada trimester ke tiga
d. Meningkatkan angka kematian bayi
Merokok pada kehamilan juga dihubungkan dengan peningkatan cacat
neonatus seperti neonatal asphyxia, perdarahan intraventrikuler,
penurunan fungsi paru, dan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)
(Yeruchimovich, 1999; Gruslin, 2000; Dollverg, 2000).
Mekanisme jejas pada janin dipengaruhi banyak faktor, namun faktor
yang paling mempengaruhi adalah terjadinya hipoksia pada janin
(Yeruchimovich, 1999). Merokok pasif pada kehamilan menyebabkan
peningkatan carboxyhemoglobin, vasokonstriksi, dan penurunan aliran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
darah ke uterus dan plasenta. Keadaan-keadaan ini akan menyebabkan
hipoksia pada janin (Gruslin, 2000).
Gambar 2.1 di bawah ini adalah alur mekanisme efek paparan asap
rokok terhadap risiko terjadinya kelahiran BBLR (Yuliana, 2009).
Gambar 2.1. Alur Mekanisme Efek Paparan Asap Rokok terhadap Risiko
Terjadinya Kelahiran BBLR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
B. Kerangka Pemikiran
: diteliti
: tidak diteliti
BBLR
Asap rokok
Faktor kehamilan ibu :
-Antenatal Care (ANC)
-Umur
-Pekerjaan
-Riwayat hipertensi kehamilan
-Riwayat Pre-
eklamsia/eklamsia
Pola Hidup : - Konsumsi alcohol - Konsumsi obat-obatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
C. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan ibu hamil sebagai perokok
pasif dengan bayi berat badan lahir rendah di Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control.
Yang dimaksud dengan penelitian analitik yaitu penelitian yang hasilnya tidak
hanya berhenti pada taraf pendiskripsian, akan tetapi dilanjutkan sampai taraf
pengambilan simpulan yang dilakukan dengan menggunakan uji statistik
untuk menganalisis data yang diperoleh. Yang dimaksud dengan pendekatan
case control yaitu penelitian observasional analitik untuk mempelajari
seberapa jauh faktor risiko mempengaruhi terjadinya efek (Arief, 2004).
B. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah RS PKU
Muhammadiyah Surakarta dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah
Surakarta dalam waktu 3 bulan.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan adalah semua pasien yang bersalin
di RS dan RB PKU Muhammadiyah Surakarta dengan :
1. Kriteria inklusi :
a. Bayi BBLR dan bayi non BBLR aterm, lahir secara spontan maupun
tindakan (seksio sesaria, ektraksi vakum, dan lain-lain).
b. Bayi lahir hidup
c. Primigravida
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
d. Janin tunggal
2. Kriteria eksklusi :
a. Ibu perokok aktif
b. Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)
c. Preeklamsia/eklamsia
d. Riwayat hipertensi kehamilan
e. Cacat congenital
f. Mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan
D. Teknik Sampling
Sampel pada penelitian ini diambil dengan metode fixed - disease
sampling. Fixed - disease sampling (Murti, 2006) merupakan prosedur
pencuplikan berdasarkan status pengambilan subjek, sedang status paparan
subjek bervariasi mengikuti status pengambilan subjek yang sudah fixed.
Pada pengambilan sampel ini, kelompok kasus dan kelompok kontrol berasal
dari satu populasi sumber, sehingga peneliti dapat melakukan perbandingan
yang valid antara kedua kelompok studi.
E. Besar Sampel
Menurut Thabane dalam Murti 2006, salah satu teknik untuk
mengontrol pengaruh faktor perancu (confounding factor) adalah
memperhitungkan pengaruh itu dengan model analisis multivariat ketika
peneliti sudah mempunyai data. Penelitian ini akan menggunakan analisis
multivariat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Jumlah sampel ditentukan dari variabel independen x (15 - 20
observasi) (Hair dalam Murti, 2006). Dalam penelitian ini terdapat empat
variabel independen sehingga jumlah sampel minimum yang diperlukan
adalah 4 x 15 = 60 orang.
F. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ibu hamil perokok pasif.
