bab iii metode penelitian 3 · 2019. 10. 30. · bab iii metode penelitian 3.1 jenis penelitian...
Post on 30-Dec-2020
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
41
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam
penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan melakukan penelitian di kelas V SD
Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan menerapkan model
pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Sebelum penelitian dilakukan,
peneliti akan melakukan observasi di kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga untuk menemukan masalah terjadi kelas V. Setelah
masalah tersebut ditemukan, peneliti membuat langkah-langkah pembelajaran
model Problem-Based Learning (PBL) untuk diterapkan di kelas.
3.2 Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga semester II tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah 34 siswa dengan
karakteristik yang berbeda-beda. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada
bulan Januari sampai April.
3.3 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga, Jawa Tengah. SD Negaeri Salatiga 10 berdampingan atau satu
lokasi dengan SD Negeri Salatiga 03. SD Negeri Salatiga 10 berada di desa
Margosari Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Desa yang dekat dengan kota
Salatiga, tempatnya sejuk, serta guru dan murid yang ramah. Peneliti memilih SD
Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga karena dulu tempat Praktek
Magang 3. Hal tersebut membuat peneliti sudah mengetahui dan dekat dengan
subjek penelitian yaitu kelas V.
42
3.4 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2017/2018.
Penelitian dilakukan mulai bulan Januari sampai bulan April. Adapun penelitian
dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut:
1. Tahap persiapan penelitian
Tahap persiapan penelitian dilakukan antara bulan Januari sampai bulan April
2018. Tahap persiapan penelitian mencakup penyusunan judul, penyusunan
proposal, peyusunan RPP, penyusunan instrumen penelitian, permohonan
surat izin untuk observasi, uji validitas dan reliabilitas soal serta untuk tempat
penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan antara bulan Januari sampai bulan
Februari. Tahap pelaksanaan penelitian mencakup kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di sekolah untuk pengambilan data.
3. Tahap penyusunan laporan penelitian
Tahap penyusunan laporan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai
bulan April. Tahap penyusunan laporan penelitian mencangkup pengolahan
data dan penyusunan laporan untuk persiapan ujian.
3.5 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 yang
berjumlah 34 siswa. Terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Siswa SD Negeri Salatiga 10 berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-
beda. Perbedaan karakteristik ini membuat perbedaan kesadaran belajar siswa.
Terdapat siswa yang memiliki karakteristik seperti suka berbicara dengan teman
saat diterangkan guru, suka bermain, siswa butuh waktu untuk memahami materi
yang diajarkan guru, dan siswa kurang bersemangat saat menerima pelajaran.
Dengan demikian, masih banyak siswa yang tidak aktif pada saat proses belajar
mengajar.
43
3.6 Variabel Penelitian
Arikunto (2010:161), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2011:60-64),
variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Budiyono (2009:4-
5), variabel penelitian adalah sesuatu yang menggolongkan anggota-anggota
kelompok kedalam beberapa anggota golongan. Pengertian di atas dapat
disimpulkan bahawa, variabel penelitian adalah objek penelitian menjadi titik
perhatian yang mempunyai variasi meneliti seperti nilai sifat atau nilai orang,
objek atau kegiatan di dalam kelompok.
Penelitian tindakan kelas ini terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas
(X) dan satu variabel terikat (Y) yaitu:
3.6.1 Variabel Bebas (X)
Slameto (2015:198) variabel bebas atau independent adalah variabel yang
diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas atau
independent merupakan variabel tindakan yang sengaja dilakukan untuk
menimbulkan perubahan pada variabel lain. Variabel bebas ini erat kaitannya
dengan guru saat mengajar, kondisi siswa dalam kelas, model pembelajaran yang
digunakan dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut nantinya akan mempengaruhi
muncul atau tidaknya hasil belajar. Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) pada
siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester
II Tahun 2017/2018. Variabel bebas disini adalah Problem-Based Learning
(PBL).
Metode Problem-Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang
penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, menfasilitasi penyelidikan, dan membuka
dialog (Ridwan Abdulah Sani, 2014:127).
