bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...
Post on 19-Apr-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Sekolah
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Blotongan 02 Salatiga pada semester
II tahun ajaran 2018/2019. SD Negeri Blotongan 02 berada di Kecamatan
Sidorejo atau lebih tepatnya berada di Jl. Fatmawati Blotongan RT 07 RW 03.
Jarak tempuh ke SD Negeri Blotongan 02 Salatiga dari pusat Kecamatan ± 1 km.
Lokasi SD Negeri Blotongan 02 Salatiga cukup strategis yaitu berada di dekat
jalan raya Salatiga-Semarang. Suasana di sekitar SD Negeri Blotongan 02
Salatiga merupakan suasana pedesaan yang sangat asri sehingga memungkinkan
bagi siswa untuk dapat belajar dengan kondusif.
SD Negeri Blotongan 02 Salatiga terdiri atas 200 siswa mulai dari kelas 1
sampai kelas 6, dengan tiga belas guru dan satu penjaga sekolah. Memiliki enam
ruang kelas, satu ruang guru dan kepala sekolah, satu rung perpustakaan, satu
ruang komputer, satu ruang pembeajaran agama, satu ruang UKSW, dan dua toilet
untuk siswa serta dua toilet untuk guru. SD Negeri Blotongan 02 juga memiliki
halaman yang cukup luas untuk melaksanakan kegiatan upacara bendera serta
kegiatan olaharaga. Secara umum SD Negeri Blotongan 02 Salatiga memiliki
ruang kelas dan lingkungan yang bersih serta nyaman untuk mendukung siswa
dalam belajar.
4.2 Kondisi Awal
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02
Salatiga semester II tahun 2018/2019 yang berjumlah 34 siswa, terdiri atas 15
siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Sebelum dilaksanakannya penelitian
tindakan kelas dalam kegiatan pembelajaran guru lebih sering menggunakan
metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas kepada siswa terutama dalam
pembelajaran tematik. Padahal seharusnya dalam pembelajaran tematik siswa
dituntut untuk lebih berperan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
45
Kebiasaan guru ini berakibat pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas
menjadi didominasi pembeicaraan oleh guru, yang berakibat kegiatan
pembelajaran hanya berjalan satu arah. Siswa jarang diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya baik itu secara individu maupun berkelompok.
Sehingga kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa masih terbatas.
Salah satu pengembangan ketrampilan tinggi adalah kemampuan berpikir
kritis. Kemampuan berpikir kritis akan menuntut siswa dalam memfokuskan suatu
pertanyaan, menganalisis argumen, mengobservasi dan mempertimbangkan
laporan hasil observasi serta siswa dituntut mampu dalam menuliskan kesimpulan.
Ketika guru menjelaskan materi dari 34 siswa hanya sekitar 4 (12%) siswa yang
berani bertanya tentang materi yang disampaikan, sedangkan siswa yang lain
hanya diam memperhatikan guru. Dengan kondisi yang seperti ini guru harus
mampu menemukan solusi yang tepat, salah satunya adalah dengan menggunakan
model pembelajaran yang mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa. Seharusnya dalam kegiatan pembelajaran guru hanya berperan sebagai
fasilitator untuk membimbing siswa dalam menemukan sendiri konsep
pengetahuannya berdasarkan pengalaman atau berdasarkan kegiatan percobaan.
Dilihat dari nilai hasil ulangan tengah semester pembelajaran tematik kelas
4, semester I tahun ajaran 2016/2017, dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yaitu ≥75. Dari 34 siswa terdapat 13 (38%) siswa yang sudah mencapai KKM,
sedangkan 21 (62%) siswa belum mencapai KKM, dengan nilai tertinggi 93,3 dan
nilai terendah 26,7. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru, salah satu penyebab
hasil belajar yang belum maksimal ini dikarenakan siswa masih kurang dalam
kemampuan berpikir kritisnya. Berikut disajikan Tabel yang menunjukkan kondisi
ketuntasan hasil belajar tematik siswa pada pra siklus.
46
Tabel 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02
Salatiga Pada Pra Siklus
Kriteria
Angka Ketuntasan Belajar Frekuensi Presentase
≥75 Tuntas 13 38%
<75 Tidak Tuntas 21 62%
Jumlah 34 100%
Rata-rata 71,11
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 26,7
Berdasarkan pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 34 siswa, siswa
yang memenuhi KKM atau dinyatakan tuntas adalah 38% dari jumlah keseluruhan
sedangkan yang dinyatakan tidak tuntas adalah 62%. Kemudian dari Tabel 4.1
dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada Pra siklus yaitu
72.08 dengan nilai tertinggi 93,3 dan nilai terendah 26,7.
Berdasarkan data yang diperoleh perlu adanya upaya untuk memperbaiki
kondisi dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Perlu diterapkan model
pembelajaran yang mampu untuk membuat siswa terlibat secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran serta mampu mengembangkan siswa untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritisnya sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat
secara maksimal. Peneliti akan menerapkan model pembelajaran Discovery
Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa agar hasil belajar
siswa juga meningkat. Peneliti tidak hanya mengukur hasil belajar kognitif
melainkan juga akan mengukur hasil belajar afektif dan psikomotor.
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus 1
Sebelum dilakukan tindakan perlu disusun perencanaan yang dijadikan
sebagai pedoman dalam kegiatan penelitian yang akan dilakukan pada siklus I
pertemuan 1 dan 2. Perencanaan disusun dengan tujuan untuk mengoptimalkan
kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tecapai.
Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus, dengan
47
masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Satu pertemuan membutuhkan
alokasi waktu 2x35 menit pada KD Bahasa Indonesia 3.7. Menggali pengetahuan
baru yang terdapat pada teks, dan 4.7. Menyampaikan pengetahuan baru dari teks
non fiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri. Serta KD IPA 3.3.
Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya
magnet, gaya gravitasi dan gaya gesekan, dan 4.3. Mendemonstrasikan manfaat
gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya gaya otot, gaya listrik, gaya magnet,
gaya gravitasi, dan gaya gesekan. Adapun persiapan sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai akan dijabarkan sebagai berikut:
1) Menyusun RPP sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
RPP disusun sesuai dengan KD yang sudah dipilih selain itu kegiatan dalam
RPP juga sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih, yaitu model
Discovery Learning.
2) Menyusun lembar observasi untuk mengobservasi aktivitas guru dan siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi guru dan siswa
disusun sesuai dengan sintak dari model pembelajaran yang dilakukan. Dalam
penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran Discovery Learning.
3) Menyusun lembar observasi untuk mengukur kemampuan berpikir kritis
siswa. lembar observasi disusun sesuai dengan indikator kemampuan berpikir
kritis.
4) Menyusun lembar observasi untuk mengukur sikap dan psikomotor siswa.
5) Menyusun instrumen penilaian yang akan dijadikan sebagai alat untuk
mengukur hasil belajar siswa. Instrumen tersebut berupa soal pilihan ganda
yang berjumlah 20.
6) Merencanakan hari dan tanggal pelaksanaan tindakan dengan berdiskusi
bersama guru kolaborator yang nantinya juga akan bertindak sebagai
observer.
48
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari perencanaan
yang telah dibuat. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, dalam setiap
pertemuan waktu yang diperlukan adalah 2 x 35 menit. Secara rinci pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis 15 Maret 2018 yang
dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan 08.10 WIB, dilaksanakan pada kelas 4
SD Negeri Blotongan 02 Salatiga. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
menerapkan model pembelajaran Discovery Learning pada pembelajaran tematik
dengan materi pokok Bahasa Indonesia tentang pokok pikiran yang ada dalam
teks bacaan, dan IPA yaitu tentang pengertian gaya dan jenis-jenis gaya. Kegiatan
yang dilakukan antara lain: 1) Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis siswa dengan cara meminta siswa
agar merapikan seragam dan tempat duduk masing-masing. Dilajutkan dengan
meminta salah satu perwakilan untuk memimpin doa pembuka, setelah itu peneliti
yang berperan sebagai guru melakukan absensi, dan 34 siswa semuanya hadir.
