bab ii studi kepustakaan koperasi -...
Post on 12-Mar-2019
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
6
6
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
2.1. Koperasi
2.1.1 Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha
bersama. Menurut Mohammad Hatta koperasi didirikan sebagai persekutuan
kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan
hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, Itulah yang dituju.
Sedangkan menurut pasal 1 UU No.25/1992 yang dimaksud dengan koperasi
di Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
Koperasi didirikan atas dasar kesamaan kebutuhan antara para anggotanya
dan atas dasar sukarela dan bersifat terbuka. Koperasi merupakan badan usaha
yang ber anggotakan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi.
2.1.2. Tujuan Koperasi
Berdasarkan pasal 3 UU No. 25/1992 Koperasi bertujuan untuk
memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila
dan UUD 1945.
Berdasarkan pasal tersebut secara garis besar daripada tujuan didirikannya
koperasi yaitu : koperasi di dirikan utuk mensejahterakan anggotanya,
koperasi didirikan untuk mensejahterakan masyarakat secara umum dan
koperasi di dirikan untuk membangun perekonomian nasional.
7
7
2.1.3. Prinsip-Prinsip Koperasi Indonesia
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 15 ayat 1 UU No.25/1992, Koperasi
Indonesia melaksanakan prisip-prinsip koperasi sebagai berikut :
2.1.3.1 Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Karena itu tidak seorang pun yang boleh dipaksa oleh orang lain untuk
menjadi anggota koperasi.
2.1.3.2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Penerapan prinsip ini dalam koperasi dilakukan dengan mengupayakan
sebanyak mungkin anggota koperasi di dalam pengambilan keputusan
koperasi.
2.1.3.3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota
Koperasi tidak menggunakan istilah laba atau keuntungan untuk
menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama periode tertentu
dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu.
Selisih ini dalam koperasi disebut dengan Sisa Hasil Usaha (SHU). SHU ini
setelah dikurangi dengan biaya-biaya tertentu akan dibagikan kepada para
anggota sesuai dengan perimbangan jasanya masing-masing. Jasa para anggota
diukur berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing terhadap pembentukan
SHU ini. Ukuran kontribusi yang digunakan adalah jumlah transaksi anggota
dengan koperasi selama periode tertentu.
2.1.3.4. Pembagian balas jasa yang terbatas pada modal
Pembatasan bunga pada modal merupakan cerminan bahwa selain
menaruh perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar atas partisipasi
para anggotanya, koperasi juga mendorong dan menumbuhkan rasa
kesetiakawanan antar sesama anggota koperasi.
2.1.3.5. Kemandirian
Agar dapat mandiri , koperasi harus mengakar kuat dalam kehidupan
masyarakat. Dan agar dapat mengakar kuat, koperasi harus dapat diterima oleh
masyarakat Dan agar dapat diterima oleh masyarakat, koperasi harus
8
8
memperjuangkan kepentingan serta peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat.
2.1.4. Fungsi dan Manfaat Koperasi
Fungsi dan peran koperasi menurut Djoko Muljono (2012:5) antara lain
sebagai berikut :
2.1.4.1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2.1.4.2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat
2.1.4.3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
2.1.4.4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi.
Sedangkan manfaat koperasi adalah sebagai berikut :
1. Memberi kemudahan anggota untuk memperoleh modal usaha
2. Memberi keuntungan kepada anggota melalui Sisa Hasil Usaha (SHU)
3. Mengembangkan usaha anggota koperasi
4. Meniadakan praktek rentenir
2.1.5. Keanggotaan
Berdasarkan undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
pasal 17 tentang keanggotaan dijelaskan bahwa anggota koperasi adalah pemilik
sekaligus pengguna jasa koperasi. Keberadaan anggota sebagai pemilik
berkewajiban memberikan kontribusi, loyalitas da rasa memiliki pada koperasiya.
Anggota sebagai pengguna jasa mempuyai hak untuk memperoleh insentif atau
nilai tambahan dari koperasinya berdasarkan besarnya kontribusi dan peran serta
anggota dalam kegiatan usaha koperasi .