44
3.6.2 Variabel Terikat (Y)
Menurut Slameto (2015:198) variabel tergantung atau dependent adalah
variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh
variabel bebas. Variabel terikat atau dependent merupakan akibat yang
ditimbulkan oleh variabel bebas. Variabel terikat erat kaitannya dengan prestasi
belajar siswa. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keaktifan
belajar dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Salatiga Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga Semester II Tahun 2017/2018 pada tema lingkungan sahabat kita.
Banyak faktor yang mempengaruhi aktifitas dan hasil belajar siswa. Salah
satu faktor yang mempengaruhinya adalah kondisi siswa di kelas. Kondisi siswa
di kelas akan dipengaruhi oleh pemilihan model pembelajaran yang tepat. Dalam
penelitian ini aktivitas dan hasil belajar akan di pengaruhi oleh penggunaan model
pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keaktifan
belajar dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 semester II tahun
ajaran 2017/2018.
3.7 Rencana Tindakan
Desain penelitian PTK yang digunakan adalah model spiral yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri 3 tahapan yaitu
perencanaan, tindakan dan observasi, refleksi (Tampubolon, 2014:27). Tahapan
kegiatan tersebut secara rinci digambarkan melalui gambar sebagai berikut:
Gambar 3.2 Teori Stephen Kemmis dan Rotin Mc. Taggart
45
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode spiral
dari Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu penyusunan perangkat
pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung materi ajar dan model
pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Adapun perangkat untuk
melakukan pengukuran keaktifan dan hasil belajar digunakan tes setiap akhir
siklus.
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi siklus 1
Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat kesesuaian antara
perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran ini diberikan tindakan yang berupa model pembelajaran Problem-
Based Learning (PBL). Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh
observer yang merupakan guru lain yang bertugas untuk mengobservasi guru
kelas sewaktu mengajar dengan model pembelajaran Problem-Based Learning
(PBL). Observer melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan
oleh guru kelas dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan
untuk mengetahui apa yang harus ditingkat dan dipertahankan agar tujuan
penelitian tercapai.
c. Refleksi siklus 1
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi
siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari
tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-
hambatan yang dihadapinya seperti kendala yang dihadapi guru saat mengajar dan
siswa saat mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian peneliti
dapat mengetahuai keefektifan model pembelajaran Problem-Based Learning
(PBL). Hasil refleksi ini juga berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari
tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun
rencana kegiatan pada siklus II supaya terjadi peningkatan keaktifan belajar dan
hasil belajar yang maksimal.
46
d. Perencanaan Tindakan siklus 2
Kegiatan perencanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini sama
dengan perencanaan tindakan pada siklus I.
e. Pelaksanaan Tindakan dari Observasi siklus 2
Kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi yang dilakukan pada tahap
ini sama dengan pelaksanaan tindakan dan observasi siklus I. Kegiatan observasi
dilakukan untuk melihat kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran ini diberikan tindakan yang
berupa model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Observasi
pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer yang merupakan guru lain
yang bertugas untuk mengobservasi guru kelas sewaktu mengajar dengan model
pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Observer melakukan pengamatan
terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas dengan menggunakan
lembar observasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui apa yang harus ditingkat
dan dipertahankan agar tujuan penelitian tercapai. Pada saat penelitian, peneliti
juga melakukan pengamatan untuk melihat proses pembelajaran yang berlangsung
sehingga akan terwujud pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan.
f. Refleksi siklus 2
Kegiatan refleksi 2 dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi
siklus II. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan
dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-
hambatan yang dihadapinya seperti kendala yang dihadapi guru saat mengajar dan
siswa saat mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.
