perpustakaan.uns.ac.id...
Post on 25-Apr-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH PEMAHAMAN POLITIK TERHADAP TINGKAT
KESADARAN POLITIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
ESTI QOMARIYAH
K 6406030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGAJUAN
PENGARUH PEMAHAMAN POLITIK TERHADAP TINGKAT
KESADARAN POLITIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
ESTI QOMARIYAH
K 6406030
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I
Winarno, S.Pd, M.Si
NIP. 19710813 199702 1 001
Pembimbing II
Drs. Suyatno, M.Pd
NIP. 194703121980031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan TIM Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan diterima untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Ketua : Drs. Machmud Al Rasyid, S.H, M.Si
Sekretaris : Moh. Muhtarom, S.Ag, M.Si
Anggota I : Winarno, S.Pd, M.Si
Anggota II : Drs.Suyatno M.Pd
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Esti Qomariyah. PENGARUH PEMAHAMAN POLITIK TERHADAP
TINGKAT KESADARAN POLITIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI
1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Januari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : ada tidaknya pengaruh
yang positif dan signifikan antara Pemahaman politik terhadap tingkat kesadaran
politik siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Karanganyar Tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 9 kelas
sebanyak 304 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik
proporsional random sampling sejumlah 76 siswa. Teknik pengumpulan data
untuk variabel pemahaman politik (X) menggunakan tes dan data untuk variabel
kesadaran politik(Y) menggunakan metode angket yang bersifat tertutup. Teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik analisis koefisien korelasi Product
Moment dari Pearson.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh harga r hitung 0,355 dan pada
taraf signifikansi 5% dengan db=n-2=74 diperoleh , r tabel 0,235, karena rhitung
> rtabel (0,355> 0,235), maka Ha diterima dan H0 ditolak berarti terdapat
pengaruh yang positif, sedangkan harga thitung=3,269 dan pada taraf signifikansi
5% dengan db=n-2=74 diperoleh ttabel=1,993, karena thitung>ttabel maka Ha
diterima dan H0 ditolak berarti antara variabel X terhadap Y terdapat pengaruh
yang signifikan. Dari hasil analisis data di atas maka hipotesis yang berbunyi
tingkat kesadaran politik siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Karanganyar tahun
an sumbangan pengaruh
(KP) X terhadap Y sebesar 12,6%. Hal ini berarti 12,6% kesadaran politik siswa
pada kelas VII SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011
dipengaruhi oleh pemahaman politik khususnya melalui mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Dan adapun persamaan regresi linear sederhana
diperoeh persamaan Y=72,9652+1,472 jadi dari persamaan regresi yang didapat
menggambarkan bahwa setiap kenaikan satu unit atau adanya kenaikan satu angka
pada variabel X maka diikuti kenaikan Y sebesar kemiringan gradien garis regresi
sebesar 1,472.
keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara pemahaman politik terhadap tingkat kesadaran politik
siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Esti Qomariyah. THE EFFECT OF POLITICAL PERCEPTION ON THE
POLITICAL AWARENESS LEVEL IN THE XI GRADERS OF SMA NEGERI
1 KARANGANYAR IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis,
Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas
Maret University. Januari. 2011.
The objective of research is to find out: whether or not there is a positive
and significant effect of political perception on the political awareness level in the
XI graders of SMA Negeri 1 Karanganyar in the School Year of 2010/2011.
This research employed a descriptive quantitative method. The population
of research was all XI graders of SMA Negeri 1 Karanganyar in the School Year
of 2010/2011 consisting of 9 class including 304 students. The sample of research
was 76 students taken using proportional random sampling technique. Technique
of collecting data used for political perception variable (X) was test and for
political awareness variable was closed-ended questionnaire method. Technique
o
analysis technique.
Considering the result of data analysis, it can be found that the r statistic
value is 0.355 and at significance level of 5% with db = n-2=74, r table is 0.235
because r statistic > r table (0.355 > 0.235), Ha is supported and H0 is not
supported meaning that there is a positive effect, meanwhile the t statistic value =
3.269 at significance level of 5% with db = n-2=74, t table = 1.993, because t
statistic > t table, Ha is supported and H0 is not supported meaning that there is
a significant effect of X on Y. From the result of data analysis above, the
political awareness level in the XI graders of SMA Negeri 1 Karanganyar in the
Negeri 1 Karanganyar in the School Year of 2010/2011 is affected by the political
perception particularly through the Civic Education subject. And the simple linear
regression equation obtained is Y = 72.9652 + 1.472X, so the regression equation
obtained indicates that each one unit increase in X variable will be followed by
1.472 increase in Y regression line gradient.
Based on the information above it can be concluded that there is a positive
and significant effect of political perception on the political awareness level in the
XI graders of SMA Negeri 1 Karanganyar in the School Year of 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup,
kita harus melakukannya.(Johann Wolfgang von Goethe)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan Kepada :
Bapak, Ibu tercinta yang telah memberikan
segalanya, semoga Allah SWT memberikan
kebaikan dan kemuliaan di dunia dan akhirat
Suami tercinta Andika Bayu Purnomo yang
telah memberikan semangat dan motivasi
selama ini, terima kasih buat segalanya.
Kakak, Adik dan Keponakan tersayang
Teman-Teman PKn angkatan 2006
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai
pihak selama persiapan, pelaksanaan sampai akhir penyelesaian skripsi ini. Untuk
itu dalam kesempatan ini, penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan UNS.
2. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si, Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
ijin penelitian guna menyusun skripsi ini.
3. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FKIP UNS.
4. Dr. Sri Haryati, M.Pd. Ketua Program Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang telah berkenan memberi ijin dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Winarno S.Pd M.Si selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya
dan dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan demi
terselesaikannya skripsi ini.
6. Drs. Suyatno M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
dan dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan demi
terselesaikannya skripsi ini.
7. Drs. H. Sobirin M,M.Pd Kepala sekolah yang telah memberikan ijin try out
dan penelitian di SMA Negeri 1 Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.
8. Muh. Hendri Nuryadi, S.Pd, M.Sc, selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan serta pengarahan
9. Warsono S.Pd M.Pd selaku Guru PKn SMA Negeri 1 Karanganyar atas
segala bantuannya.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
10. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga
penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini
11. Berbagai pihak atas segala bantuannya yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun
penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan penulis. Dengan segala rendah hati penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan juga dunia pragmatika.
Surakarta , Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACK..................................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. .. ........ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 8
D. Perumusan Masalah ................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian....................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka tentang pemahaman politik............................. 10
1. Tinjauan tentang pemahaman .............................................. 10
2. Tinjauan tentang politik ........................................................ 14
3. Tinjauan tentang Kesadaran politik ...................................... 17
4. Tinjauan Pendidikan Politik .................................................. 21
5. Tinjauan tentang Pengaruh Pemahaman Politik terhadap
Kesadaran Politik .................................................................. 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
B. Penelitian yang Relevan ....................................................... .......... 33
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 34
D. Perumusan Hipotesis ...................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 36
B. Metode Penelitian ....................................................................... 37
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 39
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 42
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 53
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ............................................................................ 58
1. Deskripsi Data Pemahaman Politik...................................... . 58
2. Deskripsi Data Kesadaran politik.......................................... 59
B. Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................... 60
1. Uji Normalitas ...................................................................... 61
2. Uji Linieritas ......................................................................... 61
C. Pengujian Hipotesis .................................................................... 62
1. Pengujian Hasil Analis
2. Pe 64
3. Pembahasan Hasil Analisis data .......................................... 65
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 68
B. Implikasi ..................................................................................... 68
C. Saran ........................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rencana waktu penelitian ................................................................. 37
Tabel 2. Jumlah sampel dari tiap kelas ........................................................... 41
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pemahaman Politik ........................................... 58
Tabel 4. Distribusi frekuensi Kesadaran Politik .............................................. 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema kerangka berpikir ............................................................... 35
Gambar 2. Grafik Histogram Variabel Pemahaman Politik ............................ 59
Gambar 3. Grafik Histogram Variabel Kesadaran Politik ............................... 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar sampel ............................................................................... 75
Lampiran 2. Kisi-kisi uji coba tes pemahaman politik .................................... 76
Lampiran 3.Lembar uji coba tes pemahaman politik dan kunci jawaban ........ 77
Lampiran 4. Hasil validitas tes pemahaman politik ......................................... 84
Lampiran 5. Kisi-kisi tes pemahaman politik .................................................. 87
Lampiran 6. Lembar penelitian tes pemahaman politik dan kunci jawaban .... 88
Lampiran 7. Contoh perhitungan uji validitas tes pemahaman politik ............ 94
Lampiran 8. Contoh perhitungan uji reliabilitas tes ........................................ 95
Lampiran 9. Contoh perhitungan tingkat kesukaran ........................................ 98
Lampiran 10.Contoh perhitungan Daya Beda .................................................. 99
Lampiran 11. Daftar nama siswa sebagai responden try out ........................... 100
Lampiran 12. Kisi-kisi uji coba angket kesadaran politik................................ 101
Lampiran 13. Lembar uji coba angket kesadaran politik .. ............................. 102
Lampiran 14. Hasil uji validitas angket kesadaran politik... ............................ 106
Lampiran 15. Kisi-kisi penelitian angket kesadaran politik............................. 112
Lampiran 16. Lembar penelitian angket kesadaran politik .............................. 113
Lampiran 17. Contoh perhitungan uji validitas angket.... ................................ 116
Lampiran 18. Contoh perhitungan uji reliabilitas angket................................. 118
Lampiran 19. Deskriptif data pemahaman politik dan kesadaran politik . ..... 121
Lampiran 20. Tabel dan perhitungan uji normalitas variabel X ...................... 126
Lampiran 21. Tabel dan perhitungan uji normalitas variabel Y ...................... 130
Lampiran 22. Uji linieritas X terhadap Y dengan SPSS ................................. 133
Lampiran 23. Perhitungan Koefisien korelasi sederhana antara X dan
Perhitungan uji keberartian koefisien korelas dan koefisien determinasi ........ 139
Lampiran 24. Perhitungan Garis regresi Linear Sederhana ............................. 140
Lampiran 25. Daftar Tabel Harga Kritik dari r Product Moment .................... 144
Lampiran 26. 145
Lampiran 27. Permohonan ijin research / try out kepada rektor UNS di
Surakarta................ .......................................................................................... 146
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Lampiran 28. Permohonan ijin menyusun skripsi kepada dekan c.q
pembantu dekan 1 FKIP-UNS di Surakarta .................................................... 147
Lampiran 29. Surat keputusan dekan FKIP tentang ijin penyusunan
skripsi/ makalah ............................................................................................... 148
Lampiran 30. Surat kepada kepala sekolah SMAN 1 KARANGANYAR
untuk mengadakan research ... 149
Lampiran 31. Surat Tidak Keberatan dari Badan Kesbang Pol & Linmas
150
Lampiran 32. Surat Rekomendasi Research/Survey dari BAPPEDA
......................................................................... 151
Lampiran 33. Surat Rekomendasi Research/Penelitian dari Disdikpora
Karang 152
Lampiran 34. Surat keterangan telah mengadakan research di SMAN 1
KARANGANYAR................................................................................. 153
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bagian yang terpenting dalam kehidupan suatu bangsa adalah pendidikan,
yang pada dasarnya sudah ada dan dibutuhkan saat manusia mulai menghadapi
berbagai masalah kehidupan. Politik merupakan suatu permasalahan yang
berhubungan dengan pemerintahan dan kewarganegaraan di masyarakat.
Pendidikan dan politik merupakan dua elemen yang sangat penting dalam sistem
sosial politik di setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang.
Keduanya sering dilihat sebagai bagian yang terpisah dan tidak memiliki
hubungan apa-apa, tetapi keduanya saling menunjang dan saling mengisi.
Lembaga-lembaga dan proses pendidikan berperan penting dalam membentuk
perilaku politik masyarakat di negara tersebut. Begitu juga sebaliknya, lembaga-
lembaga dan proses politik di suatu negara membawa dampak besar pada
karakteristik pendidikan di suatu negara tersebut.
Menurut Undang Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 menyatakan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
manusia secara integral. Di antara aspek kepribadian manusia itu adalah aspek
politik dan sosi Dari sisi lain, Pendidikan adalah
dan disertai dengan pemahaman yang baik, untuk menciptakan perubahan-
perubahan yang diharapkan pada perilaku individu, dan selanjutnya pada perilaku
komunitas dimana individu itu hidup , 2000:61).
Dalam artian umum, pendidikan politik adalah cara bagaimana suatu
bangsa mentransfer budaya politiknya dari generasi yang satu ke generasi
kemudian (Ramdlon Naning, 1982:1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Salah satu aspek yang menjadi tujuan pendidikan politik adalah aspek
kognitif yang arahnya adalah membangun pengetahuan politik warga negara
(civic knowledge). Pendidikan politik bagi warga negara adalah penyadaran warga
negara untuk sampai pada pemahaman politik atau aspek-aspek politik dari setiap
permasalahan sehingga dapat mempengaruhi dan ikut mengambil keputusan di
tengah medan politik dan pertarungan konflik-konflik. Pendidikan politik ini
diselenggarakan sebagai upaya edukatif yang sistematis dan intensif untuk
memantapkan kesadaran politik dan kesadaran bernegara (M.Khoiron, 1999:5).
Pelaksanaan pendidikan politik dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pelaksanaan yang wajib melalui pembelajaran dalam
kelas yang saat ini telah dilaksanakan dan dinilai oleh guru. Pada mata pelajaran
yang lain, pendidikan politik dapat diintegrasikan dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar dari mata pelajaran yang relevan. Pemilihan cara dan bentuk
pendidikan politik di sekolah dibebaskan kepada satuan pendidikan sesuai dengan
visi dan misi masing-masing satuan pendidikan.
Tujuan dari pendidikan politik salah satunya adalah membentuk kesadaran
politik, cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan kesadaran politik pada
generasi muda adalah salah satunya dengan melalui jalur sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal, salah satunya melalui mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) yaitu pada tingkat jenjang sekolah menengah ke atas
(SMA). PKn memiliki tujuan utama untuk membentuk siswa yang mampu
berpikir kritis, berpikir kreatif, bertindak demokratis dalam setiap aspek
kehidupannya, mempunyai rasa tanggung jawab dan juga dapat berperan serta
dalam proses pengambilan keputusan. Ruang lingkup materi PKn lebih banyak
menitikberatkan pada disiplin ilmu hukum, kewarganegaraan, dan politik.
