ekonomi - eventbank€¦ · berbagai negara di dunia, termasuk mitra dagangutama indonesia,...
Post on 13-Nov-2020
20 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
EKONOMI
Jakarta, 15 Oktober 2019
Prof. Suahasil Nazara, Ph.D.Kepala Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan
INVESTASI&
1.5
0
1
2
3
Ma
r-1
7
Jun-
17
Sep
-17
Dec
-17
Ma
r-1
8
Jun-
18
Sep
-18
Dec
-18
Ma
r-1
9
Jun-
19
Jepang
2.1
0
1
2
3
4
Ma
r-1
7
Jun-
17
Sep
-17
Dec
-17
Ma
r-1
8
Jun-
18
Sep
-18
Dec
-18
Mar
-19
Jun-
19
Jerman
6.3
5.8
6.2
6.6
7.0
Mar
-17
Jun-
17
Sep
-17
Dec
-17
Ma
r-1
8
Jun-
18
Sep
-18
Dec
-18
Ma
r-1
9
Jun-
19
Tiongkok
Jan-
18
Mar
-18
May
-18
Jul-
18
Sep
-18
Nov
-18
Jan-
19
Mar
-19
May
-19
Jul-
19
Sep
-19
Singapura
Jan
-18
Mar
-18
Ma
y-1
8
Jul-
18
Sep
-18
Nov
-18
Jan
-19
Mar
-19
Ma
y-1
9
Jul-
19
Sep
-19
Jepang
Jan
-18
Mar
-18
Ma
y-1
8
Jul-
18
Sep
-18
Nov
-18
Jan
-19
Mar
-19
Ma
y-1
9
Jul-
19
Sep
-19
Tiongkok
Jan
-18
Mar
-18
May
-18
Jul-
18
Sep
-18
Nov
-18
Jan
-19
Mar
-19
Ma
y-1
9
Jul-
19
Sep
-19
Jerman
Jan
-18
Mar
-18
May
-18
Jul-
18
Sep
-18
Nov
-18
Jan
-19
Mar
-19
Ma
y-1
9
Jul-
19
Sep
-19
PMI Manufaktur AS
0.10
1
2
3
4
5
Ma
r-1
7
Jun-
17
Sep
-17
Dec
-17
Ma
r-1
8
Jun-
18
Sep
-18
Dec
-18
Ma
r-1
9
Jun-
19
Singapura
3.7
3.53.63.6
3.3
3.6
3.2
3.5
2.8
3
3.2
3.4
3.6
3.8
2018 2019F 2020F
Pertumbuhan Ekonomi Dunia (%, yoy)
WEO Oct 2018 WEO Jan 2019 WEO Apr 2019 WEO Jul 2019
PER
TUM
BU
HA
N
EKO
NO
MI
DA
TA IN
DEK
S P
RO
DU
KS
I D
AN
PM
I MA
NU
FAK
TUR
PER
TUM
BU
HA
N
EKO
NO
MI D
UN
IAAktivitas Riil Perekonomian Dunia Saat ini Masih LemahPertumbuhan ekonomi dan manufaktur di banyak negara mitra dagang Indonesia telah melambat
Berbagai negara di dunia, termasukmitra dagang utama Indonesia, mengalami pertumbuhan ekonomiyang melambat.
Indeks Manufaktur PMI di berbagainegara jatuh lebih dalam ke zona kontraksi (di bawah 50), kecualiTiongkok
Ini menunjukkan melemahnya aktivitas manufaktur ke depan dan potensi perlambatan ekonomi lebih lanjut.
Di bawah kondisi ini, pertumbuhan ekonomi global terus mengalami koreksi ke bawah.
Dalam waktu kurang dari setahun, proyeksi pertumbuhan ekonomi global telah menurun 0,5%.
