bab ii tinjauan pustaka - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7714/3/bab ii.pdfcontoh infeksi...
Post on 06-Mar-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Daun nagasari memiliki kandungan senyawa golongan alkaloid,
flavonoid, terpenoid, tanin, fitosterol, dan saponin (Beena et al., 2014;
Sharma and Sharma, 2017; Novanti, 2016). Penelitian sebelumnya
melakukan isolasi terhadap daun nagasari menggunakan metode kromatografi
kolom dengan berbagai macam fase gerak yang digunakan, yang bertujuan
untuk mendapatkan fraksi etanol-air, etil asetat, dan fraksi n-heksan.
Fraksinasi etanol-air menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi,
dengan panjang kolom 5 mm, 150 x 4,6 mm, dengan fase gerak yaitu
asetonitril : air (5 : 95 % v/v ), 55 : 45 % v/v, dan 80 : 20 % v/v. Senyawa
yang telah berhasil di isolasi pada fraksi etanol-air yaitu cumarin jenis
mammea type A/BB (Lucy et al., 2015). kumarin Type A/BB dibagi menjadi
dua macam yaitu type A/BB cyclo D dan F. Cumarin jenis mammea A/BB
dilaporkan memiliki aktivitas terhadap antibakteri (Gonçalves et al., 2013).
Berikut profil analisis sidik jari FTIR terhadap kumarin jenis mammea
pada type D dan F pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Analisis sidik jari FTIR fraksi etanol-air (Gomathi, 2015)
Nama senyawa Panjang serapan (cm-1
) Keterangan
Cumarins mammea A/BB cyclo D 1740 α- pyrone
3461 Gugus O-H
Cumarins mammea A/BB cyclo F 3453 Gugus O-H
1732 Gamma lakton
1603 Grup asil
Hasil pemisahan senyawa murni pernah dilakukan pada fraksi etil
asetat menggunakan kromatografi kolom dengan fase gerak metanol (10 : 0)
dan metanol : kloroform (9,5 : 0,5) dan fase diam silika gel (Daud et al,
2016), dari hasil isolasi tersebut didapatkan senyawa buxixanthone.
Buxixanthone merupakan golongan baru dari pyroxanthone yang dilaporkan
memiliki aktivitas antibakteri dan antifungal Berikut profil analisis FTIR
fraksi etil asetat ditunjukan pada Tabel 2.2.
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
5
Tabel 2.2 Analisis Sidik Jari FTIR Fraksi Etil Asetat (Daud et al., 2016)
Nama senyawa murni Panjang serapan (cm-1
) Gugus Fungsi
Buxixanthone 3410 Gugus hidroksil
1710 Gugus karbonil
1590 Cincin aromatik
Hasil penelitian sebelumnya menunjukan bahwa ekstrak etanol biji
nagasari memiliki aktivitas antibakteri dengan nilai MIC 240-980 µg/ml
(Adewale et al., 2011). Penelitian lain menyebutkan bahwa ekstrak etanol
dari nagasari memiliki aktivitas antimikroba yang paling tinggi dibandingkan
dengan ekstrak pelarut air dengan nilai diameter zona hambat sebesar 17,25
mm (Phuong dan Nhat, 2015). Perbedaan kedua penelitian ini yaitu pada
penelitian uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol biji nagasari, ekstraksi
dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksana, etanol, metanol,
petroleum eter, dan kloroform, sedangkan pada uji aktivitas antibakteri
ekstrak etanol daun nagasari dengan diameter zona hambat sebesar 17,25
mm, ekstraksi menggunakan pelarut etanol dan air yaitu pelarut air 10% dan
pelarut etanol 30%v/v.