Pendidikan tentang politik yang ada dalam PKn memiliki misi utama untuk
membina siswa agar melek politik. Misi dari mata pelajaran PKn itu sendiri yaitu
"membentuk warga negara yang baik yakni warga negara yang sanggup
melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bernegara, dilandasi oleh
kesadaran politik, kesadaran hukum, dan kesadaran moral". Untuk mewujudkan
misi di atas, jelas bahwa peserta didik harus memiliki kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan
kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan (Muchson, 2000).
Dalam dunia pendidikan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu
pendidikan yang memiliki peran sangat penting. Hal ini terbukti dari
diwajibkannya pelajaran pendidikan kewarganegaraan mulai dari tingkat SD
sampai dengan Perguruan tinggi. Mengingat Pendidikan Kewarganegaraan
memiliki peran yang sangat penting untuk menjadikan dan menghasilkan
manusia-manusia yang mampu berwarga negara yang baik dan benar yang sadar
akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Karena pada hakikatnya
merupakan suatu pendidikan yang berupaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati
diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam
bela negara. Dan diharapkan siswa itu memiliki pemahaman yang baik mengenai
pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan
moral yang pada akhirnya nanti dapat dipraktekan dalam kehidupan baik dalam
masyarakat, bangsa maupun negara.
Dengan demikian materi tentang politik dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) diharapkan dapat mendorong siswa melakukan hal yang
positif dengan memiliki kesadaran akan politik sesuai dengan harapan semua
pihak, termasuk lingkungan. Namun kenyataannya hal itu bertolak belakang,
banyak siswa yang tidak paham dengan pemahaman konsep politik sebagai upaya
menumbuhkan kesadaran akan politik. Hal itu dapat dilihat dari masih adanya
tindakan yang dilakukan siswa di lingkungan sekolah yang mencerminkan
rendahnya kesadaran siswa terhadap kesadaran akan hubungannya dengan politik
khusunya dalam bentuk kegiatan di sekolah.
Kesadaran politik itu menyangkut pengetahuan, minat dan perhatian
seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik. Tingkat kesadaran politik
diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat menaruh perhatian terhadap
masalah kenegaraan dan atau pembangunan (Budiarjo, 1982:22). Kesadaran
politik berbanding lurus dengan pendidikan politik di masyarakat itu sendiri.
Semakin kuat pendidikan politik dalam masyarakat maka kesadaran politiknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
juga semakin kuat (Theresia Audita Guretti, 2009). Dengan kesadaran politik
yang tinggi, diharapkan ada pemulihan sistem yang berpegang erat pada pancasila
dan mengusahakan kesejahteraan bersama. Dan ketika tingkat kesadaran
berpolitik masyarakat sudah tinggi, maka niscaya dengan sendirinya sistem
demokrasi akan berjalan, dengan tentunya didasari sikap patriotisme dan
nasionalisme yang ada. Pengetahuan dan pemahaman warga negara terhadap
konsep-konsep politik dasar tertentu menjadi sangat penting untuk di bangun,
karena tanpanya kesadaran politik yang kritis tidak mungkin ditumbuhkan
(M.Khoiron, 1999:51).
Berkenaan dengan pemahaman tentang politik ini, siswa sebagai bagian
masyarakat yang nantinya juga akan sebagai calon pemilih pemula, maka melalui
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini diharapkan siswa mampu untuk
dapat memahami kehidupan bernegara dan lingkungan sosialnya. Dalam jalur
pendidikan formal di sekolah, sebagaimana kita ketahui bahwa penanaman
kesadaran politik yang dapat dilakukan melalui pembelajaran tentang politik
dalam mata pelajaran di sekolah serta melalui organisasi maupun kegiatan-
kegiatan intra maupun ekstra kurikuler yang ada di sekolah, sedangkan dalam
jalur non formal proses tersebut berjalan melalui komunikasi sosial secara timbal-
balik di lingkungan keluarga, mengemukakan pendapat di muka umum dalam
organisasi-organisasi kemasyarakatan serta forum-forum kemasyarakatan lainnya.
Keterlibatan generasi muda dalam bidang politik saat ini sangatlah
penting. Keberadaan generasi muda sendiri merupakan asset yang berharga demi
keberlangsungan suatu sistem politik. Partisipasi mereka dalam bidang politik
sangat diperlukan karena di masa mendatang mereka yang akan memegang
kendali terhadap jalannya sistem politik yang berlaku. Oleh karena itu, siswa
sebagai bagian dari generasi muda, hendaknya harus mulai ditanamkan
pentingnya kesadaran politik dalam diri mereka sedini mungkin. Kesadaran
politik pada diri siswa di sekolah, salah satunya dapat kita lihat dari bagaimana
daya kritis siswa dalam berdiskusi di kelas, juga pengalaman dalam belajar
konsep berpolitik seperti pada saat pemilihan ketua kelas ataupun ketua OSIS di
sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Namun demikian pada kenyataannya masih terjadi permasalahan yang
berkaitan dengan kesadaran politik ini. Hal ini dapat dilihat dari masih terdapat
siswa yang memiliki kesadaran politik di dalam lingkungan sekolah yaitu masih
terdapat siswa yang kurang memiliki daya kritis pada saat berdiskusi didalam
kelas, maupun di dalam pemilihan serta pada saat menganggapi suatu kebijakan
yang dibuat dalam OSIS. Sebagai contoh lain di masyarakat luar, dimana masih
adanya fenomena golput di masyarakat yang terjadi dalam pemilihan umum, salah
satunya yaitu dimana pihak remaja yang sebagai salah satu bagian dari pemilih
pemula, masih ada sebagian yang tidak menggunakan hak suaranya dalam pilkada
dan sebagian dari remaja tersebut rata-rata masih duduk dibangku sekolah. Hal
tersebut disebabkan salah satunya karena masih kaburnya pandangan para remaja
dalam dalam memahami politik (Edy Rachmad, 2010). Selain itu didalam
masyarakat ini juga masih banyak terjadinya persoalan adanya fenomena politik
uang, Baik dalam pemilu legislatif maupun pilkada masih banyak terjadi praktek
money politik. Adapun masyarakat yang kesadaran politiknya rendah memang
cenderung mudah dipermainkan dengan politik uang, hal ini akan merugikan
pihak masyarakat yang memiliki kesadaran politik yang tinggi(Iriani Permatasari,
2009).
Berdasarkan uraian di atas, maka pemahaman tentang konsep politik
sangat diperlukan untuk mendorong adanya keseimbangan antara pemahaman
tentang politik dengan kesadaran politik yang diwujudkan dengan sikap dan
perilaku positif terhadap kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai Warga
Negara dalam bentuk di lingkungan sekolah maupun sosial masyarakat. Karena
kurangnya pemahaman menunjukan siswa tidak tahu dan mengerti mengenai hal
yang telah diajarkan, dan ini akan berpengaruh pada tindakan yang dilakukannya.
Apabila mereka mengerti dan paham secara otomatis mereka akan tahu dan sadar.
Di sinilah kita melihat betapa perlunya memberikan pelajaran tentang politik dan
memberikan pemahaman yang cukup akan materi mengenai politik tersebut.
Melalui pemahaman materi khususnya politik yang cukup diharapkan akan dapat
mempengaruhi proses penanaman kesadaran politik pada diri siswa, yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
berguna dalam kehidupan kemasyarakatan, dimana kehidupan politik merupakan
salah satu seginya.
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, maka penulis dalam hal
ini terdorong untuk mencoba meneliti apakah ada pengaruh antara pemahaman
politik terhadap tingkat kesadaran politik yang dimiliki siswa kelas XI di SMAN 1
Karanganyar.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan, yaitu :
1. Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi hak asasi
manusia belum memberikan pemahaman politik yang berorientasi pada
kesadaran akan politik.
2. Semakin menurunnya kesadaran siswa akan politik di lingkungan sekolah.
3. Rendahnya pemahaman politik pada diri siswa memungkinkan siswa kurang
mengerti dalam sikap dan tindakannya.
4. Rendahnya kesadaran akan politik yang diasumsikan berkaitan dengan tinggi
rendahnya pemahaman politik yang di miliki siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penulis membatasi masalah
yang akan diteliti, agar penelitian jelas dan berjalan dengan baik, yakni pada
masalah rendahnya kesadaran akan politik yang diasumsikan berkaitan dengan
tinggi rendahnya pemahaman politik yang di miliki siswa
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah,
maka rumusan masalahnya adalah :
yang positif dan signifikan antara pemahaman politik
terhadap tingkat kesadaran politik siswa kelas XI di SMAN 1 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2010/2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah yang telah dikemukakan serta sejalan dengan masalah yang
dikemukakan di atas maka penelitian ini bertujuan :
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
pemahaman politik terhadap tingkat kesadaran politik siswa kelas XI di SMAN 1
Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/ 2011.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang politik dalam
meningkatkan kesadaran politik pada diri siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Memberikan masukan siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahamannya tentang politik agar dapat membantu menumbuhkan serta
penanaman kesadaran berpolitik pada mereka.
b. Bagi Sekolah
Memberikan bahan masukan bagi pihak sekolah untuk selalu memberikan
dukungan yang baik kepada seluruh siswa-siswinya agar mereka tetap bersikap
baik serta sadar akan politik.
c. Bagi Guru
Memberi masukan bagi guru untuk berperan serta menumbuh kembangkan
kesadaran politik pada diri siswa melalui pengetahuan dan pemahaman politik
yang khususnya diberikan dalam mata pelajaran Pkn di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Pemahaman Politik
a. Pengertian Pemahaman
suatu hal. Pemahaman (comprehention) diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap
objek dan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dengan sebaik-baiknya terhadap objek yang dipelajari.
Menurut Cece Rakhmat dan Didi Suherdi (2001:51) mengatakan bahwa
pemahaman merupakan :
untuk memahami bahasa-bahasa atau bahan ajar yang dipelajari. Dengan
kemampuan ini siswa mampu menterjemahkan dan mengorganisasikan
bahan-bahan yang diterima kedalam bahasanya sendiri. Kata-kata kerja
yang digunakan untuk menyampaikan kemampuan ini antara lain
menjelaskan, merumuskan dengan kata-kata sendiri, menyimpulkan dan
member
Sedangkan pengertian pemahaman menurut Suharsimi Arikunto
memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasi, memberi contoh, menuliskan
seseorang dapat
membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta dan
konsep dari suatu bahan yang telah dipelajarinya.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman adalah
merupakan suatu kemampuan berpikir seseorang untuk dapat menginterprestasi
materi yang diperoleh dengan menjelaskan, menyimpulkan, serta merumuskannya
dan memberikan contoh secara benar. Seseorang yang paham berarti mereka
mengerti secara benar apa yang diketahuinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dalam dunia pendidikan di lakukan penilaian untuk dapat mengukur hasil
belajar seorang siswa. Saat ini dikenal tiga ranah perilaku yang dapat dijadikan
acuan dalam mengembangkan instrumen penilaian. Benyamin S. Bloom dalam H.
Rosjidan dkk (2001:4) membagi tujuan pendidikan atas tiga ranah perilaku yaitu
Pembagian ini dalam dunia pendidikan di kenal dengan sebutan
Taksonomi Bloom. Penjelasan dari tiga ranah tersebut yaitu sebagai berikut :
a. Perilaku Kognitif
Perilaku kognitif merupakan perilaku siswa dalam upaya mengenal
dan memahami bahan ajar yang dipelajari secara hierarki.
b. Perilaku Afektif
Perilaku afektif merupakan perilaku siswa dalam menerima dan
menginternalisasikan sesuatu yang dikomunikasikan kepadanya
sehingga menjadi bagian yang menyatu dengan dirinya. Jadi perilaku
ini merupakan penghayatan aspek perilaku ini mencakup tahap
penerimaan, respon, penghargaan, pengorganisasian, karakterisasi.
c. Perilaku Psikomotor
Perilaku psikomotori menunjukan pada segi ketrampilan/kemahiran
siswa untuk memperagakan suatu kegiatan/tindakan. Jadi keterampilan
ini lebih kearah fisik. Aspek-aspek perilaku ini mencakup menirukan,
memanipulasi, mengartikulasi, dan menaturalisasikan.
Dengan demikian berdasarkan uraian di atas maka dalam mengukur
pemahaman siswa ini termasuk dalam ranah kognitif.
b. Tingkatan Pemahaman
Pemahaman merupakan salah satu tingkatan dari aspek perilaku kognitif. Dalam
hubungannnya dengan satuan pelajaran, pemahaman sebagai salah satu aspek
yang penting.
Aspek kognitif ini dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi Bloom (1956)
dalam Daryanto (1997: 103) yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan penilaian. Masing-masing tingkatan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah aspek yang paling besar dalam taksonomi Bloom,
seseorang dituntut untuk mengenali dan mengetahui adanya konsep,
fakta atau istilah-istilah, dan lain sebagainya dan harus mengerti atau
dapat menggunakannya.
b. Pemahaman (comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek dan
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebaik-baiknya terhadap objek yang dipelajari.
c. Penerapan (application)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari dari situasiatau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di
sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen- komponen, tetapi masih dalam struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analis ini dapat dilihat dari penggunaan kata- kata kerja
misalnya dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain itu suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi - formulasi yang ada.
Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan,
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
f. Penilaian (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilain
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria- kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan tes atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dengan tingkat
tingkat tersebut di atas.
Pemahaman seseorang terhadap suatu obyek atau peristiwa dimulai dari tahap
awal hingga tahap akhir yang menunjukkan seseorang tidak hanya mengetahui
suatu masalah tetapi juga mengerti serta memahami dengan apa yang telah ia
pelajari. Tingkatan pemahaman menurut Buxton dalam Wahyudi (2002:69) dibagi
dalam empat tingkatan yaitu sebagau berikut ;
1) Tingkatan pertama disebut tingkatan pemahaman meniru (rote learning).
Pada tingkatan ini siswa dapat mengerjakan suatu soal tetapi tidak tahu
mengapa.
2) Tingkatan kedua disebut tingkatan pemahaman observasi (observational
understanding). Pada tingkatan ini siswa menjadi lebih mengerti setelah
melihat adanya suatu pola (pattern) atau kecenderungan.
3) Tingkatan ketiga disebut tingkatan pemahaman pencerahan (insightful
understanding). Pada tingkatan ini, sebagai ilustrai, ada seorang siswa yang
mampu menjawab soal-soal dengan baik dan tepat, tetapi baru kemudian
menyadari mengapa dan bagaimana dia dapat menyelesaikannya setelah
melakukan diskusi ulang atau mempelajari ulang materinya. Kemudian dia
4) Tingkatan keempat disebut tingkatan pemahaman relasional. Pada tingkatan
ini, siswa tidak hanya tahu tentang penyelesaian suatu masalah tetapi dia
juga dapat menerapkannya pada situasi lain, baik yang relevan maupun
yang lebih kompleks.
