file.upi.edufile.upi.edu/direktori/fptk/jur._pend._teknik_mesin... · web viewpembengkok pipa...
Post on 05-Apr-2018
268 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Modul ini didesain sesuai dengan konsep pembelajaran berbasis kompetensi
(competency-based) yang bertujuan untuk melatih peserta didik agar dapat
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan untuk level kompetensi tertentu.
A. Deskripsi
Sistem refrigerasi apabila digambarkan secara visual maka terdiri dari beberapa
komponen utama yang satu sama lain dihubungkan oleh sistem pemipaan. Berdasarkan
hal tersebut maka pengetahuan dasar kemampuan teknik pemipaan dan peralatan
refrigerasi menjadi bagian penting sistem refrigerasi. Termasuk menentukan jenis,
bahan dan ukuran pipa yang sesuai dengan kebutuhan dan perencanaan sistem
refrigerasi, bagaimana memilih aksesoris pemipaan dan dirangkai dengan prosedur dan
teknik pemipaan yang benar.
B. Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini, maka unit kompetensi dan pengetahuan yang
harus dikuasai sebelumnya adalah memiliki pengetahuan dasar sistem refrigerasi.
C. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menyebutkan jenis-jenis peralatan dan bahan sistem refrigerasi.
2. Menjelaskan fungsi peralatan dan bahan sistem refrigerasi
3. Menentukan bahan, jenis dan ukuran pipa yang digunakan pada sistem refrigerasi
sesuai perencanaan.
D. Kompetensi
Uraian kompetensi yang akan dipelajari pada modul ini, meliputi:
1. Menentukan jenis dan bahan sistem refrigerasi.
2. Menjelaskan fungsi jenis-jenis dan bahan sistem refrigerasi.
3. Memahami komponen dan peralatan yang sesuai dalam pengerjaan pemipaan.
1
E. Petunjuk Penggunaan Modul
Penyajian Modul ini dibagi ke dalam dua bab, yaitu: Bab pertama berisi
Pendahuluan, yang memuat deskripsi singkat tentang materi dan tujuan modul, petunjuk
mengunakan modul, tujuan akhir dan kompetensi yang ingin dicapai. Bab dua berisi
Pembelajaran yang harus dilakukan oleh pengguna modul, meliputi tujuan kegiatan
pembelajaran, uraian materi dan rangkuman serta tugas-tugas yang harus dikerjakan,
kemudian tes formatif dan kunci jawabannya serta lembaran kerja.
Petunjuk bagi siswa:
Untuk dapat dinyatakan lulus, anda harus:
(a) Menjawab pertanyaan dengan benar
(b) Menyelesaiakan semua lembaran kerja yang tersedia dengan benar
(c) Melakukan tugas praktek secara tepat.
(d) Mendefinisikan semua terminologi (istilah) yang digunakan dengan benar
Aktivitas yang harus dilakukan siswa adalah:
1. Membaca dan mempelajari bahan referensi
2. Menyelesaikan semua tugas yang diberikan
3. Menyelesaikan semua tes formatif
4. Menyelesaikan evaluasi
5. Sampaikan hasil kegiatan saudara ke guru/pelatih untuk diperiksa dan mendapatkan
feed back.
Selanjutnya peran guru/instruktur dalam proses pembelajaran adalah:
1. Menampilkan beberapa media dan demo dari peralatan dan bahan yang digunakan
dalam sistem refrigerasi.
2. Membantu peserta didik dalam memecahkan setiap persoalan yang muncul dan
bertindak sebagai fasilitator.
2
STANDAR KOMPETENSI
Kode Kompetensi : TP-PB-00-A
Kode Sub Kompetensi : TP-PB-00-A-1
Standar Kompetensi : Menggunakan peralatan refrigerasi
Kompetensi Dasar : Mamahami fungsi dan performansi peralatan
Krtiteria Unjuk Kerja : Pemeriksaan secara visual dan pengujian dengan menggunakan
peralatan dan bahan yang relevan dilakukan sesuai dengan
prinsip refrigerasi, prosedur operasi dan keamanan standar.
Tugas pemeliharan pencegahan dilakukan sesuai spesifikasi
pabrikan dengan menggunakan prosedur standar
Ruang Lingkup : Unit ini mencakup peralatan dan bahan untuk pemeliharaan
atau perawatan sistem dan komponen refrigerasi. Pekerjaan ini
dapat dilakukan secara mandiri atau dalam team kerja.
Pengetahuan : Menjelaskan cara menggunakan peralatan dan bahan yang
digunakan pada sistem refrigerasi sesuai dengan prosedur.
Keterampilan : Menggunakan peralatan pengujian dan peralatan ukur untuk
menentukan performa sistem dan komponen refrigerasi.
Sikap : Menggunakan acuan standar yang berlaku dalam melakukan
setiap kegiatan pengujian sistem dan komponen refrigerasi
industrial. Hanya bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya.
Mengambil keputusan dalam menetapkan tindakan pengujian
berdasarkan analisa data yang akurat.
3
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pembelajaran 1 :
PERALATAN REFRIGERASI
Tujuan Kegiatan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ini siswa dapat mengenal peralatan dan mampu
menggunakan peralatan sesuai fungsinya menurut standar operasional yang ada.
Peralatan untuk memperbaiki mesin pendingin harus dipilih sesuai fungsinya
agar dapat menghasilkan pekerjaan yang baik dan rapi. Peralatan harus dipersiapkan
dengan lengkap untuk menghindari terjadinya kerusakan komponen mesin pada saat
perbaikan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat memperbaiki mesin pendingin:
1. Identifikasi dan analisis kerusakan. Bagian apa dari mesin pendingin itu yang
harus diperbaiki (berdasarkan analisis gejala-gejala gangguan).
2. Memilih alat dan bahan secara tepat.
3. Menjaga sistem agar tetap bersih dan kering dalam mengerjakan pemeliharaan.
4. Menjaga keselamatan kerja.
Adapun jenis peralatan penting yang diperlukan adalah alat-alat untuk
mengerjakan pipa dan pemotong pipa (tubing cutter).
Uraian Materi
1.1 Alat-Alat Untuk Mengerjakan Pipa
1.1.1 Pemotong Pipa (tubing cutter)
Alat pemotong pipa ada 2 macam yaitu tubing cutter dan gergaji (hacksaw).
Yang perlu diperhatikan pada saat memotong pipa adalah jangan sampai kotoran-
kotoran masuk dalam system waktu memotong pipa. Untuk memotong pipa dengan
tubing cutter, pipa dimasukan antara roller dan cutting wheel. Tightening knob
berfungsi untuk menyesuaikan dengan diameter pipa yang dipotong.
4
Gambar 1.1 Tubing Cutter
Bila roda pemotong ditukar dengan roda penekan yang tumpul, maka fungsi tubing
cutter akan berubah menjadi memperkecil ujung diameter pipa, sehingga dapat
disambung dengan pipa yang lebih kecil.
1.1.2 Reamer dan Deburrer
Pipa tembaga setelah dipotong ujungnya tidak rata pada bagian dalam maupun
bagian luarnya harus diratakan dengan reamer. Pengerjaan membersihkan ujung pipa
setelah dipotong sangat penting sebelum pipa dikembangkan (flare) atau dibesarkan
(swage). Pisau pada reamer dan deburrer dibuat dari baja yang dikeraskan. Dipakai
untuk meratakan ujung pipa yang telah dipotong. Dapat untuk meratakan ujung pipa
5
dari 3/16 s/d 1.1/2’ pada bagian dalam dan bagian luarnya. Pemotong pipa ada juga
yang dilengkapi dengan pisau reamer (reamer blade) dan kikir.
Gambar 1.2 Reamer (kiri) dan Deburrer (kanan)
1.1.3 Flaring/Swaging Tool
a. Flaring Tool
Alat ini berfungsi untuk mengembangkan diameter ujung pipa agar dapat
disambungkan dengan sambungan berulir (flare fitting). Flaring tool terdiri dari 2 buah
block yang disatukan denganbaut dan mur kupu-lupu (wing nut). Kedua penjepit ini
diberi lubang dari beberapa ukuran pipa 3/16” s/d 5/8”. Sebuah joke ujungnya
bercabang dapat diselipkan pada penjepit tersebut. Pada bagian atas joke mempunyai
sebuah baut yang panjang. Pada bagian atas baut diberi batang pemutar dan pada bagian
bawah diberi sebuah flare cone (spinner). Flare cone tersebut berbentuk kerucut dengan
45o untuk menekan dan mengembangkan ujung pipa.
Gambar 1.3 Flaring Tool
6
b. Swaging Tool
Untuk membesarkan ujung pipa, agar dua buah pipa yang sama diameternya
dapat disambung dengan solder timah atau las perak. Panjang sambungan untuk tiap
pipa berbeda, pada umumnya diambil sepanjang diameter dari pipa yang akan
disambung.
Swagging tool ada 2 macam:
1. Model dipukul (Punch type)
2. Model diputar (Screw type)
Pemakaiannya hampir sama dengan flaring tool. Disini flare cone ditukar dengan
swaging punch (swaging dies atau swage adaptor).
Gambar 1.4 Punch Type Swaging tool
7
Gambar1.5 Screw Type Swaging Tool
1.1.4 Pembengkok Pipa (Tube Bender)
Untuk membengkok pipa tembaga lunak. Pipa 3/16” dan 1/4 “ dapat dibengkok
dengan tangan tanpa memakai alat, tetapi dengan mempergunakan alat pembengkok
pipa akan diperoleh hasil bengkokan yang tepat dan rapi. Alat pembengkok pipa juga
dapat menghindarkan pipa menjadi gepeng dan rusak.
