deskripsi pedagogical content knowledge guru pada materi aljabar kelas vii di smp ... · 2017. 10....
Post on 11-Feb-2021
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
1
DESKRIPSI PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU PADA
MATERI ALJABAR KELAS VII DI SMP KECAMATAN BRINGIN
Jurnal
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program
Studi S1 Pendidikan Matematika
Oleh :
Agus Windarto
202012043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
-
2
-
3
-
4
-
5
-
6
PENDAHULUAN
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Mulyasa, 2014). Guru,
diakui atau tidak, akan selalu menjadi unsur penting yang menentukan berhasil atau tidaknya
pendidikan (Barizi, 2010). Untuk menunjang peran penting guru dalam pendidikan seorang guru
harus mempunyai kompetensi yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
(PPRI) No 74 tahun 2008 yang menegaskan tentang kompetensi yang harus dimiliki seorang
guru yakni kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional.
Berdasarkan nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) untuk mata pelajaran Matematika 2015 provinsi
Jawa Tengah, rata-rata nilai ujian nasional untuk provinsi Jawa Tengah adalah 47,43 hasil ini
menunjukkan provinsi Jawa Tengah berada di bawah rata-rata nasional yang berada di angka
56,27, dan hasil pada tahun 2015 ini menurun dibandingkan dengan nilai rata-rata ujian nasional
untuk mata pelajaran Matematika di tahun 2014 yaitu 55,30 (BNSP, 2015). Hasil ujian nasional
mata pelajaran Matematika tidak terlepas dari peran guru dalam pembelajaran materi
Matematika. Kemampuan guru Matematika mengorganisasikan pembelajaran, penguasaan atas
konsep-konsep yang diajarkan dan keterkaitan materi ajar dengan kehidupan nyata peserta didik
adalah sebagian kecil dari hal-hal yang perlu dimiliki guru di dalam pembelajaran Matematika.
Keberhasilan pembelajaran Matematika yang berlangsung di sekolah sangat erat kaitannya
dengan kompetensi guru (Margiyono, 2011). Berkaitan dengan kompetensi guru, Shulman
(1986) telah merumuskan kompetensi guru melalui Pedagogical Content Knowledge (PCK).
Guru tidak hanya bertanggung jawab memahami materi yang akan diajarkan dan cara
pengajarannya. Namun, guru juga dituntut mampu mengintegrasikan pengetahuan materi ke
dalam kurikulum, pembelajaran, mengajar, dan peserta didik. Pengetahuan-pengetahuan tersebut
akhirnya dapat menuntun guru untuk merangkai situasi pembelajaran sesuai kebutuhan
individual dan kelompok peserta didik. Kemampuan seperti ini dinyatakan sebagai PCK yang
digambarkan sebagai hasil perpaduan antara pemahaman materi ajar (content knowledge) dan
pemahaman cara mendidik (pedagogical knowledge) yang berbaur menjadi satu yang perlu
dimiliki oleh seorang guru.
-
7
Berikut ini beberapa penelitian tentang PCK yang dilakukan oleh Hermawan (2011) dengan
judul Deskripsi Pedagogical content knowledge Guru pada Bahasan tentang Sudut yang
mendapatkan hasil bahwa guru belum begitu jelas memberikan contoh pengaplikasiaan materi
sudut di dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Mampouw
(2011) dengan judul Pedagogical content knowledge Guru pada pembelajaran tentang Luas
Gabungan di Sekolah Dasar dengan hasil bahwa investigasi guru atas implementasi prinsip-
prinsip PCK pada materi tentang luas dapat membantu guru memimpin pembelajaran kepada
peserta didik secara professional.
Pedagogical Content Knowledge (PCK)
Menurut Shuell (1996) dan Shulman (1986) dalam Paul Eggen (2007:9) menyatakan
bahwa PCK adalah pemahaman tentang metode pembelajaran apa yang efektif untuk
menjelaskan materi tertentu, serta pemahaman tentang apa yang membuat materi tertentu mudah
atau sulit dipelajari. Menurut Shulman (1987) PCK adalah satu jenis pengetahuan bagi seorang
guru yang didasarkan pada cara guru mengaitkan pengetahuan pedagogik (pengetahuan tentang
cara mengajar) yang dimiliki pada pengetahuan materi (apa yang harus diajarkan). Jadi PCK
merupakan pemahaman dari metode pembelajaran yang efektif untuk topik khusus, seperti
pemahaman tentang apa yang membuat topik khusus tersebut mudah atau sulit untuk dipelajari.
