at-thibaq dalam surah an-nisa’ - artikel.pdf · secara garis besar, ilmu badi‟ ini mempelajari...
Post on 02-Jun-2020
19 Views
Preview:
TRANSCRIPT
AT-THIBAQ DALAM SURAH AN-NISA’
ARTIKEL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Oleh:
ETA HARTATI
NIM.I1A213001
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS JAMBI
2017
Abstrack
Skripsi dengan judul thibaq dalam surah an-nisa‟adalah surah yang ke 4
diantara surat-surat dalam al-qur‟an yang terdiri dari 176 ayat,termasuk golongan
surat-surat madaniyyah.dinamakan surat an-nisa‟karena dalam surat ini banyak
hal-hal yang dibicarakan berhubungan dengan wanita.biasanya surah an-
nisa‟disebut dengan surah an-nisa‟kubro (surah an-nisa‟besar).
Pokok permasalahan yang tertdapat dalam pembahasan ini meliputi 2
hal,yaitu pertama,ayat berapa yang termasuk thibaq dalam surah an-nisa‟,dan
kedua,ada berapa macam thibaq dalam surah an-nisa‟.Dalam menjawab
permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode formal yaitu:menganalisis
unsur-unsur yang sesuai dengan perelatan yang terkandung dalam
karya.penggunaan metode formal dalam penelitian ini disebabkan objek kajiannya
berupa teks bahasa.dengan metode formal akan mengungkapi jenis thibaq daan
tujuan yang ditimbulkannya yaitu:menguraiakan,menganalisis dan
mengklasifikasikan kata yang mengandung thibaq dalam surah an-nisa‟.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah:(1)Thibaq dalam surah An-nisa'terdiri dari 27 Ayat,(2)Macam-macam
Thibaq dalam surah An-nisa'adalah Thibaq Ijab dan Thibaq Salab.Hasil dari
analisis penulis,Thibaq Ijab berjumlah 14 Ayat dan Thibaq salab berjumlah 12
Ayat.
Kata Kunci:Thibaq,Surah An-Nisa’
PENDAHULUAN
.Latar Belakang Masalah
Ilmu Balaghah adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
menyusun kalimat dengan baik dan bagaimana mengucapkannya secara benar.
Dalam ilmu balaghah terdapat ilmu badi‟, yakni ilmu untuk mengetahui macam-
macam cara dalam memperindah pembicaraan yang mutabiq dengan muqtadhol
hal. Jalan untuk memperindah kalam ini ada yang dititikberatkan pada
memperindah makna dan ada pula yang dititikberatkan pada memperindah
lafad.(Hifni Dayyab:501)
Ilmu Badi‟ menurut bahasa adalah aneh. Sedangkan menurut istilah ialah :
علم يعرف بو وجوه تحسين الكالم بعد رعاية المطابقة ووضوح الداللة
Yaitu ilmu untuk mengetahui cara-cara membentuk kalam yang baik
sesudah memelihara tujuan yang lain (muthobaqoh dan wudhuhud dilalah).
Kemudian cara membentuk kalam yang baik itu ada dua macam, yaitu dengan
memperhatikan lafadz dan maknanya. (Abdurrahman al-ahdhori, 2009. 118)
لغ بلوغا و بالغا.)محمد قاسم و البالغة في اللغة:جاء اللسان)بلغ(:ب لغ الشيء ي ب (۸رمحي الدين:
Menurut ahli balaghah secara istilah: ilmu untuk mengetahui segi-segi
memperindah kata setelah memperhatikan ketersesuaiannya dengan muqthada‟
hal dan kejelasan makna yang dimaksud.