Alat pembengkok pipa ada 2 macam:
1. Dengan rol dan tuas (Lever type tube bender)
2. Dengan pegas (Spring type tube bender)
Gambar 1.6 Lever type bender
Gambar 1.7 Spring type bender
Pembengkok pipa dengan pegas
8
Pembengkok pipa tersebut ada 2 macam: Lilitan pegas di luar (Outside Spring)
dan lilitan pegas di dalam (Inside spring). Yang pertama pipa dimasukan kedalam pegas
dan untuk yang kedua pegas dimasukan ke dalam pipa. Inside spring hanya dapat
dipakai untuk membengkokan ujung pipa, sedangkan Outside spring dapat dipakai
untuk membengkokan semua bagian dari pipa.
Pembengkok pipa dengan rol dan tuas
Alat pembengkok type ini dapat membuat bengkokan pipa dengan radius
tertentu sesuai dengan diameter dari rol, dapat membengkok pipa tepat pada tempatnya
dan dapat membuat sudut bengkokan dengan akurat dengan hasil bengkokan sangat
baik. Dapat membengkokan pipa dari 0-180o.
Alat pembengkok pipa pada gambar 1.6 hanya dapat membengkokan satu
macam ukuran pipa saja, sedangkan alat pembengkok pipa kecil pada gambar 5.9
memiliki 3 atau 4 rol yang disatukan. Dapat untuk membengkok pipa untuk berbagai
ukuran diameter pipa, untuk pipa 3/16”, ¼”, 5/16’ dan 3/8”.
1.1.5 Alat Pembuntu pipa (Pinch-Off tool)
Alat ini dipakai untuk membuntukan ujung pipa tembaga sampai tidak bocor,
tetapi dengan tidak merusak dan patah. Pembuntu pipa dibuat oleh beberapa pabrik
dengan bermacam-macam model, bentuk, dan sifat.
Berikut ini adalah gambar jenis-jenis Pinch-Off tool:
Gambar 1.8-A
9
Gambar 1.8-B
Gambar 1.8-C
Keterangan:
6. Gambar 1.8-A (Vise-Grip) : Bentuknya seperti tang penjepit yang berbentuk
setengah bulatan memanjang. Sangat praktis dan mudah dipakai untuk membuntukan
pipa kapiler dan pipa tembaga sampai ½”. Setelah pipa dijepit sampai tidak bocor,
pembuntu pipa tersebut akan terus menjepit dan melekat pada pipa. Setelah
pekerjaan selesai, barulah vise-grip tersebut dilepas dari pipa.
7. Gambar 1.8-B : Direncanakan untuk membuntukan sementara, setelah itu pipa dapat
dibulatkan kembali. Pipa dijepit seperti pada flaring tool. Alat tersebut juga
dilengkapi lubang-lubang untuk membuka dan membulatkan kembali pipa yang
gepeng. Dapat dipakai untuk pipa ukuran : ¼”, 5/16”, 3/8”, dan ½”.
8. Gambar 1.8-C: Pipa ditekan sampai menjadi satu. Dari bawah berbentuk dua garis
melintang dan dari atas diantara kedua garis tersebut terdapat bulatan. Hasil
jepitannya sangat kuat. Setelah dibuntukan pipa tidak dapat dibulatkan kembali.
Dapat dipakai untuk membuntukan pipa kapiler dan pipa tembaga sampai dengan
3/8.
1.2 Peralatan Bantu Service dan Pengujian
1.2.1 Service Manifold
Alat ini disebut juga: System analyzer, charging and testing unit, Test gauge set.
Gauge manifold atau manifold saja.
10
Service manifold terdiri dari : gauge tekanan rendah dan gauge tekanan tinggi,
dua buah keran yang disatukan, tiga buah selang isi dengan tiga warna yang berbeda
(biru, kuning, merah).
Fungsinya untuk memeriksa tekanan system dan vacumm, mengisi dan membuang
bahan pendingin dan minyak compressor pada system.
11
Gambar 1.9 Service Manifold/Manifold Gauge
1.2.2 Pompa Vakum (Vacuum Pump)
Berfungsi untuk membuat vakum sistem refrigerasi sebelum diisi dengan
refrigerant. Pompa vakum harus dapat mengeluarkan semua gas, udara dan uap air dari
siste,. Harus dipilih pompa vakum yang baik agar dapat menarik udara sampai beberapa
micron dari vakum mutlak.
Gambar 1.10 Vacuum Pump
1.2.3 Tang Ampere
Tang Ampere sering disebut juga clamp tester, hook-on ammeter, clamp-on
ampere-volt-ohmmeter, snap-on volt-ampere-ohmmeter.
12
Alat ini digunakan untuk mengukur kuat arus (ampere), tegangan (volt), dan
hambatan (ohm) dari komponen-komponen kelistrikan mesin pendingin.
Gambar 1.11 Tang Ampere/Clamp Meter
Mengukur Arus
Sebelum memeriksa ampere komponen listrik mesin pendingin, perhatikan dulu
label (name plate) kompresor berapa besar arus yang dihasilkannya. Dikarenakan pada
saat starting nilai arusnya bisa mencapai enam kali saat kompresor berjalan normal.
Untuk mencegah kerusakan clamp tester, putarlah skala ampere-meter pada skala yang
tinggi, baru dilakukan pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan dengan membuka
mulut pengait clamp tester, kemudian mengaitkannya ke kabel yang diperiksa. Cukup
satu kabel yang dimasukan, karena yang diukur adalah medan magnet (efek faraday)
dari kabel.
Bila angka pembacaan pada clamp tester kecil atau jarum penunjuk bergerak
sedikit, putarlah skala ampere-meter perlahan-lahan ke skala yang lebih rendah,
sehingga diperoleh pembacaan yang akurat.
Mengukur Tegangan (Voltase)
Sebelum mengukur, putarlah skala volt sedikit lebih tinggi daripada voltase
aliran listrik yang masuk. Untuk mengukur voltase, tusukan kabel positif-negatif,
biasanya kabel berwarna hitam (negative) dan berwarna merah (positif). Setiap kabel
dihubungkan dengan bagian yang dibuka sedikit isolasinya dari kabel rangkaian listrik
13
yang akan diukur tegangannya. Ujung lain dari kedua kabel pembantu dihubungkan ke
clamp tester, sampai disini pembacaan voltase sudah bisa dilakukan.
Mengukur Hambatan
Pengukuran hambatan pada sebuah rangkaian listrik dilakukan setelah aliran
listrik dihentikan terlebih dahulu. Lakukan kalibrasi skala ohm-meter terlebih dahulu
pada clamp tester. Jarum pada skala harus menunjukan 0 Ohm. Pada kondisi ini barulah
clamp tester bisa digunakan.
Ohmmeter banyak dipakai untuk mengukur hubungan kabel dalam suatu
rangkaian listrik. Mengukur hambatan motor listrik, untuk mencari terminal C, S dan R
dari motor listrik.
1.2.4 Multimeter
Fungsi multimeter sama dengan clamp tester, yaitu untuk mengukur besar
tegangan, arus dan hambatan suatu rangkaian listrik.
Gambar 1.12 Multimeter
1.2.5 Dental Mirror
Dental mirror biasanya digunakan oleh doktor gigi, berguna untuk melihat dan
memeriksa bagian-bagian yang terlindung atau sukar dilihat, demikian halnya pada
pemeriksaan bagian-bagian komponen mesin pendingin. Untuk memeriksa hasil
pengelasan atau mencari kebocoran pada tempat yang sukar dilihat. Alat ini ada yang
dilengkapi lampu battery sehingga bisa memeriksa bagian yang gelap.
14
Gambar 1.13 Dental Mirror
1.2.6 Kapasitor Tester
Untuk memudahkan pemeriksaan start kapasitor, dipergunakan capasitor tester.
Alat ini menunjukan kondisi start kapasitor dengan tepat, biasanya dengan bunyi. Cara
mempergunakannya adalah dengan menghubungkan kabel capasitor tester dengan
kedua terminal kapasitor. Bila tombol diletakan akan keluar bunyi.
Hubungan bunyi dengan kondisi kapasitor sebagai berikut:
Bunyi dengan nada tinggi kemudian merendah perlahan dan akhirnya tidak bersuara
berarti kondisi kapasitor baik.
Nada bersuara tinggi terus menerus berarti kapasitor kontak di dalam.
Tidak bersuara berarti kapasitor putus hubungan di dalam
Nada suara rendah terus menerus berarti kapasitor bocor
Saat ini ada juga kapasitor tester jenis digital, yang dapat menunjukan langsung nilai
kapasitansi dari kapasitor dalam satuan mikro Farad.
Gambar 1.14 Capasitor Tester
1.2.7 Tubing Piercing Valve (Line Tap Valve)
15
Alat ini berfungsi untuk membuat lubang saluran pada pipa. Alat ini dipasang
pada pipa engan mur dan dilengkapi lubang yang dipakai untuk membuat lubang ke
pipa. Lubang pada piercing tinggal ditusuk dengan penusuk pipa. Lubang ini berguna
untuk pengisian, pemeriksaan, dan pembersihan system pendingin.
Gambar 1.15 Piercing Valve
1.2.8 Welding Torch atau Brander Las
Perlengkapan ini berfungsi untuk membakar (memanaskan) pada saat melepas
atau menyambung sambungan pipa dengan solder timah atau las perak. Brander atau
kompor tersebut ada yang memakai bahan bakar dari: elpiji, minyak tanah, juga ada
yang memakai oksigen dengan karbit (acetylene) atau gas elpiji.
Gambar 1.16 Welding Torch/Brander
1.2.9 Thermometer
16
Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu di dalam kabin mesin pendingin,
dipakai thermometer yang mempunyai bulb dengan pipa kapiler yang panjang (gambar
1.17. Hanya bulb saja yang diletakan di dalam kabin, sedangkan suhunya dibaca dari
luar.
Thermometer jenis lainnya yaitu thermometer model paku dapat ditusukan ke
dalam tempat yang sempit, ditusukan ke dalam daging untuk mengukur suhu bagian
dalam dari daging tersebut. Ada juga thermometer saku yang bekerja berdasarkan efek
pemuaian dan penyusutan dari air raksa. Ada 2 macam thermometer yang sering
digunakan dalam mesin pendingin yaitu Fahrenheit dan Centrigade.
