hemodinamik dan fisologi kehamilan
Post on 27-Dec-2015
82 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Fisiologi kehamilan
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstertri dan Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu
ke-1 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga
40). (Prawirohardjo : 2008)
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel
sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung
selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai
dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang
terjadi dua minggu setelahnya. (Arif : 200)
1
a. Pembuahan, Implantasi dan Perkembangan Plasenta
Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan,
dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma.
Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus
menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi.
Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur)
yang berbentuk corong , yang merupakan tempat terjadinya
pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami
kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan
dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang
telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan
dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin). Jika pada ovulasi dilepaskan
lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan, maka
akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini
merupakan kembar fraternal. Kembar identik terjadi jika pada awal
pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel yang
terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel telur.
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim)
menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam
rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopii yang
berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii
mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur
yang telah dibuahi).
2
Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada
tempatnya tertanam.
Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan
maupun dinding belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1
lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel. Sel-sel di
bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang
menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada
dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari).
Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara
kehamilan dan memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah
antara ibu dan janin.
Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan
selesai pada hari ke 9-10. Dinding blastosis merupakan lapisan luar
dari selaput yang membungkus embrio (korion). Lapisan dalam
(amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung
amnion. Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan
mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang
mengapung di dalamnya.
Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke
dalam dinding rahim dan membentuk percabangan seperti susunan
pohon. Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak
antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang
sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu.
3
Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu
ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan
pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram.
b. Perkembangan embrio
Embrio pertama kali dapat dikenali di dalam blastosis sekitar 10 hari
setelah pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang
akan menjadi otak dan medulla spinalis, sedangkan jantung dan
pembuluh darah mulai dibentuk pada hari ke 16-17. Jantung mulai
memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari
berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya,
pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.
Organ-organ terbentuk sempurna pada usia kehamilan 12 minggu (10
minggu setelah pembuahan), kecuali otak dan medulla spinalis, yang
terus mengalami pematangan selama kehamilan. Kelainan
pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester
pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa
pembentukan organ dimana embrio sangat rentan terhadap efek obat-
obatan atau virus. Karena itu seorang wanita hamil sebaiknya tidak
menjalani immunisasi atau mengkonsumsi obat-obatan pada trimester
pertama kecuali sangat penting untuk melindungi kesehatannya.
Pemberian obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi
harus dihindari.
4
Pada awalnya, perkembangan embrio terjadi dibawah lapisan rahim
pada salah satu sisi rongga rahim, tetapi pada minggu ke 12, janin
(istilah yang digunakan setelah usia kehamilan mencapai 8 minggu)
telah mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga lapisan pada kedua
sisi rahim bertemu (karena janin telah memenuhi seluruh rahim).
c. Diagnosa Kehamilan
Jika seorang wanita yang biasanya mengalami menstruasi yang teratur
mengalami keterlambatan 1 minggu atau lebih, mungkin dia hamil.
Pada awal kehamilan, wanita hamil bisa mengalami pembengkakan
payudara dan mual, kadang disertai muntah.
Pembengkakan payudara terjadi akibat bertambahnya kadar hormon
wanita (terutama estrogen, juga progesteron). Mual dan muntah terjadi
akibat estrogen dan HCG (human chorionic gonadotropin). Kedua
hormon ini membantu memelihara kehamilan dan mulai dihasilkan
oleh plasenta pada sekitar 10 hari setelah pembuahan. Pada awal
kehamilan, banyak wanita yang merasa sangat lelah dan beberapa
wanita mengalami perut kembung. Jika seorang wanita hamil,
serviksnya lebih lunak dan rahim juga lebih lunak dan membesar.
Biasanya vagina dan serviks menjadi kebiruan sampai ungu, karena
pembuluhdnya penuh terisi darah. Perubahan ini bisa terlihat pada
pemeriksaan panggul. Biasanya untuk menentukan kehamilan
dilakukan tes kehamilan pada darah maupun air kemih.
5
Tes kehamilan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) bisa
dengan segera dan mudah mendeteksi kadar HCG yang rendah di
dalam air kemih. Selama 60 hari pertama kehamilan yang normal
dengan 1 janin, kadar HCG berlipat ganda setiap 2 hari.
