hubungan antara jiwa wirausaha mahasiswa dengan …
Post on 25-Oct-2021
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
82
HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN
MOTIVASI, LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENDIDIKAN
PADA POLITEKNIK LP3I JAKARTA KAMPUS CIMONE
Oleh:
Rahayu Tri Utami
Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta
Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 – 31904599
Email: ayyu.sam@gmail.com
ABSTRAK
Semakin maju suatu Negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang
yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan
akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja
karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap
semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja,
personalia dan pengawasan. Karya dan kasta hanya terdapat pada orang yang berpikir
kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Proses kreatif dan inovarif tersebut
biasa diawali dengan munculnya ide-ide dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang
dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang.
Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda untuk dijadikan peluang dan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan
sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Pengindraan kemampuan wirausaha ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
mahasiswa dapat terwujud menjadi wirausaha dengan melihat peluang-peluang yang ada
dilingkungannya. Sebagai faktor-faktor indikatornya adalah: Jiwa Kewirausahaan,
Motivasi, Lingkungan, dan Pendidikan. Sebagai alat ukur dalam penginderaan kemampuan
mahasiswa terhadap peluang usaha.Kendala yang perlu diketahui adalah tidak semua
mahasiswa dapat menjadi pengusaha dan sukses. Hal ini perlu ada penanganan selanjutnya
untuk dapat mengetahui lebih lanjut lagi dari penginderaan tersebut.
Kata kunci :Wirausaha, Mahasiswa dan Kewirausahaan.
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
83
ABSTRACT
The more advanced a State the more people are educated, and many people are
unemployed, the more it feels the importance of the entrepreneurial world. Development
will be more successful if supported by entrepreneurs who can open employment because
the ability of the government is very limited. The government will not be able to work on
all aspects of development because it requires a lot of budget, personnel and supervision.
Works and castes are only found in people who think creatively and innovative action for
the creation of opportunities. The creative and innovative process usually begins with the
emergence of ideas and thoughts to create something new and different. Something new
and different is the added value of goods and services that become a source of excellence
to be an opportunity.
Entrepreneurship is an ability to create something new and different to be an opportunity
and value added in the market through the process of managing resources in new and
different ways.
The sense of entrepreneurial ability is intended to know the extent to which students can be
realized to be entrepreneur by looking at opportunities that exist in the environment. As
the indicator factors are: Soul Entrepreneurship, Motivation, Environment, and
Education. As a measuring tool in sensing the ability of students to business opportunities.
The obstacle to note is that not all students can become entrepreneurs and succeed. It is
necessary to have further handling to be able to find out more from the sensing.
Keywords: Entrepreneurship, Student and Entrepreneurship.
PENDAHULUAN
Wirausaha merupakan potensi
pembangunan, baik dalam jumlah
maupun dalam mutu wirausaha itu
sendiri.Sekarang ini kita menghadapi
kenyataan bahwa jumlah wirausahawan
Indonesia masih sedikit dan mutunya
belum bisa dikatakan hebat, sehingga
persoalan pembanguan wirausaha
Indonesia merupakan persoalan
mendesak bagi suksesnya pembangunan.
1. Jika kita perhatikan manfaat adanya
wirausaha banyak sekali, salah
satunya adalah: Menambah daya
tamping tenaga kerja, sehingga dapat
mengurangi pengangguran.
2. Sebagai generator pembangunan
lingkungan, bidang produksi,
distribusi, pemeliharaan lingkungan.
Kesejahteraan dan sebagainya.
3. Menjadi contoh bagi anggota
masyarakat lain, sebagai pribadi
unggul yang patut dicontoh,
diteladani karena seorang wirausaha
itu adalah orang yang terpuji, jujur,
berani, hidup tidak merugikan orang
lain.
Mengingat pentingnya wirausaha
terdidik maka permasalahan tentang hal
hal yang berkaitan dengan jiwa wira
usaha menarik untuk diteliti dan
dikembangkan.Demikian juga dengan
penelitian ini, korelasi antara jiwa wira
usaha dengan motivasi, tingkat
pednidikan dan lingkungan keluaarga
cukup menari untuk dijadikan sebagai
obyejk peniklitian. Dengan demikian
variabel variabel dalam penelitian ini
berkaitan dengan aspek aspek
kewirausahaan yang meilputi jiwa wira
usaha, motivasi, pendidikan dan
lingkungan keluarga.
Variabel-variabel yang digunakan
sebagai alat untuk mengetahui korelasi
antara jiwa kewirausahaan dengan
motivasi, lingkungan keluarga dan
pendidikan mahasiswa Politeknik LP3I
Jakarta Kampus Cimone dalam
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
84
menghadapi peluang usaha perlu
ditentukan dalam suatu penelitian
merupakan tahapan penting dalam proses
penelitian kuantitatif, dimana variable
yang dimaksud adalah meliputi: Jiwa
Kewirausahaan, Motivasi, Lingkungan
(Keluarga), dan Pendidikan. Dalam
penginderaan minat mahasiswa dalam
menghadapi peluang berwirausaha. Ada
dua cara manusia dalam bekerja yaitu
berwirausaha atau bekerja dengan orang
lain. Bekerja dengan orang lain ataupun
berwirausaha sama-sama memberikan
ruang bagi manusia dalam
mengembangkan keilmuan ataupun
keahlian yang dimilikinya dalam
merespon perubahan. Seseorang dengan
gagasan–gagasannya yang mampu
membuat perubahan ataupun beradaptasi
dengan perubahan disebut dengan
wirausaha. Penumbuhan minat wirausaha
tidak dapat dilakukan serta merta tanpa
adanya pendidikan dan pelatihan yang
dapat menggerakkan jiwa kewirausahaan
seseorang. Apabila seseorang yang
mempunyai pendidikan rendah, maka dia
tidak mempunyai keberanian mengambil
risiko. Hal ini dapat menghambat
perkembangan aktualisasi dirinya.
