analisis semiotika pesan akhlak dalam...
Post on 23-Jan-2020
21 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS SEMIOTIKA PESAN AKHLAK DALAM FILM
TAUSIYAH CINTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
(S.Sos.)
Oleh:
Abdul Hadi Al Qowwi
NIM. 11140510000186
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
ii
iii
iv
iv
ABSTRAK
Abdul Hadi Al Qowwi
Analisis Semiotika Pesan Akhlak Dalam Film Tausiyah Cinta
Film merupakan media informasi yang paling mudah
dicerna oleh semua kalangan audiens. Film memiliki gambar
adegan yang memiliki macam-macam makna dan pesan. Film
Tausiyah Cinta adalah film yang bercerita tentang persahabatan
dalam perbedaan ilmu dan bagaimana cara menyikapi segala
ujian dari Allah. Film ini juga bisa menjadi media dakwah, untuk
tetap beristiqomah. Di dalam film ini terdapat beberapa tausiyah,
dari tausiyah tersebut akhirnya memberikan aspek penandaan
makna pesan akhlak.
Berdasarkan latarbelakang tersebut memberikan sebuah
pertanyaan dalam penelitian ini diantaranya ialah, bagaimana
makna denotasi, konotasi, mitos dalam film Tausiyah Cinta?
Serta apa saja pesan-pesan akhlak yang terkandung dalam film
Tausiyah Cinta?
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif dan paradigma konstruktivisme. Dalam memperoleh
data temuan, dilakukan observasi yaitu menonton dan mengamati
setiap adegan dan dialog lalu kemudian dilakukan pencatatan
serta analisis. Selain itu, dilakukan dokumentasi dengan
menyimpan film serta dokumen tertulis yang terkait dengan film
tersebut.
Penelitian ini menggunakan kajian semiotika Roland
Barthes yang mengembangkan semiotik menjadi dua tingkat
pertandaan, yaitu denotasi dan konotasi yang menghasilkan
makna eksplisit untuk memahami makna yang terkandung dalam
film ini. Konotasi identik dengan operasi ideologi, yang
disebutnya sebagai mitos dan berfungsi untuk memberikan
pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam periode
tertentu.
Hasil dalam penelitian ini mengacu kepada bagaimana
pesan akhlak digambarkan dalam film Tausiyah Cinta melalui
dialog ataupun karakter dalam film ini. Penulis menemukan
bahwa pesan akhlak yang digambarkan melalui film ini yaitu
bagaimana menyikapi sebuah cobaan, dimana nanti terlihat
adanya akhlaqul mahmudah dan akhlaqul madzmumah dari setiap
adegan yang ada di film tersebut.
Kata kunci: Semiotika, Pesan, Akhlak, Film, Tausiyah Cinta.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirabbil‟alamin.
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa telah
memberikan Rahmat dan kasih sayang-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Semiotika Pesan Akhlak Dalam Film Tausiyah
Cinta” tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan besar baginda kita Nabi Muhammad SAW.
Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata Satu
(S1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu, tanpa adanya
doa, dukungan, bimbingan, arahan serta motivasi dari berbagai
pihak, penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam serta menjadi dosen Penasihat Akademik
vi
KPI D angkatan 2014 yang telah memberikan bantuan dan
arahan selama masa perkuliahan serta penyusunan
proposal skripsi.
3. Dr. H. Sunandar, MA, selaku dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingannya sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah memberikan
keberkahan serta kesehatan dan rezeki kepadanya.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang pernah mengajar dan membagikan ilmu
yang bermanfaat kepada penulis. Semoga ilmu yang
diberikan bermanfaat bagi penulis.
5. Segenap staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah membantu selama mengikuti
perkuliahan dan penyusunan skripsi.
6. Kedua orang tuayang penulis sayangi, Ayahanda Drs.
Magribi dan Ibunda Aliyah, terima kasih atas segala jasa-
jasa, pengorbanan, kesabaran, doa dan tidak pernah lelah
dalam memberikan nasehat serta dukungan agar penulis
tetap giat dalam perkuliahan.
7. Kakak dan Adikku tercinta, Ahmad Faris Bahrul Alam,
S.Kom dan Jundi Jihadi yang telah memberikan semangat
dan support kepada penulis.
8. Humar Hadi, Sutradara Film Tausiyah Cinta, terimakasih
banyak atas ketersediaannya menjadi narasumber penulis
dan telah memberikan data untuk melengkapi penelitian
ini.
vii
9. Poppy Purwita Sari dan Venny Adella, terimakasih telah
membantu penulis secara detail agar penulis dapat
memahami cara penulisan yang baik dan benar.
10. Sahabat sejak kecil, Lazzar Reksa, Abdul Aziz,
Mochammad Rizki, Andika Dwi Saputra, Apri Ummah,
Alvian Noer Eka, Renaldy Castoenya yang telah
memberikan support dan hiburan kepada penulis.
11. Sahabat sejak SMA, Rainfist 2014. Rafli Aditia, Kosim
Jihaddin Fajri, Randy Arlan, Chaeriyyah Haris, Rinal
Andriansyah dan WD Family yang telah memberikan
dukungan sampai saat ini.
12. Sahabat sejak kuliah, Universitas Intisari, Farhan Surya
Fajriansyah, Bayu Tama, Rizki Aris Munandar, Raga
Arrizallu, Alfin Pradana, Zemil Ghairi, Waqid Setyo,
Risna Meidina, Ridmargus Wanys, Bayu Setiawan, Abdul
Rouf dan teman yang belum disebutkan namanya
terimakasih semuanya atas dukungan dan saran yang telah
diberikan selama ini.
13. Seluruh teman-teman KPI D angkatan 2014, terimakasih
atas doa dan bantuannya kepada penulis. Semoga
silaturahmi kita terus terjaga.
14. Teman seperjuangan KKN Panglima 85 Desa Babakan,
terimakasih atas pembelajaran dan pengalamannya
semoga kita dapat dipersatukan kembali.
15. Teman-teman dari Netizen, Fronotoev, dan DKSH,
terimakasih atas hiburannya disaat penulis sedang jenuh.
viii
16. Teman-teman dari PIM Family, Dhike Agung, Adi Pluto
Marskala, Ridho Arbay, Rafli Aditia, Ainul Ishaq, Riyan
Akbar, terimakasih telah memberikan semangat kepada
penulis.
Jakarta, 11 April 2019,
Abdul Hadi Al Qowwi
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..............................i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................ ii
PENGESAHAN UJIAN ............................................................. iii
ABSTRAK ...................................................................................iv
KATA PENGANTAR .................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................xi
DAFTAR TABEL ..................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 8
C. Pembatasan Masalah .......................................................... 8
D. Rumusan Masalah .............................................................. 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 9
F. Review Kajian Terdahulu ................................................... 9
G. Metodologi Penelitian ...................................................... 11
H. Sistematika Penulisan ...................................................... 17
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Semiotika ......................................................................... 19
1. Tinjauan Umum Semiotika ........................................ 19
2. Semiotika Roland Barthes .......................................... 21
B. Film .................................................................................. 25
1. Pengertian Film .......................................................... 25
2. Manfaat Film .............................................................. 28
3. Jenis-jenis Film .......................................................... 29
4. Unsur Film ................................................................. 31
x
5. Struktur dalam Film ................................................... 32
6. Teknik Pengambilan Gambar .................................... 33
7. Pesan dalam Film ...................................................... 37
C. Pesan Akhlak ................................................................... 39
1. Pengertian Pesan ........................................................ 39
2. Pengertian Akhlak ..................................................... 40
3. Sumber Ajaran Akhlak .............................................. 46
4. Macam-macam Akhlak.............................................. 47
5. Pembagian Akhlak ..................................................... 50
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sekilas Tentang Film Tausiyah Cinta ............................. 59
B. Sinopsis Film Tausiyah Cinta ......................................... 61
C. Profil Produser Film Tausiyah Cinta ............................... 63
D. Profil Sutradara Film Tausiyah Cinta .............................. 65
E. Tim Produksi Film Tausiyah Cinta ................................. 66
F. Profil Pemain (Cast) Film Tausiyah Cinta ...................... 68
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Data dan Temuan Penelitian Film Tausiyah Cinta .......... 75
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos Dalam Film
Tausiyah Cinta ................................................................. 89
B. Pesan Akhlak Film Tausiyah Cinta ............................... 104
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 113
B. Saran .............................................................................. 114
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 117
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1 Peta Tanda Roland Barthes ....................................... 22
Gambar2.2 The Orders of Significations ..................................... 24
Gambar 2.3 Unsur-Unsur Pembentukan Film .............................. 31
Gambar3.1 Produser Film Tausiyah Cinta .................................. 63
Gambar3.2 Sutradara Film Tausiyah Cinta ................................. 65
Gambar3.3 Poster Film Tausiyah Cinta ....................................... 67
Gambar3.4 Rendy Herpy ............................................................. 68
Gambar3.5 Hamas Syahid Izzudin ............................................... 68
Gambar 3.6 Ressa Rere ................................................................ 69
Gambar 3.7 Irwansyah ................................................................. 71
Gambar 3.8 Peggy Melati Sukma ................................................ 72
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Scene 1 ......................................................................... 77
Tabel 4.2 Scene 2 ......................................................................... 78
Tabel 4.3 Scene 3 ......................................................................... 80
Tabel 4.4 Scene 4 ......................................................................... 82
Tabel 4.5 Scene 5 ......................................................................... 83
Tabel 4.6 Scene 6 ......................................................................... 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan media komunikasi tidak
terbendung lagi, perkembangan tumbuh begitu begitu
pesat.Media komunikasi merupakan alat atau sarana yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator
kepada khalayak.1Salah satu media yang berkembang
secara signifikan saat ini adalah film.Film dalam
pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar
lebar, tetapi dalam pengertian lebih luas bisa juga
termasuk dalam siaran TV.
Film merupakan media informasi yang paling
mudah dicerna oleh semua kalangan audiens. Audiens
yang dimaksud adalah penonton dari segala usia, dengan
berbagai latar berlakang pendidikan dan pengetetahuan
yang berbeda-beda. Maka tak heran jika paradigma
terhadap sebuah negara dapat dengan mudah masuk dan
mempengaruhi penilaian masyarakat. Film adalah hasil
peradaban manusia yang diciptakan melalui proses kreatif
dengan melahirkan impian (imajinasi) melalui teknologi
yang hasilnya bisa disaksikan semua orang.2
1 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h. 123. 2Irianto, Agus Maladi, Haryono Guritno dan Hanindawan,
Memproduksi Film (Semarang: Dinas Kebudayaan Pariwisata, 2006), h. 1.
2
Film sebagai media massa merupakan bagian dari
respon terhadap penemuan waktu luang, waktu libur dari
kerja dan sebuah jawaban atas tuntunan untuk cara
menghabiskan waktu luang keluarga yang sifatnya
terjangkau dan (biasanya) terhormat. Film mampu
menjangkau populasi dalam jumlah besar dan cepat,
bahkan di wilayah pedesaan.3Tidak jarang, media ini
dijadikan sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan
moral kepada audiens.Salah satunya termasuk dalam
penerapan nilai-nilai moral dan propaganda atau “setelan
mindset” tentang sebuah objek yang menjadi cerita dalam
sebuah film.
Film menjadi suatu medium ekspresi dan
komunikasi, film merupakan suatu medium yang relatif
baru di dalam kebudayaan umat manusia, dibandingkan
dengan medium seperti bahasa dan tulisan.4 Karena
seringkali penonton film terbuai dan terbawa oleh suasana
dan menganggap apa yang disajikan pada layar sungguh-
sungguh kenyataan. Tema-tema yang diangkat didalam
film menghasilkan sebuah nilai-nilai yang biasa
didapatkan didalam sebuah pencarian yang panjang
tentang pengalaman hidup, realitas sosial, serta daya
karya imajinatif dari sang penciptanya.
3Asep S. Muhtadi dan Sri Handayani, Dakwah Kontemporer: Pola
Alternatif Dakwah Melalui TV (Bandung: Pusdai Press, 2000), h. 95. 4D.A Peransi, Film/Media/Seni (Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2005), cet
1 h. 146.
3
Industri perfilman di Indonesia pada saat ini terus
berkembang, telah banyak film-film dengan berbagai
genre yang ditunjang oleh teknologi komunikasi
khususnya dalam bidang komunikasi massa yang semakin
canggih, selain itu juga diperankan oleh aktor dan akrtis
papan atas yang telah berhasil menarik perhatian
khalayak. Dengan berbagai tema, semakin memperkaya
sajian film untuk masyarakat Indonesia.Salah satunya
dalam film bertema religi.
Dalam sebuah film biasanya terdapat beberapa
pesan moral yang dapat diambil maknanya sesuai dengan
jalan cerita dari isi film tersebut.Sebab film memberikan
peluang untuk terjadinya tingkah laku positif ataupun
negatif. Melihat dampak yang ditimbulkan film cukup
besar, proses dakwah pun dilakukan juga melalui film-
film, salah satunya film Tausiyah Cinta.
Tausiyah Cinta adalah film yang digarap oleh
sutradara ternama yaitu Humar Hadi bersama Production
House (PH) BedaSinema Pictures. Kini BedaSinema
Pictures telah bergabung di Youtube sejak 10 juni 2014,
memiliki 16.750 subscribers dan mencapai 2.573.679
views. BedaSinema Pictures memiliki tujuan untuk
menyebarkan berjuta kebaikan melalui film-
filmnya.5Biasanya mereka memutarkan karya-karya di
event-event tertentu.Jadi selain di beberapa karyanya di
Youtube, kita bisa mengikuti acara-acara mereka yang
5https://moeslema.com/1052diakses pada tanggal 28 Desember 2018.
4
diadakan diberbagai tempat.Biasanya acara-acara yang
BedahSinema Pictures adakan juga hadir para pemain-
pemain film yang mereka buat.
Di awal tahun 2016, film Tausiyah Cinta menjadi
salah satu 10 dari film terlaris pada pertengahan 2016.
Sejak awal tayang pada 7 Januari 2016 hingga kuartal
pertama 2016, film Tausiyah Cinta mendapat kurang lebih
dari 61.981 penonton di bioskop dengan pendapatkan
kotor mencapai Rp. 1,8 miliar. Film ini diilhami dari
sebuah puisi dalam buku terlaris dengan judul yang sama
yaitu Tausiyah Cinta.6 Walaupun jumlah penontonnya
terbilang sedikit tetapi BedaSinema Pictures masuk
sebagai salah satu nominasi Piala Ummar bin Khattab
kategori Creator Muslim terbaik. Pada tayangan
perdananya film Tausiyah Cinta mendapatkan respon
yang positif dari penggemarnya. Bahkan, panitia
menyatakan sebanyak 850 tiket resmi terjual pada acara
nonton bareng film tersebut di Makassar.7 Film ini juga
diisi oleh penghafal Al-Qur`an agar nuansa tausiyah itu
lebih terasa dan para penonton juga mendapatkan pahala
atas apa yang mereka dengar.
Sutradara Humar Hadi tidak hanya sekedar
membuat sebuah film, tetapi bagaimana selama proses
6https://celebrity.okezone.com/read/2016/04/08/206/1357714/10-
film-indonesia-terlaris-di-awal-2016diakses pada tanggal 28 Desember 2018. 7http://www.zonalima.com/artikel/6155/850-Tiket-Terjual-dalam-
Pemutaran-Perdana-Film-Tausiyah-Cinta/diakses pada tanggal 28 Desember
2018.
5
shooting semua kru diwajibkan untuk shalat berjamaah
ketika adzan dan melantukan ayat suci Al-Qur`an sebelum
memulai shooting. Film ini berhasil meraih apresiasi
positif dari para penonton dan film ini juga mendapatkan
banyak permintaan untuk ditayangkan di luar Indonesia.
Mulai Maret 2016 film Tausiyah Cintaakan dibawakan
keberbagai negara seperti Jerman, Amerika Serikat,
Inggris, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong, dan
Malaysia.8 Film Tausiyah Cinta ini menceritakan tentang
persahabatan yang tingkat keimanannya berbeda dan
bagaimana cara tetap kuat lahir dan batin walaupun
tertimpa berbagai masalah.
Sebagai seorang muslim kita diwajibkan untuk taat
kepada Allah dan menerima segala ujian-Nya. Apalagi
manusia itu adalah makhluk yang lemah dan rentan
terhadap ujian.Ditambah tabiat hati yang gampang
terbolak-balik.Sebab itu, kemungkinan tergelincir ke
jurang maksiat dan dosa sangat besar. Oleh karena itu,
setiap umat muslim membutuhkan konsep akhlak yang
kuat didalam hidupnya. Terlebih disaat godaan, fitnah, dan
ujian telah berjalan ke permukaan hingga tak ada yang
bisa lepas dari masalah tersebut.Akhlak adalah perbuatan
8https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/duniakampus/17/05/2
2/senggang/film/1601/13/o0w8mg336-ini-cerita-di-balik-pembuatan-film-
tausiyah-cintadiakses pada tanggal 28 Desember 2018.
6
yang tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga
menjadi kepribadiannya.9
Agar perilaku kita tetap terjaga, sebagai umat
muslim kita harus tetap menjaga akhlak di setiap kegiatan
kita. Islam mengajarkan agar berakhlak baik kepada
manusia, lingkungan, dan Allah subhanahu wa ta‟la
berfirman dalam Al-Qur‟an:
Artinya: “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang
ada di dalamnya bertasbih kepada Allah dan tak
ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-
Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih
mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha
Penyantun lagi Maha Pengampun.” (Q.S. Ali-
Imran: 104).