Cara lain untuk mendeteksi kehamilan:
1) Mendengarkan denyut jantung janin. Denyut jantung janin bisa
terdengar melalui stetoskop khusus atau USG Doppler. Dengan
bantuan steteoskop khusus, denyut jantung janin bisa terdengar
pada usia kehamilan 18-20 minggu; sedangkan jika menggunakan
USG Doppler, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia
kehamilan 12-14 minggu.
2) Merasakan pergerakan janin. Ibu bisa merasakan gerakan janin
pada kehamilan 16-20 minggu. Wanita yang sebelumnya pernah
hamil akan meraskan gerakan janin ini lebih awal.
3) Memeriksa rahim dengan USG. Rahim yang membesar bisa dilihat
dengan USG pada kehamilan 6 minggu, demikian juga halnya
dengan denyut jantung janin.
6
BAB II
ISI
2.1 Perubahan Anatomi dan Fisiologi dalam Kehamilan
Selama 279 hari kehamilan rata-rata, fisiologi ibu mengalami perubahan
nyata untuk menunjang perkembangan janin dan untuk mempersiapkan
ibu menjalani persalinan dan laktasi. Perubahan dimulai pada fase luteal
siklus haid, sebelum pembuahan dan implantasi, seiring dengan
dimulainya sekresi progesteron dari korpus luteum. Apabila pembuahan
berhasil, kadar progesteron dan estrogen meningkat secara progresif.
Bersama-sama mereka mengendalikan banyak perubahan pada fisiologi
ibu selama kehamilan.
a. Perubahan Sistem Reproduksi
1) Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan
isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi
jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas / kelenturan
uterus.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
7
a) tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
b) kehamilan 8 minggu : telur bebek
c) kehamilan 12 minggu : telur angsa
d) kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
e) kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
f) kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
g) kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
h) kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
i) 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid
Ismus uteri merupakan bagian dari serviks, batas anatomik menjadi
sulit ditentukan, pada kehamilan trimester I menjadi memanjang
dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian
dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu
menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis
muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal sehingga
berbahaya jika lemah, dapat terjadi rupture dan mengancam nyawa
janin dan nyawa ibu. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi
akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda
Hegar), warna menjadi livide / kebiruan. Sekresi lendir serviks
meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
2) Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan
progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick).
8
3) Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta,
terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama
kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan
dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi
siklus hormonal menstruasi.
4) Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan
jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta
(diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan
pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi
zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak,
kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi
kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola
dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan
menonjol.
b. Perubahan Sistem Perkemihan
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah
yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang
puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat
sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang
akibat penekanan rahim yang membesar).
9
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring
dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat
kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih
ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur. Pada akhir kehamilan,
peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita
hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim
pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi
perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas
ginjal dan curah jantung.
c. Perubahan Sistem Pernafasan
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya
pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi
lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam
karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk
janin. Lingkar dada wanita hamil agak membesar.
Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi
agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung
dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini.
Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.
d. Perubahan Sistem Pencernaan
10
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus
bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi). Sembelit
semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh
tingginya kadar progesteron.
Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan
sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama
berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di
kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung
mengalir kembali ke kerongkongan.
Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika
sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik
karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit.
e. Perubahan Sistem Metabolisme
Metabolisme secara harafiah berarti perubahan, digunakan untuk
menyebut semua transformasi kimiawi dan energi yang terjadi di
dalam tubuh. Umumnya, kehamilan mempunyai efek pada
metabolisme, karena itu wanita hamil perlu mendapat makanan yang
bergizi dan dalam kondisi sehat.
Metabolisme yang terjadi selama kehamilan
1) Basal Metabolic Rate
Pada wanita hamil basal metabolic rate, ( BMR ) meninggi
hingga 15-20 %, terutama pada trimester akhir.Sistem endokrin
11
juga meninggi dan tampak lebih jelas kelenjaer gondoknya
(grandula tireoidea).