B. Landasan Teori
1. Infeksi
Infeksi merupakan masuknya mikroorganisme ke dalam jaringan
tubuh, dengan cara memperbanyak diri sehingga menyebabkan
peradangan (Dorland, 2012). Infeksi disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur, dan parasit. Contoh infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti
M. tuberculosis pada tuberkulosis, S. thypi, Shiggella spp., E. coli pada
diare. Infeksi yang disebabkan oleh virus contohnya HIV. Infeksi yang
disebabkan oleh jamur yaitu C. albicans pada sepsis, dan infeksi yang
disebabkan parasit seperti C. trachomatis penyebab penyakit Chlamydia
(Wells et al., 2015). Infeksi ditandai dengan meningkatnya jumlah sel
darah putih ( >4000 dan 10.000 cel/mm3, meningkatnya jumlah leukosit
(>30.000 sampai 10.000 cell/mm3), nyeri dan inflamasi (panas, bengkak,
kemerahan, dan kerusakan jaringan) (Wells et al., 2015).
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
6
2. Antibiotik
Antibiotik berasal dari kata (L. Anti = lawan, bios = hidup) adalah
zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki
khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan
toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Golongan antibiotik yaitu
penisilin, sefalosforin, aminoglikosida, tetrasiklin, makrolida dan
linkomisin, polipeptida, sulfonamida, dan antibiotik lainnya (Tjay dan
Raharja, 2007).
3. Resistensi antimikroba
Resistensi antimikroba adalah kemampuan mikroba untuk
bertahan hidup terhadap efek antimikroba sehingga tidak efektif dalam
penggunaan klinis (Depkes RI, 2015). Contoh antimikroba yang
mengalami resistensi terhadap E. coli yaitu golongan florokuinolon
sebanyak 89% (WHO, 2014), dan 48,8% (Usui et al., 2014), dan
sebanyak 567 strain jenis E. coli resisten terhadap golongan
florokuinolon (Rath and Padhy, 2015). E. coli juga dilaporkan resisten
terhadap ampisilin, trimetropim, sulfametoksazol, kloramfenikol, dan
ciprofloxacin (Hadi et al., 2013).
Bakteri B. subtillis, mengalami resistensi terhadap kloramfenikol,
eritromycin, kanamisin, penisilin, streptomisin, trimethroprim
(Compaoré et al., 2013), tetrasiklin, dan aminoglikosida (Gueimonde et
al., 2013). Hasil penelitian Antimicrobial Resistance in Indonesia pada
tahun 2000-2004 di RSUD dr. Soetomo Surabaya terdapat kuman multi-
resitance seperti MRSA (Methicillin Resistance Staphylococcus aureus)
dan bakteri ESBL (Extended Spectrum Beta Laktamase) (Depkes RI,
2017).
4. Deskripsi tanaman dan klasifikasi tanaman nagasari
Tanaman nagasari yang diambil dari Desa Notog, Kabupaten
Banyumas ditunjukan pada Gambar 2.1.
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
7
Gambar 2.1 Pohon nagasari di Kabupaten Banyumas
Nagasari memiliki sinonim yaitu Callophyllum nagassarium
Burm. F.M. Nagassarium (Burm.f.) kosterm, atau Mesua ferrea L.,
Calophyllum nagassarium Burm.f., Mesua coromandelina Wight, M.
pedunculata Wight, M. roxburghii Wight, M. sclerophylla Thw., M.
speciosa Choisy, keluarga dari Guttiferrae. Nagasari merupakan jenis
tumbuhan yang terdapat di negara Kamboja, India, Malaysia, Filipina,
Singapura, Myanmar, dan Vietnam berupa pohon berukuran sedang,
tinggi 36 m, batang lurus, berdiameter 95 m, permukaan batang beralur
panjang, daun bersilangan, tunggal, tepi, daun rata, berbentuk lonjong,
pangkal daun runcing, berwarna hijau kebiru-biruan, urat daun tidak
jelas, panjang tangkai daun 4-8 mm (P, Nurwanto dan Widyani, 2002).
Nagasari memiliki aktivitas sebagai antiseptik, antiinflamasi, dan
antialergi (Gomathi, 2015), hepatoprotektif, diuretik, obat cacing,
kardiotonik, expektoran, antioksidan, antipiretik, antimikroba, depressan,
antispasmodik, dan analgesik (Keawsa-Ard et al., 2015). Daun nagasari
memiliki aktivitas terhadap bakteri gram positif, negatif dan yeast
(Chanda et al., 2013).
