artikel penelitian
Post on 26-Dec-2015
59 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Terhadap Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswi Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Dan Ilmu-ilmu
Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto Tahun 2012-2013
Pandu Nugroho Kanta Sjafril Sanusi Susiana Candrawati
Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Jawa Tengah Indonesia
(pandoeskyyahoocom)
ABSTRACT
Background In the female reproductive systems there is a series of cyclic
changes regularly which is called the menstrual cycle Menstrual cycle is affected
by several factors and one of them is the physical activity level Objective The research aims to determine the association of the physical activity
level with the menstrual cycle in college student Medical Faculty of Medicine and
Health Sciences University of Jendral Soedirman Purwokerto 2012-2013
Methods This study was an observational analytic study with cross-sectional
study This study was conducted in June 2013 in college student Medical Faculty
of Medicine and Health Sciences University of Jendral Soedirman Purwokerto
used 75 suitable responden based on inclusion and exclusion criterias Physical
activity levels were measured by a questionnairre of physical activity levels
Riskesdas 2007 while menstrual cycle was measured using a questionnairre of
menstrual cycle
Results This study was obtained 50 samples (667) normal menstrual cycle and
25 samples (333) abnormal menstrual cycles The analysis by Chi-square
correlation test found a significant association between physical activity level and
menstrual cycle with p=0026
Conclusion This study concluded that heavy physical activity level association
with menstrual cycle in college student Medical Faculty of Medicine and Health
Sciences University of Jendral Soedirman Purwokerto 2012-2013
__________________________________________________________________
Keywords physical activity level menstrual cycle
2
PENDAHULUAN
Dalam sistem reproduksi perempuan terjadi serangkaian perubahan siklik
yang teratur yang disebut sebagai siklus menstruasi Siklus ini ditandai dengan
perubahan-perubahan dimana yang paling nyata terlihat adalah perdarahan
pervaginam secara berkala sebagai hasil dari pelepasan lapisan endometrium
uterus (Wiknjosastro 2009)
Wanita akan merasa terganggu bila siklus menstruasinya mengalami
perubahan terutama bila menstruasi menjadi lebih lama tidak teratur lebih sering
atau tidak menstruasi sama sekali (amenore) Penyebab gangguan siklus
menstruasi dapat karena kelainan biologik seperti gangguan hormonal tingkat
aktivitas fisik yang berat atau dapat pula karena kelainan psikologik seperti
keadaan-keadaan stres dan gangguan emosi atau gabungan biologik dan
psikologik (Dewi 2010)
Menurut Riskesdas (2010) sebagian besar (68 persen) perempuan di
Indonesia berusia 10-59 tahun dilaporkan menstruasi teratur dan 137 persen
mengalami masalah siklus menstruasi yang tidak teratur (Depkes RI 2011) Cakir
et al (2007) dalam penelitiannya menemukan adanya prevalensi ketidakteaturan
menstruasi (312 ) serta perpanjangan durasi menstruasi (53) Pada
pengkajian terhadap penelitian-penelitian lain didapatkan prevalensi amenorea
primer sebanyak 53 amenore sekunder 184 oligomenorea 50
polimenorea 105 dan gangguan campuran sebanyak 158 (Olaf et al 2009)
Dewasa ini siklus menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
usia body mass index (BMI) nutrisi stres emosional leptin yang dihasilkan
jaringan adiposa pemilihan kontrasepsi oral dan salah satunya adalah gaya hidup
seperti aktivitas fisik (Lee et al 2006 Fujiwara amp Nakata 2007 Ziomkiewicz et
al 2008 Asimakopoulos et al 2009)
Menurut Barbara et al (2002) 20 wanita mengalami gangguan siklus
menstruasi seperti polimenorea oligomenorea dan amenore Wanita yang
mengalami gangguan menstruasi tersebut adalah wanita dengan tingkat aktivitas
fisik berat atau overtrain Sedangkan menurut Dušek (2001) angka kejadian
gangguan siklus menstruasi pada wanita yang melakukan tingkat aktivitas fisik
ringan sampai sedang umumnya 2-5 sedangkan pada wanita dengan tingkat
3
aktivitas fisik berat atau overtrain seperti atlet wanita skalanya jauh lebih tinggi
yaitu 51
Bukti bahwa aktivitas fisik dapat mempengaruhi hormon-hormon
menstruasi salah satunya adalah penelitian terhadap atlet (2002) yang memiliki
tingkat aktivitas fisik berat atau overtrain Dilaporkan bahwa atlet tersebut
memiliki prevalensi yang lebih tinggi mengalami ketidakteraturan menstruasi
dibandingkan dengan wanita dengan tingkat aktivitas rendah atau aktivitas sedang
(Barbara et al 2002)
Aktivitas fisik yang memicu terjadinya gangguan siklus menstruasi
dilaporkan sebagai aktivitas fisik yang dipaksakan (kompulsif) dan tidak
mengikuti pola aktivitas yang baik (Prior 2007) Menurut Loucks (1990) wanita
dengan aktivitas yang berlebih tanpa diimbangi asupan makan yang baik oleh
karena motivasi berlebih untuk mengurangi berat badan dapat mengalami
ketidakteraturan siklus menstruasi yaitu amenorea Hal ini dikarenakan terjadinya
ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi sehingga terjadi
defisiensi energi kronik yang dapat mengurangi lemak tubuh Lemak tubuh adalah
prekusor utama untuk pembentukan hormon estrogen dan progesteron Ketika
komposisi lemak dalam tubuh kurang maka produksi hormon estrogen dan
progesteron akan berkurang sehingga dapat menyebabkan ovulasi yang lebih lama
akibat kadar LH meningkat secara lambat dan menyebabkan siklus menstruasi
menjadi lebih panjang
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain
penelitian cross sectional Populasi target dalam penelitian ini adalah mahasiswi
jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Unsoed
Purwokerto tahun 2012-2013 sedangkan populasi terjangkau adalah mahasiswi
jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Unsoed
Purwokerto tahun 2012-2013 angkatan 2010-2012
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
consecutive sampling Sampel yang digunakan adalah populasi terjangkau yang
memenuhi kriteria inklusi yaitu 1) Bersedia menjadi responden penelitian dengan
4
mengisi lembar persetujuan mengikuti penelitian 2) Usia 19 - 25 tahun
berdasarkan data sekunder di Fakultas yang bersangkutan 3) Aktivitas fisik tidak
berubah selama 6 bulan terakhir Kriteria ekslusinya adalah 1) Menggunakan alat
kontrasepsi hormonal 2) Dalam masa menyusui 3) Sedang menjalani terapi
hormonal 4) BMI lt 185 dan ge 25 5) Dalam keadaan stres emosional akut
depresi dan kecemasan
besar sampel minimal yang diambil untuk penelitian ini adalah 75 orang
Kelompok dengan tingkat aktivitas fisik ringan sebesar 25 sampel dan kelompok
dengan tingkat aktivitas fisik sebesar 25 sampel dan kelompok dengan tingkat
aktivitas fisik sebesar 25 orang
Jenis data yang dikumpulkan meliputi nama usia jenis kelamin angkatan
IMT berat badan tinggi badan tingkat stress emosional lama siklus menstruasi
dan durasi aktivitas fisik Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat
aktivitas fisik adalah kuesioner tingkat aktivitas fisik Riskesdas 2007 sedangkan
untuk menilai siklus mentruasinya menggunakan kuesioner siklus menstruasi
untuk melihat lamanya siklus menstruasi Peneliti menggunakan Chisquare untuk
menguji signifikansi hubungan antar variabel Uji Kolmogorov Smirnov
digunakan bila syarat uji Chisquare tidak terpenuhi setelah penelitian dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Karakteristik Sampel menurut Angkatan Tingkat Aktivitas Fisik dan
Siklus Menstruasi
Karakteristik sampel Jumlah (orang) Presentasi ()
1 Angkatan
a 2010
b 2011
c 2012
23
29
23
307
387
307
2 Tingkat Aktivitas Fisik
a Ringan
b Sedang
c Berat
25
25
25
333
333
333
3 Siklus Menstruasi
a Normal
b Tidak Normal
50
25
667
333
Jumlah seluruh sampel 75 100
5
Tabel 2Karakteristik Sampel menurut Berat Badan Tinggi Badan IMT dan
Umur
Hasil penelitian menyatakan bahwa paling banyak sampel berasal dari
angkatan 2011 dengan jumlah 29 orang (387 ) Pada kelompok tingkat aktivitas
fisik masing-masing berjumlah 25 orang (333 ) untuk tiap kelompoknya
sedangkan menurut kelompok siklus menstruasi paling banyak sampel mengalami
siklus menstruasi normal dengan jumlah 50 orang (667 )
Karakteristik sampel menurut berat badan tinggi badan IMT dapat dilihat
pada Tabel 3 Hasil penelitian menyatakan bahwa median berat badan sampel
5700 kg median tinggi badan sampel 156 m sedangkan median IMT sampel
adalah 2343 kgm2 Menurut kelompok umur memiliki median 2000 tahun
Analisis pengaruh antara tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi
dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square dan memperoleh nilai p = 0026
dengan tingkat kepercayaan 95 menunjukkan bahwa antara tingkat aktivitas
fisik dengan siklus menstruasi memiliki hubungan yang bermakna Siklus
menstruasi tidak teratur mahasiswa banyak terjadi pada kelompok tingkat
aktivitas fisik berat (52 ) sedangkan siklus menstruasi teratur banyak terjadi
pada kelompok tingkat aktivitas fisik sedang (84 )
Pada analisis ini menggunakan tabel 3 x 2 sehingga untuk penghitungan
rasio prevalensi menggunakan cara menentukan tingkat aktivitas fisik sedang
sebagai pembanding karena tingkat aktivitas fisik sedang secara teori memiliki
resiko terjadinya siklus menstruasi tidak teratur yang paling kecil dibandingkan
dengan tingkat aktivitas fisik ringan dan berat
Karakteristik
sampel
Median Min- Max
1 Berat badan(kg) 5700 4500-6800
2 Tinggi badan(m) 156 150-166
3 IMT(kgm2) 2343 2000-2498
4 Umur(tahun) 2000 1900-2200
6
Tabel 3 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Terhadap Siklus Menstruasi dengan
RP
Pada tabel 3 didapatkan nilai P pada tingkat aktivitas fisik ringan dan
sedang sebesar 0185 maka artinya tidak terdapat perbedaan antara tingkat
aktivitas fisik ringan dan sedang dengan nilai rasio prevalensi sebesar 200 (069-
579) dan tingkat kepercayaan 95 yang artinya tingkat aktivitas fisik ringan lebih
beresiko 200 kali mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan
tingkat aktivitas fisik sedang
Sedangkan nilai P pada tingkat aktivitas fisik berat dan sedang yaitu
sebesar 007 yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat
aktivitas fisik berat dan sedang dengan nilai rasio prevalensi sebesar 325 (122 -
860) dan tingkat kepercayaan 95 yang artinya tingkat aktivitas fisik berat lebih
beresiko 325 kali mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan
tingkat aktivitas fisik sedang
Pada penelitian ini sampel yang paling banyak mengalami gangguan siklus
menstruasi adalah sampel dengan tingkat aktivitas fisik berat yaitu sebesar 13
orang (52) Sampel dengan tingkat aktivitas fisik ringan mengalami gangguan
siklus sebanyak 8 orang (32) Sedangkan pada sampel dengan tingkat aktivitas
fisik sedang sebanyak 4 orang (16)
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Barbara et al (2002) pada wanita
yang bekerja di industri semikonduktor California dan penelitian Olaf Sianifar et
al (2009) pada siswi SMU di kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur yang
mengemukakan bahwa tingkat aktivitas fisik berhubungan terhadap siklus
Tingkat
Aktivitas
Fisik
Siklus Menstruasi
Nilai P RP (CI 95)
Tidak
Normal Normal
Total
N N
Berat 13 12 25 0007
325 (122 -
860) 520 480 100
Ringan 8 17 25 0185 200 (069-579)
320 680 100
Sedang 4 21 25 Pembanding
160 840 100
7
menstruasi dan tingkat aktivitas fisik yang berpengaruh terhadap siklus menstruasi
adalah tingkat aktivitas fisik berat Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyani (2008) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan siklus menstruasi
Prevalensi gangguan siklus menstruasi pada penelitian ini menunjukkan
angka hampir mencapai 333 hal ini mendekati hasil penelitian yang dilakukan
oleh Asniyah et al (2013) yang menyebutkan sejumlah 3078 persen mengalami
masalah siklus menstruasi yang tidak teratur
Hasil penelitian ini membuktikan teori yang sudah dipaparkan sebelumnya
tentang pengaruh tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi Aktivitas fisik
berat yang mendekati ovetraining merupakan stress fisiologis yang dapat
merangsang GnRH untuk meningkatkan sekresi estrogen dan progesterone
sehingga terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang nantinya
akan terjadi ketidakseimbangan hormon reproduksi yang akan mengganggu siklus
menstruasi Selain itu aktivitas fisik berat yang mendekati ovetraining dapat
menyebabkan terjadinya disfungsi hipotalamus akibat pelepasan hormon kortisol
yang menyebabkan gangguan pada sekresi GnRH Hal tersebut menyebabkan
terjadinya menarche yang tertunda dan gangguan siklus menstruasi (Warrenet al
2001)
Stres fisik akibat aktivitas fisik berat yang mendekati overtraining
menyebabkan efek katabolik Protein kontraktil pada tubuh digunakan untuk
menghasilkan energi selain itu terjadi pemecahan karbohidrat dan lemak dimana
olahragawan yang terlatih lebih dominan proses metabolism lemaknya (Rebecca
2005)
Pada tingkat aktivitas fisik ringan dapat terjadi ketidakseimbangan lemak
tubuh karena kadar lemak yang berlebih akibat gaya hidup sedentary Sumber lain
menjabarkan aktivitas fisik yang intensitasnya rendah lebih potensial
meningkatkan resiko gangguan siklus menstruasi dari pada berintensitas kuat dan
diikuti repetisi (Dušek 2001)
Gangguan siklus pada tingkat aktivitas fisik ringan terjadi karena
meningkatnya kadar lemak dalam tubuh yang akan meningkatkan sintesis
estrogen dan progesteron Kadar estrogen yang tinggi akan menyebabkan
8
produksi FSH yang sedikit ini akan berpengaruh pada pembentukan folikel yang
terganggu yang nantinya akan terjadi pemanjangan siklus menstruasi (Asniyah et
al 2013 Cobbet al 2003)
Pada tingkat aktivitas fisik sedang lemak tubuh cenderung dalam
komposisi yang normal Komposisi lemak tubuh yang normal ini menyebabkan
produksi hormon estrogen dan progesteron yang seimbang sehingga tidak terjadi
hiperandrogenism (kadar androgen yang berlebih) Kedua hormon yang normal
ini menyebabkan keseimbangan bagi hormon reproduksi lainya yaitu FSH dan LH