Berdasarkan tingkatan pemahaman di atas, dapat dikatakan bahwa sangatlah
penting untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman yang diperoleh siswa
terhadap materi yang diajarkan. Kemampuan kognitif siswa akan
mempengaruhi keberhasilan dalam pemahaman materi selanjutnya. Siswa yang
mempunyai kemampuan kognitif tinggi biasanya lebih mudah memahami materi
selanjutnya dibanding siswa yang mempunyai kemampuan kognitif yang rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkatan Pemahaman Siswa
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatan pemahaman siswa menurut Wahyudi
dalam jurnal pendidikan dan kebudayaan, No.036, Tahun ke-8, Mei 2002 adalah
sebagai berikut :
1) Faktor pertama adalah tingkat usia siswa (tingkat sekolah :SD, SLTP atau
SMU).
2) Faktor kedua adalah pendekatan yang digunakan guru dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM).
3) Faktor ketiga adalah motivasi siswa.
Demikian tingkat pemahaman pada siswa tersebut tergantung pada diri
siswa itu sendiri dalam mempelajari suatu materi yang diberikan. Semakin tinggi
tingkat usia siswa atau tingkat sekolah, motivasi siswa, dan pendekatan yang
digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar maka semakin tinggi pula
tingkatan pemahaman siswa terhadap suatu materi dan begitu pula sebaliknya.
d. Pengertian Politik
Politik Secara etimologis, berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota
atau negara kota.
Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara,
politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang
berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.
Rafael Raga Maran (2001:18) mengungkapkan tentang politik sebagai
berikut:
Dari berbagai upaya untuk menjelaskan esensi (pengertian) politik, tampak
bahwa perhatian dan sentral dari politik adalah penyelesaian konflik antar
manusia, proses pembuatan keputusan-keputusan ataupun pengembangan
kebijakan-kebijakan secara otoritas yang mengalokasikan sumber-sumber
dan nilai-nilai tertentu atau pelaksanaan kekuasaan dan pengaruhnya
didalam masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Menurut Haryono (2006:116) Pengertian politik berdasarkan
penggunaannya meliputi dalam arti kepentingan umum dan politik dalam arti
kebijaksanaan (policy). Penjelasan selengkapnya mengenai dua hal tersebut
sebagai berikut :
1) Dalam arti kepentingan umum/segala usaha untuk kepentingan umum,
baik yang berlaku di bawah kekuasaan negara dipusat maupun
didaerah, lazim disebut politics (bahasa inggris berarti: suatu rangkaian
asas/prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu/suatu keadaan yang kita kehendaki
disertai dengan jalan cara dan alat yang akjan kita gunakan untuk
mencapai keadaan yang kita inginkan.
2) Dalam arti kebijaksanaan (policy)
Politik dalam arti kebijaknsanaan (policy) adalah penggunaan
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin
terlaksananya suatu usaha, cita-cita/keinginan atas keadaan yang kita
kehendaki.
Menurut pendapat Mr. Van der goes van Natern dalam F. Isjwara
ntuk
politik aktual yang dihadapi sehari-hari, dan masalah-masalah aktual tentang
negara dan pemerintah.
Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang
dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya
berkisar di lingkungan kekuasaan negara atau tindakan-tindakan yang
dilaksanakan oleh penguasa negara. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia
sering melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial, maupun
dalam aspek kehidupan lainnya. Politik yakni kesadaran bermasyarakat, bukanlah
sesuatu hal yang harus dihindarkan. Tetapi politik harus diselenggarakan sesuai
kebutuhan, dan politik harus dapat menjawab tantangan hari depan. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
berpolitik sebenarnya disiapkan suasana di mana cita-cita dapat diselenggarakan
(Naning Ramdlon, 1982:89).
Dengan demikian dapat disimpulkan politik merupakan segala sesuatu yang
menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan
tujuan pribadi seseorang (private goals) dan berhubungan dengan
kewarganegaraan dalam bermasyarakat, politik ini menyangkut kegiatan berbagai
kelompok, termasuk partai politik dan kegiatan - kegiatan perseorangan. Politik
merupakan kesadaran bermasyarakat dan politik yang dihadapi dalam
permasalahan sehari-hari dalam masyarakat serta tentang negara dan
pemerintahan.
Kehidupan politik sangat mempengaruhi pendidikan, sebaliknya pendidikan
adalah institusi yang penting perananya dalam hal pengembangan bidang politik.
Menurut Coleman dalam Arif Rohman (2009:55) menyebutkan bahwa peranan
sistem persekolahan dalam bidang politik, yaitu: (1) sosialisasi politik, yaitu
sistem persekolahan merupakan institusai untuk sosialisasi peserta didik terhadap
budaya politik nasional; (2) seleksi dan latihan bagi kaum elit dalam bidang
politik; (3) integrasi dan pembangunan kesadaran politik nasional. Sosialisasi
politik merupakan proses yang memberikan kemungkinana bagi seseorang untuk
mengalami internalisasi norma dan nilai suatu sistem politik. Sekolah merupakan
salah satu agen sosialisasi politik yang terpenting. Melalui sekolah, seleksi
dilakukan kepada calon elit politik melalui interaksi dan latihan berdemokrasi dan
kepemimpinan.
Berdasarkan uraian di atas maka pemahaman politik ini dapat dikatakan sebagai
suatu kondisi yang mengerti akan suatu permasalahan yang berhubungan dengan
pemerintahan maupun kewarganegaraan dalam bermasyarakat. Dalam hal ini
adalah pemahaman materi politik di sekolah, khususnya pada jenjang sekolah
menengah atas terdapat materi-materi yang dipelajari tentang politik.
e. Definisi Konseptual Pemahaman Tentang Politik
Pemahaman tentang politik adalah suatu kondisi dimana seseorang mengerti
secara benar dan tahu akan permasalahan yang berhubungan dengan pemerintahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
maupun kewarganegaraan dalam bermasyarakat hubungannya dengan lingkungan
sosial masyarakatnya. Pemahaman politik secara konseptual diartikan sebagai
suatu kondisi seseorang dalam menangkap materi yang berhubungan tentang
politik.
Setelah diketahui definisi konseptual pemahaman politik selanjutnya dijelaskan
definisi operasional pemahaman politik.
f. Definisi Operasional Pemahaman Tentang Politik
Pemahaman dalam hal tentang materi politik disini khususnya dipilih yaitu secara
umum yang biasa dipelajari di dalam jenjang sekolah yang masuk dalam materi
pelajaran. Diantaranya yaitu yang akan dijabarkan kedalam beberapa indikator
dibawah ini :
1. Mendeskripsikan pengertian politik
2. Menjelaskan tentang macam-macam sistem politik yang berlaku di
Indonesia
3. Menganalisis tentang fungsi partai politik
4. Mendeskripsikan bentuk-bentuk partisipasi politik
2. Tinjauan Tentang Kesadaran Politik
a. Pengertian Kesadaran Politik
Kesadaran adalah suatu kondisi psikologis yang tanggap terhadap sesuatu
hal, sedangkan politik adalah segala hal ikhwal tentang negara. Jadi kesadaran
politik berarti suatu kondisi psikologis yang tanggap terhadap segala hal ikhwal
negara (Ramdlon Naning, 1982:64). Jika kesadaran politik itu berarti tanggap
terhadap segala hal ikhwal kenegaraan, maka apabila kesadaran politik itu harus
ditingkatkan berarti harus lebih tanggap terhadap hal ikhwal kenegaraan.
Definisi kesadaran politik menurut Petter dalam
Ruslan (2000:94) adalah:
-nilai yang membentuk
wawasan politik individu, ditinjau dari keterkaitannya dengan kekuasaan
Manusia yang sadar menurut S a yang memiliki
pandangan ideologi yang kritis, rasa keterikatan dengan masyarakat tertentu dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
mengenal kondisi komunitas tersebut. Manusia yang memiliki rasa
tanggungjawab individu dalam menghadapi problematikanya, di format
karakternya oleh perasaan kolektif dan paartisipasif dalam perjalanan dan
pekerjaan masyarakatnya. Dengan kesadaran itu ia benar-benar mengerti dan
mampu menangkap situasi dan kondisi zaman dan masyarakat setempat (Ustman
, 2000:95)
Dekat dengan definisi ini adalah analisis Paulo farayeri dalam Ustman
(2000:95) :
Kasadaran adalah pengetahuan yang kritis, pandangan yang benar
terhadap realitas dan pemahaman yang baik terhadap dunia dimana
manusia itu hidup, kemudian berusaha mengubahnya. Kesadaran adalah
instrumen kritis yang digunakan oleh orang-orang tertindas untuk
menyingkap hakekat diri dan mereka yang menindasnya. Ketika mereka
menyadari hakekat penindasan dan mengerti bahwa ia hanyalah sekedar
sandungan yang bisa dilewati, saat itulah awal usaha mereka menuju
pembebasan. Mengerti saja tidak cukup untuk merealisasikan kebebasan.
Karenanya, ia harus benar-benar menjadi kekuatan riil yang dapat
menggerakan aksi perjuangan.
Kesadaran politik, sesuai dengan definisi diatas mencakup :
a. pandangan yang komperehensi,
b. wawasan yang kritis,
c. rasa tanggung jawab dan
d. keinginan untuk mengubah, dalam rangka mewujudkan kebebasan atau
menghadapi berbagai problematika sosial.
Sedang dari konsepsi politik menurut
(2000:96), kesadaran politik adalah :
Pandangan universal yang mencakup wawasan politik, nilai-nilai dan
orientasi politik, yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi,
kondisi problematika masyarakatnya, memecahkannya, memberikan
keputusan dan menentukan pendirian terhadapnya, yang mendorongnya
untuk bergerak dalam rangka merubah atau mengembangkannya.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran
politik merupakan suatu kondisi seseorang yang tanggap terhadap suatu
pandangan universal yang mencakup wawasan politik, nilai-nilai dan orientasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
politik, yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi, kondisi
problematika masyarakat, dan dapat memecahkannya.
b. Unsur-unsur Kesadaran Politik
Di dalam kesadaran politik mencakup unsur-unsur yang meliputi
diantaranya yaitu :
1) Kesadaran islam yaitu tentang konsepsi secara benar dan menyeluruh yang
dengannya seorang individu mampu menyikapi realita yang terjadi dengan
segala aspek-aspeknya sesuai pandangan intelektual yang telah terbentuk
pada dirinya. Dalam hal ini kesadaran didasarkan pada pandangan hidup
seseorang dengan kata lain sesuai dengan keyakinan setiap orang. Jadi
pada dasarnya kesadaran islam dalam pengertian ini yaitu kesadaran dalam
konsep islam, namun demikian bukan berarti seseorang yang selain agama
islam tidak berarti tidak memiliki kesadaran politik, karena hal tersebut
didasarkan pada keyakinan/pandangan hidup masing-masing.
2) Kesadaran gerakan yaitu kesadaran untuk membentuk organisasi atau
gerakan yang bekerja guna mewujudkan cita-cita bersama, tergabung dan
terlibat disana dengan berupaya memberikan kontribusi maksimal bagi
perkembangan organisasi atau gerakan tersebut.
3) Kesadaran akan problematika politik yang terjadi dimasyarakatnya,
meliputi kesadaran akan masalah hukum islam, kebebasan dan
keterjajahan, kebebasan politik , masalah persatuan dan sebagainya.
4) Kesadaran akan hakikat sikap politik yaitu kesadaran akan substansi
sekitar sikap politik dimana individu menjadi sadar dan mampu
memahami peristiwa politik serta sadar akan peristiwa atau masalah politik
itu sendiri. Termasuk diantaranya adalah mempelajari masalah-masalah
politik umum, mempelajari arus politik dan peristiwa-peristiwa politik
yang terjadi dan menentukan sikap terhadapnya, dan memonitor peristiwa-
peristiwa politik yang sedang berkembang ( ,
2000: 417).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Cara-cara untuk mencapai kesadaran politik
Ada beberapa cara dalam mencapai kesadaran politik yang melalui beberapa hal
yaitu :
1) Arahan politik secara langsung, baik melalui jalur formal maupun non
formal, melalui penjelasan-penjelasan politik, usaha-usaha bimbingan, dan
pengajaran pendidikan politik langsung, yang dilakukan oleh para pemikir
dan pemimpin politik.
2) Pengalaman politik yang didapatkan dari partisipasi politik.
3) Kesadaran yang muncul dari belajar secara mandiri. Misalnya membaca
koran dan buku-buku tentang politik, serta mengikuti berbagai peristiwa.
4) Kesadaran yang lahir melalui dialog-dialog kritis.
5) Ditambah dengan kesadaran politik yang merupakan hasil dari dua
metode, yaitu apprenticeship dan generalisasi. Maka seluruh metode ini
akan mengantarkan seseorang untuk mendapatkan kesadaran politik.
( n, 2000:96)
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran politik
Kesadaran politik dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, dalam Ustman
n (2000:97-98) faktor yang mempengaruhi kesadaran politik
yang terpenting diantaranya adalah :
1) Jenis kultur politik di mana individu itu tumbuh darinya atau dengan kata
lain, tabiat kepribadian politik yang terbentuk darinya.
2) Berbagai revolusi dan perubahan budaya yang terjadi dimasyarakat.
3) Berbagai kemampuan dan kecakapan khusus yang dimiliki individu, juga
tingkat pendidikannya.
4) Adanya pemimpin politik/sejumlah tokoh politik yang genius yang mampu
memberikan arahan politik kepada masyarakat luas.
e. Definisi Konseptual Kesadaran Politik
Kesadaran politik adalah suatu kondisi yang tanggap mengerti tentang hal
yang mencakup wawasan/pengetahuan politik, nilai-nilai dan orientasi politik,
yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi, kondisi problematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
masyarakatnya, memecahkannya, memberikan keputusan dan menentukan
pendirian terhadapnya, yang mendorongnya untuk bergerak dalam rangka
merubah atau mengembangkannya.
f. Definisi Operasional Kesadaran Politik
Kesadaran politik pada siswa dapat dilihat melalui beberapa indikator yang
meliputi :
1. Kesadaran dalam menyikapi realita yang terjadi dengan sesuai pandangan
yang terbentuk pada dirinya.
2. Kesadaran untuk membentuk organisasi/gerakan dalam mewujudkan cita-cita
bersama.