Dua bagian besar yang membentuk PCK adalah content knowledge dan pedagogical knowledge.
Hubungan antara komponen pembentuk PCK tersebut dapat digambarkan melalui diagram
seperti Gambar 1:
Gambar 1
Diagram Pedagogical content knowledge
Pada diagram terlihat bahwa Pedagogical content knowledge merupakan irisan dari Content
Knowledge(C) dan Pedagogical Knowledge (P).
Content Knowledge
-
8
Menurut Shulman (1986) content meliputi pengetahuan konsep, teori, ide, kerangka berpikir,
metode pembuktian dan bukti. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 tahun
2008 tentang Guru, Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai
pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya
yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai
dengan setandar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu; dan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang
relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan,
mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
Kemudian dalam PPRI No. 74 tahun 2008 pasal 3 ayat 2. Materi pelajaran yang hendak disajikan
harus dikuasi dengan sungguh-sungguh keluasan dan kedalamannya oleh guru sehingga guru
dapat mengorganisasikannya dengan tepat dan baik dari segi kompleksitasnya (dari yang mudah
kepada yang sulit, dari yang konkret kepada yang kompleks) maupun dari segi keterkaitannya
(dari yang harus lebih awal muncul sebagai dasar bagi bagian berikutnya).
Pedagogical Knowledge
Menurut Shulman (1986) pedagogical knowledge berkaitan dengan cara dan proses
mengajar yang meliputi pengetahuan tentang manajemen kelas, tugas, perencanaan pembelajaran
dan pembelajaran peserta didik.
Dalam jurnal of Research on Tecnology in Education (2009:125) Mishra dan Koehler dalam
Haris (2009) menyatakan bahwa:
“Pedagogical Knowledge refers to the method and proses of teaching and includes knowledge in
classroom management, assessment, lesson plan development, and student learning.” Yang
berarti Pedagogical Knowledge adalah cara dan proses mengajar serta meliputi pengetahuan
tentang manajemen kelas, tugas, perencanaan pembelajaran, dan pembelajaran peserta didik.
Pedagogical knowledge ini identik dengan kompetensi pedagogik guru menurut PPRI No.74
tahun 2008, bahwasanya kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan pengelolaan
pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi pemahaman wawasan atau
landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus,
perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan
teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.
-
9
PCK pada pembelajaran tentang Aljabar
Seorang guru yang berkualifikasi secara PCK berarti dia mampu mengorganisasikan
kelas dengan baik. Dengan kemampuan kognitif peserta didik yang berbeda-beda, guru
hendaknya tepat dalam menentukan sumber belajar dan alat peraga yang digunakan dalam
pembelajaran untuk mempermudah dalam mengajarkan materi. Guru melakukan pendekatan
yang lebih terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan kognitif yang rendah. Ketika
peserta didik menemui kesulitan dalam menerima materi, guru akan mencari metode-metode
yang mudah diterima peserta didiknya. Sebelum menyampaikan materi, tentunya guru telah
menguasai matei sebelum menyampaikan materi. Sehingga ketika peserta didik sudah mulai
terlihat belum bisa menerima pelajaran, guru dapat mengantisipasi dengan komunikasi yang baik
antara guru dan peserta didik. Sehingga dapat tercipta suasana pembelajaran yang efektif.