Dalam ayat di atas yang paling ditekankan untuk
berakhlak baik kepada Allah.Yakni semua makhluk yang
ada di langit dan di bumi menyucikan Allah.Itu dapat
dipahami segala makhluk Allah selain manusia pun
senantiasa menyucikan Allah dan memuji-Nya, sehingga
alangkah anehnya jika manusia yang dikaruniai akal
pikiran tidak mau melakukannya. Malaikat, bahkan
9 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 151-152.
7
sampai kepada guntur saja bertasbih dan memuji Allah
SWT.
Dalam film Tausiyah Cinta ini mengajak para
penonton untuk saling mengingatkan dan tetap
melaksanakan bentuk ketaatan kepada Allah lahir dan
batin serta berperilaku baik terhadap sesama muslim.
Islam tidak mengajarkan umatnya untuk berpacaran tetapi
mengingatkan dengan cara Ta`aruf dan ikhtiar agar dapat
menemukan jawabannya dari Allah. Cerita film ini
memfokuskan pada umat muslim agar selalu terus
membaca Al-Qur`an dan bisa menjaga sikap baik terhadap
sesama manusia terutama umat muslim. Petunjuk
semacam ini adakalanya dalam bentuk perintah dan
adakalanya pula dalam bentuk larangan.Fitrah manusia
selalu untuk berbuat baik, dalam ilmu akhlak istilah
insting berarti akal pikiran.Akal dapat memperkuat akidah
namun harus ditopengi ilmu, amal, dan takwa pada Allah
SWT. Oleh karena itu, sebagai umat muslim kita harus
memperkuat akhlak kita agar tidak goyah terhadap nafsu
duniawi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Semiotika Pesan AkhlakDalam Film
Tausiyah Cinta”.
8
B. Identifikasi Masalah
Bersadarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Adanya pesan akhlak yang disampaikan pada film
Tausiyah Cinta.
2. Perjuangan cinta dengan dasar Islam yaitu Ta`aruf.
3. Mengajarkan cara menghadapi segala ujian dengan
beristiqomah.
4. Penyakit hati yang dirasakan seorang anak karena
ayahnya melakukan poligami.
C. Pembatasan Masalah
Setiap penelitian yang akan dilakukan harus
dibatasi masalahnya, agar permasalahan yang akan diteliti
lebih terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan
semula. Oleh sebab itu penulis membatasi kajian ini pada
rangkaian gambar (scene) dan dialog terkait bagaimana
pesan akhlak digambarkan dalam film Tausiyah Cinta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan masalah dan metode
semiotika Roland Barthes, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam
film Tausiyah Cinta?
9
2. Apa saja pesan-pesan akhlak yang terkandung dalam
film Tausiyah Cinta?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan
mitos dalam film Tausiyah Cinta.
b. Untuk mengetahui apa saja pesan-pesan
akhlakyang terkandung dalam film Tausiyah Cinta.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan menjadi acuan
ilmiah maupun referensi dalam pengembangan
ilmu komunikasi, khususnya pada tataran kajian
analisis semiotika.
b. Manfaat Praktis
Secara Praktis, penelitian ini diharapkan
menjadi informasi awal bagi penelitian serupa,
sehingga menjadi pelengkap dan pembanding pada
penelitian yang telah ada sebelumnya.
F. Review Kajian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian ini peneliti
melakukan peninjauan dan mencari informasi di
Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
10
Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.Oleh karena itu, untuk menghindari
hal hal yang tidak diinginkan seperti segala bentuk
plagiasi, peneliti menemukan ada beberapa skripsi yang
membahas tentang analisis semiotika.
Peneliti menemukan hasil penelitian terdahulu
yang membahas tentang analisis semiotika makna sebuah
film tertentu, yaitu:
1. Skripsi yang berjudul “Analisis Semiotika Nilai-nilai
Pluralitas Dalam Film Jerusalem” ditulis oleh Dityan
Zahra Pranissa, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,
tahun 2017. Penelitian ini sama seperti penelitian
penulis dalam hal pendekatan penelitian yaitu
penelitian kualitatif dan metode semiotika Roland
Barthes. Hasil skripsi ini menunjukkan adanya nilai-
nilai pluralitas di film Jerusalem baik secara verbal
maupun non-verbal, seperti adanya scene saat
bangunan suci ketiga agama ada di dalam satu frame,
penerimaan publik terhadap hak orang lain untuk
mengenakan atribut keagamaan.
2. Skripsi yang berjudul “Analisis Semiotika Makna
Nasionalisme Dalam Film Cahaya Dari Timur: Beta
Maluku” ditulis oleh Tri Saputra SM, mahasiswa
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, tahun 2017. Skripsi ini
memiliki persamaan yaitu sama-sama menggunakan
11
pendekatan kualitatif dan metodologi semiotika Roland
Barthes. Kesimpulan dari skripsi Tri Saputra SM
adalah makna nasionalisme yang disampaikan dengan
mensiratkan beberapa simbol. Sikap rela berkorban,
ingin melindungi, paham kebangsaan, indentitas
kebangsaan, rasa persatuan dan kesatuan, serta jiwa
patriotism yang kuat.
3. Skripsi yang berjudul “Analisis Semiotika Pesan
Akhlak Dalam Komik ESQ FOR KIDS Akulah Sang
Pemenang” ditulis oleh Alvionita Jayussarah,
mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, tahun 2014.
Skripsi ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama
menggunakan analisis Roland Barthes. Kesimpulan
dari skripsi Alvionita Jayussarah adalah dalam komik
ESQ ini terdapat lima bagian yang menjelaskan tentang
sifat optimis, sholat, berpuasa, berzakat, dan ibadah
haji. Kelima bagian tersebut mengandung pesan-pesan
akhlak yang bisa dicontoh untuk para anak-anak agar
tertanam didiri mereka.
G. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Salah satu makna paradigma sebagaimana
dikemukakan Anderson, adalah ideologi dan praktik
suatu komunitas ilmuan yang menganut suatu
pandangan yang sama atas realitas, memiliki
12
seperangkat kriteria yang sama untuk menilai aktivitas
penelitian dan menggunakan metode yang
sama.10
Berdasarkan pemaparan pengertian paradigma
tersebut, dijelaskan bahwa paradigma merupakan
sudut pandang yang digunakan peneliti dalam
pemahaman suatu masalah di dalam sebuah penelitian
yang dibuat.
Menurut Guba Lincoln yang dikutip dari buku
Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Paradigma
ilmu sosial dibagi ke dalam empat jenis: Positivisme,
Post Positivisme, Konstruksivisme, dan
kritik.11
Keempatnya dimaksudkan untuk menemukan
hakikat realitas atau ilmu pengetahuan yang
berkembang.Adapun pada penelitian kali ini, peneliti
menggunakan paradigma konstruktivisme.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif.Pendekatan kualitatif
adalah pendekatan yang digunakan untuk meneliti
objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan daya dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
10
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif Paradigma Baru
Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h. 9. 11
Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (Yogyakarta:
Tiara Wacana, 2006), h. 68.
13
induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.12
Adapun jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif
kualitatif, dengan alasan karena peneliti berusaha
menuturkan dan menafsirkan lenih mendalam tentang
pesan akhlak dalam film Tausiyah Cinta, karena pada
dasarnya tujuan dari penelitian ini menggunakan
analisis semiotika, dimanamencari sebuah tanda dari
makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam film
Tausiyah Cinta.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti
baik orang, benda, ataupun lembaga
(organisasi).13
Subjek pada penelitian ini adalah film
Tausiyah Cinta dan objek penelitian merupakan hal
yang menjadi titik perhatian dari suatu
penelitian.Objek pada penelitian ini adalah adegan
yang merepresentasikan pesan akhlakdalam Tausiyah
Cinta.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kumpulan
sejumlah besar fakta dan data tersimpan. Secara
12
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 1. 13
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1998), h. 35.
14
detail bahan dokumentasi terbagi beberapa macam,
yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau
catatan harian, memorial, kliping, dokumen
pemerintahan atau swasta, data di server dan
flashdisk, data tersimpan di website dan lain-
lain.14
Dokumentasi yang ada yaitu dengan
menonton film Tausiyah Cinta di internet. Selain
itu peneliti akan mengambil data dari berbagai
buku referensi yang berkaitan dengan penelitian
ini. Adapun data-data penelitian yang dikumpulkan
dengan teknik ini menjadi dua:
1) Data primer: berupa data yang diperoleh dari
film Tausiyah Cinta
2) Data sekunder: data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen yang mendukung data
primer, seperti buku-buku yang sesuai dengan
penelitian, artikel, internet dan sebagainya.
b. Observasi non partisipan
Pengumpulan data yang dilakukan yaitu
dengan melakukan pengamatan secara langsung
dan bebas terhadap objek penelitian dengan cara
menonton dan mengamati adegan film Tausiyah
Cinta kemudian memilih dan menganalisis sesuai
dengan model penelitian yang digunakan.
c. Wawancara
14
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Bumi
Akasra, 2013), h. 175.
15
Wawancara adalah sebuah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan orang yang
diwawancarai.15
Di dalam diskusi tersebut peneliti
harus dapat mengendalikan diri sehingga tidak
menyimpang jauh dari pokok masalah, serta tidak
memberikan penilaian mengenai benar atau
salahnya pendapat atau opini informan.Peneliti
melakukan wawancara kepada narasumber yang
berhubungan langsung dengan pembuatan film
tersebut, untuk kegiatan wawancara ini peneliti
mengadakan wawancara dengan pakar Semiotika
Bahasa Universitas Indonesia.
5. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya data diolah
dengan melakukan pemeriksaan dan mencermati setiap
data-data yang sudah terkumpul. Dalam penelitian ini,
ditampilkan dalam bentuk gambar-gambar scene yang
mengandung pesan akhlak serta tabel terkait dengan
film Tausiyah Cinta.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
15
M. Nazir, Metode Penelitian (Bandung: Ghalia Indonesia, 1999), h.
234.
16
dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain.16
Setelah data primer dan sekunder terkumpul
kemudian diklarifikasikan sesuai dengan pertanyaan
yang ada pada rumusan masalah, kemudian dilakukan
analisis data dengan menggunakan teknik analisis
semiotika Roland Barthes. Dia mengembangkan
semiotika menjadi denotasi, konotasi dan mitos yang
menghasilkan tanda secara objektif untuk memahami
makna terkandung dalam film Tausiyah Cinta.
16
Lexy, J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), h. 248.
17
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini mengacu pada
buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi) karya Hamid Nasui dkk yang diterbitkan oleh
CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
Tahun 2017.Sistematika penulisannya adalah:
BAB I: PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri dari latarbelakang
masalah, masalah dan fokus permasalahan,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka,
dan sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORITIS
Dalam bab ini akan dijelaskan landasan
teori mengenai analisis semiotika, konsep
semiotika Roland Barthes, tinjauan tentang
pesan akhlak serta membahas tentang film
meliputi sejarah film, jenis-jenis film,
unsur-unsur film dan teknik pengambilan
gambar
BAB III: GAMBARAN UMUM
Menjelaskan tentang gambaran umum film
Tausiyah Cinta, penulis memaparkan
sinopsis film Tausiyah Cinta, profil
produser, sutradara, dan profil para pemain
film Tausiyah Cinta
BAB IV: DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
18
Dalam bab ini difokuskan untuk
penguraian penyajian data penelitian pada
adegan (scene) dalam Tausiyah Cinta.
BAB V: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi uraian yang mengaitkan
latar belakang, teori, dan rumusan teori
baru. Mencari adegan yang memiliki
makna denotasi, konotasi, dan mitos dari
film Tausiyah Cinta.
BAB VI: PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian s
erta kritik dan saran.
19
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Semiotika
1. Tinjauan Umum Semiotika
Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari
kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu
sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar
konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat
dianggap mewakili sesuatu yang lain.1Secara
terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan
sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-
objek, peristiwa-peristiwa dan seluruh kebudayaan
sebagai tanda.2
Studi sistematis tentang tanda-tanda dikenal
sebagai dengan semiologis.Artinya adalah “kata-kata
mengenai tanda-tanda”. Menurut Ferdinan de Saussure
di dalam bukunya “Course in General Linguistik”.
Bahasa adalah suatu sistem tanda yang
mengekspresikan ide-ide (gagasan-gagasan) dan
karena itu dapat dibandingkan dengan sistem tulisan,
huruf-huruf untuk orang bisu-tulis, simbol-simbol
1 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 96. 2 Indiwan Seto, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 7.
20
keagamaan, aturan-aturan sopan santun dan
sebagainya.3
Analisis semiotika modern dikembangkan oleh
Ferdinan de Saussure, seorang ahli bahasa dari Swiss
menggunakan istililah semiologi yang didefinisikan
sebagai suatu ilmu yang mengkaji tanda-tanda dalam
kehidupan sosial. Saussure mengelompokkan tanda
menjadi dua jenis, yakni penanda (signifier) dan
petanda (signified). Penanda menunjuk pada aspek
fisik dari tanda, misalnya ucapan, gambar, lukisan,
sedangkan petanda menunjuk pada aspek mental dari
tanda yani pemikiran bersifat asosiasif tentang
tanda.Keduanya saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan.4
Semiotika telah menjadi hal penting yang
membantu kita dalam memahami sesuatu pesan,
bagian-bagiannya dan bagaimana semua bagian itu
disusun.Teori semiotika ini membantu dalam
memahami bagaimana menyampaikan pesan supaya
bermakna.5Dari beberapa pengertian di atas dapat
dilihat bahwa para ahli memandang semiotika sebagai
ilmu atau segala sesuatu yang berhubungan dengan
tanda. Intinya semiotika menaruh pada apapun yang
3 Artur Asa Berger, Pengantar Semiotika: Tanda-Tanda Dalam
Kebudayaan Kontemporer (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), h. 4. 4 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif(Yogyakarta: LKiS, 2007),
h. 155. 5 Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Theories of Human
Communication (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 153.
21
dinyatakan sebagai tanda, dimana dibalik tanda itu ada
sebuah makna ataupun hal lain yang mewakilinya.
Pusat perhatian semiotika dalam kajian
kounikasi itu sendiri menggali apa yang tersembunyi
dibalik bahasa, karena bahasa beroperasi sebagai
simbol yang mengartikan atau perepresentasikan
makna yang ingin dikomunikasikan oleh pelakunya.
Sedangkan dalam film yang ingin diamati bagaimana
seorang sutradara dapat menyampaikan pesan yang
ingin disampaikan kepada penonton melalui dialog,
gambar, atau dalam bahasa ilmiahnya adalah media
audio visual, sehingga penonton mengerti pesan dari
film yang ingin ditonton tersebut.
2. Semiotika Roland Barthes
Barthes lahir tahun 1915 ia dikenal sebagai
salah seorang pemikir strukturalis yang rajin
mempraktikkan model linguistik dan semiologi
Saussure. Dia berpendapat bahasa adalah sebuah
sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari
suatu masyarakat tertentu dalam waktu
tertentu.6Barthes melontarkan konsep tentang konotasi
dan denotasi sebagai kunci dari analisisnya.
Semiotika dalam pandangan Roland Barthes
pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana
6 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 63.
22
kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal.
Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat
dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to
communicate).Memaknai berarti bahwa objek-objek
tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana
objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga
mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.7
Gambar 2.1 Peta Roland Barthes
Dari peta di atas terlihat bahwa tanda denotatif
(3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan
tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah
juga penanda konotatif (4) dengan kata lain, hal
tersebut merupakan unsur material: hanya jika anda
mengenal kata “singa”, barulah konotasi seperti harga
diri, kegarangan dan keberanian menjadi
mungkin.8Jadi dalam konsep Barthes, tanda konotatif
tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga
mengandung kedua bagian tanda denotatif yang
7 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 15. 8 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69.
23
melandasi keberadaannya.Dalam pengertian umum,
denotasi biasanya dimengerti sebagai makna harfiah
yaitu makna yang sesungguhnya, bahkan kadang kala
juga dirancukan dengan referensi atau acuan. Proses
signifikasi yang secara tradisional disebut sebagai
denotasi, biasanya mengacu kepada penggunaan
bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang
terucap.
Konotasi ialah istilah yang digunakan Barthes
untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua.Hal ini
menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda
bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca
serta nilai-nilai kebudayaannya.Konotasi mempunyai
makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif.
Dengan kata lain, denotasi ialah apa yang
digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan
makna konotasi adalah bagaimana cara
menggambarkannya.
Lalu Barthes, menggunakan istilah “orders of
signification”. First order signification adalah
denotasi. Sedangkan konotasi adalah second order of
signification.Lewat model ini Barthes menjelaskan
bahwa signifikasi tahap pertama merupakan hubungan
sebuah tanda terhadap realitas eksternal.Itu yang
24
disebut Barthes sebagai makna denotasi yaitu makna
paling nyata dari tanda.9
Gambar 2.2 The Orders of Significations
Dalam gambar tersebut, tanda panah dari
petanda mengarah pada mitos.Ini berarti mitos
muncul pada tataran konsep mental suatu tanda mitos
bisa dikatakan sebagai ideologi dominan pada waktu
tertentu.Denotasi dan konotasi memiliki potensi untuk
menjadi ideologi yang bisa dikategorikan sebagai
third order of signification (istilah ini bukan dari
Barthes), Barthes menyebut konsep ini sebagai myth
(mitos).10
Mitos merupakan rujukan bersifat kultural
(bersumber dari budaya yang ada) yang digunakan
untuk menjelaskan gejala atau realitas yang ditunjuk
dengan lambang-lambang.Kata “mitos” berasal dari
9 Indiwan Seto, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h.
21. 10
Pappilon Manurung, Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori dan
Aplikasi (Yogyakarta: Gitanyali, 2004), h. 58-60.
