bab ii analisis data pergeseran bentuk dan...
Post on 05-Feb-2018
250 Views
Preview:
TRANSCRIPT
34
BAB II
ANALISIS DATA PERGESERAN
BENTUK DAN MAKNA
2.1 Analisis Data Pergeseran Bentuk
Pergeseran bentuk adalah suatu prosedur penerjemahan yang
melibatkan pengubahan bentuk gramatikal dari bahasa sumber ke bahasa
sasaran (Machali, 2000: 63). Pada penelitian ini, pembahasan dianalisis sesuai
dengan kriteria-kriteria yang telah dijabarkan dalam bab satu, mengenai
pergeseran dalam penerjemahan menurut teori Simatupang. Pergeseran
tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu pergeseran bentuk dan makna yang
terjadi dalam penerjemahan teks drama Ma'sa>tu Zainab.
Pergeseran bentuk dalam penelitian ini, meliputi (a) pergeseran pada
tataran morfem, (b) pergeseran dalam tataran sintaksis dari kata ke frasa dan
(c) pergeseran kategori kata, meliputi pergeseran dari nomina ke adjektiva
serta pergeseran dari nomina ke verba. Pada penelitian ini terdapat
pembatasan masalah yang akan diteliti, yaitu hanya pada morfem dan kata
dalam teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu).
Pergeseran tataran sintaksis dari kata ke frasa dalam penelitian ini
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok kata, yaitu nomina (kata benda),
verba (kata kerja) dan adjektiva (kata sifat). Jadi, pada pergeseran dalam
tataran sintaksis dari kata ke frasa, terdiri dari: (1) pergeseran dari kata
(nomina) ke frasa, meliputi pergeseran kata (nomina dengan penanda tanwin)
35
ke frasa, pergeseran kata (nomina dengan penanda alif lam) ke frasa,
pergeseran kata (nomina dengan penanda charfu jar) ke frasa, pergeseran kata
(nomina dengan penanda charfu nida >'i) ke frasa, pergeseran kata (nomina
berupa ism mashdar) ke frasa, pergeseran kata (nomina berupa ism maf‘u>l) ke
frasa, pergeseran kata (nomina berupa shifah musyabbahah) ke frasa,
pergeseran kata (nomina berupa ism tafdhi >l) ke frasa, pergeseran kata
(nomina berupa ism zama >n) ke frasa, serta pergeseran kata (nomina berupa
ism maka >n) ke frasa, (2) Pergeseran kata (verba) ke frasa, dan (3) Pergeseran
kata (adjektiva) ke frasa.
Selain pergeseran dalam tataran sintaksis, dalam penelitian ini
terdapat pergeseran kategori kata, terdiri dari: (1) Pergeseran dari nomina
(berupa ism maka >n) ke adjektiva, dan (2) Pergeseran dari nomina ke verba,
meliputi pergeseran dari nomina (dengan penanda tanwin) ke verba,
pergeseran dari nomina (dengan penanda alif lam) ke verba, serta pergeseran
dari nomina (dengan penanda charfu jar) ke verba.
2.1.1 Pergeseran pada Tataran Morfem
Morfem bukan merupakan satuan bentuk dalam sintaksis.
Dalam menentukan sebuah satuan bentuk termasuk morfem atau
bukan, harus membandingkan bentuk tersebut di dalam kehadirannya
dengan bentuk-bentuk lain. Jika bentuk tersebut ternyata bisa hadir
secara berulang-ulang dengan bentuk lain, maka bentuk tersebut
adalah sebuah morfem.
36
Morfem-morfem dalam setiap bahasa dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa kriteria, antara lain berdasarkan keberadaannya,
keutuhannya, maknanya, dan sebagainya. (Chaer, 2012: 151). Dalam
penelitian ini, akan membahas morfem dalam pergeseran
penerjemahan, yang diklasifikasikan berdasarkan keberadaannya,
yaitu morfem terikat dan morfem bebas. Contoh data sebagai berikut:
Tabel 1
BSu قتلت . ومن حلب تئسليمان احللىب. قتلت كليرب. ج أنا
)٦٠: ٠٩٩١ باكثري،) كليرب. أنا سليمان احللىب[Ana> Sulaima>nu al-Chalabi >. Qataltu Kilyibir. Ji'tu
min Chalabi. Wa qataltu Kilyibir. Ana > Sulaima >nu al-
Chalabi> (Bakatsir, 1990: 61)]
BSa Aku Sulaiman al-Halaby. Akulah pembunuh Clever.
Aku datang dari Halab. Aku yang membunuh
Clever. Namaku Sulaiman al-Halaby (Hidayah,
2009: 112)
Pada tabel (1) terdapat pergeseran penerjemahan pada
tataran morfem dari morfem terikat ke morfem bebas, yaitu kata
ji'tu جئت (BSu), yang diterjemahkan menjadi "aku datang" (BSa).
Huruf ta>’ (ت) pada kata ji'tu جئت dalam BSu, merupakan dhamir
muttashil dan termasuk morfem terikat.
Dhamir muttashil ضمري متصل adalah apa-apa yang tidak
berada di awal, dan tidak terletak setelah illa> إال (Ghulayaini, 2005:
88). Dhamir muttashil terdapat sembilan huruf, salah satu
37
diantaranya, yaitu huruf ta>’ (ت) pada kata ji'tu .جئت Sedangkan,
morfem terikat merupakan morfem yang tanpa digabung dulu
dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam pertuturan (Chaer,
2012: 152).
Adapun dalam BSa, Huruf ta>’ (ت) pada kata ji'tu جئت diterjemahkan menjadi "aku", yang merupakan morfem bebas.
Morfem bebas yaitu morfem yang tanpa kehadiran morfem lain
dapat muncul dalam pertuturan (Chaer, 2012: 151). Oleh karena
itu, pada kata ji'tu جئت yang diterjemahkan menjadi "aku datang",
mengalami pergeseran pada tataran morfem, yaitu dari morfem
terikat ta>’ (ت) dalam BSu, menjadi morfem bebas "aku" dalam
BSa.
2.1.2 Pergeseran dalam Tataran Sintaksis dari Kata ke Frasa
Pergeseran tataran merupakan proses atau hasil pemindahan
suatu satuan dari satu tataran ke tataran lain (Kridalaksana, 2008:
189). Penelitian ini akan memaparkan pergeseran bentuk dalam
tataran sintaksis dari kata ke frasa. Sehubungan dengan hal itu,
penelitian ini hanya akan membahas kata yang diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok, yaitu kata benda, kata kerja, dan kata sifat
dalam pergeseran penerjemahan yang terdapat pada teks drama
Ma'sa >tu Zainab.
38
2.1.2.1 Pergeseran dari Kata (Nomina) ke Frasa
Dalam penelitian ini ditemukan pergeseran dalam tataran
sintaksis dari kata (nomina) ke frasa, meliputi pergeseran kata
(nomina dengan penanda tanwin) ke frasa, pergeseran kata (nomina
dengan penanda alif lam) ke frasa, pergeseran kata (nomina dengan
penanda charfu jar) ke frasa, pergeseran kata (nomina dengan
penanda charfu nida >'i) ke frasa, pergeseran kata (nomina berupa ism
mashdar) ke frasa, pergeseran kata (nomina berupa ism maf‘u>l) ke
frasa, pergeseran kata (nomina berupa shifah musyabbahah) ke frasa,
pergeseran kata (nomina berupa ism tafdhi >l) ke frasa, pergeseran
kata (nomina berupa ism zama >n) ke frasa, serta pergeseran kata
(nomina berupa ism maka >n) ke frasa.