9
9
2.2. Organisasi koperasi
Organisasi koperasi menurut Entri Sulistari ( 2010: 68) adalah suatu cara atau
system hubungan kerja sama antara orang-orang yang mempunyai kepentingan
yang sama, untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama
sebelumnya. Berbagai ide dan fungsi daripada orang-orang tersebut dipersatukan
dalam hubungan harmonis sehingga kepentingan masing-masing di integrasikan
dalam satu kepentingan bersama. Untuk itu diperlukan suatu koordinasi yang
baik sehingga kewajiban dan tugas masing-masing dapat seimbang bekerja sama
dalam seluruh kegiatan koperasi.
Dalam pencapaian tujuan koperasi yang telah ditetapkan, terdapat pembagian
pekerjaan dari unsur-unsur atau fungsi-fungsi yang ada menurut suatu system
yang cocok dengan maksud tujuan organisasi, hubungan kerja antara fungsi-
fungsi tersebut, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing
fungsi, yang semuanya harus terlihat dan dilaksanakan secara konsekuen dalam
pengetrapannya sehari-hari yang disebut dengan struktur organisasi koperasi.
Berikut ini struktur organisasi internal dari koperasi menurut Entri Sulistari (
75:2010) :
Gambar 2.1. Struktur organisasi internal koperasi
Rapat Anggota
Pengurus
Manajer
Dewan Penasehat
Pengawas
Kepala Unit Kepala Unit
Kepala Unit
Karyawan
Karyawan
Karyawan
10
10
Keterangan :
Garis perintah :
Garis tanggung jawab :
2.3. Permodalan koperasi
Dalam menjalankan kegiatan usaha serta untuk mengembangkan usaha
koperasi maka membutuhkan modal. Modal koperasi terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Modal internal koperasi
Bagian terbesar dari modal internal koperasi adalah berasal dari
bagian SHU yang tidak dibagikan kepada anggota dan dimasukkan sebagai
cadangan. Jumlah ini akan kumulatif dengan modal yang sudah ada, sehingga
modal koperasi semakin lama semakin besar. Salah satu bentuk modal
internal ialah mengintensifkan dana yang sementara menganggur seperti dana
cadangan penyusutan aktiva. Sebelum modal tersebut digunakan untuk
menambah modal kerja atau untuk membeli mesin pengganti yang
disusutkan, maka pemupukan modal pembelanjaan seperti ini disebut
pembelanjaan intensif.
b. Modal sendiri koperasi
Modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau disebut
modal ekuiti. Menurut Undang-undang perkoperasian nomor 25 tahun 1992
pasal 41, modal sendiri terdiri dari :
1. Simpanan pokok : merupakan sejumlah uang yang sama banyaknya
yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk
menjadi anggota.
2. Simpanan wajib : merupakan jumlah simpanan tertentu yang tidak
harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu
dan kesempatan tertentu.
3. Dana cadangan : merupakan sejumlah dana yang diperoleh dari
penyisihan sisa hasil usaha yang dimaksudkan untuk menutup kerugian
koperasi bila diperlukan.
11
11
4. Hibah : yaitu modal yang diterima koperasi secara Cuma-Cuma dari
pihak lain menjadi modal sendiri.
c. Modal eksternal koperasi
Modal eksternal koperasi biasa disebut dengan modal asing atau
kredit atau pinjaman sehingga keberadaannya dikoperasi hanya bersifat
sementara sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Modal eksternal
koperasi dapat diperoleh dari beberapa sumber berikut ini :
1. Pinjaman yang diperoleh dari anggota atau calon anggota yang
memenuhi syarat.
2. Pinjaman dari perbankan, baik bank pasar/ bank umum, bank swasta
ataupun bank pemerintah.
3. Pinjaman dari induk koperasi.
4. Pinjaman dari pembeli, penjual dan sejawat koperasi baik dalam
bentuk barang maupun tunai.
5. Pinjaman dari lembaga keuangan lainnya seperti perusahaan leasing,
perusahaan asuransi, dll.
6. Pinjaman dari perusahaan swasta ( yang besar ) yang bersedia
membantu.
7. Pinjaman dalam bentuk uang atau saham dari BUMN dan BUMS
yang besar.
8. Penerbitan obligasi.
9. Pinjaman dari sumber yang mungkin dapat digali oleh koperasi
misalnya seperti tertuang pada pasal 42 UU No.25 tahun 1992 yaitu modal
penyertaan.