<50 = kontraksi
2.3
0
1
2
3
4
Mar
-17
Jun-
17
Sep
-17
Dec
-17
Mar
-18
Jun-
18
Sep
-18
Dec
-18
Mar
-19
Jun-
19
PDB AS(%, yoy)
Sum ber: Bloom berg and IMF
2
Komoditas 31 Des 2018 Per 4 Okt 2019
WTI US$/barel 45,41 52.45
Brent US$/barel 53,17 58.31
Gas US$/mmbtu 2,76 2.33
Batubara US$/MT 88,00 59.25
Emas US$/Ounce 1.282,5 1,509.2
Perak US$/Ounce 15,5 17.6
Alumunium US$/MT 1.846,0 1,718.0
Tembaga US$/MT 5.965,0 5,662.0
Nikel US$/MT 10.690,0 17,625.0
Kedelai US$/bu. 935,3 909.8
Jagung US$/bu. 397,5 387.0
Gandum US$/bu. 528,3 487.5
Gula US$/lb. 12,5 12.8
Kapas US$/lb. 73,3 61.9
Minyak Sawit US$/Ton 470,1 494.2
Pelemahan Aktivitas Ekonomi Global dan Sentimen PerangDagang Berimbas pada Penurunan Harga Komoditas
Sumber: Bloomberg
Indeks Harga Komoditas Global (2017=100)
3
Sumber: Bloomberg
60
80
100
120
140
160
Jan-
17
Mar
-17
May
-17
Jul-
17
Sep
-17
No
v-1
7
Jan-
18
Ma
r-1
8
May
-18
Jul-
18
Sep
-18
No
v-1
8
Jan-
19
Ma
r-1
9
May
-19
Jul-
19
Indeks Harga Komoditas Global Makanan dan PertanianLogam Minyak Mentah DuniaBatu Bara
-24.84%
-20.43%
0.79%
-7.17%
-1.56%
-8.52%
-18.61%
-17.69%
-16.22%
-4.57%
-1.67%
1.69%
-17.76%
3.52%
-20.12%
15.5%
9.7%
-16.7%
-32.7%
17.7%
13.6%
-6.9%
-5.1%
64.9%
-2.7%
-2.6%
-10.1%
-3.0%
-15.6%
5.1%
-40% -20% 0% 20% 40% 60% 80%
Minyak Mentah WTI
Minyak Mentah Brent
Gas
Batubara
Emas
Perak
Alumunium
Tembaga
Nickel
Kedelai
Jagung
Gandum
Gula
Kapas
Minyak Sawit
Pergerakan Harga Komoditas 2018 dan 2019 (ytd)
2018 ytd 4 Oktober 2019
• Penurunan harga komoditas
global terus berlanjut pada bulanAgustus akibat pelemahan padahampir semua komoditas.
• Serangan drone terhadap fasilitasminyak Aramco yang berujung
pada penurunan 50% produksiminyak Arab Saudi, atau 5%produksi dunia pada mid
September lalu telah kembalipulih. Hal ini berpotensi
mendorong harga minyak sedikitmenurun walau pun memasukimusim dingin
4
Realisasi Penanaman Modal Kuartal II 2019 Tumbuh 13,7%Tren pemulihan investasi sejak akhir tahun 2018 berlanjut di kuartal I 2019 dan berakselerasi di kuartal II 2019
Perkembangan Realisasi Penanaman Modal*
Sektor yang Diminati Investor Kuartal II 2019 Negara Asal PMA Kuartal II 2019
Sumber: NSWi BKPM, diolah
Realisasi penanaman modal kuartal II 2019 mencapai Rp200,5 triliun, tumbuh 13,7% (yoy)atau 49,9% dari target 2019. PMDN tumbuh 18,6%, sementara PMA mencapai 9,6% setelah terkontraksi pada 4 kuartal sebelumnya.
Perbaikan kinerja penanaman modal didukungsentimen positif eksternal maupun internal.
• Eksternal, meredamnya perang dagangantara Amerika dan Tiongkok
• Internal, stabilitas politik dalam negeri pascaPemilu 2019.
Sektor paling diminati: transportasi & penyediaan listrik, air & gas, industri makanan, tanaman pangan dan perkebunan, sertapertambangan.
Pada kuartal II 2019 realisasi investasi menyerap255.314 tenaga kerja.
