analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar
Post on 14-Jan-2017
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
ANALISIS PERBANDINGAN METODE PERAMALAN
PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN STANDAR
KESALAHAN PERAMALAN (SKP) PADA PT PERTAMINA
(PERSERO) REGION IV JATENG DAN DIY
Citra Paramita
Dul Muid, S.E., M.Si., Akt
ABSTRACT
Good planning and controlling is needed as one of supporting the
operational activities of the company. Companies planning in all areas, one of
which is the fields of sales, for example by preparing sales budget. Sales budget is
the budget plan in greater detail about the company’s sales during the coming
period, which also contains a plan about the types and quality of products will be
sold, the quantity of products will be sold, the prices of products will be sold, the
selling time and marketing area. Therefore, sales forecasting is indispensable in the
preparation of sales budgets.
There are several methods used in sales forecasting, among others, Free
Trend method, Half Average Trend method, Trend Moment, Least Square Trend
method, and Quadratic Trend method. In this study, the issues to be discussed is
whether the Free Trend method used was in accordance with the condition of the
company, and to determine of most suitable sales budget arrangement method on
fuel product sales of PT Pertamina (Persero) in order to exist in the face of
competition from the similar companies. This research was using primary data in
the form of fuel product sales realization data January to December 2010 in PT
Pertamina (Persero) Region IV Central Java and DIY. Sampling was done by
observation and interview by asking questions directly to authorities. The analytical
method used is Standard Forecasting Error (SKP).
From the analysis and calculations have been done, we can note the results
and conclusions that fuel sales forecasting method is right for the Premium is using
the Quadratic Trend method, while for Pertamax using Least Square Trend method.
In the other hand, the result of SKP on total sales of fuel product, can be determined
that the method of fuel sales forecasting using Least Square Trend method and
Quadratic method is better and effective when compared with the Free Trend
method which has been applied to companies.
Keywords : sales budget, sales forecasting, free trend method, least square trend
method, quadratic trend method, standard forecasting error
2
PENDAHULUAN
PT Pertamina (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di
bidang minyak dan gas bumi (National Oil Company) dipercaya untuk mengemban
tugas dalam mencari sumber minyak dan gas bumi, mengolah dan menyediakan
bahan bakar minyak di Indonesia. Namun meskipun begitu, sesuai dengan ketentuan
dalam Undang-Undang MIGAS baru, sekarang ini PT Pertamina (Persero) tidak lagi
menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri minyak dan gas bumi
dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.
Oleh karena itu PT Pertamina (Persero) harus mampu bersaing dengan para
pesaingnya.
Dalam rangka menghadapi para pesaing dan mempertahankan kelangsungan
perusahaan, maka dibutuhkan manajemen yang baik dalam pelaksanaan seluruh
kegiatan perusahaan, salah satunya adalah di bidang perencanaan dan pengawasan.
Perusahaan menyusun perencanaan di segala bidang, salah satunya adalah bidang
penjualan, misalnya dengan menyusun anggaran penjualan. Anggaran penjualan
mempunyai peran penting untuk membantu pihak manajemen dalam menetapkan
kebijakan manajemen terhadap penjualan dan mengarahkan kegiatan-kegiatan
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh M.
Munandar (2001:49) Anggaran Penjualan (Sales Budget) ialah budget yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode
yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang
yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang
akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualan. Oleh karena itu
peramalan penjualan (forecasting) sangat diperlukan dalam penyusunan anggaran
penjualan.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam peramalan penjualan, antara
lain metode Trend Bebas, Trend Setengah Rata-rata, Trend Moment, Trend Least
Square dan Trend Kuadratik. Efektifitas peramalan penjualan dipengaruhi oleh
metode yang digunakan dan faktor-faktor lain yang ada di luar perusahaan, misal
keadaan ekonomi negara yang dipengaruhi daya beli masyarakat sebagai konsumen.
3
Pemilihan metode harus disesuaikan dengan keadaan perusahaan, antara lain luas
kerja dan banyaknya jenis produk yang dijual. Efektifitas peramalan penjualan dapat
diukur dengan suatu Standar Kesalahan Peramalan (SKP), dimana dari perhitungan
tersebut dapat diketahui berapa tingkat kesalahan dari metode yang telah digunakan.
Semakin kecil tingkat kesalahan peramalan maka metode yang digunakan berarti
efektif atau sesuai dengan kondisi perusahaan dan dapat diterapkan dalam
perusahaan tersebut.
