bab ii gambaran umum world food programme ...eprints.umm.ac.id/46484/3/bab ii.pdf40 bab ii gambaran...
Post on 31-Oct-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
40
BAB II
GAMBARAN UMUM WORLD FOOD PROGRAMME (WFP) SERTA
KRISIS PANGAN DAN KELAPARAN ( SILENT HUNGER ) DI NIGER
2.1. Gambaran World Food Programme (WFP)
2.1.1 Sejarah Terbentuknya World Food Programme (WFP)
Menurut D. John Shaw dalam bukunya The UN World Food Programme
and the Development of Food Aid. Ide lahirnya World Food Programme (WFP)
terjadi pada tahun 1960 yang pada awalnya digagas oleh George McGovern
(Direktur pertama dari Food for Peace di Kantor Eksekutif Amerika Serikat) pada
masa pemerintahan presiden John F. Kennedy (Shaw, 2001:6). Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) mendirikan World Food Programme pada tahun 1961, lahir
sebagai badan dalam sistem Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menangani
bantuan pangan, dan secara tidak langsung berada di bawah 44 pengawasan
Badan Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture OrganizationFAO) di Roma,
Italia
Manusia hidup di dunia ini memerlukan bantuan orang lain. Oleh karena
itu, manusia yang hidup memerlukan kerjasama. Hidup berdampingan dengan
damai, namun dalam pencapaian tujuannya kadang-kadang terjadi benturan
kepentingan. Hal seperti ini terjaid pula pada negara yang ingin bekerjasama
dengan negara lain namun adakalanya benturan kepentingan tidak dapat
terhindarkan.
Benturan kepentingan ini dapat menimbulkan perang antar bangsa. Setiap
peperagan yang terjadi kemudian menimbulkan kehancuran yang bahkan
41
meleyapkan suatu bangsa atau negara. Upaya yang dilakukan untuk menghindari
peperagan yang mengancam kehidupan manusia, diusahakan dengan bentuk suatu
lembaga peramaian yang merupakan persatuan seluruh bangsa atas dasar
kehendak bebas negara masing-masing. Untuk dapat bersama-sama menjaga dan
menjamin keamanan dan ketertiban bersama.
Berdasarkan pemikiran tersebut, setelah Peran Dunia I (1914 - 1919) yang
berakhir dengan dibentuknya perjanjian Versailles 1919 antara pihak yang
berperang yaitu Jerman Raya, Austria, Turki Raya dan Inggris, serta Perancis,
maka terbentuklah Liga Bangsa- Bangsa atau League of Nations.31 Woodrow
Wilson(Presiden AS) kemudian mensponsori pembentukan League of Nations ini
yang berdiri secara resmi pada tanggal 10 Januari 1920 yang berkedudukan di
Swiss. Tujuan yang tercantum dalam piagam dasar LBB antara lain :
1. Menghilangkan Peperagan;
2. Berusaha menyelesaikan segala bentuk persengketaan secara damai;
dan
3. Memberikan Kesempatan Hubungan antar negara yang terbuka dan
adil serta untuk memajukan kerjasama Ekonomi, Budaya, Sosial dan
Pendidikan
Namun LBB sebagai organisasi perdamaian dunia tidak bertahan lama
karena dua puluh tahun kemudian ternyata LBB tidak mampu bertindak terhadap
negara-negara yang melanggar piagam dan akhirnya perdamaian dunia tidak dapat
31 T. May Rudy. 2009. Administrasi & Organisasi Internasional. Bandung: Refika Aditama. Hal.43
42
di pertahankan lagi. Walaupun LBB mengalami kegagalan, namun lembaga ini
merupakan cikal bakal lahirnya Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang muncul
saat Perang Dunia II sedang berkecambuk. Dua negarawan yaitu Winston Churcill
(Perdana Menteri Inggris) dan FD Roosevelt (Presiden Amerika Serikat)
mengadakan pertemuan pada tanggal 14 agustus 1941 di perairan New Foundland
di samudra Atlantik yang menghasilkan suatu piagam yang merupakan suatu
deklarasi tentang hak kebebasan, kemerdekaan dan perdamaian dunia. 32 piagan
yang di kemudian dikenal sebagai Atlantic Charter tersebut berisi antara yaitu :
1. Tidak di benarkan adanya perluasan daerah sesamanya.
2. Segala bangsa berhak untuk menentukan bentuk pemerintahannya dan
menentukan nasibnya
3. Semuan negara berhak turut serta dalam perdamaian dunia.
4. Mengusahakan perdamaian dunia yang membuat setiap bangsa dapat
hidup bebas dari rasa takut dan bebas dari kemiskinan.
Demikian piagam atlantik kemudian menjadi dasar-dasar pertama dalam
usaha pembentukan PBB. Setelah itu diadakan Deklarasi PBB (Declaration by
United Nations) yang di tandatangani pada tanggal 1 januari 1942 oleh wakil-
wakil 26 negara di Washington. Istilah PBB muncul dalam usulan Presiden
Roosevelt dari Amerika Serikat.
Selanjutnya diadakan beberapa konferensi terkait pembentukan PBB yaitu
konferensi Moskow (30 Oktober 1943), Konferensi Teheran (1 Desember 1943),
Konferensi Dumbarton Oaks (21-28 Agustus 1944) dan terakhir konferensi San
32 Ibid. Hal 45
43
Fransisco (25 April 1945) yang dikenal sebagai The United Nations Conference of
International Organization.33
Pada tanggal 25 juni 1945 seluruh Piagam PBB disetujui secara bulat dan
esok harinya yaitu 26 juni 1945 piagam tersebut ditandatagani di Auditorium
Veterans Memorial Hall. Pada tanggal 24 Oktober 1945 piagam PBB mulai
mempunyai daya berlaku, bertepatan dengan saat Republik Rakyat Tiongkok,
Prancis, Uni Soviet, Inggris, dan Amerika Serikat serta sebagian besar negara
pendatagan lainnya menyampaikan ratifikasi mereka. Negar-negara inilah yang
selanjutnya mempunyai hak Veto pada Dewan Keamanan PBB dan secara
permanen sebagai anggota Dewan Keamanan PBB.