Kandungan kimia bunga nagasari yaitu 4-alkil, 4-fenil kumarin
yang merupakan golongan neoflavonoid. Dilaporkan bahwa 4-alkil, 4-
fenil kumarin memiliki aktivitas terhadap bakteri gram positif dan negatif
(Verotta et al., 2004). Nagasari memiliki kandungan kimia dari golongan
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
8
alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin dan fitosterol (Sharma dan Sharma,
2017; Novanti, 2016).
5. Metode pemisahan
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya
dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
Jenis –jenis ekstraksi (Mukhriani, 2014) terdiri dari:
a. Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi yang paling sederhana,
dengan cara memasukan serbuk ke dalam wadah yang bersifat inert
dengan menggunakan pelarut yang cocok.
b. Ultrasonic
Ultrasonic adalah metode maserasi dengan menggunakan
bantuan ultrasonic (20 KHz) dimana tekanan yang dihasilkan dapat
mengakibatkan peningkatan kelarutan.
c. Perkolasi
Perkolasi adalah suatu metode pemisahan dengan
menggunakan alat perkolator (wadah silinder yang dilengkapi
dengan kran bagian bawahnya).
d. Soxhletasi
Suatu metode dengan cara menetapkan sampel pada sarung
selulosa dalam wadah yang ditempatkan di atas labu dan di bawah
kondensor dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
e. Reflux dan destilasi uap
Reflux adalah metode ekstraksi dengan cara memasukan
sampel bersama dengan pelarut ke dalam labu yang dihubungkan
dengan kondensor, dan uap yang dihasilkan kembali lagi ke dalam
labu. Destilasi uap memiliki proses yang sama dan digunakan untuk
senyawa yang bersifat mudah menguap (Volatil).
f. Fraksinasi
Fraksinasi merupakan metode pemisahan yang menggunakan
polaritas dan ukuran molekul yang sama. Hasil dari fraksinasi
disebut fraksi. Fraksinasi dapat dilakukan dengan menggunakan
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
9
metode ekstraksi cair–cair. Ekstraksi cair–cair merupakan metode
yang sederhana, karena melibatkan pemilihan pelarut atau gabungan
pelarut yang akan melarutkan secara sempurna senyawa yang akan
dianalisis dan melarutkan sedikit senyawa lain yang akan
mengganggu proses analisis (Sudjadi, 2007).
Jenis ekstraksi, waktu ekstraksi, suhu, sifat pelarut, polaritas,
dan konsentrasi pelarut merupakan faktor yang mempengaruhi
kuantitas dan komponen pengambilan senyawa yang didapat.
Pemilihan pelarut merupakan faktor keberhasilan di dalam
pengambilan senyawa. Pelarut yang baik memiliki sifat-sifat yaitu
toksisitas yang rendah, mudah diuapkan pada suhu rendah, memiliki
penyerapan fisiologis yang cepat dari ekstrak, dan sebagai pengawet.
Faktor yang mempengaruhi pelarut yaitu jumlah fitokimia
yang akan di ekstraksi, tingkat ekstraksi, keanekaragaman senyawa
yang akan di ekstraksi, keragaman senyawa penghambat yang akan
di ekstraksi, mudah dilakukan penanganan terhadap ekstrak. Prinsip
dasar pelarut yaitu pelarut dapat meningkatkan luas permukaan
ekstraksi, sehingga dapat meningkatkan ekstraksi (Pandey dan
Tripathi, 2014).
6. Skrining Fitokimia
Identifikasi senyawa kimia menurut (Setyowati et al., 2014).
Pertama yaitu alkaloid. Hasil positif dari uji alkaloid akan terbentuk
endapan putih. Endapan terjadi disebabkan adanya kompleks kalium-
alkaloid, nitrogen dari alkaloid berikatan dengan K+
dari kalium
tetraiodomerkurat (II) membentuk kalium alkaloid kompleks yang
mengendap. Mekanisme alkaloid dengan reagen Mayer ditunjukan pada
Gambar 2.2.