PT Pertamina (Persero) sebagaimana perusahaan lainnya juga menyusun
anggaran penjualan yang salah satu faktor penunjang dalam penyusunannya adalah
dengan dilakukan peramalan penjualan (forecasting). PT Pertamina (Persero)
khususnya bagian BBM Retail membuat perencanaan dan pengendalian di bidang
penjualan, salah satunya adalah membuat peramalan penjualan (forecasting).
Peramalan penjualan ini disusun dengan menggunakan metode Trend Bebas. Metode
Trend Bebas untuk peramalan penjualan ini bersifat sangat subjektif karena
dipengaruhi oleh pendapat atau perasaan orang yang membuat peramalan tersebut.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka pokok
permasalahan yang dihadapi perusahaan yaitu :
1. Menguji apakah metode Trend Bebas yang selama ini digunakan sudah
sesuai dengan kondisi perusahaan.
2. Menentukan Metode penyusunan peramalan penjualan (forecasting) yang
paling tepat sehingga PT Pertamina (Persero) dapat melakukan
perencanaan di bidang penjualan yang baik sehingga mampu tetap eksis
dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan sejenis.
TELAAH PUSTAKA
Penjualan dan Anggaran Penjualan
Penjualan merupakan suatu usaha terpadu untuk mengembangkan rencana-
rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan
pembeli. Penjualan juga merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari
penjualan dapat diperoleh laba. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan yaitu
bisa berasal dari internal perusahaan maupun external perusahaan. Faktor external
4
misalnya kondisi pasar, kelompok pembeli/segmen pasar, daya beli konsumen, serta
keinginan atau kebutuhan konsumen. Sedangkan faktor internal misalnya tingkat
permodalan, kegiatan produksi, kegiatan promosi/pemasaran, kegiatan penjualan
serta pembukuan administrasi penjualan itu sendiri.
Besarnya pengaruh masing-masing kegiatan di dalam perusahaan terhadap
pelaksanaan kegiatan lainnya menyebabkan manajemen perusahaan berupaya
sebaik-baiknya dalam melaksanakan seluruh kegiatan perusahaan. Untuk itu
diperlukan suatu kegiatan perencanaan yang baik di dalam perusahaan salah satunya
adalah dengan melakukan penyusunan anggaran.
Anggaran (budget) merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis,
yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang (M.
Munandar, 2001:1).
Anggaran penjualan (sales budget) merupakan budget yang merencanakan
secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan
datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan
dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual,
waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualannya (M. Munandar, 2001:49).
Anggaran penjualan dapat berfungsi dengan baik apabila taksiran-taksiran
yang dibuat cukup akurat, sehingga penjualan yang dianggarkan tidak jauh berbeda
dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat,
banyak faktor yang perlu dipertimbangkan misalnya data-data penjualan perusahaan
tahun-tahun sebelumnya (baik meliputi kualitas maupun kuantitas), kebijaksanaan
perusahaan yang berhubungan dengan bidang penjualan, informasi dan pengalaman,
serta keakuratan penyusunan peramalan penjualan (forecast). Dan peramalan
penjualan (forecast) inilah yang merupakan faktor paling berpengaruh dalam
penyusunan anggaran penjualan.
Kegunaan Peramalan
Kegunaan adanya peramalan adalah sebagai berikut:
1. Dalam perencanaan kita memerlukan peramalan.
5
Bila kita merencanakan sesuatu, dan mempersiapkan sesuatu untuk masa
yang akan datang, maka kita perlu meramalkan apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang.
2. Peramalan yang akurat akan menghemat biaya dan dengan demikian
menambah daya saing perusahaan.
Peramalan yang tidak akurat menyebabkan biaya yang tinggi.
Sebagai contoh dalam produksi misalnya, peramalan yang terlalu tinggi
mengakibatkan stock yang disiapkan terlalu besar sehingga biaya
penyimpannya besar. Sebaliknya bila peramalan terlalu rendah, dapat
terjadi kekurangan stock sehingga hilang kesempatan untuk memperoleh
keuntungan/laba. Maka walaupun kita menyadari bahwa peramalan kita
mempunyai nilai kesalahan, tetapi seharusnya kita tetap berusaha agar
peramalan kita seakurat mungkin.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama peramalan
adalah menghasilkan prediksi yang akurat. Peramalan yang terlalu rendah
mengakibatkan kekurangan persediaan, back order, kehilangan penjualan,
dan kehilangan pelanggan. Peramalan yang terlalu tinggi menghasilkan
biaya persediaan yang tinggi pula.