Pengetahuan kewirausahaan
mendukung nilai-nilai wirausaha
terutama bagi mahasiswa, sehingga
diharapkan menumbuhkan jiwa usaha
untuk berwirausaha.Sikap, motivasi dan
minat mahasiswa sangat dibutuhkan bagi
mahasiswa yang berwirausaha agar
mampu mengidentifikasi peluang usaha,
kemudian mendayagunakan peluang
usaha untuk menciptakan peluang kerja
baru. Minat mahasiswa dan pengetahuan
mereka tentang kewirausahaan
diharapkan akan membentuk
kecenderungan mereka untuk membuka
usaha baru di masa mendatang.
Definisi variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati
yang memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (Alimul Hidayat, 2007).
Berdasarkan penelitian tersebut untuk
mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai variabel penelitian pengaruh
jiwa kewirausahaan terhadap motivasi,
lingkungan keluarga dan pendidikan
mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta
Kampus Cimone kemampuan mahasiswa
terhadap peluang usahadapat diuraikan
lebih jelas definisi operasionalnya
sebagai berikut.
1. Jiwa Kewirausahaan
Proses kreatif dan inovasi hanya
dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki kepribadian kreatif dan inovatif,
yaitu orang-orang yang memiliki jiwa,
sikap dan perilaku kewirausahaan,
dengan ciri-ciri :
a. Penuh percaya diri, indikatornya
adalah penuh keyakinan, optimis,
berkomitmen, disiplin,
bertanggungjawab.
b. Memiliki inisiatif, indikatornya
adalah penuh energy, cekatan
dalam bertindak dan aktif.
c. Memiliki motif berprestasi,
indikatornya terdiri atas orientasi
pada hasil wawancara ke depan.
d. Memiliki jiwa kepemimpinan,
indikatornya adalah berani tampil
beda, dapat dipercaya dan tangguh
dalam bertindak.
e. Berani mengambil risiko dengan
penuh perhitungan (oleh karena
menyukai tantangan).
Untuk melihat secara lebih
komprehensif tentang jjiwa
kewirausahaan, perlu dipaparkan di sini
konsep tentang kewirausahaan. Konsep
tentang kewirausahaan dapat
dideskripsikan dengan definisi yaitu
bahwa kewirausahaan adalah proses
penciptaan sesuatu yang baru pada nilai
menggunakan waktu dan upaya yang
diperlukan, menanggung resiko
keuangan, fisik serta resiko social,
menerima imbalan moneter yang
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
85
dihasilkan serta kepuasan dan kebebasan
pribadi (Hisrich et al: 2008, 19).
M. Scarborough dan Thomas W.
Zimmerer (1993:6-7), mengemukakan
delapan karakteristik kewirausahaan
sebagai berikut :
a. Desire for responsibility yaitu
memiliki rasa tanggung jawab yang
besar terhadap usaha yang baru
dirintisnya.
b. Preference for moder-ate risk.
Entrepreneur lebih
memperhitungkan risiko. Entre-
preneur melihat peluang bisnis
berdasar pengetahuan, latar
belakang, dan pe-ngalaman
mereka.
c. Confidence in their ability to
succeed. Entrepreneur seringkali
memiliki rasa percaya diri yang
tinggi. Sebuah studi yang digelar
oleh National Federation of Inde-
pendent Business. (NFIB)
mengemukakan sepertiga
entrepreneur merasa memiliki
peluang sukses sebesar 100%.
d. Desire for immediate feedback.
Entrepreneur ingin mengetahui
bagaimana tanggapan orang lain
tentang cara yang mereka sedang
jalankan, dan untuk itu mereka
senang sekali jika mendapat
masukan dari or-ang lain.
e. Highlevel of energy. Entrepreneur
terkesan memiliki energi yang lebih
besar dibandingkan dengan
kebanyakan orang.
f. Future orientation. Entrepreneur
diberkahi kemampuan yang baik
dalam melihat sebuahpeluang.
g. Skill at organizing. Entrepreneur
mempunyai kemampuan
menempatkan orang sesuai bidang
dan kemampuannya.
h. Value of achievement over money.
Dalam menjalankan bisnisnya,
yang menjadi kekuatan utama
entrepreneur adalah sebuah
pencapaian kesuksesan, dan uang
hanyalah sebuah simbol untuk
menandakan sebuah pencapaian
2. Motivasi
Motivasi dalam konteks
kewirausahaan menurut Harmaizar
(2009:4) dapat diartikan sebagai
keinginan, meningkatkan semangat, ulet,
sabar, dan pantang menyerah. Untuk
menjadi wirausahan motivasi adalah
sangat penting karena tanpa adanya
motivasi maka apa yang dijalankan oleh
seorang wira usaha berpotensi untuk
tidak mendapatkan apa yang menjadi
tujuan. Hal ini lebih ditegaskan lagi
dengan kenyataan bahwa kebanyakan
mereka yang berhasil dalam dunia wira
usaha adalah memiliki motivasi yang
kuat yang mendorong tindakan mereka
mereka mengetahui dengan baik yang
menjadi motivasinya dan memelihara
motivasi tersebut dalam setiap
tindakanya (Rosmiati et. al., 2015).
