dengan pendekatan arsitektur bioklimatik - …/pusat... · kenyamanan termal ii-28 a. teori ii-28 b...
Post on 06-Feb-2018
245 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PUSAT BUKU SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh :
ASTRID IRMASARI S. I 0206041
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Dengan mengucap Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya Tugas Akhir berjudul Pusat Buku Surakarta dengan
Pendekatan Arsitektur Bioklimatik ini dapat terselesaikan walaupun dengan keterbatasan
pengetahuan, waktu, tenaga, biaya dan informasi yang dimiliki penulis.
Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Srata (S1) pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarata.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, Tuga Akhir ini tidak akan terwujud. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir Sumaryoto, MT selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.
2. Ummul Mustaqimah, ST, MT Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.
3. Dyah S. Pradnya P., ST, MT selaku Dosen Pembimbing Akademis.
4. Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret.
5. Yosafat .W, ST, MT, selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Periode 122.
6. Sri Yuliani, ST, M.App.Sc, selaku Sekretaris Panitia Tugas Akhir Periode 122.
7. Seluruh teman-teman Jurusan Arsitektur Unicersitas Sebelas Maret.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas
Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan, Amin
yarobbalamin.
Surakarta, Juli 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
KATA TERIMA KASIH iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Judul I-1
B. Pengertian Judul I-1
C. Latar Belakang I-1
D. Permasalahan dan Persoalan I-9
1. Permasalahan I-10
2. Persoalan I-10
E. Batasan Masalah I-10
F. Tujuan dan Sasaran I-10
1. Tujuan I-10
2. Sasaran I-11
G. Metode Pembahasan I-11
H. Sistematika Penulisan I-13
BAB II TINJAUAN TEORI PUSAT BUKU
A. TINJAUAN UMUM PUSAT BUKU II-1
1. Pengertian Pusat Buku II-1
2. Tinjauan Tentang Buku dan Membaca II-2
a. Bahan Dasar Buku II-2
b. Ukuran-ukuran Buku II-2
c. Klasifikasi Buku II-2
d. Pengaruh Perkembangan Teknologi II-4
e. Jenis Membaca II-4
3. Tinjauan Perawatan dan Penjagaan Buku II-6
a. Faktor Penyebab Kerusakan Buku II-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
b. Persyaratan Perancangan Perpustakaan II-10
4. Tinjauan Media Distribusi Buku II-14
a. Perpustakaan II-14
b. Toko Buku II-15
c. Persewaan Buku II-17
B. TINJAUAN PUSAT BUKU SEBAGAI MODERN MARKET II-17
1. Tinjauan Modern Market II-17
a. Unsur-unsur Modern Market II-18
b. Pola Sirkulasi Modern Market II-18
2. Arsitektur Rekreatif II-19
C. TINJAUAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK II-21
1. Pengertian Arsitektur boklimatik II-22
2. Manfaat Desain Bioklimatik II-23
3. Aspek-aspek bioklimatik II-23
a. Iklim II-23
b. Arsitektur Setempat II-25
4. Desain Hemat Energi II-27
5. Kenyamanan Termal II-28
a. Teori II-28
b. Penerapan Desain Bioklimatik II-30
D. STUDI BANDING II-37
1. Pusat Buku Indonesia (PBI), Jakarta II-37
2. Shopping Center, Yogyakarta II-38
3. National Library Board, Singapura II-39
4. Library@Orchad, Singapura II-41
5. Menara Mesiniaga, Malaysia II-42
BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA
A. PERSPEKTIF KOTA SURAKARTA III-1
1. Batas Dan Wilayah Surakarta III-1
2. Potensi Surakarta III-2
3. Rencana Pengembangan Kota Surakarta III-4
B. KONDISI KOTA SURAKARTA II-5
1. Kependudukan III-5
2. Kondisi Perekonomian III-6
3. Fasilitas Umum yang Mendukung Keberadaan Obyek III-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
4. Fasilitas Baca yang Telah Ada di Surakarta III-7
a. Perpustakaan Umum Surakarta III-9
b. Toko-toko Buku di Surakarta III-10
5. Minat Baca Masyarakat Surakarta .III-12
C. KONDISI IKLIM DI SURAKARTA III-14
1. Suhu Udara III-14
2. Curah Hujan III-15
3. Kelembapan Udara III-15
BAB IV PUSAT BUKU SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR
BIOKLIMATIK
A. PEMAHAMAN IV-1
1. Fungsi Pusat Buku IV-1
2. Visi dan Misi Pusat Buku IV-2
B. LINGKUP KEGIATAN IV-2
1. Bentuk dan Sistem Pelayanan IV-2
2. Kegiatan yang Diwadahi IV-3
3. Pelaku Kegiatan .IV-4
4. Waktu Pelayanan IV-5
C. SASARAN PENGGUNA IV-5
D. STRATEGI RANCANG BANGUN IV-5
1. Fasilitas yang Direncanakan IV-6
2. Persyaratan Bangunan IV-7
3. Tema dan Pendekatan Desain IV-12
BAB V ANALISA PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
A. ANALISIS PERUANGAN V-1
1. Analisis Pelaku Kegiatan V-1
2. Analisis Jenis dan Alur Kegiatan V-2
3. Analisis Kebutuhan Ruang V-4
4. Analisis Persyaratan dan Perencanaan Ruang V-5
5. Analisis Besaran Ruang V-12
B. ANALISIS PENATAAN SITE V-17
1. Analisis Pendekatan Penentuan Lokasi V-17
2. Analisis Pendekatan Penentuan Site V-18
3. Analisis Site Terpilih V-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
4. Analisis Pengolahan Site V-21
5. Analisis Penentuan Zonifikasi Site V-24
C. ANALISIS MASSA V-25
1. Analisis Bentuk dan Tata Massa V-25
2. Analisis Tampilan Bangunan V-27
a. Warna V-28
b. Vegetasi V-29
c. Interior V-30
D. ANALISIS UNSUR BIOKLIMATIK V-31
1. Analisis Pencahayaan V-31
2. Analisis Penghawaan V-33
a. Ventilasi Silang V-33
b. Pnghawaan Buatan V-33
3. Analisis Material V-34
E. ANALISIS KOMPLEMENTER V-35
1. Analisis Struktur V-35
a. Modul Struktur V-35
b. Sistem Struktur V-35
2. Analisis Utilitas V-38
a. Jaringan Listrik V-38
b. Jaringan Komunikasi V-39
c. Pengaman Bahaya Kebakaran V-40
d. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah V-42
e. Sistem Transportasi Vertikal V-45
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
A. KONSEP TAPAK PERENCANAAN VI-1
B. KONSEP PERUANGAN VI-2
C. KONSEP BENTUK DAN POLA MASSA VI-4
D. KONSEP FASADE VI-4
E. KONSEP INTERIOR VI-5
F. KONSEP STRUKTUR DAN KONSTRUKSI VI-5
G. KONSEP UTILITAS BANGUNAN VI-6
1. Sistem Pencahayaan VI-6
2. Sistem Penghawaan VI-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
3. Sistem Mekanikal & Elektrikal VI-9
a. Jaringan Listrik VI-9
b. Jaringan Komunikasi VI-9
c. Pengaman Bahaya Kebakaran VI-9
d. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah VI-11
e. Sistem Transportasi Vertikal VI-13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Elektronik book (ebook) II-4
Gambar 2.2 Pintu keamanan dengan sensor II-11
Gambar 2.3 Fasade rekreatif II-20
Gambar 2.4 Interior rekreatif II-20
Gambar 2.5 Pemanfaatan alam pada fasada II-20
Gambar 2.6 Fasade interaktif II-20
Gambar 2.7 Karakter santai dalam interior II-21
Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30
Gambar 2.9 Orientasi terhadap angin II-30
Gambar 2.10 Ventilasi silang bangunan tropis II-31
Gambar 2.11 Elemen pelindung matahar II-32
Gambar 2.12 Pengaruh letak pohon pada bangunan II-34
Gambar 2.13 Pengaruh vegetasi pada arah angin II-35
Gambar 2.14 Efek pembayangan II-35
Gambar 2.15 Unsur air sebagai pendingin alami II-36
Gambar 2.16 Fasade shopping center II-38
Gambar 2.17 Kios-kios buku II-38
Gambar 2.18 Interior shopping center II-38
Gambar 2.19 NLB, Singapura II-39
Gambar 2.20 Entrance NLB II-39
Gambar 2.21 Taman indoor II-40
Gambar 2.22 Sun shading pada fasade II-40
Gambar 2.23 Ruang koleksi II-40
Gambar 2.24 Suasana interior II-41
Gambar 2.25 Suasana interior dan aktivitas II-42
Gambar 2.26 Ruang koleksi II-42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Gambar 2.27 Pertunjukan musik II-42
Gambar 2.28 Mesiniaga tower II-42
Gambar 2.29 Sky court yang dilengkapi dengan lansekap vertikal untuk
mengurangi radiasi matahari II-43
Gambar 2.30 Balkon yang berada di sisi timur merupakan salah satu aplikasi
recessed wall II-43
Gambar 3.1 Peta kotamadya Surakarta III-2
Gambar 3.2 Pembagian SWP III-4
Gambar 3.3 Suasana interior perpustakaan III-7
Gambar 3.4 Denah perpustakaan III-8
Gambar 3.5 Grafik besar suhu tiap bulan III-14
Gambar 3.6 Grfik banyaknya curah hujan tiap bulan III-15
Gambar 3.7 Grafik kelembapan Surakarta III-15
Gambar 4.1 Interior ruang baca IV-11
Gambar 4.2 Interior dan furniture IV-11
Gambar 4.3 Area display yang menampilkan hasil karya anak-anak IV-11
Gambar 4.4 Ruang bermain outdoor IV-11
Gambar 5.1 Analisa letak sekolah dan universitas di Surakarta V-19
Gambar 5.2 Tapak V-20
Gambar 5.3 Sirip horisontal, juga sebagai sun shade V-27
Gambar 5.4 Macam sirip horisontal dan vertikal V-27
Gambar 5.5 Vegetasi dapat menjadi kontrol visual V-29
Gambar 5.6 Taman dalam ruang V-22
Gambar 5.7 Preseden interior V-30
Gambar 5.8 Asumsi pembayangan pada site V-31
Gambar 5.8 Pondasi sumuran V-36
Gambar 5.9 Pondasi tiang V-36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Gambar 5.10 Pondasi footplat V-36
Gambar 5.11 Pondasi Rakit/ Max Foundation. V-36
Gambar 5.12 Bagan sistem jaringan listrik V-39
Gambar 5.13 Bagan sistem instalasi listrik V-39
Gambar 5.14 Skema jaringan internet V-40
Gambar 5.15 Skema jaringan telepon dan Telkom V-40
Gambar 5.16 Bagan jaringan sistem audio V-40
Gambar.5.17 Bagan Jaringan Sistem Pengaman kebakaran V-40
Gambar 5.18 Bagan jaringan sistem sanitasi air bersih portable water V-43
Gambar 5.19 Bagan jaringan sistem sanitasi air bersih non portable water V-43
Gambar 5.20 Bagan jaringan sistem sanitasi air kotor V-44
Gambar 5.21 Bagan jaringan sistem sanitasi air hujan V-44
Gambar 5.22 Bagan sistem pembuangan sampah V-45
Gambar 5.23 Potongan tangga V-46
Gambar 5.24 Bagian lift V-47
Gambar 5.25 Bagian eskalator V-47
Gambar 6.1 Double layer glass VI-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENDAHULUAN
A. JUDUL
Pusat Buku Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik
B. PENGERTIAN JUDUL
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada
salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.1
Pusat Buku adalah tempat bagi seluruh penerbit buku menampilkan buku
terbitannya dalam stan atau retail shop.2
Arsitektur Bioklimatik adalah seni merancang bangunan dengan metode hemat
energi yang memperhatikan iklim setempat dan memecahkan masalah iklim dengan
menerapkannya pada elemen bangunan.3
Sehingga dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan Pusat
Buku Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik adalah pusat
perbelanjaan buku di Surakarta yang merupakan gabungan toko-toko buku (retail)
dengan fasilitas pendukungnya dalam konsep one stop shopping yang dirancang
dengan memperhatikan iklim setempat melalui perancangan hemat energi.
C. LATAR BELAKANG
1. Peran Buku dan Pentingnya Membaca
Perkembangan zaman dan teknologi memacu timbulnya ilmu-ilmu dan
informasi baru yang selalu update. Salah satunya didokumentasikan dalam media
cetak yang disebut buku.
1 www.wikipedia.com/buku 2 Artikel PBI dalam www.kompas.com 3 Syarif Hidayat, 2000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Buku dibutuhkan oleh pelajar dan masyarakat umum salah satunya sebagai
referensi pendidikan. Di samping kebutuhan itu, membaca buku juga memiliki fungsi
informatif dan rekreatif. Dengan membaca, orang dapat mengambil manfaat dari
pengalaman orang lain. Membaca menambah pengetahuan seseorang dan
meningkatkan memori serta pemahaman. Membaca membantu seseorang untuk
menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar
tidak sia-sia.4
Peran penting buku dalam masyarakat membuatnya memiliki wadah khusus
untuk menyimpan koleksinya dalam bentuk cetak maupun digital yang dapat
dipinjam atau dibaca di tempat, yaitu perpustakaan. Hubungan perpustakaan dan
buku sangat erat, karena di perpustakaanlah bahan pustaka dikumpulkan, diproses,
dan disebarluaskan (didistribusikan) kepada para pembaca atau pemakai
perpustakaan. Menurut fungsinya, perpustakaan berperan sebagai institusi
penyedia sarana baca bagi masyarakat dan keberadaannya juga berfungsi untuk
mendukung Sistem Pendidikan Nasional. Namun, fenomena yang terjadi sekarang
adalah sedikitnya ketertarikan masyarakat pada perpustakaan, tetapi di lain pihak
beberapa toko buku dan pameran buku mendapat respon yang besar. Hal ini bisa
berarti masyarakat kurang tertarik pada perpustakaan dengan fasilitasnya yang
terbatas atau suasananya yang kurang menarik, kemudian beralih pada toko-toko
buku dan lebih senang berada di sana, walaupun hanya untuk membaca, bukan
untuk membeli.
Tidak berlebihan jika dikatakan membaca dapat memajukan bangsa, karena
membaca bermanfaat sebagai keterampilan untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan. Suatu bangsa tidak akan maju tanpa membaca. Misalnya Jepang
yang dulu terbelakang, tertutup, dan miskin berubah menjadi negara yang maju dan
makmur berkat membaca. Melalui Restorasi Meiji, Jepang secara besar-besaran
menerjemahkan buku-buku dari Barat. Karena itu pula terjadi transfer pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sekaligus kemampuan teknologi masyarakat Jepang menjadi berkembang. Dalam
kurun waktu yang tidak lama, Jepang tumbuh menjadi negara raksasa dengan
teknologi tinggi.
