ekobis tam umy
Post on 19-Jan-2016
13 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
APLIKASI TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN GENDER PADA PERILAKU
PENGGUNAAN INTERNET
Majang Palupi
Heru Kurnianto Tjahjono
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
The purpose of this paper is to test gender as moderating variable in technology acceptance model (TAM). TAM describe that perceived usefulness and perceived ease of use are an important antecedence to explain behavior intention to use internet. Perceived usefulness is the degree to which a person believes that using a particular system would enhance his or her job performance. Perceived ease of use is the degree to which a person believes that using a particular system would be free of effort. This paper consist of two studies. Study 1: data were collected from employees and study 2: data were collected from private universities students. The results is supported that gender as moderating variable.
PENDAHULUAN
Penggunaan internet di Indonesia mengalami perkembangan pesat, terutama di
kalangan dunia akademik dan praktek bisnis. Fenomena penggunaan internet di Indonesia
dapat dipotret dengan technology acceptance model (TAM). Di luar negeri penelitian
dengan TAM telah banyak dilakukan di antaranya Davis (1989, 1993), Davis et al. (1989),
Adam et al. (1992), Szajna (1994), Chin dan Todd (1995), Davis dan Venkatesh (1996),
Gefen dan Straub (1997), Igbaria et al. (1997), Venkatesh dan Morris (2000) dan lain-lain.
Teori tersebut menjelaskan bahwa minat berperilaku menggunakan teknologi informasi
dipengaruhi oleh persepsi manfaat dan kemudahan menggunakan teknologi tersebut.
1
Dalam konteks penggunaan internet mahasiswa di Yogyakarta yang dilakukan
Sanjaya (2005), TAM dinilai tidak terlalu mampu menjelaskan fenomena lapangan dengan
kontribusi sebesar 15 % sedangkan sisanya dijelaskan variabel-variabel lain. Sanjaya
(2005) menyarankan pentingnya mempertimbangkan variabel gender dalam konteks
penggunaan internet.
Penelitian ini bertujuan mereplikasi teori TAM dengan memasukkan gender
sebagai variabel pemoderasian untuk menjelaskan fenomena penggunaan internet. Studi
dilakukan pada konteks penggunaan internet oleh mahasiswa dan karyawan dalam dua
studi terpisah.
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
TAM merupakan teori yang menjelaskan minat berperilaku menggunakan
teknologi informasi. Teori tersebut dikembangkan oleh Davis (1989) dan kemudian
digunakan oleh beberapa peneliti lain seperti Adam et al. (1992), Szajna (1994), Chin dan
Todd (1995), Davis dan Venkatesh (1996), Gefen dan Straub (1997), Igbaria et al. (1997),
Venkatesh dan Morris (2000) dan lain-lain. TAM berbasis pada theory of reasoned action
(TRA) yang dikembangkan Fishbein dan Ajzen (1975 dalam Sanjaya, 2005).
TRA merupakan model yang secara luas mengkaji psikologi sosial mengenai
perilaku seseorang yang dilakukan secara sadar. Berdasarkan TRA, minat berperilaku
berkaitan erat dengan perilaku spesifik individu dan merupakan proses yang dilakukan
secara sadar. Sedangkan sikap dan norma subyektif adalah anteseden perilaku tersebut.
Sikap merupakan perasaan positif atau negatif tentang target perilaku, sedangkan norma
2
subjektif adalah persepsi seseorang tentang orang lain atau sekelompok orang atau
referensi lainnya yang memikirkan apa yang dilakukan atau tidak harus dilakukan
mengenai perilaku tertentu. Dalam konteks teknologi informasi (dalam penelitian ini
penggunaan internet), para peneliti akan mengidentifikasi keyakinan yang menonjol pada
subjek berdasarkan pada investigasi sebelumnya. Atribut-atribut yang menonjol berkaitan
dengan teknologi informasi secara tidak langsunf dapat mempengaruhi minat dan norma
subjektif dan selanjutnya dikelompokkan sebagai variabel internal. Dengan demikian TRA
menangkap variabel-variabel internal melalui beberapa variabel eksternal yang berkaitan
dengan teknologi informasi.