Setelah selesai melakukan absensi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Guru menyampaikan
apersepsi; 2) Kegiatan selanjutnya merupakan kegiatan inti, yang pertama
dilakukan guru dalam kegiatan ini adalah meminta siswa untuk membaca teks
bacaan yang ada dalam buku tematik milik masing-masing siswa. Setelah
membaca siswa diminta untuk mencari pokok pikiran setiap paragraf dari teks
bacaan. Pokok pikiran yang sudah ditulis oleh masing-masing siswa akan
dibacakan di depan kelas, namun tidak semua siswa membaca di depan kelas
hanya beberapa siswa saja yang akan membacanya. Guru memberikan pengantar
sebelum masuk ke materi selanjutnya, pengantar yang diberikan berupa cerita
tentang alat transportasi tradisional yang ada di Indonesia misalnya Bendi dan
Pedati. Guru menampilkan gambar pedati yang disajikan dalam PPT, siswa
diminta untuk mengamati gambar tersebut, tujuannya adalah memberikan
stimulasi kepada siswa berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Kemudian
49
guru bersama dengan siswa melakukan tanya jawab berkaitan dengan gambar
yang sudah ditampilkan sebelumnya. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok untuk melakukan diskusi. Satu kelas dibagi menjadi 7 kelompok
dengan masing-masing kelompok beranggota lima sampai enam siswa. Setelah
semua siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing guru memberikan
instruksi berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam kelompok.
Guru memberikan penejelasan kepada siswa dalam kelompok bahwa mereka
harus menyelesaikan lembar kerja kelompok yang telah disiapkan guru berkaitan
dengan pengertian gaya serta sifat dari gaya melalui kegiatan praktik. Pada saat
kelompok berdiskusi guru berkeliling ke setiap kelompok dan mempersilahkan
jika anggota kelompok ada yang ingin bertanya. Guru meminta seluruh anggota
kelompok untuk maju ke depan kelas membacakan hasil diskusinya di depan
kelas. Guru meminta siswa menyimpulkan materi dari apa yang sudah
didiskusikan bersama kelompok. Pada saat siswa melakukan kegiatan diskusi
kelompok serta melakukan presentasi hasil dari diskusi kelompok guru melakukan
pengamatan kepada masing-masing siswa untuk menilai kemampuan berpikir
kritis, sikap serta psikomotor siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Instrumen yang digunakan untuk menilai berupa lembar observasi,
sesuai dengan perencanaan yang sudah disusun sebelumnya. Guru memberikan
penguatan materi kepada siswa agar materi yang disampaikan dapat diterima oleh
siswa secara menyeluruh; 3) Kegiatan akhir diawali dengan memberikan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilakukan, dilanjutkan dengan menarik kesimpulan
dari seluruh materi yang sudah dipelajari, guru juga memberikan gambaran
kegiatan pada pertemuan selanjutnya yaitu siswa akan kembali dibentuk
kelompok untuk melakukan diskusi berkaitan dengan sifat-sifat gaya selain sifat
yang sudah dipelejari pada pertemuan pertama. Kegiatan pembelajaran diakhiri
dengan doa yang dipimpin oleh salah satu siswa.
50
b. Pertemuan ke-Dua
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan ke dua ini merupakan perbaikan dan
tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama. Pelaksanaan
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat 16 Maret 2018 dimulai pada pukul
07.00 sampai dengan pukul 08.10 WIB. Kegiatan yang dilakukan antara lain: 1)
Kegiatan pembelajaran diawali dengan menyiapkan siswa secara fisik dan psikis,
dilanjutkan dengan berdoa, melakukan absensi, dilanjutkan dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam kegiatan
pembelajaran yang dilakukan, dan menyampaikan apersepsi; 2) Kegiatan inti
dimulai dengan guru menunjukkan contoh gambar kegiatan yang membutuhkan
gaya. Siswa mengamati gambar yang disajikan kemudian guru bersama dengan
siswa melakukan tanya jawab berkaitan dengan gambar tersebut. Guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan kegiatan diskusi, dalam satu
kelas ada 7 kelompok dengan anggota masing-masing kelompok lima sampai
enam siswa. Anggota kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok menyimpulkan materi dari kegiatan diskusi yang sudah dilakukan.
Guru memberikan penguatan materi kepada siswa; 3) Kegiatan akhir diawali
dengan guru memberikan soal evaluasi kepada siswa, soal evaluasi berupa soal
pilihan ganda dan isian singkat yang berjumlah 20 soal. Sesuai dengan
perencanaan awal bahwa soal evaluasi ini akan digunakan sebagai bahan untuk
mengukur hasil belajar siswa. Guru berkeliling untuk mengawasi sekaligus
memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan. Setelah soal
evaluasi selesai dikerjakan guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilakukan, dilanjutkan dengan menarik kesimpulan dari
seluruh materi yang sudah dipelajari, berdoa.
Observasi
Kegiatan observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan tindakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Observasi terhadap tindakan siklus I dilakukan oleh observer yaitu guru kelas 4
SD Negeri Blotongan 02 Salatiga. Observer bertugas untuk mengamati proses
51
pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning.
Observer menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil dari observasi aktivitas guru dan siswa
pada siklus I pertemuan 1 dan 2 tersaji dalam Tabel rekapitulasi berikut ini.
Tabel 4.2
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga
dalam Pembelajaran Tematik dengan Model Pembelajaran Discovery Learning
Siklus I
No Aspek yang Diamati Pertemuan
1 2
Tahap Persiapan
1 Mempersiapkan ruang kelas yang akan digunakan untuk proses
pembelajaran. 4 4
2 Mempersiapkan alat dan media pembelajaran yaitu alat tulis, media
pembelajaran dan LKS 4 4
Tahap Pelaksanaan (Kegiatan Pendahuluan)
3. Mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis 3 4
4 Mengajak siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing. 4 4
5 Memeriksa kehadiran siswa 4 4
6. Memberikan apersepsi 3 3
7 Mengemukakan tujuan pembelajaran 4 3
Tahap Pelaksanaan (Kegiatan Inti)
8 Memberikan stimulasi sebelum masuk ke materi pembelajaran dengan
meminta siswa mengamati gambar atau membaca buku 4 3
9 Memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan
kegiatan yang sebelumnya sudah dilakukan 3 4
10 Mendorong siswa menjawab sejumlah pertanyaan yang diberikan guru 3 3
11 Membagi siswa kedalam kelompok 4 4
12 Memberikan instruksi yang jelas mengenai tugas dari masing-masing
kelompok 3 3
13 Membimbing siswa melakukan praktik dan diskusi kelompok 3 4
14 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan tugas kelompok 4 3
15 Memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi 4 3
16 Memberikan penjelasan dari hasil temuan siswa dalam kegiatan praktik
dan diskusi kelompok 3 3
17 Membimbing siswa menyimpulkan temuan dari kegiatan praktik dan
diskusi kelompok 3 3
Tahap Pelaksanaan (Penutup)
18 Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran 3 4
19 Menyimpulkan materi pembelajaran 3 3
20 Menutup kegiatan pembelajaran 4 4
Jumlah 70 70
Rata-rata (Skor/20) 3,5 3,5
52
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga
dalam Pembelajaran Tematik dengan Model Pembelajaran Discovery Learning
Siklus I
No Aspek yang Diamati Pertemuan
1 2
Tahap Persiapan
1 Siswa duduk siap mengikuti pembelajaran 3 3
2 Siswa mempersiapkan sumber belajar seperti buku tematik 4 3
Tahap Pelaksanaan (Kegiatan Pendahuluan)
3 Siswa siap secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran 3 4
4 Berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing 4 4
5 Mendengarkan absensi yang dilaukan guru 3 3
6 Mengikuti apersepsi dengan baik 3 3
7 Mendengarkan penyampaian tujuan pembelajaran 3 3
Tahap Pelaksanaan (Kegiatan Inti)
8 Mengamati gambar yang diberikan guru 3 4
9 Aktif menjawab pertanyaan yang diajukan guru 3 3
10 Membentuk kelompok sesuai arahan guru 4 4
11 Memperhatikan instruksi yang diberikan guru mengenai kegiatan
dalam kelompok 3 3
12 Melakukan praktik dan diskusi kelompok 3 3
13 Menyelesaikan lembar kerja kelompok yang diberikan guru 4 4
14 Menyampaikan hasil diskusi kelompok 3 4
15. Mendengarkan penjelasan dari guru mengenai hasil temuan dalam
kegiatan praktik dan diskusi kelompok 3 3
16 Bersama guru menyimpulkan temuan dari kegiatan praktik dan
diskusi kelompok 4 3
Tahap Pelaksanaan (Penutup)
17 Bersama guru melakukan evaluasi terhadap pembelajaran 3 3
18 Bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran 3 3
19 Menutup kegiatan pembelajaran 4 3
Jumlah 63 63
Rata-rata (Skor/19) 3,3 3,3
4.3.3 Refleksi Siklus I
Kegiatan pembelajaran tematik dalam siklus I membahas mengenai
Bahasa Indonesia yaitu tentang pokok pikiran dalam teks bacaan dan IPA tentang
pengertian serta sifat-sifat dari gaya. Tindakan dilaksanakan sebagai upaya agar
kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat sehingga akan berpengaruh
terhadap hasil belajar yang diperolehnya. Dalam pelaksanaan siklus I ini
kemampuan berpikir kritis siswa sudah mulai mengalami kenaikan tetapi perlu
untuk diperbaiki, terutama pada siswa yang memperoleh nilai hasil belajar rendah.