Menurut Shulman, ada 7 komponen PCK yang masing-masing komponennya memiliki
elemen. Adapun ketujuh komponen beserta elemen-elemennya seperti Tabel 1:
Tabel 1. Komponen Pedagogical Content Knowledge
Komponen Elemen
1. Pengetahuan tentang materi Isi dari ilmu pengetahuan, praktek ilmiah, sifat
alami dari ilmu pengetahuan, proses ilmiah
2. Pengetahuan tentang tujuan
Literatur dalam ilmu pengetahuan, penerapan dalam
kehidupan sehari-hari, pemahaman yang
terintegrasi
3. Pengetahuan tentang peserta
didik
Kebutuhan, minat, pengetahuan dasar, kemampuan,
kesulitan belajar
4. Pengetahuan tentang
kurikulum
Standar kompetensi, kompetensi dasar, koneksi
antara pelajaran dengan unit, pengorganisasian
khusus dalam pelajaran,keputusan tentang apa yang
harus diajarkan, desain yang fleksibel
5. Pengetahuan mengajar
Berbagai metode mengajar, cara membangkitkan
motivasi, kemampuan menyeleksi kegiatan yang
efektif
6. Pengetahuan tentang
penilaian/evaluasi
Cara penilaian, kemampuan memimpin diskusi
peserta didik dan bertanya, pemberian umpan balik
7. Pengetahuan tentang sumber Bahan, multimedia, fasilitas lokal, teknologi yang
-
10
daya ada di laboratorium, majalah ilmu pengetahuan
Sumber: diadaptasi dari Anwar (2010)
Menurut Shulman (1986), PCK guru sangat penting untuk menciptakan pembelajaran
yang bermanfaat bagi peserta didik. PCK memungkinkan seorang guru untuk memprediksi
kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi oleh para peserta didik sehingga guru bisa
mempersiapkan diri dengan metode-metode dan penjelasan-penjelasan untuk menyampaikan
topik-topik pelajaran tertentu (Ball dll.2001; Shulman 1987).
Dengan adanya pernyataan yang garis besarnya adalah pentingnya seorang guru memiliki
kemampuan, dan mempunyai kompetensi PCK, maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan
untuk mendeskripsikan kemampuan PCK guru dalam pembelajaran materi Aljabar. Aljabar SMP
kelas VII pada kurikulum 2006 mencakup beberapa sub pokok bahasan antara lain: bentuk
aljabar dan unsur-unsurnya, operasi hitung pada bentuk aljabar, pecahan bentuk aljabar dan
penggunan aljabar untuk menyelesaikan masalah. Pada kurikulum 2013 mencakup sub pokok
antara lain Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi guru diharapkan dapat menjadi
bahan evaluasi dan refleksi terhadap kompetensi pedagogik dan profesional yang dimiliki dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika dan pada akhirnya meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini akan
mendeskripsikan PCK guru dalam menyampaikan materi Aljabar. Penelitian dilakukan di 3 SMP
Negeri di Kecamatan Bringin. Jumlah guru yang diwawancarai terdiri dari tiga guru laki-laki.
Pengambilan data dilakukan antara bulan Juni hingga bulan Agustus 2016.
Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan pedoman wawancara
seperti pada Tabel 2. Wawancara kepada guru untuk mengetahui PCK guru dalam pembelajaran
materi Aljabar.
Tabel 2. Pedoman Wawancara Bagi Guru Matematika
Kompeten
si Guru
Komponen
PCK Indikator
Pedagogik
1.
Pengetahuan
Mengetahui minat belajar peserta didik pada
pembelajaran Aljabar
-
11
tentang
peserta didik
Mengetahui kesulitan belajar peserta didik pada
pembelajaran Aljabar
Usaha guru untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik
Karakter yang dapat ditumbuhkan melalui
pembelajaran Aljabar
2.
Pengetahuan
tentang
Kurikulum
Kurikulum yang digunakan pada pembelajaran
Aljabar
Mengetahui alokasi waktu dalam pembelajaran
Aljabar
Penggunaan standar kelulusan sebagai acuan
tambahan
3.
Pengetahuan
tentang
mengajar
Persiapan sebelum pembelajaran Aljabar
Metode yang digunakan dalam pembelajaran
Aljabar
Proses pembelajaran Aljabar
4.
Pengetahuan
tentang
penilaian
Aspek yang digunakan untuk melihat ketercapaian
tujuan pembelajaran oleh peserta didik
Alat evaluasi yang digunakan
Waktu pemberian tes tertulis
Bagaimana tes lisan dilakukan
5.
Pengetahuan
tentang
sumber daya
Media pembelajaran yang digunakan pada
pembelajaran Aljabar
Sumber pembelajaran materi Aljabar
Kesulitan dalam mendapatkan sumberpembelajaran
Aljabar
Alat peraga yang digunakan untuk pembelajaran
Aljabar
Profesional
6.
Pengetahuan
tentang materi
Materi paling sulit
Pembuatan peta konsep
7.