25
bahasa Yunani mythos yang artinya kata-kata, wicara,
kisah tentang para dewa.Ini bisa didefinisikan sebagai
narasi yang dalam karakter-karakternya adalah para
dewa, pahlawan dan makhluk-makhluk mistis, dengan
plotnya adalah tentang asal-usul segala sesuatu atau
tentang peristiwa metafisis yang berlangsung di dalam
kehidupan manusia.11
Dalam mitos terdapat pola tiga dimensi, yaitu
penanda dan tanda yang dibangun oleh suatu rantai
pemaknaan yang telah ada sebelumnya.Jadi, mitos
adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau
memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala
alam.12
Dari skema yang diberikan Barthes, kita
melihat bahwa sistem tanda tingkat pertama dijadikan
signifier baru bagi sistem tanda tingkat kedua. Dengan
kata lain, tanda denotatif sebagai tanda tingkat
pertama yang terdiri atas penanda dan petanda, pada
saat bersamaan tanda konotatif juga menjadi penanda
bagi tanda denotatif.
B. Film
1. Pengertian Film
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2009
tentang perfilman pasal satu (1) menyebutkan bahwa
11
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media
(Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 56. 12
Akhmad Muzakki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa
Agama (Malang: UIN Malang Press, 2007), h. 91.
26
film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata
sosial dan media komunikasi massa yang dibuat
berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa
adanya suara dan dapat dipertunjukkan.13
Karya seni
berupa film memang sangat memungkinkan dapat
dipertunjukkan kepada orang banyak dan dapat
dinikmati kapanpun selama orang tersebut dapat
memutar film.
Selanjutnya, Guritno dalam bukunya
Memproduksi Film, menjelaskan bahwa film adalah
hasil peradaban manusia yang diciptakan melalui
proses kreatif dengan melahirkan impian (imajinasi)
melalui teknologi yang hasilnya bisa disaksikan semua
orang.14
Proses kreatif yang berbantu teknologi inilah
yang pada akhirnya menjadi salah satu hiburan yang
sangat representatif sebagai tontonan yang menghibur
bagi penikmatnya. Efek senang atau sedih yang dapat
ditimbulkan saat dan setelah menonton sebuah film
adalah alasan yang paling utama kemenarikan sebuah
film.
Film adalah teknik audio visual yang sangat
efektif dalam mempengaruhi penonton-
penontonnya.Film merupakan kombinasi drama
dengan paduan suara dan musik, serta drama yang
13
Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2011), h. 154. 14
Irianto, Agus Maladi, Haryono Guritno dan Hanindawan,
Memproduksi Film (Semarang: Dinas Kebudayaan Pariwisata, 2006), h. 1.
27
dengan paduan tingkah laku dan emosi yang dapat
dinikmati oleh penontonnya sekaligus dengan mata,
telinga dan di ruang yang gelap dan terang.15
Sebagaimana media massa umumnya film merupakan
cermin atau jendela masyarakat dimana media massa
itu berada. Nilai, norma dan gaya hidup yang berlaku
menetapkan nilai-nilai budaya yang “penting” dan
“perlu” dianut oleh masyarakat, bahkan nilai-nilai
yang merusak sekalipun.16
Film adalah medium komunikasi massa yang
amat ampuh dalam menyampaikan pesan. Bukan
sekedar untuk hiburan tetapi juga dapat digunakan
untuk media penerangan dan pendidikan. Dalam
proses penyampaian penerangan atau pendidikan saat
ini film banyak digunakan sebagai alat pembantu
untuk memberikan penjelasan yang dikemas secara
baik.17
Hal ini dilakukan oleh para pelaku film agar
dapat memudahkan khalayak dalam menerima serta
memberikan suatu informasi yang disampaikan oleh
komunikator.
15
Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 84. 16
Deddy Mulyana, Komunikasi Massa Kontroversi, Teori dan
Aplikasi (Bandung: Widya Padjajaran, 2008), h. 89. 17
Onong Uchjayana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), h. 208.
28
2. Manfaat Film
Sebagai sebuah karya seni yang kompleks, film
tentunya dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
Sebelum membuat film, seseorang tentulah
mempertimbangkan apa yang didapatkan dari film itu
sendiri setelah dibuat. Selain memberi manfaat kpada
pembuat film, film juga bisa bermanfaat bagi
penontonnya.
Munadi dalam bukunya Media Pembelajaran:
Sebuah Pendekatan Baru, merumuskan beberapa
manfaat film bila dinilai dari sudut pandang pembuat
film. Manfaat-manfaat tersebut antara lain sebagai
berikut:
a. Film dapat digunakan untuk memenuhi perilaku
dan sikap audiens secara sungguh-sungguh.
b. Dapat dijadikan sebuah alat yang ampuh sekali bila
digunakan ditangan yang mempergunakannya
secara efektif untuk mendongkrak pertahanan
rasionalitas dan langsung bicara kedalam hati
sanubari penonton secara meyakinkan.
c. Dapat dijadikan alat propaganda dan komunikasi
politik yang tiada tara.
d. Film yang dibuat dapat memberikan efek yang kuat
terhadap penonton terutama terhadap perubahan
sikapnya.18
18
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru
(Jakarta: Gaun Persada, 2012), h. 114-116.
29
Sedangkan Wright dalam Buku Film Sebagai
media belajar, menjelaskan beberapa manfaat film
antara lain sebagai alat hiburan, sumber informasi, alat
pendidikan dan cerminan nilai-nilai sosial suatu
bangsa.19
Keempat manfaat film tersebut tentunya
dapat menjadi sebuah acuan, menonton film tentunya
tidak hanya untuk mendapatkan hiburan saja,
melainkan penonton hendaknya juga mengidentifikasi
informasi, ilmu dan nilai-nilai yang terkandung dalam
film tersebut.
3. Jenis-Jenis Film
Menurut Effendy dalam bukunya Komunikasi
Teori dan Praktik, terdapat beberapa jenis film
berdasarkan sifatnya, antara lain:
a. Film Dokumenter
Film dokumenter merupakan film yang
mengutamakan fakta.Segala yang berhubungan
dengan film dokumenter baik tokoh, peristiwa,
lokasi adalah nyata.Tidak seperti film fiki yang
terikat oleh plot, film dokumenter tidak memiliki
plot namun memiliki struktur yang umumnya
didasarkan oleh tema atau argumen dari sineasnya.
b. Film Cerita
19
Teguh Trianto, Film Sebagai Media Belajar (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), h. 3.
30
Film cerita adalah film yang mengandung
suatu cerita, yang lazim dipertunjukkan di gedung
bioskop dengan para bintang filmnya yang tenar,
sebagai cerita film ini harus mengandung unsur-
unsur yang dapat menyentuh rasa manusia.Film ini
bersifat auditif visual, yang dapat disajikan kepada
publik dalam bentuk gambar yang dapat dilihat
dengan suara yang dapat didengar oleh
penontonnya.
c. Film Berita
Film berita adalah film mengenai fakta,
peristiwa yang benar-benar terjadi.Karena sifatnya
berita, maka film yang disajikan harus
mengandung nilai berita (newsvalue).Dengan
adanya TV yang juga memiliki sifat auditif visual
seperti film, maka berita yang difilimkan dapat
dipertunjukkan kepada publik melalui media TV.
d. Film Kartun
Titik berat pembuatan film kartun adalah
seni lukis.Ditemukan sinematografi telah
menimbulkan gagasan kepada para pelukis untuk
menghidupkan lukisannya.Lukisan-lukisannya
tersebut dapat menimbulkan hal yang lucu dan
menarik, karena dapat memainkan peranan yang
mungkin diperankan oleh manusia.Tokoh dalam
film kartun dapat dibuat ajaib seperti terbang,
31
menghilang, mempunyai jurus dan menjadi kecil
maupun besar.
e. Film Fiksi
Berbeda dengan jenis film dokumenter,
film fiksi terikat oleh plot. Dari sisi cerita, film
fiksi sering menggunakan cerita rekaan diluar
kejadian nyata serta memiliki konsep
pengadeganan yang telah dirancang sejak
awal.Struktur cerita film juga terikat hukum
kausalitas atau sebab akibat.
4. Unsur-Unsur Film
Secara garis besar film terbentuk dari dua
unsur utama, yakni unsur naratif dan unsur sinematik.
Kedua unsur utama ini saling berkaitan dan
berkesinambungan satu sama lain, berikut ini adalah
model yang menggambarkan unsur-unsur pembentuk
film:
Gambar 2.3 Unsur-Unsur Pembentuk Film
32
a. Unsur Naratif
Unsur naratif adalah bahan yang akan
diolah berhubungan dengan aspek cerita atau tema
film. Unsur ini meliputi tokoh, masalah, konflik,
lokasi, waktu, yang membentuk unsur naratif
secara keseluruhan.20
b. Unsur Sinematik
Unsur sinematik dalam sebuah film adalah
aspek teknis yang mendukung sebuah produksi
film. Terdiri dari: 1) Mise en scene yang memiliki
empat elemen pokok: setting atau latar, tata cahay,
kostum, dan make-up. 2) Sinematografi, 3) editing,
yaitu transisi sebuah gambar (shot) kegambar
lainnya, dan 4) suara yaitu, segala hal dalam film
yang mampu kita tangkap melalui indera
pendengaran.21
5. Struktur dalam Film
Pada film panjang maupun pendek terdapat
beberapa struktur fisik dalam film, yaitu:
a. Shot
Shot adalah satu bagian dari rangkaian
gambar yang begitu panjang, yang hanya direkam
20
Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian
Pustaka, 2008), h. 2. 21
Himawan Pratista, Memahami Film, h. 1.
33
dalam satu take saja. Secara teknis, shot adalah
ketika kameramen mulai menekan tombol record.
b. Scene
Scene adalah suatu segmen pendek dari
keseluruhan yang memperlihatkan satu aksi
berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu,
cerita, tema, karakterk, atau motif. Satu adegan
biasanya terdiri dari beberapa shot yang saling
berhubungan.22
c. Squene
Suatu segmen besar yang memperlihatkan
satu peristiwa yang utuh.Satu squene umumnya
terdiri dari beberapa adegan yang saling
berhubungan. Dalam karya literatur, squene dapat
diartikan sebuah bab atau serangkaian adegan yang
disusun secara serangkai.
6. Teknik Pengambilan Gambar
Menurut Baskin, ada lima hal yang perlu
diperhatikan dalam pengambilan gambar dalam kaidah
jurnalistik televisi, diantaranya:23
a. Camera angle (sudut pengambilan gambar), yakni
posisi kamera pada saat pengambilan gambar.
Masing-masing angle punya makna tertentu.
22
Himawan Pratista, Memahami Film (Jakarta: Homerian Pustaka,
2008), h. 12. 23
Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik (Bandung:
Simbiosa Rekatama, 2006), h. 120-137.
34
Camera angle terbagi menjadi lima bagian sudut
pengambilannya, diantaranya:
1) Bird eye view, yakni suatu teknik pengambilan
gambar yang dilakukan juru kamera dengan
posisi kamera di atas ketinggian objek yang
direkam.
2) High angle, merupakan pengambilan gambar
dari atas objek. Selama kamera di atas objek
maka hal ini sudah dianggap high angle.
3) Low angle, yakni teknik sudut pengambilan
gambar dari bawah ke objek. Teknik ini
menggambarkan kesan seseorang yang
berwibawa atau „berkuasa‟.
4) Eye level, adalah teknik pengambilan gambar
yang sejajar dengan objek.
5) Frog eye, adalah teknik pengambilan gambar
yang dilakukan dengan ketinggian kamera
sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek.
b. Frame size (ukuran gambar), yakni ukuran shot
untuk memperlihatkan situasi objek yang
bersangkutan. Terdapat dua belas bagian dari
frame size diantaranya:
1) Close-up, teknik pengambilan gambar di mana
kamera berada dekat atau terlihat dekat dengan
subjek sehingga gambar yang dihasilkan
memenuhi ruang frame.
35
2) Medium close-up (MCU), pengambilan gambar
dengan komposisi framing subjek lebih jauh
dari close-up, tetapi lebih dekat dari medium
shot.
3) Big close-up (BCU), pengambilan gambar
dengan jarak dari batas kepala hingga dagu
objek. Berfungsi untuk menonjolkan ekspresi
yang dikeluarkan objek.
4) Extreme close-up (ECU), pengambilan gambar
yang ukurannya dari jarak yang sangat dekat
sekali. Fungsinya untuk menunjukkan detail
suatu objek.
5) Mid shot, merekam gambar subjek kurang lebih
setengah badan. Pada pengambilan mid shot
biasanya digunakan kombinasi dengan follow
shot terhadap subjek bergerak.
6) Knee shot,pengambilan gambar dari batas
kepala hingga lutut. Fungsinya untuk
memperlihatkan sosok objek.
7) Full shot, pengambilan gambar dari batas
kepala hingga kaki. Fungsinya untuk
memperlihatkan objek dengan lingkungan
sekitar.
8) Long shot, pengambilan gambar keseluruhan
objek penuh dengan latar belakanganya.
Fungsinya untuk memperlihatkan objek dengan
latar belakangnya.
36
9) One shot, teknik pengambilan gambar dengan
satu objek. Memperlihatkan seseorang dalam
frame.
10) Two shot, teknik pengambilan gambar dua
objek. Menampilkan dua objek sedang
berinteraksi.
11) Three shot, teknik pengambilan gambar tiga
objek yang berkumpul. Menunjukkan tiga
orang dengan berinteraksi.
12) Group shot, teknik dengan memperlihatkan
objek lebih dari tiga orang.
c. Gerakan Kamera, yakni posisi kamera diam
sementara objek bidikan bergerak. Terdapat tiga
gerakan kamera, yaitu:
1) Zoom and zoom out (gerakan mendekat dan
menjauh).
2) Tilting / till up and till down (gerakan dari
bawah ke atas dan dari atas ke bawah).
3) Panning right and panning left (gerakan
kamera dari kanan ke kiri dan dari kiri ke
kanan).
d. Gerakan objek, yakni posisi kamera diam,
sementara objek bidikan bergerak. Terdapat tiga
gerakan objek, antara lain:
1) Objek sejajar dengan kamera
2) Walk in / walk away (gerakan objek menjauh
dan mendekat).
37
3) Framing (masuknya objek ke dalam frame film
yang sebelumnya kosong).
e. Komposisi, yakni seni menempatkan gambar pada
posisi yang baik dan enak dilihat. Komposisi dalam
sebuah frame ditentukan oleh tiga faktor, antara
lain:
1) Headroom, yakni teknik pengaturan frame
dibagian atas hingga bagian bawah kepala
objek.
2) Noseroom, yakni jarak pandang seseorang
terhadap objek lainnya baik ke kiri maupun ke
kanan.
3) Looking space, yakni bagian ruangan depan
atau belakang objek.
7. Pesan dalam Film
Pesan dalam film merupakan dua hal yang
saling berkaitan.Kelebihan film sebagai media
penyampaian pesan yaitu karena film bersifat audio
visual. Menurut Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah,
keunikan film sebagai media penyampaian pesan,
antara lain:24
a. Secara psikologis, menyampaikan secara hidup dan
tampak yang dapat berlanjut dengan
animationmemiliki kecenderungan yang unik
24
Muhammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2004), h.
154.
38
dalam keunggulan daya efektifnya terhadap
penonton.
b. Media film yang menyampaikan pesan hidup dapat
mengurangi keraguan apa yang disampaikan dan
lebih mudah diingat.
Kekuatan dan kemampuan film menjangkau
banyak segmen sosial, memiliki potensi untuk
mempengaruhi khalayaknya.Film merupakan
bayangan yang diangkat dari kenyataan hidup yang
dialami dalam kehidupan sehari-hari.Itulah sebabnya
selalu ada kecenderungan untuk mencari relevansi
antara film dengan realitas kehidupan.Apakah film itu
film drama, yaitu film yang sifatnya realisme, yaitu
film yang mengandung relevansi dengan kehidupan
keseharian.25
Berdasarkan hal tersebut, melalui dua kode
inilah fungsi film sebagai penyampaian pesan menjadi
lebih efektif.Berbeda dengan media lainnya seperti
media cetak, film dapat dinikmati dengan mata dan
telinga.Pesan dan film merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Dalam penyampaian pesan verbal
maupun non-verbal melalui sebuah proses komunikasi
tertentu perlu sebuah media untuk menyampaikan
pesan kepada komunikan. Film merupakan salah satu
25
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 127-128.
39
media yang bisa digunakan sebagai alat dalam
menyampaikan pesan.
C. Pesan Akhlak
1. Pengertian Pesan
Pesan merupakan pernyataan simbolis yang
menyatakan suatu penafsiran pada perilaku tentang
kejadian fisik baik oleh sumber maupun penerima.