2) Asam Alkali
Keseimbangan asam alkali ( acic-base balance ) sedikit
mengalami perubahan konsentrasi alkali :
a. Wanita tidak hamil : 155 mEq/liter
b. Wanita hamil : 145 mEq/liter
c. Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter
d. Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter
3) Metabolisme Protein
Protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak pada kehamilan
untuk perkembangan fetus, alat kandungan, payudara dan
badan ibu, serta untuk persiapan laktasi. Maka dari itu perlu
diperhatikan agar wanita hamil memperoleh cukup protein
selama hamil. Diperkirakan 1gram protein setiap kilogram berat
badan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada
pemeriksaan plasma protein ditemukan adanya penurunan pada
fraksi albumin dan pula sedikit penurunan gamma globulin.
Perubahan- perubahan dalam plasma protein ini dalam satu
minggu postpartum kembali kepada keadaan sebelum adanya
kehamilan.
4) Metabolisme Hidrat Arang
12
Seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat,
sering kencing dan kadang kala di jumpai glukosuria yang
mengingatkan kita pada DM. Dalam kehamilan, pengaruh
kelenjar endokrim agak terasa, seperti somatomamotropin,
plasma insulin dan hormon-hormon adrenal -17-ketosteroid.
Untuk rekomendasi, harus di perhatikan sungguh-sungguh hasil
GTT oral dan GTT intravena.
5) Metabolisme Lemak
Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolestrol meningkat
sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon
somatomamotropin mempunyai peranan dalam pembentukan
lemak pada payudara. Deposit lemak lainnya terdapat dibadan,
perut, paha dan lengan.
6) Metabolisme Mineral
a) Kalsium :
Dibutuhkan rata-rata 1.5 gram sehari sedangkan untuk
pembentukan tulang-tulang terutama dalam trimesrer
trakhir dibutuhkan 30-40 gram.
b) Fosfor :
Dibutuhkan rata-rata 2 gram/hari
c) Zat Besi :
Dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg /atau
30-50 mg sehari.
13
d) Air :
Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
7) Kenaikan Berat Badan
Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6.5-16.5 kg.
Kenaikan berat badan yang terlalu banyak di temukan pada pre-
eklamsi dan eklamsi. Kenaikan berat badan wanita hamil di
sebabkan oleh :
a) Janin, uri, air ketuban, uterus
b) Payu dara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan
retensi air.
8) Kalori
a) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi.
Kalori yang di butuhkan untuk ini terutama diperoleh dari
pembakaran zat arang, khususnya sesudah kehamilan lima
bulan keatas. Namun, bila dibutuhkan dipakai lemak ibu
untuk mendapatakan tambahan kalori.
b) Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus
mengandung banyak protein di Indonesia masih banyak
dijumpai penderita defisiensi zat besi dan vitamin B oleh
karena itu wanita hamil harus diberikan Fe dan roboransia
yang berisi mineral dan vitamin.
14
f. Sistem Integumen / kulit
Perubahan fisiologis pada kulit dapat terjadi selama kehamilan.
Beberapa dipercaya akibat perubahan keadaan hormonal
kehamilan. Efek MSH (Melanosit Stimulating Hormon). Hal ini
dapat mengakibatkan:
Linea nigra : Garis hitam / perbedaan warna abdomen dari
umblikus hingga pubis, dapat terlihat selama akhir gestasi.
Hiperpigmentasi Nipple dan areola.
Kloasma pada wajah / melasma : hiperpigmentasi coklat
terang/gelap pada daerah wajah yang terpapar. Lebih sering
pada orang terkulit coklat atau hitam, yang tinggal di daerah
bermatahari dan yang mengkonsumsi kortikosteroid.
Warna coklat akibat terbakar sinar matahari lebih lama
menghilang daripada biasanya.
Efek Estrogen :
Spider nevi (tampak cabang-cabang karena dilatasi kapiks
pada kulit)
Eritema palmaris.
15
Efek kortikosteroid :
Striae pada abdomen, dada, dll, sebagai akibat peningkatan
kortikosteroid dalam sirkulasi.
Kuku Jari tumbuh lebih cepat selama kehamilan.
Rambut rontok berkurang, namun rambut dapat rontok akibat
stress emosional pada ibu.
g. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Berat uterus gravid mengubah pusat gravitasi wanita dengan
mengubah sudut inklinasi pintu atas panggul terhadap bidang
horizontal. Spina lumbalis dalam keadaan normal konveks secara
anterior, tetapi lengkung ini semakin nyata oleh kombinasi efek
progesteron, relaksin, dan berat uterus pada diskus antarvertebra.
