hipotesis nur'aeni
Post on 03-Jul-2015
95 Views
Preview:
TRANSCRIPT
3. Hipotesis
Untuk dapat memecahkan suatu masalah dalam mengadakan
penelitian ilmiah secara objektif, maka terlebih dahulu perlu diterapkan
mengenai hipotesis. Hipotesis adalah dugaan sementara yang masih harus
dibuktikan kebenarannya. Hipotesis juga merupakan jawaban terhadap
masalah penelitian yang secara tertulis dianggap paling memungkinkan dan
paling tinggi kebenarannya. Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA (1992)
mengemukakan bahwa, “Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau
mungkin juga salah (palsu). Dia akan diterima jika fakta-fakta
membenarkannya”. Selanjutnya beliau melanjutkan pula bahwa, “Hipotesis
dapat juga dipandang sebagai konkulasi dan suatu konkulasi yang sifatnya
sangat sementara”. Sedangkan menurut Dr. Winarno Surahmad (1981) bahwa,
“Hipotesis dibutuhkan sebagai penyelesaian problematik yang dicarikan
pemecahannya”.
Dari beberapa pernyataan di atas, maka penulis dapat menarik suatu
kesimpulan bahwa, “Hipotesis adalah suatu pernyataan dengan harapan
adanya hubungan tertentu antara dua variabel atau lebih”. Hipotesis
mempunyai sifat sementara, yang berarti bahwa setiap hipotesis yang telah
dirumuskan, dapat saja berubah apabila penelitian yang telah dilaksanakan
menghendaki perubahan, akan tetapi hipotesis yang bersumber dari suatu teori
itu pada umumnya tidak akan berubah lagi.
16
Hipotesis yang kuat ini tidak akan berubah lagi dan seharusnya
dirumuskan oleh seorang peneliti agar supaya penelitiannya benar-benar
menghasilkan penelitian yang baik.
Sehubungan dengan pengertian di atas, maka hipotesis penulis ini ada
hubungan yang sangat signifikan antara peningkatan hasil belajar melalui
metode Quantum Teaching dalam Bidang Studi IPA Siswa Kelas V SD
Firdaus Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros.
G. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Sebagai objek atau lokasi penelitian dalam penyusunan proposal ini
adalah SD Firdaus Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros, dengan
pertimbangan, bahwa di sekolah tersebut berdasarkan pengamatan sementara
serta berbagai informasi yang penulis dapatkan di sekolah tersebut bahwa
banyak guru yang memberikan Metode Quantum Teaching dalam setiap kali
menyajikan materi kepada siswanya. Dalam arti kata bahwa, setiap akhir
pertemuan siswa diberi tugas untuk diselesaikan. Oleh karena sekolah tersebut
masih tergolong sekolah baru yang merupakan rintisan oleh salah satu
yayasan Islam yang ada di Kabupaten Maros, maka penulis senantiasa
berusaha dan berharap untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam
rangka pengembangan sekolah tersebut.
17
2. Variabel dan Desain Penelitian
a. Variabel Penelitian
Sesuai dengan hakikat penelitian sebagai unsur yang perlu diteliti,
variabel yang digunakan adalah :
- Variabel Bebas : Metode Quantum Teaching
- Variabel Terikat : Prestasi Belajar
b. Desain Penelitian
Rencana penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua
siklus yaitu :
1) Siklus pertama berlangsung selama 4 kali pertemuan, 3 kali pertemuan
digunakan sebagai proses pembelajaran, dan 1 kali pertemuan sebagai
akhir siklus pertama.
2) Siklus kedua berlangsung 4 kali pertemuan, 3 kali pertemuan proses
pembelajaran, dan 1 kali pertemuan sebagai tes akhir siklus kedua.