3. Kesadaran untuk mengerti akan problematika politik yang terjadi di
masyarakatnya.
4. Kesadaran akan hakikat sikap politik dimana individu menjadi sadar dan
mampu memahami peristiwa politik serta sadar akan peristiwa atau masalah
politik.
3. Tinjauan Tentang Pendidikan Politik
Dalam membahas mengenai kesadaran politik kita juga harus tahu dan
mengerti tentang pendidikan politik, karena kesadaran politik merupakan salah
satu unsur yang terkandung di dalam pendidikan politik.
Sebagaimana yang telah dijelaskan menurut
(2000:87) bahwa di dalam membahas pengertian pendidikan politik, maka di sana
terkandung unsur-unsur diantaranya yaitu (1) kepribadian politik; (2) kultur
politik; (3) lembaga-lembaga pendidikan politik; (4) kesadaran politik; (5)
partisipasi politik; (6) manusia dan warga negara.
a. Pengertian Pendidikan Politik
Pada hakekatnya secara sederhana dapat dikatakan bahwa pendidikan
politik adalah pendidikan kesadaran berbangsa dan bernegara. Pendidikan politik
adalah aktivitas yang bertujuan untuk membentuk dan menumbuhkan orientasi-
orientasi politik pada individu. Ia meliputi keyakinan konsep yang memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
muatan politis, meliputi juga loyalitas dan perasaan politik serta pengetahuan dan
wawasan politik yang menyebabkan seseorang memiliki kesadaran terhadap
persoalan politik dan sikap politik (Anonim, 2010).
Pendidikan Politik di Indonesia merupakan rangkaian usaha untuk
memantapkan dan meningkatkan kesadaran politik dan kenegaraan guna
menunjang kelestarian Pancasila dan UUD 1945 sebagai budaya politik bangsa.
Pendidikan politik adalah usaha membentuk manusia menjadi partisipan yang
bertanggung jawab dalam politik (Kartini kartono, 1996:14).
b. Lembaga-Lembaga Pendidikan Politik
Lembaga-lembaga pendidikan politik terdiri dari lembaga formal dan
informal, yaitu :
(1) Keluarga
(2) Sekolah
(3) Kelompok penekan (pressure Group): seperti Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), organisasi profesi, organisasi masyarakat, asosiasi-
asosiasi dan sebagainya.
(4) Media massa.
(5) Partai Politik.
, 2000:106)
Sedangkan dalam (2000:76) yang berkaitan
dengan metodologi pendidikan politik adalah melalui dua cara :
1) Metode pengajaran tidak langsung, dimana proses untuk
mendapatkannya melalui berbagai persiapan dan orientasi secara
umum yang ia sendiri tidak harus bersifat politis akan tetapi
mempengaruhi perkembangan kepribadian individu. Misalnya melalui:
a. Apprenticeship (pemagangan atau pelatihan) dari bebagai aktivitas
organisasi individu yang non politis, misalnya kelembagaan atau
organisasi kemasyarakatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b. Generalization artinya memperluas cakupan nilai-nilai sosial di
berbagai bidang politik yang akhirnya membentuk orientasi
politiknya.
2) Metode pengajaran langsung yaitu proses kegiatan yang dengannya
terjadi transformasi muatan politik tertentu pada individu, dengan
tujuan membentuk orientasi-orientasi politik misalnya:
a) Political Learning (Pembelajaran Politik) yaitu berbagai proses
kegiatan yang dimaksudkan untuk menstransfer orientasi-orientasi
politik kepadsa orang lain, baik melalui jalur formal maupun non
formal.
b) Imitation (meniru) dimana meniru cara hidup pemimpin dan tokoh
merupakan sumber penting bagi nilai-nilai dan orientasi-orientasi
politik.
c) Pengalaman-pengalaman politik, yakni hal-hal yang diperoleh
seseorang melalui partisipasi politik.
pendidikan politik siswa harus diajarkan atau dibimbing untuk menilai hakikinya;
bermusyawarah, mengajukan argumen-argumen yang baik, dan yang terpenting
pendidikan politik terbentuk warga negara yang dapat menilai dirinya sendiri,
aktif dalam bermusyarawah, dapat mengajukan pendapat secara rasional,
semuanya sebagai wujud dari kecintaannya terhadap kebenaran.
Pendidikan politik sebagai bagian pendidikan, secara umum didasari oleh
asumsi bahwa pendidikan politik mencakup warga negara terhadap kultural serta
mempelajari sikap-sikap politik dan prilakunya terhadap politik.
that education
and political structure of society are closely linked has probably always been
recognized (ada keterkaitan yang erat antara pendidikan dan struktuir politik yang
Dalam hal ini dijelaskan bahwa setiap
pendidikan memiliki ciri politis tertentu yang dirancang untuk membimbing anak-
anak dalam mengerjakan segala kegiatannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Pendidikan politik di sekolah dapat diajarkan melalui mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Salah satu tujuan dari pendidikan politik adalah
mendidik agar seseorang tersebut memiliki kesadaran dalam berpolitik dan melek
akan politik. Sehingga pada akhirnya melalui pendidikan politik tersebut akan
memungkinkan untuk mengubah manusia dari statusnya sebagai warga negara
karena terpaksa menjadi warga negara dengan kesadaran.
Menurut Rusadi
politik, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat dan agar mereka
terwujudnya warganegara yang baik (good citizen) yaitu warganegara yang melek
politik, memiliki kesadaran politik, dan berpartisipasi dalam kehidupan politik
merupakan tujuan utama dari pendidikan politik.
3. Tinjauan Tentang Pengaruh Pemahaman Politik Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan Terhadap Kesadaran Politik
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan didalam suatu konsep pendidikan sangatlah
perlu diberikan kepada seorang siswa yang menempuh suatu jenjang pendidikan
baik SD, SMP, maupun SMA serta perguruan tinggi karena Pendidikan
Kewarganegaraan dapat mencakup semua aspek pelajaran baik mata pelajaran
geografi, sosiologi, sejarah maupun dibidang Antropologi. Oleh karena
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan yang penting dalam pembentukan
moral dan budi pekerti seseorang dalam kehidupan bernegara seperti yang
adalah dimaksudkan agar warga negara memiliki wawasan kesadaran bernegara
untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap, dan perilaku sebagai pola
tindak yang cinta tanah air berdasarkan pancasila. Semua itu diperlukan demi
Pendidikan Kewarganegaraan/civic education adalah program pendidikan/
pembelajaran yang secara programatik prosedural berupaya memanusiakan
(humanizing) dan membudayakan (civilizing) serta memberdayakan (empowering)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
manusia/anak didik (diri dan kehidupannya) menjadi Warga Negara yang baik
sebagaimana ditentukan keharusan/yuridis konstitusional Bangsa/Negara yang
bersangkutan(Anonim, 2010).
Dalam standar kompetensi kurikulum 2004, ditegaskan bahwa
"Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education)" adalah merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi
agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila
dan UUD 1945.
Menurut Soedijarto Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk membentuk
peserta didik menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta
membangun sistem politik yang demokratis.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan
kewarganegaraan adalah suatu pendidikan yang menyangkut tentang warga
negara dan negara serta hak dan kewajiban warga negara. Pembelajaran di
dalamnya bertujuan untuk mendidik generasi muda agar menjadi warga negara
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab serta berkesadaran.
b. Ruang Lingkup dan Tujuan Materi Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah yaitu
mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA tercakup beberapa tujuan dan ruang
lingkup materi.
Tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk
memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam hal :
(1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
(2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
(4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
(Departemen Pendidikan Nasional, 2006)
Sedangkan Tujuan PKn menurut Eric (1996) yang dikutip dalam Journal
International of Definition Civic Education as Subject dari
http//www.Geogle.com. bahwa, The first objective of civic education is to teach
thoroughly the meaning of the most basic idea, so that students will know what a
constitutional democracy is and what it is not
Artinya bahwa tujuan pertama pendidikan kewarganegaraan adalah teliti di
dalam mengajar sehingga siswa akan mengetahui apa yang termasuk
konstitutional dan demokrasi ataupun dengan yang tidak konstitutional dan tidak
demokrasi sehingga siswa diharapkan dapat membedakan diantara keduanya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolahan
yang bertujuan dan berfungsi membentuk diri peserta didik cerdas, terampil dan
berkarakter, berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta bertindak sesuai
dengan amanat pancasila dan UUD 1945.
Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
meliputi beberapa aspek-aspek sebagai berikut :
1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,
Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara,
Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan
dan jaminan keadilan.
2) Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,
Tata terrtib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-
peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
bernegara, Sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan
internasional.
3) Hak Asasi Manusia, meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional
HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4) Kebutuhan warga negara, meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, Prestasi diri,
Persamaan kedudukan warga negara.
5) Konstitusi negara, meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6) Kekuasaan dan politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, Sitem pemerintahan, Pers dalam masyrakat demokrasi.
7) Pancasila, meliputi: Kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan pancasila senagai dasar negara,
Pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai
ideologi terbuka.
8) Globalisasi, meliputi: Globalisasi dilingkungannya, Politik luar negeri,
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional
dan organisasi internasional, dan Menguasai globalisasi.
(Departemen Pendidikan Nasional, 2006)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan di setiap
jenjang pendidikan formal di sekolah mempunyai beberapa aspek yang menjadi
ruang lingkupnya. Ruang lingkup dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan tersebut adalah meliputi persatuan dan kesatuan bangsa, norma
hukum dan peraturan, HAM, kebutuhan warga negara, konstitusi negara,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kekuasaan dan politik, pancasila dan globalisasi. Kemudian dari aspek-aspek
tersebut nantinya akan dijabarkan ke dalam standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Dalam hal ini pemahaman materi politik di sekolah, salah satu aspek materi
yang melingkupi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu tentang politik. .
c. Komponen dalam Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam aspek pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terdapat tiga
komponen utama yang harus di miliki. Menurut Branson yang dikutip oleh Udin
S. Winataputra dan Dasim Budimansyah (2007: 186-191) berdasarkan kompetensi
yang perlu dikembangkan dalam bidang Pendidikan Kewarganegaraan
didalamnya mencakup tiga komponen utama yang perlu dipelajari yaitu
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan/kecakapan
kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic
dispositions). Penjelasan dari tiga komponen diatas adalah sebagai berikut :
1) (Civic Knowledge) Pengetahuan kewarganegaraan
Pengetahuan kewarganegaraan ini berkaitan dengan kandungan atau apa yang
seharusnya diketahui oleh warga negara mengenai hak dan kewajiban warga
negara. Dari ranah pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) di atas dapat
diperinci lagi. Dalam Udin S. Winataputra dan Dasim Budimansyah (2007:31-33)
menyatakan bahwa :
Knowledge: the content of Civic Education: a). why do we need a
goverment?, b). the purpose of goverment, c). constitutional princilples,
d). concepts, principles, and values underlying the political, system,
i.e.,authority, justice, diversity, rule of law, e). individual rights (personal,
political, economic), f). responsibilities of citizen, g). role of citizen in a
democracy, h). how the cirizen can participate in community decisions.
Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa isi pengetahuan
kewarganegaraan dalam Pendidikan Kewarganegaraan dapat diperinci menjadi
tentang a). mengapa pemerintahan dibutuhkan, b). tujuan dari pemerintahan, c).
prinsip-prinsip yang mendasari konstitusi, konsep, prinsip, dan nilai-nilai yang
menjadi dasar politik, d). sistem, kewenangan, keadilan, keaneka ragaman,
kepastian hukum, e). hak-hak individu (pribadi, politis, ekonomi), f). tanggung-
jawab warganegara, g). peran warga negara di dalam suatu demokrasi, h).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
bagaimana warga negara dapat mengambil bagian di dalam menentukan
keputusan.
2) (Civic skills) Keterampilan/kecakapan kewarganegaraan
Selain harus menguasai pengetahuan tentang lingkup kewarganegaraan
juga harus perlu memiliki kecakapan-kecakapan intelektual dan partisipatoris.
CCE dalam Udin S. Winataputra dan Dasim Budimansyah (2007:33)
menyatakan bahwa :
Skills: what a citizen needs to be able to do participate effectively. a). Critical
thinking skills: gather and assess information, clarify an prioritize, identity and
assess consequences, evaluate, reflect. b). Participation skills: communicate,
negotiate, cooperate, manage conflicts peacefully and fairly, reach consensus.
Pendapat di atas dapat diartikan bahwa ketrampilan apa yang dibutuhkan
warganegara di dalam berpartisipasi secara efektif a). Pemikiran kritis, meliputi
keterampilan dalam mengumpulkan dan menilai informasi, menegaskan suatu
keutamaan, identitas dan memahami suatu akibat, mengevaluasi, mencerminkan.
b). Partisipasi, yang meliputi keterampilan: komunikasi, musyawarah, bekerja
sama, mengatur konflik dengan damai dan wajar, mencari kesepakatan.
3) (Civic dispositions) Watak atau karakter kewarganegaraan
Komponen dasar yang ketiga dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah
(Civic dispositions) watak atau karakter kewarganegaraan yang mengisyaratkan
pada karakter publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan
pengembangan demokrasi konstitusional.
Menurut CCE dalam Udin S. Winataputra dan Dasim Budimansyah (2007:33)
merinci civic despositions Civility, respect for the rights of other
individuals, respect for law, honesty, open mindedness, critical mindedness,
negotiation and compromise, persistence, compasion, patriotism, courage,
tolerance of ambiguity
diperinci menjadi kesopanan, menghargai hak/ kebenaran individu lain,
menghormati hukum, kejujuran, terbuka, kritis, bermusyawarah dan berunding,
ketekunan, compasion, patriotisme, keberanian, toleransi.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa seorang warga
negara harus memiliki pengetahuan kewarganegaraan yang baik, selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
memiliki keterampilan intelektual maupun partisipatif, dan pada akhirnya
pengetahuan serta keterampilan itu akan membentuk suatu karakter atau watak
yang baik, sehingga menjadi sikap dan kebiasaan serta kesadaran akan perilaku
dan tindakannya dalam sehari-hari.
d. Pengaruh Pemahaman Politik Dalam Pendidikan Kewarganegaraan
Terhadap Kesadaran Politik
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti proses
belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat dilihat dari hasil
belajar yang mereka dapatkan. Melalui mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di sekolah pada tingkat jenjang SMA, yang salah satunya
melingkupi materi yaitu mengenai politik ini sebagai salah satu pembelajaran
awal mengenal tentang politik. Pemahaman akan materi politik merupakan suatu
kondisi yang mengerti akan suatu permasalahan yang berhubungan dengan
pemerintahan maupun kewarganegaraan dalam bermasyarakat.