Sejalan dengan TRA, kajian TAM juga menangkap variabel-variabel internal
melalui beberapa variabel eksternal terkait dengan hal yang menonjol pada teknologi
informasi yang menjadi target. Menurut Davis (1989) di dalam konsep TAM terdapat dua
anteseden penting yang memprediksi minat berperilaku dalam menggunakan teknologi
informasi, yaitu persepsi manfaat (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan
(perceived ease of use). Keduanya merupakan variabel internal dalam diri individu.
Kajian-kajian empiris sebelumnya menunjukkan bahwa kedua variabel internal individu
tersebut mendapat dukungan kuat secara empiris (Venkatesh dan Morris, 2000).
Pengaruh Manfaat pada Minat Menggunakan Internet
Pada fenomena penggunaan teknologi informasi, variabel manfaat merupakan
anteseden penting dalam menjelaskan minat menggunakan TI. Davis (1989, 1993), Davis
et al. (1989), Adam et al. (1992), Szajna (1994), Chin dan Todd (1995), Davis dan
Venkatesh (1996), Gefen dan Straub (1997), Igbaria et al. (1997), Venkatesh dan Morris
3
(2000), Sanjaya (2005). Dalam kajian tersebut manfaat merupakan penetu yang kuat
terhadap penggunaan suatu sistem informasi, adopsi dan perilaku pengguna teknologi
tersebut. Secara spesifik Davis et al (1989) menambahkan bahwa hubungan manfaat
dengan penerimaan teknologi lebih kuat dan konsisten dibandingkan dengan ukuran
persepsi lainnya.
Berkaitan dengan penggunaan internet, para karyawan dan mahasiswa akan
mempertimbangkan faktor manfaat penggunaan internet. Apabila mereka mempersepsikan
internet adalah hal yang bermanfaat bagi mereka dan membantu menyelesaikan pekerjaan-
pekerjaan mereka, maka akan semakin mendorong keinginan mereka menggunakan
internet.
H1. Manfaat berpengaruh positif pada minat karyawan dan mahasiswa menggunakan
internet.
Pengaruh Kemudahan pada Minat Menggunakan Internet
Masih berkaitan dengan fenomena penggunaan teknologi informasi, variabel
kemudahan juga merupakan anteseden penting dalam menjelaskan minat menggunakan TI.
Davis (1989, 1993), Davis et al. (1989), Adam et al. (1992), Szajna (1994), Chin dan Todd
(1995), Davis dan Venkatesh (1996), Gefen dan Straub (1997), Igbaria et al. (1997),
Venkatesh dan Morris (2000), Sanjaya (2005). Dijelaskan oleh Davis et al (1989) bahwa
kemudahan penggunaan teknologi informasi merupakan katalisator potensial untuk
meningkatkan minat berperilaku dalam penggunaan teknologi informasi.
4
Dalam konteks penggunaan internet, karyawan dan mahasiswa akan
mempertimbangkan kemudahan penggunaannya. Semakin mudah menggunakannya akan
mendorong mereka berperilaku menggunakan internet.
H2. Kemudahan berpengaruh positif pada minat karyawan dan mahasiswa menggunakan
internet.
Peran Pemoderasian Gender dalam TAM
Beberapa kajian menjelaskan pentingnya mempertimbangkan gender. Gefen dan
Straub (1997) menjelaskan bahwa penggunaan e-mail antara laki-laki dan perempuan
berbeda. Dalam kajian lainnya Venkatesh dan Morris (2000) menguji perbedaan laki-laki
dan perempuan dalam penggunaan teknologi informasi. Kajian tersebut menunjukkan
bahwa laki-laki lebih diperngaruhi persepsi manfaat dalam penggunaan TI, sedangkan
perempuan lebih dipengaruhi oleh kemudahan. Demikian pula pandangan Sanjaya (2005)
yang menduga perbedaan gender penting dipertimbangkan dalam fenomena penggunaan
internet. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menduga gender akan memoderasi
pengaruh manfaat dan kemudahan pada minat menggunakan internet.
H3. Gender memoderasi pengaruh manfaat pada minat karyawan dan mahasiswa
menggunakan internet.
H4. Gender memoderasi pengaruh kemudahan pada minat karyawan dan mahasiswa
menggunakan internet.
