hjks ke-724, dari masyarakat untuk warga surabaya · kan penghasilan tamba ... dari kelurahan...
Post on 22-Mar-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
layouter: edo
RADAR SURABAYA l RABU, 31 MEI 2017 HALAMAN 23
KEBERADAAN Usaha Kecil Menengah (UKM) terbukti mampu memberdayakan ekonomi masyarakat kecil. Seperti UKM Telur Asin di RT 5 RW 02, Kelurahan Gununganyar Surabaya yang baru dimulai Januari 2017 terus mampu mengembangkan sayap hingga Timur Tengah.
Marketing Pemasaran UKM Ceria Telur Asin Gununganyar Kemas Abdul Chalim menjelaskan, awalnya bisnis yang dimulai dari pelatihan ketrampilan kepada ibu ketua dan wakil RT itu hanya menjual telur di wilayah sekitar Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto dengan sistem door to door. “Kami door to door dari instansi ke instansi sampai dari restoran ke restoran. Dari yang awalnya hanya bisa produksi 500 telur, kini 700 telur setiap minggu,” kata Kemas.
Menurut dia, sudah beberapa kali UKM tersebut mampu menerima pesanan hingga 1500 biji seminggu dengan harga 3300 per biji. Di tahun 2017 ini, Kemas memastikan jumlah produksi bisa meningkat hingga 10 persen karena sudah mendapatkan tawaran untuk ekspansi ke Jakarta dan bahkan Timur Tengah, Saudi Arabia.
“Sudah ada pengusaha dan teman di Arab Saudi yang akan mengambil telur asinkami,” kata Kemas.
Dengan mulainya ekspansi ke Jakarta dan luar negeri, omzet pun diharapkan bisa naik dua kali lipat.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai ketua RT 5 RW II Kelurahan Gunung Anyar Surabaya itu, warga kelurahan Gunung Anyar sempat tidak percaya bisnis yang mulanya hanya dari pelatihan dari kelurahan akhirnya berbuah manis. “Cukup susah juga meyakinkan warga. Dari yang aktif di UKM 25 ibu ibu, sekarang hanya 17 ibu ibu. Tapi alhamdulillah maksimal,” jelasnya. Dengan adanya permintaan yang semakin meningkat, UKM pun terus menggandeng ibu ibu sekitar untuk ikut aktif mengembangkan usaha. “Kami yakinkan jika UKM ini menguntungkan karena mereka yang sebagian ibu rumah tangga dapat penghasilan tambahan untuk membantu
keluarga,” jelasnya.Selain itu, Kemas juga akan memperbarui
izin usaha di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dis perindag) Surabaya serta BPOM Jatim untuk sertifikasi kese hatan. Untuk men da patkan cita rasa telur yang baik, Kemas me nya takan jika telur bebek
sawah lebih baik da ri telur bebek pakan atau kandangan. “Kami sudah mendapatkan pasokan dari peternak bebek di ka wa san Rungkut dan kua litasnya sudah dipercaya se hing ga cita ra sa telur tetap nikmat,” pungkasnya. (han/hen)
Ekspansi ke Timur TengahKampung Telur Asin Gunung Anyar Tengah, Kec. Gunung Anyar
Bermodal Awal Rp 500 Ribu, Dikerjakan Ibu-Ibu PKK
SURABAYA–Berawal dari keinginan para ibu rumah tangga men da patkan penghasilan tam bahan memang harus me miliki keahlian dan kemauan. Seperti yang dilakukan Ibuibu Gunung Anyar Tengah Gang 1 RT 5 RW 2 Kecamatan Gunung Anyar Surabaya. Mereka disibukkan membuat telur asin sematamata untuk mengangkat perekon o mian keluarga.
Ketika memasuki Kampung Telur Asin, terlihat sepi di ujung gangnya kemarin. Rupanya, ibuibu yang mengenakan daster tengah asyik beraktivitas di salah satu r u m a h y a n g dijadikan t e m p a t pro duk si t e l u r asin. Ada seba nyak 15 ibu tengah si buk de ngan tu gas ma singma sing. Ada yang men cuci te lur, me numbuk batu bata, me nyiapkan tempat s t y r o f o a m u n t u k pengasinan, perebusan, dan proses packagingnya.