Sesuai dengan penelitian kelas siklus kedua merupakan perbaikan dari
siklus pertama, selanjutnya secara terperinci penelitian kelas ini dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Siklus I (Satu)
Siklus 1 direncanakan berlangsung selama 4 kali pertemuan dalam
4 tahap sesuai dengan kriteria penelitian tindakan kelas (classroom action
research), yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
18
a) Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tiap tahap perencanaan ini
adalah sebagai berikut :
(1) Telaah kurikulum
(2) Membuat skenario pengajaran dengan menggunakan peta konsep
(3) Membuat lembar observasi untuk mengamati dan mengidentifikasi
segala yang terjadi selama proses belajar mengajar antara lain
daftar observasi dan keaktifan atau kesungguhan siswa di dalam
proses belajar mengajar.
(4) Guru mempersiapkan soal-soal
(5) Membuat alat evaluasi untuk kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal berdasarkan teori yang diberikan.
b) Tahap Tindakan
Kegiatan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan dan berisi tindakan yang diterapkan.
c) Tahap Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap tindakan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
d) Tahap Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis
pada tahap ini, demikian pula dengan hasil evaluasinya. Dari hasil
19
yang didapatkan peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat data
hasil apakah kegiatan yang akan dilakukan telah dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Siklus II (dua)
Siklus II merupakan perbaikan dari siklus pertama yang
dilaksanakan 4 kali pertemuan yang tahapannya sama dengan siklus I
yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, observasi dan refleksi.
3. Defenisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas hasil penelitian ini, maka perlu dilakukan defenisi
operasional variabel yang berkaitan dengan judul penelitian.
4. Populasi dan Sampel
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
V SD Firdaus Kecamatan Bantimurung Kab. Maros. Ditetapkannya kelas V
sebagai objek penelitian karena penulis melihat bahwa di kelas V adalah
paling banyak diterapkan metode Quantum Teaching pada bidang studi IPA
dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penyusunan skripsi ini, penulis
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematis
yang dilakukan oleh penelitian terhadap gejala-gejala yang diteliti. Metode
20
observasi juga termasuk salah satu diantara metode yang penulis
pergunakan untuk melihat secara langsung apa yang diteliti. Ngalin
Purwanto, (2008:149).
b. Interview dan Wawancara
Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
data dari siswa melalui tanya jawab secara lisan. Wawancara ini
dimaksudkan untuk memperoleh data dari tangan pertama, pelengkap
tehnik pengumpulan data dan sekaligus untuk menguji hasil pengumpulan
data lainnya.
c. Tes
Metode tes ialah jenis metode yang digunakan sebagai alat
pengumpulan data yang bersifat documenter. Ngalin Purwanto, (2008:33).
Di dalam penelitian ini metode Quantum Teaching dipergunakan untuk
mengetahui prestasi belajar siswa. Metode ini dipergunakan dalam rangka
pencatatan nilai-nilai hasil belajar dari buku kumpulan nilai-nilai pada
guru bidang studi IPA yang mengajar di kelas V SD Firdaus Kecamatan
Bantimurung Kabupaten Maros.
d. Angket
Angket merupakan cara yang dapat juga dipandang sebagai
individu tertulis dengan beberapa perbedaan. Angket disebut juga
questioner (questionnaire), sampel dihubungkan dengan daftar pertanyaan
tertulis.
21
Angket biasanya pula disebut kuesioner yaitu merupakan suatu daftar
yang berisi pertanyaan yang harus dijawab dan dikerjakan oleh orang yang
menjadi sasaran.
Dalam angket ini penulis memberikan sebanyak 10 nomor untuk
dijawab, masing-masing pertanyaan diberi alternatif jawaban sebanyak 3
pilihan. Selanjutnya setiap alternatif diberikan skor sebagai berikut :
Jawaban A skor = 3
Jawaban B skor = 2
Jawaban C skor = 1
Adapun prosedur pemberian angket tersebut adalah :
1) Peneliti langsung mendatangi sekolah, kemudian menjelaskan maksud
dan tujuan angket diedarkan.
2) Siswa yang menjadi sampel diberikan angket dan dipersilahkan untuk
mengerjakannya.
3) Setelah selesai dikerjakan, angket tersebut diberikan kembali kepada
peneliti.