5
Model Penelitian sbb:
METODE PENELITIAN
Kajian ini berbasis pada dua penelitian. Penelitian pertama melibatkan sejumlah
karyawan pada beberapa perusahaan di ambil atas dasar kemudahan - sebagai teknik
convenience sampling. Jumlah reponden 60 orang dan yang dapat diolah berjumlah 57.
Sedangkan penelitian kedua melibatkan sejumlah mahasiswa PTS dan data yang digunakan
sebanyak 77 mahasiswa dengan teknik sampling yang sama.
Pengukuran Variabel
1. Variabel Manfaat
Variabel manfaat menggunakan instrumen yang dikembangkan Davis (1989); Taylor dan
Todd (1995) selanjutnya dimodifikasi dalam konteks penggunaan internet. Terdiri atas 3
item pertanyaan.
Gambar 1.
Peran Pemoderasian Gender dalam TAM
Manfaat
Kemudahan
Minat Menggunakan Internet
Gender
6
2. Variabel Kemudahan
Variabel kemudahan menggunakan instrumen yang dikembangkan Davis (1989); Taylor
dan Todd (1995) selanjutnya dimodifikasi dalam konteks penggunaan internet. Jumlah
item pertanyaan 4 buah.
3. Variabel Gender
Variabel gender terdiri atas laki-laki dan perempuan.
4. Variabel Minat
Variabel minat berperilaku menggunakan internet terdiri atas 2 item seperti yang
dikembangkan Davis (1989); Taylor dan Todd (1995) selanjutnya dimodifikasi dalam
konteks penggunaan internet.
Variabel-variabel manfaat, kemudahan dan minat berperilaku diukur dengan menggunakan
skala likert dengan rentang nilai (1) sampai dengan (5).
Analisis Data
Analisis data dilakukan denga regresi hirarkikal untuk menguji peran pemoderasian
gender sbb:
Y = β1X1 + β2X2 + β3X1X2
Y = minat menggunakan internet
X1 = manfaat
X2 = kemudahan
X3 = gender
Analisis Regresi Berganda Hirarkikal akan dilakukan dengan bantuan program
SPSS dan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
7
1) Menguji pengaruh variabel kontrol Pengujian ini dimaksudkan untuk menghindari
confounding effect yang disebabkan background variable terhadap model. Statistik
yang akan dianalisis R2, angka ini menunjukkan presentasi variabel dependen yang
mampu dijelaskan oleh variabel kontrol.
2) Menguji main effect manfaat, kemudahan dan gender pada minat berperilaku.
Peningkatan R2 (ΔR2) menunjukkan kontribusi efek utama pada minat. Pengaruh X1
dan X2.
3) Menguji pengaruh pemoderasian terhadap variabel dependen dengan menganalisis
interaksi variabel independen dan variabel pemoderasian.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Tabel 2 di bawah ini menunjukkan deskripsi statistik pada studi 1.
Tabel 2
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Studi 1
Variabel Jumlah Data
Min Max Mean Std. Deviasi
Manfaat (X)
57 8 20 3,57 2,995
Kemudahan (X )
57 9 20 3,50 2,658
Minat Berperilaku (Y)
57 8 15 4,13 1,878
8
Tabel 3
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Studi 2
Statistik deskriptif studi 1 dan 2 menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda kisaran
minimal sampai dengan maksimal untuk ketiga variabel. Demikian pula nilai mean dan
standar deviasi yang menunjukkan pola yang tidak jauh berbeda. Secara umum mean
ketiga variabel pada studi 2 lebih tinggi daripada mean ketiga variabel pada studi 1, namun
standar deviasi studi 1 secara umum lebih besar daripada studi 2.
Dalam konteks penggunaan internet, baik karyawan maupun mahasiswa
mempersepsikan bahwa derajat manfaat dan kemudahan internet tinggi. Secara umum
minat mereka menggunakan internet tergolong tinggi. Dengan demikian internet
merupakan hal yang dinilai penting bagi para karyawan dan para mahasiswa.
Apabila dibandingkan satu dengan lainnya, mahasiswa lebih tinggi
mempersepsikan bahwa internet lebih bermanfaat daripada persepsi para karyawan.