Target realisasi investasi diharapkan dapattercapai seiring kebijakan-kebijakan pro investasi serta fundamental ekonomi domestikyang baik.
Realisasi
2018 2019
Q1 Q2 Q3 Q4 Y Q1 Q2 S1
%, yoy %, yoy %, yoy %, yoy Rp T %, yoy Rp T %, yoy Rp T %, yoy Rp T %, yoy
PMDN 11,0 32,1 30,5 28,6 328,6 25,3 87,2 14,1 95,6 18,6 182,8 16,4
PMA 12,3 -12,9 -20,2 -1,6 392,7 -8,8 107,9 -0,9 104,9 9,6 212,8 4,0
Total 11,8 3,2 -1,6 3,5 721,3 4,1 195,1 5,3 200,5 13,7 395,6 9,4
*Realisasi berdasarkan LKPM. Tidaktermasuk investasi di Sektor Migas, Perbankan Lembaga Keuangan Non Bank , serta Industri Rumah Tangga
24.5%
17.5%
16.2%
10.4%
5.3%
26.1%
Singapura
Jepang
Tiongkok
HongKong
Belanda
Lainnya
Transportasi, gudang &
telekomunikasi, 17.2%
Lis trik, gas & a i r, 11.8%
Ind. Makanan, 8.6%
Tanaman pangan,
perkebunan & peternakan,
8.4%
Pertambangan, 7.5%
Lainnya, 45.5%
Peningkatan Realisasi Investasi cenderung terjadi padaSektor-sektor Jasa
Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Berdasarkan Sektor*
Sektor yang Diminati Investor Kuartal I 2019
Sumber: NSWi BKPM, diolah
7,2%
➢ Share realisasi Sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi terus
meningkat, seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi digital serta industri
pariwisata.
➢ Realisasi investasi sektor penyediaan listrik, gas dan air tetap tinggi sejalan
dengan pembangunan berbagai proyek infrastruktur yang masih berlangsung
➢ Sementara realisasi Sektor Pertambangan cenderung mengalami penurunan,
seiring dengan pelemahan harga beberapa komoditas termasuk komoditas logam
*Realisasi berdasarkan LKPM. Tidak termasuk investasi di Sektor Migas, Perbankan Lembaga Keuangan Non Bank , serta Industri Rumah Tangga
Transportasi,
Gudang, dan Telekomunikasi,
19.1%
Lis trik, Gas, dan Air, 17.0%
Konstruksi, 10.0%
Perumahan, KI, dan
Perkantoran, 9.6%
Pertambangan, 7.7%
La innya, 36.5%
Lis trik, Gas, dan Air, 16.3%
Transportasi, Gudang, dan
Telekomunikas i , 13.1%
Pertambangan, 10.2%
Industri Makanan,
9.5%
Perumahan, Kawasan
Industri, dan Perkantoran,
7.9%
Lainnya, 43.0%
2 0
1 8
Lis trik, Gas, dan Air, 11.8%
Pertambangan, 11.4%
Industri Makanan, 9.4%
Industri Logam, Mesin, dan
Elektronik, 9.3%
Transportasi, Gudang, dan
Telekomunikasi, 8.6%
Lainnya, 49.5%
2 0
1 7
Q1
-2
0 1
9
Transportasi, gudang &
telekomunikasi, 17.2%
Lis trik, gas & air, 11.8%
Ind. Makanan, 8.6%
Tanaman pangan, perkebunan &
peternakan, 8.4%
Pertambangan, 7.5%
La innya, 45.5%
Q2
-2
0 1
9
9.75
5.01
3
4
5
6
7
8
9
10
11
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Gini Ratio Kemiskinan (%) Pengangguran (%)
Target Gini Ratio 20190.38 – 0.39
Target Pengangguran 20194.8% - 5.2%, & HDI : 71.98
Target Kemiskinan 20198.5% - 9.5%
Pertumbuhanekonomi
meningkatkan kualitaskesejahteraan rakyat
7.6 6.9
5.0 4.9
3.02.6 2.6 2.4 2.2 2.2 2.0 2.0 1.9
1.4 1.1 1.0 0.90.5 -0.3 -0.8
Sumber: IMF WEO April 2019
Sumber: BPS
5
7
9
11
13
15
17
19
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
9.41
16.58
0.30
0.35
0.40
0.45
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
0.376
0.4100.38
2
Rata-rata pertumbuhan Negara G-20 countries dalam 5 tahun terakhir
Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dalam momentum
yang baik walaupun diwarnai dinamika global
INFRASTRUKTURmemperbaiki ICOR*
INOVASIefisiensi produksi