Adapun tujuan penulisan mengedarkan angket ini adalah untuk
mengetahui pengaruh metode Quantum Teaching yang diberikan oleh
guru serta ingin mengetahui hasil belajar siswa dengan digunakannya
metode Quantum Teaching untuk meningkatkan aktivitas hasil belajar
dalam bidang studi IPA.
22
6. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan
metode deskriptif yaitu menggambarkan prestasi belajar IPA melalui metode
Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Data yang
terkumpul terlebih dahulu ditabulasi kemudian dibuatkan tabel-tabel dan
analisis secara deskriptif dan persentase.
Penentuan nilai hasil perolehan siswa dilakukan dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
Y = Nilai
sp = Skor perolehan
sm = Skor maksimal
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis ragam persentase. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui
persentase siswa yang memperoleh nilai 6,5 ke atas dengan memakai rumus :
Keterangan :
P = Persentase
sp = Siswa yang berhasil memperoleh nilai 6,5 ke atas
js = Jumlah sampel
pt = Persentase tertinggi
23
7. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam proposal penelitian ini yang
berpedoman pada penulisan skripsi Perguruan Tinggi YAPIM adalah sebagai
berikut :
A. Identitas Mahasiswa
Nama :
NIM :
Jurusan :
Program Studi :
Alamat :
B. Judul Skripsi
C. Latar Belakang
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
F. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pikir
1. Tinjauan Pustaka
2. Kerangka Pikir
3. Hipotesis Penelitian (jika ada)
G. Metode Penelitian
1. Lokasi penelitian
24
2. Variabel dan Desain Penelitian
3. Definisi Operasional Variabel
4. Populasi dan Sampel (jika ada)
5. Teknik Pengumpulan Data
6. Teknik Analisis Data
7. Sistematika Penulisan
Daftar Pustaka
Lampiran
- Alokasi Waktu (Jadwal) Penelitian
- Rencana Biaya Penelitian
25
DAFTAR PUSTAKA
Anita, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta ……, 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Conny, Setiawan. 2008. Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta : Indeks.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan, dan Kebudayaan. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta.
Djamrah, Bahri, Saiful & Sains, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Dimyanti, & Marjono. 2002. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Asdi Maha Satya
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.
Sadiman, Arif. S. dkk. 2008. Mengajar dan Belajar. Ujung Pandang : Universitas Negeri Makassar.
Sujana, Nana. 2008. Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Syahruddin. 2008. Metodologi Penelitian. Makassar : CV. Permata Ilmu
Ruslan, Rahadi. 2004. Metode Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo.
Umar, Alimin. & Kaco, Nurbaya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Makassar : Universitas Negeri Makassar.
26
3. Hipotesis
Untuk dapat memecahkan suatu masalah dalam mengadakan
penelitian ilmiah secara objektif, maka terlebih dahulu perlu diterapkan
mengenai hipotesis. Hipotesis adalah dugaan sementara yang masih harus
dibuktikan kebenarannya. Hipotesis juga merupakan jawaban terhadap
masalah penelitian yang secara tertulis dianggap paling memungkinkan dan
paling tinggi kebenarannya. Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA (1992)
mengemukakan bahwa, “Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau
mungkin juga salah (palsu). Dia akan diterima jika fakta-fakta
membenarkannya”. Selanjutnya beliau melanjutkan pula bahwa, “Hipotesis
dapat juga dipandang sebagai konkulasi dan suatu konkulasi yang sifatnya
sangat sementara”. Sedangkan menurut Dr. Winarno Surahmad (1981) bahwa,
“Hipotesis dibutuhkan sebagai penyelesaian problematik yang dicarikan
pemecahannya”.
Dari beberapa pernyataan di atas, maka penulis dapat menarik suatu
kesimpulan bahwa, “Hipotesis adalah suatu pernyataan dengan harapan
adanya hubungan tertentu antara dua variabel atau lebih”. Hipotesis
mempunyai sifat sementara, yang berarti bahwa setiap hipotesis yang telah
dirumuskan, dapat saja berubah apabila penelitian yang telah dilaksanakan
menghendaki perubahan, akan tetapi hipotesis yang bersumber dari suatu teori
itu pada umumnya tidak akan berubah lagi.