Sedagkan menurut pendapat lain Pengertian Ilmu Badi‟ adalah :
علم يعرف بو الوجوه والمزايا التي تزيد الكالم حسنا وطالوة وتكسوه ىوالبديع
بهاء ورونقا بعد مطابقتو لمقتضى الحال
Artinya: “Ilmu badi„ ialah suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui
bentuk-bentuk dan keutamaan-keutamaan yang dapat menambah nilai keindahan
dan estetika suatu ungkapan, membungkusnya dengan bungkus yang dapat
memperbagus dan mepermolek ungkapan itu, disamping relevansinya dengan
tuntutan keadaan” (al-Hasyimi, 1960: 360)
البالغة علم وفن.نظرية وتطبيق.تقنية بالغة وعالم بليغ.ومن ىنا تجب التغرقة بين المعرفة البالغة من جهة:وتوظيف ىذه المعرفة في ابداع األدب و تقده من
(۹)عبدالعزيز:جهة.
Secara garis besar, ilmu badi‟ ini mempelajari aspek-aspek yang berkaitan
dengan keindahan bahasa. Ilmu Badi‟ merupakan penghias lafadz atau makna
dengan bermacam-macam corak kehidupan lafadz dan makna.
Kesimpulannya, ilmu badi‟ dibagi menjadi dua, yaitu: muhassinat
maknawiyah yang bertujuan untuk memperindah makna (konsentrasi pada
makna), baru kemudian pada lafadz. Yang kedua, muhassinat lafdziyah yang
memfokuskan pada segi memperindah lafadz, baru kemudian pada makna.
Jadi objek kajian ilmu badi‟ Menurut Imam Akhdhari ilmu badî‟ adalah :
1. Ilmu untuk mengetahui cara membentuk kalam yang baik sesudah
memelihara muthabaqah dan kejelasan dalalah-nya.
2. Ilmu badi‟membahas tata cara memperindah suatu ungkapan, baik
pada aspek lafazh maupun pada aspek makna.
3. Ilmu ini membahas dua budang utama, yaitu muhassanat lafzhiyyah
dan muhassinat ma‟nawiyyah
Ilmu badi‟ sebenarnya telah dikenal oleh bangsa Arab sejak zaman
Jahiliyah dan Islam yang terdapat dalam kalam Arab. Ungkapan-ungkapan yang
mereka keluarkan secara spontan dan otomatis, dan mereka tidak bermaksud atau
dengan sengaja mengucapkan kata-kata yang bernilai badi‟. Hal ini disebabkan
oleh jiwa atau rasa mereka yang asli adanya bakat dalam diri mereka. Kemudian
ketika suatu kota atau peradaban semakin berkembang, muncullah banyak
penyair , dan diantara mereka ada salah seorang penyair yang piawai dan memiliki
kedalaman makna, utamanya dalam bahasa Arab, dia adalah Abdullah bin Mu‟taz.
Ia adalah orang yang pertama kali meletakkan dasar ilmu ini dan mengarang kitab
yang diberi judul “Badi”. Didalamnya membahas tentang isti‟arah, jinas,
muthobiqoh, raddul „ajzi „ala shudur, dan madzhab kalam.
علم البالغة ىو حديث الحياة العربية, ومناط الوجو العقلي للعرب, ثم لالسالم بعد ولى, وجو من وجوه الققافة التي ذلك, ولهذا, فأن البالغة العربية في صورتها اال
تترجم عن امة معروفة بين الناس, غير منكورة بجهدىا, وفضلها, وخلمتها (۵۱.)بركات حمدي:لألنساني
Menurut Ahmad Qolasy: ilmu badi‟ ini mengutamakan pada segi
memperindah dan mempercantik lafadz, seperti memberi hiasan bunga-bunga dan
kancing pada pakaian pengantin setelah dijahit, atau memvernis ukiran setelah
bangunan selesai dibangun, intinya tahap akhir secara keseluruhan.