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan melalui proses
komunikasi. Pesan (message) dalam proses
komunikasi tidak lepas dari sombol dan kode, karena
pesan dikirim komunikator kepada penerima terdiri
atas rangkaian simbol dan kode. Menurut Cangara
dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, simbol
adalah suatu proses komunikasi yang dipengaruhi oleh
kondisi sosial yang berkembang pada suatu
masyarakat, manusia dalam hidupnya diliputi oleh
berbagai macam simbol, baik diciptakan oleh manusia
itu maupun yang bersifat alami.26
Pesan merupakan acuan dari berita atau
peristiwa yang disampaikan melalui media-
media.Suatu pesan memiliki dampak yang dapat
mempengaruhi pemikiran khalayak pembaca dan
pemirsa, karenanya sifat bisa bersifat bebas dengan
26
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja
Grafindo, 2006), h. 95.
40
adanya suatu etika yang menjadi tanggung jawab
pesan itu sendiri.Misalnya pesan yang bersifat
edukatif.
Selain itu, pesan juga mempunyai jenisnya
secara umum, jenis simbol dan kode pesan dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Pesan verbal, adalah pesan dengan menggunakan
kata-kata dengan lisan maupun tulisan. Pesan
verbal paling banyak dipakai dalam hubungan
antar manusia. Melalui kata-kata manusia dapat
mengungkapkan perasaan emosi, pikiran, gagasan,
atau menyampaikan fakta, data dan informasi serta
menjelaskan dengan saling bertukar perasaan dan
pemikiran saling berdebat.27
b. Pesan non-verbal, adalah jenis pesan yang
penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata
secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh
penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku,
mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim
pesan.28
2. Pengertian Akhlak
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia
menempati tempat yang sangat penting, sebagai
27
Agus Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi
Interpersonal (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2003), h. 22. 28
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja
Grafindo, 2006), h. 99.
41
individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh
bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada
bagaimana akhlaknya.Apabila akhlaknya baik, maka
sejahteralah lahir dan batinnya, apabila akhlaknya
rusak, maka rusaklak lahir batinnya.29
Menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak
ialah bentuk jamak dari khuluq (khuluqun) yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau
tabi‟at.Akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan
santun.Khuluq merupakan gambaran sifat batin
manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti
raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh
tubuh.Dalam bahasa Yunani pengertian khuluq ini
disamakan dengan kata ethicos atau ethos, artinya
adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati
untuk melakukan perbuatan.Ethicos kemudian berubah
menjadi etika.Lalu hubungan dan perbedaan antara
akhlak, budi pekerti, moral, dan etika sebagai berikut:
a. Budi pekerti,sebuah sikap yang akan terbentuk
dalam setiap orang dengan sendirinya yang
diterapkan dan tumbuh dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Moral, adalah suatu tindakan dan interaksi yang
dilakukan seseorang dimana tindakan tersebut
29
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur`an
(Jakarta: Amzah, 2007), h. 1.
42
apakah dapat diterima atau tidak dengan norma
yang berlaku dimasyarakat.
c. Etika, adalah suatu kebiasaan yang diterima pada
sebuah keadaan atau masyarakat tertentu.
Hubungan budi pekerti, moral dan etika adalah
sebuah tindakan yang mendasari perilaku seseorang,
dimana perilaku tersebut akan mendapatkan penilaian
baik dan buruk dari masyarakat. Seseorang yang
memiliki budi pekerti akan memiliki moral yang
kemudian dapat diwujudkan menjadi sebuah etika
yang baik.
Sedangkan perbedaannya terletak pada sumber
yang dijadikan bahasan untuk menilai baik dan buruk.
Dalam budi pekerti ukurannya berdasarkan perubahan
kebiasaan dari kecil hingga dewasa, dalam etika
penilaian baik atau buruk berdasarkan pendapat akal,
dalam moral didasarkan atas kebiasaan umum yang
berlaku di masyarakat. Sedangkan pada akhlak ukuran
yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk
adalah Al-Qur‟an dan Hadits.30
Dilihat dari sudut istilah (terminologi), para
ahli berbeda pendapat, namun intinya sama yaitu
30
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), h. 96.
43
tentang perilaku manusia. Pendapat-pendapat ahli
tersebut dihimpun sebagai berikut:31
d. Abdul Hamid mengatakan akhlak ialah ilmu
tentang keutamaan yang harus dilakukan dengan
cara mengikutinya sehingga jiwanya terisi dengan
kebaikan, dan tentang keburukan yang harus
dihindarinya sehingga jiwanya kosong (bersih) dari
segala bentuk keburukan.
e. Ibrahim Anis mengatakan akhlak ialah ilmu yang
objeknya membahas nilai-nilai yang berkaitan
dengan perbuatan manusia, dapat disifatkan dengan
baik dan buruknya.
f. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah
kebiasaan baik dan buruk.
g. Soegarda Poerbakawatja mengatakan akhlak ialah
budi pekerti, watak, kesusilaan, dan kelakuan baik
yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar
terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia.
h. Hamzah Ya‟qub mengemukakan pengertian akhlak
sebagai berikut:
1) Akhlak ialah ilmu yang menentukan batas
antara baik dan buruk, antara terpuji dan
tercela, tentang perkataan atau perbuatan
manusia lahir dan batin.
31
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur`an, h.
2-3.
44
2) Akhlak ialah ilmu pengetahuan yang
memberikan pengertian tentang baik dan
buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan
manusia dan menyatakan tujuan mereka yang
terakhir dari seluru usaha dan pekerjaan
mereka.
i. Imam Al-Ghazali mengatakan akhlak ialah sifat
yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
bermacam-macam perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
j. Farid Ma‟ruf mendefinisikan akhlak sebagai
kehendak jiwa manusia yang menimbulkan
perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa
memerlukan pertimbangan terlebih dahulu.
k. M. Abdullah Daraz mendefinisikan akhlak sebagai
suatu kekuatan dalam kehendak yang menetap,
kekuatan berkombinasi membawa kecenderungan
pada pemilihan pihak yang benar (akhlak baik)
atau pihak yang jahat (akhlak buruk).
l. Ibnu Miskawaih mendefinisikan akhlak sebagai
suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia,
yang berbuat dengan mudah, tanpa melalui proses
pemikiran atau pertimbangan (kebiasaan sehari-
hari).
Jadi pada hakikatnya khuluq (budi pekerti) atau
akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah
45
meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian. Dari sini
timbulah berbagai macam perbuatan dengan cara
spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan
pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu, serta
tidak memerlukan dorongan dari luar.
46
3. Sumber Ajaran Akhlak
a. Al-Qur`an
Pujian Allah bersifat individual dan khusu
hanya diberikan kepada Nabi Muhammad karena
kemuliaan akhlaknya.Penggunaan istilah khulukin
„adhim menunjukkan keagungan dan keagungan
moralitas Rasul, yang dalam hal ini adalah
Muhammad SAW.Banyak Nabi dan Rasul yang
disebut-sebut dalam Al-Qur`an, tetapi hanya
Muhammad SAW, yang mendapatkan pujian lebih
tegas lagi. Allah memberikan penjelasan secara
transparan bahwa akhlak Rasulullah sangat layak
untuk dijadikan teladan bagi umatnya, melalui
firman Allah subhanahu wa ta‟la dalam Al-
Qur‟an:
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
yaitu bagi orang yang mengharap rahmat
Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab: 21).
b. Al-Hadits
Terdapat penegasan di dalam Al-Qur`an
bahwa Rasulullah merupakan contoh yang layak
ditiru dalam segala sisi kehidupannya. Disamping
47
itu, ayat tersebut juga mengisyaratkan bahwa tidak
ada satu “sisi-gelap” pun yang ada pada diri
Rasulullah, karena semua isi kehidupannya dapat
ditiru dan diteladani. Ayat diatas juga
mengisyaratkan bahwa Rasulullah sengaja
diproyeksikan oleh Allah untuk menjadi
“lokomotif” akhlak umat manusia secara universal,
karena Rasulullah diutus sebagai rahmatan lil
„alamin. Hal ini didukung pula dengan hadits yang
artinya sebagai berikut:
“Sesungguhnya saya ini diutus hanyalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia.”(HR.
Malik).32
4. Macam-macam Akhlak
Terdapat empatmacam akhlak di dalam Islam,
yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama diri
sendiri, akhlak kepada sesama manusia, dan akhlak
kepada lingkungan. Sebagai berikut:
a. Akhlak kepada Allah
Salah satu perilaku yang mendasari akhlak
kepada Allah, antara lain:
1) Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan
perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai
dengan perintah-Nya.
32
Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf (Yogyakarta: Penerbit Ombak,
2013), h.24-25.
48
2) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah
dalam berbagai situasi dan kondisi.
3) Berdo‟a kepada Allah, yaitu memohon ampun
apa saja kepada Allah
4) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri
sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil
pekerjaan dari suatu keadaan.
5) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di
hadapan Allah.
b. Akhlak terhadap diri sendiri
Sikap terhadap diri sendiri pribadinya baik
itu jasmani maupun rohani harus adil dalam
memperlakukan diri kita dan jangan pernah
memaksakan diri untuk melakukan hal yang tidak
baik ataupun yang dapat membahayakan jiwa.
1) Shidiq, artinya benar atau jujur. Seorang
muslim dituntut selalu berada dalam keadaan
benar lahir batin, benar hati, benar perkataan
dan benar perbuatan.
2) Amanah, artinya dapat dipercaya. Sifat
amanah lahir dari kekuatan iman. Semakin
tipis keimanan seseorang semakin pudar pula
sifat amanah pada dirinya.
3) Istiqomah, artinya sikap teguh dalam
mempertahankan keimanan dan keislaman
sekalipun menghadapi berbagai tantangan dan
godaan.
49
4) Tawadhu‟, artinya rendah hati. Orang yang
rendah hati tidak memandang dirinya lebih
hebat dari orang lain, rendah hati berbeda
dengan rendah diri.
5) Sabar, Dzunun dalam Isa di dalam bukunya
Hakekat Tasawuf, menjelaskan bahwa sabar
adalah menghindarkan diri dari hal-hal yang
menyimpang dan tetap tenang sewaktu
tertimpa ujian.33
6) Pemaaf, artinya sikap suka memberi maaf
terhadap kesalahan orang lain tanpa harus
menunggu orang yang bersalah meminta maaf.
c. Akhlak terhadap sesama manusia
Sesungguhnya dalam kehidupan, seseorang
tidak terlepas dari apa yang sudah ada dalam diri
sebagai manusia termasuk salah satunya akhlak.
Akhlak antar sesama manusia itu sangat dianjurkan
selama apa yang dilakukan punya nilai ibadah.
1) Tidak menyakiti tetangga dan murah hati,
adalah perbuatan yang diharamkan dan
termasuk di antara dosa-dosa besar yang wajib
untuk dijauhi.
2) Memulai salam, adalah bagian dari tanda-
tanda tawadhu‟ seseorang dan tanda ketaatan
kepada Allah.
33
Abdul Qadir Isa, Hakekat Tasawuf (Jakarta: Qisthi Press, 2011), h.
226.
50
3) Menutup aib, seorang mu‟min adalah seorang
yang mencintai saudara-saudaranya, menutup
aibnya, bersabar atas kesalahannya, dan
menginginkan saudaranya selalu mendapatkan
kebaikan.
4) Bersikap ramah tamah, dengan bersikap ramah
tamah terhadap sesama dengan ungkapan dan
ucapan yang baik dan lembut dapat membuat
hubungan sesama menjadi harmonis.
d. Akhlak terhadap lingkungan
Manusia mempunyai kewajiban untuk
berakhlak kepada alam sekitarnya. Berakhlak
dengan alam sekitar dapat dilakukan dengan cara
melestarikan alam sekitar, sebagai berikut:
1) Melarang penebangan pohon secara liar.
2) Melarang pemburuan binatang secara liar.
3) Memberikan pengertian tentang lingkungan
kepada seluruh lapisan masyarakat.
4) Memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi para
pelanggarnya.
5. Pembagian Akhlak
a. Akhlak Terpuji (akhlaqul mahmudah)
Akhlak yang baik ialah tingkah laku yang
terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman
seseorang kepada Allah. Akhlak terpuji lahir
berdasarkan sifat-sifat terpuji. Al-Ghazali
51
menerangkan bentuk keutamaan akhlaqul
mahmudah yang dimiliki seseorang misalnya
sabar, benar dan tawakal itu dinyatakan sebagai
gerak jiwa dan gambaran batin seseorang yang
secara tidak langsung menjadi akhlaknya.
1) Adil, berhubungan dengan perseorangan ada
juga adil berhubungan dengan kemasyarakatan
dan adil berhubungan dengan pemerintah. Adil
perseorangan ialah tindakan memberi hak
kepada yang mempunyai hak. Adil
berhubungan dengan kemasyarakatan dan adil
yang berhubungan dengan pemerintah misalnya
tindakan hakim menghukum orang-orang yang
jahat atau orang-orang yang bersengketa
sepanjang neraca keadilan.
2) Berani (syaja‟ah), bukanlah semata-mata
berani berkelahi di medan laga, melainkan
suatu sikap mental seseorang dalam menguasai
jiwanya dan berbuat menurut semestinya.
3) Bersifat kuat (al-quwwah), kekuatan pribadi
manusia dapat dibagi menjadi tiga bagian:
a) Kuat fisik, kuat jasmaniah yang meliputi
anggota tubuh.
b) Kuat jiwa, bersemangat, inovatif, dan
inisiatif.
c) Kuat akal, pikiran, cerdas, dan dapat
mengambil keputusan yang tepat.
52
Kekuatan ini hendaknya dibina dan
diikhtiarkan supaya bertambah dalam diri,
dapat dipergunakan meningkatkan amal
perbuatan. Sebagaimana Allah subhanahu wa
ta‟la berfirman:
Artinya: “Dan mengapa kamu tidak
mengatakan waktu kamu masuk kebunmu
(sungguh atas kehendak Allah semua ini
terwujud, tiada kekuatan kecuali
pertolongan Allah). Sekiranya kamu
anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal
harta dan keturununan.” (Q.S. Al-Kahfi:
39).
4) Menepati janji, suatu ketetapan yang dibuat dan
disepakati oleh seseorang untuk orang lain atau
dirinya sendiri untuk dilaksanakan sesuai
dengan ketetapannya.34
5) Tanggung Jawab, merupakan sifat yang amat
baik bagi manusia. Tidak bertanggung jawab
adalah sifat yang buruk. Secara luas tanggung
jawab diartikan sebagai usaha manusia untuk
melakukan amanah secara cermat, teliti,
34
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alquran (Jakarta:
Amzah, 2007), h. 45-46.
53
memikirkan akibat baik dan buruknya. Contoh
pendidikan tanggung jawab orang tua terhadap
anak, antara lain:
1. Memelihara dan membersarkannya.
2. Melindungi dan menjamin kesehatannya.
3. Mendidik dengan berbagai ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi kehidupannya.
4. Membahagiakan anak untuk dunia dan
akhirat dengan memberikan pendidikan
agama sesuai ketentuan dari Allah.
6) Ridla, adalah menerima segala pemberian
Allah dan menerima hukum Allah, yakni syarat
wajib dilaksanakan dengan ikhlas dan taat serta
menjauhi kejahatan maksiat dan menerima
terhadap berbagai macam cobaan yang dari dari
Allah.
b. Akhlak Tercela (akhlaqul madzmumah)
Akhlaqul madzmumah ialah perangai atau
tingkah laku pada tutur kata yang tercermin pada
diri manusia, cenderung, melekat dalam bentuk
yang tidak menyenangkan orang lain. Sifat-sifat
buruk dalam kehidupan manusia tergambar dari
perkataan dan perbuatannya. Sifat-sifat buruk itu
secara umum adalah sebagai berikut:
54
1) Dengki, ialah menyimpan perasaan marah
(benci, tidak suka) karena sesuatu yang amat
sangat kepada keberuntungan orang lain. Rasa
benci dalam hati terhadap kenikmatan orang
lain dan disertai maksud agar nikmat itu hilang
atau berpindah kepadanya. Tanda-tanda orang
yang bersifat dengki antara lain:35
a) Tidak senang melihat orang lain
mendapatkan kebahagiaan.
b) Suka mengumpat, mencela, menghina, dan
memfitnah orang lain.
c) Suka mencaci, bersikap angkuh, congkak,
sombong ucapannya dan perbuatannya.
Sifat dengki juga dinyatakan sebagai sifat
pemarah, karena dengki adalah sifat seseorang
untuk menghilangkan bentuk kenikmatan dari
pihak musuhnya.
2) Iri hati, perasaan iri hati adalah menginginkan
nikmat yang sama dengan apa yang
dianugerahkan Allah kepada orang lain. Iri
hati yang menyangkut urusan agama seperti
mencari ilmu pengetahuan dan
mengamalkannya, beribadah yang tekun,
zakat, infak, sedekah, membantu orang lain
35
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alquran (Jakarta:
Amzah, 2007), h. 63.
55
dan sejenisnya dapat dibenarkan, ini adalah
salah satu iri hati yang terpuji.