16
Hipotesis yang kuat ini tidak akan berubah lagi dan seharusnya
dirumuskan oleh seorang peneliti agar supaya penelitiannya benar-benar
menghasilkan penelitian yang baik.
Sehubungan dengan pengertian di atas, maka hipotesis penulis ini ada
hubungan yang sangat signifikan antara peningkatan hasil belajar melalui
metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas X MA
Belang-Belang.
G. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Sebagai objek atau lokasi penelitian dalam penyusunan proposal ini
adalah siswa Kelas X MA Belang-Belang, dengan pertimbangan, bahwa di
sekolah tersebut berdasarkan pengamatan sementara serta berbagai informasi
yang penulis dapatkan di sekolah tersebut bahwa banyak guru yang
memberikan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam setiap kali
menyajikan materi kepada siswanya. Dalam arti kata bahwa, setiap akhir
pertemuan siswa diberi tugas untuk diselesaikan. Oleh karena sekolah tersebut
masih tergolong sekolah baru yang merupakan rintisan oleh salah satu
yayasan Islam yang ada di Kabupaten Maros, maka penulis senantiasa
berusaha dan berharap untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam
rangka pengembangan sekolah tersebut.
17
2. Variabel dan Desain Penelitian
a. Variabel Penelitian
Sesuai dengan hakikat penelitian sebagai unsur yang perlu diteliti,
variabel yang digunakan adalah :
- Variabel Bebas : Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
- Variabel Terikat : Prestasi Belajar
b. Desain Penelitian
Rencana penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua
siklus yaitu :
1) Siklus pertama berlangsung selama 4 kali pertemuan, 3 kali pertemuan
digunakan sebagai proses pembelajaran, dan 1 kali pertemuan sebagai
akhir siklus pertama.
2) Siklus kedua berlangsung 4 kali pertemuan, 3 kali pertemuan proses
pembelajaran, dan 1 kali pertemuan sebagai tes akhir siklus kedua.
Sesuai dengan penelitian kelas siklus kedua merupakan perbaikan dari
siklus pertama, selanjutnya secara terperinci penelitian kelas ini dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Siklus I (Satu)
Siklus 1 direncanakan berlangsung selama 4 kali pertemuan dalam
4 tahap sesuai dengan kriteria penelitian tindakan kelas (classroom action
research), yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
18
a) Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tiap tahap perencanaan ini
adalah sebagai berikut :
(1) Telaah kurikulum
(2) Membuat skenario pengajaran dengan menggunakan peta konsep
(3) Membuat lembar observasi untuk mengamati dan mengidentifikasi
segala yang terjadi selama proses belajar mengajar antara lain
daftar observasi dan keaktifan atau kesungguhan siswa di dalam
proses belajar mengajar.
(4) Guru mempersiapkan soal-soal
(5) Membuat alat evaluasi untuk kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal berdasarkan teori yang diberikan.
b) Tahap Tindakan
Kegiatan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan dan berisi tindakan yang diterapkan.
c) Tahap Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap tindakan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
d) Tahap Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis
pada tahap ini, demikian pula dengan hasil evaluasinya. Dari hasil
19
yang didapatkan peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat data
hasil apakah kegiatan yang akan dilakukan telah dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Siklus II (dua)
Siklus II merupakan perbaikan dari siklus pertama yang
dilaksanakan 4 kali pertemuan yang tahapannya sama dengan siklus I
yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, observasi dan refleksi.
3. Defenisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas hasil penelitian ini, maka perlu dilakukan defenisi
operasional variabel yang berkaitan dengan judul penelitian.