Penyusunan Organisasi PBB adalah terdiri dari organ-organ pokok
(kelengkapan organisasi) sebagai berikut : Majelis Umum; Dewan Keamanan;
Dewan Ekonomi dan Sosial; Dewan perwakilan; Makhamah Internasional; dan
Sekretariat. Inilah yang merupakan inti dari organisasi internasional PBB, akan
tetapi organ-organ lain dapat dibentuk atau didirikan sesuai dengan keperluan
seperti WHO (World Healt Organization), yang menangani bidang kesehatan
UNICEF (United Nations Children’s Emergency Fund) yang menangani bidang
kebudayaan dan pendidikan, UNHCR (United Nation High Comissioner for
Refugees) yang menangani bidang pengungsi, dan termasuk pula WFP (World
Food Programme) yang dibentuk untuk mengatasi kelaparan dan mempromosikan
ketahanan pangan. 34
33Ibid. Hal 48 34 Ibid. Hal 60
44
WFP sendiri merupakan cabang bantuan pangan dari PBB dan organisasi
kemanusiaan terbesar di dunia yang mengatasi kelaparan dan mempromosikan
ketahanan pangan. Dalam keadaan darurat, WFP menyuplai makanan ke lokasi-
lokasi yang dibutuhkan, menyelamatkan jiwa korban peperagan atau konflik sipil,
serta bencana alam. Setelah keadaan darurat berlalu, WFP mengunakan makanan
untuk membantu masyarakat untuk membagun masyarakat untuk membagun
kembali kehidupan mereka yang telah hancur akibat perang.
WFP didirikan pada tahun 1961, setelah konferensi Food and Agriculture
Organization (FAO) pada tahun 1960, ketika George McGovern, direktur US
Food for Peace Program, mengusulkan membentuk program bantuan pangan
multilateral. WFP secara resmi didirikan pada tahun 1963 oleh FAO dan Majelis
Umum PBB dengan tiga tahun masa eksperimental. Pada tahun 1965, program ini
kemudian diperluas ke skala yang berkelanjtan.35 dijadwalkan untuk mulai
beroperasi pada tahun 1963 sebagai program eksperimental tiga tahun, WFP
sudah lebih dulu melakukan berbagai aksi kemanusiaannya.
Gempa bumi melanda Iran pada bulan September tahun 1962, diikuti oleh
badai di Thailand pada bulan Oktober; Sementara itu, Aljazair yang baru merdeka
itu mengembalikan 5 juta pengungsi. Makanan sangat dibutuhkan, WFP
menyediakan bantuannya dan hal itu tidak perna berhenti sejak saat itu.
WFP diatur oleh Dewan Eksekutif yang berdiri dari wakil-wakil dari 36
negara anggota. Ertharin Cousin adalah Direktur Eksekutif saat ini, yang
ditujukan bersama oleh Sekretaris Jenderal PBB dan Direktur Jenderal FAO untuk
35WFP. 2015. About WFP diakses dari https://www.wfp.org/about,
45
jangka waktu lima tahun. Dia mengeplai sekretariat WFP. Uni Eropa sendiri
sebagai pengamat permanen di WFP dan juga sekaligus sebgai pendonor utama,
berpartisipasi dalam tugasnya sebagai Dewan Eksekutif.
WFP hadir dengan visi yaitu “ the world in which every man, woman and
child has access all the time tothe food needed for an active and healthy life”.
Dalam mewujudkan visi ini, WFP bekerja sama dengan UN (United Nations),
FAO (Food and Agriculture Organization), IFAD (International Funding for
Agricultural Development), juga pemerintah dan mitra-mitra UN serta NGO
terkait lainnya. 36
2.1.2 Tujuan Dibentuknya WFP
WFP bergerak untuk menghapuskan kelaparan dan malnutrisi, dengan
tujuan utama menghilangkan kebutuhan akan bantuan pangan melalui pemberian
bantuan kepada masyarakat yang tidak mampu memperoleh atau menghasilkan
pangan bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Saat ini kegiatan WFP
tersebar di 77 negara di seluruh dunia37. World Food Programme (WFP) bergerak
untuk menghapuskan kelaparan dan malnutrisi, dengan tujuan utama
menghilangkan kebutuhan akan bantuan pangan. Strategi utama yang mendasari
aktivitas World Food Programme adalah menyediakan bantuan pangan dengan
tujuan:
36Ibid 37World food programme https://www.kemlu.go.id/rome/id/arsip/lembar-informasi/Pages/WORLD-FOOD-PROGRAMME-WFP.aspx diakses pada 2 november 2017
46
a. Menyelamatkan manusia yang merupakan pengungsi dan dalam situasi
darurat lainnya,
b. Memperbaiki gizi dan kualitas hidup masyarakat yang paling rentan pada
saat mendesak
c. Membantu membangun aset dan memperbaiki taraf hidup masyarakat
miskin khususnya melalui program-programnya.
Dalam menjalankan tujuan utamanya World Food Programme
mengimplementasikan program dan aktivitas bantuan pangannya dengan cara38:
a. Membantu pembangunan ekonomi dan sosial dengan berkonsentrasi pada
kebutuhan masyarakat dan Negara yang bersangkutan.
b. Membantu secara terus menerus dari saat darurat sampai terjadinya
pembangunan dengan memprioritaskan pada pencegahan bencana dan
rehabilitasi pasca terjadinya bencana.
c. Membantu menemukan korban konflik dan pihak yang membutuhkan
sumbangan pangan, dan menyediakan kebutuhan mereka baik dalam hal
pangan dan juga pembangunan.
d. Menyediakan layanan bagi Negara pendonor, badan-badan Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) dan (Non-Govermental Organization-NGOs) agar
dapat konsisten pada tujuan World Food Programme dan melengkapi
operasi World Food Programme.
38Rani Hariani, Peran World Food Programme (Wfp) Dalam Menangani Krisis Pangan Di Sierrra Leone Tahun 2009-2011. JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017, Hal.5 diakses pada 2 november 2017 pkl. 13.25
47
World Food Programme (WFP) juga mengumpulkan kelebihan pangan
yang terjadi di suatu negara dan menyalurkannya sebagai bantuan kemanusiaan
untuk mengatasi keadaan darurat pangan di negara-negara yang dikategorikan
sebagai Negara Low Income Food Deficit Countries (LIFDCs), bantuan tersebut
diberikan oleh World Food Programme (WFP) dengan sasaran39 :
a. Untuk menutupi kekurangan pangan yang mendesak akibat bencana alam,
konflik sosial dan akibat peperangan,
b. Untuk membantu pelaksanaan proyek-proyek pengembangan ekonomi
sosial.
Berdasarkan rencana strategis World Food Programme 2013-2018, World
Food Programme (WFP) dimandatkan untuk40 :
a. Menyelamatkan nyawa dan melindungi mata pencaharian dalam keadaan
darurat,
b. Mencegah kelaparan akut dan berinvestasi dalam kesiapsiagaan dan
tindakan mitigasi bencana
c. Mengembalikan dan membangun kembali kehidupan dan mata
pencaharian pasca-konflik, situasi pasca bencana atau situasi transisi,
d. Mengurangi kelaparan kronis dan kekurangan gizi
e. Memperkuat kapasitas Negara-negara berkembang untuk mengurangi
kelaparan, termasuk melalui bantuan dan pembelian lokal.