53
Setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran Discovery Learning pada kelas 4 SD Negeri Blotongan 02
Salatiga aktifitas guru dan siswa terhadap kegiatan pembelajaran juga cukup baik,
guru menyampaikan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa, sehingga
siswa terlihat aktif dan mulai berani dalam menyampaikan argumennya baik
kepada guru ataupun kepada siswa lainnya.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya,namun masih ada beberapa hal yang perlu untuk
diperbaiki, diantaranya adalah: 1) guru harus memberikan instruksi yang jelas
kepada siswa, terutama dalam kegiatan diskusi kelompok; 2) guru harus
membimbing siswa dalam menyimpulkan materi agar tidak terjadi
kesalahpahaman materi; 3) guru harus memberikan motivasi kepada siswa, agar
lebih berani dalam menyampaikan pendapatnya saat kegiatan pembelajaran
berlangsung; 4) masih ada beberapa siswa yang pada saat kegiatan diskusi
kelompok justru hanya memperhatikan temannya bekerja, siswa yang
bersangkutan tidak ikut berdiskusi; 5) siswa masih kurang berani untuk
berpendapat, dan malu-malu jika diminta untuk maju ke depan kelas membacakan
hasil dari pekerjaannya. Melalui hambatan-hambatan tersebut peneliti dapat
menentukan cara untuk mengatasi hambatan yang timbul pada siklus I untuk
diperbaiki pada siklus II.
4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
4.4.1 Perencanaan Tindakan
Kegiatan siklus II ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan perbaikan
dari siklus I yang sebelumnya sudah dilakukan. Kegiatan siklus II dilakukan
karena pada siklus I hasil yang diharapkan belum maksimal.
Tahap perencanaan pada siklus II ini sebenarnya sama dengan tahap
perencanaan pada siklus I. Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian siklus II
ini terdiri dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan membutuhkan alokasi
waktu 2x35 menit. Kegiatan pembelajaran dalam siklus II KD nya sama dengan
kegiatan pembelajaran pada siklus I, yaitu pada KD Bahasa Indonesia 3.7.
54
Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks, dan 4.7. Menyampaikan
pengetahuan baru dari teks non fiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri. Serta
KD IPA 3.3. Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya
listrik, gaya magnet, gaya gravitasi dan gaya gesekan, dan 4.3.
Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya gaya
otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan. Adapun
persiapan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai akan dijabarkan sebagai
berikut:
1) Menyusun RPP yang dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. RPP disusun sesuai dengan model pembelajaran yang
diterapkan yaitu model pembelajaran Discovery Learning, sehingga langkah
kegiatan dalam RPP sesuai dengan sintak dari model Discovery Learning.
2) Menyiapkan lembar observasi untuk mengobservasi aktivitas guru dan siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti tidak lagi menyusun
dikarenakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang digunakan sudah
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing pada perencanaan siklus I.
Sehingga lembar observasi aktivitas guru dan siswa sama dengan lembar
observasi yang digunakan dalam siklus I.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengukur kemampuan berpikir kritis
siswa. Seperti halnya pada lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar
observasi kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam siklus II ini sama
dengan lembar kemampuan berpiir kritis yang digunakan dalam siklus I, dan
sebelumnya telah dikonsutasikan kepada dosen pembimbing.
4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengukur sikap dan psikomotor siswa.
Lembar observasi yang digunakan sama dengan lembar observasi pada siklus
I, dan sebelumnya telah dikonsultasikan oleh dosen pembimbing pada
perencanaan siklus I.
5) Menyusun instrumen penilaian yang akan dijadikan sebagai alat untuk
mengukur hasil belajar siswa. Instrumen tersebut berupa soal pilihan ganda
dan isian singkat yang berjumlah 20 soal.
55
6) Merencanakan hari dan tanggal pelaksanaan tindakan dengan berdiskusi
bersama guru kolaborator yang nantinya juga akan bertindak sebagai
observer.
4.4.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, dengan satu kali
pertemuan alokasi waktu yang dibutuhkan adalah 2x35 menit. Secara rinci
pelaksanaan siklu II dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dalam pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari
Senin, 19 Maret 2018 pada pukul 09.00 sampai 10.10 WIB, pada kelas 4 SD
Negeri Blotongan 02 Salatiga. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Kegiatan yang dilakukan
antara lain: 1) Kegiatan pembelajaran dimulai dengan mempersiapkan siswa
secara fisik dan psikis siswa dengan cara meminta siswa agar merapikan seragam
dan tempat duduk masing-masing. Dilajutkan dengan meminta salah satu
perwakilan untuk memimpin doa pembuka, setelah itu peneliti yang berperan
sebagai guru melakukan absensi, dan 34 siswa semuanya hadir. Setelah selesai
melakukan absensi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Guru menyampaikan apersepsi.
Kegiatan awal pembelajaran berjalan dengan cukup lamcar; 2) kegiatan
selanjutnya merupakan kegiatan inti, yang pertama kali dilakukan dalam kegiatan
inti adalah meminta siswa untuk membacar teks tentang “Keragaman Suku
Bangsa di Daerah Setempat”, teks bacaan ditampilkan di PPT untuk kemudia
dibaca secara bersama-sama oleh siswa. Kemudian siswa diminta untuk mencari
dan menuliskan pokok pikiran dari teks bacaan yang sudah dibaca sebelumnya,
perwakilan dari siswa diminta untuk membacakan pokok pikiran dari teks bacaan
yang sudah ditulisnya. Guru memberikan pengantar sebelelum masuk ke materi
selanjutnya. Guru meminta siswa untuk memperhatikan gambar beberapa contoh
kegiatan yang membutuhkan gaya yang ditampilkan melalui PPT. Dari gambar
yang ditampilkan guru dan siswa melakukan kegiatan bertanya jawab. Guru
56
melakukan demonstrasi mengenai janis-jenis gaya, kegiatan demonstrasi
dilakukan dengan dibantu oleh siswa. Setelah kegiatan demonstrasi dilakukan
guru mempersilahkan siswa untuk bertanya jika masih merasa kesulitan, dari
kegiatan ini ada beberapa siswa yang mngajukan pertanyaan kepada guru. Guru
memberikan lembar kerja untuk kemudian dikerjakan siswa dengan berdiskusi
bersama dengan teman sebangkunya. Setelah kegiatan selesai guru memberikan
penguatan materi kepada siswa agar apa yang ingin disampaikan dapat diterima
siswa secara utuh. Guru meminta siswa menyimpulkan apa yang sudah
dipelajarinya, kegiatan ini dilakukan dengan bimbingan dari guru; 3) Kegiatan
akhir diawali dengan memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan, dilanjutkan dengan memberikan gambaran kegiatan pada pertemuan
selanjutnya yaitu siswa akan kembali melakukan diskusi kelompok mengenai
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang membutuhkan gaya otot. Kegiatan
pembelajaran diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh salah satu siswa.
b. Pertemuan ke-Dua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Maret 2018 pada
pukul 07.00 sampai dengan 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan
kedua ini melanjutkan rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama.
