bab 1 baru
Post on 01-Dec-2015
17 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional
telah mewujudkan hasil ang positif di berbagai bidang yaitu: adanya kemajuan
di bidang kesehatan, meningkatnya pengetahuan masyarakat yang bermuara
pada meningkatnya kesejahteraan rakyat akan meningkatkan kualitas
kesehatan dan usia harapan hidup sehinga menyebabkan jumlah penduduk dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan dan bertambah cenderung lebih cepat
(Nugroho, 2000)
Penyakit hipertensi merupakan peningkatandarah yang memberi gejela
yang lanjutuntuk suatu target organ, seperti sroke dan jantung. Penyakit ini
telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di
indonesia maupun yang ada di beberapa negara yang ada di dunia
(Armilawati, 2007)
Menurut data di dunia hampir satu milyar orang atau sau dari empat
orang dewasa menderita tekanan darah tinggi(hipertensi), dari 50% penderita
hipertensi yang di ketahui hanya 12,5% yang di obati dengan baik. Padahal
hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung, otak, syaraf,
kerusakan hatidan ginjal. Hal ini merupakan beban yang besar baik untuk
keluarga, masyarakat maupun negara (Depkes RI, 2001)
Diperkirakan sekitar 80% kasus hipertensi terutama terjadi di negara
berkembang sepertidi Inonesia. Angka kejadian hipertensi berjumlah 639 juta
kasus hipertensi pada tahun 2000, dan diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus
2
hipertensi padatahun 2005. Ini didasarkan kepada angka penderita hipertensi
saat ini dan perambahan penduduk (Armilawati, 2007)
Hipertensi merupakan penyakit yang sangat berbahaya apabila tidk di
tanggulagi. Hipertensi disebababkan oleh 2 faktor-faktor yang tidak dapat di
hindari : Keturunan (70-80%), Jenis Kelamin (25-28%), Usia (40-50%).
Faktor yang dapat dihindari yaitu: Diit (82-97%), Rokok (62-69%),
Kegemukan (42-47%), Alkohol (29-31%), komsumsi garam berlebihan (34-
52%), Obat-obatan (26-32%) dari penderita hipertensi.
Dari data diatas dapat dilihat penyebab hipertensi yang tidak bisa
dihindari masyarakat adalah pola diit, yang dikarenakan masyarakat kurang
tau akan pola diit atau pengaturan diit paa penderita hipertensi (Joyo, 2000)
Menurut survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001, data
pola penyebab kematian umumnya di Indonesia penyakit jantng da pembuluh
darah dianggap sebagai penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. Ganguan
jantung dan pembuluh darah, seiring berawal dari hipertensi. Tekanan darah
tinggi basanya dicegah jika faktor resikonya dikendalikan dengan mendorong
kemandirian rakyat untuk hidup sehat (Ahmad, 2001)
Prevalensi hipertensi di Pulau Sumatera Barat lebih besar di
bandingkan daerah jawa dan bali. Hal tersebut terkait erat dengan pola makan
terutama kebiasaan makan berlemak meningkat, komsumsi garam meningkat
yang umumnya lebih tinggi diluar pulau jawa dan bali. Di Sumatera Barat
penderita hipertensi prevalensi laki-laki sebesar 18,6% dan perempuan 17,4%.
Sedangkan di Jakarta penderita hipertensi prevalensi laki-laki sebesar 14,6%
3
dan perempuan 13,7%. Di Jawa Tengah penderita hipertensi prevalensi
sebesar laki-laki 6,0% an perempuan 11,6% (Sugiri, 2006)
Berdasarkan data yang dapat oleh penulis dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Padang Pariaman pada tanggal 31 November 2008, bahwa
penyakit hipertensi merupakan urutan ke 3 dari data kunjungan 10 penyakit
terbanyak di Kabupaten Padang Pariaman. Bulan Januari sampai maret 2008
penderita hipertensi berjumlah 3296 orang (Dinas Kesehatan Kabupaten
Padang Pariaman) untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel:
TABEL 1
Data Kunjungan 10 Penyakit Terbayak Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman
No Jenis Penyakit Januari Februari Maret Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ispa
Infeksi Kulit
Hipertensi
Gastritis
Rheumatik
Alergi Kulit
Asma
Gigi
Diare
Bronkitis
455
169
89
145
164
110
6
52
0
455
6.124
1.596
1.437
1.716
1.517
751
700
762
520
123
4.712
1.589
1.667
1.387
1.349
549
577
602
464
99
11.291
3.354
3.193
3.248
3.030
1.410
1.283
1.416
984
677
Jumlah 1.645 15.246 12.995 29.883
4
Dari tabel I terlihat bahwa kasus hipertensi semangkin meningkat pada
tahun 2008 tercatat sebanyak 3.193 orang. Penyakit hipertensi ini menduduki
peringkat ke 3 dari 10 penyakit terbanyak di Kabupaten Padang Pariaman.