Motif berprestasi kewirausahaan
(Teori David McClelland, 1961):
seorang wirausaha melakukan kegiatan
usaha didorong oleh kebutuhan untuk
berprestasi, berhubungan dengan orang
lain dan untuk mendapatkan kekuasaan
baik secara finansial maupun secara
sosial. Wirausaha melakukan kegiatan
usaha dimotivasi oleh:
1. Motif berprestasi (need for
achievement)
Orang melakukan kegiatan
kewirausahaan didorong oleh ke-
inginan mendapatkan prestasi dan
pengakuan dari keluarga maupun
masyarakat.
2. Motif berafiliasi (need for
affiliation)
Orang melakukan kegiatan
kewirausahaan didorong oleh ke-
inginan untuk berhubungan dengan
orang lain secara sosial
kemasyarakatan.
3. Motif kekuasaan (need for power)
Orang melakukan kegiatan
kewirausahaan didorong oleh ke-
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
86
inginan mendapatkan kekuasaan
atas sumberdaya yang ada.
Peningkatan kekayaan,
pengusahaan pasar sering menjadi
pendorong utama wirausaha
melakukan kegiatan usaha.
3. Lingkungan (keluarga)
Dalam hubunganya dengan
terbentuknya jiwa wira usaha, peran
lingkungan keluarga cukup penting
karena lingkungan keluarga merupakan
lingkungan pertama dan utama yang
mempengaruhi perkembangan dan
tingkah laku anak. Di lingkungan
keluarga anak mendapatkan perhatian,
kasih sayang, dorongan, bimbingan,
keteladanan, dan pemenuhan kebutuhan
ekonomi dari orang tua sehingga anak
dapat mengembangkan segala potensi
yang dimilikinya demi perkembangannya
di masa mendatang. Selain itu di dalam
keluarga akan ditanamkan nilai-nilai
norma hidup dan pada akhirnya akan
dipakai oleh anak (Desy et al., 2014).
Lingkungan keluarga tertentu dapat
membentuk karakter dan jiwa wirausaha
sesorang dan dari uraian tersebut dapat
dikatakan bahwa terdapat hubungan
positif antara lingkungan keluarga untuk
terbentuknya atau menguatnya jiwa
wirausaha.
4. Pendidikan
Tabel 1.
Kisi-Kisi Pengaruh Dalam Berwirausaha
Pengetahuan yang diperoleh selama
sekolah atau kuliah merupakan modal
dasar yang digunakan untuk
berwirausaha, juga pengalaman selama
praktek pada mata kuliah kewirausahaan
dapat dijadikan sebagai modal untuk
berwirausaha. Pendidikan sebagai sebuah
proses memiliki hubungan dengan
kewirausahaan.Sejauh ini hubunganya
ditunjukkan dengan adanya fenomena
bahwa pendidikan pendidikan
kewirausahaan menjadi factor yang
berpengaruh signifikan terhadap jumlah
wirausaha di suatu Negara
(Suhadi et. al: 2012:51). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh
Puspitaningsih (2016) menunjukan
kecederungan bahwa pendidikan
kewirausahaan berpengaruh terhadap self
efficacy. Ini menunjukan bahwa adanya
matakuliah kewirausahaan telah
menumbuhkan rasa yakin dalam
dirimahasiswa untuk berwirausaha.
Namun demikian sejauh ini belum
benyak penelitian yang meneliti
hubungan antara tingkat pendidikan
dengan jiwa wirausaha.
KERANGKA BERPIKIR
Dalam kaitanya dengan subjek
penelitian, penelitian pengaruh jiwa
kewirausahaan terhadap motivasi,
lingkungan keluarga dan pendidikan
mahasiswaPoliteknik LP3I Jakarta
Kampus Cimone ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara motivasi dengan jiwa
wirausaha?
2. Untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara tingkat pendidikan
dengan jiwa wirausaha?
3. Untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara latar belakang
keluarga dengan jiwa wirausaha?
4. Untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan motivasi, tingkat
pendidikan dan lingkungan (keluarga)
secara bersama-sama dengan jiwa
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
87
wirausaha di Politeknik LP3I Jakarta
Kampus Cimone ?
DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian dalam penelitian
pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap
motivasi, lingkungan keluarga dan
pendidikan mahasiswaPoliteknik LP3I
Jakarta Kampus Cimone ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.
Desain Penelitian
HIPOTESIS
Berikut ini adalah hipotesis
penelitian pengaruh jiwa kewirausahaan
terhadap motivasi, lingkungan keluarga
dan pendidikan mahasiswa Politeknik
LP3I Jakarta Kampus Cimone yang akan
dibuktikan dengan menganalisis data
yang akan diperoleh.