Deskripsi berbeda dapat kita arahkan pada masyarakat Indonesia, membaca
merupakan hal yang belum terakrabi dan asing bagi mayoritas masyarakat kita. Hal
ini terlihat di sepinya perpustakaan dari pengunjung, ditambah kurang perhatiannya
pemerintah dalam menjadikan membaca sebagai kebiasaan. Keadaan
perpustakaan sekolah dan kampus tidak banyak berbeda dengan perpustakaan
daerah. Di Surakarta, perpustakaan daerahnya tidak terlalu mendapat perhatian
yang baik oleh masyarakat. Minimnya koleksi, kurangnya fasilitas, dan juga suasana
yang kurang representatif dirasa menjadi sebab pengunjung kurang tertarik untuk
datang. Alasan yang lain adalah karena belum maksimalnya pemanfaatan teknologi
informasi dalam sistem manajemennya, sehingga menjadi kurang efisien. Hal ini
menyebabkan menurunnya minat baca masyarakat. Apalagi setelah zaman dan
teknologi semakin berkembang, sehingga menciptakan bentuk pelarian sebagai
hobi dan rekreasi lain seperti olahraga, games, musik, dan lain-lain. Fenomena
seperti itu melahirkan kondisi bangsa yang kurang maju dalam berbagai bidang,
yang akan melahirkan sumber daya manusia yang rendah dengan tingkat
pendidikan yang rendah pula. Salah satu penyebab kurangnya minat baca adalah
mahalnya harga buku. Disinyalir hal ini terjadi akibat biaya distribusi yang tinggi.
Keadaan di perpustakaan agak berbanding terbalik dengan yang terlihat di
toko-toko buku. Di tempat yang berfungsi sebagai distributor dan perantara buku ke
masyarakat ini, mendapat animo yang cukup baik. Beberapa toko buku di Surakarta
seperti Gramedia, Toga Mas, Tisera, Karisma dan lain-lain tidak pernah sepi
pengunjung. Walaupun tidak untuk membeli buku, tetapi pengunjung suka
membaca cepat atau sekedar melihat apa saja buku-buku yang baru. Sudah
sewajarnya bila toko buku tidak menyediakan fasilitas untuk pengunjung membaca
di tempat, dan kalaupun ada hanya sebagian kecil dan tidak luas. Namun, hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tidak menjadi soal, karena bila dibanding dengan perpustakaan, suasana dan
koleksi buku di toko buku jauh lebih menyenangkan.
Sama halnya yang terjadi pada pameran buku. Di Surakarta, pameran buku
diadakan berkala 4 atau 6 bulan sekali yang biasanya diselenggarakan di Diamond
Convention Center, Goro Assalaam, Graha Wisata Niaga atau di kompleks Keraton
Surakarta. Kegiatan ini selalu menarik minat pengunjung. Anggapan bahwa buku
masih menjadi barang mahal, adalah salah satu penyebab ramainya pameran-
pameran buku. Hal ini karena pameran buku juga identik dengan diskon besar-
besaran. Selain suka dengan suasana yang berbeda, masyarakat pun cenderung
suka dengan hal yang baru diluar kebiasaan sehari-hari, sehingga bentuk
penginformasian dan pendistribusian buku seperti pameran ini cukup atraktif.
2. Toko Buku dan Perkembangannya
Kegemaran membaca juga menarik bagi kolektor buku. Bagi komunitas ini,
belum merasa puas jika belum memiliki buku yang diinginkan. Seperti halnya
perpustakaan, toko buku juga mendisplay barangnya sesuai kategori masing-
masing untuk mempermudah konsumen mencarinya. Perbedaannya dalam toko
buku, pada umumnya kita tidak diperkenankan membaca berlama-lama di sana. Hal
ini terlihat dengan tidak disediakannya tempat duduk yang cukup untuk membaca.
Tujuan dari toko buku sudah jelas, yakni menjual. Sistem pelayanan dalam toko
buku biasanya berupa self service (swalayan), yaitu dimana pembeli bebas mencari,
memilih dan mengambil barang sesuai yang diinginkan kemudian dibawa ke kasir
untuk dibayar.
Seiring dengan perkembangan zaman, para penjual lebih kreatif lagi dalam
menarik perhatian pengunjung untuk datang ke tokonya. Paling tidak sebelum
membeli, mereka tertarik untuk datang. Perkembangan toko buku dapat dilihat dari
munculnya kafe buku yang merupakan perpaduan antara kafe sebagai tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
makan dan nongkrong dengan toko buku. Buku yang ada di sana juga dapat dibaca
di tempat, menemani saat makan makanan kecil. Suasana yang diberikan cukup
berbeda dan nyaman, karena sebagian orang ternyata menyukai membaca sambil
makan atau minum sesuatu yang ringan.
Munculnya penulis-penulis baru menyebabkan terbit juga buku-buku baru
dan sebaliknya, sehingga dunia perbukuan masih terus dalam siklus yang konstan.
Semakin zaman berkembang dan berubah, akan ada ilmu, informasi dan hiburan
baru sebagai bahan untuk menulis buku. Tidak hanya buku baru yang minati
masyarakat, tetapi juga buku bekas pakai. Demikian juga walaupun perkembangan
teknologi telah menciptakan bentuk buku elektronik tanpa kertas (e-book) dengan
segala kepraktisannya dan bahkan dapat diunduh secara gratis, tetapi bentuk buku
konvensional masih lebih diminati.
Dalam jual beli buku seringkali terjadi hubungan antara minat baca, buku,
penulis, penerbit dan penikmat buku. Hal-hal tersebut dapat saling mempengaruhi
satu sama lain dan dikumpulkan dalam sebuah wadah, maka akan terjadi proses
sosialisasi yang saling mendukung dan saling mempengaruhi.
3. Alternatif Rekreasi Masyarakat Kota
Sering dengan perkembangan kota, maka akan semakin kompleks
permasalahan yang dihadapi kota tersebut maupun warga kotanya, mulai dari
kepadatan sampai dengan kondisi sosial masyarakat, sehingga menimbulkan
kepenatan. Maka dari itu untuk mengantisipasinya diperlukan sarana menyegarkan
kembali pikiran yang selanjutnya disebut dengan rekreasi.
Bentuk rekreasi bermacam-macam, tetapi tidak banyak yang dapat
dilakukan bila berada dalam lingkup kota. Pilihan masyarakat kota untuk rekreasi
kebanyakan adalah menelusuri pusat perbelanjaan atau mengunjungi taman kota.
Disamping itu, ada beberapa bentuk rekreasi sederhana yang bahkan bisa
dilakukan hampir dimana dan kapan saja, yaitu membaca. Masyarakat kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cenderung mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap perkembangan ilmu
dan informasi sekarang serta kecenderungan untuk suka pada hal-hal yang baru.
Salah satu alasan mengapa perpustakaan di sini kurang mendapat perhatian adalah
suasananya yang kurang menarik dan monoton, sehingga masyarakat lebih memilih
datang ke toko-toko buku.
Pemasaran budaya baca dituntut untuk terus mencari pola dan strategi baru,
terutama menyangkut pengemasan aktivitas promosi. Masyarakat memerlukan
suatu fungsi dan wadah yang dapat mengakomodasi kebutuhan mereka akan
bentuk rekreasi lain. Dalam hal ini berarti sebuah alternatif lain untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan sarana rekreasi dan memudahkan untuk mencari buku-
buku yang diinginkan.
4. Kondisi Iklim Surakarta
Surakarta memiliki rata-rata suhu 26,50oC. Suhu tertinggi pada bulan
Oktober mencapai 27,10oC dan terendah terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar
25,90oC.5 Disamping itu, suhu yang dibutuhkan agar dapat beraktifitas dengan baik
adalah suhu nyaman optimal yang berkisar pada 22,8°C - 25,8°C dengan
kelembaban 70%.6 Oleh karena itu, perlu adanya penyesuaian dan keselarasan
antara desain bangunan dan iklim setempat, guna menciptakan kondisi
kenyamanan yang pas untuk penghuninya dan akhirnya merupakan bentuk hemat
energi bagi lingkungan.
Kemunculan aliran-aliran arsitektur dari benua Eropa dan Amerika
membawa dampak besar bagi wajah arsitektur dunia. Kemudian karena pengaruh
benua ini cukup kuat, maka aliran-aliran arsitektur tersebut dengan mudah tersebar
luas, tidak terkecuali di Indonesia. Berbeda dengan negara-negara Eropa, di negara
tropis seperti Indonesia, iklim merupakan salah satu hal yang paling
5 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dipertimbangkan untuk memulai perancangan. Perubahan suhu yang saat ini terjadi
secara global mengakibatkan perubahan pola hidup manusia termasuk pula di
bidang arsitektur perancangan. Bangunan dapat disebut sebagai kulit ketiga
manusia yang berfungsi sebagai ruang untuk menguapkan keringat di kulit dan
kelembaban dinding bangunan. Jendela, pintu, lubang atap atau lubang dinding
diperlukan untuk mengendalikan sinar ultra violet, infra merah dan panas matahari
yang berlebihan. Maka dari itu hendaknya tidak serta merta meniru utuh aliran
arsitektur tersebut tanpa memperhatikan kondisi setempat.
5. Pentingnya Hemat Energi bagi Kelangsungan Hidup
Kenaikan suhu bumi membuat semakin banyak korban jiwa berjatuhan
akibat gelombang panas, banjir, badai, kebakaran hutan, dan kekeringan. Tanpa
disadari, walaupun Indonesia tercatat sebagai salah satu negara penghasil emisi
dalam jumlah kecil, juga tidak terlepas dari tanggung jawab dalam kelestarian
lingkungan. Ancaman banjir dan longsor meningkat, musim tanam berubah, gunung
meletus, dan musim kemarau yang berkepanjangan, tetapi ancaman yang lebih
besar adalah keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia
menjadi kawasan rawan tenggelam akibat naiknya permukaan air laut. Hal tersebut
sebagai dampak mencairnya gunung es di kutub. Pemanasan global juga membawa
pengaruh terhadap faktor kesehatan. Di samping itu, dampak lingkungan yang
sudah terjadi adalah pola cuaca yang tidak menentu, suhu udara semakin
meningkat, bencana banjir dan tanah longsor, bahkan hingga bencana tsunami
yang belakangan rajin mampir ke wilayah Indonesia. Isu Pemanasan Global (Global
Warming) menuntut berkembangnya peran Arsitek dan Perencana Kota dalam
mengelola pembangunan kotanya. Arsitek dan komunitasnya harus tampil
menghasilkan solusi bersama. Arsitek juga diharapkan berperan dalam
menghasilkan semangat dan komitmen untuk menyikapi berbagai permasalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kota kedepannya dan menindaklanjutinya dengan berbagai kegiatan nyata
perancangan dalam memberikan kontribusi bagi penyelamatan bumi kita tercinta.
Energi merupakan komponen penting dalam pembangunan suatu wilayah.
Sebagai motor dari pembangunan, kebutuhan energi akan meningkat sesuai
dengan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitasnya. Sehingga peningkatan
kebutuhan energi dapat menjadi indikator bagi peningkatan pembangunan di suatu
wilayah tersebut. Penggunaan listrik di Kota Surakarta didominasi oleh rumah
tangga dan berikutnya berturut-turut adalah industri dan bisnis.
Hemat energi dalam arsitektur adalah meninimalkan penggunaan energi
tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun
produktivitas penghuninya. Oleh karena itu eksploitasi energi terutama yang
menggunakan bahan baku yang tidak dapat diperbaharuhi, perlu ditangani secara
khusus, mengingat kebutuhan energi dimasa yang akan datang. Energi sebagai
sumber daya vital bagi keberlangsungan hidup manusia. Selama ini kita mengenal
listrik sebagai sumber tak tergantikan untuk menghidupkan lampu, menyalakan AC,
menonton TV dan lain-lain. Kini kita harus berhemat dan menggantikan sumber
energi itu dengan sumber energi yang baru, seperti solar photo voltaic yang
menghimpun panas matahari menjadi energi listrik. Selain itu, memaksimalkan
pengudaraan alami dengan rancangan ventilasi silang, pengunaan void, dan
ventilasi yang benar serta tritisan lebar untuk menangkal panas matahari langsung.
Semua itu dapat mengurangi penggunaan lampu dan AC, sehingga dapat
mengurangi penggunaan energi listrik.
Buku sebagai media baca yang paling umum akan terus bertambah sejalan dengan
ilmu-ilmu dan informasi yang terus terbaharui. Membaca merupakan kegiatan yang
memiliki banyak manfaat terutama bagi pengembangan sumber daya manusia. Membaca
juga merupakan bentuk rekreasi yang simple dan bisa dilakukan siapa saja hampir kapan
dan dimana saja. Kecenderungan masyarakat kota yang senang dengan hal-hal yang baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan diluar kebiasaan dapat menjadi faktor penarik dalam Pusat Buku ini. Pusat Buku akan
dapat mengalihkan perhatian rekreasi masyarakat yang telah lama stuck hanya di sekitar
mall dan tempat-tempat nongkrong lainnya dengan mengajak masyarakat untuk mulai
kembali mencintai buku, sehingga dapat mengisi waktu luang dan tujuan rekreasinya lebih
positif dan edukatif. Kondisi minat baca di Surakarta dipengaruhi oleh minat baca
masyarakat rendah dan sarana yang tidak memadai. Oleh karena itu, Surakarta
membutuhkan wadah untuk memfasilitasi dan menumbuhkan minat baca masyarakat
melalui sarana rekreatif untuk menarik perhatian dan sarana lain untuk menciptakan
budaya membaca.
Secara natural, manusia akan beradaptasi dengan iklim lingkungannya, begitu juga
yang akan diterapkan pada wadah Pusat Buku ini. Salah satu pertimbangan adalah
berbelanja, membaca dan kegiatan yang berkaitan, membutuhkan kondisi nyaman dimana
salah satu strateginya adalah dengan mendekatkan aktivitas tersebut pada alam.
Disamping itu, perencanaan dan perancangan yang berdasar pada iklim dapat bermanfaat
untuk kenyamanan pengguna dan penghematan energi. Selain demi kelangsungan hidup,
hemat energi juga dapat mengurangi biaya operasional dan pembangunan gedung. Oleh
karena itu dipilih pendekatan bioklimatik untuk menyelesaikan perencanaan dan
perancangan Pusat buku ini.
D. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1. PERMASALAHAN
Bagaimana menyusun konsep perencanaan dan perancangan Pusat Buku
sebagai pusat perbelanjaan buku dan sarana rekreasi membaca dengan
menekankan pada aspek-aspek perancangan bioklimatik yang didesain dengan
memperhatikan iklim lingkungan melalui perancangan pasif dan minimum energi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. PERSOALAN
Adapun persoalan dalam perencanaan dan perancangan Pusat Buku di
Surakarta adalah:
Bagaimana penggabungan toko-toko buku dan fasilitas penunjangnya dalam
satu fungsi Pusat Buku
Bagaimana pembuatan Pusat Buku sebagai tempat edukatif sekaligus sarana
rekreasi masyarakat
Bagaimana perealisasian konsep one stop shopping dalam Pusat Buku
Bagaimana perancangan Pusat Buku dengan memperhatikan iklim lingkungan
melalui perancangan pasif dan minimum energi
Bagaimana perancangan tempat penyimpanan buku yang aman dan terhindar
dari gangguan pengguna dan iklim
Bagaimana perencanaan dan perancangan sebuah tempat rekreasi membaca
dengan pendekatan bioklimatik yang mengutamakan kenyamanan
penggunanya dan penggunaan energi yang efisien
E. BATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dibatasi pada faktor-faktor adaptasi bangunan pada iklim
setempat, dan kenyamanan manusia dalam bangunan, kaitannya dengan aktivitas Pusat
Buku dan lain-lain yang berhubungan, dalam sebuah pusat perbelanjaan dan sarana
rekreasi.