Pengambilan nama Telur Asin Ceria ini di maksudkan agar para pembuat selalu ceria dalam se ti ap proses produksi. Sebab, awalawal dulu telur sempat rusak lan taran ter ba wa masalah internal ke luarga. Oleh karena nya dengan pembawaan dan bersikap ceria itulah telur asin kini mulai diburu konsumen, bahkan mulai ancang
ancang di
CUCITELUR: Ibu-ibu di kampung telur asin
Kelurahan Gunung Anyar mem bersihkan telur usai proses
pengasinan.
distribusikan ke Arab Saudi.Meski ma
s i h
d a l a m hi tungan bu
lan, produksi telur asin sudah banjir pe sanan. Bermodal uang Rp 500 ribu yang diambil dari kas PKK dan mendapatkan pelatihan dari Kelurahan Gunung Anyar, ratarata per ming
gunya mem pro duksi 500600 butir telur.
Pembina UKM Telur Asin Ceria Indah Masruroh menjelaskan, membuat telur asin memang harus ceria. Kalau ada ma sa lah da lam keluarga bisa ber imbas dalam pemb
u atan telur. “Dulu awal nya sam pai ada
salah satu ibu yang memegang telur sam pai pecah saat produksi,” jelasnya.
Indah yang juga Ketua PKK RT5 RW2 ini men jelaskan, untuk membuat telur asin yang berasal dari pe ternak di Surabaya ini,
awalnya dicuci dan diamplas sampai bersih.
Setelah itu dibuat adonan untuk di
asinkan dari batu bata hasil t u m b u k a n halus seberat 3 kg dan d i k a s i h garam seper e m p a t untuk 200
bu tir telur. Lalu di simpan
di styrofoam selama 12 hari. “Jadi kualitas telur asin ini kuningnya sudah ber minyak atau masir, itu yang dicari para konsumen,” ujar ibu berkeru dung ini.
Pemilihan produksi telur asin ini dinilai lebih mengun tu ng kan dan pros pek ke depan lebih bagus. Sebab, me nurut In dah, ber bagai upa ya yang dil a ku kan ibuibu untuk me nambah penghasilan sudah pernah di coba. Se per ti daur ulang lim bah namun di ra sa kurang.
“Pemilihan ini ka rena bernilai eko nomis yang bisa ber buah manis buat ibuibu. Sebe lumnya, me mang ada pe la tihan
mem buat kera ji nan da ri limbah. Na mun, un tuk te lur asin kami ni lai memi liki
p e l u a n g b i s n i s y a n g c u k u p besar,” j e l a s n y a .
( h a n /hen)
RANGKAIAN acara pe ringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) telah digelar dan puncaknya bakal ditutup dengan gelaran. Hal itu membuat suasana Surabaya meriah se panjang bulan ini. Sebab, beragam acara tersebut mampu menyedot animo warga Kota Pahlawan.
Acara diawali dengan Su rabaya Shopping Festival (SSF). Acara ini dibuka langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Ris maharini pada 1 Mei lalu di Grand City Mall. SSF berlangsung hingga tanggal 31 Mei 2017.
Dalam even itu, hampir semua pusat perbelanjaan di Su rabaya yang jumlahnya mencapai lebih dari 30 mall menggelar program diskon beragam produk dengan harga miring. Even ini memang digelar untuk meneguhkan status Surabaya sebagai kota belanja.
“Aku memang ingin warga Su rabaya bisa menikmati belanja murah di kotanya sendiri,” jelas Risma. Namun nyatanya, tak hanya warga Surabaya, SSF juga mampu menarik minat belanja warga dari luar Surabaya untuk berbondongbondong datang ke Surabaya untuk berbelanja. Sehingga, di harapkan mampu mening kat kan pendapatan asli daerah (PAD).
Setelah SSF usai, warga Surabaya kembali disambangi aca ra spesial. Kali ini untuk memanjakan pecinta fashion di
Su rabaya lewat gelaran Surabaya Fashion Parade (SFP). Acara itu digelar di Tunjungan Plaza pada tanggal 37 Mei. Dalam acara tersebut, ratusan koleksi busana kekinian ditampilkan.
Di akhir pekan, even akbar kembali datang. Minggu (7/5), Pa rade Budaya dan Bunga membuat kota Surabaya meriah dengan pawai bunga. Acara yang dinamakan Parade Budaya dan Bunga itu diawali dari
Tugu Pahlawan dan finish di Taman Bungkul. Yang menarik, acara tersebut dihadiri langsung oleh Menteri ESDM Ignasius Jo nan yang sangat dekat dengan Kota Pahlawan.
Dalam momen itu, Risma sem pat memberi wejangan agar warga Surabaya bisa menjaga kerukunan di balik segala perbedaan. “Di ulang tahun yang ke724 ini, ayo kita terus bergandengan tangan. Tidak boleh ada perpecahan. Tidak
boleh ada yang bertengkar. Kita ini cucu para pahlawan. Karena itu, mari menjaga persatuan dan songsong masa depan,” ucapnya sebelum melepas Parade Bunga.
