bab iii analisis data - repository.uksw.edu€¦ · bab iii analisis data . komposisi “konserto...
Post on 09-Aug-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
17
BAB III
ANALISIS DATA
Komposisi “Konserto Dalam C Mayor Untuk Biola Alto dan Ansambel
Gesek” terdiri dari tiga movement (bagian). Bagian pertama dengan tempo cepat
(Allegro), bagian kedua lambat (Largo), dan bagian ketiga cepat (Allegro).
Instrumen yang digunakan diantaranya 2 Biola 1, 2 Biola 2, 2 Biola Alto, 2 Cello,
dan 1 Kontrabass. Penulis mengadopsi gaya permainan barok tidak secara
keseluruhan, dalam hal ini penulis menggunakan sonata form dan cadenza yang
pada saat itu belum ada pada jaman barok.
A. Bagian Pertama
Tabel 3.1 Bentuk struktur konserto Bagian Pertama
Eksposisi Introduksi Tonika
(C Mayor)
Birama 1-31
Tema I A
Transisi Dominan
(G Mayor)
Birama 32- 54
Tema II A
Codetta
Development Tema I B D Mayor Birama 55-88
Transisi
Tema II B
Rekapitulasi Tema I C Tonika
(C Mayor)
Birama 89 - 160
Transisi
Tema II C
Cadenza
Coda
Pada Bagian Pertama menggunakan struktur Sonata Form yang terdiri
dari eksposisi, development, dan rekapitulasi. Menggunakan sukat 4/4 dengan
tempo Allegro (Cepat). Bagian pertama dimulai dengan introduksi tema pada
18
ansambel gesek dari birama 1-16. Pada birama 17-32 memasuki bagian solo
dari Biola Alto dengan memainkan Tema IA yang dimodifikasi dan tidak jauh
berbeda dari introduksi. Selanjutnya pada birama 39-54 merupakan Tema IIA
yang dimainkan dalam tonalitas G Mayor. Pada birama 54 terdapat kamar 1
dan pada birama 55 terdapat kamar 2.
Bagian development diawali dengan sebuah transisi singkat pada birama
55-59, dan pada birama 60-83 mengambil dari Tema IA pada bagian
Arpeggio, pada bagian ini solis dan ansambel gesek saling bersahut-sahutan
terdapat Tema IB dan IIB. Pada bagian development ini bermain dalam
tonalitas D Mayor. Selanjutnya, pada birama 83-89 muncul transisi yang
dimainkan tanpa solis untuk menghantar ke bagian Rekapitulasi.
Bagian Rekapitulasi dari birama 89-123 terdapat Tema IC dan IIC dan
juga transisi, pada bagian ini bermain dalam tonika pada masing-masing tema.
Sebelum menuju coda terdapat cadenza yang berfungsi untuk menonjolkan
sisi virtuosity dari solis pada birama 124-149. Motif pada coda menggunakan
bagian pada Tema IA dengan sedikit penambahan beberapa ritmis nada.
1. Introduksi Birama 1-16
Gambar 3.1 Introduksi Tema Bagian Pertama
19
Gambar 3.1 Introduksi Tema Bagian Pertama
Introduksi tema pada bagian pertama dimainkan oleh ansambel gesek
dengan melodi utama berada pada biola 1 dan 2. Pada bagian introduksi ini
banyak menggunakan aksen dan juga staccato untuk memunculkan kesan
yang tegas dan kuat. Teknik pengolahan tema menggunakan sekuensi
dengan register yang berbeda. Pada bagian akhir sebelum memasuki bagian
solo, menggunakan Authentic Cadence dengan progresi V7
– I.
2. Eksposisi Tema IA
Gambar 3.2 Tema Solo Biola Alto IA
20
Pada bagian solo ini, biola alto memainkan tema IA dari birama 17-32
dengan dinamika forte dengan aksen dan juga stacatto untuk memberikan
kesan tegas.
Gambar 3.3 Transisi Tema IA
Terdapat transisi pada birama 32-38 dimainkan oleh ansambel gesek
dengan perubahan tonalitas dari C Mayor menjadi G Mayor.
3. Eksposisi Tema IIA
Gambar 3.4 Tema Solo Biola Alto II A
Pada bagian Tema IIA ini melodi lebih dikembangakan dengan
memperkecil nilai nada atau diminusi. Terdapat beberapa dialog antara
solis dengan biola 1 dan biola 2. Selanjutnya pada birama 47 masih
21
memainkan tema yang sama dengan perbedaan interval nada dan
menggunakan klef G agar penulisan tidak terlalu banyak garis bantu. Pada
akhir eksposisi ini terdapat kamar 1 dan 2, pada kamar 1 akan kembali
menuju solo biola alto pada birama 17. Sedangkan pada kamar 2
merupakan codetta untuk menghubungkan ke bagian developmen.