Pengetahuan
Penyampaian tujuan pembelajaran
Contoh Aljabar dalam kehidupan sehari-hari
-
12
tentang tujuan
Sumber: diadaptasi dari Mampouw (2011)
Selain itu juga dilakukan pengambilan data hasil belajar peserta didik melalui tes tertulis untuk
materi Aljabar.
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Tes
Indikator No soal
1. Menentukan
variabel, koefisien,
konstanta dan suku
sejenis
1. Diketahui bentuk aljabar 6s3 + 2s2 – 3s2 + s – 5 Tentukan:
a. Variabel
b. Koefisien
c. Konstanta
d. Suku sejenis
2. Menentukan hasil
perkalian,
pemangkatan, dan
pembagian bentuk
aljabar
2. Tentukan hasil operasi dari soal – soal berikut:
a. 2p2 × (- 8pr ) =.........
b. ( 2p + 5q )2 =.........
c. 5x3y2 ÷ 3x2y =.........
3. Menentukan
penjumlahan bentuk
aljabar
3. Tentukan hasil penjumlahan 5x – 2xy + 6y dan - 4x + 3xy –
5y!
4. Menentukan
pengurangan bentuk
aljabar
4. Tentukan hasil pengurangan – 3a2 – 9a dari a2 + 5a!
5. Menentukan hasil
mengenai subtitusi
bilxangan pada bentuk
alajabr
5. Jika diketahui p = 3 dan q = 2,
tentukan nilai dari bentuk aljabar ( p3 – q2 )!
6. Menentukan KPK
dan FPB bentuk aljabar
6. Tentukan KPK dan FPB dari 16a2b2c dan 20abc2
7. Menentukan hasil
penjumalahan dan
pengurangan pecahan
bentuk aljabar
7. Tentukan bentuk sederhana dari
8. Menentukan hasil
perkalian dan
pembagian pecahan
bentuk alajabr
8. Sederhanakan soal dari dari bentuk aljabar berikut ini:
a. = .........
-
13
b. =.........
9. Menentukan hasil
pemangkatan pecahan
bentuk aljabar
9. Tentukan hasil pemangkatan pecahan dari ( )2 × )2
10. Menggunakan
operasi bentuk aljabar
untuk menyelesaikan
soal dalam kehidupan
sehari-hari atau
pemecahan masalah
10. Papan nama perusahaan, hotel-hotel atau tempat-tempat
hiburan pada umumnya berbentuk suatu persegi panjang. Bila
panjang dari persegi panjang tersebut adalah 3 kali lebarnya.
Tentukan berapa lebar persegi panjang tersebut jika diketahui
keliling persegi panjang tersebut adalah 16 cm
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah data yang telah terkumpul kemudian
dideskripsikan, direduksi dan diseleksi. Mereduksi data merupakan kegiatan penyederhanaan dan
pengabstraksian seluruh data dari hasil wawancara. Penyajian data dilakukan dengan menyusun
secara narasi sekumpulan informasi yang telah diperoleh atau diseleksi dari hasil reduksi data.
Hasil tes peserta didik diperiksa menurut jawaban benar, salah atau tidak menjawab dan juga
berdasarkan letak kesalahan peserta didik. Hasil tes ini digunakan untuk melengkapi PCK guru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kompetensi Pedagogik
Tiga sekolah yang menjadi tempat penelitian berada di kecamatan Bringin. Jumlah guru
yang diwawancarai ada 3 guru, terdiri dari 3 guru laki-laki. Masing-masing guru memiliki profil
yang berbeda. Guru Matematika dari SMPN 1 Bringin mulai mengajar tahun 1985 di SMPN 1
Klepu atau yang sekarang dikenal dengan SMPN 1 Pringapus kemudian pada tahun pada tahun
1986 di SMPN Lais Bengkulu Utara dan pada tahun 1995 mengajar di SMPN 1 Bringin sampai
saat ini. Guru Matematika dari SMPN 2 Bringin baru mulai mengajar di SMP tersebut sekitar 3
tahun. Guru Matematika dari SMPN 3 Bringin mulai mengajar pada tahun 1990 di SMP PGRI
Klepu atau yang sekarang kita kenal SMP PGRI Bergas, kemudian pada tahun 2000 mengajar di
SMPN 2 Bringin dan mulai mengajar di SMPN 3 Bringin pada tahun 2013 sampai saat ini.
