bab v pendekatan program perencanaan dan...
Post on 27-Jun-2019
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
50 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
APARTEMEN DI SEMARANG
5.1. Dasar Pendekatan
Pendekatan program perencanaan dan perancangan adalah sebagai acuan
menyusun Laporan Program Perencanaan dan Perancangan “Apartemen High-Rise di
Semarang” dengan harapan perencanaan dan perancangan apartemen ini dapat
mendekati kelayakan dan memenuhi persyaratan – persyaratan pembangunan sebuah
hunian vertikal yang berada di lingkup Kota Semarang.
5.2. Pendekatan Aspek Fungsional
5.2.1. Pendekatan Pelaku Kegiatan
a. Kelompok Penghuni / Pembeli
Penghuni / penyewa unit-unit hunian pada apartemen adalah orang-
orang yang tinggal di dalam apartemen dengan membayar harga sewa sesuai
dengan jumlah yang telah ditentukan. Orang-orang memilih apartemen yang
memberikan privasi lebih, praktis, keamanan dan fasilitas yang mendukung
kegiatan penghuni. Masing-masing penghuni apartemen ini yang dapat
dikelompokkan sebagai berkut :
➢ Penghuni tanpa keluarga/ lajang (single)
➢ Penghuni bersama keluarga, yang dapat dibagi menjadi
- keluarga tanpa anak
- keluarga dengan 1 – 2 anak.
Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan unit hunian yang sesuai
dengan jumlah penghuni, maka struktur keluarga tersebut dapat
dikategorikan dalam 3 kelompok, yaitu :
➢ Lajang (Single), atau keluarga tanpa anak (couple), Dapat ditampung dalam
unit 1 kamar tidur (single bed room) dan atau tipe studio
➢ Keluarga dengan dengan 1-2 orang anak. Dapat ditampung dalam unit 2
kamar tidur (double bedroom) dan unit 3 kamar mandi (three bedroom)
b. Kelompok Pengelola
Kelompok pengelola apartemen adalah pemilik bangunan atau pihak yang
diberi wewenang oleh pemilik untuk mengelola bangunan apartemen dan
memenuhi kebutuhan penghuni terhadap fasilitas yang diperlukan. Bisa juga
merupakan suatu badan organisasi fungsional untuk mengelola apartemen
dengan imbalan jasa berdasarkan kontrak yang telah disetujui oleh kedua
belah pihak. Kelompok pengelola apartemen memiliki struktur organisasi
sebagai berikut:
• Direktur
51 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Bertanggung jawab terhadap berlangsungnya pengelolaan bangunan
(Jumlah 1 orang
• Manajer
Mempunyai wewenang untuk menentukan kebijaksanaan yang berkaitan
dengan sistem pengelolaan (1 orang)
• Sekretaris
Membantu dalam pelaksanaan tugas manajer 1 orang
• Kepala Bagian Teknik
Bertangung jawab terhadap hal-hal yang bersifat teknis tentang
pengelolaan bangunan. Jumlah : 1 orang
• Bagian Teknis Bangunan
Tugas: Mempunyai tanggung jawab terhadap masalah-masalah
teknis bangunan (listrik, AC, mesin, dll).
Jumlah : 3 orang
• Bagian Perawatan Bangunan
Tugas: Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan bangunan,
dalam perawatan harian maupun berkala
Jumlah : 12 orang, yang terdiri dari 2 shift dengan waktu kerja 1 x 12
jam, 1 shift 6 orang
• Kepala bagian Non Teknik
Mempunyai tanggung jawab terhadap hal-hal mengenai manajemen
pengelolaan bangunan Jumlah : 1 orang
- Bagian Administrasi dan Keuangan
Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang menyangkut
tentang administrasi dan keuangan. Jumlah : 4 orang
- Bagian Pemasaran
Mempunyai tanggung jawab terhadap kegiatan promosi dan
periklanan bangunan Jumlah : 4 orang
• Penerima Tamu
Resepsionis ( 6 orang, dengan pembagian 2 shift, 1 shift = 3 orang dengan
wktu kerja 1x12 )
• Kepala Bagian Keamanan dan Housekeeping
- Bagian Keamanan
Mempunyai tanggung jawab penuh terhadap keamanan di dalam
bangunan Jumlah :10 orang, terdiri dari 2 shift dengan 1 shift 5 orang
dengan waktu kerja 1x12 jam per hari
- Bagian Housekeeping
Mempunyai tanggung jawab terhadap kebersihan di dalam bangunan
Jumlah: 12 orang, terdiri dari 2 shift dengan 1 shift 6 orang dan waktu
kerja 1x12 jam per hari
52 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Tabel 5. 1 Pendekatan Pelaku Kegiatan Apartemen
PELAKU
KEGIATAN
KELOMPOK
PENGHUNI
JUMLAH
PENGHUNI KEBUTUHAN RUANG
Kelompok penghuni apartemen
Penghuni tanpa keluarga (single)
1 orang Single bedroom
Penghuni dengan keluarga
• Keluarga tanpa anak (couple)
• Keluarga dengan 1 – 2 anak (keluarga kecil)
• Keluarga dengan 3 – 4 anak atau lebih (keluarga besar)
• 2 orang (couple)
• 3 orang
• ≥ 4 orang
• 1 BR (Single bedroom)
• 2 BR (Double bedroom)
• 3 BR (Triple bedroom)
• 4 BR (Junior penthouse)
• 5 BR(penthouse)
Kelompok pengelola apartemen
General manager 1 orang Ruang GM
Direksi 1 orang Ruang Direksi
Sekretaris 1 orang Ruang Sekretaris
Kepala bagian non teknik
1 orang Ruang Kabag Non teknik
Bagian administrasi dan keuangan
3 orang Ruang Adinistrasi dan keuangan
Bagian pemasaran 6 orang Ruang pemasaran Receptionist
Kepala bagian teknik 1 orang Ruang Kabag teknik
Bagian teknis bangunan 3 orang Ruang teknik ( genset, mesin, dll )
Bagian perawatan bangunan
12 orang (2 shift 6 orang bekerja 1x6 jam)
Ruang cleaing service Janitor
Bagian keamanan / security
10 orang (2 shift 5 orang bekerja 24 jam)
Pos jaga
5.2.2. Pendekatan Aktivitas
a. Kelompok Kegiatan Hunian (utama) :
• Aktifitas intern
aktifitas yang dilakukan oleh penghuni di dalam unit hunian (tidur, menyiapkan
makanan, makan, mandi, buang air besar/air kecil, menerima tamu, interaksi
sosial dan sebagainya). Kebutuhan ruang untuk aktifitas intern adalah ruang
tamu, ruang keluarga, ruang tidur, dapur/pantry, kamar mandi, ruang pembantu,
gudang, ruang belajar/ruang kerja.
Sumber : Analisa
53 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
• Aktifitas ekstern
aktifitas yang dilakukan oleh penghuni di luar unit hunian (bekerja, rekreasi, olah
raga, berbelanja, dan sebagainya). Kebutuhan ruang untuk aktifitas ekstern
adalah lobby dan fasilitas hunian seperti kolam renang, mini market, dsb.
b. Kelompok Kegiatan Penunjang (pendukung)
Kelompok kegiatan penunjang ini timbul karena adanya aktifitas dari masing -
masing penghuni apartemen, antara lain:
• Kegiatan makan dan minum di restaurant
• Kegiatan menerima tamu
• Kegiatan olahraga
• Kegiatan pertemuan
• Kegiatan berbelanja
• Kegiatan rekreasi
Kebutuhan ruang untuk kegiatan penunjang adalah lobby, multifunction room,
restoran, fitness center, swimming pool, jacuzy, cabanas, jogging track, lapangan,
playground, laundry, beauty center, drug store, mini market, atm, money changer.
c. Kelompok Kegiatan Pengelola (pelengkap)
Bentuk dari kegiatan ini adalah kegiatan di dalam pelaksanaan tugas administrasi
dalam mengelola dan mengkoordinir berlangsungnya kegiatan hunian apartemen,
seperti :
• Kegiatan pimpinan apartemen
• Kegiatan kesekretariatan
• Kegiatan pemasaran
• Kegiatan pertemuan staff dan karyawan
Kebutuhan ruang untuk kegiatan pengelola adalah lobby, ruang pemimpin, ruang
sekretaris, ruang kabag, ruang staff, ruang staff, ruang rapat, ruang istirahat,
lavatory, mushola, gudang.
d. Kelompok Kegiatan Service
Kelompok kegiatan service ini sebagai fasilitas layanan serta perawatan bangunan
apartemen, seperti :
• Kegiatan lavatory
• Kegiatan pengamanan bangunan
• Kegiatan perawatan bangunan
• Kegiatan pelayanan teknis bangunan
Kebutuhan ruang untuk kegiatan service adalah ruang cleaning service, janitor,
ruang secutiry, ruang monitoring, ruan ggenset, ruang server, ruang pompa, ruang
trafo, ruang control, reservoirair, lavatory, mushola, parkir.