Gambar 3.5 Codetta
Bagian penutup dari eksposisi ini merupakan codetta yang dimainkan
ansambel gesek dan menuju pada tonalitas D mayor.Terdapat perubahan
tonalitas sesaat ke A mayor sebelum menuju D mayor dengan
menggunakan Authentic Cadence.
4. Development (Birama 60-88)
Bagian development bermain dalam tonalitas D mayor. Tema IB
merupakan variasi dari tema IA. Beberapa teknik yang digunakan masih
sama dengan bagian eksposisi seperti penggunaan aksen dan staccato.
Menggunakan teknik Triple Stop. dengan maksud untuk memperjelas
bunyi akor D mayor pada ketukan pertama. Pada birama 63-66 biola 1 dan
2 mengulang tema IB, dan pada birama 66-69 biola alto kembali
memainkan tema IB yang dimodifikasi.
22
Gambar 3.6 Tema Solo Biola Alto IB
Gambar 3.7 Pengulangan Tema Pada Biola
Pada bagian pengulangan tema ini biola 1 dan 2 memainkan tema IB,
dan dimainkan secara polifoni.
5. Transisi (Birama 72-76)
Pada bagian transisi ini dimainkan oleh ansambel gesek terlebih
dahulu kemudian pada birama 76-83 merupakan Tema IIB solo biola alto
memainkan dengan teknik arpeggio A mayor kemudian A minor untuk
menghantar ke bagian transisi menuju rekapitulasi. Bagian transisi ini
berawal dari akor D mayor kemudian menuju ke akor E mayor.
23
Gambar 3.8 Transisi Menuju Tema IIB
Pada birama 76-79 tema IIB dimainkan unison dengan biola 1,
sedangkan pada birama 80-83 dimainkan dengan cello dan kontrabas saja.
Menggunakan triol agar terkesan lincah dan bersemangat untuk
menghantar kembali mengingat tema IA yang akan diulang pada bagian
rekapitulasi.
Gambar 3.9 Tema Solo Biola Alto IIB
Sebelum menuju rekapitulasi ada transisi dengan menggunakan
codetta yang mengambil melodi dari birama 5 pada biola 1 dan biola 2.
Bagian transisi ini bermain dari tonalitas D mayor menuju ke C mayor
dengan menggunakan authentic cadence.
24
Gambar 3.10 Transisi Menuju Rekapitulasi
6. Rekapitulasi (Birama 89-123)
Rekapitulasi merupakan pengulangan bagian eksposisi dengan
tonalitas pada tonika untuk tema I dan tema II. Bagian ini ditambahkan
sedikit variasi melodi pada setiap tema. Bagian tema IC menggunakan
teknik sekuen sama seperti tema pada bagian eksposisi.
Gambar 3.11 Tema Solo Biola Alto IC
Tema IIC merupakan tema penutup dan penghantar menuju bagian
cadenza. Tema IIC dimulai dari birama 107-120, dengan tonalitas di C
mayor. Pada bagian ini masih menggunakan teknik aksen dan staccato.
25
Gambar 3.12 Tema Solo Biola Alto IIC
Setelah tema IIC selesai terdapat sebuah cadenza yang akan dimainkan
oleh solis. Pada bagian cadenza akan mengulang tema IA dengan
menggunkan teknik pizzicato yang memainkan empat nada secara
bersamaan. Pada bagian tengah terdapat pengembangan tema IA dan
diolah dengan teknik sekuen Pada bagian akhir cadenza solis memainkan
arpeggio dan modifikasi ritme dari tangga nada C mayor sebelum
memulai dengan tutti pada birama 150. Birama 150-160 merupakan coda
yang menjadi penutup bagian pertama dan dimainkan seluruh instrumen
termasuk solis, motif pada solis mengambil pada tema IA.
B. Bagian Kedua
Tabel 3.2 Bentuk Struktur Konserto Bagian Kedua
Bagian A Anteseden A Minor Birama 1-17
Konsekuen A Minor
Bagian B Frase a A Minor Birama 18-38
Frase b A Minor
Frase c E Minor
Bagian A’ Anteseden C Minor Birama 38-63
Transisi
Konsekuen A Minor
Coda A Minor
26
Bagian kedua menggunakan ternary form dengan struktur A B A’. Pada
bagian ini sangat berbeda dengan bagian pertama, menggunakan tonalitas A
Minor, sukat 4/4 dengan tempo Largo. Penggunaan instrumen hanya
didominasi pada solis biola alto, cello, dan contrabass untuk memberikan
kesan yang sepi, sedangkan instrumen biola 1, biola 2, dan biola alto
dimainkan pada beberapa bagian saja.