Lordosis spinalis yang terjadi mengompensasi pergeseran pusat
gravitasi. Pada akhir kehamilan, banyak wanita mengambil postur
tipikal ketika mereka berdiri dan berjalan dengan punggung
melengkung dan bahu ditahan ke belakang. Lordosis bertambah
dalam oleh postur tubuh yang kurang baik, kegemukan, gangguan
tulang, tuberkulosis, dan penggunaan sepatu berhak tinggi.
Estrogen dan relaksin memengaruhi komposisi tulang rawan dan
jaringan ikat sendi panggul, yang melunak sebagai persiapan untuk
persalinan. Simfisis pubis dan sendi sakroiliaka menjadi lebih
lentur dan mobile sehingga panggul menjadi lebih lebar yang
16
menyebabkan gerakan tidak stabil dan gerakan seperti bebek saat
berjalan. Dengan demikian, wanita hamil mungkin mengalami
ketegangan ligamenfum atau otot dan rasa tidak nyaman atau nyeri.
Insiden nyeri punggung meningkat terutama setelah bulan ke-5.
Sebagianwanita mungkin mengalami nyeri punggung yang parah,
sering memuncak pada malam hari. Kadang-kadang pada akhir
kehamilan simfisis pubis terpisah. Keadaan ini, yang disebut
sebagai diastasis, dapat menyebabkan wanita hamil merasa sangat
tidak nyaman saat berjalan atau saat kedua tungkai bawahnya
diabduksikan. Punggung bawah juga terpengaruh oleh perubahan
payudara, peregangan ligamentum rotundum, dan penurunan tonus
otot abdomen.
Pada trimester ketiga, tekanan oleh uterus dapat menyebabkan
peregangan atau penekanan saraf dan pembuluh darah yang
menimbulkan rasa baal dan kesemutan di ekstremitas. Kram
tungkai bawah, terutama otot betis dan paha, sering terjadi pada
paruh kedua kehamilan. Kram tersebut mungkinberkaitan dengan
metabolisme kalsium/fosfor dan peningkatan iritabilitas
neuromuskulus. Peningkatan kadar fosfat diperkirakan menjadi
penyebab dan penurunan asupan susu sering memberi manfaat.
Sekitar 10% wanita hamil mengalami restless leg syndrome 10-20
menit setelah tidur; penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin
berkaitan dengan anemia (Blackburn & Loper, 1992).
17
h. Perubahan Sistem Hormonal
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh.
Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh
dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang
dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah
ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron
oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan hormon yan gmenyebabkan kelenjar
tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif
menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar
(palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati; selain
itu juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid. Tetapi
hipertiroidisme (overaktivitas kelenjar tiroid) hanya terjadi pada
kurang dari 1% kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormone yang
menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang
menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di dalam darah.
Peningkatan kadar hormon in kemungkinan menyebabkan tanda
peregangan berwarna merah muda pada kulit perut.
Selama kehamilan diperlukan lebih banyak insulin yang dihasilkan
oleh pankreas. Karena itu penderita diabetes yang sedang hamil
bisa mengalami gejala diabetes yang lebih buruk.
18
2.2 Perubahan hematologi dan komposisi darah
I. Sistem kardiovaskuler
Menurut Bobak, dkk, 2005, adaptasi kardiovaskuler memiliki tujuan :
a.Melindungi fungsi fisiologi normal wanita
b. Memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil
c.Menyediakan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan
janin
Volume darah yang dipompakan masing-masing ventrikel setiap
menitnya disebut Cardiac Output (CO). Kadar normal CO untuk orang
dewasa sehat yaitu berkisar 5L/min namun dapat pula meningkat
hingga 20-25L/min. Keadaan ini akan berbeda pada masing-masing
individu tergantung aktivitas yang biasa dilakukan.
Selama kehamilan, perubahan dramatis terjadi pada system
kardiovaskuler. Perubahan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
ibu sekaligus janin selama kehamilan (Blackburn 2003). Sirkulasi
uteroplasenta turut mengikuti perubahan transport gas, nutisi dan hasil
buangan ibu dan janin.