54 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
KELOMPOK AKTIFITAS
KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG
Aktifitas hunian
Aktifitas intern (utama)
• Aktifitas penghuni di dalam unit hunian, seperti makan, tidur, menerima tamu, dsb.
• Ruang tamu
• Ruang keluarga
• Ruang tidur
• Dapur dan pantry
• Kamar mandi
• Ruang pembantu
• Gudang
• Ruang belajar/ruang kerja
Aktifitas ekstern (penunjang)
• Aktifitas penghuni di luar unit hunian, seperti rekreasi, berbelanja, olahraga, dsb.
• Lobby
• Fasilitas – fasilitas hunian Seperti kolam renang, mini market, dsb.
Aktifitas pengelola
• Kegiatan pemimpin
• Kegiatan kesekretariatan
• Kegiatan pemasaran
• Kegiatan pertemuan anggota
• Lobby
• Ruang pimpinan
• Ruang sekretaris
• Ruang – ruang kabag
• Ruang staff
• Ruang rapat
• Ruang istirahat
• Lavatory
• Mushola
• Gudang
Aktifitas penunjang (ekstern)
• Kegiatan makan dan minum
• Kegiatan berbelanja
• Kegiatan rekreasi
• Kegiatan olahraga
• Kegiatan pertemuan
• Kegiatan menerima tamu
• Lobby
• Mutifunction room
• Restaurant
• Fitness center
• Swimming pool
• Jacuzy
• Cabanas
• Jogging track
• Lapangan bulutangkis
• Lapangan tenis
• Lapangn basket
• Playground
• Laundry
• Beauty center
• Drug store
• Mini market
• Bank atau ATM
• Money changer
Tabel 5. 2 Pendekatan Aktifitas di Apartemen
55 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Aktifitas pelayanan (service)
• Kegiatan maintenance
• Kegiatan pengamanan bangunan
• Kegiatan pelayanan teknis bangunan
• Kegiatan pelayanan lavatory
• Kegiatan pelayanan parkir
• Ruang cleaning service
• Janitor
• Ruang security
• Ruang monitoring
• Ruang genset
• Ruang server
• Ruang pompa
• Ruang trafo dan panel
• Ruang control
• Reservoir air
• Lavatory
• Mushola
• Parkir
5.2.3. Pendekatan Kebutuhan Jenis Ruang Tabel 5. 3 Pendekatan Kebutuhan Jenis Ruang
No Kebutuhan Ruang Aktivitas
A. Kelompok ruang kegiatan hunian
1 Ruang tidur Istirahat/tidur
2 Ruang tamu Menerima tamu
3 Ruang keluarga Interaksi sosial, nonton TV
4 Kamar mandi/WC Mandi, buang air besar/kecil
5 Dapur/pantry Meniapkan makanan/memasak
6 Ruang makan Menyajikan masakan, makan/minum
B. Kelompok ruang kegiatan pengelolaan
1 Ruang Manager/Pimpinan Duduk, bekerja manager
2 Ruang Sekretaris Duduk, bekerja sekretaris
3 Ruang Bagian Teknik Duduk, bekerja
4 Ruang Bagian Non Teknik Duduk, bekerja
5 Ruang Keamanan Duduk, berkoordinasi antar security
6 Ruang Housekeeping Koordinasi petugas kebersihan
7 Ruang Reception/Lobby Duduk, memberi Informasi kepada tamu
8 Ruang Tamu Duduk, menunggu,
9 Ruang Rapat Berkumpul, rapat kerja karyawan
10 Ruang Istirahat Duduk, bersantai karyawan
11 Lavatory Buang air, Cuci muka
12 Musholla dan tempat wudhu Bersuci, beribadah
13 Gudang Menyimpan barang
14 R. Pos jaga Mengawasi keadaan, mengarsipkan identitas
tamu, menjaga parkir
15 R. Koordinasi Security koordinasi antar security, menyimpan
perlengkapan jaga, berjaga
Sumber : Analisa
56 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
16 R. Informasi Koordinasi informasi kepada tamu, menerima
tamu sementara, menerima titipan
pesan/barang bagi penghuni
C. Kelompok ruang kegiatan Penunjang/Pelengkap
Indoor
1 Hall / Lobby Ruang Penerima
2 Restaurant Makan dan Minum
3 Mini Market/Retail Berbelanja kebutuhan sehari-hari
4 Ruang sauna Perawatan Tubuh
5 Ruang Serba Guna Pertemuan Antar Penghuni, pesta, acara
lainnya
6 Ruang Tamu Umum Menerima Tamu
7 Dry Cleaning & Laundry Services Ruang Jasa Pencucian
8 Meeting Room Duduk, rapat
9 Fitness Center Berolahraga, ganti pakaian, menyimpan
pakaian
10 Massage and Spa Perawatan tubuh dan kecantikan
11 Klinik dan Apotik Pelayanan kesehatan
Outdoor
1 Swimming Pool Berenang
2 Jogging Track Olah raga / Lari – Lari Kecil
3 Children Playground Bermain Anak
D. Kelompok Kegiatan Service
1 Parkir Parkir penghuni, tamu, pengelola
2 Musholla Bersuci, beribadah
3 Lavatory Cuci muka, buang air
4 Loading Unloading Bongkar – muat barang
5 Gudang & Workshop Menyimpan barang / peralatan operasional
6 Ruang Kontrol Mengontrol kinerja peralata gedung (telp, AC,
listrik)
7 Ruang genset Penyimpan peralatan pembangkit listrik
cadangan (mesin diesel)
8 Ruang pompa Mengontrol kinerja pompa
9 Ruang CCTV Mengontrol keamanan aktivitas yang ada di
gedung
10 Ground Reservoir Penampungan air
11 Ruang Trafo Penyimpanan pembangkit listrik dari PLN
12 Tempat sampah sementara Penampungan sampah sementara
13 STP Pengolahan limbah
14 Lift Services/ Lift Barang Sirkulasi vertical barang
15 Lift Sirkulasi vertical manusia
16 Tangga Sirkulasi vertical manusia saat terjadi darurat
57 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
17 R. Petugas kebersihan dan
peralatan kebersihan
Kumpul dan koordinasi antar petugas
kebersihan, ganti pakaian, menyimpan barang
pribadi, beristirahat, berbincang-bincang,
menyimpan peralatan kebersihan
Dari uraian tabel di atas telah dapat diketahui ruang-ruang yang
dibutuhkan yang mungkin dibangun pada bangunan apartemen.
5.2.4. Pendekatan Hubungan Kelompok Ruang
Pengelompokan ruang sesuai dengan fungsi, yang bertujuan untuk menciptakan
efisiensi dan efektivitas dalam hubungan ruang dengan kelompok ruang lain.
Seacara diagramatis hubungan antar kelompok ruang tersebut dapat dilihat pada
skema berikut ini:
: Erat
: Tidak Erat
5.2.5. Sirkulasi
1. Sirkulasi Penghuni
Terdapat pertimbangan di dalam sirkulasi penghuni apartemen baik kegiatan intern
maupun ekstern atau penunjang yaitu dari segi kemudahan dan kenyamanan penghuni
dalam melakukan aktifitasnya.
Kelompok Kegiatan
Hunian
Kelompok Kegiatan
Service
Kelompok Kegiatan
Penunjang
Kelompok Kegiatan
Pengelola
Gambar 4. 1 Diagram Hubungan Kelompok Ruang
Sumber : Analisa
Sumber : Analisa
58 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Gambar 5. 2 Diagram Sirkulasi Aktifitas Intern Penghuni Sumber: analisa
Gambar 5.3 Diagram Sirkulasi Aktifitas Ekstern Penghuni Sumber: analisa
2. Sirkulasi tamu
Sirkulasi tamu tidak boleh mengganggu privacy dan kenyamanan penghuni apartemen.
Tamu yang dimaksud adalah tamu penghuni apartemen dan tamu pengelola yang
berkepentingan. Oleh karena itu tamu penghuni apartemen diharuskan menunggu di
lobby hingga mendapat persetujuan dari pihak penghuni apartemen. Penghuni dapat
menerima tamu langsung di lobby atau meminta security mengantar ke huniannya.
Tamu juga diharuskan meninggalkan identitas dan mengenakan kartu pengunjung.
Berikut adalah sirkulasi tamu di apartemen :
Main Entrance
Security
Entrance Hall
Parkir
Fasilitas Penunjang
Lobby
Sirkulasi Vertikal
Koridor
Unit Hunian
Foyer (Main Entrance)
Ruang Tamu
Ruang Makan
Master Bedroom
Dapur
Master Bathroom
Balkon
Maidroom
Bathroom
Service Entrance
Service Area
Drying Area
Bedroom
59 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Gambar 5. 4 Diagram Sirkulasi Tamu Sumber: analisa
3. Sirkulasi pengelola
Sirkulasi pengelola lebih baik dipisahkan dari sirkulasi penghuni untuk menghindari
kesan pengawasan yang dapat mengganggu kenyamanan penghuni. Efisiensi
merupakan pertimbangan utama dalam pencapaian ke ruang – ruang kerja pengelola.