KUALITAS SDMmemperbaiki upah
TEKNOLOGIKAPITALTENAGA KERJA
PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING
1. Kebijakan Fiskal: Insentif
Perpajakan, BelanjaInfrastruktur, & Transfer Daerah
2. Kebijakan Kuasi-Fiskal melalui Dukungan Special Mission Vehicle (SMV)
3. Kebijakan Non Fiskal: Kebijakanperdagangan, tenaga kerja, kebijakan Pemerintah Daerah, stabilitas politik dan nilai tukar
KONSUMSI INVESTASI EKSPOR
Meningkatkan permintaan domestik:1. menjaga daya beli2. menjaga stabilitas
ketersediaanpasokan dan hargabarang
1. Penguatan SektorManufakturBerorientasi Ekspor
2. Penguatan LPEI3. Pengembangan dan
Promosi Pariwisata4. Stabilitas Nilai Tukar
AGGREGATE SUPPLY
AGGREGATE DEMAND
* ICOR 2018: Indonesia 6,3; Vietnam 6,0; Malaysia 4,6; Thailand 4,1.
Upaya reformasi
struktural harus
dilakukan untuk
meningkatkan level
output potensial.
Mendorong Sumber Pertumbuhan Ekonomi
7
Peningkatan output potensial dilakukandengan:
• Melakukan terobosan INVESTASI
• Mengurangi defisit neraca TRANSAKSI BERJALAN, dengan subtitusi impor dan promosi ekspor
• Meningkatkan efisiensi penggunaan KEBIJAKAN FISKAL secaramenyeluruh (all fiscal tools)
Investasi, Peningkatan Kualitas SDM, dan Inovasi penting untuk Produktvitas dan Daya Saing
8
Fasilitas Insentif Perpajakan al. Tax Holiday & Tax Allowance
untuk Mendorong Investasi dan Penguatan Iklim Usaha
TAX
HOLIDAY
PMK 150 Tahun2018
Untuk investasi pada industri pionir yaitu industri memiliki keterkaitan luas,
memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi
baru, dan memiliki nilai strategis bagi perekonomian
Fasilitas Pengurangan PPh badan sebesar 100% (untuk investasi minimal Rp500 miliar) atau
sebesar 50% (untuk investasi minimal Rp100 miliar).
Jangka waktu pengurangan PPh badan : 5- 20 tahun (sesuai dengan nilai investasi)
TAX
ALLOWANCE
PP 18 Tahun2015 stdd
PP 9 Tahun 2016
Untuk investasi pada industri prioritas dengan kriteria memiliki nilai investasi
tinggi/untuk ekspor, menyerap tenaga kerja tinggi, atau menggunakan TKDN tinggi
Fasilitas berupa investment allowance sebesar 30%, penyusutan dan amortisasi
dipercepat, PPh dividen 10%, dan tambahan kompensasi kerugian yang lebih lama
dari 5 tahun
• Simplifikasi Prosedur : Pengajuan dilakukan secara online by system melalui OSS
• Perluasan bidang usaha yang diberikan fasilitas : dari 145 KBLI diperluas menjadi 184 KBLI
9Sumber: Kementerian Keuangan
Persetujuan
Fasilitas
158Wajib
Pajak
140
Business
Field
- Industri Kimia DasarOrganik yang Bersumberdari hasil pertanian
- Sektor Industri Mesin danPerlengkapan dan SektorIndustri Alat Angkutan
- Industri Kertas dan Barangdari Kertas
- Industri Logam Dasar- Listrik, Gas, Air- Lainnya
TriliunRencana
Investasi
Rp285,8
Jenis
InvestasiPMA PMDN
105 44
Realisasi
Investasi
Wajib Pajak44
Rencana
Investasi
Rp519
Lapangan
Kerja
32.410Tenaga Kerja
Jenis
InvestasiPMA PMDN
35 9
Negara
Asal
• Tiongkok
• Hong
Kong
• Singapura
• Jepang
• Belanda
• Korea
Selatan
• Indonesia
TAX HOLIDAYTAX ALLOWANCE
(2007-2019)
Rp181,6
Setelah Revisi Tax Allowance dan Tax Holiday, Penerima
Fasilitas Mengalami Peningkatan
Triliun
Triliun
Super deduction untuk
Pelatihan Vokasional
Investment Allowance
untuk proyek padat
karya
Pengurangan pendapatan kotor
paling banyak 200% dari total biaya
aktivitas vokasional.