F. TUJUAN DAN SASARAN
1. TUJUAN
Adapun tujuan penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Pusat
Buku Surakarta ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a Merencanakan konsep rancang bangun Pusat Buku yang dapat mewadahi
kegiatan jual beli buku dan perlengkapannya serta fasilitas penunjang yang
lengkap.
b Merencanakan Pusat Buku sebagai alternatif sarana rekreasi lain yang edukatif
di Surakarta.
c Merencanakan Pusat Buku dengan menerapkan aspek-aspek bioklimatik
melalui perancangan pasif dan minimum energi.
2. SASARAN
Adapun sasaran penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Pusat
Buku Surakarta ini adalah sebagai berikut:
a. Membuat konsep program ruang yang sesuai dengan aktivitas Pusat Buku di
Surakarta.
b. Membuat konsep site, tampilan fisik, struktur, utilitas dan material bangunan
Pusat Buku dengan menerapkan aspek-aspek dalam Arsitektur Bioklimatik.
G. METODE PEMBAHASAN
1. Menentukan Main Idea
Main idea merupakan ide atau pemikiran awal mengenai objek perencanaan
dan perancangan yang diperoleh dari fenomena yang mungkin sedang terjadi.
2. Menentukan Kutub-Kutub
Kutub-kutub ditemukan pada main idea sesuai dengan kata kunci main idea
tersebut. Fungsi kutub-kutub ini sebagai dasar (pegangan) perumusan konsep
perencanaan dan perancangan dan mempermudah eksplorasi data.
a. Eksplorasi data dilakukan dengan cara:
1) Studi Literatur
Studi yang bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder yang telah diteliti
oleh pihak lain melalui studi kepustakaan maupun studi yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dilakukan oleh berbagai instansi. Data sekunder tersebut antara lain
Teori teori yang berkaitan dengan pembahasan
Artikel dari media masa yang berkaitan dengan pembahasan.
Media pengambilan data :
Gambar digital
Soft file dari internet
Catatan tertulis
2) Studi Komparasi
Studi komparasi dilakukan untuk menambah background knowledge
dengan membandingkan kawasan yang memiliki latar belakang hampir
sama yang sudah ada dengan obyek perencanaan dan perancangan.
3) Studi Lapangan
Dilakukan untuk memperoleh data primer, antara lain :
Kondisi dan potensi yang ada
Kondisi tata guna lahan
Kondisi fasilitas pendukung yang ada
Aktivitas dalam bangunan sejenis
b. Adapun pengolahan data dilakukan dengan cara:
Dalam proses perencanaan dan perancangan Pusat Buku Surakarta ini, pada
tahapan analisis akan dilakukan pengolahan data-data yang telah terkumpul
dan dikelompokkan berdasarkan pemrograman fungsional, performasi dan
arsitektural.
Analisis fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan Pusat
Buku, termasuk kegiatan pengguna, kebutuhan dan aktivitas didalamnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Analisis performasi membahas tentang persyaratan atau kriteria pemilihan
site sebuah pusat buku, persyaratan dan program ruang dalam Pusat
Buku.
Analisis arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil identifikasi
kedua hasil analisis sebelumnya (fungsional dan performasi). Dalam
proses ini akan menganalisis masalah massa, ruang, tampilan, pengolahan
site, material dan struktur bangunan yang menyatukan antara tuntutan
kebutuhan pengguna dengan persyaratan yang ada.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Tahap 1 : Pendahuluan
Berisi tentang judul, pemahaman judul, latar belakang, permasalahan,
persoalan, tujuan dan sasaran, metoda pembahasan, strategi rancang
bangun, dan sistematika pembahasan.
Tahap 2 : Tinjauan Teori
Berisi tentang pembahasan mengenai eksplorasi tentang rekreasi, kegiatan
dalam pusat buku dan perkembangannya, arsitektur bioklimatik dan
aplikasi penekanannya pada perencanaan dan perancangan.
Tahap 3 : Tinjauan Kota Surakarta
Berisi tentang eksplorasi kota Surakarta, keadaan iklim, serta tinjauannya
terhadap minat baca dan aplikasi perkembangannya pada masyarakat.
Tahap 4 : Pusat Buku Surakarta dengan Pendektan Arsitektur Bioklimatik
Bab ini sebagai sebuah kesimpulan (konklusi) konsepsi sementara yang
diperoleh dari input sinkronisasi potensial, prospek dan kendala yang
dimiliki kota Surakarta sebagai fokus dalam kaitannya dengan substansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
utama belanja buku dan membaca sebagai bentuk rekreasi dan fokus
pembahasan yang dihasilkan dalam Pusat Buku.
Tahap 5 : Analisis Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan
Proses penetapan dasar-dasar solusi atau pemecahan masalah dan
persoalan yang dijawab dengan sebuah rancangan desain, baik desain
bangunan dan juga pendukungnya.
Tahap 6 : Konsep Perencanaan dan Perancangan
Merupakan kesimpulan dari analisis yang berupa konsep perancangan
yang dijabarkan dalam beberapa aspek dan bersifat teknis arsitektural.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
POLA PIKIR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN UMUM PUSAT BUKU
1. PENGERTIAN PUSAT BUKU
Pusat Buku merupakan pusat informasi dan distribusi buku. Seperti pada
Pusat Buku Indonesia (PBI) yang terletak di Hypermall Kelapa Gading Jakarta,
tempat ini merupakan tempat bagi seluruh penerbit buku yang tergabung dalam
IKAPI menampilkan buku terbitan mereka. Sedangkan yang membedakan dengan
toko buku atau pameran buku adalah bahwa di tempat ini setiap penerbit
mengambil stan. Jadi, layaknya seperti pameran, tetapi dilakukan sepanjang tahun.1
2. TINJAUAN TENTANG BUKU DAN MEMBACA
a. Bahan Dasar Buku
Bahan dasar buku umumnya adalah kertas, yaitu lembaran yang terbuat
dari selulosa yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambah
beberapa bahan tambahan yang saling menempel dan saling menjalin.
Karakteristik kertas sebagai bahan dasar buku adalah:
Dapat disobek, dan sobekannya akan tampak serat-serat.
Sinar ultra violet berperan dalam merusak kertas, diantaranya
mengakibatkan memudarnya warna bahan cetakan dan tulisan, serta
mengakibatkan kertas menjadi rapuh dan kehilangan kekuatan.
Kertas memiliki sifat higroskopis, pengaruh udara lembab akan
mengakibatkan kertas kehilangan kekuatannya.
Partikel debu yang terdapat dalam udara dapat menimbulkan noda
permanen dalam kertas.
1artikel PBI, www kompas.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Ukuran-ukuran buku
Buku-buku yang beredar memiliki ukuran-ukuran yang bervariasi,
namun pada umumnya buku-buku yang beredar di Indonesia berukuran 16x21
cm untuk ukuran besar, sedangkan untuk ukuran kecil berukuran 10,5x17,5 cm2
Ukuran buku paket didasarkan pada efisiensi penggunaan kertas menurut
Standar Industri Indonesia (SII) adalah 14,5x21 cm. 3
c. Klasifikasi Buku
1) Menururt Ilmu perpustakaan
Menurut Ilmu perpustakaan, buku dibagi menjadi:4
Buku Referensi
Buku bersifat petunjuk, dibaca pada bagian-bagian yang perlu atau
dibutuhkan saja, contohnya kamus, ensiklopedi, bibliografi.
Buku pelajaran/ teks
Buku yang dipakai di sekolah sebagai pegangan belajar, ini sesuai
dengan macam mata pelajaran, contohnya buku matematika, buku ilmu
pengetahuan alam, dsb.
Buku bacaan tambahan (fakta)
Buku yang disajikan secara populer tetapi berisi ilmu pengetahuan,
mudah dan menyenangkan untuk dibaca. Buku ini tidak dipakai oleh
guru sebagai bahan pelajaran, tetapi dianjurkan untuk membacanya
sendiri sebagai penunjang atau penambah pengetahuan yang diberikan
oleh guru di dalam kelas.
2 Sudamia, 1984: 61
3 Sudamia, 1984: 101
4 Soeatminah, 1978
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Buku cerita fiksi
Buku cerita atau novel yang dapat dibaca sebagai hiburan, dan ini ada
tingkatan umur sesuai dengan tingkatan cerita, dari mulai buku
bergambar sampai cerita roman.
2) Menurut Sistem Dewey Decimal Classification (DDC) 5
Menurut sistem klasifikasi DDC, ilmu pengetahuan dibagi dalam 10 kelas
utama. Tiap kelas dari susunan kelas utama itu masing-masing dituliskan
dalam bentuk angka yang terdiri dari tiga bilangan. Sepuluh kelas utama
dalam DDC tersebut adalah:
000 karya filsafat
100 filsafat
200 agama
300 ilmu sosial
400 bahasa
500 ilmu murni
600 teknologi
700 seni
800 sastra
900 sejarah
Kemudian tiap-tiap kelas dibagi lagi menjadi sepuluh kelas, dan terakhir ke
dalam desimal.
3) Menurut materi perdagangan
Menurut materi perdagangan, buku dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Trade Book, yang masuk dalam golongan ini misalnya novel dan
sejenisnya, yang biasanya dibutuhkan oleh masyarakat umum.
Text Book, merupakan buku pegangan yang digunakan untuk SD,
SMP, SMU, dan Perguruan Tinggi.
Reference Book, termasuk ensiklopedia dan kamus.
Profesional Book, yaitu buku-buku yang dibutuhkan oleh orang tertentu
sesuai dengan bidangnya.
5 www.wikipedia.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Pengaruh Perkembangan Teknologi
Hampir semua hal kini ikut terimbasi akibat perkembangan teknologi,
tidak terkecuali buku. Dari jaman kertas papyrus hingga cetakan yang rapi saat
ini, ternyata masih ada lagi bentuk yang lebih sederhana dan terkesan canggih.
Walaupun demikian tidak mengurangi manfaat dan esensi dari media baca itu
sendiri. Sebagai pengembangan dari bentuk konvensional, lahirlah e-book atau
electronic book yang dapat diakses dengan menggunakan alat elektronik
seperti komputer, handphone atau jenis-jenis pengembangannya.
E-book juga merupakan salah satu usaha untuk melestarikan literatur
berbentuk buku yang banyak jumlahnya dan memerlukan biaya perawatan
yang mahal, yaitu dengan melakukan transfer dari bentuk buku ke bentuk e-
book. Dalam hal ini akan banyak ruang dan juga upaya yang dihemat untuk
merawat literatur-literatur tersebut.
e. Jenis Membaca
Membaca adalah pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan
gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian,
pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau
pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam
bacaan. 6
6 Farris, 1993: 304
Gb. 2.1 Electronic book (ebook) (sumber: google image)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Membaca dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu: 7
Membaca Nyaring
Merupakan kegiatan membaca bersama-sama dengan orang lain atau
pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan
perasaan seorang pengarang. Dapat juga dikatakan proses melisankan
sebuah tulisan dengan memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara
tepat, yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca.
Membaca Ekstensif
Merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas, bahan bacaan
yang digunakan bermacam-macam dan waktu yang digunakan cepat dan
singkat dengan tujuan sekadar memahami isi yang penting dari bahan
bacaan dengan waktu yang singkat dan cepat. Macam-macam membaca
ekstensif adalah: 8
Membaca survey, adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran umum isi dan ruang lingkup bahan bacaan, misalnya melihat
judul, pengarang, daftar isi, dan lain-lain.
Membaca sekilas atau skimming, adalah membaca dengan cepat untuk
mencari dan mendapatkan informasi secara cepat untuk mengetahui isi
umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya.
Membaca dangkal, merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh
pemahaman yang dangkal dari bahan bacaan ringan yang kita baca
dengan tujuan mencari kesenangan.
Membaca Intensif
Merupakan kegiatan membaca bacaan secara teliti dan seksama dengan
tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu
7 Nurhadi 1987:143 8 Tarigan, 1985:31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara
kritis.
Membaca Cepat (Speed Reading)
Jenis membaca ini bertujuan agar pembaca dalam waktu yang singkat
dapat memahami isi bacaan secara tepat dan cermat. Jenis membaca ini
dilaksanakan tanpa suara (membaca dalam hati).
3. TINJAUAN PERAWATAN DAN PENJAGAAN BUKU
Standar yang sedang dikembangkan pada penyimpanan buku adalah 220C
240C dan 200C untuk ruang komputer. Suhu tersebut diimbangi dengan 45 50%
kelembaban relatif.9 Untuk mencapainya harus menggunakan peralatan pendingin
udara yang membutuhkan bahan bakar mahal untuk menjalankannya. Maka dari itu,
harus mengupayakan strategi khusus untuk menghindari fluktuasi baik pada
temperatur maupun kelembaban relatif.
Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan
perancangan Pusat Buku ini adalah:
a. Faktor Penyebab Kerusakan Buku
Unsur-unsur yang merusakkan buku dan cara perawatannya antara lain: 10
1) Binatang pengerat
Binatang pengerat, salah satunya adalah tikus terkadang memang suka
memakan apapun termasuk kertas buku. Cara untuk mencegah hal ini
dapat dengan:
Melakukan pemeriksaan teratur dalam tempat penyimpanan buku
apabila menemukan sarang tikus segera dihancurkan
Menggunakan berbagai jenis perangkap tikus
9 Materi Kuliah Ilmu Perpustakaan UNDIP, 2007
10 Maesaroh, 2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Serangga
Serangga perusak buku dapat dihindari dengan menaruh kamper/kapur
barus pada rak-rak buku atau pada waktu menjilid lemnya dicampur dengan
amoniak. Dapat juga dengan menyemprot bahan insektisida. Pembersihan
lantai tanpa membuat adanya keretakan juga dapat mencegah adanya
serangga.
3) Jamur
Udara yang lembab dapat menimbulkan jamur pada buku.
Pencegahannya dapat dengan cara:
Menggunakan 5% larutan thynol yang disemprotkan pada buku yang
terkena jamur.
Mencegah ruangan agar terhidar dari genangan air.
Menempatkan kapur sirih yang dimasukkan ke dalam baskom pada
setiap rak buku. Kapur sirih akan menyerap uap air yang berlebihan
dalam ruangan.
Menempatkan arang pada setiap rak buku, agar tidak terlihat kotor,
arang dimasukkan ke dalam karung kecil dari kain kasa.