Kegiatan yang dilakukan siswa anatara lain: 1) kegiatan pembelajaran diawali
dengan menyiapkan siswa secara fisik dan psikis sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai, dilanjutkan dengan berdoa, melakukan absensi, dilanjutkan dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan menyampaikan
apersepsi; 2) kegiatan inti dimulai dengan mengulas sedikit materi dari pertemuan
pertama, dan guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Dilanjutknan dengan guru menunjukkan contoh gambar kegiatan siswa yang
sedang membawa buku, gambar tersebut ditamilkan melalui PPT. Gambar yang
ditampilkan berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yaitu mengenai gaya
otot. Guru bersama dengan siswa melakukan tanya jawab berkaitan dengan
gambar yang ditampilkan. Guru membagi siswa ke dalam kelompok untuk
melakukan diskusi tentang kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
57
dengan gaya otot. Pada saat siswa melakukan kegiatan diskusi guru berkeliling ke
setiap kelompok untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan berpikir kritis,
sikap serta psikomotor siswa selain itu guru juga memberikan bimbingan kepada
kelompok yang mengalami kesulitan. Hasil dari diskusi kelompok dibacakan ke
depan kelas oleh semua anggota kelompok. Guru memberikan penguatan materi.
Siswa dibantu dengan guru menarik kesimpulan dari materi yang dipalajari serta
menyampaikan kesimpulan tersebut, hanya ada beberapa siswa yang mau
menyampaikan kesimpulan yang sudah dibuatnya; 3) Kegiatan akhir diawali
dengan guru memberikan soal evaluasi kepada siswa, soal evaluasi berupa soal
pilihan ganda dan isian singkat yang berjumlah dua puluh soal. Guru berkeliling
untuk mengawasi sekaligus memberikan bimbingan kepada siswa yang
mengalami kesulitan. Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang sudah. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh salah
satu siswa.
Kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 dan 2 berjalan dengan
cukup lancar, sebagian besar siswa sudah terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Adanya kegiatan diskusi sangat membantu siswa
dalam menyampaikan pendapat/argumen yang dimilikinya. Guru banyak
memberikan motivasi agar seluruh siswa terlibat secara aktif selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, guru juga selalu menuntun siswa untuk mengajukan
serta menjawab pertanyaan baik itu pertanyaan dari guru maupun pertanyaan dari
siswa lain. Belajar dari pengalaman sebelumnya dalam tindakan siklus II ini
peneliti lebih memperjelas pemberian instruksi kepada siswa dalam melakukan
diskusi kelompok, serta selalu membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Observasi
Kegiatan observasi yang dilakukan dalam siklus II ini sama dengan
kegiatan observasi yang dilakukan dalam siklus I. Observasi dilakukan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Observer bertugas untuk mengamati seluruh
aktivitas dari guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
58
model pembelajaran Discovery Learning. Dalam melakukan observasi observer
menggunakan lembar observasi guru dan siswa yang telah disusun sebelumnya.
Hasil dari observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus II pertemuan 1 dan 2
tersaji dalam Tabel rekapitulasi berikut ini.
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga
dalam Pembelajaran Tematik dengan Model Pembelajaran Discovery Learning
Siklus II
No Aspek yang Diamati Pertemuan
1 2
Tahap Persiapan
1 Mempersiapkan ruang kelas yang akan digunakan untuk proses
pembelajaran. 4 4
2 Mempersiapkan alat dan media pembelajaran yaitu alat tulis, media
pembelajaran dan LKS 4 4
Tahap Pelaksanaan (Kegiatan Pendahuluan)
3 Mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis 4 4
4 Mengajak siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing. 4 4
5 Memeriksa kehadiran siswa 4 4
6 Memberikan apersepsi 4 3
7 Mengemukakan tujuan pembelajaran 3 4
Tahap Pelaksanaan (Kegiatan Inti)
8 Memberikan stimulasi sebelum masuk ke materi pembelajaran dengan
meminta siswa mengamati gambar atau membaca buku 4 4
9 Memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan kegiatan
yang sebelumnya sudah dilakukan 4 4
10 Mendorong siswa menjawab sejumlah pertanyaan yang diberikan guru 4 4
11 Membagi siswa kedalam kelompok 4 4
12 Memberikan instruksi yang jelas mengenai tugas dari masing-masing
kelompok 4 4
13 Membimbing siswa melakukan praktik dan diskusi kelompok 4 4
14 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan tugas kelompok 3 4
15 Memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi 4 3
16 Memberikan penjelasan dari hasil temuan siswa dalam kegiatan praktik
dan diskusi kelompok 4 3
17 Membimbing siswa menyimpulkan temuan dari kegiatan praktik dan
diskusi kelompok 3 4
Tahap Pelaksanaan (Penutup)
18 Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran 4 4
19 Menyimpulkan materi pembelajaran 3 4
20 Menutup kegiatan pembelajaran 4 4
Jumlah 76 77
Rata-rata (Skor/20) 3,8 3,85
59
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga
dalam Pembelajaran Tematik dengan Model Pembelajaran Discovery Learning
Siklus II
No Aspek yang Diamati Pertemuan
1 2
Tahap Persiapan
1. Siswa duduk siap mengikuti pembelajaran 4 4
2. Siswa mempersiapkan sumber belajar seperti buku tematik 4 4
Tahap Pelaksanaan (Kegiatan Pendahuluan)
3. Siswa siap secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran 4 4
4. Berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing 4 4
5. Mendengarkan absensi yang dilaukan guru 4 4
6. Mengikuti apersepsi dengan baik 4 4
7. Mendengarkan penyampaian tujuan pembelajaran 4 4
Tahap Pelaksanaan (Kegiatan Inti)
8. Mengamati gambar yang diberikan guru 3 4
9. Aktif menjawab pertanyaan yang diajukan guru 3 3
10. Membentuk kelompok sesuai arahan guru 4 4
11. Memperhatikan instruksi yang diberikan guru mengenai kegiatan
dalam kelompok 4 4
12. Melakukan praktik dan diskusi kelompok 3 3
13. Menyelesaikan lembar kerja kelompok yang diberikan guru 4 3
14. Menyampaikan hasil diskusi kelompok 3 4
15. Mendengarkan penjelasan dari guru mengenai hasil temuan
dalam kegiatan praktik dan diskusi kelompok 4 3
16. Bersama guru menyimpulkan temuan dari kegiatan praktik dan
diskusi kelompok 3 3
Tahap Pelaksanaan (Penutup)
17. Bersama guru melakukan evaluasi terhadap pembelajaran 4 4
18. Bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran 3 4
19. Menutup kegiatan pembelajaran 4 4
Jumlah 70 71
Rata-rata 3,7 3,7
4.4.3 Refleksi Siklus II
Hasil dari tindakan yang dilakukan dalam siklus II secara keseluruhan
sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Meskipun masih ada beberapa yang
masih kurang. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam siklus II lebih
difokuskan kepada kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran siklus I.
Dengan adanya perbaikan dalam kegiatan pembelajaran yang diterapkan dengan
model pembelajaran Discovery Learning pada siklus II ini diharapkan terjadi
60
adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga hasil belajar dari
siswa dapat meningkat pula.
Berdasarkan data hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh observer
selama proses pembelajaran dalam siklus II menunjukkan bahwa guru dan siswa
telah melakukan aktifitas kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang
telah direncanakan dalam lembar observasi, hal ini merupakan bukti dari adanya
perbaikan pembelajaran pada siklus I.
Setelah pelaksanaan siklus II ini, peneliti memutuskan untuk mengakhiri
kegiatan penelitian. Karena dari data-data yang diperoleh menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran Discovery Learning mampu untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa yang dibuktikan dengan meningkatnya hasil
belajar siswa yang sudah mencapai nilai KKM yaitu 75.
4.5 Hasil Tindakan
4.5.1 Hasil Tindakan Siklus I
a. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I
Pembelajaran tematik pada siklus I dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa. Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan yaitu: 1)
memfokuskan pertanyaan; 2) menganalisis argumen; 3) mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan hasil observasi; 4) menuliskan kesimpulan.