1. Bagian A
Bagian A diawali dengan frase anteseden pada birama 1-7 dan
dimainkan oleh instrumen solo biola alto, cello, dan kontrabass. Frase
anteseden berakhir dengan half cadence.
Gambar 3.13 Frase Anteseden Birama 1-7
Frase konsekuen dimainkan pada birama 7-15 dengan tonalitas yang
sama dengan anteseden yaitu A minor. Pada bagian ini berakhir dengan
authentic cadence.
Gambar 3.14 Frase Konsekuen Birama 7-15
27
2. Bagian B
Bagian B terdiri dari frase a pada birama 18-25, frase b pada birama
26-30, dan frase c pada birama 31-37. Pada bagian B terdapat end repeat
pada kamar satu di birama 37 yang nantinya akan kembali ke bagian awal
dari bagian B birama 18 dan berakhir pada kamar dua pada birama 38
untuk memasuki bagian A’. Frase a dimainkan dalam tonalitas A minor
oleh solo biola alto dengan variasi ritmis agar memberikan kesan yang
kontras antara bagian A dengan B. Bagian ini diakhiri dengan authentic
cadence.
Gambar 3.15 Frase a
Pada frase b menggunakan tonalitas yang sama yaitu A minor. Bagian
ini lebih singkat dari frase a dan terdapat pengolahan nada sixtuplets
sebagai transisi menuju frase c.
Gambar 3.16 Frase b
Frase c merupakan akhir dari bagian B dengan menggunakan tonalitas
E minor. Pada bagian ini dimainkan secara tutti. Pada bagian ini terdapat
28
transisi sesaat menuju akor B mayor untuk menuju ke bagian A’ dan
diakhiri dengan menggunakan half cadence.
Gambar 3.17 Frase c
3. Bagian A’ (Birama 38-63)
Bagian A’ merupakan pengulangan dari bagian A dengan penambahan
variasi pada motif. Pada birama 38-39 merupakan transisi menuju tonalitas
C minor, dimainkan oleh semua instrumen.
Gambar 3.18 Transisi Bagian A’
Frase anteseden pada bagian A’ pada birama 42-48 dimainkan dengan
tonalitas C minor untuk memberikan kesan yang lebih tenang dan variatif.
29
Pada frase anteseden ini sama seperti bagian A dengan dimainkan oleh 3
instrumen saja yaitu biola alto, cello, dan kontrabass. Frase ini berakhir
dengan authentic cadence yang menghubungkan bagian transisi untuk
menuju ke frase konsekuen.
Gambar 3.19 Frase Anteseden
Gambar 3.20 Iringan Bagian A’
Gambar 3.21 Bagian Transisi
30
Frase konsekuen pada bagian A’ merupakan motif yang sama dengan
frase konsekuen pada bagian A dengan variasi motif dan menampilkan
sedikit tema yang ada pada bagian pertama untuk mengingatkan kembali
tema utama. Bagian tersebut sekaligus menghubungkan ke bagian coda
yang menandakan berakhirnya bagian kedua ini. Pada bagian ini berakhir
dengan authentic cadence.
Gambar 3.22 Frase Konsekuen A’
4. Coda
Coda pada bagian kedua ini dimainkan oleh seluruh instrumen dan
pada birama 62 ketukan ke tiga menggunakan augmented six Italy yang
berfungsi untuk mengganti akor IV. Pada bagian ini menggunakan tierce
de picardie untuk memberikan nuansa yang cerah pada akhir bagian.1
Gambar 3.23 Coda
1 Tierce de Picardie adalah sebuah kadens sempurna yang diawali dengan tonalitas minor dan
ditutup dengan menggunakan akor mayor.
31
C. Bagian Ketiga
Tabel 3.3 Bentuk Struktur Konserto Bagian Ketiga
Ritornello 1 C Mayor Birama 1-13
Solo 1 G Mayor Birama 20-25
Ritornello 2 G Mayor Birama 26-30
Solo 2 A Mayor Birama 31-40
Ritornello 3 A Mayor Birama 58-61
Solo 3 A Minor Birama 53-57
Solo 4 A Mayor Birama 73-76, 79 – 81, 83-84
Ritornello 4 A Mayor Birama 90-97
Bagian ketiga menggunakan ritornello form dengan sukat 4/4 dan dengan
tempo allegro. Pada bagian ini berisi tutti dan solo, bagian tutti dimainkan
seluruh instrumen sedangkan bagian solo hanya biola alto, cello, dan
contrabass, terdapat 4 ritornello dan 4 solo. Pada ritornello form ini terdapat
beberapa bridge untuk menghubungkan bagian solo dengan menggunakan
motif yang ada pada tema utama.