Main Entrance
Security
Entrance Hall
Parkir
Receptionist
Lobby
Sirkulasi Vertikal
Koridor
Unit Hunian
Lavatory
Side Entrance
Entrance Hall
R. Building Manager
R. Sekretaris
R. Kadiv. Teknik & Staf
(Teknisi & Housekeping)
R. Kadiv. Non Teknik & Staf
(Keuangan, Administrasi,
& Pemasaran)
Parkir
R. Receptionist
R. Kadiv. Keamanan
& Security
Lavatory
Gudang
Mushola
R. Rapat
Pantry
Office
Gambar 5. 5 Diagram Sirkulasi Pengelola Sumber: analisa
60 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
4. Sirkulasi servis
Sirkulasi servis harus efisiensi dan efektif, terutama tidak mengganggu sirkkulasi
penghuni, tamu, dan pengelola. Sirkulasi servis harus dapat menjangkau seluruh
kegiatan yang ada baik di dalam maupun di luar apartemen. Area bongkar muat harus
berada di tempat yang mudah dicapai oleh kendaraan pengangkut barang.
5.2.6. Pendekatan Lokasi dan Tapak
Pemilihan lokasi dan tapak bangunan apartemen harus dapat mendukung semua
kegiatan di bangunan tersebut. Faktor – faktor yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan lokasi, sebagai berikut:
1. Peratuan pemerintah daerah yang menyangkut tentang penggunaan tanah, dimana
apartemen merupakan sarana akomodasi.
2. Pencapaian merupakan pertimbangan utama, dimana pencapaian harus dalam
waktu yang relatif singkat karena berada di pusat kota.
3. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi memiliki kualitas yang baik dan
dapat menjangkau fasilitas pusat kota.
4. Memiliki jaringan infrastruktur yang lengkap guna meminimalkan biaya pengadaan
infrastruktur yang baru.
Dari peraturan tata ruang kota Semarang, diambil tiga alternatif tapak dari masing-
masing lokasi, yakni sebagai berikut:
a. Alternatif tapak 1
Berada di Jalan S. Parman, kecamatan Gajah Mungkur yang termasuk kedalam BWK II.
Sebagian besar kawasan di sekitarnya adalah kawasan permukiman. memiliki luas ±
12.645 m2. Batas – batas tapak antara lain :
dengan batas sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Permukiman, perdagangan
- Sebelah Timur : Perdagangan
- Sebelah Selatan : Perdagangan
- Sebelah Barat : SPBU
R. Pelayanan
Mekanikal Elektrikal
Service Entrance
R. Pelayanan
Perawatan Bangunan
Gudang
Loading Dock
Lavatory
Mushola
Gambar 4. 6 Diagram Sirkulasi Servis Sumber: analisa
61 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
- Gambar 4. 7 Alternatif Tapak 1
Sumber : Google Maps
-
Gambar 4. 8 Tataguna Lahan Tapak 1
Sumber : BPN
b. Alternatif tapak 2
Berada di Jalan Sisingamangaraja kecamatan Candisari yang termasuk kedalam
BWK II. Sebagian besar kawasan di sekitarnya adalah kawasan permukiman dan
perdagangan. Peraturan bangunan kawasan ini adalah KLB 4 dan KDB 60%
memiliki luas ± 16.545m2 dengan batas sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Jl. Sisingangamangaraja
- Sebelah Timur : Restoran
- Sebelah Barat : Kanwil depag Provinsi Jateng
- Sebelah Selatan : Grand Candi Residence
62 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Gambar 4. 9 Alternatif tapak 2 Sumber : Google Maps
Gambar 4. 10 Tataguna Lahan Tapak 2 Sumber : BPN
Penilaian terhadap dua lokasi tersebut ditentukan dengan beberapa pertimbangan.
Mengingat sasaran penghuni apartemen adalah masyarakat dengan golongan
menengah atas yang memiliki kegiatan di pusat kota, memerlukan lokasi yang
strategis, dekat dengan tempat kerja, dan sarana prasarana kota, namun tidak
menyimpang dengan rencana perkotaan yang sudah ditentukan.
Tabel 5. 4 Pemilihan Tapak
Kriteria
(Bobot %)
Sisingamangaraja S. Parman
N B x N N B x N
Aksesibilitas Jalan raya 3 75 3 75
Pencapaian 3 75 3 75
63 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
25 Transportasi 3 75 3 75
Strategis
25
Perkantoran 3 75 2 50
Perbelanjaan 2 50 2 50
Pendidikan 2 50 2 50
Rekreasi 2 50 1 25
Olah raga 2 50 1 25
Prasarana
20
Listrik 3 60 3 60
Telepon 3 60 3 60
Air bersih 3 60 3 60
Riol kota 2 40 2 40
Lingkungan
15
Kepadatan 3 45 3 45
Kebisingan 2 30 2 30
Peraturan
Pemerintah
15
KLB, KDB 3 45 3 45
Landuse 2 30 2 30
Peruntukan
lahan
2 30
2 30
Total 900 825
1 = kurang mendukung ; 2 = cukup mendukung ; 3 = sangat mendukung
Dari penilaian alternatif tapak, maka terpilih tapak di Jl. Sisinganmangaraja Kecamatan
Candisari yang memiliki potensi yang mendukung untuk didirikan hunian apartemen
daripada tapak di jl. S. Parman. Tapak ini memiliki luas 16.545 m2
OPTIMASI LAHAN
1) Luas Lahan : 16.545 m2
2) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 60%
3) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 4
4) Luas perbandingan Gross Floor Area (NFA) : Netto Floor Area (GFA) = 1 : 0.64
5) Jumlah lantai : 6 s/d 30
Luas Lahan = 1.501 m2
Building Coverage (60%) = 60 % x 16.545 m2
= 9.927 m2
Ruang Terbuka (40%) = 40 % x 16.545 m2
= 6.618m2
Luas bangunan Maksimum = Luas Lahan x KLB
= 16.545 m2 x 4
= 66.180 m2
Sumber : Analisa
64 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Luas bersih untuk unit apartemen =Luas bangunan maksimum x
Perbandingan GFA : NFA
= 66.180 m2 x 0.64
= 42.355.2 m2
Luas bangunan untuk fasilitas = Luas bangunan maksimum x
Apartemen perbandingan NFA : GFA
= 66.180 m2 x 0.36
= 23.824,8 m2
5.2.7. Pendekatan Unit Hunian
Dasar yang digunakan untuk menghitung jumlah unit hunian apartemen antara
lain:
a. Presentase Jumlah Penduduk kelas menengah ke atas di semarang yang
merupakan target hunian apartemen ini
b. Presentase target hunian dari apartemen di semarang yang sudah
Menurut survei Boston Consulting Group, merilis pertumbuhan ekonomi
menegah di Indonesia terutama terjadi di kota–kota metropolitan dengan
diagram:
Gambar 4. 11 Diagram Analisa Pertumbuhan Ekonomi
Sumber : Boston Consulting Group
Keterangan:
• Elite pengeluaran bulanan lebih besar dari Rp 7.500.000
• Affluent pengeluaran bulanan antara Rp 5.000.000 sampai dengan Rp
7.500.000
• Upper middle pengeluaran bulanan antara Rp 3.000.000 sampai dengan Rp
5.000.000
• Middle pengeluaran bulanan antara Rp 2.000.000 sampai dengan Rp
3.000.000
65 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
• Emerging Middle pengeluaran bulanan antara Rp 1.500.000 sampai dengan
Rp 2.000.000
• Aspirant middle pengeluaran bulanan antara Rp 1.000.000 sampai dengan
Rp 1.500.000
• Poor middle pengeluaran bulanan lebih kecil dari Rp 1.000.000
Data di atas menunjukkan adanya pertumbuhan kelas menengah sebesar
64% (di tahun 2012 berjumlah 41,6 juta jiwa dan 2020 berjumlah 68,2 juta
jiwa).Prediksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 adalah 267.6 juta
jiwa, maka persentase pembagian penghasilan penduduk Indonesia dengan
proyeksi dengan membagi tiap jenis jumlah penghasilan dibagi jumlah
penduduk di tahun 2020 di kali 100%, sbb:
Tabel 5. 5 Prediksi Presentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Penghasilan
Sehingga bila diproyeksikan ke kota semarang dengan asumsi persentase
Boston Consulting Group dikalikan dengan jumlah penduduk tahun proyeksi
2020 di kota Semarang maka akan didapati rincian sebagai berikut:
Tabel 5. 6 Prediksi Jumlah Penduduk Berdasarkan Penghasilan di kota Semarang
Dari data diatas maka dapat disimpulkan jumlah pertumbuhan penduduk
kelas Elite pada tahun 2020 adalah 47.656 jiwa.