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
10
Gambar 2.2 . Reaksi alkaloid dengan pereaksi Mayer (Setyowati et al., 2014)
Identifikasi senyawa yang kedua yaitu saponin. Hasil positif uji
saponin yaitu berbentuk buih. Timbulnya buih karena kombinasi rantai
sapogenin yang bersifat non polar dan rantai samping polar, sehingga
saponin akan terdistribusi ke bagian polar dan rantai sapogenin mengikat
udara sehingga menimbulkan buih (Novanti, 2016).
Identfikasi senyawa yang ketiga yaitu fenolat dan tanin. Hasil
positif jika tebentuk warna hijau gelap. Mekanisme reaksi tanin dengan
ion Fe3+
ditunjukan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Mekanisme reaksi tanin dan FeCl3 (Setyowati et al., 2014)
Keempat identifikasi senyawa golongan Flavonoid. Hasil positif
jika menjadi warna kuning kecoklatan, karena flavonoid merupakan
senyawa fenol yang akan berubah menjadi kuning kecoklatan bila di
tambah dengan amonia dan asam sulfat pekat.
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
11
Kelima uji terpenoid ini menggunakan uji salkoweski karena
adanya penambahan klorofom dengan asam sulfat pekat, maka akan
terbentuk lapisan coklat kemerahan jika hasilnya positif.
7. Spektra FTIR (Fourier Infrared Spectroscopy)
Spektra FTIR yaitu analisis karakterisasi dan identifikasi senyawa
yang didasarkan dengan sifat interaksi radiasi Inframerah dengan vibrasi
molekul. Spektra FTIR disebabkan oleh perubahan energi getaran yang
disertai dengan energi rotasi. Keuntungan menggunakan spektroskopi
FTIR yaitu relatif murah, cepat, dapat menentukan gugus fungsional
kimia dalam suatu sampel karena kelompok gugus fungsional yang
berbeda dapat menyerap karakteristik radiasi IR (Rakesh et al., 2014).
FTIR seperti sidik jari atau“ fingerprint” (Rohman, 2013). Analisis
FTIR, dapat memberikan informasi tentang senyawa yang belum
diketahui, menentukan kualitas sampel dan menentukan komponen
senyawa yang ada didalam suatu campuran (Krishna et al., 2013).
Macam-macam daerah FTIR seperti yang terlihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Daerah Spektra FTIR (Rakesh et al., 2014).
Daerah Wavelenght
(µm)
Wavenumber
(cm-1
) Frekuens (Hz) Aplikasi
Dekat 0,78 – 2,5 12.800 - 4000 3,8 x 1014
–
1,2 x 1014
analisis kuantitatif
Sedang 5 - 50 4000 - 200 1,2 x 1014
– 6
x 1012
identifikasi
kelompok
fungsional, analisis
kuantitatif dan
mendekteksi
ketidakmurnian
Jauh 50-100 200-10 6 x 1012
– 3 x
1011
analisis struktur
molekul
paling
banyak
digunakan
2,5 – 15 4000-670 1,2 x 1014
– 2
x 1013
Instrumen FTIR terdiri dari berbagai macam bagian, dimana
setiap bagian instrumen memiliki fungsi masing-masing. Instrumen FTIR
pada Gambar 2.4.
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
12
Gambar 2.4. Instrument FTIR (Chakraborty, 2016)
Instrumen FTIR (Chakraborty, 2016) terdiri dari:
a. Sumber
Menggunakan energi inframerah yang berasal dari black-
body source, kemudian sumber cahaya melewati suatu balok yang
mengendalikan jumlah energi.
b. Interferometer
Balok memasuki interferometer, sehingga terjadi pengkodean
spektral, dimana akan menghasilkan interferogram.
c. Sampel
Balok kemudian melewati suatu sampel, setelah itu sampel
mengalami transmisi/dipantulkan dari permukaan sampel, sehingga
mengalami penyerapan energi.
d. Detektor
Untuk membaca hasil serapan berupa interferogram khusus
yang dihasilkan
e. Komputer
Sinyal kemudian akan di digitalkan dan dikirimkan
kekomputer, dan akan menghasilkan data berupa spektrum hasil dari
analasis FTIR.