Demikian pula, mahasiswa mempersepsikan internet lebih mudah daripada persepsi para
karyawan. Minat menggunakan internet pada kelompok mahasiswa lebih tinggi daripada
kelompok karyawan.
Variabel Jumlah Data
Min Max Mean Std. Deviasi
Manfaat (X)
77 8 19 3,98 2,321
Kemudahan (X )
77 9 20 3,66 2,540
Minat Berperilaku (Y)
77 8 15 4,33 1,779
9
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan item-item pertanyaan
mengukur variabel yang hendak diukur. Dari sisi validitas permukaan (face validity) dan
validitas isi (content validity), penulis mengkaji kuesioner yang sudah mapan sehingga
tidak ada permasalahan berkaitan dengan kedua kriteria tersebut. Secara statistik, analisis
faktor dapat menunjukkan bahwa keseluruhan item-item pertanyaan pada variabel-variabel
tersebut valid (Ghozali, 2005).
Pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa keseluruhan item-item pertanyaan
variabel manfaat, kemudahan dan minat baik pada studi 1 dan studi 2 menunjukkan hasil
yang reliabel, karena cronbach alpha lebih besar daripada 0,60 (Ghozali, 2005).
Tabel 4.
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Studi 1
Cronbach Alpha Studi 2
Keterangan
Manfaat 0,766 0,741 reliabelKemudahan 0,675 0,617 reliabelMinat 0,696 0,667 reliabel
Dengan demikian keseluruhan skala variabel pada studi 1 dan 2 reliabel.
Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian regresi hirakikal pada studi 1 dan 2 dipaparkan dalam tabel 5 dan
tabel 6. Pengujian bertujuan menguji pengaruh variabel manfaat dan kemudahan dalam
memprediksi perilaku minat menggunakan internet. Di samping itu, peneliti
mempertimbangkan peran gender pada kedua penelitian ini.
10
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Hirarkikal Studi 1
VARIABEL INDEPENDEN MINAT BERPERILAKU
β (ΔR2) pSTEP 1: VARIABEL KONTROL (ΔR2) 0,019
ns
STEP 2: EFEK UTAMAManfaatKemudahanGender(ΔR2)R2
0,4610,2760,198
0,5020,521
0,0010,05ns
STEP 3: EFEK INTERAKSIInteraksi Manfaat x GenderInteraksi Kemudahan x Gender(Δ R2)R2
1,073-1,123
0,024 0,545
0,050,05
Tabel 6
Hasil Analisis Regresi Hirarkikal Studi 2
VARIABEL INDEPENDEN MINAT BERPERILAKU
β (ΔR2) pSTEP 1: VARIABEL KONTROL (ΔR2) 0,014
ns
STEP 2: EFEK UTAMAManfaatKemudahanGender(ΔR2)R2
0,7640,1700,151
0,7170,731
0,0010,05ns
STEP 3: EFEK INTERAKSIInteraksi Manfaat x GenderInteraksi Kemudahan x Gender(Δ R2)R2
1,209-1,303
0,0280.759
0,050,05
11
Step 1 pada studi 1 dan studi 2 (dalam tabel 5 dan 6) menunjukkan bahwa variabel
kontrol tidak signifikan sehingga peneliti dapat meyakini bahwa variabel tersebut tidak
menimbulkan efek gangguan pada model. Secara statistik, hal tersebut dijelaskan ρ
variabel-variabel kontrol menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
Step 2 pada studi 1 dan studi 2 menunjukkan bahwa manfaat dan kemudahan
merupakan determinan penting minat berperilaku menggunakan internet. Variabel manfaat
signifikan berpengaruh pada minat berperilaku menggunakan internet (p 0,001), sedangkan
variabel kemudahan signifikan berpengaruh pada minat berperilaku menggunakan internet
(p 0,05). Dengan demikian manfaat dan kemudahan berperan penting dalam menjelaskan
perilaku para mahasiswa dan para karyawan dalam menggunakan internet. Apabila peneliti
mencoba membandingkan variabel yang paling dominan di antara keduanya, manfaat
merupakan variabel yang lebih kuat dibandingkan kemudahan. Hasil tersebut konsisten
antara studi 1 dan 2. Hasil studi 1 dan studi 2 memberikan dukungan empiris pada
hipotesis 1 dan 2.