2.4. Koperasi Simpan Pinjam
Menurut Djoko Muldjono (2012:4) koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang melayani kegiatan peminjaman dan penyimpanan uang para
anggota.
Menurut Rudianto (2010:51) koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang
bergerak dalam pemupukan simpanan dana dari para anggotanya, untuk
kemudian dipindahkan kembali kepada para anggota yang memerlukan
12
12
bantuan dana. Kegiatan utama koperasi simpan pinjam adalah menyediakan
jasa penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi.
Koperasi simpan pinjam dalam buku Ninik Widiyanti (2008:52-53) di
dirikan untuk memberikan kesempatan kepada anggota-anggotanya
memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan ongkos (atau bunga) yang
ringan. Itulah sebabnya Koperasi ini disebut pula koperasi kredit.
Koperasi simpan pinjam didirikan untuk melayani anggotanya dan
menyediakan jasa simpanan dan pinjaman dengan bunga yang ringan.
2.5. Analisis Factor Lingkungan Koperasi
Perkembangan koperasi dipengaruhi oleh lingkungan yang berada
di kopersi itu sendiri. Factor lingkungan koperasi ini terbagi menjadi
dua yaitu factor lingkungan internal dan factor lingkungan eksternal.
2.5.1. Lingkungan internal koperasi
Lingkungan internal koperasi adalah kondisi yang berada di dalam
koperasi yang mempengaruhi pengembangan koperasi, seperti berikut ini :
a. Perkembangan modal
Menurut Susan Irawati (2006:7) modal merupakan kumpulan dari barang-
barang modal yaitu, semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan
dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan.
b. Ketrampilan manajerial
Menurut Winardi (1990:4) ketrampilan manajerial adalah kesanggupan
mengambil tindakantindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
c. Kinerja pengurus
Kinerja menurut Mangkunegara (2001:67) merupakan hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Begitu pula kinerja pengurus koperasi dapat dilihat dari kualitas
dan kuantitas kerjanya.
13
13
d. Kredit macet
Kredit macet atau problem loon menurut Suharno (2003:102) adalah kredit
yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya factor-faktor atau unsur
kesengajaan atau karena kondisi diluar kemampuan debitur.
e. Jaringan pasar
Pada dasarnya pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
untuk melakukan pertukaran atas barang dan jasa. Selain itu pasar dapat pula
diartikan sebagai himpunan para pembeli actual dan potensial dari suatu
produk. Dalam hal demikian pasar terdiri dari semua pelanggan potensial
yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu yang sama. Dimana setiap
konsumen bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka (Rismayani,1999).
f. Pemilikan dan pemanfaatan perangkat tekhnologi produksi dan
informasi
Menurut Bambang warsita (2008:135) tehnologi informasi merupakan
sarana dan prasarana (hardware, software, useware) system dan metode
untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan,
mengorganisasikan dan menggunakan data secara bermakna.
g. Partisipasi anggota
Menurut Sastropoetro (1995:11) partisipasi adalah keikutsertaan, peran
serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan lahiriahnya. Pengertian
ini menjelaskan peran masyarakat dalam mengambil bagian, atau turut serta
menyumbangkan tenaga dan pikiran kedalam suatu kegiatan, berupa
keterlibatan ego atau diri sendiri atau pribadi yang lebih daripada sekedar
kegiatan fisik semata.
2.5.2. Lingkungan eksternal koperasi
a. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah adalah suatu arah tindakan yang diusulkan pada
seseorang, golongan atau pemerintah dalam suatu lingkungan dengan
halangan-halangan dan kesempatan-kesempatannya yang diharapkan dapat
memenuhi dan mengatasi halangan tersebut di dalam rangka mencapai suatu
14
14
cita-cita atau mewujudkan suatu kehendak serta suatu tujuan tertentu
(Soenarko, 2003:42).
b. Pesaing
Menurut Kotler (2002) persaingan adalah keadaan dimana perusahaan
pada pasar produk atau jasa tertentu akan memperlihatkan keunggulannya
masing-masing dengan atau tanpa terikat peraturan tertentu dalam rangka
meraih pelanggannya.
c. Tingkat harga
Harga menurut Kotler dan Armstrong (2001:439) adalah sejumlah uang
yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang
ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan
produk atau jasa tersebut.
d. Suku bunga
Suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) merupakan harga dari pinjaman.
Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga
merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang
harus dibayarkan kepada kreditur. Ketika suku bunga rendah maka keinginan
masyarakat semakin tinggi untuk meminjam uang guna memenuhi
kebutuhannya.
e. Motivasi masyarakat berkoperasi
Menurut Malayu (2005:143) motivasi merupakan dorongan atau
pemberian daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upaya untuk mencapai kepuasan.
f. Pengawasan dari badan pengawasan koperasi
Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai,
mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tindakan korektif
bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana
(Winardi, 2000:224).
15
15
g. System prasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan
Pengetahuan anggota koperasi terhadap makna dan hakekat koperasi, hak
dan kewajiban anggota di dalam berkoperasi belum sepenuhnya dapat
dikatakan baik. Pelatihan dan penyuluhan anggota untuk meningkatkan
kualitas sumber daya insani anggota, meningkatkan manajerial. Dapat
disimpulkan bahwa adanya kualitas dan ketrampilan yang dimiliki anggota itu
sangat penting. Karena dengan meningkatkan ketrampilan dapat menghasilkan
produk yang berdaya saing dan dapat memajukan koperasi. Sedangkan
sekarang ini sebagian besar seorang anggota koperasi tidak mengetahui
mengapa menjadi anggota koperasi. Dengan demikian memberikan pendidikan
dan penyuluhan pada anggota sangat penting.
2.6. Konsep Pengembangan Koperasi
Syarat utama agar koperasi dapat bekerja dengan efisien adalah apabila
pengelola atau manajemen usaha koperasi yang bersangkutan juga terlaksana
dengan baik, yang didasarkan pada falsafah dari, oleh dan untuk anggota.
Prasyarat pesatnya perkembangan organisasi koperasi menurut (Mutis,1999)
adalah :
1. Koperasi harus meluaskan wawasan dalam manajemen dan organisasinya
2. Koperasi harus diorganisasi dengan baik dan dikelola secara professional
3. Mempertahankan standard integritas koperasi yang tinggi
4. Penataan orientasi dan kontribusi pelayanan kepada anggota dan
masyarakat secara tepat.
2.7. Manajemen Koperasi
Pada umumnya, strategi pengembangan yang dilakukan bagi perusahaan
dan lembaga koperasi tidak jauh berbeda. Strategi yang dilakukan
berorientasi pada fungsi-fungsi manajemen. Adapun fungsi-fungsi
manajemen tersebut sebagai berikut :
1. Fungsi perencanaan
16
16
Perencanaan adalah suatu proses perumusan program beserta
anggarannya, yang harus dilakukan oleh koperasi sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan strategi yang hendak dilaksanakannya. Sebagai tindak lanjut dari
strategi , maka pelaksanaan fungsi perencanaan dalam sebuah koperasi harus
konsisten mengacu pada tujuan dan misi koperasi tersebut.
2. Fungsi pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pembagian tugas dan wewenang dalam
koperasi di antara para pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
rencana-rencana koperasi itu. Secara umum perangkat organisasi koperasi
telah terbagi dengan jelas yaitu yang meliputi kelengkapan organisasi
koperasi, pengelola teknis koperasi, dan dewan penasehat. Namun dalam
melaksanakan fungsi kepengurusannya, pengurus koperasi memiliki
kewajiban untuk menyusun organisasi kepengurusan koperasi secara lebih
terperinci.
3. Fungsi pengarahan
Pengarahan atau inisiatif kegiatan merupakan fungsi manajemen
yang mengarahkan (menstimulir) tindakan agar betul-betul dilaksanakan. Hal
ini meliputi pemberian perintah yang mempengaruhi cara berkomunikasi dan
memberikan semangat atau motivasi dalam pelaksanaan untuk mencapai
tujuan organisasi.