4. Populasi dan Sampel
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
X MA Belang-Belang Kabupaten Maros. Ditetapkannya kelas X sebagai
objek penelitian karena penulis melihat bahwa di kelas X adalah paling
banyak diterapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siswa
Kelas X MA Belang-Belang dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penyusunan skripsi ini, penulis
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematis
yang dilakukan oleh penelitian terhadap gejala-gejala yang diteliti. Metode
20
observasi juga termasuk salah satu diantara metode yang penulis
pergunakan untuk melihat secara langsung apa yang diteliti. Ngalin
Purwanto, (2008:149).
b. Interview dan Wawancara
Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
data dari siswa melalui tanya jawab secara lisan. Wawancara ini
dimaksudkan untuk memperoleh data dari tangan pertama, pelengkap
tehnik pengumpulan data dan sekaligus untuk menguji hasil pengumpulan
data lainnya.
c. Tes
Metode tes ialah jenis metode yang digunakan sebagai alat
pengumpulan data yang bersifat documenter. Ngalin Purwanto, (2008:33).
Di dalam penelitian ini metode Quantum Teaching dipergunakan untuk
mengetahui prestasi belajar siswa. Metode ini dipergunakan dalam rangka
pencatatan nilai-nilai hasil belajar dari buku kumpulan nilai-nilai pada
guru bidang studi IPA yang mengajar di kelas X MA Belang-Belang
Kabupaten Maros.
d. Angket
Angket merupakan cara yang dapat juga dipandang sebagai
individu tertulis dengan beberapa perbedaan. Angket disebut juga
questioner (questionnaire), sampel dihubungkan dengan daftar pertanyaan
tertulis.
21
Angket biasanya pula disebut kuesioner yaitu merupakan suatu daftar
yang berisi pertanyaan yang harus dijawab dan dikerjakan oleh orang yang
menjadi sasaran.
Dalam angket ini penulis memberikan sebanyak 10 nomor untuk
dijawab, masing-masing pertanyaan diberi alternatif jawaban sebanyak 3
pilihan. Selanjutnya setiap alternatif diberikan skor sebagai berikut :
Jawaban A skor = 3
Jawaban B skor = 2
Jawaban C skor = 1
Adapun prosedur pemberian angket tersebut adalah :
1) Peneliti langsung mendatangi sekolah, kemudian menjelaskan maksud
dan tujuan angket diedarkan.
2) Siswa yang menjadi sampel diberikan angket dan dipersilahkan untuk
mengerjakannya.
3) Setelah selesai dikerjakan, angket tersebut diberikan kembali kepada
peneliti.
Adapun tujuan penulisan mengedarkan angket ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada
Siswa Kelas X MA Belang-Belang yang diberikan oleh guru serta ingin
mengetahui hasil belajar siswa dengan digunakannya metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas hasil
belajar dalam bidang studi IPA.
22
6. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan
metode deskriptif yaitu menggambarkan prestasi belajar IPA melalui Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas X MA Belang-Belang
untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Data yang terkumpul terlebih dahulu
ditabulasi kemudian dibuatkan tabel-tabel dan analisis secara deskriptif dan
persentase.
Penentuan nilai hasil perolehan siswa dilakukan dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
Y = Nilai
sp = Skor perolehan
sm = Skor maksimal
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis ragam persentase. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui
persentase siswa yang memperoleh nilai 6,5 ke atas dengan memakai rumus :
Keterangan :
P = Persentase
sp = Siswa yang berhasil memperoleh nilai 6,5 ke atas
js = Jumlah sampel
23
pt = Persentase tertinggi
7. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam proposal penelitian ini yang
berpedoman pada penulisan skripsi Perguruan Tinggi YAPIM adalah sebagai
berikut :
A. Identitas Mahasiswa
Nama :
NIM :
Jurusan :
Program Studi :
Alamat :
B. Judul Skripsi
C. Latar Belakang
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
F. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pikir
1. Tinjauan Pustaka
2. Kerangka Pikir
24
3. Hipotesis Penelitian (jika ada)
G. Metode Penelitian
1. Lokasi penelitian
2. Variabel dan Desain Penelitian
3. Definisi Operasional Variabel
4. Populasi dan Sampel (jika ada)
5. Teknik Pengumpulan Data
6. Teknik Analisis Data
7. Sistematika Penulisan
Daftar Pustaka
Lampiran
1. Alokasi Waktu (Jadwal) Penelitian
2. Rencana Biaya Penelitian
25
DAFTAR PUSTAKA
Anita, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta ……, 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Conny, Setiawan. 2008. Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta : Indeks.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan, dan Kebudayaan. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta.