Sedangkan pada step 3 baik dalam studi 1 dan studi 2 interaksi manfaat dan gender
serta interaksi kemudahan dan gender berpengaruh signifikan pada minat berperilaku
menggunakan Internet (p 0,05). Hasil kedua studi tersebut juga mendukung hipotesis 3 dan
4. Dengan demikian baik studi 1 dan studi 2 menunjukkan hasil yang konklusif, baik
pengaruh utama seperti manfaat dan kemudahan serta peran pemoderasian gender. Hasil
penelitian ini memberikan dukungan pada dugaan Sanjaya (2005) mengenai peran gender
dalam model dan hasil ini sejalan dengan penelitian Gefen dan Straub (1997) serta
Venkatesh dan Morris (2000) mengenai eksistensi gender dalam model TAM. Dengan
12
demikian hasil regresi hirarkikal secara keseluruhan mendukung keseluruhan hipotesis
yang diajukan peneliti.
Kontribusi gender dalam TAM mampu meningkatkan kemampuan model
menjelaskan variabel minat berperilaku khususnya berkaitan dengan minat menggunakan
internet. Interaksi gender dengan manfaat dan gender dengan kemudahan mampu
meninkatkan daya prediksi model. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil empiris studi 1 dan
studi 2 yang memperlihatkan bahwa R2 kedua studi itu jauh lebih besar daripada hasil
empiris TAM tanpa moderasi gender yang dilakukan Sanjaya (2005) dalam konteks
penggunaan internet mahasiswa.
Peran efek utama manfaat pada kedua studi menunjukkan bahwa manfaat lebih
dominan daripada kemudahan dalam memprediksi minat berperilaku menggunakan
Internet. Artinya perilaku para karyawan dan mahasiswa dalam menggunakan internet
lebih dipengaruhi oleh variabel manfaat. Hal tersebut diduga dipengaruhi peran gender,
karena perbandingan responden laki-laki dan perempuan dalam penelitian ini kurang lebih
70:30. Dengan demikian dugaan peneliti, responden laki-laki secara umum lebih terdorong
menggunakan teknologi internet, disebabkan manfaat dari penggunaan internet tersebut.
Dugaan ini señalan dengan kajian Venkatesh dan Morris (2000) yang menguji perbedaan
laki-laki dan perempuan dalam penggunaan teknologi informasi. Kesimpulan Venkatesh
dan Morris (2000) adalah bahwa laki-laki lebih diperngaruhi persepsi manfaat dalam
penggunaan TI, sedangkan perempuan lebih dipengaruhi oleh kemudahan.
13
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Temuan dalam studi ini memberikan kontribusi penting dalam studi perilaku
konsumen khususnya dalam fenomena penggunaan internet. Secara spesifik studi ini
menemukan peran penting gender dalam menjelaskan penggunaan internet. Hasil studi
menemukan bahwa terdapat peran gender secara signifikan sebagai variabel pemoderasian
di dalam pengembangan model TAM. Kontribusi peran gender sebagai variabel
pemoderasian secara umum meningkatkan kemampuan TAM dalam menjelaskan variabel
minat berperilaku menggunakan teknologi informasi. Peran gender dalam model señalan
dengan pandangan Gefen dan Straub (1997);Venkatesh dan Morris (2000) dan Sanjaya
(2005). Hasil empiris menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara laki-laki dan
perempuan dalam menjelaskan pengaruh manfaat dan kemudahan pada minat berperilaku
menggunakan Internet.
Studi ini juga memberikan dukungan empiris pada teori TAM dalam konteks
penggunaan internet oleh karyawan dan mahasiswa. Manfaat dan kemudahan merupakan
determinan penting yang menjelaskan minat berperilaku menggunakan Internet. Dengan
demikian hasil studi mendukung penelitian-penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan
Gefen dan Straub (1997) serta Venkatesh dan Morris (2000).
Teknik pengambilan sampel pada studi 1 dan studi 2 menggunakan convenience
sampling sehingga kemampuan generalisasi sampel bernilai rendah (Hair et al., 1998).