Pengurangan pendapatan bersih
sebesar 60% dari total investasi
untuk industri padat karya.
untuk mendorong pertumbuhan investasi sejalan dengan peningkatan peran dunia usaha
dalam perbaikan kualitas dan daya saing SDM Indonesia
Insentif Baru:
Super deductionBerdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2019
Super deduction untuk
R&D
Pengurangan pendapatan kotor
paling banyak 300% dari biaya
aktivitas R&D yang dilakukan di
Indonesia
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
13.9513.61
13.09
11.59
10.84 10.67
11.42
12.20
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 budget
Tax Ratio* (%)
Estimasi Belanja Perpajakan Berdasarkan Tujuan (Rp Triliun)
Estimasi Belanja Perpajakan:
• 2017: Rp196.8 T atau 1.5% PDB
• 2018: Rp221.1 T atau 1.5% PDB
*) termasuk yang terkait SDA
• Perkembangan Tax Ratio didukung olehpelaksanaan reformasi dan berbagai extra efforts.
• Tax Ratio diharapkan meningkat ke 12.2% di 2019.
• Belanja Perpajakan mencapai Rp 221 T atau1.5% dari PDB.
Estimasi total belanja Pemerintah yang diberikan dalam bentuk
insentif perpajakan
Tujuan 2016 2017 2018
Mendorong UMKM 42.5 51.3 62.7
Meningkatkan Investasi 46.0 21.6 27.3
Mendukung Dunia Usaha 12.1 18.3 19.3
Kesejahteraan Umum 92.0 105.6 111.9
Total 192.6 196.8 221.1
11
Langkah Reformasi Struktural Membuat Iklim Usaha Semakin Baik
dan Mendapat Penilaian Positif dari Lembaga Rating InternasionalR&I dan JCR memberikan outlook positif ke Indonesia, S&P meningkatkan rating Indonesia ke status BBB
Peringkat Kemudahan Berusaha
Indonesia
Philippines
Brazil
Vietnam
India
China
Indonesia berada di posisi ke 73 dalam peringkat kemudahan berusaha(Ease of Doing Bussiness), perbaikan terutama terjadi pada penilaian:
• kemudahan memulai usaha
• registrasi properti
• akses kredit
73
69
46
77
109
2011 2013 2015 2017 2019
“The credit profile of Indonesia (BBB) is supported by government’s relatively low debt and its moderate fiscal. Indonesia economy is growing faster than global peers at a similar level of income.”(BBB)
(BBB)
“The focus on macro stability is also evident in credible budget assumptions in the previous few years.”