Deskripsi dari hasil kemampuan berpikir kritis siswa dapat dijabarkan dalam
Tabel 4.6.
61
Tabel 4.6
Hasil Kemampuan Berpikir Kritis dengan Indikator Memfokuskan
Pertanyaan pada Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga Siklus I
Kriteria Frekuensi Presentase
Rentang skor Kualifikasi
91-100 Sangat tinggi 0 0%
80-90 Tinggi 4 12%
65-79 Sedang 7 21%
50-64 Rendah 10 29%
<50 Sangat Rendah 13 38%
Jumlah 34 100%
Rata-rata 58,2
Skor Tertinggi 89
Skor Terendah 44
Tabel 4.6 merupakan hasil dari observasi kemampuan berpikir kritis siswa
dengan indikator memfokuskan pertanyaan. Dari Tabel dapat dilihat bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga
terhadap indikator memfokuskan pertanyaan yang dilakukan dalam siklus I masih
tergolong rendah. Dari 34 siswa sebanyak 4 siswa (12%) berada pada kategori
berpikir kritis tinggi, 7 siswa (21%) berada pada kategori berpikir kritis sedang,
10 siswa (29%) berada pada kategori berpikir kritis rendah, dan sebanyak 13
siswa (38%) berada pada kategori berpikir kritis sangat rendah. Dengan skor rata-
rata kelas 58,2.
Tabel 4.7
Hasil Kemampuan Berpikir Kritis dengan Indikator Menganalisis Argumen
pada Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga Siklus I
Kriteria Frekuensi Presentase
Rentang skor Kualifikasi
91-100 Sangat tinggi 0 0%
80-90 Tinggi 2 6%
65-79 Sedang 9 26%
50-64 Rendah 8 24%
<50 Sangat Rendah 15 44%
Jumlah 34 100%
Rata-rata 56,6
Skor Tertinggi 89
Skor Terendah 44
62
Tabel 4.7 merupakan hasil dari observasi kemampuan berpikir kritis siswa
dengan indikator menganalisis argumen. Dari Tabel dapat dilihat bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga
terhadap indikator menganalisis argumen yang dilakukan dalam siklus I belum
sesuai dengan harapan. Terlihat dari 34 siswa hanya ada 2 siswa (6%) yang
memiliki kategori kemampuan berpikir kritis tinggi, sedangkan 9 siswa (26%)
berada pada kategori berpikir kritis sedang, 8 siswa (24%) berada pada kategori
berpikir kritis rendah, dan sebanyak 15 siswa (44%) berada pada kategori berpikir
kritis sanngat rendah. Skor rata-rata kelas yang diperoleh adalah 56,6.
Tabel 4.8
Hasil Kemampuan Berpikir Kritis dengan Indikator Mengobservasi dan
Mempertimbangkan Laporan Hasil Observasi pada Siswa Kelas 4 SDN Blotongan
02 Salatiga Siklus I
Kriteria Frekuensi Presentase
Rentang skor Kualifikasi
91-100 Sangat tinggi 0 0%
80-90 Tinggi 5 15%
65-79 Sedang 17 50%
50-64 Rendah 10 29%
<50 Sangat Rendah 2 6%
Jumlah 34 100%
Rata-rata 67,6
Skor Tertinggi 89
Skor Terendah 44
Tabel 4.8 merupakan hasil dari observasi kemampuan berpikir kritis siswa
dengan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan hasil observasi.
Dari Tabel dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas 4 SD
Negeri Blotongan 02 Salatiga terhadap indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan hasil observasi yang dilakukan dalam siklus I hasil
yang diperoleh hampir sama dengan indikator berpikir kritis lainnya. Hasil yang
diperoleh masih belum sesuai dengan harapan. Dari 34 siswa sebanyak 5 siswa
(15%) berada pada kategori berpikir kritis tinggi, 17 siswa (50%) berada pada
kategori berpikir kritis sedang, 10 siswa (29%) berada pada kategori berpikir kritis
63
rendah, dan sebanyak 2 siswa (6%) berada pada kategori berpikir kritis sangat
rendah, dengan rata-rata kelas memperoleh skor 67,6.
Tabel 4.9
Hasil Kemampuan Berpikir Kritis dengan Indikator Menuliskan
Kesimpulan pada Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga Siklus I
Kriteria Frekuensi Presentase
Rentang skor Kualifikasi
91-100 Sangat tinggi 0 0%
80-90 Tinggi 3 9%
65-79 Sedang 22 65%
50-64 Rendah 7 20%
<50 Sangat Rendah 2 6%
Jumlah 34 100%
Rata-rata 66,7
Skor Tertinggi 89
Skor Terendah 44
Tabel 4.9 merupakan hasil dari observasi kemampuan berpikir kritis siswa
dengan indikator menuliskan kesimpulan. Hasil dari observasi kemampuan
berpikir kritis dengan indikator menuliskan kesimpulan yang dilakukan pada
siklus I belummendapatkan hasil yang maksimal. Dari 34 siswa sebanyak 3 siswa
(9%) berada pada kategori berpikir kritis tinggi, 22 siswa (65%) berada pada
kategori berpikir kritis sedang, 7 siswa (22%) berada pada kategori berpikir kritis
rendah, dan 2 siswa (6%) berada pada kategori berpikir kritis sangat rendah. Skor
rata-rata kelas yang diperoleh adalah 66,7.
b. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Pembelajaran tematik pada siklus I dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Deskripsi dari hasil belajar siswa dapat dijabarkan dalam Tabel 4.10.
64
Tabel 4.10
Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 4 SD Negeri
Blotongan 02 Salatiga Pada Siklus I
Kriteria Frekuensi Presentase
Angka Ketuntasan Belajar
≥75 Tuntas 23 68%
<75 Tidak Tuntas 11 32%
Jumlah 34 100%
Rata-rata 74,26
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 50
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa dalam menyelesaikan soal
evaluasi siklus I, dari 34 siswa sejumlah 23 siswa dinyatakan tuntas dengan
presentase 68%, dan 11 siswa dinyatakan tidak tuntas dengan presentase 32%.
Nilai rata-rata kelas mencapai 74,26. Nilai rata-rata kelas pada siklus I mengalami
peningkatan dari nilai rata-rata pra siklus, nilai rata-rata kelas pada pra siklus
adalah 71,11. Rentang nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus I adalah 85,
sedangkan nilai terendah adalah 50. Hasil Observasi Sikap Siswa Siklus I
c. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I
Peneliti melakukan penilaian afektif siswa terhadap kegiatan pembelajaran
yang dilakukan. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk menilai afektif
siswa. Adapun rekapitulasi hasil belajar afektif siswa siklus I dijabarkan dalam
tabel 4.11.
Tabel 4.11
Penilaian Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga dalam
Pembelajaran Tematik dengan Menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning Siklus
I
Penilaian Sikap
No Kriteria Skor Frekuensi Presentase
1. A (Sangat Baik) 19 – 24 0 0%
2. B (Baik) 13 – 18 15 44%
3. C (Cukup) 7 – 12 19 56%
4. D (Kurang Baik) < 6 0 0%
Skor Tertinggi 16
Skor Terendah 10
Skor Rata-Rata 12,35
Kategori Penilaian C (Cukup)
65
Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa penilaian hasil belajar afektif siswa
terhadap siswa lain maupuan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan
belum sesuai dengan harapan. Skor tertinggi dalam penilaian sikap ini adalah 24
dengan keiteria A (sangat baik), namun pada kenyataannya sikap siswa belum
memenuhi skor tersebut. Dari 34 siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga
sebanyak 29 siswa (56%) memperoleh rentang skor 7-12 dengan kategori sikap C
(cukup), dan sebanyak 15 siswa (44%) memperoleh rentang skor 13-18 dengan
kategori sikap B (baik). Skor tertinggi yang diperoleh adalah 16 dan skor terendah
10, rata-rata kelas memperoleh skor 12,35 dengan kategori C (cukup).
d. Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I
Selain menilai afektif siswa peneliti juga melakukan penilaian terhadap
ketrampilan atau psikomotor siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Peneliti menggunakan lembar observasi untuk menilai ketrampilan atau
psikomotor siswa. Adapun rekapitulasi hasil belajar psikomotor siswa pada
pertemuan ke-1 siklus I tersaji dalam Tabel berikut ini:
Tabel 4.12
Penilaian Hasil Belajar Psikomotor Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga dalam
Pembelajaran Tematik dengan Menerapkan Model Pembelajaran Discovery
Learning Siklus I
No Kriteria Skor Frekuensi Presentase
1. A (Sangat Baik) 10 – 12 0 0%
2. B (Baik) 7 – 9 12 35%
3. C (Cukup) 4 - 6 22 65%
4. D (Kurang Baik) < 3 0 0%
Skor Tertinggi 7
Skor Terendah 4
Skor Rata-Rata 4,94
Kategori Penilaian C (Cukup)
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotor
siswa masih belum sesuai dengan harapan. Skor tertinggi dalam penilaian
psikomotor ini adalah 12 dengan kategori A (sangat baik), namun pada
kenyataannya belum ada siswa yang memperoleh skor dengan kategori A (sangat
66
baik). Dari 34 siswa SD Negeri Blotongan 02 Salatiga, sebanyak 22 (65%) siswa
memperoleh rentang skor 4-6 dengan kategori C (cukup) dan sebanyak 12 siswa
(35%) memperoleh rentang skor 7-9 dengan kategori B (baik). Nilai tertinggiyang
diperoleh adalah 7, sedangkan nilai terendah adalah 4 dengan skor rata-rata kelas
4,94 kategori C (cukup).
4.5.2 Hasil Tindakan Siklus II
Hasil dari tindakan selama kegiatan pembelajaran dalam siklus II
diperoleh melalui observasi aktivitas guru dan siswa, observasi kemampuan
berpikir kritis siswa, hasil belajar yang diperoleh melalui tes evaluasi, dan
obsevasi terhadap sikap serta psikomotor siswa.
a. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II
Pengukuran terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada siklua II ini sama
dengan yang dilakukan pada siklus II, pengukuran kemampuan berpikir kritis
dilakukan melalui kegiatan observasi terhadap empat indikator berpikir kritis.
Hasil dari pengukuran kemampuan berpikir kritis siswa kelas 4 SD Negeri
Blotongan 02 Salatiga dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.13
Hasil Kemampuan Berpikir Kritis dengan Indikator Memfokuskan
Pertanyaan pada Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga Siklus II
Kriteria Frekuensi Presentase
Rentang skor Kualifikasi
91-100 Sangat tinggi 0 0%
80-90 Tinggi 7 21%
65-79 Sedang 21 62%
50-64 Rendah 6 18%
<50 Sangat Rendah 0 0%
Jumlah 34 100%
Rata-rata 74,58
Skor Tertinggi 89
Skor Terendah 55
Tabel 4.13 merupakan hasil dari observasi kemampuan berpikir kritis
siswa dengan indikator memfokuskan pertanyaan. Dari Tabel dapat dilihat bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga
67
terhadap indikator memfokuskan pertanyaan yang dilakukan dalam siklus II
sudah lebih baik dari siklus I . Dari 34 siswa sebanyak 7 siswa (21%) berada pada
kategori berpikir kritis tinggi, 21 siswa (62%) berada pada kategori berpikir kritis
sedang, 6 siswa (18%) berada pada kategori berpikir kritis rendah. Dengan skor
rata-rata kelas 74,58.
Tabel 4.14
Hasil Kemampuan Berpikir Kritis dengan Indikator Menganalisis Argumen
pada Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga Siklus II
Kriteria Frekuensi Presentase
Rentang skor Kualifikasi
91-100 Sangat tinggi 1 3%
80-90 Tinggi 12 35%
65-79 Sedang 16 47%
50-64 Rendah 5 15%
<50 Sangat Rendah 0 0%
Jumlah 34 100%
Rata-rata 77,20
Skor Tertinggi 100
Skor Terendah 55
Tabel 4.14 merupakan hasil dari observasi kemampuan berpikir kritis
siswa dengan indikator menganalisis argumen. Dari Tabel dapat dilihat bahwa
terjadi adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas 4 SD Negeri
Blotongan 02 Salatiga terhadap indikator menganalisis argumen pada siklus II.
Terlihat dari 34 siswa ada 1 siswa (3%) yang memiliki kategori kemampuan
berpikir kritis sangat tinggi, 12 siswa (35%) berada pada kategori berpikir kritis
tinggi, 16 siswa (47%) berada pada kategori berpikir kritis sedang, dan sebanyak 5
siswa (15%) berada pada kategori berpikir kritis sanngat rendah. Skor rata-rata
kelas yang diperoleh adalah 77,20.
68
Tabel 4.15
Hasil Kemampuan Berpikir Kritis dengan Indikator Mengobservasi dan
Mempertimbangkan Laporan Hasil Observasi pada Siswa Kelas 4 SDN Blotongan
02 Salatiga Siklus II
Kriteria Frekuensi Presentase
Rentang skor Kualifikasi
91-100 Sangat tinggi 2 6%
80-90 Tinggi 14 41%
65-79 Sedang 18 53%
50-64 Rendah 0 0%
<50 Sangat Rendah %
Jumlah 34 100%
Rata-rata 82,2
Skor Tertinggi 100
Skor Terendah 67
Tabel 4.15 merupakan hasil dari observasi kemampuan berpikir kritis
siswa dengan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan hasil
observasi. Dari Tabel dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas 4
SD Negeri Blotongan 02 Salatiga terhadap indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan hasil observasi yang dilakukan dalam siklus II hasil
yang diperoleh sudah mengalami peningkatan. Dari 34 siswa sebanyak 2 siswa
(6%) sudah berada pada kategori berpikir kritis sangat tinggi, 14 siswa (41%)
berada pada kategori berpikir kritis tinggi, 18 siswa (53%) berada pada kategori
berpikir kritis sedang, dengan rata-rata kelas memperoleh skor 82,22.
Tabel 4.16
Hasil Kemampuan Berpikir Kritis dengan Indikator Menuliskan
Kesimpulan pada Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga Siklus II
Kriteria Frekuensi Presentase
Rentang skor Kualifikasi
91-100 Sangat tinggi 2 6%
80-90 Tinggi 13 38%
65-79 Sedang 18 53%
50-64 Rendah 1 3%
<50 Sangat Rendah 0 0%
Jumlah 34 100%
Rata-rata 81,2
Skor Tertinggi 100
Skor Terendah 55
69
Tabel 4.16 merupakan hasil dari observasi kemampuan berpikir kritis
siswa dengan indikator menuliskan kesimpulan. Hasil dari observasi kemampuan
berpikir kritis dengan indikator menuliskan kesimpulan yang dilakukan pada
siklus II sudah lebih baik dibandingkan dengan tindakan pada siklus I. Dari 34
siswa sebanyak 2 siswa (6%) berada pada kategori berpikir kritis sangat tinggi, 13
siswa (38%) berada pada kategori berpikir kritis tinggi, 18 siswa (53%) berada
pada kategori berpikir kritis sedang, dan 1 siswa (3%) berada pada kategori
berpikir kritis rendah. Skor rata-rata kelas yang diperoleh adalah 81,2.
Hasil dari tindakan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir
kritis pada siklus II ini sudah memperoleh hasil yang cukup memuaskan, sebagian
besar dari siswa sudah berada pada kategori berpikir kritis sedang, dan hanya ada
satu atau dua siswa saja yang kemampuan berpikir kritisnya masih berada dalam
kategori sangat rendah.
b. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Hasil belajar siswa yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran siklus II
dapat dijabarkan dalam Tabel 4.17.