TABEL 2
Data 10 Puskesmas Terbanyak Penderita Hipertensi Di
Kabupaten Padang Pariaman
No Puskesmas Januari Februari Maret Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kampung Dalam
Lubuk Alung
Pauh Kambar
Sungai Limau
Anduring
Gasan Gadang
Ketaping
Sungai Geringging
Pasar Usang
Limau Purut
160
112
123
100
96
162
103
61
79
58
124
107
88
102
93
0
0
65
105
51
181
140
115
92
93
72
97
0
0
61
465
359
326
294
282
234
200
126
184
170
Jumlah 1.054 735 851 2.64
(Rekap Dinas Kabupaten Padang Pariaman)
Dari tabel 2 terlihat bahwa kasus hipertensi semangkin meningkat pada
tahun 2008 tercatat sebanyak 465 orang. Penyakit hipertensi ini menduduki
Peringkat 1 dari 10 Puskesmas terbanyak penderita hipertensi di
Kabupaten Padag Pariaman.
5
Dari beberapa kecamatan paling banyak penderita hipertensi terdapat
pada kecamatan V Koto Kampung Dalam. Maka di kecamatan tersebut
penelitian dilakukan.
Pada saat peneliti melakukan pra survey dengan wawancara langsung
terhaap 8 orang penderita hipertensi ke Puskesmas V Koto Kampung Dalam,
didapat hasil hanya 2 orang yang tau tentang diit hipertensi sedangkan 6 orang
lagi tidak tau tentang diit hipertensi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian
tentang Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Diit Hipertensi
Dengan Pengendalian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas V Koto
Kampung Dalam.
B. Rumusan Masalah
Dengan tingginya angka kejadian hipertensi diakibatkan oleh salah
satunya diit, aka penulis ingin melihat apakah ada Hubungan Pengetahuan
Keluarga Tentang Diit Hipertensi Dengan Pengendalian Hipertensi.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Diit
Hipertensi Dengan Pengendalian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas V
Koto Kampung Dalam.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Diit
Hipertensi
6
b. Untuk mengetahui gambaran Pengendalian Hipertensi
c. Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Diit
Hipertensi Dengan Pengendalian Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas V Koto Kampung Dalam.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
pembuatan Karya Tulis Ilmiah di bidang Kesehatan
2. Bagi Puskesmas
Sebagai masukan bagi petugas Kesehatan untuk menentukan
tindakan yang tepat terhadap kasus hipertesi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan masukan dan memberikan acuan untuk meneliti
selanjutnya.
E. Ruang Lingkup
a. Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen, Variabel independen adalah Pengetahuan Keluarga
Tentang Diit Hipertensi sedangkan variabel dependen adalah
Pengendalian Hipertensi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terjadi melalui panca indra yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingga.
(Notoadmojo,2003:127)
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Soekidjo Notoadmojo, 2003:128-129. Pengetahuan atau
kognitif merupakan hal yang penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior). Pengetahuan yang dicakup dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di
pelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari badan
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan
sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
8
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang telah diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mengunakan
materi yang telah dipelajaripada situasi dan kondisi nyata(real)
d. Analisis (Analysis)
Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau objek ke dalam komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang
lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya
dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat
menyesuikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evalution)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu materi atau
objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan sendiri atau mengunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
9
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket/kuesioner yang menyatakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan
yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan diatas.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut teori Lawrence Green,1980. Di kutip dari
Notoadmojo,2003. Bahwa prilaku seseorang atau masyarakat tentang
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi
sebagai factor pendorong yaitu sikap dan prilaku petugas kesehatan atau
petugas lainnya.
Nanda,2005. Menjelaskan bahwa factor-faktor yang terkait dengan
kurang pengetahuan terdiri dari kurang terpapar informasi, kurang daya
ingat/hapalan salah menafsirkan informasi. Dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan seseorang ditentukan oleh factor-faktor
sebagai berikut:
a. Ketepaparan terhadap informasi
b. Daya ingat
c. Interpretasi informasi
d. Kongitif
e. Minat belajar
f. Kefamiliran akan sumber informasi
10
B. Keluarga
Pengertian Keluarga
Menurut Burgess Dkk, (1963) membuat definisi yang berorientasi
pada tradisi dan digunakan sebagai secara luas:
1) Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan perkawinan darah
dan ikatan adopsi.
2) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam
suatu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara berpisah. Mereka
tetap menggagap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
3) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain
dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami dan istri, ayah dan
ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.