Prinsip-prinsip Peramalan
1. Peramalan melibatkan kesalahan (error). Peramalan hanya mengurangi
ketidakpastian tetapi kita tidak dapat menghilangkannya. Pemakai hasil
ramalan harus waspada akan hal ini sehingga siap untuk menghadapi
adanya kesalahan peramalan.
2. Peramalan sebaiknya memakai tolok ukur kesalahan peramalan. Adanya
kesalahan dalam peramalan maka pemakai harus tahu, besar kesalahan
tersebut.
3. Peramalan secara tim akan lebih akurat daripada peramalan produk individu
(item). Jika satu tim diramalkan sebagai satu kesatuan, presentase kesalahan
cenderung lebih kecil dari pada presentase kesalahan peramalan produk-
produk individu.
6
4. Peramalan jangka pendek lebih akurat daripada peramalan jangka panjang.
Dalam waktu jangka pendek, kondisi yang mempengaruhi permintaan
cenderung tetap/berubah lamban, sehingga peramalan jangka pendek
cenderung lebih akurat.
Jenis-jenis Metode Peramalan
Metode peramalan penjualan (forecasting) menurut sifatnya dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :
1. Bersifat Kualitatif (Non Statistical Method atau Opinion Method)
Merupakan cara peramalan atau forecasting yang didasarkan pada
data masa lampau, data saat ini, target yang ingin dicapai, berdasarkan
intuisi dan pengalaman serta pendapat seseorang misalnya :
- Pendapat pimpinan bagian penjualan
- Pendapat para petugas/staf penjualan
- Pendapat lembaga-lembaga penyalur
- Pendapat para ahli
- Pendapat para konsumen
2. Bersifat Kuantitatif (Statistical Method)
Merupakan cara peramalan (forecasting) yang menitik-beratkan pada
perhitungan-perhitungan angka dengan menggunakan berbagai metode
statistika. Dengan menggunakan cara peramalan (forecasting) secara
kuantitatif semacam ini diharapkan dapat sejauh mungkin menghilangkan
unsur-unsur subjektif atau pendapat pribadi, sehingga hasil taksirannya
lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, serta dapat lebih berguna
sebagai dasar pengambilan keputusan-keputusan perusahaan.
Adapun beberapa cara peramalan (forecasting) yang bersifat
kuantitatif ini, antara lain :
a) Metode Trend Bebas
Trend ini menentukan bahwa garis patah-patah yang dibentuk oleh
data historis, diganti atau diubah menjadi garis lurus dengan cara
7
bebas berdasarkan pada perasaan atau pendapat dari orang yang
bersangkutan. Garis lurus itu dibuat sedemikian rupa sehingga
dirasakan cukup mewakili titik-titik data historis yang tersebar secara
tidak teratur tersebut.
b) Metode Trend Setengah Rata-rata
Trend ini sudah menggunakan perhitungan-perhitungan, sehingga
unsur-unsur subyektifitas sudah dihilangkan. Rumus yang digunakan
dalam trend ini adalah :
Keterangan :
Y’ : Nilai trend
a : Rata-rata kelompok
n : Jumlah tahun dalam satuan waktu
X : Periode
c) Metode Trend Moment
Metode ini sama dengan metode setengah rata-rata, yang juga
menggunakan cara-cara perhitungan statistik dan matematik tertentu
untuk mengetahui fungsi garis lurus.
Rumus yang digunakan:
Keterangan :
Y’ : Nilai trend
Y : Data historis
X : Parameter pengganti waktu
8
a : Nilai trend periode dasar
b : Pertambahan trend
n : Jangka waktu dari periode dasar
d) Metode Trend Least Square
Metode ini merupakan penyederhanaan dari metode trend moment,
sehingga akan mempermudah dalam perhitungannya.