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
13
Teknik analisis FTIR (Rakesh et al, 2014) dibedakan menjadi :
a. Teknik KBr
Sampel sebanyak 0,5 sampai 10 mg ditumbuk halus dan
dicampur dengan campuran 100 mg bubuk kalium bromida kering
atau alkali halida lainnya. Tekanan diatur dengan cukup, dan
campuran di tekan kedalam campuran transparan. Spektrum IR
menunjukan pita 3450 cm-1
dan 1640 cm-1
.
b. Teknik ATR (Attenuated Total Reflectance)
Dapat digunakan untuk bahan-bahan padat dan cairan padat
yang sangat menyerap, seperti pelapis, bubuk, benang, perekat,
polimer dan sampel yang berair. Sampel ditempatkan dalam kontak
dekat dengan kristal indeks dengan densitas tinggi yang lebih padat
seperti seng selenida, thallium bromide –thallium iodida (KRS-5)
atau germanium. Keuntungan ATR yaitu memerlukan sedikit
sampel, teknik pengambilan sampel yang serbaguna.
Mekanisme ATR yaitu radiasi yang dilewatkan melalui hasil
cerminan kristal pada permukaan. Radiasi terjadi ketika radiasi
menyerap bahan yang ditempatkan pada kristal, sinar merah akan
menembus lapisan tipis dari permukaan dan kehilangan energi,
sehingga terjadi refleksi total inaktivaasi. Penetrasi sinar kedalam
suatu sampel dibagi menjadi radiasi sudut pandang, radiasi panjang
gelombang, indeks bias kristal, dan sampel. Sinar radiasi ketika
melewati ATR yang terdiri dari dua bagian yaitu ZnSe (indeks bias
2,69) dan berlian Krs-5 (indeks bias 2,42) dan indeks bias tertinggi
tergantung dari sampel. Kekuatan tekanan pada penggunaan ATR
juga harus diatur karena akan mempengaruhi hasil spektroskopi
(Sanches et al., 2013).
c. Specular Reflectance
Teknik nondestruktif dengan menggunakan lapisan tipis yang
selektif, dan tanpa dilakukan preparasi sampel. Metode ini seperti
cermin yang mengalami refleksi.
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
14
d. Reflectif membaur ( Spektra DRIFT)
Teknik yang digunakan untuk sampel bubuk dan memiliki
permukaan kasar, seperti batubara, kertas, dan kain. Teknik ini
menggunakan pantulan untuk mengumpulkan dan memfokuskan
kembali cahaya yang disebarkan dengan diffusent oleh cermin
ellipsoidal besar, specular dihilangkan. Teknik ini dinamakan
Refluctuse Inframerah Fourier Transfom Spectroscopy (DRIFTS).
e. Spektroscopi Photoaccoustic (PAS)
Metode ini digunakan untuk memeriksa sampel yang mudah
menyerap dan sulit dianalisis dengan teknik IR konvensional.
Keuntungan Spektrum PAS membutuhkan preparasi sampel yang
mudah, tidak lama dan tanpa kristal tunggal, dan serat tunggal.
Aplikasi analisis FTIR pada tumbuhan seperti pada Digitalis
purpurea yaitu untuk melihat profil digoksin, dan mendeteksi senyawa
yang terkandung didalamnya, Radix aconitii kusnezoffii merupakan
analisis menggunakan spektra FTIR dan 2D-IR untuk melihat perbedaan
khas dalam penyerapan puncak yang terdapat pada senyawa yang
terkandung, FTIR digunakan pada Angelica sinensis untuk melihat unsur
utama senyawa aktif yang digunakan sebagai pengobatan. Buchu oil,
aplikasi FTIR dari spektrofotometri lain yang dibandingkan, ternyata
memiliki hasil analisis senyawa yang baik. Chrysanthemum, aplikasi
FTIR digunakan untuk mengidentfiikasi senyawa utama dari berbagai
macam komponen senyawa yang terkandung didalam krisantin.
Gingseng digunakan untuk melihat perbedaan puncak atau profil dari
gingseng (Chakraborty, 2016) .