3) Angkuh (sombong), merupakan pribadi
seseorang menjadi sifat yang telah melekat
pada diri orang tersebut. Menganggap dirinya
lebih dari yang lain sehingga ia berusaha
menutupi dan tidak mau kekurangan dirinya
serta selalu merasa benar. Sombong terbagi
dalam tiga macam, yaitu:
a) Sombong kepada Allah, ini merupakan
salah satu kesombongan yang paling hina,
kelak mendapatkan murka Allah di dunia
dan di akhirat.
b) Sombong terhadap Rasul, seperti yang
dilakukan orang-orang Quraisy dan Bani
Israil yang akhirnya mendapat celaka dan
hinaan di dunia dan akhirat.
c) Sombong kepada sesama manusia dengan
jalan membesarkan kedudukannya dan
menghina orang lain.36
4) Munafik (nifaq), merupakan sifat dimana
seseorang yang menampilkan keimanan dan
menyembunyikan kekafiran. Adapun ciri khas
dari orang munafik adalah:
a) Apabila berjanji maka ia mengingkari.
36
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alquran (Jakarta:
Amzah, 2007), h. 62-66
56
b) Apabila berbicara maka ia berbohong.
c) Apabila diamanati maka ia berkhianat.
5) Riya‟, ialah melakukan ibadah dengan tujuan
di dalam batinnya karena demi manusia, dunia
yang dicari tujuan ibadah tidak sesuai karena
Allah. Berarti riya‟ memperlihatkan amal
kebajikan kepada orang lain yakni dengan
memperlihatkan amal ibadahnya kepada
manusia agar memperoleh pujian,
penghargaan, kedudukan, dan hanya mengejar
keduniawian semata.37
6) Mengambil harta anak yatim, hukumnya dosa
besar. Selain itu Allah pun mengancam dengan
siksaan yang keras kepada orang yang berani
memakan harta anak yatim secara dzalim,
sebagaimana Allah subhanahu wa ta‟la
berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang
yang memakan harta anak yatim secara
dzalim, sebenarnya mereka itu menelan
api sepenuh perutnya dan mereka akan
37
Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf (Yogyakarta: Penerbit Ombak,
2013), h. 112-114.
57
masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka).” (Q.S. An-Nisa‟: 10).
7) Durhaka terhadap orang tua, ialah berbuat
buruk kepada mereka dan menyia-nyiakan hak
mereka dan setiap perbuatan ataupun ucapan
anak yang menyakiti kedua orang tuanya.
8) Berzina, ialah melakukan hal persetubuhan
yang haram menurut zat perbuatannya.
Dengan kata lain persetubuhan yang berstatus
bukan suami istri merupakan akhlak yang
tercela.
9) Membunuh, ialah menghilangkan nyawa
seseorang tanpa alasan yang dibenarkan
syari‟at Islam adalah haram. Demikian
melukai bagian tubuh dalam bentuk apapun.
Jadi, sebagai manusia seharusnya memiliki
sikap akhlak terhadap buatan Allah yaitu akhlak
kepada Allah, akhlak kepada diri sendiri, akhlak
kepada sesama manusia, dan akhlak kepada
lingkungan. Akhlak yang terpuji menyebabkan
munculnya rasa saling mencintai dan saling
menyayangi.Sedangkan akhlak tercela menjadikan
saling benci, hasud, dan permusuhan. Laksana biji
58
yang baik akan menghasilkan panen yang baik
pula.38
38
Abdul Malik Muhammad Al-Qosim, Ibadah-Ibadah yang Paling
Mudah (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1999), h.18.
59
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM TAUSIYAH CINTA
A. Sekilas Tentang Film Tausiyah Cinta
Film Tausiyah Cinta merupakan film yang
diangkat dari novel karya @tausiyahku yang berjudul
sama yaitu Tausiyah Cinta. Penulis naskah film ini adalah
Nadia Silvarani dan Humar Hadi.Dalam film ini Nadia
Silvarani mengedepankan cerita bagaimana caranya
memuliakan perempuan dan tetap beristiqomah walaupun
tertimpa berbagai masalah serta bagaimananya caranya
cinta itu tumbuh bukan dicari.
Salah satu film drama religi yang lumayan
diminati di tahun 2016 ini dibintangi oleh artis dan aktor
pendatang baru yaitu Hamas Syahid Izzuddin, Ressa Rere,
dan Rendy Herpy sebagai pemeran utama.Ditambah lagi
dengan artis yang namanya sudah tidak diragukan lagi
yaitu Irwansyah dan Peggy Melati Sukma sebagai
pemeran pendukung dalam film ini.Film yang dirilis pada
7 Januari 2016 ini mampu menarik perhatian
penonton.Film yang diproduksi oleh BedaSinema Pictures
ini menjadi film drama religi yang menjadi salah satu 10
dari film terlaris pada pertengahan tahun 2016.
Secara garis besar, film ini bercerita tentang
kebencian seorang anak (Lefan) pada ayahnya karena
berpoligami sampai anak tersebut mendapati perjalan
60
batin yang kering dan jiwa yang kosong.Lalu dia harus
kehilangan seorang ibu yang terdzolimi oleh ayahnya
sendiri.Dia berjuang membuktikan kepada ayahnya
bagaimana caranya memperlakukan perempuan dengan
baik.Lefan mengalami katarsis, yaitu dia tahu bahwa
dirinya haus tetapi terus menemui jalan buntu untuk
mencari jalan yang lebih baik.
Sampai akhirnya, dia bertemu dengan seorang
pemuda yang teduh bernama Azka, Lefan menemukan
kharisma dan apa yang tidak dia dapatkan dari sosok
ayahnya. Lefan kenal dengan Azka dalam satu project
bisnis, persahabatan mereka dimulai.Lefan dan Azka
sama-sama dibesarkan dalam keluarga Islam yang taat,
namun Lefan sungguh berbanding terbalik dengan
Azka.Lefan terus mencari jawaban pergulatan batin yang
ada dialaminya kepada Azka.Persahabatan Lefan dan
Azka semakin sinergis, lalu suatu hal terjadi.Lefan
merasakan konflik batin, dan dia merasakan kehilangan.
Kehadiran film Tausiyah Cinta dengan mengemas
isu tentang beristiqomah yang memberikan cerminan
kehidupan masyarakat di Indonesia. Dalam film ini
digambarkan jika seseorang pasti mempunyai sebuah
masalah akan tetapi bagaimana caranya keluar dari
masalah tersebut dan tetap berpegang teguh kepada Al-
Qur`an serta percaya bahwa Allah itu Maha Penolong.
Kebanyakan dari kita masih tidak percaya akan datangnya
61
pertolongan, seperti selalu terkena musibah dan tidak
pernah menganggap adanya nikmat.
Film Tausiyah Cinta yang digarap oleh
BedaSinema Pictures ini sudah mendapatkan penghargaan
dari Film Maker Muslim (FMM) dalam piala Ummar Bin
Khattab. Walaupun terbilang baru tetapi ini akan menjadi
awal yang baik, atas penghargaannya tersebut saat ini film
Tausiyah Cinta telah ditayangkan dimancanegara seperti
Jerman, Amerika Serikat, Inggris, Korea Selatan, Taiwan,
Hongkong, dan Malaysia.
Tausiyah Cinta bisa dibilang berhasil membuat
dunia film drama religi Indonesia yang belakangan ini
kurang diminati serta terbilang terlalu rasisme.Dengan
konstruksi cerita yang cukup baik, pengambilan gambar
yang sudah memenuhi standar, efek backsound lagu yang
pas dengan tema, serta beberapa pesan dakwah dan akhlak
yang sukses membuat penontonnya tersipu dalam alunan
berbagai adegan dalam film tersebut.Sungguh layak film
ini untuk ditonton oleh semua umur bersama dengan
keluarga.
B. Sinopsis Film Tausiyah Cinta
Kebencian Lefan (Rendy Herpy) pada ayahnya
semakin besar ketika ia harus kehilangan ibunya. Lefan
menganggap bahwa sepanjang hidup ibunya, ayahnya
selalu menyakiti batin sang ibu. Saat Lefan berada dalam
situasi ini, Elfa (Hidayatur Rahmi), kakak perempuannya
62
yang seorang ustadzah sampai tidak mempan
menasihatinya.Lefan berfikir bahwa kakaknya itu
sebenarnya tidak peduli dengan keluarga.Elfa terlalu fokus
dengan profesi dan dunianya sampai tak mengetahui
masalah yang dialami ibunya.
Menjalani keseharian dengan hati dendam, Lefan
berjuang membuktikan pada ayahnya bagaimana caranya
meraih kesuksesan tanpa bantuan ayah dan memuliakan
perempuan.Alhasil, Lefan berhasil menjadi konseptor
bisnis yang kaya, terkenal dan sukses.Kala kariernya
berada di puncak, dendam di hati Lefan membuatnya
mengalami pergulatan batin yang hebat. Layaknya seorang
yang kehausan di padang pasir, ia tahu bahwa ia haus,
tetapi terus menemui jalan buntu untuk mencari jalan yang
lebih baik. Pertemuan Lefan dengan Azka (Hamas Syahid
Izzudin), sosok arsitek tampan dan hafidz Qur’an dalam
sebuah project membuka pergulatan batin yang selama ini
mengendap di hati Lefan.
Lefan menemukan kharisma pada diri Azka yang
tidak ia dapatkan dari sosok ayahnya. Azka juga dapat
menjawab ribuan pertanyaan kritis perihal pergulatan
batin Lefan.Persahabatan pun dimulai. Project tak hanya
menjadi awal persahabatan Lefan dan Azka, tetapi juga
pertemuan dua pemuda tampan ini dengan Rein (Ressa
Rere), gadis cantik yang juga hafal qur'an, senang
memanah dan lincah membuat gambar siluet. Rein adalah
63
mahasiswi Teknik Lingkungan tingkat akhir yang sedang
merampungkan skripsinya.
Pada diri Rein, Lefan mendapatkan sesuatu yang
tidak ada pada diri kakaknya, Elfa. Ternyata, terdapat
sosok sholehah yang membuat hati Lefan merasa damai.
Salahkah Lefan jika ingin lebih dekat dengan Rein? Kalau
memang bisa, bagaimana caranya?Sebuah keputusan yang
tidak wajar dari Rein membuat Lefan meneteskan air
mata.Dalam tetesan air matanya itulah, puisi Tausiyah
Cinta tertulis. Biarlah rangkaian kata di dalamnya itu
menjadi bukti proses ikhtiar Lefan. Ikhtiar dalam
pencarian jalan untuk selalu dekat dengan-Nya.1
C. Profil Produser Film Tausiyah Cinta
Gambar 3.1
Suwandi Basyir
Suwandi Basyir lahir di desa terpencil, desa
Sumber Agung kecamatan Banjarejo kota Blora,
merupakan seorang produser film dari Indonesia. Pada
1 https://id.wikipedia.org/wiki/Tausiyah_Cinta diakses pada tanggal
23 Januari 2019.
64
tahun 2016 dia dipercaya untuk memproduksi film
Tausiyah Cinta.
Pada awalnya, dia punya mimpi yaitu ingin
menjadi artis supaya bisa mengangkat taraf hidup keluarga
saya menjadi lebih baik, inilah yang akhirnya
mengantarkan dia untuk merantau ke kota Jakarta, diawali
dengan pekerjaan dia sebagai kuli panggul demi
menyambung hidup dan inilah jalan yang mengajarkan
untuk terus "kerja keras", pekerjaan seperti ini bagi dia
sudah biasa karena di desa pun dia biasa menggembala
sapu, mencari rumput,menanam jagung dan padi,
kemudian memanggul hasil panen tersebut dan
membawanya ke pasar untuk di jual.
Itulah yang mengantarkan dia hijrah dalam semua
hal dan mulailah hidup dia kembali tertata dan dengan
pertolongan Allah dia dapat tawaran kerja kantoran, selain
itu dia juga masih antusias ikut casting yangg tidak hanya
mengantarkan dia menjadi artis, namun menjadi ketua
komunitas film box office "Ketika Cinta Bertasbih". Sejak
saat itu dunia film menjadi aktifitas sabtu minggu bagi dia,
diawali dengan produksi film pendek "Masbukers",
kemudian film indie "Hanya Kerudung Sampah”.
65
D. Profil Sutradara Film Tausiyah Cinta
Gambar 3.2
Humar Hadi
Humar Hadi yang lebih akrab dipanggil Umank,
pria Betawi kelahiran Bekasi 10 Maret 1983 ini pernah
menempuh pendidikan di SMUN 5 Bekasi berlanjut D3 di
Akademi Kimia Analisis Bogor dan S1 Teknik
Lingkungan di Universitas Syahid Jakarta.
Sehari-hari bekerja sebagai karyawan disebuah
perusahaan BUMN, dia mulai berani menulis naskah
cerita drama sejak MTs dan pernah meraih juara satu
penulisan skenario berjudul “Cinderella Yang Terluka”
tahun 2000 di Bekasi. Kenekatannya memproduksi sebuah
film independen dimulai setelah lulus D3, judul pertama
yang digarap yaitu “Ku Tinggalkan Kau Karena Illahi”
tahun 2005, berlanjut ke film kedua yaitu “dagdigdug
DAGA” tahun 2007 lalu “Masbukers” tahun 2012 dan film
berepisode “Kotak Dekaem” dan film “Hanya Kerudung
Sampah”.2
2 http://umankady.blogspot.com/p/profil.html diakses pada tanggal 23
Januari 2019.
66
Rumah Produksi BedaSinema Pictures, menjadi
payung karya-karya filmnya saat ini sekaligus sebagai
CEO yang berkantor di kota Depok. Kini dia mulai
menelurkan karya tulisan yang diberi nama “Mini
Episode” yang hanya di publish di twitter, diantaranya
“Kotak Dekaem”, “Sholeh bin Banget”, dan “Curhat Dari
3 Umar”. Selain itu dia aktif menulis naskah teater
diantaranya “Kain Bisu” tahun 2005, “Air Mata Syuhada”
tahun 2007, “Ay Lop Yu Soo Maad” tahun 2008, “Dikau”
tahun 2009, “Sebuah Pengakuan” tahun 2010, “Seminar
oh Seminar” tahun 2010, “Air Mata Terakhir Fatih” tahun
2012, dan drama musikal “Negeri 3 Benua” tahun 2012.
E. Tim Produksi Film Tausiyah Cinta
Produser : Suwandi Basyir
Produser Eksekutif : Izharul Haq
Sutradara : Humar Hadi
Penulis Skenario : Nadia Silvirani, Humar
Hadi, Maryah El Qibthiyah,
Yuli Retno Winarsih
Pemain : Hamas Syahid Izzudin,
Rendy Herpy, Ressa Rere,
Irwansyah, Peggy Melati
Sukma, Zaky Ahmad Rivai,
Hilman Rosyad, Rafi
Cinoun, Meyda Sefira,
67
Afwan Riyadi, Neno
Warisman, Igo Ilham
Penata Musik : Yaser Abdallah
Penata Suara : Putra Radimas
Penata Artistik : Ahmad Syarif
Penata Busana : Rina Hikaru Iko
Penyunting : Kurniawan Anggi
Rumah Produksi : BedaSinema Pictures
Distributor : SinemArt
Gambar 3.3
Poster Film Tausiyah Cinta
68
F. Profil Pemain (Cast) Film Tausiyah Cinta
1. Rendy Herpy pemeran Lefan
Gambar 3.4
Rendy Herpy
Rendy Herpy atau lebih dikenal dengan sebuat
Rendy, lahir pada tanggal 21 Agustus 1991.Dia
adalah seorang pengusaha muda dan seorang Founder,
Designer dan Creative Director Herpy.Sebelumnya
Rendy beralih kedunia perfilman, dia adalah vokalis
Band MUVON sebagai vokalis. Sebelum
membintangi film Tausiyah Cinta Rendy juga pernah
mengisi sinetron Catatan Hati Seorang Istri,
Ganteng-ganteng Serigala, dan lain-lain.
2. Hamas Syahid Izzudin pemeran Azka
Gambar 3.5
Hamas Syahid Izzudin
69
Hamas Syahid Izzudin yang sering dipanggil
Hamas lahir di Bengkulu pada tanggal 11 Maret 1992,
lulusan Universitas Airlangga. Hamas juga seorang
hafidz atau penghafal Al-Qur`an dan juga pengusaha
di bidang garmen dan kuliner. Dia mengaku belajar
akting dari sang ibu, yang dimasa lalunya merupakan
pegiat teater dan seni.
Pada tahun 2016, Hamas memperoleh peran
utamanya dalam film yang diadaptasi dari novel karya
Helvy Tiana Rosa yaitu Ketika Mas Gagah Pergi the
Movie (KMGP).Tahun 2017 Hamas kembali hadir
dalam sekuel film terdahulu yaitu KMGP2.
3. Ressa Rere pemeran Rein
Gambar 3.6
Ressa Rere
Ressa Rere adalah seorang muslimah yang
lahir pada tanggal 23 Februari 1993, seorang
muslimah yang girly. Pada usia 21 tahun, Rere
memutuskan untuk menikah dengan Ryan Qory. Rere
tidak mudah untuk mengambil keputusan untuk
70
menikah muda. Karena dulunya, dia sempat berada
dimasa-masa penantian jodoh yang dibarengin
dengan kegundahan masa menunggu jodoh tersebut.
Perjalan hijrah yang tidak mudah membuat
Rere semakin bersemangat untuk memotivasi para
muslimah di luar sana untuk senantiasa sabar dan
semangat berjuang di jalan Allah SWT. Kini, selain
aktif berdakwah diacara-acara seminar atau kegiatan
lainnya, Rere dan suami menekuni dunia bisnis baju
muslim bernama KagumIndonesia, berupa merek
pakaian couple bagi pasangan muslim dan muslimah
serta brand hijab bernama A.i.Ree.
