cos phi 2
Post on 11-Aug-2015
233 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN
Judul : Pengukuran besar faktor daya (cos
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis alat elektronika termasuk cos meter Mahasiswa dapat menyusun rangkaian listrik pada pengukuran cos Mahasiswa dapat mengukur cos dengan menggunakan cos meter Mahasiswa dapat memperbaiki faktor daya berdasarkan pengukuran tersebut
B. DASAR TEORI
Faktor Daya (Cos Phi) Pada pembahasan kali ini, asumsi yang digunakan adalah sistem listrik
menggunakan sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni dan beban linier. Beban
linier adalah beban yang menghasilkan bentuk arus sama dengan bentuk tegangan.
Pada kasus sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni, beban linier
mengakibatkan arus yang mengalir pada jaringan juga berbentuk sinusoidal murni.
Beban linier dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, beban resistif, dicirikan
dengan arus yang sefasa dengan tegangan; beban induktif, dicirikan dengan arus
yang tertinggal terhadap tegangan sebesar 90°; beban kapasitif, dicirikan dengan
arus yang mendahului terhadap tegangan sebesar 90° , dan beban yang merupakan
kombinasi dari tiga jenis tersebut, dicirikan dengan arus yang tertinggal/mendahului
tegangan sebesar sudut, katakan, ɸ
Gambar Tegangan, Arus, Daya, Pada Berbagai Jenis Beban Linier
Sama halnya dengan listrik, bergantung pada kondisi jaringan, daya tampak
yang diberikan oleh sumber tidak semuanya bisa dimanfaatkan sebagai daya aktif,
dengan kata lain terdapat porsi daya reaktif yang merupakan bagian yang tidak
memberikan manfaat langsung. Rasio besarnya daya aktif yang bisa kita manfaatkan
terhadap daya tampak yang dihasilkan sumber inilah yang disebut sebagai faktor
daya. Ilustrasi segitiga daya pada Gambar 3 memberikan gambaran yang lebih jelas.
Daya tampak (S) terdiri dari daya aktif (P) dan daya reaktif (Q). Antara S dan P
dipisahkan oleh sudut ɸ, yang merupakan sudut yang sama dengan sudut ɸ antara
tegangan dan arus yang telah disebutkan di awal. Rasio antara P dengan S tidak lain
adalah nilai cosinus dari sudut ɸ. Apabila kita berusaha untuk membuat sudut ɸ
semakin kecil maka S akan semakin mendekat ke P artinya besarnya P akan
mendekati besarnya S. Pada kasus ekstrim dimana ɸ = 0, cos ɸ =1, S = P artinya
semua daya tampak yang diberikan sumber dapat kita manfaatkan sebagai daya
aktif, sebaliknya ɸ= 90 °, cos ɸ = 0, S = Q artinya semua daya tampak yang
diberikan sumber tidak dapat kita manfaatkan dan menjadi daya reaktif di jaringan
saja.
Gambar Segitiga Daya
Faktor daya bisa dikatakan sebagai besaran yang menunjukkan seberapa
efisien jaringan yang kita miliki dalam menyalurkan daya yang bisa kita manfaatkan.
Faktor daya dibatasi dari 0 hingga 1, semakin tinggi faktor daya (mendekati 1)
artinya semakin banyak daya tampak yang diberikan sumber bisa kita manfaatkan,
sebaliknya semakin rendah faktor daya (mendekati 0) maka semakin sedikit daya
yang bisa kita manfaatkan dari sejumlah daya tampak yang sama.
CosphimeterDalam pengertian sehari–hari disebut pengukur Cosinus phi (φ ). Tujuan
pengukuran Cos φ atau pengukur nilai cosinus sudut phasa adalah, memberikan
penunjukan secara langsung dari selisih phasa yang timbul antara arus dan
tegangan.
Cosphimeter sendiri adalah alat yang digunakan untuk mengetahui, besarnya
faktor kerja (power factor) yang merupakan beda fase antara tegangan dan arus.
Dalam pengertian sehari-hari disebut pengukur Cosinus phi (f ). Tujuan
pengukuran Cos f atau pengukur nilai cosinus sudut phasa. Cara penyambungan
adalah tidak berbeda dengan watt meter sebagaimana gambar dibawah ini
Gambar Cos Phi Meter
Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik yang ada dalam rangkaian tertutup.
Gambar amperemeter
Cara penggunaan amperemeter yaitu pasang amperemeter pada rangkaian, Setelah
amperemeter terpasang, kita dapat mengetahui besar kuat arus yang mengalir melalui
penghantar dengan membaca amperemeter melalui jarum penunjuk. Dalam membaca
amperemeter harus diperhatikan karakteristik alat ukur karena jarum penunjuk tidak
selalu menyatakan angka apa adanya.
Kuat arus yang terukur I dapat dihitung dengan rumus:
A = range yang digunakan
C. ALAT DAN BAHAN
1. Multimeter Analog 2 buah
2. Multimeter Digital 1 buah
3. Test pen 1 buah
4. Kabel Jepit ( Crocodile ) 4 buah
5. Kabel Colokan ( Banana Plug ) 5 buah
6. Kabel spady panjang 8 buah
7. Kabel spady pendek 6 buah
8. Sumber Tegangan ( Power Supply ) 1 buah
9. R-Load 1 buah
10. Amperemeter 1 buah
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Memastikan alat-alat tersebut berfungsi dengan baik
3. Merangkai rangkaian seperti gambar berikut
4. A
5. Mengukur tegangan, amperemeter, dan cos phi menggunakan voltmeter,
amperemeter, dan cos phi meter
6. Membaca hasil pengukuran tegangan, arus dan cos phi
7. Mencatat hasil pengukuran tegangan, arus dan cos phi
E. HASIL PERCOBAAN
Step Tegangan (Volt)
Arus (Amprere)
cos phi
1 202 1,575 0,972 202 3 0,9753 202 4,2 0,98
F. ANALISA
Setelah melakukan percobaan maka diperoleh data seperti di atas dengan
tahanan pada masing-masing step sebagai berikut , step 1 : 166 Ω , step 2 : 82 Ω,
step 3 : 65 Ω . Lalu pada data di atas diketahui bahwa tegangan tiap step sama
hal tersebut dikarenakan rangkaian ini terhubung secara hubung bintang,
karena pada hubung bintang tegangan setiap line sama .