Perhitungan unit sendiri berdasarkan perbandingan antara jumlah sasaran
penghuni apartemen dengan jumlah unit apartemen yang tersedia di semarang
Tabel 5. 7 Presentasi unit terhadap sasaran di Kota Semarang
Nama Apartement Sasaran %
Mutiara Garden Apartments 0,0059
Best Westerns Star Hotel & Star
Apartments
0,003
Parama Apartments 0,0003
The Pinnacle Apartments 0,01
Tahun Elite Affluent Upper
Middle Middle
Emerging
Middle Aspirant Poor
2020 2.58% 6.16% 18.5% 25.5% 18.8% 17.9% 10.56%
Tahun Elite Affluent Upper
Middle Middle
Emerging
Middle Aspirant Poor
2020 47.656 113.784 341.723 471.025 347.265 330.640 195.060
Sumber : Analisa
Sumber : Analisa
66 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Warhol Residence 0,008
Sentraland Semarang 0,0035
Marquis de Lafayette 0,009
Lippo Setiabudi Apartment 0,0052
Alton Apartment 0,0083
Candiland Apartment 0,016
Amartha View Apartment 0,032
Tentrem Apartment 0,0018
G20 Apartment 0,0036
Jumlah 0,1036
Rata-rata 0.0079
47.656 jiwa x 0,79 % = 379.78 ~ 380 Unit
Jadi jumlah unit yang akan disediakan oleh Apartemen High-Rise di
Semarang ini berjumlah 380 unit
5.2.8. Presentase unit Hunian
Tipe unit apartemen direncanakan memiliki 1 kamar tidur, 2 kamar tidur, 3 kamar
tidur, 4 kamar tidur. Perhitungan unit apartemen menggunakan pendekatan dari
studi banding.
Tabel 5. 8 Analisa Prosentase Luas dan Jumlah Unit Hunian
Tipe
unit
(Cosmopolitan) KVR L’avenue Rata - rata
Unit % Unit % Unit %
1 BR - - 42 16,60 21 8,10
2 BR 160 66,03 169 66,80 172 66,40
3 BR 78 30,94 42 16,60 62 23,95
4 BR 8 3,03 - - 4 1,55
Jumlah 246 100 253 100 259 100
Dari analisa di atas didapat jumlah unit optimal dengan prosentase dan luas per unit
hunian.
Tipe Unit Hunian Alokasi Unit Hunian Jumlah Unit Hunian
TIpe 1 BR 8% 8% x 380= 15.28 ~ 30 Unit
Tipe 2 BR 66% 66% x 380= 250.8 ~ 250 Unit
Tipe 3 BR 24% 24% x 380 = 91.2 ~ 92 Unit
Tipe 4 BR 2% 2% x 380 = 7.6 ~ 8 Unit
Total 100 % 380 Unit
Sumber : Analisa
67 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
5.2.9. Persyaratan Ruang
Pendekatan persyaratan ruang apartemen antara lain :
1. Kelompok kegiatan hunian apartemen
a. Kelompok ruang publik yang terbuka untuk umum
• Sebagai ruang penerima harus mudah dicapai
• Sebagai pengikat unit hunian
b. Kelompok ruang privat untuk hunian
• Pencapaian ke lobby mudah dan jelas
• Memerlukan privasi yang tinggi
• Memerlukan tingkat kenyamanan dan ketenangan yang tinggi
• Memenuhi syarat fisiologis ruang meliputi suhu, penghawaan,
penerangan, suara, dan warna
2. Kelompok kegiatan pengelola
• Posisi ruang pengelola tidak terlalu diekspose untuk menampilkan
kesan hunian sebagai fungsi utama
• Ruang pengelola harus muda dicapai dari publik area namun tidak
menyatu dengan area penghuni apartemen agar kegiatan tidak
mengganggu penghuni apartemen
3. Kelompok kegiatan penunjang
• Mengutamakan pelayanan terhadap semua pengunjung baik penghuni
maupun nonpenghuni
• Pencapaian dari luar unit hunian menuju fasilitas penunjang harus
relatif sama mudahnya dengan pencapaian dari unit hunian
• Keberadaan fasilitas penunjang tidak mengganggu privasi dan
kenyamanan penghuni
4. Kelompok kegiatan pelayanan
• Jalur sirkulasi terpisah dengan jalur sirkulasi kegiatan hunian,
pengelola, dan penunjang.
• Penempatan mekanikal elektrikal yang meliputi mesin – mesin yang
digunakan untuk sistem utilitas apartemen dipisahkan dengan unit
hunian apartemen agar kebisingan mesin tidak mengganggu
kenyamanan penghuni.
5.2.10. Pendekatan Kapasitas Besaran Ruang
Untuk menentukan besaran total ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan dan
perancangan apartemen digunakan standar dari literatur, yaitu :
• AN : Analisa
• AS : Asumsi
• SB : Studi Banding
68 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
• DA : Ernst Neufert’s Architect Data
• TS : Time Saver Standard
Sedangkan Standar Sirkulasi / Flow Area yang digunakan yaitu :
• 5%-10% : Standar minimum sirkulasi
• 20% : Standar Kebutuhan keleluasaan sirkulasi
• 30% : Tuntutan kenyamanan fisik
• 40% : Tuntutan kenyamanan psikologis
• 50% : Tuntutan spesifik kegiatan
• 70%-100% : Terkait dengan banyak kegiatan
(sumber : Time Saver Standard for Building Types, 2nd Edition)
1. Kelompok ruang aktivitas hunian
Jenis Ruang Kapasitas Standar Ruang (m²) Luas (m²) Sumber
Tipe 1 BR
Foyer 1 unit 1,5 x 2 3 m2 3 SB
Living room 5 org 1 set sofa: 1,5 x 0,8 = 1,2 m2 1 meja kaca: 0,8 x 0,8 = 1,6 m2 1 rak TV 0,6 x 2 = 1.2 m2 1 nakas : 0,75 x 0,5 = 0,35 m2 1 lemari buku 1,5x0,5= 0,75 m2 Sirkulasi = 100 % = 5,81 Total Living Room=11,62 ~12 m2
12 DA, AN
Dapur + Ruang Makan
2 org Kitchen set 1 deret = 0,6 x 3 = 1,8 m2 1 unit Wastafel + Kompor Gas 0.6mx2m=1.2 m² 1 set meja makan = 1,4 x 1,3 = 1,82 m2 1 unit Kulkas
0.7mx0.6m=0.42 m² Sirkulasi = 80% = 5,24 Total Diningroom= 9,43 ~ 9 m2
9 DA
R.Tidur Utama
2 org Ruang tidur untuk 2 orang Bedroom : 1 bed king size : 2 x 2 = 4 m2 1 nakas : 0,75 x 0,5 = 0,35 m2 1 lemari dinding : 0,5 x 1,8 = 0,9 m2 1 credenza TV + TV plasma 50’ : 0,5 x 1,2 = 0,6 m2 1 meja rias + 1 kursi : 0,8 x 1,2 = 0.96 m2 Sirkulasi 100% = 6,81 m2
14 DA, AN
Tabel 5.8 Kapasitas Besaran Ruang Aktivitas Penghuni
69 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Total Bedroom = 13,62~ 14 m2
Kamar mandi 1 unit 1 shower + kloset duduk + wastafel = 2,05 x 1,65 = 3,383 m2 ~ 3,4 m2 Sirkulasi 20%
4 DA
Balkon 1 unit 2 x 1 m = 4 m2 2 SB
Jumlah 44
Sirkulasi (20%) 8.8
Total Luas 52,8 ~ 53 m2
Tipe 2 BR
Foyer 1 unit 2,1 x 2,3 = 4,83 m2 ~ 4 m2 4 SB
Ruang keluarga
5 org 1 set sofa: 1,5 x 0,8 = 0,9 m2 2 sofa single 2 (0,9 x 0,75) = 1,35 1 meja kaca: 1,2 x 0,6 = 0,72 m2 1 Rak TV 0,5 x 3 = 1,5 m2 1 lemari buku 1,5x0,5= 0,75 m2 1 nakas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 Sirkulasi = 100 % = 5,58 Total Living Room = 11,16 ~12 m2
12 SB
Ruang makan 3-4 orang 1 set dining table = 1,3 x 2 = 2,6,m2 1 set mini bar = 0,6 x 2= 1,2 m2 Sirkulasi = 100% = 3,8 Total Diningroom = 7,6 m2 ~ 8 m2
8 DA, AN
Dapur 1 unit Kitchen set 1 deret = 0,6 x 3 = 1,8 m2 1 lemari dinding atas dan meja = 0,6 x 2 = 1,2 m2 1 lemari es = 0,55 x 0,6 = 0,33 m2 Oven = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 Sirkulasi = 100% = 3,93 m2 Total Kitchen = 7,86 m2 ~ 8 m2