4) Keluarga sama-sama kultur yang sama yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
(Fridman, 1987:11)
Peranan Keluarga
Berbagai peranan yang dapat didalam keluarga adalah sebagai
berikut:
1) Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anaknya, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidikan, perlindungan, pemberi rasa aman,
11
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari nkelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lindungannya.
2) Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidikan anak-anaknya, perlindungan dan dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, disamping itu jugaibu berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikologis, sosial sesuai
dengai tingkatan perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat yang dapat dijalankan keluarga
sebagai berikut:
1) Fungsi biologis
*) Untuk meneruskan keturunan
*) Memelihara dan membesarkan anak
*) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
*) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2) Fungsi psikologi
*) Memberikan kasih sayang dan rasa nyaman
*) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
*) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
12
*) Memberikan identitas keluarga
3) Fungsi sosialisasi
*) Membina sosialisasi pada anak
*) Membentuk norma-norma, tingkah laku sesuai dengan tingkatkan
perkembangan anak
*) Meneruskan nilai-nilai keluarga
4) Fungsi ekonomi
*) Mencari sumber-sumber penghasilan keluarga untuk kebutuhan
keluarga
*) Pengaturan pengunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
*) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak jaminan orangtua
dan sebagainya.
5) Fungsi pendidikan
*) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan
dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang di
milikinya
*) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa
*) Mendidik anak dengan tingkatan-tingkatan perkembanganya.
(Efendi,1998:35)
13
C. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah dimana terrjadinya peningkatan tekanan darah
secara kronis (Dalam jangka lama), tekanan darah yang melebihan
150/90mmhg.
2. Penyebab hipertensi
a. Keturunan
Pada 70-80% kasus hipertensi primer didapat riwayat hipertensi
didalam keluarga meskipun hal ini belum dapat memastikan diagnosis.
Jika didapatkan riwayat hipertensi pada kedua orangtua dugaan
terhadap hipertensi primer makin kuat. Hal ini menyokong faktor
genetik mempunyai peranan dalam terjadinya hipertensi.
(Tjokronegoro,2001)
b. Jenis kelamin
Pada umumnya pada pria lebih tinggi dari pada wanita,
perbandingan antara pria dan wanita. Pria 18,6% sedangkan wanita
17,4%, ternyata pria leih banyak menderita hipertensi.
(Tjokronegoro,2001)
c. Usia
Diperkirakan 2/3 dari klien hipertensi yang berumur lebih dari 60
tahun akan mengalami stroke, jantung. Satu dari lima pria yang
berumur antara 35-40 tahun memiliki tekanan darah tinggi (Hipertensi).
(Tjokronegoro,2001)
14
d. Merokok
Peningkatan tekanan darah ditunjang oleh pemekatan darah atau
penyempitan pembuluh darah perifer akibat dari kandungan bahan
kimia, terutama gas karbon monoksida dan nikotin serta zat kimia lain
yang terdapat didalam rokok.
(Sitepoe,1997)
e. Obesitas
Pada obesitas tahanan ferifer normal sedangkan aktivitas syaraf
simpatis meningkat dengan aktivitas trenin plasma rendah.
(Tjokronegoro,2001)
f. Stress
Hubungan stress dengan hipertensi diduga melalui aktifitas syaraf
simpatis peningkatan syaraf dapat menaikan tekanan darah secara
intemiten (tidak teratur), Stress yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum
terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi
dibandingkan dengan pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan
pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di
kota.
(Noviaty,2006)
g. Makanan untuk hipertensi
Rendah garam
Rendah lemak
15
3. Komplikasi hipertensi
a. Bisa mengakibatkan stroke
b. Bisa mengakibatkan jantung
c. Bisa mengakibatkan kematian
D. Pengendalian hipertensi
a. Diit rendah garam
Untuk mengendalikan hipertensi yang telah di derita oleh seseorang
perlu di kendalikan dengan cara:
1) Pengertian
Diit rendah garam adalah garam natrium seperti yang terdapat di
dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaClO3), baking powder,
natrium benzoate dan vetsin (mono sodium glutamate). Menurut WHO
(1990), menganjurkan pembatasan komsumsi garam dapur hingga 6
gram sehari (eksivalen dengan 2400mg natrium)
2) Tujuan
Tujuan diit rendah garam adalah membantu menghilangkan retensi
garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah
pada pasien hipertensi.