Setelah sukses dengan film layar lebar
perdananya yaitu Tausiyah Cinta kini Ressa Rere
diajak kembali untuk mengisi film layar lebar karya
Film Maker Muslim bersama suaminya Ryan Qory
yang berjudul Mengejar Halal pada 2017 dimana film
tersebut sangat cocok dengan pacaran setelah menikah
seperti mereka.3
3 https://www.gomuslim.co.id/read/figur/2017/01/23/2973/ressa-rere-
ryan-qory-mengejar-halal-adalah-film-paket-komplit-tentang-jodoh-dan-
pernikahan.html diakses pada tanggal 30 Januari 2019.
71
4. Irwansyah pemeran Fatih
Gambar 3.7
Irwansyah
Irwansyah lahir di Jakarta 6 Maret 1985 adalah
seorang aktor dan penyanyi asal Indonesia yang
berdarah Betawi.Pada desember 2010 Irwansyah
resmi melamar Zaskia Sungkar yaitu kakak dari
Shireen Sungkar lalu pasangan ini menikah pada 15
Januari 2011. Dia semakin dikenal sejak bermain film
Heart pada tahun 2006, setelah sukses membawakan
lagu-lagu soundtrack yang dia perankan, membuat dia
yakin mengeluarkan album solo perdananya. Pada
bulan Juni 2008 dia mengeluarkan album berjudul
“Soliter” dengan lagu utama, Ku Tunggu Jandamu
dan Camelia.
Irwansyah dan Raffi Ahmad mendirikan
sebuah rumah produksi bernama R1 Pictures.Dia juga
pernah bermain di acara Campur-campur ANTV.Pada
tahun 2004, dia pernah menjadi vokalis Radio Band.
Setelah itu Irwansyah mencoba karirnya dipolitik, saat
ajang Pemilu legislatif 2009 dia maju sebagai calon
72
legislatif dari Partai Indonesia Sejahtera tetapi sayang
partai yang menaunginya tidak lolos, dan pada tahun
2014 Irwansyah maju lagi sebagai calon legislatif dari
Partai Gerindra namun akhirnya dia mundur karena
tidak direstui oleh sang istri.4
5. Peggy Melati Sukma pemeran Ibu Rein
Gambar 3.8
Peggy Melati Sukma
Raden Peggy Melati Purnama Dewi Sukma
atau yang lebih sering dikenal Peggy Melati, lahir di
Cirebon 13 Juni 1976 adalah bintang sinetron
kebangsaan Indonesia dan merupakan mantan istri
Wisnu Tjandra. Peggy Melati mulai dikenal lewat
perannya sebagai Iteung di sinetron Kabayan.Lewat
perannya ini, Peggy mendapatkan nominasi Pemeran
Utama Wanita Terbaik Kategori Komedi Festival
Sinetron Indonesia (1997).Namanya kian melambung
saat membintangi sinetron Gerhana, bahkan lewat
4 https://id.wikipedia.org/wiki/Irwansyah?veaction=edit§ion=3
diakses pada tanggal 31 Januari 2019.
73
sinetron ini pula terkenal jargon „pusiiiiiiiing‟ yang
kemudian dipatenkan oleh Peggy.
Peggy juga dikenal akan aktivitas sosialnya.
Peggy ditunjuk oleh Menteri Pemberdayaan
Perempuan, Meutia Farida Hatta menjadi duta
Indonesia untuk berbicara di PBB guna membahas
UU Perlindungan Perempuan di New York, Februari-
Maret 2006.Di penghujung tahun 2006, Peggy
menjadi wakil Indonesia untuk mengikuti 'World Art
Performance' di Pakistan.Peggy ditunjuk sebagai Duta
Pendidikan Kesetaraan oleh Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas) pada tanggal 13 November
2006.Bersama Nirina Zubir, Marcellino Lefrand,
Edwin Manangsang, dan Teuku Zacky.5
5 https://id.wikipedia.org/wiki/Peggy_Melati_Sukma diakses pada
tanggal 31 Januari 2019.
74
75
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Film merupakan media massa yang bertujuan
untuk hiburan yang dapat dinikmati banyak orang dan
juga merupakan media komunikasi yang sampai saat ini
masih dianggap paling efektif untuk menyampaikan pesan
dan sebagai alat informasi yang bisa dimanfaatkan sebagai
alat hiburan, propaganda maupun berdakwah. Kekuatan
dan kemampuan film dapat menjangkau banyak segmen
sosial, sehingga film memiliki potensi untuk
mempengaruhi penontonnya.Pada bagian ini, film itu
sendiri merupakan bentuk makna sedangkan gambar
merupakan bahasanya.
Film berjudul Tausiyah Cinta menjadi salah satu
film religi yang diproduksi dengan niatan agar para
penontonnya dapat mencontoh perilaku para pemainnya,
karena pemain tersebut diseleksi khusus agar “tausiyah”
ini dapat tersampaikan dengan jelas. Dengan kehadiran
film Tausiyah Cinta penonton disuguhkan dengan jalan
cerita yang menarik, dialog yang berisi sifat islami serta
penerapan pesan-pesan akhlak yang dibuat oleh film ini.
Dalam beberapa scene ditampilkan adegan serta dialog-
dialog yang mengandung pesan akhlak antara lainakhlaqul
mahmudah dan akhlaqul madzmumah.
76
Dalam penelitian ini, penulis telah menemukan
enam scene yang mengandung pesan akhlak yang telah
dianalisis menggunakan konsep semiotika Roland Barthes,
yaitu bagaimana makna denotasi, konotasi, dan mitos
yang ada pada film Tausiyah Cinta.
77
A. Data dan Temuan Penelitian Film Tausiyah Cinta
1. Scene 1
Pada scene ini menampilkan adegan Lefan
bertanya kepada ka Elva karena bibi tidak ada dirumah
dan Lefan dengan lantangnya bilang bahwa semua
keperluan rumah dia yang bayar. Di sini menampilkan
ka Elva yang sedang berdebat dengan Lefan.
Tabel 4.1
Visual Dialog Shot
Lefan: “Bibi
mana?”
Ka Elva: “Bibi
pulang kampung.”
Lefan: “What?
Pulang kampung?
Bibi pulang
kampung gak
bilang-bilang sama
aku? Bibi itu aku
yang gaji ka,
mestinya dia
bilang.”
Medium
Long Shot
Ka Elva: “oh,
mentang-mentang
yang gaji bibi itu
kamu, terus kamu
berhak ngomong
kaya gitu ke
kakak?”
Medium
Close Up
78
Lefan: “loh loh,
yaiya dong, bibi itu
aku yang gaji.
Listrik, air, sampai
iuran makam mama
itu juga aku yang
bayar. Sementara
itu kakak ngapain?
Kakak cuma sibuk
ngurusin pengajian
dan pengajian.”
Medium
Long Shot
2. Scene 2
Pada scene ini memperlihatkan adegan saat
Azka ingin ditabrak oleh mobil Lefan, padahal Azka
tidak melakukan kesalahan karena Azka menyebrang
di zebra cross. Tetapi Levan malah menyalahkan Azka
karena menyebrang dengan seenaknya saja.
Tabel 4.2
Visual Dialog Shot
Tanpa Dialog
(Terlihat Azka
sedang berjalan
sambil melihat jam
tangannya di
pinggir jalan)
Long Shot
79
(Azka hampir
tertabrak mobil,
lalu Lefan keluar)
Azka:
“Astagfirullah”
Lefan: “Woi! Lo
pikir ini jalan bapak
moyang lo apa nih?
Liat-liat dong kalo
nyebrang.”
Long Shot
Lefan:“Jangan
mentang-mentang
ada zebra cross lo
bisa seenaknya,
buta lo ya?”
Medium
Close Up
Tanpa Dialog
(Lalu Lefan pergi
dengan perasaan
emosi tanpa
meminta maaf)
Long Shot
3. Scene 3 (Istiqomah)
Pada scene ini menceritakan percakapan antara
Azka dan Lefan disebuah taman. Azka dan Lefan
adalah teman bisnis, sebelum menjadi teman dekat
Lefan sempat tidak sengaja ingin menabrak Azka
dengan mobilnya.Pada scene ini terlihat Lefan
bertanya tentang pribadi Azka yang dimana hidupnya
Azka terlalu lurus tanpa adanya kesenangan duniawi.
80
Tabel 4.3
Visual Dialog Shot
Azka: “Lu mau
clubbing lagi?
Mending sholat
dulu deh fan.”
Long
Shot
Lefan: “Gua lagi
males clubbing. Az,
lu gak bosen jadi
orang baik? Gua
perhatiin lu sholat
terus, ngaji terus,
kapan pacarannya
sih lu? Hidup lu tuh
flat banget tau
gak.”
Medium
Shot
81
Azka: “Lefan, kalo
gua bosen, itu
artinya gua berhenti
bersyukur. Gua
juga gak lebih baik
dari lu kok, gua
cuma berharap hati
dan hidup gua jelas
arahnya.
Ketenangan hati
van yang gua cari,
bukan cuma
ketenangan yang
melalaikan.”
Medium
Close Up
4. Scene 4
Pada scene ini memperlihatkan ayah Lefan
datang kerumah Lefan untuk menjelaskan semuanya,
tetapi Lefan sudah tidak peduli dengan apa yang
dilakukan oleh ayahnya. Kekecewaan Lefan terhadap
ayahnya, karena sudah meninggalkan tanggung
jawabnya sebagai orang tua.
82
Tabel 4.4
Visual Dialog Shot
Tanpa Dialog
(Ayah Lefan datang
kerumah Lefan)
Long
Shot
Lefan: “Mau
ngapain kesini?
Dikeluarga ini
tinggal saya, bang
Sapri, dan bibi
Minah.
Medium
Close Up
Ayah Lefan: “van,
bisa kita bicara
sebentar? Papah
mau jelasin
semuanya.”
Medium
Close Up
Lefan: “gak perlu!
Pah, papah gak
puas ya ngerusak
keluarga ini.
Silahkanpapah
pergi dengan
pilihan papah.
Papah mau
menikah lagi,
Long
Shot
83
Levan gak peduli.
Pah, banyak sekali
tanggung jawab
yang tidak pernah
papah selesaikan.”
5. Scene 5
Pada scene ini menceritakan tentang Lefan
yang sedang menjenguk Azka karena musibah yang
menyebabkan dia buta.Lefan mencoba memberitahu
Azka bahwa orang soleh itu masih layak untuk uji dan
Lefan pun mencoba membiarkan Azka untuk ikhlas
terhadap ujian yang dihadapinya.
Tabel 4.5
Visual Dialog Shot
Lefan: “Lo kenapa
sih az? Gua tuh
kesini butuh banyak
ilmu dari lo.”
Medium
Close Up
Azka: “Lu butuh
ilmu apa dari gua
fan? Gua itu buta,
gabisa apa-apa.
Berkali-kali gua
cari jawaban apa
maksud Allah bikin
Close Up
84
gua buta, tapi tetep
gua gak paham.”
Lefan: “Maksud lo
apa az? Azka, gua
tau agama lo bagus,
tapi kata-kata lo
angkuh az. Lo pikir
mentang-mentang
agama lo bagus, lo
ngerasa soleh untuk
diuji?”
Medium
Close Up
Azka: “Gua masih
pengen liat orang-
orang yang gua
sayangi. Ibu gua,
ade, keluarga gua,
tapi lihat sekarang.
Ibu gua lagi koma
dirumah sakit dan
gua gabisa apa-apa,
ya Allah.”
Medium
Close Up
Lefan: “Lo itu
mirip kayak kakak
gua, dia orang yang
baik,soleha, bahkan
nyarissempurna.
Sampai dia diuji
percis kayak lo. Az,
semua orang itu
Medium
Close Up
85
boleh down tapi
cara bangkitnya
yang beda. Azka,
pake kecintaan lo
sama Allah untuk
menuntut lu lebih
ikhlas.”
Azka:
“Astagfirullahaladz
im,YA ALLAH...!”
Medium
Close Up
6. Scene 6
Pada scene ini memperlihatkan dimana Azka
mencoba menuangkan inspirasi yang ada didalam
kepalanya dengan menggambar. Tetapi karena Azka
sudah tidak dapat melihat sulit sekali untuk melakukan
hal tersebut, berkali-kali mencoba tapi sangat susah
untuk Azka. Sampai akhirnya Ibu Azka datang dan
mencoba membuat Azka lebih sabar lagi.
86
Tabel 4.6
Visual Dialog Shot
Azka: “Ya Allah,
mudahkanlah
tangan hamba
dalam menuang kan
segala kegundahan
yang ada didalam
hati hamba.”
Close Up
(Mencoba
Menggambar)
Azka: “Allahu
Akbar, ya Allah
kenapa susah sekali
ya Allah.”
Long
Shot
Tanpa Dialog
(Naya mengambil
pensil tersebut lalu
menangis)
Long
Shot
87
Ibu Azka: “Azka
boleh kehilangan
mata, Azka boleh
saja kehilangan
penglihatan, takdir
Allah itu indah le.”
Azka: “Ibuuuuu....”
Medium
Close Up
88
89
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos Dalam Film
Tausiyah Cinta
1. Scene 1
a. Denotasi
Pada gambar pertama memperlihatkan pria
yang baru pulang dari pekerjaan dan ingin makan
tetapi meja makan kosong.Pada gambar kedua
ekspresi wajah seorang wanita yang lemas sambil
menanggapi pertanyaan.Pada gambar ketiga
memperlihatkan seorang pria yang sedang
membentak wanita tersebut sampai wanita tersebut
diam.
b. Konotasi
Lefan yang baru pulang kerja
mempertanyakan soal bibi kenapa tidak ada
dirumah, ka Elva pun menjawab bahwa bibi
sedang pulang kampung. Lalu Lefan pun marah,
kenapa bibi Minah pulang kampung tidak bilang
terlebih dahulu sama Lefan. Dan ka Elva pun tidak
senang dengan perkataan Levan itu, karena sudah
berkata tidak sepantasnya didepan kakaknya
sendiri. Lalu Lefan pun dengan sombongnya
berkata bahwa semua kebutuhan yang ada dirumah
90
tersebut dia yang tanggung dan Lefan berkata
bahwa kakaknya hanya sibuk mengurusi pengajian
saja dan lupa dengan adiknya sendiri.
c. Mitos
Islam adalah agama yang mengajarkan
akhlak yang luhur dan mulia. Oleh karena itu,
banyak dalil Al-Qur`an dan As Sunnah yang
memerintahkan kita untuk memiliki akhlak yang
mulia dan menjauhi akhlak yang tercela. Salah satu
akhlak buruk yang harus dihindari oleh setiap
muslim adalah sikap angkuh. Sebagai agama yang
rahmatan lil alamin Islam melarang keras umatnya
untuk bersikap angkuh terhadap sesama manusia.
Angkuh terhadap sesama manusia dan hamba
ciptaannya yakni menganggap dirinya lebih baik
dari orang lain dan makhluk ciptaan Allah yang
lain dengan kata menghina orang lain atau ciptaan
lain-Nya.1 Allah subhanahu wa ta‟la berfirman:
Artinya: “Dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi ini dengan sombong, karena
Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat
menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak
1 Rosihan Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h.
131.
91
akan sampai setinggi gunung.” (Q.S. Al-Isra‟:
37).
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta‟la
melarang hambanya berjalan dengan sikap angkuh
atau sombong di muka bumi. Sebab kedua sikap
ini adalah termasuk memuji diri sendiri yang tidak
disukai oleh Allah dan orang lain. Dalam tafsir Al-
Qurtubi maksud menyamai gunung adalah
manusia dengan kemampuannya dia tidak akan
bisa mencapai ukuran seperti itu. Sebab manusia
adalah hamba yang sangat hina yang dibatasi dari
bawah dan atasnya.Sedangkan sesuatu yang
dibatasi itu terkungkung dan lemah dan yang
dimaksud dengan bumi adalah engkau
menembusnya dan bukan menempuh jaraknya.2
Kemudian, dalam surat yang lainnya ditegaskan
balasan yang diterima bagi orang-orang yang
sombong. Allah subhanahu wa ta‟la berfirman:
Artinya: “Dan pada hari kiamat kamu akan
melihat orang-orang yang berbuat dusta
terhadap Allah, mukanya menjadi hitam.
Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada
2 Syaikh Imam Al-Qurtubi, Tafsir Al-Qurtubi,Jilid 10 (Jakarta:
Pustaka Azzam, 2008), h. 647.
92
tempat bagi orang-orang yang
menyombongkan diri?” (Q.S. Az-Zumar: 60).
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Allah
subhanahu wa ta‟la memperlihatkan kepada Rasul
SAW di hari kiamat, wajah orang-orang yang
berbuat dusta terhadap Allah. Mereka
dikembalikan ke penjara, dimana mereka akan
mendapatkan kehinaan dan kerendahan disebabkan
karena ketidakmauan mereka untuk mematuhi
kebenaran. Maka dari itu, sudah ada surat-surat
yang menjelaskan kita sebagai umat Islam agar
tidak memiliki sikap sombong, karena sikap
sombong dapat memutuskan tali silatuhrami serta
dibenci oleh masyarakat.Sikap yang terlihat
sederhana tetapi memiliki banyak pengaruh untuk
masyarakat maupun diri sendiri.