Persamaan yang digunakan yaitu:
Keterangan:
Y : Data historis
X : Parameter pengganti waktu
a : Nilai trend periode dasar
b : Pertambahan trend
n : Jumlah data
e) Metode Kuadratik
Rumus yang digunakan dalam metode kuadratik ini adalah :
Dalam metode ini digunakan persamaan:
9
Keterangan:
Y’ : Nilai trend
Y : Data historis
X : Parameter pengganti waktu
a : Nilai trend periode dasar
b,c : Pertambahan nilai trend
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data data primer berupa data penjualan bahan
bakar minyak (produk premium dan pertamax) selama tahun 2010 yaitu Januari
2010 sampai dengan Desember 2010 serta data penjualan Januari 2011 sampai
dengan Juli 2011. Data primer ini merupakan data yang diperoleh secara langsung
dari pihak perusahaan yaitu PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY
khususnya bagian BBM Retail
Populasi dan Sampel
Laporan yang akan dianalisa berupa Laporan penjualan BBM Region IV
Jateng & DIY selama satu tahun, dari Januari 2010 sampai dengan Desember 2010
dan Laporan Penjualan BBM dari Januari 2011 sampai dengan Juli 2011. Sedangkan
analisa yang akan dilakukan mengambil sample dua jenis BBM yaitu Premium dan
Pertamax. Hal ini dikarenakan kedua jenis BBM ini diharapkan sudah mampu
mewakili unit bisnis BBM secara keseluruhan karena sudah mewakili BBM Subsidi
dan BBM Non Subsidi.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah
dengan menggunakan metode observasi, yaitu melihat secara langsung keadaan dan
situasi yang sebenarnya terjadi pada PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan
DIY khususnya bagian BBM Retail.
10
Selain menggunakan metode observasi, dilakukan juga metode wawancara
dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada autoritas atau pekerja yang
berkompeten dalam bidang yang terkait dengan penelitian ini.
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan tiga macam metode peramalan penjualan
(forecasting) yang bersifat kuantitatif. Peramalan penjualan ini menitikberatkan pada
perhitungan-perhitungan angka statistik dengan menggunakan metode sebagai
berikut :
1. Metode Trend Bebas
Perhitungan peramalan penjualan (forecasting) untuk produk bahan bakar
minyak PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY dengan
menggunakan metode trend bebas, berdasarkan ketentuan dari perusahaan
sendiri yaitu bagian BBM Retail. Pedoman perhitungan peramalan
penjualan berdasarkan penjualan bulan sebelumnya dikalikan dengan
prosentase price change (perubahan harga) sebesar 10% dan sales factor
(program-program yang mempengaruhi penjualan) sebesar 8% dengan
alokasi sebagai berikut:
a) Promosi 3%
b) Perubahan margin SPBU (Insentive Penjualan) 2,5%
c) Kondisi masyarakat dan lingkungan 2%
d) Kenaikan harga minyak mentah 0,5%
Dari ketentuan tersebut maka dapat dilakukan perhitungan peramalan
penjualan (forecasting), dengan persamaan sebagai berikut :
*) Peramalan Penjualan (forecasting) dalam Kilo Liter
Januari Tahun 2011 = Penjualan Desember 2010 + {Penjualan
Desember 2010 x (price change 10% +
sales factor 8%)}
= Penjualan Desember 2010 x 118%
11
2. Metode Trend Least Square
Metode ini merupakan penyederhanaan dari metode trend moment,
sehingga akan mempermudah dalam perhitungannya.
Persamaan yang digunakan yaitu:
Keterangan:
Y : Data historis
X : Parameter pengganti waktu
a : Nilai trend periode dasar
b : Pertambahan trend
n : Jumlah data
3. Metode Kuadratik
Rumus yang digunakan dalam metode kuadratik ini adalah :
Dalam metode ini digunakan persamaan:
( ) ∑ ∑
( ) ∑ ∑
( ) ∑ ∑ ∑
Keterangan:
Y’ : Nilai trend
Y : Data historis
X : Parameter pengganti waktu
a : Nilai trend periode dasar
b,c : Pertambahan nilai trend
12
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga akan menggunakan Standar
Kesalahan Peramalan (SKP) sebagai analisa data untuk membandingkan hasil
peramalan penjualan (forecasting) pada PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng
dan DIY. Dari Standar Kesalahan Peramalan (SKP) ini maka dapat ditentukan
metode peramalan penjualan yang lebih efektif dan tepat. Besarnya Standar
Kesalahan Peramalan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
√*( ) +
Keterangan:
SKP : Standar Kesalahan Peramalan
X : Realisasi penjualan
Y : Peramalan penjualan
N : Banyaknya data
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian mengenai peramalan penjualan (forecasting) bagi
perusahaan telah dilakukan. Diantara penelitian tersebut yang juga digunakan
sebagai bahan referensi dalam penelitian ini yaitu :
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dianna Anggraini (2004) dengan
judul “Analisis Perbandingan Metode Anggaran Penjualan Spare Parts
Dengan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) Pada PT New Ratna Motor
Semarang”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas anggaran
penjualan spare parts yang disusun perusahaan terhadap realisasi penjualan
yang telah dicapai pada periode yang dianggarkan, serta menentukan
metode peramalan penjualan dan penyusunan anggaran yang lebih efektif.
