episiotomi ppt
Post on 02-Dec-2015
361 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Episiotomi
Pembimbing:dr. H. Iskandar Zulqarnain
Prinsip tindakan episiotomi adalah
pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas jaringan tersebut.
Pengertian
Episiotomi yang dikerjakan tanpa dasar dan
alasan yang jelas dapat menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan perineum yang terjadi dibandingkan dengan laserasi yang terjadi secara spontan.
Selain itu, penerapan episiotomi secara bebas dan kurang tepat, dapat meningkatkan jumlah perdarahan yang terjadi pada persalinan.
Fasilitasi untuk persalinan dengan tindakan atau
menggunakan instrumen. Mencegah robekan perineum yang kaku atau
diperkirakan tidak mampu beradaptasi terhadap regangan yang berlebihan (misalnya: bayi yang sangat besar atau makrosomia).
Mencegah kerusakan jaringan pada ibu dan bayi pada kasus letak/presentasi abnormal (bokong, muka, ubun-ubun kecil di belakang) dengan menyediakan tempat lebih luas untuk persalinan yang aman
Indikasi
I. PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK Memperkenalkan diri selaku petugas yang
akan menolong pasien Menjelaskan diagnosis dan penanganan luka
episiotomi dan robekan perineum Menjelaskan pula bahwa setiap tindakan
medik mempunyai Memastikan bahwa pasien dan keluarganya
telah mengerti semua aspek diatas
Prosedur/Langkah klinik
Memberi kesempatan pasien dan keluarganya
mendapat penjelasan ulang. Membuat Persetujuan Tindakan Medik tertulis
dan memasukkan kedalam catatan medik pasien
II. PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN Memeriksa dan menyiapkan peralatan Menjelaskan pada ibu untuk tidur terlentang
dengan posisi kaki ½ flexi.
III. PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM
TINDAKAN Mencuci tangan dan lengan sampai siku dan
keringkan dengan handuk DTT Memakai baju dan perlengkapan kamar
tindakan dan sarung tangan tindakan DTT/ steril
IV. EPISIOTOMI Anestesi Lokal Jelaskan pada ibu tentang apa yang akan
dilakukan dan bantulah agar ibu merasa tenang
Pasanglah jarum no.22 pada semprit 10 ml, kemudian isi semprit dengan bahan anestesi (lidokain HCl 1% atau Xilokain 10 mg/ml)
- Letakkan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) di
antara kepala dan janin dan perineum. Masuknya bahan anestesi (secara tidak sengaja) ke dalam sirkulasi bayi, dapat menimbulkan akibat fatal, oleh sebab itu gunakan jari-jari penolong sebagai pelindung kepala bayi.
- Tusukkan jarum tepat di bawah kulit perineum
pada daerah comissura posterior (fourchette) yaitu bagian sudut bawah vulva.
- Arahkan jarum dengan membuat sudut 450 ke sebelah kiri(atau kanan) garis tengah perineum. Lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak memasuki pembuluh darah (terlihat cairan darah dalam semprit). (Intravasasi bahan anestesi lokal kedalam pembuluh darah, dapat menyebabkan syok pada ibu)
Sambil menarik mundur jarum suntik, infiltrasikan 5-10 ml lidokain 1% Tunggu 1-2 menit agar efek anestesi bekerja
maksimal, sebelum episiotomi dilakukan. Penipisan dan peregangan perineum berperan
sebagai anestesi alamiah. Apabila kepala bayi menjelang ke luar, lakukan
episiotomi dengan segera. Jika kepala janin tidak segera lahir, tekan insisi
episiotomi di antara his sebagai upaya untuk mengurangi perdarahan.
Jika selama melakukan penjahitan robekan vagina dan perineum, ibu masih merasakan nyeri, tambahkan 10 ml lidokain 1% pada daerah nyeri
Penyuntikan sambil menarik mundur, bertujuan untuk mencegah akumulasi bahan anestesi hanya pada satu tempat dan mengurangi kemungkinan penyuntikan ke dalam pembuluh darah.
IV. 2 Tindakan Episiotomi Pegang gunting yang tajam dengan satu
tangan. Letakkan jari telunjuk dan tengah di antara
kepala bayi dan perineum, searah dengan rencana sayatan.