Tabel 4.17
Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02
Salatiga Pada Siklus II
Kriteria Frekuensi Presentase
Angka Ketuntasan Belajar
≥75 Tuntas 29 85%
<75 Tidak Tuntas 5 15%
Jumlah 34 100%
Rata-rata 78
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 65
Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa dalam
siklus II sudah sesuai dengan harapan peneliti, sudah lebih dari 80% siswa
memperoleh nilai sesuai atau melebihi dengan KKM yang ditentukan. Dari 34
siswa 29 siswa (85%) dinyatakan tuntas, sedangkan 5 siswa (15%) dinyatakan
70
tidak tuntas. Rentang nilai terendah adalah 65 dan nilai tertinggi 90. Nilai rata-rata
kelas adalah 78.
c. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II
Hasil belajar afektif siswa selama kegiatan pembelajaran dalam siklus II
dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18
Penilaian Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga dalam
Pembelajaran Tematik dengan Menerapkan Model Pembelajaran Discovery
Learning Siklus II
No Kriteria Skor Frekuensi Presentase
1. A (Sangat Baik) 19 – 24 15 44%
2. B (Baik) 13 – 18 19 56%
3. C (Cukup) 7 – 12 0 0%
4. D (Kurang Baik) < 6 0 0%
Skor Tertinggi 22
Skor Terendah 15
Skor Rata-Rata 17,88
Kategori Penilaian B (Baik)
Berdasarkan Tabel 4.18 terlihat bahwa hasil belajar afektif siswa terhadap
siswa lain maupuan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam siklus
II sudah sesuai dengan harapan peneliti. Dari 34 siswa kelas 4 SD Negeri
Blotongan 02 Salatiga sebanyak 19 siswa (56%) memperoleh rentang skor 13-18
dengan kategori sikap B (baik), dan sebanyak 15 siswa (44%) memperoleh
rentang skor 19-24 dengan kategori sikap A (sangat baik). Skor tertinggi yang
diperoleh adalah 22 dan skor terendah 15, rata-rata kelas memperoleh skor 17,88
dengan kategori B (baik).
d. Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II
Hasil belajar psikomotor siswa selama mengikuti proses pembelajaran dalam
siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.19.
71
Tabel 4.19
Penilaian Hasil Belajar Psikomotor Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga dalam
Pembelajaran Tematik dengan Menerapkan Model Pembelajaran Discovery
Learning Siklus II
No Kriteria Skor Frekuensi Presentase
1. A (Sangat Baik) 10 – 12 25 74%
2. B (Baik) 7 – 9 9 26%
3. C (Cukup) 4 - 6 0 0%
4. D (Kurang Baik) < 3 0 0%
Skor Tertinggi 12
Skor Terendah 8
Skor Rata-Rata 9,73
Kategori Penilaian A(sangat baik)
Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotor
siswa dalam siklus II ini sudah sangat baik. Dari 34 siswa SD Negeri Blotongan
02 Salatiga, sebanyak 9 siswa (26%) memperoleh rentang skor 7-9 dengan
kategori B (baik) dan sebanyak 25 siswa (74%) memperoleh rentang skor 10-12
dengan kategori A (sangat baik). Skor tertinggi yang diperoleh adalah 12,
sedangkan skor terendah adalah 8 dengan skor rata-rata kelas 9,73 kategori A
(sangat baik).
4.6 Hasil Analisis Data
Data yang akan dianalisis yaitu data-data yang diperoleh mulai dari data
perencanaan awal atau pra siklus, kemudian data pada siklus I, dan yang terakhir
data yang diperoleh dari tindakan siklus II.
4.6.1 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh berdasarkan
observasi yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran pada siklus I
akan dibandingkan dengan hasil kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh
pada siklus II. Data peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dari
menjumlahkan seluruh skor dalam indikator kemampuan berpikir kritis kelas 4 SD
Negeri Blotongan 02 Salatiga. Untuk lebih jelas disajikan dalam Tabel 4.20.
72
Tabel 4.20
Perbandingan Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas 4 SDN
Blotongan 02 Salatiga pada Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Kategori Frekuensi presentase Frekuensi Presentase
Sangat tinggi 0 0% 6 18%
Tinggi 4 12% 12 35%
Sedang 6 18% 10 29%
Rendah 22 65% 6 18%
Sangat Rendah 2 6% 0 0%
Jumlah 34 100% 34 100%
Skor Tertinggi 89 94
Skor Terendah 44 61
Rata-rata 61,4 78,7
Berdasarkan data pada Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan
dari siklus I ke siklus II terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil data
diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor dalam indikator kemampuan
berpikir kritis kemudian diperoleh data seperti pada Tabel 4.20. Dapat diketahui
dengan menerapkan model Discovery Learning kemampuan berpikir kritis siswa
dapat meningkat dalam setiap sikusnya, hal ini dibuktikan dengan presentase
dalam setiap kategori kemampuan berpikir kritis mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. Presentase ketuntasan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang pada siklus I sebesar 30% kemudian
meningkat disiklus II menjadi 82%. Skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I
adalah 61,4 kemudian setelah dilakukan tindakan pada siklus II meningkat
menjadi 78,7.
4.6.2 Ketuntasan Hasil Belajar
Ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh melalui tes evaluasi yang
diberikan di setiap akhir pembelajaran dalam siklus I dan II, sedangkan ketuntasan
hasil belajar pra siklus diperoleh melalui nilai dari tes tengah semester 1
siswakelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga. Data dari ketuntasan hasil belajar
siswa pada pembelajaran tematik siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga
disajikan dalam bentuk Tabel 4.21.
73
Tabel 4.21
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 4 SDN
Blotongan 02 Salatiga pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
1. Tuntas 13 38% 23 68% 29 85%
2. Tidak Tuntas 21 62% 11 32% 5 15%
Jumlah 34 100% 34 100% 34 100%
Skor tertinggi 90 85 90
Skor terendah 26,7 50 65
Rata-rata 71,11 74,26 78
Berdasarkan data pada Tabel 4.21 dapat diketahui bahwa penerapan model
Discovery Learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Sebelum dilakukan
adanya tindakan atau pra siklus rata-rata hasil belajar siswa adalah 71,11 dan
ketuntasan belajar 38% atau ada 13 siswa yang tuntas dari jumlah keseluruhan
siswa 34. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pada pra siklus hasil belajar
siswa masih jauh dari harapan peneliti, karena siswa yang memperoleh nilai
sesuai dengan KKM yaitu ≥75 belum mencapai 80% dari jumlah seluruh siswa.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Rata-rata hasil belajar siswa menjadi 74,26 dengan presentase
ketuntasan siswa 68%. Ketuntasan hasil belajar siswa kembali mengalami
peningkatan setelah dilakukan tindakan pada siklus II, rata-rata yang diperoleh
adalah 78 dengan presentase ketuntasan sebesar 85%. Setelah dilakukan tindakan
pada siklus II ini presentase ketuntasan hasil belajar siswa sudah sesuai dengan
harapan peneliti yaitu sudah lebih dari 80% dari jumlah keseluruhan siswa
memperoleh nilai diatas KKM.
4.6.3 Hasil Belajar Afektif
Peneliti juga melakukan penilaian terhadap hasil belajar afektif siswa,
penilaian dilakukan dengan mengamati atau mengobservasi siswa dengan
menggunakan lembar observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung baik
74
pada siklus I maupun pada Siklus II. Data dari hasil penilaian afektif siswa pada
siklus I dan II tersaji dalam Tabel 4.22.
Tabel 4.22
Perbandingan Penilaian Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas 4 SDN Blotongan
02 Salatiga Terhadap Pembelajaran Tematik pada Siklus I dan Siklus II
Skor Siklus I Siklus II
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
< 6 0 0% 0 0%
7 – 12 19 56% 0 0%
13 – 18 15 44% 19 56%
19 – 24 0 0% 15 44%
Jumlah 34 100% 34 100%
Skor tertinggi 16 22
Skor terendah 10 15
Rata-rata 12,35 17,88
Berdasarkan data pada Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar afektif siswa dari siklus I ke siklus II setelah
diterapkannya model Discovery Learning. Rata-rata skor yang diperoleh pada
siklus I adalah 12,35 yang berada dalam kriteria cukup, kemudian setelah
dilakukan tindakan pada siklus II rata-rata skor siswa menjadi 17,88 yang berada
pada kriteria baik. Dari hasil data yang diperoleh dapat dibuktikan bahwa dengan
diterapkannya model Discovery Learning sikap siswa juga dapat meningkat
menjadi lebih baik.