39Rani Hariani, Peran World Food Programme (Wfp) Dalam Menangani Krisis Pangan Di Sierrra Leone Tahun 2009-2011. JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017, Hal.5 diakses pada 2 november 2017 pkl. 14.56 40Ibid
48
Bantuan pangan adalah salah satu banyak instrumen yang dapat membantu
untuk meningkatkan keamanan pangan, yang didefinisikan sebagai akses semua
orang setiap saat untuk makanan yang dibutuhkan untuk hidup aktif dan sehat.
Kebijakan yang mengatur penguaan bantuan pangan WFP adalah berorientasi
pada tujuan pemberantasan kelaparan dan kemiskinan.
Tujuan utama dari bantuan pangan WFP sendri yaitu menghilangkan
menghilangkan kebutuhan untuk bantuan pangan itu sendiri. Target WFP adalah
untuk membantu meningkatkan kehidupan masyarakat miskin, orang-orang yang
baik secara permanen maupun periode krisis tidak mampu memproduksi cukup
makanan atau tidak memiliki sumber daya, yang kemudian di berikan bantuan
pangan untuk mereka dan keluarga mereka yang diperlukan untuk dapat hidup
aktif dan sehat. Bentuk konsistensi atas visinya, yang juga mencerminkan prinsip
universitas, WFP akan terus:
1. Menggunakan bantuan pangan untuk mendukung pembagunan
ekonomi dan sosial
2. Memenuhi kebutuhan pangan pengungsi dan individu yang
mengalami keadaan darurat lainnya, juga dukungan logistik
yang terkait lainnya.
3. Mempromosikan ketahanan pangan sesuai dengan acuan dari
UN dan FAO.
49
Kebijakan inti dan strategi yang mengatur kegiatan WFP adalah untuk
memberikan bantuan pangan dengan tujuan41:
1. Untuk menyelamtkan nyawa di pengungsian dan situasi darurat
lainnya.
2. Untuk meningkatkan gizi dan kualitas hidup individu yang paling
rentan di saat-saat kritis dalam kehidupan mereka; dan
3. Untuk membantu membangun aset dan mempromosikan kemandirian
masyarakat miskin dan masyarakat khususnya melalui program padat
karya,
Hal terpenting yaitu pertama, bantuan pangan snagat penting untuk
perlindugan sosial dan kemanusiaan yang sedapat mungkin turut membagun,
konsisten dengan menyelamatkan nyawa. Pemberian bantuan pangan akan
dikordinasikan dengan bantuan dan pertolongan yang diberikan oleh organisasi
kemanusiaan lainnya. Kedua, bantuan pangan adalah pra-investasi sumber daya
manusia. Dan ketiga, mengunakan sumber daya yang dapat diakses dan di miliki
oleh orang miskin, tenaga kerja mereka sendiri, untuk menciptakan lapangan
pekerjaan dan pendapatan dan membagun infrastruktur yang diperlukan untuk
pembagunan berkelanjutan.
WFP dibentuk untuk memerankan peran penting dalam rakaian satuan dari
bantuan darurat untuk pembagunan. WFP memiliki prioritas untuk medukung
pencegahan bencana, kesiapsiagaan dan kegiatan mitigasi dan rehabilitasi pasca
bencana sebagai bagian dari program pembagunan. Dalam melaksanakan
41Ibid
50
tugasnya, WFP berfokus pada hal apa yang palin cocok untuk dilakukan dengan
sumber daya yang tersedia untuk mengunakan dana yang ada seefektif mungkin.
WFP akan berfokus pada aspek-aspek pembagunan dimana campur tangan
berbasis pangan paling dibutuhkan, semua upaya ini diperlukan untuk
menghindari efek negatif pada produksi lokal makanan, pola konsumsi dan
ketergantugan pada bantuan pangan. WFP akan terus memerankan peran besar
dan penting dlam menyediakan transportasi dan ahli logistik juga bantuan untuk
memastikan pengiriman dilakukan dengan cepat dan efisien. WFP membeli lebih
dari 2 juta metrik ton makanan tiap tahun. Setidaknya tiga perempat dari itu
berasal dari negara-negara berkembang. Hal ini karena itu adalah kebijakan WFP
untuk membeli makanan yang terdekat dengan tempat yang membutuhkan.
Dengan membeli makanan lokal, agen WFP dapat menghemat waktu serta uang
untuk biaya transportasi dan juga membantu mempertahankan ekonomi lokal. 42
Karakter multilateral WFP adalah salah satu kekuatan terbesarnya. WFP
memanfaatkan kemampuan untuk beroperasi hampir seluruh negara berkembang,
bebas dari segala tekanan orientasi politik pemerintah, dan sebagai lembaga
penyalur yang netral untuk bantuan dalm situasi di mana banyak negara donor
tidak bisa secara langsung memberikan bantuan. WFP akan memberikan layanan
seperti saran, kantor, dukungan logistik dan informasi, dan dukunggan untuk
negara-negara dalam membangun dan mengelola program bantuan pangan mereka
sendiri.
42WFP’S Procurement https://www.wfp.org/procurement diakses pada 2 November 2017 pkl. 16.20
51
WFP memfokuskan bantuan dan sumber dayanya untuk negara dan orang-
orang yang paling rentan dan membutuhkan, sesuai dengan keputusan CFA (Cash
for Assets) untuk menyediakan setidaknya 90% dari bantuan pembagunan WFP
untuk negara yang berpenghasilan rendah dan memiliki defisit makanan, lalu
setidaknya 50% bantuan pembagunan untuk negara-negara yang kurang maju. 43
2.2. Masuknya WFP ke Niger
Sebagai organisasi internasional, posisi WFP adalah badan PBB yang
berada di bawah FAO. Dalam melakukan operasinya, tiga badan PBB, yakni
WFP, FAO, dan International Fund for Agricultural Organization (IFAD)
melakukan kerjasama dan saling koordinasi. Tiga badan yang merupakan jejaring
PBB disebut “triple alliance in Rome”, karena ketiga badan tersebut berpusat di
Roma, Italia dan bergerak secara komplementer. Ketiganya bekerja untuk
memenuhi amanat World Food Summit dalam mengurangi kelaparan global dan
kemiskinan. WFP melakukan operasi bantuan pangan, sedang FAO bergerak
melalui bantuan pembangunan pertanian secara teknis, dan IFAD melakukan
bantuan keuangan internasional. Sehingga, pada intinya, tiga aliansi badan di
Roma itu berusaha melakukan pencapaian food security sebagai bagian
dari human security sebagaimana dideklarasikan dalam forum MDG.