Gambar 1.17 Thermometer analog dan digital
1.2.10 Pencari Kebocoran (Leak Detector)
Mencari kebocoran harus dilakukan pada semua komponen dari system yang
dialiri bahan pendingin, terutama pada bagian sambungannya.
Beberapa cara dan alat untuk mencari kebocoran yang banyak dipakai:
1. Mencari kebocoran dengan air sabun (soap bubbles).
17
Air sabun merupakan alat pencari kebocoran alternatif, apabila alat pencari
kebocoran yang lain tidak ada. Mencari kebocoran dengan air sabun yang paling murah
dan sederhana dan sekaligus merupakan alat deteksi yang baik selama pengamatannya
teliti. Kebocoran dapat diketahui letaknya tepat pada tempat yang bocor melalui
gelembung gas yang terjadi. Electronic leak detector dan halide leak detector tidak
dapat menunjukan tempat kebocoran tepat seperti gelembung gas tersebut.
Gambar 1.18 Mencari kebocoran dengan gelembung sabun
2. Detektor kebocoran elektronik (Electronic leak detector)
Suatu alat pencari kebocoran bahan pendingin yang terbaik, mudah, cepat aman
dan cukup mahal harganya. Yang diukur adalah tahanan elektronik dari gas (udara).
Jika ada bahan pendingin di udara yang sedang diukur, maka arus yang mengalir akan
18
berubah dan perubahan ini dapat dinyatakan dengan perubahan: Jarum pada meter,
bunyi dan lampu.
Gambar 1.19 Electronic leak detector
3. Detektor Kebocoran dengan nyala api (Halide Torch)
Alat ini memakai bahan bakar dari: alcohol, propane, butane, acetylene atau gas
alam. Khusus untuk mencari kebocoran bahan pendingin halogen, yaitu bahan
pendingin yang mengandung unsur: flourine, chhlorine, iodine dan bromine. Unsur-
unsur tersebut jika berhubungan dengan tembaga yang sedang terbakar sampai merah
dapat merubah warna api menjadi hijau. Dari tempat yang sedang diperiksa dan melihat
perbedaan nyala apinya, kita dapat mengetahui tempat yang bocor. Untuk kebocoran
yang kecil warna api sedikit kehijau-hujauan apabila kebocorannya besar warna api
akan berubah menjadi hijau dan ungu.
Nyala api dari halide torch tidak boleh terlalu besar, karena pada kebocoran
yang kecil tidak dapat merubah atau mempengaruhi warna apinya.
Warna api dan halide torch akan berubah-ubah sebagai berikut:
Tidak ada kebocoran bahan pendingin – biru
Sedikit kebocoran bahan pendingin – hijau
Kebocoran bahan pendingin yang besar – ungu
Perhatian :
19
Bahan pendingin sendiri tidak berbahaya, tetapi bahan pendingin yang sedang terbakar
berbahaya bagi kesehatan kita, maka jangan bernafas terlalu lama di dekat api halide
torch yang warna apinya hijau atau ungu.
Gambar 1.20 Halide Torch Leak Detector
4. Mencari kebocoran dengan zat warna (colored tracing agent)/Liquid Tracer
Yaitu suatu tambah (additive) yang berupa cairan yang berwarna merah tua.
Dipakai dengan memasukan cairan tersebut ke dalam system, agar bercampur dengan
bahan pendingin dan ikut bersirkulasi ke semua bagian dari sistem. Pada bagian yang
bocor, bahan pendingin akan keluar dan langsung ke udara, sedangkan zat tambah
tersebut akan tetap tertinggal pada permukaan yang bocor dan memberikan warna
merah muda yang mudah dilihat, sehingga bagian yang bocor mudah diketahui.
Tambahan cairan tersebut (liquid tracer) tersebut harus stabil, tidak boleh
bereaksi dengan bahan pendingin, minyak pelumas mesin pendingin dan logam yang
dipakai pada sistem pendingin.
Colored tracing agent dibuat oleh pabrik dengan merk: Visoleak, Trace, dll.
20
Gambar 1.21 Colored Tracing Agent
1.2.11 Kunci-Kunci
Fungsinya untuk melepas atau mengeraskan mur, baut dan lain-lain. Untuk
mereparasi sistem komersial biasanya menggunakan kunci inggris (adjustable wrench)
dan rachet wrench.
Gambar 1.22 Rachet Wrench
1.23 Adjustable Wrench
21
1.24 Kunci Pipa
1.2.12 Katup Servis (Service Valve)
Katup servise berfungsi untuk menyambungkan manifold geage dengan sistem
refrigerasi guna dilakukan proses pengukuran, pemfakuman dan pengisian refrigerant.
Biasanya terdpat di saluran suction kompresor atau di saluran pipa cair (liquid line),
menyatu dengan liqid receiver.
Katup servise memiliki 3 lubang dan tiga posisi seperti ditunjukan oleh gambar
berikut:
Gambar 1.25 Katup servis
Keterangan Posisi-posisi katup service:
Lubang 1 : Dihubungkan ke manifold geage
22
Lubang 2 : Menuju kompresor (suction line) menuju ekspansi (liquid line)
Lubang 3 : Dari Kompresor (suction line) dari liquid recaiver (liquid line)
Posisi A : Front Seat
Posisi B : Back Seat
Posisi C : Middle Seat
1.2.13 Mesin Recovery, Recycle dan Recharging (Mesin 3R)
Mesin Recovery, Recycle,dan Recharging biasa juga disebut sebagai mesin 3R,
mempunyai tiga fungsi yaitu mengeluarakn dan menangkap refrigeran (recovery),
mendaur ulang refrigeran yang ditangkap (recycle) dengan cara memisahkannya dari
pelumas dan menyaring kotoran padat, dan mengisikan kembali refrigeran yang
ditampung dalam satu mesin adalah agar tidak ada refrigeran yang terlepas ke atmosfer
ke atmosfer sebagai akibat adanya pergantian selang pada setiap proses. Refrigeran
yang terdapat dalam selang penghubung dapat terlepas ke atmosfer dan merusak ozon.
Gambar 1.26 Mesin 3R
Rangkuman
Peralatan untuk memperbaiki mesin pendingin harus dipilih seesuai fungsinya
agar dapat menghasilkan pekerjaan yang baik dan rapi. Peralatan harus dipersiapkan
dengan lengkap untuk menghindari terjadinya kerusakan komponen mesin pada saat
perbaikan. Dengan peralatan lengkap, waktu pengerjaan menjadi lebih cepat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat memperbaiki mesin pendingin:
23
1. Identifikasi dan analisis kerusakan. Bagian apa dari mesin pendingin itu yang harus
diperbaiki (berdasarkan analisis gejala-gejala gangguan)
2. Memilih alat/bahan secara tepat.
3. Menjaga sistem agar tetap bersih dan kering dalam mengerjakan
4. Menjaga keselamatan kerja
Tes Formatif
1. Sebutkan jenis peralatan beserta fungsinya yang biasa digunakan pada proses
pengerjaan pemipaan!
2. Peralatan apa saja yang harus dipersiapkan teknisi refrigerasi untuk melakukan
pengujian dan trouble shooting mesin pendingin?
3. Jelaskan prosedur menutup dan membuka service valve! Peralatan apa saja yang
digunakan.
4. Sebutkan salah satu metode/teknik untuk menguji kebocoran sistem refrigerasi,
sehingga dapat dideteksi letak sumber kebocorannya.
5. Sebutkan dan jelaskan fungsi peralatan bantu service dan pengujian pada sistem
refrigerasi!
Lembar Kerja Praktek:
1. Membengkokan Pipa
24
Tujuan:
Setelah melaksanakan tugas praktek ini diharapkan peserta mampu melakukan
pekerjaan membengkok pipa dengan menggunakan alat pembengkok sesuai prosedur
yang tepat.
Petunjuk:
1. Ambil pipa tembaga secukupnya dengan diameter yang sudah di tentukan.
2. Persiapkan peralatan pengerjaan pipa
3. Kerjakan sesuai petunjuk yang dibuat
Alat dan Bahan:
1. Pipa tembaga 5/16”
2. Jangka sorong (Angkup Vernier)/Micrometer
3. Lever Bender dan Bending Spring
4. Tubing Cutter
5. Mistar/penggaris
Prosedur:
1. Hitung panjang pipa tembaga yang diperlukan sesuai gambar 1 dan gambar 2 di atas
2. Potong pipa dengan panjang sesuai perhitungan
3. Ambil pembengkok pipa. Bengkokanlah pipa denga sudut bengkokan menurut
ketentuan gambar di atas.
4. Setelah selesai ukurlah panjang pipa hasil bengkokan dan bandingkan dengan ukuran
pada gambar.
5. Serahkan hasilnya pada pembimbing.
2. Membuat Flaring & Swaging
Tujuan:
Setelah melaksanakan tugas praktek ini diharapkan peserta mampu melakukan
pekerjaan sambungan pemipaan dengan baik dan benar menurut ketentuan prosedur
yang berlaku.
Petunjuk:
25
1. Ambil pipa tembaga secukupnya dengan diameter yang sudah ditentukan
2. Persiapkan peralatan pengerjaan pipa
3. Kerjakan sesuai petunjuk yang dibuat
Alat dan Bahan:
1. Pipa tembaga 5/16”
2. Tubing Cutter
3. Mistar/penggaris
4. Flaring Tool
5. Reamer
6. Kikir
Prosedur:
1. Potong pipa tembaga dengan panjang 10 cm (lihat gambar 3)
2. Bersihkan ujung-ujung pipa dengan reamer dan kikir
3. Bentuk ujung-ujung pipa dengan sistem flaring dan swaging sesuai prosedur yang
ada.
4. Periksa kembali hasil pekerjaan yang telah dilakukan
5. Setelah selesai perlihatkan hasilnya kepada pembimbing.
26
B. Kegiatan Pembelajaran 2:
BAHAN PENDINGIN (REFRIGERAN)
Tujuan Kegiatan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi bahan pendingin (refrigeran) pada sistem
refrigerasi dengan benar.
2. Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh bahan pendingin
(Refrigeran) dengan benar.
3. Siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis bahan pendingin
(Refrigeran) dengan benar.
4. Siswa dapat menjelaskan warna tabung dari berbagai macam bahan pendingin
(Refrigeran) dengan tepat.
5. Siswa dapat menyebutkan beberapa merek dari bahan pendingin (Refrigeran)
dengan benar.
Uraian Materi
1. Definisi Bahan Pendingin (Refrigeran)
27
Gambar 2.1 Refrigerant
Dalam bahasa Belanda Koelmiddel, dan bahasa Jerman Kaltemittel. Bahan
pendingin pada suatu sistem dapat diumpamakan sebagai darah yang dipompakan oleh
jantung (kompresor) ke seluruh tubuh kita (lemari es).
Bahan pendingin adalah suatu zat yang mudah diubah wujudnya dari gas
menjadi cair atau sebaliknya. Dapat mengambil panas dari evaporator dan
membuangnya dikondensor. Bahan pendingin banyak sekali macamnya, tetapi tidak
satupun yang dapat dipakai untuk semua keperluan. Kita perlu membandingkan dalam
beberapa tingkat suhu yang berbeda-beda, maka bahan pendingin hanya dapat dikatakan
tepat dan sesuai untuk suatu keperluan saja.
2. Syarat-syarat Bahan Pendingin (Refrigeran)
Bahan pendingin harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau dalam semua keadaan.
b. Tidak dapat terbakar atau meledak sendiri, juga bila bercampur dengan udara,
minyak pelumas dan sebagainya.
c. Tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai pada siste refrigerasi dan air
conditioning.
d. Dapat berampur dengan minyak pelumas kompresor, tetapi tidak mempengaruhi
atau merusak minyak pelumas tersebut.
e. Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak boleh terurai setiap kali
dimampatkan, diembunkan dan diuapkan.
f. Mempunyai titik didih yang rendah. Harus lebih rendah daripada suhu evaporator
yang direncanakan.
g. Mempunyai tekanan kondensasi yang rendah. Tekanan kondensasi yang tinggi
memerlukan kompresor yang lebih besar dan kuat, juga pipa-pipanya harus kuat
dan kemungkinan bocornya besar.
28
h. Mempunyai tekanan penguapan yang sedikit lebih tinggi dari 1 atmosfir. Apabila
terjadi kebocoran, udara luar tidak dapat masuk ke dalam sistem.
i. Mempunyai kalor laten uap yang besar, agar jumlah panas yang diambil oleh
evaporator dari ruangan jadi besar.
j. Apabila terjadi kebocoran mudah diketahui dengan alat-alat yang sederhana.
k. Harganya murah.
3. Jenis-jenis Bahan Pendingin (Refrigeran)
a. Amonia, R – 717, NH3
Kompresor : Torak
Pemakaian : Untuk industri, terutama pabrik es yang besar dan sistem absorpsi.
Gambar 2.2 Refrigeran R-717
Titik didih -28oF (-33,3oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 19,6 psig pada
5oF (-15oC) dan tekanan kondensasi 154,5 psig pada 86oF (30oC). Kalor laten uap 589,3
Btu/lb pada titik didihnya. Kalor laten tersebut sangat besar dan merupakan yang
terbesar daripada bahan pendingin yang lain.
Amonia walaupun telah sejak lama dipakai, masih merupakan satu-satunya
bahan pendingin selain dari golongan fluoroarbon yang tetap dipaki sampai saat ini.
Terdiri dari sebuah unsur nitrogen dan tiga unsur hidrogen. Harganya murah,
efisiensinya tinggi, mempunyai kalor laten uap yang terbesar daripada bahan pendingin
yang lain.
Amonia dalam keadaan biasa brwujud gas yang tidak berwarna, tetapi mudah
terbakar, dapat meledak dan sangat beracun. R – 717 dapat mudah terbakar dan
meledak, jika bercampur dengan udara dalam perbandingan tertentu antara 13 – 27 %
dari volume, dan akan berbahaya lagi jika bercampur dengan oksigen. Amonia sangat
beracun dan mempunyai bau yang sangat merangsang hidung dan tenggorokan. Amonia
tidak dibenarkan jika dipakai pada air conditioning untuk hotel, bioskop atau tempat-
tempat umum yang banyak orangnya. Jika dalam hal ini kita memakai amonia secara
29
tidak langsung dengan melalui air atau air garam yang lebih dahulu didinginkan.
Ruangan untuk kompresor harus dibuat khusus dan terpisah.
Amonia yang murni tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai pada
sistem refrigerasi. Amonia yang bercampur dengan air akan menjadi korosif terhadap
logam non ferro, terutama : tembaga, kuningan, seng dan timah. Janganlah memakai
logam-logam tersebut pada sistem dengan amonia. Amonia walaupun mengandung
banyak air, tetapi tidak bereaksi dengan besi dan baja.
Amonia lebih ringan daripada minyak pelumas kompresor, juga tidak dapat larut
ke dalam minyak pelumas tersebut, maka tidak dapat menyerap minyak dari tempat
minyak kompresor. Karena sukar mengembalikan minyak pelumas dari evaporator,
maka untuk menghindarkan minyak pelumas ikut mengalir ke evaporator, kita harus
menambahkan pemisah minyak (oil separator) pada saluran tekan dari kompresor.
Kekuatan dielektrik dari amonia rendah, tidak dapat dipakai dengan kompresor
hermetik yang berhubungan langsung dengan alat-alat listrik. R–717 dapat mudah larut
dalam air. Pada suhu 0oC, satu volume air dapat menyerap 1,148 volume amonia.
Tabung ammonia dan sistem yang memakai ammonia harus dibuat dari tabung
besi atau baja yang kuat. Kondensornya harus didinginkan dengan air. Gas amonia lebih
ringan daripada udara. Jika terjadi kebocoran amonia, kita lebih aman merebahkan diri
dilantai daripada berdiri. Kebocoran pada sistem dengan amonia dapat diketahui dari
baunya yang sangat merangsang hidung dan tenggorokan. Kebocoran yang kecil dapat
dicari dengan batang belerang (sulfur stick). Jika ada gas amonia yang bocor, belerang
dapa mengeluarkan asap putih yang tebal. Kebocoran dapat juga dicari dengan memakai
air sabun yang kental, dioleskan pada sekeliling sambungan pipa. Jika ada gas amonia
yang bocor akan terjadi gelmbung-gelembung dari air sabun tersebut.
b. Refrigerant – 12, CL2F2 Dichloro Difluoro Methane
Kompresor : torak, rotari dan sentrifugal
30
Gambar 2.3 Refrigeran R-12
Pemakaian : (-40 s/d +10oC) sangat luas dari lemari es, freezer, ice cream
cabinet, water cooler sampai pada refrigerasi dan air conditioning yang besar. R-12 juga
merupakan bahan pendingin yang utama untuk air conditioning mobil dan aerosol.
Titik didih -21,66oF (-29,8oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 11,8 psig
pada 5oF (15oC) dan tekanan kondensasi 93,3 psig pada 86oF (30 oF). Kalor laten uap
71,74 Btu/lb pada titik didih.
R-12 adalah bahan pendingin yang paling banyak dipakai untuk lemari es, baik
dengan kompresor torak maupun rotari. Telah diselidiki dan dikembangkan di USA
sejak tahun 1931, pada tahun 1940 telah hampir dipakai pada semua lemari es sampai
saat ini.
Bahan pendingin R-12 sangat aman, tidak korosif, tidak beracun, tidak dapat
terbakar atau meledak dalam bentuk gas maupun cair, juga bila bercampur dengan
udara. R-12 tidak berwarna, bahkan transparan (tembus cahaya), tidak berbau dan tidak
ada rasanya pada kosentrasi dibawah 20% dari volume. R-12 tidak berbahaya bagi
hewan atau tumbuh-tumbuhan dan tidak mempengaruhi bau, rasa atau warna dari air
atau makanan yang disimpan di dalam lemari es.
R-12 dapat dipakai pada suhu tinggi, sedang dan rendah. Juga dapat dipakai
untuk ketiga macam kompresor : kompresor torak dari 1/12 – 800 DK. Kompresor
rotari yang kecil dan kompresor sentrifugal untuk air conditioning yang besar.
R-12 akan tetap satbil pada suhu kerja rendah, maupun pada suhu kerja tinggi, tidak
bereaksi dan tidak korosif terhadap banyak logam yang dipakai pada lemari es, seperti :
besi tuang, baja. Aluminium, tembaga, kuningan, seng, timah solder. Jika bercampur
dengan air pada suhu tinggi dapat menjadi korosif karena ada asam halogen yang
terbentuk. Apabila kita memakai sistem dengan R-12, jaganlah sampai ada air yang
tertinggal di dalam sistem.
R-12 sampai saat ini adalah bahan pendingin yang terbanyak dipakai, walupun
dalam beberapa hal keunggulan R-12 telah dikalahkan oleh R-22.
Kenggulan R-12 terhadap R-22 :
1. Tekanan kerja dan suhu kerja lebih rendah
2. Ercampur dengan minyak pelumas lebih baik dalam semua keadaan
3. Harganya lebih murah
31
R-12 tidak dapat melarutkan air, tetapi dapat melarutkan hydrocarbon, alkohol,
ether, aster dan ketone, maka R-12 dapat dipakai sebagai bahan pembersih untuk zat
tersebut. R-12 mempunyai kemampuan melarutkan yang sangat besar, maka kita harus
hati-hati jika memakai bahan-bahan untuk paking, gasket, vernis dan beberapa macam
bahan isolasi didalam kompresor hermetik.
R-12 terhadap logam-logam yang mengandung magnesium atau aluminium
yang mengandung lebih dari 2 % magnesium harus dihindarkan. R-12 merusak karet
alam, tetapi tidak bereaksi terhadap karet sintetis. Jika memakai bahan dari karet,
pakailah karet sintetis seperti : karet neoprene dn chloroprene.