Menurut Anam et al (2007), Hasil analisis sidik jari FTIR
menjelaskan bahwa setiap pita serapan dengan puncak absorbansi
tertentu menunjukan ciri khas gugus tertentu. bisa dilihat pada
Tabel 2.4.
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
15
Tabel 2.4 Macam-macam bilangan gelombang pada setiap gugus fungsi (Anam et
al., 2007)
Gugus fungsi Bilangan gelombang
(cm-1
) Gugus fungsi
Bilangan gelombang
(cm-1
)
Karbonil 1700-2000 Alkena 1640-1680
Aldehida 1726-1740 Alcohol 3200-3600
Ester 1741-1750 Alkane 3020-3000
Amida 1630-1690 Eter 1120-1140
Acyl 1602 Ester 1000-1300
Aromatik 1650-1450 Asam karboksilat 3200-3600
8. Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme prokariotik, yang memiliki
ukuran 0,1 -1,0 µm. Bakteri memiliki berbagai macam bentuk seperti
bentuk coccus, bacillus, curve, dan spiral (Elliott et al., 2011). Struktur
bakteri dibagi menjadi dua yaitu struktur bakteri eksternal dan struktur
bakteri internal. Struktur bakteri eksternal terdiri dari glikokaliks, flagela,
filamen aksial, fimbria, dan pili. Struktur internal bakteri yaitu struktur
yang berada didalam dinding bakteri. Dinding bakteri terdapat
sitoplasma. Sitoplasma yaitu substansi yang paling dalam, dan berisi
enzim, air (80%), protein, karbohidrat, asam nukleat,dan lipid yang
membentuk suatu sistem koloid yang bersifat homogen (Pratiwi, 2008).
Fase pertumbuhan bakteri dibagi menjadi 4 (Elliott et al., 2011) yaitu :
a. Fase lag
Fase lag merupakan fase dimana ketika bakteri
dinokulumkan kedalam suatu media pertumbuhan bakteri.
b. Fase log
Fase log merupakan pertumbuhan yang bersifat exponensial,
media pertumbuhan menjadi lebih keruh sekitar 1 x 106 cell/mL.
c. Fase stationer
Fase stasioner merupakan suatu fase dimana tingkat
pertumbuhan bakteri melambat yang disebabkan habisnya nutrisi,
sehingga laju pembagian sel sama dengan laju kematian dan konstan.
d. Fase kematian / decline
Fase kematian yaitu suatu fase dimana kecepatan
pertumbuhan bakteri menurun, sehingga perhitungan bakteri
menurun (Elliott et al., 2011).
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
16
Bakteri dibagi menjadi dua macam yaitu bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif. Bakteri gram positif yaitu memiliki dinding bakteri
yang tebal dan tersusun dari polipetidoglikan. Contoh : Bacillus,
Lactobacillus. Bakteri gram negatif yaitu dinding bakteri tersusun dari
lipopolisakarida. Contoh : E. coli, N. gonorrhea.
a. Bakteri Subtilis
Sistem klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : bacteria
Phylum : firmicutes
Kelas : bacilli
Ordo : bacillales
Family : bacillaleae
Genus : Bacillus
Species : subtillis (Madigan, 2008)
B. subtilis dapat diketahui mampu memproduksi lebih dari
24 jenis antibiotik dengan berbagai macam jenis struktur dan juga
bakteriosin. B. subtillis dapat menghasilkan spora ketika dalam
kondisi yang tidak memungkinkan (Sopyan et al., 2009).
b. Bakteri E. coli
Sistem klasifikasi sebagai berikut :
Divisio : Protophyta
Subdivisio : Schizomycetea
Kelas : Schizomycetes
ordo : Eubacteriaceae
Familia : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : coli
E.coli adalah salah satu jenis spesies bakteri gram negatif. E.