2.1.2.1.1 Pergeseran dari Kata (Nomina dengan Penanda Tanwin) ke
Frasa
Pada penelitian teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran kata (nomina dengan penanda tanwin) ke frasa. Contoh
data sebagai berikut:
Tabel 2
BSu ستعماريني و أخطر و أخبث. إهنم جيمعون بني أطماع اإل غالب على البحر كله ،،، أسطولأحقاد الصليبيني و ذلم
)٠١٤: ٠٩٩١ باكثري،)[Akhtharu wa akhbatsu. Innahum yajma‘u>na baina
athma>‘il-isti‘ma>riyyi >na wa achqa >dil-shali >biyyi >na wa
39
lahum usthu >lun gha>laba ‘ala>l-bachri kulluhu ,,,
(Bakatsir, 1990: 104)]
BSa Sangat berbahaya. Inggris adalah gabungan dari
sikap tamak tanah jajahan dan kejahatan setan.
Mereka punya armada laut yang menguasai penjuru
lautan ,,, (Hidayah, 2009: 185)
Pada tabel (2) penerjemahan di atas terdapat pergeseran
bentuk dalam tataran sintaksis dari kata ke frasa, yaitu kata
usthu >lun menjadi "armada laut" (BSa). Kata usthu ,(BSu) أسطول >lun
dalam BSu, merupakan kata berkategori nomina yang أسطول
ditandai dengan adanya tanwin (Ghulayaini, 2005: 15), yaitu
dhamah tanwin pada huruf terakhirnya.
Adapun dalam BSa, kata usthu >lun أسطول diterjemahkan
menjadi frasa yaitu "armada laut". Frasa merupakan gabungan dua
kata yang sifatnya tidak predikatif (Kridalaksana, 2008: 66).
Dengan demikian, penerjemahan di atas mengalami pergeseran
pada tataran sintaksis dari kata usthu >lun أسطول (BSu) ke frasa
"armada laut" (BSa) .
2.1.2.1.2 Pergeseran dari Kata (Nomina dengan Penanda Alif Lam) ke
Frasa
Dalam teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran kata (nomina dengan penanda alif lam) ke frasa. Berikut
contoh data:
40
Tabel 3
BSu ...تفقوا مع الفرنسيني و قدموا ذلم يف النهاية و ا لوا عنهممث خت يف السفن إلحراق القاهرة و بوالق احلطب )٠٠٨: ٠٩٩١ )باكثري،
[... Tsumma takhallu> ‘anhum fi >n-niha >yati wat-tafaqu> ma‘al-Faransiyyi >na wa qadamu> lahumul-chathaba
fi >s-sufuni li ichra>qil-Qa>hirati wa Bu>la>q (Bakatsir,
1990: 118)]
BSa Membuat kesepakatan dengan Perancis dan
membawa kayu bakar di kapal untuk membakar
Kairo dan Bolaq (Hidayah, 2009: 210)
Pada tabel (3) terdapat pergeseran penerjemahan dalam
tataran sintaksis dari kata ke frasa yaitu kata al-chathabu احلطب
(BSu), yang diterjemahkan menjadi "kayu bakar" (BSa). Kata al-
chathabu احلطب dalam BSu, termasuk nomina dengan penanda alif
lam ال (Ghulayaini, 2005: 15). Nomina dalam bahasa Arab
dipadankan dengan istilah ism (Al-Khuli, 1982: 183). Ism (اسم)
adalah apa-apa yang menunjukkan suatu makna tertentu yang tidak
terikat waktu (Ghulayaini, 2005: 15).
Adapun dalam BSa, kata al-chathabu احلطب diterjemahkan
menjadi frasa yang merupakan gabungan dua kata, yaitu kayu dan
bakar. Oleh karena itu, penerjemahan di atas mengalami pergeseran
tataran sintaksis dari kata ke frasa, yaitu kata al-chathabu احلطب
dalam BSu, menjadi frasa "kayu bakar" dalam BSa.
41
2.1.2.1.3 Pergeseran dari Kata (Nomina dengan Penanda Charfu Jar) ke
Frasa
Pada penelitian teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran kata (nomina dengan penanda charfu jar) ke frasa.
Contoh data sebagai berikut:
Tabel 4
BSu ٥: ٠٩٩١ باكثري،) كيلعين قطرةانتظرى يا زينب سآتى ب(
[Intadziri > ya> Zainabu sa-a>ti > bi qathratin li ‘ainiki
(Bakatsir, 1990: 5)]
BSa Tunggu Zainab. Aku ambilkan obat tetes mata
untukmu (Hidayah, 2009 :10)
Pada tabel (4) penerjemahan di atas terdapat pergeseran
bentuk dalam tataran sintaksis dari kata ke frasa, yaitu kata
qathratun قطرة (BSu), menjadi "obat tetes" (BSa). Kata qathratun
ةقطر dalam BSu, merupakan kata berkategori nomina yang ditandai
dengan adanya charfu jar (Ghulayaini, 2005: 15).
Charfu jar حرف جر adalah huruf yang menghubungkan
makna peristiwa sebelumnya kepada ism setelahnya (Ghulayaini,
2005: 499). Charfu jar terdiri dari 20 huruf, salah satunya yaitu
huruf ba>’ (ب) , yang terdapat pada biqathratin قطرةب .
42
Adapun dalam BSa, kata qathratun قطرة diterjemahkan
menjadi frasa yang bersifat nonpredikatif. Dengan demikian,
penerjemahan di atas mengalami pergeseran pada tataran sintaksis
dari kata qathratun قطرة (BSu) ke frasa "obat tetes" (BSa).
2.1.2.1.4 Pergeseran dari Kata (Nomina dengan Penanda Charfu Nida >'i)
ke Frasa
Dalam teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran kata (nomina dengan penanda charfu an-nida >'i) ke
frasa. Berikut contoh data:
Tabel 5
BSu بونابرت . اقتلوا خليعة اسكىت يا صديقة الفرنسيس . اسكىت يا )۳٠ :٠٩٩١ باكثري،) الفاجرة. اقتلوا الكافرة
[Uskuti > ya> shadi >qatal-Faransi >si. Uskuti > ya> khali >‘ata
Bu>na>barti. Uqtulu >l-fa>jirata. Uqtulu>l-ka>firata
(Bakatsir, 1990: 31)]
BSa ”Dasar teman Perancis!” “Laknat untuk pemuas
nafsu Bonaparte!” “Bunuh pelacur itu!” “Bunuh
orang kafir itu!’’ (Hidayah, 2009: 62)
Pada tabel (5) terdapat pergeseran penerjemahan dalam
tataran sintaksis dari kata ke frasa, yaitu kata khali >’atu خليعة (BSu),
yang diterjemahkan menjadi "pemuas nafsu" (BSa). Kata khali >’atu
dalam BSu, termasuk nomina yang ditandai dengan adanya خليعة
43
charfu an-nida >'i (Ghulayaini, 2005: 15). Charfu an-nida >'i حرف
pada يا ’<terdiri dari tujuh huruf, salah satunya yaitu huruf ya النداء
kata يا خليعة ya> khali >’ata. Huruf ya digunakan untuk memanggil يا ’<
dalam semua keadaan, baik untuk jarak dekat, jauh maupun
pertengahan (Ghulayaini, 2005: 485).
Adapun dalam BSa, kata "pemuas nafsu" termasuk frasa.
Frasa merupakan gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi
sintaksis dalam kalimat (Chaer, 2012: 222). Oleh karena itu,
penerjemahan di atas mengalami pergeseran tataran sintaksis dari
kata ke frasa, yaitu kata khali >’atu خليعة dalam BSu, menjadi frasa
"pemuas nafsu" dalam BSa.
2.1.2.1.5 Pergeseran dari Kata (Nomina Berupa Ism Mashdar) ke Frasa
Pada penelitian teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran kata (nomina dengan penanda ism mashdar) ke frasa.