R-12 yang terbanyak dipakai sebagai penyemprot (propellant) yang bukan untuk
makanan. Karena tekanan R-12 sangat tinggi, maka umumnya dicampur dengan R-11
untuk menurunkan tekanannya.
Salah satu sifat khusus dari R-12 yaitu pada suhu 20 - 80 oF, mempunyai suhu
dalam fahrenheit dan tekanan dalam psig yang hamper sama esarnya. Dapat dilihat
pada daftar suhu dan tekanan bahan pendingin R-12. misalnya R-12 pada 70 oF
mempunyai tekanan 70,1 psig.
R-12 mempunyai kekuatan dielektrik yang besar, hampir sama dengan R-113,
maka dapat dipakai untuk kompresor hermetik tanpa menimbulkan bahaya atau
kesukaran.
Kebaikan R-12 yang dapat bercampur dengan minyak pelumas dalam semua
keadaan tidak saja mempermudah mengalirkan minyak pelumas kembali ke kompresor,
tetapi juga dapat menaikan efisiensi dan kapasitas dari sistem. Evaporator dan
kondensor akan bebas dari minyak pelumas yang dapat mengurangi kemampuan
perpindahan kalor dari kedua alat tersebut. R-12 masih dapat bercampur dengan minyak
pelumas sampai suhu -90 oF (-68 oC). Dibawah suhu tersebut minyak pelumas akan
mulai memisah. Minyak pelumas lebih ringan daripada bahan pendingin, maka minyak
akan mengumpul pada bagian atas dari bahan pendingin cair tersebut.
R-12 apabila bercampur dengan api yang sedang terbakar atau pemanas listrik
yang bekerja, dapat membentuk suatu gas yang sangat beracun. Kobocoran dapat dicari
dengan hilide leak detector, alectronic leak detecto, air sabun dan lain-lain.
c. Refrigerant – 22, CHCLF2 Chloro Difluoro Methane
Kompresor : torak, ratari dan sentrifugal
32
Gambar 2.4 Refrigeran R-22
Pemakaian : (-50 s/d +10 oC) terutama untuk air conditioning yang sedang dan
kecil, juga dipaki untuk : freezer, cool storage, display cases dan banyak lagi pemakaian
pada suhu sedang dan suhu rendah. Titik didih -41,4 oF (-40,8 oC) pada 1 atmosfir.
Tekanan penguapan 28,3 psig pada 5 oF dan tekanan kondensasi 158,2 psig pada 86 oF.
Kalor laten uap 100,6 Btu/lb pada titik didih.
Mula-mula diperkenalkan pada tahun 1936. dikembangkan untuk pemakaian
pada suhu rendah, lalu kemudian banyak dipakai pada packaged air conditioner. R-22
mempunyai tekanan dan suhu kerja yang lebih tinggi daripada R-12, maka jika
memakai kondensor dengan pendingin udara ukurannya harus disesuaikan jangan
terlalu kecil.
Untuk kapasitas yang sama R-22 dibandingkan R-12 memerlukan pergerakan
torak (piston displacement) yang lebih kecil, maka bentuk kompresor juga kecil
sehingga dapat ditempatkan dalam ruang yang terbatas. Ini adalah keuntungan dari R-
22, maka sangat sesuai untuk dipakai pada pakaged room air conditioner.
Keuntungan R-22 terhadap R-12 :
1. Untuk pergerakan torak yang sama, kapasitasnya 60% lebih besar
2. Untuk kapasitas yang sama, entuk kompresor lebih kecil. Pipa-pipa yang dipakai
juga lebih kecil ukurannya.
3. Pada suhu di evaporator antara -30 s/d -40 oC, tekanan R-22 lebih dari 1 atmosfir,
sedangkan tekanan R-12 kurang dari 1 atmosfir.
R-22 tidak korosif terhadap banyak logam yang dipakai pada sistem refrgerasi
dan air onditioning seperti : besi, tembaga, aluminium, kuningan, baja tak berkarat, las
perak, timah solder, babit dan lain-lain.
33
Minyak pelumas dengan R-22 pada bagian tekanan tinggi dapat bercampur
dengan baik, tetapi pada bagian tekanan rendah, terutama di evaporator minyak lalu
memisah. Suhu dimana minyak pelumas memisah tergantung dari macam minyak
pelumas yang dipakai dan jumlah minyak pelumas yang bercampur dengan R-22.
minyak pelumas mulai memisah pada suhu 16 oF (-8,9 oC). Pada pemakaian suhu
rendah, harus ditambahkan pemisah minyak (oil separator) untuk mengembalikan
minyak pelumas ke kompreso. Pada evaporator yan direncanakan dengan baik, tidak
akan terjadi kesukaran untuk mengembalikan minyak pelumas dari evaporator ke
kompresor.
R-22 mempunyai kemampuan menyerap air tiga kali lebih besar daripada R-12.
jarang sekali terjadi pembekuan air dievaporator pada sistem yang memakai R-22. ini
sebetulnya bukan merupakan keuntungan, karena didalam sistem harus bersih dari uap
air dan air. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector, air sabun dan lain-lain.
d. Refrigerant -113, C2Cl2F3, Trichloro Trifluoro Ethane
Kompresor : centrifugal
Gambar 2.5 Refrigerant R-113
Pemakaian : (0 s/d 20oC) untuk air conditioning yag sedang dan besar. Suhu
penguapan 117,6oF (47,57oC) pada 1 atm. Tekanan penguapan 237,9 In Hg. Vakum
pada 5oF dan tekanan kondensasi 113,9 In Hg. Vakum pada 86oF.
Pergerakan torak (piston displacement) adalah tinggi 100,76 uft/min/ton,
sedangkan HP/ton yang diperlukan hampir sama dengan lain-lain bahan pendingin.
Karena tekanan kerja yang rendah dan pergerakan torak (piston displacement) yang
besar, maka R-113 harus dipakai dengan kompresor centrifugal sampai 4 tingkat atau
lebih, terutama pada sistem air conditioning yang besar.
34
R-113 adalah bahan pendingin yang aman dan sering dipakai sebagai bahan
pembersih (cleaning solvent). Kebocoran dapat dicari dengan Halide leak detector.
e. Refrigerant-114 C2Cl2F4, Dichloro Tetrafluoro Ethane
Kompresor : rotary, centrifugal.
Gambar 2.6 Refrigerant R-114
Pemakaian : (-20 s/d +20oC) mula-mula dipakai pada lemari es dengan
kompresor rotary, tetapi sekarang terutama dipakai pada industri pendingin yang besar
dan refrigerasi. Suhu penguapannya 38,6OF (3,6oC) pada tekanan 1 atm. Tekanan
penguapan 16,2 In Hg. Vakum pada 5oF dan tekanan kondensasi 21,6 psig pada 86oF.
Pergerakan toraknya rendah 19,56 cuft/min/ton, sedangkan HP./ton yang diperlukan
hampir sama dengan lain-lain bahan pendingin.
R-114 dipakai pada kompresor centrifugal untuk instalasi air conditioning yang
besar-besar. Juga dipakai pada kompresor rotari untuk lemari es water cooler. Seperti R-
22, R-114 juga dapat bercampur dengan minyak pada bagiab sisi tekanan tinggi tetapi
terpisah dengan minyak di evaporator.
Kebocoran dapat dicari dengan Hilide leak detetor.
f. Refrigerant – 500, CCL2F2/CH3-CHF2 Azeotrope
Kompresor : Torak
Pemakain : untuk memperanyak model pakaged dan room air conditioner yang kecil
dan sedang. Juga pada lemari es untuk daerah yag memakai listri 50 Hertz.
35
Gambar 2.7 Refrigerant R-500
Titik didih -28,3 oF (-33,5 oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 16,4 psig
pada 5 oF dan tekanan kondensasi 112,8 psig pada 86 oF. Kalor laten uap 88,5 Btu/lb
pada titik didih.
R-500 adalah campuran azeotropedari R-12 (73,8% dari berat) dan R-152A
Difluoro Ethane (26,2 % dari berat). R-500 juga disebut carene-7, pada umumnya hanya
dipakai untuk mesin-mesin refrigerasi buatab Carrier. Seperti bahan pendingin golongan
fluorocarbon yang lain, R-500 tidak dapat terbakar, tidak beracun dan stabil. R-500
mempunyai daya campur dengan minyak pelumas yang baik. Pada suhu rendah daya
campur tersebut sama seperti R-12.
Keuntungan R-500 terhadap R-12 :
1. Jika dipakai dengan mesin yang sama, dapat memberikan kapasitas 18 % lebih besar
2. Dapat dipakai dari daerah 60 Hz dengan R-12 ke daerah 50 Hz dengan R-500, pada
mesin yang sama akan memberikan kapasitas yang sama pula.
Pergerakan torak yang diperlukan lebih besar daripada R-22, tetapi lebih kecil
daripada R-12, jika dipakai dengan mesin yang sama dan untuk tujuan yang sama, R-
500 dapat memberikan kapasitas 18% lebih besar daripada R-12. Suatu unit dengan R-
12 yang kapasitasnya hendak dinaikan 18 %, kita dapat mengusahakan dengan hanya
menukar bahan pendinginnya saja dengan R-500.
Jumlah putaran motor listrik berbanding lurus dengan besarnya frekuensi. Motor
listri 60 Hz yang bekerja di daerah 50 Hz, jumlah putarannya hanya tinggal 5/6 bagian,
dan pergerakan toraknya juga berkurang 18%. Kompresor hermetik 60Hz dengan R-12
akan memberikan kapasitas yang sama jika dipakai untuk daerah 50 Hz dengan R-500.
daya listrik yang diperlukan juga hampir sama.
R-500 mempunyai kemampuan menyerap air yang sanagat besar. Apabila sistem
hendak diisi dengan R-500, sebelumnya sistem harus dibuat vakum dengan pompa
36
vakum yang khusus, agar semua air danuap air dapat dikeluarkan. Selain itu sistem
harus memakai pengering (drier) untuk menyerap sisa air yang masih tertinggal di
dalam sistem. Mengisi sistem lemari es dengan R-500 tidak banyak perbesaannya
dengan R-12, hanya kedua tekanannya pada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah
sedikit lebih tinggi.
Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector, electronic leak detecto, air
sabun atau zat warna dan lain-lain.
g. Refrigerant-502, ChCLF2/CClF2-CF3 Azeotrope
Kompresor : torak dengan 1 atau 2 tingkat.
Pemakaian : (-60 s/d 20oC) khusus dibuat untuk suhu evaporator yang rendah, untuk
menggantikan R-22, tetapi juga dipakai pada air conditioning.
R-502 adalah suatu campuran azeotrope dari R-22 (48,8% dari berat) dan R-115
(51,2% dari berat).
Gambar 2.8 Refrigerant R-502
Suhu penguapan -50,1 oF (-45,6 oC) pada 1 atm. Tekanan pengauapannya 35,9
psig. Pada 5oF pada tekanan kondensasinya 176,6 paig. Pada 86 oF.
R-502 mula-mula dipakai pada tahun 1962. bahan pendingin ini tidak dapat terbakar,
tidak beracun dan tidak korosif.
R-502 mempunyai sifat-sifat yang baik dari R-12 dan R-22, yaitu kapasitasnya
sama dengan R-2, sedangkan tekanan kondensasinya hanya sama dengan R-12, jadi
jauh lebih rendah dari R-22.
Keuntungan-keuntungan R-502 terhadap R-22, adalah sebagai berikut :
1. Kompresor akan bekerja pada suhu yang lebih rendah, hingga memperpanjang
daya tahan katup-katup dan lain-lain bagian dari kompresor.
2. Kepala silinder dari kompresor yang leih besar tidak perlu didinginkan dengan
air, dimana biasanya diperlukan pada R-22.
37
3. Kapasitasnya lebih besar 15 a/d 25%.
4. Suhu motor dan minyak tetap rendah, hingga minyak kompresor tetap dapat
memberikan pelumasan dengan baik karena kekentalannya tetap tidak berubah.
R-502 dapat menyerap air 15 kalilebih banyak daripada R-12 pada 0oF (-17,8 oC), yaitu
12 ppm (part per million) dari berat.
Jika bercampur dengan uap air harus diperhatikan agar R-502 tidak berhubungan
dengan zink murni (Zn) atau magnesium (Mg).
Alumunium dapat dipakai asalkan tidak mengandung magnesium lebih dari 2%.
Timah putih (lead) jangan dipakai sebagai bahan penyambung pipa (soldir timah), atau
penahan kebocoran pada rotary seal dari poros engkol.
Bahan-bahan plastik yang dapat dipakai dengan R-22, juga dapat dipakai dengan
R-502, misalnya untuk pengikat lilitan motor, dan sebagainya.
R-502 dapat bercampur minyak dengan baik pada suhu diatas 180 oF (82,2 oC).
Tetapi dibawah 77 oF (25 oC) minyak akan memisah dan mengapung diatas cairan bahan
pendingin sifat ini menyebabkan minyak ikut ke kondensor, lalu di evaporator minyak
tersebut, memisah dari bahan pendingin, maka harus diberi alat khusus, biasanya oil
separator, utuk mengembalikan minyak ke kompresor.
R-502 adalah bahan pendingin yang aman , kebocoran dapat dicari dengan Hilide leak
detector, dan sebagainya.
4. Warna Tabung Bahan Pendingin (Refrigeran)
Bahan pendingin disimpan dala tabung atau silinder dan drum. Untuk
mengetahui isinya, tabung-tabung tersebut diberi berbagai warna, keterangan pada
tabung dan label. Warna dari tabung bukanlah suatu tanda yang pasti untuk menentukan
isinya; sebaiknya keterangan pada tabung dan label dibaca dan disesuaikan dengan
warna tabungnya.
Jika kita masih ragu-ragu dengan isinya, tekanannya diukur dan disesuaikan
dengan tabel, atau grafik hubugan suhu dan tekanan dan suhu ruangan pada
thermometer.
Memakai tanda warna pada tabung adalah suatu cara yang mudah dan praktis
untuk menentukan dengan cepat jenis bahan pendingin yang ada di dalam tabung.
38
Tabel 2.1 Warna-warna tabung bahan pendingin
No Bahan Pendingin Warna Tabung
1 Freon – 11 Jingga (Orange)
2 Freon – 12 Putih
3 Freon – 13 Biru muda dengan ban biru tua
4 Freon – 22 Hijau
5 Freon – 113 Ungu tua (purple)
6 Freon – 114 Biru tua
7 Freon – 500 Kuning
8 Freon – 502 Ungu muda (Orchid)
9 R - 764 (Sulfur Dioxide) Hitam
Gambar 2. Warna jenis-jenis refrigerant
5. Beberapa Merk Bahan Pendingin (Refrigeran)
Bahan pendingin dibuat oleh beberapa Negara dari beberapa perusahaan dengan
memakai nama dagang (merk) mereka masin-masing. Beerapa diantaranya yang telah
beredar di Indonesia :
Tabel 2.2 Merek bahan pendingin (Refrigeran)
Nama Pabrik Negara
Freon E.I.du Pont de Nemours & Company U. S. A.
39
Genetron Allied Chemical Corporation U. S. A.
Frigen Hoechst AG Jerman
Arcton Imperial Chemical Industries Ltd. Inggris
Asahi Freon Asahi Glass Co., Ltd Jepang
Forane Pasific Chemical Industries Pty. Australia
Daiflon Osaka Kinzoku Kogyo o., Ltd. Jepang
Ucon Union Carbide Chemicals Corporation U. S. A.
Isotron Pennsylvania Salt manufacturing Co. U. S. A.
Gambar 2. Refrigerant ramah lingkungan
Rangkuman
Refrigeran adalah zat yang berfungsi sebagai media pendingin dengan menyerap
kalor dari benda atau bahan lain seperti air atau udara ruangan, sehingga refrigeran
tersebut dapat dengan mudah merubah phasanya dari cair menjadi gas. Sedangkan pada
saat terjadinya pelepasan kalor oleh refrigeran terjadi perubahan phasa dari gas
bertekanan tinggi jenuh menjadi cair.
Suatu bahan pendingin mempunyai syarat–syarat untuk keperluan proses pendinginan
antara lain :
1. Tidak beracun dan tidak berbau dalam semua keadaan.
2. Tidak dapat terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara, minyak pelumas
dan sebagainya
40
3. Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem
pendingin.
4. Bila terjadi kebocoran mudah diketahui dengan alat–alat yang sederhana maupun
dengan alat detector kobocoran
5. Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah
6. Mempunyai kalor laten penguapan yang besar, agar panas yang diserap evaporator
sebesar–besarnya.
7. Viskositas dalam fase cair maupun fase gas rendah agar aliran refrigeran dalam pipa
sekecil mungkin.
8. Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.
9. Konduktifitas thermal yang tinggi.
10. Konstanta dieletrika dari refrigeran yang kecil, tahanan lisrtrik yan besar, serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolator listrik.
11. Tidak merusak tubuh manusia.
Tes Formatif
1. Jelaskan apa yang dimasud dengan Refrigeran?
2. Sebutkan Jenis-jenis refrigeran yang ada saat ini!
3. Sebutkan syarat-syarat bahan pendingin/refrigeran yang dapat digunakan untuk
sistem refrigerasi?
41
C. Kegiatan Pembelajaran 3:
BAHAN, JENIS DAN UKURAN PIPA
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan dasar sistem pendingin kompresi uap dengan benar.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi pipa pada sistem refrigerasi dan tata udara dengan
benar.
3. Siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis pipa yang digunakan dalam
sistem refrigerasi dan tata udara dengan benar.
4. Siswa dapat menjelaskan ukuran-ukuran pipa sesuai dengan jenis-jenisnya dengan
tepat.
5. Siswa dapat menjelaskan aplikasi dari jenis-jenis pipa dalam sistem refrigerasi dan
tata udara dengan benar.
Uraian Materi
1. Pipa Dalam Sistem Refrigerasi
Pipa sebagai media sirkulasi bahan pendingin menuju berbagai komponen
merupakan bagian penting dari sistem pendingin. Jika kita lihat secara langsung sistem
pendingin terdiri dari susunan pipa-pipa yang desain dan dirancang melalui aturan dan
teknik pemipaan.
42
Gambar 3.1 Susunan pipa pada sistem refrigerasi
Banyak jenis dan bahan pipa yang digunakan didalam sistem pendingin dewasa
ini, namun tidak semua pipa yang ada dipasar cocok untuk keperluan pemipaan mesin
pendingin tetapi harus dipilih berdasarkan keperluan yang disesuaikan dengan
perencanaan. Adapun yang perlu dipertimbangkan didalam memilih bahan pipa adalah:
a. Memiliki daya hantar panas (konduktifitas) yang baik
b. Tidak terpengaruh atau bereaksi dengan bahan pendingin (refrigeran)
c. Tahan bocor
d. Mudah untuk dikerjaan
e. Harganya relatif murah
Sedangkan untuk memilih ukuran pipa yang digunakan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Drop tekanan harus sekecil mungkin
b. Dapat mengalirkan bahan refrigerant sesuai dengan perencanaan atau kecepatan
sirkulasi refrigerannya sesuai.
Jika pipa yang digunakan terlalu kecil akan mengakibatkan:
a. Kerugian gesekan
b. Bunyi yang keras dan bising karena kecepatan yang tidak sesuai.
Kalau pipa yang digunakan terlalu besar akan mengakibatkan:
43
a. Kegagalan pengembalian minyak kompresor
b. Pengeringan minyak kompresor yang akhirnya kompresor menjadi panas dan rusak.