WFP memulai operasinya sejak tahun 1963, di mana tujuan utamanya
adalah untuk mengatasi masalah kelaparan dan meningkatkan pembangunan
sosial ekonomi masyarakat miskin di negara-negara miskin. Ada dua tantangan
43WFP’S Mission Statement https://www.wfp.org/about/mission-statement diakses pada 3 november 2017 pkl 04.25
52
terbesar yang dimiliki oleh WFP. Yang pertama adalah dalam menyediakan
kebutuhan pangan, dan yang kedua adalah membangun komunitas yang self-
reliant. Program pembangunan merupakan fondasi dari seluruh bantuan yang
diberikan oleh WFP. Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, kerja nyata WFP
dapat terlihat dengan jelas. WFP secara signifikan berkembang, dari hanya
merupakan ide yang terbentuk oleh 12 negara, menjadi sebuah organisasi terbesar
di dunia yang memberikan bantuan dalam masalah ini. WFP juga tumbuh menjadi
lembaga kemanusiaan terbesar di dunia. Setiap tahunnya, WFP membantu
memberikan bahan makanan sedikitnya kepada 90 juta orang, termasuk 56 juta
anak-anak yang mengalami kelaparan di lebih dari 80 negara di dunia44.
Menurut laporan WFP, di tahun 1993 saja WFP sudah tercatat
mengeluarkan jumlah bantuan sebesar lebih dari 1,5 miliar dolar AS per tahun
kepada penduduk di negara-negara yang mengalami bencana kelaparan. Selama
tiga dasawarsa sejak mulai beroperasinya organisasi tersebut, WFP kurang lebih
telah memberikan sebanyak 40 juta ton bantuan pangan ke negara-negara yang
mengalami bencana kelaparan, melakukan 1600 proyek pembangunan, dan
sebagainya. Dengan memiliki perwakilan di lebih dari 85 negara, WFP menjadi
sebuah jaringan global terluas dalam menangani food aid. Track record yang
dimiliki oleh WFP selama ini dapat dikatakan cukup positif. Selain memberikan
bantuan pangan secara langsung maupun tidak langsung, WFP juga kerap
bekerjasama dengan NGO-NGO serta organisasi lain seperti UNHCR, yaitu untuk
44Mali and Niger: Enough Locusts “To Bring Job to His Knees”. 2005, Hal.17
53
menjamin kebutuhan makanan bagi para pengungsi ataupun bagi para korban
bencana alam45
Adapun tujuan besar WFP adalah untuk mengentaskan kemiskinan dan
kelaparan global. Untuk mencapai tujuan tersebut, WFP melakukan dua macam
jenis bantuan, yang bersifat jangka panjang dan jangka pendek. WFP memberikan
pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang bersifat darurat, dan mendukung
pembangunan ekonomi dan sosial. Selain itu, WFP juga memberikan bantuan
logistik agar bantuan tersebut tepat sasaran. Prinsip penanganan WFP adalah
prinsip penyelamatan dan reaksi secara cepat. WFP juga melakukan rehabilitasi
dan mempertahankan seseorang dari kemiskinan jangka panjang. Sehingga, dalam
kacamata WFP, badan tersebut dapat memutus rantai kemiskinan melalui
pemberian program-program jangka pendek dan jangka panjangnya berbasis pada
pemberian pangan. Argumennya, dengan adanya pangan yang cukup akan
menggerakkan roda perekonomian dan aktivitas-aktivitas lain (seperti bersekolah,
bertani, dan lain-lain), sehingga pada akhirnya hal tersebut akan memacu
produktivitas rakyat yang terkena kelaparan. Karena, selama dalam kondisi
kekurangan asupan yang bergizi, seseorang tidak dapat melakukan aktivitas
mereka secara normal
Niger merupakan negara landlocked berpenduduk 12,9 juta orang yang
terletak di tepi Gurun Sahara. Oleh WFP, Niger digolongkan sebagai negera low
income-food deficit (LIFD). Negeri yang mayoritas penduduknya Muslim ini
sekaligus merupakan jembatan penghubung antara Afrika Utara dan Afrika Sub
45World Food Programme, Food Aid Review 1993, Roma: WFP, 1993, hlm. 5-6
54
Sahara. Setelah lepas dari kekuasaan Perancis di tahun 1960, pertumbuhan negeri
itu terganjal karena instabilitas politik dan bencana kekeringan yang merusak
perkembangan ternak dan produksi pangannya. Belum lagi ditambah dengan
merajalelanya wabah penyakit dan kerusakan ekologi, seperti yang kerap dialami
oleh negara-negara Afrika lainnya46.Tingkat pendidikan di Niger juga tergolong
sangat rendah. Hanya sepertiga dari jumlah anak-anak di Niger yang mampu
bersekolah. Niger tergolong negara yang sangat miskin, untuk tingkat Human
Develelopment Index (HDI) Niger menduduki peringkat 176 dari 177 negara di
dunia. Sebanyak 63% persen penduduknya tergolong extreme poor dengan tingkat
penghasilan di bawah US$ 1 per hari. Ledakan penduduknya juga pesat, di
periode 1975-2002, Niger mengalami peningkatan penduduk sebesar 3,3%,
sedang di tahun 2002-2015 diprediksikan ledakan penduduk terus berlanjut
sebesar 3,6%.
Sebelum permasalahan kelaparan di Niger muncul ke permukaan, yaitu
pada bulan Mei-Oktober 2004, WFP telah melakukan observasi di Niger, melihat
sejauh mana indikasi krisis pangan yang tengah dialami negara tersebut, sekaligus
mendukung upaya pemerintah Niger dalam mencari solusi permasalahan dalam
waktu dekat. Namun bencana kekeringan dan serangan locustternyata tak
terhindarkan, dan ini membuat WFP harus turun tangan lebih jauh lagi.
Pada 25 November 2004, pemerintah Niger menyatakan bahwa negaranya
membutuhkan sedikitnya 78,100 ton bantuan pangan. WFP menyikapinya dengan
meneruskan permintaan tersebut ke negara-negara donor, sekaligus
46Menjelajah Gurun Demi Sesuap Makanan”, dalam Suara Pembaruan, 25 Juli 2005, Hal.45
55
mempersiapkan operasi darurat yang dinamakan dengan emergency operation.
Februari 2005, WFP mengalihkan program pembangunannya di Niger untuk
merespon keadaan darurat. Di akhir bulan Juni 2005, WFP telah berhasil
mengirimkan hampir seluruh dari jumlah bantuan pangan yang direncanakan
sejak awal tahun 2005. sebanyak 11,000 ton makanan didistribusikan ke 493 ribu
jiwa di tempat-tempat yang paling mengkhawatirkan47
Bantuan-bantuan tersebut baru mengalir setelah negara-negara kaya
melihat langsung video rekaman yang mengambil lokasi di salah satu pusat
pembagian makanan, yang menyorot secara utuh bagaimana kondisi
sesungguhnya yang terjadi pada masayarakat Niger. WFP sendiri sangat
menyayangkan hal ini. Menurut James Morris, direktur eksekutif WFP, jika saja
bantuan datang lebih cepat, maka dana operasional yang dibutuhkan tidak akan
sebanyak dana yang diperlukan sekarang, dan alokasi dana bisa diperuntukkan
lebih banyak untuk mengurangi beban penderitaan jutaan rakyat Niger yang
tengah kelaparan.