8 SB
R.Tidur Utama + KM/WC
2 org Ruang tidur untuk 2 orang dengan kamar mandi dalam
• Bedroom : 1 bed king size : 2 x 2 = 4 m2 2 nakas : (0,75 x 0,5) x 2 = 0,75 m2 1 lemari dinding : 0,6 x 3 = 1,8 m2 1 meja rias + 1 kursi : 0,8 x 1,2 = 0.96 m2 Sirkulasi 100% = 8,1 m2 Total Bedroom = 16,2 m2
• Bathroom : 1 bath tub = 0,78 x 1,7 = 1,3 kloset duduk = 0,65 x 0,55 = 0,36
20 DA
70 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Shower = 0.9 x 0.9 = 0.81 wastafel = 0,4 x 0,6 = 0,24 m2 sirkulasi 30% = 1.52 total = 2,71 + 0,81 = 3,52 m2
• Bedroom + Bathroom = 19,72 m2 ~ 20 m2
R. Tidur anak 1 org Ruang tidur untuk 1 orang 1 bed single size : 1,6 x 2 = 3,2 m2 1 nakas : 0,75 x 0,5 = 0,375 m2 1 lemari dinding : 0,6 x 1,5 = 0,9 m2 1 meja belajar + 1 kursi : 0,8 x 1,2 = 0,96 m2 Sirkulasi 100% = 4,475 m2 Total Children Bedroom = 8,95 m2 ~ 9 m2
9 DA. AN
Kamar mandi 1 unit 1 shower + kloset duduk + wastafel = 2,05 x 1,65 = 3,383 m2 ~ 3,4 m2 Sirkulasi 20%
4 DA
Balcon 1 unit 1 set meja kursi 2 x 2 = 4 m2
4 SB
Jumlah 70
Sirkulasi (20%) 14
Total Luas 84 m2
Tipe 3 BR
Foyer 1 unit 2,1 x 2,3 = 4,83 m2 ~ 4 m2 4 SB
Ruang kelurga 5 org 1 set sofa: 2 x 0,8 = 1,6 m2 1,5 x 0,8 = 1,2 1 sofa single: 0.9 x 0.75 = 0,67 m2 1 meja kaca: 1,6 x 0,8 = 1,28 m2 1 rak Tv 1,8 x 0,6 = 1,08 m2 1 lemari buku 1,5x0,5= 0,75 m2 Nakas(2) = (0,75x0,5)x2= 0,75 m2 Sirkulasi = 100 % = 7,32 Total Living Room=14,64 ~15 m2
15 DA, AN
Ruang makan 6 org 1 set dining table (6 orang) = 2 x 1,8 = 3,6 m2 1 set mini bar (4 org) = 0,4 x 2,5 = 1 m2 Sirkulasi = 100% = 4,6 Total Diningroom= 9,2 ~ 10 m2
10 DA
Dapur 1 unit Kitchen set 1 deret = 0,6 x 3 = 1,8 m2 1 lemari dinding atas dan meja = 0,6 x 2,4 = 1,44 m2 1 lemari es = 0,55 x 0,6 = 0,33 m2 Oven = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2
8 DA, AN
71 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Sirkulasi = 100% = 3,93 m2 Total Kitchen = 7,86 m2 ~ 8 m2
R.Tidur Utama + KM/WC
2 org Ruang tidur untuk 2 orang dengan kamar mandi dalam
• Bedroom : 1 bed king size : 2 x 2 = 4 m2 2 nakas : (0,75 x 0,5) x 2 = 0,75 m2 1 lemari dinding : 0,6 x 3 = 1,8 m2 1 credenza TV + TV plasma 50’ : 0,5 x 1,2 = 0,6 m2 1 meja rias + 1 kursi : 0,8 x 1,2 = 0.96 m2 Sirkulasi 100% = 8,1 m2 Total Bedroom = 16,2 m2
• Bathroom : 1 bath tub = 0,78 x 1,7 = 1,3 kloset duduk = 0,65 x 0,55 = 0,36 Shower = 0.9 x 0.9 = 0.81 wastafel = 0,4 x 0,6 = 0,24 m2 sirkulasi 30% = 1.52 total = 2,71 + 0,81 = 3,52 m2
• Bedroom + Bathroom = 19,72 m2 ~ 20 m2
20 DA, AN
R. tidur anak 2 unit @1 org
Ruang tidur untuk 1 orang 1 bed single size : 1,6 x 2 = 3,2 m2 1 nakas : 0,75 x 0,5 = 0,375 m2 1 lemari dinding : 0,6 x 1,5 = 0,9 m2 1 meja belajar + 1 kursi : 0,8 x 1,2 = 0,96 m2 Sirkulasi 100% = 4,475 m2 Total Children Bedroom = 8,95 m2 ~ 9 m2 ~ 9 m2 @2 = 18 m2
18 DA, AN
Kamar mandi 1 unit 1 shower + kloset duduk + wastafel = 2,05 x 1,65 = 3,383 m2 ~ 3,4 m2 Sirkulasi 20%= 4
4 DA
Ruang kerja/ belajar
2 org 1 meja : 1,2 x 0,6 = 0,72 m2 2 kursi : (0,6 x 0,6) x 2 = 0,72 m2 2 rak buku : (1,5 x 0,6) x 2 = 1,8 m2 Sirkulasi = 100% = 3,24 m2 Total Reading/Work/Study Room = 6,48 m2 ~ 6,5 m2
6,5 DA, AN
Storage 1 unit 2,1 x 1,8 m = 3,78 m2 Sirkulasi 50 % = 1,89 Total = 5,67 m2 ~ 6 m2
6 DA
Balkon 1 unit 4 x 2 m = 8 m2 8 SB
72 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Jumlah 99,5
Sirkulasi (20%) 19,9
Total Luas 119,4 ~ 120 m2
Tipe 4 BR
Foyer 1 unit 2,1 x 2,3 = 4,83 m2 ~ 4 m2 4 SB
Ruang kelurga 5 org 1 set sofa: 2 x 0,8 = 1,6 m2 1,5 x 0,8 = 1,2 1 sofa single: 0.9 x 0.75 = 0,67 m2 1 meja kaca: 1,6 x 0,8 = 1,28 m2 1 rak Tv 1,8 x 0,6 = 1,08 m2 1 lemari buku 1,5x0,5= 0,75 m2 Nakas(2) = (0,75x0,5)x2= 0,75 m2 Sirkulasi = 100 % = 7,32 Total Living Room=14,64 ~15 m2
15 DA, AN
Ruang makan 8 orang 1 set dining table (8 orang) = 2,6 x 2 = 5,2 m2 1 set mini bar (4 orang) = 0,4 x 2,5 = 1 m2 Sirkulasi = 100% = 6,2 Total Diningroom = 12 ,4 m2 ~ 12m2
12 DA, AN
Dapur 1 unit Kitchen set 1 deret = 0,6 x 3 = 1,8 m2 1 lemari dinding atas dan meja = 0,6 x 2,4 = 1,44 m2 1 lemari es = 0,55 x 0,6 = 0,33 m2 Oven = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 Sirkulasi = 100% = 3,93 m2 Total Kitchen = 7,86 m2 ~ 8 m2
8 SB
R.Tidur Utama + KM/WC
2 org Ruang tidur untuk 2 orang dengan kamar mandi dalam
• Bedroom : 1 bed king size : 2 x 2 = 4 m2 2 nakas : (0,75 x 0,5) x 2 = 0,75 m2 1 lemari dinding : 0,6 x 3 = 1,8 m2 1 credenza TV + TV plasma 50’ : 0,5 x 1,2 = 0,6 m2 1 meja rias + 1 kursi : 0,8 x 1,2 = 0.96 m2 Sirkulasi 100% = 8,1 m2 Total Bedroom = 16,2 m2
• Storage 2,1 x 1,8 m = 3,78 m2 Sirkulasi 50 % = 1,89
26 DA
73 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Total = 5,67 m2
• Bathroom : 1 bath tub = 0,78 x 1,7 = 1,3 Shower = 0.9 x 0.9 = 0.81 kloset duduk = 0,65 x 0,55 = 0,36 2 wastafel = 0,4 x 0,6 = 0,48 m2 sirkulasi 30% = 1.52 total = 2,95 + 0,89 = 3,84 m2
• Bedroom + Bathroom = 25,71 m2 ~ 26 m2
R. Tidur anak 2 unit @ 1 org
Ruang tidur untuk 1 orang 1 bed single size : 1,6 x 2 = 3,2 m2 1 nakas : 0,75 x 0,5 = 0,375 m2 1 lemari dinding : 0,6 x 1,5 = 0,9 m2 1 meja belajar + 1 kursi : 0,8 x 1,2 = 0,96 m2 Sirkulasi 100% = 6,035 m2 Total Bedroom = 12,07 m2 ~ 12 m2 @2 = 24 m2
24 DA. AN
Kamar mandi 1 unit 1 shower + kloset duduk + wastafel = 2,05 x 1,65 = 3,383 m2 ~ 3,4 m2
3.4 DA
R. tidur tamu + KM/WC
1 org Ruang tidur untuk 2 orang dengan kamar mandi dalam
• Bedroom : 1 bed king size : 2 x 2 = 4 m2 1 nakas : (0,75 x 0,5) x 2 = 0,375 m2 1 lemari dinding : 0,6 x 1,5 = 0,9 m2 1 credenza TV + TV plasma 50’ : 0,5 x 1,2 = 0,6 m2 1 meja rias + 1 kursi : 0,8 x 1,2 = 0.96 m2 Sirkulasi 100% = 8,1 m2 Total Bedroom = 16,2 m2
• Bathroom : 1 bath tub = 0,78 x 1,7 = 1,3 kloset duduk = 0,65 x 0,55 = 0,36 Shower = 0.9 x 0.9 = 0.81 wastafel = 0,4 x 0,6 = 0,24 m2 sirkulasi 30% = 1.52 total = 2,71 + 0,81 = 3,52 m2
• Bedroom + Bathroom = 19,72 m2 ~ 20 m2
20 DA
Ruang kerja/belajar
2 org 10 10 SB
Storage 1 unit 2,1 x 1,8 m = 3,78 m2 Sirkulasi 50 % = 1,89 Total = 5,67 m2 ~ 6 m2
6 DA
Balcon 1 unit 1 set meja & 4 kursi + 2 kursi santai:
10 SB
74 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
4,8 x 2,1 = 10,08 ~ 10 m2
Jumlah 138,4