Jika hasil penelitian yang dicapai sudah sesuai dengan yang diharapkan
maka siklus tindakan dapat diberhentikan. Akan tetapi, jika hasil penelitian yang
dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dilaksanakan siklus
berikutnya. Sehingga indikator dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
47
3.8 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.8.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Teknik tes
Teknik tes disini digunakan untuk memperoleh data keaktifan belajar dan
hasil belajar pada tema lingkungan sahabat kita di tindakan siklus 1 dan siklus
2. Soal yang akan di berikan kepada siswa berbentuk pilihan ganda.
b. Teknik Non-tes
Teknik non-tes yaitu pengukuran yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Dalam penelitian ini
menggunakan studi dokumen disini digunakan untuk memperoleh data dari
keaktifan belajar dan hasil belajar pada tema lingkungan sahabat kita saat
kondisi awal. Selain itu dilakukan untuk mengetahui karakter siswa dan
keadaan sekolah yang akan di teliti.
3.8.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen tes yang digunakan pada
penelitian tindakan kelas ini adalah lembar soal tes pada siklus 1 dan siklus 2.
Kisi-kisi instrumen soal dibuat sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi
dasar pada tema lingkungan sahabat kita sub tema perubahan lingkungan. Pada
siklus 1 yaitu pembelajaran ke 3, sedangkan siklus 2 yaiu pembelajaran 4. Berikut
adalah kisi-kisi instrumen siklus 1 dan siklus 2 dengan kompetensi dasar sebagai
berikut:
48
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Siklus 1
Kompetensi Dasar:
PPKn : 1.3, 2.3, dan 4.3
Bahasa Indonesia : 3.8 dan 4.8
IPS : 3.3 dan 4.3
No Indikator Ranah Kognitif Jumlah Total No Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Menjelaskan usaha ekonomi perorangan dalamkeberagaman
sosial masyarakat.
Md 3 3 3 1,2,4
Sd
Sk
2. Menyebutkan sikap toleran dalam melakukan usaha ekonomi
perorangan.
Md 5
Sd 5 5 3,7,8,9,10
Sk
3. Menyebutkan keragaman sosial budaya masyarakat. Md 1
Sd
Sk 1 1 6
4. Mencontohkan kegiatan yang mendukung keberagaman sosial
budaya masyarakat.
Md 1
Sd
Sk 1 1 5
49
5. Menjelaskan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada
teks nonfiksi.
Md 3 3 8 11,13,19
Sd 5 5 12,14,15,1
6,20
Sk
6. Menjelaskan kembali peristiwa atau tindakan dengan
memperhatikan latar cerita yang terdapat pada teks fiksi.
Md 2
Sd
Sk 2 2 17,18
7. Membedakan peran usaha ekonomi perorangan dalam upaya
kesejahteraan masyrakat.
Md 2
Sd
Sk 2 2 22,27
8. Menjelaskan usaha ekonomi perorangan dan peran usaha
ekonomi di bidang sosial dan budaya.
Md 3 3 8 21,22,29
Sd 5 5 24,25,26,2
8,30
Sk
Mudah 9
Sedang 15
Sukar 6
Jumlah 30
50
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Soal Siklus 2
Kompetensi Dasar:
PPKn : 1.3, 2.3, dan 4.3
Bahasa Indonesia : 3.8 dan 4.8
IPS : 3.3 dan 4.3
No Indikator Ranah Kognitif Jumlah Total No Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Menjelaskan usaha ekonomi kelompok dalam keberagaman sosial
masyarakat.
Md 3 3 3 1,3,4
Sd
Sk
2. Menyebutkan sikap toleran dalam melakukan usaha ekonomi
kelompok.
Md 5
Sd 5 5 6,7,8,9, 10
Sk
3. Menyebutkan tujuan usaha ekonomi kelompok dalam keragaman
sosial budaya masyarakat.
Md 1
Sd
Sk 1 1 2
4. Mencontohkan kegiatan usaha ekonomi kelompok yang
mendukung keberagaman sosial budaya masyarakat.
Md 1
Sd
Sk 1 1 5
51
5. Menjelaskan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada
teks nonfiksi.
Md 3 3 8 15,18,19
Sd 5 5 12,13,14,
17,20
Sk
6. Menjelaskan kembali peristiwa atau tindakan dengan
memperhatikan latar cerita yang terdapat pada teks fiksi.
Md 2
Sd
Sk 2 2 11,16
7. Membedakan peran usaha ekonomi kelompok dalam upaya
kesejahteraan masyrakat.