Djamrah, Bahri, Saiful & Sains, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Dimyanti, & Marjono. 2002. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Asdi Maha Satya
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.
Sadiman, Arif. S. dkk. 2008. Mengajar dan Belajar. Ujung Pandang : Universitas Negeri Makassar.
Sujana, Nana. 2008. Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Syahruddin. 2008. Metodologi Penelitian. Makassar : CV. Permata Ilmu
Ruslan, Rahadi. 2004. Metode Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo.
Umar, Alimin. & Kaco, Nurbaya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Makassar : Universitas Negeri Makassar.
26
3. Hipotesis
Untuk dapat memecahkan suatu masalah dalam mengadakan
penelitian ilmiah secara objektif, maka terlebih dahulu perlu diterapkan
mengenai hipotesis. Hipotesis adalah dugaan sementara yang masih harus
dibuktikan kebenarannya. Hipotesis juga merupakan jawaban terhadap
masalah penelitian yang secara tertulis dianggap paling memungkinkan dan
paling tinggi kebenarannya. Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA (1992)
mengemukakan bahwa, “Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau
mungkin juga salah (palsu). Dia akan diterima jika fakta-fakta
membenarkannya”. Selanjutnya beliau melanjutkan pula bahwa, “Hipotesis
dapat juga dipandang sebagai konkulasi dan suatu konkulasi yang sifatnya
sangat sementara”. Sedangkan menurut Dr. Winarno Surahmad (1981) bahwa,
“Hipotesis dibutuhkan sebagai penyelesaian problematik yang dicarikan
pemecahannya”.
Dari beberapa pernyataan di atas, maka penulis dapat menarik suatu
kesimpulan bahwa, “Hipotesis adalah suatu pernyataan dengan harapan
adanya hubungan tertentu antara dua variabel atau lebih”. Hipotesis
mempunyai sifat sementara, yang berarti bahwa setiap hipotesis yang telah
dirumuskan, dapat saja berubah apabila penelitian yang telah dilaksanakan
menghendaki perubahan, akan tetapi hipotesis yang bersumber dari suatu teori
itu pada umumnya tidak akan berubah lagi.
16
Hipotesis yang kuat ini tidak akan berubah lagi dan seharusnya
dirumuskan oleh seorang peneliti agar supaya penelitiannya benar-benar
menghasilkan penelitian yang baik.
Sehubungan dengan pengertian di atas, maka hipotesis penulis ini ada
hubungan yang sangat signifikan antara Peningkatan Hasil Belajar Melalui
Metode resitasi (pemberian tugas) dalam bidang studi IPA Siswa Kelas V SD
Firdaus Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros.
G. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Sebagai objek atau lokasi penelitian dalam penyusunan proposal ini
adalah SD Firdaus Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros, dengan
pertimbangan, bahwa di sekolah tersebut berdasarkan pengamatan sementara
serta berbagai informasi yang penulis dapatkan di sekolah tersebut bahwa
banyak guru yang memberikan Metode Pembelajaran Cooperative Script
dalam setiap kali menyajikan materi kepada siswanya. Dalam arti kata bahwa,
setiap akhir pertemuan siswa diberi tugas untuk diselesaikan. Oleh karena
sekolah tersebut masih tergolong sekolah baru yang merupakan rintisan oleh
salah satu yayasan Islam yang ada di Kabupaten Maros, maka penulis
senantiasa berusaha dan berharap untuk dapat memberikan kontribusi
pemikiran dalam rangka pengembangan sekolah tersebut.