Pada pengukuran arus diketahui bahwa arus dari masing-masing stepsemakin
besar hal tersebut dikarenakan beban pad masing-masing stepnya berbeda dan
semakin besar stepnya, beban semakin kecil sehingga arus semakin besar. Hal
tersebut dapat dibuktikan melalui persamaan I = V/R, namun setelah
dibuktikan ada selisih antara arus terukur dan terhitung, pada step 1 dengan
beban 166 Ω arus terhitungnya adalah sebesar 1,3 A . Jadi ada selisih sebesar
0,25 A dengan arus terukur, selisih tersebut disebabkan oleh usia alat yang
sudah tua dan semakin panasnya alat ukur tersebut . Usia dari alat ukur akan
mempengaruhi kinerja dari alat ukur menjadi tidak akurat apalagi kaitannya
dengan elektrivitas . Kesalahan dalam membaca hasil pengukuran hal tersebut
juga akan mempengaruhi hasil dari pengukuran .
Pada step 2 dengan beban 82 Ω arus terhitungnya adalah sebesar 2,58 A . Jadi
ada selisih sebesar 0,42 A dengan arus terukur, selisih tersebut disebabkan oleh
usia alat yang sudah tua dan semakin panasnya alat ukur tersebut . Usia dari
alat ukur akan mempengaruhi kinerja dari alat ukur menjadi tidak akurat
apalagi kaitannya dengan elektrivitas . Kesalahan dalam membaca hasil
pengukuran hal tersebut juga akan mempengaruhi hasil dari pengukuran .
Pada step 3 dengan beban 65 Ω arus terhitungnya adalah sebesar 3,38 A . Jadi
ada selisih sebesar 0,82 A dengan arus terukur, selisih tersebut disebabkan oleh
usia alat yang sudah tua dan semakin panasnya alat ukur tersebut . Usia dari
alat ukur akan mempengaruhi kinerja dari alat ukur menjadi tidak akurat
apalagi kaitannya dengan elektrivitas . Kesalahan dalam membaca hasil
pengukuran hal tersebut juga akan mempengaruhi hasil dari pengukuran .
Pada pengukuran cos phi diketahui pada tabel di atas bahwa cos phi
menghasilkan nilai yang sama, hal tersebut disebabkan karena pada percobaan
ini menggunakan beban setimbang. Faktor yang mnyebabkan adanya cos phi
adalah daya aktif yang disebabkan adanya tegangan dan arus yang mengalir
sehinngga dihasilakan cos phi sebesar 0,97. Cos phi selalu antara 0 - 1 dan pada
percobaan dihasilkan cos phi sebesar 0,97 atau dibawah satu, cos phi tersebut
hampir mendekati satu hal tersebut disebabkan karena daya tampak yang
diberikan sumber banyak sehingga bisa dihasilkan maksimum Namun setelah
dihitung dengan persamaan cos phi = P/V.I, ada selisih antara cos phi yang
terhitung dan yang terukur misal pada step 1 dengan daya 330 W , tegangan 212
V, dan arus 3 A diketahui cos phinya adalah sebesar 0,99 jadi ada selisih cos phi
yang terukur yaitu sebesar 0,02. Selisih tersebut disebabkan oleh tahanan dalam
alat ukur cos phi yang menyebabkan hasil dari cos phi itu semakin kecil lalu usia
dari alat ukur, usia dari alat ukur menyebabkan efisiensi berkurang dan hasil
pengukuran pun tidak akurat. Penyebab selanjutnya adalah suhu dari alat yang
digunakan misal saja power supply jika poer supply tersebut semakin panas
maka tegangan yang dihasilkan pun tidak seperti yang diinginkan jadi cos phi
tersebut semakin kecil .
Pada step 2 dengan daya 1912,5 W , tegangan 212 V, dan arus 3 A diketahui cos
phinya adalah sebesar 0,99 jadi ada selisih cos phi yang terukur yaitu sebesar
0,02. Selisih tersebut disebabkan oleh tahanan dalam alat ukur cos phi yang
menyebabkan hasil dari cos phi itu semakin kecil lalu usia dari alat ukur, usia
dari alat ukur menyebabkan efisiensi berkurang dan hasil pengukuran pun
tidak akurat. Penyebab selanjutnya adalah suhu dari alat yang digunakan misal
saja power supply jika poer supply tersebut semakin panas maka tegangan yang
dihasilkan pun tidak seperti yang diinginkan jadi cos phi tersebut semakin kecil .
G. KESIMPULAN
LAPORAN TEKNIK DASAR LISTRIK
Pengukuran Besar Resistor, Tegangan, Dan Kuat Arus Pada Rangkaian Seri Menggunakan Multimeter Analog
Pelapor : Anggun Sukarno / KE 1D / 04Partner : Abdal Ghofar / KE 1D / 01
Agus Hendroyono / KE 1D / 02 Airlangga Guntur Buwono / KE 1D / 03 Arda Agam Tamtomo / KE 1D / 05
TEKNIK KONVERSI ENERGITEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG2011/2012
top related