2. Scene 2
a. Denotasi
Pada gambar pertama memperlihatkan
seseorang yang tergesa-gesa sedang berjalan
ditrotoar sambil melihat jam tangannya. Pada
gambar kedua memperlihatkan seseorang yang
sedang berjalan tadi hampir tertabrak mobil lalu
pria yang ada didalam mobil keluar sambil
menunjuk kearah pria tersebut dengan emosi.Pada
gambar ketiga memperlihatkan ekspresi wajah
93
pengemudi yang terlihat sangat marah.Pada
gambar keempat memperlihatkan pejalan kaki
yang berdiri diam serta seorang pria masuk
kedalam mobil lalu pergi.
b. Konotasi
Pada siang hari, Azka sedang berjalan
disebuah trotoar dengan sebuah project
arsitekturnya. Terlihat Azka sedang melihat jam
pertanda bahwa dia sedang dikejar waktu, tidak
lama kemudian Lefan yang sedang membawa
mobil dengan cepat hampir menabrak Azka
padahal disitu adalah zebra cross. Tetapi Lefan
malah membentak Azka karena sudah seenaknya
saja berjalan.Lalu Levan berkata bahwa Azka itu
buta dan tidak dapat melihat jalanan.Setelah itu
Lefan pergi meninggalkan Azka dengan perasaan
emosi tanpa meminta maaf sedikitpun.
c. Mitos
Sikap yang ditunjukkan Lefan merupakan
sikap yang tercela.Dimana Lefan sudah melakukan
sebuah kesalahan tetapi tidak mau meminta maaf.
Melainkan sebaliknya Lefan justru membentak
Azka yang sama sekali tidak salah karena jalanan
tersebut adalah zebra cross. Tapi sikap Azka yang
tenang dapat membuatnya lebih sabar.Marah
adalah suatu sifat yang dimiliki oleh semua
orang.Tetapi, setiap orang memiliki tingkatan
94
marah yang berbeda-beda.3Islam adalah agama
yang sempurna, yang tidak hanya mengatur
bagaimana bermu‟amalah kepada Kholiqnya
namun juga mengatur bagaimana bermu‟amalah
kepada makhluk Allah. Termasuk dalam masalah
amarah ini pun Islam mengaturnya dan
memberikan perhatian yang amat besar tentang
menahan amarah. Allah subhanahu wa ta‟la
berfirman:
Artinya: “Orang-orang yang menafkahkan
hartanya, baik diwaktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan memaafkan kesalahan orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.”(Q.S. Ali Imran: 134).
Dalam ayat ini menjelaskan orang yang
dapat menahan amarahnya adalah orang yang
bertakwa. Apabila ada yang menyakitinya, maka
normalnya manusia didalam hatinya akan dongkol
dan akan membalas dengan kata-kata maupun
perbuatan. Inilah kebiasaan orang ketika disakiti.
Namun orang yang bertakwa yang akan dijanjikan
memasuki syurga Allah akan menahan hatinya dari
3 Robert Nay, Mengelola Kemarahan (Jakarta: PT Sun, 2006), h. 156.
95
amarah, berusaha untuk sabar walaupun telah
disakiti. Inilah hikmah yang ada dibalik semua ini,
dimana Levan orang yang tidak bisa menahan
amarahnya dan Azka orang yang sabar dan dapat
menahan amarahnya.
3. Scene 3
a. Denotasi
Pada gambar pertama memperlihatkan dua
orang pria yang sedang berkomunikasi yang satu
berdiri dan yang satunya lagi duduk sambil
bertatap muka.Pada gambar kedua memperlihatkan
ekspresi wajah yang sedang serius membicarakan
sesuatu.Pada gambar ketiga ekspresi seseorang
yang sedang tersenyum kepada pria tersebut.
b. Konotasi
Terlihat bahwa Azka baru selesai sholat
dan Lefan sedang merenung disebuah taman, lalu
Azka mengingatkan Lefan untuk sholat terlebih
dahulu. Tetapi Lefan menatap Azka dengan serius,
setelah itu Lefan memberikan pertanyaan kepada
Azka.Kenapa Azka tidak bosan menjadi orang
baik?Dan hidupnya gitu-gitu saja. Lalu Azka pun
menjawabnya dengan hati yang tenang bahwa
dirinya tidak akan bosan menjadi orang baik,
karena kalau Azka bosan tandanya Azka kurang
bersyukur kepada Allah dan yang diinginkan Azka
96
adalah ketenangan batin bukan ketenangan yang
membuatnya menjadi lalai.
c. Mitos
Maksud kurang bersyukur dan mencari
ketenangan hati adalah salah satu sikap istiqomah.
Istiqomah itu sendiri tidak akan didapatkan oleh
umat yang tidak taat kepada Allah subhanahu wa
ta‟la dan juga orang-orang yang lebih mencintai
kehidupan duniawi. Karena istiqomah merupakan
tegak lurus berada di jalan Allah subhanahu wa
ta‟la dengan tetap menjalankan kebenaran dan
menunaikan janji baik yang berkaitan dengan
ucapan, perbuatan, sikap dan niat.4 Allah
subhanahu wa ta‟la berfirman:
Artinya: “Maka tetaplah kamu pada jalan
yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepada kamu dan (juga) orang-orang yang
bertaubat bersama kamu dan janganlah kamu
melampaui batas, sesungguhnya Dia Maha
melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Hud:
112).
4 Jamaluddin Ahmad al Buny, Menelusuri Taman-Taman Mahabbah
Shufiyah (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002), Cet. 1, h. 151.
97
Dalam ayat di atas dapat dipahami bahwa
istiqomah adalah hal yang utama bagi manusia,
karena dengan beristiqomah manusia akan
merasakan kehidupan yang lebih berarti diakhirat
nanti daripada kehidupan di dunia. Segala
perbuatan yang manusia lakukan akan selalu
tercatat oleh malaikat. Dengan demikian perintah
tersebut akan seutuhnya mencakup perbaikan
kehidupan duniawi dan ukhrowi, pribadi
masyarakat dan lingkungan.5
4. Scene 4
a. Denotasi
Dalam gambar pertama memperlihatkan
ayah dan anak yang sedang berada diruang
tamu.Pada gambar kedua memperlihatkan seorang
anak yang sedang berbicara sambil melipat
kemejanya.Pada gambar ketiga memperlihatkan
seorang ayah yang sedang melihat kearah
anaknya.Pada gambar keempat seorang ayah ingin
keluar rumah dan seorang anak yang terlihat
kecewa terhadap ayahnya.
b. Konotasi
Pada malam hari ayah Lefan datang
kerumah dan disaat bersamaan Lefan juga baru
5 M. Quraisy Shihab, Tafsir al-Misbah, Volume VI (Jakarta: Lentera
Hati, 2002), h. 351.
98
pulang dari kantor. Setelah itu ayah Lefan ingin
memberikan penjelasan kepada Lefan bahwa apa
yang dipikirkan oleh Lefan adalah salah. Tetapi
Lefan sudah terlanjur kecewa dengan perbuatan
ayahnya dan tidak memberikan kesempatan kepada
ayahnya untuk menjelaskan semuanya. Disaat
yang sama Lefan sudah tidak perduli dengan apa
yang dilakukan ayahnya dan Lefan juga berkata
bahwa ayahnya sudah melupakan keluarganya dan
melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang
kepala keluarga.
c. Mitos
Kekecewaan seorang anak bahwa ayahnya
sudah meninggalkan berbagai tanggung jawab
dikeluarganya adalah hal yang sangat menyakitkan
bagi anak-anaknya, terlebih ayah tersebut menikah
lagi dan memilih keluarga barunya.Tanggung
jawab seorang ayah salah satunya memelihara dan
membesarkannya serta mendidik dengan berbagai
ilmu pengetahuan dan membahagiakan anak untuk
dunia dan akhirat.6Akan tetapi disini seorang ayah
melupakan tanggung jawabnya tersebut.
Sebagaimana Allah subhanahu wa ta‟la berfirman:
6 M. Rasjidi, Falsafat Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 291.
99
Artinya: “Dan perintahkanlah kepada
keluargamu mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.
Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah
yang memberi rezeki kepadamu.Dan akibat
(yang baik) itu adalah orang yang bertakwa.”
(Q.S. Thaha: 132).
Berdasarkan ayat diatas dapat dipahami
bahwa seorang kepala keluarga harus
mengingatkan kepada istri dan anak-anaknya
untuk mengerjakan kebaikan. Karena semua
kenikmatan yang didapat itu datangnya dari Allah
subhanahu wa ta‟la. Jika seorang ayah dapat
melakukan tanggung jawabnya maka dia termasuk
orang yang bertakwa.
5. Scene 5
a. Denotasi
Pada gambar pertama memperlihatkan
ekspresi seorang pria yang sedang bingung dan
iba.Pada gambar kedua memperlihatkan seorang
pria dengan keadaan luka dan sudah tidak bisa
melihat.Pada gambar ketiga memperlihatkan
ekspresi wajah sedih karena temannya mengalami
musibah.Pada gambar keempat memperlihatkan
ekspresi wajah seorang pria menangis.Pada
gambar kelima memperlihatkan ekspresi wajah
100
yang memiliki keyakinan.Pada gambar keenam
memperlihatkan seorang pria yang sedang
berteriak sambil menangisi keadaannya.
b. Konotasi
Pada siang hari Lefan sedang menjenguk
sahabatnya Azka karena tertimpa musibah yang
menyebabkan Azka tidak bisa melihat lagi.Tetapi
Azka pun malah menyuruh Lefan untuk pulang
karena beranggapan bahwa Azka itu baik-baik
saja.Lalu Lefan pun bingung, kemana Azka yang
dulu yang suka memberikan nasehat kepada Lefan
disaat Lefan tertimpa masalah.Akhirnya Lefan
mengingatkan bahwa orang soleh itu masih bisa
mendapatkan segala ujian.Tetapi Azka tidak ingin
buta, Azka masih ingin melihat orang-orang yang
dia cintai.Tetapi Lefan menyamakan Azka dengan
kakaknya (kak Elva) bahwa tertimpa masalah itu
bukan membuat dirinya down, melainkan belajar
untuk lebih mengikhlaskan karena semua masalah
dan cobaan itu datangnya dari Allah.
c. Mitos
Setiap umat muslim yang ta‟at pasti
percaya bahwa Allah memberikan hikmah disetiap
cobaannya. Sabar adalah salah satu cara agar umat
muslim lebih menerima segala goncangan yang
ada di dalam diri mereka. Bagi orang yang tidak
mengalami musibah, sabar tampak begitu ringan,
101
tetapi bagi orang-orang yang sedang tertimpa
musibah, sabar berasa begitu berat. Sebagaimana
firman Allah subhanahu wa ta‟la:
Artinya: “Mereka itulah orang-orang yang
dibalas dengan martabat yang tinggi (dalam
syurga) karena kesabaran mereka, dan mereka
disambut dengan penghormatan dan ucapan
selamat di dalamnya.” (Q.S. Al-Furqan: 75).
Sabar bukan sekedar pasrah menyerah pada
keadaan yang menimpanya.Sabar seperti halnya
dengan keikhlasan yaitu tidak ada batasnya.Allah
tidak pernah memberikan batasan apapun untuk
kebaikan. Betapa pentingnya sikap sabar dalam
mengarungi segala persoalan di dunia ini, hingga
kata sabar disebut sebanyak 105 kali yang tersebar
di 44 surat dalam Al-Qur`an.7 Kesabaran
merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah
dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam
menghadapi ujian atau cobaan.
6. Scene 6
a. Denotasi
7 Lasa Hs, Syurga Ikhlas (Yogyakarta: Galangpress, 2009), h. 32.
102
Pada gambar pertama memperlihatkan
seorang pria sedang memandangi sesuatu.Pada
gambar kedua memperlihatkan seorang pria
sedang menggambar disebuah kertas.Pada gambar
ketiga memperlihatkan seorang pria yang
menundukan kepalanya dan seorang perempuan
yang duduk sambil menatap pria tersebut.Pada
gambar keempat memperlihatkan seorang pria
menangis dan seorang ibu yang memeluk pria
tersebut.
b. Konotasi
Azka adalah orang yang sangat soleh
sampai dirinya mendapatkan musibah yang
membuat dirinya tidak bisa melihat dan membuat
dirinya tidak dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya. Lalu disaat Azka ingin mencoba ikhlas,
Azka pun meminta doa kepada Allah agar
tangannya dapat membuat gambar sesuai dengan
keinginannya. Akan tetapi Azka merasa kesulitan
karena dirinya sudah buta lalu mengeluh kepada
Allah.Lalu adiknya (Naya) diam-diam masuk
kekamar Azka sambil memperhatikan
kakaknya.Kemudian Naya pun diam-diam ikut
menangis karena tak kuat melihat kakaknya seperti
itu.
Setelah itu ibu Azka pun datang dan
memberikan semangat agar Azka tetap kuat
103
menghadapi segala ujian dari Allah. Karena Allah
tidak akan memberikan cobaan melebihi batas
kemampuan umatnya.
c. Mitos
Ikhlas dalam kehidupan itu memiliki
derajat yang lebih tinggi dari sabar.Sesungguhnya
orang yang ikhlas adalah orang yang mendapat
ridho Illahi.Manusia harus percaya dengan
sepenuh hati bahwa Allah memiliki rencana yang
baik untuk hamba-Nya dan sebagai manusia kita
hanya cukup berserah diri. Sebagaimana Allah
subhanahu wa ta‟la berfirman:
Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya salatku,
ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu
bagi-Nya, dan demikianlah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang
yang pertama-tama berserah diri (muslim).”
(Q.S. Al-An‟am: 162-163).
Ayat ini menegaskan tentang keharusan
manusia untuk mengabdi kepada Allah, baik dalam
bentuk ibadah ritual atau lainnya semenjak hidup
104
dan mati.Begitu sulitnya menemukan sosok ikhlas
di hati semua orang, sampai-sampai baginda Rasul
berhati-hati membuat definisi ikhlas.Oleh sebab
itu, Rasul lantas memberi jaminan kepada umatnya
yang punya sifat terhormat ini. Baginya, demikian
Rasulullah, belenggu apapun tak akan pernah
berhasil, walaupun dihati seseorang yang ikhlas.8
B. Pesan Akhlak Film Tausiyah Cinta
Setelah melalui tahap analisis makna denotasi,
konotasi, dan mitos.Peneliti telah menemukan beberapa
adegan film Tausiyah Cinta yang didalamnya terkandung
pesan akhlak. Pesan akhlak tersebut terletak pada
beberapa scene yang diperankan oleh para pemainnya,
diantaranya:
1. Akhlaqul Mahmudah
Dalam film ini terdapat pesan-pesan akhlak,
salah satunya adalah akhlaqul mahmudah atau akhlak
yang baik. Pesan akhlaqul mahmudah dalam film ini
ialah menerima segala ujian yang datangnya dari Allah
dan tetap beristiqomah. Hal ini terdapat pada adegan
ketika Lefan melihat bahwa hidup Azka terlihat seperti
biasa saja tanpa adanya berfoya-foya ataupun mengejar
kesenangan duniawi.Disitu Azka menjelaskan bahwa
sebenarnya yang dia cari bukanlah kesenangan
duniawi, melainkan ketenangan hati terhadap Allah.
8 Lasa Hs, Surga Ikhlas (Yogyakarta: Galangpress, 2009), h. 33.
105
Melihat dari adegan tersebut kita tahu bahwa umat yang
mencintai Tuhannya tidak akan melalaikan sedikitpun
perintahnya dan akan tetap terus berada dijalan yang
lurus walaupun rintangan sebanyak apapun itu.
Keutamaan orang yang bisa beristiqomah sangat
banyak sekali. Allah subhanahu wa ta‟la berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang
mengatakan. “Tuhan kami ialah Allah”,
kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada
mereka (dengan mengatakan), “Janganlah
kamu merasa takut dan janganlah kamu
merasa sedih; dan bergembiralah kamu
dengan (memperoleh) surga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu.”, Kamilah
Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan
dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu
memperoleh apa yang kamu inginkan dan
memperoleh (pula) di dalamnya apa yang
kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari
106
Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”(Q.S. Fushshilat: 30-32).
Tetap yakin dan berpegang teguh sikap
istiqomah merupakan salah satu asas dari akhlaqul
mahmudah, salah satu cara agar mewujudkan istiqomah
dengan mengintropeksi diri sendiri. Jika seseorang
tidak menyadari akan hakikat apa yang dilakukannya
yang berupa kebaikan dan dosa, maka dia tidak mau
berubah. Semakin banyak seseorang berintropeksi,
maka semakin banyak pula ia akan menyadari bahwa
amalan kebaikan yang dia lakukan belumlah seberapa
dan dosa yang dilakukannya sudah sangat banyak dan
bertumpuk-tumpuk.
Selanjutnya pesan akhlaqul mahmudah yang
terkandung dalam film ini adalah sabar dan ikhlas
menerima cobaan.Terdapat pada adegan ketika Azka
menghadapi musibah saat matanya terkena pecahan
kaca yang membuat dirinya menjadi tidak bisa melihat,
mengakibatkan Azka depresi sampai lupa bahwa
dirinya masih punya Allah.Azka mencoba bersabar
setelah Lefan memberikan sedikit nasehat kepada
dirinya, karena sebelum kejadian tersebut Lefan sudah
mengalaminya terlebih dahulu. Dimana Lefan ditinggal
oleh kakak dan ibunya, terlebih lagi Lefan menjadi
sebatang kara. Allah subhanahu wa ta‟la berfirman
tentang sabar:
107
Artinya: “Hai orang-orang beriman,
bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran
kalian, dan tetaplah bersiap siaga (di
perbatasan negerimu), dan bertaqwalah
kepada Allah supaya kalian beruntung.” (Q.S.