Siswa yang memiliki pemahaman materi tentang politik yang mencakup
kemampuan untuk mengerti makna dan arti dari bahan yang dipelajari diharapkan
akan mempunyai kesadaran akan berpolitik yang baik diterapkan di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat nantinya. Adanya pemahaman dalam diri
siswa tersebut berasal dari proses belajar dan pendidikan di sekolah, melalui
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, siswa akan memiliki pemahaman
yang baik paham akan pentingnya mempelajari politik. Dengan pemahaman yang
baik tersebut akan berpengaruh pada perilaku dan tindakannya, karena dengan
paham akan materi politik nantinya siswa akan sadar politik, seperti yang telah
tercantum dalam hakikat program Pendidikan Kewarganegaraan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran mengenai materi
politik yang salah satunya diberikan lewat mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan ini akan mampu mempengaruhi proses penanaman kesadaran
politik dalam diri siswa. Dengan adanya pendidikan di sekolah khususnya
Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi tentang politik ini siswa akan
mempunyai pemahaman akan politik sehingga akan berpengaruh pada siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
untuk mendapatkan pengetahuan dan kesadaran akan politik, serta hak dan
kewajibannya sebagai warga negara.
Dalam teori Piaget, perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh
manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari
tindakan. Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang
memandang bahwa perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak
secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui
pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka ( Anwarcholil, 2008:1).
Dari teori ini dapat kita tangkap bahwa dalam membangun suatu
pemahaman dapat diperoleh dari sesuatu hal yang biasa dilakukan, juga dari
interaksi mereka sehari-hari. Dengan kata lain apabila mereka melakukan suatu
kebiasaan dengan kesadaran diri mereka, berarti mereka paham dan mengerti
benar apa yang dikerjakan. Dengan demikian bahwa pemahaman yang dimiliki
seseorang akan dapat berpengaruh terhadap kesadaran akan tindakan yang
dilakukannya.
Pemahaman merupakan salah satu tingkatan dari tujuan kognitif yang
berupa kemampuan memahami atau mengerti tentang isi pelajaran yang
dipelajarinya. Pemahaman juga memiliki arti yang sangat mendasar yang
meletakkan bagian-bagian belajar pada porsinya, tanpa pemahaman maka
n,
2008:23). Artinya, pemahaman yang dimiliki seseorang akan mendorong
kebermaknaan sikap seseorang terhadap suatu hal.
keseimbangan antara dimensi kognitif dan afektif dalam proses pendidika
Artinya untuk membentuk manusia seutuhnya tidak cukup hanya dengan
mengembangkan kecerdasan berpikir atau IQ anak melalui dengan segudang ilmu
pengetahuan, melainkan juga harus dibarengi dengan pengembangan perilaku dan
sikap.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman
politik yang dikaji secara kognitif juga menyangkut sikap seseorang dalam hal ini
bahwa pemahaman mendorong tindakan/sikap seseorang yang diwujudkan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
bentuk kesadaran akan politik dalam diri siswa, baik di lingkungan sekolah
maupun masyarakat. Dengan demikian, semakin peserta didik memiliki
pemahaman khususnya pemahaman tentang politik maka semakin tinggi tingkat
kesadaran politik yang dimilikinya.
e. Teori Gestalt Menurut Max Wertheimer
Adapun teori yang menghubungkan antara pemahaman dengan kesadaran
didasarkan pada teori gestalt. Teori Gestalt dalam pembelajaran oleh max
Wertheimer menekankan pada insight (pemahaman) untuk dapat mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Kholivin, 2008 dalam http//teoripembelajaran.blogspot.com
dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pembelajaran, belajar yang penting
bukan mengulangi hal-halyang harus dipelajari,akan teapi mengerti atau
memperoleh insight atau bisa disebut dengan pemahaman. Demikian halnya
dengan pembelajaran tentsng materi politik yang diberikan pada peserta didik
melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya dalam proses
pembelajarannya lenbih menekankan pada pemahaman mengenai arti atau makna
dari politik dan bagian-bagiannya. Pembelajaran dari materi politik yang
menekannkan pemahaman dengan tidak sekedar melibatkan kebenaran logika
melainkan presepsi atau pemikiran-pemikiran yang dikembangkan maka dapat
mengarahkan pada tujuan pembelajaran politik yaitu membentuk kesadaran
politik pada peserta didik.
Hal ini sejalan dengan pandangan Max Wertheimer tentang teori Gestalt .
Pendekatan Wertheimer bersifat dinamis, berurusan dengan pola-pola utuh yang
ada dalam kesadaran. Dengan demikian pemahaman bukan hanya melibatkan
kebenaran logika melainkan juga persepsi mengenai persoalan sebagai
keseluruhan yang utuh, mengenai cara menggunakan sarana untuk mengarah ke
tujuan pembelajaran (Winfred F. Hill (2009: 136). Artinya, tujuan pembelajaran
dapat tercapai apabila dalam proses belajar mengajar ditekankan pada pemahaman
bukan hanya pada hafalan. Tujuan pembelajaran politik adalah membentuk
kesadaran pada peserta didik untuk dapat mengenal dan mengetahui tentang seluk
beluk kehidupan politik itu bagaimana untuk dapat ditrakan dalam kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
bermasyarakat mau bernegara di dalam lingkungannya. Tokoh yang medukung
teori ini adalah Kobler dan Koffka. Mereka berusaha menganalisis pikiran sadar
menjadi unit-unit yang fundamental. Mereka beranggapan bahwa perilaku-
perilaku itu sendiri dipandang sebagai pengalaman kesadaran. Teori Gestalt dalam
pembelajaran menekankan bahwa pelajar yang memiliki wawasan akan
memandang segenap situasinya dengan cara baru, dimana terkandung pemahaman
atas hubungan yang logisatau presepsi atas hubungan antara sarana dan tujuan.
Dari teori diatas maka antara pemahaman dan kesadaran saling berkaitan.
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa dari hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan dalam materi politik tersebut memberikan suatu pemahaman
tentang politik terhadap siswa yang kemudian pemahaman tersebut akan
direalisasikan dalam suatu sikap politik pada siswa yang dapat diterapkan baik di
lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Pada dasarnya suatu penelitian ini tidak beranjak dari nol murni, akan
tetapi pada umumnya telah ada penelitian yang sejenis. Oleh karena itu dirasa
perlu mengetahui penelitian yang terdahulu. Berdasarkan hal tersebut maka
penelitian yang relevan untuk penelitian ini adalah :
1. Dewi Fatimah. 2006. Pengaruh pembelajaran pendidikan politik dalam PKn
terhadap tingkat kesadaran politik siswa (Studi Deskriptif di Kelas XI SMA
Negeri 3 Bandung). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
diketahui bahwa pendidikan politik yang diberikan dalam mata pelajaran PKn
memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat kesadaran politik
siswa. Keseluruhan aspek pembelajaran seperti sumber ajar, metode ajar,
media ajar, dan pola evaluasi yang dijalankan mampu memberikan pengaruh
yang positif dalam proses penanaman kesadaran politik siswa.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Suhartono dkk, yaitu Tingkat Kesadaran
Politik Pemilih Pemula dalam Pilkada; suatu Refleksi School-Based
Democracy Education (Studi Kasus Pilkada Provinsi Banten dan Jawa Barat).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan
bahwa tingkat kesadaran politik siswa sebagai pemilih pemula dalam pilkada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
menunjukkan perbedaan yang didasarkan pada pemahaman dan pengalaman
belajar konsep berpolitik di tingkat persekolahan.
Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan oleh para pakar dan
berdasarkan penelitian sebelumnya yang relevan, maka dapat peneliti simpulkan
bahwa pemahaman belajar dalam konsep berpolitik pada siswa itu dapat
berpengaruh pada penanaman kesadaran politik dalam diri siswa.
C. Kerangka Berpikir
Pemahaman politik dapat dikatakan sebagai suatu kondisi yang mengerti
akan suatu permasalahan yang berhubungan dengan pemerintahan maupun
kewarganegaraan dalam bermasyarakat. Dengan siswa memiliki pemahaman yang
baik mengenai politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan
moral pada akhirnya nanti akan dapat dipraktekan dalam kehidupan baik dalam
masyarakat, bangsa maupun negara.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang
wajib diajarkan di sekolah. Ruang lingkup materi PKn lebih banyak
menitikberatkan pada disiplin ilmu hukum, kewarganegaraan, dan politik.
Pendidikan tentang politik yang ada dalam PKn memiliki misi utama untuk
membina siswa agar melek politik. Karena pada hakikatnya merupakan suatu
pendidikan yang berupaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa
sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara.
Kesadaran politik adalah suatu kondisi yang tanggap mengerti tentang hal
yang mencakup wawasan/pengetahuan politik, nilai-nilai dan orientasi politik,
yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi, kondisi problematika
masyarakatnya, memecahkannya, memberikan keputusan dan menentukan
pendirian terhadapnya, yang mendorongnya untuk bergerak dalam rangka
merubah atau mengembangkannya.
Kesadaran politik itu menyangkut pengetahuan, minat dan perhatian
seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik. Keberadaan generasi muda
merupakan asset yang berharga demi keberlangsungan suatu sistem politik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Partisipasi mereka dalam bidang politik sangat diperlukan karena di masa
mendatang mereka yang akan memegang kendali terhadap jalannya sistem politik
yang berlaku. Oleh karena itu, siswa sebagai bagian dari generasi muda,
hendaknya harus mulai ditanamkan pentingnya kesadaran politik dalam diri
mereka sedini mungkin. Dengan pemahaman politik yang diberikan melalui mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, siswa akan memiliki kesadaran akan
politik dan mampu menanamkannya sedini mungkin dalam diri mereka untuk
mengenal dan sadar akan politik.
Secara sistematis hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 : Bagan Alur Pengaruh Pemahaman Politik Terhadap Tingkat
Kesadaran Politik Siswa.
D. Perumusan Hipotesis
hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu
dibuktikan kenyataannya. Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2005:29)
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya masih harus diuji secara empirik".
Atas dasar pengertian tersebut maka peneliti merumuskan hipotesis
sebaga dan signifikan antara
pemahaman politik terhadap tingkat kesadaran politik siswa di kelas XI di SMAN
.
Pemahaman Politik Melalui
Mata Pelajaran PKn
(X)
Kesadaran Politik
Siswa
(Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodelogi berasal dari kata methode dan logos. Methode berarti cara
yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan logos
berarti ilmu. Metodologi penelitian adalah suatu pengetahuan tentang prosedur
atau cara yang mencakup teknik yang digunakan dalam penelitian.
Selanjutnya akan dikemukakan metodologi dalam penelitian ini meliputi
tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan sumber diperolehnya data yang dibutuhkan
dari masalah yang akan diteliti. Sesuai dengan judul penelitian, penulis
melakukan penelitian yang berlokasi di SMA Negeri 1 Karanganyar. Penulis
memilih lokasi ini dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Penulis ingin mengetahui apakah pemahaman akan materi politik yang
diberikan melalui mata pelajaran Pkn memberikan pengaruh terhadap
kesadaran politik dalam diri siswa.
2. Tersedianya data yang berhubungan dengan obyek penelitian.
3. Lokasi tersebut mudah dijangkau dengan cepat serta transportasi mudah
sehingga lebih memperlancar jalannya penelitian terutama dalam
pengumpulan data yang diperlukan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian mencakup serangkaian kegiatan dan alokasi waktu yang
dibutuhkan Peneliti dalam melakukan Penelitian. Waktu yang digunakan dalam
penelitian ini dimulai dari pengajuan judul sampai dengan penyusunan laporan
hasil penelitian. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan
laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel 1 : Rencana waktu penelitian
No Kegiatan
Tahun 2010
Feb-
Maret April Mei Jun Juli Agust Sept
1. Pengajuan Judul
2. Penyusunan Proposal
3. Ijin Penelitian
4. Pengumpulan Data
5. Analisis Data
6. Penyusunan Laporan
B. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian tentu memerlukan metode atau cara agar penelitian
dapat berhasil. Suatu penelitian akan menghasilkan suatu kesimpulan yang tepat
apabila menggunakan metode yang tepat dan benar. Prosedur tersebut dijalankan
dengan menggunakan suatu teknik atau metode tertentu, oleh karena itu dalam
setiap kegiatan penelitian diperlukan suatu metode sebagai pegangan dan arahan.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka seorang peneliti harus mampu menentukan
metode penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti.
yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji
serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-
Sedangkan pengertian penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan
cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk
mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
adalah suatu cara ilmiah dalam mencari, mencatat, merumuskan, dan
menganalisis data sampai menyusun laporan yang digunakan peneliti guna
mencapai tujuan tertentu.
Selanjutnya menurut Winarno Surakhmad (1994:131), menyatakan jenis-
jenis metode penelitian adalah:
1. Penelitian Historik
Penyelidikan yang menggunakan metode historik adalah penyelidikan yang
mengaplikasikan metode pemecahan yang ilmiah dari perspektif historik.
2. Metode Penyelidikan Deskriptif
Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang. Pada umumnya metode deskriptif ialah menuturkan dan
menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu
hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak atau tentang suatu
proses yang sedang berlangsung dan sebagainya. Pelaksanaan metode
deskriptif tidak hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi
meliputi analisa dan arti data itu. Alat untuk mengukur suatu dimensi tersebut
adalah dengan menggunakan angket, tes dan interview.
3. Metode Penyelidikan Eksperimental
Metode penelitian eksperimental merupakan penelitian yang ditujukan pada
segi-segi tertentu dari suatu peristiwa. Pada umumnya peristiwa yang terjadi
adalah peristiwa yang terjadi secara berpasangan.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif. Menurut Moh. Nasir (1993:63) bahwa :
Metode diskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok kasus
manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini
adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
dengan metode diskriptif kuantitatif merupakan penelitian yang berusaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
mendiskripsikan serta mengumpulkan informasi-informasi suatu gejala dan
peristiwa yang sedang berlangsung pada masa sekarang.
Alasan penulis menggunakan metode ini adalah karena penulis ingin
berusaha untuk memecahkan masalah yang ada pada saat sekarang berdasarkan
analisa dari data atau fakta. Dari metode deskriptif kuantitatif tersebut peneliti
bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari pemahaman politik terhadap
kesadaran politik dalam diri siswa.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sample
Suatu penelitian ilmiah tidak akan terlepas dari penetapan populasi dan
sampel, karena populasi dan sampel merupakan subyek penelitian dan keduanya
merupakan sumber data penelitian.