sehingga tidak terjadi gangguan pembentukan folike dan siklus menstruasi
menjadi normal (Asniyah et al 2013)
Menurut Barbara et al (2002) wanita dengan aktivitas yang berat cenderung
memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih rendah dibandingkan
dengan aktivitas fisik yang ringan dan sedang Hal ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon-hormon yang mengatur siklus menstruasi yang
nantinya akan mengganggu siklus menstruasi wanita
KESIMPULAN
Terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik berat terhadap siklus menstruasi
pada mahasiswi jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan Unsoed Purwokerto angkatan 2010-2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang selalu
membimbing penulis sehingga dapat melakukan penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong L 2007 Physical Activity In ACSM` Guidelines For Exercise Testing
And Prescription 7 th Philadelphia Lippincot William amp Wilkins
Hlm 3-5
Asimakopoulos B 2009 Serum Pattern of Circulating Adipokines Throughout
The Physiological Menstrual Cycle Endocrine Journal 56(3) 425-
432
9
Astrup K 2004 Menstrual Bleeding Patterns In Pre- And Perimenopausal
Women A Population Based Prospective Diary Study Obstet
Gynecol Scand 83 197-202
Balitbangkes 2008 Riset Kesehatan Dasar 2007 Laporan Nasional Jakarta
Balitbangkes Depkes RI
Barbara S Marlena K J Charles P Q Jr Ellen B G MaryFran S 2002
Physical Activity and Menstrual Cycle Characteristics in Two
Prospective Cohorts American Journal of Epidemiology Vol 156 no
5 hlm 405
Cakir M Mungan I Karakas T Girisken I Okten A 2007 Menstrual
Pattern and Common Menstrual disorder among University Students
in Turkey Pediatrics International 49(6) 938-42 Diakses dari
httpwwwinter-sciencewileycomjournal118514616abstract
CRETRY=1ampSRETY=0
Cobb K L Bachrach L Krist et al 2003 Disordered Eating Menstrual
Irregularity and Bone Mineral Density in Female Runners Medicine
and Science in Sports Exercise 35(5) 711-719
Cunningham FG Gant N Leveno K J Haunt L C amp Wenstrom K D
2005 William obstetrics Jakarta Buku Kedokteran EGC
De Cree C 1998 Sex steroid metabolism and menstrual irregularities in
theexercising female Sports Medicine 25(6) 369-406
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2011 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
10
Available at URL http wwwlitbangdepkesgoid
Laporan_riskesdas_2010pdf
Dewi AA 2010 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus
menstruasi pada mahasiswa tingkat IIB program studi kebidanan
metro Skripsi Kebidanan Metro Lampung
Dušek T 2001 Influence of intensity training on menstrual cycle disorders in
athletes Croation Medical Journal 42(1)79-82
Fujiwara T dan Rieko N 2007 Young Japanese College Students with
Dysmenorrhea Hare High Frequency of Irregular Menstruation And
Premenstrual Symptoms The Open Medical Informatic Journal 1 8-
11
Gibney MJ Joop S 2008 Metode Pengkajian Aktivitas Fisik Gizi Kesehatan
Masyarakat Edisi 1 Jakarta EGC hlm 110-125
Guyton CA Hall JE 2007 Fisiologi wanita sebelum kehamilan dan hormon
hormon wanita Fisiologi kedokteran Edisi 11 Jakarta EGC hlm
1064 - 1079
Henderson H L Townsend J amp Tortonese D J 2008 Direct Effect of
Prolactin And Dopamine On The Gonadotroph Response to GnRH
Journal Of Epidemiology Pp 345-347
Hillard A dan Datch HR 2005 Menstrual Disorder in the College Age
Female Pediatric Clin North Am 52(1) 179-97
Hudha L 2006 Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan
Obesitas Skripsi Semarang Universitas Negeri Semarang
Karapanou O dan A Papadimitriou 2010 Determinants of menarche
Reproductive Biology and Endocrinology 8 (115)
Lee LK Chen PCY Lee KK Kaur J 2006 Menstruation among
adolescent girls in Malaysia a cross-sectional school survey
Singapore Med J 47 (10) 869
Loucks AB 1990 Effects of exercise training on the menstrual cycle existence
and mechanisms American College of Sport Medicine 22(3)275-80
Nadimin 2011 Pola makan Aktivitas fisik Dan Status gizi Pegawai Dinas
Kesehatan Sulawesi Selatan Media Gizi Pangan Vol XI Edisi 1 1-6
11
Olaf Sianipar Nurcandra Bunawan Prima Almazini Neysa Calista 2009
Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berpengaruh
pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur Majalah
Kedokteran Indonesia 59 308-313
Sherwood L 2001 Sistem Reproduksi Fisiologi Manusia dari sel ke Sistem Edisi
2 Jakarta EGC hlm 690 - 739
SperoffL and Fritz MA 2005 Regulation of the menstrual cycle Clinical
Gynecologi Endocrinology and infertility 7 th Ed Lipincott Williams
amp Wilkins hlm 187 - 224
Sri M 2008 Aktivitas Fisik Intensitas Tinggi Sebagai Faktor Resiko Terhadap
Gangguan Siklus Menstruasi Skripsi Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Warren MP NE Perl roth 2001 The effects of intense exercise on the female
reproductive system Journal Endocrinol 170(1)3-11
Warner P Todoroff EC 2001 Referral for menstrual problems cross sectional
survey of symptoms reasons for referral and management BMJ
32324
Wiegratz I dan Herbort K 2004 Long-Cycle Treatment with Oral
Contraceptives Drugs 64(21) 29472962
Wiknjosastro H Saifuddin AB Rachimhadhi T 2009 Haid dan siklusnya Ilmu
kandungan cetakan ke 7 Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo
Jakarta hlm 103 - 120
Zegeye DT 2009 Age at Menarche And The Menstrual Pattern Of Secondary
School Adolescents In North West Ethiopia BMC Women`s Health
9(29) 1-7
Ziomkiewich A Lambert EV Micklesfield LK 2008 Body Fat Energy
Balance And Estradiol Levels A Study Based on Hormonal From
Complete Menstrual Cycles Human Reproduction 23 (11) 25555-
2561
2
PENDAHULUAN
Dalam sistem reproduksi perempuan terjadi serangkaian perubahan siklik
yang teratur yang disebut sebagai siklus menstruasi Siklus ini ditandai dengan
perubahan-perubahan dimana yang paling nyata terlihat adalah perdarahan
pervaginam secara berkala sebagai hasil dari pelepasan lapisan endometrium
uterus (Wiknjosastro 2009)
Wanita akan merasa terganggu bila siklus menstruasinya mengalami
perubahan terutama bila menstruasi menjadi lebih lama tidak teratur lebih sering
atau tidak menstruasi sama sekali (amenore) Penyebab gangguan siklus
menstruasi dapat karena kelainan biologik seperti gangguan hormonal tingkat
aktivitas fisik yang berat atau dapat pula karena kelainan psikologik seperti
keadaan-keadaan stres dan gangguan emosi atau gabungan biologik dan
psikologik (Dewi 2010)
Menurut Riskesdas (2010) sebagian besar (68 persen) perempuan di
Indonesia berusia 10-59 tahun dilaporkan menstruasi teratur dan 137 persen
mengalami masalah siklus menstruasi yang tidak teratur (Depkes RI 2011) Cakir
et al (2007) dalam penelitiannya menemukan adanya prevalensi ketidakteaturan
menstruasi (312 ) serta perpanjangan durasi menstruasi (53) Pada
pengkajian terhadap penelitian-penelitian lain didapatkan prevalensi amenorea
primer sebanyak 53 amenore sekunder 184 oligomenorea 50
polimenorea 105 dan gangguan campuran sebanyak 158 (Olaf et al 2009)
Dewasa ini siklus menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
usia body mass index (BMI) nutrisi stres emosional leptin yang dihasilkan
jaringan adiposa pemilihan kontrasepsi oral dan salah satunya adalah gaya hidup
seperti aktivitas fisik (Lee et al 2006 Fujiwara amp Nakata 2007 Ziomkiewicz et
al 2008 Asimakopoulos et al 2009)
Menurut Barbara et al (2002) 20 wanita mengalami gangguan siklus
menstruasi seperti polimenorea oligomenorea dan amenore Wanita yang
mengalami gangguan menstruasi tersebut adalah wanita dengan tingkat aktivitas
fisik berat atau overtrain Sedangkan menurut Dušek (2001) angka kejadian
gangguan siklus menstruasi pada wanita yang melakukan tingkat aktivitas fisik
ringan sampai sedang umumnya 2-5 sedangkan pada wanita dengan tingkat
3
aktivitas fisik berat atau overtrain seperti atlet wanita skalanya jauh lebih tinggi
yaitu 51
Bukti bahwa aktivitas fisik dapat mempengaruhi hormon-hormon
menstruasi salah satunya adalah penelitian terhadap atlet (2002) yang memiliki
tingkat aktivitas fisik berat atau overtrain Dilaporkan bahwa atlet tersebut
memiliki prevalensi yang lebih tinggi mengalami ketidakteraturan menstruasi
dibandingkan dengan wanita dengan tingkat aktivitas rendah atau aktivitas sedang
(Barbara et al 2002)
Aktivitas fisik yang memicu terjadinya gangguan siklus menstruasi
dilaporkan sebagai aktivitas fisik yang dipaksakan (kompulsif) dan tidak
mengikuti pola aktivitas yang baik (Prior 2007) Menurut Loucks (1990) wanita
dengan aktivitas yang berlebih tanpa diimbangi asupan makan yang baik oleh
karena motivasi berlebih untuk mengurangi berat badan dapat mengalami
ketidakteraturan siklus menstruasi yaitu amenorea Hal ini dikarenakan terjadinya
ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi sehingga terjadi
defisiensi energi kronik yang dapat mengurangi lemak tubuh Lemak tubuh adalah
prekusor utama untuk pembentukan hormon estrogen dan progesteron Ketika
komposisi lemak dalam tubuh kurang maka produksi hormon estrogen dan
progesteron akan berkurang sehingga dapat menyebabkan ovulasi yang lebih lama
akibat kadar LH meningkat secara lambat dan menyebabkan siklus menstruasi
menjadi lebih panjang
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain
penelitian cross sectional Populasi target dalam penelitian ini adalah mahasiswi
jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Unsoed
Purwokerto tahun 2012-2013 sedangkan populasi terjangkau adalah mahasiswi
jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Unsoed
Purwokerto tahun 2012-2013 angkatan 2010-2012
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
consecutive sampling Sampel yang digunakan adalah populasi terjangkau yang
memenuhi kriteria inklusi yaitu 1) Bersedia menjadi responden penelitian dengan
4
mengisi lembar persetujuan mengikuti penelitian 2) Usia 19 - 25 tahun
berdasarkan data sekunder di Fakultas yang bersangkutan 3) Aktivitas fisik tidak
berubah selama 6 bulan terakhir Kriteria ekslusinya adalah 1) Menggunakan alat
kontrasepsi hormonal 2) Dalam masa menyusui 3) Sedang menjalani terapi
hormonal 4) BMI lt 185 dan ge 25 5) Dalam keadaan stres emosional akut
depresi dan kecemasan
besar sampel minimal yang diambil untuk penelitian ini adalah 75 orang
Kelompok dengan tingkat aktivitas fisik ringan sebesar 25 sampel dan kelompok
dengan tingkat aktivitas fisik sebesar 25 sampel dan kelompok dengan tingkat
aktivitas fisik sebesar 25 orang
Jenis data yang dikumpulkan meliputi nama usia jenis kelamin angkatan
IMT berat badan tinggi badan tingkat stress emosional lama siklus menstruasi
dan durasi aktivitas fisik Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat
aktivitas fisik adalah kuesioner tingkat aktivitas fisik Riskesdas 2007 sedangkan
untuk menilai siklus mentruasinya menggunakan kuesioner siklus menstruasi
untuk melihat lamanya siklus menstruasi Peneliti menggunakan Chisquare untuk
menguji signifikansi hubungan antar variabel Uji Kolmogorov Smirnov
digunakan bila syarat uji Chisquare tidak terpenuhi setelah penelitian dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Karakteristik Sampel menurut Angkatan Tingkat Aktivitas Fisik dan
Siklus Menstruasi
Karakteristik sampel Jumlah (orang) Presentasi ()
1 Angkatan
a 2010
b 2011
c 2012
23
29
23
307
387
307
2 Tingkat Aktivitas Fisik
a Ringan
b Sedang
c Berat
25
25
25
333
333
333
3 Siklus Menstruasi
a Normal
b Tidak Normal
50
25
667
333
Jumlah seluruh sampel 75 100
5
Tabel 2Karakteristik Sampel menurut Berat Badan Tinggi Badan IMT dan
Umur
Hasil penelitian menyatakan bahwa paling banyak sampel berasal dari
angkatan 2011 dengan jumlah 29 orang (387 ) Pada kelompok tingkat aktivitas
fisik masing-masing berjumlah 25 orang (333 ) untuk tiap kelompoknya
sedangkan menurut kelompok siklus menstruasi paling banyak sampel mengalami
siklus menstruasi normal dengan jumlah 50 orang (667 )
Karakteristik sampel menurut berat badan tinggi badan IMT dapat dilihat
pada Tabel 3 Hasil penelitian menyatakan bahwa median berat badan sampel
5700 kg median tinggi badan sampel 156 m sedangkan median IMT sampel
adalah 2343 kgm2 Menurut kelompok umur memiliki median 2000 tahun
Analisis pengaruh antara tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi
dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square dan memperoleh nilai p = 0026
dengan tingkat kepercayaan 95 menunjukkan bahwa antara tingkat aktivitas
fisik dengan siklus menstruasi memiliki hubungan yang bermakna Siklus
menstruasi tidak teratur mahasiswa banyak terjadi pada kelompok tingkat
aktivitas fisik berat (52 ) sedangkan siklus menstruasi teratur banyak terjadi
pada kelompok tingkat aktivitas fisik sedang (84 )
Pada analisis ini menggunakan tabel 3 x 2 sehingga untuk penghitungan
rasio prevalensi menggunakan cara menentukan tingkat aktivitas fisik sedang
sebagai pembanding karena tingkat aktivitas fisik sedang secara teori memiliki
resiko terjadinya siklus menstruasi tidak teratur yang paling kecil dibandingkan
dengan tingkat aktivitas fisik ringan dan berat
Karakteristik
sampel
Median Min- Max
1 Berat badan(kg) 5700 4500-6800
2 Tinggi badan(m) 156 150-166
3 IMT(kgm2) 2343 2000-2498
4 Umur(tahun) 2000 1900-2200
6
Tabel 3 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Terhadap Siklus Menstruasi dengan
RP
Pada tabel 3 didapatkan nilai P pada tingkat aktivitas fisik ringan dan
sedang sebesar 0185 maka artinya tidak terdapat perbedaan antara tingkat
aktivitas fisik ringan dan sedang dengan nilai rasio prevalensi sebesar 200 (069-
579) dan tingkat kepercayaan 95 yang artinya tingkat aktivitas fisik ringan lebih
beresiko 200 kali mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan
tingkat aktivitas fisik sedang
Sedangkan nilai P pada tingkat aktivitas fisik berat dan sedang yaitu
sebesar 007 yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat
aktivitas fisik berat dan sedang dengan nilai rasio prevalensi sebesar 325 (122 -
860) dan tingkat kepercayaan 95 yang artinya tingkat aktivitas fisik berat lebih
beresiko 325 kali mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan
tingkat aktivitas fisik sedang
Pada penelitian ini sampel yang paling banyak mengalami gangguan siklus
menstruasi adalah sampel dengan tingkat aktivitas fisik berat yaitu sebesar 13
orang (52) Sampel dengan tingkat aktivitas fisik ringan mengalami gangguan
siklus sebanyak 8 orang (32) Sedangkan pada sampel dengan tingkat aktivitas
fisik sedang sebanyak 4 orang (16)
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Barbara et al (2002) pada wanita
yang bekerja di industri semikonduktor California dan penelitian Olaf Sianifar et
al (2009) pada siswi SMU di kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur yang
mengemukakan bahwa tingkat aktivitas fisik berhubungan terhadap siklus
Tingkat
Aktivitas
Fisik
Siklus Menstruasi
Nilai P RP (CI 95)
Tidak
Normal Normal
Total
N N
Berat 13 12 25 0007
325 (122 -
860) 520 480 100
Ringan 8 17 25 0185 200 (069-579)
320 680 100
Sedang 4 21 25 Pembanding
160 840 100
7
menstruasi dan tingkat aktivitas fisik yang berpengaruh terhadap siklus menstruasi
adalah tingkat aktivitas fisik berat Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyani (2008) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan siklus menstruasi
Prevalensi gangguan siklus menstruasi pada penelitian ini menunjukkan
angka hampir mencapai 333 hal ini mendekati hasil penelitian yang dilakukan
oleh Asniyah et al (2013) yang menyebutkan sejumlah 3078 persen mengalami
masalah siklus menstruasi yang tidak teratur
Hasil penelitian ini membuktikan teori yang sudah dipaparkan sebelumnya
tentang pengaruh tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi Aktivitas fisik
berat yang mendekati ovetraining merupakan stress fisiologis yang dapat
merangsang GnRH untuk meningkatkan sekresi estrogen dan progesterone
sehingga terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang nantinya
akan terjadi ketidakseimbangan hormon reproduksi yang akan mengganggu siklus
menstruasi Selain itu aktivitas fisik berat yang mendekati ovetraining dapat
menyebabkan terjadinya disfungsi hipotalamus akibat pelepasan hormon kortisol
yang menyebabkan gangguan pada sekresi GnRH Hal tersebut menyebabkan
terjadinya menarche yang tertunda dan gangguan siklus menstruasi (Warrenet al
2001)
Stres fisik akibat aktivitas fisik berat yang mendekati overtraining
menyebabkan efek katabolik Protein kontraktil pada tubuh digunakan untuk
menghasilkan energi selain itu terjadi pemecahan karbohidrat dan lemak dimana
olahragawan yang terlatih lebih dominan proses metabolism lemaknya (Rebecca
2005)
Pada tingkat aktivitas fisik ringan dapat terjadi ketidakseimbangan lemak
tubuh karena kadar lemak yang berlebih akibat gaya hidup sedentary Sumber lain
menjabarkan aktivitas fisik yang intensitasnya rendah lebih potensial
meningkatkan resiko gangguan siklus menstruasi dari pada berintensitas kuat dan
diikuti repetisi (Dušek 2001)
Gangguan siklus pada tingkat aktivitas fisik ringan terjadi karena
meningkatnya kadar lemak dalam tubuh yang akan meningkatkan sintesis
estrogen dan progesteron Kadar estrogen yang tinggi akan menyebabkan
8
produksi FSH yang sedikit ini akan berpengaruh pada pembentukan folikel yang
terganggu yang nantinya akan terjadi pemanjangan siklus menstruasi (Asniyah et
al 2013 Cobbet al 2003)
Pada tingkat aktivitas fisik sedang lemak tubuh cenderung dalam
komposisi yang normal Komposisi lemak tubuh yang normal ini menyebabkan
produksi hormon estrogen dan progesteron yang seimbang sehingga tidak terjadi
hiperandrogenism (kadar androgen yang berlebih) Kedua hormon yang normal
ini menyebabkan keseimbangan bagi hormon reproduksi lainya yaitu FSH dan LH
sehingga tidak terjadi gangguan pembentukan folike dan siklus menstruasi
menjadi normal (Asniyah et al 2013)
Menurut Barbara et al (2002) wanita dengan aktivitas yang berat cenderung
memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih rendah dibandingkan
dengan aktivitas fisik yang ringan dan sedang Hal ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon-hormon yang mengatur siklus menstruasi yang
nantinya akan mengganggu siklus menstruasi wanita
KESIMPULAN
Terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik berat terhadap siklus menstruasi
pada mahasiswi jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan Unsoed Purwokerto angkatan 2010-2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang selalu
membimbing penulis sehingga dapat melakukan penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong L 2007 Physical Activity In ACSM` Guidelines For Exercise Testing
And Prescription 7 th Philadelphia Lippincot William amp Wilkins
Hlm 3-5
Asimakopoulos B 2009 Serum Pattern of Circulating Adipokines Throughout
The Physiological Menstrual Cycle Endocrine Journal 56(3) 425-
432
9
Astrup K 2004 Menstrual Bleeding Patterns In Pre- And Perimenopausal
Women A Population Based Prospective Diary Study Obstet
Gynecol Scand 83 197-202
Balitbangkes 2008 Riset Kesehatan Dasar 2007 Laporan Nasional Jakarta
Balitbangkes Depkes RI
Barbara S Marlena K J Charles P Q Jr Ellen B G MaryFran S 2002
Physical Activity and Menstrual Cycle Characteristics in Two
Prospective Cohorts American Journal of Epidemiology Vol 156 no
5 hlm 405
Cakir M Mungan I Karakas T Girisken I Okten A 2007 Menstrual
Pattern and Common Menstrual disorder among University Students
in Turkey Pediatrics International 49(6) 938-42 Diakses dari
httpwwwinter-sciencewileycomjournal118514616abstract
CRETRY=1ampSRETY=0
Cobb K L Bachrach L Krist et al 2003 Disordered Eating Menstrual
Irregularity and Bone Mineral Density in Female Runners Medicine
and Science in Sports Exercise 35(5) 711-719
Cunningham FG Gant N Leveno K J Haunt L C amp Wenstrom K D
2005 William obstetrics Jakarta Buku Kedokteran EGC
De Cree C 1998 Sex steroid metabolism and menstrual irregularities in
theexercising female Sports Medicine 25(6) 369-406
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2011 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
10
Available at URL http wwwlitbangdepkesgoid
Laporan_riskesdas_2010pdf
Dewi AA 2010 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus
menstruasi pada mahasiswa tingkat IIB program studi kebidanan
metro Skripsi Kebidanan Metro Lampung
Dušek T 2001 Influence of intensity training on menstrual cycle disorders in
athletes Croation Medical Journal 42(1)79-82
Fujiwara T dan Rieko N 2007 Young Japanese College Students with
Dysmenorrhea Hare High Frequency of Irregular Menstruation And
Premenstrual Symptoms The Open Medical Informatic Journal 1 8-
11
Gibney MJ Joop S 2008 Metode Pengkajian Aktivitas Fisik Gizi Kesehatan
Masyarakat Edisi 1 Jakarta EGC hlm 110-125
Guyton CA Hall JE 2007 Fisiologi wanita sebelum kehamilan dan hormon
hormon wanita Fisiologi kedokteran Edisi 11 Jakarta EGC hlm
1064 - 1079
Henderson H L Townsend J amp Tortonese D J 2008 Direct Effect of
Prolactin And Dopamine On The Gonadotroph Response to GnRH
Journal Of Epidemiology Pp 345-347
Hillard A dan Datch HR 2005 Menstrual Disorder in the College Age
Female Pediatric Clin North Am 52(1) 179-97
Hudha L 2006 Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan
Obesitas Skripsi Semarang Universitas Negeri Semarang
Karapanou O dan A Papadimitriou 2010 Determinants of menarche
Reproductive Biology and Endocrinology 8 (115)
Lee LK Chen PCY Lee KK Kaur J 2006 Menstruation among
adolescent girls in Malaysia a cross-sectional school survey
Singapore Med J 47 (10) 869
Loucks AB 1990 Effects of exercise training on the menstrual cycle existence
and mechanisms American College of Sport Medicine 22(3)275-80
Nadimin 2011 Pola makan Aktivitas fisik Dan Status gizi Pegawai Dinas
Kesehatan Sulawesi Selatan Media Gizi Pangan Vol XI Edisi 1 1-6
11
Olaf Sianipar Nurcandra Bunawan Prima Almazini Neysa Calista 2009
Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berpengaruh
pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur Majalah
Kedokteran Indonesia 59 308-313
Sherwood L 2001 Sistem Reproduksi Fisiologi Manusia dari sel ke Sistem Edisi
2 Jakarta EGC hlm 690 - 739
SperoffL and Fritz MA 2005 Regulation of the menstrual cycle Clinical
Gynecologi Endocrinology and infertility 7 th Ed Lipincott Williams
amp Wilkins hlm 187 - 224
Sri M 2008 Aktivitas Fisik Intensitas Tinggi Sebagai Faktor Resiko Terhadap
Gangguan Siklus Menstruasi Skripsi Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Warren MP NE Perl roth 2001 The effects of intense exercise on the female
reproductive system Journal Endocrinol 170(1)3-11
Warner P Todoroff EC 2001 Referral for menstrual problems cross sectional
survey of symptoms reasons for referral and management BMJ
32324
Wiegratz I dan Herbort K 2004 Long-Cycle Treatment with Oral
Contraceptives Drugs 64(21) 29472962
Wiknjosastro H Saifuddin AB Rachimhadhi T 2009 Haid dan siklusnya Ilmu
kandungan cetakan ke 7 Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo
Jakarta hlm 103 - 120
Zegeye DT 2009 Age at Menarche And The Menstrual Pattern Of Secondary
School Adolescents In North West Ethiopia BMC Women`s Health
9(29) 1-7
Ziomkiewich A Lambert EV Micklesfield LK 2008 Body Fat Energy
Balance And Estradiol Levels A Study Based on Hormonal From
Complete Menstrual Cycles Human Reproduction 23 (11) 25555-
2561
3
aktivitas fisik berat atau overtrain seperti atlet wanita skalanya jauh lebih tinggi
yaitu 51
Bukti bahwa aktivitas fisik dapat mempengaruhi hormon-hormon
menstruasi salah satunya adalah penelitian terhadap atlet (2002) yang memiliki
tingkat aktivitas fisik berat atau overtrain Dilaporkan bahwa atlet tersebut
memiliki prevalensi yang lebih tinggi mengalami ketidakteraturan menstruasi
dibandingkan dengan wanita dengan tingkat aktivitas rendah atau aktivitas sedang
(Barbara et al 2002)
Aktivitas fisik yang memicu terjadinya gangguan siklus menstruasi
dilaporkan sebagai aktivitas fisik yang dipaksakan (kompulsif) dan tidak
mengikuti pola aktivitas yang baik (Prior 2007) Menurut Loucks (1990) wanita
dengan aktivitas yang berlebih tanpa diimbangi asupan makan yang baik oleh
karena motivasi berlebih untuk mengurangi berat badan dapat mengalami
ketidakteraturan siklus menstruasi yaitu amenorea Hal ini dikarenakan terjadinya
ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi sehingga terjadi
defisiensi energi kronik yang dapat mengurangi lemak tubuh Lemak tubuh adalah
prekusor utama untuk pembentukan hormon estrogen dan progesteron Ketika
komposisi lemak dalam tubuh kurang maka produksi hormon estrogen dan
progesteron akan berkurang sehingga dapat menyebabkan ovulasi yang lebih lama
akibat kadar LH meningkat secara lambat dan menyebabkan siklus menstruasi
menjadi lebih panjang
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain
penelitian cross sectional Populasi target dalam penelitian ini adalah mahasiswi
jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Unsoed
Purwokerto tahun 2012-2013 sedangkan populasi terjangkau adalah mahasiswi
jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Unsoed
Purwokerto tahun 2012-2013 angkatan 2010-2012
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
consecutive sampling Sampel yang digunakan adalah populasi terjangkau yang
memenuhi kriteria inklusi yaitu 1) Bersedia menjadi responden penelitian dengan
4
mengisi lembar persetujuan mengikuti penelitian 2) Usia 19 - 25 tahun
berdasarkan data sekunder di Fakultas yang bersangkutan 3) Aktivitas fisik tidak
berubah selama 6 bulan terakhir Kriteria ekslusinya adalah 1) Menggunakan alat
kontrasepsi hormonal 2) Dalam masa menyusui 3) Sedang menjalani terapi
hormonal 4) BMI lt 185 dan ge 25 5) Dalam keadaan stres emosional akut
depresi dan kecemasan
besar sampel minimal yang diambil untuk penelitian ini adalah 75 orang
Kelompok dengan tingkat aktivitas fisik ringan sebesar 25 sampel dan kelompok
dengan tingkat aktivitas fisik sebesar 25 sampel dan kelompok dengan tingkat
aktivitas fisik sebesar 25 orang
Jenis data yang dikumpulkan meliputi nama usia jenis kelamin angkatan
IMT berat badan tinggi badan tingkat stress emosional lama siklus menstruasi
dan durasi aktivitas fisik Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat
aktivitas fisik adalah kuesioner tingkat aktivitas fisik Riskesdas 2007 sedangkan
untuk menilai siklus mentruasinya menggunakan kuesioner siklus menstruasi
untuk melihat lamanya siklus menstruasi Peneliti menggunakan Chisquare untuk
menguji signifikansi hubungan antar variabel Uji Kolmogorov Smirnov
digunakan bila syarat uji Chisquare tidak terpenuhi setelah penelitian dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Karakteristik Sampel menurut Angkatan Tingkat Aktivitas Fisik dan
Siklus Menstruasi
Karakteristik sampel Jumlah (orang) Presentasi ()
1 Angkatan
a 2010
b 2011
c 2012
23
29
23
307
387
307
2 Tingkat Aktivitas Fisik
a Ringan
b Sedang
c Berat
25
25
25
333
333
333
3 Siklus Menstruasi
a Normal
b Tidak Normal
50
25
667
333
Jumlah seluruh sampel 75 100
5
Tabel 2Karakteristik Sampel menurut Berat Badan Tinggi Badan IMT dan
Umur
Hasil penelitian menyatakan bahwa paling banyak sampel berasal dari
angkatan 2011 dengan jumlah 29 orang (387 ) Pada kelompok tingkat aktivitas
fisik masing-masing berjumlah 25 orang (333 ) untuk tiap kelompoknya
sedangkan menurut kelompok siklus menstruasi paling banyak sampel mengalami
siklus menstruasi normal dengan jumlah 50 orang (667 )
Karakteristik sampel menurut berat badan tinggi badan IMT dapat dilihat
pada Tabel 3 Hasil penelitian menyatakan bahwa median berat badan sampel
5700 kg median tinggi badan sampel 156 m sedangkan median IMT sampel
adalah 2343 kgm2 Menurut kelompok umur memiliki median 2000 tahun
Analisis pengaruh antara tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi
dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square dan memperoleh nilai p = 0026
dengan tingkat kepercayaan 95 menunjukkan bahwa antara tingkat aktivitas
fisik dengan siklus menstruasi memiliki hubungan yang bermakna Siklus
menstruasi tidak teratur mahasiswa banyak terjadi pada kelompok tingkat