Data yang digunakan adalah data primer berupa laporan penjualan satu
jenis spare parts yaitu oil filter untuk mobil Kijang Bensin Type 7K dan
Kijang Diesel selama lima tahun dari tahun 1998 sampai dengan 2003. Data
diolah dan dianalisis menggunakan metode trend least square dan metode
13
trend kuadratik. Bila dibandingkan antara peramalan dan realisasi penjualan
spare parts maka perhitungan anggaran penjualan dengan SKP bagi
penerapan metode trend least square menunjukkan selisih yang kecil bila
dibandingkan dengan metode trend kuadratik. Oleh karena itu metode yang
lebih efektif untuk diterapkan bagi PT New Ratna Motor adalah metode
Trend Least Square.
Kaitan dengan penelitian yang dilakukan sekarang ini yaitu
dalam hal referensi tinjauan pustaka serta metode yang
digunakan untuk analisis data.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Evi Mundiastuti (2011) dengan
judul “Evaluasi Perbandingan Peramalan Penjualan Pelumas Dengan
Menggunakan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) Pada PT Pertamina
(Persero) Sales Region IV Pelumas Jateng & DIY”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas anggaran
penjualan pelumas yang disusun perusahaan terhadap realisasi penjualan
yang telah dicapai pada periode yang dianggarkan. Data yang digunakan
adalah data primer berupa laporan penjualan tiga jenis pelumas yaitu
Enduro 4T ukuran 1 Liter, Prima XP ukuran 1 Liter, dan Mesran Super
ukuran 1 Liter. Data tersebut merupakan data penjualan selama lima tahun
dari tahun 2006 sampai dengan 2010. Data diolah dan dianalisis
menggunakan metode trend least square dan metode trend kuadratik. Bila
dibandingkan antara peramalan dan realisasi penjualan pelumas maka
perhitungan anggaran penjualan yang lebih baik untuk Prima XP dan
Enduro 4T adalah menggunakan metode trend kuadratik, sedangkan untuk
Mesran Super adalah menggunakan metode trend least square. Hal ini
dikarenakan tingkat kesalahan lebih kecil dan mendekati realisasi penjualan
pelumas.
Kaitan dengan penelitian yang dilakukan sekarang ini yaitu
dalam hal metode yang digunakan untuk analisis data.
14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyusunan Peramalan Penjualan (Forecasting) BBM Pada PT Pertamina
(Persero) Pemasaran BBM Retail Region IV
Peramalan penjualan (forecasting) untuk produk bahan bakar minyak
(BBM) disusun oleh unit bisnis BBM Retail di bawah struktur organisasi bagian Ast.
Statistik & Comp Intellegence. Penyusunan forecasting ini dibuat setiap bulan untuk
merencanakan penyediaan BBM dan merencanakan target jual di bulan berikutnya.
Peramalan penjualan (forecasting) yang dibuat oleh Unit Pemasaran BBM Retail
hanya meliputi kuantiti saja.
Peramalan Penjualan (forecasting) dibuat oleh tiap-tiap Unit Pemasaran
BBM Retail, kemudian dikonsolidasikan di tingkat Pusat untuk merencanakan
kebutuhan BBM secara Nasional selama bulan tersebut. Dari peramalan penjualan
(forecasting) yang disusun tiap Unit Pemasaran tersebut, maka akan dapat
diperkirakan pemenuhan kebutuhan BBM tersebut, misalnya untuk memperkirakan
berapa jumlah minyak yang dapat dihasilkan oleh Unit Pengolahan, berapa yang
harus di Import, dan berapa jumlah minyak yang dapat di Export, dll. Selain itu,
hasil peramalan penjualan (forecasting) juga akan digunakan sebagai salah satu
dasar penyusunan Anggaran Penjualan (Sales Budget) di tingkat Pusat. Anggaran
Penjualan adalah anggaran yang menggambarkan jumlah revenue yang akan
diterima sebagai akibat dilakukannya penjualan pada periode yang akan datang,
yang didalamnya meliputi data jenis produk yang akan dijual, volume produk yang
akan dijual, harga pokok persatuan dan wilayah pemasaran, dimana Anggaran
Penjualan ini disajikan dalam satuan moneter selama periode waktu tertentu.