2. Variabel perancu yang dikendalikan dalam analisis
Variabel perancu yang dianalisis dalam penelitian ini adalah riwayat
pemeriksaan kehamilan (ANC), umur ibu, dan pekerjaan.
3. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel terikat
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat
lahir < 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat
bayi yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir.
a. Alat ukur : Rekam medik
b. Skala pengukuran : dikotomik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Variabel bebas
Status perokok pasif
Perokok pasif adalah orang-orang bukan perokok yang berada di
lingkungan yang tercemar asap rokok, dalam penelitian ini lingkungan
terbatas pada lingkungan rumah. Perokok pasif minimal terpapar 15 - 60
menit/hari. Diidentifikasi dari kuesioner nomor 8 dan 12 (lampiran.3).
Selain itu, jumlah orang yang melakukan langsung aktivitas merokok di
sekitar ibu hamil selama kehamilan (perokok aktif) juga perlu
diidentifikasi melalui kuesioner nomor 7 (lampiran.3). Sedangkan untuk
jumlah rokok yang dihisap perokok aktif dan ibu terpapar oleh asap
rokok diidentifikasi melalui kuesioner nomor 9 (lampiran.3). Variabel ini
berskala nominal, diketahui melalui kuesioner terstruktur yang sudah
divalidasi oleh Amini (2010).
3. Variabel perancu yang dikendalikan dalam analisis
a. Umur
Rentang waktu yang dialami ibu mulai tanggal kelahiran
sampai ulang tahun terakhir. Umur ibu berkisar 20-35 tahun (tidak
berisiko melahirkan bayi BBLR).
1) Alat ukur : kuesioner
2) Skala pengukuran : ordinal
b. Pekerjaan
Aktivitas responden di luar rumah sebagai profesi, sengaja
dilakukan untuk mendapatkan penghasilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
1) Alat ukur : kuesioner
2) Skala pengukuran : nominal
c. Antenatal Care (ANC)
ANC adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Frekuensi yang
disarankan oleh Departemen Kesehatan RI yaitu :
1) Minimal satu kali pada trimester I
2) Minimal satu kali pada trimester II
3) Minimal dua kali pada trimester III
Hasil pengukuran didapatkan tiga kelompok yaitu :
1) ANC teratur jika sesuai dengan pedoman di atas
2) ANC tidak teratur jika frekuensi minimal empat kali atau kurang
3) Tidak pernah ANC
a) Alat ukur : rekam medis
b) Skala pengukuran : dikotomik.
H. Instrumen Penelitian
Alat dan Bahan Penelitian
1. Lembar biodata dan Informed Consent
2. Kuesioner perokok pasif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
I. Rancangan Penelitian
J. Cara Kerja
1. Data mengenai bayi BBLR diambil dari data rekam medik responden.
2. Responden mengisi biodata.
3. Responden mengisi kuesioner penelitian mengenai hubungan paparan asap
rokok pada ibu hamil (perokok pasif) dengan risiko bayi berat badan lahir
rendah (BBLR).
K. Teknik Analisis Data
Analisis statistik dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik
ganda. Analisis regresi logistik ganda adalah alat statistik yang sangat kuat
untuk menganalisis pengaruh antara sebuah paparan dan penyakit (yang
BBLR BBLN
Terpapar asap rokok
Analisis data
Ibu hamil yang bersalin di RS dan RB PKU Muhammadiyah Surakarta
Quesioner
Terpapar asap rokok
Tidak terpapar asap rokok
Tidak terpapar asap rokok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
P 1 P
diukur ordinal) dan dengan serentak mengontrol pengaruh sejumlah faktor
perancu potensial.
Menurut Murti (2006), model regresi logistik selanjutnya dapat
digunakan untuk:
1. Mengukur pengaruh antara variabel respon dan variabel prediktor setelah
mengontrol pengaruh prediktor (kovariat) lainnya.
2. Keistimewaan analisis regresi ganda logistik dibanding dengan analisis
ganda linier adalah kemampuannya mengkonversi koefisien regresi (bi)
menjadi Odds Ratio (OR). Untuk variabel prediktor yang berskala
katagorial, maka rumus OR = Exp (bi).