aktivitas fisik berat (52 ) sedangkan siklus menstruasi teratur banyak terjadi
pada kelompok tingkat aktivitas fisik sedang (84 )
Pada analisis ini menggunakan tabel 3 x 2 sehingga untuk penghitungan
rasio prevalensi menggunakan cara menentukan tingkat aktivitas fisik sedang
sebagai pembanding karena tingkat aktivitas fisik sedang secara teori memiliki
resiko terjadinya siklus menstruasi tidak teratur yang paling kecil dibandingkan
dengan tingkat aktivitas fisik ringan dan berat
Karakteristik
sampel
Median Min- Max
1 Berat badan(kg) 5700 4500-6800
2 Tinggi badan(m) 156 150-166
3 IMT(kgm2) 2343 2000-2498
4 Umur(tahun) 2000 1900-2200
6
Tabel 3 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Terhadap Siklus Menstruasi dengan
RP
Pada tabel 3 didapatkan nilai P pada tingkat aktivitas fisik ringan dan
sedang sebesar 0185 maka artinya tidak terdapat perbedaan antara tingkat
aktivitas fisik ringan dan sedang dengan nilai rasio prevalensi sebesar 200 (069-
579) dan tingkat kepercayaan 95 yang artinya tingkat aktivitas fisik ringan lebih
beresiko 200 kali mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan
tingkat aktivitas fisik sedang
Sedangkan nilai P pada tingkat aktivitas fisik berat dan sedang yaitu
sebesar 007 yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat
aktivitas fisik berat dan sedang dengan nilai rasio prevalensi sebesar 325 (122 -
860) dan tingkat kepercayaan 95 yang artinya tingkat aktivitas fisik berat lebih
beresiko 325 kali mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan
tingkat aktivitas fisik sedang
Pada penelitian ini sampel yang paling banyak mengalami gangguan siklus
menstruasi adalah sampel dengan tingkat aktivitas fisik berat yaitu sebesar 13
orang (52) Sampel dengan tingkat aktivitas fisik ringan mengalami gangguan
siklus sebanyak 8 orang (32) Sedangkan pada sampel dengan tingkat aktivitas
fisik sedang sebanyak 4 orang (16)
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Barbara et al (2002) pada wanita
yang bekerja di industri semikonduktor California dan penelitian Olaf Sianifar et
al (2009) pada siswi SMU di kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur yang
mengemukakan bahwa tingkat aktivitas fisik berhubungan terhadap siklus
Tingkat
Aktivitas
Fisik
Siklus Menstruasi
Nilai P RP (CI 95)
Tidak
Normal Normal
Total
N N
Berat 13 12 25 0007
325 (122 -
860) 520 480 100
Ringan 8 17 25 0185 200 (069-579)
320 680 100
Sedang 4 21 25 Pembanding
160 840 100
7
menstruasi dan tingkat aktivitas fisik yang berpengaruh terhadap siklus menstruasi
adalah tingkat aktivitas fisik berat Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyani (2008) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan siklus menstruasi
Prevalensi gangguan siklus menstruasi pada penelitian ini menunjukkan
angka hampir mencapai 333 hal ini mendekati hasil penelitian yang dilakukan
oleh Asniyah et al (2013) yang menyebutkan sejumlah 3078 persen mengalami
masalah siklus menstruasi yang tidak teratur
Hasil penelitian ini membuktikan teori yang sudah dipaparkan sebelumnya
tentang pengaruh tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi Aktivitas fisik
berat yang mendekati ovetraining merupakan stress fisiologis yang dapat
merangsang GnRH untuk meningkatkan sekresi estrogen dan progesterone
sehingga terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang nantinya
akan terjadi ketidakseimbangan hormon reproduksi yang akan mengganggu siklus
menstruasi Selain itu aktivitas fisik berat yang mendekati ovetraining dapat
menyebabkan terjadinya disfungsi hipotalamus akibat pelepasan hormon kortisol
yang menyebabkan gangguan pada sekresi GnRH Hal tersebut menyebabkan
terjadinya menarche yang tertunda dan gangguan siklus menstruasi (Warrenet al
2001)
Stres fisik akibat aktivitas fisik berat yang mendekati overtraining
menyebabkan efek katabolik Protein kontraktil pada tubuh digunakan untuk
menghasilkan energi selain itu terjadi pemecahan karbohidrat dan lemak dimana
olahragawan yang terlatih lebih dominan proses metabolism lemaknya (Rebecca
2005)
Pada tingkat aktivitas fisik ringan dapat terjadi ketidakseimbangan lemak
tubuh karena kadar lemak yang berlebih akibat gaya hidup sedentary Sumber lain
menjabarkan aktivitas fisik yang intensitasnya rendah lebih potensial
meningkatkan resiko gangguan siklus menstruasi dari pada berintensitas kuat dan
diikuti repetisi (Dušek 2001)
Gangguan siklus pada tingkat aktivitas fisik ringan terjadi karena
meningkatnya kadar lemak dalam tubuh yang akan meningkatkan sintesis
estrogen dan progesteron Kadar estrogen yang tinggi akan menyebabkan
8
produksi FSH yang sedikit ini akan berpengaruh pada pembentukan folikel yang
terganggu yang nantinya akan terjadi pemanjangan siklus menstruasi (Asniyah et
al 2013 Cobbet al 2003)
Pada tingkat aktivitas fisik sedang lemak tubuh cenderung dalam
komposisi yang normal Komposisi lemak tubuh yang normal ini menyebabkan
produksi hormon estrogen dan progesteron yang seimbang sehingga tidak terjadi
hiperandrogenism (kadar androgen yang berlebih) Kedua hormon yang normal
ini menyebabkan keseimbangan bagi hormon reproduksi lainya yaitu FSH dan LH
sehingga tidak terjadi gangguan pembentukan folike dan siklus menstruasi
menjadi normal (Asniyah et al 2013)
Menurut Barbara et al (2002) wanita dengan aktivitas yang berat cenderung
memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih rendah dibandingkan
dengan aktivitas fisik yang ringan dan sedang Hal ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon-hormon yang mengatur siklus menstruasi yang
nantinya akan mengganggu siklus menstruasi wanita
KESIMPULAN
Terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik berat terhadap siklus menstruasi
pada mahasiswi jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan Unsoed Purwokerto angkatan 2010-2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang selalu
membimbing penulis sehingga dapat melakukan penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong L 2007 Physical Activity In ACSM` Guidelines For Exercise Testing
And Prescription 7 th Philadelphia Lippincot William amp Wilkins
Hlm 3-5
Asimakopoulos B 2009 Serum Pattern of Circulating Adipokines Throughout
The Physiological Menstrual Cycle Endocrine Journal 56(3) 425-
432
9
Astrup K 2004 Menstrual Bleeding Patterns In Pre- And Perimenopausal
Women A Population Based Prospective Diary Study Obstet
Gynecol Scand 83 197-202
Balitbangkes 2008 Riset Kesehatan Dasar 2007 Laporan Nasional Jakarta
Balitbangkes Depkes RI
Barbara S Marlena K J Charles P Q Jr Ellen B G MaryFran S 2002
Physical Activity and Menstrual Cycle Characteristics in Two
Prospective Cohorts American Journal of Epidemiology Vol 156 no
5 hlm 405
Cakir M Mungan I Karakas T Girisken I Okten A 2007 Menstrual
Pattern and Common Menstrual disorder among University Students
in Turkey Pediatrics International 49(6) 938-42 Diakses dari
httpwwwinter-sciencewileycomjournal118514616abstract
CRETRY=1ampSRETY=0
Cobb K L Bachrach L Krist et al 2003 Disordered Eating Menstrual
Irregularity and Bone Mineral Density in Female Runners Medicine
and Science in Sports Exercise 35(5) 711-719
Cunningham FG Gant N Leveno K J Haunt L C amp Wenstrom K D
2005 William obstetrics Jakarta Buku Kedokteran EGC
De Cree C 1998 Sex steroid metabolism and menstrual irregularities in
theexercising female Sports Medicine 25(6) 369-406
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2011 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
10
Available at URL http wwwlitbangdepkesgoid
Laporan_riskesdas_2010pdf
Dewi AA 2010 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus
menstruasi pada mahasiswa tingkat IIB program studi kebidanan
metro Skripsi Kebidanan Metro Lampung
Dušek T 2001 Influence of intensity training on menstrual cycle disorders in
athletes Croation Medical Journal 42(1)79-82
Fujiwara T dan Rieko N 2007 Young Japanese College Students with
Dysmenorrhea Hare High Frequency of Irregular Menstruation And
Premenstrual Symptoms The Open Medical Informatic Journal 1 8-
11
Gibney MJ Joop S 2008 Metode Pengkajian Aktivitas Fisik Gizi Kesehatan
Masyarakat Edisi 1 Jakarta EGC hlm 110-125
Guyton CA Hall JE 2007 Fisiologi wanita sebelum kehamilan dan hormon
hormon wanita Fisiologi kedokteran Edisi 11 Jakarta EGC hlm
1064 - 1079
Henderson H L Townsend J amp Tortonese D J 2008 Direct Effect of
Prolactin And Dopamine On The Gonadotroph Response to GnRH
Journal Of Epidemiology Pp 345-347
Hillard A dan Datch HR 2005 Menstrual Disorder in the College Age
Female Pediatric Clin North Am 52(1) 179-97
Hudha L 2006 Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan
Obesitas Skripsi Semarang Universitas Negeri Semarang
Karapanou O dan A Papadimitriou 2010 Determinants of menarche
Reproductive Biology and Endocrinology 8 (115)
Lee LK Chen PCY Lee KK Kaur J 2006 Menstruation among
adolescent girls in Malaysia a cross-sectional school survey
Singapore Med J 47 (10) 869
Loucks AB 1990 Effects of exercise training on the menstrual cycle existence
and mechanisms American College of Sport Medicine 22(3)275-80
Nadimin 2011 Pola makan Aktivitas fisik Dan Status gizi Pegawai Dinas
Kesehatan Sulawesi Selatan Media Gizi Pangan Vol XI Edisi 1 1-6
11
Olaf Sianipar Nurcandra Bunawan Prima Almazini Neysa Calista 2009
Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berpengaruh
pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur Majalah
Kedokteran Indonesia 59 308-313
Sherwood L 2001 Sistem Reproduksi Fisiologi Manusia dari sel ke Sistem Edisi
2 Jakarta EGC hlm 690 - 739
SperoffL and Fritz MA 2005 Regulation of the menstrual cycle Clinical
Gynecologi Endocrinology and infertility 7 th Ed Lipincott Williams
amp Wilkins hlm 187 - 224
Sri M 2008 Aktivitas Fisik Intensitas Tinggi Sebagai Faktor Resiko Terhadap
Gangguan Siklus Menstruasi Skripsi Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Warren MP NE Perl roth 2001 The effects of intense exercise on the female
reproductive system Journal Endocrinol 170(1)3-11
Warner P Todoroff EC 2001 Referral for menstrual problems cross sectional
survey of symptoms reasons for referral and management BMJ
32324
Wiegratz I dan Herbort K 2004 Long-Cycle Treatment with Oral
Contraceptives Drugs 64(21) 29472962
Wiknjosastro H Saifuddin AB Rachimhadhi T 2009 Haid dan siklusnya Ilmu
kandungan cetakan ke 7 Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo
Jakarta hlm 103 - 120
Zegeye DT 2009 Age at Menarche And The Menstrual Pattern Of Secondary
School Adolescents In North West Ethiopia BMC Women`s Health
9(29) 1-7
Ziomkiewich A Lambert EV Micklesfield LK 2008 Body Fat Energy
Balance And Estradiol Levels A Study Based on Hormonal From
Complete Menstrual Cycles Human Reproduction 23 (11) 25555-
2561
4
mengisi lembar persetujuan mengikuti penelitian 2) Usia 19 - 25 tahun
berdasarkan data sekunder di Fakultas yang bersangkutan 3) Aktivitas fisik tidak
berubah selama 6 bulan terakhir Kriteria ekslusinya adalah 1) Menggunakan alat
kontrasepsi hormonal 2) Dalam masa menyusui 3) Sedang menjalani terapi
hormonal 4) BMI lt 185 dan ge 25 5) Dalam keadaan stres emosional akut
depresi dan kecemasan
besar sampel minimal yang diambil untuk penelitian ini adalah 75 orang
Kelompok dengan tingkat aktivitas fisik ringan sebesar 25 sampel dan kelompok
dengan tingkat aktivitas fisik sebesar 25 sampel dan kelompok dengan tingkat
aktivitas fisik sebesar 25 orang
Jenis data yang dikumpulkan meliputi nama usia jenis kelamin angkatan
IMT berat badan tinggi badan tingkat stress emosional lama siklus menstruasi
dan durasi aktivitas fisik Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat
aktivitas fisik adalah kuesioner tingkat aktivitas fisik Riskesdas 2007 sedangkan
untuk menilai siklus mentruasinya menggunakan kuesioner siklus menstruasi
untuk melihat lamanya siklus menstruasi Peneliti menggunakan Chisquare untuk
menguji signifikansi hubungan antar variabel Uji Kolmogorov Smirnov
digunakan bila syarat uji Chisquare tidak terpenuhi setelah penelitian dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Karakteristik Sampel menurut Angkatan Tingkat Aktivitas Fisik dan
Siklus Menstruasi
Karakteristik sampel Jumlah (orang) Presentasi ()
1 Angkatan
a 2010
b 2011
c 2012
23
29
23
307
387
307
2 Tingkat Aktivitas Fisik
a Ringan
b Sedang
c Berat
25
25
25
333
333
333
3 Siklus Menstruasi
a Normal
b Tidak Normal
50
25
667
333
Jumlah seluruh sampel 75 100
5
Tabel 2Karakteristik Sampel menurut Berat Badan Tinggi Badan IMT dan
Umur
Hasil penelitian menyatakan bahwa paling banyak sampel berasal dari
angkatan 2011 dengan jumlah 29 orang (387 ) Pada kelompok tingkat aktivitas
fisik masing-masing berjumlah 25 orang (333 ) untuk tiap kelompoknya
sedangkan menurut kelompok siklus menstruasi paling banyak sampel mengalami
siklus menstruasi normal dengan jumlah 50 orang (667 )
Karakteristik sampel menurut berat badan tinggi badan IMT dapat dilihat
pada Tabel 3 Hasil penelitian menyatakan bahwa median berat badan sampel
5700 kg median tinggi badan sampel 156 m sedangkan median IMT sampel
adalah 2343 kgm2 Menurut kelompok umur memiliki median 2000 tahun
Analisis pengaruh antara tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi
dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square dan memperoleh nilai p = 0026
dengan tingkat kepercayaan 95 menunjukkan bahwa antara tingkat aktivitas
fisik dengan siklus menstruasi memiliki hubungan yang bermakna Siklus
menstruasi tidak teratur mahasiswa banyak terjadi pada kelompok tingkat
aktivitas fisik berat (52 ) sedangkan siklus menstruasi teratur banyak terjadi
pada kelompok tingkat aktivitas fisik sedang (84 )
Pada analisis ini menggunakan tabel 3 x 2 sehingga untuk penghitungan
rasio prevalensi menggunakan cara menentukan tingkat aktivitas fisik sedang
sebagai pembanding karena tingkat aktivitas fisik sedang secara teori memiliki
resiko terjadinya siklus menstruasi tidak teratur yang paling kecil dibandingkan
dengan tingkat aktivitas fisik ringan dan berat
Karakteristik
sampel
Median Min- Max
1 Berat badan(kg) 5700 4500-6800