Data Penjualan Untuk Penyusunan Peramalan Penjualan (Forecasting)
Berikut ini adalah data realisasi penjualan BBM di PT Pertamina (Persero)
Region IV Jateng dan DIY selama tahun 2010 :
15
Tabel 1
Total Penjualan BBM pada PT Pertamina (Persero)
Pemasaran BBM Retail Region IV Tahun 2010
Gambar 1
Grafik Total Penjualan BBM pada PT Pertamina (Persero)
Pemasaran BBM Retail Region IV Tahun 2010 (dalam Kiloliter)
16
Gambar 2
Grafik Total Penjualan BBM pada PT Pertamina (Persero)
Pemasaran BBM Retail Region IV Tahun 2010
(dalam ribuan Rupiah)
Pada grafik di atas terlihat bahwa selama bulan Januari sampai dengan
Desember 2010, penjualan bahan bakar minyak (BBM) di PT Pertamina (Persero)
Pemasaran BBM Retail Region IV dari bulan ke bulan mengalami kenaikan dan
penurunan (berfluktuasi tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi).
Sesuai dengan sampel jenis produk BBM yang diambil dalam penelitian ini
yaitu Premium dan Pertamax, berikut ini akan disajikan realisasi total penjualan
BBM Premium dan Pertamax untuk bulan Januari sampai dengan Desember tahun
2010 :
17
Tabel 2
Total Penjualan Premium dan Pertamax pada
PT Pertamina (Persero) Pms BBM Retail Region IV Tahun 2010
Sedangkan data realisasi penjualan BBM jenis Premium dan Pertamax selama bulan
Januari sampai dengan Juli 2011 :
Tabel 3
Total Penjualan Premium dan Pertamax pada
PT Pertamina (Persero) Pms BBM Retail Region IV
Januari – Juli 2011
18
Perhitungan Peramalan Penjualan (Forecasting)
Dari perhitungan dengan menggunakan metode trend bebas, trend least
square, dan trend kuadratik, maka dapat disusun tabel ringkasan peramalan
penjualan (forecasting) BBM pada bulan Januari 2011 untuk jenis Premium dan
Pertamax, sebagai berikut:
Tabel 4
Ringkasan Peramalan Penjualan (Forecasting)
BBM Jenis Premium dan Pertamax Januari 2011
Sedangkan hasil dari perhitungan peramalan penjualan (forecasting) BBM jenis
Premium dan Pertamax per bulan selama tahun 2011, secara keseluruhan dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 5
Peramalan Penjualan BBM jenis Premium dan Pertamax
Januari – Desember 2011 (Dalam Kiloliter)
19
Perhitungan Standar Kesalahan Peramalan Penjualan (Forecasting)
Standar Kesalahan Peramalan (SKP) merupakan salah satu cara untuk
membandingkan hasil peramalan penjualan (forecasting) BBM pada PT Pertamina
(Persero) Pemasaran BBM Retail Region IV Jateng dan DIY. Dengan Standar
Kesalahan Peramalan (SKP) ini maka dapat ditentukan metode peramalan penjualan
yang lebih efektif dan tepat.
Ringkasan perhitungan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) untuk penjualan
BBM jenis Premium dan Pertamax dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 6
Ringkasan Perhitungan SKP Penjualan BBM
Premium dan Pertamax Th. 2010
Tabel 7
Ringkasan Perhitungan SKP Penjualan BBM
Premium dan Pertamax Th. 2011
Selain hasil perhitungan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) di atas, berikut
ini juga akan disajikan grafik perbandingan Peramalan Penjualan (forecasting) BBM
jenis Premium dan Pertamax selama bulan Januari sampai dengan Juli 2011
dibandingkan dengan Realisasi Penjualannya.
20
Gambar 3
Grafik Peramalan Penjualan & Realisasi Penjualan
BBM Jenis Premium Bulan Januari - Juli 2011
Gambar 4
Grafik Peramalan Penjualan & Realisasi Penjualan
BBM Jenis Premium Bulan Januari - Juli 2011
Berdasarkan Tabel 6, Tabel 7, Gambar 3, dan Gambar 4 di atas, maka dapat
diketahui bahwa metode peramalan yang efektif digunakan untuk perhitungan
21
peramalan penjualan (forecasting) BBM jenis Premium adalah metode trend
kuadratik, sedangkan untuk BBM jenis Pertamax adalah metode trend least square.