Semua responden memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan pelajaran yang mereka
ampu yaitu pendidikan Matematika. Mengenai status kepegawaiannya dua guru sudah PNS dan
satu guru wiyata. Selain wawancara guru juga diberikan soal tes kepada 45 peserta didik (15
-
14
peserta didik dari SMPN 1 Bringin, 15 peserta didik dari SMPN 2 Bringin, 15 peserta didik dari
SMPN 3 Bringin). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi hasil wawancara guru
sebagai bahan dalam mendeskripsikan kemampuan PCK yang dimiliki oleh guru
Pengetahuan tentang Peserta Didik
Semua responden memiliki jawaban yang sama untuk minat belajar peserta didik bahwa
peserta didik antusias dan senang dalam pembelajaran. Semua responden mengatakan minat
peserta didik sudah bagus dalam pembelajaran Aljabar dengan memberikan motivasi dalam
kehidupan sehari-hari, memberikan game dan mengkongkritkan materi Aljabar sebagai benda-
benda alam seperti daun, batu, dan lain sebagainya. Materi yang di anggap responden sulit
diajarkan kepada peserta didik antara lain pemfaktoran, pecahan, penjumalahan dan pengurangan
bentuk Aljabar. Responden mengalami kesulitan di dalam pembelajaran materi tersebut karena
peserta didik kurang menguasai materi prasyarat yaitu pada operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan negatif. Di dalam pembelajaran operasi pengurangan pada operasi
Aljabar, seorang guru memberi komentar atas pengalamannya:
“Walaupun perkalian suku dua dengan suku dua itu lho orang lain kan menganggap itu sulit ya
bisa mengalikannya tapi nanti untuk menyederhanakannya yang bagian tengah ya itu
masalahnya wong itu ada -34x – 10x lha itu sulitnya jawabnya kan harus -44 dia jawabnya -24
atau 24 atau 44 lha itu lho masalahnya kalau sampai mengalikan bisa “
Pengetahuan tentang Kurikulum
Deskripsi PCK guru tentang pengetahuan kurikulum, bahwa dua responden
menggunakan kurikulum 2006 (KTSP) dan satu responden menggunakan kurikulum 2013. Dua
responden menyusun silabus dan RPP secara bersama dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) Matematika dan satu responden mengadopsi RPP pada tahun-tahun sebelumnya.
Pembelajaran Aljabar dialokasikan berlangsung selama 3 minggu atau sekitar 15 jam pelajaran.
Dua responden menggunakan standar kelulusan (SKL) sebagai acuan tambahan. Menurut
responden, SKL dijadikan acuan untuk persiapan ujian nasional (UN).
Pengetahuan tentang Mengajar
Persiapan guru sebelum pembelajaran Aljabar meliputi menyiapkan silabus, RPP, alat-
alat yang dibutuhkan dan media pembelajaran. Dua responden memilih menggunakan metode
kooperatif atau kelompok dan satu responden menggunakan tanya jawab dan tugas dalam
pembelajaran Aljabar yang telah disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Respon peserta
-
15
didik terhadap metode yang dibawakan guru senang dan antusias. Pada kegiatan awal
pembelajaran Aljabar ketiga responden mengisi kegiatan tersebut dengan kegiatan yang berbeda-
beda. Responden 1 memberikan apersepsi seperti motivasi yang kaitannya dengan peserta didik
waktu belanja di koperasi atau yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan tujuan
supaya peserta didik lebih tertarik mengaitkan Aljabar dengan kehidupan sehari-hari. Responden
2 langsung menggunakan media dalam sehari-hari yang mudah peserta didik dapat atau sering
dijumpai karena jika dalam kebiasaan atau dalam kehidupan sehari-hari peserta didik sudah
mengenal atau sudah tahu. Responden 3 memberikan motivasi, menyampaikan tujuan
pembelajaran, menyampaikan model pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran.
Pengetahuan tentang Evaluasi
Penilaian atas kinerja peserta didik dilihat dari aspek kognitif dan afektif yang dikumpul
baik secara lisan, tertulis maupun pengamatan. Tes tertulis berisi soal-soal yang sesuai dengan
indikator/tujuan pembelajaran. Tes tertulis diberikan sesudah atau setelah materi diberikan. Satu
responden tidak menggunakan tes lisan dan hanya menggunakan tes tertulis karena masih
bingung menerapkan tes lisan dalam materi Aljabar. Dua responden melakukan Tes lisan dengan
tanya jawab, dengan menanyai peserta didik satu-satu mengenai materi Aljabar untuk
mengetahui kemampuan peserta didik.