Contoh data sebagai berikut:
Tabel 6
BSu دبيه ال سبيل إىل ذلكلك يا مدام فر شكرا )٧٥ :٠٩٩١ ،)باكثري
[Syukran laki ya > Mada >m Firdibi >h la > sabi >la ila > dza >lika (Bakatsir, 1990: 75)]
44
BSa Terima kasih Madam Friedberg, Anda tak perlu
melakukan semua ini (Hidayah, 2009: 137)
Pada tabel (6) penerjemahan di atas terdapat pergeseran
bentuk dalam tataran sintaksis dari kata ke frasa, yaitu kata
syukran menjadi "terima kasih" (BSa). Kata ,(BSu) شكرا
syukran dalam BSu, termasuk nomina yang berupa ism شكرا
mashdar.
Ism mashdar ادلصدر اسم adalah sesuatu yang menyamakan
mashdar ادلصدر dalam menunjukkan peristiwa atau suatu kejadian,
dan tidak disamakan penggunaan semua huruf dari fi‘l nya. Akan
tetapi, menggunakan sebagian huruf dari fi‘l nya. Misalnya
takallama تكّلم menjadi kala>man كالما (Ghulayaini, 2005: 133).
Ism mashdar pada kata syukran diambil dari kata kerja (fi‘l) , شكرا
yang berasal dari kata syakara-yasykuru يشكر -شكر (Munawwir,
1997:734).
Adapun dalam BSa, kata "terima kasih" termasuk frasa
yang merupakan gabungan kata, yaitu terima dan kasih. Dengan
demikian, penerjemahan di atas mengalami pergeseran pada tataran
sintaksis dari kata syukran "ke frasa "terima kasih (BSu) شكرا
(BSa).
45
2.1.2.1.6 Pergeseran dari Kata (Nomina Berupa Ism Maf‘u>l) ke Frasa
Dalam teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran kata (nomina dengan penanda ism maf‘u >l) ke frasa.
Berikut contoh data:
Tabel 7
BSu ٩ :٠٩٩١ ،)باكثري معقولغري (
[Ghairu ma‘qu>lin (Bakatsir, 1990: 9)]
BSa Tidak masuk akal ada syaikh seberani itu (Hidayah,
2009: 16)
Pada tabel (7) terdapat pergeseran penerjemahan dalam
tataran sintaksis dari kata ke frasa, yaitu kata ma‘qu >lun معقول
(BSu), yang diterjemahkan menjadi "masuk akal" (BSa). Kata
ma‘qu>lun .dalam BSu, termasuk ism berupa ism maf‘u>l معقول
Ism maf‘u>l لفعو ادل اسم yaitu sifat yang diambil dari fi‘l
majhu >l فعل اجملهول (verba pasif) untuk menunjukkan peristiwa yang
terjadi pada yang disifati atas dasar kejadian bukan dari dasar tetap
(Ghulayaini, 2005: 137-138). Kata ma‘qu>lun معقول diambil dari
fi‘l yang berasal dari kata ‘aqala-ya‘qulu يعقل-عقل (Munawwir,
1997: 956).
46
Adapun dalam BSa, kata ma‘qu>lun diterjemahkan معقول
menjadi frasa yaitu "masuk akal". Frasa terdiri dari dua kata atau
lebih, lebih kecil dari klausa dan antara kata-kata tersebut terdapat
hubungan (Pateda, 1994: 89). Oleh karena itu, penerjemahan di atas
mengalami pergeseran pada tataran sintaksis dari kata ke frasa,
yaitu kata ma‘qu>lun "dalam BSu, menjadi frasa "masuk akal معقول
dalam BSa.
2.1.2.1.7 Pergeseran dari Kata (Nomina Berupa Shifah Musyabbahah)
ke Frasa
Pada penelitian teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran kata (nomina dengan penanda shifah musyabbahah) ke
frasa. Contoh data sebagai berikut:
Tabel 8
BSu رأيته يتصل بأتراك خان اخلليلى و يتهامس معهم، و معه رجل علمت فيما بعد أنه تاجر إذمليزى يف رشيد أشقر
) ٠٠ :٠٩٩١ ،)باكثري
[Ra'aituhu yattashilu bi'atra>ki Kha >nal-Khali >li> wa
yataha >masu ma‘ahum, wa ma‘ahu rajulun asyqarun
‘alimtu fi >ma> ba’du annahu ta >jirun Injili>ziyyun fi > Rasyi >din (Bakatsir, 1990: 11)]
BSa Saya melihat dia tengah berbicara pada rapat dengan
orang Turki di Khan Khalili. Dia bersama laki-laki
berambut pirang yang saya tahu adalah pedagang
Inggris di Provinsi Rasyid (Hidayah, 2009: 19-20)
47
Pada tabel (8) penerjemahan di atas terdapat pergeseran
bentuk dalam tataran sintaksis dari kata ke frasa, yaitu kata
asyqarun أشقر (BSu), menjadi "berambut pirang" (BSa). Kata
asyqarun أشقر dalam BSu, merupakan nomina yang berupa shifah
musyabbahah.
Shifah musyabbahah ادلشيهة الصفة adalah sifat yang diambil
dari fi‘l la>zim فعل الالزم untuk menunjukkan makna yang muncul
dengan yang disifati atas dasar tetap, bukan dari sisi kejadian
(Ghulayaini, 2005: 139). Kata asyqarun أشقر diambil dari fi‘l yang
berasal dari kata syaqira-yasyqaru رقشي-رقش (Munawwir, 1997:
732).
Adapun dalam BSa, kata "berambut pirang" termasuk frasa
yang sifatnya tidak predikatif. Dengan demikian, penerjemahan di
atas mengalami pergeseran tataran sintaksis dari kata asyqarun أشقر
(BSu) ke frasa "berambut pirang" (BSa).
2.1.2.1.8 Pergeseran dari Kata (Nomina Berupa Ism Tafdhi >l) ke Frasa
Dalam teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran kata (nomina dengan penanda ism tafdhi>l) ke frasa.
Berikut contoh data:
48
Tabel 9
BSu نعم . . إن مل أذمح أنا يف قتله قام أحدهم بذلك، ولكىن منهم أقوىاهلل. إهنم أقوى مىن جسدا و لكىن سأذمح بإذن
)٥٥: ٠٩٩١ ،)باكثرين إميانا. إهنم خيافون و يرتددو
[Na’am . . In lam anjach ana > fi > qatlihi qa >ma
achaduhum bidza >lika, wa lakini > sa'anjachu bi idzni-
lla>hi. Innahum aqwa > minni > jasadan wa lakini > aqwa> minhum i >ma>nan. Innahum yakha >fu >na wa
yataraddadu >na (Bakatsir, 1990: 55)]
BSa Ya. Jika saya tidak berhasil membunuhnya, salah
satu diantara mereka yang akan meneruskan tugas
ini. Tapi aku yakin aku akan berhasil melakukannya
sendiri dengan izin Allah. Tubuh mereka memang
lebih kuat dibanding badan saya. Tapi iman saya
lebih kuat dibanding iman mereka. Mereka takut dan
gemetar melakukan tugas ini (Hidayah, 2009: 104)
Pada tabel (9) terdapat pergeseran penerjemahan dalam
tataran sintaksis dari kata ke frasa, yaitu kata aqwa ,(BSu) أقوى <
yang diterjemahkan menjadi "lebih kuat" (BSa). Kata aqwa أقوى <
dalam BSu, merupakan nomina yang berupa ism tafdhi >l.
Ism tafdhi >l التفضيل اسم yaitu sifat yang diambil dari fi‘l,
menunjukkan atas dua sesuatu yang bersamaan di dalam sifat dan
salah satu darinya memiliki nilai lebih atas yang lainnya.
(Ghulayaini, 2005: 145). Kata aqwa diambil dari fi’l yang أقوى <
berasal dari kata qawiya-yaqwa يقوى-قوي < (Munawwir, 1997:
1175).