Md 2
Sd
Sk 2 2 24,29
8. Menjelaskan usaha ekonomi kelompok dan peran usaha ekonomi
di bidang sosial dan budaya.
Md 3 3 8 21,22,23
Sd 5 5 25,26,27,
28,30
Sk
Mudah 9
Sedang 15
Sukar 6
Jumlah 30
52
Pada lembar keaktifan siswa, lembar observasi kegiatan guru, dan lembar
observasi kegiatan siswa digunakan Skala Likert (Sugiyono, 2010:134-135)
dengan rentang skor 1-4. Kriteria yang ditetapkan ada 4 tingkat katagori yaitu
tingkat :kurang baik” jika presentase skor hasil pengamatan diatara 25%-50%,
tingkat “tidak baik” jika presentase skor hasil pengamatan diantara 56%-70%,
tingkat “baik” jika presentase skor hasil pengamatan diantara 71%-85%, dan
tingkat “sangat baik” jika presentasi hasil pengamatan diantara 86%-100%.
Kisi-kisi lembar keaktifan siswa, lembar observasi kegiatan guru, dan
lembar observasi kegiatan siswadapat dilihat pada tabel 3.3, 3.4, dan 3.5.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Keaktifan Siswa
No Indikator No Item
1. Siswa menjelaskan video yang ditampilkan oleh guru. 1
2. Kesediaan siswa dalam merespon pertanyaan dari guru. 2
3. Siswa mengajukan pertanyaan yang kurang dipahami. 3
4. Kesediaan siswa membaca materi yang diberikan oleh guru. 4
5. Siswa dapat menyimpulkan penjelasan guru. 5
6. Siswa dapat mengkritik hasil diskusi dari kelompok lain. 6
7. Siswa dapat memperjelas hasil diskusi dengan menulis
laporan.
7
8. Siswa dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh
guru.
8
9. Siswa berani menarik kesimpulan tentang materi yang di
pelajari.
9
10. Siswa dapat membuat keputusan di dalam sebuah
kelompok.
10
53
Kriteria Penialain Keaktifan:
Penilaian :
Rentang skor 1-4
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒙 𝟏𝟎𝟎
Skor maksimum = 40
Katagori Keaktifan:
Kurang Baik = 25%-50% Baik = 71%-85%
Cukup Baik = 56%-70% Sangat Baik = 86%-100%
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Kegiatan Guru
No Indikator No Item
1. Guru menampilkan video tentang “Jenis-Jenis Usaha yang
Dikelola Sendiri”.
1
2. Guru bertanya jawab tentang materi pebelajaran
pembelajaran 1 tentang jenis-jenis usaha ekonomi dan tanya
jawab tentang jenis usaha yang dikelola sendiri.
Usaha apa yang memanfaatkan alam?
Jawab: pertanian, perikanan, dan perkebunan.
Dari video di atas jenis usaha apa yang kamu lihat?
Jawab: pertanian dan perdagangan.
2
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3
4. Guru mengajak siswa untuk membaca bacaan dibuku paket
yang berjudul “Jenis Usaha Ekonomi yang Dikelola Sendiri”.
4
5. Guru bertanya jawab tentang jenis-jenis usaha ekonomi yang
dikelola sendiri atau perorangan.
Dari bacaan di atas, apa saja jenis usaha ekonomi
yang dikelola sendiri atau perorangan berdasarkan
macam-macamnya?
5
54
Jawab: usaha pertanian (padi, sayur, palawija), usaha
perdagangan (pedagang keliling, pedagang di pasar,
warung, dan toko kelontong).
6. Guru membagi siswa menjadi 4-5 siswa/kelompok sesuai
dengan urutan absensi.
6
7. Guru membagikan tugas masing-masing kelompok. 7
8. Guru membagi lembar kerja pada setiap kelompok. 8
9. Guru membagikan sebuah masalah pada setiap kelompok. 9
10. Guru sebagai fasilitator untuk membantu setiap kelompok
menyelesaikan masalah yang diberikan.
10
11. Guru menyuruh perwakilan salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi bersama kelompoknya di
depan kelas.
11
12. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pelajaran hari
ini.