Selain dari hasil perhitungan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) tersebut,
penetapan metode trend kuadratik untuk peramalan penjualan (forecasting) BBM
jenis Premium juga berhubungan dengan pola konsumsi masyarakat (customer)
terhadap Premium itu sendiri. Selama ini pola konsumsi masyarakat mengalami
kenaikan dan penurunan yang lebih signifikan tergantung dari kebutuhan masyarakat
serta kondisi masyarakat dan lingkungan itu sendiri, serta realisasi penjualannya
cenderung mengarah kepada garis non linear sehingga metode trend kuadratik
memang lebih sesuai dan efektif untuk digunakan. Begitu juga dengan penetapan
metode trend least square untuk peramalan penjualan (forecasting) BBM jenis
Pertamax juga berhubungan dengan pola konsumsi masyarakat (customer) terhadap
Pertamax itu sendiri. Selama ini pola konsumsi customer terhadap Pertamax
cenderung lebih stabil atau mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak terlalu
signifikan, sehingga metode trend least square yang lebih sesuai dan efektif untuk
digunakan dalam peramalan penjualan (forecasting) BBM jenis Pertamax.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY, peramalan penjualan
(forecasting) untuk produk bahan bakar minyak (BBM) disusun oleh unit
bisnis BBM Retail di bawah struktur organisasi bagian Ast. Statistik & Comp
Intellegence. Penyusunan forecasting ini disusun dalam satuan kuantiti
(Kiloliter) dan dibuat setiap bulan untuk merencanakan penyediaan BBM dan
merencanakan target jual di bulan berikutnya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan peramalan penjualan
(forecasting) oleh perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: faktor
internal (penjualan periode yang lalu dan kebijakan perusahaan) dan faktor
eksternal (kenaikan harga minyak mentah, persaingan pasar, serta kondisi
masyarakat dan lingkungan. Saat ini perhitungan peramalan penjualan
(forecasting) BBM pada PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY
22
menggunakan metode trend bebas berdasarkan besarnya price change
(perubahan harga) yang ditetapkan perusahaan sebesar 10% dari penjualan
periode yang lalu dan sales factor (program-program yang mempengaruhi
penjualan) sebesar 8%.
3. Perhitungan peramalan penjualan (forecasting) BBM dengan menggunakan
metode trend bebas bulan Januari 2011 untuk Premium adalah sebesar
291,913.12 Kiloliter dan Pertamax sebesar 6,343.68 Kiloliter. Sedangkan hasil
perhitungan SKP (Standar Kesalahan Peramalan) pada data tahun 2010 dengan
metode trend bebas untuk Premium sebesar 50,173 dan Pertamax sebesar
1,434. Dari nilai SKP dengan metode trend bebas tersebut maka dapat dilihat
bahwa antara realisasi penjualan BBM dengan peramalan penjualan
(forecasting) terdapat selisih yang sangat besar.
4. Perhitungan peramalan penjualan (forecasting) BBM dengan menggunakan
metode trend least square bulan Januari 2011 untuk Premium adalah sebesar
264,023.28 Kiloliter dan Pertamax sebesar 5,618.62 Kiloliter. Sedangkan hasil
perhitungan SKP (Standar Kesalahan Peramalan) pada data tahun 2010 dengan
metode trend least square untuk Premium sebesar 14,247 dan Pertamax
sebesar 883. Dari nilai SKP dengan metode trend least square maka dapat
dilihat bahwa antara realisasi penjualan BBM dengan peramalan penjualan
(forecasting) terdapat selisih yang lebih kecil dibanding dengan penggunaan
metode trend bebas.
5. Perhitungan peramalan penjualan (forecasting) BBM dengan menggunakan
metode trend kuadratik bulan Januari 2011 untuk Premium adalah sebesar
255,254.30 Kiloliter dan Pertamax sebesar 7,230.45 Kiloliter. Sedangkan hasil
perhitungan SKP (Standar Kesalahan Peramalan) pada data tahun 2010 dengan
metode trend kuadratik untuk Premium sebesar 13,108 dan Pertamax sebesar
2,329. Dari nilai SKP dengan metode trend kuadratik maka dapat dilihat
bahwa antara realisasi penjualan BBM dengan peramalan penjualan
(forecasting) untuk jenis BBM Premium terdapat selisih yang paling kecil jika
dibanding dengan metode trend bebas dan trend least square, sedangkan untuk
jenis BBM Pertamax terdapat selisih yang lebih kecil pula jika dibanding
23
dengan penggunaan metode trend bebas tetapi selisih tersebut masih lebih
besar jika dibanding dengan metode trend least square.