49
Adapun dalam BSa, kata aqwa diterjemahkan menjadi أقوى <
frasa yaitu "lebih kuat". Frasa dalam bahasa Arab dipadankan
dengan syibhu jumlatin atau ‘iba>ratun. Syibhu jumlatin مجلة شبه
yaitu kumpulan kata-kata yang bukan sebagai kata kerja dan
subjeknya (Khuli, 1982: 215). Oleh karena itu, penerjemahan di
atas mengalami pergeseran pada tataran sintaksis dari kata ke frasa,
yaitu kata aqwa dalam BSu, menjadi frasa "lebih kuat" dalam أقوى <
BSa.
2.1.2.1.9 Pergeseran dari Kata (Nomina Berupa Ism Zama>n) ke Frasa
Pada penelitian teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran kata (nomina dengan penanda ism zama>n) ke frasa.
Contoh data sebagai berikut:
Tabel 10
BSu ادلستقبلال يستحق أن يعيش يف احلاضر من ال يهتم ب ) ٦۳ :٠٩٩١ )باكثري،
[La > yastachiqu an ya‘i >sya fi >l-cha>dhiri man la> yahtamu bil-mustaqbali (Bakatsir, 1990: 63)]
BSa Orang yang tidak peduli dengan masa depan tak
berhak hidup di masa kini (Hidayah, 2009: 119)
Pada tabel (10) penerjemahan di atas terdapat pergeseran
bentuk dalam tataran sintaksis dari kata ke frasa, yaitu kata al-
50
mustaqbalu ادلستقبل (BSu), menjadi "masa depan" (BSa). Kata al-
mustaqbalu ادلستقبل dalam BSu, merupakan nomina yang berupa
ism zama >n.
Ism zama>n adalah apa-apa yang diambil dari fi‘l زمانالاسم
untuk menunjukkan waktu sebuah perisiwa (Ghulayaini, 2005:
150). Kata al-mustaqbalu diambil dari fi‘l yang berasal dari ادلستقبل
kata qabila-yaqbalu قبلي-قبل (Munawwir, 1997: 1087).
Adapun dalam BSa, kata "masa depan" termasuk frasa yang
yang merupakan gabungan dua kata, yaitu masa dan depan. Dengan
demikian, penerjemahan di atas mengalami pergeseran tataran
sintaksis dari kata al-mustaqbalu ادلستقبل (BSu) ke frasa "masa
depan" (BSa).
2.1.2.1.10 Pergeseran dari Kata (Nomina Berupa Ism Maka >n) ke Frasa
Dalam teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran kata (nomina dengan penanda ism maka>n) ke frasa.
Berikut contoh data:
Tabel 11
BSu فيها األدوية و الضماداة و األربطة ادلستشفىحقيبة )٢۳: ٠٩٩١ )باكثري،
51
[Chaqi >batul-mustasyfa > fi >ha>l-adwiyatu wadh-
dhima>da>tu wal-arbithatu (Bakatsir, 1990: 23)]
BSa Ini kopor rumah sakit. Isinya obat, perban, plester
dan alat-alat kedokteran lain (Hidayah, 2009: 43)
Pada tabel (11) terdapat pergeseran penerjemahan dalam
tataran sintaksis dari kata ke frasa, yaitu kata al-mustasyfa ادلستشفى <
(BSu), yang diterjemahkan menjadi "rumah sakit" (BSa). Kata al-
mustasyfa dalam BSu, merupakan nomina yang berupa ادلستشفى <
ism maka >n.
Ism maka >n كانادل اسم yaitu ism yang dibentuk dari fi‘l untuk
menunjukkan tempat kejadian sesuatu atau peristiwa (Ghulayaini,
2005: 150). Kata al-mustasyfa diambil dari fi‘l yang ادلستشفى <
berasal dari kata syafa >-yasyfi شفىي-شفى < (Munawwir, 1997: 731).
Adapun dalam BSa, kata al-mustasyfa ادلستشفى <
diterjemahkan menjadi frasa yaitu "rumah sakit". Frasa merupakan
satuan bahasa yang bersifat nonpredikatif. Oleh karena itu,
penerjemahan di atas mengalami pergeseran pada tataran sintaksis
dari kata ke frasa, yaitu kata al-mustasyfa> ادلستشفى dalam BSu,
menjadi frasa "rumah sakit" dalam BSa.
52
2.1.2.2 Pergeseran dari Kata (Verba) ke Frasa
Pada penelitian teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran dalam tataran sintaksis dari kata (verba) ke frasa.
Contoh data sebagai berikut:
Tabel 12
BSu هنا بالقاهرة لتكون مبأمن من تبقىبلى أنت جبان . تريد أن )٨۳: ٠٩٩١ )باكثري، أخطار القتال
[Bala > anta jabba>nun. Turi>du an tabqa> huna > bil-
Qa>hirati litaku>na bima'manin min akhtha >ril-qita>l (Bakatsir, 1990: 83)]
BSa Bukan itu, Anda memang bodoh. Anda ingin tetap
tinggal di Kairo. Kairo lebih aman dibanding
Iskandariyah kan (Hidayah, 2009: 150)
Pada tabel (12) penerjemahan di atas terdapat pergeseran
bentuk dalam tataran sintaksis dari kata ke frasa, yaitu kata tabqa >
menjadi "tetap tinggal" (BSa). Kata tabqa ,(BSu) تبقى dalam تبقى <
BSu, merupakan kata yang berkategori kata kerja. Istilah kata kerja
dalam bahasa Arab yaitu fi‘l (Khuli, 1982: 300). Kata tabqa تبقى <
diambil dari fi‘l yang berasal dari kata baqiya-yabqa بقىي-قيب <
(Munawwir, 1997: 101).
Fi‘l فعل adalah sesuatu menunjukkan makna tertentu yang
terikat dengan waktu, seperti telah datang, sedang datang dan
53
kedatangan (Ghulayaini, 2005: 16). Fi‘l ditinjau dari segi kala dibagi
menjadi tiga yaitu fi‘l ma >dhi, fi‘l mudha>ri’, dan fi‘l amri
(Ghulayaini, 2005: 29). Jika dilihat dari segi kalanya, maka kata
tabqa termasuk fi‘l mudha تبقى < >ri’. Fi‘l mudha>ri’ فعل ادلضارع adalah
kata yang menunjukkan suatu kejadian pada waktu pembicaraan atau
sesudah pembicaraan (Ni’mah, 1988: 72).
Adapun dalam BSa, kata tabqa diterjemahkan menjadi تبقى <
frasa yang merupakan satuan gramatikal berupa gabungan kata, yaitu
"tetap tinggal". Terjemahan di atas terdiri dari gabungan dua kata,
yaitu kata tetap dan tinggal. Dengan demikian, penerjemahan di atas
mengalami pergeseran pada tataran sintaksis dari kata tabqa تبقى <
(BSu) ke frasa "tetap tinggal" (BSa).
2.1.2.3 Pergeseran dari Kata (Adjektiva) ke Frasa
Dalam teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran dalam tataran sintaksis dari kata (adjektiva) ke frasa
sebanyak 1 data. Berikut contoh data:
Tabel 13
BSu ٢١: ٠٩٩١ )باكثري، ادلهّذبنيال أجالس إال الرجال أنا(
[Ana> la> uja>lisu illa>r-rija >lal-muhadzdzibi >na (Bakatsir,
1990: 20)]
54
BSa Aku tidak akan duduk dan bergabung dengan majlis
laki-laki manapun kecuali dengan mereka yang
memiliki sopan santun (Hidayah, 2009: 37)
Pada tabel (13) terdapat pergeseran penerjemahan dalam
tataran sintaksis dari kata ke frasa, yaitu kata al-muhadzdzibi >nu
.yang diterjemahkan menjadi "sopan santun" (BSa) ,(BSu) ادلهّذبني
Kata al-muhadzdzibi >nu ادلهّذبني dalam BSu, termasuk kata
berkategori adjektiva (kata sifat).