1. Motivasi
a. H0: Tidak terdapat hubungan
antara motivasi dengan jiwa
wirausaha
Ha: Terdapat hubungan antara
motivasi dengan jiwa wirausaha
2. Latar Belakang Pendidikan
a. H0 : Tidak terdapat hubungan
antaralatar pendidikan dengan
jiwa wirausaha
b. Ha: Terdapat hubungan antara
pendidikan dengan jiwa
wirausaha
3. Latar Belakang Keluarga
a. H0 : Tidak terdapat hubungan
antara lingkungan keluarga
dengan jiwa wirausaha
Ha: Terdapat hubungan antara
lingkungan keluarga dengan jiwa
wirausaha
SAMPEL
Sampel adalah bagian dari populasi
yang dipilih melalui cara tertentu yang
mewakili karakteristik tertentu, jelas dan
lengkap yang dianggap mewakili
populasi.
Sampel penelitian adalah sejumlah
responden penelitian yang diambil dari
populasi penelitian dengan cara tertentu.
Adapun karakteristik dari
mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta
Kampus Cimoneyang dijadikan sampel
adalah:
a. Mahasiswa yang sedang mengikuti
perkuliahan Kewirausahaan
b. Mahasiswa semester 2
c. Berjenis kelamin laki-laki dan
perempuan
d. Sudah lama merintis usaha
e. Baru merintis usaha yang dimiliki
Adapun perhitungan pengambilan
sampel menurut Rumus Taro Yamane :
Namun sebelumnya peneliti harus
menentukan ukuran sample (sample size)
dengan mengunakan rumus Taro Yamane
(dalam Jalaludin Rahmat, 1997:82)
sebagai berikut :
𝑛 =𝑁
𝑁𝑑² + 1
Keterangan :
nc = Jumlah sample.
N = Jumlah Populasi.
d² = Presentase yang digunakan
dengan taraf kesalahan 5%,
karena penelitian ini termasuk
ilmu sosial.
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
88
Tabel. 2.
Sampel mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta
Kampus Cimone
Dengan menggunakan rumus Taro
Yamane, maka dapat diperoleh ukuran
sample sebagai berikut :
𝑛 =𝑁
𝑁𝑑2 + 1
𝑛 =253
253(5%)2 + 1
𝑛= 154,9 (dibulatkan 𝟏𝟓𝟓 orang)
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah
pedoman tertulis tentang wawancara,
atau pengamatan, atau daftar pertanyaan,
yang dipersiapkan untuk mendapatkan
informasi dari responden.
Dalam penelitian hubungan jiwa
kewirausahaan terhadap motivasi,
lingkungan keluarga dan pendidikan
mahasiswaPoliteknik LP3I Jakarta
Kampus Cimone ini, instrumen yang
digunakan adalah angket
(kuesioner).Angket adalah alat
pengumpul data untuk kepentingan
penelitian.Angket digunakan dengan
mengedarkan formulir yang berisi
beberapa pertanyaan kepada beberapa
subyek (responden) untuk mendapat
tanggapan secara tertulis.
Penyusunan butir-butir angket
didasarkan atas kisi-kisi angket yang
telah dikontruksi sesuai landasan teori
yang telah dikaji.Pertanyaan dalam
angket berpedoman pada indikator dari
variabel-variabel penelitian yang
dijabarkan dalam beberapa butir soal.
Semua butir soal dalam angket
berupapertanyaan obyektif sehingga
responden hanya memberi tanda silang
(X) pada salah satu jawaban yang
dianggap paling sesuai dengan
keadaannya. Untuk mengukur pendapat
responden dalam penelitian ini,
digunakan skala Likert. Skala Likert
merupakan skala yang mengukur
kesetujuan atau ketidaksetujuan
seseorang terhadap serangkaian
pernyataan berkaitan dengan keyakinan
atau perilaku mengenai suatu obyek
tertentu. Dalam angket ini akan
disediakan lima alternatif jawaban. Setiap
butir soal diberi skor masing-masing
yaitu:
1. Untuk jawaban “Sangat Setuju”
diberi skor 1
2. Untuk jawaban “Setuju” diberi skor
2
3. Untuk jawaban “Netral” diberi skor
3
4. Untuk jawaban “Tidak Setuju” diberi
skor 4
5. Untuk jawaban “Sangat Tidak
Setuju” diberi skor 5.
Rancangan Analisis data terdiri dari
uji :
1. Uji Validitas
Uji Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
kevaliditasan dan kesahihan suatu
instrument. Instrumendikatakan valid jika
dapat mengukur apa yang diinginkan
danmengungkap data variabel yang
diteliti secara tepat.Tinggi rendahnya
validitas instrument menunjukan sejauh
mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang
variabel yang dimaksud. Adapun
pengujian validitas tiap butir dengan skor
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
89
total yang merupakan jumlah tiap skor
butir menggunakan rumus
produkmoment:
𝒓𝒙𝒚
= 𝒏 ∑ 𝒙𝒚 − (∑ 𝒙)(∑ 𝒚)
√[𝒏 ∑ 𝒙𝟐 − (∑ 𝒙)𝟐]. [𝒏 ∑ 𝒚𝟐 − (∑ 𝒚)𝟐]
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi product
moment
n = jumlah data
x = variabel x
y = variabel y
x2 = kuadrat jumlah skor x
y2 = kuadrat jumlah skor y
Instrumen dinyatakan valid apabila
nilai r ≥ 0,30. Validitas data diukur
dengan cara membandingkan nilai hitung
r dan nilai tabel r kriterianya jika nilai
hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r,
maka item instrument tersebut valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukan bahwa
suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk menggunakan sebagai alat
pengumpulan data.Pengujian reliabilitas
instrument dilakukan dengan “internal
consistency” dengan teknik belah dua
kelompok (Split half), yaitu kelompok
ganjil dan kelompok genap. Kemudian
skor data tiap kelompok tersebut
dikolerasikan, hasil dari koefisien
kolerasi tersebut dimasukan kedalam
rumus Spearmen Brown (Sugiyono
2012:149) sebagai berikut:
𝒓𝒊 =𝟐𝒓𝒃
(𝟏+𝒓𝒃)
Keterangan:
ri = Realibilitas Internal Seluruh
Instrumen
rb = Kolerasi Antara kelompok
pertama (ganjil) dan kedua
(genap).
3. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linear berganda dapat
disebut sebagai model yang baik jika
memenuhi syarat asumsi klasik. Oleh
karena itu, uji asumsi klasik ini sangat
diperlukan sebelum melakukan analisis
regresi.
a. Uji normalitas data sebaiknya
dilakukan sebelum data diolah
berdasarkan model-model penelitian.
Data yang baik dan layak digunakan
dalam penelitian adalah data yang
memiliki distribusi normal. Menurut
Moore (1983) dalam Sudarmanto
(2013:101) menyatakan bahwa
asumsi normalitas konsen pada
tingkat persebaran data atau skor
berkisar pada distribusi standar baku
atau standar normal.
b. Uji Multikolinearitas, menurut
Sudarmanto (2013:224)dimaksudkan
untuk membuktikan ada tidaknya
hubungan yang linier antara variabel
bebas satu dengan variabel bebas
lainnya. Cara untuk mengetahui
gejala, antara lain :
1) Nilai F test yang sangat tinggi,
serta tidak atau hanya sedikit nilai
t test yang dsignifikan.
2) Meregresikan model analisis dan
melakukan uji korelasi antar
variabel dependen dengan
menggunakan Variance Inflating
Factor (VIF) dan Tolerance
Value. Batasan VIF adalah 10 dan
ToleranceValue adalah 0.1, jika
VIF lebih besar dari 10 dan nilai
Tolerance Value lebih kecil dari
0.1 maka terjadi multikolinearitas
dan harus dikelompokkan dari
model.
c. Uji Heteroskedastisitas, menurut
Sudarmanto (2013:224)
dimaksudkan untuk mengetahui
apakah variasi residual absolute
sama atau tidak sama untuk semua
pengamatan. Cara yang dapat
dilakukan untuk mengetahui gejala
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
90
heteroskedastisitas yaitu, jika ada
pola tertentu seperti titik-titik (poin-
poin) yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang beraturan
(bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka terjadi
heteroskedastisitas.
4. Uji Korelasi
Menurut Sugiyono (2012:155)
korelasi dapat dikatakan sebagai suatu
hubungan timbal balik atau sebab akibat
antara dua buah kejadian. Korelasi
bermanfaat untuk mengukur hubungan
antara dua variabel (kadang lebih dari
dua variabel) dengan skala-skala tertentu.
Keeratan hubungan dinyatakan dalam
bentuk koefisien korelasi. Nilai koefisien
korelasi merupakan nilai yang digunakan
untuk mengukur kekuatan (keeratan)
suatu hubungan antar variabel. Sifat nilai
koefisien korelasi adalah positif (+) atau
negatif (-).
Sifat dari korelasi tersebut akan
menentukan arah dari korelasi. Keeratan
atau kekuatan korelasi dapat
dikelompokkan. Menurut Sugiyono
(2012:155), keeratan korelasi dapat di
lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.
Interpretasi Koefiensi Korelasi Nilai r
Sumber : Sugiyono, 2012
5. Uji Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan varian
variabel dependen atau terikat. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol
dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuanvariabel-variabel independen
atau bebas dalam menjelaskan variasi
variabel dependen sangat terbatas.
Menurut Sugiyono (2012:158), untuk
menyatakan besar kecilnya hubungan
variabel X terhadap variabel Y dapat
ditentukan dengan rumus koefisien
determinan. Koefisien determinan adalah
kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang
dikaitkan dengan 100%. Nilai R2
dikatakan baik jika di atas 0,5 karena
nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1.
Koefisien determinan dicari
menggunakan rumus :
𝐾𝐷 = 𝑟2x 100%
Keterangan :
KD = Nilai Koefisien Determinasi
r = Nilai Koefisien Korelasi
6. Uji Simultan
Menurut Sudarmanto (2013:236) uji
simultan ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh bersama-sama variabel
independen terhadap variabel dependen.
Hasilnya menunjukkan variabel
independen secara bersama-sama
pengaruhnya terhadap variabel dependen
jika p-value (pada kolom sig) di tabel
Anova lebih kecil dari 0,05 (level of
significant) yang ditentukan, artinya
signifikan atau F-hitung (pada kolom F)
lebih besar dari F-tabel. F-tabel dihitung
dengan cara df = k, dan df2 = n-k-1, k
adalah jumlah variabel independen.