6. Peramalan penjualan untuk bulan Januari sampai dengan Juli 2011 apabila
dibandingkan dengan realisasi penjualannya, maka hasil perhitungan SKP
(Standar Kesalahan Peramalan) adalah sama dengan hasil dari perhitungan
SKP pada data tahun 2010 yaitu :
- hasil perhitungan SKP dengan metode trend bebas untuk produk Premium
adalah sebesar 43,533 sedangkan Pertamax sebesar 1,477. Hal ini berarti
antara realisasi penjualan BBM dengan peramalan penjualan (forecasting)
terdapat selisih yang sangat besar.
- hasil perhitungan SKP dengan metode trend least square untuk produk
Premium adalah sebesar 24,941 sedangkan Pertamax sebesar 947. Dari
nilai SKP dengan metode trend least square tersebut maka dapat dilihat
bahwa antara realisasi penjualan BBM dengan peramalan penjualan
(forecasting) terdapat selisih yang lebih kecil dibanding dengan
penggunaan metode trend bebas.
- hasil perhitungan SKP dengan metode trend kuadratik untuk produk
Premium adalah sebesar 19,254 sedangkan Pertamax sebesar 1,717. Dari
nilai SKP dengan metode trend kuadratik maka dapat dilihat bahwa antara
realisasi penjualan BBM dengan peramalan penjualan (forecasting) untuk
jenis BBM Premium terdapat selisih yang paling kecil jika dibanding
dengan metode trend bebas dan trend least square, sedangkan untuk jenis
BBM Pertamax terdapat selisih yang lebih kecil pula jika dibanding
dengan penggunaan metode trend bebas tetapi selisih tersebut masih lebih
besar jika dibanding dengan metode trend least square.
7. Dari hasil perhitungan SKP total penjualan BBM pada data tahun 2010
maupun 2011, maka dapat ditentukan bahwa metode peramalan penjualan
(forecasting) BBM menggunakan metode trend least square dan trend
kuadratik adalah lebih baik dan efektif jika dibanding dengan metode trend
bebas yang diterapkan perusahaan selama ini.
24
KETERBATASAN DAN SARAN
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu :
- Penelitian menggunakan Data Primer yang hanya meliputi dua jenis BBM
diantara begitu banyak jenis BBM subsidi dan non subsidi di PT
Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY.
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini, yaitu :
- PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY hendaknya
mempertimbangkan penggunaan Metode Peramalan Penjualan yang lebih
efektif dari Metode Trend Bebas yang telah diterapkan perusahaan selama
ini (misal Metode Trend Least Square untuk peramalan penjualan produk
BBM Pertamax dan Metode Trend Kuadratik untuk peramalan penjualan
produk BBM Premium). Hal ini dikarenakan tingkat kesalahan lebih kecil
dan mendekati realisasi penjualan BBM tersebut.
- Hendaknya dilakukan penelitian kembali dengan konsep penelitian yang
sama untuk meneliti konsistensi dari penelitian ini.
- Dalam penelitian ini masih menggunakan data dan sample produk yang
terbatas, sehingga untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat
menggunakan data yang lebih lengkap dan sample produk yang lebih
beragam sehingga dapat mewakili efektifitas metode peramalan penjualan
yang akan diterapkan untuk keseluruhan jenis produk BBM di PT
Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY pada umumnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Munandar. M, 2001. Budgeting. Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,
Pengawasan Kerja, BPFE, Yogyakarta
Nafarin. M, 2001. Penganggaran Perusahaan, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta
Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen : Konsep Manfaat, Rekayasa, Edisi
Ketiga, Salemba Empat, Jakarta
Dajan, Anto, 1991. Pengantar Metode Statistik Jilid I, Pustaka LP3ES Indonesia,
Anggota IKAPI, Jakarta
Indrianto, Nur & Supomo, Bambang, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Edisi I, BPFE, Yogyakarta
Keraf, Gorys, 1984. Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Nusa
Indah, Ende Flores
Kartono, Kartini Dr, 1996. Pengantar Metodologi Riset, Mandar Maju, Bandung
PT Pertamina (Persero), 2011. Company Profile, Jakarta
Anggraini, Diana, 2004. Analisis Perbandingan Metode Anggaran Penjualan
Spare Parts Dengan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) Pada PT New
Ratna Motor Semarang, Semarang
Mundiastuti, Evi, 2011. Evaluasi Perbandingan Peramalan Penjualan Pelumas
Dengan Menggunakan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) Pada PT
Pertamina (Persero) Sales Region IV Pelumas Jateng & DIY, Semarang
top related