Tunggu fase acme (Puncak His) kemudian selipkan gunting dalam keadaan terbuka di antara telunjuk dan tengah.
- Gunting perineum, dimulai dari fourchet
(comissura posterior) 450 ke lateral (kiri atau kanan).
- Lanjutkan pimpinan persalinan.
IV.3 Penjahitan Luka Episiotomi Atur posisi ibu menjadi posisi litotomi dan
arahkan cahaya lampu sorot pada daerah yang benar.
Keluarkan sisa darah dari dalam lumen vagina, bersihkan daerah vulva dan perineum.
- Kenakan sarung tangan yang bersih/DTT. Bila
diperlukan pasanglah tampon atau kasa ke dalam vagina untuk mencegah darah mengalir ke daerah yang akan dijahit.
- Letakkan handuk atau kain bersih di bawah bokong ibu.
- Uji efektifitas anestesi lokal yang diberikan sebelum episiotomi masih bekerja (sentuhkan ujung jarum pada kulit tepi luka). Jika terasa sakit, tambahkan anestesi lokal sebelum penjahitan dilakukan.
- Atur posisi penolong sehingga dapat bekerja
dengan leluasa dan aman dari cemaran. - Telusuri daerah luka menggunakan jari tangan
dan tentukan secara jelas batas luka. Lakukan jahitan pertama kira-kira 1 cm di atas ujung luka di dalam vagina. Ikat dan potong salah satu ujung dari benang dengan menyisakan benang kurang lebih 0,5 cm.
- Jahitlah mukosa vagina dengan menggunakan
jahitan jelujur dengan jerat ke bawah sampai lingkaran sisa himen.
- Kemudian tusukkan jarum menembus mukosa vagina di depan himen dan keluarkan pada sisi dalam luka perineum. Periksa jarak tempat keluarnya jarum di perineum dengan batas atas irisan episiotomi
- Lanjutkan jahitan jelujur dengan jerat pada
lapisan subkutis dan otot sampai ujung luar luka (pastikan setiap jahitan pada ke dua sisi memiliki ukuran yang sama dan lapisan otot tertutup dengan baik).
- Setelah mencapai ujung luka, balikkan arah jarum ke lumen vagina dan mulailah merapatkan kulit perineum dengan jaitan subkutikuler.
- Bila telah mencapai lingkaran himen,
tembuskan jarum keluar mukosa vagina pada sisi yang berlawanan dari tusukkan terakhir subkutikuler.
- Tahan benang (sepanjang 2 cm) dengan klem, kemudian tusukkan kembali jarum pada mukosa vagina dengan jarak 2 mm dari tempat keluarnya benang dan silangkan ke sisi berlawanan hingga menembus mukosa pada sisi berlawanan.
- Ikat benang yang dikeluarkan dengan benang
pada klem dengan simpul kunci - Lakukan kontrol jahitan dengan pemeriksaan
colok dubur (lakukan tindakan yng sesuai bila diperlukan.)
- Tutup jahitan luka episiotomi dengan kasa yang dibubuhi cairan antiseptik.
V PENCEGAHAN INFEKSI PASCA TINDAKAN Kumpulkan dan masukkan instrumen kedalam
wadah yang berisi khlorin 0,5% Kumpulkan bahan habis pakai dan masukkan
ke tempat sampah medis Bubuhilah benda-benda didalam kamar
tindakan yang terkena darah atau cairan tubuh pasien dengan khlorin 0,5%
- Bersihkanlah sarung tangan, dilepaskan dan
direndam dalam khlorin 0,5% - Cuci tangan dengan sabun dalam air mengalir - Keringkan tangan dengan handuk/kertas tissue yang bersih
VI. PERAWATAN PASCA TINDAKAN Periksa tanda vital pasien Catat kondisi pasien dan buat laporan
tindakan dalam status pasien Buat insruksi pengobatan lanjutan dan
pemantauan kondisi pasien
Memberitahu pasien dan keluarganya bahwa
tindakan telah selesai Tegaskan kepada perawat untuk menjalankan
instruksi dan pengobatan serta melaporkan segera apabila ditemukan perubahan pascatindakan.
top related