4. Fungsi pengawasan
Pengawasan adalah upaya yang dilakukan oleh kewenangan yang
lebih tinggi, untuk mengukur tingkat kesesuaian antara rencana yang telah
ditetapkan dengan hasil yang telah dicapai, atau upaya untuk memastikan
bahwa kebijakan yang telah dirumuskan telah dilaksanakan dengan
semestinya oleh bawahan. Sesuai dengan ketentuan UU No.25/1995
pengawasan atas pelaksanaan kegiatan usaha koperasi dilaksanakan oleh
pengawas. Sedangkan kegiatan pengawasan terutama sekali dilakukan
terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan usaha koperasi. dengan
demikian pengawas diharapkan dapat mencegah atau mengurangi
kemungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang serta penggunaan
17
17
sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh koperasi secara tidak
bertanggung jawab.
2.8. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal
suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
merancang strategi dan program kerja. Analisis internal merupakan penilaian
terhadap faktor kekuatan ( strength ) dan kelemahan ( weakness ). Sementara
analisis eksternal mencakup faktor peluang ( opportunity ) dan tantangan (
Threaths).
Sebelum merumuskan analisis SWOT, perlu menganalisis factor-
faktor internal eksternal. Analisis factor internal berguna untuk mengetahui
factor-faktor yang menjadi kekuatan koperasi dan factor-faktor yang menjadi
kelemahan koperasi. Sedangkan analisis factor eksternal untuk mengetahui
peluang apa saja yang dapat digunakan dalam mengembangkan usaha serta
untuk mengetahui ancaman apa saja yang dapat diminimalisir dalm
mengembangkan usaha.
2.8.1. Proses perencanaan penyusunan strategi
Proses penyusunan perencanaan strategi melalui langkah-langkah dibawah
ini, yaitu :
2.8.1.1. Tahap Input
Pada tahap input ini menggunakan dua matrik, yaitu matrik IFE
dan matrik EFE. Matrik IFE (Internal Factor Evaluation Matrixs) akan
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal
koperasi simpan pinjam Mentari Dana Mandiri. Kekuatan internal
yang dianalisis meliputi perkembangan modal, ketrampilan
manajerial, kinerja pengurus, kredit macet, jaringan pasar, pemilikan
dan pemanfaatan tekhnologi produksi dan informasi, dan partisipasi
anggota.
Sedangkan untuk matrik EFE ( External Factor Evaluation
Matrixs) akan digunakan untuk mengevaluasi peluang dan ancaman
18
18
koperasi simpan pinjam Mentari Dana Mandiri yang meliputi
kebijakan pemerintah, pesaing, tingkat harga, suku bunga, motivasi
masyarakat berkoperasi, pengawasan dari badann pengawas koperasi,
dan system prasarana,pelayanan pendidikan dan penyuluhan.
a. Matrik IFE
Tahap penyusunan matrik IFE terdapat beberapa tahap berikut ini :
1. Tentukan factor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1.
2. Beri bobot masing-masing factor tersebut dengan skala mulai
dari 1,0 ( paling penting) sampai 0,0 (tidak penting),
berdasarkan pengaruh factor-faktor tersebut terhadap posisi
strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak
boleh melebihi skor total 1,00)
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing factor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai
dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh factor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk
memperoleh factor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya
berupa skor pembobotan untuk masing-masing factor yang
nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) smapi dengan 1
(poor).
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa factor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor
pembobotannya dihitung .
6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap factor-faktor strategis
internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya.
19
19
Table 2.1. IFE
Faktor-Faktor Strategi
Interal
Bobot Rating Bobot x Rating komentar
Kekuatan
Kelemahan
Sumber : Rangkuti,2005,Analisis SWOT tekhnik membedah kasus bisnis, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, hal:25
b. Matrik EFE
Terdapat beberapa cara dalam penentuan factor eksternal yaitu
meliputi :
1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan
ancaman).
2. Beri bobot masing-masing dalam kolom 2, mulai dari 1,0
(sangat penting) dampai dengan 0,0 (tidak penting). Factor-
faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak
terhadap factor strategis.
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing factor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai
dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh factor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk
memperoleh factor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya
berupa skor pembobotan untuk masing-masing factor yang
nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) smapi dengan 1
(poor).
20
20
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa factor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor
pembobotannya dihitung .
6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap factor-faktor strategis
internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya.