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Murti, 2006) :
ln = a+b1x1+b2x2+b3x3+b4x4
di mana :
p : Probabilitas wanita dengan status kesehatan tinggi
1 - p : Probabilitas wanita dengan status kesehatan rendah.
a : Konstanta
b1..b4 : Konstanta regresi variabel bebas x1…x4
x1 : status
0 : bukan perokok
1 : perokok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
x2 : Umur
0 : 20-35 tahun
1 : < 20 tahun
2 : > 35 tahun
x3 : pekerjaan
0 : tidak bekerja
1 : bekerja
x4 : ANC
0 : teratur
1 : tidak teratur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian mengenai Hubungan Ibu Hamil sebagai Perokok Pasif dengan
Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Surakarta telah dilaksanakan pada bulan Juni
sampai September 2011 di RS PKU Muhammadiyah Surakarta dan Rumah
Bersalin PKU Muhammadiyah Sampangan Surakarta. Sampel penelitian
berjumlah 60 orang terdiri dari 30 sampel bayi BBLR dan 30 sampel bayi BBLN.
Berikut ini disampaikan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik.
A. Karakteristik Sampel Penelitian
Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur
No. Kelompok Umur Frekuensi
1.
2.
3.
< 20 tahun
20 - 35 tahun
> 35 tahun
Jumlah
1
57
2
60
Gambar 4.1 Persentase Sampel Menurut Kelompok Umur
2%
95%
3%
<20 tahun
20-35 tahun
>35 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa subjek penelitian
paling banyak adalah ibu hamil yang berumur 20 - 35 tahun (95 %),
sedangkan yang paling sedikit adalah ibu hamil yang berumur < 20 tahun
(2 %).
Tabel 4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Status Pekerjaan
No. Status Pekerjaan Frekuensi
1.
2.
Bekerja
Tidak Bekerja
Jumlah
20
40
60
Gambar 4.2 Persentase Sampel Menurut Status Pekerjaan
Tabel 4.2 dan gambar 4.2 menunjukkan subjek penelitian sebagian
besar tidak bekerja (67 %).
Tabel 4.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Status ANC
No. Status ANC Frekuensi
1.
2.
Teratur
Tidak Teratur
Jumlah
45
15
60
33% 67% bekerja
tidak bekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar 4.3 Persentase Sampel Menurut Status ANC
Tabel 4.3 dan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar
subjek penelitian teratur memeriksakan kehamilannya (75 %).
Tabel 4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Status Perokok Pasif
No. Status Perokok Pasif Frekuensi
1.
2.
Bukan perokok pasif
Perokok pasif
Jumlah
40
20
60
Gambar 4.4 Persentase Sampel Menurut Status PerokokPasif
Tabel 4.4 dan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
hamil yang diteliti berstatus sebagai bukan perokok pasif (67 %).
75% 25%
teratur
tidak teratur
67% 33% bukan
perokok pasif
perokok pasif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tabel 4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Status BBLR
No. BBLR Frekuensi
1.
2.
BBLR
BBLN
Jumlah
30
30
60
Gambar 4.5 Persentase Sampel Menurut Status BBLR
Tabel 4.4 dan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa sampel BBLR dan
BBLN sama besar (50 %).
B. Hasil Uji Analisis Bivariat
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan uji analisis bivariat,
dengan uji tersebut dapat diketahui apakah hubungan yang teramati antara
kedua variabel secara statistik bermakna. Penelitian ini mengamati
hubungan antara variabel bebas status perokok pasif dengan variabel
terikat berat badan bayi lahir lebih rendah serta variabel perancu berupa
umur, status pekerjaan, dan status ANC. Adanya variabel perancu
berpengaruh terhadap hasil analisis data yang didapat. Untuk
mengendalikannya, dilakukan analisis regresi logistik. Hasil uji analisis
50% 50%
Status BBLR
BBLR
BBLN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
bivariat digunakan untuk menentukan apakah variabel perancu bisa
dimasukkan dalam analisis regresi logistik. Variabel perancu dengan nilai
p < 0.25 pada analisis bivariat memenuhi syarat analisis regresi logistik.