12
13. Guru memberikan evaluasi tes tertulis pada siswa:
Siswa mengerjakan tes secara individu.
Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil tes.
Guru mengadakan penilaian.
Guru menginput hasil tes di daftar nilai.
13
14. Guru memberikan tindak lanjut:
Siswa yang mendapat nilai di bawah 70 diberikan soal
perbaikan dan siswa yang mendapat nilai di atas 70
diberikan soal pengayaan.
Saran-saran untuk siswa, supaya belajar lebih baik untuk
pelajaran berikutnya.
14
56
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Kegiatan Siswa
No Indikator No Item
1. Siswa menyimak video yang di tampilkan. 1
2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi
pembelajran 1 tentang jenis-jenis usaha ekonomi dan jenis-
jenis usaha yang dikelola sendiri.
2
3. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru.
3
4. Siswa menbaca bacaan di buku paket yang berjudul “Jenis
Usaha Ekonomi yang Dikelola Sendiri”.
4
5. Siswa bertanya jawab tentang bacaan yang berjudul “Jenis
Usaha Ekonomi yang Dikelola Sendiri”.
5
6. Siswa langsung mencari tempat duduk sesuai dengan
kelompoknya (urutan absensi).
6
7. Siswa mendengarkan tugas-tugas yang harus di kerjakan
oleh setiap kelompok.
7
8. Siswa mengisi nama kelompok dan nama anggotanya. 8
9. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan masalah yang
telah diberikan oleh guru.
9
10. Siswa bertanya kepada guru tentang kesulitan dalam
memcahan masalah.
10
11. Setiap perwakilan kelompok satu siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
11
12. Siswa menyimpulkan tentang materi yang dipelajari hari
ini.
12
13. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru. 13
14. Siswa yang mendapat nilai di atas 70 mengerjakan soal
perbaikan dan siswa yang mendapat nilai di bawah 70
14
57
mengerjakan soal remedial.
3.9 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Butir soal tes evaluasi sebelum di berikan kepada siswa di uji cobakan
terlebih dahulu sehingga memperoleh butir soal tes yang valid. Validitas yaitu
ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk mengukur apa yang
seharusnya (Sudjino, 2011:185). Sedangkan reliabilitas (ajeg) adalah kemampuan
alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg (Wardani,
dkk, 2012:344). Untuk mengukur validitas dan reliabilitas di bantu menggunakan
program IBM SPSS Statistics 20 agar memperoleh butir soal yang valid.
3.9.1 Uji Validitas
Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara
mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor setelah
dikurangi skor buktinya sendiri (corrected item total corelation).
Tabel 3.6
Rentang Indeks Validitas
No Indeks Interprestasi
1. 0,81-1,00 Sangat Tinggi
2. 0,61-0,80 Tinggi
3. 0,41-0,60 Cukup
4. 0,21-0,40 Rendah
5. 0,00-0,20 Sangat Rendah
a) Validitas Butir Soal Siklus 1
Butir soal yang diujikan kepada 31 siswa, terdapat butir soal yang
dinyatakan valid dan tidak valid. Hasil rekap uji coba butir soal siklus 1 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
58
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 1
Hasil Uji
Validitas
Soal Siklus 1
Item Soal Soal Tidak
Valid
Soal Valid & Soal
yang Digunakan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28,
29, 30.
3, 4, 7, 9, 13, 18,
19, 25, 27, 28.
1, 2, 5, 6, 8, 10, 11,
12, 14, 15, 16, 17, 20,
21, 22, 23, 24, 26, 29,
30.
Jumlah 30 10 20
Berdasarkan hasil uji validitas butir soal siklus 1, dari 30 butir soal yang
diujikan terdapat 10 butir soal yang tidak valid karena butir soal tersebut mimiliki
r-hitung<r-tabel (0,367). Sedangkan butir soal yang valid digunakan dalam
penelitian ini dengan jumlah 20 butir soal.
b) Validitas Butir Soal Siklus 2
Butir soal yang diujikan kepada 31 siswa, terdapat butir soal yang
dinyatakan valid dan tidak valid. Hasil rekap uji coba butir soal siklus 1 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 2
Hasil Uji
Validitas
Soal Siklus 1
Item Soal Soal Tidak
Valid
Soal Valid & Soal
yang Digunakan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28,
29, 30.