Table 2.2. EFE
Faktor-Faktor Strategi
Eksternal
Bobot Rating Bobot x Rating Komentar
Peluang
Ancaman
Sumber : Rangkuti,2005,Analisis SWOT tekhnik membedah kasus bisnis, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, hal:24
2.8.1.2. Tahap Analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap
kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua
informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi.
Terdapat model yang dapat digunakan yaitu model matrik TOWS atau
matrik SWOT.
Matrik TOWS atau matrik SWOT merupakan alat yang digunakan
untuk menyusun factor-faktor strategi perusahaan. Matrik ini
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
21
21
yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya.
Gambar 2.2. Matrik SWOT
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang
(O)
SO
5
4
00 (3,00;2,85)
3
2
1
WO
Ancaman
(T)
ST
5 4 3 2 1
-1
-2
-3
-4
-5
-1 -2 -3 -4 -5
WT
a. Strategi SO
Startegi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
1. ………….
2. ………….
3. ………….
4. ………….
5. ………….
6. ………….
7. ………….
8. ………….
9. ………….
10. Dst…….
22
22
b. Strategi ST
Ini adalah startegi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
2.9. Kerangka Berfikir
Persaingan koperasi yang terjadi saat ini menuntut koperasi untuk
berkembang lebih baik lagi serta merencanakan strategi yang tepat agar mampu
menghadapi persaingan dan mampu mempertahankan usahanya, dengan cara
memperhatikan lingkungan sekitar yang mengalami perubahan serta dapat
mempengaruhi perkembangan koperasi.
Perkembangan koperasi yang pesat menyebabkan antar koperasi
mengalami persaingan, terutama koperasi simpan pinjam mentari dana mandiri
Salatiga. Dalam menjalankan kegiatan usaha simpan pinjam tentunya
dihadapkan oleh permasalahan-permasalahan baik permasalahan yang
bersumber dari factor internal maupun factor eksternal.
Factor internal dan factor eksternal tersebut perlu dilakukan identifikasi
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan perlu mengidentifikasi
lingkungan internal sedangkan untuk mengetahui peluang serta ancaman
perusahaan perlu di identifikasi lingkungan eksternal perusahaan. Setelah
melakukakan identifikasi lingkungan internal dan lingkungan eksternal maka
selanjutnya melakukan analisis dengan SWOT. Manajemen koperasi mentari
dana mandiri Salatiga perlu menggunakan analisis SWOT untuk menentukan
strategi yang cocok dalam mengembangkan usaha koperasi.
23
23
Gambar 2.3. Kerangka Berfikir “ Strategi Pengembangan Usaha KSP Mentari
Dana Mandiri Salatiga”
KSP Mentari Dana Mandiri Salatiga
Faktor Lingkungan Eksternal
1. Kebijakan pemerintah
2. Pesaing
3. Tingkat harga
4. Suku bunga
5. Motivasi masyarakat
berkoperasi
6. Pengawasan dari badan
pengawas koperasi
7. System prasarana, pelayanan,
pendidikan dan penyuluhan
Faktor Lingkungan Internal
1. Perkembangan modal
2. Ketrampilan Manajerial
3. Kinerja pengurus
4. Kredit macet
5. Jaringan pasar
6. Pemilikan dan pemanfaatan
perangkat tekhnologi
produksi dan informasi
7. Partisipasi anggota
Kekuatan dan Kelemahan Koperasi
Analisis Lingkungan Koperasi
Peluang dan Ancaman Koperasi
Alternatif Strategi
Menggunakan Analisis
SWOT
Perumusan Strategi
Pengembangan
24
24
Koperasi Mentari Dana Mandiri Salatiga merupakan koperasi simpan
pinjam yang telah dikenal masyarakat dan masih eksis selama 15 tahun.
Pesatnya pertumbuhan koperasi saat ini dapat mempengaruhi perkembangan
koperasi mentari dana mandiri Salatiga, karena harus bersaing dengan
koperasi lainnya.
Dalam perkembangannya, koperasi mentari dana mandiri Salatiga perlu
menggunakan strategi yang tepat. Strategi tersebut dapat di identifikasi dari
lingkungan koperasi itu sendiri . lingkungan koperasi bersumber dari
lingkungan internal serta lingkungan eksternal. Lingkungan internal dapat
dilihat dari perkembangan modal, ketrampilan manajerial, kinerja pengurus,
kredit macet, jaringan pasar , pemilikan dan pemanfaatan tekhnologi produksi
dan informasi dan pertisipasi anggota. Dari ketujuh hal tersebut dapat
ditemukan kekuatan dan kelemahan dari internal koperasi tersebut.