2. Bahan, Jenis dan Ukuran Pipa
Dipasaran banyak sekali jenis dan bahan pipa yang dapat digunakan dalam
menginstalasi pipa mesin pendingin, jenis-jenis pipa terebut anatara lain pipa tembaga,
pipa aluminium, pipa baja, pipa baja stainless, pipa plastic/ pvc dan pipa flexibel.
a. Copper Tube (Pipa Tembaga)
Pipa tembaga terdiri dari 2 tipe yaitu soft dan hard. Tipe K dengan dinding keras
dan tipe L dengan dinding sedang. Pipa yang banyak digunakan pada ACR adalah tipe
L. Pipa soft coper setiap rolnya mempunyai panjang 25 dan 50 feet.
Gambar 3.2 Pembagian Copper Tube
1) Soft Copper Tube (Pipa Tembaga Lunak)
Gambar 3.3 Pipa Tembaga Lunak
44
COPPER TUBESOFT COPPER TUBELUNAK, MUDAH DIBENTUKHARD COPPER TUBEKERAS, SULIT DIBENTUK
Pipa tembaga ini bisa juga disebut “Annealed Copper Tubing” karena memiliki
tingkat kekerasan tertentu. Hal ini membuat pipa tembaga menjadi lunak dan mudah
dibentuk namun jika pipa dibengkokan berulang kali maka pipa tersebut akan menjadi
keras dan kaku, sehingga mudah rusak, retak atau patah.
Penyambungan pipa tembaga ini dapat dilakukan dengan dua cara , yaitu (1)
pengelasan (brasing), (2) menggunakan flare fitting. Pipa tembaga lunak ini biasanya
diperjualbelikan di pasaran dalam bentuk rol dengan panjang yang bervariasi mulai dari
25 feet, 50 feet dan 100 feet dengan diameter luar (OD) dalam satuan inchi.
Ukuran yang tersedia di pasaran adalah 3/16, ¼, 5/16, 3/8, 7/16, ½, 9/16, 5/8 dan
¾ inchi.
Tabel 3.1 Tabel diameter pipa tembaga lunak yang sering digunakan.
Diameter Luar Tebal Dinding
¼ 0.03
3/8 0,032
½ 0,032
5/8 0,035
¾ 0,035
7/8 0,045
1 1/8 0,050
1 3/8 0,050
2) Hard Copper Tube (Pipa tembaga Keras)
45
Gambar 3.4 Pipa tembaga keras
Pipa ini digunakan pada sistem refrigerasi dan AC komersial. Untuk
membuatnya yang keras dan kaku digunakan klem. Terutama pada diameter yang besar.
Biasa juga disebut Drawn temper tube karena pipa ini bersifat keras. Pipa tembaga keras
tidak dapat dibengkokkan, jadi harus menggunakan elbow bila diperlukan bengkokan.
Penyambungan pipa hanya hanya dilakukan dengan sistem pengelasan dengan las perak
(silver brazing). Pipa tembaga keras ini diperjualbelikan di pasaran dalam bentuk
batangan.
Keuntungan penggunaan pipa tembaga:
Ekonomis.
Pipa tembaga mudah untuk diperlakukan, dibentuk, dan disambung sehingga akan
mengurangi biaya instalasi, material dan waktu.
Ringan.
Untuk diameter dalam yang sama, pipa tembaga lebih ringan dibandingkan pipa
ferros karena itu mudah untuk dipindahkan dan menghemat tempat.
Mudah dibentuk.
Pipa tembaga mudah diarahkan dan dibentuk, sehingga bisa mengurangi
sambungan pipa dan elbow.
Mudah disambung.
Penyambungan pipa bisa menggunakan adapter, soldering, brazing ataupun
welding.
Aman.
Pipa tembaga tidak terbakar atau pemicu terbakar, dan tidak bereaksi menjadi gas
beracun kecuali untuk campuran organik yang mudah menguap, seperti amoniak
(NH3), tidak diperbolehkan memakai pipa tembaga.
Resistansi korosi.
Pipa tembaga memiliki angka resistansi korosi yang cukup tinggi.
a. Pipa Alluminium
Pipa Alluminium banyak dipergunakan sebagai bahan evaporator. Daya hantar
panas pipa alluminium ini tidak lebih baik jika dibandingkan dengan daya hantar panas
pipa tembaga, dan harganya pun relatif lebih mahal. Penyambungan atau pengelasan
46
pipa alluminium menggunakan las khusus yang disebut las MIG, atau bisa juga dengan
menggunakan kawat las Platinum 52 dengan campuran boraks atau fluks 52 dengan
nyala api yang teratur.
Gambar 3.5 Pipa Alluminium
Gambar 3.6 Pipa aluminium sebagai evaporator
b. Stell Pipe (Pipa Baja)
Pipa baja biasanya digunakan pada kondensor lemari es. Penyambungan pipa
baja dengan sistem brasing dan ada pula yang menggunakan ulir. Pipa tembaga atau
kuningan tidak dapat digunakan pada sistem pendingin yang menggunakan bahan
refrigeran amoniak (R.717), dimana sifat pipa tembaga ini mudah bereaksi jika terkena
amoniak, jadi untuk mesin pendingin yang menggunakan bahan refrigerannya amoniak
harus menggunakan pipa baja.
47
Gambar 3.7 Penggunaan pipa baja
c. Stainless Stell Pipe (Pipa Baja Stainless)
Gambar 3.8 Pipa stainles stell
Pipa Baja stainless sangat kuat terhadap korosi dan sangat mudah dalam
melakukan penyambungannya, dimana bisa menggunakan brasing maupun
menggunakan ulir. Pipa baja stainless sering sekali digunakan pada mesin pendingin
untuk Food Processing, Manufacture Ice Cream, Milk Cool Storage dan yang lainnya.
Pipa baja stainless ini mempunyai kadar karbon (C), Nickel (Ni), dan Chronium (Cr)
yang sangat rendah sekali.
Tabel 3.2 Ukuran pipa stainless stell yang sewring digunakan
Diameter Luar
48
1/4 3/8 1/2 5/8 3/4 1 1 1/4
Desimal 0,25 0,375 0,5 0,625 0,75 1 1,25
Milimeter 6,35 9,52 12,7 15,87 19,05 25,40 31,75
Gambar 3.10 Penggunaan stainles stell
d. Flixible Pipe (Pipa Fleksibel)
Gambar 3.11 Pipa flexible
Fungsi pipa fleksibel untuk meredam getaran yang diakibatkan oleh kompresor
yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sambungan pipa, khususnya sambungan
pipa ke kompresor. Bahan konstruksi dari pipa fleksibel terbuat dari selang perunggu
fleksibel yang dilapisi dengan anyaman pita rambut perunggu dan disambungkan
dengan pipa tembaga sebagai ujung-ujungnya.
Pipa fleksibel ini dapat digunakan pada mesin pendingin yang menggunakan
bahan refrigerant R12, R13, R22, R24, R114, R502 atau yang sejenisnya kecuali untuk
NH3 (Amoniak). Pipa fleksibel ini di desain untuk nominal tekanan 25 atg, dan
temperatur pada kisaran -700C sampai dengan + 2000C.
49
Gambar 3.12 Penggunaan pipa flexibel
e. Pipa Kapiler
Gambar 3.13 Pipa Kapiler
Nama lain dari pipa kapiler adalah Impedance tube, restrictor tube, atau Choke
Tube. Pipa kapiler dbuat dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang sangat kecil.
Panjang dan lubang pipa kapiler dapat mengatur jumlah refrigeran yang mengalir ke
evaporator.
Fungsi pipa kapiler dalam sistem refrigerasi :
1) Menurunkan tekanan refrigeran cair yang mengalir di dalamnya.
2) Mengatur jumlah refrigeran cair yang akan masuk ke dalam evaporator.
3) Menaikkan tekanan refrigeran di condenser.
Pipa kapiler ditempatkan pada liquid line dari sistem. Pipa kapiler
menghubungkan filter drier dan evaporator, dan merupakan batas antara sisi tekanan
50
tinggi dan sisi tekanan rendah dari sistem. Pada bagian tengahnya sepanjang mungkin
dilekatkan dengan saluran isap (suction line) dan di solder dan bagian yang di solder ini
disebut penukar kalor (heat exchanger).
Jika kita tidak mempunyai ukuran panjang dan ID (inside diameter) pipa kapiler
yang tepat untuk sistem refrigerasi yang dikehendaki, maka kita dapat memakai Daftar
Pemakaian Pipa Kapiler dengan melihat tabel berikut.
Tabel 3.3 Daftar pemaian pipa kapiler
51
Untuk mengganti diameter pipa kapiler yang lama dengan diameter pipa kapiler
yang baru, maka diperlukan suatu tabel konversi. Pipa kapiler yang baru tidak boleh
kurang dari 5 feet (1.1524 m), dan lebih dari 16 feet (4.87 m).
Contoh:
Sebuah lemari es dengan menggunakan pipa kapiler 0.040 ID panjang 3 meter. Apabila
hendak ditukar pipa kapiler dengan ID lain, maka berapakah ID dan panjang pipa
kapiler yang baru tersebut sehingga dapat memberikan karakteristik yang sama?
Penyelesaian :
Diketahui : Pipa kapiler 0.040 ID panjang 3 meter.
Ditanyakan : ID dan panjang pipa kapiler yang baru tersebut sehingga dapat
memberikan karakteristik yang sama
Jawab :
Kita lihat dari Daftar Pemakaian Pipa Kapiler dengan melihat tabel.
Tabel 3.4 Daftar perbandingan panjang pipa kapiler
52
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
Letakkan ukuran ID (inside diameter) pipa kapiler yang telah diketahui pada lajur kiri,
contoh : 0.040 .
Pada jalur paling kiri dari 0.040 tarik garis mendatar ke kanan, maka akan mendapat
beberapa factor :
Di bawah 0.031 ID didapat factor 0.31
Di bawah 0.036 ID didapat factor 0.62
Kalikan panjang pipa kapiler yang telah diketahui 3 meter dengan factor yang diperoleh.