البالغة والفصاحة من العلهاء, ق يذىب الى ان البالغة والفصاحة مما استأثرت بو اللغات, قال الجاحط رحمو اهلل:و نحن أبقاكاهلل العربية, والتوجد فى غير ىما من
(۳اذاادعينا للعرب اصناف البالغة.)عبد المتعاللصعيد:
Menurut al-Hasyimi: badi‟ secara bahasa: temuan yang belum ada
sebelumnya. Badi‟ diambil dari kata: bada‟ syai‟ wa abda‟ahu (menciptakan
sesuatu dan mengadakannya), temuan atau ciptaan yang tidak ada contoh
sebelumnya). Sedang secara istilah “Ilmu Badi‟ ialah suatu ilmu yang dengannya
dapat diketahui bentuk-bentuk dan keutamaan-keutamaan yang dapat menambah
nilai keindahan dan estetika suatu ungkapan, membungkusnya dengan bungkus
yang dapat memperbagus dan mepermolek ungkapan itu, disamping relevansinya
dengan tuntutan keadaan”.
البالغة في اللغة, الوصول واالنتهاء, يقال بلغ فالن مراده, أذاوصل أليو, وبلغ صطالح و بها للكالم الراكب المدينة, اذا انتهى أليها. وتقع البالغة فى اال
(۹والمتكلم فقط.)ىدام بناء:
Ilmu badi‟ ini membahas bagaimana mengetahui cara membentuk kalam
(kalimat) yang indah sesudah memelihara kesesuaian (dengan situasi dan kodisi)
dan kejelasan maknanya. Kemudian cara membentuk kalam yang baik itu ada dua
macam, yaitu dengan memperhatikan lafadz dan maknanya. Maka, ilmu badi‟ ini
mengkaji Al- Muhassinat al-lafziyyah dan Al- Muhassinat al-ma‟nawiyyah, oleh
karena itu fungsinya adalah untuk merias kata dan makna menjadi indah, sehingga
ungkapan yang keluar akan mengandung makna yang mendalam. (Yuyun
Wahyudin, 2007. 8)
Disamping itu juga, dapat memperbagus bahasa yang digunakan pada saat
berbicara.
علم البديع ىو علم وجوه تحسين الكالم تعرف بعد رعى سابق المرم
Ilmu Badi'adalah ilmu yang membahas tentang jalan untuk memperindah
percakapan.(Ahmad Damanhuri.163)
البالغة اصطالحا:المتقدمون كاألمأم عبد القادر الجرجاني ومن لف لفو,وىؤالء يرون ان الفصاحة والبالغة والبيان والبرعة ألفاظمترادفة التتهف بهاالمفرات)احمد
(۵۳مصطفى:
Jadi, Ilmu Badi‟ merupakan pengetahuan tentang seni sastra, Penemu ilmu
ini adalah Abdullah bin Mu‟taz. llmu ini ditujukan untuk menguasai seluk beluk
sastra sehingga memudahkan seseorang dalam meletakkan kata- kata sesuai
tempatnya. sehingga kata-kata tadi menjadi indah, sedap didengar dan mudah
diucapkan.
“At-Thibaq adalah berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam suatu
kalimat.” (Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, 2010 : 403)
الجمع بين لفظين مقابلين فى المعنى ويسمى بالمطابقة وبالتضاد
“Berhimpunnya dua kata dalam suatu kalimat yang masing-masing kata tersebut
saling berlawanan dari segi maknanya.” (Ali al-Jarim dan Mushtafa Usman,
1994 : 403)
Dari dua pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa At-Thibaq adalah
berkumpulnya dua kata dalam suatu kalimat yang masing-masing kata
tersebut saling berlawanan dari segi maknanya.
Dua kata yang berkumpul dalam satu kalimat itu bisa berupa dua isim, dua
fi‟il, dua huruf, ataupun dua macam kata yang berbeda.At-Thibaq terdiri dari dua
macam yaitu:
1. Thibaq Ijab, yaitu thibaq yang kedua katanya yang berlawanan itu
tidak berbeda positif dan negatifnya.
2. Thibaq Salab, yaitu thibaq yang kedua katanya yang berlawanan
itu berbeda positif dan negatifnya.