1. Populasi Penelitian
terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang
Sedangkan menurut Suharsimi Ari
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek penelitian yang datanya akan
dianalisa kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Sesuai dengan pendapat tersebut, maka populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran
2010/2011 yang terdiri dari 9 kelas yang berjumlah 304 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109) sampel adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang akan diteliti. Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang menjadi
subjek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Dalam menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini, menurut
-ancer maka apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat
diambil antara 10-15% atau20-
Tergantung setidak-tidaknya dari:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan data.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Untuk penelitian yang resikonya
besar, tentu saja jika sample lebih besar hasilnya akan lebih baik.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti menentukan sampel sebesar
25% dari jumlah populasi yang ada, sehingga sampel penelitian ini berjumlah 76
siswa. Sampel penelitian ini diambil secara acak dari 9 kelas yang ada pada Kelas
XI yang berjumlah 304 siswa. Jadi jumlah keseluruhan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini sejumlah 76 siswa (Lampiran 1).
3. Teknik Pengambilan Sample (Sampling)
Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat
menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau dengan kata lain, sampel harus
representatif. Riduwan (2003:11) mengatakan bahwa teknik pengambilan sampel
Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2004:110) ada dua
macam teknik sampling yaitu:
a) Teknik Random Sampling
(1) Cara undian
(2) Cara ordinal
(3) Cara randomisasi dari table bilangan random
b) Teknik Non Random Sampling
(1) Proposional sampling
(2) Stratified sampling
(3) Purposive sampling
(4) Quota sampling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
(5) Double sampling
(6) Area sampling
(7) Cluster sampling
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik
proporsional random sampling, dimana besar kecilnya sub populasi atau bagian
individu individu yang diambil tiap sub populasi diambil secara proporsional dan
random atau acak. Dengan teknik pengambilan sampel secara proporsional
random sampling maka setiap anggota populasi akan mempunyai kesempatan dan
peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel secara seimbang dari 9
kelas yang ada yaitu kelas XI IPA5 - XI IPS4.
Adapun Alasan penulis menggunakan teknik tersebut karena dalam teknik
proporsional random sampling bersifat secara objektif. Pelaksanaan pengambilan
sampel dilakukan dengan cara pengambilan dari tiap-tiap sub populasi dengan
memperhitungkan sub-sub populasi yaitu tiap-tiap kelas.
Adapun penghitungannya adalah sebagai berikut:
Dalam pengambilan sampel secara random sebesar 25% dari jumlah siswa
tersebut menggunakan perhitungan sebagai berikut:
Jumlah siswa setiap kelas x jumlah sampel
Jumlah populasi
Tabel 2. Jumlah sampel dari tiap kelas
NO. KELAS SAMPEL
1. XI IPA 1 36 ×76 = 8,99
304
2. XI IPA 2 34 ×76 = 8,5
304
3. XI IPA 3 34 ×76 = 8,5
304
4. XI IPA 4 34 ×76 = 8,5
304
5. XI IPA 5 35 ×76 = 8,74
304
6. XI IPS 1 34 ×76 = 8,5
304
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
7. XI IPS 2 31 ×76 = 7,75
304
8. XI IPS 3 34 ×76 = 8,5
304
9. XI IPS 4 32 ×76 = 7,99
304
TOTAL 75,96 dibulatkan menjadi 76
Dari perhitungan dalam pengambilan sampel di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa sampel yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 75,96 dan
dibulatkan menjadi 76.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes untuk memperoleh data pemahaman politik dan teknik angket untuk
memperoleh data kesadaran politik.
1. Metode Tes
a. Pengertian Tes
Tes adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data, berupa suatu daftar
pertanyaan atau butir-butir soal. Menurut Suharmini Arikunto (2006:150) metode
tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan intelejensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
b. Bentuk Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:162) bentuk-bentuk tes ada dua yaitu tes
subjektif dan tes objektif.
Adapun penjelasan dari bentuk tes subjektif dan tes objektif adalah
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
a) Tes subjektif pada umumnya berbentuk essay atau uraian tes subjektif
untuk mengukur kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang
bersifat pembahasan atau uraian kata-kata.
b) Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukab
objektif. Tes objektif terdiri dari tes benar salah (true-false), tes pilihan
ganda (multiple choice test), tes menjodohkan (matching test) dan tes lisan
(completion test).
Berdasarkan bentuk-bentuk tes maka yang dapat digunakan untuk mengukur
pemahaman politik dalam penelitian adalah tes objektif. Tes yang digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data adalah tes obyektif yang disusun oleh peneliti
berdasarkan kisi-kisi tes.
2. Metode Angket
1). Pengertian Angket
Metode angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:151).
yang diajukan secara tertulis kepada responden untuk dijawab dan dikembalikan
2). Macam-macam angket
Suharsimi Arikunto (2006:152) tentang macam kuisioner (angket), dapat
dipandang dari berbagai segi:
1) Dipandang dari Cara Menjawab
Kuesioner apabila dipandang dari cara menjawab dibedakan menjadi
dua macam, yaitu :
a) Kuesioner Terbuka yaitu kuesioner yang memberi kesempatan
kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
b) Kuesioner Tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
2) Dipandang dari Jawaban yang Diberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Kuesioner apabila dipandang dari jawaban yang diberikan dibedakan
menjadi dua macam yaitu :
a) Kuesioner Langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
b) Kuesioner Tidak Langsung, yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain.
3) Dipandang dari Bentuknya
Kuesioner apabila dipandang dari bentuknya dibedakan menjadi
empat macam yaitu :
a) Kuesioner Pilihan Ganda, yang dimaksud adalah sama dengan
kuesioner tertutup.
b) Kuesioner Isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
c) Checklist, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan
d) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti
oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya
mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan
bentuk rating scale. Teknik angket tertutup yang digunakan untuk mengumpulkan
data variabel kesadaran politik disusun berdasarkan indikator yang telah
dirumuskan kemudian disusun ke dalam kisi-kisi angket. Selanjutnya dari kisi-kisi
angket tersebut kemudian dibuat instrumen. Instrumen yang berupa pertanyaan
atau pernyataan diberikan kepada siswa sekaligus dengan jawaban yang sudah
peneliti sediakan dalam bentuk skala bertingkat. Siswa memilih jawaban yang
sesuai dengan pilihannya dengan memberikan tanda pada jawaban yang dipilih.
Tanda yang dimaksud adalah tanda silang (X).
Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
a) Menentukan konsep variabel penelitian.
b) Menentukan aspek dan indikator yang akan disusun dari variabel
penelitian.
c) Menyusun kisi-kisi angket.
d) Menyusun butir-butir pertanyaan.
e) Menentukan kunci jawaban.
f) Melakukan uji coba angket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Cara pemberian skor tiap item pernyataan sesuai dengan skala likert.
Adapun penilaian angket kesadaran politik siswa adalah sebagai berikut:
a) Pernyataan Positif
(1) Untuk jawaban A (Sangat Setuju) skor 5
(2) Untuk jawaban B (Setuju) skor 4
(3) Untuk jawaban C (Ragu-ragu) skor 3
(4) Untuk jawaban D (Tidak Setuju) skor 2
(5) Untuk jawaban E (Sangat Tidak Setuju) skor 1
b) Pernyataan Negatif
(1) Untuk jawaban A (Sangat Setuju)
skor 1
(2) Untuk jawaban B (Setuju) skor 2
(3) Untuk jawaban C (Ragu-ragu) skor 3
(4) Untuk jawaban D (Tidak Setuju) skor 4
(5) Untuk jawaban E (Sangat Tidak Setuju) skor 5
3. Instrumen Penelitian
Teknik penyusunan instrumen untuk memperoleh data dengan
menggunakan tes, angket.
dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan tes dan angket.
a. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:119):
Ada variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang
mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independen
variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas,
variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variabel (Y).
Penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri atas satu variabel bebas
dan satu variabel terikat. Penjabaran dari variabel yang ada dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemahaman Politik (X).
Data tentang variabel X diperoleh dengan menggunakan tes setelah siswa
mendapatkan materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada standar
kompetensi Menganalisis Budaya Politik di Indonesia.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kesadaran Politik (Y).
Data tentang variabel Y diperoleh dengan menggunakan angket. Pedoman
peneliti dalam membuat angket sebagai alat untuk mengumpulkan data
berasal dari definisi konsep, definisi operasional dari kesadaran politik
yang dijadikan indikator.
b. Penyusunan Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini berupa tes dan angket yang digunakan
untuk mendapatkan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persayaratan
yaitu valid dan reliabel (Suharsimi Arikunto, 2002:144). Sebelum data dianalisis
lebih lanjut, maka instrumen di evaluasi terlebih dahulu untuk mengetahui bahwa
tes dan angket yang akan digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel atau
tidak. Adapun persyaratan pengujian tes dan angket adalah sebagai berikut :
1) Validitasi tes
Validitasi tes digunakan validitas isi (content validity) yaitu dengan cara
menyusun tes berdasarkan kisi-kisi tes pemahaman politik (Lampiran 2).
Sedangkan soal tes sendiri terdiri dari 40 item pertanyaan (Lampiran 3).
2) Uji coba tes
Sebelum data dianalisis, instrumen dievaluasi terlebih dahulu untuk
mengetahui bahwa tes yang akan digunakan dalam penelitian ini valid dan
reliabel atau tidak. Adapun persyaratan pengujian tes adalah sebagai berikut:
(1) Uji validitas tes
Pengujian validitas menggunakan uji validitas item dengan teknik analisis
butir-butir soal langkah-langkahnya sebagai berikut:
Untuk mengetahui valid tidaknya butir soal maka diuji dengan
mengunakan rumus point-biserial sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pbi = qSt
tp
Keterangan:
pbi = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi skor total
P = proposi siswa yang menjawab benar
q = proposi siswa yang menjawab salah
(Suharsimi Arikunto, 2009: 79)
Dari perhitungan kemudian dibandingkan dengan angka kritis dari tabel
korelasi nilai r dengan taraf signifikansi 5%, kriteria pengujian valid
apabila rhitung>rtabel dan tidak valid apabila rhitung<rtable.
Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus point-biserial
dapat diketahui bahwa dari 40 item soal, 10 dinyatakan tidak valid yaitu
butir soal nomor 7,9,16,19,23,25,29,33,35,39 karena rhitung<rtabel. Dan butir
soal yang lainnya dinyatakan valid karena rhitung>rtabel dengan taraf
signifikansi 5% dan N=35 dengan nilai kritis 0,334. Perhitungan validitas
tes pemahaman politik dapat dilihat pada lampiran 4. Selanjutnya dalam
penelitian untuk item yang tidak valid dibuang. Untuk kisi-kisi tes dapat di
lihat pada lampiran 5, sedangkan Item petanyaan valid dapat dilihat pada
lampiran 6. Sedangkan contoh perhitungan uji validitas tes salah satu item
disajikan dalam lampiran 7.
(2) Uji reliabilitas tes
Adapun cara menghitung reliabilitas tes sebagai berikut:
Dalam penelitian ini uji reliabilitas tes dilakukan dengan menggunakan
rumus Spearman Brown. Rumus Spearman Brown yang diungkapkan oleh
Suharsimi Arikunto (2009: 93) yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2
1
2
1
2
1
2
1
11
1
2
r
r
r
Dengan keterangan :
11r : Koefisien reliabilitas instrumen
r 2121 : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen.
Adapun mengenai interprestasi besarnya koefisien korelasi dapat
menggunakan ketentuan sebagai berikut :
0.800 1.000 = reliabilitas sangat tinggi
0.600 0.800 = reliabilitas tinggi
0.400 0.600 = reliabilitas cukup
0.200 0.400 = reliabilitas rendah
0.000 0.200 = reliabilitas sangat rendah
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus r belah dua seperti di
atas, maka diperoleh harga hitung reliabilitas sebesar 0,785. Dari hasil
perhitungan dengan menggunakan rumus r belah dua seperti di atas, maka
diperoleh harga hitung reliabilitas sebesar 0.785. Dari hasil perhitungan
tersebut kemudian dikonsultasikan dengan kriteria koefisien korelasi maka
0.785 tergolong dalam kriteria reliabelitas tinggi. Perhitungan reliabelitas
tes pemahaman politik selengkapnya dapat di lihat pada lampiran 8.
(3) Uji analisis item soal
Sedangkan untuk menganalisa butir soal diantaranya yaitu dengan
menggunakan analisa taraf kesukaran dan daya beda tes. Apabila langkah-
langkah tersebut terpenuhi berarti persyaratan tes sebagai alat ukur telah
dipenuhi. Rumus dalam menganalisa butir soal yaitu sebagai berikut:
a) Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran soal diuji dengan rumus P menurut Suharsimi Arikunto
(2009:208) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
JS
Dimana:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria:
- Soal dengan P 1,00 0,30 = sukar
- Soal dengan P 0,30 0,70 = sedang
- Soal dengan P 0,70 - 1,00 = mudah
Dari hasil perhitungan diperoleh harga P =0,857. Maka soal
tersebut dapat dikatakan mempunyai indeks kesukaran mudah lihat
perhitungan contoh soal no.1 pada lampiran 9.
b). Daya Beda
Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal menurut
Suharsimi Arikunto (2009:213) sebagai berikut :
B
B
A
A
J
B
J
BD
Dimana :
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta bawah yang menjawab benar
Dengan Kriteria:
D: 0,00 0,20 = jelek
D: 0,20 0,40 = cukup
D: 0,40 0,70 = baik
D: 0,70 1,00 = baik sekali
D: negatif = tidak baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Dari hasil perhitungan diperoleh harga D = 0.294 Maka soal
tersebut dapat dikatakan mempunyai indeks daya diskriminasi Cukup
(Lampiran 10 ).
3). Uji coba (Try out) angket ini meliputi analisis validitas dan realibilitas.
Angket yang telah disusun perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu, hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan adanya istilah-istilah yang
tidak dimengerti oleh siswa dan juga untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas butir angket tersebut.
Try out dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2010 di SMAN 1
Karanganyar. Uji coba instrumen ini diberikan kepada siswa di luar populasi
yang telah ditentukan sebanyak 35 siswa dengan maksud untuk mengetahui
apakah angket tersebut memenuhi syarat validitas dan reliabilitas sebagai
instrumen pengumpul data. Adapun daftar nama siswa-siswi yang menjadi
responden uji coba tes dan angket dapat dilihat pada lampiran 11.