2 Tinggi badan(m) 156 150-166
3 IMT(kgm2) 2343 2000-2498
4 Umur(tahun) 2000 1900-2200
6
Tabel 3 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Terhadap Siklus Menstruasi dengan
RP
Pada tabel 3 didapatkan nilai P pada tingkat aktivitas fisik ringan dan
sedang sebesar 0185 maka artinya tidak terdapat perbedaan antara tingkat
aktivitas fisik ringan dan sedang dengan nilai rasio prevalensi sebesar 200 (069-
579) dan tingkat kepercayaan 95 yang artinya tingkat aktivitas fisik ringan lebih
beresiko 200 kali mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan
tingkat aktivitas fisik sedang
Sedangkan nilai P pada tingkat aktivitas fisik berat dan sedang yaitu
sebesar 007 yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat
aktivitas fisik berat dan sedang dengan nilai rasio prevalensi sebesar 325 (122 -
860) dan tingkat kepercayaan 95 yang artinya tingkat aktivitas fisik berat lebih
beresiko 325 kali mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan
tingkat aktivitas fisik sedang
Pada penelitian ini sampel yang paling banyak mengalami gangguan siklus
menstruasi adalah sampel dengan tingkat aktivitas fisik berat yaitu sebesar 13
orang (52) Sampel dengan tingkat aktivitas fisik ringan mengalami gangguan
siklus sebanyak 8 orang (32) Sedangkan pada sampel dengan tingkat aktivitas
fisik sedang sebanyak 4 orang (16)
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Barbara et al (2002) pada wanita
yang bekerja di industri semikonduktor California dan penelitian Olaf Sianifar et
al (2009) pada siswi SMU di kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur yang
mengemukakan bahwa tingkat aktivitas fisik berhubungan terhadap siklus
Tingkat
Aktivitas
Fisik
Siklus Menstruasi
Nilai P RP (CI 95)
Tidak
Normal Normal
Total
N N
Berat 13 12 25 0007
325 (122 -
860) 520 480 100
Ringan 8 17 25 0185 200 (069-579)
320 680 100
Sedang 4 21 25 Pembanding
160 840 100
7
menstruasi dan tingkat aktivitas fisik yang berpengaruh terhadap siklus menstruasi
adalah tingkat aktivitas fisik berat Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyani (2008) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan siklus menstruasi
Prevalensi gangguan siklus menstruasi pada penelitian ini menunjukkan
angka hampir mencapai 333 hal ini mendekati hasil penelitian yang dilakukan
oleh Asniyah et al (2013) yang menyebutkan sejumlah 3078 persen mengalami
masalah siklus menstruasi yang tidak teratur
Hasil penelitian ini membuktikan teori yang sudah dipaparkan sebelumnya
tentang pengaruh tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi Aktivitas fisik
berat yang mendekati ovetraining merupakan stress fisiologis yang dapat
merangsang GnRH untuk meningkatkan sekresi estrogen dan progesterone
sehingga terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang nantinya
akan terjadi ketidakseimbangan hormon reproduksi yang akan mengganggu siklus
menstruasi Selain itu aktivitas fisik berat yang mendekati ovetraining dapat
menyebabkan terjadinya disfungsi hipotalamus akibat pelepasan hormon kortisol
yang menyebabkan gangguan pada sekresi GnRH Hal tersebut menyebabkan
terjadinya menarche yang tertunda dan gangguan siklus menstruasi (Warrenet al
2001)
Stres fisik akibat aktivitas fisik berat yang mendekati overtraining
menyebabkan efek katabolik Protein kontraktil pada tubuh digunakan untuk
menghasilkan energi selain itu terjadi pemecahan karbohidrat dan lemak dimana
olahragawan yang terlatih lebih dominan proses metabolism lemaknya (Rebecca
2005)
Pada tingkat aktivitas fisik ringan dapat terjadi ketidakseimbangan lemak
tubuh karena kadar lemak yang berlebih akibat gaya hidup sedentary Sumber lain
menjabarkan aktivitas fisik yang intensitasnya rendah lebih potensial
meningkatkan resiko gangguan siklus menstruasi dari pada berintensitas kuat dan
diikuti repetisi (Dušek 2001)
Gangguan siklus pada tingkat aktivitas fisik ringan terjadi karena
meningkatnya kadar lemak dalam tubuh yang akan meningkatkan sintesis
estrogen dan progesteron Kadar estrogen yang tinggi akan menyebabkan
8
produksi FSH yang sedikit ini akan berpengaruh pada pembentukan folikel yang
terganggu yang nantinya akan terjadi pemanjangan siklus menstruasi (Asniyah et
al 2013 Cobbet al 2003)
Pada tingkat aktivitas fisik sedang lemak tubuh cenderung dalam
komposisi yang normal Komposisi lemak tubuh yang normal ini menyebabkan
produksi hormon estrogen dan progesteron yang seimbang sehingga tidak terjadi
hiperandrogenism (kadar androgen yang berlebih) Kedua hormon yang normal
ini menyebabkan keseimbangan bagi hormon reproduksi lainya yaitu FSH dan LH
sehingga tidak terjadi gangguan pembentukan folike dan siklus menstruasi
menjadi normal (Asniyah et al 2013)
Menurut Barbara et al (2002) wanita dengan aktivitas yang berat cenderung
memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih rendah dibandingkan
dengan aktivitas fisik yang ringan dan sedang Hal ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon-hormon yang mengatur siklus menstruasi yang
nantinya akan mengganggu siklus menstruasi wanita
KESIMPULAN
Terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik berat terhadap siklus menstruasi
pada mahasiswi jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan Unsoed Purwokerto angkatan 2010-2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang selalu
membimbing penulis sehingga dapat melakukan penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong L 2007 Physical Activity In ACSM` Guidelines For Exercise Testing
And Prescription 7 th Philadelphia Lippincot William amp Wilkins
Hlm 3-5
Asimakopoulos B 2009 Serum Pattern of Circulating Adipokines Throughout
The Physiological Menstrual Cycle Endocrine Journal 56(3) 425-
432
9
Astrup K 2004 Menstrual Bleeding Patterns In Pre- And Perimenopausal
Women A Population Based Prospective Diary Study Obstet
Gynecol Scand 83 197-202
Balitbangkes 2008 Riset Kesehatan Dasar 2007 Laporan Nasional Jakarta
Balitbangkes Depkes RI
Barbara S Marlena K J Charles P Q Jr Ellen B G MaryFran S 2002
Physical Activity and Menstrual Cycle Characteristics in Two
Prospective Cohorts American Journal of Epidemiology Vol 156 no
5 hlm 405
Cakir M Mungan I Karakas T Girisken I Okten A 2007 Menstrual
Pattern and Common Menstrual disorder among University Students
in Turkey Pediatrics International 49(6) 938-42 Diakses dari
httpwwwinter-sciencewileycomjournal118514616abstract
CRETRY=1ampSRETY=0
Cobb K L Bachrach L Krist et al 2003 Disordered Eating Menstrual
Irregularity and Bone Mineral Density in Female Runners Medicine
and Science in Sports Exercise 35(5) 711-719
Cunningham FG Gant N Leveno K J Haunt L C amp Wenstrom K D
2005 William obstetrics Jakarta Buku Kedokteran EGC
De Cree C 1998 Sex steroid metabolism and menstrual irregularities in
theexercising female Sports Medicine 25(6) 369-406
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2011 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
10
Available at URL http wwwlitbangdepkesgoid
Laporan_riskesdas_2010pdf
Dewi AA 2010 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus
menstruasi pada mahasiswa tingkat IIB program studi kebidanan
metro Skripsi Kebidanan Metro Lampung
Dušek T 2001 Influence of intensity training on menstrual cycle disorders in
athletes Croation Medical Journal 42(1)79-82
Fujiwara T dan Rieko N 2007 Young Japanese College Students with
Dysmenorrhea Hare High Frequency of Irregular Menstruation And
Premenstrual Symptoms The Open Medical Informatic Journal 1 8-
11
Gibney MJ Joop S 2008 Metode Pengkajian Aktivitas Fisik Gizi Kesehatan
Masyarakat Edisi 1 Jakarta EGC hlm 110-125
Guyton CA Hall JE 2007 Fisiologi wanita sebelum kehamilan dan hormon
hormon wanita Fisiologi kedokteran Edisi 11 Jakarta EGC hlm
1064 - 1079
Henderson H L Townsend J amp Tortonese D J 2008 Direct Effect of
Prolactin And Dopamine On The Gonadotroph Response to GnRH
Journal Of Epidemiology Pp 345-347
Hillard A dan Datch HR 2005 Menstrual Disorder in the College Age
Female Pediatric Clin North Am 52(1) 179-97
Hudha L 2006 Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan
Obesitas Skripsi Semarang Universitas Negeri Semarang
Karapanou O dan A Papadimitriou 2010 Determinants of menarche
Reproductive Biology and Endocrinology 8 (115)
Lee LK Chen PCY Lee KK Kaur J 2006 Menstruation among
adolescent girls in Malaysia a cross-sectional school survey
Singapore Med J 47 (10) 869
Loucks AB 1990 Effects of exercise training on the menstrual cycle existence
and mechanisms American College of Sport Medicine 22(3)275-80
Nadimin 2011 Pola makan Aktivitas fisik Dan Status gizi Pegawai Dinas
Kesehatan Sulawesi Selatan Media Gizi Pangan Vol XI Edisi 1 1-6
11
Olaf Sianipar Nurcandra Bunawan Prima Almazini Neysa Calista 2009
Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berpengaruh
pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur Majalah
Kedokteran Indonesia 59 308-313
Sherwood L 2001 Sistem Reproduksi Fisiologi Manusia dari sel ke Sistem Edisi
2 Jakarta EGC hlm 690 - 739
SperoffL and Fritz MA 2005 Regulation of the menstrual cycle Clinical
Gynecologi Endocrinology and infertility 7 th Ed Lipincott Williams
amp Wilkins hlm 187 - 224
Sri M 2008 Aktivitas Fisik Intensitas Tinggi Sebagai Faktor Resiko Terhadap
Gangguan Siklus Menstruasi Skripsi Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Warren MP NE Perl roth 2001 The effects of intense exercise on the female
reproductive system Journal Endocrinol 170(1)3-11
Warner P Todoroff EC 2001 Referral for menstrual problems cross sectional
survey of symptoms reasons for referral and management BMJ
32324
Wiegratz I dan Herbort K 2004 Long-Cycle Treatment with Oral
Contraceptives Drugs 64(21) 29472962
Wiknjosastro H Saifuddin AB Rachimhadhi T 2009 Haid dan siklusnya Ilmu
kandungan cetakan ke 7 Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo
Jakarta hlm 103 - 120
Zegeye DT 2009 Age at Menarche And The Menstrual Pattern Of Secondary
School Adolescents In North West Ethiopia BMC Women`s Health
9(29) 1-7
Ziomkiewich A Lambert EV Micklesfield LK 2008 Body Fat Energy
Balance And Estradiol Levels A Study Based on Hormonal From
Complete Menstrual Cycles Human Reproduction 23 (11) 25555-
2561
5
Tabel 2Karakteristik Sampel menurut Berat Badan Tinggi Badan IMT dan
Umur
Hasil penelitian menyatakan bahwa paling banyak sampel berasal dari
angkatan 2011 dengan jumlah 29 orang (387 ) Pada kelompok tingkat aktivitas
fisik masing-masing berjumlah 25 orang (333 ) untuk tiap kelompoknya
sedangkan menurut kelompok siklus menstruasi paling banyak sampel mengalami
siklus menstruasi normal dengan jumlah 50 orang (667 )
Karakteristik sampel menurut berat badan tinggi badan IMT dapat dilihat
pada Tabel 3 Hasil penelitian menyatakan bahwa median berat badan sampel
5700 kg median tinggi badan sampel 156 m sedangkan median IMT sampel
adalah 2343 kgm2 Menurut kelompok umur memiliki median 2000 tahun
Analisis pengaruh antara tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi
dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square dan memperoleh nilai p = 0026
dengan tingkat kepercayaan 95 menunjukkan bahwa antara tingkat aktivitas
fisik dengan siklus menstruasi memiliki hubungan yang bermakna Siklus
menstruasi tidak teratur mahasiswa banyak terjadi pada kelompok tingkat
aktivitas fisik berat (52 ) sedangkan siklus menstruasi teratur banyak terjadi
pada kelompok tingkat aktivitas fisik sedang (84 )
Pada analisis ini menggunakan tabel 3 x 2 sehingga untuk penghitungan
rasio prevalensi menggunakan cara menentukan tingkat aktivitas fisik sedang
sebagai pembanding karena tingkat aktivitas fisik sedang secara teori memiliki
resiko terjadinya siklus menstruasi tidak teratur yang paling kecil dibandingkan
dengan tingkat aktivitas fisik ringan dan berat
Karakteristik
sampel
Median Min- Max
1 Berat badan(kg) 5700 4500-6800
2 Tinggi badan(m) 156 150-166
3 IMT(kgm2) 2343 2000-2498
4 Umur(tahun) 2000 1900-2200
6
Tabel 3 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Terhadap Siklus Menstruasi dengan
RP
Pada tabel 3 didapatkan nilai P pada tingkat aktivitas fisik ringan dan
sedang sebesar 0185 maka artinya tidak terdapat perbedaan antara tingkat
aktivitas fisik ringan dan sedang dengan nilai rasio prevalensi sebesar 200 (069-
579) dan tingkat kepercayaan 95 yang artinya tingkat aktivitas fisik ringan lebih
beresiko 200 kali mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan
tingkat aktivitas fisik sedang
Sedangkan nilai P pada tingkat aktivitas fisik berat dan sedang yaitu
sebesar 007 yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat
aktivitas fisik berat dan sedang dengan nilai rasio prevalensi sebesar 325 (122 -
860) dan tingkat kepercayaan 95 yang artinya tingkat aktivitas fisik berat lebih
beresiko 325 kali mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan
tingkat aktivitas fisik sedang
Pada penelitian ini sampel yang paling banyak mengalami gangguan siklus
menstruasi adalah sampel dengan tingkat aktivitas fisik berat yaitu sebesar 13
orang (52) Sampel dengan tingkat aktivitas fisik ringan mengalami gangguan
siklus sebanyak 8 orang (32) Sedangkan pada sampel dengan tingkat aktivitas
fisik sedang sebanyak 4 orang (16)
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Barbara et al (2002) pada wanita
yang bekerja di industri semikonduktor California dan penelitian Olaf Sianifar et
al (2009) pada siswi SMU di kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur yang
mengemukakan bahwa tingkat aktivitas fisik berhubungan terhadap siklus
Tingkat
Aktivitas
Fisik
Siklus Menstruasi
Nilai P RP (CI 95)
Tidak
Normal Normal
Total
N N
Berat 13 12 25 0007
325 (122 -
860) 520 480 100
Ringan 8 17 25 0185 200 (069-579)
320 680 100
Sedang 4 21 25 Pembanding
160 840 100
7
menstruasi dan tingkat aktivitas fisik yang berpengaruh terhadap siklus menstruasi
adalah tingkat aktivitas fisik berat Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyani (2008) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan siklus menstruasi