47Niger: A Chronology of Starvation, dalam http://www.wfp.org/Newsroom/in_depth/Africa/niger/050725_nigercrisis_timeline.asp?section=2&sub_section=2, diakses pada tanggal 3 november 2017
56
Gambar 2.1
Bentuk Bantuan dari WFP ke Niger
Sumber : https://insight.wfp.org/the-people-of-diffa-c4f65a3f7057
Peran WFP di Niger terlihat cukup signifikan, salah satunya karena baru-
baru ini WFP menjalankan program dalam menyelamatkan dua setengah juta
rakyat Niger yang mengalami krisis paling parah (antara lain di desa Wallam, 90
kilometer sebelah utara Ibukota Niamey), yaitu dengan mencukupi kebutuhan
makan mereka seperti padi-padian, minyak, serta kacang-kacangan, setidaknya
untuk tempo tiga puluh hari ke depan.48 Menurut catatan WFP, dari sekitar 2,5
juta orang yang mengalami kelaparan hebat, sedikitnya sebanyak 1,6 juta
diantaranya berada dalam situasi sangat kritis. Pada awal permasalahan ini terkuak
ke dunia internasional, Niger sedikitnya membutuhkan dana sebesar tiga juta
dolar AS untuk memberi makanan kepada 400.000 orang yang pada masa itu
diperkirakan berada dalam kondisi paling memprihatinkan, terutama yang berada
48World Food Programme, Food Aid Review 1993, Roma: WFP, 1993, hal.76
57
di empat distrik, Tillaberi, Tahoua, Maradi, dan Zinder. Sedangkan sampai saat
ini, beberapa kali WFP telah melakukan pembaharuan dalam menentukan
anggaran yang diperuntukkan bagi rakyat Niger. Sampai tanggal 4 Agustus 2005,
WFP meminta dana sebesar 57,6 juta dolar AS, atau lebih dari tiga kali lipat lebih
jumlah dana yang diajukan oleh WFP pada bulan Juli.[30] Dan sejauh ini,
menurut catatan WFP pula, presentase yang telah berhasil disalurkan ke Niger
adalah sebesar 36%.
Pada bulan September 2005, masa panen tetap tidak terlaksana di banyak
tempat di Niger, dan ini membuat WFP memulai putaran kedua dalam
memberikan bantuan pangan. Akan tetapi, kali ini WFP menargetkan pada 1,7
juta rakyat Niger yang paling parah kondisinya, terutama di Maradi, kota yang
berjarak sekitar 670 kilometer dari ibukota Niamey.49Dalam hal ini, untuk
mencari lokasi dan komunitas masayarakat yang paling mengkhawatirkan
kondisinya, maka WFP bekerjasama dengan badan PBB lainnya, yaitu UNICEF.
Bantuan kali ini pada dasarnya diberikan sembari menunggu panen datang di
Niger. Diharapkan panen yang akan datang tersebut dapat mencukupi kebutuhan
pangan rakyat Niger, walaupun dalam jumlah yang minimalis. Pada putaran
pertama bantuan pangannya, WFP telah menyelesaikan pendistribusian makanan
ke 1,2 juta orang dari target 1,8 juta jiwa.[32] Dalam pendistribusian ini, WFP
juga bekerjasama dengan pemerintah Niger adn NGO-NGO internasional lainnya.
Selain itu, WFP juga ikut memonitor harga bahan makanan di pasaran, terutama
sereal dan makanan pokok lainnya. Untuk periode 17 Agustus – 16 Oktober 2005,
49More Food to the Most Needy in Niger, dalam http://www.wfp.org/english/?n=326&k=182, diakses pada tanggal 18 April 2018
58
WFP juga melakukan special operation di Niger, yang dinamakan dengan WFP
Humanitarian Air Services in Support of EMOP – Assistance to Population
Affected by Drought and Locust Invasion in 2004. Total bantuan yang dikeluarkan
sebesar 321,399 dolar AS50
Secara operasional, WFP telah berhasil mengangkut 186 ton campuran
jagung dan kacang kedelai dari kota Abidjan di Pantai Gading ke ibukota Niger,
Niamey. Selain itu WFP juga telah mengangkut biskuit berenergi sebanyak total
68 ton, dan sebanyak 33 ton lainnya dijanjikan akan didatangkan. WFP juga
berupaya bekerjasama dengan negara-negara terutama negara maju dan beberapa
NGO internasional di seluruh dunia dalam distribusi makanan ini. Distribusi
itupun dibuat dua tahap, pertama ditujukan untuk 2,65 juta orang, yang di
dalamnya berisikan bantuan makanan yang akan didistribusikan lewat masing-
masing kepala keluarga. Sedangkan pada tahap kedua, WFP menargetkan akan
mendistribusikan makanan ke 1,7 juta orang yang dikategorikan berada dalam
kondisi kritis atau sangat kritis51.
Dalam menangani permasalahan di Niger ini, WFP, selain memberi
bantuan makanan dan bantuan logistik yang memiliki basis di kota Brindisi, Italia,
dan sebagai penyalur bantuan dana dan makanan dari negara-negara lain, badan
50WFP Niger: Special Operation, dalam http://www.wfp.org/operations/current_operations/project_docs/104810.pdf, diakses pada tanggal 3 november 2017
51The Niger Crisis: WFP Update 4 Aug 2005,
dalam http://www.reliefweb.int/rw/RWB.NSF/db900SID/HMYT-6EXM34?OpenDocument,
diakses pada tanggal 3 november 2017
59
tersebut juga memiliki serangkaian program yang lebih bersifat jangka panjang,
salah satunya dinamakan dengan food-for-work programme. Program ini pada
dasarnya bertujuan untuk membantu para petani dalam melakukan rehabilitasi
tanah dan ladang mereka, serta meningkatkan produksi pertanian di musim
mendatang. Program ini juga memasukkan pelatihan secara teknis ke dalam salah
satu kuncinya, seperti misalnya memperbaiki bendungan yang terkait dengan
pengairan pertanian, rehabilitasi dan perlindungan tanah, dan bagaimana
menciptakan perkebunan sayuran serta buah-buahan yang baik sehingga dapat
digunakan sebagai alternatif52. Hal ini memiliki tujuan yang lebih berkelanjutan
dibandingkan dengan sekadar membagi-bagikan makanan kepada masyarakat.