1. Ritornello 1 (Birama 1-13)
Ritornello 1 dimainkan oleh seluruh instrumen secara unison pada solo
biola alto, biola 1, biola 2, dan biola alto. Pada bagian ini terdapat tiga
bagian, yang pertama birama 1-4, kedua birama 5-8, dan ketiga 9-13. Pada
birama 9-13 merupakan sebuah penghantar untuk menuju bagian solo dan
menggunakan tonalitas G mayor. Ritornello 1 ini dimainkan dengan
gesekan ringan dan sedikit vibrasi, agar mendapatkan gaya permainan
jaman barok. Terdapat beberapa aksen yang digunakan untuk
mempertegas bunyi nada dengan melakukan penekanan pada bagian
tengah bow. Dalam ritornello 1 menggunakan half cadence dan authentic
cadence.
32
Gambar 3.24 Ritornello 1
Pada bagian repetisi tema ritornello ini menggunakan motif yang sama
hanya pada biola 1 dan biola 2 dengan maksud memberi keleluasaan pada
solis untuk mempersiapkan bagian solo dengan menggunakan not 1/8 yang
berisi akor. Pada birama 19 terdapat augmented sixth yang digunakan
untuk mengganti akor IV dan untuk memberikan kesan perpindahan halus
karena nada pada bass yang melangkah.
Gambar 3.25 Repetisi Tema
33
2. Solo 1
Bagian solo menggunakan tonalitas G mayor dengan iringan cello dan
kontrabass. Menggunakan sinkopasi dan juga not 1/16. Bagian ini ditutup
dengan menggunakan half cadence untuk menghatar ke bagian repetisi.
Gambar 3.26 Solo 1
3. Ritornello 2
Bagian ritornello 2 ini merupakan pengulangan dari solo 1 dengan
kombinasi motif yang dimainkan pada instrumen biola dan biola alto.
Berfungsi sebagai bridge yang menghantar menuju bagian solo dengan
tonalitas A mayor.
Gambar 3.27 Ritornello 2
34
4. Solo 2
Bagian ini bermain dalam tonalitas A mayor dengan menambahkan
ritmis 1/16 dan memainkan dua nada yang diulang. Instrumen biola alto
dan cello menjalin sebuah dialog musik, pada instrumen cello menirukan
motif not 1/8 dengan variasi beberapa nada.
Gambar 3.28 Solo 2
Pada birama 43-44 terdapat solo yang singkat dengan menggunakan
not 1/16 dan kembali dihubungkan dengan bridge.
Gambar 3.29 Solo 2
Pada birama 47-50 merupakan penutup pada solo 2 dengan
menggunakan not 1/16 dan menghantarkan ke bridge untuk menuju ke
bagian solo 3 dengan tonalitas A minor.
Gambar 3.30 Solo 2
35
Terdapat dua bridge yang digunakan sebagai penghubung antara
bagian solo. Bagian ini hanya menggunakan dua birama dengan
mengambil motif pada tema ritornello 1 dan juga pada bagian pertama.
Pada setiap bridge terdapat motif pada bagian ritornello 1 agar kesan
“return” atau kembali dapat dirasakan.
Gambar 3.31 Bridge
5. Solo 3
Bagian solo 3 menggunakan tonalitas A minor dengan mengolah
melodi menggunakan teknik sekuen, triol, dan arpeggio.
Gambar 3.32 Solo 3
6. Ritornello 3
Menggunakan tonalitas A minor dengan mengulang bagian ritornello 1
yang diolah dengan teknik sekuen. Pada bagian ini terdapat transisi untuk
menghantar ke bagian solo 4.
36
Gambar 3.33 Ritornello 2
7. Solo 4
Solo 4 menggunakan tonalitas G minor dengan memainkan not 1/16
yang berisi susunan dari akor G minor, D minor, dan C minor. Bagian ini
menggunakan teknik detache dengan gesekan ringan.
Gambar 3.34 Solo 4
Sebelum memasuki ritornello 4 dari bagian ketiga ini terdapat 2
bagian solo dengan menggunakan tonalitas G mayor. Bagian ini
merupakan puncak dari bagian solo, menggunakan arppegio dan bersahut-
sahutan dengan instrumen yang lain untuk memberikan kesan perdebatan.
Gambar 3.35 Solo
37
Terdapat dua birama sebagai bridge dengan mengambil tema konserto
pada bagian pertama.
Gambar 3.36 Bridge
Terdapat satu bagian solo dengan tonalitas G mayor sebelum
memasuki bagian ritornello 4. Pada bagian ini menggunakan teknik
sekuen dan juga repetisi.
Gambar 3.37 Solo
8. Ritornello 4
Bagian akhir merupakan sebuah ritornello 4 dengan mengulang
kembali motif pada ritornello 1. Menggunakan teknik sekuen dan ditutup
dengan authentic cadence.
38
Gambar 3.38 Ritornello 4
top related