17
2. Variabel dan Desain Penelitian
a. Variabel Penelitian
Sesuai dengan hakikat penelitian sebagai unsur yang perlu diteliti,
variabel yang digunakan adalah :
- Variabel Bebas : Metode Pemberian Tugas
- Variabel Terikat : Prestasi Belajar
b. Desain Penelitian
Rencana penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua
siklus yaitu :
1) Siklus pertama berlangsung selama 4 kali pertemuan, 3 kali pertemuan
digunakan sebagai proses pembelajaran, dan 1 kali pertemuan sebagai
akhir siklus pertama.
2) Siklus kedua berlangsung 4 kali pertemuan, 3 kali pertemuan proses
pembelajaran, dan 1 kali pertemuan sebagai tes akhir siklus kedua.
Sesuai dengan penelitian kelas siklus kedua merupakan perbaikan dari
siklus pertama, selanjutnya secara terperinci penelitian kelas ini dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Siklus I (Satu)
Siklus 1 direncanakan berlangsung selama 4 kali pertemuan dalam
4 tahap sesuai dengan kriteria penelitian tindakan kelas (classroom action
research), yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
18
a) Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tiap tahap perencanaan ini
adalah sebagai berikut :
(1) Telaah kurikulum
(2) Membuat skenario pengajaran dengan menggunakan peta konsep
(3) Membuat lembar observasi untuk mengamati dan mengidentifikasi
segala yang terjadi selama proses belajar mengajar antara lain
daftar observasi dan keaktifan atau kesungguhan siswa di dalam
proses belajar mengajar.
(4) Guru mempersiapkan soal-soal
(5) Membuat alat evaluasi untuk kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal berdasarkan teori yang diberikan.
b) Tahap Tindakan
Kegiatan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan dan berisi tindakan yang diterapkan.
c) Tahap Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap tindakan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
d) Tahap Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis
pada tahap ini, demikian pula dengan hasil evaluasinya. Dari hasil
19
yang didapatkan peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat data
hasil apakah kegiatan yang akan dilakukan telah dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Siklus II (dua)
Siklus II merupakan perbaikan dari siklus pertama yang
dilaksanakan 4 kali pertemuan yang tahapannya sama dengan siklus I
yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, observasi dan refleksi.
3. Defenisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas hasil penelitian ini, maka perlu dilakukan defenisi
operasional variabel yang berkaitan dengan judul penelitian.
4. Populasi dan Sampel
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
V SD Firdaus Kecamatan Bantimurung Kab. Maros. Ditetapkannya kelas V
sebagai objek penelitian karena penulis melihat bahwa di kelas V adalah
paling banyak diterapkan metode pemberian tugas pada bidang studi IPA
dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penyusunan skripsi ini, penulis
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematis
yang dilakukan oleh penelitian terhadap gejala-gejala yang diteliti. Metode
20
observasi juga termasuk salah satu diantara metode yang penulis
pergunakan untuk melihat secara langsung apa yang diteliti. Ngalin
Purwanto, (2008:149).
b. Interview dan Wawancara
Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
data dari siswa melalui tanya jawab secara lisan. Wawancara ini
dimaksudkan untuk memperoleh data dari tangan pertama, pelengkap
tehnik pengumpulan data dan sekaligus untuk menguji hasil pengumpulan
data lainnya.
c. Tes
Metode tes ialah jenis metode yang digunakan sebagai alat
pengumpulan data yang bersifat documenter. Ngalin Purwanto, (2008:33).
Di dalam penelitian ini metode pemberian tugas dipergunakan untuk
mengetahui prestasi belajar siswa. Metode ini dipergunakan dalam rangka
pencatatan nilai-nilai hasil belajar dari buku kumpulan nilai-nilai pada
guru bidang studi IPA yang mengajar di kelas V SD Firdaus Kecamatan
Bantimurung Kabupaten Maros.
d. Angket
Angket merupakan cara yang dapat juga dipandang sebagai
individu tertulis dengan beberapa perbedaan. Angket disebut juga
questioner (questionnaire), sampel dihubungkan dengan daftar pertanyaan
tertulis.