Menggunakan sistem fumigasi atau pengasapan.
4) Debu
Selain membuat kotor, debu dapat merusak buku. Alat yang baik/modern
untuk membersihkan debu adalah penghisap debu.
5) Suhu dan Kelembaban
Udara lembab dalam ruang mudah menimbulkan jamur yang merusak
buku. Untuk mencegah lembabnya udara di ruang buku hendaknya
diusahakan ruang tersebut memiliki suhu udara yang stabil pada tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
temperatur tertentu, yaitu 220C 240C dan 200C untuk ruang komputer.
Suhu tersebut diimbangi dengan 45 50% kelembaban relatif.11
6) Cahaya
Cahaya yang biasa digunakan adalah cahaya matahari dan lampu listrik.
Keduanya dapat menghasilkan cahaya ultraviolet yang dapat merrusak
kertas.12 Gelombang cahaya mendorong dekomposisi kimiawi bahan
organik, terutama cahaya ultraviolet yang memiliki energi gelombang lebih
tinggi sehingga bersifat paling merusak.13
Sinar matahari yang langsung mengenai buku/gambar terutama yang
berwarna, bila terjadi berulang kali dapat merusak warna gambar atau
tulisan.
7) Manusia
Perbuatan manusia sengaja maupun tidak sengaja dapat juga merusak
koleksi buku. Hal ini dapat dicegah kerusakan dengan cara:
Tidak menyusun buku terlalu padat dalam rak buku.
Menghindari membawa buku yang terlalu banyak, karena bisa
menyebabkan buku jatuh.
Memberi sangsi atau denda pada pelaku perusakan buku.
Memperbaiki kerusakan kecil dengan segera agar tidak merembet ke
lembaran yang lain.
Mengadakan kontrol kontinyu terhadap para pengguna perpustakaan.
8) Banjir
Buku bila terkena air akan berkerinyut bila telah kering, air juga dapat
menyebabkan lepasnya jilidan, meinimbulkan flek-flek warna pada buku.
11 Materi Kuliah Ilmu Perpustakaan UNDIP, 2007
12 Razak et al, 1992
13 Dureau dan Clements, 1990
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bila terjadi banjir, cara yang dilakukan adalah:
- Bila buku basah, keringkan dengan kain katun halus sebelum
membukanya, lalu keringkan secara alami.
- Menggunakan kipas angin untuk mengeringkan secara alami.
- Untuk membersihkan dari lumpur dapat dengan kapas yang telah
dibasahi air.
Memeriksa sumber-sumber air, seperti pipa, ditempat pemanas pusat
atau sistem pendingin udara, seperti halnya pipa air di kamar mandi,
dapur, laboratorium, atau fasilitas ruang kerja secara teratur.
Saluran air dan pipa bawah tanah perlu dijaga kebersihannya, dan
beberapa atap atau jendela yang rusak diperbaiki segera mungkin.
Menghindari perencanaan basement untuk ruang koleksi buku dan
ruang baca untuk mengantisipasi juga bila terjadi gempa bumi.
9) Kebakaran
Api jelas sangat berbahaya bagi buku dan barang-barang lainnya. Hal-hal
untuk mencegahnya antara lain:
Rutin memeriksa jaringan listrik gedung.
Meletakkan alat-alat pemadam kebakaran di tempat yang tepat dan
mudah terjangkau.
Menjauhkan dari bahan-bahan yang mudah menimbulkan api, misal
bahan kimia.
Tidak diperkenankan merokok di dalam ruang.
Sebaiknya kabel listrik, dan saluran penyedia listrik tidak melewati area
penyimpanan, untuk mengurangi kemungkinan bahwa kebakaran akan
menyebar melalui tempat itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Material dan peralatan harus tahan api dan ketika dipanaskan tidak
mengeluarkan uap racun yang membahayakan kepada material
perpustakaan atau para pembaca.
b. Persyaratan Perancangan Perpustakaan14
1) Penyimpanan Bahan Pustaka
Rak Buku
- Rak harus dibuat secara kuat menopang secara penuh semua item
yang ditempatkan di atasnya dan tidak mudah terbakar. Bahan
pembuatan yang ideal adalah metal, tetapi sebaiknya tidak memiliki
ujung yang tajam atau menonjol
- Rak yang paling rendah harus dinaikkan dari lantai, minimal 10 cm
sehingga bila terjadi banjir atau lantai basah karena pel dapat
dihindarkan.
- Memperhatikan lokasi rak yang tidak menghadap keluar dinding,
sejajar dengan aliran udara untuk meningkatkan ventilasi udara
yang bagus, dan dengan jalan (gang) dengan ukuran cukup untuk
memudahkan gerakan dan penanganan item secara hati-hati.
- Rak harus dijaga kebersihannya dan diperiksa secara teratur tanda-
tanda karat, atau jika kayu lapuk atau dimakan serangga pemakan
kayu.
- Tidak meletakkan rak berhimpitan dengan didnding secara
langsung, karena hal ini dapat menciptakan kantung dari genangan
air di mana jamur dan serangga dapat hidup.
14 Ross Harvey, 1993 dalam Tamara A. 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lemari Kaca
Lemari kaca harus terbuat dari konstruksi yang kuat, sehingga tidak
mudah bergeser secara tidak sengaja, dan harus disesuaikan dengan
kunci keamanan. Lemari kaca dikhususkan bagi buku-buku khusus.
Meja dan kursi baca
Harus cukup besar untuk menopang item secara penuh dan
memberikan ruangan bagi pengguna untuk bekerja dengan nyaman.
Meja sebaiknya mempunyai suatu permukaan yang datar dan tidak ada
tonjolannya. Pemilihan kursi diutamakan pada bahan yang nyaman,
memiliki bantalan yang empuk dan lengan kursi bila memungkinkan.
2) Keamanan Bahan Pustaka
- Keamanan di dalam perpustakaan adalah suatu aspek pemeliharaan
pencegahan yang penting. Keamanan berhubungan dengan
pencegahan kerusakan dari air, api dan pencurian, dan juga
memperhatikan bencana alam, seperti: angin topan atau gempa bumi,
tergantung kepada fenomena manakah dapat mungkin terjadi pada
suatu daerah tertentu.
- Untuk mencegah pencurian koleksi, cara-
cara seperti pemeriksaan tas, atau sistem
magnetis dan elektronik dapat dilakukan.
Menyediakan pula tempat penitipan
barang seperti pada toko buku atau loker
seperti pada perpustakaan.
- Mengurangi jumlah pintu masuk dan keluar, baik itu pintu yang biasa
maupun yang tidak biasa (jendela, saluran penyediaan, saluaran
pembuangan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Persyaratan Ruang 15
a) Fleksibilitas
Fleksibilitas penggunaan ruang adalah suatu sifat kemungkinan dapat
digunakannya sebuah ruang untuk bermacam-macam sifat dan
kegiatan, dan dapat dilakukannya pengubahan susunan ruang sesuai
dengan kebutuhan tanpa mengubah tatanan bangunan. Perencanaan
Pusat Buku yang fleksibel dapat diaplikasikan dengan furniture (rak
buku, meja, kursi) dan sekat dinding yang tidak permanen (dapat
dipindah-pindah). Dinding permanen digunakan pada ruang tangga,
toilet, lift, dan pipa terletak di core, sehingga tidak mengganggu
sirkulasi. Fleksibilitas bangunan juga dapat diciptakan dengan
menggunakan desain terbuka (open plan design), yaitu meminimalisasi
ruang-ruang tertutup sehingga menciptakan area-area yang longgar
terbuka dan menyatu, serta dapat menciptakan hubungan yang
informal dalam Pusat Buku.
b) Aksesibilitas
Aksesibilitas disini maksudnya desain yang mudah digunakan,
nyaman, aman, manusiawi dan tidak diskriminatif. Pencapaian menuju
elemen-elemen di dalam bangunan harus mudah dan tidak boleh
membingungkan baik pengelola maupun pengunjung. Bila perlu
menyediakan peta atau papan tanda di beberapa tempat. Aksesibilitas
juga mencakup pengguna difabel. Menyediakan ramp dan toilet
khusus adalah beberapa contoh yang dapat dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Kenyamanan
Kenyamanan merupakan syarat mutlak dalam Pusat Buku.
Kenyamanan dapat dicapai salah satunya karena faktor kebisingan.
Oleh karena Pusat Buku juga merupakan tempat baca, maka
memerlukan ruang yang tidak bising. Selain penataan ruang dan
furniture yang sesuai, hubungan ruang dengan iklim luar juga perlu
diperhatikan. Maka dari itu perlu penggunaan pencahayaan serta
penghawaan yang tepat.
d) Keamanan
Keamanan bagi seluruh koleksi yang ada selalu merupakan hal yang
penting bagi sebuah toko buku dan perpustakaan. Berbagai cara
pengamanan dapat ditempuh untuk mengurangi tindakan pencurian
atau perusakan ataupun mengontrol pengunjung yang akan
melakukan pembelian atau peminjaman. Sistem kontrol keamanan
terhadap koleksi mempunyai rangkaian yang saling berkaitan antara
sistem-sistem sebagai berikut:
Keamanan sirkulasi koleksi dilakukan tanpa mengurangi
kenyamanan pengunjung dan efisiensi ruang. Bangunan yang
konvensional menerapkan sistem penitipan tas dan jaket pada
loker bagi pengunjungnya. Sistem tersebut mengandung
kelemahan:
Penyediaan loker yang tidak sedikit untuk jumlah pengunjung
yang banyak.
Merepotkan pengguna karena harus meningalkan beberapa
barangnya di loker.
Pada bangunan modern sistem yang diterapkan adalah alat
elektromagnetik. Masing-masing koleksi dilengkapi dengan pita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
magnetik yang dapat dinetralisir oleh bagian kontrol, sedangkan
unit detektor diletakkan pada jalur keluar pengguna di bagian
kontrol.
Kemananan koleksi dari keteladanan pengguna. Sistem yang
paling optimal adalah mengumpulkan area baca pada beberapa
kelompok sehingga memudahkan pengawasan.
Keamanan koleksi dari kebakaran berhubungan dengan sistem
pencegahan kebakaran oleh utilitas bangunan, penyediaan
sprinkler, smoke detector, alarm, hydrant, dsb, yang disesuaikan
dengan fungsi ruang. Pada ruang yang menyimpan koleksi-koleksi
buku direkomendasikan penggunaan alat pemadam kebakaran
tanpa air (bubuk).
4. TINJAUAN MEDIA DISTRIBUSI BUKU
a. Perpustakaan
Perpustakaan adalah lembaga pengumpulan koleksi, termasuk tulisan,
cetakan atau materi audio visual yang kemudian dikelola untuk pelayanan
belajar dan penelitian bagi masyarakat umum. 16
Perpustakaan dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan buku-buku
dan bahan-bahan pustaka lainnya yang diorganisasikan dan diadministrasikan
untuk bacaan, konsultasi dan belajar. 17
Kegiatan yang ada di perpustakaan
adalah:
Kegiatan pembinaan bahan koleksi
Yaitu kegiatan mengumpulkan, mengadakan, menyediakan bahan koleksi
untuk dijadikan koleksi perpustakaan. Kegiatan ini dilakukan dengan
16 Encyclopedia Britanica, 1960
17 Tjoen, 1966
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemilihan bahan pustaka, pelaksanaan pengadaan bahan koleksi dan
inventarisasi bahan pustaka.
Kegiatan pengolahan bahan koleksi
Yaitu kegiatan pempersiapkan bahan koleksi yang telah diperoleh, agar
dengan mudah dapat diatur di tempat-tempat penyimpanan sehingga
memudahkan pengguna dalam mencari bahan koleksi perpustakaan yang
diperlukan.
Kegiatan pelayanan
Yaitu kegiatan yang meliputi bentuk pelayanan dan sistem pelayanan,
b. Toko Buku
Toko buku adalah sebuah tempat, dapat berupa bangunan atau ruang
yang di dalamnya menjual berbagai jenis buku yang tersusun rapi di rak-rak
buku dan alat-alat yang terkait dengan buku itu sendiri. 18
Beberapa jenis toko buku, antara lain:19
1. Penjualan Buku Eceran
Toko buku yang menjual buku eceran terdiri dari dua jenis, yaitu toko yang
hanya menjual buku dan toko buku yang juga menjual barang-barang lain
berupa alat tulis, perlengkapan sekolah dan kantor, alat olahraga, serta
pernak-pernik.
Penjualan buku eceran memiliki karakter sebagai berikut:
Buku-buku yang diperjualbelikan adalah buku-buku terbitan baru.
Tidak ada tawar-menawar dan harga buku yang ditawarkan sudah
merupakan harga standar.
18 www.wikipedia.com
19 TA Yudhi Herwibowo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Buku-buku didapatkan melalui kiriman dari penerbit serta
cybermarketing.
Sifat penjualan aktif, biasanya buku dikelompokkan dalam rak buku
sesuai dengan jenisnya.
2. Penjualan Grosir
Karakter yang terdapat pada sistem penjualan seperti ini adalah:
Harga yang ditawarkan jelas. Biasanya penjual sudah memiliki standar
harga dan potongan/diskon yang tetap. Tidak terjadi tawar menawar
seperti pada penjualan buku bekas.
Pembeli yang datang biasanya kontinyu membeli.
Penjual buku grosir menerima kiriman buku-buku baru dari penerbit dan
melalui cybermarketing (pembelian melalui internet).
Sifat penjualan tidak aktif, diperuntukkan oleh toko-toko buku yang
membeli dengan sistem borongan sehingga hanya dibutuhkan gudang
dan tempat meletakkan buku sampel maupun katalog.
3. Penjualan Buku Bekas
Karakter khas yang terdapat pada sistem penjualan seperti ini adalah:
Buku yang diperjualbelikan ditumpuk begitu saja, biasanya disesuaikan
dengan jenisnya. Hal ini menyulitkan pembeli karena mereka harus
mencari sendiri buku yang diinginkan di dalam tumpukan-tumpukan
tersebut.
Terjadi tawar menawar harga antara penjual dengan pembeli. Hal ini
disebabkan karena tidak ada patokan harga yang pasti dari penjual
karena buku yang diperjualbelikan adalah buku bekas.
Penjual buku bekas menerima kiriman buku bekas dari tukang loak
maupun persewaan-persewaan buku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Persewaan Buku
Adalah jenis usaha jasa yang menyewakan buku bacaan kepada orang-
orang yang telah mendaftar menjadi anggota. Biasanya berupa bacaan ringan
seperti novel, komik dan majalah. Bedanya dengan perpustakaan, di
persewaan buku, buku disewakan dengan tarif yang sudah ditentukan. Bagi
kalangan menengah persewaan buku sangat diminati, karena melihat
terbatasnya koleksi perpustakaan terutama pada buku bacaan ringan, ditambah
lagi bila membeli buku di toko buku masih dirasa mahal.