Peran WFP dalam menangani krisis pangan sangat dibantu oleh lembaga-
lembaga lain. Sesuai dengan standar operasi WFP, WFP juga membangun
jaringan dengan lembaga lain seperti NGO dan organisasi lain. Dalam
penanganan krisis pangan di Niger, misalnya, WFP bekerjasama dengan World
Vision, sebuah NGO internasional yang berbasis di Australia. Kerjasama
dilakukan dalam bentuk mendistribusikan berton-ton padi-padian melalui 120
jaringan masyarakat, terutama di wilayah Zinder, Maradi, dan Tillaberi, NGO ini
juga turut bekerjasama dengan pemerintah Niger dalam rangka memecahkan akar
utama penyebab krisis pangan yang sedang melanda saat ini. Dalam program
tersebut termasuk pula melakukan penanaman pohon akasia secara besar-besaran,
yaitu sebanyak 60.000 bibit pohon akasia, karena pohon akasia tidak akan
menjadi subyek penyerangan hama belalang yang menjadi pemicu permasalahan
52Mali and Niger: Enough Locusts “To Bring Job to His Knees”, loc. cit.
60
yang sekarang sedang dihadapi oleh Niger.Sehingga penanaman akasia secara
besar-besaran ini diharapkan dapat menjaga environmental sustainability di
negara tersebut pada masa yang akan datang
2.3 Penyebab Krisi Pangan dan Kelaparan di Niger
Niger merupakan sebuah wilayah yang luas di tepi gurun sahara. yang
mana Ekspor utamanya adalah uranium dan negara ini sangat rentan terhadap
flukktuasi harga pertanian. Niger memiliki posisi tawar pada bidang eksplorasi
minyak dan pertambagan emas, yang dapat meningkatkan kekayaan negara.
Setelah kemerdekaan pada tahun 1960 kemajuannya terhalang oleh
ketidakstabilan politik dan kekeringan lima tahun, yang menghancurkan ternak
dan tanaman. Tingkat pendidikan di niger sangatlah rendah dimana niger
merupakan salah satu negara dengan tingkat buta huruf tertinggi didunia.53
Hampir seluruh wilayah sahel mengalami masalah yang sama yaitu
bencana kekeringan yang mengakibatkan kelaparan. Curah hujan tahunan telah
menurun selama siklus 20 tahuun dan menjadi tak terduga selama siklus empat
tahun (2001-2002 dan 2002-2003): rata-rata curah hujan; 2003-2004: curah hujan
yang tinggi; 2004-2005: curah hujan yang rendah). Di sisi lain populasi Niger
telah naik dua kali lipat dalam 20 tahun (1984-2004). Hal ini membuat Niger
menjadi negara dengan tingkat reproduksi tertinggi di dunia (delapan anak untuk
setiap wanita). Lebih dari 15 % anak-anak berusia dibawah 5 tahun menderita
malnutrisi akut. Salah satu penyebab utama kekuragan gizi yaitu perusakan lahan
53BBC News Africa: “Niger Profile” http://www.bbc.com/news/world-africa-13943662 diakses pada tanggal 4 november 2017 pkl. 23.00
61
oleh belalang pada tahun 2004. FAO tidak mendapat donor untuk mendanai
skema untuk memberantas hama belalang. Serangga ini menyebar ke berbagai
daerah dan menyebabkan 223.000 ton produksi gandum dan pakan ternak
4.642.000 ton mengalami defisit (FAO,2005).54
Niger menempati peringkat terakhir Human Development Index (HDI) dari
177 negara pada tahun 2005, dan Gender-Related Development Index serta
Human Poverty Index. IMF memperkirakan bahwa 63% penduduk Niger hidup
dibawah garis kemiskinan. UNICEF memperkirakan angka kematian tahun 2005
pada bayi di bawah lima tahun yaitu 256 untuk setiap 1.000 anak yang
mengambarkan kerentanan struktural ekonomi dan populasi. Selain itu, Niger
adalah salah satu negara di muka bumi, dengan tiga-perempat dari permukaan
ditutupi oleh gurun. Kekeringan berulang secara berlebihan, erosi tanah,
penggundulan hutan, dan penggurunan mengancam lingkungan dan kehidupan
masyarakat. Hal ini diperburuk oleh laju pertumbuhan penduduk yang terus
meningkat 3,2 persen dan pembagian tanah warisan.mengikti tren ini, lahan
pertanian per kapita akan berkurang dari 1,2 hektar pada tahun 2005 menjadi 0,87
di 2015.55
Dengan jumlah penduduk 12,5 juta dan rata-rata pendapatan per kapita US
$232 per tahun, Niger adalah salah satu negara termiskin di dunia, dimana lebih
dari 60 persen penduduknya hidup dengan kurang dari US 1 $ per hari. Indikator
54Emmanuel Salliot, 2010, “ A review of past security event in the sahel 1967-2007” http://www.oecd.org/swac/publications/47092939.pdf diakses pada tanggal 5 november 2017 pkl. 01.23 55Marta Maranon, 2007, “Niger; A Crisis of Acute, Protracted Poverty and Vulnerability” http://daraint.org/wp-content/uploads/2010/10/HRI_2007_niger.pdf 112 diakses pada 5 november 2017 pkl. 03.00
62
pembagunan sosial yang sangat rendah, melonjaknya pertumbuhan penduduk dan
disparitas gender yang tajam membuat situasi semakin buruk, oleh karena itu
Niger dimasuukan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada
tahun 2005 sebagai indeks pembagunan manusia terendah di dunia. Populasi
terkonsentrasi di sabuk agro-pastoral selatan hidup terutama oleh pertanian; 85%
dari populasi pedesaan. Perekonomian negara bergantung pada cuaca dan pada
konteks regional. Nigeria memainkan peran utama dalam dinamika ekonomi dan
sosial negara itu karena merupakan sebagai pasar utama ekspor bagi Niger,
pemasok utama produk makanan impor dan negara tuan rumah utama bagi para
emigran Niger. Daerah yang berbatasan dengan Nigeria merupakan salah satu
daerah yang paling penduduknya di afrika.
2.3.1 Penyebab Krisi Pangan di Niger
Krisis pangan di Niger dipengaruhi oleh orang yang tinggal di zona
transisi di negra itu. Catatan produksi makanan untuk tahun 2005 menunjukan
kekurangan sereal dari 9% atau 250.000 ton. Inflasi harga lokal, penurunan 16%
karena degradasi daya beli, terutama di kalangan populasi agro-pastoral.