Menurut Suharsimi Arikunto macam-macam validitas sebagai berikut:
a) Validitas isi (content validity) sebuah tes dikatakan memenuhi
validitas isi apabila menyangkut tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi pelajaran yang diartikan. Oleh karena itu
yang dianjurkan tertera dalam kurikulum maka, validitas isi ini
juga sering disebut validitas kurikuler.
b) Validitas kontruksi (contruct validity) sebuah tes dikatakan
memiliki validitas kontruksi apabila butir-butir soal yang
membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti
yang tersebut dalam TIK atau konsep.
c) concurrent validity) validitas ini lebih
umum dikenal dengan validitas empiris, sebuah tes dikatakan
memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan
pengalaman.
d) Validitas prediksi (predictive validity) memprediksi artinya
meramal selalu mengenai hal yang artinya akan datang, jadi
sekarang belum terjadi, sebuah tes dikatakan memiliki validitas
prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan
untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan
datang. (Suharsimi Arikunto, 2002: 67-69).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis validitas konstruksi
karena menggunakan angket yang terdiri dari beberapa indikator untuk
mengukur suatu kesadaran moral siswa kelas XI SMAN 1 Karanganyar.
Dari indikator tersebut kemudian disusun butir angket berdasarkan
kisi-kisi uji coba angket kesadaran politik (Lampiran12), sedangkan uji
coba angket sendiri terdiri dari 35 item pernyataan (Lampiran13).
(1) Uji Validitas Angket
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
validitasnya, dengan tujuan untuk mengetahui apakah butir-butir yang
diuji cobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya atau
tidak.
Adapun untuk mengetahui valid tidaknya butir angket maka diuji
dengan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson
dalam Suharsimi Arikunto (2006:170):
})(.}{)(.{
))((.
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
: Skor masing-masing item
: Skor total
: Jumlah penelitian X dan Y
2 : Jumlah kuadrat dari X
2 : Jumlah kuadrat dari Y
N : Jumlah subjek
Selanjutnya untuk mengukur taraf validitas tiap item dalam angket
tersebut maka hasil perhitungannya dikonsultasikan dengan tabel r product
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
moment dalam taraf signifikansi 5%. Item dinyatakan dinyatakan valid
apabila rhitung>rtabel atau tidak valid apabila rhitung<rtabel.
Dari perhitungan yang telah dilakukan dan kemudian
dikonsultasikan dengan rtabel yang mempunyai taraf signifikansi 5% dan
N=35 maka jika r hitung > 0,344 berarti butir pernyataan tersebut valid. Dan
jika rhitung < 0,344 berarti butir pernyataan tersebut tidak valid.
Hasil uji coba dari item angket kesadaran politik siswa dapat di
lihat pada lampiran 14, diketahui bahwa dari 35 item angket tersebut ada
28 item yang valid, sedangkan 7 item lainnya dinyatakan tidak valid. Item
yang tidak valid adalah item nomor 1,7,9,12,20,21,22.. Selanjutnya dalam
penelitian untuk item yang tidak valid dibuang. Untuk Kisi-kisi penelitian
angket dapat di lihat pada lampiran 15, sedangkan Item pernyataan valid
dapat dilihat pada lampiran 16. Contoh perhitungan uji validitas angket
salah satu item disajikan dalam lampiran 17.
(2) Uji Reliabilitas Angket
Dalam penelitian ini uji reliabilitas angket dilakukan dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach yang diungkapkan oleh Suharsimi
Arikunto (2006: 180) yaitu:
2
2
11 11 t
b
k
kr
Dengan keterangan:
11r : Koefisien reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan
2
b : Jumlah varians butir
2
t : Varians Total
Setelah diperoleh harga r11, kemudian dikonsultasikan dengan
pengkategorian harga r sebagai berikut :
(a). Antara 0.8 1.0, dikategorikan sangat tinggi
(b). Antara 0.6 0.8, dikategorikan tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
(c). Antara 0.4 0.6, dikategorikan cukup
(d). Antara 0.2 0.4, dikategorikan rendah
Untuk mengetahui reliabel tidaknya alat ukur tersebut, maka hasil r11
dikonsultasikan dengan rtabel. Jika r11 > rtabel, hasil uji coba adalah reliabel.
Sebaliknya jika r11 < rtabel berarti hasil uji coba tidak reliabel.
Dari hasil perhitungan diperoleh reliabilitas sebesar 0.906, maka
item pernyataan angket tersebut reliabel. Dari hasil perhitungan di atas
selanjutnya dikonsultasikan dengan koefisien tingkat kepercayaan dan
dapat dikatakan bahwa item angket tersebut tergolong dikategorikan
memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi karena 0.906 berada pada
rentangan koefisien 0.8-1.0. (lampiran 18).
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membuktikan kebenaran hipotesis
penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik korelasi. Sebelum analisis korelasi diimplementasikan maka perlu
mengadakan pengujian persyaratan analisis dengan menggunakan uji normalitas
dan uji linieritas. Adapun langkah-langkah pengujian persyaratannya adalah
sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis
A. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel diambil dari
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Lilliefors dengan
cara menggunakan penafsir rata-rata (X) dan simpangan baku. Adapun langkah-
langkah dalam uji Lilliefors adalah sebagai berikut:
1) S
XXizi
zi = Angka baku
X = Rata-rata
N
X i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
S = Simpangan baku
1
22
NN
XiXN i
2) Tiap angka baku dan menggunakan daftar distribusi normal baku,
hitung peluang: )()( zizPziF
3) N
ziyangzzBanyaknyazziS ni ,....,
)( 2
4) Hitung selisih ziSziF tentukan harga mutlaknya
5) Cari nilai yang terbesar dari selisih ziSziF jadikan Lhitung atau Lhit
6) Kesimpulannya:
a) Jika Lhit tabel atau Lkritis tolak hipotesis statistik, jadi tidak normal
b) Jika Lhit < Ltabel, terima hipotesis statistik, jadi normal.
(Hassan Suryono, 2005:79)
B. Uji Linieritas
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dengan
varibel terikat terdapat pengaruh yang linier atau tidak. Pengujian linieritas
menggunakan rumus dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Nilai X1 yang sama disusun beserta pasangannya
2) Menghitung :
a) JK (E) = N
Yi2
2
b) JKTC = Jkres Jk (E)
3) Menghitung :
a) dk = N k atau dFres dFTC
k = banyaknya kelompok X
b) dkTC = k 2
4) Menghitung :
a) RJK = )(
)(
TCdF
TCJK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
b) FKJ(TC) = )(
)(
TCdF
TCJK
5) Fhitung = )(
)(
ERJK
TCRJK
6) Ttabel (1 ) (K 2, N K)
a) Jika Fhitung > Ftabel tolak Ho berarti tidak linier
b) Jika Fhitung < Ftabel tolak Ho berarti linier
(Hassan Suryono, 2005 : 86)
2. Uji Hipotesis
Teknik analisis data yang digunakan untuk uji hipotesis adalah korelasi
Product Moment untuk mengetahui ada hubungan yang positif atau tidak antara
variabel X terhadap Y dan uji t untuk mengetahui keberartian koefisien
korelasinya. Adapun rumus yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah
sebagai berikut:
a. Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana Antara Variabel X terhadap
Variabel Y
})(.}{)(.{
))((.
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
= Skor masing-masing item
= Skor total
= Jumlah penelitian X dan Y
2 = Jumlah kuadrat dari X
2 = Jumlah kuadrat dari Y
N = Jumlah subjek
Apabila rhitung>rtabel maka terdapat hubungan antara variabel X terhadap
variabel Y (H0 ditolak dan Ha diterima), sebaliknya jika rhitung tabel maka tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
terdapat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y (H0 diterima dan Ha
ditolak).
(Suharsimi Arikunto, 2006:274)
b. Menguji apakah korelasi itu signifikan atau tidak.
21
2
r
nrt
Keterangan;
t = uji keberartian
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
Menentukan pengambilan keputusan atau uji t :
Jika t hit < t tab maka Ho diterima dan Ha ditolak, jadi koefisien korelasi
tidak signifikan.
t hit > t tab maka Ho ditolak dan Ha diterima, jadi koefisien korelasi
signifikan/berarti.
(Sugiyono, 2010:257)
c. Menghitung Harga Dari Persamaan Regresi Linier
Model regresi yang dicari adalah:
Y = a + bX
Dimana;
a22
2
XXN
XYXXY
b22 )(
))(()(
XXN
YXXYN
Keterangan;
N = Jumlah sampel
= Skor masing-masing item
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
= Skor total
= Jumlah penelitian X dan Y
2 = Jumlah kuadrat dari X
(Husaini Usman dan Purnomo Setyadi Akbar, 2003: 216)
d. Menghitung Koefisien Determinasi 2R .
eterminasi adalah penyebab
perubahan pada variabel Y yang datang dari variabel X, sebesar kuadrat
nilai suatu variabel (variabel X) terhadap naik/ turunnya nilai variabel lainnya
(variabel Y). Koefisien penentu dirumuskan:
%10022 rRKP
(Iqbal Hasan, 2003:247)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Pemahaman Politik
Data pemahaman politik diperoleh dari siswa melalui tes. Berdasarkan
hasil perhitungan data diketahui jumlah responden (N) = 76, diperoleh skor
tertinggi =27 dan skor terendah = 17. Mean ( X ) = 21,552, Modus =21,785
dengan Median = 21,61 dan didapat standar deviasi ( SD ) = 2,128 interval kelas
( R ) diperoleh dari perhitungan R = data max data min yaitu 27-17 = 10.
Menghitung banyaknya jumlah kelas diperoleh dengan rumus K=1+3,322Log N
(76) yaitu 7 kelas dan selanjutnya keputusan interval kelas diperoleh dengan
rumus I=R+1/K yaitu 2.(lampiran 19).
Tabel 3. Distribusi Pemahaman Politik
interval f fk x fx - -
16-17 1 1 16,5 16,5 25,522 25,522
18-19 12 13 18,5 222 9,314 111,768
20-21 24 37 20,5 492 1,106 26,544
22-23 27 64 22,5 607,5 0,898 24,246
24-25 9 73 24,5 220,5 8,690 78,21
26-27 3 76 26,5 79,5 24,482 73,446
28-29 0 76 28,5 0 48,274 0
jumlah 76
Dari tabel di atas diketahui frekuensi tertinggi adalah 27 pada kelas interval 22-23
dan diketahui frekuensi terendah 0 pada kelas interval 28-29. Tabel distribusi
frekuensi pemahaman politik dapat digambarkan dengan grafik histogram sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 2. Histogram Variabel Pemahaman Politik
2. Deskripisi Data Kesadaran Politik
Data tentang kesadaran politik diperoleh dari siswa melalui angket.
Berdasarkan rekapitulasi data hasil penelitian diketahui jumlah responden (N) =
76 siswa, Dengan hasil skor tertinggi = 120 dan Skor terendah = 86. Mean ( X )
=105,236, Median=105,968, Modus= 106,571 dan Standar deviasi (SD) = 8,617.
Untuk mendapatkan kelas interval, terlebih dahulu dicari interval (R) di peroleh
dari perhitungan R = data max data min yaitu 120 86= 34. Dalam mengitung
banyaknya kelas dapat diperoleh dengan rumus K=1+3,322Log N (76) yaitu 7.
Keputusan interval kelas diperoleh yaitu 5( lampiran 19).
Tabel 4. distribusinya adalah sebagai berikut :
Interval f fk x fx - -
86-90 5 5 88 440 297,079 1485,395
91-94 6 11 93 558 149,719 898,314
96-100 10 21 98 980 52,359 523,59
101-105 16 37 103 1648 4,999 79,984
106-110 19 56 108 2052 7,639 145,141
111-115 8 64 113 904 60,279 482,232
116-120 12 76 118 1416 162,91 1954,92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
jumlah 76 5569,576
Dari tabel di atas diketahui frekuensi tertinggi adalah 19 pada kelas interval 106-
110 serta diketahui frekuensi terendah 5 pada kelas interval 86-90. Tabel
distribusi frekuensi kesadaran politik dapat digambarkan dengan grafik histogram
sebagai berikut :
Gambar 3. Histogram Variabel Kesadaran Politik
B. Uji Persyaratan Analisis
Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis, selanjutnya dianalisis
untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan. Uji persyaratan yang harus
dipenuhi adalah sampel diambil secara random, hubungan variabel X dan Y
merupakan hubungan garis lurus/linier, dan bentuk distribusi variabel X dan Y
normal.
Hipotesis sebelum diuji, harus menguji dengan persyaratan analisis data
melalui uji normalitas dan uji linearitas. Hasil uji persyaratan data dapat diperinci
antara lain sebagai berikut :
]
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil
dari distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan uji Lilliefors. Apabila Lhit < Ltabel maka sampel diambil
dari distribusi normal, sedangkan apabila Lhit > Ltabel maka sampel diambil dari
distribusi tidak normal.
a. Uji Normalitas Variabel Pemahaman Politik (X)
Pada uji normalitas variabel X (pemahaman politik), langkah pertama yang
dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X. Tabel dan perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20.
Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan dari Lilliefors (nilai terbesar dari
F(zi)-S(zi) = 0,006 dan dikonsultasikan dengan tabel lilliefors dengan N=76
didapat Ltabel = 0,102. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa
Lhitung < Ltabel yaitu 0,006<0,102. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa sampel
variabel X yaitu pemahaman politik sampelnya berasal dari distribusi normal.
b. Uji Normalitas Variabel Kesadaran Politik (Y)
Membuat tabel rangkuman variabel Y. Tabel dan perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Pada uji normalitas variabel Y (kesadaran
politik),lampiran 21. Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan dari
lilliefors (nilai terbesar dari F(zi)-S(zi) = 0,042 dan dikonsultasikan dengan tabel
lilliefors dengan N=76 didapat Ltabel = 0,102. dapat diketahui bahwa Lhitung <
Ltabel yaitu 0,042<0,102 Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa sampel variabel
Y yaitu bahwa Kesadaran Politik sampelnya berasal dari distribusi normal.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas diperlukan untuk mengetahui adanya hubungan linier antara variabel
X terhadap Y. Uji linieritas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
uji regresi linier. Jika Fhitung < Ftabel maka terima Ho berarti linier, namun apabila
Fhitung > Ftabel maka tolak Ho berarti tidak linier.