Sirkulasi (20%) 41,52
Total Luas 179,92 ~ 180 m2
2. Kelompok ruang aktivitas penunjang
• Fasilitas Indoor
Tabel 4. 9 Besaran Ruang Fasilitas Indoor
Jenis Ruang Kapasitas Standard Ruang (m2) Sumber Luas (m2)
Entrance Hall dan Lobby
- Hall 100 orang 0,8 m2/orang DA 80
- R.tunggu 10 orang 2 m2/orang DA 20
- Resepsionis 2 orang 4 m2/orang SB 8
- Lavatory 2 unit 20 m2/unit DA 40
Sirkulasi 30% luas 32,4
Total Luas Entrance Hall dan Lobby 192,4
Multi-FunctionRoom
- Ruang Audience 200 orang 1,2 m2/orang DA 240
- Stage 2 unit 15 m2/unit DA 30
- Sirkulasi 20% luas 54
Total Luas Multi-Function Room 324
ATM Center
- ATM 8 unit 1,5 m2/unit SB 12
- Sirkulasi 30% total luas 3,6
Total Luas ATM Center 15,6
Mini Market
- R. Penjualan 1 unit 120 m2/unit SB 120
- Gudang 1 unit 25 m2/unit AN 25
- Kasir 2 unit 5 m2/unit SB 10
- Sirkulasi 20% luas 31
Total Luas Mini Market 186
Fitness Center
- Hall 1 unit 20 m2/unit SB 20
- R. Latihan 1 unit 140 m2/unit SB 140
- R. Ganti 4 unit 4 m2/unit DA 16
- R. Istirahat 10 orang 1,8 m2/orang DA 18
- Sirkulasi 30% luas 58,2
Total Luas Fitness Center 252,2
Massage and Spa
- R. Sauna 30 orang 4 m2/orang AN 120
- R. Ganti 2 unit 6 m2/unit AN 12
- R. Massage 16 orang 4 m2/orang AN 64
- Sirkulasi 20% luas 39,2
Total Luas Massage and Spa 235,2
Restaurant and Cafe
- R Makan 100 orang 1,8 m2/orang DA 180
Sumber: analisa
75 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
- Kasir 1 unit 2,5 m2/unit AN 2,5
- Dapur 1 unit 10% r.makan = 10% x 180
=18
AN 18
- Gudang 1 unit 6 m2/unit AN 6
- Lavatory 2 unit 3,2 m2/unit DA 6,4
- Bar and Café 1 unit 100 m2/unit AN 100
- Sirkulasi 20% luas 108
Total Luas Resto and Cafe 375,48
Klinik dan Apotek
- R Praktek 2 dokter 9 m2/orang DA, AN 18
- R Tunggu 10 orang 1,6 m2/orang DA, AN 16
- R. Daftar 1 unit 6 m2/orang DA 6
- Apotek 1 unit 21 m2/orang DA 21
- Lavatory 2 unit 3,2 m2/unit DA 6,4
- Sirkulasi 30% luas 20,22
Total luas Klinik dan Apotek 127
Beauty Center
- Salon 8 unit 3 m2/unit AN 24
- R Bilas 4 unit 2 m2/unit AN 8
- R Tunggu 8 orang 1,25 m2/orang DA 10
- R Facial 5 unit 3 m2/unit AN 15
- Kasir 1 unit 2,5 m2/unit AN 2,5
- Lavatory 2 unit 3,2 m2/unit DA 6,4
- Sirkulasi 20% luas 13,2
Total Luas Beauty Center 79,2
Laundry an Dry Cleaning
- R Laundry 1 unit 140 m2/unit SB 140
- Sirkulasi 30% 42
Total Luas Laundry and Dry Cleaning 182
Club House
- Club House 1 unit 8 x 12 m SB 96
- Sirkulasi 20% 19.2
Total Luas Club House 115,2
Common Area/ Comunal Space
- Common Area 1 unit 6 x 5 SB 30
- Sirkulasi 20% 6
Total Luas Comunal Space 36
Meeting Lounge
- Meeting Lounge 50 2 m2 DA 100
- Sirkulasi 20% 20
Total Luas Meeting Lounge 120
-
-
-
Jumlah Fasilitas Indoor 2.240,8
• Fasilitas Outdoor
Tabel 4. 10 Besaran Ruang Fasilitas Outdoor
Sumber: analisa
76 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Jenis Ruang Kapasitas Standard Ruang (m2) Sumber Luas
Ruang (m2)
Swimming Pool + Jacuzzi + Cabanas
- Kolam dewasa 1unit (100org)
144/unit TS 144
- Kolam anak 20 orang 2 m2/orang DA 40
- Jacuzzi 4 orang 4 m2/orang SB 16
- Cabanas 4 orang 5 m2/orang SB 20
- Ruang Ganti 4 unit 1,3 m2/unit DA 5,2
- Ruang Bilas 8 orang 2 m2/orang DA 16
- Ruang Jemur 30% luas DA 127,16
- Sirkulasi 20% luas 85,04
Total luas Swimming Pool @ 2 (437,8) 875,6
Tennis Court
- Lapangan 1 unit 10,97 x 23,77 DA 260,75
- R Tunggu 5 orang 1,8 m2/orang DA 9
- Sirkulasi 20% luas 54
Total luas Tennis Court 323,8
Children Playground 1 unit 80 m2/unit SB 80
- Sirkulasi 20% luas 16
Total luas Childrens Playground 96
Jogging Track 1 unit 5 x 100m/unit AN 500
- Sirkulasi 20% luas 100
Total luas Jogging Track 600
Luas fasilitas Outdoor 1895,4
3. Kelompok ruang aktivitas pengelola
Tabel 5. 11 Kapasitas Besaran Ruang Pengelola
Jenis Ruang Kapasitas Standar Ruang (m²) Sumber Luas (m²)
Divisi Non Teknik
R. Direktur Utama 1 orang 15 -25 DA,AN 25
R. Sekretaris 1 orang >10 DA,AN 10
R. HRD 3 org 4,5/org DA 13,5
R. Operasional Building
4 org 4,5/org DA 18
R.Pemasaran 5 org 4,5/org DA 22,5
R.Keuangan 3 org 4,5/org DA 13,5
R.Administrasi 3 org 4,5/org DA 13,5
Gudang Arsip 1 unit 6/unit AN 6
R. Rapat 20 org 2/org DA 40
Pantry 1 unit 5,4/unit DA 5,4
Lavatory 4 3 m2 AS 12
Mushola 10 org 0,65 x 1,2 /org DA 7,8
Jumlah 177,2
Sirkulasi 20% 35,44
Total Luas 212,64
Divisi Teknik
R.Teknisi 12 org (6/shift) 3/org AN 18
R. Bag. Perawatan Gedung
12 org (6/shift) 3 /org AN 18
Gudang Alat 1 unit 9/unit AN 9
Sumber: analisa
77 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Lavatory 4 3 m2 AS 12
Jumlah 57
Sirkulasi 20% 11,4
Total Luas 68,4
Divisi Keamanan
R. Kepala Keamanan 1 org 9,3/org DA 9,3
Pos Utama 5 org 2/org DA 10
Pos Jaga 2 org 3/org SB 6
R. CCTV 2 unit 24/unit SB 48
Gudang Alat 1 unit 4/unit AN 4
Jumlah 77,3
Sirkulasi 20% 15,46
Total Luas 92,76
TOTAL LUAS RUANG AKTIVITAS PENGELOLA 373,8
4. Kelompok ruang aktivitas servis
Tabel 5. 12 Besaran Ruang Kelompok Aktivitas Servis
Jenis Ruang Kapasitas Standar Ruang (m²) Sumber Luas (m²)
R.Genset 1 unit 40/unit SB 40
R.Trafo 1 unit 18/unit SB 18
R.MDP 1 unit 15/unit AN 15
R.PABX 1 unit 12/unit SB 12
R.Kontrol 1 unit 12/unit SB 24
R.Ground Tank 2 unit 15/unit SB 30
R.Roof Tank 2 unit 25/unit SB 50
R.Pompa Air 2 unit 18/unit SB 36
R IPAL dan control IPAL
1 unit 20/unit SB 20
Bak Penampung sampah
2 unit 24/unit SB 48
Loading Dock 2 unit 24/unit 48
Gudang 2 unit 30/unit 60
Jumlah 401
Sirkulasi20% 80,2
TOTAL LUAS RUANG AKTIVITAS SERVIS 481,2
Tabel 5. 13 Besaran Ruang Kelompok Aktivitas Sirkulasi servis berulang
Servis Berulang
Jenis Ruang Kapasitas Standard Ruang (m2) Luas (m2) Sumber
Lobby Lift 4 unit (10 orang)
1.5 m x 1.5 m 9 TS
Lift Servis 1 unit (2 orang dan barang servis)
2.2 m x 1.7 m 3.74 TS
Tangga darurat 2 unit 6.55 m x 2.9 m 37.99 TS
Sumber: Analisa
78 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
R. Sub Distribution Panel
1 unit 8 m2 8 AN
R. AHU 1 unit 2m x 2m 4 AN
shaft 4 unit 0.8 m²/unit 3.2 AN
Jumlah 65.93
Sirkulasi antar ruang (20%) 13.18
Luas tiap lantai 79.11 m2
Sumber :Analisa
5. Kelompok ruang aktifitas parkir
Tabel 5. 14 Besaran Ruang aktivitas kelompok parkir
Jenis Ruang Kapasitas Standard Ruang
(m2)
Luas Ruang (m2)
Sumber
Parkir mobil Penghuni