Penguasaan Sumber Daya
Selain penggunaan media yang biasa digunakan seperti papan tulis, sepidol, responden
menggunakan media lain seperti LCD, kertas bentuk persegi dan persegi panjang. Sumber
informasi untuk pembelajaran Aljabar diperoleh dari buku paket, buku dari OSN Matematika,
buku perpustakaan dan BSE. Dari tiga responden dua yang menggunakan internet sebagai sarana
untuk mendapatkan bahan ajar. Untuk sumber pembelajaran semua responden tidak mengalami
kesulitan dalam mendapatkannya. Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran Aljabar
antara lain bentuk persegi dan persegi panjang yang terbuat dari kertas, gambar jual beli dan
benda-benda dari alam seperti daun, batu, dll. Ketika peserta didik diberi alat peraga tersebut
peserta didik menjadi senang dan tertarik dalam pembelajaran Aljabar.
Kompetensi Profesional
Pengetahuan tentang Materi
-
16
Pemahaman guru tentang Aljabar tidak serta-merta memudahkan guru menstransfer
ilmunya kepada peserta didik. Hal ini terlihat masih terdapat materi dalam Aljabar yang masih
sulit diajarkan kepada peserta didik antara lain pemfaktoran, pecahan, penjumlahan dan
pengurangan. Misal terdapat permasalahan seperti -34x – 10x untuk menyederhanakan, peserta
didik masih mengalami kesulitan. Hanya satu dari tiga guru yang membuat peta konsep tentang
Aljabar untuk membantunya mempersiapkan urut-urutan pembelajaran.
Pengetahuan tentang Tujuan
Semua memberitahukan tujuan pembelajaran di awal pembelajaran supaya peserta didik
mengetahui tujuan pembelajaran Aljabar. Semua responden juga membelajarkan aplikasi Aljabar
di dalam kehiduapn sehari-hari menggunakan contoh-contoh yang dikenal peserta didik seperti
penggunaan pencil, buku, gambar, daun, dan luas tanah sebagai permisalan dalam pembelajaran
Aljabar.
Hasil Belajar Peserta Didik
Jawaban hasil tes peserta didik sesuai dengan indikator pada Tabel 3 disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi Jawaban Peserta Didik pada Tes Aljabar
No soal
SMP N 1
Jawaban benar
Jawaban salah
Tidak menjawab
1 15 0 0
2 4 11 0
3 2 13 0
4 0 15 0
5 11 4 0
6 3 10 2
7 7 8 0
8 14 1 0
9 13 0 2
10 1 13 1
No soal
SMP N 2
Jawaban benar
Jawaban salah
Tidak menjawab
1 8 7 0
2 3 12 0
3 6 9 0
4 2 13 0
5 6 9 0
6 7 7 1
7 4 11 0
8 8 6 1
9 2 11 2
10 11 1 3
No soal
SMP N 3
Jawaban benar
Jawaban salah
Tidak menjawab
1 14 1 0
2 1 14 0
3 11 4 0
4 2 13 0
5 13 2 0
6 3 12 0
7 14 1 0
8 10 5 0
9 5 10 0
10 5 8 2
-
xvii
Hasil tes Aljabar peserta didik di SMPN 1 Bringin nampak peserta didik yang
menjawab salah lebih dari 50% nampak pada soal-soal nomor 2, 3, 4, 6, 7, dan 10. Dengan
kata lain hanya terdapat 4 indikator soal yang dapat tercapai oleh peserta didik. Di SMPN 2
Bringin banyaknya peserta didik yang menjawab salah lebih dari 50% nampak pada soal-soal
nomor 2, 3, 4, 5, 7, dan 9. Dengan kata lain hanya terdapat 4 indikator soal yang dapat
tercapai oleh peserta didik. Sementara itu di SMPN 3 nampak peserta didik yang menjawab
salah lebih dari 50% nampak pada soal-soal nomor 2, 4, 6, 9, dan 10. Dengan kata lain hanya
terdapat 5 indikator soal yang dapat tercapai oleh peserta didik. Jadi secara umum tujuan
pembelajaran belum tercapai karena berdasarkan hasil tes terdapat lebih dari 5 indikator yang
belum tercapai disetiap sekolah tersebut. Berdasarlan hasil belajar peserta didik maka guru
Matematika perlu melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kompetensi pedagogik dan
profesional yang dimiliki dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika dan