Adaptasi system kardiovaskuler kehamilan yang penting terjadi pada
trimester awal kehamilan. Menurut hasil penelitian, system imun dan
system hormonal bekerjasama segera untuk mulai adaptasi
hemodinamik. Perubahan Hemodinamik yang paling penting pada
19
sirkulasi selama kehamilan adalah peningkatan volume darah dan
Cardiac Output serta penurunan tahanan pembuluh perifer. Perubahan
yang lain terjadi pada letak dan ukuran jantung, detak jantung, stroke
volume dan distribusi darah (de Swiet 1998).
Jantung :
Diafragma naik 4 cm merubah letak jantung bagian apeks menjadi
lebih ke kiri dan ke atas, ukuran ventrikel kiri membesar,
menyebabkan kecepatan denyut saat istirahat meningkat sekitar 10
denyut per menit sehingga cardiac output meningkat. Cardiac output
meningkat pada minggu ke-5.
Volume jantung meningkat dari 70 ml menjadi 80 ml antara trimester I
dan trimester III. Perubahan anatomi dan fisiologi normal jantung
dapat pula mengakibatkan perubahan suara jantung. Desiran systole
dan diastole dapat ditemukan pada usia kehamilan 12-20 minggu. Pada
wanita yang tidak hamil, suara desiran diastole merupakan suatu
kelainan, namun pada wanita hamil hal tersebut tidak terlalu signifikan
karena peningkatan aliran darah pada katup trikuspidal. Suara jantung
pertama menjadi lebih keras, suara jantung ke-2 tidak ada perubahan,
dan suara jantung ke-3 mudah didengar dan keras.
Peningkatan Cardiac Output disebabkan oleh peningkatan denyut
jantung dan stroke volume. Peningkatan Stroke Volume terjadi secara
progresif selama trimester pertama dan kedua berkisar 30%
dibandingkan keadaan tidak hamil.
20
Perubahan uterus yang semakin membesar juga merupakan pengaruh
utama perubahan cardiac output sesuai posisi tubuh ibu hamil. Pada
posisi terlentang, uterus menekan vena cava inferior sehingga terjadi
penurunan aliran darah balik vena serta penurunan Cardiac Output
hingga 20-30%. Hal ini dinamakan dengan sebutan Supine Hipotensi,
yaitu meningkatkan denyut jantung karena terjadi penurunan CO.
Peningkatan volume darah total termasuk didalamnya peningkatan
volume plasma yang begitu signifikan (50%) dibandingkan
peningkatan sel darah merah (18%) juga merupakan sebab peningkatan
CO. Darah yang diperlukan uterus meningkat dari 100ml/min pada
akhir trimester pertama menjadi 500ml/min selama kehamilan. Proses
Hemodelusi pada kehamilan dan penurunan kadar Hb sering
menyebabkan anemia fisiologis.
Tekanan darah :
Estrogen menstimulasi adrenal untuk mensekresi aldosteron,
menyebabkan retensi garam dan air. Hal ini mengarah pada
peningkatan volume darah dan edema jaringan ( Hamilton, 1995 ).
Selama pertengahan pertama masa hamil, tekana sistolik dan diastolik
menurun 5 sampai 10 mm Hg. Penuruna tekanan darah ini
kemungkinan disebabkan oleh vasodilatasi perifer akibat perubahan
hormonal selama masa hamil. Selama trimester ketiga , tekanan darah
ibu harus kembali ke nilai tekanan darah selama trimester pertama
(Bobak, dkk, 2005 ). Beratnya uterus menekan vena – vena besar yang
21
mengaliri pelvik dan ekstremitas bawah. Vena varikose mungkin
terjadi pada tungaki, paha, vulva, dan rektum/ hemoroid ( Hamilton,
1995 ).
II. Hematologi
Darah mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil
metabolisme ke seluruh tubuh. Selain itu darah juga berfungsi sebagai
alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari infeksi, dan
merupakan pemelihara suhu tubuh.
Darah terdiri dua komponen yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah
(45%). Plasma mengandung air, protein plasma, dan elektrolit. Sel-sel
darah terdiri dari eritrosit (99%), leukosit dan trombosit.