Adjektiva dalam bahasa Arab disepadankan dengan istilah
na‘tun (Khuli, 1982: 300). Menurut Ghulayaini (2007: 535) na‘tun
adalah apa-apa yang terletak setelah ism untuk menjelaskan نعت
keadaan-keadaan ism tersebut. Jadi, pada kata al-muhadzdzibi >nu
dalam BSu, termasuk adjektiva karena menjelaskan keadaan ادلهّذبني
ism sebelumnya yaitu ar-rija >lu .(laki-laki) الرجال
Adapun dalam BSa, kata "sopan santun" termasuk frasa yang
tidak mengandung unsur predikasi. Oleh karena itu, penerjemahan di
atas mengalami pergeseran tataran sintaksis dari kata ke frasa, yaitu
kata al-muhadzdzibi >nu ادلهّذبني dalam BSu, menjadi frasa "sopan
santun" dalam BSa.
55
2.1.3 Pergeseran Kategori Kata
Kata dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya.
Kategori sintaksis sering pula disebut kategori atau kelas kata (Alwi,
dkk. 1998: 36). Dalam bahasa Indonesia, terdapat empat kategori
sintaksis utama: 1) verba (kata kerja), 2) nomina (kata benda), 3)
adjektiva (kata sifat), dan 4) adverbia (kata keterangan).
Nomina, verba, dan adjektiva sering dikembangkan dengan
tambahan pembatas tertentu. Misalnya, nomina dapat dikembangkan
dengan nomina lain seperti gedung sekolah, dengan adjektiva seperti
gedung yang bagus itu. Verba dapat pula diperluas dengan adverbia
seperti makan pelan-pelan, sedangkan adjektiva dapat diperluas
dengan adverbia seperti sangat manis.
Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini akan mencoba
membahas tentang pergeseran kategori kata yang terdapat dalam teks
drama Ma'sa>tu Zainab. Hal ini sesuai dengan Catford (1974: 79) yang
menyatakan bahwa pergeseran kategori terjadi bilamana kategori
dalam BSu mempunyai bentuk yang berbeda atau menempati tempat
yang tidak sama dalam BSa.
2.1.3.1 Pergeseran dari Nomina (Berupa Ism Maka>n) ke Adjektiva
Pada penelitian teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran dari nomina (berupa ism maka >n) ke adjektiva. Contoh
data sebagai berikut:
56
Tabel 14
BSu من أمن. تريد أن تبقى هنا بالقاهرة لتكون مبأنت جبانبلى )٨۳: ٠٩٩١ )باكثري، أخطار القتال
[Bala > anta jabba >nun. Turi>du an tabqa > huna > bil-
Qa>hirati litaku >na bima'manin min akhtha >ril-qita>l (Bakatsir,1990: 83)]
BSa Bukan itu, Anda memang bodoh. Anda ingin tetap
tinggal di Kairo. Kairo lebih aman dibanding
Iskandariyah kan (Hidayah, 2009: 150)
Pada tabel (14) penerjemahan di atas terdapat pergeseran
bentuk dalam kategori kata dari nomina ke adjektiva, yaitu kata
ma'manun مأمن (BSu), menjadi "lebih aman" (BSa). Kata
ma'manun مأمن merupakan nomina berkategori ism maka >n. Ism
maka >n إسم ادلكان yaitu ism yang dibentuk dari fi’l untuk
menunjukkan tempat kejadian sesuatu atau peristiwa (Ghulayaini,
2005: 150).
Kata ma'manun مأمن dalam BSu, termasuk ism maka>n
karena mengikuti salah satu wazan ism maka>n yaitu wazan
maf’alun dengan harakat fatchah pada ‘ainul fi’l (Ghulayaini,
2005: 151). Kata ma'manun مأمن terbentuk dari fi’l tsulatsi
mujarrad amuna أمن, dan diambil dari fi’l mudhari’ yang
mempunyai harakat dhamah pada ainul fi’l yaitu kata ya'munu يأمن
(Munawwir, 1997: 40).
57
Adapun dalam BSa, kata ma'manun مأمن diterjemahkan
menjadi adjektiva "lebih aman". Terjemahan ini termasuk kategori
adjektiva karena terletak setelah ism yaitu kata al-Qa>hiratu القاهرة.
Fungsi dari adjektiva dalam terjemahan ini adalah menjelaskan
keadaan yang berhubungan dengan ism tersebut (Ghulayaini, 2007:
535). Maksudnya, yaitu menunjukkan keadaan kota Kairo yang
lebih aman dibandingkan dengan kota Iskandariyah. Dengan
demikian, penerjemahan di atas mengalami pergeseran pada
kategori kata dari nomina ma'manun مأمن (BSu) ke adjektiva "lebih
aman" (BSa).
2.1.3.2 Pergeseran dari Nomina ke Verba
Pada penelitian ini ditemukan pergeseran dalam kategori kata
dari nomina ke verba, meliputi pergeseran dari nomina (dengan
penanda tanwin) ke verba, pergeseran dari nomina (dengan penanda
alif lam) ke verba, serta pergeseran dari nomina (dengan penanda
charfu jar) ke verba.
2.1.3.2.1 Pergeseran dari Nomina (dengan Penanda Tanwin) ke Verba
Dalam teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran dari nomina (dengan penanda tanwin) ke verba. Berikut
contoh data:
58
Tabel 15
BSu البن عمها حمىي الدين خمطوبةال تتعب نفسك. إهنا ) ٦٧ :٠٩٩١ )باكثري،
La> tut’ib nafsaka. Innaha > makhthu >batun li ibni
‘ammiha> Muchyiddi >n (Bakatsir, 1990: 67)]
BSa Tak perlu melelahkan diri dengan rayuan-rayuanmu
yang sia-sia, Ali. Dia itu sudah bertunangan dengan
Muhyiddin, sepupunya (Hidayah, 2009: 125)
Pada tabel (15) terdapat pergeseran penerjemahan pada
kategori kata dari nomina ke verba, yaitu kata makhthu >batun خمطوبة
(BSu), yang diterjemahkan menjadi "bertunangan" (BSa). Kata
makhthu >batun dalam BSu, disebut sebagai nomina. Menurut خمطوبة
Ni’mah (1988: 17) nomina merupakan makna yang bebas dari
waktu.
Adapun dalam BSa, kata makhthu >batun خمطوبة
diterjemahkan menjadi verba "bertunangan". Verba merupakan
kata yang menyatakan tindakan atau perbuatan (Chaer, 2012: 166).
Jadi, "bertunangan" merupakan suatu tindakan, yaitu bersepakat
(biasanya diumumkan secara resmi atau dinyatakan di hadapan
orang banyak) akan menjadi suami istri (KBBI, 1990: 972). Oleh
karena itu, penerjemahan di atas mengalami pergeseran pada
kategori kata dari nomina ke verba, yaitu nomina
59
makhthu >batun خمطوبة dalam BSu, menjadi verba "bertunangan"
dalam BSa.
2.1.3.2.2 Pergeseran dari Nomina (dengan Penanda Alif Lam) ke Verba
Pada penelitian teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran dari nomina (dengan penanda alif lam) ke verba.
Contoh data sebagai berikut:
Tabel 16
BSu و أقوم أمتسك بديىن اإلميانمعاذ اهلل إىن مسلمة صادقة ) ٠٢١ :٠٩٩١ )باكثري، حرمته؟ بفرائضة، فكيف أنتهك
[Ma’adza Alla >h inni> muslimatun sha>diqatul-i >ma>ni
atamassaku bidi >ni > wa aqu >mu bifara >'idhatin,
fakaifa antahiku chirmatahu? (Bakatsir, 1990:
120)]
BSa Ma’adzallah. Saya ini muslimah. Saya orang yang
beriman. Saya laksanakan semua ajaran agama
saya sebagai orang yang beriman. Bagaimana
mungkin saya akan menodai kehormatannya?