Surat An-nisa‟merupakan surat madaniyah karena surat tersebut
diturunkan di kota madinah.suratAn-nisa‟terdiri dari 176 ayat dinamakan surat
An-nisa‟karena dalam surat ini banyak hal-hal yang dibicarakan berhubungan
dengan wanita.surat lain yang juga membicarakan tentang hal wanita adalah surat
At-talaq,dalam hubungan ini biasanya surat An-nisa‟disebut dengan sebutan surat
An-nisa‟kubro(surat An-nisa‟kubro),sedangkan surat At-talaq disebut dengan
surat An-nisa‟sughra(surat An-nisa‟kecil).
Diantara dari ayat surat an-nisa‟juga terdapat pokok-pokok kandungan isi dari
surat an-nisa‟yaitu:
1. tentang keimanan yang diantaranya syirik (dosa yang paling besar
terhadap Allah, akibat dari kekafiran dihari kemudian).
2. Hukum-hukum:Kewajiban para washi dan para wali, hukum
tentang poligami, mas kawin (mahar), memakan harta anak yatim
dan orang-orang yang tak dapat mengurus hartanya, pokok-pokok
hukum waris, perbuatan-perbuatan keji dan hukumnya, wanita-
wanita yang haram untuk dikawini, hukum-hukum apabila
mengawini budak wanita, larangan apabila memakan harta secara
bathil, hukum syiqaq dan nusyuq, kesucian lahir batin dalam hal
melaksanakan sholat, hukum suka, hukum membunuh orang islam,
sholat kauf, larangan untuk melontarkan ucapan-ucapan buruk dan
masalah pusaka kalah.
3. Kisah-kisah tentang nabi musa dan para pengikutnya.
4. Dan lain-lain:asal mula manusia, keharusan untuk menjauhi adat-
adat pada zaman jahiliyyah dalam perlakuan terhadap wanita,
norma-norma bergaul dengan istri, hak seseorang sesuai dengan
kewajiban, perlakuan ahli kitab terhadap kitab-kitab yang
diturunkan kepadanya, dasar-dasar dari pemerintahan, cara-cara
untuk mengadili perkara, keharusan siap siaga terhadap musuh,
sikap-sikap dari orang munafik dalam menghadapi peperangan,
berperang dijalan Allah adalah kewajiban bagi tiap-tiap muallaf,
norma dan adab dalam peperangan, cara dalam hal menghadapi
orang-orang munafik, derajat orang-orang yang berjihad.
5. Ketaatan kepada Allah swt dan rasulnya:taat pada Allah dan
rasulnya berpahala surga dan menentang Allah dengan rasul
mendapatkan balasan siksa neraka.
.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,dibuat rumusan masalah sebagai
berikut:
1.Pada ayat berapa terdapat at-thibaq dalam surah an-nisa‟?
2.Apa jenis-jenis at-thibaq dalam surah an-nisa‟?
Tujuan penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ayat-ayat yang mengandung at-thibaq dalam
surah an-nisa‟
2.Untuk mengetahui jenis-jenis At-thibaq di dalam surah An-nisa‟
D.Manfaat penelitian
Dalam penelitian tentunya memiliki beberapa manfaat antara lain:
1.Kegunaan teoritis
Sebagai sumbangsih pemikiran terhadap masyarakat umum,khususnya
bagi akademisi dalam menambah wawasan dan juga sebagai rujukan kajian
bahasa terutama dalam disiplin ilmu balaghah,karena tidak sedikit dari pelajar
khususnya para pelajar di perguruan tinggi islam yang justru minim sekali dalam
memahami ilmu balaghah.
2.Kegunaan praktis
a. Penelitian ini dilakukan guna memperoleh gelar sarjana pada
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Jambi.
b. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kata dalam satu kalimat,
kata tersebut saling berlawanan dari segi makna
.
Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka atau kajian pustaka adalah merupakan upaya umum yang
harus dilakukan untuk mendapatkan teori-teori yang relevan dengan topik
penelitian.oleh karena itu kajian pustaka meliputi proses umum
seperti:mengidentifikasi teori secara sistematis,penemuan pustaka,dan analisis
dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.setelah
peneliti membaca berbagai referensi yang ada,maka peneliti menemukan kajian
yang serupa dengan penelitian yang lain,akan tetapi berbeda dalam objek
kajiannya.sekalipun sudah ada yang menulis tentang At-thibaq dala surah An-
nisa‟namun yang meneliti At-thibaq secara khusus belum ditemukan dalam surah
An-nisa‟.