Volume darah merupakan kombinasi dari volume plasma dan volume
sel darah merah. Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar
30-50% dan bahkan bisa lebih pada kehamilan ganda. Peningkatan
volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai kehamilan 6
minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan
mekanisme hormonal.
Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksdukan
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan
ini erat hubungannya dengan berat badan bayi. Ibu dengan kehamilan
22
ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar
daripada ibu dengan kehamilan biasa.
Volume Plasma
Lebih meningkat pada multigravida daripada primigravida.
Lebih meningkat pada kehamilan multipel daripada kehamilan
tunggal.
Berhubungan dengan berat badan lahir.
Peningkatan volume plasma lebih sedikit pada pasien dengan
aborsi berulang.
Manfaat dari peningkatan sirkulasi volume
- untuk menenuhi permintaan uterus yang membesar dengan
hipertrofi sistem vaskularnya.
- untuk melindungi ibu dan juga fetus, melawan pengaruh-
pengaruh yang mengganggu venous return pada posisi
terlentang dan tegak.
- untuk memberikan keamanan terhadap ibu ketika kehilangan
banyak darah saat melahirkan.
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir
trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira – kira
25 %, dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu ( Rustam
Mochtar, 1998 ).
23
Hemoglobin :
Sel – sel darah merah meningkat sampai 33 % dan hemoglobin
sampai 15 %, tetapi karena meningkatnya volume plasma
menyebabkan hemodilusi, terjadi pseudoanemia, sehingga disebut
anemia fisiologis kehamilan ( Hamilton, 1995 ). Sel darah merah
meningkat secara progresif selama kehamilan
18% pada wanita tanpa pemberian suplement Fe
30% pada wanita dengan pemberian suplement Fe
Retikulosit meningkat 2%. Mean Corpusular Volume (MCV)
meningkat.
Laju Endap Darah:
Meningkat pada awal kehamilan karena peningkatan fibrinogen
dan perubahan fisiologis lainnya.
Laju endap darah = 100 mm/jam biasa pada kehamilan.
Sel darah putih :
Hitung sel darah putih total meningkat selama trimester kedua
mencapai puncak selama trimester ketiga .Peningkatan terutama terjadi
pada granulosit ( Bobak, dkk, 2005 ).
Neutrofil:
Nilai neutrofil meningkat pada trimester pertama dan terus naik
sampai usia kehamilan 30 mg.
24
Aktivitas metabolik neutrofil dan fungsi fagositosis meningkat.
Limfosit:
Jumlahnya tidak berubah, tetapi fungsinya berkurang.
Platelet:
Aktifitas platelet meningkat pada trimester kedua dan trimester ketiga
dan kembali normal pada 12 minggu postpartum. Pada 8 hingga 10%
kehamilan normal, platelet turun di bawah 150 x 103 tanpa efek negatif
pada fetus.
Koagulasi :
Tingkat plasma fibrinogen meningkat sampai 40 % atau lebih, dan
waktu pembekuan tetap sama seperti tingkat pada sebelum kehamilan (
Hamilton, 1995 ). Menurut Bobak, dkk, 2005 , selain fibrinogen,juga
terjadi peningkatan berbagai faktor pembekuan ( faktor VII, VIII, IX,
X ). Aktivitas fibrinolitik (pemecahan atau pelarutan bekuan darah )
mengalami depresi selama masa hamil dan periode puerperium,
sehingga wanita lebih rentan terhadap trombosis ( Bobak, dkk, 2005 ).
25
BAB III
KESIMPULAN
• Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar
sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama
kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin.
• Satu hal yang menakjubkan adalah hampir semua perubahan ini akan
kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan
menyusui.
• Adaptasi maternal yang meliputi adaptasi anatomi, fisiologi dan
metabolisme sangat menentukan keberhasilan hasil kehamilan. Dengan
mengetahui perubahan fisiologi kehamilan tersebut diharapkan tenaga
kesehatan dapat mendeteksi perubahan yang bersifat patologis.
26
FISIOLOGI KEHAMILAN
PERUBAHAN HEMODINAMIK DAN KOMPOSISI
DARAH
Oleh:
Antoni 0518011005
SusLina 0518011078
Pembimbing :
dr. Wahdi, Sp. OG
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUD JEND. AHMAD YANI METRO
DESEMBER 2011
27
top related