(Hidayah, 2009: 213)
Pada tabel (16) penerjemahan di atas terdapat pergeseran
bentuk pada kategori kata dari nomina ke verba, yaitu kata al-
i >ma>nu اإلميان (BSu), menjadi "beriman" (BSa). Kata al-i >ma>nu
dalam BSu, termasuk ism yang ditandai dengan adanya alif اإلميان
lam ال (Ghulayaini, 2005: 15). Alif lam ال yang terdapat pada kata
al-i >ma>nu اإلميان disebut dengan ism ma’rifatu. Ism ma’rifatu اسم
60
adalah ism yang menunjukkan apa-apa yang spesifik. Ism ادلعرفة
tersebut dibagi menjadi tujuh, salah satu diantaranya yaitu ism
yang bersambung dengan alif lam (Ghulayaini, 2005: 114).
Adapun dalam BSa, kata "beriman" termasuk verba.
Menurut Kridalaksana (2008: 254) verba merupakan kelas kata
yang berfungsi sebagai predikat dan mempunyai ciri kala, aspek,
persona, atau jumlah. Sehubungan dengan hal itu, kata "beriman"
merupakan kata yang mempunyai ciri aspek, yaitu mempunyai
iman (ketetapan hati); mempunyai keyakinan dan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa (KBBI, 1990: 326). Dengan
demikian, penerjemahan di atas mengalami pergeseran kategori
kata dari nomina al-i >ma>nu اإلميان (BSu) ke verba "beriman" (BSa).
2.1.3.2.3 Pergeseran dari Nomina (dengan Penanda Charfu Jar) ke
Verba
Dalam teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran dari nomina (dengan penanda charfu jar) ke verba.
Berikut contoh data:
Tabel 17
BSu اجلنرال كليرب خدمة يفبلغىن أنكما تتناوبان
) ٠٦ :٠٩٩١ )باكثري،
61
[Balaghani > annakuma> tatana >waba>ni fi> khidmatil-
jinra >li Kilyibir (Bakatsir, 1990: 16)]
BSa Saya dengar kalian berdua melayani Jendral Clever
secara bergantian (Hidayah, 2009:29)
Pada tabel (17) terdapat pergeseran penerjemahan dalam
tataran sintaksis dari nomina ke verba, yaitu kata khidmatun خدمة
(BSu), yang diterjemahkan menjadi "melayani" (BSa). Kata
khidmatun خدمة dalam BSu, merupakan kata berkategori nomina
yang ditandai dengan adanya charfu jar (Ghulayaini, 2005: 15),
yaitu preposisi fi حرف جر Charfu jar .يف < adalah huruf yang
menghubungkan ism-ism sesudahnya (Ghulayaini, 2005: 499).
Adapun dalam BSa, kata khidmatun خدمة diterjemahkan
menjadi verba "melayani". Verba adalah kata yang mengandung
makna inheren perbuatan, proses, keadaan yang bukan sifat, dan
memiliki fungsi utama sebagai predikat atau inti predikat (Alwi,
2000: 87). Jadi, dalam hal ini kata "melayani" merupakan kata
yang memiliki fungsi utama sebagai predikat dan termasuk kata
yang mengandung perbuatan, yaitu membantu menyiapkan
(mengurus) apa-apa yg diperlukan seseorang; meladeni (KBBI,
1990: 504). Oleh karena itu, penerjemahan di atas mengalami
pergeseran pada kategori kata dari nomina ke verba, yaitu nomina
khidmatun خدمة dalam BSu, menjadi verba "melayani" dalam BSa.
62
2.2 Analisis Data Pergeseran Makna
Pergeseran makna terjadi karena perbedaan sudut pandang dan budaya
penutur bahasa-bahasa yang berbeda (Simatupang, 2000: 78). Pergeseran
makna, terdiri dari (a) Pergeseran dari makna generik ke makna spesifik, (b)
Pergeseran dari makna spesifik ke makna generik, dan (c) Pergeseran makna
karena perbedaan sudut pandang budaya. Pada penelitian ini terdapat
pembatasan masalah yang diteliti hanya morfem serta kata dalam teks drama
Ma'sa>tu Zainab (BSu).
Pergeseran makna dari makna generik ke makna spesifik, meliputi:
Pergeseran dari makna generik (dalam verba) ke makna spesifik, pergeseran
dari makna generik (dalam nomina dengan penanda tanwin) ke makna
spesifik, serta pergeseran dari makna generik (dalam nomina dengan penanda
charfu jar) ke makna spesifik.
Adapun pergeseran makna karena perbedaan sudut pandang budaya,
meliputi pergeseran makna karena perbedaan sudut pandang budaya (dalam
nomina dengan penanda tanwin), serta pergeseran makna karena perbedaan
sudut pandang budaya (dalam nomina dengan penanda alif lam).
2.2.1 Pergeseran dari Makna Generik ke Makna Spesifik
Pergeseran dari makna generik ke makna spesifik dan
sebaliknya adalah pergeseran yang terjadi dikarenakan
… ada kalanya padanan yang sangat tepat sebuah kata di
dalam bahasa sumber tidak terdapat di dalam bahasa sasaran.
63
Misalnya, kata bahasa sumber mempunyai makna generik dan
padanan kata tersebut dalam bahasa sasaran tidak mengacu kepada
makna generik, tetapi kepada makna yang lebih spesifik. Jadi,
penyesuaian yang harus dilakukan ialah dari makna generik ke makna
spesifik, atau sebaliknya (Simatupang, 2000: 78)
2.2.1.1 Pergeseran dari Makna Generik (dalam Verba) ke Makna
Spesifik
Pada penelitian teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran dari makna generik (dalam verba) ke makna spesifik.
Contoh data sebagai berikut:
Tabel 18
BSu ككل ما هنا هذا .البارحة من القلق أنامع أن مل أستط )٦ :٠٩٩١ )باكثري،
[Lam astati’ an ana>mal-ba>richata minal-qalaqi.
Ha>dza > kulla ma> huna >ka (Bakatsir, 1990: 6)]
BSa Semalam saya tidak bisa memejamkan mata karena
terlalu khawatir. Itu yang membuat mata saya
memerah, Madam (Hidayah, 2009:11)
Pada tabel (18) penerjemahan di atas terdapat pergeseran
makna dari makna generik ke makna spesifik, yaitu kata na>ma نام
(BSu), menjadi "memejamkan mata" (BSa). Kata na>ma نام termasuk
kata yang berkategori fi’l. Fi’l adalah kata yang menunjukkan
64
peristiwa atau kejadian sesuatu pada waktu tertentu (Ni’mah, 1988:
18).
Kata na>ma نام dalam BSu, diambil dari fi’l yang berasal dari
kata na >ma-yana>mu ينام–نام berarti tidur (Munawwir, 1997: 1478). Jika
diterjemahkan secara harfiah, kata na>ma نام berarti tidur, bukan
"memejamkan mata", maka kata na>ma نام termasuk makna generik
yang bersifat umum. Generik adalah unsur leksikal yang maknanya
mencakup segolongan unsur (Kridalaksana, 2008: 71)
Adapun dalam BSa, kata na>ma نام diterjemahkan menjadi
"memejamkan mata". "Memejamkan mata" merupakan bagian dari
definisi tidur. Tidur, yaitu keadaan berhentinya badan dan
kesadarannya (biasanya dengan memejamkan mata); hendak
mengistirahatkan badan dan kesadarannya; berbaring (KBBI,
1990:943). Jadi, "memejamkan mata" termasuk makna spesifik.
Spesifik adalah makna yang menunjuk pada bidang semantik yang
sempit, berlawanan dengan generik (Kridalaksana, 2008: 226).
Dengan demikian, penerjemahan di atas mengalami pergeseran makna
dari makna generik kata na >ma نام (BSu) ke makna spesifik
"memejamkan mata" (BSa).