Tabel 4.6 Analisis Bivariat Status Perokok Pasif dengan Kejadian BBLR
Variabel Kejadian BBLR
Total OR p positif n (%) negatif n (%)
Perokok pasif
Bukan perokok pasif
15 (75)
15 (37.5)
5 (25)
25 (62.5)
20 (100)
40 (100)
-
5.0
-
0.01
Gambar 4.6 Grafik Persentase Status Perokok Pasif dengan Kejadian
BBLR
Dari Tabel 4.6 dan gambar 4.6 kejadian BBLR positif lebih banyak
dijumpai pada ibu hamil perokok pasif (75 %). Analisis bivariat terhadap
hubungan antara status perokok pasif dengan kejadian BBLR,
menunjukkan bahwa kelompok sampel perokok pasif memiliki risiko
0%
50%
100%
bukan perokok pasif perokok pasif
62.5 25
37.5 75
Pres
enta
se K
ejad
ian
BBLR
Status Perokok Pasif
KejadianBBLR positif
kejadianBBLR negatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
untuk melahirkan bayi BBLR 5.0 kali lebih besar daripada kelompok
sampel bukan perokok pasif secara signifikan (OR = 5.0; IK 95 % 1.51,
16.56; p = 0.01).
Tabel 4.7 Analisis Bivariat Hubungan Umur dengan Kejadian BBLR
Variabel Umur Kejadian BBLR
Total OR P positif n (%) negatif n (%)
< 20 dan > 35 tahun
20 – 35 tahun
2 (66.7)
28 (49.1)
1 (33.3)
29 (50.9)
3 (100)
57 (100)
2.07
-
0.554
Gambar 4.7 Persentase Kejadian BBLR menurut Umur
Dari Tabel 4.7 dan Gambar 4.7 kejadian BBLR positif lebih banyak
dijumpai pada ibu hamil kelompok umur < 20 dan > 35 tahun (66.7 %).
Analisis bivariat terhadap hubungan antara umur dengan kejadian BBLR
menunjukkan hubungan yang tidak signifikan (p = 0.55), sehingga variabel
0
50
100
<20dan>35
tahun
20-35tahun
33.3 50.9
66.7 49.1
Pres
enta
se K
ejad
ian
BBLR
Umur
Kejadian BBLR positif
kejadian BBLR negatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
perancu umur tidak memenuhi syarat untuk diikutkan dalam analisis
regresi logistik.
Tabel 4.8 Analisis Bivariat Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian BBLR
Variabel Kejadian BBLR
Total OR p positif n (%) negatif n (%)
Bekerja
Tidak Bekerja
12 (60)
18 (45)
8 (40)
22 (55)
20 (100)
40 (100)
-
1.8
-
0.27
Gambar 4.8 Persentase Status Pekerjaan dengan Kejadian BBLR
Dari Tabel 4.8 dan Gambar 4.8 didapatkan hasil bahwa kelompok
sampel yang tidak bekerja mengalami kejadian BBLR positif lebih sedikit
(45 %). Sebaliknya, kelompok sampel yang bekerja lebih sering
mengalami kejadian BBLR positif (60 %). Analisis bivariat terhadap
hubungan antara status pekerjaan dengan kejadian BBLR menunjukkan
hubungan yang tidak signifikan (p = 0.27), sehingga variabel perancu
0
20
40
60
80
100
tidakbekerja
bekerja
55 40
45 60
Pres
enta
se K
ejad
ian
BBLR
Status Pekerjaan
KejadianBBLR positif
KejadianBBLRnegatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
status pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk diikutkan dalam analisis
regresi logistik.