B. TINJAUAN PUSAT BUKU SEBAGAI MODERN MARKET
1. TINJAUAN MODERN MARKET
Modern market atau lebih sering dikenal masyarakat sebagai mall, ialah suatu
wadah yang berupa gabungan dari retail shop atau tenant. Perbedaannya dengan
pasar konvensional, modern market tidak hanya fokus pada aktivitas jual belinya
saja, tetapi juga kegiatan penunjang untuk membuat suasana dan pengunjungnya
betah. Modern market
sehingga para pengunjung mall tidak hanya tertarik untuk mencari barang
kebutuhannya saja, tetapi sekaligus menikmati kegiatan berbelanjanya melalui
tampilan eksterior dan interior. Kelebihannya yang lain, modern market mampu
menyajikan sarana rekreasi sekaligus sebagai tempat memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat. Oleh karena itu, modern market mampu menghadirkan nilai lebih
dalam berbelanja dan hal tersebut juga sering diwujudkan dalam konsep modern
market seperti dimana modern market menyediakan tenant-
tenant yang sangat lengkap, serta 20
20 Tabloid Media Mix, Januari 2006 dalam TA Fathurrahman, 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Unsur-unsur Modern Market
Shopping mall merupakan penggambaran dari kota yang terbentuk oleh
elemen-elemen, antara lain: 21
1) Anchor (magnet)
Perwujudan dari nodes yang dapat pula berfungsi sebagai landmark,
berupa plaza dalam shopping mall.
2) Secondary Anchor ( magnet sekunder)
Perwujudan dari districts yang berupa toko-toko pengecer, retail store,
supermarket, superstore.
3) Street Mall
Perwujudan paths berupa pedestrian yang menghubungkan magnet-
magnet.
4) Landscaping (pertamanan)
Perwujudan dari edges yang merupakan pembatas pertokoan di tempat-
tempat luar.
b. Pola Sirkulasi Modern Market
Pola sirkulasi antar retail dalam mall dapat dibedakan sebagai berikut: 22
1) Selasar satu ruang.
Dipakai untuk sistem peruangan terbuka/tertutup. Sirkulasi ini paling efektif
dan nyaman bagi konsumen, tetapi kurang efisien karena penggunaannya
hanya untuk satu arah.
21 Lien Edgar, P.Eng. Shoping Mall Center Planing Development and Administration, dalam Fathurraman 2009
22 Lien Edgar, P.Eng. Shoping Mall Center Planing Development and Administration, dalam Fathurraman 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Selasar dua arah.
Pemakaian sistem ini lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan sistem
satu ruang. Pemakaian system ini dapat digunakan untuk pola peruangan
terbuka maupun tertutup.
3) Dua selasar tiga ruang.
Sistem ini adalah pembagian dari sitem satu arah dan dua arah, dapat
menggunakan system peruangan terbuka atau tertutup.
4) Perkembangan dari penggunaan sitem peruangan empat arah.
Sistem ini dapat lebih efektif, fleksibel dan efisien.
2. ARSITEKTUR REKREATIF
Rekreatif adalah bersifat rekreasi yaitu menghibur dan menyenangkan yang
merupakan salah satu strategi untuk menarik pengunjung datang dalam Pusat Buku
Surakarta dan selanjutnya dapat meningkatkan minat baca. Beberapa pengertian
mengenai desain arsitektur rekreatif adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Merupakan respon dari tujuan suatu perencanaan yang mengandung muatan
rekreasi. Adalah desain yang bebas, non-formal untuk menghilangkan penat
yang merupakan bentuk pengaplikasian dari lingkungan dan site yang
mendukung. 23
- Desain yang bertujuan menciptakan keindahan, menghadirkan suasana yang
rekreatif melalui penataan interior. 24
- Desain yang memanfaatkan potensi alam sebagai konsep awal yang menarik
untuk digali lagi sesuai dengan kebutuhan perancangan. 25
- Merupakan cermin kebosanan terhadap suatu desain yang kosong, permainan
warna yang sedikit dan hanya mengedepankan fungsi tanpa peduli kebutuhan
pengguna. 26
23 www.astudio.or.id
24 www.archdaily.com
25 Bali Post, edisi 3 Juni 2007
26 www.astudio.or.id
Gb 2.3 Fasade rekreatif (sumber: google image)
Gb 2.4 Interior rekreatif (sumber: google image)
Gb 2.5 Pemanfaatan alam pada fasade (sumber: google image)
Gb 2.6 Fasade interaktif (sumber: google image)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Desain rancangan yang memiliki karakter santai, nyaman, menyenangkan dan
mengundang orang untuk berkunjung. 27
Berdasar beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan suatu
desain yang rekreatif adalah desain yang memiliki tidak biasa, unik dan atraktif
dalam warna-warna cerah dengan permainan massa bebas dan menarik dimana
orientasinya dihadapkan pada lansekap yang menarik dan memanfaatkan view
sekitar.
C. TINJAUAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
Bangunan dapat disebut sebagai kulit ketiga manusia yang berfungsi sebagai
ruang untuk menguapkan keringat di kulit dan kelembaban dinding bangunan. Jendela,
pintu, lubang atap atau lubang dinding diperlukan untuk mengendalikan sinar ultra violet,
infra merah dan panas matahari yang berlebihan. Maka dari itu hendaknya tidak serta
merta meniru utuh aliran arsitektur tersebut tanpa memperhatikan kondisi setempat.
Fenomena tentang mewahnya arsitektur modern yang dilomba-lombakan tiap
negara untuk mempercantik kota mereka, nyatanya tidak sedikit pula gaya arsitektur
tersebut yang sebenarnya tidak cocok bila diterapkan di iklim tropis, seperti Indonesia.
Oleh karena itu perlu adanya penyesuaian dan keselarasan antara desain bangunan
dan iklim setempat, guna menciptakan kondisi kenyamanan yang pas untuk
penghuninya dan akhirnya merupakan bentuk hemat energi bagi lingkungan.
Ken Yeang, merumuskan pendekatan berbasis iklim sebagai: Ecological design,
is bioclimatic design, design with the limate of the locality, and low energy design. Yeang
menekankan pada integrasi kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi
27 digilib.itb.ac.id
Gb 2.7 Karakter santai dalam interior (sumber: google image)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tapak, program bangunan, konsep desain dan sistem yang tanggap pada iklim,
penggunan energi yang rendah, diawali dengan upaya perancangan secara pasif
dengan mempertimbangkan bentuk, konfigurasi, façade, orientasi bangunan, vegetasi,
ventilasi alami, warna. Integrasi tersebut dapat tercapai dengan mulus dan ramah,
melalui tiga tingkatan, yaitu:
Integrasi fisik dengan karakter fisik ekologi setempat, meliputi keadaan tanah,
topografi,air tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya.
Integrasi sistem-sistem dengan proses alam, meliputi: cara penggunaan air,
pengolahan dan pembuangan limbah cair, system pembuangan dari bangunan dan
pelepasan panas dari bangunan dan sebagainya.
Integrasi penggunaan sumber daya yang mencakup penggunaan sumberdaya alam
yang berkelanjutan.
1. PENGERTIAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
Arsitektur Bioklimatik merupakan arsitektur yang berlandaskan pada
pendekatan desain pasif dan minimum energi dengan memanfaatkan energi alam
iklim setempat untuk menciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya. Dicapai
dengan organisasi morfologi bangunan dengan metode pasif antara lain konfigurasi
bentuk massa bangunan dan perencanaan tapak, orientasi bangunan, disain
fasade, peralatan pembayangan, instrumen penerangan alam, warna selubung
bangunan, lansekap horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah.28
Arsitektur Bioklimatik merupakan seni merancang bangunan dengan metode
hemat energi yang memperhatikan iklim setempat dan memecahkan masalah iklim
dengan menerapkannya pada elemen bangunan. 29
28 Jimmy Priatman, 2002 29 Syarif Hidayat, 2000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Arsitektur bioklimatik mengusung desain yang dapat beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan iklim sehingga setiap orang yang beraktivitas di bangunan
ini merasakan kesan nyaman dan akrab. Mereka seperti berada di bawah
rindangnya tumbuhan. Iklim pada umumnya terdiri atas beberapa bagian, di
antaranya hujan, panas, lembab, dan dingin.
2. MANFAAT DESAIN BIOKLIMATIK
Secara umum manfaat penerapan desain bioklimatik adalah:
Mengurangi konsumsi energi dengan memanfaatkan unsur alam.
Melakukan perlindungan terhadap ekosistem.
Meningkatkan produktivitas kerja karena didasarkan pada kebutuhan
kenyamanan termal penghuninya.
Berpengaruh baik terhadap kesehatan karena menggunakan unsur-unsur yang
alami.
3. ASPEK-ASPEK BIOKLIMATIK
a. Iklim
1) Radiasi Matahari
Panas dihantarkan matahari hanya dengan satu proses saja yaitu
radiasi. Radiasi ini akan mengalir dari suatu ruang yang lebih panas
menuju suatu ruang yang lebih dingin.
Dalam perancangan pencahayaan alami, cahaya matahari
dihindarkan masuk langsung ke dalam ruangan, karena adanya kerugian
yang dapat ditimbulkan. Kerugian tersebut adalah pemanasan ruangan
yang terkena cahaya matahari langsung. Hal ini dapat dikurangi jika
cahaya matahari direfleksikan oleh benda yang berada di luar bangunan
sebelum masuk ke dalam ruangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sinar matahari berasal dari:
Sinar matahari yang langsung tanpa halangan apapun.
Sinar matahari yang berasal dari pantulan-pantulan awan. Kedua sinar
matahari tersebut disebut berasal dari langit.
Sinar matahari refleksi luar, yakni hasil pemantulan cahaya dari benda-
benda yang berdiri di luar bangunan dan masuk ke dalam ruangan
melalui bukaan.
Sinar matahari refleksi dalam, yaitu hasil pemantulan cahaya dari
benda-benda yang dekat sekitar bangunan kita maupun benda-benda
dan elemen dalam ruangan itu sendiri. Termasuk disini adalah cahaya
yang terpantul dari tanah/halaman, taman rumput, pepohonan,
pengerasan halaman, dan sebagainya, yang terpantul lagi ke bagian-
bagian bangunan dan dipantulkan lagi ke bidang kerja dalam ruangan
Aspek perencanaan untuk mengatasi radiasi matahari adalah:
Pembayangan, yaitu suatu cara untuk mengelakkan sinar matahari
yang berlebihan.
Pemanasan / pendinginan,
Orientasi atap pemanasan, yang dapat dicapai dengan orientasi massa
bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Angin
Angin merupakan udara yang bergerak yang disebabkan oleh
pemanasan lapisan-lapisan yang berbeda. Angin yang diiginkan dalam
kondisi nyaman adalah angin lokal, sepoi-sepoi yang dapat memperbaiki
iklim mikro. Aspek perencanaannya adalah sebagai berikut:
Gerakan angin kawasan
Aliran udara dalam bangunan
Treatment udara sejuk
Distribusi kecepatan udara interior
Aliran udara vertikal
Pengaruh angin / udara
3) Cahaya
Cahaya merupakan komponen lain dari sinar matahari yang secara
alami dapat digunakan sebagai penerangan ruang. Cahaya dalam keadaan
nyaman yang dibutuhkan adalah intensitasnya yang hangat, tidak terlalu
silau, tetapi tetap terang. Aspek perencanaannya adalah sebagai berikut:
Distribusi dan kuantitas pencahayaan alami
Pencahayaan tanpa glare dan panas
Karakter visual elemen bangunan
b. Arsitektur Setempat
Arsitektur tradisional merupakan hasil dari proses trial and error dari
para leluhur. Proses ini didasarkan pada aspek geografi, geologi dan iklim
setempat dipadukan dengan sosial kemasyarakatan dan dan kepercayaan
yang berkembang pada saatitu. Berdasarkan hal tersebut maka timbulah ciri
khas dari berbagai bentuk dan gaya arsitektur di seluruh dunia yang berbeda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari masa ke masa. Beberapa penyelesaian arsitektur di daerah topis lembab,
antara lain :
1) Atap
Untuk daerah tropis lembab digunakan atap miring berupa atap pelana,
limasan atau panggang pe dari plat/lembaran monolitik. Pada perancangan
perlu memperhatikan :
Tritisan lebar dapat melindungi dinding dan jendela dari cahaya
matahari dan hujan.
Kemiringan atap dapat mengalirkan air hujan sebelum merembes ke
dalam bahan bangunan. Setiap atap memiliki sudut kemiringan
optimum tertentu.
Digunakan konstruksi atap 2 lapis untuk mendapatkan atap yang lebih
dingin. Fungsi lapisan luar adalah melindungi lapisan dalam dari
cahaya matahari. Ruang diantara kedua lapisan untuk pembuangan
panas melalui ventilasi silang. Lubang keluar udara terletak pada atap
tinggi.
2) Dinding
Dinding akan menjadi panas bila tidak dilindungi dari radiasi matahari dan
akan meneruskan panas ke dalam ruangan. Dinding utara dan selatan
tidak begitu banyak menerima radiasi kiarena sudut jatuh cahaya cukup
besar.
Tanah disekitar bangunan harus di teduhi/diberi tanaman untuk
mencegah pemantulan pada dinding.
Tembok pagar berwarna cerah tetapi tidak memantul pada dinding
bangunan.
Bidang dinding dibuka selebar mungkin untuk mendapat ventilasi siang
yang diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Konstruksi ringan dan modern dengan dinding tipis dan lubang lubang
yang diperlukan untuk pencahayaan dan penghawaan, dilindungi oleh
tritisan.
3) Lantai
Bangunan dapat didirikan di atas tiang untuk mendapatkan ventilasi
silang yang baik, karena perbedaan temperatur tanah dan udara hanya
sedikit. Gerakan udara ke bawah bangunan bisa menguntungkan,
bangunan aman dari banjir dan binatang kecil.
Bangunan yang tidak berdiri diatas tiang harus memiliki jarak yang
cukup dari tanah untuk mencegah masuknya air, kotoran dan binatang.
Pemakaian lantai batu dianjurkan untuk pengudaraan yang alamiah
karena konstruksinya terbuka, sangat dipengaruhi iklim. Lantai batu
buatan yang licin (teraso) sangat mudah dirawat.
Pemilihan warna lantai yang terkena cahaya matahari dengan
kompromi antara pencegahan kesilauan di satu pihak dan
penghindaran penyerapan panas di pihak lain.
4. DESAIN HEMAT ENERGI
Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi
produk industri terus berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan.
Konsep pembangunan arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam
penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan,
hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan. Desain rancang bangunan
memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya
alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara
pada siang hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout
sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan
material ramah lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap
(roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun,
pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).
5. KENYAMANAN TERMAL
a. Teori
Kenyamanan secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
kenyaman visual (dari aspek pencahayaan) dan kenyamanan termal (dari
aspek penurunan dan penaikan suhu ruang). Ukuran kenyamanan penghuni
secara fisik, sosial dan ekonomi, dicapai melalui penggunaan sistem-sistem
dalam bangunan yang alamiah, ditekankan pada sistem pasif, pengendalian
iklim dan keselarasan dengan lingkungannya. Bentuk dan orientasi bangunan
didasarkan pada selaras dengan alam sekitarnya, kebutuhan penghuni dan
iklim, tidak mengarah pada bentuk bangunan atau style tertentu, tetapi
mencapai keselarasan dengan alam dan kenyamanan penghuni dipecahkan
secara teknis dan ilmiah.