Langkah pertama yang dilakukan untuk menguji linieritas X terhadap Y
adalah membuat tabel kerja linieritas. Setelah itu dilakukan perhitungan sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
dengan rumusnya. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai-
nilai sebagai berikut :
a) JK(E) = 4131,720
b) JK(TC) = 821,324
c) dfTC = 9
df = 65
d) RJK (TC) = 91,258
RJK = 63,565
e) Fhitung = 1,436
f) Ftabel = F 0,05.9,65 = 2,027
Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa Fhitung < Ftabel yaitu 1,436 <
2,027 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel X dengan variabel Y
terdapat hubungan yang linier dan H0 diterima. Perhitungan selengkapnya lihat
pada lampiran 22 beserta dengan perhitungan dengan bantuan data SPSS.
C. Pengujian Hipotesis
Langkah selanjutnya setelah melakukan uji persyaratan analisis adalah
menganalisis data untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya diterima atau ditolak. Teknik analisis data yang digunakan untuk uji
hipotesis adalah korelasi Product Moment untuk mengetahui ada hubungan yang
positif atau tidak antara variabel X terhadap Y dan uji t untuk mengetahui
keberartian koefisien korelasinya. Sedangkan untuk besarnya pengaruh digunakan
rumus Koefisien Determinan yaitu %10022 rRKP
1. Pengujian Hasil Analisis Data
Setelah dilakukan uji nomalitas dan linieritas hasilnya menunjukkan
normal dan linier, kemudian langkah selanjutnya mengadakan uji hipotesis yaitu
dengan korelasi Product Moment untuk mengetahui ada hubungan yang positif
atau tidak antara variabel X terhadap Y dan uji t untuk mengetahui keberartian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
koefisien korelasinya. Berdasarkan penghitungan uji hipotesis diperoleh
hasil sebagai berikut :
a. Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana Antara X Terhadap Y
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Product
Moment diperoleh besarnya koefisiensi korelasi antara X dan Y dengan
nilai rxy = 0,355. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai rtabel dengan
N=76 dan df=N-2= 74 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,235.
Karena rhitung > rtabel atau 0,355 >0,235 , maka Ho ditolak dengan kata lain
Ha diterima berarti antara Pemahaman politik (X) dengan Kesadaran
politik Siswa (Y) ada hubungan yang positif.
Selanjutnya menguji keberartian atau signifikansi terhadap
koefisiensi korelasi yang diperoleh dengan menggunakan rumus t, maka
diperoleh thitung = 3,269. Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan
dengan nilai ttabel pada taraf signifikasi 5% dengan N=76 dan df=N-2= 74
sebesar 1,993. Karena thitung > ttabel atau 3,269 >1,993 maka koefisien
korelasinya antara X dan Y adalah berarti atau signifikan.(Perhitungan
dapat dilihat pada lampiran 23).
b.. Menghitung Harga Persamaan Regresi Linier
Persamaan Persamaan garis regresi linier sederhana diperoleh
persamaan Y=a+bX dari hasil perhitungan persamaan tersebut diperoleh
Y=72,9652+1,472 x (Penghitungan dapat dilihat pada lampiran 24).
. c. Menghitung Besaran Sumbangan Determinan
Selanjutnya dalam menentukan besarnya pengaruh nilai suatu
variabel (variabel X) terhadap naik turunnya nilai variabel lainnya
(variabel Y). yaitu dimana Koefisien Determinasi dengan = x100%,
yaitu = 0,126 x100% = 12,6 %.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel X memberikan
pengaruh terhadap variabel Y sebesar 12,6% artinya 12,6 kesadaran politik
pada siswa kelas XI SMAN 1 Karangnayar dipengaruhi oleh pemahaman
politik yang dimiliki siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
2. Penafsiran Pengujian Hipotesis
Langkah selanjutnya setelah melakukan analisis data adalah melakukan
penafsiran pengujian hipotesis untuk semua variabel yang telah dianalisis yaitu
sebagai berikut :
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
diperoleh nilai r=0,355, dari df=n-2=74 dan pada taraf signifikansi 5% di peroleh
rtabel=0.235, Karena tabelhitung rr atau 0,355>0,235 maka dapat dikatakan antara
pemahaman politik dengan kesadaran politik terdapat hubungan positif. Untuk
mengetahui pengaruh yang signifikan dihitung dengan menggunakan uji t. Dari
hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,269 dan ttabel sebesar 1,993, karena
thitung>ttabel atau 3,269>1,993 maka variabel pemahaman politik terhadap variabel
kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar mempunyai
pengaruh yang signifikan.
Adapun sumbangan pengaruh antara pemahaman poltik terhadap
kesadaran politik diperoleh prosentase sumbangan sebesar 12,6% yaitu x100%,
= 0,126 x100% = 12,6 % dengan persamaan garis regresi linier sederhana
diperoleh persamaan Y=72,9652+1,472 x. Dengan demikian artinya 12,6%
kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar dipengaruhi
oleh pemahaman politik yang dimiliki oleh siswa,sedangkan sedangkan 87,4%nya
dipengaruhi oleh faktor lain.
Adapun dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa variabel pemahaman
politik mempunyai pengaruh terhadap variabel kesadaran politik pada siswa kelas
XI SMA Negeri 1 Karanganyar dengan besaran pengaruh sebesar 12,6%. Dengan
yang positif dan signifikan
antara pemahaman poliitik terhadap kesadaran politik siswa kelas XI SMA Negeri
1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011
Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara pemahaman politik terhadapkesadaran politik siswa kelas XI SMA Negeri
1 Karanganyar. Pengaruh positif didasarkan pada hasil perhitungan koefisien
korelasi antara variabel X dan variabel Y yang menunjukkan korelasi positif
ditunjukkan dengan besaran nilai rhitung>rtabel atau 0,355>0,235, sedangkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
thitung>ttabel atau 3,269>1,993, maka dapat dikatakan korelasinya signifikan.
Signifikansi tersebut didasarkan pada perolehan perhitungan uji t atau uji
keberartian.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Setelah melakukan analisis data untuk pengujian hipotesis, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan pembahasan terhadap hasil analisis data.
Pembahasan hasil analisis data selengkapnya sebagai berikut :
Bahwa pengaruh pemahaman belajar mengenai politik terhadap kesadaran
politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar tahun semester gasal
dan signifikan antara pemahaman materi politik terhadap kesadaran politik pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.
Dinyatakan diterima. Hal tersebut disebabkan karena rhitung>rtabel yaitu
0,355>0,235 dan thitung>ttabel yaitu 3,269>1,993.
Dari hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara variabel pemahaman politik(X) terhadap kesadaran
politik (Y). Adapun besaran sumbangan pengaruh variabel X terhadap Y yang
diperoleh dari KP = r2
x 100%, yaitu sebesar 12,6%, artinya bahwa 12.6%
kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar semester gasal
tahun pelajaran 2010/2011 dipengaruhi oleh hasil pemahaman politik siswa pada
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dengan persamaan garis regresi
linear sederhana diperoleh persamaan Y=72,9652+1,472 x.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat dinyatakan bahwa 12,6%
kesadaran politik pada siswa SMA Negeri 1 Karanganyar semester gasal tahun
pelajaran 2010/2010 dipengaruhi oleh hasil pemahaman politik melalui mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sedangkan 87,4%nya lagi dipengaruhi
oleh faktor lain di luar penelitian ini. Adapun faktor yang mempengaruhi
Kesadaran politik yaitu diantaranya kultur politik, perubahan budaya,
kemampuan dan kecakapan khusus yang dimiliki dari tingkat pendidikannya, dan
, 2000:97-98). Berdasarkan hal
tersebut, maka pemahaman politik merupakan salah satu faktor yang termasuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
dapat mempengaruhi kesadaran politik pada siswa, karena pemahaman yang
dimiliki siswa sebagai kemampuan/kecakapan yang peroleh dari belajar di
sekolah. Kesadaran politik menurut (2000:96)
-nilai dan
orientasi politik, yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi, kondisi
problematika masyarakatnya, memecahkannya, memberikan keputusan dan
menentukan pendirian terhadapnya, yang mendorongnya untuk bergerak dalam
rangka merubah atau mengembangkannya. Berarti disini kesadaran hubungannya
dengan sikap maupun tindakan yang akan dilakukannya.
tersebut dapat ditafsirkan bahwa lembaga pendidikan sebagai salah satu wahana
proses belajar mengajar dengan hasil akhir dari kegiatan tersebut yaitu suatu
pemahaman yang diperoleh dsri pembelajaran dengan hasil akhir nilai sebagai
tolok ukur untuk mengetahui kemampuan dari peserta didik. Karena dari
pemahaman yang diperoleh dari para siswa akan dapat memberikan bekal serta
pengetahuan di dalam menentukan sikap dan tindakannya dengan bentuk
kesadaran dalam diri mereka.
Pemahaman politik di sekolah sebagai salah satu yang diperlukan dalam
meningkatkan kesadaran politik bagi siswa. Kesadaran politik itu menyangkut
pengetahuan, minat dan perhatian seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan
politik. Tingkat kesadaran politik diartikan sebagai tanda bahwa warga
masyarakat menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan dan atau
pembangunan (Budiarjo, 1982:22). Kesadaran politik berbanding lurus dengan
pendidikan politik di masyarakat itu sendiri, dimana semakin kuat pendidikan
politik dalam masyarakat maka kesadaran politiknya juga semakin kuat (Theresia
Audita Guretti, 2009).
Dengan kesadaran politik yang tinggi, diharapkan ada pemulihan sistem
yang berpegang erat pada pancasila dan mengusahakan kesejahteraan bersama.
Dan ketika tingkat kesadaran berpolitik masyarakat sudah tinggi, maka niscaya
dengan sendirinya sistem demokrasi akan berjalan, dengan tentunya didasari sikap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
patriotisme dan nasionalisme yang ada. Pengetahuan dan pemahaman warga
negara terhadap konsep-konsep politik dasar tertentu menjadi sangat penting
untuk dibangun, karena tanpanya kesadaran politik yang kritis tidak mungkin
ditumbuhkan (M.Khoiron, 1999:51).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian yang
peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Karanganyar membuktikan bahwa hasil
Pemahaman politik melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
berpengaruh terhadap kesadaran politik pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi hasil penelitian serta
pembahasan di bab IV, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang positif
dan signifikan antara pemahaman politik terhadap kesadaran politik pada siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar semester gasal tahun pelajaran 2010/2011.
Pengaruh positif ini didasarkan pada hasil perhitungan koefisien korelasi variabel
pemahaman politik (X) terhadap variabel kesadaran politik pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Karanganyar semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 yang
ditunjukkan dengan nilai rhitung>rtabel atau 0,355>0,235 dengan df=n-2=74 dan
pada taraf signifikansi 5% artinya bahwa Ho ditolak sedangkan Ha diterima atau
pemahaman politik memiliki pengaruh yang positif terhadap kesadaran politik.
Untuk mengetahui signifikansinya didasarkan pada perhitungan uji t dengan
thitung>ttabel atau 3,269>1,993 dengan df=n-2=74 dan pada taraf signifikansi 5%,
sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak maka
dapat disimpulkan bahwa pemahaman politik memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kesadaran politik. Adapun untuk besaran sumbangan pengaruh variabel
pemahaman politik terhadap kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1
Karanganyar semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 dihitung dengan
menggunakan rumus KP = r2
x 100% . Dari hasil perhitungan diperoleh besaran
sumbangan sebesar 12,6% artinya 12,6% kesadaran politik pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Karanganyar semester gasal tahun pelajaran 2010/2011
dipengaruhi oleh hasil pemahaman belajar politik. Selanjutnya naik turunnya atau
besar kecilnya kesadaran politik siswa dapat diprediksi melalui persamaan regresi
dengan persamaan garis regresi linier sederhana diperoleh persamaan
Y=72,9652+1,472 X.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas maka menimbulkan beberapa
implikasi sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
1. Implikasi Teoritis
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
pemahaman politik mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
tingkat kesadaran politik pada siswa. Maka implikasi teoritisnya adalah bahwa
semakin meningkatnya pemahaman mengenai politik secara maksimal maka akan
menambah wawasan siswa yang dapat djadikan sebagai pedoman dalam bersikap
dan bertindak dengan penuh kesadaran. Meningkatnya pemahaman siswa tentang
politik khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah
maka siswa akan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang akan
menumbuhkan kesadaran diri siswa dalam politik.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa pemahaman politik
mempunyai peranan dalam menumbuhkan kesadaran politik siswa. Dari hasil
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi guru maupun orang tua di
dalam memotivasi dan mengarahkan siswa supaya lebih rajin dan bersungguh-
sungguh di dalam belajar khususnya mengenai pengetahuan politik di sekolah
melalui mata pelajaran yang diberikan yaitu salah satunya pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan agar siswa lebih paham tentang politik. Dengan
meningkatnya hasil pengetahuan dan pemahaman mengenai politik maka secara
maksimal akan menambah wawasan siswa tentang penanaman nilai yang bisa
dijadikan pedoman dalam tindakan serta sikap yang dilakukan. Maka diharapkan
guru, orang tua, dan lingkungan dapat berperan aktif sebagai unsur terkait untuk
dapat mendukung, menumbuhkan dalam penanaman kesadaran politik siswa.
C. Saran
Sesuai dengan hasil kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan diatas,
maka dalam rangka memberikan sumbangan pemikiran penulis menyampaikan
saran sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
1. Bagi Siswa
Siswa hendaknya memiliki pemahaman politik yang baik karena dengan
adanya pemahaman tersebut diharapkan siswa dapat mempunyai kesadaran politik
yang yang baik pula.
2. Bagi Guru
Guru sebagai pendidik hendaknya memberi motivasi siswa dalam belajar untuk
dapat meningkatkan minat belajar siswa supaya pemahaman khususnya
pemahamaan akan politik siswa lebih meningkat sehingga mampu menciptakan
sumber daya manusia yang memiliki kesadaran politik yang lebih baik. Guru juga
hendaknya lebih memberikan semacam pengayaan maupun tugas-tugas yang
dapat mendukung dalam meningkatkan pemahaman politik bagi siswa.
3. Bagi Sekolah
Lingkungan sekolah memberikan nilai yang besar bagi siswa dalam memperoleh
suatu pemahaman dalam belajar. Oleh sebab itu disarankan kepada pihak sekolah
untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana di sekolah dalam hubungannya
untuk meningkatkan pemahaman tentang politik misalnya adanya buletin, mading
tentang berita seputar politik maupun buku-buku yang disediakan di perpustakaan
sekolah. Serta yang paling terpenting adalah mnciptakan suasana belajar yang
kondusif, disiplin dan inovatif agar dapat memberikan dorongan atau semangat
kepada siswa dan mendukung guna mendapatkan pemahaman khususnya politik
dalam belajar di sekolah.
top related