65
2.2.1.2 Pergeseran dari Makna Generik (dalam Nomina dengan Penanda
Tanwin) ke Makna Spesifik
Dalam teks drama Ma'sa >tu Zainab (BSu) terdapat pergeseran
dari makna generik (dalam nomina dengan penanda tanwin) ke makna
spesifik. Berikut contoh data:
Tabel 19
BSu ۳٩ :٠٩٩١ )باكثري،ه أختأظنه يدخن النرجيلة مع زوج(
[Adzunnuhu yadkhanun-narji >lata ma‘a zauji ukhtihi
(Bakatsir, 1990: 39)]
BSa Sepertinya dia sedang menikmati syisa bersama suami
kakaknya (Hidayah, 2009: 77)
Pada tabel (19) terdapat pergeseran makna dari makna generik
ke makna spesifik, yaitu kata ukhtun أخت (BSu), yang diterjemahkan
menjadi "kakak" (BSa). Kata ukhtun أخت merupakan kata yang
berkategori nomina dengan penanda tanwin pada huruf terakhirnya
(Ghulayaini, 2005: 15) dan dapat berfungsi sebagai obyek dalam
kalimat tersebut (Kridalaksana, 2008: 163)
Kata ukhtun أخت dalam BSu, secara harfiah berarti saudara
perempuan (Baalbaki, 2006: 33). Akan tetapi, jika diterjemahkan ke
dalam BSa kata ukhtun أخت, bisa terdapat dua makna. Maka, kata
tersebut termasuk makna generik.
66
Adapun dalam BSa, kata "kakak" termasuk makna spesifik
karena "kakak" merupakan bagian dari definisi saudara. Arti dari kata
saudara yaitu kakak atau adik (KBBI, 1990: 788). Saudara perempuan
yang lebih tua disebut kakak, sedangkan saudara kandung yang lebih
muda disebut adik. Oleh karena itu, penerjemahan di atas mengalami
pergeseran makna dari makna generik ke makna spesifik, yaitu kata
ukhtun أخت dalam BSu, menjadi "kakak" dalam BSa.
2.2.1.3 Pergeseran dari Makna Generik (dalam Nomina dengan Penanda
Charfu Jar) ke Makna Spesifik
Pada penelitian teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran dari makna generik (dalam nomina dengan penanda charfu
jar) ke makna spesifik. Contoh data sebagai berikut:
Tabel 20
BSu رية فرارا منم خيشى ادلوت ألسرع إىل اإلسكندلو كان قائدنا العا ) ٨۳ :٠٩٩١ )باكثري، القاهرة انتشر يف الذى الطاعون
[Lau ka >na qa >'iduna >l-‘a>mi yakhsya>l-mauta la'asra‘a
ila>l-Iskandariyyati fira>ran minath-tha >‘u >nil-ladzi > intasyara fi>l-Qa>hirati (Bakatsir, 1990: 83)]
BSa Pasukan Inggris lebih menakutkan bagi dia daripada
penyakit cacar. Dia lebih suka mati sebagai bangkai
daripada mati sebagai pahlawan (Hidayah, 2009: 150)
67
Pada tabel (20) penerjemahan di atas terdapat pergeseran
makna dari makna generik ke makna spesifik, yaitu kata ath-tha >’u>nu
menjadi "penyakit cacar" (BSa). Kata ath-tha ,(BSu) الطاعون >’u>nu
,termasuk nomina yang ditandai dengan adanya charfu jar الطاعون
yaitu preposisi min من. Charfu jar حرف جر adalah huruf yang
menghubungkan makna peristiwa sebelumnya kepada ism setelahnya
(Ghulayaini, 2005: 499).
Kata ath-tha >’u >nu الطاعون dalam BSu, secara harfiah
mempunyai arti wabah (Baalbaki, 2006: 573). Dalam hal ini, definisi
wabah adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat,
menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas (seperti wabah
cacar, disentri, kolera); epidemic (KBBI, 1990:1005). Jika dilihat dari
definisi wabah, maka kata at-tha >’u>nu الطاعون termasuk kategori makna
generik karena sifatnya masih umum dan memiliki lebih dari satu
makna.
Adapun dalam BSa, kata ath-tha >’u>nu الطاعون diterjemahkan
dengan arti yang mendekati dan berhubungan dengan makna wabah,
yaitu "penyakit cacar". Jadi, "penyakit cacar" merupakan kategori
makna spesifik karena termasuk bagian dari definisi wabah. Dengan
demikian, penerjemahan di atas mengalami pergeseran makna dari
68
makna generik kata ath-tha >’u>nu الطاعون (BSu) ke makna spesifik kata
"penyakit cacar" (BSa).
2.2.2 Pergeseran dari Makna Spesifik (dalam Nomina dengan Penanda
Tanwin) ke Makna Generik
Dalam teks drama Ma'sa >tu Zainab (BSu) terdapat pergeseran
dari makna spesifik (dalam nomina dengan penanda tanwin) ke makna
generik. Berikut contoh data:
Tabel 21
BSu ؟ كوالدتو أنت يا زينب ما رأيك لو أوصلتك إىل دار (٢٨ :٠٩٩١ )باكثري،
[Wa anta ya > Zainabu ma > ra'yuki lau aushaltuki ila > da>ri
wa>lidatiki? (Bakatsir, 1990: 28)]
BSa Bagaimana denganmu, Zainab? Bagaimana kalau aku
antarkan pulang ke tempat orang tuamu? (Hidayah,
2009: 54)
Pada tabel (21) terdapat pergeseran makna dari makna spesifik
ke makna generik, yaitu kata wa>lidatun والدة (BSu), yang
diterjemahkan menjadi "orang tua" (BSa). Kata wa>lidatun والدة
merupakan kata yang berkategori nomina dengan penanda tanwin
pada huruf terakhirnya (Ghulayaini, 2005: 15). Adapun tanda tanwin
yang terdapat pada kata wa>lidatun والدة disebut dengan ism nakirah.
69
Ism nakirah النكرة اسم yaitu ism yang menunjukkan apa-apa yang tidak
spesifik (Ghulayaini, 2005: 114).
Kata wa>lidatun والدة dalam BSu, termasuk makna spesifik
karena jika kata wa>lidatun والدة diterjemahkan secara harfiah, maka
berarti ibu (Baalbaki, 2006: 1039) dan ibu merupakan bagian dari
definisi "orang tua". Dilihat dari konteks dan keadaannya dalam
bahasa Indonesia, penggunaan istilah wa>lidatun والدة mengacu pada
orang tua. Jadi kata wa>lidatun والدة merupakan makna spesifik.
Dalam bahasa Arab kata wa>lidatun والدة digunakan dengan
memperhatikan jenis kelamin. Salah satu cara membedakan antara
jenis kelamin laki-laki dan perempuan terdapat tanda di akhir kata.
Jika laki-laki tidak terdapat tanda ta’ ة) ) di akhir kata, maka menjadi
wa>lidun والد (ayah). Akan tetapi, jika perempuan terdapat tanda ta’ ة) )
di akhir kata seperti dalam BSu di atas, yaitu menjadi wa>lidatun والدة
(ibu).
Adapun dalam BSa, kata "orang tua" termasuk makna generik
karena bersifat umum dan mempunyai dua makna, yaitu ayah atau ibu
kandung (KBBI, 1990: 629). Oleh karena itu, penerjemahan di atas
mengalami pergeseran makna dari makna spesifik ke makna generik,
yaitu kata wa>lidatun والدة dalam BSu, menjadi "orang tua" dalam BSa.
70
2.2.3 Pergeseran Makna Disebabkan oleh Perbedaan Sudut Pandang
Budaya
Pada penelitian ini ditemukan pergeseran makna yang
disebabkan oleh perbedaan sudut pandang budaya, meliputi
pergeseran makna disebabkan oleh perbedaan sudut pandang
budaya (dalam nomina dengan penanda tanwin), serta pergeseran
makna disebabkan oleh perbedaan sudut pandang budaya (dalam
nomina dengan penanda alif lam).