Sebagai dasar pengambilan keputusan
sebagai berikut.
a. Jika nilai sig < 0,05 maka
hipotesis alternatif (Ha) diterima
(α)
b. Jika nilai sig > 0,05 maka
hipotesis alternatif (Ha) ditolak
(α)
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
91
7. Uji Parsial
Menurut Sudarmanto (2013:232) uji
hipotesis secara parsial ini bertujuan
untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen
secara individual (parsial) terhadap
variabel dependen. Hasil uji ini pada
output SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel
Coefficients. Nilai dari uji ini dapat
dilihat dari P-value (pada kolom Sig.)
pada masing-masing variabel
independen, jika p-value lebih kecil dari
0,05 (level of significant) yang
ditentukan, artinya signifikan atau t-
hitung (pada kolom t) lebih besar dari t –
tabel (dihitung dari two-tailed = 5%).
a. Jika nilai sig < 0,05 maka hipotesis
alternatif (Ha) diterima
b. Jika nilai sig > 0,05 maka hipotesis
alternatif (Ha) ditolak
8. Regresi Berganda
Untuk mengukur sejauh mana
hubungan variabel motivasi, lingkungan
(keluarga), dan pendidikan terhadap jiwa
kewirausahaan, maka digunakan metode
pengujian regresi berganda.Regresi
berganda didasarkan pada hubungan
fungsional ataupun kausal satu variabel
independen dengan variabel dependen.
Persamaan umum regresi berganda
dikutip dari Sudarmanto (2013:233)
adalah :
Y = +β1X1 + β2X2 + β3X3
Dimana:
Y :
:
X1 :
X2 :
X3 :
β 1 :
β 2 :
β 3 :
Jiwa kewirausahaan
parameter konstanta
variabel motivasi
variabel lingkungan
(keluarga)
variabel pendidikan
koefisien variabel X1
koefisien variabel X2
koefisien variabel X3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari
kuesioner yang telah disebar kepada
Mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta
kampus Cimone dengan karakteristik
responden pada penelitian ini meliputi
program/kelas,.
1. Uji Validitas
Dengan jumlah responden sebanyak
155, maka nilai r-tabel dapat diperoleh
melalui df (degree of freedom) = n – k,
sehingga df = 155 – 2 = 153, maka r-tabel
sebesar = 0,1567. Pernyataan yang
dikatakan valid harus memiliki r-hitung
yang merupakan nilai Corrected Item-
Total Correlation lebih besar dari r-tabel.
Berdasarkan perhitungan output SPSS
dapat dilihat sebagai berikut.
2. Uji Reliabilitas
Berdasarkan tabel 4. penelitian
variabel kualitas produk, promosi, harga
dan penjualan menghasilkan angka
Cronbach’s Alpha sebesar lebih besar
dari 0,60 yang merupakan syarat
reliabilitas. Maka dapat disimpulkan
bahwa pernyataan tersebut adalah reliabel,
artinya bahwa hasil pengukuran bersifat
konsisten dan stabil.
Tabel 4.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
92
3. Uji Normalitas
Gambar 2
Uji Asumsi Normal P-plot
Sumber : Hasil olahan data, 2017
Dari gambar 2.terlihat titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal. Oleh karena itu model regresi
berganda layak dipakai untuk
memprediksi pengaruh dari variabel
independen (motivasi, lingkungan
(keluarga) dan pendidikan) terhadap
variabel dependen (jiwa kewirausahaan).
Hal ini juga didukung oleh gambar
diagram histogram. Dimana pada grafik
histogram dan poligon frekuensi tersebut
membentuk suatu gambar yang
mengkerucut dan membentuk suatu
lonceng. Oleh karena itu hal ini
menunjukkan bahwa model regresi layak
digunakan karena berdistribusi normal.
Gambar 3
Histogram Variable
Sumber : Hasil olahan data, 2017
4. Multikolinearitas
Hasil pengujian multikolinearitas
berdasarkan tabel coefficients dari output
SPSS menghasilkan nilai Tolerance
masing-masing variabel lebih besar dari
0,10 dan nilai VIF setiap variabel lebih
kecil dari 10. Maka antar variabel
independen tidak mempunyai
hubunganatau tidak saling berhubungan
satu sama lain.
5. Heterokedastisitas
Gambar 4.
Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil olahan data, 2017
Dari grafik pada gambar diatas,
terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak, tidak membentuk pola tertentu
yang jelas, serta tersebar baik diatas
maupun dibawah angka 0 dan diantara 2
dan -2. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi berganda.
Tabel 5. Korelasi
Sumber : Hasil olahan data, 2017
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
93
Dari tabel correlation di atas dapat
dilihat besar hubungan tiap variabel.
Kesimpulan yang didapat adalah jiwa
kewirausahaan merupakan variabel yang
paling dominan atau paling besar
hubungannya dengan motivasi, dan
memiliki hubungan yang positif atau
searah dengan jiwa kewirausanaa. Besar
hubungan dari masing-masing dimensi
lingkungan (keluarga) bervariatif, dan
dimensi pendidikan memiliki hubungan
paling besar dengan dimensi jiwa
kewirausahaan.
6. Determinasi
Tabel 6.