Prevalensi gangguan siklus menstruasi pada penelitian ini menunjukkan
angka hampir mencapai 333 hal ini mendekati hasil penelitian yang dilakukan
oleh Asniyah et al (2013) yang menyebutkan sejumlah 3078 persen mengalami
masalah siklus menstruasi yang tidak teratur
Hasil penelitian ini membuktikan teori yang sudah dipaparkan sebelumnya
tentang pengaruh tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi Aktivitas fisik
berat yang mendekati ovetraining merupakan stress fisiologis yang dapat
merangsang GnRH untuk meningkatkan sekresi estrogen dan progesterone
sehingga terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang nantinya
akan terjadi ketidakseimbangan hormon reproduksi yang akan mengganggu siklus
menstruasi Selain itu aktivitas fisik berat yang mendekati ovetraining dapat
menyebabkan terjadinya disfungsi hipotalamus akibat pelepasan hormon kortisol
yang menyebabkan gangguan pada sekresi GnRH Hal tersebut menyebabkan
terjadinya menarche yang tertunda dan gangguan siklus menstruasi (Warrenet al
2001)
Stres fisik akibat aktivitas fisik berat yang mendekati overtraining
menyebabkan efek katabolik Protein kontraktil pada tubuh digunakan untuk
menghasilkan energi selain itu terjadi pemecahan karbohidrat dan lemak dimana
olahragawan yang terlatih lebih dominan proses metabolism lemaknya (Rebecca
2005)
Pada tingkat aktivitas fisik ringan dapat terjadi ketidakseimbangan lemak
tubuh karena kadar lemak yang berlebih akibat gaya hidup sedentary Sumber lain
menjabarkan aktivitas fisik yang intensitasnya rendah lebih potensial
meningkatkan resiko gangguan siklus menstruasi dari pada berintensitas kuat dan
diikuti repetisi (Dušek 2001)
Gangguan siklus pada tingkat aktivitas fisik ringan terjadi karena
meningkatnya kadar lemak dalam tubuh yang akan meningkatkan sintesis
estrogen dan progesteron Kadar estrogen yang tinggi akan menyebabkan
8
produksi FSH yang sedikit ini akan berpengaruh pada pembentukan folikel yang
terganggu yang nantinya akan terjadi pemanjangan siklus menstruasi (Asniyah et
al 2013 Cobbet al 2003)
Pada tingkat aktivitas fisik sedang lemak tubuh cenderung dalam
komposisi yang normal Komposisi lemak tubuh yang normal ini menyebabkan
produksi hormon estrogen dan progesteron yang seimbang sehingga tidak terjadi
hiperandrogenism (kadar androgen yang berlebih) Kedua hormon yang normal
ini menyebabkan keseimbangan bagi hormon reproduksi lainya yaitu FSH dan LH
sehingga tidak terjadi gangguan pembentukan folike dan siklus menstruasi
menjadi normal (Asniyah et al 2013)
Menurut Barbara et al (2002) wanita dengan aktivitas yang berat cenderung
memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih rendah dibandingkan
dengan aktivitas fisik yang ringan dan sedang Hal ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon-hormon yang mengatur siklus menstruasi yang
nantinya akan mengganggu siklus menstruasi wanita
KESIMPULAN
Terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik berat terhadap siklus menstruasi
pada mahasiswi jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan Unsoed Purwokerto angkatan 2010-2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang selalu
membimbing penulis sehingga dapat melakukan penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong L 2007 Physical Activity In ACSM` Guidelines For Exercise Testing
And Prescription 7 th Philadelphia Lippincot William amp Wilkins
Hlm 3-5
Asimakopoulos B 2009 Serum Pattern of Circulating Adipokines Throughout
The Physiological Menstrual Cycle Endocrine Journal 56(3) 425-
432
9
Astrup K 2004 Menstrual Bleeding Patterns In Pre- And Perimenopausal
Women A Population Based Prospective Diary Study Obstet
Gynecol Scand 83 197-202
Balitbangkes 2008 Riset Kesehatan Dasar 2007 Laporan Nasional Jakarta
Balitbangkes Depkes RI
Barbara S Marlena K J Charles P Q Jr Ellen B G MaryFran S 2002
Physical Activity and Menstrual Cycle Characteristics in Two
Prospective Cohorts American Journal of Epidemiology Vol 156 no
5 hlm 405
Cakir M Mungan I Karakas T Girisken I Okten A 2007 Menstrual
Pattern and Common Menstrual disorder among University Students
in Turkey Pediatrics International 49(6) 938-42 Diakses dari
httpwwwinter-sciencewileycomjournal118514616abstract
CRETRY=1ampSRETY=0
Cobb K L Bachrach L Krist et al 2003 Disordered Eating Menstrual
Irregularity and Bone Mineral Density in Female Runners Medicine
and Science in Sports Exercise 35(5) 711-719
Cunningham FG Gant N Leveno K J Haunt L C amp Wenstrom K D
2005 William obstetrics Jakarta Buku Kedokteran EGC
De Cree C 1998 Sex steroid metabolism and menstrual irregularities in
theexercising female Sports Medicine 25(6) 369-406
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2011 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
10
Available at URL http wwwlitbangdepkesgoid
Laporan_riskesdas_2010pdf
Dewi AA 2010 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus
menstruasi pada mahasiswa tingkat IIB program studi kebidanan
metro Skripsi Kebidanan Metro Lampung
Dušek T 2001 Influence of intensity training on menstrual cycle disorders in
athletes Croation Medical Journal 42(1)79-82
Fujiwara T dan Rieko N 2007 Young Japanese College Students with
Dysmenorrhea Hare High Frequency of Irregular Menstruation And
Premenstrual Symptoms The Open Medical Informatic Journal 1 8-
11
Gibney MJ Joop S 2008 Metode Pengkajian Aktivitas Fisik Gizi Kesehatan
Masyarakat Edisi 1 Jakarta EGC hlm 110-125
Guyton CA Hall JE 2007 Fisiologi wanita sebelum kehamilan dan hormon
hormon wanita Fisiologi kedokteran Edisi 11 Jakarta EGC hlm
1064 - 1079
Henderson H L Townsend J amp Tortonese D J 2008 Direct Effect of
Prolactin And Dopamine On The Gonadotroph Response to GnRH
Journal Of Epidemiology Pp 345-347
Hillard A dan Datch HR 2005 Menstrual Disorder in the College Age
Female Pediatric Clin North Am 52(1) 179-97
Hudha L 2006 Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan
Obesitas Skripsi Semarang Universitas Negeri Semarang
Karapanou O dan A Papadimitriou 2010 Determinants of menarche
Reproductive Biology and Endocrinology 8 (115)
Lee LK Chen PCY Lee KK Kaur J 2006 Menstruation among
adolescent girls in Malaysia a cross-sectional school survey
Singapore Med J 47 (10) 869
Loucks AB 1990 Effects of exercise training on the menstrual cycle existence
and mechanisms American College of Sport Medicine 22(3)275-80
Nadimin 2011 Pola makan Aktivitas fisik Dan Status gizi Pegawai Dinas
Kesehatan Sulawesi Selatan Media Gizi Pangan Vol XI Edisi 1 1-6
11
Olaf Sianipar Nurcandra Bunawan Prima Almazini Neysa Calista 2009
Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berpengaruh
pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur Majalah
Kedokteran Indonesia 59 308-313
Sherwood L 2001 Sistem Reproduksi Fisiologi Manusia dari sel ke Sistem Edisi
2 Jakarta EGC hlm 690 - 739
SperoffL and Fritz MA 2005 Regulation of the menstrual cycle Clinical
Gynecologi Endocrinology and infertility 7 th Ed Lipincott Williams
amp Wilkins hlm 187 - 224
Sri M 2008 Aktivitas Fisik Intensitas Tinggi Sebagai Faktor Resiko Terhadap
Gangguan Siklus Menstruasi Skripsi Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Warren MP NE Perl roth 2001 The effects of intense exercise on the female
reproductive system Journal Endocrinol 170(1)3-11
Warner P Todoroff EC 2001 Referral for menstrual problems cross sectional
survey of symptoms reasons for referral and management BMJ
32324
Wiegratz I dan Herbort K 2004 Long-Cycle Treatment with Oral
Contraceptives Drugs 64(21) 29472962
Wiknjosastro H Saifuddin AB Rachimhadhi T 2009 Haid dan siklusnya Ilmu
kandungan cetakan ke 7 Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo
Jakarta hlm 103 - 120
Zegeye DT 2009 Age at Menarche And The Menstrual Pattern Of Secondary
School Adolescents In North West Ethiopia BMC Women`s Health
9(29) 1-7
Ziomkiewich A Lambert EV Micklesfield LK 2008 Body Fat Energy
Balance And Estradiol Levels A Study Based on Hormonal From
Complete Menstrual Cycles Human Reproduction 23 (11) 25555-
2561
6
Tabel 3 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Terhadap Siklus Menstruasi dengan
RP
Pada tabel 3 didapatkan nilai P pada tingkat aktivitas fisik ringan dan
sedang sebesar 0185 maka artinya tidak terdapat perbedaan antara tingkat
aktivitas fisik ringan dan sedang dengan nilai rasio prevalensi sebesar 200 (069-
579) dan tingkat kepercayaan 95 yang artinya tingkat aktivitas fisik ringan lebih
beresiko 200 kali mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan
tingkat aktivitas fisik sedang
Sedangkan nilai P pada tingkat aktivitas fisik berat dan sedang yaitu
sebesar 007 yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat
aktivitas fisik berat dan sedang dengan nilai rasio prevalensi sebesar 325 (122 -
860) dan tingkat kepercayaan 95 yang artinya tingkat aktivitas fisik berat lebih
beresiko 325 kali mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan
tingkat aktivitas fisik sedang
Pada penelitian ini sampel yang paling banyak mengalami gangguan siklus
menstruasi adalah sampel dengan tingkat aktivitas fisik berat yaitu sebesar 13
orang (52) Sampel dengan tingkat aktivitas fisik ringan mengalami gangguan
siklus sebanyak 8 orang (32) Sedangkan pada sampel dengan tingkat aktivitas
fisik sedang sebanyak 4 orang (16)
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Barbara et al (2002) pada wanita
yang bekerja di industri semikonduktor California dan penelitian Olaf Sianifar et
al (2009) pada siswi SMU di kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur yang
mengemukakan bahwa tingkat aktivitas fisik berhubungan terhadap siklus
Tingkat
Aktivitas
Fisik
Siklus Menstruasi
Nilai P RP (CI 95)
Tidak
Normal Normal
Total
N N
Berat 13 12 25 0007
325 (122 -
860) 520 480 100
Ringan 8 17 25 0185 200 (069-579)
320 680 100
Sedang 4 21 25 Pembanding
160 840 100
7
menstruasi dan tingkat aktivitas fisik yang berpengaruh terhadap siklus menstruasi
adalah tingkat aktivitas fisik berat Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyani (2008) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan siklus menstruasi
Prevalensi gangguan siklus menstruasi pada penelitian ini menunjukkan
angka hampir mencapai 333 hal ini mendekati hasil penelitian yang dilakukan
oleh Asniyah et al (2013) yang menyebutkan sejumlah 3078 persen mengalami
masalah siklus menstruasi yang tidak teratur
Hasil penelitian ini membuktikan teori yang sudah dipaparkan sebelumnya
tentang pengaruh tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi Aktivitas fisik
berat yang mendekati ovetraining merupakan stress fisiologis yang dapat
merangsang GnRH untuk meningkatkan sekresi estrogen dan progesterone
sehingga terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang nantinya
akan terjadi ketidakseimbangan hormon reproduksi yang akan mengganggu siklus
menstruasi Selain itu aktivitas fisik berat yang mendekati ovetraining dapat
menyebabkan terjadinya disfungsi hipotalamus akibat pelepasan hormon kortisol
yang menyebabkan gangguan pada sekresi GnRH Hal tersebut menyebabkan
terjadinya menarche yang tertunda dan gangguan siklus menstruasi (Warrenet al
2001)
Stres fisik akibat aktivitas fisik berat yang mendekati overtraining
menyebabkan efek katabolik Protein kontraktil pada tubuh digunakan untuk
menghasilkan energi selain itu terjadi pemecahan karbohidrat dan lemak dimana
olahragawan yang terlatih lebih dominan proses metabolism lemaknya (Rebecca
2005)
Pada tingkat aktivitas fisik ringan dapat terjadi ketidakseimbangan lemak
tubuh karena kadar lemak yang berlebih akibat gaya hidup sedentary Sumber lain
menjabarkan aktivitas fisik yang intensitasnya rendah lebih potensial
meningkatkan resiko gangguan siklus menstruasi dari pada berintensitas kuat dan
diikuti repetisi (Dušek 2001)
Gangguan siklus pada tingkat aktivitas fisik ringan terjadi karena
meningkatnya kadar lemak dalam tubuh yang akan meningkatkan sintesis
estrogen dan progesteron Kadar estrogen yang tinggi akan menyebabkan
8
produksi FSH yang sedikit ini akan berpengaruh pada pembentukan folikel yang
terganggu yang nantinya akan terjadi pemanjangan siklus menstruasi (Asniyah et
al 2013 Cobbet al 2003)
Pada tingkat aktivitas fisik sedang lemak tubuh cenderung dalam
komposisi yang normal Komposisi lemak tubuh yang normal ini menyebabkan
produksi hormon estrogen dan progesteron yang seimbang sehingga tidak terjadi
hiperandrogenism (kadar androgen yang berlebih) Kedua hormon yang normal
ini menyebabkan keseimbangan bagi hormon reproduksi lainya yaitu FSH dan LH
sehingga tidak terjadi gangguan pembentukan folike dan siklus menstruasi
menjadi normal (Asniyah et al 2013)
Menurut Barbara et al (2002) wanita dengan aktivitas yang berat cenderung
memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih rendah dibandingkan
dengan aktivitas fisik yang ringan dan sedang Hal ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon-hormon yang mengatur siklus menstruasi yang
nantinya akan mengganggu siklus menstruasi wanita
KESIMPULAN
Terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik berat terhadap siklus menstruasi
pada mahasiswi jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan Unsoed Purwokerto angkatan 2010-2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang selalu
membimbing penulis sehingga dapat melakukan penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong L 2007 Physical Activity In ACSM` Guidelines For Exercise Testing
And Prescription 7 th Philadelphia Lippincot William amp Wilkins
Hlm 3-5
Asimakopoulos B 2009 Serum Pattern of Circulating Adipokines Throughout
The Physiological Menstrual Cycle Endocrine Journal 56(3) 425-
432
9
Astrup K 2004 Menstrual Bleeding Patterns In Pre- And Perimenopausal
Women A Population Based Prospective Diary Study Obstet
Gynecol Scand 83 197-202
Balitbangkes 2008 Riset Kesehatan Dasar 2007 Laporan Nasional Jakarta
Balitbangkes Depkes RI
Barbara S Marlena K J Charles P Q Jr Ellen B G MaryFran S 2002
Physical Activity and Menstrual Cycle Characteristics in Two