1, 5, 7, 8, 13, 16,
18, 21, 27, 29.
2, 3, 4, 6, 9, 10, 11,
12, 14, 15, 17, 19, 20,
22, 23, 24, 25, 26, 28,
30.
Jumlah 30 10 20
Berdasarkan hasil uji validitas butir soal siklus 2, dari 30 butir soal yang
diujikan terdapat 10 butir soal yang tidak valid karena butir soal tersebut mimiliki
r-hitung<r-tabel (0,367). Sedangkan butir soal yang valid digunakan dalam
penelitian ini dengan jumlah 20 butir soal.
59
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji releabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program
IBM SPSS Statistics 20 dan pada tabel 3.9 yaitu kriteria untuk menentukan tingkat
reliabilitas instrumen yang digunakan sebagai pedoman (Wadani dkk, 2012:346).
Tabel 3.9
Rentang Indeks Reliabilitas
No Indeks Interprestasi
1. <0,80-100 Sangat Reliabel
2. <0,80-0,60 Reliabel
3. <0,60-0,40 Cukup Reliabel
4. <0,40-0,20 Agak Reliabel
5. <0,20 Kurang Reliabel
Di bawah ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen dengan menggunakan
bantuan program IBM SPSS Statistics 20:
Tabel 3.10
Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus 1
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.864 20
Berdasarkan tabel di atas, data hasil uji reliabilitas pada siklus 1 di peroleh
Cronbach's Alpha 0,864, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal siklus 1
termasuk ke dalam katagori sangat reliabel, dikarenakan rentang indeks
reliabilitasnya <0,80-100.
60
Tabel 3.11
Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus 2
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.903 20
Berdasarkan tabel di atas, data hasil uji reliabilitas pada siklus 2 di peroleh
Cronbach's Alpha 0,903, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal siklus 2
termasuk ke dalam katagori sangat reliabel, dikarenakan rentang indeks
reliabilitasnya <0,80-100.
3.10 Uji Taraf Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah angka yang menunjukan mudah dan
sukarnya sebuah soal sebuah soal (Arikunto, 2009:207). Cara menghitung tingkat
kesukaran soal dapat digunakan rumus sabagai berikut:
𝑷 = 𝑩
𝑱𝒔
Keterangan:
P= tingkat kesukaran
B= subjek yang menjawab betul
Js= banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes.
Klasifikasi tingkat kesukaran menurut Arikunto (2009:75) adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.12
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Indeks Kemudahan Kriteria
0,00-0,29 Sukar
0,30-0,69 Sedang
0,70-1.00 Mudah
61
Tabel 3.12, klasifikasi tingkat kesukaran dengan indeks kemudahan 0,00-
0,29 terdapat pada kriteria sukar, indeks kemudahan 0,30-0,69 terdapat pada
kriteria sedang, dan indeks 0.70-1.00 terdapat pada kriteria mudah.
Berikut ini adalah tabel uji taraf kesukaran soal pada siklus 1 dan siklus 2.
Tabel 3.13
Hasil Uji Kesukaran Soal Siklus 1
Indeks Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah
0,00-0,29 Sukar 6, 8, 15, 26 4
0,30-0,69 Sedang 5, 14, 17, 22, 29, 30 6
0,70-1.00 Mudah 1, 2, 10, 11, 12, 16, 20, 21,
23, 24
10
Jumlah 20
Berdasarkan tabel 3.13, Hasil uji taraf kesukaran soal siklus. Pada siklus 1
terdapat 4 soal dalam katagori sukar yaitu 6, 8, 15, 26, 6 soal pada katagori sedang
yaitu 5, 14, 17, 22, 29, 30, dan 10 soal dalam katagori mudah yaitu 1, 2, 10, 11,
12, 16, 20, 21, 23, 24.