(Baa2)
“The credit profile of Indonesia (Baa2 stable) is supported by low government debt ratios, the large size of its economy and healthy growth prospects”
(BBB)
“Indonesia's economy growing at solid pace. Its economic resilience to external shock is maintained”
“Solid economic growth, resilience to external shock, a large-scale infrastructure development, the progress of the administration’s economic policy ” (BBB)
124
12
Sumber: Bank Dunia
Reformasi Struktural Masih Harus BerlanjutPeringkat daya saing Indonesia mengalami penurunan di 2019, turun 5 peringkat peringkat dari 45 ke 50
47
45
50
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
2017 2018 2019
Perkembangan Peringkat Daya Saing Indonesia
Indonesia India Malaysia Thailand Brazil Rusia TiongkokAfrika
Selatan
2017 47 63 26 40 69 45 28 62
2018 45 58 25 38 72 43 28 67
2019 50 68 27 40 71 43 28 60
50
68
27
40
71
43
28
60
20
30
40
50
60
70
Peringkat Daya Saing Beberapa Negara
Sumber: World Economic Forum
Tantangan Daya Saing Indonesia berdasarkan GCIDari 12 pillar yang dinilai, sebanyak 7 pilar mengalami perbaikan skor dibandingkan skor di tahun 2018 (atas kinerjatahun 2017), dan 5 pilar mengalami penurunan nilai.
Komponen Penilaian GCI di 2019 atas Kinerja Tahun 2018
• 7 pilar yang mencatat kenaikan skor dengan 5 kenaikan terbesar
adalah pilar Infrastructure, Market size, Innovation capability,
Business Dynamism, Macroeconomic Stability
• 5 pilar yang mencatat penurunan skor terjadi pada ICT adoption,
Health, Product Market, Skill dan Labour Market
skor 2018 skor 2019 Δ skor status Ranking64.9 64.6 -0.3 turun 50.0
1st Institution 57.9 58.1 0.2 naik 51
2nd Infrastructure 66.8 67.7 0.9 naik 72
3rd ICT Adoption 61.1 55.4 -5.7 turun 72
4th Macroeconomic Stability 89.7 90 0.3 naik 54
5th Health 71.7 70.8 -0.9 turun 95
6th Skill 64.1 64 -0.1 turun 65
7th Product Market 58.5 58.2 -0.3 turun 49
8th Labor Market 57.8 57.7 -0.1 turun 85
9th Financial System 63.9 64 0.1 naik 58
10th Market Size 81.6 82.4 0.8 naik 7
11st Business Dynamism 69 69.6 0.6 naik 29
12nd Innovation Capability 37.1 37.7 0.6 naik 74
12 PilarsGlobal Competitiveness Index 4.0
0
20
40
60
80
100Institution
Infrastructure
ICT Adoption
Macroeconomic
Stability
Health
Skill
Product Market
Labor Market
Financial System
Market Size
Business Dynamism
Innovation Capability
Skor GCI 2019
skor 2017 skor 2018 Peringkat 1 Dunia
Secara garis besar, kekuatan penilaian
ekonomi Indonesia terletak pada stabilitas
ekonomi makro dan market size,
sementara kelemahan terletak pada
kemampuan inovasi dan ICT AdoptionSumber: World Economic Forum
15
Pemerintah Menciptakan Iklim Kondusif Investasi dan Daya Saing
Optimalisasi bauran instrumen kebijakan fiskal, kuasi-fiskal dan non fiskal dengan meningkatkan kebersamaanantara Pemerintah dan dunia usaha
Untuk meningkatkan level output potensial, kebijakan pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan harus dilanjutkandengan langkah meningkatkan daya saing untuk menarik investasi serta mendorong ekspor
• Belanja pemerintah yang efisien dan terarah mendukung investasi• Insentif perpajakan sektoral/umum dan kawasan• Mengarahkan penggunaan TKDD untuk mendukung iklim investasi
• Peningkatan peran BUMN, BLU dan SMV Kemenkeu untukmemfasilitasi masuknya investasi ke dalam negeri
• Membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan potensisektor strategis untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah
• Efisiensi kebijakan melalui deregulasi: mempermudah prosedurinvestasi
• Pendalaman sektor keuangan
Handholding support:
Pemerintah Pusatdan Daerah
merumuskanbauran kebijakan yang tepat sesuai
kebutuhan riildunia usaha
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Kuasi Fiskal
Kebijakan Non-Fiskal
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
TERIMA KASIH
16
top related