pada akhirnya meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Kemampuan peserta didik terkait Aljabar yang belum optimal ditunjukkan dengan
15,56% peserta didik yang mencapai KKM, mendorong responden melaksanakan
pembelajaran remidiasi bagi peserta didik yang dianggap kurang. Disamping itu, semua
responden menyediakan waktu khusus untuk peserta didik. Karakter yang dapat ditumbuhkan
melalui pembelajaran Aljabar antara lain disiplin, teliti, kerja sama, mau menerima pendapat
orang lain, dan jujur sebagai karakter yang dapat ditumbuhkan dalam pembelajaran Aljabar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari sisi pedagogik, guru telah
melakukan pembelajaran melalui metode-metode yang disesuaikan dengan kemampuan
peserta didik dan bisa membuat peserta didik lebih tertarik dan antusias dalam pembelajaran
Aljbar. Kompetensi pedagogik yang belum optimal adalah pemahaman guru akan kebutuhan
peserta didik dimana penguasaan materi prasyarat pada operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan negatif. Kemampuan peserta didik terkait Aljabar yang belum
optimal mendorong guru melaksanakan pembelajaran remidiasi bagi peserta didik yang
dianggap kurang. Disamping itu, responden juga menyediakan waktu khusus untuk peserta
didik yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Dari sisi kompetensi profesional, guru
telah menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik dan materi pembelajaran
-
xviii
sesuai dengan KD Aljabar dan memberi contoh aplikasi Aljabar dalam kehidupan sehari-hari
seperti penggunaan pencil, buku, gambar, daun, dan luas tanah. Disisi lain hasil belajar
peserta didik pada materi Aljabar belum optimal, ditunjukkan dengan 15,56% peserta didik
yang mencapai KKM. Mengingat hasil belajar peserta didik yang belum optimal maka guru
Matematika perlu melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kompetensi pedagogik dan
profesional yang dimiliki dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika dan
pada akhirnya meningkatkan hasil belajar peserta didik.
REFERENSI
Anwar, Yenny. 2010. Pedagogical content knowledge.
http://yennyanwar.blogspot.com/2012/12/pedagogical-content -knowledge.html diakses
pada 19 mei 2016
Barizi, Ahmad. 2010. Menjadi Guru Unggul. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Eggen, Paul, Kauchak, Don. 2007. Educational Psychology Windows on Classroom 7th
ed, New Jersey: Pearson Education, Inc
Harris, Judith. 2009. Teachers’ Technological Pedagogical content knowledge and Learning
Activity Type s: Curriculum-based Technology Integration Reframed.Journal of
Research on Technology in Education, Vol.41, No.4, hal: 393-416.
Hasil Ujian Nasional Matematika SMP, 2015
http://118.98.234.50/lhun/statistik.aspx, di akses pada 29 agustus 2016
Hermawan, Ade. 2011. Deskripsi Pedagogical content knowledge Guru Pada Bahasan
Tentang Sudut.
Mampouw, Helti Lygia. 2011. Pedagogical content knowledge Guru pada Pembelajaran
tentang Luas Gabungan untuk kelas VI Sekolah Dasar. (Laporan Penelitian).
Margiono, Iis. 2011. Deskripsi pedagogical Content nowledge Guru Pada Bahasan Tentang
Bilangan Rasional
Mulyasa. 2014. “Guru dalam implementasi kurikulum 2013”. Bandung: Remaja Rosdakarya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
Shulman, L. S. (1986). Those who understand: Knowledge growth in teaching. Educational
Researcher, 15(2), 4–14.
Shulman, L. S. (1987). Knowledge and teaching: Foundations of the new reform. Harvard
Educational Review, 57, 1-22.
http://yennyanwar.blogspot.com/2012/12/pedagogical-content-knowledge.htmlhttp://118.98.234.50/lhun/statistik.aspx
top related