Teori Fanger, Standar Amerika (ANSI/ASHRAE 55-1992), Standar
Internasional untuk kenyamanan termis dan Szokolay (dalam
menyebutkan hal yang sama, yaitu
kenyamanan tergantung pada variabel iklim (matahari/radiasinya, suhu udara,
kelembaban udara, dan kecepatan angin) dan beberapa faktor subyektif seperti
pakaian, aklimatisasi, usia dan jenis kelamin, tingkat kegemukan, tingkat
kesehatan, jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta warna kulit.
Menurut penelitian Lippsmeier, batas-batas kenyamanan manusia untuk
daerah khatulistiwa adalah 19°C TE (batas bawah) 26°C TE (batas atas).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada temperatur 26°C TE umumnya manusia sudah mulai berkeringat. Daya
tahan dan kemampuan kerja manusia mulai menurun pada temperatur 26°C
TE 30°C TE. Kondisi lingkungan yang sukar mulai dirasakan pada suhu
33,5°C TE 35,5 °C TE, dan pada suhu 35°C TE 36°C TE kondisi lingkungan
tidak dapat ditolerir lagi. Produktifitas manusia cenderung menurun pada
kondisi udara yang terlalu dingin atau terlalu panas. Produktifitas kerja manusia
meningkat pada kondisi suhu yang nyaman. 30
Sementara itu, Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi
Energi pada Bangunan Gedung yang diterbitkan oleh Yayasan LPMB-PU
membagi suhu nyaman untuk orang Indonesia atas tiga bagian sebagai berikut:
Tabel. Suhu Nyaman menurut Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi pada
Bangunan (Sumber: data Yayasan LPMB-PU)
Berdasar penelitian tersebut maka suhu yang dibutuhkan agar dapat
beraktivitas dengan baik adalah suhu nyaman optimal (22,8°C - 25,8°C dengan
kelembaban 70%). Padahal angka ini berada di bawah kondisi suhu udara di
Indonesia yang dapat mencapai angka 35°C dengan kelembaban 80%. Maka
dari itu, untuk menyiasatinya dan mendapatkan suhu nyaman optimal, perlu
dengan pendekatan desain.
30 Idealistina , 1991
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Penerapan Desain Bioklimatik
Pendekatan desain yang dimaksud diatas, yaitu:
1) Orientasi Bangunan
a) Orientasi terhadap matahari (Pencahayaan)
Semakin luas bidang yang menerima radiasi matahari secara
langsung, semakin besar juga panas yang diterima bangunan. Dengan
demikian, bagian bidang bangunan yang terluas (bangunan yang
bentuknya memanjang) sebaiknya mempunyai orientasi ke arah Utara-
Selatan sehingga sisi bangunan yang pendek, (menghadap Timur
Barat) yang menerima radiasi matahari langsung.
Gb 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya (sumber: The European Commission)
b) Orientasi terhadap Angin (Penghawaan)
Posisi bangunan yang melintang terhadap angin primer sangat
dibutuhkan untuk pendinginan suhu udara.
Gb 2.9 Orientasi terhadap angin (sumber: www.digilib.unnes.com)
Jenis, ukuran, dan posisi lobang jendela pada sisi atas dan bawah
bangunan dapat meningkatkan efek ventilasi silang (pergerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
udara) di dalam ruang sehingga terjadi penggantian udara panas
di dalam ruang dengan menghindari meningkatnya kelembaban
udara.
Untuk menambah kecepatan udara terutama pada saat panas,
bagian inlet udara ditempatkan di bagian atas, dengan luas outlet
sama atau lebih besar dari inlet dan tidak ada perabot yang
menghalangi gerakan udara di dalam ruang.
Bukaan jendela (jalousie atau louvered) dapat membantu udara
langsung ke tempat-tempat yang membutuhkan.
Memberi ventilasi pada ruang antara atap dan langit-langit
(khususnya bangunan rendah) sangat perlu agar tidak terjadi
akumulasi panas pada ruang tersebut. Panas yang terkumpul
pada ruang tersebut akan ditransmisikan ke ruang di bawah langit-
langit tersebut.
Ventilasi silang
2) Elemen Arsitektur
a) Pelindung Matahari
Apabila posisi bangunan pada arah Timur dan Barat tidak dapat
dihindari, maka pandangan bebas melalui jendela pada sisi ini harus
dihindari dengan menggunakan elemen pelindung matahari, seperti:
Gb 2.10 Ventilasi Silang Bangunan Tropis (Sumber: Lippsmeier 1980)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Efektif digunakan pada bidang
bangunan yang menghadap
Utara Selatan:
1. Cantilever (overhang)
2. Horizontal Louver Overhang
Elemen Pelindung Shading Coeffisient Cantilever (overhang) Horizontal Louver Overhang Panel (awning) Horizontal Louver Screen Egg crate Vertical louver (moveable) Vertical Louver (permanent)
0,25 0,20 0.15
0,60 0,10 0,10
0,15 0,10 0,30
Tabel. Angka Shading Coefficient (S.C). (Sumber: Concepti In The Thermal Comfort, M. David Egan
b) Material dan Warna
Panas masuk ke dalam bangunan melalui proses konduksi
(lewat dinding, atap, jendela kaca) dan radiasi matahari yang
ditransmisikan melalui jendela/kaca. Besar radiasi matahari yang
ditransmisikan melalui selubung bangunan dipengaruhi oleh fasade
bangunan yaitu perbandingan luas kaca dan luas dinding bangunan
keseluruhan (wall to wall ratio), serta jenis dan tebal kaca yang
digunakan.
Efektif digunakan pada bidang
bangunan yang menghadap
Timur Barat:
3. Panel (awning)
4. Horizontal Louver Screen
5. Egg crate Gb 2.11 Elemen Pelindung Matahari (sumber: Egan, Concept in Thermal
Comfort, 1975)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No Penggunaan Kaca Shadding
Coeffisient Jenis Kaca Warna Tebal
1 Kaca Bening - -
1/4 inci 3/8 inci
0.95 0.90
2 Heat Absorbing Glass
Abu abu, bronze, green tinted
-
3/16 inci 1/2 inci
0.75 0.50
3 Revlective Glass
Dark grey metalized, light gray metalized
- -
0.35 s/d 0.20 0.60 s/d 0.35
Tabel Shading Coeffisien untuk berbagai jenis material kaca Sumber: Concept in the Thermal Comfort, M. David Egan
Radiasi matahari yang jatuh pada selubung bangunan
dipantulkan kembali dan sebagian diserap. Panas yang terserap akan
dikumpulkan dan diteruskan ke bagian sisi yang dingin (sisi dalam
bangunan). Masing-masing bahan bangunan mempunyai angka
koefisien serapan kalor (%) seperti terlihat pada tabel berikut. Semakin
besar serapan kalor, semakin besar panas yang diteruskan ke
ruangan.
Permukaan Bahan % Asbes semen baru Asbes semen sabgat kotor (6 tahun terpakai) Kulit bitumen/aspal Kulit bitumen bila dicat alumunium Genteng keramik merah Seng (baru) Seng (kotor sekali) Selulose cat putih Selulose cat hijau tua Selulose cat merah tua Selulose cat hitam Selulose cat kelabu hitam
45 59 83 86 40
62 66 64 92 18 88 57 94 90
Sumber: Pengantar Fisika Bangunan, Mangunwijaya, hal 117
Warna material juga berpengaruh terhadap angka serapan
kalor. Warna-warna muda memiliki angka serapan kalor yang lebih
sedikit dari pada warna tua. Warna putih memiliki angka serapan kalor
paling sedikit (10%-15%), sebaliknya warna hitam dengan permukaan
tekstur kasar dapat menyerap kalor sampai 95%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Permukaan % Dikapur putih (baru) Dicat minyak (baru) Marmer/pualam putih Kelabu madya Batu bata, beton Hitam mengkilat Hitam kasar
10 15 20 30 40 50 60 70 70 75 80 85 90 95
Tabel Koefisien Serapan Kalor Akibat Pengaruh Warna Sumber: Pengantar Fisika Bangunan, Mangunwijaya, hlm. 116
3) Elemen Lansekap
a) Vegetasi
Keberadaan pohon secara langsung/tidak langsung akan
menurunkan suhu udara di sekitarnya, karena radiasi matahari
akan diserap oleh daun untuk proses fotosintesa dan penguapan.
Merupakan unsur efektif dalam menghalau cahaya matahari yang
bersifat panas dan menyilaukan. Pengaruh vegetasi dalam
bangunan diantaranya adalah:
Mempengaruhi iklim mikro lingkungan. Semakin besar jarak
pohon terhadap bangunan, maka semakin baik pengaruhnya
terhadap ventilasi alami. Dalam arti gerakan udara dalam
bangunan semakin baik.
Jarak pohon 1,5 m thd bangunan
Jarak pohon 3 m thd bangunan
Jarak pohon 9 m thd bangunan
Gb 2.12 Pengaruh jarak pohon pada bangunan
(sumber: Concept in Thermal Comfort, Egan, 1975)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sebagai penahan angin dan
penyariang debu. Perlindungan
yang baik adalah membuat
permukaan lunak di sekeliling
bangunan dengan tembok
penahan pasir minimal tinggi 1,6
m dan menghindari bentuk lekukan dan permukaan dimana
pasir dan debu dapat berkumpul, dengan menggunakan bahan-
bahan ahan gesekan.
Memberikan pembayangan. Efek
bayangan oleh vegetasi akan
menghalangi pemanasan
permukaan bangunan dan tanah di
bawahnya.
Sebagai windbreak untuk daerah yang kecepatan anginnya
cukup besar. Pohon sebagai windbreak dapat mengurangi
kecepatan angin lebih dari 35 % jika jaraknya dari bangunan
sebesar 5x tinggi pohon.
Sebagai penahan erosi
Mengurangi kebisingan
Meningkatkan kualitas cahaya
Menimbulkan kesan sejuk dan segar
b) Unsur Air
Keberadaan air akan menurunkan suhu udara di sekitarnya
karena terjadi penyerapan panas pada proses penguapan air.
Namun, proses penguapan akan menaikkan kelembaban dimana
Gb 2.13 Pengaruh vegetasi pada arah angin
(sumber: Lippsmeier 1980)
Gb 2.14 Efek Pembayangan (Sumber:
The European Commission)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hal ini harus dihindari. Oleh sebab itu penggunaan unsur air harus
mempertimbangkan adanya gerakan udara (angin) sehingga tidak
terjadi peningkatan kelembaban.
Kandungan air pada udara dapat ditingkatkan selama masih
belum jenuh. Proses ini terjadi terus menerus di alam dan juga
dapat dibantu secara buatan. Air diuapkan sehingga
mengakibatkan terjadinya pendinginan dan perubahan iklim mikro
yang diinginkan. Hal ini dapat dicapai melalui metode: 31
Menggunakan peralatan dalam bangunan yang menghasilkan
pendinginan langsung melalui penguapan.
Alat yang paling sederhana adalah tikar jerami yang dibentang
pada sebuah bingkai kayu dan dibasahi terus menerus dengan
sebuah alat penyemprot sederhana atau dengan menyiraminya
sekali-sekali dengan air. Dapat juga dengan mempercepat
aliran udara dengan kipas angin. Bila temperatur dibawah
bayangan adalah 350C, maka dengan kelembapan 40% dapat
dihasilkan penurunan temperatr sebesar 50C melalui cara ini.
31 Lippsmeier, 1998
Gb 2.15 Unsur air sebagai pendingin alami (sumber: The European Commission)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menggunakan instalasi di luar dan sekitar bangunan yang
terjadi oleh penurunan temperartur dinding dan atap atau
pendinginan udara yang menyentuh bangunan.
Dalam hal ini yang diberikan percikan air adalah atap, dinding
dan tanah di sekitar bangunan, kemudian akan terjadi
penguapan yang dibawa oleh angin. Namun perlu diperhatikan
bahwa konstruksi harus tahan terhadap air. Dalam hal ini,
temperatur permukaan atap akan turun sebesar 250C 300C.
Keuntungan yang lain, temperature atap menjadi lebih dingin
sehingga tidak mudah retak atau pecah.
D. STUDI KASUS
Studi kasus digunakan sebagai preseden untuk Pusat Buku Surakarta yang
direncanakan. Obyek yang dipilih adalah obyek yang memiliki kesamaan fungsi dan
aktivitas, yaitu Pusat Buku Indonesia (PBI) Jakarta, Shopping Center Yogyakarta dan
Library@Orchad Singapura. Selain itu juga obyek yang memiliki pendekatan sejenis,
yaitu National Library Board (NLB) Singapura dan Mesiniaga Tower Malaysia.
1. PBI (Pusat Buku Indonesia), Jakarta 32
Pusat Buku Indonesi (PBI) terletak di Hypermall Kelapa Gading, Jakarta.
Tempat dimana seluruh penerbit buku yang tergabung dalam Ikapi menampilkan
buku terbitan mereka di sini dalam stan-stan seperti pameran buku. Jadi, layaknya
seperti pameran, tetapi dilakukan sepanjang tahun. PBI digagas untuk memberi
alternatif baru bagi penggemar buku, meningkatkan lagi minat masyarakat kepada
buku dan menjadikan distribusi buku lebih mudah dan merata, karena selama ini,
penerbit menitipkan bukunya di toko buku, termasuk Gramedia, bukan menjual
sendiri.
32 www.kompas.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PBI direncanakan menjadi tempat berkumpul perusahaan-perusahaan
penerbit yang disebut pelayanan pendidikan dalam satu atap. Direncanakan akan
ada lebih dari 1.500 stand, 776 stand di antaranya khusus untuk anggota IKAPI.
Kegiatan PBI dimulai dari pukul 09.00 -21.00 setiap harinya.
2. Shopping Center, Yogyakarta 33
Berkunjung ke Yogyakarta tidak lengkap
rasanya jika tidak mampir ke Kios Buku Taman
Pintar, atau yang lebih dikenal dengan nama
Shopping Center. Memasuki Jalan Sriwedari -
pararel di sebelah timur Jalan Malioboro- deretan
kios-kios yang memajang beragam buku akan
langsung terlihat.
Buku yang dijual bermacam-macam, dari buku
baru hingga buku bekas. Tiap kios memiliki
spesifikasinya masing-masing, dari buku-buku umum,
religi, buku pelajaran, hingga novel dan komik. Tak
hanya itu, di Shopping center juga tersedia berbagai
kebutuhan untuk mahasiswa, dari kliping artikel dan
makalah-makalah bekas untuk referensi mengerjakan
tugas, hingga buku-buku penunjang kuliah.