Tabel 4.9 Analisis Bivariat Hubungan ANC dengan Kejadian BBLR
Variabel Kejadian BBLR
Total OR p positif n (%) negatif n (%)
ANC tidak teratur
ANC teratur
12 (80)
18 (40)
3 (20)
27 (60)
15 (100)
45 (100)
6.0
-
0.007
Gambar 4.9 Persentase Status ANC dengan Kejadian BBLR
Dari Tabel 4.9 dan Gambar 4.9 didapatkan hasil bahwa kelompok
sampel yang teratur melakukan ANC mengalami kejadian positif lebih
sedikit (40 %). Sedangkan kelompok sampel yang tidak teratur melakukan
ANC lebih banyak mengalami kejadian BBLR positif (80 %). Analisis
bivariat terhadap hubungan antara status ANC dengan kejadian BBLR
menunjukkan bahwa kelompok sampel ANC tidak teratur memiliki risiko
0
20
40
60
80
100
ANCteratur
ANCtidak
teratur
60
20
40
80
Pres
enta
se K
ejad
ian
BBLR
Status ANC
KejadianBBLR positif
kejadianBBLR negatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
untuk melahirkan bayi BBLR 6.0 kali lebih besar daripada kelompok
sampel ANC teratur secara signifikan (OR = 6.0; IK 95 % 1.48, 24.30; p =
0.01) dan memenuhi syarat untuk analisis regresi logistik (p < 0.25)
sehingga variabel perancu status ANC dapat dimasukkan dalam analisis
regresi logistik.
C. Hasil Uji Analisis Regresi Logistik Ganda
Berdasarkan analisis bivariat, variabel yang dapat dilakukan analisis
regresi logistik ganda adalah status perokok pasif dan status ANC.
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda dengan Analisis
Bivariat tentang Hubungan antara Ibu Hamil sebagai Perokok Pasif
dengan Kejadian BBLR
Variabel
Model 1
(Analisis Bivariat)
Model 2
(Analisis Multivariat Regresi Logistik)
Crude
OR p IK 95%
Adjusted
OR p IK 95%
Status perokok pasif
Bukan perokok pasif
Perokok pasif
Status ANC
Teratur
Tidak teratur
N observasi
-2 log likelihood
1.0
5.0
-
6.0
-
0.01
-
0.01
-
(1.51,16.56)
-
(1.48,24.29)
1.0
5.37
1.0
6.49
60
68.101
-
0.01
-
0.01
-
(1.51, 19.12)
-
(1.48, 28.38)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel 4.10 menunjukkan perbandingan hasil analisis regresi logistik
ganda tentang hubungan antara ibu hamil sebagai perokok pasif dengan
kejadian BBLR, dengan mengontrol faktor perancu yaitu status ANC
dengan hasil analisis bivariat antara kejadian BBLR dengan masing-
masing variabel prediktor (ibu hamil sebagai perokok pasif dan status
ANC).
Pada analisis bivariat, ibu hamil dengan status perokok pasif secara
signifikan mempunyai risiko 5 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil
bukan perokok pasif untuk melahirkan bayi BBLR (p = 0.01). Setelah
mengontrol variabel status ANC dengan analisis regresi logistik, risiko
tersebut naik menjadi 5.4 kali lebih besar dan secara statistik signifikan
(OR = 5.37; IK 95 % 1.51,19.12). Sedangkan pada ibu hamil dengan status
ANC tidak teratur secara signifikan mempunyai risiko 6 kali lebih besar
dibandingkan ibu hamil dengan status ANC teratur untuk melahirkan bayi
BBLR (p = 0.01). Setelah mengontrol variabel status perokok pasif dengan
analisis regresi logistik, risiko tersebut naik menjadi 6.5 kali lebih besar
dan secara statistik signifikan (OR = 6.49; IK 95 % 1.48,28.38).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian yang berjudul “Hubungan Ibu Hamil sebagai Perokok pasif
dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Surakarta” dilakukan sejak bulan Juni
sampai dengan September 2011 di RS PKU Muhammadiyah dan RB PKU
Muhammadiyah Surakarta. Dari total responden tersebut dilakukan pemisahan
untuk dikeluarkan dari penelitian yang memenuhi syarat eksklusi dan dimasukkan
dalam penelitian yang memenuhi syarat inklusi. Berdasarkan pemisahan ini dan
didapatkan 60 sampel yang terdiri dari 30 sampel bayi BBLR dan 30 sampel bayi
BBLN.
Umur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya bayi BBLR.
Berdasarkan penelitian Alit (2003), wanita pada umur muda (kurang dari 20
tahun) memiliki risiko melahirkan bayi BBLR empat kali lebih besar
dibandingkan dengan wanita yang melahirkan pada usia reproduktif sehat (20 - 35
tahun). Hal ini disebabkan karena pada usia remaja perkembangan organ
reproduksi masih belum matang sehingga akan menyebabkan kompetisi dalam
mendapatkan nutrisi antara ibu yang masih dalam tahap perkembangan dan
janinnya. Di samping itu, secara psikologis, wanita di usia remaja belum siap
dalam menghadapi tuntutan beban moral, mental, dan emosional yang
menyebabkan stress psikologis yang dapat mengganggu perkembangan janin.