Model Summary
Sumber : Output SPSS, 2017
Tabel model summary menghasilkan
nilai koefisien determinasi atau R square
sebesar= 0,878 yang menunjukkan
goodness of fit test atau kelayakan model
regresi. Dari tabel tersebut dapat
diketahui Koefisien Determinasi bahwa
dari semua variabel independen motivasi,
lingkungan (keluarga), dan pendidikan
memiliki kemampuan untuk menjelaskan
variasi dari variabel dependen jiwa
kewirausahaan sebesar 0,878 atau 87,8%
sedangkan sisanya 0,122 atau 12,2%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain
yang tidak diteliti pada penelitian ini.
7. Parsial
Tabel 7.
Hasil Pengujian Regresi
a. Koefisien regresi constant sebesar
= 0,12 memiliki probabilitas sig. =
(0,920). memberikan arti bahwa jiwa
kewirausahaan akan memiliki nilai
0,12 jika motivasi, lingkungan
(keluarga), dan pendidikan terhadap
diabaikan.
b. Koefisien regresi motivasi sebesar β1
= 0,498 memiliki probabilitas (sig.)
= 0,000. Karena sig motivasi lebih
kecil dari pada taraf uji yang
digunakan dalam penelitian atau Sig.
< a atau 0,000 < 0,05 maka pengaruh
variabel terhadap jiwa
kewirausahaan adalah signifikan dan
T hitung (13.666) > T tabel (1,960)
Maka Ho ditolak atau secara
parsial variabel motivasi signifikan
mempengaruhi jiwa kewirausahaan.
c. Koefisien regresi lingkungan
(keluarga) sebesar β2 = 0,482
memiliki probabilitas (sig.) = 0,000.
Karena sig lingkungan lebih kecil
dari pada taraf uji yang digunakan
dalam penelitian atau Sig. > a atau
0,705> 0,05 maka pengaruh variabel
terhadap penjualan adalah tidak
signifikan dan T hitung (12,833) < T
tabel (1,960) Maka Ho diterima
atau secara parsial variabel
lingkungan tidak signifikan
mempengaruhi jiwa kewirausanaan.
d. Koefisien regresi harga sebesar β3 =
0,06 memiliki probabilitas (sig.) =
0,705. Karena sig harga lebih besar
dari pada taraf uji yang digunakan
dalam penelitian atau Sig. > a atau
0,380> 0,05 maka pengaruh variabel
terhadap jiwa kewirausahaan adalah
tidak signifikan dan T hitung (0,380)
< T tabel (1,960) Maka Ho
diterima atau secara parsial variabel
pendidikan tidak signifikan
mempengaruhi jiwa kewirausahaan.
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
94
8. Simultan Tabel 8.
Anova
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan :
F hitung (362.035) > F tabel (288.8)
Dan Nilai Sig. (0,000) < 0,05
Maka Ho ditolak yang berarti bahwa
variabel independen motivasi,
lingkungan (keluarga) dan pendidikan
secara simultan signifikan
mempengaruhi variabel dependen yaitu
jiwa kewirausahaan.
Hasil perhitungan selanjutnya
digunakan untuk mengetahui persamaan
regresi berganda yang didapat adalah :
PEMBAHASAN
Berdasarkan analisa data
terkonfirmasi bahwa lingkungan keluarga
memiliki korelasi positif dengan jiwa
wirausaha dalam artian bahwa semakin
mendukung lingkungan keluarga maka
semakin besar pula potensinya bagi
sesoarang yang memiliki lingukangan
keluarga yang kondusif dengan
pengembangan jiwa wirausaha. Hal ini
dapat dipahami karena secara teoritis
dalam hubunganya dengan terbentuknya
jiwa wirausaha, peran lingkungan
keluarga cukup penting karena
lingkungan keluarga merupakan
lingkungan pertama dan utama yang
mempengaruhi perkembangan dan
tingkah laku anak. Di lingkungan
keluarga anak mendapatkan perhatian,
kasih sayang, dorongan, bimbingan,
keteladanan, dan pemenuhan kebutuhan
ekonomi dari orang tua sehingga anak
dapat mengembangkan segala potensi
yang dimilikinya demi perkembangannya
di masa mendatang.
Berkenaan dengan tingkat
pendidikan, dari analisa data ditemukan
fakta bahwa tidak terdapat korelasi antara
tingkat pendidikan dengan jiwa
wirausaha. Dari fakta ini dapat dipahami
bahwa tingkat pendidikan tidak
menjamin terbentuknya jiwa wirausaha
seperti yang dikemukakan oleh (Hisrich
et. al., 2008: 75) bahwa sebagian orang
tidak terlalu memerlukan pendidikan
untuk menjadi seorang pengusaha
dibandingkan dengan populasi umum.
Lebih lanjut menurut Hisrich et. al.,
2008: 75, untuk beberapa kasus,
pendidikan formal tidak terlalu penting
untuk memulai sebuah bisnis baru seperti
yang dicontokan oleh orang orang yang
keluar sekolah seperti Andrew Canergie,
William Durant, Henry Ford, dan
William Lear. Namun terlepas dari tidak
berkorelasinya antatar tingkat pendidikan
dengan jiwa wirausaha dalam penelitian
ini, pada dasarnya pendidikan sangatlah
penting dalam perjalanan
pengusaha.Pendidikan memainkan
peranan penting dalam membantu para
pengusaha dalam mengatasi masalah
masalah yang mereka hadapi.