3) Syarat
Syarat-syarat diit rendah garam adalah:
1. Cukup energi, protein, mineral dan vitamin
2. Untuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit
16
3. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam
atau air hipertensi
4) Macam-macam diit dan indikasi pemberian
a. Diit rendah garam I (200-400mgNa)
Diit rendah garam I di berikan kepada pasien dengan edema,
asites dan hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak
ditambahkan garam dapur dan di hindari bahan makanan yang
tinggi kadar natriumnya.
b. Diit rendah garam II (600-800mgNa)
Diit rendah garam II di berikan kepada pasien dengan edema,
asites dan hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari
sama dengan diit rendah garam I, Pada pengolahan makanannya
boleh mengunakan ½ sendok the garam dapur (2gram). Dihindari
dari makanan yang tinggi kadar natriumnya.
c. Diit untuk di rumah
Pemberian makanan sehari sama dengan diit rendah garam I,
pada pengolahan makanan boleh mengunakan 1 sendok teh
(4gram).
Contoh makanan rendah garam yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan:
1. Diit yang dianjurkan
Golongan bahan makanan
17
Sumber hidrat arang
Beras, kentang, singkong, terigu tapioka, gula,
makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut diatas
tanpa garam dapur dan soda, seperti: mie, bihun, roti/kue
kering
Sumber protein hewani
Daging dan ikan maksimum 100 gram sehari, telur
maksimum 1 butir sehari, susu maksimum 200 gram sehari
Sumber protein nabati
Semua kacang-kacangan yang hasilnya diolahdan
dimasak tanpa garam
Sayuran
Semua sayuran segar, sayuran yang diawetkan tanp
garam dapur
Buah-buahan
Semua buah-buahan segar, buah yang diawetkan tanpa
garam dapur
Lemak
Minyak, margarin tanpa garam dan mentega tanpa garam
Minuman
Teh, kopi, minuman botol/soft drink
2. Diit yang tidak dianjurkan
Golongan bahan makanan
Sumber hidrat arang
18
Roti, biskuitdan kue-kue yang dimasak dengan garam
dapur atau soda
Sumber protein hewani
Sarden keju otak daging, ikan, teluryang diawetkan
dengan garam dapur
Sumber protein nabati
Keju, kacang tanah, dan semua kacang-kacangan dan
hasilnya dimasak dengan garam dapur
Sayuran
Semua sayuran segar, sayuran yang diawetkan dengan
garam dapur dan ikatan natrium, seperti: sayuran dalam
kaleng, sawi asin-asinan, acar
Buah-buahan
Buah-buahan yang diawetkan dengan garam dapur
Lemak
Minyak, margarin dan mentega biasa
Minuman
Susu coklat
(Andra, 2007)
b. Diit rendah lemak
Mengontrol kolesterol bukan artinya tidak bisa makan enak,tetapi
mengurangi atau menghindari dari makanan berlemak. Didalam makanan
terdapat 3 macam lemak yaitu:
Lemak jenuh (saturated)
19
Lemak ini terdapat di makanan seperti kuning telur, jerohan, otak
sapi. Sebaiknya makanan seperti ini harus di hindari.
Lemak tidak jenuh (monounsaturated)
Lemak ini terdapat di makanan seperti udang dan kepiting,
makanan ini termasuk di konsumsi dengan jumlah yang terbatas.
Lemak tidak jenuh ganda (polyunsaturated)
Lemak ini terdapat di makanan seperti ikan yang berasal dari laut
dalam (tenggiri dan tuna) yang mengandung lemak tidak jenuhganda
serta omega3. Makanan seperti ini hendaknya banyak di konsumsi,
karena dapat membantu menaikan HDL (kolesterol baik) dan LDL
(kolesterol jahat).
E. Kerangka Teori
Gambar: IKerangka Teori Penelitian
- Keturunan- Jeniis kelamin- Usia- Merokok- Obesitas- Stress- Makanan
Hipertensi
20
F. Kerangka Konsep
Gambar: IIKerangka Teori Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
G. Hipotesa
Terdapatnya hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga tentang pengetahuan keluarga dengan pengendalian hipertensi (Ho ditolak)
Tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga tentang pengetahuan keluarga dengan pengendalian hipertensi (Ho diterima)
H. Defenisi Operasional
N
oVariabel Definisi operasional Cara ukur Alat ukur
Skala
ukurHasil ukur
1 Indepandent
Pengetahuan
keluarga tentang
diit hipertensi
Segala sesuatu yang
diketahui tentang diit
hipertensi
Wawancara
terpimpin
Kuesioner Ordinal Tinggi : > 50%
Rendah : < 50%
2. Dependent
Pengendalian
hipertensi
Cara mengatur
makanan yang
mempengaruhi
tensinya
Observasi Tensi meter
Ceklist
Ordinal Terkendali : tensinya
120/80mmhg
Tidak terkendali :
160/100 mmhg
Pengetahuan Keluarga Tentang Makanan Untuk Klien
Hipertensi
Hipertensi
top related