Berdasarkan penelitian terdahulu dalam bentuk skripsi yang pernah
ditulis,ditemukan beberapa literature yang membahas At- thibaq dalam surah An-
nisa‟ . Adapun penelitian dalam bentuk skripsi pernah ditulis oleh:
1. Nurul Arifah angkatan 2005 dengan judul penelitian “al-muhasinat
wa al-ma‟nawiyyah fi surah al-mulk.Dengan rumusan masalah, 1)
Apa saja macam-macam muhasinat dalam surah al-mulk?.2)
bagaimana makna muhassinat dalam surah al-mulk. Hasil
penelitiannya diantaranya at-thibaq dan tadbil. Ada lima ayat yang
termasuk dalam at-thibaq.
2. Umi Rofiah angkatan 2003 dengan judul penelitian “al-muhasinat
lafdziyah wa ma‟nawiyah fi surah kahfi”. Rumusam masalahnya 1)
Apa macam-macam muhassinat dalam surah al-kahfi?. 2)
Bagaimana makana muhassinat dalam surah al-kahfi. Hasil
penelitiannya adalah terdapat beberapa muhassinat maknawiyah
dalam surah al-kahfi diantaranya ialah: at-thibaq, muqobalah,
tijahul „arif, dan beberapa muhassinat lafdziyah.
.Kerangka teoritis
Balaghah atau yang sering disebut retorika dipandang sebagai suatu cara
penggunaan bahasa untuk memperoleh tujuan estetis.ia diperoleh melalui
kreativitas dalam mengungkapkan bahasa,yaitu bagaimana penutur mengolah
bahasa sebagai media untuk mengungkapkan gagasan yang ia maksud.ungkapan
sebuah bahasa mencerminkan sikap dan perasaan penutur,tetapi juga sekaligus
dimaksudkan untuk menyetujui sikap dan perasaan pembaca yang tercermin dari
keindahan dalam penuturnya.dengan demikian,pengungkapan bahasa harus
efektif.yang dimaksud efektif adalah mampu mendukung gagasan secara tepat
sekaligus mengandung estetis sebagai sebuah karya seni.
Balaghah terbagi kepada tiga kajian, yaitu:ilmu ma‟ani, ilmu bayan, dan
ilmu badi‟.ilmu bayan merupakan seni dalam penyusunan dan pengugkapan suatu
pengertian dengan berbagai gaya ekspresi dan redaksi yang indah.ilmu
badi‟adalah ilmu yang dengan ilmu itu dapat diketahui sesuatu lafadz muthobaqoh
dengan muqtadhol-halnya (keadaan situasi dan kondisinya).hasyimi menjelaskan
bahwa ilmu badi‟adalah suatu ilmu yang dengannya diketahui segi-segi(metode
dan cara-cara yang ditetapkan untuk menghiasi kalimat dan memperindahnya)dan
keistimewaan-keistimewaan yang dapat membuat kalimat semakin indah, bagus
dan menghiasinya dengan kebaikan dan keindahan setelah kalimat tersebut sesuai
dengan situasi dan kondisi dan telah jelas makna yang dikehendaki.dari ketiga
bidang yang terdapat dalam ilmu balaghah yang dijadikan pendekatan (pisau
analisis) dalam penelitian ini adalah ilmu badi‟saja.itupun hanya memfokuskan
pada salah satu pembahasan, yaitu pembahasan at-thibaq saja.
At-thibaq adalah bagian dari pembahasan ilmu badi‟yang mempunyai arti
berkumpulnya dua kata dalam suatu kalimat yang masing-masing kata tersebut
saling berlawanan dari segi maknanya.dua kata yang berkumpul dalam suatu
kalimat itu bisa berupa dua isim,dua fi‟il,dua huruf ataupun dua macam kata yang
berbeda.