Meskipun ketersediaan pangan meningkat, namun hal ini tidak menjelaskan
besarnya krisis selama lima tahun sebelumnya panen lebih buruk dari 2005, tetapi
tidak ada yang memiliki signifikan berdampak pada ketahanan pangan atau status
gizi masyarakat.56
56Manuel Sanchez-montero, 2006, “The 2005 Niger Food Crisis: a strategic approach to tackling human needs” http://odihpn.org/magazine/the-2005-niger-food-crisis-a-strategic-approach-to-tackling-human-needs/ diakses pada tanggal 5 November 2017 pkl. 05.15
63
Pada bulan maret 2005, harga sereal di Niger adalah 46% lebih tinggi dari
pada taun 2003. Banyak orang pindah dari daerah pedesaan di Niger ke pusat kota
untuk mencari makanan dan pekerjaan. Hal ini merupakan krisis pangan terburuk
di Niger sejak 1984. Beberapa tahun terjadi kesulitan ekonomi yang parah di
Niger yang mengurangi kemampuan orang untuk mengatasi krisis pangan. Situasi
ini sangat buruk bagi pastoral/komunitas penggiring nomaden. Hanya sekitar 15%
tanah di Niger yang cocok untuk pertanian. Bahkan di tahun-tahun normal di
Niger, sekitar 40% (satu juta) dari anak-anak menderita beberapa derajat
manutrisi. Pada puncak krisis , ada kekhawatiran bahwa satu dari sepuluh anak-
anak akan mati apabila mereka tidak mendapat bantuan makanan ceppat.57 Krisis
Niger pada periode ini sangatlah memprihatinkan karena masyarakat Niger
bahkan tidak mampu untuk membeli kebutuhan makanan mereka bahkan dengan
harga rendah, yang pada akhirnya membuat pemerintah membagikan makanan
gratis untuk masyarakat agar dapat bertahan hidup.
Banjir pada bulan Agustus dan September 2010 membuat hidup lebih sulit
bagi sekitar 200.000 orang yang selamat dari bencana dikarenakan krisis pangan.
Sekitar 100.000 ternak mati dan lahan pertanian rusak. 7,1 juta orang atau hampir
setengah dari populasi, mengalami krisis pangan pada tahun 2010. Dari mereka
3,3 juta menghadapi krisis pangan kronis. Beberpa keluarga ada yang hidup
dengan mengkonsumsi daun liar, karena gagal panen dan padang rumput mereka
mengalami kekeringan. Banyak petani terpaksa menjual ternak atau mengunakan
57British Red Crosh: “ West Africa Food Crisis 2005” http://www.redcross.org.uk/what-we-do/Emergency-response/past-emergency-appeals/West-Africa-crisis-2005 diakses pada tanggal 5 november 2017 pkl. 08.15
64
saham sereal untuk memberi makan ternak. Banyak ternak meninggal karena
kelaparan. Tingkat kekuragan gizi anak naik melampaui tingkat darurat.
Malnutrisi akut global pada anak balita mencapai 17% pada mei, naik dari 12%
pada 2009. (WFP) pada bulan juli 2010, josette sheeran kepada program pangan
dunia (WFP) memperingati situasi di Niger memburuk lebih cepat dari yang di
perkirakan dan mengatakan krisis bisa menelan korban jiwa.58
Situasi di Niger pada saat krisis pangan 2012, mengalami kekuragan
produksi sereal yang hanya 519.000 ton yang hanya 519.000 ton yang hanya
mencukupi 14% dari kebutuhan penduduk, hasil panen rendah selama msin hujan,
kembalinya imigran dari libya, yang mengarah ke penurunan remitansi dimana
banyak keluarga yang bergantung dari kiriman uang para imigran, harga tinggi di
pasar, tingkat malnutrisi akut sudah mencapai 12% di mayahi dan keita. Pada
musim semi, 13.000 anak-anak menderita akut yang parah 5,5 juta orang (35%
dari populasi) menderita rawan pangan; 1,3 juta orang trkena dampak kerawan
pangan yang ekstrim.59
Struktur sosial dan ekonomi yang lemah didukung kerentanan kelompok-
kelompok ini:60
a. Kegiatan mata pencaharian masyarakat yang terkena dampak krisis
musiman pertanian sereal, peternakan, pertanian kontra-musiman kecil,
58Thomson Routers Foundation; “West Africa Food Crisis 2010” http://news.trust.org//spotlight/w-african-food-crisis-2010/ diakses pada tanggal 5 november 2017 pkl 13.25 59ACF International; “ Sahel Food Crisis, a race againts time” https://www.actionagainsthunger.org.uk/fileadmin/contribution/0_accueil/pdf/sahel%20food%20crisis_LR_01.pdf hal 2 diakses pada tanggal 6 november 2017 pkl. 04.21 60Opcit http://news.trust.org//spotlight/w-african-food-crisis-2010/ diakses pada tanggal 6 november 2017 pkl. 06,23
65
rempah-rempah tumbuh tergantung pada kondisi cuaca dan produksi
bervariasi.
b. Pasar sereal Niger secara ketat dikontrol oleh kelompok pedagang, para
pedagang ini tetap menahan sereal dari peredaran sampai harga maksimum
tercapai.
c. Dinamika perdagangan Niger didominasi oleh pasar Nigeria, yang jauh
lebih aktif, memiliki daya beli lebih tinggi dan menarik komoditas yang
lain yang akan dijual di Niger.
d. Masyarakat pedesaan yang terkena dampak krisis secara retak dan
kekuragannya struktur masyarakat sipil. Mereka juga memiliki kapasitas
yang sangat lemah untuk membela kepentigan lobi pribadi, seperti para
pedagang.
e. Lembaga-lembaga negara yang lemah di beberapa daerah (daerah
pedesaan di wilayah tengah dan utara) dan disekitar tertentu (regulasi
pasar sereal, kesehatan asyarakat dan pengawasan keamanan pangan)
2.3.2. Korban kelaparan di Niger
Niger adalah negara yang terkunci di daratan di wilayah Sahel yang
menghadapi defisit pangan. Populasinya 18 juta orang tumbuh 4 persen per tahun
- salah satu tingkat tertinggi di dunia.
Lebih dari 1,5 juta orang di Niger terpengaruh oleh kerawanan pangan
pada tahun 2017. 1,5 juta lainnya diperkirakan menjadi makanan yang tidak aman
secara kronis, dan jutaan lebih mengalami kekurangan sementara selama musim
paceklik. Hampir 20 persen dari populasi tidak dapat memenuhi kebutuhan
66
makanan mereka karena faktor-faktor seperti produksi pertanian yang tidak
memadai, kendala keamanan dan pertumbuhan demografi yang tinggi. Angka ini
meningkat menjadi hampir 30 persen selama periode hujan yang buruk. Dalam
konteks ketidaksetaraan gender yang meluas dan tertanam, kerawanan pangan
mempengaruhi perempuan secara tidak proporsional, terutama di daerah
pedesaan. Ketimpangan gender yang terus-menerus terus menantang
pembangunan dan berdampak pada keamanan pangan dan gizi61.