Menurut Muchtar (2008), kehamilan pada usia lebih dari 35 tahun juga
mempunyai risiko lebih tinggi untuk terjadinya kelahiran BBLR sehubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dengan alat reproduksinya telah mengalami degenerasi dan terjadi gangguan
keseimbangan hormonal. Di samping itu, tidak adekuatnya fungsi plasenta
menyebabkan kurangnya produksi progesteron dan mempengaruhi iritabilitas
uterus, menyebabkan perubahan pada serviks yang pada akhirnya akan memicu
kelahiran prematur. Pada penelitian ini, hubungan antara umur ibu dengan
kejadian BBLR tidak signifikan (p = 0.55). Hal ini mungkin terjadi karena
sebagian besar responden pada kelompok kasus merupakan golongan umur yang
tidak berisiko.
Faktor pekerjaan dapat juga berpengaruh kepada kejadian BBLR.
Berdasarkan penelitian El Sheikh (1999), bekerja pada masa kehamilan tidak
begitu berperan pada berat badan lahir bayi. Namun, pada penelitian Anne (1988),
BBLR terjadi pada 5.5 % ibu hamil yang sebagian besar aktivitas kerjanya
dilakukan dengan berdiri. Pekerjaan yang diduga berpengaruh pada berat badan
lahir bayi adalah pekerjaan yang sebagian besar aktivitas kerjanya dilakukan
dengan berdiri sehingga memberikan beban berlebih pada kandungan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar sampel berprofesi sebagai ibu
rumah tangga yang berjumlah 40 orang (67 %) dan yang bekerja (guru,
wiraswasta, pegawai swasta, dan buruh) sebanyak 20 orang (33 %). Pada
penelitian ini, hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian BBLR tidak
signifikan (p = 0.27).
Pemeriksaan rutin kehamilan atau ANC juga berpengaruh pada kejadian
BBLR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar sampel
memeriksakan kehamilannya secara teratur sebanyak 45 orang (75 %) dan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
tidak teratur melakukan ANC sebanyak 15 orang (25 %). Hasil penelitian ini
menunjukkan pemeriksaan ANC yang tidak teratur meningkatkan risiko kelahiran
bayi BBLR sebesar 6.0 kali. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Zaenab dan
Joeharno (2006) di mana ibu hamil yang tidak rutin melakukan pemeriksaan ANC
memiliki risiko lima kali lebih besar melahirkan bayi BBLR daripada ibu hamil
yang rutin melakukan pemeriksaan ANC. Menurut Sistiarani (2008), pelayanan
antenatal mempunyai empat fungsi bagi ibu selama kehamilan yaitu penilaian
risiko kehamilan, pengawasan yang dilakukan secara terus - menerus, promosi
kesehatan, dukungan psikososial kepada ibu hamil. Tujuan penilaian risiko
kehamilan adalah untuk mendeteksi risiko kehamilan yang dapat mempengaruhi
kehamilan ibu dan berat bayi yang dilahirkan, selain itu penilaian risiko
kehamilan digunakan sebagai pertimbangan untuk memberikan pelayanan medis
yang cocok untuk dapat mencegah komplikasi akibat kehamilan yang dapat
mempengaruhi ibu dan janin.
Asap rokok merupakan salah satu faktor yang memicu terjadinya BBLR.
Dalam penelitian ini, kejadian BBLR lebih banyak dialami oleh ibu hamil yang
terpapar asap rokok (70 %). Hasil penelitian uji analisis bivariat menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ibu hamil yang terpapar asap
rokok dengan kejadian BBLR dilihat dari uji bivariat (p = 0.01) dan BBLR terjadi
pada 25 % ibu hamil yang terpapar asap rokok. Selain itu, ibu hamil yang terpapar
asap rokok mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR sebesar lima kali
lebih besar dibandingkan ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok. Hasil uji
analisis regresi logistik menunjukkan bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR sebesar 5.4 kali lebih besar
dibandingkan ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok (OR = 5.37; KI 95 %
1.51,19.12). Hal ini pun sejalan dengan penelitian Martin dan Bracken (1986)
yang menyebutkan bahwa BBLR terjadi pada 23.6 % ibu hamil yang terpapar
asap rokok.