coli dapat mengakibatkan keracunan makanan, diare berdarah karena
mengandung toksin. Toksin bekerja dengan cara menghilangkan satu
basa adenin dari unit 28SrNA sehingga menghentikan sintesis
protein (Levinson, 2008). E. coli merupakan salah satu grup kliform
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
17
yang dapat memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam
dan gas pada suhu 44°C, bersifat indol positif tidak dapat
menggunakan sitrat dan menghasilkan asam dari manitol pada suhu
37°C. E.coli bersifat aerob dan anerob dan tumbuh optimum pada
suhu 37°C (Raharjo, 2013).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri ada dua
yaitu nutrisi dan media kultur. Nutrisi merupakan suatu substansi
yang di perlukan untuk biosintesis dan pembentukan energi,
sedangkan media kultur yaitu digunakan untuk pertumbuhan
mikroorganisme (Pratiwi., 2008). Medium bakteri dibagi menjadi
tiga golongan yaitu simple media yang berisi pepton (polipetida dan
asam amino, enzim yang dicerna dari daging) dan ekstrak daging
(pelarut air dan pelrut lain yang melerutkan mineral, garam dan
vitamin). Contohnya yaitu NA/NB. Enriched media yaitu nutrisi
yang ditambahkan dan berasal dari isolasi bakteri. Contohnya agar
darah, dan selektif media contohnya manitol salt agar. (Elliott et al.,
2011).
Ada dua cara metode uji aktivitas antibakteri yaitu :
a. Metode Difusi
Uji difusi ini dilakukan dengan cara mengukur zona bening
yang merupakan petunjuk adanya respon penghambatan
pertumbuhan bakteri oleh senyawa antibakteri dalam ekstrak
(Fadhillah, 2013).
b. Metode dilusi
Pada metode ini menggunakan antimikroba dengan kadar
yang menurun secara bertahap, baik dengan menggunakan media
padat dan media cair.
1) Dilusi cair
Metode ini digunakan untuk mengukur kadar hambat
minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM). Metode
pembuatannya dengan cara membuat seri pengenceran
antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
18
mikroba uji yang akan digunakan. Larutan uji antimikroba pada
kadar kecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan
ditetapkan sebagai konsentrasi hambat minimum (KHM).
Larutan yang ditetapkan sebagai KHM selanjutnya dikultur
ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun
agen antimikroba, dan diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair
yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM (Pratiwi, 2008).
2) Dilusi Padat
Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa
mikroba uji (Pratiwi, 2008).
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian penapisan fitokimia, sidik jari FTIR, dan
aktivitas antibakteri daun nagasari (Mesua ferrea L.) dapat dilihat pada
Gambar 2.5.
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
19
Gambar 2.5. Kerangka Konsep
Ekstrak etanol biji nagasari memiliki aktivitas antibakteri terhadap
B. subtillis dan E. coli dengan MIC 240-980µg/ml (Adewale et
al.,2011), dan ekstrak etanol daun nagasari memiliki aktivitas
antibakteri terhadap E.coli dan Staphylococcus aureus dengan
diameter zona hambat sebesar 17, 25 mm (Phoung dan Nath, 2015)
Fraksi etanol air Fraksi n-heksana
Fraksinasi dengan metode cair-cair dilakukan dengan menggunakan
corong pisah. Pelarut yang digunakan yaitu etanol, etil asetat, dan
n-heksana.
Uji aktivitas antibakteri terhadap B. subtillis, dan E. coli
menggunakan metode difusi, dengan variasi konsentrasi
1000; 500; 250; 125; 62,5; 31,25; 15,3; 7,80; 3,90 µg/ml,
kemudian di ukur diameter zona hambat
Menghitung nilai MIC. MIC adalah konsentrasi terendah
penghambatan pertumbuhan bakteri dari fraksi etanol-air dan
etil asetat (Oh et al., 2013).
Fraksi etil asetat
Penapisan fitokimia dan sidik
jari FTIR
tidak dilanjutkan
Fraksi etanol-air dan etil asetat daun nagasari diduga memiliki
aktivitas antibakteri
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
20
E. Hipotesis
Fraksi etanol-air dan etil asetat dari ekstrak etanol daun nagasari
diduga memiliki aktivitas antibakteri.
Penapisan Fitokimia, Sidik Jari..., Anna Nurlativah, Fakultas Farmasi, UMP, 2018
top related