Sedangkan dari lingkungan eksternal dapat dilihat dari kebijakan pemerintah,
pesaing, tingkat harga, suku bunga, motivasi masyarakat berkoperasi,
pengawasan dari badan pengawas koperasi dan System prasarana, pelayanan,
pendidikan dan penyuluhan. Dari ketujuh hal tersebut dapat diketahui peluang
serta ancaman untuk usaha koperasi.
Strategi yang digunakan untuk mengembangkan koperasi haruslah tepat.
Alternative strategi yang tepat digunakan adalah melalui analisis SWOT.
Analisis SWOT berfungsi untuk menganalisa mengenai peluang dan ancaman
yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi
eksternal perusahaan.
2.10. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dany Alifah Irawati,dkk
(2017) dengan judul “ Strategi Pengembangan Koperasi Peternak Galur
Murni Di Kabupaten Jember” . Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi
kondisi lingkungan internal dan eksternal Koperasi Peternak Galur Murni,
menganalisis alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan
25
25
Koperasi Peternak Galur Murni, dan menentukan prioritas strategi
pengembangan Koperasi Peternak Galur Murni di masa datang. Metode
analisis data yang digunakan meliputi analisis deskriptif, analisis Internal
Factor Evaluation (IFE), External Factor Evaluation (EFE), analisis matrik
Internal-External (IE), Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats
(SWOT) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian
menunjukkan faktor strategik yang menjadi kekuatan utama dengan
kepentingan relatif tertinggi adalah sistem Quality Control (QC) untuk
peneriman susu dari peternak. Alternatif strategi yang dapat diterapkan di
KPGM adalah peningkatan kegiatan promosi dengan sosialisasi pentingnya
minum susu, efisiensi kegiatan produksi dengan penyusunan Standard
Operational Procedure (SOP), penguatan kelembagaan koperasi, melakukan
pendaftaran produk ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
melakukan komunikasi intensif dengan semua anggota koperasi, pemanfaatan
teknologi tepat guna dalam kegiatan produksi, diversifikasi produk,
penguatan permodalan melalui pinjaman selain lembaga keuangan dan
melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk bantuan penguatan
koperasi dan peternak. Hasil analisis AHP, strategi prioritasnya adalah 1)
penguatan modal melalui lembaga keuangan, 2) peningkatan kegiatan
promosi dengan sosialisasi pentingnya minum susu, 3) diversifikasi produk,
dan 4) melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah serta Dinas
Peternakan dan Dinas UMKM.
Selanjutnya pada tahun 2013 penelitian yang dilakukan oleh Siska
Ismail,dkk dengan judul penelitian “ Strategi Pengembangan Koperasi Unit
Desa (KUD) Berkat Telaga Kabupaten Gorontalo”. Tujuan dari penelitian ini
(1) untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
pengembangan KUD Berkat,(2) mengetahui strategi pengembangan KUD
Berkat.
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari sampai Bulan Maret 2013.
Metode yang digunakan metode survey. Pengumpulan data berdasarkan
survey dan wawancara. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan Slovin
26
26
yaitu jumlah sampel 87 responden. Analisis data yang digunakan adalah
Analisis SWOT.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi yang diterapkan pada
kegiatan KUD Berkat Kabupaten Gorontalo yaitu strategi (SO) :
Memanfaatkan unit usaha yang dikelola dengan melihat peluang pasar bagi
komoditas yang dihasilkan koperasi, meningkatkan mutu pelayanan kepada
anggota, (ST) : meningkatkan unit usaha yang dikelola guna untuk
mengurangi persaingan usaha yang semakin ketat, (WO) : meningkatkan
pembinaan dan pelatihan dari pemerintah untuk karyawan dan pengurus
koperasi, merekrut kembali karyawan yang sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan koperasi, (WT) : mengoptimalisasikan sistem komputerisasi
dalam rangka efensiensi dan efektifitas kegiatan operasional KUD Berkat,
memperbaiki internal koperasi dalam manajemen operasional koperasi.
top related