Analisa data juga menunjukkan
terdapatnya korelasi antara Motivasi
dengan jiwa wirausaha.Korelasi antara
dua variabel tersebut dapat dipahami
karena secara teoritis, motivasi dan jiwa
wirausaha adalah dua hal yang sangat
terkait. Untuk menjadi wirausahan
motivasi adalah sangat penting karena
tanpa adanya motivasi maka apa yang
dijalankan oleh seorang wira usaha
berpotensi untuk tidak mendapatkan apa
yang menjadi tujuan. Hal ini lebih
ditegaskan lagi dengan kenyataan bahwa
kebanyakan mereka yang berhasil dalam
dunia wirausaha adalah memiliki
motivasi yang kuat yang mendorong
tindakan mereka mereka mengetahui
dengan baik yang menjadi motivasinya
Y = 0.2 + 0,498 X1+0,482 X2+0,06 X3
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
95
dan memelihara motivasi tersebut dalam
setiap tindakanya (Rosmiati et. al., 2015)
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Dari hasil penelitian yang dilakukan
tentang hubungan antara motivasi,
lingkungan keluarga, dan pendidikan
dengan jiwa wirausaha dapat
disimpulkan beberapa hal antara lain:
Lingkungan keluarga memiliki
korelasi positif dengan jiwa wirausaha.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai
signifikansi 0,482 dengan interpretasi
vahwa apabila nilai signifikansi < dari
alpa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
motivasi memiliki hubungan dengan
jiwa wirausaha. Implikasi dari temuan ini
adalah bahwa perlu didorong lebih lanjut
pendidikan karakter dalam keluarga yang
akan memperkuat jiwa wirausaha.
Berdasarkan temuan, diperoleh fakta
bahwa tingkat pendidikan tidak
berkorelasi dengan jiwa wirausaha.Fakta
ini berbanding lurus dengan beberapa
temuan dari penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa dalam beberapa kasus
ada beberapa kasus yang menunjukan
tingkat pendidikan tidak penting untuk
memulai usaha baru. Namun demikian
pendidikan juga sangat penting bagi
pengusaha untuk mengatasi
permasalahan permasalahan dalam dunia
bisnis.
Motivasi memiliki korelasi dengan
jiwa wirausaha yang dimiliki oleh
mahasiswa Politeknik LP3I Kampus
Cimone hal ini ditandai dengan nilai
signifikansi 0,498 dengan interpretasi
bahwa apabila nilai signifikansi < dari
alpa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
motivasi memiliki hubungan dengan
jiwa wirausaha.Implikasi dari temuan ini
adalah perlu dikembangkan sebuah
model pendidikan kewirausahaan yang
dapat meningkatkan motivasi untuk
memunculkan wirausaha wirausaha yang
tangguh. Secara teoritis motivasi dapat
ditumbuhkan dengan adanya pendidikan
yaitu pendidikan dan pelatihan
kewirausahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Hidayat. 2007. Metode
Penelitian Kebidanan Dan Tehnik
Analisis Data. Surabaya: Salemba
Alma, Buchari. 2007, Kewirausahaan
untuk mahasiswa dan
umum.Bandung : Alfabeta
Hisrich, Robert D, Michael P. Peters,
Dean A Shepherd. 2008.
Kewirausahaan. Jakarta:
Salemba Empat.
Prabowo, Rokh Eddy Kis
Indriyaningrum. 2015.
Membangun Jiwa Wirausaha
Sebagai Upaya Meningkatkan
Daya Saing Universitas Stikubank
Semarang
Puspitaningsih, Flora. 2016.Pengaruh
Pendidikan Kewirausahaan Dan
Lingkungan Keluarga Terhadap
Minat Wirausaha Dengan Self
Efficacy Sebagai Variabel
Intervening Pada Mahasiswa
STKIP PGRI TrenggalekSTKIP
PGRI Trenggalek
Rosmiati, Donny Teguh Santosa Junias,
Munawar. 2015. Sikap, Motivasi,
Dan Minat Berwirausaha
Mahasiswa. JMK, VOL. 17, NO.
1, MARET 2015, 21–30 DOI:
10.9744/jmk.17.1.21–30 ISSN
1411-1438 print / ISSN 2338-
8234
Suryana, Kewirausahaan ; Kiat dan
Proses Menuju Sukses. 2011,
Jakarta :Penerbit Salemba Empat.
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018
96
Siswoyo, B.B. 2006.Strategi
Pengembangan Usaha Kecil.
Seminar Ekonomi Indonesia 2006
Di Blitar 8 Maret 2006.
Suhadi Agus,.W, Eko Suhartanto, Hary
Tjan Silalahi, M Setiawan Kus
mulyono. 2011. Prasetya Mulya
EDC on Entrepeunership
Education: Strategi
Komprehensip Membentuk
Wirausaha Terdidik. Jakarta:
Prasetya Mulya and EDC
Publishing
Waworuntu, Bob. 2016. Perilaku
Organisasi; Beberapa Model dan
Sub Model Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia
Yanti, Putu Eka Desy, I Made Nuridja, I
Ketut Dunia. 2014. Pengaruh
Lingkungan Keluarga terhadap
Berwirausaha Siswa Kelas XI
SMK Negeri 1 Vol: 4 N0: 1
Tahun: 2014 Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja
Indonesia.
Zaharuddin, Harmaizar 2009.
Menangkap Peluang Usaha.
Jakarta: Dian Anugrah Perkasa
top related