Dengan asumsi, 1 unit memiliki 1 mobil (4 BR 2 mobil) = 380 unit
12,5/unit 380 x 12,5 =
4750 DA, AN
Parkir mobil Pengunjung
Dengan Asumsi jika ada kegiatan yang menggunakan fasilitas function room , diambil 30 % dari kapasitas = 70 unit
12,5 m2/unit 875 DA, AN
Parkir mobil pengelola
20 unit 12,5 m2/unit 250 DA, AN
Parkir motor 10% parkir mobil
10% x 4750 475 DA
Sirkulasi 100% x 6350 TS
Luas Kelompok Aktivitas Parkir 12.700
5.3. Pendekatan Aspek Kinerja
5.3.1 Sistem Pencahayaan
Terdapat dua macam system pencahayaan yang dapat digunakan, yaitu:
a. Pencahayaan alami
Dengan intensitas cahaya matahari yang besar, terang langit dapat dimanfaatkan
untuk pencahayaan pada siang hari pada bangunan. Pada bangunan mall, ruangan
yang dapat memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami yaitu ruang servis,
ruang pengelola, dan ruang penunjang. Selain itu, lobby juga dapat terkena cahaya
alami, sehingga menghemat penggunaan listrik apabila tidak digunakan. Sedangkan
pada bangunan apartemen bisa diterapkan pada tiap hunian agar menghemat
pemakaian listrik.
b. Pencahayaan Buatan
Diutamakan penggunaan penerangan buatan pada ruang-ruang tertentu agar dapat
menciptakan suasana yang dibutuhkan. Namun pada umumnya, system
pencahayaan ini digunakan pada seluruh ruangan.
Sumber: Analisa
79 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
5.3.2 Sistem Elektrikal
Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah melalui
transformator (trafo), aliran tersebut didistribusikan ke tiap-tiap unit kantor
pengelola dan unit hunian, melalui meteran yang letaknya menjadi satu ruang dengan
ruang panel (hal ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring). Untuk keadaan
darurat disediakan generator set yang dilengkapi dengan automatic switch system
yang secara otomatis (dalam waktu kurang dari 5 detik) akan langsung menggantikan
daya listrik dari sumber utama PLN yang terputus.
Generator set mempunyai kekuatan 70% dari keadaan normal. Perlu
diperhatikan bahwa generator set ini membutuhkan persyaratan ruang tersendiri,
untuk meredam suara dan getaran yang ditimbulkan. Biasanya untuk mereduksi
getaran dan suara ini digunakan double slab, pada ruang ini juga bisa dilapisi dengan
rockwall.
5.3.3 Sistem Penghawaan
a. Penghawaan alami
Sistem penghawaan alami dengan menggunakan sistem silang (cross ventilation).
Berbagai cara dapat digunakan untuk memungkinkan ventilasi silang antara lain
dengan memberikan bukaan pada dinding bangunan yang berlawanan atau
berhadapan untuk sirkulasi udara bersih dan kotor. Dapat digunakan pada ruang-
ruang kantor pengelola maupun hunian apartemen seperti lavatory dan gudang.
b. Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan dengan menggunakan AC (Air Conditioner). Terdapat dua jenis
AC yaitu :
▪ AC Split
Sesuai namanya, split, konsep utama AC jenis ini adalah memisahkan antara
bagian siklus yang bisa ditoleransi untuk penempatan di dalam ruangan, dengan
bagian yang relatif tidak tepat untuk berada di dalam ruangan (karena bising atau
menjadi sumber panas). Pada sistem AC ini dikenal bagian AC yang ditempatkan di
dalam ruangan (indoor unit), dan bagian yang diletakkan di luar ruangan (outdoor
unit).
Bagian indoor unit, hanya berisikan komponen evaporator. Sedangkan bagian
outdoor unit, berisikan kompressor, kondenser dan expantion valve. Antara indoor
dan outdoor unit, dihubungkan oleh pipa tembaga (copper pipe).
Jenis AC split yang paling cocok untuk rumah tinggal (residential) seperti
apartemen ialah AC split wall-mounted yang peletakan unitnya menempel di
dinding (wall).
▪ AC Central
Sistem ini memerlukan menara pendingin (cooling tower) dan chiller yang
ditempatkan di luar bangunan. Pada apartemen, AC central diletakkan di ruang-
ruang publik, seperti koridor, hall, dan lobby serta pada kantor pengelola. Di setiap
80 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
lantai yang menggunakan penghawaan dengan AC central membutuhkan sebuah
ruang untuk Air Handling Unit (AHU)
5.3.4 Sistem Jaringan Air Bersih
Penyediaan air bersih dapat diperoleh dari PAM atau sumur artetis (deep well
boaring) dengan kedalaman 100 meter lebih. Bangunan apartemen yang merupakan
bangunan bertingkat ini memiliki dua macam alternatif sistem pendistribusian air
bersih, yakni:
a. Down Feed System
Air bersih dari saluran PAM (deep well) masuk ke dalam distribusi bangunan
dan ditampung dalam ground reservoir, dengan menggunakan pompa air bersih
dinaikkan ke water tank pada atap bangunan untuk selanjutnya secara gravitasi air
dialirkan ke tiap lantai pada apartemen.
Keuntungan :
• Sistem ini masih dapat menjamin kelangsungan air bersih walaupun aliran listrik
padam.
• Umumnya kekuatan air di tiap lantai relatif sama (tidak tergantung ketinggian
bangunan)
Kerugian :
• Membutuhkan ruang untuk tangki di atap bangunan
• Penambahan beban di atap bangunan
b. Up Feed System
Air bersih dari saluran PAM atau deep well masuk ke dalam distribusi bangunan
dan ditampung dalam ground reservoir, dengan menggunakan pompa air bersih
didistribusikan ke tiap-tiap lantai apartemen.
Keuntungan :
• Sangat efektif untuk bangunan bertingkat rendah
Kerugian :
• Aliran air bersih tidak dapat mengalir bila listrik padam
• Dibutuhkan beberapa pompa tekan yang berkerja otomatis
• Umumnya pada daerah terbatas, kekuatan air menjadi kecil (terutama untuk
bangunan tingkat tinggi)
5.3.5 Sistem Jaringan Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor dibedakan menjadi 2 yaitu :
• Sistem pembuangan air bekas
Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian pakaian, cucian peralatan makan,
atau peralatan memasak dan beberapa macam cucian lainnya.Pipa pembuangan
digunakan pipa-pipa PVC atau pipa beton dengan diameter yang diperhitungkan
ukurannya. Mengingat panjang PVC 4 m, maka tiap 4 m dibuat sambungan atau
dihubungkan dengan pipa-pipa lain. Untuk pipa vertikal, hubungannya menggunakan
81 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
sambungan dengan sudut lebih kecil dari 90 derajat sehingga tidak terjadi air memgalir
balik. Pembuangan air bekas ini dapat dialirkan ke saluran lingkungan atau saluran
kota.