Tabel 3.14
Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Siklus 2
Indeks Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah
0,00-0,29 Sukar 19, 22, 28, 30 4
0,30-0,69 Sedang 6, 10, 12, 17, 20, 25 6
0,70-1.00 Mudah 2, 3, 4, 9, 11, 14, 15, 23,
24, 26
10
Jumlah 20
62
Berdasarkan tabel 3.14, Hasil uji taraf kesukaran soal siklus 2. Pada siklus
2 terdapat 4 soal dalam katagori sukar yaitu 19, 22, 28, 30 soal pada katagori
sedang yaitu 6, 10, 12, 17, 20, 25, dan 10 soal dalam katagori mudah yaitu 2, 3, 4,
9, 11, 14, 15, 23, 24, 26.
3.11 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif
dan deskriptif komparatif. Data yang diperoleh dari hasil tes yang diberikan pada
akhir pembelajaran setiap siklus adalah data kuantitatif, sedangkan data yang akan
dianalisis diperoleh dari lembar observasi guru dan lembar observasi siswa
dengan penjelasan atau keterangan yaitu data deskriptif komparatif. Kemudian
data kuantitatif tersebut di analisis menggunakan deskriptif komparatif dengan
cara membandingkan hasil belajar nilai tes pada setiap siklusnya. Analisi
kuantitatif dilakukan dengan analisis deskriptif komparatif berdasarkan hasil
lembar observasi guru dan lembar observasi siswa pada setiap kegiatan
pembelajaran. Dengan menggunakan Sistem skor dalam penelitian ini
menggunakan skala penilaian (Rating Scale), Numerical Rating Scale dengan 4
jawaban alternatif yaitu 1, 2, 3, 4.
Kriteria Penialain:
Penilaian Keaktifan:
Rentang skor 1-4
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100
Skor maksimum = 40 Skor minimum = 10
Katagori Keaktifan:
Kurang Baik = 25%-50% Baik = 71%-85%
Cukup Baik = 56%-70% Sangat Baik = 86%-100%
63
Tabel 3.15
Hasil Persentase Keaktifan
Skor Hasil
Persentase
Keaktifan
Katagori
1 2,5% −
2 5% −
3 7,5% −
4 10% −
5 12,5% −
6 15% −
7 17,5% −
8 20% −
9 22,5% Kurang Baik
10 25% Kurang Baik
11 27,5% Kurang Baik
12 30% Kurang Baik
13 32,5% Kurang Baik
14 35% Kurang Baik
15 37,5% Kurang Baik
16 40% Kurang Baik
17 42,5% Kurang Baik
18 45% Kurang Baik
19 47,5% Kurang Baik
20 50% Kurang Baik
21 52,5% Kurang Baik
22 55% Kurang Baik
23 57,5% Cukup Baik
24 60% Cukup Baik
25 62,5% Cukup Baik
26 65% Cukup Baik
27 67,5% Cukup Baik
28 70% Cukup Baik
29 72,5% Baik
30 75% Baik
31 77,5% Baik
32 80% Baik
33 82,5% Baik
34 85% Baik
35 87,5% Sangat Baik
36 90% Sangat Baik
37 92,5% Sangat Baik
38 95% Sangat Baik
39 97,5% Sangat Baik
40 100% Sangat Baik
65
3.12 Indikator Keberhasilan
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keaktifan belajar dan hasil
belajar siswa kelas SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Dalam
penelitian tindakan kelas ini peneliti berusaha meningkatkan keaktifan belajar dan
hasil belajar pada saat pembelajaran berlangsung.
Untuk meningkatkan keaktifan belajar, siswa peneliti menggunakan lembar
observasi keaktifan siswa dengan skala penilaian Likert, sehingga model
pembelajaran Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan keaktifan
siswa sebesar 75%.
Meningkatkan hasil belajar siswa perlu adanya tolak ukur, agar mengetahui
keberhasilan pelaksanaan tindakan kelas peneliti menggunakan indikator kinerja.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar yaitu nilai hasil
belajar siswa yang diperoleh dari tes soal evaluasi siklus 1 dan siklus 2. Penelitian ini
dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa, apabila secara klasikal hasil
belajar siswa mencapai KKM sebesar 95%.
top related