Apabila memungkinkan, penelitian berikutnya penting mempertimbangkan teknik random
sampling, karena akan jauh lebih baik dalam hal kemampuan generalisasi sampel.
14
Keterbatasan lainnya adalah berkaitan dengan jumlah sampel yang relatif kecil di
bawah 100 responden tiap studi, sehingga dalam penelitian ke depan dapat dipersiapkan
lebih baik lagi dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih besar. Demikian pula
beberapa variabel lain seperti kompleksitas tugas, ketidakpastian tugas, norma sosial dapat
dipertimbangkan dalam kajian ke depan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Adam, D. A.,R. R. Nelson, dan P. A. Todd (1992). Perceived Usefulness, Ease of Use and
Usage of Information Technology: A Replication. MIS Quarterly, 16 (2), 227-250.
Agrawal, R and Karahanna, E (2000) “Times Flies When You’re Having Fun : Cognitive
Absorption And Belief About Information Technology Usage”, MIS Quarterly,
Desember, Vol 24 No 44, 655-674.
Chin, W.W., and Todd, P.A. (1995). On the Use, Usefulness, and Ease of Use of Structural
Equation Modeling in MIS Research: A Note of Caution. MIS Quarterly, 19. 237-
246.
Davis, F.D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and User Acceptance of
Information Technology. MIS Quarterly, 13(3): 319-339.
Davis, F.D. (1993). User Acceptance of Information Technology: System Characteristics,
User Perception and Behavioral Impacts. International Journal of Man-Machine
Studies. 38 (3): 475-487.
Davis, F.D., Bagozzi, R.P dan Warshaw, P.R. (1989). User Acceptance of Information
Technology: A Comparison of Two Theoritical Model. Management Science, 35,
982-1002.
Gefen, D., and Straub, D.W., (1997). “Gender Differences in the Perception and Use E-
mail: An Extension to the Technology Acceptence Model”, MIS Quarterly,
Desember, .389-400.
Ghozali, I., (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan
Penerbitan Universitas Diponegoro, Semarang.
Hair J.F., Anderson R.E., Tatham R.L., Black W.C., (1998), Multivariate Data Analysis,
Prentice-Hall International, Edisi 5, United States of America.
Indriantoro, N. dan Supomo, B., (1999), Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, BPFE, Yogyakarta.
Igbaria, M.N., Zinaelli, P.C. and Cavaye, L.M. (1997). Personal Computing Acceptance
Factors in Small Firms: A Structural Equation Model. MIS Quarterly, 21(3), 279-
305.
16
Mathieson, K. (1991). Predicting User Intentions: Comparing the Technology Acceptance
Model with the Theory of Planned Behavior. Information System Research. 2: 173-
191.
Sanjaya, I.P.S.,(2005), Pengaruh Manfaat dan Kemudahan Pada Minat Berperilaku
(behavioral intention) Dalam Penggunaan Internet, Kinerja, 9, 146-156.
Subramanian, G.H. (1994). A Replication of Perceived Usefulness and Perceived Ease of
Use Measurement. Decision Sciences, 25/5/6. 863-874.
Szajna, B. (1994). Software evaluation and choice: Predictive Validation of the
Technology Acceptence Instrument. MIS Quarterly, 18, 319-324.
Venkatesh, V. dan Davis, F.D. (1996). A Model of the Perceived Ease of Use
Development and Test. Decision Sciences, 27(3): 451-481.
Venkatesh, V. dan Michael G. Morris. (2000). Why Don’t Men Ever Stop to Ask for
Direction? Gender Social Influence, and Their Role in Technology Acceptence and
Usage Behavior. MIS Quarterly, 24 No. 1, 115-139.
CURRICULUM VITAE
Majang Palupi, BBA, MBA adalah staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. BBA - Western Michigan University, USA bidang
manajemen tahun 1997 dan MBA - University of Tennessee, USA bidang manajemen
tahun 1998.
Heru Kurnianto Tjahjono, SE., MM., Dr (Kand) adalah staf pengajar Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. BBA. SE - UGM jurusan manajemen tahun 1997
dan MM - UGM tahun 2001. Sedang menyelesaikan disertasi dengan konsentrasi Perilaku
Organisasional di UGM.
17
top related