• Sistem pembuangan air limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran atau air yang berasal dari
lavatory. Saluran air limbah di tanah atau di dasar bangunan dialirkan pada jarak
sependek mungkin dan tidak diperbolehkan membuat belokan-belokan tegak lurus,
dialirkan dengan kemiringan 0,5 – 1 % ke dalam septictank.
Terdapat 2 macam air buangan, yaitu air kotor dan air hujan, dengan 3 sistem buangan,
antara lain :
• Sistem Terpisah (Separate Sistem)
Air kotor dan air hujan ditampung dan dialirkan oleh sistem masing – masing secara
terpisah. Pemilihan system ini didasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain:
- Periode musim hujan dan kemarau yang lama
- Kuantitas yang jauh berbeda antara buangan air kotor dan air hujan
- Air buangan memerlukan pengolahan terlebih dahulu sedangkan air hujan tidak perlu
dan harus secepatnya dibuang ke sungai
• Sistem tercampur (combined system)
Air kotor dan air hujan dialirkan melalui satu saluran yang sama. Saluran ini harus
tertutup. Pemilihan sistem ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:
- Debit masing-masing buangan relatif kecil sehingga dapat dijadikan satu
- Kuantitas air kotor dan air hujan tidak jauh berbeda
- Tingkat perbedaan curah hujan dari tahun ke tahun relatif kecil
- Sistem kombinasi (pseudo separate system)
Merupakan perpaduan antara saluran air kotor dan saluran air hujan di mana pada waktu
musim hujan air kotor dan air hujan tercampur dalam saluran air kotor, sedangkan air hujan
berfungsi sebagai pengecer dan penggelontor. Kedua saluran ini tidak bersatu tetapi
dihubungkan dengan sistem pipa interceptor.
5.3.6 Sistem Pengelolaan Sampah
Pembuangan sampah pada bangunan apartemen pada umumnya adalah dengan
menggunakan shaft sampah, yaitu sampah dari hunian apartemen, dikumpulkan
pada kantong-kantong sampah, kemudian dibuang melalui shaft sampah yang
langsung sampai ke lantai dasar, di mana terdapat penampungan sampah.
Pada kenyataannya sistem shaft sampah sering mengalami kendala pada
maintenance-nya sehingga sering menimbulkan bau menyengat yang tidak sedap
dan mengundang tikus-tikus dan hewan kotor lain berdatangan, maka pada saat ini
banyak hunian apartemen mulai meninggalkan sistem ini dan lebih beralih ke cara
manual, di mana karyawan kebersihan mengambil sampah dari tiap unit hunian dan
82 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
memasukkan ke tempat penampungan sampah sementara, setelah itu sampah-
sampah tersebut akan dialihkan ke luar tapak oleh Dinas Kebersihan Kota yang
selanjutnya dibuang ke TPA.
Untuk bangunan bertingkat tinggi perlu disiapkan :
▪ Boks-boks untuk tempat pembuangan yang terletak di tempat-tempat bagian servis
di tiap lantai. Masing-masing boks setiap lantai dihubungkan pipa penghubung dari
beton atau PVC atau asbes dengan diameter 10”-14”. Dinding paling atas diberikan
lubang untuk udara dan dilengkapi dengan kran air untuk pembersihan atau
pemadaman sementara kalau terjadi kebakaran di lubang sampah tersebut.
▪ Boks penampungan di bagian paling bawah berupa ruangan atau gudang dengan
dilengkapi kereta-kereta bak sampah.
5.3.7 Sistem Pemadaman Kebakaran
Instalasi pemadam api pada bangunan tinggi menggunakan peralatan pemadam api
instalasi tetap. Sistem deteksi awal bahaya (early warning fire detection), yang secara
otomatis memberikan alarm bahaya atau langsung mengaktifkan alat pemadam.
Terbagi atas dua bagian, yaitu sistem otomatis dan sistem semi otomatis.
Gambar 5. 12 Diagram Sistem Pemadam Kebakaran Semi Otomatis dan Otomatis
Sumber : Utilitas Bangunan
Pada sistem otomatis, manusia hanya diperlukan untuk mempersiapkan diri
menghadapi kemungkinan lain yang terjadi. Sistem deteksi awal terdiri dari :
a. Alat deteksi asap (smoke detector)
Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap di
ruang tempat alat tersebut dipasang.
b. Alat deteksi nyala api (flame detector)
83 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap
sinar ultraviolet yang dipancarkan nyala api tersebut.
c. Hidran Kebakaran (Hydrant)
Hidran kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran
dengan menggunakan alat baku air. Jumlah pemakaian hidran 1 (satu) buah per 800
m2.
d. Sprinkler
Alat ini akan bekerja bila suhu udara di ruangan mencapai 60-70oC. Penutup kaca
pada sprinkler akan pecah dan menyemburkan air. Setiap sprinkler head dapat
melayani luas area 10-20m2 dengan ketinggian ruangan 3 meter. Jarak antara dua
sprinkler head biasanya 4 meter di dalam ruangan dan 6 meter di koridor. Sprinkler
biasanya diletakkan di dalam unit hunian apartemen dan koridor.
e. Fire Extinguisher
Berupa tabung yang berisi zat kimia, penempatan setiap 20-25 meter dengan jarak
jangkauan seluas 200-250 cm.
5.3.8 Sistem Penangkal Petir
Penangkal petir harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimum
bangunan 2 lantai (terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya). Ada beberapa
sistem instalasi penangkal petir, antara lain :
a. Sistem Konvensional atau Franklin
Batang yang runcing dari bahan copper spit dipasang paling atas dan
dihubungkan dengan batang tembaga menuju ke elektroda yang ditanahkan.
Sistem ini cukup praktis dan biayanya murah, tetapi jangkauannya terbatas.
Namun demikian, sistem ini merupakan penangkal petir non radioaktif sehingga
tidak membahayakan lingkungan sekitar.
b. Sistem Sangkar Faraday
Sistem ini merupakan sistem penangkal petir yang biasa digunakan di Indonesia.
Bentuknya berupa tiang setinggi 30cm, kemudian dihubungkan dengan kawat
menuju ke ground. Memiliki jangkauan yang luas.
c. Sistem Radioaktif atau Sistem Thomas
Sistem ini baik sekali untuk bangunan tinggi dan besar. Pemasangan tidak perlu
dibuat tinggi karena system payung yang digunakan dapat melindunginya.
Bentangan perlindungan yang cukup besar sehingga dalam satu bangunan cukup
menggunakan satu tempat penangkal petir. Namun, sifat menolak petir
membahayakan lingkungan sekitar.
5.4. Pendekatan Aspek Teknis
5.4.1 Sistem Struktur Bangunan
Syarat utama sistem struktur bangunan antara lain :
a. Kuat terhadap gaya-gaya yang bekerja
84 Tugas Akhir 142 – Furqon Rakhmat Fajar 21020113130127
b. Fleksibel
c. Stabil, dalam arti tidak bergeser dari tempat semula
Sistem struktur bangunan akan mempengaruhi terbentuknya bangunan,
sehingga akan mempengaruhi penampilan bangunan tersebut. Ada beberapa
persyaratan pokok struktur antara lain :
a. Keseimbangan, agar massa bangunan tidak bergerak
b. Kestabilan, agar bangunan tidak goyah akibat gaya luar dan punya daya tahan
terhadap gangguan alam, misalnya gempa, angin, dan kebakaran.
c. Kekuatan, berhubungan dengan kesatuan seluruh struktur yang menerima
beban.
d. Fungsional, agar sesuai dengan fungsinya yang didasarkan atas tuntutan
besaran ruang, fleksibilitas terhadap penyusunan unit- unit hunian, pola
sirkulasi, system utilitas, dan lain-lain.
e. Ekonomis, baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaan.
f. Estetika struktur dapat merupakan bagian integral dengan ekspresi arsitektur
yang serasi dan logis.
Sistem struktur suatu bangunan tinggi terdiri dari :
a. Sub Structure
Sub Structure adalah struktur bawah bangunan atau pondasi. Karakter struktur
tanah dan jenis tanah sangat menentukan jenis pondasi. Sub structure pada
bangunan apartemen ini menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi tiang
pancang adalah sistem pondasi yang penyaluran gayanya melalui tiang. Prinsip
penyaluran gayanya dalah beban yang bekerja disalurkan melalui tiang ke lapisan
tanah bagian dalam dengan daya dukung yang besar.
b. Upper Structure
Upper Structure adalah pondasi atas bangunan.Upper structure yang digunakan
pada apartemen ini adalah struktur rangka kaku (rigid frame structure). Struktur ini
baik untuk bangunan tinggi karena kekakuannya yang terbentuk dari permukaan
grid kolom dengan balok.
Sistem konstruksi yang direncanakan adalah sistem konstruksi beton.
Konstruksi beton digunakan karena mempunyai keuntungan seperti bahan mudah
didapat dan mudah dalam pelaksanaan, memiliki kesan kokoh, serta
memungkinkan berbagai macam variasi finishing dalam mencapai penampilan
karakter yang natural.
top related