Dengan pipa kapiler 0.031 ID 0.31 x 3 m = 0.93 meter
53
Dengan pipa kapiler 0.042 ID 0.62 x 3 m = 1.86 meter
Maka pipa kapiler yang dapat memberikan hasil dan tahanan yang sama seperti pipa
kapiler 0.040 ID panjang 3 meter adalah :
pipa kapiler 0.031 ID panjang 0.93 meter dan pipa kaliper 0.042 ID panjang 1.86 meter.
Rangkuman
Terdapat banyak jenis dan bahan pipa yang digunakan didalam sistem pendingin
dewasa ini, namun tidak semua pipa yang ada dipasar cocok untuk keperluan pemipaan
mesin pendingin tetapi harus dipilih berdasarkan keperluan yang disesuaikan dengan
perencanaan. Adapun yang perlu dipertimbangkan didalam memilih bahan pipa adalah:
Memiliki daya hantar panas (konduktifitas) yang baik
Tidak terpengaruh atau bereaksi dengan bahan pendingin (refrigeran)
Tahan bocor
Mudah untuk dikerjaan
Harganya relatif murah
Sedangkan untuk memilih ukuran pipa yang digunakan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
Drop tekanan harus sekecil mungkin
Dapat mengalirkan bahan refrigerant sesuai dengan perencanaan atau kecepatan
sirkulasi refrigerannya sesuai.
Kalau pipa yang digunakan terlalu kecil akan mengakibatkan:
Kerugian gesekan
Bunyi yang keras dan bising karena kecepatan yang tidak sesuai.
Kalau pipa yang digunakan terlalu besar akan mengakibatkan:
Kegagalan pengembalian minyak kompresor
Pengeringan minyak kompresor yang akhirnya kompresor menjadi panas dan rusak.
Tes Formatif
1. Bagaimana cara menentukan ukuran diameter pipa tembaga?
2. Apa kelebihan pipa tembaga kunak dibanding jenis pipa ang lainnya?
54
3. Bagaimana hubungan panjang pipa kapiler dengan inside diameternya jika dilihat
dari segi tahanannya?
4. Logam apa yang memiliki daya hantar panas paling baik?
5. Mengapa pipa tembaga untuk kepentingan refrigerasi ujung-ujungnya harus selalu
tertutup?
LEMBAR KERJA PRAKTEK
Mengukur Diameter Luar Pipa Tembaga
Tujuan:
Setelah melaksanakan tugas praktek ini diharapkan peserta mampu menentukan besar
diameter luar (Outside Diameter) pipa dengan menggunakan alat ukur.
Petunjuk:
1. Siapkan berbagai jenis ukuran pipa tembaga.
2. Lakukan pengukuran diameter luar pipa dengan menggunakan alat ukur yang
tersedia.
3. Catat hasil pengukuran kemudian konversi satuan pengukuran ke dalam satuan inchi.
Alat dan Bahan:
1. Pipa tembaga
2. Jangka Sorong
3. Mikrometer Sekrup
4. Inside Calipers
BAB III EVALUASI
A. Soal Essay
55
1. Peralatan apa saja yang harus dipersiapkan teknisi refrigerasi untuk melakukan
pengujian dan trouble shooting mesin pendingin?
2. Darimanakah anda tahu bahwa sistem refrigerasi mengalami kebocoran?
3. Apakah fungsi pipa kapiler?
4. Mengapa pipa tembaga lunak (soft copper pipe) banyak digunakan di dalam sistem
refrigerasi?
5. Sebutkan salah satu peralatan untuk pengerjaan pemipaan!
6. Sebutkan gejala/tanda-tanda yang terjadi apabila sistem buntu (sirkulasi refrigeran
tersumbat).
7. Sebutkan peralatan yang digunakan untuk membuka dan menutup service valve
(DSV, SSV dan LRSV). Bagaimanakah posisi service valve pada kondisi sistem
beroperasi normal?
8. Aakah kegunaan regulator pada silinder gas?
9. Jika kita menyambung dua pipa tembaga yang ujungnya berbeda ukuran, apa yang
harus kita lakukan?
10. Sebutkan salah satu metode/teknik untuk menguji kebocoran sistem refrigerasi
sehingga dapat dideteksi letak sumber kebocorannya!
11. Sebutkan bahan tambah yang digunakan pada penyambungan pipa tembaga!
12. Apakah keuntungan dengan mengoleska sedikit pelumas pada ujung cone atau
punch sebelum flaring/swaging dilakukan.
13. Mengapa diperlukan pembersihan ujung pipa (reamer) setelah melakukan
pemotongan pipa?
B. Soal Pilihan Ganda
1. Alat yang berfungsi untuk memperluas permukaan pipa tembaga lunak dengan
kemiringan yang standar adalah?
a. Tube Cutter
b. Reamer
c. Flaring Tool
d. Swaging
2. Alat yang berfungsi untuk Untuk memperbesar diameter pipa tembaga disebut?
a. Swaging Tool
56
b. Flaring Tool
c. Bending
d. Reamer
3. Alat yang digunakan untuk membengkokan pipa adalah...
a. Bending Tool
b. Reamer
c. Flaring Tool
d. Swging Tool
4. Alat pembersih serpihan ke dalam pipa yang telah dipotong adalah...
a. Bending
b. Reamer
c. Tube Cutter
d. Flaring Tool
5. Alat pemotong pipa tembaga disebut...
a. Bending Tool
b. Reamer
c. Swaging Tool
d. Tube Cutter
6. Hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan pengelasan pada pipa sistem
pendingin yang bocor adalah?
a. Sistem dalam kondisi kosong dari refrigerant
b. Sistem pendingin dalam keadaan ON
c. Sistem Pendingin dalam keadaan vakum
d. Pilihan jawaban salah semua
7.Tanda/simbol peringatan untuk keselamatan kerja, diharuskan terpasang pada dinding
bengkel dengan tujuan...
a. Selalu dilihat oleh pekerja
b. Dilihat dan dimengerti oleh pekerja
c. Dilihat, dimengerti dan dilaksanakan oleh perusahaan
57
d. Dilihat, dimengerti dan dilaksanakan oleh pekerja
8. Manfaat pemakaian alat yang tepat dalam mengerjakan sistem refrigerasi yaitu?
a. Hasil kerja dengan kualitas maksimal
b. Proses kerja yang aman
c. Waktu kerja yang cepat
d. Semua jawaban benar
9. Tea kebocoran pada sistem refrigerasi dilakukan pada saat sistem masih terdapat
refrigeran didalamnya, tujuannya adalah?
a. Agar bagian yang bocor mudah di deteksi dan segera di atasi
b. Agar refrigeran tidak terbuang
c. Agar minyak pelumas tidak ikut keluar dari sistem
d. Semua pilihan jawaban salah
10. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan pipa untuk sistem refrigerasi
adalah?
a. Mudah untuk dikerjakan
b. Tidak terpengaruh atau bereaksi dengan bahan refrigeran
c. Tahan bocor
d. Semua jawaban benar
C. Kunci Jawaban
Essay
1. Di dalam Kondensor
2. Adanya penyusutan isi refrigeran setiap saat/berkurangnya tekanan refrigeran dalam
sistem.
3. Untuk menurunkan tekanan serta mengatur jumlah refrigeran yang masuk.
4. Mudah dalam pengerjaan dan penyambungan
5. Flaring Tools
6. Pada sisi low pressure menunjukan tekanan yang sangat rendah (vacuum)
7. Rachet Wrench, Posisi Back Seated.
58
8. Untuk mengetahui tekanan isi tabung/silinder gas. Pengatur tekanan isi menjadi
tekanan kerja yang tetap besarnya sesuai dengan kebutuhan serta penggunaanny.
9. Dengan memanfaatkan Reducing Socket.
10. Head Pressure Test
11. Silver
12. Mempermudah pengerjaan (memperkecil gesekan sehingga punch tidak macet).
13. Memperhalus dan merapikan bibir ujung pipa sehingga proses flaring dan swaging
menjadi mudah dengan hasil yang baik dan rapi.
Pilihan Ganda
1. C
2. A
3. A
4. B
5. D
6. A
7. D
8. D
9. A
10. D
BAB IV
PENUTUP
59
Modul Pembelajaran ini menggunakan Sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi.
Pelatihan Berbasis Kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan
dengan kompeten. ,Penekanan utamanya adalah tentang apa yang dapat dilakukan
seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik yang paling penting dari
pelatihan berdasarkan kompetensi adalah penguasaan individu secara nyata di tempat
kerja.
Dalam Sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi, fokusnya tertuju kepada
pencapaian kompetensi dan bukan pada pencapaian atau pemenuhan waktu tertentu.
Dengan demikian maka dimungkinkan setiap peserta pelatihan memerlukan atau
menghabiskan waktu yang berbeda-beda dalam mencapai suatu kompetensi tertentu.
Jika peserta belum mencapai kompetensi pada usaha atau kesempatan pertama, maka
pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta. Rencana ini memberikan
kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensinya sesuai
dengan level yang diperlukan. Jumlah usaha atau kesempatan yang disarankan adalah
tiga kali.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta dalam mengikuti modul ini,
setiap peserta dievaluasi baik terhadap aspek pengetahuan maupun keterampilan. Aspek
pengetahuan dilakukan melalui latihan-latihan dan tes tertulis, sedang aspek
keterampilan dilakukan melalui tugas praktek. Score Test Tertulis minimal yang harus
dicapai oleh peserta adalah 80% dari score maksimum. Setelah anda dinyatakan lulus
dalam modul ini maka anda boleh melanjutkan ke materi pembelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
60
Andrew D. Althouse, B.S. M.E.O, M.A,Cs, 1982, Modern Refrigeration and Air Conditioning, South Holland : The Godheart-willcox Company Inc.
Actrol Parts, Catalogue Technical Manual: Australia
Basic Servising, 1986, Box Hill College, Melbourne, Australia
Goliber, Paul F, 1986, Refrigeration Servicing, Bombay, D.B. Taravorevala Son & Co, Private Ltd.
Piping in The Refrigeration System, 1986, Box Hill Collage, Melbourne, Australia.
Sumanto, Drs., MA, 2004, Dasar-dasar Mesin Pendingin, Yogyakarta.
61
top related