Ali Imran: 200).
Sabar bukanlah sesuatu yang harus diterima
seadanya, bahkan sabar adalah prosedur kesungguhan
yang merupakan sifat Tuhan yang sangat mulia dan
tinggi.Sabar merupakan sikap jiwa yang ditampilkan
dalam penerimaan sesuatu, baik berkenaan dengan
bentuk perintah maupun larangan, bentuk perilaku
terhadap seseorang, serta sikap menghadapi suatu
musibah.9Ketika berbicara tentang sabar maka pasti
merujuk dengan ikhlas, karena ikhlas dan sabar itu
saling berkaitan.Ikhlas tingkatannya lebih tinggi
dibandingkan sabar, orang yang sabar belum tentu
ikhlas tetapi orang yang ikhlas sudah pasti sabar.
Ketika ikhlas menjadi salah satu dalam film,
film ini terdapat pesan akhlak tentang ikhlas ketika
Azka sudah mulai mencoba sabar menerima kenyataan
pahit, Azka mencoba untuk menggambar karena Azka
9 Muslim Nurdin, Moral dan Kondisi Islam (Bandung: al-Fabeta,
1993), h. 239.
108
adalah seorang arsitektur dan seorang hafidz.Disaat
Azka tidak kuat dengan kekurangannya, seorang ibu
yang senantiasa selalu menyemangati anaknya agar
tetap kuat dan ikhlas.Azka memang rajin ibadah, selalu
istiqomah, dan seorang hafidz.Tetapi untuk menerima
keikhlasan itu hal yang sangat sulit, Azka kembali
mencoba taat dan ikhlas dalam beribadah. Allah
subhanahu wa ta‟la berfirman tentang ikhlas dalam
beribadah:
Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkan
kepadamu kitab (Al-Qur‟an) dengan
(membawa) kebenaran, maka sembahlah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.”
(Q.S.Az-Zumar: 2).
Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa
Al-Qur‟an turun dengan membawa kebenaran, sehingga
tidak perlu diragukan lagi untuk mengeluarkan manusia
dari kegelapan kepada cahaya, isinya benar, beritanya
benar, dan hukumnya adil.Dengan adanya ini, dapat
membawa kebenaran untuk membimbing dan
mengarahkan manusia. Semakin besar kenikmatan yang
Allah berikan maka seharusnya manusia lebih
109
mensyukuri yaitu dengan cara ikhlas beribadah hanya
kepada Allah subhanahu wa ta‟la.
2. Akhlaqul Madzmumah
Pesan-pesan akhlak juga memiliki akhlak yang
tercela (akhlaqul madzmumah), dalam film Tausiyah
Cinta terdapat beberapa adegan yang mengandung
akhlaqul madzmumah ketika Lefan berbicara sombong
kepadanya kakaknya bahwa segala keperluan dan
kebutuhan yang ada dirumah Lefan yang bayar dan
Lefan tidak mempunyai sopan santun terhadap
kakaknya sendiri. Dalam islam kita sebagai manusia
tidak boleh berbuat takabur kepada sesama manusia.
Sebagaimana Allah subhanahu wa ta‟la berfirman:
Artinya: “Dari Tuhanmu berfirman:
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-
orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam
dalam keadaan hina dina.” (Q.S. Al-Mu‟min:
60).
Dalam ayat ini menjelaskan bahwasanya Allah
mengajak mereka kepada sesuatu yang disana terdapat
kebaikan agama dan dunia mereka. Tetapi orang yang
110
sombong dan tidak mau berdoa kepada Allah, orang
tersebut akan memperoleh azab dan kehinaan balasan
terhadap kesombongan mereka. Hal itu disebabkan
karena mereka mempunyai perilaku menyombongkan
diri terhadap orang lain dan menganggap orang lain
lebih rendah dibanding dirinya.10
Selanjutnya pesan akhlaqul madzmumah pada
film ini ketika Ayah Lefan sudah dianggap
meninggalkan tanggung jawabnya sebagai kepala
keluarga dan terlebih Lefan sudah kecewa dengan
perilaku ayahya. Dalam islam tanggung jawab adalah
hal yang wajib bagi seorang kepala keluarga. Karena
tanggung jawab kepala keluarga itu hukumnya wajib,
tanggung jawab terhadap kewajiban nilainya lebih
tinggi sebab dijalankan oleh suara hati seperti
keadilandan kebajikan.11
Tanggung jawab orang tua
untuk menjaga dan mendidik anak-anaknya merupakan
perintah Allah subhanahu wa ta‟la berfirman:
10
Atikah U.M.Z.A, Pendidikan Agama Islam (Karanganyar: PT
Pratama Mitra Aksara, 2006), h. 33. 11
Notowidagdo, Rohiman, Ilmu Budaya Dasar berdasarkan Al-
Qur‟an dan Al-Hadits (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 153.
111
Artinya: “Hai orang-orang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaga malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.” (Q.S. At-Tahrim: 6).
Dalam ayat ini menggambarkan bahwa dakwah
dan pendidikan harus bermula dari rumah.Sebagai
orang tua terutama ayah bertanggung jawab terhadap
anak-anak dan pasangan masing-masing.
112
113
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada bab-bab
sebelumnya, penyimpulan hasil penelitian pada skripsi ini
berfokus pada batasan masalah yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan teori dan implementasi pada
objek penelitiannya.Peneliti menemukan enam scene yang
mengandung pesan akhlak dalam film Tausiyah Cinta
yang disampaikan melalui tokoh-tokoh yang berperan
pada film tersebut. Maka dari itu peneliti telah
memberikan kesimpulan dari penelitian ini, diantaranya:
1. Makna Denotasi
Makna denotasi yang ditemukan dalam scene-
scene film Tausiyah Cinta adalah potongan gambar
adegan yang menggambarkan jika agama Islam dapat
menyampaikan pesan akhlak dalam hal akhlaqul
mahmudah yakni istiqomah, sabar, dan ikhlas.
Sedangkan dalam hal akhlaqul madzmumah yakni
angkuh, amarah, dan meninggalkan tanggung jawab.
2. Makna Konotasi
Makna konotasi yang terdapat dalam film
Tausiyah Cinta adalah bagaimana agama Islam dapat
memberikan pesan akhlak dari akhlak yang baik
(akhlaqul mahmudah) yakni tetaplah beristiqomah
114
dijalan yang lurus dengan segala macam gangguan
duniawi, selanjutnya ikhlas dan sabar melalui berbagai
macam cobaan yang menimpa seseorang. Lalu akhlak
yang tercela (akhlaqul madzmumah) yakni angkuh
terhadap kekayaan hartanya mengakibatkan seseorang
menjadi sombong, selanjutnya melampiaskan amarah
sehingga orang lain menjadi sasaran amarahnya, yang
terakhir meninggalkan tanggung jawab sebagai ayah
yang membuat anaknya menjadi membenci.
3. Makna Mitos
Makna mitos yang terkandung pada film
Tausiyah Cinta adalah bagaimana Islam memberikan
pandangannya melalui Al-Qur‟an mengenai akhlaqul
mahmudah, yakni bagaimana tetap istiqomah serta
ikhlas dan sabar menerima segala cobaan dari Allah
subhanahu wa ta‟la. Selanjutnya padangan Al-Qur‟an
mengenai akhlaqul madzmumah, yakni Allah melarang
orang-orang berbuat angkuh kepada sesama
manusia.Lalu tentang amarah dan hadiah untuk orang-
orang yang bisa menahan amarahnya.Dan yang terakhir
penjelasan mengenai tanggung jawab seorang ayah
terhadap keluarganya.
B. Saran
Saran dari penulis melalui penelitian ini untuk film
Tausiyah Cinta beserta tim produksinya. Pertama, peneliti
mengharapkan sutradara dan tim produksi agar terus
115
membuat film-film dimana isinya memiliki pesan yang
mendalam dan dapat bermanfaat bagi penontonnya
terutama film religi. Kedua, semoga lebih ditingkatkan
alur ceritanya agar tidak berbelit-belit dan penyaringan
tokoh-tokoh agar disetiap scene tidak selalu muncul tokoh
baru karena saya sebagai penonton melihat bahwa disetiap
scene pasti ada tokoh-tokoh baru yang seharusnya tidak
perlu ditampilkan.
Selanjutnya untuk masyarakat pecinta film religi,
peneliti berharap agar masyarakat Indonesia lebih
menghargai film-film religi.Karena akhir-akhir ini film
religi kurang diminati akibat perselisihan antarumat
beragama di Indonesia sekarang ini.Semoga dengan
adanya film-film religi yang dibuat oleh produser-
produser hebat di Indonesia dapat membuat kita sesama
masyarakat Indonesia menjadi lebih harmonis dan dapat
mempererat tali silaturahmi sebagaimana dulu yang tidak
memandang latar belakang agama maupun ras.
116
117
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abdullah, M. Y. (2007). Studi Akhlak dalam Perspektif Al-
Qur'an. Jakarta: Amzah.
al-Buny, J. A. (2002). Menelusuri Taman-Taman Mahabbah
Shufiyah. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Alim, M. (2006). Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Al-Qosim, A. M. (1999). Ibadah-Ibadah yang Paling Mudah.
Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Al-Qurtubi, S. I. (2008). Tafsir Al-Qurtubi Jilid 10. Jakarta:
Pustaka Azzam.
Anwar, R. (2010). Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
Arifin, A. (2011). Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Aziz, M. A. (2004). Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.
Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Baskin, A. (2006). Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik.
Bandung: Simbiosa Rekatama.
Berger, A. A. (2010). Pengantar Semiotika: Tanda-Tanda Dalam
Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Cangara, H. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Danesi, M. (2010). Pengantar Memahami Semiotika Media.
Yogyakarta: Jalasutra.
Effendy, O. U. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.
Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
118
Gulen, M. F. (2014). Tasawuf Untuk Kita Semua. Jakarta:
Republika.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hardjana, A. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi
Interpersonal. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Hidayat, N. (2013). Akhlak Tasawuf. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Hs, L. (2009). Syurga Ikhlas. Yogyakarta: Galangpress.
Irianto, Maladi, A., Guritno, H., & Hanindawan. (2006).
Memproduksi Film. Semarang: Dinas Kebudayaan
Pariwisata.
Isa, A. Q. (2011). Hakekat Tasawuf. Jakarta: Qisthi Press.
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2011). Theories of Human
Communication. Jakarta: Salemba Humanika.
Manurung, P. (2004). Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori
dan Aplikasi. Yogyakarta: Gitanyali.
Moleong, J Lexy. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhtadi, A. S., & Handayani, S. (2000). Dakwah Kontemporer:
Pola Alternatif Dakwah Melalui TV. Bandung: Pusdai
Press.
Mulyana, D. (2008). Komunikasi Massa Kontroversi, Teori dan
Aplikasi. Bandung: Widya Padjajaran.
Mulyana, D. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Paradigma
Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Munadi, Y. (2012). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan
Baru. Jakarta: Gaun Persada.
119
Muzakki, A. (2007). Kontribusi Semiotika dalam Memahami
Bahasa Agama. Malang: UIN Malang Press.
Nay, R. (2006). Mengelola Kemarahan. Jakarta: PT Sun.
Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Bandung: Ghalia Indonesia.
Nurdin, M. (1993). Moral dan Kondisi Islam. Bandung: al-
Fabeta.
Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta:
LKiS.
Peransi, D. (2005). Film/Media/Seni. Jakarta: FFTV-IKJ Press.
Pratista, H. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian
Pustaka.
Rasjidi, M. (1975). Falsafat Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Rohiman, N. (1996). Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Qur'an
dan Al-Hadits. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Seto, I. (2013). Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Shihab, M. Q. (2002). Tafsir al-Misbah Volume VI. Jakarta:
Lentera Hati.
Sobur, A. (2006). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk
Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sobur, A. (2009). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Trianto, T. (2013). Film Sebagai Media Belajar. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
120
U.M.Z.A, A. (2006). Pendidikan Agama Islam. Karanganyar: PT
Pratama Mitra Aksara.
Widjaja. (2008). Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan
Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.
Internet:
https://id.wikipedia.org/wiki/Tausiyah_Cinta (diakses pada 23
Januari 2019).
http://www.zonalima.com/artikel/6155/850-Tiket-Terjual-dalam-
Pemutaran-Perdana-Film-Tausiyah-Cinta/ (diakses pada
28 Desember 2018).
https://celebrity.okezone.com/read/2016/04/08/206/1357714/10-
film-indonesia-terlaris-di-awal-2016 (diakses pada 28
Desember 2018).
https://moeslema.com/1052 (diakses pada 28 Desember 2018).
https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/duniakampus/17/0
5/22/senggang/film/1601/13/o0w8mg336-ini-cerita-di-
balik-pembuatan-film-tausiyah-cinta (diakses pada 28
Desember 2018).
http://umankady.blogspot.com/p/profil.html (diakses pada 23
Januari 2019).
https://www.gomuslim.co.id/read/figur/2017/01/23/2973/ressa-
rere-ryan-qory-mengejar-halal-adalah-film-paket-komplit-
tentang-jodoh-dan-pernikahan.html (diakses pada 30
Januari 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/Irwansyah?veaction=edit§ion=3
(diakses pada 31 Januari 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/Peggy_Melati_Sukma (diakses pada
31 Januari 2019).
LAMPIRAN
Poster Film Tausiyah Cinta
Wawancara
Narasumber : Prof. Dr. Muhadjir
Jabatan : Guru Besar Universitas Indonesia
Waktu : Selasa, 5 Maret 2019.
Tempat : Ciputat, Komplek Dosen UI.
1. Menurut bapak semiotika itu apa sih?
“Kita harus tahu dulu dasar dari semiotika itu apa, nah
jika kita sudah tau dasarnya baru kita bisa memaknai apa
itu semiotika. Jadi dasar dari semiotika itu adalah tanda,
tanda-tanda tersebut dapat berkembang jika memiliki
petanda atau bisa dibilang objek.Contohnya seperti tanda
dalam rambu lalu lintas, tanda dalam berbicara.Biasanya
semiotika itu bertujuan untuk mengetahui makna-makna
yang terkandung dalam sebuah tanda lalu menafsirkan
makna tersebut sehingga diketahui bagaimana
komunikator menkonstruksikan sebuah pesan.”
2. Semiotika Roland Barthes itu kan mempunyai makna
denotasi, konotasi dan mitos. Nah menurut bapak, mitos
semiotika itu seperti apa?
“Kalau mitos itu dikaitkan semiotika, berarti munculnya
mitos itu berdasarkan nilai-nilai sosial dan budaya.Lalu
mitos itu tidak dapat muncul kalau tidak ada penanda dan
tanda yang dibangun sebelumnya.Maksudnya adalah
harus ada yang dikaitkan sebelum mengubah suatu hal
menjadi mitos, seperti itu.”
3. Apakah mitos itu selalu terkait dengan horror?
“Tidak juga, memang masyarakat kita melihat paradigma
tersebut menjadi sebuah kehorroran karena Indonesia
memiliki kepercayaan yang berbeda-beda.Masyarakat
selalu mengkaitkan hal tersebut dengan kejadian-kejadian
mistis. Padahal kalau permasalahannya adalah mitos
yang berada dalam film, itu akan menjadi hal yang
menarik karena mitos itu muncul dari nilai-nilai sosial
dan budaya. Misalnya saya kasih contoh, agama kamu
islam ya berarti mitos kamu bisa diambil dari agamamu
sendiri yaitu Al-Qur‟an.”
4. Lalu, bagaimana pandangan bapak terhadap perfilman
Indonesia saat ini, terutama untuk film religi?
“Perfilman Indonesia saat ini sudah cukup bagus terbukti
kalau film Indonesia suka ditayangkan ke luar negeri.
Tapi jika pertanyaannya adalah untuk film religi.Menurut
saya masih kurang, karena peminatnya yang sedikit dan
penontonnya pasti yang sepaham dengan film
tersebut.Tapi kalau saya lihat-lihat untuk produksi
filmnya sudah cukup bagus kok karena banyak pesan yang
dapat kita ambil jika kita menonton film-film religi.”
5. Apakah perfilman itu menjadi salah satu sarana untuk
kebebasan berekspresi?
“Memang dasarnyakan film itu untuk menunjukkan
ekspresi dari si pembuat film tersebut, saya pernah
bertanya kepada salah satu sutradara film terkenal.Apa
sih yang membuat anda membuat film? Lalu sutradara
tersebut menjawab. Saya membuat film ini karena saya
ingin meluapkan isi pemikiran saya kedalam bentuk
adegan yang dapat ditonton oleh banyak orang dan saya
berharap apa yang ada dipikiran saya dapat berguna
untuk para penonton. Jadi, kesimpulannya adalah bahwa
film itu memang dibuat atas dasar berekspresi, jika kamu
mau bebas berekspresi ya buatlah sebuah video atau
film.Jika kamu tidak bisa membuat video ya buatlah
sebuah novel.Tergantung keahlian kamu dimana.”
Wawancara bersama Prof. Dr. Muhadjir
Foto bersama Prof. Dr. Muhadjir
top related