21
Angket biasanya pula disebut kuesioner yaitu merupakan suatu daftar
yang berisi pertanyaan yang harus dijawab dan dikerjakan oleh orang yang
menjadi sasaran.
Dalam angket ini penulis memberikan sebanyak 10 nomor untuk
dijawab, masing-masing pertanyaan diberi alternatif jawaban sebanyak 3
pilihan. Selanjutnya setiap alternatif diberikan skor sebagai berikut :
Jawaban A skor = 3
Jawaban B skor = 2
Jawaban C skor = 1
Adapun prosedur pemberian angket tersebut adalah :
1) Peneliti langsung mendatangi sekolah, kemudian menjelaskan maksud
dan tujuan angket diedarkan.
2) Siswa yang menjadi sampel diberikan angket dan dipersilahkan untuk
mengerjakannya.
3) Setelah selesai dikerjakan, angket tersebut diberikan kembali kepada
peneliti.
Adapun tujuan penulisan mengedarkan angket ini adalah untuk
mengetahui penggunaan resitas (pemberian tugas) yang diberikan oleh
guru serta ingin mengetahui hasil belajar siswa dengan digunakannya
metode pemberian tugas untuk meningkatkan aktivitas hasil belajar dalam
bidang studi IPA.
22
6. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan
metode deskriptif yaitu menggambarkan prestasi belajar IPA melalui metode
resitas (pemberian tugas) untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Data yang
terkumpul terlebih dahulu ditabulasi kemudian dibuatkan tabel-tabel dan
analisis secara deskriptif dan persentase.
Penentuan nilai hasil perolehan siswa dilakukan dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
Y = Nilai
sp = Skor perolehan
sm = Skor maksimal
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis ragam persentase. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui
persentase siswa yang memperoleh nilai 6,5 ke atas dengan memakai rumus :
23
Keterangan :
P = Persentase
sp = Siswa yang berhasil memperoleh nilai 6,5 ke atas
js = Jumlah sampel
pt = Persentase tertinggi
7. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam proposal penelitian ini yang
berpedoman pada penulisan skripsi Perguruan Tinggi YAPIM adalah sebagai
berikut :
A. Identitas Mahasiswa
Nama :
NIM :
Jurusan :
Program Studi :
Alamat :
B. Judul Skripsi
C. Latar Belakang
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
24
F. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pikir
1. Tinjauan Pustaka
2. Kerangka Pikir
3. Hipotesis Penelitian (jika ada)
G. Metode Penelitian
1. Lokasi penelitian
2. Variabel dan Desain Penelitian
3. Definisi Operasional Variabel
4. Populasi dan Sampel (jika ada)
5. Teknik Pengumpulan Data
6. Teknik Analisis Data
7. Sistematika Penulisan
Daftar Pustaka
Lampiran
1. Alokasi Waktu (Jadwal) Penelitian
2. Rencana Biaya Penelitian
25
DAFTAR PUSTAKA
Anita, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta ……, 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Conny, Setiawan. 2008. Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta : Indeks.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan, dan Kebudayaan. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta.
Djamrah, Bahri, Saiful & Sains, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Dimyanti, & Marjono. 2002. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Asdi Maha Satya
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.
Sadiman, Arif. S. dkk. 2008. Mengajar dan Belajar. Ujung Pandang : Universitas Negeri Makassar.
Sujana, Nana. 2008. Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Syahruddin. 2008. Metodologi Penelitian. Makassar : CV. Permata Ilmu
Ruslan, Rahadi. 2004. Metode Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo.
Umar, Alimin. & Kaco, Nurbaya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Makassar : Universitas Negeri Makassar.
26
Tugas IndividuMetodologi Penelitian
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI
PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS V SD INPRES NO. 38 NAHUNG KECAMATAN
CENRANA KABUPATEN MAROS
JUSLINDAYANI06.10710.074
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANYAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS
TAHUN 2011
Tugas IndividuMetodologi Penelitian
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PADA SISWA KELAS X MA BELANG-BELANG
NURAENI06.10710.078
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROSTAHUN 2011
top related