Prospective Cohorts American Journal of Epidemiology Vol 156 no
5 hlm 405
Cakir M Mungan I Karakas T Girisken I Okten A 2007 Menstrual
Pattern and Common Menstrual disorder among University Students
in Turkey Pediatrics International 49(6) 938-42 Diakses dari
httpwwwinter-sciencewileycomjournal118514616abstract
CRETRY=1ampSRETY=0
Cobb K L Bachrach L Krist et al 2003 Disordered Eating Menstrual
Irregularity and Bone Mineral Density in Female Runners Medicine
and Science in Sports Exercise 35(5) 711-719
Cunningham FG Gant N Leveno K J Haunt L C amp Wenstrom K D
2005 William obstetrics Jakarta Buku Kedokteran EGC
De Cree C 1998 Sex steroid metabolism and menstrual irregularities in
theexercising female Sports Medicine 25(6) 369-406
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2011 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
10
Available at URL http wwwlitbangdepkesgoid
Laporan_riskesdas_2010pdf
Dewi AA 2010 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus
menstruasi pada mahasiswa tingkat IIB program studi kebidanan
metro Skripsi Kebidanan Metro Lampung
Dušek T 2001 Influence of intensity training on menstrual cycle disorders in
athletes Croation Medical Journal 42(1)79-82
Fujiwara T dan Rieko N 2007 Young Japanese College Students with
Dysmenorrhea Hare High Frequency of Irregular Menstruation And
Premenstrual Symptoms The Open Medical Informatic Journal 1 8-
11
Gibney MJ Joop S 2008 Metode Pengkajian Aktivitas Fisik Gizi Kesehatan
Masyarakat Edisi 1 Jakarta EGC hlm 110-125
Guyton CA Hall JE 2007 Fisiologi wanita sebelum kehamilan dan hormon
hormon wanita Fisiologi kedokteran Edisi 11 Jakarta EGC hlm
1064 - 1079
Henderson H L Townsend J amp Tortonese D J 2008 Direct Effect of
Prolactin And Dopamine On The Gonadotroph Response to GnRH
Journal Of Epidemiology Pp 345-347
Hillard A dan Datch HR 2005 Menstrual Disorder in the College Age
Female Pediatric Clin North Am 52(1) 179-97
Hudha L 2006 Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan
Obesitas Skripsi Semarang Universitas Negeri Semarang
Karapanou O dan A Papadimitriou 2010 Determinants of menarche
Reproductive Biology and Endocrinology 8 (115)
Lee LK Chen PCY Lee KK Kaur J 2006 Menstruation among
adolescent girls in Malaysia a cross-sectional school survey
Singapore Med J 47 (10) 869
Loucks AB 1990 Effects of exercise training on the menstrual cycle existence
and mechanisms American College of Sport Medicine 22(3)275-80
Nadimin 2011 Pola makan Aktivitas fisik Dan Status gizi Pegawai Dinas
Kesehatan Sulawesi Selatan Media Gizi Pangan Vol XI Edisi 1 1-6
11
Olaf Sianipar Nurcandra Bunawan Prima Almazini Neysa Calista 2009
Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berpengaruh
pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur Majalah
Kedokteran Indonesia 59 308-313
Sherwood L 2001 Sistem Reproduksi Fisiologi Manusia dari sel ke Sistem Edisi
2 Jakarta EGC hlm 690 - 739
SperoffL and Fritz MA 2005 Regulation of the menstrual cycle Clinical
Gynecologi Endocrinology and infertility 7 th Ed Lipincott Williams
amp Wilkins hlm 187 - 224
Sri M 2008 Aktivitas Fisik Intensitas Tinggi Sebagai Faktor Resiko Terhadap
Gangguan Siklus Menstruasi Skripsi Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Warren MP NE Perl roth 2001 The effects of intense exercise on the female
reproductive system Journal Endocrinol 170(1)3-11
Warner P Todoroff EC 2001 Referral for menstrual problems cross sectional
survey of symptoms reasons for referral and management BMJ
32324
Wiegratz I dan Herbort K 2004 Long-Cycle Treatment with Oral
Contraceptives Drugs 64(21) 29472962
Wiknjosastro H Saifuddin AB Rachimhadhi T 2009 Haid dan siklusnya Ilmu
kandungan cetakan ke 7 Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo
Jakarta hlm 103 - 120
Zegeye DT 2009 Age at Menarche And The Menstrual Pattern Of Secondary
School Adolescents In North West Ethiopia BMC Women`s Health
9(29) 1-7
Ziomkiewich A Lambert EV Micklesfield LK 2008 Body Fat Energy
Balance And Estradiol Levels A Study Based on Hormonal From
Complete Menstrual Cycles Human Reproduction 23 (11) 25555-
2561
7
menstruasi dan tingkat aktivitas fisik yang berpengaruh terhadap siklus menstruasi
adalah tingkat aktivitas fisik berat Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyani (2008) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan siklus menstruasi
Prevalensi gangguan siklus menstruasi pada penelitian ini menunjukkan
angka hampir mencapai 333 hal ini mendekati hasil penelitian yang dilakukan
oleh Asniyah et al (2013) yang menyebutkan sejumlah 3078 persen mengalami
masalah siklus menstruasi yang tidak teratur
Hasil penelitian ini membuktikan teori yang sudah dipaparkan sebelumnya
tentang pengaruh tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi Aktivitas fisik
berat yang mendekati ovetraining merupakan stress fisiologis yang dapat
merangsang GnRH untuk meningkatkan sekresi estrogen dan progesterone
sehingga terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang nantinya
akan terjadi ketidakseimbangan hormon reproduksi yang akan mengganggu siklus
menstruasi Selain itu aktivitas fisik berat yang mendekati ovetraining dapat
menyebabkan terjadinya disfungsi hipotalamus akibat pelepasan hormon kortisol
yang menyebabkan gangguan pada sekresi GnRH Hal tersebut menyebabkan
terjadinya menarche yang tertunda dan gangguan siklus menstruasi (Warrenet al
2001)
Stres fisik akibat aktivitas fisik berat yang mendekati overtraining
menyebabkan efek katabolik Protein kontraktil pada tubuh digunakan untuk
menghasilkan energi selain itu terjadi pemecahan karbohidrat dan lemak dimana
olahragawan yang terlatih lebih dominan proses metabolism lemaknya (Rebecca
2005)
Pada tingkat aktivitas fisik ringan dapat terjadi ketidakseimbangan lemak
tubuh karena kadar lemak yang berlebih akibat gaya hidup sedentary Sumber lain
menjabarkan aktivitas fisik yang intensitasnya rendah lebih potensial
meningkatkan resiko gangguan siklus menstruasi dari pada berintensitas kuat dan
diikuti repetisi (Dušek 2001)
Gangguan siklus pada tingkat aktivitas fisik ringan terjadi karena
meningkatnya kadar lemak dalam tubuh yang akan meningkatkan sintesis
estrogen dan progesteron Kadar estrogen yang tinggi akan menyebabkan
8
produksi FSH yang sedikit ini akan berpengaruh pada pembentukan folikel yang
terganggu yang nantinya akan terjadi pemanjangan siklus menstruasi (Asniyah et
al 2013 Cobbet al 2003)
Pada tingkat aktivitas fisik sedang lemak tubuh cenderung dalam
komposisi yang normal Komposisi lemak tubuh yang normal ini menyebabkan
produksi hormon estrogen dan progesteron yang seimbang sehingga tidak terjadi
hiperandrogenism (kadar androgen yang berlebih) Kedua hormon yang normal
ini menyebabkan keseimbangan bagi hormon reproduksi lainya yaitu FSH dan LH
sehingga tidak terjadi gangguan pembentukan folike dan siklus menstruasi
menjadi normal (Asniyah et al 2013)
Menurut Barbara et al (2002) wanita dengan aktivitas yang berat cenderung
memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih rendah dibandingkan
dengan aktivitas fisik yang ringan dan sedang Hal ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon-hormon yang mengatur siklus menstruasi yang
nantinya akan mengganggu siklus menstruasi wanita
KESIMPULAN
Terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik berat terhadap siklus menstruasi
pada mahasiswi jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan Unsoed Purwokerto angkatan 2010-2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang selalu
membimbing penulis sehingga dapat melakukan penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong L 2007 Physical Activity In ACSM` Guidelines For Exercise Testing
And Prescription 7 th Philadelphia Lippincot William amp Wilkins
Hlm 3-5
Asimakopoulos B 2009 Serum Pattern of Circulating Adipokines Throughout
The Physiological Menstrual Cycle Endocrine Journal 56(3) 425-
432
9
Astrup K 2004 Menstrual Bleeding Patterns In Pre- And Perimenopausal
Women A Population Based Prospective Diary Study Obstet
Gynecol Scand 83 197-202
Balitbangkes 2008 Riset Kesehatan Dasar 2007 Laporan Nasional Jakarta
Balitbangkes Depkes RI
Barbara S Marlena K J Charles P Q Jr Ellen B G MaryFran S 2002
Physical Activity and Menstrual Cycle Characteristics in Two
Prospective Cohorts American Journal of Epidemiology Vol 156 no
5 hlm 405
Cakir M Mungan I Karakas T Girisken I Okten A 2007 Menstrual
Pattern and Common Menstrual disorder among University Students
in Turkey Pediatrics International 49(6) 938-42 Diakses dari
httpwwwinter-sciencewileycomjournal118514616abstract
CRETRY=1ampSRETY=0
Cobb K L Bachrach L Krist et al 2003 Disordered Eating Menstrual
Irregularity and Bone Mineral Density in Female Runners Medicine
and Science in Sports Exercise 35(5) 711-719
Cunningham FG Gant N Leveno K J Haunt L C amp Wenstrom K D
2005 William obstetrics Jakarta Buku Kedokteran EGC
De Cree C 1998 Sex steroid metabolism and menstrual irregularities in
theexercising female Sports Medicine 25(6) 369-406
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2011 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
10
Available at URL http wwwlitbangdepkesgoid
Laporan_riskesdas_2010pdf
Dewi AA 2010 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus
menstruasi pada mahasiswa tingkat IIB program studi kebidanan
metro Skripsi Kebidanan Metro Lampung
Dušek T 2001 Influence of intensity training on menstrual cycle disorders in
athletes Croation Medical Journal 42(1)79-82
Fujiwara T dan Rieko N 2007 Young Japanese College Students with
Dysmenorrhea Hare High Frequency of Irregular Menstruation And
Premenstrual Symptoms The Open Medical Informatic Journal 1 8-
11
Gibney MJ Joop S 2008 Metode Pengkajian Aktivitas Fisik Gizi Kesehatan
Masyarakat Edisi 1 Jakarta EGC hlm 110-125
Guyton CA Hall JE 2007 Fisiologi wanita sebelum kehamilan dan hormon
hormon wanita Fisiologi kedokteran Edisi 11 Jakarta EGC hlm
1064 - 1079
Henderson H L Townsend J amp Tortonese D J 2008 Direct Effect of
Prolactin And Dopamine On The Gonadotroph Response to GnRH
Journal Of Epidemiology Pp 345-347
Hillard A dan Datch HR 2005 Menstrual Disorder in the College Age
Female Pediatric Clin North Am 52(1) 179-97
Hudha L 2006 Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan
Obesitas Skripsi Semarang Universitas Negeri Semarang
Karapanou O dan A Papadimitriou 2010 Determinants of menarche
Reproductive Biology and Endocrinology 8 (115)
Lee LK Chen PCY Lee KK Kaur J 2006 Menstruation among
adolescent girls in Malaysia a cross-sectional school survey
Singapore Med J 47 (10) 869
Loucks AB 1990 Effects of exercise training on the menstrual cycle existence
and mechanisms American College of Sport Medicine 22(3)275-80
Nadimin 2011 Pola makan Aktivitas fisik Dan Status gizi Pegawai Dinas
Kesehatan Sulawesi Selatan Media Gizi Pangan Vol XI Edisi 1 1-6
11
Olaf Sianipar Nurcandra Bunawan Prima Almazini Neysa Calista 2009
Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berpengaruh
pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur Majalah
Kedokteran Indonesia 59 308-313
Sherwood L 2001 Sistem Reproduksi Fisiologi Manusia dari sel ke Sistem Edisi
2 Jakarta EGC hlm 690 - 739
SperoffL and Fritz MA 2005 Regulation of the menstrual cycle Clinical
Gynecologi Endocrinology and infertility 7 th Ed Lipincott Williams
amp Wilkins hlm 187 - 224
Sri M 2008 Aktivitas Fisik Intensitas Tinggi Sebagai Faktor Resiko Terhadap
Gangguan Siklus Menstruasi Skripsi Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Warren MP NE Perl roth 2001 The effects of intense exercise on the female
reproductive system Journal Endocrinol 170(1)3-11
Warner P Todoroff EC 2001 Referral for menstrual problems cross sectional
survey of symptoms reasons for referral and management BMJ
32324
Wiegratz I dan Herbort K 2004 Long-Cycle Treatment with Oral
Contraceptives Drugs 64(21) 29472962
Wiknjosastro H Saifuddin AB Rachimhadhi T 2009 Haid dan siklusnya Ilmu
kandungan cetakan ke 7 Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo
Jakarta hlm 103 - 120
Zegeye DT 2009 Age at Menarche And The Menstrual Pattern Of Secondary
School Adolescents In North West Ethiopia BMC Women`s Health
9(29) 1-7
Ziomkiewich A Lambert EV Micklesfield LK 2008 Body Fat Energy
Balance And Estradiol Levels A Study Based on Hormonal From
Complete Menstrual Cycles Human Reproduction 23 (11) 25555-
2561
8
produksi FSH yang sedikit ini akan berpengaruh pada pembentukan folikel yang
terganggu yang nantinya akan terjadi pemanjangan siklus menstruasi (Asniyah et
al 2013 Cobbet al 2003)
Pada tingkat aktivitas fisik sedang lemak tubuh cenderung dalam
komposisi yang normal Komposisi lemak tubuh yang normal ini menyebabkan
produksi hormon estrogen dan progesteron yang seimbang sehingga tidak terjadi
hiperandrogenism (kadar androgen yang berlebih) Kedua hormon yang normal
ini menyebabkan keseimbangan bagi hormon reproduksi lainya yaitu FSH dan LH
sehingga tidak terjadi gangguan pembentukan folike dan siklus menstruasi
menjadi normal (Asniyah et al 2013)
Menurut Barbara et al (2002) wanita dengan aktivitas yang berat cenderung
memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih rendah dibandingkan
dengan aktivitas fisik yang ringan dan sedang Hal ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon-hormon yang mengatur siklus menstruasi yang
nantinya akan mengganggu siklus menstruasi wanita
KESIMPULAN
Terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik berat terhadap siklus menstruasi
pada mahasiswi jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan Unsoed Purwokerto angkatan 2010-2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang selalu
membimbing penulis sehingga dapat melakukan penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong L 2007 Physical Activity In ACSM` Guidelines For Exercise Testing
And Prescription 7 th Philadelphia Lippincot William amp Wilkins
Hlm 3-5
Asimakopoulos B 2009 Serum Pattern of Circulating Adipokines Throughout