Pembahasan dalam ilmu badi‟mencakup didalamnya At-thibaq, Tauriyah,
Muqabalah, Husnut-Ta‟il, uslub orang yang bijaksana, mubalaghah dan
menegaskan pujian dengan kata-kata yang menyerupai celaan atau sebaliknya.
G.Metode penelitian
Metode adalah cara atau jalan. Maksudnya ialah cara yang telah teratur
dan terfikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan Poerwadarminta
menerangkan sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut
masalah cara kerja; yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode juga adalah cara yang dipergunakan
seorang peneliti didalam usaha memecahkan masalah yang diteliti. Untuk itu
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode formal. Tujuan
metode formal adalah studi ilmiah mengenai sastra dengan memperhatikan sifat-
sifat teks yang dianggap artistik. Ciri-ciri utama metode formal adalah analisis
terhadap unsur-unsur karya sastra, kemudian bagaimana hubungan antara unsur-
unsur tersebut dengan totalitasnya. Tugas utama metode formal adalah
menganalisis unsur-unsur yang sesuai dengan peralatan yang terkandung dalam
karya. Penggunaan metode formal dalam penelitian ini disebabkan objek
kajiannya berupa teks bahasa. Dengan metode formal akan mengungkap jenis At-
thibaq dan tujuan yang ditimbulkanya; yaitu menguraikan, menganalisis dan
mengklasifikasikan kata yang mengandung At-thibaq dalam surah An-nisa‟.
1.Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang
dilakukan dengan tidak mengutamakan pada angka-angka,tetapi mengutamakan
kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara
empiris.Adapun jenis penelitian ini adalah data yang berkenaan dengan objek
kajian yang berupa At-Thibaq dalam surah an-nisa‟.dalam hali ini berkaitan
dengan teori yang bertujuan untuk mengetahui berkumpulnya dua kata dalam satu
kalimat yang masing-masing saling berlawanan dari segi maknanya.
2.sumber data
Sumber data yang terdapat pada penelitian ini adalah:
a. Sumber primer, adalah Ali Jarim dan Mustafa Usman (balaghah
wadhihah) dan Al-qur‟an dan terjemahannya.
b. Sumber Sekunder, ialah penunjang seperti buku pokok ilmu
balaghah, Jawahirul Maknun, jawahirul Balaghah, Al-balaghatul
Lil Jami‟, Kaidah Tata Bahasa Arab, Tafsir Ibnu Katsir, Penelitian
Kualitatif dan buku yang berkaitan dengan kajian diatas.
3.teknik pengumpulan data
Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library
researceh) yaitu penemuan segala sumber yang terkait dengan objek
penelitian.dengan mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan At-thibaq
serta buku-buku yang menunjang lainnya.
4.Teknik analisis data
Analisis data merupakan sumber yang sudah dipilh itu kemudian dianalisis
sesuai dengan teori yang digunakan.dalam melakukan analisis data,peneliti
menggunakan deskriptif kualitatif yang sifatnya induktif (khusus ke umum).
H.Sistematika penulisan
Sebagaimana pada skripsi-skripsi sebelumnya yang mendeskripsikan
secara jelas akan sistematika penulisan,maka pada bagian ini juga akan
dipaparkan sistematikanya
Bab 1 Pendahuluan
Ilmu balaghah adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
menyusun kalimat dengan baik dan bagaimana mengucapnya secara benar.
Bab II Kerangka Teoritis
Thibaq adalah berkumpulnya dua kata dalam suatu kalimat yang masing-
masing kata tersebut saling berlawanan.Thibaq terdiri dari dua bagian
yaitu: Thibaq Ijab dan Thibaq Salab.
Bab III Metodologi Penelitian
Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan
wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan,
perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang.
Bab IV Pengelompokkan ayat-ayat dalam surah an-nisa‟dan penjelasannya
Didalam surah an-nisa‟terdapat thibaq Ijab yang terdiri dari 12 Ayat dan
thibaq Salab terdiri dari 14 Ayat .
Bab V Penutupan
a.kesimpulan
b.saran
top related