Momen Parade Budaya dan Bunga memang berlangsung wah. Hal itu pula yang membuat Ignasius Jonan sempat ke heranan. Karena itu, dia berharap agar Parade Budaya dan Bunga bisa dikenal di seluruh dunia.
“Saya sampaikan selamat
untuk Surabaya. Semoga Su rabaya tetap bersih, aman dan rukun. Mudahmudahan Parade Bu daya dan Bunga ini jadi berkelas dunia karena wali kotanya juga sudah kelas dunia,” katanya.
Sepekan berselang, Surabaya kembali heboh. Kali ini dengan Festivak Rujak Uleg yang merupakan even kerja sama Pemkot Surabaya dan harian Radar Surabaya. Acara berlangsung meriah dengan total 25 ribu warga yang tumplek blek membanjir di sepanjang Jalan Kembang Jepun sebagai tempat perhelatan, sekaligus menjadi lokasi kantor Radar Surabaya.
Pada momen itu, Risma ikut mengu leg rujak cingur sebagai ma kanan khas Surabaya ber sama para tamu dan para sponsor yang hadir memeriahkan acara. Mengenakan celemek, ia tampak antusias meski tangannya harus meng geng gam ulegan. Kemudian, ia memulai untuk menguleg di sebuah cobek raksasa berdiameter satu meter.
Risma mengaku, Festival Rujak Uleg memiliki banyak mak na. Menurutnya, rujak uleg ada lah lambang nyata dari Bhine ka Tunggal Ika. “Rujak uleg kan terdiri dari beragam bumbu. Bumbu yang beda itu disatukan hingga menciptakan rasa yang nikmat. Artinya, segala perbedaan jika disatukan akan jadi indah,” ujarnya.
Even tersebut juga melambangkan semangat persatuan di tengah segala perbedaan. Hal itu terlihat dari asal para peserta. Mereka berasal dari ber bagai daerah di Indonesia. Bahkan, dari mancangara. “Pe sertanya kan berasal dari ma namana. Ada dari luar negeri juga. Tapi kita disini semua satu. Tak ada perbedaan,” jelasnya.
Risma berharap ke depan festival Rujak Uleg bisa terus berinovasi. Sehingga mampu menjadi even yang dikenal di ma ta dunia. Dengan begitu mam pu mendatangkan wisatawan mancanegara. “Ini se be
narnya sudah kelas dunia. Tapi kita akan berupaya agar lebih baik lagi ke depan,” tutupnya.
Hari jadi Surabaya juga dim e riahkan dengan festival Pasar Ma lam Tjap Toendjoengan. Even ini diadakan di East Coast, Pakuwon City dengan menyuguhkan berbagai makanan khas Su roboyoan. Uniknya, makanan d i sa j ikan dalam nuansa pedesaan di gubuggubug dengan kemasan lawas.
Kepala Dinas Pariwisata dan Keb u d a y a a n ( D i s b u d p a r ) S u r a b a y a , W i d o d o Suryantoro men u t u r k a n , konsep kuno i tu dip i l ih untuk merasakan lagi n u a n s a masa lam pau di Surabaya. D i m a n a b e r a g a m j a j a n a n tradisional m a s i h mudah did a p a t k a n . “Kita me mang dekor dengan suasana seperti pasar malem, tapi kon sepnya te tap klasik. Seperti tem pat penjual yang terbuat dari gubug dan seba ga inya ,” jelasnya.
Widodo berharap beragam hi buran dan penampilan yang disu guh kan membuat warga Surabaya terhibur. Pasal nya, acara itu memang dise leng garakan untuk memanjakan warga kota.
“Kita memang menghibur masyarakat. Sebab, acara ini berasal dari ma syarakat, dan kembali lagi untuk warga Surabaya,” pung kas Widodo. (gus/jay)
Surabaya Meriah Sepanjang Mei 2017
HJKS Ke-724, dari Masyarakat untuk Warga Surabaya
ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA
KULINER KHAS: Wali Kota Tri Rismaharini bersama salah satu dari 1.500 peserta Festival Rujak Uleg 2017 yang digelar di Jalan Kembang Jepun.
ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA
MERIAH: Warga dan para turis ikut memeriahkan momen Parada Bunga dan Budaya yang melintasi rute jalan-jalan utama di Surabaya.
ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA
KREATIF: Geekfest yang digelar di gedung eks Siola kian meneguhkan potensi Surabaya sebagai kota yang menjunjung tinggi kretivitas anak muda.
KOTA MODE:
Sura ba ya Fa shion Pa rade
yang digelar di Con ven-
tion Hall Tun ju ngan Pla za dan diikuti 100
desainer lokal
maupun ibu kota.
top related