The Physiological Menstrual Cycle Endocrine Journal 56(3) 425-
432
9
Astrup K 2004 Menstrual Bleeding Patterns In Pre- And Perimenopausal
Women A Population Based Prospective Diary Study Obstet
Gynecol Scand 83 197-202
Balitbangkes 2008 Riset Kesehatan Dasar 2007 Laporan Nasional Jakarta
Balitbangkes Depkes RI
Barbara S Marlena K J Charles P Q Jr Ellen B G MaryFran S 2002
Physical Activity and Menstrual Cycle Characteristics in Two
Prospective Cohorts American Journal of Epidemiology Vol 156 no
5 hlm 405
Cakir M Mungan I Karakas T Girisken I Okten A 2007 Menstrual
Pattern and Common Menstrual disorder among University Students
in Turkey Pediatrics International 49(6) 938-42 Diakses dari
httpwwwinter-sciencewileycomjournal118514616abstract
CRETRY=1ampSRETY=0
Cobb K L Bachrach L Krist et al 2003 Disordered Eating Menstrual
Irregularity and Bone Mineral Density in Female Runners Medicine
and Science in Sports Exercise 35(5) 711-719
Cunningham FG Gant N Leveno K J Haunt L C amp Wenstrom K D
2005 William obstetrics Jakarta Buku Kedokteran EGC
De Cree C 1998 Sex steroid metabolism and menstrual irregularities in
theexercising female Sports Medicine 25(6) 369-406
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2011 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
10
Available at URL http wwwlitbangdepkesgoid
Laporan_riskesdas_2010pdf
Dewi AA 2010 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus
menstruasi pada mahasiswa tingkat IIB program studi kebidanan
metro Skripsi Kebidanan Metro Lampung
Dušek T 2001 Influence of intensity training on menstrual cycle disorders in
athletes Croation Medical Journal 42(1)79-82
Fujiwara T dan Rieko N 2007 Young Japanese College Students with
Dysmenorrhea Hare High Frequency of Irregular Menstruation And
Premenstrual Symptoms The Open Medical Informatic Journal 1 8-
11
Gibney MJ Joop S 2008 Metode Pengkajian Aktivitas Fisik Gizi Kesehatan
Masyarakat Edisi 1 Jakarta EGC hlm 110-125
Guyton CA Hall JE 2007 Fisiologi wanita sebelum kehamilan dan hormon
hormon wanita Fisiologi kedokteran Edisi 11 Jakarta EGC hlm
1064 - 1079
Henderson H L Townsend J amp Tortonese D J 2008 Direct Effect of
Prolactin And Dopamine On The Gonadotroph Response to GnRH
Journal Of Epidemiology Pp 345-347
Hillard A dan Datch HR 2005 Menstrual Disorder in the College Age
Female Pediatric Clin North Am 52(1) 179-97
Hudha L 2006 Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan
Obesitas Skripsi Semarang Universitas Negeri Semarang
Karapanou O dan A Papadimitriou 2010 Determinants of menarche
Reproductive Biology and Endocrinology 8 (115)
Lee LK Chen PCY Lee KK Kaur J 2006 Menstruation among
adolescent girls in Malaysia a cross-sectional school survey
Singapore Med J 47 (10) 869
Loucks AB 1990 Effects of exercise training on the menstrual cycle existence
and mechanisms American College of Sport Medicine 22(3)275-80
Nadimin 2011 Pola makan Aktivitas fisik Dan Status gizi Pegawai Dinas
Kesehatan Sulawesi Selatan Media Gizi Pangan Vol XI Edisi 1 1-6
11
Olaf Sianipar Nurcandra Bunawan Prima Almazini Neysa Calista 2009
Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berpengaruh
pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur Majalah
Kedokteran Indonesia 59 308-313
Sherwood L 2001 Sistem Reproduksi Fisiologi Manusia dari sel ke Sistem Edisi
2 Jakarta EGC hlm 690 - 739
SperoffL and Fritz MA 2005 Regulation of the menstrual cycle Clinical
Gynecologi Endocrinology and infertility 7 th Ed Lipincott Williams
amp Wilkins hlm 187 - 224
Sri M 2008 Aktivitas Fisik Intensitas Tinggi Sebagai Faktor Resiko Terhadap
Gangguan Siklus Menstruasi Skripsi Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Warren MP NE Perl roth 2001 The effects of intense exercise on the female
reproductive system Journal Endocrinol 170(1)3-11
Warner P Todoroff EC 2001 Referral for menstrual problems cross sectional
survey of symptoms reasons for referral and management BMJ
32324
Wiegratz I dan Herbort K 2004 Long-Cycle Treatment with Oral
Contraceptives Drugs 64(21) 29472962
Wiknjosastro H Saifuddin AB Rachimhadhi T 2009 Haid dan siklusnya Ilmu
kandungan cetakan ke 7 Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo
Jakarta hlm 103 - 120
Zegeye DT 2009 Age at Menarche And The Menstrual Pattern Of Secondary
School Adolescents In North West Ethiopia BMC Women`s Health
9(29) 1-7
Ziomkiewich A Lambert EV Micklesfield LK 2008 Body Fat Energy
Balance And Estradiol Levels A Study Based on Hormonal From
Complete Menstrual Cycles Human Reproduction 23 (11) 25555-
2561
9
Astrup K 2004 Menstrual Bleeding Patterns In Pre- And Perimenopausal
Women A Population Based Prospective Diary Study Obstet
Gynecol Scand 83 197-202
Balitbangkes 2008 Riset Kesehatan Dasar 2007 Laporan Nasional Jakarta
Balitbangkes Depkes RI
Barbara S Marlena K J Charles P Q Jr Ellen B G MaryFran S 2002
Physical Activity and Menstrual Cycle Characteristics in Two
Prospective Cohorts American Journal of Epidemiology Vol 156 no
5 hlm 405
Cakir M Mungan I Karakas T Girisken I Okten A 2007 Menstrual
Pattern and Common Menstrual disorder among University Students
in Turkey Pediatrics International 49(6) 938-42 Diakses dari
httpwwwinter-sciencewileycomjournal118514616abstract
CRETRY=1ampSRETY=0
Cobb K L Bachrach L Krist et al 2003 Disordered Eating Menstrual
Irregularity and Bone Mineral Density in Female Runners Medicine
and Science in Sports Exercise 35(5) 711-719
Cunningham FG Gant N Leveno K J Haunt L C amp Wenstrom K D
2005 William obstetrics Jakarta Buku Kedokteran EGC
De Cree C 1998 Sex steroid metabolism and menstrual irregularities in
theexercising female Sports Medicine 25(6) 369-406
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2008 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Available at URL http akademikciamik 2010
fileswordpresscom201302riskesdas2007pdf
Departemen Kesehatan 2011 RISET KESEHATAN DASAR Jakarta Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
10
Available at URL http wwwlitbangdepkesgoid
Laporan_riskesdas_2010pdf
Dewi AA 2010 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus
menstruasi pada mahasiswa tingkat IIB program studi kebidanan
metro Skripsi Kebidanan Metro Lampung
Dušek T 2001 Influence of intensity training on menstrual cycle disorders in
athletes Croation Medical Journal 42(1)79-82
Fujiwara T dan Rieko N 2007 Young Japanese College Students with
Dysmenorrhea Hare High Frequency of Irregular Menstruation And
Premenstrual Symptoms The Open Medical Informatic Journal 1 8-
11
Gibney MJ Joop S 2008 Metode Pengkajian Aktivitas Fisik Gizi Kesehatan
Masyarakat Edisi 1 Jakarta EGC hlm 110-125
Guyton CA Hall JE 2007 Fisiologi wanita sebelum kehamilan dan hormon
hormon wanita Fisiologi kedokteran Edisi 11 Jakarta EGC hlm
1064 - 1079
Henderson H L Townsend J amp Tortonese D J 2008 Direct Effect of
Prolactin And Dopamine On The Gonadotroph Response to GnRH
Journal Of Epidemiology Pp 345-347
Hillard A dan Datch HR 2005 Menstrual Disorder in the College Age
Female Pediatric Clin North Am 52(1) 179-97
Hudha L 2006 Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan
Obesitas Skripsi Semarang Universitas Negeri Semarang
Karapanou O dan A Papadimitriou 2010 Determinants of menarche
Reproductive Biology and Endocrinology 8 (115)
Lee LK Chen PCY Lee KK Kaur J 2006 Menstruation among
adolescent girls in Malaysia a cross-sectional school survey
Singapore Med J 47 (10) 869
Loucks AB 1990 Effects of exercise training on the menstrual cycle existence
and mechanisms American College of Sport Medicine 22(3)275-80
Nadimin 2011 Pola makan Aktivitas fisik Dan Status gizi Pegawai Dinas
Kesehatan Sulawesi Selatan Media Gizi Pangan Vol XI Edisi 1 1-6
11
Olaf Sianipar Nurcandra Bunawan Prima Almazini Neysa Calista 2009
Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berpengaruh
pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur Majalah
Kedokteran Indonesia 59 308-313
Sherwood L 2001 Sistem Reproduksi Fisiologi Manusia dari sel ke Sistem Edisi
2 Jakarta EGC hlm 690 - 739
SperoffL and Fritz MA 2005 Regulation of the menstrual cycle Clinical
Gynecologi Endocrinology and infertility 7 th Ed Lipincott Williams
amp Wilkins hlm 187 - 224
Sri M 2008 Aktivitas Fisik Intensitas Tinggi Sebagai Faktor Resiko Terhadap
Gangguan Siklus Menstruasi Skripsi Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Warren MP NE Perl roth 2001 The effects of intense exercise on the female
reproductive system Journal Endocrinol 170(1)3-11
Warner P Todoroff EC 2001 Referral for menstrual problems cross sectional
survey of symptoms reasons for referral and management BMJ
32324
Wiegratz I dan Herbort K 2004 Long-Cycle Treatment with Oral
Contraceptives Drugs 64(21) 29472962
Wiknjosastro H Saifuddin AB Rachimhadhi T 2009 Haid dan siklusnya Ilmu
kandungan cetakan ke 7 Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo
Jakarta hlm 103 - 120
Zegeye DT 2009 Age at Menarche And The Menstrual Pattern Of Secondary
School Adolescents In North West Ethiopia BMC Women`s Health
9(29) 1-7
Ziomkiewich A Lambert EV Micklesfield LK 2008 Body Fat Energy
Balance And Estradiol Levels A Study Based on Hormonal From
Complete Menstrual Cycles Human Reproduction 23 (11) 25555-
2561
10
Available at URL http wwwlitbangdepkesgoid
Laporan_riskesdas_2010pdf
Dewi AA 2010 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus
menstruasi pada mahasiswa tingkat IIB program studi kebidanan
metro Skripsi Kebidanan Metro Lampung
Dušek T 2001 Influence of intensity training on menstrual cycle disorders in
athletes Croation Medical Journal 42(1)79-82
Fujiwara T dan Rieko N 2007 Young Japanese College Students with
Dysmenorrhea Hare High Frequency of Irregular Menstruation And
Premenstrual Symptoms The Open Medical Informatic Journal 1 8-
11
Gibney MJ Joop S 2008 Metode Pengkajian Aktivitas Fisik Gizi Kesehatan
Masyarakat Edisi 1 Jakarta EGC hlm 110-125
Guyton CA Hall JE 2007 Fisiologi wanita sebelum kehamilan dan hormon
hormon wanita Fisiologi kedokteran Edisi 11 Jakarta EGC hlm
1064 - 1079
Henderson H L Townsend J amp Tortonese D J 2008 Direct Effect of
Prolactin And Dopamine On The Gonadotroph Response to GnRH
Journal Of Epidemiology Pp 345-347
Hillard A dan Datch HR 2005 Menstrual Disorder in the College Age
Female Pediatric Clin North Am 52(1) 179-97
Hudha L 2006 Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan
Obesitas Skripsi Semarang Universitas Negeri Semarang
Karapanou O dan A Papadimitriou 2010 Determinants of menarche
Reproductive Biology and Endocrinology 8 (115)
Lee LK Chen PCY Lee KK Kaur J 2006 Menstruation among
adolescent girls in Malaysia a cross-sectional school survey
Singapore Med J 47 (10) 869
Loucks AB 1990 Effects of exercise training on the menstrual cycle existence
and mechanisms American College of Sport Medicine 22(3)275-80
Nadimin 2011 Pola makan Aktivitas fisik Dan Status gizi Pegawai Dinas
Kesehatan Sulawesi Selatan Media Gizi Pangan Vol XI Edisi 1 1-6
11
Olaf Sianipar Nurcandra Bunawan Prima Almazini Neysa Calista 2009
Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berpengaruh
pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur Majalah
Kedokteran Indonesia 59 308-313
Sherwood L 2001 Sistem Reproduksi Fisiologi Manusia dari sel ke Sistem Edisi
2 Jakarta EGC hlm 690 - 739
SperoffL and Fritz MA 2005 Regulation of the menstrual cycle Clinical
Gynecologi Endocrinology and infertility 7 th Ed Lipincott Williams
amp Wilkins hlm 187 - 224
Sri M 2008 Aktivitas Fisik Intensitas Tinggi Sebagai Faktor Resiko Terhadap
Gangguan Siklus Menstruasi Skripsi Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Warren MP NE Perl roth 2001 The effects of intense exercise on the female
reproductive system Journal Endocrinol 170(1)3-11
Warner P Todoroff EC 2001 Referral for menstrual problems cross sectional
survey of symptoms reasons for referral and management BMJ
32324
Wiegratz I dan Herbort K 2004 Long-Cycle Treatment with Oral
Contraceptives Drugs 64(21) 29472962
Wiknjosastro H Saifuddin AB Rachimhadhi T 2009 Haid dan siklusnya Ilmu
kandungan cetakan ke 7 Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo
Jakarta hlm 103 - 120
Zegeye DT 2009 Age at Menarche And The Menstrual Pattern Of Secondary
School Adolescents In North West Ethiopia BMC Women`s Health
9(29) 1-7
Ziomkiewich A Lambert EV Micklesfield LK 2008 Body Fat Energy
Balance And Estradiol Levels A Study Based on Hormonal From
Complete Menstrual Cycles Human Reproduction 23 (11) 25555-
2561
11
Olaf Sianipar Nurcandra Bunawan Prima Almazini Neysa Calista 2009
Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berpengaruh
pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur Majalah
Kedokteran Indonesia 59 308-313
Sherwood L 2001 Sistem Reproduksi Fisiologi Manusia dari sel ke Sistem Edisi
2 Jakarta EGC hlm 690 - 739
SperoffL and Fritz MA 2005 Regulation of the menstrual cycle Clinical
Gynecologi Endocrinology and infertility 7 th Ed Lipincott Williams
amp Wilkins hlm 187 - 224
Sri M 2008 Aktivitas Fisik Intensitas Tinggi Sebagai Faktor Resiko Terhadap
Gangguan Siklus Menstruasi Skripsi Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Warren MP NE Perl roth 2001 The effects of intense exercise on the female
reproductive system Journal Endocrinol 170(1)3-11
Warner P Todoroff EC 2001 Referral for menstrual problems cross sectional
survey of symptoms reasons for referral and management BMJ
32324
Wiegratz I dan Herbort K 2004 Long-Cycle Treatment with Oral
Contraceptives Drugs 64(21) 29472962
Wiknjosastro H Saifuddin AB Rachimhadhi T 2009 Haid dan siklusnya Ilmu
kandungan cetakan ke 7 Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo
Jakarta hlm 103 - 120
Zegeye DT 2009 Age at Menarche And The Menstrual Pattern Of Secondary
School Adolescents In North West Ethiopia BMC Women`s Health
9(29) 1-7
Ziomkiewich A Lambert EV Micklesfield LK 2008 Body Fat Energy
Balance And Estradiol Levels A Study Based on Hormonal From
Complete Menstrual Cycles Human Reproduction 23 (11) 25555-
2561
top related