Ada 124 kios yang tertata rapi di dua
lantai. Para pedagangnya tergabung dalam
Koperasi Pedagang Buku (Kopaku) Taman Pintar,
yang dibentuk sekitar tahun 1988. Jika dibanding
harga di toko-toko buku, harga buku di shopping
33 www.pesisiran-kidul.blogspot.com
Gb 2.16 Fasade Shopping Center (sumber: dok. Pribadi)
Gb 2.18 Interior Shopping Center (sumber: www.pesisiran-
kidul.blogspot.com
Gb 2.17 Kios-kios Buku (sumber: dok. Pribadi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
center relatif lebih murah. Untuk buku-buku baru rata-rata diambil langsung dari
penerbit, dengan pengambilan keuntungan yang kecil. Harganya lebih rendah dari
buku-buku di toko buku. Dari keuntungan yang diambil kecil 2,5 5 % untuk
merekrut pelanggan sebanyak-banyaknya, sehingga walau keuntungan sedikit tapi
omzet penjualan lebih banyak dibanding di toko buku.
Hampir setiap hari shopping center selalu ramai dikunjungi calon-calon
pembeli, terlebih lagi pada akhir pekan yaitu Jumat hingga Minggu. Bahkan tidak
sedikit pula pembeli yang datang dari luar kota Yogyakarta. Bagi sebagian orang,
Shopping Center bisa dijadikan sebagai alternatif pilihan ketika di toko-toko buku
tidak bisa menemukan buku yang dicari. Selain toko buku, tersedia juga food court,
game center, toko souvenir dan perlengkapan computer.
3. National Library Board, Singapura 34
NLB merupakan ikon pengetahuan yang terletak di
jantung Singapura. Selain sebagai perpustakaan nasional,
NLB juga menjadi pusat EnterpriseOne Business
Information Services (EBIS) Centre yang menyediakan
informasi pasar dan bisnis bagi pebisnis sebagai bahan
pertimbangan bisnis. Fasilitas lainnya seperti ruang
seminar, promenade pameran dan Plaza terbuka di lantai
dasar dan semuanya digunakan secara teratur untuk
berbagai jenis kegiatan.
Gedung perpustakaan memiliki 16 lantai yang
menawarkan pemandangan panorama cityscape
Singapura. Koleksi ditata menutur jenis bacaan sehingga
pengunjug diarahkan sesuai jenis bacaan yang
34 Site resmi NLB dan beberapa artikel arsitektur
Gb 2.19 NLB, Singapura
(sumber Wikipedia)
Gb 2.20 Entrance NLB (sumber:
www.nationallibraryboard.co
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dibutuhkannya. Didalam luas site 11.304 m2 dan luas lantai sekitar 58.783 m2,
selain ruang koleksi perpustakaan, juga terdapat Drama Center dengan kapasitas
615 kursi.
NLB dirancang sebagai gedung perpustakaan
tropis dengan pendekatan arsitektur bioklimatik. Dunia
internasional mengakuinya sebagai ikon arsitektur hijau
(green architecture)
operasional gedung dengan cara hemat energi dan
memungkinkan untuk lingkungan yang berkelanjutan.
Fitur hijau termasuk dalam penggunaan lansekap dari ciri bioklimatik untuk
memperbaiki termal lingkungan, pencahayaan dan penghawaan. Memiliki taman
yang luas dan taman di atap (roof garden) untuk dimanfaatkan sebagai penurun
suhu lingkungan lokal. Memiliki ruang tengah sebuah plaza untuk memaksimalkan
penyebaran cahayan dan penghawaan alami pada gedung. Memanfaatkan hujan air
hujan yang ditampung untuk mengairi vegetasi di atap dan menggunakan water
efficient taps atau keran air yang efisien dan tangki untuk menghemat air.
Orientasi bangunan menghidari
matahari di arah barat timur dan
dikombinasikan dengan shading dan
overhang pada fasade sebagai perisai
tambahan bagi sinar matahari.
Sunshading menggunakan double layer glass.
Pencahayaannya berasal dari sinar matahari
yang dipantulkan ke dalam ruangan. Selain itu
menggunakan sensor gerak pada pencahayaan
buatan, sehingga pada saat tidak dipakai, lampu dapat
mati secara otomatis. AC-nya menggunakan control
Gb 2.21 Taman indoor (sumber:
www.nationallibraryboard.com
Gb 2.22 Sun shading pada fasad (sumber: www.nationallibraryboard.com
Gb 2.23 Ruang Koleksi (sumber:
www.nationallibraryboard.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
chiller otomatis dan dinyalakan pada malam hari setelah jam kunjung perpustakaan
usai untuk menjaga dan merawat benda-benda koleksi.
Konsep green memenuhi tanggung jawab sosial NLB dalam usaha ramah
lingkungan. Selain manfaat biaya konsumsi energi dan operasi yang rendah konsep
green telah membuat jalannya Gedung Perpustakaan Nasional lebih efisien. Pada
tahun 2007, NLB memenangkan Silver Award di Universal Design Award dari BCA,
untuk ruang yang luas, pencahayaan yang baik, aksesibilitas dan kenyamanan
sirkulasi.
4. Library@Orchad, Singapura
Library@orchard adalah perpustakaan umum dibawah NLB yang terletak di
dalam sebuah pusat perbelanjaan, yaitu lantai 5 the Ngee Ann City Shopping Mall.
Dimana mall tersebut berada di kawasan strategis di Singapura, yaitu Orchard
Road. Perpustakaan ini memang dikonsep dan ditujukan untuk kebutuhan anak
muda umur 18-35 tahun.
Dengan suasana yang menarik dan adanya bilik musik dan kafe, rata-rata
pengunjungnya mencapai 1,4 juta per tahun. Tidak seperti perpustakaan pada
umumnya, interior Library@orchad ditata seperti sebuah butik dan merupakan
lifestyle library yang pertama di Singapura. Idenya adalah mengadopsi gaya hidup
masyarakat pada ruang baca dan koleksi yang ditawarkan. Perpustakaan ini
memiliki koleksi 20.000 buku fiksi, 2.600 buku-buku seni, 3.000 buku self-help dan
self-improvement dan 2.500 buku tentang kesehatan dan kebugaran. Sisa dari
Gb 2.24 Suasana Interior (Sumber: www.hkla.org)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
koleksi terdiri dari travel guide dan majalah, sehingga koleksi total mencapai
100.000 pustaka.
Dengan total luas area 1.500 m2, Library@Orchard
memiliki tampilan luar yang merupakan campuran logam,
beton dan kaca sebagai selubung bangunan. Sedangkan
pada interiornya menggunakan lantai kayu serta
penerangan dari lampu kuning yang hangat melembutkan
tampilan dan menciptakan suasana yang nyaman. Di dalam,
pengunjung bisa memilih sendiri jenis musik yang akan
didengar sambil membaca. Kegiatan di dalamnya tidak
terfokus hanya membaca buku saja. Namun, juga diskusi
tentang suatu tema yang menarik, pameran, dan pertunjukan musik di Library Café.
Library@Orchard pertama kali dibuka pada 21 Oktober 1999 dan telah ditutup
pada tahun 2007 yang lalu. Namun, penutupannya adalah usaha untuk menata
kembali dan merelokasi ulang perpustakaan tersebut di tempat yang lain.
5. Mesiniaga Tower, Malaysia 35
Rancangan konsultan T.R. Hamzah & Yeang, Sdn.Bhd.
berupa gedung 15 lantai seluas 12.345 m2 di Kuala Lumpur,
Malaysia tersebut memenangkan penghargaan arsitektur
35 http://artikel-arsitektur.blogdrive.com dan makalah Nelza M Iqbal, 2009
Gb 2.25 Suasana Interior dan aktivitas (Sumber: www.hkla.org)
Gb 2.27 Pertunjukan Musik (Sumber: www.hkla.org)
Gb. 2.26 Ruang Koleksi (Sumber: www.hkla.org)
Gb 2.28 Mesiniaga Tower (sumber: Wikipedia)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terbaik se-Asia 1996. Untuk kategori public amenity buildings. Dengan pendekatan
arsitektur tropis, Menara Mesiniaga mampu menjadi bangunan yang lebih murah dan
efisien ketimbang bangunan umum lainnya. Artinya, dengan berkaca pada Menara
Mesiniaga (MM) ternyata aspek ekonomi, teknologi dan ekologi bisa dipertautkan.
MM mampu menghemat energi melalui pendekatan arsitektur tropis. Apalagi
didukung penggunaan material yang biasa dipakai untuk gedung tinggi misalnya
struktur baja dan komponen ringan pembatas ruang.
Arsitek Kenneth Yeang bereksperimen dalam cara penggunaannya melalui
penempatan bahan tersebut sebagai penangkal sengatan panas dalam ukuran yang
berbeda-beda dan bentuk melengkung, sesuai pergerakan matahari. "Dengan
pendekatan bioclimatic architecture, tingkat efisiensi gedung perkantoran ini 80%,"
ungkap Kenneth Yeang.
MM juga menjadi lebih efisien karena infrastruktur bangunan (service core)
yang biasanya di tengah bangunan ditarik ke tepi timur sehingga tangga, lift, toliet
dan mekanikal, elektrikal dan plumbing di sisi yang paling banyak menerima sengatan
matahari yakni timur gedung. Sedangkan ruang kerja bisa lebih leluasa dan gang
untuk sirkulasi lebih sedikit.
Yang paling menarik adalah tampilnya dua 'taman di awan' yang membelit
bangunan bak spiral. Taman itu memberikan efek bayangan dan amat kontras
dengan permukaan dinding dari aluminium dan baja. Struktur bangunan dari rangka
beton bertulang yang dilubangi dua jenis penangkis matahari, dinding baja dan kaca,
Gb 2.30 Balkon yang berada di sisi timur merupakan salah satu aplikasi recessed wall (sumber: artikel-arsitektur.blogdrive.com)
Gb 2.29 Sky court yang dilengkapi dengan lansekap vertikal untuk mengurangi radiasi matahari (sumber: artikel-arsitektur.blogdrive. com)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sejalan dengan podium dan puncak gedung dari metal, mampu menghadirkan
citra high tech.
Gedung jangkung itu memiliki tiga bagian struktur. Pertama, bagian 'kaki'
dengan unsur panggung yang hijau. Kedua, bagian 'badan'dengan balkon- balkon
taman berjenjang berbentuk spiral dan selubung kisi- kisi yang memberikan
bayangan pada ruang kantor. Ketiga, bagian 'kepala' yang berisi fasilitas rekreasi
yaitu kolam renang dan sun roof. Yeang menyebut pendekatannya dengan "gedung
jangkung bioklimatik" yang memberikan kontrol iklim yang peka terhadap hemat
energi, termasuk di dalamnya penggunaan unsur hijau, pengudaraan dan
pencahayaan alami secara intensif. Kepedulian Yeang dalam menggali gedung tinggi
secara bioklimatik bertujuan untuk mengurangi biaya bangunan dengan cara
menekan konsumsi energi dan mengembangkan keuntungan bagi pengguna dengan
memberikan nilai-nilai ekologis. Dia percaya bahwa bangunan yang tanggap terhadap
iklim adalah bangunan yang berhasil.
Di samping berbagai keberhasilannya, MM ternyata tidak bebas masalah.
Karena berada di iklim tropis dengan kelembaban tinggi, beberapa material jadi
mudah berkarat dan berlumut, khususnya pada atap datar. Beberapa menyebutkan
bahwa Yeang kurang memperhitungkan curah hujan, dan lebih mengutamakan sinar
matahari.
Kesimpulan
Bentuk lain dari toko buku saat ini dapat terlihat di Pusat Buku Indonesia (PBI)
-
stan penerbit Ikapi dalam satu tempat. Hal ini serupa dengan Shopping Center yang
berada di Yogyakarta. Bedanya di Shopping Center tersebut mulai buku bekas hingga
baru dijual dalam kios-kios seperti dalam pasar semi tradisional. Hal ini akhirnya dilhami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
oleh Pusat Buku Surakarta untuk membuat fungsi sejenis yang memang belum ada di
Surakarta.
Demi menarik perhatian masyarakat, Pusat Buku Surakarta mengadopsi
bentuk-bentuk modern yang terlihat pada eksteror dan interior. Mengenai interior sendiri,
seperti yang sudah ada pada konsep butik Library@Orchad. Perpustakaan umum di
Singapura ini menghapus kesan kaku dari sebuah perpustakaan demi menciptakan
kenyamanan pengunjung pada tampilan interiornya.
Pendekatan Bioklimatik dalam Pusat Buku dapat dipelajari dari National Library
Board yang memili fungsi sejenis, yaitu perpustakaan. Dari sini, dapat diketahui strategi-
srategi perancangan ruang koleksi buku dan ruang baca dengan menggunakan
pendekatan bioklimatik. Selain itu perancangan bioklimatik dapat dipelajari juga dari
Menara Mesiniaga yang merupan bagunan tinggi bioklimatik terkenal dan diakui
keberhasilannya dalam menciptakan bangunan dengan sistem passive design dan
hemat energi, seperti yang ingin dilakukan pula pada Pusat Buku Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TINJAUAN KOTA SURAKARTA
A. PERSPEKTIF KOTA SURAKARTA
Solo, Sala, atau Surakarta, adalah nama sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Kota ini terletak pada jalur strategis, yaitu pertemuan jalur dari Semarang dan
dari Yogyakarta menuju Surabaya dan Bali. Wilayah di sekitar kota ini juga sering pula
disebut sebagai Surakarta, yaitu bekas wilayah Keresidenan, pada awal masa Republik1.
Kota Surakarta merupakan daerah Tingkat II Propinsi Jawa Tengah yang
mempunyai luas +440,040 km (4040 ha), terdiri dari 5 kecamatan dan 51 kelurahan.
Dilihat dari letaknya, Kota Surakarta menjadi kota yang sangat starategis untuk menjadi
tujuan maupun tempat singgah (transit) bagi para pengunjung dari luar kota karena
berada di jalur utama transportasi, yang meliputi kereta api, bis antar kota dan
transportasi bis antar propinsi.
1. BATAS DAN WILAYAH SURAKARTA
Kota Surakarta merupakan daerah Propinsi Jawa Tengah yang mempunyai
luas wilayah 440,040 km2 (4040 Ha), terdiri dari 5 kecamatan dan 51 kelurahan.
Saat ini kota Surakarta telah berkembang menjadi kota besar yang mempunyai
fungsi sebagai pusat administrasi tingkat regional, kota industri, kota perdagangan,
pariwisata, juga budaya dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Bagian utara : berbatasan dengan kabupaten Karanganyar.
b. Bagian timur : berbatasan dengan kabupaten Karanganyar.
c. Bagian selatan : berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo.
d. Bagian barat : berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan
Sukoharjo.