4.6.4 Hasil Belajar Psikomotor
Penilaian hasil belajar psikomotor siswa dilakukan dengan melakukan
observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk
mengukur psikomotor siswa. Data dari hasil penilaian psikomotor siswa pada
siklus I dan II tersaji dalam Tabel 4.23
75
Tabel 4.23
Perbandingan Penilaian Hasil Belajar Psikomotor Siswa Kelas 4 SDN
Blotongan 02 Salatiga Terhadap Pembelajaran Tematik pada Siklus I dan Siklus II
Skor Siklus I Siklus II
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
< 3 0 0% 0 0%
4 - 6 22 65% 0 0%
7 - 9 12 35% 9 26%
10 - 12 0 0% 25 74%
Jumlah 34 100% 34 100%
Skor tertinggi 7 12
Skor terendah 4 8
Rata-rata 4,94 9,73
Berdasarkan data pada tabel 4.23 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan
hasil belajar psikomotor siswa dari siklus I ke siklus II setelah diterapkannya
model Discovery Learning. Rata-rata skor yang diperoleh pada siklus I adalah
4,94 yang berada dalam kriteria cukup, kemudian setelah dilakukan tindakan pada
siklus II rata-rata skor siswa menjadi 9,73 yang berada pada kriteria sangat baik.
Dari hasil data yang diperoleh dapat dibuktikan bahwa dengan diterapkannya
model Discovery Learning psikomotor siswa juga dapat meningkat menjadi lebih
baik.
4.7 Pembahasan
Kegiatan penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian tindakan
kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta hasil
belajar siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga pada pembelajaran
tematik. Jumlah seluruh siswa dalam penelitian ini adalah 34 siswa. Penelitian ini
dilakukan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari dua kali
pertemuan. Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran Discovery Learning.
Berdasarkan data hasil dari penelitian, dapat diketahui bahwa pelaksanaan
pembelajaran tematik dengan menerapkan model pembelajaran Discovery
Learning mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga
juga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Sintak dari model
76
pembelajaran Discovery Learning terbukti mampu untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa, sintak tersebut meliputi: 1) Stimulation; 2)
Problem Statement; 3) Data Collection; 4) Data Processing, 5) Verification; 6)
Generalization. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya perolehan data dari hasil
observasi dan tes pada siklus I ke Siklus II. Secara umum dapat dikatakan bahwa
keterlaksanaan kegiatan pembelajaran tematik dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning pada siklus I dan II ini sudah sesuai dengan
RPP serta pedoman observasi yang sebelumnya telah disusun oleh peneliti.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dibuktikan dengan
peningkatan presentase kemampuan berpikir kritis pada siklus I ke siklus II dalam
setiap kategorinya. Pada kategori kemampuan berpikir kritis sangat tinggi
meningkat sebanyak 18%, kategori tinggi meningkat sebanyak 23%, pada
kategori sedang meningkat sebanyak 11%, pada kategori rendah presentase
menurun sebanyak 47%, dan pada kategori sangat rendah menurun sebanyak 6%.
Terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kritis ini juga berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan hasil belajar
siswa sebelum adanya tindakan atau pra siklus ke siklus I meningkat sebanyak
30%, kemudian dari siklus I ke siklus II ketuntasan hasil belajar siswa meningkat
sebanyak 17%. Selain melakukan pengukuran pada peningkatan kemampuan
berpikir kritis dan hasil belajar, peneliti juga melakukan pengukuran terhadap
afektif serta psikomotor siswa. Afektif siswa dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan dalam setiap kriterianya. Pada kriteria sangat baik (A) meningkat
sebanyak 44%, pada kriteria baik (B) meningkat sebanyak 12%, dan untuk kriteria
cukup (C) dari siklus II ke siklus I mengalami penurunan yaitu sebanyak 56%.
Sama halnya dengan afektif, psikomotor siswa juga mengalami peningkatan pada
siklus I ke siklus II dalam setiap kriterianya. Untuk kriteria sangat baik (A)
mengalami peningkatan sebanyak 74%, tetapi untuk kriteria baik (B) mengalami
penuruan yaitu sebanyak 26%, begitu pula untuk kriteria cukup (C) mengalami
penurunan sebanyak 65%. Terjadinya peningkatan hasil data penelitian dari siklus
I ke siklus II dikarenakan peneliti melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
kekurangan yang ada pada siklus I.
77
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yupita dan
Tjipto S (2013, 1-9). Pada Penelitian ini lebih terfokus kepada peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.
Pada siklus pertama diperoleh hasil 63,89%, pada siklus kedua mengalami
peningkatan menjadi 77,77% dan pada siklus ke-tiga kembali mengalami
peningkatan menjadi 94.44%. dapat disimpulkan dari ke-tiga siklus yang
dilakukan selama penelitian bahwa penggunaan model pembelajaran Discovery
Learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Utami (2017, 483-490). Hasil dari
penelitian ini yaitu: 1) perlu diterapkannya model pembelajaran Discovery
Learning pada mata pelajaran IPA sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran; 2) Discovery Learning dapat meningkatkan ketrampilan berpikir
kritis serta pemahaman konsep siswa mata pelajaran IPA; 3) strategi Discovery
Learning mudah diterapkan dalam IPA karena sangat mirip dengan Saintifik
metode dalam Kurikulum 2013.
Penelitian yang dilakukan oleh Destriyani, Darsono, dan Ambarita (2016).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran
Discovery Learning mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta
hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Penelitian lain dilakukan oleh
Rosarina, Sudin dan Sujana (2016, 371-380), dengan jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas kelas yang
dilakukan terdiri dari 3 siklus dengan jumlah siswa keseluruhan 27 siswa.
Peningkatan hasil belajar dapat terlihat dari persentase ketuntasan dalam setiap
siklus. Dalam siklus I berdasarkan hasil tes siswa yang dinyatakan tuntas
berjumlah 7 siswa (26,92%), siklus II menjadi 17 siswa (65,38%), dan siklus III
siswa yang dinyatakan tuntas ada 23 siswa (88,46%).
Berdasarkan pada pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
diperoleh hasil bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning dalam
pembelajaran tematik mengakibatkan peningkatan terhadap kemampuan berpikir
kritis serta hasil belajar siswa. Selain itu afektif serta psikomotor siswa juga
mngalami peningkatan. Berdasarkan dari hasil observasi aktivitas guru yang
78
dilakukan menunjukkan bahwa aktifitas guru selama kegiatan pembelajaran
dilakukan mengalami peningkatan sesuai dengan lembar observasi aktivitas guru
yang sudah dipersiapkan. Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa
menunjukkan bahwa aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran mengalami
peningkatan. Siswa sudah lebih aktif berperan dalam kegiatan pembelajaran,
siswa juga sudah berani dalam menyampaikan pertanyaan, jawaban atau
pendapatnya terhadap guru atau siswa lainnya.
Jawaban dari hipotesis tindakan setelah dilakukannya penelitian pada
panelitian tindakan kelas ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran
Discovery Learning mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya presentase
kemampuan berpikir kritis siswa dalam setiap kategorinya dari siklus I ke siklus
II, begitu pula yang terjadi pada hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa
mengalami peningkatan mulai dari pra siklus, siklus I, hingga siklus II. Dengan
hasil yang diperoleh terbukti bahwa langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
ada pada model pembelajaran Discovery Learning mampu untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa sehingga berdampak pada hasil belajar yang
meningkat pula.
Berdasarkan pada uraian pembahasan yang telah dipaparkan dapat
dijelaskan implikasi teoretis dan implikasi praktis sebagai berikut:
1) Implikasi Teoretis
Kegiatan dalam pembelajaran tematik dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning dapat digunakan sebagai salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil
belajar siswa.
2) Implikasi Praktis
a. Prinsip dari model pembelajaran Discovery Learning yaitu kegiatan untuk
menemukan dapat diterapkan untuk membelajarkan siswa dalam
pembelajaran tematik guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar siswa.
79
b. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery
Learning berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa. Siswa yang semula mempunyai kemampuan berpikir kritis pada
kategori rendah secara bertahap mulai mengalami peningkatan ke kategori
yang lebih baik, sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa lebih meningkat
dari sebelumnya.
c. Dari hasil penelitian yang dilakukan model pembelajaran Discovery Learning
berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan hasil
belajar siswa.
top related