Asap rokok mengandung berbagai macam senyawa yang berbahaya bagi
kesehatan ibu hamil dan janin, di antaranya adalah karbomonoksida (CO) dan
Nikotin. Menurut Van Meurs (1999), karbonmonoksida memiliki tingkat afinitas
lebih tinggi dalam mengikat Hb dibandingkan dengan oksigen. Pada penelitian
Wickstrom (2007), aktivasi nikotin menyebabkan terjadinya vasokontriksi pada
pembuluh darah dikarenakan pelepasan katekolamin oleh adrenal dan sel saraf.
Kedua hal ini akan menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke janin
sehingga memungkinkan terjadinya hipoksia pada janin.
Hasil penelitian Mantzoroz (1997) menunjukkan bahwa ibu hamil yang
merokok selama kehamilan ataupun periode preterm signifikan dalam
menurunkan berat badan lahir bayi. Selain itu, ibu hamil yang merokok dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kelainan perilaku. Hasil serupa juga
ditunjukkan melalui penelitian Jaakkola (2002) menunjukkan bahwa ibu hamil
yang terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR
dilihat dari kadar kotinin pada rambut bayi.
ANC merupakan variabel perancu yang dikendalikan. Pada penlitian ini,
ketidakteraturan melakukan ANC akan meningkatkan kejadian bayi BBLR pada
seseorang sebesar 6.5 kali dibanding ibu hamil yang teratur melakukan ANC.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Risiko ini lebih tinggi dibandingkan status perokok pasif (OR = 6.49; KI 95 %
1.48,28.38). ANC merupakan faktor yang lebih signifikan dalam menyebabkan
terjadinya bayi BBLR.
Setiap penelitian mempunyai keterbatasan. Keterbatasan inilah yang
menyebabkan hasil yang diperoleh kurang maksimal. Beberapa hal yang menjadi
keterbatasan penelitian ini yaitu:
1. Menurut Amiruddin (2007), kandungan nikotin yang terdapat pada rokok dapat
mempengaruhi kejadian BBLR. Setiap jenis rokok memiliki kandungan nikotin
yang berbeda. Pereduksian kadar nikotin pada rokok dapat mengurangi angka
kejadian BBLR sebanyak 74 kali. Namun, pada penelitian ini, penulis tidak
menanyakan kadar nikotin pada rokok yang dikonsumsi responden.
2. Status gizi ibu hamil berperan penting dalam menentukan berat badan lahir
bayi. Menurut Lubis (2003), kekurangan gizi pada masa kehamilan memiliki
dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin. Status gizi dapat
dinilai dengan beberapa cara, antara lain mengukur Lingkar Lengan Atas
(LILA) ibu, melihat pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dan
mengukur kadar Hb ibu. Namun, karena keterbatasan peneliti dalam mengukur
status gizi ibu, maka peneliti tidak dapat memasukkan status gizi dalam
penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ibu hamil sebagai perokok
pasif dengan risiko terjadinya BBLR di Surakarta, di mana ibu hamil yang
terpapar asap rokok memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi
BBLR sebesar 5.4 kali.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka saran-saran penulis
adalah sebagai berikut:
1. Edukasi terhadap suami dan keluarga ibu hamil mengenai bahaya asap
rokok yang tidak hanya berdampak kepada perokok aktif tapi juga
berdampak pada perokok pasif yaitu ibu hamil dan janinnya.
2. Pemasangan tanda dilarang merokok pada lingkungan kerja. Edukasi pada
masyarakat perokok aktif di lingkungan kerja untuk melakukan aktivitas
merokok di tempat terpisah terutama tidak merokok di dekat ibu hamil.
3. Mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai efek asap rokok terhadap
janin dengan jumlah sampel yang representatif, populasi yang lebih luas,
dan lebih mengontrol variabel perancu.
top related