Data dari situs resmi WFP menyebutkan sebanyak, 42 persen anak-anak di
bawah usia 5 tahun menderita kekurangan gizi kronis dan 10,3 persen mengalami
kekurangan gizi akut. Diet kekurangan vitamin dan mineral yang diperlukan.
Akibatnya, lebih dari 73 persen anak di bawah usia 5 tahun, dan hampir 46 persen
wanita usia reproduktif, mengalami anemia62.
Gambar 2.2
Kondisi Penduduk Niger Kekurangan Pangan
Sumber : http://www.oecd.org/countries/niger/foodsecurityinniger.htm
61Dikutip dari http://www1.wfp.org/countries/niger, diakses pada tanggal 6 november 2017 pkl, 09.12 62Ibid
67
Musim hujan sangat singkat, dan negara ini dihantam oleh curah hujan
yang semakin tidak teratur, peningkatan suhu, penggurunan dan guncangan iklim
yang semakin sering terjadi. Empat krisis pangan dan gizi yang berkaitan dengan
iklim yang parah sejak tahun 2000 telah memperburuk kerentanan Niger terhadap
kerawanan pangan. Epidemi dan konflik di tiga negara tetangga memperburuk
situasi. Konflik di Nigeria utara telah mengungsi - banyak di antaranya menderita
kekurangan gizi kronis - ke daerah Lembah Danau Chad. Pertempuran telah
tumpah di perbatasan, memperdalam ketidakamanan pangan lokal dan
membahayakan masyarakat tuan rumah, pengungsi dan pekerja kemanusiaan63.
Ekonomi tidak dapat mendukung jaring pengaman sosial yang memadai
untuk populasi rentan Niger yang besar, dan kemampuan Pemerintah untuk
menghadapi kelaparan dibatasi oleh keterbatasan keuangan, kapasitas dan logistik.
Program Pangan Dunia telah bekerja di Niger sejak 1968. Pekerjaan kami
saat ini bertujuan untuk mengurangi kelaparan dan kekurangan gizi tidak hanya
dalam situasi darurat tetapi juga dalam jangka panjang melalui kegiatan
membangun ketahanan. Operasi kami selaras dengan Agenda 2030 Perserikatan
Bangsa-Bangsa, terutama Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2 dan 17:
'Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, dan
mempromosikan pertanian berkelanjutan' dan 'Memperkuat sarana pelaksanaan
dan merevitalisasi kemitraan global untuk berkelanjutan pengembanga
63Dikutip dari http://www1.wfp.org/countries/niger, diakses pada tangga 6 november 2017 pkl. 14.02
68
2.4.Dampak Krisis Pangan dan Kelaparan di Niger
Krisis pangan yang terjadi disahel banyak memberikan dampak negatif
bagi kehidupan masyarakatnya. Yang paling serius terkena dampak adalah
populasi perempuan,anak-anak, rumah tanggga miskin dengan akses terbatas pada
alat-alat produksi, dan rumah tangga yang biasanya tergantung pada emigrasi
musiman, serta masyarakat didaerah di tandai dengan rasa tidak aman. Perempuan
dan anak-anak yang paling terkena dampak selama krisis pangan. Marginalisasi
sistematis ekonomi wanita, sosial dan politik, diskriminatif norma dan praktek
berarti bahwa mereka kurang memiliki akses terhadap tanah, kredit, input
pertanian dan cara lain untuk menghaslkan pendapat. Dalam rumah tangga, wanita
cenderung makan terakhir, dan akses mereka terbatas untuk nutrisi yang
berkualitas selama krisis pangan. Selain itu, sebuah survei yang di lakukan oleh
pemerintah chad di wilayah barh el gazel pada tahun 2011 menunjukan bahwa
rumah tangga yang dikepalai perempuan hampir dua kali lebih mungkin untuk
menderita kerawanan pangan dari pada rumah tangga yang di kepalai laki-laki.64
Negara-negara Afrika dan dunia ketiga yang miskin memiliki tingkat
pertumbuhan tertinggi didunia yang menempatkan mereka pada peningkatan
risiko krisis pangan. Seperti penduduk niger meningkat 250.000-15.000.000 pada
tahun 1950-2010. Menurut beberapa estimasi, Afrika akan menghasilkan makanan
yang cukup hanya untuk sekitar seperempat populasi pada tahun 2025 jika tingkat
64Oxfam Research Report;2012, “ FOOD CRISIS, GENDER, AND RESILIENCE IN THE SAHEL; lesson from the 2012 crisis in Burkina Faso, Mali, and Niger https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/rr-food-crisis-gender-resilience-sahel-160614-en_0.pdf hal 10 diakses pada tanggal 6 november 2017 pkl 19.34
69
pertumbuhan saat ini akan terus berlanjut.65 Bersamaan dengan kemiskinan
endemik dan kerentanan yang mempengaruhi orang-orang diwilayah tersebut.
Niger pada tahun 2005, gagal panen mengakibatkan kerawanan pangan di
berbagai daerah di Afrika Barat, sementara Niger terkena paling buruk. 2005-
2006 Niger mengalami krisis pangan disebabkan oleh kombinasi dari kekeringan
dan serangan hama yang mengakibatkan gagal panen dan padang rumput kering.
Krisis mempengaruhi sekitar 3,5 juta orang dengan lebih dari 800.000 ribu
menderita kekurangan pangan yang parah. Tingkat gizi buruk saat ini di niger
mencapai 20% tingkat global akut malnutrisi pada anak-anak dibawah dua tahun
lalu; hujan yang tidak menentu dan infestasi hama telah merusak panen terutama
di wilayah tengah dan barat. Akibatnya, harga sereal yang baik naik diatas rata-
rata musiman selama lima tahun terakhir. Diperkirakan 8 juta orang menghadapi
risiko kekuragan pangan. Dampak kesehatan dari krisis pangan tahun 2005 di
niger pada mulanya diremehkan. Sebagian besar intervensi kemanusiaan
difokuskan pada pasokan makanan bukan risiko kesehatan yang berhubungan
dengan malnutrisi. Namun, seperti orang yang lemah karena kekuragan gizi,
menyebabkan risiko kematian lebih besar dari pada penyakit.66
65Harvesthelp; african food issues, “ causes of food insecurity in african and other third world Countries” http://www.harvesthelp.org.uk/causes-of-food-insecurity-in-african-and-other-third-world-countries.html diakses pada tanggal 6 november 2017 pkl. 21.20 66Humanitarian Practice Network: 2012, “ Humanitarian Exchange; special feature the crisis in the sahel” http://ec.europa.eu/echo/files/aid/countries/sahel_humanitarianexchange055_1.pdf diakses pada tanggal 7 november 2017 pkl 03.25
top related