2.2.3.1 Pergeseran Makna Disebabkan oleh Perbedaan Sudut Pandang
Budaya (dalam Nomina dengan Penanda Tanwin)
Dalam teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran makna karena perbedaan sudut pandang budaya (dalam
nomina dengan penanda tanwin). Contoh data sebagai berikut:
Tabel 22
BSu له دون سياجاسيكون حاوىل مرة أخرى. قوىل له إن هذا اجليش اإلذمليز من الشمال و غارات العثمانيني من الشرق هجوم
(٦٦ :٠٩٩١ )باكثري،
[Cha >wili> marratan uchra >. Qu>li > lahu inna ha >dzal-
jaisya sayaku >nu siya >jan lahu > du>na huju >mil-Injili >zi
minasy-syama>li wa gha >ra>til-‘Utsma >niyyi >na minasy-
syarqi (Bakatsir, 1990: 66)]
BSa Coba bujuk dia sekali lagi. Katakan tentara yang
dibangun dari gerakan rakyat ini akan menjadi
benteng untuk kekuatan rahasia pasukannya dari
serangan Inggris dari utara dan serangan Turki
Utsmani dari timur (Hidayah, 2009: 123)
71
Pada tabel (22) penerjemahan di atas terdapat pergeseran
makna yang disebabkan oleh perbedaan sudut pandang budaya,
yaitu kata siya>jan سياجا (BSu), menjadi "benteng" (BSa). Kata
siya >jan سياجا merupakan kata yang berkategori nomina dengan
penanda tanwin pada huruf terakhirnya (Ghulayaini, 2005: 15).
Kata siya>jan سياجا dalam BSu, secara harfiah berarti pagar
yang dibuat dari kayu runcing (Baalbaki, 2006: 490). Dalam kamus
Lisa>nul-‘arab (Manzhur, 1999: 451), siya>jan سياجا yaitu
لشجر جتعل حول الكرم و البستانالسياج احلظرية من ا
As-siya>jul-chadzi >ratu minasy-syajari tuj‘alu chaulal-
karami wal-busta >ni.
Pagar pelindung dari pohon yang dibuat disekitar
pepohonan dan kebun.
Contoh: حظر كرمه بالسياج
Chadzara karmahu bis-siya>ji Dia telah melindungi pepohonannya dengan pagar.
Akan tetapi, kata siya >jan سياجا pada tabel (22)
diterjemahkan menjadi "benteng". Dalam hal ini definisi "benteng"
berbeda dengan pagar. "Benteng" adalah bangunan tempat
berlindung atau bertahan dari serangan musuh (KBBI, 1990: 103).
Adapun pagar, yaitu barang yang digunakan untuk membatasi
(mengelilingi, menyekat) pekarangan (tanah,rumah kebun, dsb).
(KBBI, 1990: 635)
72
Jika kata siya>jan سياجا diterjemahkan oleh penerjemah
menjadi pagar, maka hasil terjemahan tersebut tidak berterima
dengan pembaca. Oleh karena itu, kata "benteng" (BSa) digunakan
penerjemah untuk menyesuaikan konteks yang ada dalam teks
drama tersebut, supaya bisa dipahami dan dimengerti oleh
pembaca.
Dalam menerjemahkan suatu teks, akan sulit sekali untuk
dapat terus setia pada teks asli. Terlebih lagi jika kata dalam BSu
tidak terdapat padanannya dalam BSa. Oleh karena itu, pergeseran
dalam penerjemahan akan selalu terjadi, untuk itulah dibutuhkan
metode maupun teknik untuk dapat mengolah hasil terjemahan agar
berterima dan dipahami dalam BSa.
Dengan demikian, kata siya>jan سياجا dalam BSu, yang
diterjemahkan menjadi "benteng" dalam BSa, mengalami
pergeseran makna yang disebabkan oleh perbedaan sudut pandang
budaya, karena antara bahasa satu dengan yang lain memiliki
bahasa yang berbeda. Hal itu dapat dibuktikan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1990) sebagai representasi bahasa Indonesia,
serta kamus Lisa >nul-arab (1999), dan novel Ma'sa>tu Zainab (2009)
sebagai representasi bahasa Arab.
73
2.2.3.2 Pergeseran Makna Disebabkan oleh Perbedaan Sudut Pandang
Budaya (dalam Nomina dengan Penanda Alif Lam)
Pada penelitian teks drama Ma'sa>tu Zainab (BSu) terdapat
pergeseran makna karena perbedaan sudut pandang budaya (dalam
nomina dengan penanda alif lam). Berikut contoh data:
Tabel 23
BSu الوحشتوسع به على نفسك و تتغدى جيدا لتقوى على هذا (٥٤: ٠٩٩١ )باكثري،
[Tawassa’ bihi> ‘ala > nafsika wa tataghadda > jayyidan
litaqwa> ‘ala> ha>dza >l-wachsyi (Bakatsir, 1990: 54)]
BSa Menyenang-nyenagkan diri. Membeli makan enak
untuk memperkuat diri menghadapi penjahat ini
(Hidayah, 2009: 103)
Pada tabel (23) terdapat pergeseran makna yang disebabkan
oleh perbedaan sudut pandang budaya, yaitu kata al-wachsyu الوحش
(BSu), yang diterjemahkan menjadi "penjahat" (BSa). Kata al-
wachsyu الوحش termasuk nomina yang ditandai adanya alif lam ال
(Ghulayaini, 2005: 15).
Pada contoh di atas, kata al-wachsyu الوحش (BSu) secara
harfiah berarti binatang buas (Baalbaki, 2006: 1045). Jika kata
binatang buas digunakan untuk penyebutan seseorang, maka kata
tersebut dianggap tidak sopan karena manusia dan hewan memiliki
74
perbedaan. Manusia memiliki akal, sedangkan hewan tidak
memiliki akal. Sehingga dalam terjemahan kata al-wachsyu الوحش,
kata tersebut diterjemahkan menjadi "penjahat" (BSa). Perubahan
ini dikarenakan adanya perbedaan kebudayaan antara bahasa Arab
dalam BSu dan bahasa Indonesia dalam BSa.
Dalam kamus Lisa >nul-‘arab (Manzhur, 1999: 235), definisi
kata al-wachsyu الوحش yaitu
.كل شئ من دواب الرب دما ال يستأنس مؤنثKullu syai'in min dawa>bil-barri mimma > la> yasta'nasu
mu'anatsu.
Semua dari binatang darat yang tidak memiliki sifat
jinak (buas).
Berbeda dengan terjemahan novel Ma'sa>tu Zainab dalam
bahasa Indonesia, kata al-wachsyu الوحش diterjemahkan menjadi
"penjahat". "Penjahat" adalah orang yang jahat (seperti pencuri,
perampok, penodong) (KBBI, 1990: 344).
Jika kata al-wachsyu الوحش diterjemahkan menjadi
binatang buas, maka dianggap tidak sopan karena penyebutan
binatang buas merupakan makhluk yang tidak berakal, sehingga
kata al-wachsyu الوحش dalam bahasa Arab, diterjemahkan manjadi
"penjahat" dalam bahasa Indonesia, karena merupakan sifat jahat
yang dimiliki oleh seseorang.
75
Pergeseran makna bisa terjadi karena adanya perbedaan
sudut pandang dan budaya penutur bahasa yang berbeda. Misalnya,
jika suatu kata dalam BSu dianggap tidak sopan dalam BSa, maka
dalam penerjemahan kata tersebut bisa diganti dengan kata lain
yang maknanya lebih sopan.
Dengan demikian, penerjemahan di atas mengalami
pergeseran makna yang disebabkan oleh perbedaan sudut pandang
budaya, yaitu kata al-wachsyu الوحش dalam BSu, menjadi
"penjahat" dalam BSa, pergeseran tersebut terjadi karena antara
budaya Arab dan budaya Indonesia memiliki kebudayaan yang
berbeda. Hal itu dapat dibuktikan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1990), sebagai representasi bahasa Indonesia, serta
kamus Lisa >nul-arab (1999) dan novel Ma'sa>tu Zainab (2009)
sebagai representasi bahasa Arab.
top related