1 www.wikipedia.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. POTENSI SURAKARTA
Surakarta dikelilingi oleh daerah hinterland (kerjasama Antar Daerah
Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Klaten, Sragen dan Boyolali) dan berada pada
jalur strategis yaitu pada simpul Semarang Yogyakarta (Joglo Semar) dan jalur
Surabaya Yogyakarta. Ditambah sebagai salah satu kota di Indonesia yang masih
kental akan suasana sejarah dan budayanya, menjadikan Surakarta sebagai tujuan
wisata atau persinggahan wisatawan domestik dan internasional. Surakarta juga
menjadi pusat kegiatan daerah-daerah eks-karisidenan Surakarta (Sukoharjo,
Wonogiri, Karanganyar, Klaten, Sragen dan Boyolali) dan sebagai pendukung
daerah besar di dekatnya, yaitu Semarang dan Yogyakarta. Maka dari itu,
perkembangan yang terjadi di Surakarta juga mempengaruhi perkembangan daerah
sekitarnya.
Surakarta mempunyai beberapa brand image. Julukannya sebagai Kota
Budaya memang karena Surakarta memiliki kawasan yang bisa di jual dan
dioptimalkan, seperti Monumen Banjarsari, Taman Air Gilingan, Taman Manahan
dan Taman Sekartaji disamping Kraton Kasunanan, Pasar Klewer, Taman Satwa
Jurug, Pura Mangkunegaran.
Gb 3.1 Peta Kotamadya Surakarta (sumber www.skyscrappercity.com)
Kota Surakarta terbagi
menjadi 5 kecamatan, yaitu :
a. Kecamatan Laweyan
b. Kecamatan Banjarsari
c. Kecamatan Jebres
d. Kecamatan Pasar Kliwon
e. Kecamatan Serengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Potensi lain Surakarta yang dikenal yaitu Kota Batik, Kota Vokasi, lalu kota
yang memiliki beraneka ragam keaneka ragaman wisata kuliner. Wisata Kuliner bisa
ditemukan di Gladag Langen Bogan (Galabo) yang sudah tertata dan mulai terlihat
geliat pelanggan dan penikmat kuliner.
Kotamadya Surakarta juga dikenal sebagai pusat pertumbuhan Propinsi
Jawa Tengah bagian Timur dan Selatan serta bersama wilayah kecamatan di
sekelilingnya membentuk wilayah perkotaan, Surakarta mempunyai potensi sebagai
pusat perkembangan ekonomi regional.
Dalam sektor perdagangan, kota Surakarta mempunyai peranan yang besar,
baik untuk kepentingan kotamadya sendiri maupun untuk daerah sekitarnya.
Peranan disini menyangkut kemampuan kota Surakarta dalam menyelenggarakan
kegiatan perdagangan dengan berbagai faktor dan fasilitas pendukungnya. Adanya
sarana dan prasarana pendukung berupa jalan sepanjang 591 km, pusat-pusat
perdagangan yang menambah hasil produksi dari kota Surakarta maupun daerah
lain di sekitarnya serta fasilitas jasa komersial menunjukkan salah satu peranan
tersebut.
Pusat- pusat perdagangan baik tradisional maupun modern yang menjadi
pilihan bagi wisatawan di Kota Surakarta seperti Pasar Klewer, Pasar Gedhe, Pasar
Legi, Matahari Singosaren Plaza, Alfa, Goro Assalam, Rimo, dan Solo Grand Mall
mempunyai potensi didalam perdagangan dan bisnis.
jika ditinjau dari infrastruktur sarana prasarana kotanya, kota Surakarta
sudah memiliki cukup fasilitas kota untuk mendukung aktifitas warga kotanya,
seperti jalan, jaringan air bersih, jaringan riol air kota, jaringan listrik dan jaringan
telepon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. RENCANA PENGEMBANGAN KOTA SURAKARTA
Rencana pembagian satu wilayah pembangunan dan pelayanan dibagi
dalam 4 WP (wilayah pengembangan) dan 10 SWP (Sub Wilayah Pengembangan).
Empat wilayah tersebut WP utara, WP selatan, WP timur, dan WP barat. Kemudian
untuk 10 SWP.
Untuk memantapkan struktur yang telah digariskan dalam RUTRK 1993
2013, adapun fungsi masing-masing SWP dengan prosentase kegiatannya seperti
ditunjukkan pada tabel berikut:
Keterangan : A = Fungsi Pariwisata B = Fungsi Kebudayaan C = Fungsi Olahraga D = Fungsi Industri E = Fungsi Pendidikan F = Fungsi Perdagangan
G = Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran
H = Fungsi Perumahan BWK = Bagian Wilayah Kota Inter = Internasional SWP = Sentra Wilayah Pengembangan
Tabel 3.1 Potensi dan Prosentase sumber: RUTRK Kodya Surakarta 1993-2013 dan RDTRK SKASEL
GB 3.2 Pebagian SWP Sumber : RUTRK Koya Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. KONDISI KOTA SURAKARTA
Surakarta merupakan kota yang telah ditetapkan sebagai pusat pengembangan
Jawa Tengah bagian timur dan selatan. Sebelumnya, Surakarta adalah kota yang telah
dikenal sebagai Kota Budaya, Pariwisata dan Industri, Perdagangan dan Pendidikan.
1. KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk di kota Surakarta tahun 1990 adalah 516.967 jiwa, yang
berarti tingkat kepadatan penduduk mencapai 117 jiwa/ha. Proyeksi tambahan
jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tahun Wilayah Luas (Km2)
Jumlah penduduk (jiwa)
Tk.Kepadatan (jiwa/Km2)
1991 Kotamadya Surakarta 44,040 516.967 11.699 1992 Kotamadya Surakarta 44,040 519.997 11.807 1993 Kotamadya Surakarta
Kec. Laweyan Kec. Serengan Kec. Pasar kliwon Kec. Jebres Kec. Banjarsari
44,040 8,638 3,194 4,815 12,582 14,811
527.767 100.407 61.945 82.173 124.980 158.262
11.984 11.624 19.394 17.066 9.933 10.685
1998 Kotamadya Surakarta 44,040 568.280 12.904 2003 Kotamadya Surakarta 44,040 602.910 13.690 2008 Kotamadya Surakarta 44,040 639.650 14.524 2013 Kotamadya Surakarta 44,040 678.620 15.409
Tabel 3.2 Proyeksi pertumbuhan penduduk kota Surakarta
Sumber: Biro Pusat statistik
Beberapa sifat, ciri, dan karakteristik penduduk Surakarta yang teridentifikasi
dan patut dipertimbangkan dalam perencanaan adalah :
- Terdapat berbagai macam etnis, akan tetapi mayoritas adalah Jawa.
- Sebagaian besar dipengaruhi kebudayaan dan kepercayaan Jawa.
- Mempunyai jiwa seni dan usaha.
- Senang makan, rekreasi, dan berkumpul.
- Pelan, punya tujuan, bergerak dan pasti.
- Bertatakrama Jawa yang masih kental.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Persoalan kependudukan yang dialami Kota Surakarta saat ini ialah bahwa
pada Kota Surakarta terjadi konsentrasi penduduk pada daerah pusat kota dengan
kepadatan mencapai ± 100 jiwa/Km2. Kondisi dan kepadatan yang tinggi ini
disebabkan oleh adanya kecenderungan masyarakat sekitar yang berkeinginan
untuk mendekati lokasi kerja dan mendapat fasilitas pelayanan kota.
2. KONDISI PEREKONOMIAN
Dari data pertumbuhan penduduk dapat diperkirakan jumlah manusia yang
melakukan kegiatan baik siang maupun malam dari di kota Surakarta sekitar
800.000 jiwa, dan hal itu akan semakin berkembang di tahun-tahun mendatang.
Selain itu dari jumlah pendapatan penduduk yang meningkat dari tahun ke
tahun peningkatan ekonomi dapat dilihat dari prosentase distribusi, dimana
peningkatan rata-rata Produk Domestik Bruto Surakarta tiap tahunnya mencapai
6,4% lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi nasional maupun Jawa tengah.
Sektor- sektor yang mendominasi dan memiliki prosentase distribusi yang besar
bagi Produk Domestik Regional Bruto adalah sektor perdagangan, industri,
perbankan, bangunan dan konstruksi serta pemerintahan dan hankam.
3. FASILITAS UMUM YANG MENDUKUNG KEBERADAAN OBYEK
Fasilitas-fasilitas umum yang mendukung keberadaan objek dan tersedia di
kota Surakarta khususnya pada daerah SWP II dan III, antara lain adalah :
a. Sekolah dan Universitas
Sebagai fasilitas pendidikan, pasti akan sangat berhubungan dengan buku dan
membaca.
b. Pusat Perbelanjaan
Tempat ini juga merupakan daya tarik bagi pengunjung dan seniman untuk
mempermudah dalam memenuhi kebutuhan mereka, dsb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Hotel
Sebagai tempat untuk menginap terutama bagi para seniman dan pengunjung
yang berasal dari luar Solo.
d. Rumah Sakit
Sebagai tujuan utama untuk mengamankan dan menyelamatkan pengunjung.
e. Kawasan Budaya
Merupakan daya tarik lainnya yang mampu mendukung keberadaan objek yang
direncanakan sekaligus sebagai daya tarik para wisatawan asing, antara lain
Taman Sriwedari, Museum Radya Pustaka, Pasar Triwindu, dan Keraton
Mangkunegaran.
4. FASILITAS BACA YANG TELAH ADA DI SURAKARTA
a. Perpustakaan Umum Surakarta
Sirkulasi dan fungsi ruang maupun bangunan kurang representatif. Hal
ini disebabkan oleh perubahan fungsi bangunan yang digunakan, dimana
dulunya merupakan bangunan penunjang dari Hiperkes Fakultas Kedokteran
UNS Surakarta. Kemudian menjadi perpustakaan dengan sedikit renovasi fisik
yang disesuaikan dengan fungsinya sebagai perpustakaan.
Sistem pelayanannya masih manual dan belum menggunakan teknologi
computer sebagai sarana operasional perpustakaan. Pustakawannya dirasa
kurang professional untuk menunjang prospek dan pengembangan
perpustakaan kaitannya dengan globalisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bangunan ini letaknya kurang menonjol karena dihimpit oleh dua
bangunan yang lebih tinggi dan harus masuk sejauh 50 m dari jalan raya. Oleh
Karen aitu tidak heran bahwa banyak masyarakat Surakarta yang tidak
mengetahui eksistensi perpustakaan ini sebagai perpustakaan derah Kota
Surakarta.
Perpustakaan Umum Surakarta telah mencoba untuk melayani
masyarakat dalam pengadaan materi-materi referensi. Buku-buku yang
tersedia telah mencakup banyak bidang ilmu, seperti yang terlihat pada tabel di
bawah ini.
Golongan Buku Tahun
1999 2000 2001 Karya umum Filsafat Agama Ilmu Sosial Bahasa Ilmu Murni Ilmu Terapan Seni dan Olahraga Kesusasteraan Sejarah Fiksi Buku Belanda Buku Baru
1.511 712
1.290 6.496 1.309 2.168 4.248 1.266 2.700 2.061
11.598
1.526 713
1.295 6.578 1.315 2.189 4.297 1.275 2.802 2.079
11.630 6.514 1.712
1.716 793
1.405 6.893 1.474 2.299 4.676 1.410 2.842 2.087
11.878 6.517
Jumlah 35.368 43.925 43.990 Tabel 3.2 Peningkatan Jumlah Buku Sumber: Laporan tahunan pembelian buku Perpustakaan Umum Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari tabel diatas terlihat bahwa tiap tahunnya Perpustakaan Umum Kota
Surakarta telah menambah koleksi buku-bukunya dari berbagai bidang ilmu.
Peningkatan jumlah buku paling tinggi terdapat pada tahun 2000, sedangkan
pada tahun 2001 penambahan buku baru tidak begitu banyak. Antusiasme
masyarakat dalam menanggapi keberadaan perpustakaan dapat terlihat pada
tabel di bawah ini:
Golongan Buku Tahun
1999 2000 2001 Karya umum Filsafat Agama Ilmu Sosial Bahasa Ilmu Murni Ilmu Terapan Seni dan Olahraga Kesusasteraan Sejarah Fiksi
396 266 388 657 167 118 706 236 406 308
2.436
358 467 484
1.026 116 191
1.165 206 486 328
3.716
264 390 584
1.154 187 333
1.786 254 570 387
6.668 Jumlah 6.084 8.543 12.977
Tabel 3.3 Peningkatan jumlah peminjaman Perpustakaan Umum Kota Surakarta Sumber: Laporan tahunan Perpustakaan Umum Kota Surakarta
Minat masyarakat Kota Surakarta dalam mendapatkan buku lewat
media perpustakaan tampak meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001
peningkatan peminjam perpustakaan Kota Surakarta meningkat secara
signifikan dan jenis buku yang paling diminati oleh peminjam adalah fiksi.
Tahun Rata-rata pengunjung per hari 1999 2000 2001
157 152 100
Tabel 3.4 Rata-rata pengunjung per hari di Perpustakaan Umum Kota Surakarta Sumber: Laporan tahunan pengelolaan Perpustakaan Umum Kota Surakarta
Pengunjung perpustakaan disini diartikan sebagai pengunjung yang
membaca di tempat, bukan sebagai peminjam. Dari tabel diatas terlihat bahwa
pengunjung Perpustakaan Kota Surakarta dari tahun ke tahun mengalami
penurunan, terutama pada tahun 2001. Menurut hasil pengamatan, pengunjung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lebih senang meminjam buku daripada membacanya di perpustakaan. Hal ini
disebabkan karena ruang baca di perpustakaan tidak nyaman, sehingga
menyebabkan orang tidak betah untuk berlama-lama di perpustakaan.
Ketidaknyamanan tersebut disebabkan oleh penerangan yang kurang, kondisi
bangku dan meja yang sudah tidak begitu terawat, penghawaan yang kurang
sehingga ruangan terasa pengap, sirkulasi dan fungsi ruang bangunan kurang
representatif, serta kondisi fisik bangunan yang kurang menarik dan tidak
terawat.
b. Toko-toko Buku di Surakarta
1) Pusat Buku Bekas, Sriwedari
Usaha perdagangan buku di Surakarta sudah ada sejak jaman
pemerintahan Mangkunegoro VII. Pada waktu itu, jual beli masih
menggunakan system barter dan buku yang dijual adalah buku-buku
bekas, di depan Pura Mangkunegran. Kemudian pada tahun 1953,
perdagangan dipindah ke belakang Sriwedari dan masih berlangsung
hingga sekarang. Kompleks Busri (mburi sriwedari) terkenal dengan pusat
jual beli buku bekas di Surakarta. Saat ini bahkan tidak hanya buku bekas
saja yang dijual, tetapi juga buku-buku baru, dengan harga yang bisa
ditawar.
2) Pusat Buku Sekawan
Seiring dengan perkembangan jaman, muncul beberapa toko buku
modern di Surakarta dengan pelopornya yaitu Pusat Buku Sekawan, yang
terletak di Jalan RA Kartini Surakarta. Koleksinya cukup lengkap, mulai dari
buku pelajaran untuk anak SD sampai dengan Perguruan Tinggi, komik,
novel, uku-buku keterampilan dan hobi. Selain itu Sekawan juga
menyediakan alat-alat tulis kantor dan aksesoris yang beragam. Sampai
top related